IbM PATUNG BUDHA -...
Transcript of IbM PATUNG BUDHA -...
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
481 Unmas
Denpasar
IbM PATUNG BUDHA
Ni Luh Gede Novitasari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Gede Ngurah Sunatha
Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRAK
Gianyar merupakan etalase berbagai macam produk kerajinan yang dihasilkan oleh
masyarakat sekitarnya.Salah satu kerajinan seni yang pernah mencapai masa emasnya di
tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung kayu tersebut
adalah patung kayu Budha.Patung kayu Budha menjadi hasil produksi utama di daerah
Gianyar karena tingginya permintaan khususnya dari wisatawan mancanegara.Mengingat
proses produksi patung kayu Budha berbasishome industry, maka eksistensi usaha ini harus
mendapat perhatian dan dukungan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan melaksanakan program ekonomi kerakyatan
yang dicanangkan pemerintah.
Mitra dalam program ini berjumlah dua orang yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I
Wayan Sugita.Usaha mitra belum efektif dan efisien, dalam operasionalnya berbasis home
industry menggunakan peralatan gergaji mesin/ sensor dengan sistem menyewa dan
pengamplasan masih manual. Melalui program ini kedua mitra lebih mampu menghemat
biaya dan waktu dalam operasionalnya. Luaran dalam program ini adalah berupa produk dan
jasa.Luaran yang berupa produk diantaranya adalah 1).Pengadaan peralatan berupa mesin
sensor untuk memotong kayu dan juga mesin amplas, 2).Pengadaan atap pada lokasi
pemotongan kayu, 3). Pengadaan drum besar untuk penyimpanan limbah kayu yang akan
dijual, 4).Pengadaan sekop untuk mengumpulkan limbah kayu, 5).Pengadaan rak pajangan
untuk memajang patung sample, 6).Pengadaan masker dan selop tangan untuk menjaga
keamanan dan kesehatan pekerja, 7). Pengadaan papan nama dan kartu nama bagi mitra, dan
8).Pengadaan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan luaran
berupa jasa diantaranya adalah 1).Penataan layout produksi, 2).Pendampingan dan
penyuluhan pembukuan sederhana, dan 3).Pendampingan mengenai pemasaran produk
patung Budha secara online.
Kata Kunci : Patung Budha, Home industry, Efisiensi, Efektivitas, Pengadaan peralatan,
Penyuluhan pembukuan dan Pemasaran online
ABSTRACT
Gianyar is the window display of many handicrafts produced by surrounding
community.One of the art craft has reach its golden period on 90’s is wood sculpture craft.
One of them is wooden Buddha statue. Wooden Buddha statue became the major production
in Gianyar region due to the high demand especially from foreign tourists. In case of the
production process is home industry based, so the existence of this business should get
attention and supports in order to increase the community economy as the main livelihood
and also to implement the community economic program which launched by government.
Partners in this program are two persons namely IRT I Wayan Sutapa and IRT I
Wayan Sugita. Venture partners have not been effective and efficient, becausethe home-
industry based operations is still renting the chainsaw/sensor, and so the manual sanding
system. Through this iBMprogram, both of partners will be able to save costs and operation
time. Outcomes of this program are products and services. Outcomes in the form of products
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
482 Unmas
Denpasar
are 1). Sensor equipment procurement, such machines to cut wood and sanding machine, 2)
procurement of roof on the sawmill site, 3) procurement of large drums for waste storage
timber which ready to be sold, 4) procurement of shovel to collect wood waste, 5) shelves
procurement to display sculpture samples, 6) procurement of mask and slippers hand to
maintain the safety and health of workers, 7)procurement nameplate and cards for partners,
and 8) Procurement of cash book for recording receipts and disbursements. Meanwhile the
output in the form of services which are: 1) Structuring layout production, 2). Mentoring and
counseling simple bookkeeping, and 3). Assistance regarding product marketing Buddha
statue online.
