HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
Transcript of HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
1/18
HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PENGERTIAN
Schmitthoff mendefinisikan hukum perdagangan internasional sebagai berikut :
... the body of rules governing commercial relationship of a private law nature
involving different nations.
Dari definisi tersebut dapat tampak unsur-unsur berikut :
1. Hukum perdagangan internasional adalah sekumpulan aturan yang mengaturhubungan-hubungan komersial yang sifatnya hukum perdata.
2. Aturan-aturan hukum tersebut mengatur transaksi-transaksi yang berbedanegara.
ALASAN MELAKUKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
a. Kemampuan suatu negara dalam memproduksi barang atau jasa terbatas,b. Adanya manfaat yang diperoleh dari adanya perbedaan harga,c. Adanya perbedaan faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara,
misal Indonesia memiliki banyak sumber minyak bumi tetapi memerlukan
tenaga ahli yang handal untuk mengambilnya,
d. Perbedaan sosial budaya,e. Perbedaan selera masyarakat,f. Adanya sarana komunikasi dan transportasi.
PRINSIP DASAR HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Prinsip Dasar Kebebasan BerkontrakKebebasan berkontrak, sebenarnya adalah prinsip universal dalam hukum
perdagangan internasional.
Setiap sistem hukum pada bidang hukum dagang mengakui kebebasan para
pihak ini untuk membuat kontrak-kontrak dagang (internasional).
Kebebasan tersebut mencakup bidang hukum yang cukup luas. Ia meliputi
kebebasan untuk melakukan jenis-jenis kontrak yang para pihak sepakati. Ia
termasuk pula kebebasan untuk memilih forum penyelesaian sengketa
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
2/18
dagangnya. Ia mencakup pula kebebasan untuk memilih hukum yang akan
berlaku terhadap kontrak, dll.
Kebebasan ini tidak boleh bertentangan dengan UU, kepentingan umum,
kesusilaan, kesopanan, dll sesuai masing-masing sistem hukum.
2. Prinsip Dasar Pacta Sunt ServandaPacta sunt servanda adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa kesepakatan
atau kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap
sistem hukum di dunia menghormati prinsip ini.
3. Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa Melalui ArbitraseArbitrase dalam perdagangan internasional adalah forum penyelesaian
sengketa yang semakin umum digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin
banyak dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang.Oleh karena itulah,
prinsip ketiga ini memang relevan.
4. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi (Navigasi)Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk
berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapa pun juga dengan
melalui berbagai sarana navigasi atau komunikasi, baik darat, laut, udara,
atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan internasional.
Aturan-aturan hukum (internasional) memfasilitasi kebebasan ini.
TUJUAN HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindarikebijakan dan praktik perdagangan nasional yang merugikan negara
lainnya,
Meningkatkan volume perdagangan dunia dengan menciptakanperdagangan yang menguntungkan pembangunan ekonomi semua negara,
Meningkatkan standar hidup manusia, Meningkatkan lapangan tenaga kerja,
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
3/18
Mengembangkan sistem perdagangan multilateral yang akanmengimplementasikan kebijakan perdagangan terbuka dan adil,
Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia,meningkatkan produk dan transaksi jual beli barang.
HAMBATAN HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perbedaan mata uang antar negara
Kualitas sumber daya yang rendah
Pembayaran antar negara sulit dan risikonya besar
Adanya kebijaksanaan impor dari suatu negara
Terjadinya perang
Adanya organisasi-organisasi ekonomi regional
SUBJEK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Yang dimaksud subjek hukum disini adalah:
1. Para pelaku dalam perdagangan internasional yang mampumempertahankan hak dan kewajibannya di hadapan badan peradilan, dan
2. Para pelaku dalam perdagangan internasional yang mampu dan berwenanguntuk merumuskan aturan-aturan hukum di bidang hukum perdagangan
internasional.
