Hutan Di Sumsel
-
Upload
muthia-rizkita -
Category
Documents
-
view
230 -
download
11
Transcript of Hutan Di Sumsel
KATA PENGANTAR
Booklet Data dan Informasi Propinsi Sumatera Selatan
disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran secara
singkat mengenai keadaan Kehutanan di Propinsi Sumatera
Selatan.
Data dan Informasi bersumber dari Statistik Kehutanan
Indonesia tahun 2000, Eksekutif Data dan Informasi Kehutanan
tahun 2001, Homepage Departemen Kehutanan dan statistik
masing-masing unit Eselon I lingkup Departemen Kehutanan
tahun 2000, Statistik Indonesia oleh BPS tahun 2000 dan materi
dari propinsi.
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya
booklet ini diucapkan terima kasih. Kritik dan saran sangat
diharapkan demi perbaikan untuk publikasi yang berikutnya.
Demikian semoga bermanfaat.
Jakarta, Januari 2002
Kepala Badan,
DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA SELATAN
Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan Badan Planologi Kehutanan DEPARTEMEN KEHUTANAN
2002
Atlas Propinsi Sumatera Selatan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Keadaan Umum
Kawasan Hutan
Keadaan Penutupan Lahan
Pengelolaan Hutan Produksi
Produksi Hasil Hutan
Industri Kehutanan
Pengelolaan Hutan Konservasi
Instansi Kehutanan di Propinsi Sumatera Selatan
KEADAAN UMUM SUMATERA SELATAN
KEADAAN GEOGRAFI
Luas daratan Indonesia : 192.257.000 ha Luas daratan : 10.925.400 ha
% terhadap luas Indonesia : 5,68% Jumlah Kabupaten : 8 kabupaten Jumlah Kotamadya : 2 kotamadya
Jumlah Kecamatan : 111 Kecamatan Jumlah Desa : 2.972 desa
IKLIM
Suhu Maksimum : - Suhu Minimum : - Kelembaban : -
Curah Hujan maksimum : - Curah Hujan Minimum : -
PENDUDUK
Jumlah Penduduk : 7.756.000 (estimasi sensus th 2000) Laju pertumbuhan penduduk : 2,15
Persentase penduduk propinsi : 3,81% Kepadatan penduduk : 71/km2 (Indonesia 106/km2)
KAWASAN HUTAN
Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Selatan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 76/Kpts-II/2001 tanggal 15-03-2001 seluas ± 4.416.837 Ha. Luas kawasan hutan ini mencakup 40,43 % dari luas propinsi Sumatera Selatan. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan kawasan Hutan Produksi dengan rincian luas sebagai berikut :
Fungsi Kawasan Luas (Ha) Persen luas %)
Kawasan Hutan Konservasi (KSA/KPA) - daratan - perairan
± 714.416 ha
0 ha
16,17
Kawasan Hutan Lindung (HL) ± 760.523 ha 17,22 Kawasan Hutan Produksi − Hutan Produksi Terbatas (HPT) − Hutan Produksi Tetap (HP) − Hutan Produksi yang Dapat
Dikonversi (HPK)
± 217.370 ha ± 2.293.083 ha
± 431.445 ha
4,92 51,92 9,77
Luas Keseluruhan ± 4.416.837 Ha 100
Kawasan Konservasi terdiri dari Cagar Alam (CA), Suaka Margasatwa (SM), Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TW), Taman Hutan Raya (THR) dan Taman Buru (TB). Hutan Konservasi adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Di Propinsi Sumatera Selatan, Hutan Konservasi yang telah ditunjuk dan ditetapkan adalah 1 unit Cagar Alam, 7 unit Suaka Margasatwa dan 1 unit Taman Wisata seperti rincian pada tabel berikut : No. Nama
Kawasan Kabupaten Fung
si Luas (ha)
SK Penetapan
1 Bunga Maskikim CA 1.00 GB.83,Stbl.392 2 Gumai Pasemah Lahat SM 45,833.00 408/Kpts/Um/6
/1976 3
Gunung Raya Ogan Komering Ulu
SM 39,500.00 55/Kpts/Um/1/1978
4 Isau-isau Pasemah Lahat/Liot SM 12,144.00 69/Kpts/Um/2/
1978 5 Bentayan Banyuasin SM 19,300.00 276/Kpts/Um/4
/1981 6 Dangku Banyuasin SM 29080 276/Kpts/Um/4
/1981 7
Padang Sugihan Banyuasin SM 75,000.00 003/Kpts-II/1983
8 Terusan Dalam SM 74,750.00 410/Kpts-II/1986
9 Punti Kayu Palembang TW 50.00 602/Kpts-II/1992
10. Kerinci Seblat (sebagian, ± seluas 20,5 % )
TN
281.120 dari luas
total 1.375.349
SK Penetapan 901/Kpts-II/99
KEADAAN PENUTUPAN LAHAN
Keadaan penutupan lahan propinsi Sumatera Selatan, berdasarkan hasil penafsiran citra landsat yang berkisar dari tahun 1995 s/d 1998 di wilayah daratan propinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa luas daratan yang masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 12,3 % dan daratan yang bukan berupa hutan (Non Hutan) sebesar 78,7 %. Penutupan lahan non hutan adalah penutupan lahan selain daratan yang bervegetasi hutan yaitu berupa semak/belukar, lahan tidak produktif, sawah, lahan pertanian, pemukiman, alang-alang, lahan terbuka/tanah kosong dan lain-lain.
