Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

46
Wisata Budaya dan Spiritual Rabu, 15 Februari 2012 IDENTIFIKASI ASPEK DAN ELEMEN BUDAYA PADA MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus : Surabaya) Oleh: Kelompok 1/ P2 : Bhintary Fauzya Putri (J3B110014) Helvira Kurniati (J3B110045) Afrodita Indayana (J3B110049) Beni Nuryanto (J3B210074) Dosen: Ir. Dr. Ricky Avenzora, M.Scf Ir. Tutut Sunarminto, M.Si Rini Untari,S. Hut, M.si

Transcript of Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Page 1: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Wisata Budaya dan Spiritual Rabu, 15 Februari 2012

IDENTIFIKASI ASPEK DAN ELEMEN BUDAYA PADA MASYARAKAT PERKOTAAN

(Studi Kasus : Surabaya)

Oleh:

Kelompok 1/ P2 :

Bhintary Fauzya Putri (J3B110014)Helvira Kurniati (J3B110045)Afrodita Indayana (J3B110049)Beni Nuryanto (J3B210074)

Dosen:

Ir. Dr. Ricky Avenzora, M.ScfIr. Tutut Sunarminto, M.Si

Rini Untari,S. Hut, M.si

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATAPROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

Page 2: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta dan rasa, Kebudayaan dimiliki

oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbeda-

beda. Meskipun terkadang ada kesamaan seperti halnya rumpun dan ras. Di

Indonesia antara kebudayaan dan budaya dibedakan berdasarkan pengertiannya.

Budaya ialah sesuatu hal yang semiotik, tidak kentara atau bersifat laten artinya

keseluruhan hal yang alamiah. Sedangkan kebudayaan ialah seluruh cara hidup

manusia untuk mempertahankan hidupnya artinya, keseluruhan hal yang bukan

alamiah yaitu hasil ciptaan manusia. Kebudayaan juga dapat dijelaskan adalah

sebuah jaringan makna yang dianyam manusia tersebut dalam hidup, dan mereka

bergantung pada jaringan-jaringan makna tersebut.

Perkotaan merupakan pusat peradaban manusia yang berkembang secara

dinamis dan tumbuh sebagai konsentrasi penduduk, prasarana dan sarana, kegiatan

sosial dan ekonomi, serta inovasi. Secara alami perkotaan tumbuh dengan kecepatan

yang jauh meninggalkan wilayah sekitarnya, menyisakan persoalan disparitas tingkat

perkembangan wilayah. Perkembangan kawasan perkotaan yang sedemikian cepat

tidak dibarengi oleh peningkatan kapasitas pemangku kepentingan untuk

mempertahankan kualitas lingkungan kehidupan perkotaan.

Surabaya merupakan daerah yang memiliki ragam kebudayaan di dalammnya.

Pada masyarakat perkotaan di Surabaya sering kali budaya-budaya tradisional yang

ada sering di tiadakan atau juga sudah tidak ada lagi, maka dari itu pentingnya

mengetahuisuatu budaya dalam masyrakat perkotaan dengan melalui mengetahui

aspek dan juga elemen masyarakat perkotaan.

B. Tujuan

Praktikum identifikasi aspek dan elemen budaya pada masyarakat perkotaan

memiliki tujuan yaitu mampu mengenali, mengetahui dan memahami serta mampu

mengidentifikasi aspek dan elemen budaya pada masyarakat perkotaan serta mahir

dalam mengidentifikasi mengenai kehidupan berbudaya.

1

Page 3: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi

Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama

dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola.

Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan sugesti yang

pengaruhnya sangat kuat (Alamsyah, 2009).

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau

sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-

komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan

kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui

masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen,

barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu

pengenal (Harjoso, 2010).

B. Budaya

Kata budaya dan kebudayaan pada dasarnya memiliki makna yang sama yakni

symbol-simbol yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan beradaptasi

dengan lingkungan. Budaya adalah suatu hasil pikiran, rasa maupun tindakan

budidaya baik itu dari tingkat individu, kelompok dan keluarga (Ratna Suranti,

2006). Menurut Soemardjan dan Soemardji, kebudayaan adalah hasil karya , cipta,

rasa dan karya masyarakat, dimana:

1. Karya adalah sesuatu yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan

keberadaan yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya.

2. Cipta adalah kemampuan mental, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup

bermasyarakat.

3. Rasa adalah meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai

sosial yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti luas

2

Page 4: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

C. Aspek dan Elemen Budaya

Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud kebudayaan

dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas dan artefak. Wujud kebudayaan tersebut

sebagai berikut.

1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak

(tidak dapat diraba atau disentuh). Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-

kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut

menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan

ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga

masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu

yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan

sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,

perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau

hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di

antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara

wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.

Sebagai contoh, wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada

tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

D. Masyarakat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa

identitas bersama (Koentjaraningrat, 2010). Peter L. Berger mengatakan masyarakat

3

Page 5: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.

Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-

bagian yang membentuk suatu kesatuan. Sedangkan Marx mengatakan bahwa

masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi

maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni

teknik dan karya. Harold J. Laski berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu

kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya

keinginan.

E. Masyarakat Perkotaan

Teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota dibagi menjadi lima,

yaitu netral afektif, orientasi diri, universalisme, prestasi dan heterogenitas. Ciri

masing-masing tipe sebagai berikut.

1. Netral Afektif, Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih

mementingkan Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan

konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan

hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada

umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe

masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.

2. Orientasi Diri, Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat

mempertahankan dirinya sendiri. Pada umumnya di kota tetangga itu bukan

orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu

setiap orang di kota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain,

mereka cenderung untuk individualistik.

3. Universalisme, Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum. Oleh

karena itu, pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk

Universalisme.

4. Prestasi, Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu

diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.

5. Heterogenitas, Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya

terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

4

Page 6: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi

Praktikum identifikasi aspek dan elemen budaya pada masyarakat perkotaan

dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Februari 2012 pukul 10.30 – 13.50 WIB. Bertempat

di Kampus Diploma IPB, ruang CB K03. Praktikum ini dilakukan dengan durasi

waktu 1x200 menit.