Subjek hukum dalam hukum perdagangan internasional, meliputi :
1. Negara Negara merupakan subjek hukum terpenting di dalam hukum perdagangan
internasional (dikenal sebagai subjek hukum yang paling sempurna). Pertama,
negara adalah satu-satunya subjek hukum yang memiliki kedaulatan. Kedua,
negara juga berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembentukan organisasi-organisasi (perdagangan) internasional di dunia,
misalnya WTO, UNCTAD, UNCITRAL. Ketiga, negara juga bersama-sama
dengan negara lain mengadakan perjanjian internasional guna mengatur
transaksi perdagangan di antara mereka, misalnya perjanjian penghindaran
pajak berganda, perjanjian penanaman modal bilateral. Keempat, negara
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
4/18
berperan juga sebagai subjek hukum dalam posisinya sebagai pedagang.Dalam posisinya ini, negara adalah salah satu pelaku utama dalam perdagangan
internasional. Ketika negara bertransaksi dagang dengan negara lain,
kemungkinan hukum yang akan mengaturnya adalah hukum internasional.
Ketika negara bertransaksi dengan subjek hukum lainnya, hukum yang
mengaturnya adalah hukum nasional (dari salah satu pihak).
2. Organisasi InternasionalOrganisasi internasional dibentuk oleh dua atau lebih negara guna mencapaitujuan bersama. Untuk mendirikan suatu organisasi internasional, perlu
dibentuk suatu dasar hukum yang biasanya adalah perjanjian internasional.
Dalam perjanjian inilah termuat tujuan, fungsi dan struktur organisasi
perdagangan internasional yang bersangkutan.
3. Individu Individu atau perusahaan adalah pelaku utama dalam perdagangan
internasional. Individulah yang pada akhirnya akan terikat oleh aturan-aturan
hukum perdagangan internasional.
Biasanya, individu dipandang sebagai subjek hukum dengan sifat hukum
perdata (legal persons of a private law nature).
Individu hanya terikat oleh ketentuan-ketentuan hukum nasional yang
negaranya buat, individu tidak tunduk pada aturan hukum perdagangan
internasional. Oleh karena itu, negara jarang sekali membuat kesepakatan
yang mengikat individu. Umumnya, kesepakatan negara-negara hanya
mengikat mereka.
Apabila individu merasa haknya terganggu atau dirugikan, yang dapat
dilakukan adalah meminta bantuan negaranya untuk memajukan klaim
terhadap negara yang merugikannya ke hadapan badan peradilan internasional.
Hanya dalam keadaan tertentu saja individu dapat mempertahankan haknya
berdasarkan suatu perjanjian internasional, misalnya Konvensi ICSID.
4. Bank Faktor-faktor yang membuat bank penting dalam hukum perdagangan
internasional, adalah :
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
5/18
a. Peran bank dalam perdagangan internasional sebagai pemain kunci.Tanpa bank, perdagangan internasional mungkin tidak dapat berjalan,
b. Bank memfasilitasi pembayaran antara penjual dan pembeli,c. Bank berperan penting dalam menciptakan aturan-aturan hukum
perdagangan intenasional khususnya dalam mengembangkan hukum
perbankan internasional.
SUMBER HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Perjanjian InternasionalPerjanjian internasional terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu :
Perjanjian multilateral, adalah kesepakatan tertulis yang mengikat lebih
dari dua pihak (Negara) dan tunduk pada aturan hukum internasional.
Perjanjian regional, adalah kesepakatan-kesepakatan di bidang
perdagangan internasional yang dibuat oleh negara-negara yang berada dalam
suatu regional tertentu. Di Asia Tenggara misalnya, pembentukan AFTA
(Asean Free Trade Area) yang dibentuk pada saat KTT di Singapura pada
tahun 1992.
Perjanjian bilateral, adalah perjanjian yang hanya mengikat dua subjek
hukum internasional (negara atau organisasi internasional). Misalnya,
perjanjian penghindaran pajak berganda.
* Perjanjian Internasional (International Convention)
Merupakan kesepakatan yang telah, sedang atau akan diratifikasi oleh
banyak negara di dunia.