Keadaan Penutupan Lahan Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1995-1998
Penutupan Lahan Luas (ha) Persen Luas
Total Daratan yang ditafsir 10.149.068 100 Berhutan 1.248.209 12,30 Bukan Hutan / tidak berhutan 7.987.070 78,70 Berawan 913.789 9.00
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 1998
Pada kawasan Hutan Produksi, khususnya pada areal HPH yang masih aktif dan bekas areal HPH (Eks-HPH), telah dilakukan perhitungan kembali berdasarkan data citra satelit Landsat tahun 1997 s/d 2000. Perhitungan dilakukan pada 8 unit areal HPH aktif dan 10 unit areal eks-HPH. Diketahui khusus pada areal HPH dan Eks-HPH di propinsi Sumatera Selatan, keadaan penutupan hutannya adalah sebagai berikut : Keadaan Penutupan Lahan pada areal HPH dan Eks HPH
Penutupan Lahan Areal HPH (Ha)
% Areal eks-HPH (Ha)
%
Luas areal yang ditafsir 1.218.056 100 625.409 100 Hutan Primer 126.600 10 34.270 5 Hutan Sekunder § Kondisi sedang-baik 353.534 29 265.905 43 § Kondisi rusak 737.434 61 325.234 52
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 2000
Laju pengurangan hutan (Deforestasi) di Propinsi Sumatera Selatan berdasarkan hasil perbandingan dari Peta Penutupan lahan RePProT tahun 1985 dan Peta Penutupan Lahan hasil penafsiran citra sampai dengan tahun 1998 oleh Pusat Data dan Perpetaan Badan Planologi Kehutanan diperoleh hasil bahwa selama periode waktu 12 tahun telah terjadi perubahan penutupan lahan hutan sebagai berikut :
Peta Penutupan Lahan Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1995-1998
Laju Deforestasi Propinsi Sumatera Selatan
Penutupan Lahan RePPProT
(1985) Ha
Dephut (1991)
Dephut (1998)
Luas areal yang ditafsir
10.226.300 10.236.090 10.149.068
Hutan 3.562.100 3.438.140 1.248.209
% Hutan 34,8 33.6 12,3
Rata-rata Laju deforestasi tahunan periode 1985-1998 adalah sekitar 192.824 ha / tahun
Berdasarkan analisa dari peta penafsiran citra satelit Landsat di kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung dan konservasi dan dengan mempertimbangkan DAS prioritas, diperoleh suatu Indikasi lahan yang perlu di rehabilitasi karena lahan tersebut diindikasikan sebagai lahan kritis. Keadaan indikasi lahan yang perlu direhabilitasi di propinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : Keadaan Indikasi Lahan yang perlu direhabilitasi/direboisasi di propinsi Sumatera Selatan
Kawasan Hutan
Luas Kawasan
Luas areal yang perlu
direhabilitasi
persen
Hutan Lindung dan Konservasi (KSA+KPA)
1.381.529 712.983 51,7
Kawasan Hutan Produksi (HP+HPT) 2.615.522 1.837.584 70,3
Keseluruhan 3.997.051 2.550.567 63,5
Peta indikasi kawasan yang perlu untuk direhabilitasi/ direboisasi di kawasan konservasi dan kawasan produksi Propinsi Sumatera Selatan
