I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB...

18
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau entitas dalam sistem kemasyarakatan memiliki peran penting terhadap entitas (komunitas) lainnya dalam masyarakat. Dengan semakin berkembangnya komunitas dengan aktivitasnya yang semakin mengglobal, maka semua bentuk komunitas yang terwakili sebagai bentuk sistem kemasyarakatan akan semakin saling membutuhkan sebagai satu satuan sistem yang fungsional (Rudito dan Femiola, 2007). Perusahaan termasuk dalam hal ini dilingkungan Indomobil Group merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan (corporate citizenship) maka perusahaan yang baik tidak dapat tutup mata terhadap kejadian-kejadian dalam masyarakat, khususnya di lingkungan dimana lokasi perusahaan berada dan lingkungan yang lebih luas. Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat, karena kehadiran perusahaan dapat berakibat baik maupun berakibat buruk terhadap masyarakat sekitar sesuai ISO 26000 tentang Social Responsibility (ISO, 2007). Untuk melaksanakan fungsinya, perusahaan (korporat) tidak dapat lepas dari kebergantungan pada pihak lain (stakeholders/pemangku kepentingan) yang dapat secara langsung maupun tidak langsung akan terkena dampak dari aktivitas perusahaan, ataupun pada pihak lain yang justru memiliki kepentingan ataupun pengaruh terhadap korporat. Dalam hal ini, kerjasama untuk mencapai tujuan dari masing-masing stakeholders menjadi suatu hal yang penting dari suatu sistem kemasyarakatan, disamping memenuhi kepentingan shareholders (para pemegang saham). Aktivitas ini dikenal dengan istilah tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). CSR diperlukan untuk menciptakan keseimbangan dan keberlanjutan hidup dan hubungan kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya. Tanpa dukungan dan jalinan kemitraan dengan pemangku

Transcript of I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB...

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai suatu bagian atau entitas dalam sistem kemasyarakatan

memiliki peran penting terhadap entitas (komunitas) lainnya dalam masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya komunitas dengan aktivitasnya yang semakin

mengglobal, maka semua bentuk komunitas yang terwakili sebagai bentuk sistem

kemasyarakatan akan semakin saling membutuhkan sebagai satu satuan sistem yang

fungsional (Rudito dan Femiola, 2007). Perusahaan termasuk dalam hal ini

dilingkungan Indomobil Group merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan

(corporate citizenship) maka perusahaan yang baik tidak dapat tutup mata terhadap

kejadian-kejadian dalam masyarakat, khususnya di lingkungan dimana lokasi

perusahaan berada dan lingkungan yang lebih luas. Kehadiran perusahaan sebagai

bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan

dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai

rekanan dalam kehidupan bermasyarakat, karena kehadiran perusahaan dapat

berakibat baik maupun berakibat buruk terhadap masyarakat sekitar sesuai ISO 26000

tentang Social Responsibility (ISO, 2007).

Untuk melaksanakan fungsinya, perusahaan (korporat) tidak dapat lepas dari

kebergantungan pada pihak lain (stakeholders/pemangku kepentingan) yang dapat

secara langsung maupun tidak langsung akan terkena dampak dari aktivitas

perusahaan, ataupun pada pihak lain yang justru memiliki kepentingan ataupun

pengaruh terhadap korporat. Dalam hal ini, kerjasama untuk mencapai tujuan dari

masing-masing stakeholders menjadi suatu hal yang penting dari suatu sistem

kemasyarakatan, disamping memenuhi kepentingan shareholders (para pemegang

saham). Aktivitas ini dikenal dengan istilah tanggungjawab sosial perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR). CSR diperlukan untuk menciptakan

keseimbangan dan keberlanjutan hidup dan hubungan kemitraan dengan pemangku

kepentingan lainnya. Tanpa dukungan dan jalinan kemitraan dengan pemangku

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

2

kepentingan lainnya, bisa dipastikan dalam waktu dekat, mereka mengalami kerugian

secara sosial dan ekonomi, akibat berbagai tekanan dan klaim yang menyudutkan

keberadaan perusahaan mereka, bahkan keberlanjutan dan reputasinya (Rudito et al.,

2004). CSR kini tidak saja dihubungkan dengan peningkatan kualitas sumberdaya

semisal tenaga kerja atau pemberdayaan masyarakat setempat. Masyarakat

menganggap peran perusahaan dalam memperbaiki kualitas hidup mereka

menunjukkan bahwa perusahaan itu adalah bagian dari kehidupan komunitas mereka.