Perjanjian Internasional ini berlaku bagi negara yang menjadi peserta
konvensi sehingga menjadi bagian dari hukum nasionalnya.
Tetapi kadang kala ada negara yang tidak ikut dalam perjanjian
Internasional, sehingga secara diam-diam negara tersebut tunduk kepada
perjanjian Internasional tersebut.
2. Hukum Kebiasaan InternasionalMerupakan sumber hukum yang dapat dianggap sebagai sumber hukum yang
pertama lahir dalam hukum perdagangan internasional. Hukum perdagangan
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
6/18
internasional justru lahir karena adanya praktik-praktik para pedagang yang
dilakukan berulang-ulang sehingga kebiasaan yang berulang-ulang dengan
waktu yang relatif lama menjadi mengikat.
* Hukum Kebiasaan ( Custom Law )
Disebut juga Lex mercatoria atau hukum para pedagang (the law of the
merchant),
Suatu kebiasaan tidak selamanya menjadi mengikat dan karenanya
menjadi hukum,
Suatu praktik kebiasaan untuk menjadi mengikat harus memenuhi syarat-
syarat berikut :
a. Suatu praktik berulang-ulang dilakukan dan diikuti oleh lebih dari duapihak (praktik negara),
b. Praktik ini diterima sebagai mengikat (opnio iuris sive necessitatis)3. Prinsip Hukum UmumSumber hukum ini akan mulai berfungsi ketika hukum perjanjian dan
hukum kebiasaan internasional tidak memberi jawaban atas suatu persoalan.
Beberapa contoh dari prinsip-prinsip hukum umum adalah prinsip itikad baik,
pacta sunt servanda.
*Prinsip-Prinsip Hukum Umum ( General Contract Law )
Dalam KUHPerdata juga merupakan salah satu dasar hukum bagi suatu
kontrak yang bersifat umum (general contract law), artinya banyak ketentuan
Buku III KUHPerdata yang mengatur secara umum yaitu berlaku bagi seluruh
macam perjanjian. Apabila terhadap pedagang internasional berlaku hukum
Indonesia.
4. Putusan-Putusan Pengadilan (Yurispridensi )Terkadang apa yang terdapat dalam praktek dagang sehari-hari kemudian
dikukuhkan dalam suatu yurisprudensi yakni diputuskan oleh Pengadilan
yang kemudian keputusan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap.
Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar hukum dalam perdagangan
internasional, terutama dalam hal yang belum diatur dalam undang-undang
atau yang memerlukan penafsiran-penafsiran terhadap suatu Undang-undang.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
7/18
5. KontrakSumber hukum perdagangan internasional yang sebenarnya merupakan
sumber utama dan terpenting adalah kontrak yang dibuat oleh para pedagang
sendiri. Kontrak tersebut adalah undang-undang bagi para pihak yang
membuatnya.
6. Hukum NasionalPeran hukum nasional ini antara lain akan mulai lahir ketika timbul sengketa
sebagai pelaksanaan dari kontrak. Dalam hal ini, pengadilan (badan arbitrase)
pertama-tama akan melihat klausul pilihan hukum dalam kontrak untuk
menentukan hukum yang akan digunakan untuk menyelesaikan sengketanya.
DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP
PEREKONOMIAN INDONESIA
1. DAMPAK POSITIFa. Saling membantu memenuhi kebutuhan antar negara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan
perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi barang-barang
kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka dapat saling
membantu mengisi kekurangan dari setiap negara, sehingga kebutuhan
masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan produktivitas usahaDengan adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi yang
digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya
teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c. Mengurangi pengangguranPerdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru,
sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki
dunia kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan oleh
perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
8/18
d. Menambah devisa bagi pendapatan negaraDalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan
memperoleh devisa. Semakin banyak barang yang dijual di negara lain,
perolehan devisa bagi negara akan semakin banyak.
