HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

116
HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI SKRIPSI Oleh : SEPTYA DWI PUSPANINGATI 16320119 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2020

Transcript of HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

Page 1: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Oleh :

SEPTYA DWI PUSPANINGATI

16320119

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2020

Page 2: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

i

HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Oleh :

SEPTYA DWI PUSPANINGATI

16320119

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2020

Page 3: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

ii

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Septya Dwi Puspaningati

No. Mahasiswa : 16320119

Program Studi : Psikologi

Judul Skripsi : Hubungan antara Self-compassion dan Kepatuhan

Minum Obat Pasien Hipertensi

Melalui surat ini saya menyatakan bahwa :

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi saya

tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,

seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, atau pelanggaran

lain yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi

Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buat

merupakan karya ilmiah saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan atau

karya orang lain.

2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka

saya siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas

Islam Indonesia

3. Apabila dikemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan

Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secara

meyakinkan bahwa skripsi saya adalah jiplakan atau karya orang lain, maka

saya bersedia menerima sanksi akademis yang ditetapkan Universitas Islam

Indonesia.

Yogyakarta, 27 September 2020

Yang menyatakan,

Septya Dwi Puspaningati

Page 4: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

iii

HALAMAN MOTTO

ر ن الموال والنفس والثمرت وبش ن الخوف والجوع ونقص م برين ﴿البقرولنبلونكم بشيء م ﴾۱۵۵ة : الص

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,

kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira

kepada orang-orang yang sabar,”

- (Q.S Al-Baqarah:155)

“What you seek, is seeking you.”

- (Rumi)

“Mohon, mangesthi, mangastuti, marem”

-(Anonim)

Page 5: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

حيم حمن الر الر بسم الل

Bismillahirrohmanirrohim,

Segala puji dan syukur pada Allah Subhanahu wa taalla,

Atas segala nikmat, rahmat, hidayah, pertolongan serta kekuatan yang telah

engkau berikan selama ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan

nabi besar Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam.

Alhamdulillahirabbil„alamin, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini

saya persembahkan untuk:

Papa Sutikno & Mama Sapta Usmaningati

Hormat dan cinta setinggi-tingginya untuk segala kasih sayang, pengorbanan, air

mata, dukungan, nasihat serta do’a yang selalu diberikan tanpa henti setiap waktu.

Mas Tersayang Tuhu Satrio Wicaksono

Peluk, cium, dan hormat sehangat-hangatnya untuk segala do’a, cinta, dan

dukungan tiada henti.

Page 6: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul:

HUBUNGAN ANTARA SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM

OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi dan Ilmu

Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

Pada tanggal :

Mengesahkan,

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Ketua Program Studi Psikologi

Dewan Penguji

Tanda Tangan

1. Nita Trimulyaningsih, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

2. Libbie Annatagia, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

3. Fani Eka Nurtjahjo, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Muslimah
Typewritten text
3 November 2020
Muslimah
Typewritten text
Resnia Novita Sari, S.Psi., M.A.
Page 7: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur pada Allah Subhanahu wa taalla, atas segala nikmat,

rahmat, hidayah, pertolongan serta kekuatan yang telah engkau berikan selama ini.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad

Shalallahu ‘alayhi wasallam. Alhamdulillahirabbil„alamin, akhirnya skripsi ini

dapat terselesaikan

Selama proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang

telah memberi banyak bantuan berupa bimbingan, motivasi, serta doa kepada

penulis sedari awal pengerjaan skripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang tak terhingga

kepada:

1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori., S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog selaku Dekan

Fakultas Psikologi dan Ilmu Soisal Budaya Universitas Islam Indonesia

2. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc selaku Ketua Program Studi

Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

3. Ibu Nita Trimulyaningsih, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan banyak waktunya untuk selalu membimbing penulis

serta memberi masukan dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan

skripsi.

Page 8: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

vii

4. Ibu Nanum Sofia, S.Psi., S.Ant, M.A., selaku dosen pembimbing akademik

penulis yang telah membimbing dalam kegiatan akademik penulis dari

semester 1 sampai saat ini

5. Bapak/Ibu dosen penguji, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

menguji, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian

skripsi ini agar menjadi lebih baik

6. Seluruh dosen serta karyawan dan staff Program Studi Psikologi Fakultas

Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas semua

ilmu, bimbingan serta pengalaman yang dibagikan kepada penulis

7. Papa Sutikno dan Mama Sapta Usmaningati, selaku orang tua yang tak

pernah lelah untuk selalu memberikan dukungan serta doa kepada penulis

sampai saat ini. Semoga kesempatan menuntut ilmu yang diberikan menjadi

berkah untuk keluarga dan lingkungan.

8. Tuhu Satrio Wicaksono, selaku kakak tersayang penulis yang selalu

memberi semangat, uang saku dan cinta kasih yang bertubi-tubi.

9. Ahmad Roykhan Ebidzar El Guevara, perjalanan skripsi ini tidak lengkap

tanpa doa baik dan semangat yang diberikan. Semoga Tuhan selalu

memberkahi kamu.

10. Gora, Mbak Ila, Namira, sahabat terbaik yang dikirim Tuhan Yang Maha

Esa. Terimakasih atas segala dukungan, motivasi, dan semangat yang selalu

diberikan selama ini

Page 9: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

viii

11. Ayudya Puspa Khairani dan Khairina Febrianti, selaku sahabat

seperjuangan penulis dalam mengerjakan skripsi ini sedari awal.

Terimakasih telah berjuang bersama, semoga kalian selalu dilimpahi rahmat

dan cinta Gusti Allah.

12. Serta seluruh pihak yang ikut terlibat dan mendoakan dalam penyelesaian

skripsi ini baik secara langsung maupun tidak, semoga Allah melindungi

kalian semua dimanapun berada.

Yogyakarta, 27 September 2020

Penulis,

Septya Dwi Puspaningati

Page 10: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

HALAMAN PRAKATA ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

ABSTRAK .......................................................................................................... xiii

ABSTRACT ........................................................................................................ xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 15

A. Latar Belakang ........................................................................................... 15

B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 21

C. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 21

D. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 22

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 25

A. Kepatuhan Minum Obat ............................................................................. 25

1. Definisi Kepatuhan Minum Obat ........................................................... 25

2. Aspek-aspek Kepatuhan Minum Obat.................................................... 26

3. Faktor-faktor Kepatuhan Minum Obat ................................................... 27

B. Self-compassion.......................................................................................... 29

1. Definisi Self-compassion ........................................................................ 29

2. Aspek-aspek Self-compassion ................................................................ 30

C. Hipertensi ................................................................................................... 31

D. Dinamika Psikologis .................................................................................. 32

E. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 36

A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 36

B. Definisi Operasional................................................................................... 36

1. Kepatuhan Minum Obat ......................................................................... 36

2. Self-compassion ...................................................................................... 36

Page 11: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

x

C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 37

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 37

1. Skala Kepatuhan Minum Obat ............................................................... 37

2. Skala Self-compassion ............................................................................ 38

E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 39

1. Validitas .................................................................................................. 39

2. Reliabilitas .............................................................................................. 40

F. Metode Analisis Data ................................................................................. 41

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ................................ 42

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian................................................ 42

1. Orientasi Kancah .................................................................................... 42

2. Persiapan Penelitian................................................................................ 43

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 47

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48

1. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................... 48

2. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 50

3. Uji Asumsi .............................................................................................. 52

4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 53

5. Analisis Tambahan.................................................................................. 54

D. Pembahasan ............................................................................................... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62

A. Kesimpulan ................................................................................................ 62

B. Saran ........................................................................................................... 62

1. Bagi Responden Penelitian ..................................................................... 62

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

LAMPIRAN ......................................................................................................... 69

Page 12: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint Skala Kepatuhan Minum Obat ................................................. 38

Tabel 2. Blueprint Skala Self-compassion ............................................................. 39

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kepatuhan Minum Obat ..................................... 46

Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Self-compassion .................................................. 46

Tabel 5. Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 48

Tabel 6. Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia ................................. 49

Tabel 7. Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Masa Diagnosis ............... 49

Tabel 8. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 50

Tabel 9. Norma Kategorisasi Kepatuhan Minum Obat .......................................... 50

Tabel 10. Norma Kategorisasi Self-compassion .................................................... 51

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 52

Tabel 12. Hasil Uji Liniearitas ............................................................................... 53

Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 54

Tabel 14. Hasil Uji Korelasi subjek Perempuan .................................................... 55

Tabel 15. Hasil Uji Korelasi subjek Laki-laki ....................................................... 55

Tabel 16. Hasil Uji Korelasi Self-compassion dengan aspek kepatuhan……… ... 56

Page 13: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Kepatuhan Minum Obat Sebelum Uji Coba ............................ 54

Lampiran 2. Tabulasi Data Uji Coba Skala Kepatuhan Minum Obat.................... 56

Lampiran 3. Analisis Data Uji Coba Skala Kepatuhan Minum Obat .................... 59

Lampiran 4. Skala Kepatuhan Minum Obat Setelah Uji Coba .............................. 60

Lampiran 5. Skala Self-compassion Sebelum Uji Coba......................................... 62

Lampiran 6. Tabulasi Data Uji Coba Self-compassion .......................................... 67

Lampiran 7. Analisis Data Uji Coba Skala Self-compassion ................................. 70

Lampiran 8. Skala Self-compassion Setelah Uji Coba ........................................... 73

Lampiran 9. Tabulasi Data Subjek Penelitian ........................................................ 77

Lampiran 10. Tabulasi Data Penelitian .................................................................. 80

Lampiran 11. Uji Asumsi ....................................................................................... 87

Lampiran 12. Uji Hipotesis .................................................................................... 94

Lampiran 13. Hasil Analisis Tambahan ................................................................. 95

Lampiran 14. Perhitungan Data Hipotetik ............................................................. 96

Lampiran 15. Kategorisasi Skala Kepatuhan Minum Obat ................................... 99

Lampiran 16. Hasil Kategorisasi Skala Kepatuhan Minum Obat ........................ 100

Lampiran 17. Kategorisasi Skala Self-compassion .............................................. 103

Lampiran 18. Hasil Kategorisasi Self-compassion............................................... 106

Lampiran 19. Surat Izin Penelitian....................................................................... 110

Lampiran 20. Surat Keterangan Selesai Penelitian .............................................. 111

Page 14: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

xiii

HUBUNGAN ANTARA SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM

OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI

Septya Dwi Puspaningati

Nita Trimulyaningsih S. Psi., M.Psi

Prodi Psikologi Universitas Islam Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self-compassion

dan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Hipotesis pada penelitian ini

adalah terdapat hubungan positif antara self-compassion dengan kepatuhan minum

obat, dimana semakin tinggi self-compassion maka semakin tinggi pula kepatuhan

minum obat yang dimiliki pasien. Penelitian ini melibatkan 52 pasien hipertensi.