Di negara kita, banyak perusahaan dibangun diareal pemukiman penduduk, tetapi

tidak memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat setempat. Sebagian besar dari

mereka merasa tidak ada kepentingan dengan masyarakat setempat, jadi tidak ada

perlunya kegiatan yang dapat mendekatkan antara keduanya. Akibatnya, kini banyak

dari perusahaan itu menghadapi masalah pelik dengan masyarakat setempat karena

kurangnya komunikasi, yang menyebabkan hubungan keduanya semakin buruk dari

hari ke hari (Kennedy, 2009).

CSR merupakan dampak positif dunia usaha terhadap masyarakat dan

lingkungan melalui kegiatan operasinya, produk maupun jasa yang dihasilkannya,

maupun melalui interaksinya dengan para pemangku kepentingan seperti

karyawan/pekerja, pelanggan, investor, masyarakat, dan pemasok. Artinya bahwa

kegiatan CSR memberikan dampak positif atas keberadaannya, baik aspek internal

perusahaan seperti karyawan maupun aspek eksternal perusahaan, yaitu konsumen

dan masyarakat.

Pelaksanaan CSR sebenarnya telah dilaksanakan oleh perusahaan di lingkungan

Indomobil Group yang pada dasarnya telah melaksanakan aktivitasnya dalam

membantu masyarakat baik dalam bentuk charity (amal) dan philanthropy (kontribusi

langsung). Mulai dari kegiatan mengirimkan sumbangan kepada korban bencana

alam, memberikan bantuan beasiswa, memberikan penyuluhan kesehatan kepada para

siswa sekolah, penyuluhan penghematan energi Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi

pengendara mobil, melakukan inovasi teknologi ramah lingkungan, kegiatan

penanaman pohon dilahan kritis dan sebagainya. Kegiatan ini bahkan menjadi trend

akhir-akhir ini sebagaimana termuat di surat-surat kabar bahwa perusahaan

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

3

mengklaim telah melakukan CSR dengan berbagai cara dan cenderung di tonjolkan

sehingga menjadi sarana promosi perusahaan, agar dikenal sebagai perusahaan yang

socially responsible.

I.1.1 Industri Otomotif

Industri otomotif saat ini berkembang pesat. Otomotif atau dalam bahasa

Inggris: Automotive menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti mengenai

permobilan (Echols and Sadily, 2002) Banyak industri otomotif baru bermunculan

di Indonesia dari sebelumnya hanya dikuasai oleh beberapa merek, seperti Toyota,

Honda, Mitsubishi, Suzuki yang berasal dari principal di Jepang, menjadi puluhan

merek mobil lain seperti Hyunday, Kia, Renault dan sebagainya dengan principal

dari negara Korea dan Eropa. Perkembangan industri tersebut bertujuan

menghasilkan/memproduksi mobil dengan tujuan utama untuk sarana mobilitas

masyarakat, kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Namun dilain pihak

terdapat juga eksternalitas yang muncul seperti kemacetan, polusi udara,

pencemaran lingkungan dan sebagainya, termasuk masalah-masalah sosial lainnya.

Permasalahan lainnya yang dapat muncul dari industri otomotif adalah dampak dari

keberadaan perusahaan dalam suatu wilayah terhadap masyarakat sekitar.

Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya

dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat

(Rudito et al., 2004).

Masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan industri kendaraan bermotor

secara garis besar menurut Fahmi Idris, diacu dalam Hanum (2008) adalah yaitu

(1) Harga bahan bakar minyak (BBM) (2) Krisis Listrik dan (3) Lingkungan hidup.

Harga bahan bakar minyak akan selalu mengalami trend meningkat sepanjang

masih dominannya penggunaan BBM untuk industri otomotif dan produk mobil.

Akibat dari cadangannya yang semakin menipis dan sepanjang belum ditemukan

cadangan minyak lain dalam jumlah besar. Sedangkan krisis listrik menjadi masalah

dalam industri otomotif bila pasokannya selalu terganggu. Masalah lingkungan

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

4

hidup dapat mengakibatkan berbagai masalah, baik yang diakibatkan dari proses

pembuatan kendaraan maupun dari produk itu sendiri.

