IbM PATUNG BUDHA -...

12
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 481 Unmas Denpasar IbM PATUNG BUDHA Ni Luh Gede Novitasari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Gede Ngurah Sunatha Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRAK Gianyar merupakan etalase berbagai macam produk kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat sekitarnya.Salah satu kerajinan seni yang pernah mencapai masa emasnya di tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung kayu tersebut adalah patung kayu Budha.Patung kayu Budha menjadi hasil produksi utama di daerah Gianyar karena tingginya permintaan khususnya dari wisatawan mancanegara.Mengingat proses produksi patung kayu Budha berbasishome industry, maka eksistensi usaha ini harus mendapat perhatian dan dukungan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan melaksanakan program ekonomi kerakyatan yang dicanangkan pemerintah. Mitra dalam program ini berjumlah dua orang yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita.Usaha mitra belum efektif dan efisien, dalam operasionalnya berbasis home industry menggunakan peralatan gergaji mesin/ sensor dengan sistem menyewa dan pengamplasan masih manual. Melalui program ini kedua mitra lebih mampu menghemat biaya dan waktu dalam operasionalnya. Luaran dalam program ini adalah berupa produk dan jasa.Luaran yang berupa produk diantaranya adalah 1).Pengadaan peralatan berupa mesin sensor untuk memotong kayu dan juga mesin amplas, 2).Pengadaan atap pada lokasi pemotongan kayu, 3). Pengadaan drum besar untuk penyimpanan limbah kayu yang akan dijual, 4).Pengadaan sekop untuk mengumpulkan limbah kayu, 5).Pengadaan rak pajangan untuk memajang patung sample, 6).Pengadaan masker dan selop tangan untuk menjaga keamanan dan kesehatan pekerja, 7). Pengadaan papan nama dan kartu nama bagi mitra, dan 8).Pengadaan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan luaran berupa jasa diantaranya adalah 1).Penataan layout produksi, 2).Pendampingan dan penyuluhan pembukuan sederhana, dan 3).Pendampingan mengenai pemasaran produk patung Budha secara online. Kata Kunci : Patung Budha, Home industry, Efisiensi, Efektivitas, Pengadaan peralatan, Penyuluhan pembukuan dan Pemasaran online ABSTRACT Gianyar is the window display of many handicrafts produced by surrounding community.One of the art craft has reach its golden period on 90’s is wood sculpture craft. One of them is wooden Buddha statue. Wooden Buddha statue became the major production in Gianyar region due to the high demand especially from foreign tourists. In case of the production process is home industry based, so the existence of this business should get attention and supports in order to increase the community economy as the main livelihood and also to implement the community economic program which launched by government. Partners in this program are two persons namely IRT I Wayan Sutapa and IRT I Wayan Sugita. Venture partners have not been effective and efficient, becausethe home- industry based operations is still renting the chainsaw/sensor, and so the manual sanding system. Through this iBMprogram, both of partners will be able to save costs and operation time. Outcomes of this program are products and services. Outcomes in the form of products

Transcript of IbM PATUNG BUDHA -...

Page 1: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

481 Unmas

Denpasar

IbM PATUNG BUDHA

Ni Luh Gede Novitasari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Gede Ngurah Sunatha

Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRAK

Gianyar merupakan etalase berbagai macam produk kerajinan yang dihasilkan oleh

masyarakat sekitarnya.Salah satu kerajinan seni yang pernah mencapai masa emasnya di

tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung kayu tersebut

adalah patung kayu Budha.Patung kayu Budha menjadi hasil produksi utama di daerah

Gianyar karena tingginya permintaan khususnya dari wisatawan mancanegara.Mengingat

proses produksi patung kayu Budha berbasishome industry, maka eksistensi usaha ini harus

mendapat perhatian dan dukungan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan melaksanakan program ekonomi kerakyatan

yang dicanangkan pemerintah.