Alat ukur yang digunakan adalah skala kepatuhan minum obat (8-MMAS) dari

Morisky (1986) yang telah diadaptasi oleh Aulia (2015) dan skala self-compassion

(SCS) dari Neff (2003b) yang telah diterjemahkan oleh Priyanka (2019).

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,022

dengan signifikansi 0,437 (p>0,05). Hal tersebut berarti tidak terdapat hubungan

positif yang signifikan antara self-compassion dengan kepatuhan minum obat pada

pasien hipertensi sehingga hipotesis penelitian ini ditolak.

Kata Kunci: Self-compassion, kepatuhan minum obat, pasien hipertensi.

Page 15: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

xiv

RELATIONSHIP BETWEEN SELF-COMPASSION AND DRUG

ADHERENCE AMONG HYPERTENSION PATIENTS

Septya Dwi Puspaningati

Nita Trimulyaningsih S.Psi.,M.Psi

Prodi Psikologi Universitas Islam Indonesia

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to examine the relationship between self-compassion and

medication adherence in hypertensive patients. The hypothesis in this study is that

there is a positive relationship between self-compassion and medication adherence,

where the higher the self-compassion so does the patient's medication adherence.

This study involved 52 hypertensive patients. The measuring instrument used is the

Morisky Medication Adherence Scale (8-MMAS) from Morisky (1986) which has

been adapted by Aulia (2015) and the self-compassion scale (SCS) from Neff

(2003b) which has been translated by Priyanka (2019). Based on the analysis, it was

found that the correlation coefficient was 0.022 with a significance of 0.437 (p>

0.05). This means that there is no significant positive relationship between self-

compassion and medication adherence in hypertensive patients so that the

hypothesis of this study is rejected.

Keywords : Self-compassion, medication adherence, hypertension

Page 16: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit kronis mematikan yang sering disebut

sebagai silent killer karena gejalanya bervariasi dan memiliki kemiripan yang

banyak dengan gejala penyakit lainnya. Berdasarkan JNC VIII (James, Oparil,

Carter, Crushman, Dennison-Himmelfarb, Handler, & Smith, 2014), seseorang

dikatakan mengidap hipertensi apabila mengalami peningkatan darah sistolik

≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dalam interval waktu lima

menit sebanyak dua kali pengukuran. Menurut data WHO (World Health

Organization) tahun 2015, terdapat 1,13 miliar orang di dunia memiliki

penyakit hipertensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis penyakit hipertensi, 36,8% di antaranya minum obat antihipertensi

(Kemenkes RI, 2018).

Peningkatan setiap tahun memberikan prediksi pada 2025 akan ada 1,5

miliar orang yang mengidap hipertensi. Diperkirakan lebih jauh setiap tahun

terdapat 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Sementara

itu, berdasarkan data Riskesdas 2013, Indonesia memiliki prevalensi hipertensi

sebesar 25,8%, Bangka Belitung memiliki prevalensi tertinggi (30,%)

sedangkan Papua menempati yang terendah (16,8%) (Kemenkes RI, 2018).

Hipertensi tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah semakin

meningkat dalam waktu yang lama sehingga dapat mengakibatkan komplikasi.

Kerusakan pada organ tubuh lain yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi

Page 17: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

16

yang tidak dikendalikan dan terdeteksi secara dini antara lain gagal ginjal,

jantung koroner, kerusakan otak yang berujung stroke dan kematian.

Penatalaksanaan hipertensi dapat berupa obat-obatan antihipertensi yang harus

dikonsumsi dalam jangka panjang. Penggunaan obat antihipertensi tidak dapat

menghasilkan efek pengontrolan tekanan darah jangka panjang tanpa didukung

dengan kepatuhan menggunakannya.

Kepatuhan minum obat merupakan sejauh mana pasien memenuhi

anjuran penyedia layanan kesehatan dalam mengkonsumsi obat yang

diresepkan (Osterberg & Blaschke, 2005). Seringkali pada prakteknya, pasien

hipertensi menghentikan mengkonsumsi obat yang berdampak pada tingginya

tekanan darah. Kepatuhan minum obat sangat penting dikarenakan penyakit

hipertensi mengharuskan pengidapnya untuk selalu melakukan pemeriksaan

dan mengendalikan tekanan darah agar tidak terjadi komplikasi bahkan

kematian.

Sesuai dalam penelitian Thomas, Meera, Binny, Sekhar, Kishore dan

Sasidharan (2010) bahwa hampir 50% dari 608 pasien hipertensi menunjukkan

ketidakpatuhan pada pengobatan antihipertensi dan hal tersebut berdampak

pada lemahnya kontrol tekanan darah. Penelitian pada 1159 pasien di tiga

rumah sakit kota provinsi Shanxi, China Utara mendapati bahwa 78,7% pasien

tidak patuh terhadap pengobatan (Ma, 2016).

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung menunjukkan

bahwa kepatuhan pasien hipertensi dalam pengobatannya masih rendah dengan

rate sebesar 26,3%. Hal serupa juga terjadi pada penelitian di Puskesmas

Page 18: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

17

Gunungpati yang mengalami peningkatan kasus hipertensi selama tahun 2012-

2014 disertai dengan peningkatan angka ketidakpatuhan berobat pasien

hipertensi, yaitu 573 pasien (78%) pada tahun 2012, 629 pasien (81%) pada

tahun 2013 dan 538 pasien (86%) pada tahun 2014 (Puspita, 2016).

Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat antihipertensi

dinyatakan oleh subjek berinisial SU berusia 58 tahun dalam wawancara

langsung. SU mengatakan bahwa hal tersebut dilakukannya karena merasa

bosan penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh walaupun rutin

mengkonsumsi obat. SU memiliki riwayat stroke yang menyebabkan tubuh

sebelah kirinya mati rasa, hal tersebut disebabkan oleh tekanan darahnya yang

sangat tinggi (Wawancara, 17/06/2020). Berbeda halnya dengan subjek US

berusia 53 tahun yang menyatakan sering lalai dalam mengkonsumsi obat

antihipertensi. US hanya meminum obat hanya ketika tekanan darahnya tinggi

yang ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, mual, hingga pendarahan

melalui hidung. US merasa khawatir apabila mengkonsumsi obat secara terus

menerus akan mempengaruhi kesehatan ginjal dan hati karena endapan-

endapan obat yang dikonsumsinya. Informasi tersebut didapatinya melalui

media telekomunikasi whatsapp dari teman-temannya (Wawancara,

02/06/2020).

Kepatuhan berobat merupakan pendukung paling kuat dalam proses

kesembuhan. Penelitian yang dilakukan Liberty, dkk (2017) di Kota

Palembang didapati bahwa kepatuhan berobat pada pasien hipertensi

berpengaruh terhadap tekanan darah baik sistolik maupun diastolik dengan

Page 19: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

18

asosiasi: 2,95 (CI 95% 1,02-8,56). Mengidap penyakit kronis seperti hipertensi

sering dianggap hal yang wajar dan lebih ringan dibanding dengan penyakit

kronis lainnya seperti tuberkolusis, kanker, lupus, gagal ginjal, dan lain-lain

disebabkan efeknya yang tidak tampak secara fisik. Persepsi ini menjadi sebab

ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan antihipertensi.

Banyak faktor yang mempengaruhi individu dalam kepatuhan berobat,

beberapa diantaranya seperti jenis kelamin, dukungan keluarga, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, persepsi dan lain-lain. Menurut Delamater

(2006) faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan adalah faktor demografis

(etnis, sosial ekonomi, tingkat pendidikan), faktor psikologis (keyakinan, self-

efficacy, strategi koping, kecemasan, depresi, well-being), faktor sosial

(hubungan dengan keluarga, dukungan sosial), faktor penyedia layanan

kesehatan (sistem medis, hubungan antara pasien dengan dokter), dan faktor

terkait penyakit dan pengobatan (trauma pengobatan, lama pengobatan).

Berdasarkan faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan berobat diatas,

peneliti ingin meneliti lebih jauh mengenai faktor psikologis. Aspek psikologis

merupakan faktor penting dalam pengobatan. Tidak hanya pengobatan medis,

peran komponen psikologis juga diperlukan oleh seseorang yang memiliki

penyakit untuk mendukung proses kesembuhan. Sesuai dalam jurnal Hafidz

dan Nugrahaini (2019) bahwa aspek psikologis berperan dalam proses

penyembuhan penyakit. Wawancara dengan subjek SU (Wawancara,

17/06/2020) subjek sering tidak patuh mengkonsumsi obat karena merasa

bosan penyakit tak kunjung sembuh. Perasaan bosan yang dialami oleh subjek

Page 20: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

19

SU merupakan permasalahan internal dan subjektif yang intervensinya perlu

melalui sentuhan komponen psikologis. Self-compassion merupakan salah satu

komponen psikologis yang memiliki implementasi positif dalam prilaku

kesehatan. Self-compassion memberikan perasaan kasih sayang kepada diri

sendiri, yang mana sikap seperti ini cenderung diabaikan oleh seseorang

apabila dalam kondisi yang tidak diharapkan.

Neff (2003b) menjelaskan keterkaitan 3 komponen self-compassion:

self-kindness, common humanity, dan mindfulness. Secara khusus, self-

kindness mengacu pada kecenderungan untuk bersikap baik dan pengertian

terhadap diri sendiri ketika menghadapi rasa sakit dan kegagalan pribadi yang

dialami. Common humanity menitikberatkan pada kecenderungan untuk

memahami penderitaan diri sendiri sebagai bagian dari pengalaman manusia

yang lebih besar. Mindfulness melibatkan penguasaan pikiran dan perasaan

dalam kesadaran yang seimbang (Neff, 2003a, 2003b).

Penelitian oleh Leary dkk (dalam Chu, Fan, Liu & Zhou, 2018)

menyebutkan bahwa self-compassion dapat menjadi konstruk penting yang

memfasilitasi resiliensi dan koping. Pada kasus hipertensi, penggunaan obat

antihipertensi dilakukan dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup,

merupakan kondisi yang penuh dengan tekanan, maka dari itu perlu strategi

koping yang baik dan emosi yang positif dalam menghadapi penyakit dan

proses pengobatan. Seseorang dengan self-compassion yang tinggi cenderung

menggunakan strategi koping yang baik dalam kondisi yang menekan, seperti

sangat bergantung pada restrukturisasi kognitif yang positif dan tidak

Page 21: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

20

menghindari atau melarikan diri (Allen & Leary, 2010). Strategi koping yang

baik dalam pengobatan hipertensi mencegah individu menghindari pengobatan

atau tidak patuh dalam pengobatannya.