Menurut Global Reporting Initiative atau GRI (2004) terdapat sejumlah isu

dalam industri otomotif yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan aspek

mobilitas, yaitu (1) emisi gas rumah kaca/perubahan iklim (greenhouse gas

emissions/climate change), (2) kualitas udara (air quality), (3) kebisingan (noise),

(4) aspek keselamatan (safety aspects), (5) kemacetan (congestion), (6) infrastruktur

(infrastructure), (7) akses kepada mobilitas (access to mobility), (8) emerging

markets, (9) produk dan jasa (product & services) dan (10) kontribusi terhadap

kesejahteraan masyarakat sekitar (contribution to local welfare). Dampak negatif

dari kehadiran otomotif di jalan raya adalah adanya polusi yang cenderung

berakibat buruk kepada kesehatan masyarakat (Vasconcellos, 2001). Disamping itu

tentu saja adalah dapat menyebabkan kemacetan dan kerugian akibat pemborosan

pemakaian bahan bakar minyak (BBM).

Indomobil Group sebagai salah satu group perusahaan dalam bidang otomotif

memiliki pangsa pasar sekitar 22% penjualan mobil di Indonesia (Indomobil Group,

2008). Indomobil Group merupakan suatu holding company dari berbagai

perusahan dibawahnya yang memproduksi berbagai merek mobil yang memenuhi

seluruh klasifikasi mobil yang ada yang meliputi : Sedan, 4x2 MPV, 4x4 SUV, Pick

up dan Truk, Bus, dan Kabin Ganda sesuai oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).

Indomobil Group tentu saja memiliki kontribusi yang besar dalam permasalahan

yang timbul akibat dari kehadiran industri otomotif bagi masyarakat sekitar lokasi

perusahaan maupun produk mobil yang dihasilkannya, terutama bagi masyarakat

perkotaan. Sebagai grup perusahaan yang memiliki komitmen untuk memberikan

kepuasan total kepada pelanggan dan memiliki mutu produk yang superior (to

deliver total customer satisfaction and superior quality products) jelas akan sangat

bertentangan bila membuang limbah produknya secara sembarangan tanpa suatu

pengolahan lebih dulu sehingga mencemari lingkungan sekitar. Hal ini jelas akan

berakibat kepada dapat munculnya gugatan dari masyarakat sekitar, sehingga proses

produksipun akan dapat terganggu dan hal ini berakibat kepada menurunnya nilai

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

5

dari kepuasan pelanggan akibat keterlambatan penyerahan barang ataupun mutu

produk yang dapat menurun.

Indomobil Group berkepentingan untuk memelihara agar udara dan

kebisingan dalam proses produksi terjaga agar tetap ramah lingkungan, sehingga

kerugian yang mungkin terjadi akibat pencemaran udara tersebut dapat dapat

dihindari dan seharusnya bahkan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam

aspek produk jelas manfaat yang dihasilkan adalah tentu saja manfaat dari mobil itu

sendiri yang dapat menyediakan kebutuhan akan mobilitas pemakainya dan

masyarakat penggunanya. Namun kerugian masyarakat yang timbul akibat emisi

mobilpun harus sedapat mungkin dikurangi, karena dampaknya dapat merugikan

masyarakat, khususnya masalah kesehatan dan kemiskinan.

Keberadaan perusahaan di suatu daerah, akan mendorong bermunculannya

kegiatan-kegiatan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya (Rudito et al., 2004). Hal

ini merupakan dampak positif yang mungkin timbul sebagaimana yang dialami oleh

perusahaan-perusahaan di bawah naungan Indomobil Group, khususnya dalam hal

ini di lokasi pabrik yang berada di Kelurahan Jatimulya, Bekasi untuk merek

Suzuki dan juga merek Hino dan Nissan yang berada dilokasi kawasan industri

Kota Bukit Indah, di wilayah Desa Dangdeur, Purwakarta, Jawa Barat Semakin

banyak keterlibatan masyarakat sekitar yang mendukung keberlanjutan operasi

perusahaan, tentu semakin baik bagi keberlanjutan perusahaan di tempat tersebut.

Eksklusifisme perusahaan terhadap masyarakat sekitar dapat berkibat konflik, maka

itu perlu upaya yang tepat dari perusahaan untuk melakukan tindakan tepat dalam

hubungannya dengan masyarakat sekitar, agar kehadirannya di daerah tersebut

justru menguntungkan masyarakat sekitar.

Kelurahan Jatimulya adalah daerah yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi

di Bekasi, juga adalah daerah yang memiliki jumlah penduduk usia kerja yang tidak

bekerja mencapai 4.718 orang pada tahun 2009 (Kelurahan Jatimulya, 2009).