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI Pada kawasan hutan produksi, sampai dengan bulan Juli 2001 terdapat 9 unit perusahaan HPH yang masih aktif. Sedang untuk HPHTI sampai dengan Bulan Desember 2001 terdiri dari 2 unit HTI Pulp, 1 unit HTI Perkakas/Pertukangan dan 1 unit HTI Trans. Daftar Perusahaan HPH yang masih aktif Di Propinsi Sumatera Selatan No Nama HPH SK HPH Tanggal
SK Luas Areal (Ha)
JPT (m3/thn)
1 PT. Famili Jaya 174/Kpts-IV/85 28-6-85 57.000 2 PT. Fatma
Bersaudara 473/Kpts-II/88 3-10-88 51.000
3 PT. SBA Wood Industries (Eks.PT. Inwicho)
715/Kpts-II/92 15-7-92 134.000
4 PT. Sentosa Jaya 173/Kpts-IV/88 21-3-88 77.000 5 PT. Bumi Pratama
Usaha Jaya (Eks PT. Silva)
640/Kpts-II/97 18-9-97 56,000
6 PT. Inhutani V (Eks PT. Wisma Lukita, PT. Niti Remaja dan PT. Padeco)
147/Kpts-II/98 27-2-98 261,720
7 PT. Inhutani V (Eks PT. Pitco, PT. Padeco dan PT. Wisma Lukita)
440/Kpts-II/90 24-8-90 205,000
8 PT. Kurnia Musi Plw Industry Ltd
291/Kpts-IV/99 7-5-99 100,000 40.378
9 PT. Sri Bunian Trad 260/Kpts-IV/98 27-2-98 62,930 86.000 10 PT. Nindita
Bagaskari 672/Kpts/Um/10/79
18-10-79 52.000 Baru berakhir 18-10-99
Daftar Perusahaan HPHTI Di Propinsi Sumatera Selatan No Nama
HPHTI SK HPHTI / TANGGAL
Mitra Luas Areal (ha)
Realisasi Tanaman
(Ha) *
Jenis Tanaman
HTI PULP
1 PT. Musi Hutan Persada
38/Kpts-II/96 29 Jan 96
INH-V 296.400 205.084 Am
2 PT. Pakerin 226/Kpts-II/98
27 Peb 98
- 43.700 - -
HTI KAYU PERKAKAS / PERTUKANGAN
3 PT. Sebangun Bumi Andalas
125/Kpts-II/98 - 40.000 -
-
HTI TRANS
4 PT. Way Hijau Hutani 195/Kpts-V/92 INH-V 21.000 13.531 Pf
Keterangan : Pn = Pinus, Ab = Albizia, Am = Acacia Mangium, Ed = Eucalyptus Deglupta, Ga = Gmelina Arborea Sk = Sungkai, Ec = Eucalyptus spp, Mr = Meranti, Pc = Peronema Canescen, Krt = Karet, Jb= Jabon Pf = Paraserianthes Falcaltaria, Jlt = Jelutung,
Realisasi Tanaman (*) : perkembangan sampai dengan Desember 2001 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan (BPK)
PRODUKSI HASIL HUTAN Produksi Kayu Selama kurun waktu lima tahun terakhir, produksi kayu bulat, kayu gergajian dan kayu lapis di propinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:
Produksi (m3) No Tahun
Kayu Bulat Gergajian Kayu Lapis
1. 95/96 589.588,73 233.682,22 176.380,00
2. 96/97 977.716,02 243.130,70 205.933,90
3. 97/98 582.429,27 204.396,60 124.766,15
4. 98/99 285.911,77 222.925,74 146.098,28
5. 99/00 436.082,57 105.545,82 63.770,35
6. 2000 589.588,73 233.682,22 176.380,00 7. 2001
(s/d Juli) 952.440,52 106.678,09 62.839,05
8. 2000 Nasional
13.798.240,05 3.020.864,27 3.711.097,26
Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan
Produksi Non Kayu
Produksi Non kayu di propinsi Sumatera Selatan antara lain adalah arang, rotan dan damar.