B. Alat dan Bahan

Kegiatan praktikum yang dilakukan dengan mencari studi literatur melalui

buku atau media internet. Alat yang digunakan untuk membantu kelancaran dan

kemudahan praktikum memiliki fungsi masing-masing sebagai berikut (Tabel 1).

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakanNo. Alat-alat Fungsi1. Alat Tulis Mencatat objek pengamatan2. Tallysheet Mempermudah dalam pencatatan hasil3. Note book Membuat dan menyusun laporan4. Buku/internet Sumber Informasi5. Printer Mencetak hasil laporan

C. Tahapan kerja

Mahasiswa akan bekerja dalam kelompok yang telah ditentukan. Masing-

masing kelompok akan dibagi dalam lokasi yang berbeda untuk mengidentifikasi

aspek dan elemen budaya pada kawasan perkotaan yang diamati. Tahapan kerja yang

dilakukan yaitu sebagai berikut.

1. Membagi lokasi yang akan menjadi sasaran kajian per kelompok praktikum

yaitu di Surabaya

2. Melakukan studi literatur terkait dengan aspek dan elemen budaya pada

masyarakat perkotaan tersebut.

3. Mengidentifikasi aspek dan elemen budaya untuk setiap masing-masing

kelompok praktikum sesuai lokasi yang telah ditentukan.

5

Page 7: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

4. Menginventarisasikan beberapa aspek dan elemen budaya pada lokasi tersebut

seperti pada Tabel 2.

5. Mendiskusikan materi pada tulisan secara kelompok dan mendeskripsikan

6. Membagi materi tulisan menjadi sub-bab yang kemudian dibahas secara

perorangan setiap anggota kelompok.

7. Membuat laporan hasil praktik dan memaparkan ke dalam kelas

6

Page 8: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Identifikasi aspek dan elemen budaya dimasukan ke dalam tallysheet dan

dideskripsikan masing-masing obyek yang ditentukan. Aspek dari elemen budaya

akan diidentifikasi dan diberikan deskripsi singkat mengenai aspek dan elemen

tersebut.

Tabel 2. Inventarisasi Aspek dan Elemen Budaya di Masyarakat Perkotaan

No. Aspek dan Elemen BudayaJenis Kebudayaan

DeskripsiMaterial Immaterial

1. Aspek Budaya:

a. Ide/ gagasan √

Ada banyak hal ide atau gagasan yang berkaitan dengan social budaya perkotaan di kota Surabaya ini, sebagian besar berupa sejarah. Pertama mengenai ide dan gagasan dinamakannya Kota Surabaya yang berarti Sura yaitu ikan hiu dan Baya yaitu Buaya yang mempunyai filosofi akan simbol kekuatan darat dan laut

b. Aktivitas manusia √

Surabaya sebagai kota metropolitan menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnyasektor pariwisata memiliki objek wisata alam Kebun Binatang Wonokromo dan Pantai KenjeranSektor industri pengolahan mencakup industri besar dan sedang. Kawasan yang menjadi sentra industri besar untuk wilayah Surabaya .

c. Benda-benda hasil karya manusia

Gedung Pusat Souvenir khas di Jawa Timur menyediakan berbagai kerajinan tangan seperti pernik kaca, kerajinan kayu, batik dan lainnya.

2. Elemen Budaya:

a. Bahasa

√ Bahasa yang digunakan pada masyarakat perkotaan yang berada di Surabaya yaitu bahasa Suroboyoan

b. Sistem pengetahuan √ Sistem pengetahuan masyarakat Surabaya pada umumnya sama pada sistem pada kota – kota lain, yaitu

7

Page 9: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

No. Aspek dan Elemen BudayaJenis Kebudayaan

DeskripsiMaterial Immaterial

menggunakan sekolah – sekolah atau lembaga pendidikan yang bersifat formal dan informal

c. Orgaisasi sosial √

Dharma Wanita merupakan organisasi yang membina anggota dan memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak. KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia) adalah wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkakan perjuangan, pengabdian serta kesetiaan kepada cita-cita perjuangan Bangsa Indonesia

d. Sistem perlengkaan hidup dan teknologi

Televisi, Tv Kabel, Media Online, Radio, Organisasi Kewartawanan, Internet Service Provider dan alat-alat transportasi lainnya.

e. Sistem mata pencaharian √Pusat perdagangan, bisnis, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia Timur.

f. Sistem religi√

Ada beberapa kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat perkotaan di Surabaya yaitu islam, protestan, katolik, hindu, budha dan konguchu. Namun yang lebih dominan agama islam.

g. Kesenian √

Ludruk yang merupakan seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari, Kidungan yang merupakan pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humor maupun Tari Remo yang merupakan tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu istimewa.

8

Page 10: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

B. Pembahasan

Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan

kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk

metropolisnya yang mencapai tiga juta jiwa. Kota Surabaya merupakan pusat

perdagangan, bisnis, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia Timur. Kota

Surabaya sering disebut pula dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang

sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.

Aspek dan elemen budaya pada masyarakat perkotaan di Surabaya akan dibahas

sebagai berikut.

1. Aspek Budaya

Aspek budaya dibedakan menjadi tiga, yaitu ide atau gagasan, aktivitas

manusia dan benda-benda hasil karya manusia. Jenis kebudayaan tersebut kemudian

dapat dibedakan menjadi material dan immaterial. Aspek budaya akan dibahas lebih

lanjut sebagai berikut.

a. Ide atau gagasan (Afrodita Indayana, J3B110049)

Dalam kegiatan kehidupan bermasyarakat, Surabaya merupakan satu kota yang

mempunyai tingkat populasi yang tinggi sehingga hal tersebut akan mempengaruhi

beberapa aspek yaitu ekologi,ekonomi,dan sosial budaya. Pengaruh tersebut dapat

dalam berbentuk positif dan negatif. Maka diperlukan ide serta gagasan yang tepat

untuk mengurangi dampak negatif yang akan menganggu kehidupan masyarakat

Surabaya.