Demikian pula menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

Bekasi tahun 2009, kondisi lingkungan dari perairan atau sungai yang berada di

wilayah Jatimulya telah tercemar (Kabupaten Bekasi, 2009), Sedangkan Desa

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

6

Dangdeur di Kabupaten Purwakarta adalah daerah dimana aktivitas persawahan

yang dilakukan menerapkan sistem tadah hujan, karena tidak memiliki irigasi.

Tingkat pendidikan penduduk yang terbesar adalah setingkat Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP). Lembaga pendidikan yang ada hanya setingkat Sekolah

Dasar (SD). Demikian pula kondisi jalan yang ada hanya jalan utama yang

melintasi desa beraspal sepanjuang 4,5 km dan sisanya adalah ruas-ruas jalan yang

menghubungkan antar pemukiman warga adalah jalan bebatuan dan jalan tanah

yang tidak nyaman dan cenderung sulit dilalui bila hujan deras turun. Dari jumlah

penduduk terdapat 308 orang yang merupakan angkatan kerja, namun menganggur

(Desa Dangdeur, 2009).

Salah satu jenis kendaraan yang termasuk dalam katagori otomotif adalah

sepeda motor. Sebagai salah satu isu utama di negara berkembang, keberlanjutan

dari sepeda motor menghadapi tiga masalah utama (Vasconcellos, 2001), yaitu

rentan terhadap kecelakaan yang tinggi, polusi udara dan transport

individualization. Ketiga masalah ini cenderung menimpa para rakyat miskin yang

justru menjadikan alat transportasi ini paling efisien menurut Gwilliam (2000),

diacu dalam Vasconcellos (2001). Berkaitan dengan kecelakaan, meskipun

dilakukan berbagai pendidikan dan psosialhan (diklat) dan enforcement terhadap

alat-alat keamanan berkendara, namun karena sifat alaminya, maka sepeda motor

tetap rentan terhadap kecelakaan (Vasconcellos, 2001), keputusan yang berkaitan

dengan pelarangan sepeda motor tidaklah realistik karena merupakan substitusi

akibat tidak efisiennya public transportation (Sindhuwinata, 2008).

I.1.2. Aktivitas CSR dalam Industri Otomotif

Di Indonesia sampai dengan saat ini, pelaksanaan CSR di kalangan swasta

terutama untuk perusahaan industri kendaraan bermotor diklaim telah dilaksanakan

baik melalui Charity maupun Philanthropy dan model kegiatan lainnya. Charity

adalah memberi bantuan untuk kebutuhan yang sifatnya sesaat sedang

Philanthropy adalah sumbangan yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau

kegiatan yang diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat (Saidi dan

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

7

Abidin, 2003) Namun dinilai kegiatannya masih bersifat parsial atau tidak bersifat

holistik dalam arti meliputi tiga aspek pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi

sosial dan lingkungan. Bidang kegiatan CSR yang dimasuki beragam sesuai dengan

keinginan masing-masing yang terkadang tanpa tujuan dan maksud yang jelas.

Dalam penentuan besaran nilainya beragam antar sesama perusahaan dalam industri

otomotif, yaitu lebih kepada keinginan dan pemahaman terhadap CSR serta diduga

kepada orientasi bisnis.

Indomobil Group sebagai produsen mobil berbagai merek, yaitu Suzuki,

Nissan, Hino yang merupakan produk berasal dari Jepang, telah melakukan

aktivitas CSR (Indomobil Group, 2008) sebagaimana disebutkan di bawah ini :

1. Setiap tahun memberikan beasiswa kepada anak dari karyawan yang berprestasi

di sekolahnya.

2. Memberikan bantuan sarana rambu-rambu lalu lintas (seperti traffic cone) kepada

Pihak Kepolisian, bekerjasama dengan pihak dealer (penyalur).

