Hukum Islam
-
Upload
wulandhari -
Category
Documents
-
view
82 -
download
0
Transcript of Hukum Islam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah suatu agama yang disampaikan oleh nabi-nabi berdasarkan
wahyu Allah yang disempurnakan dan diakhiri dengan wahyu Allah pada nabi
Muhammad sebagai nabi dan rosul terakhir.
Agama islam bukan hanya agama yang memberikan ajaran-ajaran untuk
mempersiapkan manusia bagi kehidupan akhirat atau kehidupan kerohanian
belaka, akan tetapi mendorong manusia optimis dengan hidupnya yang sekarang
yang bersifat materil dan positif, karena kehidupan duniawilah sebagai odal
kehidupan di akhirat. Baik Al-Quran maupun hadits menganjurkan agar orang
islam sebagai umat yang seimbang harus dapat menemukan keseimbangan antara
rohaniah dan jasmaniahnya. Oleh karena itu, kiranya agama islamlah yang
mempunyai pedoman dan ketentuan –ketentuan hokum yang tegas dan luas
diantara agama-agama yang ada, disamping memberikan pegangan theologie,
ethika, ibadat dan sebagainya.
1.2 Tujuan Makalah
Untuk membuka wawasan pembaca mengenai arti hukum islam dan
kontribusinya bagi umat islam.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 1
BAB II
ISI
2.1 Islam secara Umum
2.1.1 Definisi Agama Islam
Islam adalah suatu agarna yang disampaikan oleh nabi-nabi
berdasarkan wahyu Allah yang disempurnakan dan diakhiri dengan wahyu
Allah pada nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. Istilah Islam
sebagai agama itu resmi terdapat daIam Al-Qur’an- surat AIi Imran (surat3)
ayat 19 1). Istilah Muhammedanism dan sejenisnya tidak tepat dan membawa
kekeliruan arti karena Islam itu adalah "wahyu" bukan ciptaan Muhammad
dan di dalam Islam dilarang mengagung-agungkan seseorang walaupun nabi
Muhammad sendiri sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan
pendewaan manusia. Menurut Islam, Muhammad adalah manusia biasa yang
terpilih sebagai nabi dan rasul terakhir. Sedangkan Isa a.s. adalah nabi dan
rasul Al1ah sebelum nabi Muharnmad s.a.w. yang kedatangannya setelah
beliau, hal ini telah diberitakan dalam Injil. Bila Islam disebut dengan
Muhammedanism dikhawatirkan umat Muhamnad akan mendewakannya pula
seperti halnya umat Nasrani terhadap Ias a.s. Islam membenarkan nabi-nabi
dan kitab-kitab suci sebelum Muhammad s.a.w. dan Al-Qur’an, sebagaimana
terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti pada surah 5 ayat 46, surah 2
ayat 4 dan lain-lain.
Dasar dan pokok agama Islam yang fundamentil adalah "tauhid" atau
monotheisme yang kosekwen, Tuhan itu adalah Maha Esa yaitu Allah.
Konsekwensi logisnya ialah bahwa urnat nnnusia itu merupakan satu
kesatuan umat yang diciptakan Allah mulai dengan penciptaan Adam dan
Hawa secara langsung, Adam bukan evolusi dari makhluk lain. Adam dan
umat manusia adalah makhluk Allah termulia dimuka bumi. Dia adalah
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 2
khalifah Allah dimuka burni, manusia rmengetahui nama-nama dan hukum-
hukum alam dengan perantaraan akal budi karunia Al1ah yang tidak ada dan
tidak berasal dari makhluk lain tetapi dari Allah. (Qur’an surat 2 ayat 30 - 35).
Manusia berpribadi, mempunyai akal, kehendak dan perasaan yang tak ada
pada makhluk lain, manusia sebagai subyek ditengah-tengah alam semesta,
dia tak dikuasai alam dia dapat menaklukan alam; disanping itu rnanusia
adalah juga obyek, kekuasaannya terbatas tidak mutlak, dia berterima kasih,
bersyukur kepada Tuhannya, damai, berbuat baik sesama manusia dia
memakmurkan dan membudayakan dunia sebagai pemanfaatan dan tanda
syukur kepada dan atas karunia Allah. Manusia menurut Islam sama
harkatnya disisi A1lah. Perbedaan hanya karena tagwa; iman; akhlak dan
amalnya, tidak ada perbedaan harkat berdasarkan perbedaan ras, warna kulit,
kebangsaan dan sebagainya, Tujuan akhir manusia adalah kembali kepada
A1lah di Akhirat. Ajaran seperti itu telah ditanamkan sejak nabi Adam a.s.,
akan tetapi karena keasyikan manusia di dan karena alam dunia yang
mengasyikan, manusia lupa kepada dasar dan tujuannya yang hakiki seperti
diatas.