Keywords : Buddha statue, Home industry, Efficiency, Effectiveness, Supply of equipment,
Bookkeeping and Marketing counseling online
PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita merupakan industri rumah tangga
yang memproduksi patung kayu berbentuk Dewi Kwan Im, Vekong, Budha, Naga dan
lain-lain, namun produksi yang paling dominan adalah patung kayu Budha. IRT I Wayan
Sutapa didirikan oleh I Wayan Sutapa tahun 1990 di Banjar Puseh, Kecamatan
Sukawati,Kabupaten Gianyar.IRT I Wayan Sugita didirikan oleh I Wayan Sugita tahun
1998 yang berlokasi di Banjar Puseh, Kecamatan Sukawati, Gianyar. IRT I Wayan Sutapa
awalnya memproduksi patung Budha dengan bahan dasar kayu cendana, namun karena
mahal dan sulitnya memperoleh kayu cendana maka IRT I Wayan Sutapa beralih
menggunakan kayu suar yang harganya lebih murah. IRT I Wayan Sutapa belum
menggunakan papan nama, kartu nama maupun cara pemasaran lainnya dan hanya
menjual ke kios di pasar seni Sukawati.Sementara IRT I Wayan Sugita memproduksi
patung Budha dengan bahan kayu kayu cendana, kayu gaharu dan kayu suar dan menjual
patung Budha ke kios miliknya di pasar Sukawati. IRT I Wayan Sugita sudah memiliki
papan nama dan kartu nama untuk memasarkan produknya.
Berkaitan dengan proses produksi serta operasional dari kedua kelompok usaha
tersebut, maka dapat dijelaskan kondisi eksisting kedua kelompok usaha tersebut:
a. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita memproduksi patung kayu. Patung
kayu dihasilkan dari proses pemotongan dari kayu batangan jenis kayu suar,
selanjutnya proses pemahatan kayu menjadi bentuk patung, kemudian proses
pengamplasan dan finishing. Patung kayu yang dihasilkan sebagian besar adalah
Patung Budha dengan berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) sesuai dengan
pesanan. Selain Patung Budha, kelompok usaha ini juga memahat kayu menjadi
bentuk lainnya yaitu patung Dewi Kwan Im, Vekong, Naga, dan panel kayu berukir
untuk hiasan dinding. Namun produksi utama kedua IRT ini adalah patung kayu
Budha.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
483 Unmas
Denpasar
b. Peralatan (mesin pemotong kayu/sensor) yang dibutuhkan oleh IRT I Wayan Sutapa
dan IRT I Wayan Sugita untuk memotong kayu adalahjenis sensor merk still No 023
namun bukan milik sendiri melainkan membayar pekerja (sekaligus alat sensor)
untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu tersebut. Pekerja tersebut
dibayar sesuai dengan ukuran patung yaitu ukuran 30cm akan diupah Rp.8.000/
patung, ukuran 40cm akan diupah Rp.10.000/patung, dan ukuran 50cm akan diupah
Rp.15.000/ patung. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita bisa memotong 10
kayu/hari dengan biaya pemotongan rata-rata Rp.80.000/hari dan dalam
menghasilkan satu buah patung kayu siap jual diperlukan waktu hingga 2 hari namun
tergantung juga tenaga kerja yang tersedia.
c. Dalam pengamplas patung kayu Budha, IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita
menggunakan amplas secara manual sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
Patung kayu berukuran 30cm memerlukan waktu 10 menit untuk mengamplas,
sedangkan patung berukuran 40cm memerlukan waktu 15 menit dan patung kayu
berukuran 50cm memerlukan waktu hingga 25 menit.
d. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada IRT I Wayan Sutapa berjumlah 3 orang
pegawai tetap dan sekitar 4 orang warga yang membawa patung tersebut untuk
dikerjakan dirumah masing-masing, sedangkan pada IRT I Wayan Sugitatenaga kerja
berjumlah3 orang dan sekitar 4 orang warga sekitar.Tingginya jumlah permintaan
Foto 1.Patung Budha Produksi IRT
Sugita
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 2.Patung Budha Produksi IRT
Sutapa
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 3. Mesin Pemotong Kayu/Sensor
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 4. Hasil Potongan Kayu dan
Bentuk Dasar
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
484 Unmas
Denpasar
menyebabkan pemilik terkadang tidak mampu memenuhi pesanan. Saat terjadi
peningkatan permintaan maka tidak jarang kedua mitra melakukan sistem lembur
karena terbatasnya jumlah tenaga kerja.