3. Sejak 2008 meluncurkan produk mobil yang di klaim telah memenuhi kualifikasi

EURO III seperti pada mobil Suzuki Swift

4. Memperoleh sertifikat ISO 9000 dan ISO14000

5. Menanam pohon di daerah yang gersang

Industri otomotif sebagai pemangku utama dari pembangunan masyarakat perlu

melakukan ”tindakan positif” untuk berperan dalam mengatasi masalah yang timbul

dalam masyarakat akibat dari proses produksi dan juga produk kendaraan bermotor

yang diproduksinya. Untuk itu, pelaksanaan CSR menjadi hal yang amat penting dan

menjadi alat utama penyaluran kontribusi perusahaan (korporat) terhadap komunitas,

baik di sekitar perusahaan maupun komunitas yang lebih luas lagi dan juga terhadap

lingkungan dalam mencapai upaya pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, upaya

pemilihan skala prioritas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan

dalam pelaksanaan CSR menjadi penting, termasuk di dalamnya bidang yang

dimasuki oleh aktivitas CSR industri otomotif berkelanjutan dan juga pemilihan

bentuk kegiatan, serta strategi dan cara melaksanakannya. Namun perlu pula

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

8

diperhatikan apa yang menjadi ekspektasi stakeholders terhadap kebijakan CSR dari

Indomobil Group, sehingga terdapat titik temu antara kedua belah pihak.

Memang CSR bukanlah solusi satu-satunya dalam mengatasi permasalahan

yang timbul seperti kemacetan, polusi udara, kebisingan, kemiskinan dan masalah

sosial lainnya karena kondisi tersebut bukan hanya ditimbulkan dari industri

kendaraan bermotor, tetapi dilain pihak menganggap kondisi tersebut adalah

tanggungjawab Pemerintah juga kurang tepat, karena penyebabnya adalah kompleks

dan menyangkut berbagai pihak seperti masyarakat sebagai pelaku atau pengendara

mobil, pihak Pemerintah sebagai regulator dan industri otomotif sebagai produsen

mobil. Namun karena industri otomotif telah memperoleh manfaat dari keberadaan

sumber daya alam (SDA) dan komunitas sekitar industri otomotif atau lebih luas lagi,

maka perlu ada ”imbal balik”. Pikiran untuk melakukan ”imbal balik” ini sebenarnya

merefleksikan dimensi tanggungjawab secara sosial, yaitu perusahaan merasa punya

tanggungjawab atas dampak operasi yang ditimbulkannya, baik langsung ataupun

tidak langsung terhadap masyarakat (Nursahid, 2006). CSR pada dasarnya menuntut

adanya Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik,

dimana untuk mencapai hal tersebut diperlukan prasyarat minimal, yaitu adanya

transparansi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas, efisiensi,

dan keadilan (Rudito dan Femiola, 2007)

Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan aktivitas CSR di Indonesia untuk

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN

Nomor : KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik

Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL) berikut :

a. Sumber dana berasal dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 1% (Ps.8(2))

b. Besar dana ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk

Persero, dan oleh Menteri BUMN untuk Perum (Ps.8(3))

”Kalangan swasta” (private sector) berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)

telah disepakati mengenai UU Perseroan Terbatas No.4/2007, yaitu BAB V mengenai

tanggungjawab sosial dan lingkungan berisikan hal berikut :

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

9

a. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan SDA wajib melaksanakan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan.

b. Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan

kepatutan dan kewajaran.

c. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggungjawab Sosial dan Limgkungan diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam bagian penjelasan Undang-Undang ini terdapat penjelasan sebagai berikut :

.......Yang dimaksud dengan ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang

berkaitan dengan SDA” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak

memanfaatkan SDA, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan

sumber daya alam.

Dari aturan Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut jelas mewajibkan

perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, termasuk industri otomotif

dalam lingkungan Indomobil Group untuk wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

dan lingkungan (CSR). Industri otomotif baik dari segi proses produksi maupun

produk mobil berkaitan dengan SDA. Kewajiban melaksanakan CSR juga

diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia

sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal yang tertuang dalam Pasal 15, Pasal 17 dan Pasal 34 (Solihin,

2008) berikut :

Pasal 15

Setiap penanam modal berkewajiban :

a. Menerapkan prinsip corporate governance yang baik.

b. Melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.

c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya

kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

10

d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan penanaman

modal.

e. Mematuhi semua ketentuan perundang-undangan.

Dalam penjelasan pasal demi pasal undang-undang ini, dijelaskan bahwa yang

dimaksud “tanggungjawab sosial perusahaan” sebagaimana pada pasal 15 huruf b

adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk

tetap menciptakan hubungan serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai,

norma dan budaya masyarakat setempat.

Pasal 17

Penanam modal yang mengusahakan SDA yang tidak terbarukan wajib

mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi

standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur dengan ketentuan

perundang-undangan.

Pasal 34

Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang

tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai

sanksi administratif berupa :

(a) Peringatan tertulis.

(b) Pembatasan kegiatan usaha.