Mitra dalam program ini berjumlah dua orang yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I

Wayan Sugita.Usaha mitra belum efektif dan efisien, dalam operasionalnya berbasis home

industry menggunakan peralatan gergaji mesin/ sensor dengan sistem menyewa dan

pengamplasan masih manual. Melalui program ini kedua mitra lebih mampu menghemat

biaya dan waktu dalam operasionalnya. Luaran dalam program ini adalah berupa produk dan

jasa.Luaran yang berupa produk diantaranya adalah 1).Pengadaan peralatan berupa mesin

sensor untuk memotong kayu dan juga mesin amplas, 2).Pengadaan atap pada lokasi

pemotongan kayu, 3). Pengadaan drum besar untuk penyimpanan limbah kayu yang akan

dijual, 4).Pengadaan sekop untuk mengumpulkan limbah kayu, 5).Pengadaan rak pajangan

untuk memajang patung sample, 6).Pengadaan masker dan selop tangan untuk menjaga

keamanan dan kesehatan pekerja, 7). Pengadaan papan nama dan kartu nama bagi mitra, dan

8).Pengadaan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan luaran

berupa jasa diantaranya adalah 1).Penataan layout produksi, 2).Pendampingan dan

penyuluhan pembukuan sederhana, dan 3).Pendampingan mengenai pemasaran produk

patung Budha secara online.

Kata Kunci : Patung Budha, Home industry, Efisiensi, Efektivitas, Pengadaan peralatan,

Penyuluhan pembukuan dan Pemasaran online

ABSTRACT

Gianyar is the window display of many handicrafts produced by surrounding

community.One of the art craft has reach its golden period on 90’s is wood sculpture craft.

One of them is wooden Buddha statue. Wooden Buddha statue became the major production

in Gianyar region due to the high demand especially from foreign tourists. In case of the

production process is home industry based, so the existence of this business should get

attention and supports in order to increase the community economy as the main livelihood

and also to implement the community economic program which launched by government.

Partners in this program are two persons namely IRT I Wayan Sutapa and IRT I

Wayan Sugita. Venture partners have not been effective and efficient, becausethe home-

industry based operations is still renting the chainsaw/sensor, and so the manual sanding

system. Through this iBMprogram, both of partners will be able to save costs and operation

time. Outcomes of this program are products and services. Outcomes in the form of products

Page 2: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

482 Unmas

Denpasar

are 1). Sensor equipment procurement, such machines to cut wood and sanding machine, 2)

procurement of roof on the sawmill site, 3) procurement of large drums for waste storage

timber which ready to be sold, 4) procurement of shovel to collect wood waste, 5) shelves

procurement to display sculpture samples, 6) procurement of mask and slippers hand to

maintain the safety and health of workers, 7)procurement nameplate and cards for partners,

and 8) Procurement of cash book for recording receipts and disbursements. Meanwhile the

output in the form of services which are: 1) Structuring layout production, 2). Mentoring and

counseling simple bookkeeping, and 3). Assistance regarding product marketing Buddha

statue online.

Keywords : Buddha statue, Home industry, Efficiency, Effectiveness, Supply of equipment,

Bookkeeping and Marketing counseling online

PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi

IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita merupakan industri rumah tangga

yang memproduksi patung kayu berbentuk Dewi Kwan Im, Vekong, Budha, Naga dan

lain-lain, namun produksi yang paling dominan adalah patung kayu Budha. IRT I Wayan

Sutapa didirikan oleh I Wayan Sutapa tahun 1990 di Banjar Puseh, Kecamatan

Sukawati,Kabupaten Gianyar.IRT I Wayan Sugita didirikan oleh I Wayan Sugita tahun

1998 yang berlokasi di Banjar Puseh, Kecamatan Sukawati, Gianyar. IRT I Wayan Sutapa

awalnya memproduksi patung Budha dengan bahan dasar kayu cendana, namun karena

mahal dan sulitnya memperoleh kayu cendana maka IRT I Wayan Sutapa beralih

menggunakan kayu suar yang harganya lebih murah. IRT I Wayan Sutapa belum

menggunakan papan nama, kartu nama maupun cara pemasaran lainnya dan hanya

menjual ke kios di pasar seni Sukawati.Sementara IRT I Wayan Sugita memproduksi

patung Budha dengan bahan kayu kayu cendana, kayu gaharu dan kayu suar dan menjual

patung Budha ke kios miliknya di pasar Sukawati. IRT I Wayan Sugita sudah memiliki

papan nama dan kartu nama untuk memasarkan produknya.