e. Tempat usaha IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita terdiri dari tempat
pemotongan, tempat pemahatan, tempat mengamplas, dan tempat penyimpanan
sebelum diambil oleh pemesan ataupun tempat pemajangan patung yang digunakan
sebagai sampel. Tempat produksi tersebut belum tertata dengan baik, terlebih lagi
pada IRT I Wayan Sutapa, tempat pemotongan kayu yang berada di luar rumah dan
tidak beratap, akibatnya ketika hujan turun pekerjaan pemotongan tidak dapat
dilakukan. Lokasi pemotongan kayu juga kurang layak karena pemotongan kayu
dilakukan di atas tumpukan limbah potongan kayu yang dibiarkan begitu saja dan
terkadang saat angin kencang akan berserakan ke jalan raya.
f. Tenaga kerja belum menggunakan penutup hidung dan selop tangan dalam
melakukan proses pemotongan dan finishing. Kedua IRT tersebut belum
memperhatikan keamanan dan kesehatan dalam proses produksi.
g. Kedua kelompok usaha belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
beberapa kegiatan seperti SOP penerimaan bahan baku berupa kayu gelondongan,
pemotongan bahan baku, kualitas pemahatan, finishing, dan penyimpanan patung
jadi.
h. Belum adanya tenaga kerja yang khusus menangani pembukuan menyebabkan sistem
pembukuan akuntansi belum dapat dilakukan secara rutin dan teratur.
i. Sistem pemasaran IRT I Wayan Sutapa adalah penjualan langsung yang dilakukan ke
pasar seni Sukawati serta menerima pesanan dari pedagang patung di pasar seni
Sukawati. Adanya keterbatasan peralatan dan modal menyebabkan tidak
memungkinkan melakukan penjualan seperti IRT I Wayan Sugita yang melakukan
penjualan di kios yang mereka kontrak sendiri. Akibatnya hanya sekitar 25% pasar
potensial yang baru dapat diserap oleh IRT I Wayan Sutapa. Baik IRT I Wayan
Sutapamaupun IRT I Wayan Sugita memasarkan patung Budha hanya terbatas pada
pasar Sukawati, sehingga diperlukan usaha untuk memperluas pemasaran.
j. IRT I Wayan Sutapa belum memiliki papan nama dan kartu nama, sedangkan IRT I
Wayan Sugitasudah memiliki papan nama dan kartu nama. Papan nama dan kartu
nama adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk memperkenalkan tempat usaha
kepada masyarakat.
2. Permasalahan Mitra
Melalui wawancara dan diskusi dengan pemilik usaha, maka dapat diidentifikasi
permasalahan nyata yang dihadapi oleh mitra yaitu:
a. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita tidak memiliki peralatan (gergaji
mesin/sensor). Kedua mitra membayar pekerja (sekaligus alat sensor) untuk datang ke
tempat usaha untuk memotong kayu tersebut.
b. Proses produksi belum memperhatikan kesehatan pekerjanya. Pemotongan kayu tidak
dilengkapi dengan pemakaian selop tangan dan penutup hidung. Sehingga kesehatan
pekerja kurang diperhatikan.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
485 Unmas
Denpasar
c. IRT I Wayan Sutapa belum memiliki sarana promosi seperti papan nama usaha, kartu
nama, penjualan secara online maupun rak pajangan sampel. Patung Budha hanya
dipasarkan melalui kios penjual di pasar Sukawati.
d. Lokasi pengolahan (pemotongan dan pembentukan) bahan baku kayu belum tertata
dengan baik karena pekerja tidak terlindungi dari sinar matahari maupun hujan
akibatnya ketika hujan pekerjaan pemotongan tidak dapat dilakukan. Pada IRT I
Wayan Sutapa, proses produksi yang terdiri dari pemahatan, finishing, penyimpanan
dan pajangan berada pada satu ruangan tanpa batas yang jelas (tercampur). Sedangkan
pada IRT I Nyoman Suwita, tempat produksi cukup luas yang terdiri dari beberapa
ruang (blok) namun tempat pemahatan, tempat finishing, tempat penyimpanan dan
pajangan belum tertata dengan baik dan masih tercampur. Keseluruhan tata letak
produksi belum sesuai dengan urutan proses produksinya, sehingga akan mengurangi
kelancaran proses produksi.