No Tahun Arang
(Ton) Rotan (Ton)
Damar (Ton)
1. 95/96 - 5 -
2. 96/97 - - -
3. 97/98 - 461,9 1.678
4. 98/99 294 332,41 890,5
5. 99/00 - 192,23 0
Peta Persebaran HPH di Propinsi Sumatera Selatan
INDUSTRI KEHUTANAN
Perusahaan Industri pengolahan hasil hutan di propinsi Sumatera Selatan dengan persetujuan rencana produksi kayu olahan lebih dari 6000 m3 adalah sebagai berikut : Industri Pengolahan Kayu di Propinsi Sumatera Selatan Sampai dengan Juli 2001 No Nama Perusahaan No & Tgl
Persetujuan Jenis
Industri Kapasitas Ijin (m3)
1 PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper
157/VI-Olah/2001 23/03/01
PULP 450.000
2 PT Asialog Unit III 229/VI-Olah/2001 09/04/01
ST 10.000
3 PT. Asialog Unit II 230/VI-Olah/2001 09/04/01
ST 12.000
4 PT. Asialog Unit I 231/VI-Olah/2001 09/04/01
ST 14.000
5 PT. Kedukan Jaya 232/VI-Olah/2001 09/04/01
ST 45.000
6 PT. Sukses Sumatera T 269/VI-Olah/2001 12/04/01
PLY 90.000
7 PT. Indobagus Slat 328/VI-Olah/2001 19/04/01
ST 7.500
8 PT. Xylo Indah Pratama 580/VI-Olah/2001 29/05/01
ST PENCIL
7.550
9 PT. Musi Atlantic Timber 618/VI-Olah/2001 01/06/01
ST 7.500
10 PT. Namwa Inti 619/VI-Olah/2001 01/06/01
ST 25.000
11 PT. Karya Gambus 755/VI-Olah/2001 28/06/01
ST 8.000
Keterangan : ST = Sawn Timbre PLY = Plywood WW = Wood Working PW = Wood Pulp
TW = FW = FFP = BB = Blockboard
V = Veneer PB = Particle Board D = M = Moulding
C = Chip
Sumber : Ditjen BPK
PENGELOLAAN HUTAN KONSERVASI
TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT
Diumumkan/dinyatakan oleh Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 seluas 1.484.650 Ha. Kemudian Ditunjuk oleh Menteri Kehutanan, SK. N0. 192/Kpts-II/1996 dengan luas 1.386.000 ha
Taman Nasional Kerinci Seblat terletak di 4 wilayah propinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Sebagian besar kawasan taman nasional ini
merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara geografi Taman Nasional Kerinci Seblat terletak pada 100°31'18" - 102°44' Lintang Timur dan 17'13" - 326'14" Lintang Selatan.
Luas Taman Nasional Kerinci Seblat (hasil tata batas) ditetapkan seluas 1.368.000 Ha dengan perincian:
- Propinsi Sumatera Barat seluas 353.780 Ha (25,86%)
- Propinsi Jambi seluas 422.190 Ha (30,86%)
- Propinsi Bengkulu seluas 310.910 Ha (22,73%)
- Propinsi Sumatera Selatan seluas 281.120 Ha (20,55%)
Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat tersebar di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa.
Dalam sejarah pembentukannya, taman nasional ini merupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya.
Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital peranannya terutama untuk memenuhi
kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat pentingnya peranan kelompok hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman Nasional Kerinci Seblat.
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sam pai ekosistem sub alpin serta beberapa ekosistem yang khas (rawa gambut, rawa air tawar dan danau).
Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, dengan flora yang langka dan endemik yaitu pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia alborera), bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldi) dan bunga bangkai (Amorphophallus titanium dan A. decussilvae).
Potensi Flora dan Fauna
Taman Nasional Kerinci Seblat umumnya masih memiliki hutan primer dengan tipe vegetasi utama:
- Vegetasi dataran rendah (200 - 600 m dpl)
- Vegetasi pegunungan/bukit (600 - 1.500 m dpl)
- Vegetasi montana (1.500 - 2.500 m dpl)
- Vegetasi belukar gleichenia/paku-pakuan (2.500 - 2.800 m dpl)
- Vegetasi sub alpine (2.300 - 3.200 m dpl)
Tidak kurang dari 4.000 jenis flora (63 famili) terdapat di kawasan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Legumi-nosae, Lauraceae, Myrta-ceae, Bommacaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Myristicaceae, Euphorbia-ceae dan Meliaceae.