1) Ekologi

Untuk mengurangi dampak negatif dalam bidang ekologi masyarakat serta

pemerintah bekerja sama untuk melahirkan sebuah ide atau gagasan berupa

pembangunan sejumlah taman kota yang tentuya mempunyai dampak multiplayer

yang baik pada aspek sosial budaya serta ekonomi, selain untuk mengurangi tingkat

polusi udara akibat kepadatan penduduk yang menggunakan kendaraan bermotor.

Hal tersebut juga di dukung oleh UU 26/2007 tentang Penataan Ruang yang berisi

tentang ketentuan setiap kota mempunyai lahan seluas 30% dari luas kota yang

berfungsi sebagai lahan terbuka hijau. Taman kota yang di bangun di kota Surabaya

9

Page 11: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

telah mencapai 20% dari luas kota sehingga perlu sedikit lagi kerjasama antara

masyarakat dan pemerintah untuk memenuhi instruksi Undang–Undang yang

berlaku. Selain itu gagasan ini dibangun bukan semata–mata karena instruksi

undang-undang namun murni dari ide masyarakat perkotaan Surabaya karena

kotanya yang telah mempunyai tingkat polusi udara yang tinggi sehingga masyarakat

menginginkan adanya taman kota ini.

Taman kota tersebut antar lain Taman Prestasi, Taman Bungkul, Taman Yos

Sudarso, Taman Kalimantan, Taman Sulawesi, Taman Pelangi, Taman Apsari,

Taman Flora (eks kebun bibit), Taman Dr. Soetomo, Taman Mayangkara, Taman

Ronggolawe, Taman Mundu dan Taman Buah Undaan Surabaya. Selain itu ide

gagasan lain mengenai ekologi berupa lomba kerjabakti antar kampung dan

kerjasama masyarakat untuk membersihkan sungai-sungai yang ada di Surabaya

(Gambar 1).

2) Ekonomi

Ide dan gagasan masyarakat terkait dengan masalah ekonomi sangat beragam

dengan skala mikro maupun makro. Pada skala mikro banyak LSM yang mendirikan

atau mengadakan berbagai macam pelatihan atau kursus untuk memproduksi suatu

hasil karya kreatifitas yang mempunyai daya jual, salah satunya seperti yang

dilakukan oleh organisasi FRESH Surabaya (Fredom of Sharing Surabaya) dengan

mengadakan sebuah acara sharing terbuka mengangkat tema “Kreativitas Tanpa

Batas” (Gambar 2).

10

Gambar 1. Lomba Kerja Bakti antar Kampung, Surabaya

Page 12: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Selain itu dalam skala makro pemerintah kota Surabaya juga mempunyai ide

dan gagasan yang dapat meningkatkan perekonomian salah satunya berupa

pembangunan Jembatan Suramadu (Gambar 3). Yang berfungsi untuk

mempermudah dan memperlancar jalur transportasi dari Surabaya ke Madura

ataupun sebaliknya.

3) Sosial Budaya

Ada banyak hal ide atau gagasan yang berkaitan dengan social budaya

perkotaan di kota Surabaya ini, sebagian besar berupa sejarah. Pertama mengenai ide

dan gagasan dinamakannya Kota Surabaya yang berarti Sura = ikan hiu dan Baya =

Buaya yang mempunyai filosofi akan simbol kekuatan darat dan laut, namun ada

banyak versi untuk sejarah ini, menurut Versi terakhir, dikeluarkan pada tahun 1975,

ketika Walikota Subaya Soeparno menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi

Kota Surabaya. Ini berarti pada tahun 2005 Surabaya sudah berusia 712 tahun.

Penetapan itu berdasar kesepakatan sekelompok sejarawan yang dibentuk pemerintah

11

Gambar 2. FRESH Surabaya

Gambar 3. Jembatan Suramadu

Page 13: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata sura ing bhaya yang berarti keberanian

menghadapi bahaya (Gambar 4).

Ide dan gagasan yang bersejarah selanjutnya ialah peristiwa pertempuran para

pemuda Surabaya dan peristiwa perobekan bendera belanda pada tgl 10 november

1945 oleh para pemuda Surabaya yang mengundang berbagai macam dukungan dan

pujian dari seluruh rakyat Indonesia sehingga ide, gagasan serta keberanian yang di

miliki oleh para pemuda Surabaya ini dikenang sejarahnya dan di hari tersebut di

namakan hari pahlawan yang hingga saat ini masih sering kita peringati. Selain itu,

gagasan atas perobekan dan keberanian para pemuda Surabaya melawan bendera

belanda pada Hotel Yamato tersebut dikenang dengan di bangunnya sebuah tugu

berupa Tugu Pahlawan (Gambar 5).

12

Gambar 4. Lambang Surabaya

Gambar 5. Tugu Pahlawan, Surabaya

Page 14: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

b. Aktivitas manusia (Beni Nuryanto, J3B210074)

Surabaya sebagai kota metropolitan menjadi pusat kegiatan perekonomian di

daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam

bidang jasa, industri, dan perdagangan sehingga jarang ditemukan lahan persawahan.

Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti: PT Sampoerna

Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, dan PT PAL. Kawasan industri di Surabaya

diantaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dan Margomulyo. Sektor

industri pengolahan dan perdagangan yang mencakup juga hotel dan restoran,

merupakan kontributor utama kegiatan ekonomi surabaya yang tergabung dalam nilai

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Surabaya pada sektor pariwisata memiliki objek wisata alam Kebun Binatang

Wonokromo dan Pantai Kenjeran. Kota ini juga mempunyai banyak wisata sejarah

dari kenangan Soerabaja Tempo Doeloe, gedung-gedung tua peninggalan zaman

Belanda dan Jepang salah satunya adalah Hotel Oranje atau Yamato. Di samping

dianugerahi wisata sejarah, Surabaya juga kaya akan wisata belanja. Sebagai kota

perdagangan, surabaya memiliki cukup banyak pusat perbelanjaan dan mall

(Gambar 6).