Pasien hipertensi membutuhkan perasaan yang positif untuk menjalani

pengobatan, melihat penyakit sebagai bagian dari diri dan memiliki kesadaran

akan kebaikan diri, bukan menghindarinya. Individu dengan self-compassion

memaknai emosi negatif yang dihasilkan dari pengalaman menyakitkan dan

kegagalan menjadi lebih positif (Chu, Fan, Liu & Zhou, 2018). Emosi-emosi

positif melahirkan perilaku yang positif, pada pasien hipertensi, perilaku

kepatuhan minum obat merupakan implementasi dari self-compassion dimana

pasien menyayangi dirinya sendiri dengan mengusahakan kesembuhan.

Persepsi baik terhadap penyakit akan mengarahkan seseorang untuk

patuh dalam proses pengobatannya, seperti menaati pola hidup sehat, olahraga,

tidur cukup, termasuk mengkonsumsi obat antihipertensi. Hal ini sesuai dalam

penelitian Wulandari (2016) yang menyebutkan bahwa persepsi baik pada

pasien Tb memunculkan kepatuhan pengobatan. Persepsi dikaitkan dengan

dimensi common humanity dari self-compassion dimana seseorang akan

mampu melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang lebih luas, sehingga

memiliki pemahaman bahwa realita saat ini terjadi memang sudah sewajarnya

terjadi tanpa harus merasa berkecil diri dan berusaha mengisolasi diri.

Diskusi dalam penelitian Loucks, Schuman-Oliver, Britton, Fresco,

Desbordes, Brewer & Fulwiler (2015) mengungkapkan bahwa salah satu

komponen utama yang bisa diaktifkan dengan campur tangan intervensi

Page 22: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

21

mindfulness yang kemudian dapat mengerahkan efek kardiovaskular adalah

kontrol perhatian (kemampuan untuk memusatkan perhatian berkaitan dengan

resiko cardiovaskular, seperti merokok, diet, aktivitas fisik, dan kepatuhan

berobat). Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti tertarik meneliti lebih lanjut

sejauh mana keterlibatan faktor terkait pasien, khususnya dimensi self-

compassion terhadap kepatuhan berobat pada pasien hipertensi.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion

dan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi

C. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu psikologi,

khususnya psikologi klinis. Penelitian ini juga diharapkan mampu

menambah wawasan dan pengembangan konsep self-compassion dan

kepatuhan minum obat.

b. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan hubungan dari self-

compassion dengan kepatuhan berobat pada pasien Hipertensi, sekaligus

menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya di bidang yang sama. Hasil

penelitian ini juga diharapkan mampu bermanfaat pada pasien hipertensi

agar mampu meningkatkan kepatuhan berobat. Penelitian ini juga dapat

menjadi alternatif untuk tenaga medis sebagai gambaran umum mengenai

hubungan self-compassion dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi.

Page 23: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

22

D. Keaslian Penelitian

Penelitian yang membahas variabel self-compassion dan kepatuhan

berobat pada pasien penyakit kronis saat ini cukup banyak, namun penelitian

yang membahas hubungan keduanya masih cukup jarang. Beberapa penelitian

yang mengangkat variabel self-compassion dan kepatuhan berobat di antaranya

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sari, Karim & Ernawaty (2018) dengan

judul Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kualitas Hidup Penderita Tb

MDR di Poli Tb MDR RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Subjek penelitian ini

adalah 47 pasien Tb MDR yang sedang menjalani OAT di RSUD Arifin

Provinsi Riau. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah MMAS-

8 (Morisky Medication Adherence) untuk mengukur kepatuhan minum obat

dan skala WHOQOL BREF untuk menilai tingkat kualitas hidup. Hasil

penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan kepatuhan minum obat dengan

kualitas hidup pada pasien Tb MDR Pvalue=0,037.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hidayati (2015) yang berjudul self-

compassion dan loneliness. Subjek penelitian berjumlah 254 siswi yang tinggal

di pondok pesantren. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala Self Compassion Scale (SCS) dan R-UCLA Loneliness

Scale yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Hasil penelitian diperoleh

tidak ada hubungan yang signifikan antara self-compassion dan loneliness

(r=0.776; p=0.001).

Ramadhani & Nurdibyanandaru (2014) yang berjudul Pengaruh Self-

compassion terhadap Kompetensi Emosi Remaja Akhir mengambil data pada

Page 24: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

23

subjek remaja akhir usia 18 sampai 22 tahun sebanyak 108 orang. Alat ukur

yang digunakan yaitu 68 butir skala self-compassion milik Neff (2012) dan

skala kompetensi emosi Mikolajczak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif dari self-compassion terhadap kompetensi emosi.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Septia, Rahmalia & Sabrian

(2014) berjudul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum

Obat pada Penderita TB Paru. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini

berjumlah 138 pasien TB Paru di RSUD Arifin Achmad. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner karakteristik demografi, skala

dukungan keluarga dari Prodicano dan Heller sebanyak 16 aitem dan dimensi

informasi sebanyak 3 aitem. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat

hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita

TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas maka penelitian ini bersifat

orisinil, ditinjau dari:

1. Keaslian topik penelitian

Penelitian ini memiliki keaslian topik pada variabel kepatuhan

berobat. Pada penelitian ini kepatuhan berobat menjadi variabel dependent,

sedangkan pada penelitian Sari, Karim & Ernawaty (2018) menjadi

variabel independent dengan judul “Hubungan Kepatuhan Minum Obat

dengan Kualitas Hidup Penderita Tb MDR di Poli Tb MDR RSUD Arifin

Ahmad Pekanbaru”. Penelitian Septia, Rahmalia & Sabrian (2014) berjudul

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada

Page 25: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

24

Penderita TB Paru mengangkat variabel kepatuhan minum obat sebagai

variabel independent, namun variabel dependent yang diteliti adalah

dukungan keluarga.

Penelitian ini mengangkat self-compassion sebagai variabel

independent. Hidayati (2015) meneliti hubungan self-compassion dengan

loneliness. Berbeda dengan penelitian Ramadhani & Nurdibyanandaru

(2014) yang mengangkat topik Pengaruh Self-compassion terhadap

Kompetensi Emosi Remaja Akhir. Penelitian saat ini secara keseluruhan

mengangkat topik self-compassion dan kepatuhan berobat pada pasien

hipertensi.

Page 26: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepatuhan Minum Obat

1. Definisi Kepatuhan Minum Obat

Penyedia layanan kesehatan lebih sering menggunakan kata

“complience” dari pada “adherence” untuk menyebut konsep kepatuhan

(Delamater, 2006). Kepatuhan atau pemenuhan aturan berobat secara

umum didefiniskan sebagai sejauh mana pasien memenuhi anjuran

penyedia layanan kesehatan dalam mengkonsumsi obat yang diresepkan

(Osterberg & Blaschke, 2005). Haynes, Taylor & Sackett, 1979 (dalam

Delamater, 2006) mengatakan bahwa istilah compliance menunjukkan

sejauh mana perilaku seseorang sejalan dengan saran medis.

Meichenbaum & Turk (1987) mengemukakan mengenai adherence

didefinisikan sebagai bentuk aktif, sukarela dan keterlibatan kolaboratif

pasien dalam perilaku yang menuntun kepada kesembuhan (Delamater,

2006).

Konsep compliance dalam konteks medis dikemukakan oleh Lutfey

& Wishner (1999) sebagai level yang merepresentasikan perilaku taat atau

mengikuti aturan dan prosedur dari ahli medis. Istilah adherence memiliki

kompleksitas lebih tinggi dalam perawatan medis dengan memberikan

kemandirian, logika, dan otonomi pada pasien secara aktif dan terlibat

untuk mencapai tujuan dalam pengobatannya.

Page 27: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

26

Penggunaan istilah compliance mendapat banyak kritik karena

menyampaikan citra negatif dari hubungan antara pasien dan ahli medis,

yang mana ahli medis hanya memberi arahan dan pasien sekedar

mengikuti aturan tersebut. Adherence lebih mengedepankan hak pasien

untuk memilih dan menghapus konsep “blame” (Horne, 2006).

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas, penelitian

ini mendefinisikan kepatuhan minum obat mengacu pada pengertian

adherence, yang dapat disimpulkan sebagai perilaku mengikuti aturan dan

saran-saran serta prosedur dari ahli medis tentang penggunaan obat.

2. Aspek-aspek Kepatuhan Minum Obat

Horne (2006) mengemukakan bahwa ada dua metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kepatuhan, yaitu:

a. Metode langsung, meliputi mengukur tingkat metabolism dalam tubuh,

dan mengukur aspek biologis dalam darah.

b. Metode tidak langsung, meliputi kuesioner, jumlah pil/obat yang

dikonsumsi, kontinuitas resep, monitoring secara elektronik, asesmen

fisiologis (misalnya detak jantung), catatan harian pasien, kuesioner

terhdap orang terdekat (Lailatushifah, 2012).

Morisky (1986) mengemukakan bahwa kepatuhan minum obat terdiri

atas beberapa aspek, di antaranya:

Page 28: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

27

a. Forgetting, yaitu seberapa jauh pasien melupakan jadwal atau agenda

untuk meminum obat. Pasien dengan kepatuhan minum obat yang

tinggi memiliki frekuensi kelupaan yang rendah.

b. Carelessness, yaitu pengabaian yang dilakukan dalam masa

pengobatan, seperti menghindari mengkonsumsi obat atau melewatkan

jadwal minum obat bukan karena lupa. Pasien yang memiliki

kepatuhan minum obat yang tinggi mampu mengontrol diri untuk tidak

menghindari jadwal konsumsi obat.

c. Stopping the drug when feeling better, or starting the drug when feeling

worse, yaitu penghentian konsumsi obat tanpa sepengetahuan dokter

atau perawat medis lainnya saat merasa obat menyebabkan kondisi

tubuh menjadi lebih buruk atau ketika merasa lebih baik dan tidak perlu

mengkonsumsi obat lagi. Pasien dengan kepatuhan yang tinggi tidak

akan menghentikan pengobatan dengan sengaja tanpa sepengetahuan

dokter atau perawat medis lainnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kepatuhan minum obat terdiri dari aspek forgetting, carelessness, dan

stopping the drug when feeling better, or starting the drug when feeling

worse sesuai dengan teori kepatuhan Morisky (1986).