Foto 7.Pemahatan tanpa peralatan
keamanan
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 8.Finishing tanpa selop dan masker
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 9. Lokasi IRT Sutapa belum ada sarana promosi papan nama
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 10.Tempat Produksi IRT I Wayan
Sugita
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 11.Tempat Produksi IRT I Wayan
Sutapa
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
486 Unmas
Denpasar
e. Limbah kayu proses pembuatan patung menumpuk karena tidak dimanfaatkan oleh
mitra maupun oleh warga sekitar. Tempat pemotongan yang berada di pinggir jalan
raya dan terbuka sangat mengganggu pandangan pengendara yang melintas.
f. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita belum memiliki pembukuan sederhana atas
transaksi yang dilakukan sehingga kondisi usaha (untung dan rugi) tidak dapat
diketahui dengan jelas.
g. Tingginya jumlah permintaan menyebabkan pemilik terkadang tidak mampu memenuhi
pesanan. Sulitnya mencari tenaga kerja yang mampu dan mau untuk bekerja sebagai
pembuat patung kayu merupakan kesulitan tersendiri bagi IRT I Wayan Sutapa dan I
Wayan Sugita.
h. Kedua kelompok usaha belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
beberapa kegiatan seperti SOP penerimaan bahan baku berupa kayu suar gelondongan,
pemotongan bahan baku, kualitas pemahatan, finishing, dan penyimpanan patung jadi.
i. Mitra belum memiliki sarana promosi seperti papan nama usaha, kartu nama, sarana
penjualan online dan rak pajangan. Agar produk mitra lebih dikenal masyarakat dan untuk
memperluas pemasaran maka dibuatkan papan nama, kartu nama, sarana penjualan online,
dan rak pajangan sampel.
3. Prioritas Permasalahan Mitra
Yang menjadi kegiatan prioritas untuk dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Peralatan (gergaji mesin/sensor) yang digunakanolehIRT I Wayan Sutapa dan IRT I
Wayan Sugita perlu mendapat perhatian utama karena kedua mitra belum memiliki
mesin sensor. Selama ini hanya membayar pekerja beserta sensor untuk memotong
kayu menjadi bentuk kasar patung kayu Budha.
b. Pengadaan mesin amplas bagi kedua IRT karena sebelumnya patung kayu Budha
hanya diamplas dengan tangan (manual).
c. Pengadaan atap pada lokasi pemotongan kayu sehingga dapat melindungi pekerja
saat panas maupun hujan. Masalah ini menjadi prioritas karena terutama saat hujan
turun, IRT I Wayan Sutapa maupun IRT I Wayan Sugita tidak dapat melakukan proses
pemotongan kayu.
d. Tata letak (layout)proses produksi belum tertata dengan baik.Permasalahan ini
merupakan prioritas karena dengan penataan proses produksi yang teratur akanmembuat
Foto 12.Limbah Kayu Pahatan IRT
I Wayan Sutapa
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Foto 13.Limbah Kayu Pemotongan IRT
I Wayan Sugita
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
487 Unmas
Denpasar
aliran proses bahan baku dari awal sampai akhir lebih efisien. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
e. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita sampai saat ini memasarkan produk patung
kayu terbatas di pasar seni Sukawati. Tidak terdapat lokasi pemasaran lainnya sehingga
hal ini perlu mendapatkan perhatian guna memperluas daerah pemasaran dan
meningkatkan penjualan.
f. Proses produksi belum memperhatikan keamanan dan kesehatan tenaga kerja.