Untuk mengingatkan manusia kejalannya yang benar itu, Allah
mengutus nabi-nabi dan rasulNya yang tidak lain adalah manusia juga yang
dipilih karena kesucian dan tagwanya lebih-lebih bila manusia telah jauh
nenyimpang dari ajaran Allah, setiap kali nabi-nabi diutus ketengah manusia
dengan wahyu-wahyuNya yang keumdian terupakan kitab-kitab suci.
Muhammad adalah nabi dan rasul Allah terakhir yang meluruskan
kembali. Jalan hidup manusia yang telah menyimpang dari jalan yang telah
digariskan Allah, manusia bukan hidup untuk makan atau berkembang biak,
untuk menikmati dan dinikmati, semuanya adalah alat untuk hidup dan hidup
itu adalah untuk berada dalam ridha Allah dan dapat kembali dengan baik
kepadaNya. Muhamrnad menbenarkan nabi-nabi dan kitab-kitab suci
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 3
sebelumnya dan menerangkannya lagi secara universaI dan Qur’an kitab
Allah terakhir.
2.1.2 Pandangan Hidup Islam
Sebelum mengutarakan garis besar pandangan hidup Islam, ada
baiknya melihat sekilas pandangan-pandangan hidup yang lain lebih
dahulu.
a. Materialisme baik yang klassik (Hellenisme) maupun yang
rnodern seperti Positivisme Pragmatisme, Marxisme dan
sebagainya, memandang hakekatnya manusia itu adalah benda
juga yang pada pokoknya adalah jasrnani manusia. Profesor Dr.
N. Driarkara mengatakan bahwa menurut Materialisrne, manusia
itu pada instansi terakhir toh adalah benda juga yang terjadi
daripada proses kimia dan rnanusia itu lenyap dengan
kematiannya dan tidak ada persoalan lagi setelah manusia itu
mati.
Kebahagiaan hidup manusia dapat atau tidak dapat
dicapai menurut Materialisme hanya dalam dan selama hidup
kejasmaniannya itu saja; dan wujud daripada kebahagian
manusia itu diukur dengan kepuasan jasmaniannya yang tidak
lain adalah kebutuhan terhadap benda-benda (materi) . Semakin
banyak terkumpul benda-benda untuk memenuhi kebutuhan
jasmani seseorang berarti semakin tinggi tingkat kebahagian
hidupnya dan sebalilnya bila benda-benda yang dapat
dikumpulkannya itu kecil, maka tidaklah berbahagia seseorang
itu atau merasa celaka. Oleh karena itu didunia modern yang
materialistis itu terlihat perlombaan manusia mengumpulkan
kebendaan sebanyak mungkin, akibatnya timbul persaingan sehat
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 4
atau tidak, baik antara perorangan dengan perorangan 1ain,
maupun antara kelonpok satu/ kelas sosial satu dan lainnya.
Eksesnya masyarakat manusia diliputi oleh rasa curiga
mencurigai, yang nenirnbulkan ketegangan-ketegangan psychis
maupun ketegangan sosia1 sumber dari konflik yang sering-
sering membawa peperangan-peperangan dingin maupun panas.
b. Sebaliknya dengan materialisme adalah filsafat Spiritualisme dan
idealisme yang beranggapan bahwa hakekat manusia itu adalah
rohani dan atau kesadarannya.
Benda dan jasmani manusia menurutnya adalah alat dan
wadah hidup dan kehidupan manusia dan bukan tujuan,
sedangkan tujuan hakiki dari hidup manusia itu adalah
meningkatkan taraf kerohanian hingga dekat dan bersatu dengan
sumber hidup yang nenghidupkan itu yaitu Tuhan. Dalarn
bentuknya yang extreem jasmani dan benda-benda itu harus
dijauhi, hawa nafsu yang nelekat pada jasmani manusia itu harus
ditekan atau dilenyapkan sama sekali untuk neningkatkan taraf
kerohanian. Mengikuti kemauan jasmani yang bersifat
kebendaan itu, menyebabkan manusia sengsara. Karena
kebutahan jasmaniah itu tidak nengenal batas kepuasan, ibarat air
laut yang tidak menyegarkan tenggorokan orang yang dahaga
bila diminum akan menambah haus dan dahaga belaka, hingga
akhirnya ia mati karenanya.
c. Bagaimana dengan Islam?
