Hukum Acara Peradilan Militer
Transcript of Hukum Acara Peradilan Militer
HUKUM ACARA PERADILAN MILITER
UU NO.31/1997
Alasan adanya pengadilan militer :
- aturan mengenai peradilan militer sudah tidak sesuai dengan UU kekuasaan
kehakiman
- peradilan militer merupakan pelaksana kekuasana kehakiman dilingkungan
angkatan militer ( psl 8 UU No 31/97 )
Psal 12: susuna pengadilan militer :
1. pengadilan militer ( DILMIL )
2. pengadilan militer tinggi ( DILMILTI )
3. pengadilan militer Utama ( DILMITAMA )
4. pengadilan militer Pertempuran
Psal 9 : kewenangan pengadilan militer :
1. mengadili tindak pidana yang dilakukan seseorang prajurit atau anggota / badan
yang dipersamakan sbg prajurit atau menurut panglima diadili dilingkungan
militer.
2. memeriksa, memutus & menyelesaikan sengketa tata usaha angkatan bersenjata.
3. menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sbg akibat yang ditimbulkan
oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan & sekaligus memutus kedua
perkara tersebut dalam satu putusan.
Perlunya Hukum pidana militer di Indonesia :
1. nilai secara histories
2. pembinaan terhadap Negara melalui anggota pasukan militer
kekuasaan dan kewenangan peradilan militer dasar acuan kekuasaan kehakiman dai atur
dalam Pasal 24C UUD 1945 amandemen IV
tugas dan kewenangan MK :
1. menguji secara materill UU terhadap UUD 45
2. menyelesaikan sengketa hasil pemilu
3. menyelesaikan sengketa Partai Politik
4. menyelesaikan sengketa antara lembaga tinggi negara
5. memeriksa pendapat DPR untuk menjatuhkan Presiden dan Wakil Presiden
karena dianggap melakukan tindak pidana
kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan militer :
1. Mahkamah Militer ( MAHMIL )
Bertugas & berwenang mengadili dalam tingkat pertama perkara kejahatan &
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota militer yang berpangkat Kapten
Kebawah di daerah hukumnya
2. Mahkamah Militer Tinggi ( MAHMILTI )
Bertugas & berwenang mengadili dalam tingkat pertama perkara kejahatan &
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota militer yang berpangkat Mayor ke atas
3. Mahkamah Militer Agung ( MAHMILGUNG )
Bertugas & berwenang menyelesaikan perkar kejahatan & pelanggaran pada
tingkat akhir dipengadilan militer
Penyidik dalam Pengadilan Militer :
1. Atasan yang berhak menghukum ( ANKUM )
2. Polisi Militer ( PM )
3. Oditur Militer
Penyidik Pembantu :
1. Provos TNI AD
2. Provos TNI AL
3. Provos TNI AU
Kewenangan Penyidik ( pasl 71 UU No. 31 / 1997 ) :
Menerima laporan / pengaduan tentang adanya tindak pidana mister
Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian ( pengamanan )
Mencari keterangan dan barang bukti
Menyruh berhenti seorang tersangka, memeriksa tanda pengenal tersangka
Melakukan penangkapan, penggeledahan, penyitaan & pemeriksaan surat-surat
Mengambila sidik jari
Memanggil orang untuk didengar sebagai tersangka / saksi
Mengadakan tindakan lain sesuai dengan hukum yang dapat dipertanggung
jawabkan
Melaksakan perintah atasan yang berhak menghukum ( ANKUM )
Melaporkan hasil penyidikan kepada ANKUM
Oditur Militer ( Jaksa / Penuntut dalam lingkup pengadilan militer ) terbagi atas :
1. Oditur Militer
2. Oditur Militer Tinggi
3. Oditur Jendral
4. Oditur Militer Pertempuran
Kewenangan Oditur Militer ( psl 64 UU peradilan militer ) :
Melakukan penuntutan yang terdakwa Kapten Kebawah / seorang yang
berdasarkan UU dipersamakan dengan prajurit sesuai dengan persetujuan menteri
kehakiman
Melaksanakan putusan hakim atau penetapan pengadilan dalam lingkungan
militer
Melakukan penyidikan ( pemeriksaan tambahan )