Berkaitan dengan proses produksi serta operasional dari kedua kelompok usaha

tersebut, maka dapat dijelaskan kondisi eksisting kedua kelompok usaha tersebut:

a. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita memproduksi patung kayu. Patung

kayu dihasilkan dari proses pemotongan dari kayu batangan jenis kayu suar,

selanjutnya proses pemahatan kayu menjadi bentuk patung, kemudian proses

pengamplasan dan finishing. Patung kayu yang dihasilkan sebagian besar adalah

Patung Budha dengan berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) sesuai dengan

pesanan. Selain Patung Budha, kelompok usaha ini juga memahat kayu menjadi

bentuk lainnya yaitu patung Dewi Kwan Im, Vekong, Naga, dan panel kayu berukir

untuk hiasan dinding. Namun produksi utama kedua IRT ini adalah patung kayu

Budha.

Page 3: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

483 Unmas

Denpasar

b. Peralatan (mesin pemotong kayu/sensor) yang dibutuhkan oleh IRT I Wayan Sutapa

dan IRT I Wayan Sugita untuk memotong kayu adalahjenis sensor merk still No 023

namun bukan milik sendiri melainkan membayar pekerja (sekaligus alat sensor)

untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu tersebut. Pekerja tersebut

dibayar sesuai dengan ukuran patung yaitu ukuran 30cm akan diupah Rp.8.000/

patung, ukuran 40cm akan diupah Rp.10.000/patung, dan ukuran 50cm akan diupah

Rp.15.000/ patung. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita bisa memotong 10

kayu/hari dengan biaya pemotongan rata-rata Rp.80.000/hari dan dalam

menghasilkan satu buah patung kayu siap jual diperlukan waktu hingga 2 hari namun

tergantung juga tenaga kerja yang tersedia.

c. Dalam pengamplas patung kayu Budha, IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita

menggunakan amplas secara manual sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.

Patung kayu berukuran 30cm memerlukan waktu 10 menit untuk mengamplas,

sedangkan patung berukuran 40cm memerlukan waktu 15 menit dan patung kayu

berukuran 50cm memerlukan waktu hingga 25 menit.

d. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada IRT I Wayan Sutapa berjumlah 3 orang

pegawai tetap dan sekitar 4 orang warga yang membawa patung tersebut untuk

dikerjakan dirumah masing-masing, sedangkan pada IRT I Wayan Sugitatenaga kerja

berjumlah3 orang dan sekitar 4 orang warga sekitar.Tingginya jumlah permintaan

Foto 1.Patung Budha Produksi IRT

Sugita

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 2.Patung Budha Produksi IRT

Sutapa

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 3. Mesin Pemotong Kayu/Sensor

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 4. Hasil Potongan Kayu dan

Bentuk Dasar

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Page 4: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

484 Unmas

Denpasar

menyebabkan pemilik terkadang tidak mampu memenuhi pesanan. Saat terjadi

peningkatan permintaan maka tidak jarang kedua mitra melakukan sistem lembur

karena terbatasnya jumlah tenaga kerja.

e. Tempat usaha IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita terdiri dari tempat

pemotongan, tempat pemahatan, tempat mengamplas, dan tempat penyimpanan

sebelum diambil oleh pemesan ataupun tempat pemajangan patung yang digunakan

sebagai sampel. Tempat produksi tersebut belum tertata dengan baik, terlebih lagi

pada IRT I Wayan Sutapa, tempat pemotongan kayu yang berada di luar rumah dan

tidak beratap, akibatnya ketika hujan turun pekerjaan pemotongan tidak dapat

dilakukan. Lokasi pemotongan kayu juga kurang layak karena pemotongan kayu

dilakukan di atas tumpukan limbah potongan kayu yang dibiarkan begitu saja dan

terkadang saat angin kencang akan berserakan ke jalan raya.