3. Faktor-faktor Kepatuhan Minum Obat

Sabate (2003) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan fenomena

multidimensional yang ditentukan oleh lima dimensi faktor, yaitu:

a. Faktor sosial dan ekonomi

Page 29: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

28

Walaupun tidak secara konsisten memprediksi tingkat kepatuhan, di

negara berkembang yang status ekonomi sosialnya rendah kemungkinan

membuat pasien dituntut untuk memilih prioritas hidup. Edukasi,

jaringan sosial, beragam sosiodemografi dan variable ekonomi lainnya

menjadi pengaruh terhadap kepatuhan pasien.

b. Faktor tim perawatan kesehatan dan faktor lain yang terkait sistem

Hubungan baik pasien dengan penyedia layanan memungkinkan

untuk meningkatkan kepatuhan. Ada banyak faktor yang memiliki efek

negative antara lain, layanan kesehatan yang kurang berkembang

dengan asuransi kesehatan yang tidak memadai, sistem distribusi obat

yang buruk, pengetahuan tim perawat yang buruk untuk menangani

penyakit kronis, pekerja kesehatan yang bekerja terlalu banyak namun

insentif kurang, sistem yang kurang mengedukasi pasien dan

menyediakan follow-up, dan lain sebagainya.

c. Faktor terkait kondisi

Faktor ini merepresentasikan tuntutan terkait penyakit tertentu

yang dihadapi pasien seperti keparahan gejala, tingkat disabilitas (fisik,

psikis, dan sosial), tingkat perkembangan penyakit, dan ketersediaan

perawatan yang efektif.

d. Faktor terkait terapi, faktor yang paling terkenal adalah terkait dengan

kompleksitas aturan medis, lama pengobatan, kegagalan pengobatan

Page 30: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

29

sebelumnya, perubahan seiring pengobatan, efek samping, dan

ketersediaan dukungan medis.

e. Faktor terkait pasien, faktor ini merepresentasikan mengenai sumber

daya, pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, dan harapan pasien.

Delamater (2006) mengemukakan pentingnya mengetahui faktor yang

dapat mempengaruhi kepatuhan, yaitu:

a. Demografis, seperti etnis, status ekonomi sosial, tingkat pendidikan

b. Psikologis, seperti keyakinan, self efficacy, strategi koping, kecemasan,

depresi, well-being

c. Sosial, seperti hubungan dengan keluarga dan dukungan sosial

d. Penyedia layanan kesehatan dan sistem medis, seperti hubungan pasien

dan dokter terbukti meningkatkan kepatuhan berobat

e. Terkait penyakit dan pengobatan.

B. Self-compassion

1. Definisi Self-compassion

Menurut Neff (2003) definisi self-compassion terkait dengan

pengertian luas dari compassion itu sendiri atau welas asih. Welas asih

melibatkan pemahaman tanpa penghakiman tentang kegagalan. Maka

dari itu self-compassion melibatkan rasa tersentuh dan keterbukaan

terhadap penderitaan, bukan menghindarinya, dan melahirkan keinginan

untuk meringankan penderitaan dengan kebaikan. Dengan kata lain, self-

Page 31: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

30

compassion adalah perasaan kasih sayang terhadap diri sendiri pada saat

mengalami kegagalan atau penderitaan.

Berbeda dengan self-pity yang merupakan perasaan mengasihani

diri sendiri. Self-pity cenderung menekankan pada rasa egosentrisme.

Individu merasa terpaku dengan masalah pribadi dan lupa bahwa orang

lain juga mengalami penderitaan, sedangkan self-compassion

menunjukkan bahwa individu tidak menghindari atau me-repress

perasaan menyakitkan. Individu merespon permasalahan dengan

perhatian dan menghindari kritik untuk diri sendiri (Neff, 2003b). Gilbert

(2009) menjelaskan individu akan terbantu oleh self-compassion untuk

menggantikan perasaan menyalahkan dan mengkritik diri sendiri dengan

perasaan kasih sayang yang penuh dengan kehangatan. Berdasarkan

penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa self-compassion adalah

perasaan kasih sayang terhadap diri sendiri ketika individu dalam

menghadapi kegagalan dan memahami diri sendiri tanpa penghakiman.

2. Aspek-aspek Self-compassion

Neff (2003a) mengemukakan bahwa ketika individu dihadapkan

pada pengalaman penderitaan atau kegagalan, self-compassion

menghadirkan tiga komponen dasar, yaitu :

a. Self-kindness, yaitu memberikan kebaikan dan memahami diri sendiri

daripada memberi anggapan yang kejam dan mengkritik. Komponen

ini menerangkan seberapa jauh pemahaman dan memaknai kegagalan

Page 32: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

31

serta menciptakan kenyamana untuk diri sendiri walaupun dalam

kondisi yang buruk

b. Common humanity, yaitu melihat sebuah pengalaman sebagai bagian

dari pengalaman manusia yang lebih luas, bukan memisahkan diri atau

mengisolasi diri. Common humanity memperkenankan individu

merasakan koneksi yang lebih dalam ketika mengetahui kesulitan atau

penderitaan orang lain, seperti perasaan malu daripada merasa

terisolasi dan menderita seorang diri (Long & Neff, 2018)

c. Mindfullness, yaitu kemampuan memiliki kesadaran yang penuh dan

seimbang ketika dalam situasi yang menekan dan menimbulkan

penderitaan daripada memilih untuk over-identification.

Berdasarkan penjelasan diatas, menunjukkan bahwa self-compassion

menurut Neff (2003b) terdiri dari tiga komponen, yaitu self-kindness,

common humanity, dan mindfulness.

C. Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan darah sistolik lebih dari 140 mmHg

dan diastolik 90 mmHg dalam interval waktu lima menit sebanyak dua kali

pengukuran (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi merupakan peningkatan

darah sistolik minimal berada pada angka 140 mmHg atau diastolik

minimal pada angka 90 mmHg (Price & Wilson, 2012). Berdasarkan JNC

VII, seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan sistoliknya melebihi

140 mmHg dana tau diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata

Page 33: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

32

dua atau tiga kali pengukuran/kunjungan (James dkk, 2014). Peningkatan

tekanan darah secara terus-menerus dalam waktu yang lama (persisten)

dapat menyebabkan kerusakan organ lain seperti ginjal, jantung dan otak

(Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikan menjadi dua,

yaitu:

a. Hipertensi Primer/Esensial dengan insiden 80-95% dimana

hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya

b. Hipertensi Sekunder yaitu akibat adanya suatu penyakit atau

kelainan yang mendasari, seperti penyakit ginjal, stenosis

arteri renalis, feokromositoma, hyperaldosteronism, dan

sebagainya.

D. Hubungan Self-compassion dan Kepatuhan Minum Obat Pasien

Hipertensi

Kepatuhan minum obat merupakan perilaku mengikuti aturan dan

saran-saran serta prosedur dari ahli medis tentang penggunaan obat. Adapun

self-compassion menurut Neff (2003) merupakan sikap menyayangi diri

sendiri ketika dihadapkan pada penderitaan dalam hidupnya. Self-

compassion adalah hal yang penting dimiliki oleh pasien hipertensi karena

dengan dengan memiliki perasaan kasih sayang, seseorang tidak akan

menyalahkan diri sendiri atas penyakit yang dialaminya.

Pasien hipertensi diharuskan untuk mengkonsumsi obat

antihipertensi seumur hidupnya untuk menstabilkan tekanan darah dalam

Page 34: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

33

tubuhnya. Hal tersebut tidak jarang menyebabkan pasien hipertensi

mengalami stres diakibatkan aturan-aturan oleh ahli medis. Stress dapat

menggerakkan seseorang untuk berprilaku tidak sehat (Park & Iacocca,

2014). Ketika mengalami perasaan stres, self-compassion membantu

individu untuk mengurangi emosi negative yang dirasakan. Hal ini

ditunjukkan dalam penelitian Lathren, Bluth, & Park (2019), bahwa

individu dengan self-compassion yang tinggi merasakan stress yang lebih

rendah. Maka dari itu, perilaku tidak sehat yang disebabkan oleh stress dapat

diminimalisir dengan rasa self-compassion yang baik. Neff (2003)

menjelaskan bahwa self-compassion memiliki 3 komponen, yaitu

mindfulness, self-kindness, dan common-humanity.

Mindfullness adalah kemampuan regulasi atensi dari pikiran-pikiran

dan emosi yang ditimbulkan oleh keadaan saat ini. Pasien hipertensi

seringkali lupa meminum obat. Osterberg dan Blaschke (2005)

mengemukakan bahwa 30% alasan yang disebutkan pasien untuk tidak

meminum obat adalah karena kelupaan atau kelalaian. Kelupaan dapat

diakibatkan oleh kurangnya perhatian terhadap reaksi tubuh atau body

awareness. Body awareness menurut Pintado (2018) merupakan proses

interaktif dan dinamis yang melibatkan persepsi, prosesi, aksi dan sensasi

dari tubuh. Training Mindfullness dapat membantu kesadaran akan sensasi

tubuh, bahkan meningkatkan self-compassion (Pintado, 2018). Ketika

pasien hipertensi mampu memiliki body awareness yang baik, dalam

dirinya akan mampu merasakan sensasi dan perubahan-perubahan yang

Page 35: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

34

terjadi dalam tubuhnya. Sehingga sensasi tubuh yang terjadi akibat

hipertensi yang dirasakan, menghindari dari kelupaan yang mungkin terjadi.

Harapannya dengan adanya kesadaran diri pasien hipertensi terhindar dari

kelupaan untuk meminum obat yang disarankan petugas medis.

Self-kindness merupakan komponen yang menerangkan seberapa

jauh individu memaknai penderitaan yang dialami sehingga tidak terus larut

dalam kesedihan. Pasien hipertensi, terutama penderita jangka panjang,

mengalami kecemasan atas efek samping yang ditimbulkan dari konsumsi

obat antihipertensi. Individu dengan self-kindness akan lebih bijaksana

dalam menyikapi penyakit yang dihadapi dan dapat meningkatkan

mindfulness (Neff, 2003). Self-kindness berfungsi menenangkan dan

berusaha memelihara diri sendiri ketika menghadapi situasi yang sulit kita

kendalikan (Neff & Dahm, 2015). Ketika pasien hipertensi memiliki self-

kindness yang baik, diharapkan dapat mengatasi kecemasan atas efek

samping obat yang harus dikonsumsi dan meyakini dirinya sendiri bahwa

minum obat merupakan salah satu usaha untuk menstabilkan tekanan

darahnya.

Common humanity adalah kesadaran bahwa semua orang melakukan

kesalahan dalam hidupnya. Menurut Neff (2003), menyadari bahwa setiap

manusia pasti mengalami permasalahan dan permasalahan adalah bagian

utuh dari kehidupan. Termasuk individu dengan hipertensi juga bagian

dalam kehidupan. Seringkali aturan minum obat antihipertensi membuat

individu berada dalam tekanan. Common humanity hadir memberikan

Page 36: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

35

pandangan bahwa kita tidak sendiri dalam ketidaksempurnaan. Masih

banyak orang-orang yang mengalami permasalahan sama seperti dirinya

atau bahkan lebih berat. Perasaan seperti ini akan menghindari individu dari

perasaan isolated yang menyebabkan penderitaan semakin memburuk (Neff

& Sands, 2011). Oleh karena itu, common humanity akan menghilangkan

perasaan ”menderita” dan khawatir karena minum obat setiap hari.