Gambar 6. Kegiatan Perbelanjaan di Mall Surabaya

Sektor industri pengolahan mencakup industri besar dan sedang. Kawasan yang

menjadi sentra industri besar untuk wilayah Surabaya Pusat adalah Kecamatan

Bubutan industri besar di wilayah Surabaya Utara terdapat di Kecamatan Pabean

Cantikan dan Semampir ,wilayah Surabaya Timur di Sukolilo dan Gubeng, untuk

wilayah Surabaya Selatan di Wonokromo dan Karangpilang, di wilayah Surabaya

13

Page 15: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Barat terkonsentrasi ditiga kecamatan yaitu Asemrowo, Tandes, dan Lakarsantri.

Kawasan industri sedang untuk wilayah Surabaya Pusat berada di Kecamatan

Simokerto dan Bubutan, wilayah Surabaya Utara di Kenjeran dan Pabean Cantikan,

wilayah Surabaya Timur di Tambaksari dan Sukolilo, wilayah Surabaya Selatan di

Sawahan dan Karangpilang, dan wilayah Surabaya Barat berada di tiga kecamatan

yaitu Asemrowo, Lakarsantri dan Sukomanunggal (Gambar 7).

Gambar 7. Kawasan Industri Surabaya

Masyarakat Surabaya sangat gemar melakukan aktivitas belanja karena

ditunjang dengan banyaknya pusat perbelanjaan di pusat–pusat kota Surabaya

sehingga ini menjadi faktor utama masayarakat Surabaya melakukan kegiatan

tersebut, namun lain halnya ketika melihat dari segi ekonomi pada masyarakat

pinggiran dari kota Surabaya, sama seperti kota kota besar lainnya Surabaya masih

banyak masyarakat yang belum memiliki penghasilan yang mencukupi untuk

melakukan aktivitas belanja ini yang membuat masayarakat pinggiran Surabaya

menjadikan masyarakat yang kreatif yang membuat hasil karya sendiri, seperti

border dan membuat produk-produk kulit yang terletak di daerah Tanggulangin

(Gambar 8).

14

Page 16: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Gambar 8. Produk Kerajinan Kulit Surabaya

c. Benda-benda hasil karya manusia (Helvira Kurniati, J3B110045)

Proyek Pusat Kerajinan Tangan didasari atas pemahaman nilai

budaya bangsa yang tidak mendapat tempat di kalangan masyarakat. Masyarakat

sekarang semakin tidak menghargai budaya sendiri karena menggangap budaya

sebagai sesuatu yang kuno dan membosankan. Pusat Kerajinan tangan ini

berusaha mempresentasikan, memberikan jawaban pemahaman seni dan budaya

pada masyarakat. Pusat Kerajinan Tangan terproses melalui pemilihan lokasi

yang paling tepat, kemudian direspon dengan susunan perletakan massa bangunan

dan dengan program fasilitas-fasilitas Galeri dan edukasi.

Tema desain terpilih yaitu tren modern dipadukan dengan budaya Jawa Timur

pada khususnya dengan tujuan agar bangunan ini menjadi bagian dari sejarah

perkembangan arsitektur di Surabaya. Pengendalian secara visual manusia menjadi

bagian yang dicermati dalam desain ini. Konsep final `modernitas yang berakulturasi

dengan budaya? sebagai acuan mendesain menjadi terjemahan masyarakat yang

terbiasa dengan kehidupan modern sehingga mereka dapat menerima kebudayaan

yang dianggap sesuatu yang kuno. Bangunan sebagai bagian dari perjalanan suatu

desain menjadi salah satu cara pembelajaran yang efektif bagi masyarakat.

Produk kerajinan tangan khas daerah di Jawa Timur berada di Jalan Raya

Bandara Juanda Surabaya, tepatnya di Gedung Pusat Souvenir UKM dan Gedung

Pamer Produk UKM Jatim. Keberadaan dua gedung tersebut sangat strategis karena

cukup dekat dengan Bandara Juanda serta didukung dengan area yang memadai.

Mengenai produk kerajinan yang dapat diperoleh ini cukup lengkap dan bervariasi.

Merupakan produk-produk souvenir UKM unggulan dan terbaik di seluruh

15

Page 17: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Kabupaten maupun Kota di Provinsi Jawa Timur. Produknya seperti pernik kaca,

kerajinan kayu, onyx, batik dan masih banyak lagi (Gambar 9).

Gambar 9. Benda Hasil Kerajinan Masyarakat Perkotaan Surabaya

Khusus untuk produk makanan dan minuman khas Jawa Timur yang tahan

lama akan dikelompokkan dalam area tersendiri. Untuk memberikan pelayanan yang

optimal dan memuaskan kepada seluruh masyarakat selaku pelanggan pada

umumnya dan khususnya kepada buyer dari dalam dan luar negeri, Gedung Pusat

Souvenir ini buka setiap hari termasuk sabtu dan minggu dari pagi hingga malam

hari.

2. Elemen Budaya

a. Bahasa (Afrodita Indayana, J3B110049)

Dialek Surabaya atau lebih sering dikenal sebagai bahasa Suroboyoan adalah

sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Surabaya dan sekitarnya. Dialek ini

berkembang dan digunakan oleh sebagian masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

Secara struktural bahasa, bahasa Suroboyoan dapat dikatakan sebagai bahasa paling

kasar. Meskipun demikian, bahasa dengan tingkatan yang lebih halus masih dipakai

oleh beberapa orang Surabaya, sebagai bentuk penghormatan atas orang lain. Namun

demikian penggunaan bahasa Jawa halus (madya sampai krama) di kalangan orang-

orang Surabaya kebanyakan tidaklah sehalus di Jawa Tengah terutama Yogyakarta

dan Surakarta dengan banyak mencampurkan kata sehari-hari yang lebih kasar.