f. Tenaga kerja belum menggunakan penutup hidung dan selop tangan dalam

melakukan proses pemotongan dan finishing. Kedua IRT tersebut belum

memperhatikan keamanan dan kesehatan dalam proses produksi.

g. Kedua kelompok usaha belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk

beberapa kegiatan seperti SOP penerimaan bahan baku berupa kayu gelondongan,

pemotongan bahan baku, kualitas pemahatan, finishing, dan penyimpanan patung

jadi.

h. Belum adanya tenaga kerja yang khusus menangani pembukuan menyebabkan sistem

pembukuan akuntansi belum dapat dilakukan secara rutin dan teratur.

i. Sistem pemasaran IRT I Wayan Sutapa adalah penjualan langsung yang dilakukan ke

pasar seni Sukawati serta menerima pesanan dari pedagang patung di pasar seni

Sukawati. Adanya keterbatasan peralatan dan modal menyebabkan tidak

memungkinkan melakukan penjualan seperti IRT I Wayan Sugita yang melakukan

penjualan di kios yang mereka kontrak sendiri. Akibatnya hanya sekitar 25% pasar

potensial yang baru dapat diserap oleh IRT I Wayan Sutapa. Baik IRT I Wayan

Sutapamaupun IRT I Wayan Sugita memasarkan patung Budha hanya terbatas pada

pasar Sukawati, sehingga diperlukan usaha untuk memperluas pemasaran.

j. IRT I Wayan Sutapa belum memiliki papan nama dan kartu nama, sedangkan IRT I

Wayan Sugitasudah memiliki papan nama dan kartu nama. Papan nama dan kartu

nama adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk memperkenalkan tempat usaha

kepada masyarakat.

2. Permasalahan Mitra

Melalui wawancara dan diskusi dengan pemilik usaha, maka dapat diidentifikasi

permasalahan nyata yang dihadapi oleh mitra yaitu:

a. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita tidak memiliki peralatan (gergaji

mesin/sensor). Kedua mitra membayar pekerja (sekaligus alat sensor) untuk datang ke

tempat usaha untuk memotong kayu tersebut.

b. Proses produksi belum memperhatikan kesehatan pekerjanya. Pemotongan kayu tidak

dilengkapi dengan pemakaian selop tangan dan penutup hidung. Sehingga kesehatan

pekerja kurang diperhatikan.

Page 5: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

485 Unmas

Denpasar

c. IRT I Wayan Sutapa belum memiliki sarana promosi seperti papan nama usaha, kartu

nama, penjualan secara online maupun rak pajangan sampel. Patung Budha hanya

dipasarkan melalui kios penjual di pasar Sukawati.

d. Lokasi pengolahan (pemotongan dan pembentukan) bahan baku kayu belum tertata

dengan baik karena pekerja tidak terlindungi dari sinar matahari maupun hujan

akibatnya ketika hujan pekerjaan pemotongan tidak dapat dilakukan. Pada IRT I

Wayan Sutapa, proses produksi yang terdiri dari pemahatan, finishing, penyimpanan

dan pajangan berada pada satu ruangan tanpa batas yang jelas (tercampur). Sedangkan

pada IRT I Nyoman Suwita, tempat produksi cukup luas yang terdiri dari beberapa

ruang (blok) namun tempat pemahatan, tempat finishing, tempat penyimpanan dan

pajangan belum tertata dengan baik dan masih tercampur. Keseluruhan tata letak

produksi belum sesuai dengan urutan proses produksinya, sehingga akan mengurangi

kelancaran proses produksi.