Self-compassion membantu individu menggunakan coping untuk

mengatasi rasa sakit pada penyakit kronis (Costa & Pinto-Gouveia, 2010).

Ketiga komponen self-compassion saling mendukung satu sama lain yang

kemudian menghadirkan perasaan kasih sayang terhadap diri sendiri

walaupun dalam keadaan sakit. Misalnya, komponen mindfulness

membantu mengurangi self-judgment dan memberi pencerahan untuk

menyadari common humanity. Begitu juga self-kindness yang mengurangi

dampak emosi negatif, membuat individu lebih mindfulness (sadar secara

penuh) (Neff, 2003).

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah

terdapat hubungan positif antara self-compassion dengan kepatuhan berobat

pada pasien hipertensi. Semakin tinggi tingkat self-compassion, maka semakin

tinggi tingkat kepatuhan berobat yang dimiliki pasien hipertensi.

Page 37: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :

1. Variabel tergantung : Kepatuhan minum obat

2. Variabel bebas : Self-compassion

B. Definisi Operasional

1. Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan minum obat merupakan skor total yang diperoleh subjek

dalam skala kepatuhan minum obat 8-MMAS oleh Morisky (1986) yang

terdiri dari aspek forgetting, carelessness dan stopping the drug when

feeling better, or starting the drug when feeling worse. Semakin tinggi

total skor yang dimiliki subjek, maka semakin tinggi pula tingkat

kepatuhan yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah total skor

yang diperoleh subjek, maka semakin rendah tingkat kepatuhan yang

dimiliki subjek.

2. Self-compassion

Secara operasional, self-compassion merupakan skor yang diperoleh

subjek dalam skala self-compassion yang terdiri dari aspek self-

kindness, mindfulness, dan common humanity berdasarkan teori yang

dikemukakan Neff (2003b). Semakin tinggi skor yang diperoleh maka

semakin tinggi pula tingkat self-compassion yang dimiliki subjek.

Page 38: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

37

Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin

rendah pula tingkat self-compassion yang dimiliki subjek.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi primer yang terdiagnosa

oleh dokter dan mengkonsumsi obat antihipertensi minimal selama 1

minggu berjumlah 52 orang dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan

berusia minimal 18 tahun.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

kuisioner dengan skala Likert pada proses pengumpulan data. Skala

merupakan alat ukur berbentuk sekumpulan pernyataan yang digunakan

untuk mengungkap konstruk psikologis interpretasi dari kepribadian

individu (Azwar, 2009.

1. Skala Kepatuhan Minum Obat

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kepatuhan minum

obat adalah Eight-item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8)

yang diambil dari penelitian Aulia (2019) yang telah diadaptasi dan

diterjemahkan oleh Manuaba dan Yasa (2015) berdasarkan aspek skala

dari Morisky (1986). Skala ini dikembangkan menggunakan model

Guttman untuk aitem satu sampai tujuh dengan dua pilihan jawaban

(Ya/Tidak) sementara satu aitem terakhir berupa 5-point aitem Likert.

Skala Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) ini skor

kepatuhan diukur dari rentang 0 sampai 8. Aitem nomor 1, 2, 3, 4, 6 dan

Page 39: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

38

7 memperoleh nilai 1 jika memilih jawaban Tidak dan nilai 0 jika

jawaban yang dipilih adalah Ya. Sebaliknya pada aitem nomor 5, jika

jawaban yang dipilih Ya maka memperoleh nilai 1 dan nilai 0 diperoleh

jika jawaban adalah Tidak. Adapun aitem pertanyaan nomor 8 memiliki

penilaian sebagai berikut; nilai 1=tidak pernah, 0,75=sesekali,

0,5=kadang-kadang, 0,25=biasanya dan 0=selalu (Kurniasih, Supadmi

& Darmawan, 2014). Morisky (2008) mengidentifikasikan pasien

sangat patuh apabila perolehan skor 8 pada skala MMAS-8. Adapun

pasien dengan kepatuhan sedang memiliki skor 6 hingga <8, sedangkan

perolehan skor <6 menunjukkan bahwa pasien memiliki kepatuhan

rendah.

Tabel 1.

Blue Print Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8)

2. Skala Self-compassion

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self-compassion dalam

penelitian ini adalah skala Self-compassion Scale (SCS) dengan model

skala Likert yang di adaptasi oleh Priyanka (2019) berdasarkan aspek

yang dikembangkan Neff (2003b) yaitu self-kindness, mindfulness, dan

Aspek Butir

Jumlah Favourable Unfavourable

Forgetting - 1,4,8 3

Carelessness 5 2,7 3

Stopping the drug

when feeling better,

or starting the drug

when feeling worse

- 3,6 2

Page 40: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

39

common humanity. Skala ini terdiri dari 20 pertanyaan. Aitem-aitem ini

merupakan pernyataan dengan lima pilihan yaitu hamper tidak pernah,

jarang, kadang-kadang, sering, dan hamper selalu. Skor yang diberikan

dimulai dari angka 0 sampai dengan 4. Bobot penilaian pada aitem yang

favourable untuk pernyataan hampir tidak pernah : 0, jarang : 1,

kadang-kadang : 2, sering : 3, dan hampir selalu: 4 . Pada aitem

unfavorable untuk pernyataan hampir tidak pernah : 4, jarang : 3,

kadang-kadang : 2, sering : 1, dan hampir selalu : 0.

Tabel 2.

Distribusi aitem skala self-compassion

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran

dalammelakukan fungsi ukurnya. Alat ukur yang digunakan dapat

dikatakan memiliki validitas yang baik apabila alat ukur tersebut dapat

memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan dilakukannya

Aspek Favourable Unfavourable

Butir Aitem Jumlah Butir Aitem Jumlah

Self-

kindness

5, 10, 13, 17,

20 5 1, 8, 15 3

Common

humanity 3, 7, 12 3 4, 11, 19 3

Mindfullness 9, 16 2 2, 6, 14,18 4

TOTAL 10 10

Page 41: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

40

pengukuran (Azwar, 2007). Validitas dianggap memuaskan apabila

memiliki koefisien korelasi 0,30 atau lebih. Namun, apabila tidak

memungkinkan, koefisien korelasi dapat diturunkan menjadi 0,25

(Azwar, 2007). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi. Menurut Azwar (2009) validitas isi merupakan validitas

yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional

atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya

dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item dalam tes mencakup

keseluruhan kawasan ini (dengan catatan tidak keluar dari batasan

tujuan ukur) objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes

mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.

2. Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran

yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Ide pokok dalam konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

apabila dalam beberapa kali melakukan pengukuran pada subjek yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek dalam diri subjek

belum berubah (Azwar, 2009).Uji reliabilitas di ukur menggunakan

cronbach alpha. Rentang angka koefisien reliabilitas berada pada

rentang angka 0 hingga 1. Semakin mendekati angka 1, akan semakin

tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin mendekati 0, maka

reliabilitas semakin rendah.

Page 42: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

41

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode statistika korelasi product moment dari Pearson. Analisis yang

dilakukan menggunakan bantuan software Statistical Package for Sosial

Science (SPSS) 24.0 for windows. Metode ini digunakan untuk mengetahui

korelasi antara dua variabel yaitu antara self-compassion dengan kepatuhan

berobat.

Page 43: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

42

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dimulai dengan melakukan orientasi kancah yang

bertujuan untuk memahami lokasi penelitian sehingga dapat meminimalisir

hambatan pada penelitian yang akan dilakukan. Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) berada pada peringkat tertinggi di Indonesia dengan

angka prevalensi yaitu 11,01% (Riskesdas, 2018). Pada profil kesehatan

DIY (2017) dikemukakan bahwa hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit

penyebab kematian di DIY. Kasus hipertensi di Puskesmas DIY tahun 2017

tercatat 20.309 kasus dan STP Rawat Jalan Rumah Sakit tercatat 12.962

kasus baru. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian di faskes tingkat

satu Puskesmas Depok II di Kabupaten Sleman, DIY.

Penelitian ini pada awalnya akan melibatkan 52 pasien hipertensi yang

berada di Puskesmas Depok II. Ketika proses pengambilan data di lapangan,

peneliti hanya mendapatkan empat pasien hipertensi selama seminggu.

Faktor lain yang menghambat proses pengambilan data di lapangan yaitu

isu wabah Covid-19 yang mulai muncul di Yogyakarta. Oleh karena hal

tersebut, peneliti memutuskan untuk menyebar kuesioner secara online.

Kuesioner online dibuat melalui google form mengacu pada kuesioner

offline yang telah dibuat sebelumnya. Pada bagian identitas subjek,

terdapat informasi yang ditambahkan yaitu suku, nomor telepon, dan

Page 44: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

43

agama subjek. Penambahan informasi tersebut dikarenakan kuesioner

akan disebarkan secara bebas dan tidak hanya wilayah Yogyakarta saja.

Kuesioner disebarkan melalui sosial media seperti Whatsapp, Twitter,

Instagram, dan Facebook.

2. Persiapan Penelitian

a. Persiapan Administrasi

Persiapan penelitian dilakukan agar penelitian dapat berjalan

lancar tanpa hambatan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Sebelum mempersiapkan surat izin penelitian yang dikeluarkan

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam

Indonesia, peneliti mengunjungi beberapa Puskesmas di Sleman untuk

mendapatkan informasi kelengkapan administrasi yang disiapkan jika

ingin melakukan penelitian di Puskesmas terkait. Peneliti kemudian

mempersiapkan surat izin melaksanakan penelitian yang ditujukan

untuk Kepala Puskesmas Depok II dari fakultas yang telah

ditandatangani oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia dengan nomor surat

84/Dek/70/Div.Um.RT/II/2020.

Selanjutnya, peneliti mempersiapkan surat izin pengantar yang

ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk

memberikan izin melaksanan penelitian di Puskesmas Depok II.

Setelah tiga hari, Dinas Kesehatan Kota mengeluarkan surat perizinan

melakukan penelitian dengan nomor surat 421/2036.

Page 45: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

44

Selain itu, peneliti juga mempersiapkan permohonan kesediaan

dalam mengisi kuesioner online. Permohonan tersebut terdapat pada

bagian awal pada saat pengisian identitas subjek. Tertulis di awal laman

permohonan untuk pengambilan data, tujuan pengambilan data, kontak

yang dapat dihubungi dan informasi bahwa data yang disampaikan

subjek akan dijamin kerahasiaannya..

b. Persiapan Alat Ukur

Tahap selanjutnya yaitu melakukan persiapan alat ukut berupa

skala yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan dua

skala yakni skala kepatuhan minum obat dan self-compassion.