Permasalahan ini menjadi prioritas karena keamanan dan kesehatan tenaga kerja akan
mempengaruhi kinerja di tempat kerja. Untuk menekan biaya maka diperlukan
penggunaan sumber daya manusia seefektif mungkin dan menekan biaya-biaya yang
harus dikeluarkan seperti biaya pengobatan tenaga kerja akibat proses produksi, serta
mengembangkan kondisi kerja yang sehat, aman, dan nyaman.
g. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita belum memiliki SOP. Permasalahan ini
perlu untuk segera ditangani karena setiap perusahaan perlu memiliki SOP. SOP
menyediakan informasi untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar bagi tiap tenaga
kerja, dan mempermudah untuk mengevaluasi penerapan yang tidak konsistem dalam
kualitas dan kuantitas suatu produk atau hasil akhir.
h. Sistem pembukuan akuntansi belum dilakukan secara rutin dan teratur. Permasalahan ini
penting karena dengan sistem pembukuan yang baik maka pemilik dapat mengetahui
aliran kas yang terjadi, perhitungan harga pokok produksi dan biaya-biaya yang
dikeluarkan.
i. Produksi patung kayu menghasilkan limbah kayu. Limbah kayu hanya dibiarkan begitu
saja dan terkadang dibakar karena hanya dianggap sampah. Jika limbah kayu ini
dimanfaatkan maka akan dapat menambah pendapatan bagi IRT I Wayan Sutapa dan
IRT I Wayan Sugita maupun warga sekitarnya.
j. IRT I Wayan Sutapa tidak memiliki papan nama dan kartu nama sehingga akan sulit
untuk memperkenalkan produksinya kepada masyarakat.
k. Patung kayu Budha yang sudah siap dijual tidak tertata dengan rapi.
4. Solusi yang Ditawarkan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan
Sugita, maka solusi yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program IbM adalah:
a. Pengadaan dua (2) buah mesin sensor yang digunakan oleh kedua mitra untuk
memotong kayu gelondong sehingga mampu mengefisienkan biaya yang dikeluarkan
untuk memotong kayu.
b. Menerapkan aplikasi teknologi dalam mengamplas patung kayu yang selama ini hanya
dilakukan secara manual.
c. Merancang tata letak (layout) peralatan, yang disesuaikan dengan urutan proses
produksisehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
d. Pengadaan rak pajangan yang digunakan untuk memajang produk patung kayu Budha
sebagai sample.
e. Menerapkan pemakaianmasker, selop tangan, dan penutup kepala bagi tenaga kerja
sehingga kesehatan tetap terjaga.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
488 Unmas
Denpasar
f. Pengadaan drum besar yang digunakan untuk menyimpan limbah kayu yang akan
dijual ke pembeli limbah kayu.
g. Merancang SOP sebagai pedoman kerja kelompok usahadalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Sebagai langkah awal, perancangan SOP yang dilakukan mencakup SOP
Penerimaan Bahan Baku, SOP Pengolahan/ Produksi, SOP Quality Control, SOP
penyimpanan barang jadi.
h. Memberikan konsultasi mengenai sistem pembukuan sesuai standar akuntansi
keuangan untuk UMKM, yaitu laporan laba rugi dan neraca.
TERGET DAN LUARAN
1. Aspek Produksi
a. Pengadaan gergaji mesin/ sensor bagi kedua IRT diharapkan akan meningkatkan
produktivitas mitra karena selama ini kedua mitra tidak memiliki mesin sensor. Dengan
memiliki sendiri mesin sensor maka kedua IRT dapat menghemat minimal Rp.80.000
sehari (tergantung dari ukuran patung yang dipotong).
b. Pengadaan mesin amplas bagi kedua IRT diharapkan mampu menghemat waktu hingga
40% dari waktu semula.
c. Pengadaan 1 buah atap yang digunakan pada lokasi pemotongan kayu pada IRT I
Wayan Sutapa.
d. Pengadaan rak pajangan bagi kedua mitra.Hal ini dilakukanuntuk memajang sampel
patung kayu Budha untuk tujuan pemasaran hasil produksi.
e. Pengadaan perlengkapan kerja seperti masker dan selop tangansebagai usaha untuk
menjaga kesehatan tenaga kerja.