Islam memandang hakekat manusia itu adalah mahkluk Tuhan
yang termulia, yang terdiri dari rohani dan jasmani sebagaimana
bunyi Qur’an surat Alhijr (Sr.15) ayat 27-28 =
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 5
"Dan seketika Tuhan engkau berkata kepada malaikat,
sesungguhnya Aku menjadikan manusia
dari tanah liat (shlshalin pen).yang kering, dari lumpur
hitam sampai berbentuk"."Dan setelah dia sempurna
Aku buat dan Aku tiupkan kepadanya ruhKu, karena itu
hendaklah kamu (malaikat pen) tunduk merendahkan
diri kepadanya".
Pula menurut Islam, manusia adalah makhluk Allah termulia
dibumi ini, tetapi dapat kembali merosot ke tempat yang paling
rendah (Qur’an Surat 95: 4-5). Kemudian manusia itu pada ayat
lain dinyatakan sebagai khalifah Allah dimuka bumi, sehingga
para malaikat disuruh menghormatinya dan mereka yang enggan
menghormati manusia adalah iblis dan syaithan (Qur’an Surat 2:
30 atau 34).
Manusia yang kembali ketempat yang hina, ialah yang
materialistis yang menganggap kebendaan itu satu-satunnya jalan
untuk kebahagian hidup, sebagairnana dinyatakan Qur’an Surat
102 yang dapat dikutip sebagai berikut :
"Kamu dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak
(kekayaan), sampai kamu mengunjungi kuburan (mu,
pen), Jangan begitu! Nanti kamu akan mengetahui
(kenyataan), . . . . . . Jangan! Kalau kiranya kamu
mengetahui pengetahuan yang pasti ('ilmu a1 yaqin,
pen), tentulah kamu melihat neraka,
(dibelakangnya) . . . . . . Kemudian dihari itu (akhirat
pen). sudah tentu.kamu akan ditanyai (bertanggung
jawab pen) tentang kesenangan (kebendaan pen. )
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 6
Ayat-ayat Qur’an lain yang serupa itu yang memperingatkan
manusia jangan lupa kepada kebenaran, keadilan dan kepada
Tuhannya, karena terpengaruh dengan kebendaan, misalnya surat
al fajr (surat 89) ayat 17-20.
Agar manusia tetap mulia, mensyukuri karunia Tuhan, terutama
terhadap jasmaninya dengan renenuhi kebutuhannya yang wajar,
sehingga memungkinkan bagi perkembangan rohani dengan
berusaha mendapatkan ridha, rahrnat atau kasih sayang Allah.
Ridha Allah itu dicapai dengan iman, akhlak yang baik dan amal
shaleh untuk kepentingan manusia dan sesama makhluk. Lihat
juga surat A1-maun ayat 1-7.
Da1am hadis shahih, keseinbangan rohani dan jasmani itu
dilukiskan sebagai keseimbangan amal untuk kepentingan dunia
dan kepentingan akhirat, selengkapnya hadis (sabda nabi
Muhammad s.a.w.) itu berarti sebagai berikut:
"Bekerjalah untuk kepentingan duniamu, seakan-akan
kamu akan hidup selama-lamanya! Dan beramallah
untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu akan
mati besok paginya (A1 hadis)
Dengan demikian agama Islam adalah agama tamaddun,
menghendaki kemajuan dan pembangunan duniawi, asal tidak
melupakan Tuhan sebagai lambang Kebenaran dan Keadilan,
serta melaksanakannya dalam kehidupan dunia dan yakin bahwa
dunia itu sebagai lantaran, atau jalan menuju ridha Allah yang
kelak diakhirat segala sesuatu dipertanggung jawabkan
kepadanya.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 7
2.1.3 Aspek Ajaran Islam
Ajaran Islam sebagai suatu agarna tidak dapat dipisah-pisahkan,
nerupakan kesatuan atau kebulatan. Untuk keperluan nerm:dahkan pendekatan
dan pengertian,
Islam itu dapat dibedakan antara aspek/bidang yang satu dengan yang
lain. Suatu pembedaan, pembidangan Islam yang terdapat dikalangan ulama
Islam Indonesia dengan nembedakan Islam itu kedalam bidang bidang: Iman,
IsLam dan Ihsan.