1) Skala Kepatuhan Minum Obat

Skala ini digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat

kepatuhan minum obat yang dimiliki pasien hipertensi. Skala yang

digunakan diambil dari penelitian Aulia (2019) yang telah

diterjemahkan oleh Manuaba dan Yasa (2015) berdasarkan aspek

yang disusun oleh Morisky (1986). Skala ini terdiri dari 8 aitem.

2) Skala Self-compassion

Skala self-compassion digunakan untuk mengukur tinggi

rendahnya sifat welas asih terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh

pasien hipertensi. Skala yang digunakan diambil dari penelitian

Priyanka (2019) yang telah didaptasi berdasarkan aspek skala dari Neff

(2003). Skala ini terdiri dari 20 aitem.

Page 46: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

45

c. Uji Coba Alat Ukur

Sebelum memulai pengambilan data di lapangan, peneliti

melakukan uji coba alat ukur. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan. Penelitian ini

menggunakan uji coba terpakai, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas

alat ukur dengan hanya satu kali pengambilan data dan hasil uji coba

digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengambilan data dilakukan

secara langsung dan tidak langsung (online) melalui google form.

Pengambilan data langsung dilakukan mulai tanggal 3 Maret 2020

sampai 10 Maret 2020 di Puskesmas Depok II. Pengambilan data

tertunda karena adanya pandemi global. Pengambilan data secara online

dilakukan mulai tanggal 14 April 2020 sampai 10 Juli 2020 dengan

pasien hipertensi berjumlah 52 orang.

Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan pada kedua alat ukur,

hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Skala Kepatuhan Minum Obat

Berdasarkan analisis, terdapat 2 aitem gugur dari 8 aitem

skala kepatuhan minum obat. Koefisien correlated item-total

correlation bergerak antara 0.37 sampai dengan 0.68. Berikut adalah

table distribusi aitem pada skala kepatuhan minum obat setelah uji

coba.

Page 47: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

46

Tabel 3

Distribusi Aitem Skala Kepatuhan Minum Obat Setelah Uji Coba

Aspek Butir

Jumlah Favourable Unfavourable

Forgetting - 1*,4,8 2

Carelessness 5* 2,7 2

Stopping the drug

when feeling better,

or starting the drug

when feeling worse

- 3,6 2

Total 0 6 6

Aitem dengan tanda (*) merupakan aitem gugur

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aulia (2019)

menggunakan skala kepatuhan minum obat dari Eight-item Morisky

Medication Adherence Scale memiliki nilai validitas yang bergerak

antara 0,233 hingga 0,687.

2) Skala Self-compassion

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti,

terdapat 4 aitem yang gugur dari 20 aitem keseluruhan. Aitem yang

memiliki koefisien ≤0.30 antara lain nomor 10, 14, 15, dan 20.

Koefisien correlated item-total correlation bergerak antara 0.30

sampai dengan 0.62. Berikut table distribusi skala self-compassion

setelah uji coba.

Tabel 4

Distribusi Aitem Skala Self-compassion Setelah Uji Coba

Aspek Favourable Unfavourable

Butir

Aitem Jumlah

Butir

Aitem Jumlah

Self-

kindness

5, 10*, 13,

17, 20* 3 1, 8, 15* 2

Page 48: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

47

Common

humanity 3, 7, 12 3 4, 11, 19 3

Mindfullness 9, 16 2 2, 6,

14*,18 3

TOTAL 8 8

Angka dengan tanda (*) merupakan aitem gugur

Penelitian pendahuluan oleh Priyangka (2018) yang

menggunakan skala self-compassion memiliki nilai validitas

bergerak antara 0.20 sampai dengan 0.59.

B. Pelaksanaan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi. Sebelum

melakukan pengambilan data di Puskesmas Depok II, peneliti menanyakan

informasi pasien hipertensi kepada Staf Bagian Umum terkait data pasien

dan jadwal kontrol pasien. Beberapa pasien bersedia mengisi kuisioner dan

beberapa pasien merasa keberatan untuk mengisi kuesioner karena

mengingat banyaknya pasien berusia lanjut yang kesulitan membaca. Selain

itu, karena adanya pandemi global yang terjadi, maka peneliti juga

menyebarkan kuesioner online melalui media sosial kepada keluarga dan

kerabat yang berada di beberapa wilayah Indonesia, antara lain Nusa

Tenggara Barat, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

Pelaksanaan pengambilan data dilakukan di Puskesmas Depok II

Sleman mulai tanggal 3 Maret 2020. Kuesioner telah dipersiapkan untuk

pengambilan data yang berisi skala kepatuhan minum obat dan skala self-

compassion. Kuesioner ini juga dilengkapi dengan identitas subjek berupa

Page 49: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

48

nama, jenis kelamin, usia, agama, lama mengidap hipertensi. Sedangkan

untuk kuesioner online ditambahkan suku dan nomor telepon.

Pengambilan data di Puskesmas selama satu minggu hanya

mengumpulkan data sebanyak empat subjek. Adanya pandemi global yang

terjadi menyebabkan terhambatnya proses pengambilan data secara

langsung di puskesmas dikarenakan protokol kesehatan yang diterapkann di

seluruh Indonesia. Setelah mempertimbangkan jumlah subyek yang ada di

lapangan dengan jumlah subjek yang dibutuhkan untuk penelitian ini, maka

peneliti memutuskan untuk menyebarkan kuesioner secara online agar

memudahkan untuk mengumpulkan data. Hingga tanggal 10 Juli 2020, data

terkumpul dengan subjek berjumlah 52 orang.

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 52 pasien hipertensi dengan gambaran

umum pasien yang menjadi subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.

Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Persentase (%)

Laki-Laki 20 38.5

Perempuan 32 61.5

Total 52 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa subjek pada penelitian ini

melibatkan 20 (38.5%) pasien hipertensi berjenis kelamin laki-laki dan

32 (61.5%) pasien hipertensi berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan

Page 50: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

49

data tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian didominasi oleh

pasien hipertensi berjenis kelamin perempuan.

Tabel 6.

Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia

Usia N Persentase (%)

Dewasa Awal (18-40

tahun) 22 42.3

Dewasa Madya (41-

60 tahun 22 42.3

Dewasa Akhir (di atas

60 tahun) 8 15.4

Total 52 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa 22 subjek penelitian berada pada

rentang usia dewasa awal yaitu 18-40 tahun dengan persentase sebesar

42.3%. Sebanyak 22 subjek berada pada rentang usia dewasa madya

yaitu 41-60 tahun dengan persentase 42.3%. Subjek pada rentang usia

dewasa akhir yaitu berusia diatas 60 tahun berjumlah 8 subjek dengan

persentase sebesar 15.4%. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa

subjek penelitian didominasi oleh pasien hipertensi berusia dewasa awal

dan dewasa madya.

Tabel 7.

Deskripsi Subjek Berdasarkan Masa Diagnosis

Masa N Persentase (%)

<1 tahun 13 25

1-5 tahun 16 30.8

>5 tahun 23 44.2

Total 52 100

Page 51: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

50

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebanyak 23 subjek penelitian ini

memiliki masa diagnosis lebih dari 5 tahun dengan persentase sebesar

44.5%. Sebanyak 16 subjek memiliki masa diagnosis 1 sampai dengan 5

tahun dengan persentase sebesar 30.8%. Kemudian terdapat 13 subjek

dengan masa diagnosis kurang dari 1 tahun dengan persentase sebesar

25%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pasien hipertensi

dengan masa diagnosis lebih dari 5 tahun paling banyak berpartisipasi

dalam penelitian ini.

2. Deskripsi Data Penelitian

Tabel 8.

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Kepatuhan

minum obat 0,25 6 3 0.95 0,25 6 3.2 1.89

Self-

compassion 0 64 32 16 8 64 41.9 10.8

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui deskripsi data

penelitian yang bersifat hipoteteik dan empirik. Dari data yang diperoleh

kemudian melakukan kategorisasi berdasarkan skor empirik. Kategorisasi

bertujuan untuk mengelompokkan subjek sesuai tingkat tinggi rendahnya

skor yang dimiliki.

Tabel 9.

Norma Kategorisasi Kepatuhan Minum Obat

Kategorisasi Rentang Nilai N Persentase (%)

Sangat Patuh X < 4.71 14 26.9

Patuh 3,57 ≤ X ≤ 4.71 10 19.2

Sedang 2,43 ≤ X < 3,57 11 21.2

Tidak Patuh 1,29 ≤ X < 2,43 7 13.5

Sangat Tidak Patuh X > 1,29 10 19.2

Page 52: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

51

Total 52 100

Berdasarkan perhitungan data hipotetik diatas, diketahui norma

kategorisasi kepatuhan minum obat. Tabel di atas menjelaskan bahwa

terdapat 14 subjek yang tergolong sangat patuh dengan persentase 26.9%,

10 subjek patuh dengan persentase 19.2%, 11 subjek dengan kepatuhan

sedang persentase 21.2%, 7 subjek tergolong tidak patuh dengan persentase

13.5% dan 10 subjek tergolong sangat tidak patuh dengan persentase 19.2%.

Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian didominasi oleh

pasien hipertensi dengan kategori sangat patuh.

Tabel 10.

Norma Kategorisasi Self-compassion

Kategorisasi Rentang Nilai N Persentase (%)

Sangat Tinggi X < 60.8 2 3.8

Tinggi 41.6 ≤ X ≤ 60.8 24 46.2

Sedang 22.4 ≤ X < 41.6 25 48.1

Rendah 3.2 ≤ X < 22.4 1 1.9

Sangat Rendah X > 3.2 0 0

Total 52 100

Berdasarkan perhitungan data hipotetik diatas, diketahui norma

kategorisasi self-compassion. Tabel di atas menjelaskan bahwa terdapat 2

subjek dengan tingkat self-compassion tergolong sangat tinggi dengan

persentase 3.8%, 24 subjek tergolong tinggi dengan persentase 46.2%, 25

subjek dengan self-compassion tergolong sedang persentase 48.1%, 1

subjek dengan self-compassion rendah persentase 1.9% dan tidak ada subjek

dengan tingkat self-compassion sangat rendah. Pada tabel tersebut dapat

diketahui bahwa subjek penelitian didominasi oleh pasien hipertensi dengan

kategori sedang.

Page 53: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

52

3. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi dengan

tujuan untuk menentukan pengujian statistik yang akan digunakan. Uji

asumsi yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari uji normalitas dan uji

linieritas. Uji asumsi tersebut dilakukan untuk menentukan apakah teknik

statistik parametrik atau non-parametrik yang digunakan untuk pengujian

hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data yang

diperoleh normal dan dapat mewakilkan populasi. Penelitian ini

menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov karena data yang

diperoleh lebih dari 50. Data dapat dikatakan normal apabila nilai

signifikansi (p)>)0,05.

Tabel 11.