2. Aspek Manajemen
a. Produk, yaitu kedua mitra memiliki 5 jenis SOP untuk bagian produksi yaitu:
1) SOP Penerimaan Bahan Baku
2) SOP Pengolahan/ Produksi
3) SOP Quality Control
4) SOP Penyimpanan Barang Jadi
b. Produk, yaitu kelompok usaha memiliki pencatatan berupa pembukuan sederhana.
c. Pengadaan 2 buah drum besar yang digunakan untuk menampung limbah kayu hasil
proses pemotongan.
d. Penataan layout peralatan produksi sesuai dengan urutan proses produksi sehingga pola
aliran bahan baku pada tiap tahapan proses dari pemotongan kayu sampai tahap finishing
akan menjadi lebih efisien ±10 menit lebih cepatdibandingkan waktu sebelumnya.
e. Pengadaan papan nama, kartu nama, dan membantu pemasaran produk secara online.
Mengingat selama ini IRT Sutapa hanya memasarkan produk patung kayu Budha untuk
dijual langsung ke pasar seni Sukawati.
METODE PELAKSANAAN
1. Metode Pendekatan
Kegiatan ini melibatkan dua mitra yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita
karena dalam operasionalnya kedua mitra masih bersifat home industry dan belum
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
489 Unmas
Denpasar
menggunakan peralatan secara efisien. IPTEKS yang akan ditransfer kepada kedua mitra
berupa pengadaan peralatan dan penyuluhan dan pendampingan. Dalam hal peralatan berupa
pengadaan mesin sensor dan mesin amplas, pengadaan atap di lokasi pemotongan kayu, rak
pajangan, pengadaan masker, selop tangan, SOP, papan nama, kartu nama serta drum besar
tempat penyimpanan limbah kayu. Dalam hal penyuluhan dan pendampingan berupa
pendampingan dalam penataan layout peralatan produksi, penyuluhan dalam pembuatan
pembukuan sederhana dan sarana pemasaran online.
2. Partisipasi Mitra
Agar dapat merealisasikan solusi yang ditawarkan, maka bentuk partisipasi mitra
dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut :
a. Mitra akan berpartisipasi dalam bentuk dana dalam pembelian gergaji mesin/ sensor dan
mesin amplas untuk mendukung realisasi program ini(apabila harga gergaji mesin dan
harga mesin amplas melebihi RAB).
b. Mitra akan mengkonfirmasi rencana produksi dan waktu yang dipersiapkan untuk
melakukan penataan layout sehingga pengusul dapat pelaksanaan penataan tanpa
mengganggu proses produksi.
c. Mitra bersedia untuk membantu saat dilakukan penataan layout, penempatan rak
pajangan, pengerjaan atap tempat pemotongan kayu dan pemasangan papan nama.
d. Mitra bersedia untuk mengikuti konsultasi dan pelatihan mengenai sistem pembukuan
agar dapat merealisasikan pembuatan laporan keuangan sederhana.
e. Mitra bersedia untuk mengikuti pelatihan pembuatan sarana penjualan secara online
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengadaan gergaji sensor dalam proses produksi.
Gergaji sensor merupakan alat utama yang diperlukan oleh kedua mitra. Gergaji
sensor ini diperlukan untuk proses pemotongan kayu dan membentuk pola dasar patung
Budha. Pengadaan gergaji sensor dalam proses produksi patung Budha ini mampu
mengefisienkan biaya Rp. 80.000 per hari, hal ini karena tidak diperlukannya lagi biaya
pekerja (sekaligus sewa alat sensor) untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu
tersebut. Dengan pengadaan alat sensor ini pemilik mampu melakukan tugas pemotongan.
Foto 1 dan 2. Gambar Penyerahan Gergaji Sensor di IRT Sutapa dan IRT SUgita
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
490 Unmas
Denpasar
Foto 3. Gambar Uji Coba Penggunaan Gergaji Sensor
2. Pengadaan rak pajangan
Rak pajangan ini berfungsi untuk menyimpan produk jadi agar tidak bercampur
dengan produk setengah jadi.Rak pajangan juga menghindari produk jadi kotoran dan
kerusakan.Sebelum pengadaan rak pajangan ini, mitra meletakkan produk jadi di lantai
bergabung dengan produk setengah jadi. Dengan adanya rak pajangan ini diharapkan produk
akan tertata lebih rapi, lebih bersih, dan dapat sekaligus digunakan sebagai media pemasaran.