2. DAMPAK NEGATIFa. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak diproduksi dalam
negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara lain. Kegiatan mengimpor
ini dapat mengakibatkan ketergantungan dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat menjadi konsumtifBanyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri
menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari jumlah,
jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih
konsumtif, karena semakin banyak barang-barang yang dapat menjadi
pilihan untuk dikonsumsi.
c. Mematikan usaha-usaha kecilPerdagangan internasional dapat menimbulkan persaingan industri dengan
negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing tentu akan
mengalami kerugian, sehingga akan mematikan usaha produksinya. Dalam
jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan pengangguran.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kebijakan yang diberlakukan pada perdagangan internasional, bertujuan untuk
melindungi industri dalam negeri. Kebijakan untuk melindungi barang-barang
dalam negeri dari persaingan barang-barang impor disebut proteksi.
Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan :
1.Tarif
Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-
barang impor. Apabila suatu barang impor dikenakan tarif, maka harga jual
barang tersebut di dalam negeri menjadi mahal. Hal ini menyebabkan
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
9/18
masyarakat enggan untuk membeli barang tersebut, sehingga barang-barang
hasil produksi dalam negeri lebih banyak dinikmati oleh masyarakat.
2. Kuota
Kuota adalah bentuk hambatan perdagangan yang menentukan jumlah
maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode
tertentu. Sama halnya tarif, pengaruh diberlakukannya kuota mengakibatkan
harga-harga barang impor menjadi tinggi karena jumlah barangnya terbatas.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pembatasan jumlah barang impor
sehingga menyebabkan biaya rata-rata untuk masing-masing barang
meningkat. Dengan demikian, diberlakukannya kuota dapat melindungi
barang-barang dalam negeri dari persaingan barang luar negeri.3. Larangan ImporLarangan impor adalah kebijakan pemerintah yang melarang masuknya
barang-barang tertentu ke dalam negeri.
Kebijakan larangan impor dilakukan untuk menghindari barang-barang yang
dapat merugikan masyarakat. Misalnya melarang impor daging sapi yang
mengandung penyakit Anthrax.4. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepadaproduk dalam negeri. Subsidi yang dilakukan pemerintah dapat berupa
keringanan pajak, pemberian fasilitas, pemberian kredit bank yang murah
ataupun pemberian hadiah atau insentif dari pemerintah. Adanya subsidi,
harga barang dalam negeri menjadi murah, sehingga barang-barang hasil
produksi dalam negeri mampu bersaing dengan barang-barang impor.5. Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara
menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.
METODE PEMBAYARAN
Ada dua metode pembayaran, yaitu :
1. Non Letter of Credit : Advance Payment
Advance Payment atau pembayaran dimuka dimana pembayaran
dilakukan oleh pembeli/buyer kepada seller sebelum barang
dikapalkan. Cara pembayaran seperti ini dapat terjadi apabila pasar
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
10/18
dikuasai oleh penjual (seller Market) atau penjual tidak yakin akan
buyer atau Negara si buyer.
Kelemahan dari jenis pembayaran ini barang tidak dikirim oleh seller
atau kualitas barang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan atau
pengiriman barang terlambat atau barang yang dikirim tidak sesuai
dengan perjanjiannya.
Open Account
Merupakan kebalikan dari Advance Payment, yaitu Eksportir
mengirimkan barang beserta dokumen langsung kepada importer,
dan selanjutnya menunggu importer melakukan pembayaran. Hal ini
dapat terjadi apabila buyer memiliki posisi tawar yang tinggi.
Kelemahan cara pembayaran ini adalah adanya ketidakpastian
pembayaran seperti pembayaran terlambat atau melewati batas
waktu pembayaran atau jumlah nominal yang dibayarkan tidak
sesuai dengan perjanjian.
Consignment
Seller hanya menitipkan barang kepada buyer (buyer bukanlah
pembeli akhir) dan pembayaran dilakukan oleh buyer apabila barang
telah terjual. Kelemahan cara pembayaran seperti ini adalah tidak
ada kepastian kapan pembayaran dilakukan.