Kewenangan Oditur Militer Tinggi ( psl UU peradilan Militer ) :
Membina & mengawasi pelaksanaan tugas & wewenang Oditur
Menyelenggarakan pengkajian masalah kejahatan
Mengadakan koordinasi dengan PM
Kewenangan Oditru Jendral ( psl 67 UU peradilan Militer ) :
Mengendalikan pelaksanaan tugas di bidang penuntutan
Mengendalikan & mengawasi penggunaan wewenang penyidikan, penyerahan
perkara & penuntutan di lingkungan TNI
Menyampaikan pertimbangan kepada Presiden terhadap permohona Grasi kepada
pidana mati utk grasi, rehabilitasi, amnesti, abolisi
Melaksankan tugas khusus dari panglima
Kewenangan Oditur Militer Pertempuran ( psl 68 ) :
Melakukan penuntutan
Melaksanakan penetapan hakim
Melakukan penyidikan
ANKUM : atasan langsung yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman
disiplin berdasarkan ketentuan per Uuan yakni UUNo 31 ? 1997 dalam psal 34
Pengadilan militer :
Merupakan pelaksan kekuasaan kehakiman dilingkungan angkatan bersenjata
untuk menegakkkan hukum & keadilan dengan memperhatikan kepentingan
penyelenggaraan pertahanan keamanan Negara ( Psl 5 ayat 1 UU No 31/97 )
Pembinaan teknis pengadilan dalam lingkungan peradilan militer dilakukan oleh
MA ( psl 6 UU 31 / 97 )
Pembinaan organisasi dan prosedur, administrasi, finansial badan-badan
pengadilan dan Oditurat dilakukan oleh Panglima ( psl7 ayat 1 UU No 31 / 97 )
PERBANDINGAN KUHAP & KUHAP MIL
No UU No 8 tahun 1981 ttg KUHAP UU No 31 tahun 1997 KUHAP MIL
1 Kewenangan mengadili
Terhadap warga sipil
Kewenanga mengadili :
- Prajurit
2
3
4
5
6
7
Objek sengketa :
Tindak pidana umum & tindak pidana khusus
yg tidak diatur oleh UU tipi khusus
Penyelidik :
Setiap pejabat POLRI
Penyidik :
POLRI & PPNS tertentu
Penahanan :
- paling lama 20 hari ( penyidik )
- paling lama 40 hari ( penuntut )
Jenis penahanan :
- RUTAN
- RUMAH
- KOTA
Prapenuntutan :
- penyidik menyerahkan berkas
perkara kpd penuntut umum
- Dipersamakan dengan
prajurit
- Anggota statu gol, jwatan
atau dipersamakn atau yang
di samakan dengan prajurit
Objek sengketa :
Tindak pidana umum & militer
Penyelidik :
Komandan satuan ( ANKUM
Penyidik :
- ANKUM
- PM ( polisi militer )
- Oditur Militer
Penahanan :
ANKUM ( 20 hari )
Perwira penyerah perkara / PAPERA
( 30 hari & paling lama 180 hari )
Jenis penahanan :
KUHAP MIL tidak mengenal adanya
jenis penahanan
Prapenuntutan :
- penyidik menyerahkan
berkas perkara kepada
8
- jka masih kurang PU
mengembalikan berkas perkara kpd
penyidik disertai petunjuk
- penyidik wajib melakukan
penyidikan tambahan sesuai dengan
petunjuk PU
- Penyidikan dianggap selesai dalam
waktu 14 hari PU tidak
mengembalikan hasil penyidikan
atau apabial sebelum batas waktu
tersebut berakhir telah ada
pemberitahuan dari PU kepada
penyidik dilanjutkan dengan
penyerahan tersangka & barang
bukti
Mengenai strata mengadili :
Tidak mengenal srata kewenangan mengadili
terdakwa
PAPERA, ANKUM, Oditur
Militer sebagai PU
- penyerahan berkas perkara
kepada Oditur di sertai
penyerahan tersangka &
barang bukti
Mengenai strata mengadili :
Dikenal strata kewenangan mengadili
terdakwa :
- pengadilan militer utk
terdakwa kapten kebawah
- pengadilan militer tinggi
untuk mayor ke atas
- pengadilan militer utama
mengenai banding TUN TNI
- pengadilan militer
pertempuran mrpkn
pengadilan pertaama &
terakhir dilingkungan
peradilan
9
10
11
12
13
Lembaga penyerah perkara
Tidak mengenal lembaga penyerah perkara
Lembaga praperadilan :
Mengenal
PN, berwenang untuk memeriksa ttg sah
tidaknya penangkapan, penahanan, penuntutan,
penghentian penyidikan, pengehentian
penuntutan.