Wilayah Selatan, Perak (Kab. Jombang - bukan Tanjung Perak di Surabaya).

masih menggunakan Dialek Surabaya, sementara Perak Selatan telah menggunakan

Dialek Kulonan. Malang (beberapa daerah di wilayah Kabupaten dan Kota Malang

16

Page 18: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

juga menggunakan dialek ini). Wilayah Utara, Madura dapat menggunakan Dialek

ini secara aktif. Wilayah Barat yaitu wilayah Gresik.Timur, belum diketahui secara

pasti, namun di sepanjang pesisir tengah Jawa Timur (Pasuruan, Probolinggo sampai

Banyuwangi) Dialek ini juga banyak digunakan.

Akhir-akhir ini, banyak media lokal yang menggunakan dialek Surabaya

sebagai bahasa pengantar mereka.

Orang Surabaya lebih sering menggunakan partikel "rek" sebagai ciri khas mereka.

Partikel ini berasal dari kata "arek", yang dalam dialek Surabaya menggantikan kata

"bocah" (anak) dalam bahasa Jawa standar. Partikel lain adalah "seh" (e dibaca

seperti e dalam kata edan), yang dlam bahasa Indonesia setara dengan partikel "sih".

Orang Surabaya juga sering mengucapkan kata "titip" secara /tetep/, dengan i

diucapkan seperti /e/ dalam kata "edan"; dan kata "tutup" secara /totop/ dengan u

diucapkan seperti /o/ dalam kata "soto". Selain itu, vokal terbuka sering dibuat

hambat, seperti misalnya: "kaya" (=seperti) lebih banyak diucapkan /k@y@?/

daripada /k@y@/, kata "isa" (=bisa) sering diucapkan /is@?/ daripada /is@/.

Kosakata dalam bahasa Surabaya sebagai berikut.

"Pongor, Gibeng, Santap, Waso (istilah untuk Pukul atau Hantam);

"kathuken" berarti "kedinginan" (bahasa Jawa standar: kademen);

"gurung" berarti "belum" (bahasa Jawa standar: durung);

"gudhuk" berarti "bukan" (bahasa Jawa standar: dudu);

"deleh" berarti "taruh/letak" (delehen=letakkan) (bahasa Jawa standar: dekek);

"kek" berarti "beri" (kek'ono=berilah) (bahasa Jawa standar: wenehi);

"ae" berarti "saja" (bahasa Jawa standar: wae);

"gak" berarti "tidak" (bahasa Jawa standar: ora);

"arek" berarti "anak" (bahasa Jawa standar: bocah);

"kate/kape" berarti "akan" (bahasa Jawa standar: arep);

"lapo" berarti "sedang apa" atau "ngapain" (bahasa Jawa standar: ngopo);

"opo'o" berarti "mengapa" (bahasa Jawa standar: kenopo);

"soale" berarti "karena" (bahasa Jawa standar: kerono);

"atik" (diucapkan "atek") berarti "pakai" atau "boleh" (khusus dalam

kalimat"gak atik!" yang artinya "tidak boleh");

"longor/peleh" berarti "tolol" (bahasa Jawa standar: goblok/ndhableg);

17

Page 19: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

"cek" ("e" diucapkan seperti kata "sore") berarti "agar/supaya" (bahasa Jawa

standar: ben/supados);

"gocik" berarti "takut/pengecut" (bahasa Jawa standar: jireh);

"mbadok" berarti "makan" (sangat kasar) (bahasa Jawa standar: mangan);

"ciamik soro/mantab jaya" berarti "enak luar biasa" (bahasa Jawa standar: enak

pol/enak banget);

"rusuh" berarti "kotor" (bahasa Jawa standar: reged);

"gae" berarti "pakai/untuk/buat" (bahasa Jawa standar: pakai/untuk=kanggo,

buat=gawe);

"andhok" berarti "makan di tempat selain rumah" (misal warung);

"cangkruk" berarti "nongkrong";

"babah" berarti "biar/masa bodoh";

"matek" berarti "mati" (bahasa Jawa standar: mati);

"sampek/sampik" berarti "sampai" (bahasa Jawa standar: nganti);

"barekan" berarti "lagipula";

"masiyo" berarti "walaupun";

"nang/nak" berarti "ke" atau terkadang juga "di" (bahasa Jawa standar:

menyang);

"mari" berarti "selesai";(bahasa Jawa standar: rampung); acapkali dituturkan

sebagai kesatuan dalam pertanyaan "wis mari tah?" yang berarti "sudah selesai

kah?" Pengertian ini sangat berbeda dengan "mari" dalam Bahasa Jawa

Standar. Selain petutur Dialek Suroboyoan, "mari" berarti "sembuh"

"mene" berarti "besok" (bahasa Jawa standar: sesuk);

"maeng" berarti tadi.

"koen" (diucapkan "kon") berarti "kamu" (bahasa Jawa standar: kowe).

Kadangkala sebagai pengganti "koen", kata "awakmu" juga digunakan.

Misalnya "awakmu wis mangan ta?" (Kamu sudah makan kah?") Dalam

bahasa Jawa standar, awakmu berarti "badanmu" (awak = badan)

"lading" berarti "pisau" (bahasa Jawa standar: peso);

"lugur" berarti "jatuh" (bahasa Jawa standar: tiba);

"dhukur" berarti "tinggi" (bahasa Jawa standar: dhuwur);

"thithik" berarti "sedikit" (bahasa Jawa standar: sithik);

18

Page 20: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

"temen" berarti "sangat" (bahasa Jawa standar: banget);

"pancet" berarti "tetap sama" ((bahasa Jawa standar: tetep);

"iwak" berarti "lauk" (bahasa Jawa standar: lawuh, "iwak" yang dimaksud

disini adalah lauk-pauk pendamping nasi ketika makan, "mangan karo iwak

tempe", artinya Makan dengan lauk tempe, dan bukanlah ikan (iwak) yang

berbentuk seperti tempe);

"engkuk" (u diucapkan o) berarti "nanti" (bahasa Jawa standar: mengko);

"ndhek" berarti "di" (bahasa Jawa standar: "ing" atau "ning"; dalam bahasa

Jawa standar, kata "ndhek" digunakan untuk makna "pada waktu tadi", seperti

dalam kata "ndhek esuk" (=tadi pagi),"ndhek wingi" (=kemarin));