Hasil Uji Normalitas

Variabel Z p Keterangan

Kepatuhan Minum Obat 0,105 0,200 Normal

Self-compassion 0,085 0,200 Normal

Hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa

variabel kepatuhan minum obat terdistribusi secara normal dengan nilai

signifikansi 0,200 (p>0,05). Begitu pula dengan variabel self-

compassion, data terdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi

0,200 (p>0,05).

Page 54: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

53

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel

penelitian membentuk garis lurus atau tidak. Kedua variabel dapat

dikatakan linier jika nilai signifikansi (p)<0,05.

Tabel 12.

Uji Liniearitas

Variabel p Keterangan

Kepatuhan Minum Obat*Self-

compassion

0,657 Tidak Liniear

Hasil uji linearitas pada tabel di atas diketahui bahwa nilai

signifikansi untuk kepatuhan minum obat dan self-compassion adalah

p=0,657. Hal tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan

linear antara variabel kepatuhan minum obat dan self-compassion

karena nilai p>0,05.

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji linearitas yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa sebaran data variabel kepatuhan minum obat dan

self-compassion terdistribusi normal. Sedangkan untuk uji liniearitas

menunjukkan bahwa kedua variabel tidak menunjukkan garis lurus atau

tidak linear, sehingga uji hipotesis yang dilakukan adalah menggunakan uji

korelasi Spearman Rho. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya

hubungan positif antara self-compassion dengan kepatuhan minum obat

pasien hipertensi. Semakin tinggi self-compassion maka semakin tinggi pula

kepatuhan minum obat yang dimiliki pasien hipertensi. Begitupun

Page 55: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

54

sebaliknya, semakin rendah self-compassion yang dimiliki, maka semakin

rendah pula kepatuhan minum obat yang dimiliki pasien hipertensi. Berikut

hasil uji hipotesis yang telah dilakukan:

Tabel 13.

Hasil Uji Hipotesis

Variabel Korelasi

(r)

Koefisien

Determinasi

Taraf

Signifikansi

(p)

Ket.

Kepatuhan

minum obat dan

Self-compassion

0.022 0.437 Tidak

Signifikan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, data menunjukkan bahwa korelasi

antara kepatuhan minum obat dengan self-compassion menunjukkan

r=0,022 dengan p=0,437 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif yang tidak signifikan antara kepatuhan minum obat

dengan self-compassion.

5. Analisis Tambahan

a. Uji korelasi self-compassion dan kepatuhan minum obat pada

perempuan

Penelitian ini menggunakan analisis tambahan yaitu uji korelasi

tambahan pada setiap data deskriptif. Peneliti melakukan analisis

apakah terdapat hubungan self-compassion dengan kepatuhan minum

obat pada subjek perempuan. Berikut adalah hasil analisis tambahan

terkait dengan subjek perempuan:

Page 56: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

55

Tabel 14

Hasil Uji Korelasi Pada Subjek Perempuan

Hasil analisis uji korelasi pada perempuan memperoleh nilai

signifikansi (p) sebesar 0.031 (p<0.05) dan r=0.334. Berdasarkan hasil

ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan

antara self-compassion dengan kepatuhan minum obat pada pasien

hipertensi berjenis kelamin perempuan.

b. Uji korelasi self-compassion dan kepatuhan minum obat pada laki-

laki

Analisis selanjutnya adalah uji korelasi self-compassion dan

kepatuhan minum obat pada subjek laki-laki. Berikut adalah hasil

analisis tambahan pada subjek laki-laki:

Tabel 15

Hasil Uji Korelasi Pada Subjek Laki-laki

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.082 (p>0.05) dan r=-0.324. Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan negative antara self-compassion dan

Variabel Korelasi

(r)

Taraf

Signifikansi

(p)

Ket.

Kepatuhan

minum obat

dan Self-

compassion

0.334 0.031 Signifikan

Variabel Korelasi

(r)

Taraf

Signifikansi

(p)

Ket.

Kepatuhan

minum obat

dan Self-

compassion

-0.324 0.082 Tidak

Signifikan

Page 57: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

56

kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi berjenis kelamin laki-

laki. Nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa

hubungan negatif antara kedua variable tidak signifikan.

c. Hasil Uji Korelasi Self-compassion dengan Aspek Kepatuhan

Berikutnya adalah hasil analisis uji korelasi self-compassion

dengan aspek kepatuhan minum obat yaitu forgetting, carelessness, dan

stop the drugs when feeling better, start the drugs when feeling worse:

Tabel 16

Hasil uji korelasi Self-compassion dengan aspek kepatuhan

Berdasarkan hasil analisis korelasi stepwise diketahui bahwa

variabel self-compassion tidak memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap ketiga aspek variabel kepatuhan minum obat. Korelasi self-

compassion dengan aspek forgetting memiliki signifikansi p=0,446,

dengan aspek carelessness sebesar p=0,170, dan pada aspek stop the

drugs when feeling better, start the drug when feeling better sebesar

Variabel Self-

compassion

Forgetting Carelessn

ess

Stop the

drugs

when….

Self-

compassion

1 0,446 0.170 0,206

Forgetting 0.446 1 0.004 0.000

Carelessness 0.170 0.004 1 0.000

Stop the

drugs

when…

0.116 0,000 0.000 1

Page 58: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

57

p=0,206. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel self-

compassion dengan aspek kepatuhan minum obat dengan p>0,005.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yaitu adanya

hubungan positif antara self-compassion dengan kepatuhan minum obat

pada pasien hipertensi. Penelitian ini melibatkan 52 pasien hipertensi

dengan kriteria berusia lebih dari 18 tahun, didiagnosa hipertensi oleh

dokter dan mengkonsumsi obat antihipertensi jenis apapun. Subjek

penelitian didominasi oleh pasien laki-laki dengan persentase 61,5% dengan

rentang usia dewasa awal dan dewasa madya dengan persentase masing-

masing sebesar 42,3% dan masa diagnosa lebih dari 5 tahun dengan

persentase sebesar 44,2%.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh

berbeda dengan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian ditolak dengan

nilai koefisien korelasi r=0.022 dengan p= 0.437 (p>0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara

self-compassion dengan kepatuhan minum obat. Penelitian tentang self-

compassion pada penyakit kronis masih sangat terbatas jumlahnya.

Beberapa penelitian menggunakan variable penengah untuk membahas self-

compassion dalam penyakit kronis. Salah satu yang ditemukan adalah

penelitian pada pasien HIV di Amerika Serikat oleh Skelton, Cardaciotto,

O’Hayer dan Goldbacher (2020) menemukan bahwa self-compassion tidak

berkorelasi dengan kepatuhan berobat HIV dan kualitas hidup yang

Page 59: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

58

berhubungan dengan kesehatan (HRQL). Penelitian tersebut menjelaskan

bahwa hubungan self-compassion dengan kepatuhan berobat dan HRQL

terbukti nol dalam confidence interval (interval 2 angka), yang

mengindikasi bahwa hubungan antara variable-variabel tersebut tidak ada.

Intervensi untuk self-compassion seharusnya focus pada seseorang yang

kekurangan perhatian atau mengalami lingkungan yang penuh stigma.

Ketika seseorang kekurangan perhatian dari lingkungan, tepat adanya self-

compassion diterapkan untuk memberi perhatian kepada diri sendiri. Pada

penelitian ini hipertensi belum berada pada kondisi yang memerlukan

perhatian penuh atau mengalami stigmatisasi dari lingkungan. Hipertensi

tidak memunculkan dampak fisik yang cukup berarti seperti penyakit kronis

lainnya seperti gagal ginjal, kanker, HIV, atau diabetes melitus.

Penelitian yang dilakukan oleh Blanchflower dan Oswald (2008) yang

mengumpulkan data dari 16 negara, menunjukkan bahwa negara yang

memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi, memiliki tingkat tekanan darah

yang lebih rendah. Seseorang yang self-compassionate diasosiasikan secara

langsung dengan kekuatan psikologis seperti kebahagiaan, kecerdasan

emosional, optimis, kebijaksanaan, keingintahuan, dan personal inisiasi

(Heffernan, Griffin, McNulty, dan Fitzpatrick, 2010; Hollis-Walker and

Colosimo, 2011; Neff dkk, 2007). Self-compassion dapat membuat

seseorang menjadi lebih bahagia sehingga mempengaruhi tekanan darah

menjadi stabil dan pasien hipertensi merasa tidak memerlukan obat

antihipertensi secara rutin.

Page 60: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

59

Hasil analisis tambahan dalam penelitian ini yaitu hubungan self-

compassion dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi berjenis

kelamin perempuan ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan dengan p=0,031 dan r=0.334. Sedangkan pada laki-laki korelasi

kedua variable tidak signifikan dengan p=0,082 dan r= -0,324 yang berarti

tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion

dengan kepatuhan minum obat. Perbedaan yang signifikan antara laki-laki

dan perempuan dalam penelitian ini muncul dari beberapa aspek, yang

pertama adalah budaya di Indonesia. Pada tatanan sosial, laki-laki dan

perempuan memiliki kesenjangan peran di masyarakat. Perempuan

cenderung lebih peka terhadap dirinya dan lingkungan. Peran sosial tersebut

secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian perempuan terhadap

dirinya. Kepekaan terhadap lingkungan dan dirinya mengarahkan

perempuan untuk tidak mengabaikan kesehatan. Buku keluaran Kemenppa

(2019) menyebutkan bahwa keluhan kesehatan yang berasal dari perempuan

berjumlah 32,58% sedangkan laki-laki 29,36%. Hal tersebut dapat dimaknai

bahwa wanita lebih sering mengunjungi fasilitas kesehatan karena peka

terhadap kesehatan dirinya dan sekitarnya. Laki-laki dalam budaya patriarki

sering dianggap sebagai “hero” dan menjadi sosok yang superior

dibandingkan dengan perempuan. Citra laki-laki sebagai sosok yang kuat

dan dominan cenderung membuat laki-laki menjadi lebih tidak peka

terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Tentu hal ini berdampak pada

kesehatan diri sendiri, laki-laki cenderung tidak ingin terlihat lemah dan

Page 61: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

60

butuh pertolongan sehingga seringkali mengabaikan rekomendasi

kesehatan.

Hal ini berbeda dengan penelitian Chen, Lee, Liang dan Liao (2014)

yang menemukan bahwa pasien hipertensi laki-laki lebih patuh terhadap

pengobatan dibandingkan dengan pasien perempuan. Perbedaan hasil

penelitian dapat dikarenakan persepsi perempuan terhadap penyakit, dimana

perempuan cenderung menganggap tekanan darah yang tinggi sebagai

masalah kesehatan sehingga lebih patuh terhadap pengobatan untuk

menyelesaikan ancaman kesehatan yang dirasakan (tekanan darah yang

tinggi). Sedangkan laki-laki cenderung menganggap bahwa tekanan darah

adalah stimulus internal yang mana mengimplikasikan bahwa obat bukan

jalan keluar yang efektif sehingga menyebabkan ketidakpatuhan. Sesuai

dengan Pennebaker dan Roberts (1992; Chen dkk, 2014) yang menyatakan

bahwa laki-laki cenderung terbiasa menggunakan informasi fisiologis

internalnya dalam menentukan kondisi mereka, sedangkan wanita

cenderung bergantung pada informasi eksternal.