Pernbidangan seperti. ini, disini tidak diturut oleh karena dapat
meninbulkan keragu-raguan, oleh karena Islam sebagai keseluruhann 'sebagai'
integrasi ajaran agama, istilah yang sama terdapat lagi sebagai salah satu
bidang atau aspeknya yaitu islam sebagai bidang keduanya.
Suatu pembidangan lain yang membedakan ajaran islam antara :
l) Ushul al-Fiqh,
2) Ushul ad Din
3) Tasawwuf.
Cara inipun tidak. pula dapat diikuti disini, oleh karena bidang ajaran
Islam yang merupakan bagian besar dalam Islam, yakni ibadat dan mu'analat'
tidak dapat dirnasukkan kemana-rnana dalarn pembidangan tersebut. Tidak
dapat dirnasukkan kedalam ushul al-Fiqh karena uhsul al-Fiqh adalah asas -
asas atau pengantar dari al-Fiqh yang isinya kaedah -kaedah, prinsip-prinsip
yang diperlukan ilrnr riqh, tidak rnemuat materi Fiqh itu sendiri yakni yang
rneliputi ibadat dan mutanalat. Dan sudah ibadat dan mu'amalat itu tidak
mungkin dimasukan kedalam ushul ad-Din, karena ushul ad-Din materinya
ialah iman, kepercayaan dan tauhid, juga tidak dapat dimasukkan kedalam
tasawwuf, karena ia membahas cara-cara.khusus agar manusia suci dan
berdekatan dengan Allah yang mencakup tharikatltharikat dan juga mistik
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 8
Islam (bagi aliran yang menganggap ada rnistik dalam Islam) Oleh sebab itu
pembidangan Islam itu yang dipilih disini ialah sebagai berikut:
a, Isan/Eauhid, a'qaid
b. Syarirat yang rreliputi ibadat d.an rm'amalat,
c. Ihsan dan atau tasawwuf.
2.2 Hukum Islam
2.2.1 Definisi Agama Islam
Hukum lslam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama lslam. Jika kita berbicara tentang hukum, yang tcrlintas. dalam fikiran
kita adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur
tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu
berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun
peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh
penguasa.
Bentuknya mungkin berupa hukum yang tidak tertulis seperti hukum
Adat, mungkin juga berupa hukunr tertulis dalam. peraturan perundang
undangan seperti hukum Barat. Hukum.dalam konsepsi seperti hukum Barat
ini adalah hukum yang scngaja dibuat oleh manusia untuk mengatur hubungan
manusia dengan nranusia lain dan benda dalam masyarakat. Adapun konsep
hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum
tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan
benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia Tuhan, hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain
dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan trenda serta alam
sekitamya. Perkataan hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa
Indonesia berasal dari kata hukum dalam bahasa Arab. Artinya norma atau
kaidah yakni, ukuran, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 9
tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. Hubungan antara perkataan
hukum dalam trahasa lndonesia tersebut di atas dengan hukum dalam
pengertian norma dalam bahasa Arab itu, memang erat sekali. Setiap
peraturan, apapun macam dan sumbernya mengandung norma atau kaidah
sebagai intinya. Dalam ilmu hukum Islam kaidah itu disebut hukum. Ltulah
sebabnya maka di dalam perkataan sehari-hari orang berbicara tentang hukum
suatu benda atau perbuatan. Yang dimaksud, seperti telah disebut rii atas,
adalah patokan, tolak ukur, ukuran atau kaidah mengenai perbuatan atau
benda itu. (Mohammad Daud Ali, 1999: 39).