Foto 7.Pemahatan tanpa peralatan

keamanan

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 8.Finishing tanpa selop dan masker

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 9. Lokasi IRT Sutapa belum ada sarana promosi papan nama

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 10.Tempat Produksi IRT I Wayan

Sugita

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 11.Tempat Produksi IRT I Wayan

Sutapa

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Page 6: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

486 Unmas

Denpasar

e. Limbah kayu proses pembuatan patung menumpuk karena tidak dimanfaatkan oleh

mitra maupun oleh warga sekitar. Tempat pemotongan yang berada di pinggir jalan

raya dan terbuka sangat mengganggu pandangan pengendara yang melintas.

f. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita belum memiliki pembukuan sederhana atas

transaksi yang dilakukan sehingga kondisi usaha (untung dan rugi) tidak dapat

diketahui dengan jelas.

g. Tingginya jumlah permintaan menyebabkan pemilik terkadang tidak mampu memenuhi

pesanan. Sulitnya mencari tenaga kerja yang mampu dan mau untuk bekerja sebagai

pembuat patung kayu merupakan kesulitan tersendiri bagi IRT I Wayan Sutapa dan I

Wayan Sugita.

h. Kedua kelompok usaha belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk

beberapa kegiatan seperti SOP penerimaan bahan baku berupa kayu suar gelondongan,

pemotongan bahan baku, kualitas pemahatan, finishing, dan penyimpanan patung jadi.

i. Mitra belum memiliki sarana promosi seperti papan nama usaha, kartu nama, sarana

penjualan online dan rak pajangan. Agar produk mitra lebih dikenal masyarakat dan untuk

memperluas pemasaran maka dibuatkan papan nama, kartu nama, sarana penjualan online,

dan rak pajangan sampel.

3. Prioritas Permasalahan Mitra

Yang menjadi kegiatan prioritas untuk dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Peralatan (gergaji mesin/sensor) yang digunakanolehIRT I Wayan Sutapa dan IRT I

Wayan Sugita perlu mendapat perhatian utama karena kedua mitra belum memiliki

mesin sensor. Selama ini hanya membayar pekerja beserta sensor untuk memotong

kayu menjadi bentuk kasar patung kayu Budha.

b. Pengadaan mesin amplas bagi kedua IRT karena sebelumnya patung kayu Budha

hanya diamplas dengan tangan (manual).

c. Pengadaan atap pada lokasi pemotongan kayu sehingga dapat melindungi pekerja

saat panas maupun hujan. Masalah ini menjadi prioritas karena terutama saat hujan

turun, IRT I Wayan Sutapa maupun IRT I Wayan Sugita tidak dapat melakukan proses

pemotongan kayu.

d. Tata letak (layout)proses produksi belum tertata dengan baik.Permasalahan ini

merupakan prioritas karena dengan penataan proses produksi yang teratur akanmembuat

Foto 12.Limbah Kayu Pahatan IRT

I Wayan Sutapa

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Foto 13.Limbah Kayu Pemotongan IRT

I Wayan Sugita

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015

Page 7: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

487 Unmas

Denpasar

aliran proses bahan baku dari awal sampai akhir lebih efisien. Sehingga diharapkan

dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

e. IRT I Wayan Sutapa dan I Wayan Sugita sampai saat ini memasarkan produk patung

kayu terbatas di pasar seni Sukawati. Tidak terdapat lokasi pemasaran lainnya sehingga

hal ini perlu mendapatkan perhatian guna memperluas daerah pemasaran dan

meningkatkan penjualan.

f. Proses produksi belum memperhatikan keamanan dan kesehatan tenaga kerja.

Permasalahan ini menjadi prioritas karena keamanan dan kesehatan tenaga kerja akan

mempengaruhi kinerja di tempat kerja. Untuk menekan biaya maka diperlukan

penggunaan sumber daya manusia seefektif mungkin dan menekan biaya-biaya yang

harus dikeluarkan seperti biaya pengobatan tenaga kerja akibat proses produksi, serta

mengembangkan kondisi kerja yang sehat, aman, dan nyaman.

g. IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita belum memiliki SOP. Permasalahan ini

perlu untuk segera ditangani karena setiap perusahaan perlu memiliki SOP. SOP

menyediakan informasi untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar bagi tiap tenaga

kerja, dan mempermudah untuk mengevaluasi penerapan yang tidak konsistem dalam

kualitas dan kuantitas suatu produk atau hasil akhir.