(c) Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal atau

(d) Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

Industri otomotif sebagai perusahaan penanaman modal berbentuk

perseroan terbatas (PT) wajib untuk melaksanakan tanggungjawab sosial (CSR).

Karena CSR telah ditetapkan dalam undang-undang maka CSR telah menjadi

kebijakan publik. Salah satu keluaran dari kebijakan publik adalah undang-undang

(Suharto, 2010). Aturan untuk pelaksanaan aktivitas CSR secara spesifik sampai

saat ini belum di tetapkan oleh Pemerintah. Namun berbagai peraturan dan undang-

undang yang mendukung CSR seperti Undang-Undang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup no.32 tahun 2009, Undang-Undang no. 8 tahun 1999

tentang perlindungan konsumen merupakan aturan yang wajib dilakukan. Namun

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

11

karena belum ada petujuk pelaksanaan CSR, maka jenis perusahaan mana yang

terkena peraturan tersebut masih belum jelas. Demikian pula dampaknya terhadap

pelaksanaan CSR di Industri Otomotif diduga belum mengalami perubahan yang

nyata antara sebelum dan sesudah diberlakukannya UU PT yang baru tersebut.

Di tingkat global, CSR adalah suatu aktivitas yang secara sukarela “wajib”

dilaksanakan perusahaan (korporat). Berbagai perusahaan transnasional

(multinational corporation atau MNC) melaksanakan program CSR diberbagai

negara, dimana lokasi MNC tersebut berada seperti Wallmart, The Body Shop dan

sebagainya. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah memformulasikan kegiatan

CSR dalam suatu kesepakatan global yang disebut Global Compact yang merupakan

kumpulan dari berbagai perusahaan besar di dunia yang berkomitmen untuk

berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan secara global.

Diduga kegiatan aktivitas CSR di Indonesia lebih bersifat Philanthropy, yaitu

usaha yang dilakukan perusahaan untuk memberikan dana kepada individu atau

sekelompok masyarakat, misalnya dalam bentuk beasiswa yang justru dapat

menimbulkan ketergantungan kepada perusahaan. Dalam hal ini belum terlihat

bentuk-bentuk lain dalam pelaksanaan CSR yang sifatnya justru mengembangkan

pemangku kepentingan (kemitraan) demi kesejahteraan bersama. Padahal menurut

hasil penelitian TNS Indonesia (2006), sebuah lembaga penelitian dalam bidang CSR

otomotif menunjukkan bahwa pasar-pasar otomotif di negara-negara berkembang,

termasuk Indonesia memberikan apresiasi yang tinggi terhadap aktivitas CSR di

bandingkan negara-negara Barat, karena sektor tersebut menciptakan lapangan kerja

dan meningkatkan mutu kehidupan. Maka dari itu pelaksanaan CSR oleh industri

otomotif di Indonesia menjadi penting, karena pelaksanaan CSR oleh industri

otomotif akan sangat berpengaruh terhadap apresiasi masyarakat, termasuk terhadap

produk mobil yang dihasilkan. Dengan kata lain, melaksanakan CSR yang tepat dan

strategik akan meningkatkan harapan masyarakat. Studi tersebut juga menyimpulkan

bahwa dibanding dengan Eropa dan Amerika, praktik-praktik CSR di Indonesia

benar-benar belum berkembang dan hal ini berarti konsumen mungkin memiliki

tingkat harapan lebih rendah. Namun demikian, harapan berkembang dan seiring

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

12

dengan perjalanan waktu, maka CSR akan menjadi semakin penting bagi perusahaan-

perusahaan yang berada di Indonesia.

TNS Indonesia (2006) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa nilai-nilai yang

terkait dengan CSR sangatlah penting bagi para konsumen di Indonesia dan kadang-

kadang mengubah bentuk perilaku pembelian. Dengan demikian, industri otomotif

yang melaksanakan CSR akan memperoleh manfaat yang besar dalam upaya

peningkatan penjualan. Studi yang dilakukan oleh TNS Indonesia (2006) juga

menunjukkan bahwa produk otomotif yang aman dan ramah lingkungan adalah

pendorong yang kuat untuk menciptakan public goodwill di Indonesia yang

merupakan benefit utama CSR di Indonesia. Sedangkan melakukan aktivitas CSR

lainnya seperti fair pricing, ethical production standards, dan respect for local

culture or customs adalah bersifat complimentary (Lindgren, 2006)

I.2. Identifikasi Masalah

Beberapa hal yang dikemukakan dalam latar belakang tentang CSR

menunjukkan masalah berikut :

1. Pelaksanaan CSR masih belum jelas atau terkadang samar dengan aktivitas

promosi perusahaan.