2.2.2 Ruang Lingkup Hukum Islam
Hukum Islam baik dalam pengertian syari’at maupun fikih dibagi ke
dalam dua bagian besar, yakn bidang ibadah dan bidang muamalah. Ibadah
adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan seorang muslim dalam
berhubungan dengan allah seperti menjalankan salat, membayar zakat,
menjalankan puasa, dan naik haji. Tata cara dan upacara ini tetap, tidak dapat
ditambah-tambah maupun dikurangi. Ketentuannya telah diatur dengan paasti
oleh allah dan dijelaskan oleh rasul-nya. Dengan demikian tidak mungkin ada
proses yang membawa perubahan dan perombakan secara asasi mengenai
hukum, susunan, cara dan tata cara ibadah sendiri. Yang mungkin berubah
hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam pelaksanaannya. Adapun
muamalat dalam pengertian yang luas adalah ketetapan Allah yang langsung
berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut
terbatas pada yang pokok-pokok saja. Oleh karena itu sifatnya terbuka untuk
dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat untuk
melakukan usaha itu.
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata
dengan publik seperti halnya yang ada dalam hukum Barat. Hal ini
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 10
disebabkan karena menurut hukum islam pada hukum perdata ada segi-segi
publik dan pasa publik ada segi-segi perdatanya. Dalam hukum islam yang
disebutkan hanya bagian-bagiannya saja. Menurut H.M. Rasjidi bagian-bagian
hukum islam adalah :
Munakahat,
Wirasah,
Mu’amalat dalam arti khusus,
Jinayat, dll
Apabila bagian-bagian hukum islam tersebut disusun menurut
sistematika hukum Barat yang membedakan antara hukum publik dan hukum
perdata, maka susunan hukum mu’amalat dalam arti luas, maka yang
termasuk dalam hukum perdata islam adalah :
1. munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan perkawinan, perceraian serta akibatnya.
2. wirasah mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris,
ahli waris, harta pembagian serta pembagian warisan.
3. mu’amalat dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah
kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia, dalam soal
jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam.
4. Jinayah yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan –perbuatan
yang diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud maupun
dalam jarimah ta’zir. Yang dimaksud dengan jarimah adalah perbuatan
pidana.
5. al-ahkam as sulthaniyah, yakni hokum yang mengatur soal-soal yang
berhubungan dengan kepala Negara, pemerintahan, baik pemerintah
pusat maupun daerah, tentara, pajak, dan sebagainya.
6. Siyar, yakni hukum yang mengatur urusan perang, dan damai, tata
hubungan dengan pemeluk agama dan Negara lain.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 11
2.2.3 Tujuan Hukum
Adapun tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah
kerusakan pada manusia dan mendatangkan kemuslahatan bagi mereka,
mengarahkan mereka kepada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup
manusia di dunia ini dan di akhirat kelak, dengan jalan mengambil segala
yang manfaat dan mencegah atau menolak yang mudharat, yakni yang tidak
berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.
Tujuan hukum islam antara lain sebagai berikut :
Memelihara agama, agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh
setiap manusia supaya bermatabatnya dapat terangkat lebih tinggi dari
martabat makhluk ilain, dan memenuhi hajat jiwanya. Beragama
merupakan kebtuhan manusia yang harus dipenuhi, karena agamalah
yang dapat menyentuh nurani manusia. Agama islam harus terpelihara
dari anceman orang-orang yang akan merusak akidah. Agama islam
tidak memaksakan pemeluk agama lain meninggalkan agamanya
untukk memeluk agama islam. Hal ini dengan jelas disebutkan dalam
QS al-baqarah 256.
Artinya : ” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam),
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah”.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 12
Memelihara jiwa,menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Untuk
itu hukum islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan
mempertahankan hidupnya. Hukum islam melarang membunuh
sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia dan melindungi berbagai
sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk memperthankan
kemaslahatan hidupnya.
Memelihara akal , menurut hukum alam seseorang wajib memelihara
akalnya, karena akal mempunyai peranan penting dalam hidup dan
kehidupan manusia. Dengan akalnya manusia dapat memahami wahyu
allah baik yang terdapat dalam kitab suci maupun wahyu allah yang
terdapat dalam alam. Dengan akalnya manusia dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Seseorang tidak akan mampu
menjalankan hukum islam dengan baik dan besar tanpa menggunakan
akal yang sehat. Oleh karena itu pemeliharaan akal merupakan salah
satu tujuan umat islam. Untuk itu hukum islam melarang orang
minum-minuman yang memabukkan dan memberi hukuman pada
perbuatan orang yang merusak akal. Yang dijelaskan di QS al-Maidah
90
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 13
Memelihara keturunan, dalam hukum islam, pemeliharaan keturunan
adalah hal yang sangat penting. Untuk itu dalam hukum islam untuk
meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan-ketentuan yang ada dalam al-Quran dan al-sunah dan
dilarang melakukan perubahan zina. Hukum kekeluargaan dan hukum
kewarisan islam yang ada dalam al-Quran merupakan hukum yang erat
kaitannya dengan pemurnian keturunan dan pemeliharaan keturunan.