h. Sistem pembukuan akuntansi belum dilakukan secara rutin dan teratur. Permasalahan ini

penting karena dengan sistem pembukuan yang baik maka pemilik dapat mengetahui

aliran kas yang terjadi, perhitungan harga pokok produksi dan biaya-biaya yang

dikeluarkan.

i. Produksi patung kayu menghasilkan limbah kayu. Limbah kayu hanya dibiarkan begitu

saja dan terkadang dibakar karena hanya dianggap sampah. Jika limbah kayu ini

dimanfaatkan maka akan dapat menambah pendapatan bagi IRT I Wayan Sutapa dan

IRT I Wayan Sugita maupun warga sekitarnya.

j. IRT I Wayan Sutapa tidak memiliki papan nama dan kartu nama sehingga akan sulit

untuk memperkenalkan produksinya kepada masyarakat.

k. Patung kayu Budha yang sudah siap dijual tidak tertata dengan rapi.

4. Solusi yang Ditawarkan

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan

Sugita, maka solusi yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program IbM adalah:

a. Pengadaan dua (2) buah mesin sensor yang digunakan oleh kedua mitra untuk

memotong kayu gelondong sehingga mampu mengefisienkan biaya yang dikeluarkan

untuk memotong kayu.

b. Menerapkan aplikasi teknologi dalam mengamplas patung kayu yang selama ini hanya

dilakukan secara manual.

c. Merancang tata letak (layout) peralatan, yang disesuaikan dengan urutan proses

produksisehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

d. Pengadaan rak pajangan yang digunakan untuk memajang produk patung kayu Budha

sebagai sample.

e. Menerapkan pemakaianmasker, selop tangan, dan penutup kepala bagi tenaga kerja

sehingga kesehatan tetap terjaga.

Page 8: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

488 Unmas

Denpasar

f. Pengadaan drum besar yang digunakan untuk menyimpan limbah kayu yang akan

dijual ke pembeli limbah kayu.

g. Merancang SOP sebagai pedoman kerja kelompok usahadalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. Sebagai langkah awal, perancangan SOP yang dilakukan mencakup SOP

Penerimaan Bahan Baku, SOP Pengolahan/ Produksi, SOP Quality Control, SOP

penyimpanan barang jadi.

h. Memberikan konsultasi mengenai sistem pembukuan sesuai standar akuntansi

keuangan untuk UMKM, yaitu laporan laba rugi dan neraca.

TERGET DAN LUARAN

1. Aspek Produksi

a. Pengadaan gergaji mesin/ sensor bagi kedua IRT diharapkan akan meningkatkan

produktivitas mitra karena selama ini kedua mitra tidak memiliki mesin sensor. Dengan

memiliki sendiri mesin sensor maka kedua IRT dapat menghemat minimal Rp.80.000

sehari (tergantung dari ukuran patung yang dipotong).

b. Pengadaan mesin amplas bagi kedua IRT diharapkan mampu menghemat waktu hingga

40% dari waktu semula.

c. Pengadaan 1 buah atap yang digunakan pada lokasi pemotongan kayu pada IRT I

Wayan Sutapa.

d. Pengadaan rak pajangan bagi kedua mitra.Hal ini dilakukanuntuk memajang sampel

patung kayu Budha untuk tujuan pemasaran hasil produksi.

e. Pengadaan perlengkapan kerja seperti masker dan selop tangansebagai usaha untuk

menjaga kesehatan tenaga kerja.

2. Aspek Manajemen

a. Produk, yaitu kedua mitra memiliki 5 jenis SOP untuk bagian produksi yaitu:

1) SOP Penerimaan Bahan Baku

2) SOP Pengolahan/ Produksi

3) SOP Quality Control

4) SOP Penyimpanan Barang Jadi

b. Produk, yaitu kelompok usaha memiliki pencatatan berupa pembukuan sederhana.

c. Pengadaan 2 buah drum besar yang digunakan untuk menampung limbah kayu hasil

proses pemotongan.

d. Penataan layout peralatan produksi sesuai dengan urutan proses produksi sehingga pola

aliran bahan baku pada tiap tahapan proses dari pemotongan kayu sampai tahap finishing

akan menjadi lebih efisien ±10 menit lebih cepatdibandingkan waktu sebelumnya.

e. Pengadaan papan nama, kartu nama, dan membantu pemasaran produk secara online.