2. Tidak pernah diidentifikasi tingkat keberlanjutannya. Walaupun berbagai aktivitas

CSR telah dilakukan, namun belum pernah diukur tingkat keberlanjutan dari

kegiatan CSR tersebut didalam industri otomotif.

3. Aktivitasnya bersifat parsial dan bidang yang dimasukinya sesuai selera

perusahaan. Perusahaan otomotif, khususnya dalam hal ini Indomobil Group,

melaksanakan CSR masih belum secara utuh menurut konsep CSR yang

seharusnya, sehingga dikatakan melaksanakan CSR sesuai selera, dan diduga

tidak didasarkan sepenuhnya pada atribut-atribut CSR yang berperan dalam

kebijakan CSR berkelanjutan di Indomobil Group yang merupakan persepsi dan

ekspektasi dari pemangku kepentingan.

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

13

4. Tidak pernah diukur tingkat keberhasilannya.

Pelaksanaan CSR oleh industri otomotif, khususnya di lingkungan Indomobil

Group belum pernah diukur tingkat keberhasilan programnya, termasuk dalam

aspek lingkungan.

5. Kewajiban memperhatikan masalah sosial dan lingkungan diduga masih

dipandang bukan menjadi tanggungjawab korporat, tetapi merupakan

tanggungjawab Pemerintah. Pihak industri otomotif, termasuk Indomobil Group,

diduga cenderung menganggap bahwa urusan kesejahteraan masyarakat, termasuk

aspek kesehatan masyarakat lebih menjadi urusan Pemerintah ketimbang menjadi

tanggungjawab industri otomotif.

6. Merasa tidak ada keharusan untuk melaksanakan CSR.

Sesuai dengan konsepnya, CSR diduga disikapi sebagai bersifat voluntary atau

sukarela, sehingga tidak ada kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR.

I.3. Pembatasan Masalah

Perusahaan otomotif yang diteliti aktivitas CSR-nya adalah perusahaan-

perusahaan yang berada di lingkungan Indomobil Group dan kegiatan yang diteliti

adalah kegiatan CSR terhadap pemangku kepentingan primer pada lingkungan

eksternal perusahaan, baik aspek kehadiran perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor

(PT. SIM) yang berlokasi di Tambun, Bekasi terhadap masyarakat sekitarnya, yaitu

Kelurahan Jatimulya, Bekasi maupun PT. Nissan Indonesia Manufacturing (PT. NMI)

dan PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT. HMMI) yang berlokasi di

kawasan industri Kota Bukit Indah, Purwakarta, Jawa Barat, terhadap masyarakat

sekitarnya, yaitu desa Dangdeur dan terhadap aspek produk mobil yang dihasilkan,

yaitu baik merek Suzuki yang diproduksi oleh PT. SIM, merek Nissan yang

diproduksi PT. NMI dan Hino yang diproduksi oleh PT. HMMI, yaitu dampaknya

terhadap lingkungan berupa emisi gas buang.

Dipilihnya Indomobil Group adalah karena merupakan group perusahaan

automotif yang mengageni beragam jenis kendaraan dan produknya memenuhi seluruh

segmen jenis kendaraan yang berada di Indonesia dan merupakan salah satu group

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

14

perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia yang menguasai 22% pangsa pasar mobil

di Indonesia (Indomobil Group, 2008).

I.4. Kerangka Pemikiran Penelitian

Pelaksanaan CSR berkelanjutan pada saat ini pada perusahaan-perusahaan

dilingkungan Indomobil Group telah dilaksanakan dengan berbagai macam aktivitas.

Namun permasalahan yang muncul berhubungan dengan kondisi transportasi, sosial

ekonomi dan lingkungan yang terjadi amatlah besar. Ini dibuktikan dengan

permasalahan yang timbul sebagaimana diterangkan dalam latar belakang sebelum

ini. Untuk itu diperlukan pemikiran untuk memaksimalkan pelaksanaan CSR,

sehingga permasalahan yang timbul dapat teratasi dan masyarakat memperoleh

manfaat yang maksimal, maka disusunlah kerangka pemikiran penelitian seperti

dimuat pada Gambar 1.