Dalam al-Quran hukum-hukum yang berkenaan dengan masalah rinci
seperti misalnya larangan-larangan perkawinan yang terdapat dalam
surat an-Nisa’ ayat 23 dan larangan berzina terdapat dalah QS al-Isra’
32:
Memelihara harta, menurut hukum islam harta merupakan pemberian
allah kepada manusia untuk melangsungkan hidup dan kehidupannya,
untuk itu manusia sebagai khalifah allah di bumi dilindungi haknya
untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal artinya sah
menurut hukum dan benar menurut ukuran moral. Pada prinsipnya
hukum islam tidak mengakui hak milik seseorang atas suatu benda
secara mutlak, karena kepemilikan suatu benda hanya ada pada allah,
namun karena diperlukan adanya kepastian hukum dalam masyarakat,
untuk menjamin kedamaian dalam kehidupan bersama, maka hak
milik seseorang atas sesuatu benda diakui dengan pengertian, bahwa
Hak milik itu harus diperoleh secara halal dan berfungsi sosial.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 14
2.2.4 Sumber Hukum Islam
Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh hukum islam
ditetapkan oleh allah adalah untuk memenuhi keperluan hidup yang
bersifat primer, sekunder, maupun tersier. Oleh karena itu apabila
seseorang muslim mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
allah, maka ia akan selamat baik dalam hidupnya di dunia maupun di
akhirat kelak.
Menurut al-Qur’an surah an-Nisa’ ayat 59, setiap muslim wajib
menaati kemauan atau kehendak allah, kehendap rasul dan kehendak
”ulil amri” yakni orang yang mempunyai kekuasaan atau penguasa.
Kehendak allah yang berupa ketetapan tersebut kini tertulis
dalam al-Quran, kehendak Rasulullah sekarang terhuimpun dalam
kitab-kitab hadis, kehendak penguasa sekarang termaktub dalam kitab-
kitab fikih. Yang dimaksud penguasa dalam hal ini adalah orang-orang
yang memenuhi syarat untuk berijtihad karena kekuasaan berupa ilmu
pengetahuan untuk mengalirkan hukum islam dari dua sumber
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 15
utamanya yakni al-quran dan dari kitab-kitab hadis yang memuat
sunah nabi muhammad.Yang ditetapkan allah dalam al-quran tersebut
kemudian dirumuskan dengan jelas dalam percakapan antara nabi
muhammad dengan salah seorang sahabatnya yang akan ditugaskan
untuk menjadi Gubernur di Yaman.
Namun hadis yang dikemukakan, para ulama menyimpulkan
bahwa sumber hukum islam ada tiga, yakni al-Quran, as-Sunah, dan
akal pikiran orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Akal
pikiran ini dalam kepustakaan hukum islah diistilahkan dengan ” al-
ra’yu”, yakni pendapat orang yang memenuhi syarat untuk
menentukan nilai dan norma pengukur tingkah laku manusia dalam
segala hidup dan kehidupan. Ketiga sumber itu merupakan rangkaian
kesatuan dengan urusan seperti yang sudah disebutkan. Al-quran dan
as-sunnah merupakan sumber utama hukum islam, sedangkan al-ra’yu
merupakan sumber tambahan atau sumber pengembangan.