Collection
Pembayaran dilakukan dengan cara seller mengirimkan dokumen
kepada buyer dengan menggunakan jasa bank untuk menagih
pembayaran, baik dengan menggunakan draft atau promissory note.
Dalam hal ini seller meminta kepada banknya untuk menyerahkan
dokumen kepada buyer atas dasar :
Yang pertama adalah Documents against Payment (D/P). Dimana
dokumen beserta draft dikirim kepada buyer dan pembayaran
dilakukan oleh buyer pada saat buyer menerima dokumen.
Yang kedua adalah Documents agains Acceptance (D/A). Dokumen
dan draft dikirim kepada buyer dan pada saat buyer menerima
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
11/18
dokumen ia melakukan akseptasi sedangkan pembayaran dilakukan
oleh buyer pada saat jatuh tempo. Kelemahan dari jenis pembayaran
ini adalah kurang pastinya pembayaran dan potensi kerugian apabila
buyer menolak menebus dokumen.
Counter Trade
Adalah pembayaran dilakukan dengan cara tukar menukar barang
dengan barang. Counter Trade atau perdagangan timbal balik ini
sampai saat ini masih ada biasanya dilakukan atas dasar perjanjian 2
negara dalam bentuk Memorandum of Understanding (MOU).
2. Letter of Credit ( L/C ) Menurut UCP (Pasal 2 UCP 500), L/C adalah janji membayar dari bank
penerbit kepada penerima yang pembayarannya hanya dapat dilakukan
oleh bank penerbit jika penerima menyerahkan kepada bank penerbit
dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C.
Untuk menjembatani kepentingan pihak Ekportir agar barang dikirimsetelah harga dibayar, sementara pihak importir punya kepentingan agar
harga dibayar setelah barang diterima, maka dipakailah suatu pembayaran
dengan documentary credit (L/C),
Alasan utama para pedagang menyukai sistem ini adalah karena adanyaunsur janji bayar yang ada pada sistem ini.
Penerima yang menjual barang kepada pemohon merasa aman dibayar
dengan cara L/C karena adanya janji pembayaran dari bank penerbit
kepadanya. Sebaliknya, pemohon juga merasa aman membelibarang
dengan cara L/C karena akan menerima dokumen-dokumen yang
dikehendakinya sebab pemenuhannya merupakan syarat pembayaran
langsung.
JENIS LETTER OF CREDIT
1. Revocable L/CAdalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan oleh penerbit secara
sepihak tanpa persetujuan dari pihak penerima.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
12/18
2. Irrevocable L/CAdalah L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak tanpa
persetujuan dari pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C yaitu
penerima dan bank penerbit.
3. Irrevocable Confirmed L/CJenis L/C adalah Irrevocable apabila L/C tersebut mendapatkan konfirmasi
sebuah bank pengonfirmasi (Confirming Bank).
4. Sight (Payment) L/CAdalah L/C yang pembayarannya dilakukan secara tunai segera setelah
dokumen-dokumen yang disyaratkan diajukan atau diserahkan.
5. Acceptance L/CAdalah L/C yang pembayarannya dilakukan pada suatu jangka waktu
tertentu setelah wesel diunjukan atau setelah barang dikapalkan.
PERAN LETTER OF CREDIT DALAM PERDAGANG INTERNASIONAL
Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor; Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang
impor;
Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.
PEMBUKAAN LETTER OF CREDIT
pembukaan L/C merupakan jaminan pula bagi importir untuk memperolehpengapalan barang secara utuh sesuai dengan kontrak. Sedangkan dana
L/C tersebut tidak akan dicairkan tanpa penyerahan dokumen pengapalan.