Mengingat selama ini IRT Sutapa hanya memasarkan produk patung kayu Budha untuk

dijual langsung ke pasar seni Sukawati.

METODE PELAKSANAAN

1. Metode Pendekatan

Kegiatan ini melibatkan dua mitra yaitu IRT I Wayan Sutapa dan IRT I Wayan Sugita

karena dalam operasionalnya kedua mitra masih bersifat home industry dan belum

Page 9: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

489 Unmas

Denpasar

menggunakan peralatan secara efisien. IPTEKS yang akan ditransfer kepada kedua mitra

berupa pengadaan peralatan dan penyuluhan dan pendampingan. Dalam hal peralatan berupa

pengadaan mesin sensor dan mesin amplas, pengadaan atap di lokasi pemotongan kayu, rak

pajangan, pengadaan masker, selop tangan, SOP, papan nama, kartu nama serta drum besar

tempat penyimpanan limbah kayu. Dalam hal penyuluhan dan pendampingan berupa

pendampingan dalam penataan layout peralatan produksi, penyuluhan dalam pembuatan

pembukuan sederhana dan sarana pemasaran online.

2. Partisipasi Mitra

Agar dapat merealisasikan solusi yang ditawarkan, maka bentuk partisipasi mitra

dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut :

a. Mitra akan berpartisipasi dalam bentuk dana dalam pembelian gergaji mesin/ sensor dan

mesin amplas untuk mendukung realisasi program ini(apabila harga gergaji mesin dan

harga mesin amplas melebihi RAB).

b. Mitra akan mengkonfirmasi rencana produksi dan waktu yang dipersiapkan untuk

melakukan penataan layout sehingga pengusul dapat pelaksanaan penataan tanpa

mengganggu proses produksi.

c. Mitra bersedia untuk membantu saat dilakukan penataan layout, penempatan rak

pajangan, pengerjaan atap tempat pemotongan kayu dan pemasangan papan nama.

d. Mitra bersedia untuk mengikuti konsultasi dan pelatihan mengenai sistem pembukuan

agar dapat merealisasikan pembuatan laporan keuangan sederhana.

e. Mitra bersedia untuk mengikuti pelatihan pembuatan sarana penjualan secara online

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengadaan gergaji sensor dalam proses produksi.

Gergaji sensor merupakan alat utama yang diperlukan oleh kedua mitra. Gergaji

sensor ini diperlukan untuk proses pemotongan kayu dan membentuk pola dasar patung

Budha. Pengadaan gergaji sensor dalam proses produksi patung Budha ini mampu

mengefisienkan biaya Rp. 80.000 per hari, hal ini karena tidak diperlukannya lagi biaya

pekerja (sekaligus sewa alat sensor) untuk datang ke tempat usaha untuk memotong kayu

tersebut. Dengan pengadaan alat sensor ini pemilik mampu melakukan tugas pemotongan.

Foto 1 dan 2. Gambar Penyerahan Gergaji Sensor di IRT Sutapa dan IRT SUgita

Page 10: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

490 Unmas

Denpasar

Foto 3. Gambar Uji Coba Penggunaan Gergaji Sensor

2. Pengadaan rak pajangan

Rak pajangan ini berfungsi untuk menyimpan produk jadi agar tidak bercampur

dengan produk setengah jadi.Rak pajangan juga menghindari produk jadi kotoran dan

kerusakan.Sebelum pengadaan rak pajangan ini, mitra meletakkan produk jadi di lantai

bergabung dengan produk setengah jadi. Dengan adanya rak pajangan ini diharapkan produk

akan tertata lebih rapi, lebih bersih, dan dapat sekaligus digunakan sebagai media pemasaran.