"nontok" lebih banyak dipakai daripada "nonton";

"yok opo" (diucapkan /y@?@p@/) berarti "bagaimana" (bahasa Jawa standar:

"piye" atau *"kepiye"; sebenarnya kata "yok opo" berasal dari kata "kaya apa"

yang dalam bahasa Jawa standar berarti "seperti apa")

"peno"/sampeyan (diucapkan pe n@; samp[e]yan dengan huruf e seperti

pengucapan kata meja) artinya kamu

"jancuk" ialah kata kurang ajar yang sering dipakai seperti "fuck" dalam bahasa

Inggris; merupakan singkatan dari bentuk pasif "diancuk"; variasi yang lebih

kasar ialah "mbokmu goblok"; oleh anak muda sering dipakai sebagai bumbu

percakapan marah

"waras" ialah sembuh dari sakit (dlm bahasa jawa tengah sembuh dari penyakit

jiwa)

"embong" ialah jalan besar / jalan raya

"nyelang" arinya pinjam sesuatu

"parek/carek" artinya dekat

"ndingkik" artinya mengintip

"semlohe" artinya sexy (khusus untuk perempuan)

Selain itu, sering pula ada kebiasaan di kalangan penutur dialek Surabaya,

dalam mengekspresikan kata 'sangat', mereka menggunakan penekanan pada kata

dasarnya tanpa menambahkan kata sangat (bangat atau temen), misalnya "sangat

panas" sering diucapkan "puanas", "sangat pedas" diucapkan "puedhes", "sangat

enak" diucapkan "suedhep" dsb. Salah satu ciri lain dari bahasa Jawa dialek

19

Page 21: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Surabaya, dalam memberikan perintah menggunakan kata kerja, kata yang

bersangkutan direkatkan dengan akhiran -no. Dalam bahasa Jawa standar, biasanya

direkatkan akhiran –ke

Uripno (Jawa standar: urip-ke) lampune!" (Hidupkan lampunya!)

"Tukokno (Jawa standar: tukok-ke) kopi sakbungkus!" (Belikan kopi sebungkus!)

Logat Doudoan merupakan sempalan dari Dialek Surabaya, yang seperti pada

logat Bawean merupakan akulturasi dari beberapa bahasa. Ditengarai logat Doudoan

ini dipengaruhi selain Dialek Surabaya juga oleh Dialek Pantura Jawa Timur, Dialek

Madura, dan lain-lain. Beberapa kosakata yang membedakan dari Dialek Surabaya,

yaitu:

Pangot atau ongot alih-alih kata lading yang berarti pisau (ditengarai berasal

dari Dialek Pantura Jawa Timur)

Kèpiyé atau piyé alih-alih kata yaapa atau kěkapa yang berarti bagaimana (dari

Bahasa Jawa standar)

Thethek alih-alih kata mentor yang berarti kacang mete dan sebagainya

Sebagian besar kosakata logat ini hampir sama dengan Dialek Surabaya

sehingga dapat dimasukkan ke dalam golongan Dialek Surabaya. Kemudian, ada

beberapa kata dalam bahasa Jawa (baik Dialek Surabaya maupun Bahasa Jawa

standar) yang diucapkan berbeda, antara lain:

Penggunaan suku kata berakhiran -ěh dan -oh menggantikan -ih dan -uh.

Contoh: putih menjadi putěh, uruh (busa) menjadi uroh, dsb.

Penggunaan i jejeg dan u jejeg pada beberapa suku kata yang harusnya dibaca i

miring dan u miring. Contoh: cilik (kecil) menjadi ciliyk, kisut (keriput)

menjadi kisuwt, dsb.

b. Sistem pengetahuan (Beni Nuryanto, J3B210074)

Sistem pengetahuan masyarakat Surabaya pada umumnya sama pada sistem

pada kota – kota lain, yaitu menggunakan sekolah – sekolah atau lembaga

pendidikan yang bersifat formal dan informal. Pendidikan formal itu adalah suatu

pendidikan yang dalam teknis pembelajarannya telah diatur oleh pemerintah dengan

kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan pendidikan informal, yaitu jalur

pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Bentuk-bentuk dari kegiatan pendidikan formal itu dari taman kanak kanak sampai

20

Page 22: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

perguruan tinggi, sedangkan bentuk dari pendidikan informal sangat bermacam–

macam, seperti: kursus keahlian Gambar 10 (kursus border ,menjahit,menyetir,dan

kursus komputer), sanggar seni (bernyanyi,membuat patung, menggambar, dan

teater), sanggar budaya Gambar 11 (menari tradisional,teater tradisional), sekolah

alam (sekolah insane mulia Surabaya).

Gambar 10. Kursus Border Masyarakat Surabaya

Gambar 11. Sanggar Budaya Surabaya(Tari Rantak di Parade Bunga Surabaya 2008)

Sekolah alam ini melakukan kegiatan pendidikannya di area yang terbuka dan

berbasis dengan alam dan pondok pesantren, lembaga pendidikan belajar akademik

seperti primagama, dll. Selain dalam bentuk sekolah atau kelompok belajar, sistem

pengetahuan di Surabaya juga dipengaruhi dan didukung oleh kearifan kehidupan

sosial sehari-hari masyarakat dimana di dalam suatu populasi masyarakat selalu ada

pihak sebagai pembimbing seperti orang tua dan tokoh masyarakat yang selalu

membimbing generasi di bawahnya dalam segala hal yang positif dan biasanya peran

tersebut tidak bisa di gantikan di sekolah.

21

Page 23: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

c. Organisasi sosial (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

1) KORPRI

KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia) adalah wadah untuk

menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkakan perjuangan,

pengabdian serta kesetiaan kepada cita-cita perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 2945 bersifat

demokratis, mandiri, bebas, aktif, profesional, netral, produktif dan bertanggung

jawab. KORPRI didirikan pada tanggal 29 November 1971 dengan batas waktu yang

tidak ditentukan.