Dengan demikian L/C tampak sebagai suatu instrumen yang ditawarkan
bank devisa untuk memudahkan lalu lintas pembiayaan dalam transaksi
dagang internasional,
tampak bahwa sangatlah wajar bila L/C kemudian menjadi lebih banyakdisukai oleh para pihak, khususnya penjual dan pembeli dalam
bertransaksi dagang secara lintas batas. Alasan utama para pedagang
menyukai sistem ini, adalah karena adanya unsur janji bayar yang ada
pada sistem ini.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
13/18
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI
LETTER OF CREDIT
Applicant(buyer atau pembeli)adalah pihak yang memintakepada sebuahbank untuk membuka L/C atas namanya (sebagai pembeli).
Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebutkan dalam L/C sebagaipenjual).
Bank penerbit (Opening Bank atau issuing bank) adalah bank yangmembuka atau menerbitkan L/C (Bank pembeli).
Bank penerus atauAdvising Bankadalah Bank yang meneruskanL/C yangditerima dari opening bankkepada beneficiary (bisaBank penjual).
KEUNGGULAN TRANSAKSI LETTER OF CREDIT
cara pembayaran dalam suatu transaksi perdagangan internasional atautransaksi ekspor - impor yang paling aman bagi seller/eksportir maupun
bagi buyer/importer,
sebagai sarana pembayaran, sifat L/C yang independen atau terlepas darikontrak penjualan. Sehingga ketidakabsahan suatu kontrak penjualan tidak
mengakibatkan tidak sahnya pembayaran yang dilakukan melalui L/C,
instrumen atau alat yang dapat melindungi eksportir dan importir daritidak dipatuhinya kewajiban-kewajiban yang dipersyaratkan kedua-belah
pihak.
KELEMAHAN TRANSAKSI LETTER OF CREDIT
Bagi eksportirJika dokumen mengandung penyimpangan, maka meskipun barang telah
dikapalkan/dikirim sesuai dengan pesanan, eksportir berpotensi tidak
memperoleh pembayaran (karena bank hanya berurusan dengan dokumen)
atau bila dibayarkan dipotong biaya discrepancy.
Bagi ImportirBiaya-biaya yang sehubungan dengan transaksi L/C, pembukaan L/C,
Akseptasi, dll.
http://brijakartaveteran.blogspot.com/2009/11/pembayaran-dalam-perdagangan.htmlhttp://brijakartaveteran.blogspot.com/2009/11/pembayaran-dalam-perdagangan.htmlhttp://brijakartaveteran.blogspot.com/2009/11/pembayaran-dalam-perdagangan.htmlhttp://brijakartaveteran.blogspot.com/2009/11/pembayaran-dalam-perdagangan.html -
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
14/18
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
1. Umumnya sengketa-sengketa dagang didahului oleh penyelesaian dengancara negosiasi. Jika cara penyelesaian ini gagal atau tidak berhasil, barulah
ditempuh cara-cara lainnya seperti penyelesaian melalui pengadilan atau
arbitrase.
2. Penyerahan sengketa, baik kepada pengadilan maupun ke arbitrase, kerapkali didasarkan pada suatu perjanjian di antara para pihak.
3. Dasar hukum bagi forum atau badan penyelesaian sengketa yang akanmenangani sengketa adalah kesepakatan para pihak.
PRINSIP-PRINSIP PENYELESAIAN SENGKETA
1. Prinsip Kesepakatan Para Pihak (Konsensus)Prinsip ini merupakan prinsip fundamental dalam penyelesaian sengketa
perdagangan internasional. Prinsip inilah yang menjadi dasar untuk
dilaksanakan atau tidaknya suatu proses penyelesaian sengketa. Prinsip ini
pula dapat menjadi dasar apakah suatu proses penyelesaian sengketa yang
sudah berlangsung diakhiri. Badan-badan peradilan (termasuk arbitrase)
harus menghormati apa yang para pihak sepakati.
2. Prinsip Kebebasan Memilih Cara-cara Penyelesaian SengketaPrinsip di mana para pihak memiliki kebebasan penuh untuk menentukan
dan memilih cara atau mekanisme bagaimana sengketanya diselesaikan
(principle of free choice of means).