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Indomobil Group

Mutu

Pembangunan

Berkelanjutan

Aspek Mobilitas Kondisi Sosial/

Ekonomi masyarakat

Teknologi

Otomotif

Kualitas Lingkungan

Karakteristik

Lokasi Pabrik

Dimensi Keberlanjutan

- Ekonomi

- Ekologi/Lingkungan

- Sosial

Prioritas CSR

berkelanjutan

dalam industri

otomotif

Pengelolaan CSR

berkelanjutan dalam

industri otomotif

Model CSR

berkelanjutan dalam

industri otomotif

Faktor-faktor kunci

pengelolaan CSR

berkelanjutan dalam

industri otomotif

Optimasi kinerja CSR

berkelanjutan

Kebijakan CSR dalam

industri otomotif

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

Pembangunan berkelanjutan memerlukan sarana transportasi kendaraan

bermotor (mobil) untuk mendukung, sehingga industri otomotif berperan sebagai

penyedia produk tersebut. Namun akibat dari keberadaan industri otomotif dan juga

dampak dari produk yang dihasilkannya menimbulkan berbagai masalah, baik dalam

aspek mobilitas, mutu lingkungan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, teknologi

otomotif dan juga dampak keberadaan lokasi pabrik terhadap masyarakat sekitar,

sehingga diperlukan upaya kebijakan CSR berkelanjutan yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah sebagaimana disebutkan dalam identifikasi masalah, untuk

itu dikaji bagaimana seharusnya CSR berkelanjutan sebagai perwujudan dari

komitmen industri otomotif untuk berperan dalam pembangunan berkelanjutan dapat

dilaksanakan dengan baik, yaitu memenuhi unsur-unsur keberlanjutan (ekonomi,

sosial dan lingkungan), dan menjadi model bagi industri otomotif dalam membangun

aktivitas CSR.

I.5. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan,

maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Apakah konsep CSR berkelanjutan dalam industri otomotif

2. Sejauhmanakah tingkat keberlanjutan aktivitas CSR dalam industri otomotif pada

Indomobil Group dilihat dari indeks keberlanjutan ?

3. Analisis kebijakan CSR berkelanjutan bagaimanakah yang tepat dilaksanakan

oleh industri otomotif berdasarkan karakteristiknya ?

I.6. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian

adalah :

1. Mengkaji atribut-atribut CSR berkelanjutan yang berperan dalam industri otomotif.

2. Mengidentifikasi atribut CSR berkelanjutan dan menentukan indeks keberlanjutan

CSR dalam industri otomotif.

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

17

3. Merekomendasikan kebijakan CSR berkelanjutan yang tepat dilaksanakan oleh

industri otomotif menurut karakteristiknya

I.7. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian memberi manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (iptek), yaitu :

1. Bagi Regulator (Pemerintah) mampu menghasilkan peraturan-peraturan yang tidak

hanya memberikan tekanan, tetapi sekaligus insentif bagi perusahaan otomotif

untuk melaksanakan CSR, dan mampu melindungi kepentingan-kepentingan

pemangku kepentingan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan atau sebagai basis penelitian lebih

ekstensif, sehingga proses sosialisasi dan implementasi CSR terus diperbaiki dalam

industri otomotif.

3. Masalah-masalah yang timbul akibat dari kehadiran industri otomotif terhadap

masyarakat disekitarnya dan pemangku kepentingan lainnya dapat tertanggulangi

akibat dari pelaksanaan CSR oleh industri otomotif secara efektif.

.

1.8. Novelty (Kebaruan)

Kebijakan CSR dalam industri otomotif saat ini dinilai belum sepenuhnya

menerapkan konsep keberlanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh semakin kompleksnya

masalah yang timbul berkaitan dengan industri otomotif dan dampak produk yang

ditimbulkannya, sehingga diperlukan penelitian tentang model CSR berkelanjutan

dalam industri otomotif yang menjawab persepsi dan ekspektasi pemangku

kepentingan, sehingga keberadaan industri otomotif dapat diterima dan kehadiran

produknya tidak justru mengurangi kesejahteraan dari pemangku kepentingan,

termasuk kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.

Novelty (kebaruan) dari penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan kebijakan CSR berkelanjutan dalam industri otomotif di Indonesia,

khususnya di Indomobil group.

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46802/2011pss_bab I... · 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu bagian atau

18

2. Hasil penelitian mengenai CSR ini memberikan persepsi dan ekspektasi kepada

pemangku kepentingan, sebagai bahan penyusunan kebijakan CSR.