Yang dimaksud Pegawai Republik Indonesia meliputi Pegawai Negeri Sipil,

Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Hukum Milik Negara

(BHMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta anak perusahaannya,

Perangkat Pemerintah Desa dan nama lain dari desa.

KORPRI berdasarkan Pancasila dan bercirikan profesionalitas, pengabdian,

kemitraan, kekeluargaan dan gotong royong. Fungsi KORPRI yaitu, Perekat

persatuan dan kesatuan bangsa, Pelopor peningkatan kesejahteraan dan

profesionalitas anggota , Pelindung dan pengayom anggota, Penyalur kepentingan

anggota, Pendorong peningkatan taraf hidup sosial ekonomi masyarakat dan

lingkungannya, Pelopor pelayanan publik dalam mensukseskan program-program

pembangunan, Mitra aktif dalam perumusan kebijakan instansi yang bersangkutan,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pencetus ide,

serta pejuang keadilan dan kemakmuran bangsa

2) Dharma Wanita

Tugas dari Dharma Wanita yaitu membina anggota dan memperkukuh rasa

persatuan dan kesatuan, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, menjalin

hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, serta meningkatkan kepedulian sosial

Melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia yang

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti luhur.

Dharma Wanita Persatuan berfungsi sebagai wadah untuk melakukan

pembinaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan yang berkaitan

dengan pelaksanaan Tugas Pokok Organisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7.

22

Page 24: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Tujuan Organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah terwujudnya kesejahteraan

anggota dan keluarganya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota, untuk

mendukung tercapainya tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945. Anggota organisasi ini meliputi, Istri Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Istri Pejabat Negara Bidang Pemerintahan, Istri Pensiunan dan Janda PNS, Istri

Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) yang belum berstatus persero, Istri Pensiunan dan Janda Pegawai BUMN

dan BUMD yang belum berstatus Persero, Istri Kepala Perwakilan Republik

Indonesia (RI) diluar Negeri, Istri Perangkat Pemerintahan Desa, Istri Anggota

Tentara Nasional Indoneia (TNI), istri Purnawirawan TNI, istri Polisi Republik

Indonesia (POLRI), dan istri Purnawirawan POLRI yang suaminya ditugasi dalam

lingkungan instansi pemerintah sipil, Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Wanita

d. Sistem perlengkapan hidup dan teknologi (Helvira Kurniati, J3B110045)

Masyarakat Kota Surabaya sudah semakin maju dalam sistem perlengkapan

hidup dan teknologinya. Televisi, Tv Kabel, Media Online, Radio, Organisasi

Kewartawanan, Internet Service Provider dan alat transportasi (motor, mobil, kereta

api, pesawat dan lain-lain) sudah dapat digunakan oleh masyarakat perkotaan

Surabaya. Surabaya memiliki berbagai media komunikasi sebagai berikut.

1) Televisi

Merupakan media elektronik yang sudah berkembang pesat di Kota Surabaya.

Surabaya menyiarkan saluran televisi lokal maupun nasional sebagai berikut.

TVRI Nasional - televisi stasiun siaran nasional pertama di Indonesia

TVRI Jawa Timur - televisi stasiun siaran lokal pertama di Kota Surabaya

RCTI Jawa Timur (juga menayangkan berita lokal Jawa Timur, disamping

merelai RCTI Nasional)

SCTV Jawa Timur (juga menayangkan berita lokal Jawa Timur, disamping

merelai SCTV Nasional). SCTV pertama kali didirikan di Surabaya pada

tanggal 24 Agustus 1990 sebelum akhirnya menjadi televisi nasional.

MNCTV

ANTV

Indosiar

23

Page 25: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Metro TV

Trans TV

Trans 7

Global TV

TV One

JTV, stasiun televisi swasta lokal pertama di Indonesia

SBO TV

Spacetoon Surabaya (TV Anak)

Broadcast Media Group

Arek TV

MNTV

BCTV(Business Channel)

TV E (Televisi Edukasi)

BBS TV

MADURA CANNEL TV MADURA SUMENEP

M&HTV (Medical & Health)

TV9

Surabaya TV

2) Radio

Surabaya memiliki puluhan radio, di antaranya: Suara Surabaya (Gambar 12),

Radio Giga, Hard Rock FM dan lainnya. Radio yang berada di Surabaya dan

frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Radio Surabaya dan FrekuensinyaNama Frekuensi Nama Frekuensi

Suara Surabaya FM 100.0 Mercury FM 96.0Radio Giga FM 99.6 Trijaya FM FM 104.7Hard Rock FM FM 89.7 Global FM FM 90.90ColorsRadio FM 87.7 MTB FM FM 102.7Istara FM 101.10 MDC FM FM 100.5Radio Suzana FM 91.30 B-FM FM 92.90myRadio FM 94.4 Pas FM FM 104,3Radio Kota FM 88.10 Sonora FM 98.0Metro Female FM 88.50 RRI FM 99.2JT FM 88.9 Cakrawala FM 101.50Media FM 90.10 Wijaya FM 103.5RRI Pro2 FM 95.2 JJ FM 105.9

24

Page 26: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Nama Frekuensi Nama FrekuensiSASFM FM 97.2 EBS FM 105.9

Gambar 12. Radio Suara Surabaya

3) Media cetak

Surat kabar, antara lain: Jawa Pos, Radar Surabaya, Memorandum, Indonesia

Daily News, Surabaya Post, Surabaya Pagi, Harian Pagi SURYA

Majalah, antara lain: Mentari (majalah anak-anak), VENUS (majalah wanita

tren dan gaya hidup metroplis), Jayabaya (majalah berbahasa Jawa), Panyebar

Semangat (majalah berbahasa Jawa), Liberty, Darmo Insight (Majalah Gratis

paling eksis), Al Mursyid,Majalah FUN (Majalah ber Bahasa Inggris untuk

anak), Majalah AYO (Majalah Anak-anak), Muzakki, Al-Falah, NURUL

HAYAT (majalah komunikasi antar pembayar zakat, DOGFans News (media

untuk penggemar dan pebisnis anjing).