Penyerahan sengketa kepada arbitrase merupakan kesepakatan atau
perjanjian para pihak, artinya penyerahan suatu sengketa ke badan
arbitrase haruslah berdasarkan pada kebebasan para pihak untuk
memilihnya.
3. Prinsip Kebebasan Memilih HukumPrinsip kebebasan para pihak untuk menentukan sendiri hukum apa yang
akan diterapkan (bila sengketanya diselesaikan) oleh badan peradilan
(arbitrase) terhadap pokok sengketa.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
15/18
Kebebasan para pihak untuk menentukan hukum ini termasuk kebebasan
untuk memilih kepatutan dan kelayakan (ex aequo et bono).
Prinsip ini adalah sumber dimana pengadilan akan memutus sengketa
berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, kepatutan atau kelayakan suatu
penyelesaian sengketa.
4. Prinsip Itikad Baik (Good Faith)Prinsip ini mensyaratkan dan mewajibkan adanya itikad baik dari para
pihak dalam menyelesaikan sengketanya.
Dalam penyelesaian sengketa, prinsip ini tercermin dalam dua tahap :
1. Prinsip itikad baik disyaratkan untuk mencegah timbulnya
sengketa yang dapat mempengaruhi hubungan-hubungan baik di
antara negara,
2. Prinsip ini disyaratkan harus ada ketika para pihak menyelesaikan
sengketanya melalui cara-cara penyelesaian sengketa yang dikenal
dalam hukum (perdagangan) internasional, yakni negosiasi,
mediasi, konsiliasi, arbitrase, pengadilan atau cara-cara pilihan
pihak lainnya.
5. Prinsip Exhaustion of Local RemediesPrinsip ini lahir dari prinsip hukum kebiasaan internasional.
Menurut prinsip ini, hukum kebiasaan internasional menetapkan bahwa
sebelum para pihak mengajukan sengketanya ke pengadilan internasional,
langkah-langkah penyelesaian sengketa yang tersedia atau diberikan oleh
hukum nasional suatu Negara harus terlebih dahulu ditempuh (exhausted).
FORUM PENYELESAIAN SENGKETA
1. NegosiasiPenyelesaian sengketa melalui negosiasi merupakan cara yang paling
penting. Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak dapat
mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya. Setiap penyelesaiannya
pun didasarkan pada kesepakatan atau konsensus para pihak.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
16/18
Kelemahan dalam negosiasi, yang pertama ketika para pihak
berkedudukan tidak seimbang, dalam keadaan ini salah satu pihak kuat
berada dalam posisi untuk menekan pihak lainnya. Kelemahan kedua
adalah proses berlangsungnya negosiasi sering lambat dan memakan
waktu yang lama. Kelemahan ketiga adalah ketika suatu pihak terlalu
keras dengan pendiriannya, maka dapat mengakibatkan proses negosiasi
ini menjadi tidak produktif.
2. MediasiMediasi adalah suatu cara penyelesaian melalui pihak ketiga. Pihak ketiga
ini bisa individu (pengusaha) atau lembaga atau organisasi profesi atau
dagang. Mediator ikut serta aktif dalam proses negosiasi.
Mediator dengan kapasitasnya sebagai pihak yang netral, berupaya
mendamaikan para pihak dengan memberikan saran penyelesaian
sengketa.
Usulan-usulan penyelesaian sengketa melalui mediasi dibuat agak tidak
resmi (informal). Usulan ini dibuat berdasarkan informasi-informasi yang
diberikan oleh para pihak, bukan atas penyelidikannya. Tidak ada prosedur
khusus yang harus ditempuh dalam proses mediasi. Para pihak bebas
menentukan prosedurnya.
3. KonsiliasiKonsiliasi memiliki kesamaan dengan mediasi. Kedua cara ini adalah
melibatkan pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketanya secara damai.
Konsiliasi dan mediasi sulit untuk dibedakan. Namun menurut Behrens,
ada perbedaan antara kedua istilah ini, yaitu konsiliasi lebih formal
daripada mediasi.