Putusan
Tidak mengenal putusan menurut disiplin atau
administrasi hanya mengenal sanksi pidana
Sistem peradilan :
Mengenal peradilan In Absensia ( terdakwa
tidak hadir pada saat persidangan )
Penyidikan & penuntutan
lembaga penyerah perkara
mengenal lembaga penyerah perkara
oleh PAPERA atau seorang oditur
militer
tidak mengenal lembaga praperadilan
Putusan :
Mengenal putusan diselesaikan menurut
saluran hukum berupa disiplin prajurit,
administrasi.
Ket :
putusan hukum berupa putusan bebasa
dari segala dakwaan / dilepas dari segala
tuntutan hukum, dapat diselesaikan
menurut saluran hukum disiplin prajurit
Sistem peradilan :
Mengenal peradilan In Absensia
Ket :
Terhadap tindak militer tertentu disersi (
melalaikan tugas )
, hukum acara pidana militer mengenal
peradilan In Absensia.
Penyidikan & penuntutan
Adanya penghentian penyidikan & penuntutan Ada juga mengenal penghentian
penyidikan & penuntutan karena :
- tidak terdapat cukup bukti
- bukan merupakan tindak
pidana
Keterangan :
Poin 1 – 10 merupakan perbedaan dari KUHAP dengan KUHAP MIL
Poin 11 – 13 merupakan persamaaannya
Yang berwenang menghentikan penyidikan & penuntutan adalah panglima TNI selaku
PAPERA
Pelanggaran disiplin terbagi atas :
a. Pelanggaran disiplin murni.
Merupakan perbuatan yang bukan merupakan tindak pidana tetapi bertentangan
dengan perintah kedinasan.
Pemeriksaan awal dilakukan oleh PROVOS dengan membuat BPD ( berkas
perkara disiplin ), kemudian di serahkan kepada ANKUM, berdasarkan BPD
ANKUM membuat RHP ( risalah hasil pemeriksaan ) setelah itu disidangkan oleh
hakim.oleh hakim diputus menjatuhkan hukuman disiplin atau tidak menjatuhkan
hukuman disiplin.
b. Pelanggaran disiplin tidak murni
Perbuatan yang merupakan tindak pidana yang karena ringan sifatnya dapat
diselesaikan secara hukum disiplin prajurit. Yang dimaksud denngan
sedemikiannya berdasarkan pasal 5 ayat 3 UU No 26 / 97 tentang disiplin TNI :
a. tindak pidana tersebut diancam dengan pidana penjara paling lama
3 bulan atau kurungan paling lama 6 bulan atau denda 6 juta
b. perkara sederhana & mudah pembuktiannya
c. tindak pidana yang terjadi tidak akan mengakibatkan terganggunya
kepentingan ABRI dan UMUM