2.2.5 Kontribusi Umat islam Indonesia
Kontribusi umat islam dalam perumusan dari penegakan
hukum di indonesia nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Sebagai
hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hukum islam
telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa indonesia yang mayoritas
beragama Islam. Penelitian yang dilakukan secara nasional, oleh
Universitas Indonesia menunjukan dengan jelas kecenderungan, umat
Islam Indonesia untuk kembali ke identitas dirinya sebagai muslimin
dengan menaati dan melaksanakan hukum Islam. Kecenderungan ini
oleh Pendidikan Agama Islam yang setelah tahun enam puluhan
diwajibkan di sekolah-sekola di bawah neungan Departemen
Pendidikan dan Ken\budayaan , maraknya kehidupan beragam islam di
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 16
Indonesia setelah tahun 1966 terutama dan perkembangan global
kebangkitan umat islam di seluruh dunia. Selai dari itu perkembangan
hukum islam di Indonesia ditunjang pula oleh sikappemerintah
terhadap hukum agama yang dipergunakan untuk memperlancar
pelaksanaan kebijakan pemerintah, misalnya dalam program keluarga
berencana dan program-program lainnya. Setelah indonesia merdeka,
muncul pemikiran hukum islam termuka di Indonesia seperti Hazairin
dan Hasbi as-Shiddiqie, mereka berbicara tentang pengembangan dan
pembaharuan hukum islam bidang mu’amalah di Indonesia. Hasbi
misalnya menghendaki fikih Islam dengan pembentukan fikih
Indonesia. Syafrudin Prawiranegara mengemukakan idenya
pengembangan sistem ekonomi islam yang diatur menurut hukum
islam. Gagasan ini kemudian melahirkan bank islam daklam bentuk
bank muamalat Indonesia yang beroperasi menurut prinsip-prinsip
hukum islam dalam pinjam-meminjam, jual-beli, sewa-menyewa, dsb
dengan mengindahkan hukum dan peraturan perbankan yang berlaku
di Indonesia.
Kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan
hukum pada akhir-akhir ini semakin nampak jelas dengan
diundangkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan hukum islam, seperti misalnya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama ,
Instruksi Presiden nomor 1 Tahhun 1991 Tentang kompilasi hukum
islam, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1999 Tentang
Penyelenggaraan haji. Dari penjelasan diatas sudah dikemukakan jelas
makin besar kontribusi umat islam di Indonesia dalam perumusan dan
penegakan hukum di Indonesia.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hukum lslam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
lslam. Jika kita berbicara tentang hukum, yang tcrlintas. dalam fikiran kita adalah
peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia
dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang
dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa.
Kontribusi umat islam dalam perumusan dari penegakan hukum di indonesia
nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Sebagai hukum yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat, hukum islam telah menjadi bagian dari kehidupan
bangsa indonesia yang mayoritas beragama Islam. Kontribusi umat islam dalam
perumusan dan penegakan hukum pada akhir-akhir ini semakin nampak jelas dengan
diundangkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
hukum islam, seperti misalnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1989 Tentang Peradilan Agama.
3.2 Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan
kami. Untuk itulah, kritik dan saran sangat kami perlukan.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 18
Daftar Pustaka
Syahar, Saidus.1986.Asas-Asas Hukum Islam.Alumni1986:Bandung.
Sabiq, Sayyid.2004. Fiqih Sunah.Pena:Jakarta.
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 19
Jum’at 13:00 – 15:30 WIB
HUKUM ISLAM
DAN
KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
Ismi Dian Kusumawardhani (24040110120021)
Saiful Nurul Hudha (24040110120031)
Wulandhari (24040110120034)
Rio Aditya P (24040110130053)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 20
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun karya makalah ini, yang berjudul
“HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA”, untuk
memenuhi tugas mata kuliah agama islam.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapatkan informasi dari berbagai
sumber, baik media cetak maupun media elektronik. Penyusunan makalah ini tidak
lepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Muhyidin selaku pengampu mata kuliah agama islam,
2. Teman-teman yang telah membantu,
3. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan karya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itulah, kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Semarang, 12 November 2010
Penulis
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 21
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................i
Kata Pengantar ............................................................................................................ii
Daftar isi ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan Makalah………………………………………………………....1
1.4 Latar Belakang ……………………………………………………….....1
BAB II ISI
2.1 Islam secara Umum
2.1.1 Definisi Agama Islam .................................................................2
2.1.2 Pandangan Hidup Islam ..............................................................4
2.1.3 Aspek Ajaran Islam ....................................................................8
2.2 Hukum Islam
2.2.1 Definisi Agama Islam ................................................................9
2.2.2 Ruang Lingkup Hukum Islam ...................................................10
2.2.3 Tujuan Hukum ..........................................................................12
2.2.4 Sumber Hukum Islam ...............................................................15
2.2.5 Kontribusi Umat islam Indonesia .............................................16
BAB III PENUTUP
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 22
3.1 Simpulan ................................................................................................18
3.2 Saran ......................................................................................................18
Daftar Pustaka ............................................................................................................19
Hukum Islam dan Kontribusi Umat Islam Indonesia Page 23