Penataan produk jadi ini dibantu oleh 3 (tiga) orang mahasiswa akuntansi.
Foto 4. Penataan produk jadi pada rak pajangan (mahasiswa: Ayu Gestarini, Ni Wayan Ayu
Adnyani dan Ni Putu Legistiani Lolistia) pada IRT Sutapa
Foto 5. Penataan produk jadi pada rak pajangan (mahasiswa: Ayu Gestarini, Ni Wayan Ayu
Adnyani dan Ni Putu Legistiani Lolistia) pada IRT Sugita
3. Pengadaan atap
Pengadaan atap di lokasi pemotongan kayu ini penting karena mitra akan terlindungi
dari terpaan sinar matahari dan hujan. Sehingga dengan adanya atap ini maka IRT Sutapa
tidak akan terganggu proses produksinya saat turun hujan karena lokasi pemotongan kayu
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
491 Unmas
Denpasar
berada diluar ruangan. Partisipasi mitra dalam pengadaan atap ini adalah dalam bentuk
pengadaan pasir dan semen yang dibutuhkan saat pembuatan fondasi atap.
Foto 6 dan 7. Pendampingan dan pengarahan pembuatan atap dan atap yang sudah jadi
4. Pengadaan drum
Pengadaan drum ini bertujuan untuk menampung sisa kayu yg masih dapat
dimanfaatkan ataupun dijual bagi yang memanfaatkan. Pengadaan drum ini juga bermanfaat
agar lokasi pemotongan IRT Sutapa dan IRT Sugita lebih rapi.
Foto 8. Foto menampung kayu sisa pada drum
5. Pengadaan papan nama, kartu nama, dan nota
Pentingnya pengadaan papan nama bagi IRT Sutapakarena selama ini IRT Sutapa
tidak memiliki papan nama sehingga media memperkenalkan tempat usaha menjadi terbatas.
Papan nama awalnya dianggarkan hanya Rp.600.000 namun karena IRT Sutapa tertarik
dengan neon box maka kami alihkan dari papan nama biasa menjadi neon box dengan harga
Rp.1.000.000. sisa dana Rp.400.000 kami ambil dari anggaran pembelian mesin amplas
karena IRT Sutapa telah membeli mesin amplas akhir tahun 2015 dan mitra merasa jumlah
amplas yang beliau miliki telah mencukupi. Pengadaan kartu nama bagi IRT Sutapa dan IRT
Sugita juga penting untuk memperkenalkan usaha kepada konsumen. Begitupula dengan nota
yang dilengkapi dengan nama usaha akan lebih mempermudah konsumen mengingat lokasi
usaha mitra.
Foto 9. Papan nama dan kartu nama mitra
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
492 Unmas
Denpasar
6. Penyuluhan pembukuan sederhana
Pembukuan sederhana dibutuhkan oleh kedua mitra karena selama ini kedua mitra
belum melakukan pencatatan mengenai pendapatan dan biaya sehingga belum bisa
mengetahui kondisi usahanya.Dengan adanya penyuluhan dan pendampingan pencatatan
pembukuan sederhana ini, mitra dapat membuat pencatatan sendiri.
Foto 13. Pendampingan pembuatan pembukuan sederhana
DAFTAR PUSTAKA
http://balipromosi.com/balivillage/index.php/kecamatan-sukawati/desa-batubulan-kangin
http://desabatubulan.com/profil-desa/sejarah-desa-batubulan/
http://fajarbali.com/index.php/berita/67-pojok-desa/343-ukiran-kayu-dan-pertanian-topang-
penghidupan-masyarakat-batubulan-kangin.html
http://sinarharapan.co/news/read/1405/6013/ekspor-patung-bali-raup-devisa-5-juta-dolar
http://gianyarkab.go.id/index.php/profil/2/Gambaran-Umum
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gianyar