Penataan produk jadi ini dibantu oleh 3 (tiga) orang mahasiswa akuntansi.

Foto 4. Penataan produk jadi pada rak pajangan (mahasiswa: Ayu Gestarini, Ni Wayan Ayu

Adnyani dan Ni Putu Legistiani Lolistia) pada IRT Sutapa

Foto 5. Penataan produk jadi pada rak pajangan (mahasiswa: Ayu Gestarini, Ni Wayan Ayu

Adnyani dan Ni Putu Legistiani Lolistia) pada IRT Sugita

3. Pengadaan atap

Pengadaan atap di lokasi pemotongan kayu ini penting karena mitra akan terlindungi

dari terpaan sinar matahari dan hujan. Sehingga dengan adanya atap ini maka IRT Sutapa

tidak akan terganggu proses produksinya saat turun hujan karena lokasi pemotongan kayu

Page 11: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

491 Unmas

Denpasar

berada diluar ruangan. Partisipasi mitra dalam pengadaan atap ini adalah dalam bentuk

pengadaan pasir dan semen yang dibutuhkan saat pembuatan fondasi atap.

Foto 6 dan 7. Pendampingan dan pengarahan pembuatan atap dan atap yang sudah jadi

4. Pengadaan drum

Pengadaan drum ini bertujuan untuk menampung sisa kayu yg masih dapat

dimanfaatkan ataupun dijual bagi yang memanfaatkan. Pengadaan drum ini juga bermanfaat

agar lokasi pemotongan IRT Sutapa dan IRT Sugita lebih rapi.

Foto 8. Foto menampung kayu sisa pada drum

5. Pengadaan papan nama, kartu nama, dan nota

Pentingnya pengadaan papan nama bagi IRT Sutapakarena selama ini IRT Sutapa

tidak memiliki papan nama sehingga media memperkenalkan tempat usaha menjadi terbatas.

Papan nama awalnya dianggarkan hanya Rp.600.000 namun karena IRT Sutapa tertarik

dengan neon box maka kami alihkan dari papan nama biasa menjadi neon box dengan harga

Rp.1.000.000. sisa dana Rp.400.000 kami ambil dari anggaran pembelian mesin amplas

karena IRT Sutapa telah membeli mesin amplas akhir tahun 2015 dan mitra merasa jumlah

amplas yang beliau miliki telah mencukupi. Pengadaan kartu nama bagi IRT Sutapa dan IRT

Sugita juga penting untuk memperkenalkan usaha kepada konsumen. Begitupula dengan nota

yang dilengkapi dengan nama usaha akan lebih mempermudah konsumen mengingat lokasi

usaha mitra.

Foto 9. Papan nama dan kartu nama mitra

Page 12: IbM PATUNG BUDHA - lppm.unmas.ac.idlppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/65.-Pengabdian_Ni-Luh... · tahun 90-an adalah kerajinan patung kayu.Salah satu dari kerajinan patung

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

492 Unmas

Denpasar

6. Penyuluhan pembukuan sederhana

Pembukuan sederhana dibutuhkan oleh kedua mitra karena selama ini kedua mitra

belum melakukan pencatatan mengenai pendapatan dan biaya sehingga belum bisa

mengetahui kondisi usahanya.Dengan adanya penyuluhan dan pendampingan pencatatan

pembukuan sederhana ini, mitra dapat membuat pencatatan sendiri.

Foto 13. Pendampingan pembuatan pembukuan sederhana

DAFTAR PUSTAKA

http://balipromosi.com/balivillage/index.php/kecamatan-sukawati/desa-batubulan-kangin

http://desabatubulan.com/profil-desa/sejarah-desa-batubulan/

http://fajarbali.com/index.php/berita/67-pojok-desa/343-ukiran-kayu-dan-pertanian-topang-

penghidupan-masyarakat-batubulan-kangin.html

http://sinarharapan.co/news/read/1405/6013/ekspor-patung-bali-raup-devisa-5-juta-dolar

http://gianyarkab.go.id/index.php/profil/2/Gambaran-Umum

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gianyar