Sedangkan pada ketinggi-an 500 m - 2000 m dpl. didominasi oleh famili Fagaceae, Erycaceae dan semak-semak sub alpin
dari jenis Vaccinium dan Rhododendron.
Beberapa jenis vegetasi yang khas di Taman Nasional Kerinci Seblat antara lain : Histiopteris insica (tumbuhan berpembuluh tertinggi) berada di dinding kawah Gunung Kerinci, berbagai jenis Nepenthes sp, Pinus mercusii strain Kerinci, Kayu pacat (Harpullia arborea), Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldi), Agathis sp.
Hasil penelitian Biological Science Club (BScC) pada tahun 1993 di daerah buffer zone ditemukan 115 jenis vegetasi ethnobotanical yang banyak digunakan masyarakat setempat untuk berbagai keperluan seperti untuk obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamuk dan keperluan rumah tangga.
Fauna yang tedapat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat tercatat 42 jenis mammalia (19 famili), diantaranya : Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis), Macan dahan (Neopholis nebulosa), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Kucing emas (Felis termminnckii), Tapir (Tapirus indica), Kambing Hutan (Capricornis sumatrensis); 10 jenis reptilia; 6 jenis amphibia, antara lain: Katak Bertanduk (Mesophyrs nasuta), 6 jenis primata yaitu : Siamang (Sympalagus syndactylus), Ungko (Hylobates agilis), Wau-wau Hitam (Hylobates lar), Simpai (Presbytis melalobates), Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Di samping itu sudah tercatat 306 jenis burung (49 famili), diantaranya 8 jenis burung endemik seperti : Tiung Sumatera (Cochoa becari), Puyuh Gonggong (Arborophila rubirostris), Celepuk (Otus stresemanni), Burung Abang Pipi (Laphora inornata).
Topografi dan Iklim
Pada umumnya topografi Taman Nasional Kerinci Seblat bergelombang, berlereng curam dan tajam dengan ketinggian antara 200 sampai dengan 3.805 meter dpl. Topografi yang relatif datar dengan ketinggian 800 meter dpl terdapat di daerah enclave Kabupaten Kerinci.
Secara umum curah hujan di kawasan ini cukup tinggi dan merata. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar antara 3.000 mm. Musim hujan berlangsung dari bulan September - Pebruari dengan puncak musim hujan pada bulan Desember. Sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan april - Agustus. Suhu udara rata-rata bervariasi yaitu 28 derajat Celcius di dataran rendah, 20 derajat Celcius di Lembah Kerinci dan 9 derajat Celcius di puncak Gunung Kerinci. Kelembaban 80-100%.
Obyek Wisata Alam dan Fenomena Alam
a) Gunung Kerinci (3.805 m dpl) : gunung tertinggi di Sumatera yang masih aktif, dapat didaki sampai puncak melalui jalan setapak dari Kersik Tuo selama 12 jam.
b) Danau Gunung Tujuh (1.996 m dpl) : merupakan kawah mati yang berisi air tawar seluas 1.000 Ha (panjang 4,5 km dan lebar 3 km), yang dikelilingi oleh 7 gunung dan meruapakn danau air tawar tertinggi di Asia, dapat dicapai melalui jalan setapak dari Pelompek selama 3 jam.
c) Bukit Tapan, padang satwa Inum Raya : merupakan padang penggembalaan dan habitat berbagai jenis mamalia besar (gajah, harimau, rusa, tapir) yang langsung dapat dilihat. Dari Sungai Penuh ke lokasi selama 6-10 jam dengan kendaraan bus dan jalan setapak.
d) Gunung Seblat (2.383 m dpl) : memiliki fenomena alam yang sangat unik dengan adanya padang-padang penggembalaan yang luas dengan berbagai jenis primata, terdapat bunga raksasa Raflesia arnoldi, dapat dicapai dari Muara Aman ke lokasi dengan jalan kaki selama 12 jam.
e) Bukit Gedang Seblat dan Bukit Kayu Embun : merupakan habitat badak sumatera, gajah dan harimau. Dapat dicapai dari Muko-muko ke lokasi dengan jalan kaki selama 10 jam.