Konsiliasi bisa juga diselesaikan oleh seorang individu atau suatu badan
yang disebut dengan badan atau komisi konsiliasi. Komisi konsiliasi bisa
sudah terlembaga atau ad hoc (sementara) yang berfungsi untuk
menetapkan persyaratan-persyaratan penyelesaian yang diterima oleh para
pihak. Namun, putusannya tidak mengikat para pihak.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
17/18
4. ArbitraseArbitrase adalah penyerahan sengketa secara suka rela kepada pihak ketiga
yang netral. Pihak ketiga ini bisa individu, arbitrase terlembaga atau
arbitrase sementara (ad hoc). Dengan arbitrase, penyelesaian sengketa
relatif lebih cepat daripada melalui pengadilan. Putusan arbitrase sifatnya
final dan mengikat. Arbitrase juga dapat dijamin kerahasiaannya. Para
pihak memiliki kebebasan untuk memilih arbiter yang netral dan ahli
mengenai pokok sengketa yang mereka hadapi.
Bahwa klausul arbitrase melahirkan yurisdiksi arbitrase, artinya klausul
tersebut memberi kewenangan kepada arbitrator untuk menyelesaikan
sengketa.
Apabila pengadilan menerima suatu sengketa yang di dalam kontraknya
terdapat klausul arbitrase, pengadilan harus menolak untuk menangani
sengketa.
5. Pengadilan (Nasional & Internasional)Penggunaan cara ini biasanya ditempuh apabila cara-cara penyelesaian
yang ada ternyata tidak berhasil.
Penyelesaian sengketa dagang melalui badan peradilan biasanya hanya
dimungkinkan ketika para pihak sepakat. Kesepakatan ini tertuang dalam
klausul penyelesaian sengketa dalam kontrak dagang para pihak. Dalam
klausul tersebut hubungan dagang mereka, mereka sepakat untuk
menyerahkan sengketanya kepada suatu pengadilan (negeri) suatu negara
tertentu.
Kemungkinan kedua, para pihak dapat menyerahkan sengketanya kepada
badan pengadilan internasional, misalnya WTO.
-
7/29/2019 HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.docx
18/18
KASUS HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Philip Morris Asia Ajukan Gugatan Terhadap Pemerintah Australia Terkait
Kemasan Polos
Philip Morris Asia Limited (PMA), Hong Kong, pemilik afiliasi di Australia,
Philip Morris Limited (PML), hari ini mengumumkan telah memulai proses
hukum terhadap Pemerintah Australia dengan mengumumkan Pemberitahuan
Arbitrase menurut Perjanjian Investasi Bilateral Australia dengan Hong Kong.
Pemberitahuan Arbitrase ini diberikan kepada Pemerintah sesegera mungkin
setelah pengesahan undang-undang kemasan polos/tanpa merek untuk produk
tembakau oleh Parlemen Australia.
Mengomentari pengumuman hari ini, juru bicara PMA, Anne Edwards berujar:
Kami melakukan ini tanpa adanya pilihan lain. Pemerintah telah mengeluarkan
undang-undang ini meskipun tidak mampu menunjukkan bahwa hal tersebut akan
efektif untuk mengurangi rokok dan telah mengabaikan kekhawatiran yang
meningkat di Australia dan internasional mengenai masalah hukum yang serius
terkait dengan kemasan polos."
PMA tengah mencari penangguhan undang-undang dan kompensasi penting
atas hilangnya merek dagang yang bernilai dari perusahaan dan investasi di
Australia yang disebabkan oleh kemasan polos. Perusahaan ini menimbulkan
kerugian bernilai miliaran dolar dan proses hukumnya akan berlangsung dalam 2
hingga 3 tahun.
"Kami yakin bahwa argumen hukum kami amat kuat dan kami pada akhirnya
akan memenangkan kasus ini," tambah Anne Edwards.
PML juga ingin memperoleh klaim menurut hukum dalam negeri sebelum
Pengadilan Tinggi Australia.