Tabloid yang beredar di Surabaya, antara lain: Tabloid Nyata (gaya hidup),

Tabloid Bunda (keluarga), Tabloid Ototrend (otomotif), Tabloid Ultima

(game), Tabloid Agrobis (pertanian), Tabloid Komputek (komputer), Tabloid

Gugat (politik), Tabloid Posmo (mistis), Tabloid Nurani (religius-Islam),

Tabloid Gloria (religius-Kristen), Tabloid KISAH NYATA, Tabloid HOBIKU

(tanaman hias), Tabloid GARDENIA (tanaman hias), Tabloid Top Phone

(bursa handphone), Tabloid Probiz (properti bisnis).

e. Sistem mata pencaharian (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Surabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan utama di wilayah

Indonesia Timur. Dengan segala potensi, fasilitas, dan keunggulan geografisnya

Surabaya memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sektor primer, sekunder, dan

25

Page 27: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

tersier di kota ini sangat mendukung untuk semakin memperkokoh sebutan Surabaya

sebagai kota perdagangan dan ekonomi.

Bersama-sama sektor swasta saat ini, kota Surabaya telah mempersiapkan

sebagai kota dagang international. Pembangunan gedung dan fasilitas perekonomian

modern merupakan kesiapan Surabaya sebagai bagian dari kegiatan ekonomi dunia

secara transparan dan kompetitif. Keberadaan perbankan mulai dari bank sentral,

bank swasta nasional devisa dan non devisa, bahkan bank asing memperlihatkan

perputaran uang dan modal yang tinggi dan telah mengglobal. Perekonomian

Surabaya cukup menggairahkan dengan meningkatnya jumiah kredit untuk kegiatan

modal kerja, investasi, dan konsumtif, khususnya kredit modal dan investasi pada

sektor Industri dan perdagangan.

f. Sistem religi (Helvira Kurniati, J3B110045)

Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya

merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa

dan merupakan basis warga Nahdatul Ulama yang beraliran moderat. Masjid Ampel

didirikan pada abad ke-15 oleh Sunan Ampel, salah satu pioner adalah Walisongo

(Gambar 13). Agama lain yang dianut sebagian warga adalah Kristen Protestan,

Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Walaupun Islam merupakan mayoritas di

Surabaya kerukunan umat beragama saling menghormati, menghargai dan saling

menolong untuk sesamanya cukuplah besar, niat masyarakat Surabaya dalam

menjalankan ibadahnya, hal ini bisa dilihat bangunan Masjid Agung Surabaya

bersebelahan dengan salah satu gereja besar di kota ini.

Gambar 13. Masjid Sunan Ampel, Surabaya

26

Page 28: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Di kota ini juga berdiri Gereja Bethany yang merupakan gereja terbesar di Asia

Tenggara (Gambar 14). Tidak hanya itu saja banyaknya yayasan-yayasan sosial

yang berazaskan agama juga banyak, mereka bekerja sama dalam kegiatan bakti

sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang sering

Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah terprovokasi

oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak persatuan dan

kesatuan Bangsa Indonesia pada umumnya serta masyarakat Jawa Timur khususnya.

Gambar 14. Gereja Bethany, Surabaya

g. Kesenian (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Kota Surabaya sering disebut pula dengan sebutan Kota Pahlawan karena

sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan

bangsa Indonesia. Surabaya dikenal memiliki kesenian khas antara lain Ludruk

(Gambar 15) yang merupakan seni pertunjukan drama yang menceritakan

kehidupan rakyat sehari-hari, Kidungan yang merupakan pantun yang dilagukan, dan

mengandung unsur humor maupun Tari Remo yang merupakan tarian selamat datang

yang umumnya dipersembahkan untuk tamu istimewa.

27

Page 29: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

Gambar 15. Ludruk

Selain kesenian khas diatas, budaya panggilan arek diterjemahkan sebagai Cak

untuk laki-laki dan Ning untuk wanita. Sebagai upaya untuk melestarikan budaya,

setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya. Cak & Ning

Surabaya dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon generasi muda

kota Surabaya.

28

Page 30: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

V. KESIMPULAN

29

Page 31: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

DAFTAR PUSTAKA

http://dechyku.wordpress.com/2010/12/12/definisi-masyarakat/

http://docnetters.wordpress.com/2011/03/06/taman-taman-kota-di-surabaya/

(Diakses: Sabtu, 11 Februari 2012 pukul 11.35)

http://kelanakota.suarasurabaya.net/?

id=d1888f04c12d582a1cc400616c95a60e200972103

http://subiyakto.wordpress.com/2010/04/30/aspek-budaya-material-dan-non-

material-masyarakat

http://www.surabaya.go.id/organisasi/index.php?id=2

http://www.google.co.id/search?q=pariwisata+di+surabaya&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

(Diakses: Senin, 14 Februari 2012 pukul 17.33)

http://www.google.co.id/search?q=perdagangan+surabaya&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a (Diakses: Senin, 14

Februari 2012 pukul 17.45)

http://www.google.co.id/search?q=kegiatan+kesenian+budaya+di+surabaya&ie=utf-

8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

(Diakses: Senin, 14 Februari 2012 pukul 17.55)

http://www.navigasi.net/goart.php?a=krtglang

(Diakses: Senin, 14 Februari 2012 pukul 18.32)

http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=d1888f04c12d582a1cc400616c95a60e20097

2103

http://www.surabaya.go.id/index.php (Diakses: Sabtu, 11 Februari 2012 pukul 11.45)

http://suarakawan.com/2011/03/22/bersih-bersih-kali-surabaya-ciptakan-surabaya-

indah/ (Diakses: Sabtu, 11 Februari 2012 pukul 10.55)

http://id.shvoong.com/business-management/management/2084019-pengertian-

identifikasi/#ixzz1mOtyDfMJ

30

Page 32: Identifikasi Aspek Dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan(Afrodita Indayana

(Diakses: Sabtu, 11 Februari 2012 pukul 10.25)

31