f) Rawas Ulu Lakitan : memiliki potensi berupa air terjun S. Ampar, air terjun S. Keruh, air terjun S. Kerali, air terjun S. Koten dengan dinding-dinding yang terjal dan arus sangat deras yang baik untuk rafting. Dapat ditempuh dari napal Licin antara 1-3 jam.
g) Gunung Masurai terletak di Desa Sungai Lalang Kecamatan Muara Siau Kabupaten Surolangun Bangko (6,5 jam dari Kota Bangko). Disini terdapat hutan hujan tropis.
h) Goa Napal Licin dan Kasah. Melihat kompleks goa yang kaya akan stalaktit dan stalaknit.
i) Grao Solar, Nguak dan Kunyit. Melihat semburan air panas setinggi 15 meter dan pengamatan satwa.
j) Letter W. Melihat bunga Rafflesia dan bunga bangkai, serta kelinci sumatera.
k) Rawa Ladeh Panjang. Penelitian dan Pengamatan Satwa.
Obyek wisata budaya dan wisata lainnya diantaranya :
Wisata budaya : Melihat budaya suku Kubu yang masih tradisionil. Adat istiadat tanah Kerinci, tanah Minangkabau, tanah Bengkulu/Rejang Lebong, serta aspek seni budaya seperti pesta adat Kerinci (Kenduri Seko), tari-tarian klasik, pakaian adat, serta pusaka-pusaka adat. Acara pesta adat dilakukan setiap tahun sekali.
Obyek wisata lain di sekitar kawasan diantaranya : Taman Pagar Dewa di Bukit Rantau Bitung (Napal Licin) dianggap sebagai tempat keramat masyarakat,
Danau Kerinci, Danau Depati empat, Rawa Bento, Air Panas Semurup, Air Panas Ketenong, pengambilan emas secara tradisional di Ketenong, Goa Napal Licin di Kecamatan Rawas Ulu (Sumatera Selatan), Muara Sako (Sumatera Barat) Pusat latihan gajah (PLG) di Ipuh, Pusat Kerajinan Tangan Rotan di Sungai Tutung, Kerajinan Batu Akik di Bengkulu dan Bangko, Pusat Kerajinan Pakaian Tradisional di sungai Penuh dan daerah pesisir. Terdapat kepercayaan masyarakat bahwa di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat terdapat makhluk dengan ciri-ciri pemalu, berjalan tegak, tidak berekor dan penuh misteri yang sering disebut sebagai "orang pendek" dan "sigung" sebagai penguasa hutan.
Kegiatan yang Dapat Ditawarkan
- Penelitian dan pendidikan.
- Pendakian dan berkemah.
- Air terjun.
- Pemotretan dan pembuatan film.
- Rekreasi dan wisata alam.
- Budaya masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
Fasilitas yang Tersedia
Kantor, Wisma Tamu, Pusat Informasi, Shelter, MCK, Jalan Trail, Menara Pengintai/Pengamat, Pondok Jaga, dll.
Informasi Lainnya
Danau Gunung Tujuh merupakan danau air tawar tertinggi di Asia (1.996 m dpl) yang dikelilingi oleh 7 buah gunung.
Musim kunjungan terbaik pada bulan Januari s/d Oktober.
Cara Mencapai Lokasi
Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui beberapa cara :
a) Padang - Tapan - Sungai Penuh (kendaraan darat), 278 km selama 7 jam.
b) Padang - Muaralabuh - Kersik Tuo, (kendaraan darat), 211 km selama 5-6 jam
c) Jambi - Sungai Penuh (kendaraan darat), 500 km selama 10 jam.
d) Bengkulu - Muara Aman (kendaraan darat), selama 4 jam.
e) Bengkulu - Argamakmur (kendaraan darat), selama 2 jam.
f) Bengkulu - Lubuk Linggau (kendaraan darat), selama 3 jam.
g) Palembang - Lubuk Linggau (kendaraan darat), selama 6 jam.
h) Lubuk Linggau - Muara Rupit - Surulangun - Napal Licin (kendaraan darat), selama 4 jam.
i) Muara Rupit - napal Licin (kendaraan air), selama 2 jam.
No. Dari ke lokasi Jarak (km)
Kondisi Jalan Keterangan
1 Jambi - Sungai Penuh
500 Jalan trans Sumatera/beraspal
Bus Wisata alam
2 Sungai Penuh - Kersik Tuo
40 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
3 Sungai Penuh - Pelompek 50 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
4 Sungai Penuh - Semurup 10 Jalan beraspal Taxi Air panas
5 Sungai Penuh - Danau Kerinci
15 Jalan beraspal Taxi Danau, sungai
6 Sungai Penuh - Lempur
35 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
7 Sungai Penuh - Bukit Tapan 25 Jalan beraspal Taxi Wisata alam
8 Jambi - Surulangun 200 Jalan trans
Sumatera/beraspal Bus Wisata alam
Surulangun - Bangko
75 Jalan trans Sumatera Taxi Wisata alam
Bangko - Dusun Tuo
80 Jalan beraspal Taxi Wisata alam
Surulangun - Batang Asai
60 Jalan beraspal/sungai - Wisata alam & budaya
1 Padang - Tapan 213 Jalan trans Sumatera/beraspal Bus/taxi Wisata alam
2 Tapan - Sungai Penuh
64 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
3 Padang - Muara Labuh
126 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
4 Muara Labuh - Pelompek 75 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
5 Pelompek - Kersik Tuo 10 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
1 Bengkulu - Tapan 352 Jalan trans Sumatera/beraspal Bus/taxi Wisata alam
2 Tapan - Sungai Penuh
64 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
3 Bengkulu - Ipuh 170 Jalan beraspal Bus/taxi Wisata alam
4 Ipuh - Pusat Latihan Gajah 35 Jalan beraspal Taxi Wisata alam &
budaya
5 Bengkulu - Argamakmur
80 Jalan beraspal Taxi Wisata alam
6 Argamakmur - Muara Aman
60 Jalan beraspal Taxi Wisata alam
7 Bengkulu - Curup 85 Jalan trans Sumatera Bus/taxi Wisata alam
8 Curup - Muara Aman
65 Jalan beraspal Taxi Wisata alam & budaya
9 Muara Aman - Ketenong 15 Jalan beraspal Taxi Wisata alam &
budaya
1 Bengkulu - Lubuk Linggau
160 Jalan trans Sumatera Bus/taxi Wisata alam
2 Lubuk Linggau - Trawas 40 Jalan trans
Sumatera/beraspal Taxi Wisata alam & budaya
3 Trawas - Napal Licin 15 Jalan sungai - Wisata alam &
budaya
4 Trawas - Rupit 93 Jalan trans Sumatera Bus/taxi Wisata alam
5 Rupit - Pulau Kidak 20 Jalan beraspal/sungai - Wisata alam &
budaya
INSTANSI KEHUTANAN DI PROPINSI SUMATERA SELATAN
No NAMA INSTANSI ALAMAT DINAS KEHUTANAN 1 Dinas Kehutanan Propinsi
Sumatera Selatan
2 Dinas Kehutanan Kodya Pakanbaru
3 Dinas Kehutanan Kabupaten Bengkalis
4 Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar
5 Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hulu
6 Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hilir
UPT Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam
1 Balai KSDA Sumatera Selatan
Jl. Kol. H. Barlian Punti Kayu Km 6 No. 79 Palembang 30153, PO BOX 1288 Telp. (0711) 410948.
UPT BINA PRODUKSI
KEHUTANAN (BPK)
Balai Ekspoitasi Hutan dan Pengusahaan Hasil Hutan (BEHPHH) Wilayah V Palembang
Jl. Kolonel H. Barlian Km 6,5 PO BOX 168 Puntikayu, Palembang Telp. 0711-410545
UPT Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS)
1 Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (BRLKT) Musi
Jl. Kolonel H. Barlian Km 6,5 Puntikayu, Palembang Telp. 0711-411378
2 Balai Teknologi Pengelolaan DAS (BTP-DAS) Benakat Palembang
Jl. Kolonel H. Barlian Km 6,5 Puntikayu, Palembang Telp. 0711-414864
3 Balai Perbenihan Tanaman Hutan Palembang
Jl. Kolonel H. Barlian Km 6,5 Puntikayu, Palembang Telp. 0711-417140
UPT BADAN PLANOLOGI Balai Inventarisasi dan
Perpetaan Hutan (BIPHUT) Wilayah II Palembang
Jl. Kolonel H. Bulian Km 6 Palembang Telp. 0711-410819