Selanjutnya, analisis korelasi self-compassion dengan aspek

forgetting diketahui signifikansi korelasi adalah sebesar p=0,446, dengan

aspek carelessness sebesar p=0,170, dan dengan aspek stop the drugs when

feeling better, start the drug when feeling better sebesar p=0,206.

Berdasarkan uraian tersebut, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

self-compassion dengan masing-masing aspek kepatuhan minum obat.

Page 62: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

61

Keunikan dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil antara

perempuan dan laki-laki. Sekaligus menjadi kelemahan karena kurangnya

literasi terhadap perbedaan hasil analisis pada laki-laki dan perempuan,

maka dari itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih

dalam dari berbagai literasi.

Page 63: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat hubungan

yang positif antara self-compassion dengan kepatuhan minum obat pada pasien

hipertensi. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara self-

compassion dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi ditolak.

Namun, pada pasien hipertensi berjenis kelamin perempuan, self-compassion

berkorelasi positif dengan kepatuhan minum obat. Sebaliknya, pada pasien

laki-laki kedua variabel tidak berkorelasi positif.

B. Saran

1. Bagi Responden Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pasien hipertensi agar menerapkan self-compassion atau welas asih

terhadap diri sendiri sehingga menyadari bahwa mengkonsumsi obat

secara rutin dari dokter untuk mengontrol tekanan darah adalah bentuk dari

welas asih diri. Kemudian untuk pasien hipertensi yang masih memiliki

kepatuhan dan self-compassion yang rendah diharapkan berusaha mencari

berbagai sumber informasi untuk menambah wawasan manfaat self-

compassion dan bagaimana mengatasi keraguan untuk mengkonsumsi

obat secara rutin serta informasi bahaya ketidakpatuhan terhadap obat

antihipertensi.

Page 64: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

63

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mendapatkan responden

penelitian lebih banyak sehingga penyebaran skor dapat lebih bervariasi.

Apabila pasien berusia lanjut, diharapkan kuisioner yang diberikan mudah

dipahami dan dibaca. Kemudian, peneliti selanjutnya diharapkan memiliki

banyak alternatif rencana untuk mengantisipasi kemungkinan kendala

diluar kemampuan penelitian, dalam penelitian ini adanya pandemic dan

pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Nasional.

Page 65: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

64

DAFTAR PUSTAKA

Allen, A. B., & Leary, M. R. (2010). Self-compassion, stress, and coping. Social

and Personality Psychology Compass, 4(2), 107–118.

Aulia, N. (2019). Efektivitas terapi al-fatihah reflektif intuitif terhadap peningkatan

kepatuhan minum obat ARV pada ibu rumah tangga dengan HIV positif.

Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi. Universitas Islam Indonesia:

Yogyakarta.

Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Balitbang Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI.

Blanchflower, D. G., Oswald, A. J. (2008). Hypertension and happiness across

nations. Journal of Health Economics 27, 218-233.

Bruner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3.

Jakarta: EGC.

Chen, S-L., Lee, W-L., Liang, T., Liao, I-C. (2014). Factors associated with gender

differences inmedication adherence: a longitudinal study. Journal of

Advanced Nursing, 70(9).

Chu, Xiao-Wei., Fan, Cui-Ying., Liu, Qing-Qi., Zhou, Zong-Kui. (2018).

Cyberbullying victimization and symptoms of depression and anxiety

among Chinese adolescents: Examining hopelessness as a mediator and

self-compassion as a moderator. Computers in Human Behavior, doi:

10.1016/j.chb.2018.04.039

Costa, J. & Pinto-Gouveia, J. (2010). Acceptance of pain, self-compassion and

psychopathology: Using the chronic pain acceptance questionnaire to

identify patients’ subgroups. Clinical Psychology and Psychotherapy, 18,

292-302.

Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R.

(2008). Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus+.

de Oliveira-Filho, A. D., Costa, F. A., Neves, S. J., de Lyra Junior, D. P., &

Morisky, D. E. (2014). Pseudoresistant hypertension due to poor medication

adherence. International Jurnal of Cardiology, 309-310.

Delamater, A. M. (2006). Improving Patient Adherence. Clinical Diabetes, 71-77.

Gilbert, P. (2009). Introducing compassion-focused therapy. Advances in

Psychiatric Treatment, 15: 199-208. DOI: 10.1192/apt.bp.107.005264

Page 66: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

65

Hafidz, Ihsanudin Y.N., Nugrahaini, Fadhilla T. (2019). Konsep Healing

Environment Untuk Mendukung Proses Penyembuhan Pasien Rumah Sakit.

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, 16(2).

Heffernan, M., Griffin, M. T. Q., McNulty, S. R., Fitzpatrick, J. J. (2010). Self-

compassion and emotional intelligence in nurses. International Journal of

Nursing Practice, 16(1), 366-373.

Hidayati, D. S. (2016). Self compassion dan loneliness. Jurnal Ilmiah Psikologi

Terapan, 3(1), 154-164.

Horne, R. (2006). Compliance, Adherence, and Concordance: Implications for

Asthma Treatment. CHEST, Official Publications of American Psychiatric

Nurses Assosiation, 65-72.

James, P. A., Oparil, S., Carter, B. L., Cushman, W. C., Dennison-Himmelfarb, C.,

Handler, J., ….. & Smith, S. C. (2014). 2014 evidence-based guideline for

the management of high blood pressure in adults: report from the panel

members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC

8). Jama, 311(5), 507-520.

Kemenkes, R. (2014). Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

RI: HIPERTENSI. Jakarta.

Kemenpppa. (2019). Profil Perempuan Indonesia: Kerjasama Kementrian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia &

Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Khanam, M. A., Lindeboom, W., Koehlmoos, T. L., Alam, D. S., Niessen, L., &

Milton, A. H. (2014). Hypertension: adherence to treatment in rural

Bangladesh – findings from a population-based study. Global Health

Action.

Lailatushifah, S. N. F. (2012). Kepatuhan pasien yang menderita penyakit kronis

dalam mengkonsumsi obat harian. Dipetik 6 November 2012: fpsi.

mercubuana-yogya. ac. id/wp-content/.../Noor-Kepatuhan... pdf.

Lathren, C., Karen, B., Park, J. (2019). Adolescent self-compassion moderates the

relationship between perceived stress and internalizing symptoms.

Personality and Individual Differences, 36-41

Liberty, I. A., Pariyana, Roflin, E., & Waris, L. (2017). Determinan Kepatuhan

BErobat Pasien Hipertensi pada Fasilitas Kesehatan Tingkat I. Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 58-65.

Long, P., & Neff, K. D. (2018). Self-compassion is associated with reduced self-

presentation concerns and increased student communication behaviour.

Learning and Individual Differences, 67, 223-231.

Page 67: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

66

Loucks, E. B., Schuman-Olivier, Z., Britton, W. B., Fresco, D. M., Desbordes, G.,

Brewer, J. A., & Fulwiler, C. (2015). Mindfulness and cardiovascular

disease risk: state of the evidence, plausible mechanisms, and theoretical

framework. Current Cardiology Reports, 17(12), 112.

Lutfey, K.E., Wishner, W. J. 1999. Beyond “Compliance” is “Adherence”:

Improving the Prospect of Diabetes Care. Diabetes Care, 22: 635-639

Ma, C. (2016) A cross-sectional survey of medication adherence and associated

factors for rural patients with hypertension. Applied Nursing Research,

doi:10.1016/j.apnr.2016.01.004

Manuaba, I. A. K. W., Yasa, W. P. S. (2017). Tingkat kepatuhan mengkonsumsi

obat antiretroviral dengan jumlah CD4 pada pasien HIV AIDS di klinik

VCT RSUP Sanglah dalam periode September-November 2014. E-Jurnal

Medika, 6(1), 1–6.

Morisky, D. E., Ang, A., Krousel-Wood, M., & Ward, H. J. (2008). Predictive

validity of a medication adherence measure in an outpatient setting. The

Journal of Clinical Hypertension, 10 (5), 348-354.

Morisky, D. E., Green, L. W., & Levine, D. M. (1986). Concurrent and predictive

validity of a self-reported measure of medication adherence. Medical Care,

24 (1), 67-74.

Neff, K. (2003b). Self-compassion: An alternative conceptualization of a healthy

attitude toward oneself. Self & Identity, 2(2), 85–101.

Neff, K. D. (2003a). The development and validation of a scale to measure self-

compassion. Self & Identity, 2(3), 223–250.

Neff, K. D., & Dahm, K. A. (2015). Self Compassion: What it is, what it does, and

how it relates to mindfulness. In M. Robinson, B. Meier, & B. Ostafin,

Mindfulness and Self-Regulation (pp. 121-137). New York: Springer.

Neff, K., & Sands, X. (2011). Self-compassion: The proven power of being kind to

yourself. New York, NY: William Morrow.

Osterberg, L., & Blaschke, T. (2005). Adherence to Medication. The New England

Journal of Medicine, 487-497.

Palmer, Anna & Williams, & Bryan. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:

Erlangga.

Park, C. L., & Iacocca, M. O. (2014). A stress and coping perspective on health

behaviours: theoritical and methodological consideration. Anxiety Stress

Coping, 123-137.

Page 68: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

67

Pintado, S. (2018). Changes in body awareness and self-compassion in clinical

psychology trainees. Complementary Therapies in Clinical Practice, doi:

https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2018.12.010.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Vol. 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Priyangka, A. D. (2019). Hubungan antara self-compassion dengan kesejahteraan

subjektif pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Fakultas Psikologi. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Sabaté, E. (2003). Adherence to Long-term Therapies: Evidence for Action.

Switzerland: World Health Organization.

Saepudin dkk. (2011). Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi di

Puskesmas. Jurnal Farmasi Indonesia, 246-253.

Sari, D. P., Karim, D., & Ernawaty, J. (2018). Hubungan Kepatuhan Minum Obat

Dengan Kualitas Hidup Penderita Tb MDR di POLI Tb MDR RSUD Arifin

Ahmad Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu

Keperawatan, 5, 105-114.

Septia, A., Rahmalia, S., & Sabrian, F. (2014). Hubungan dukungan keluarga

dengan kepatuhan minum obat pada penderita tb paru. Jom Psik, 1(2), 1-10.

Sinuraya, R. K., Puspitasari, I. M., Destiani, D. P., & Diantini, A. (2018). Tingkat

Kepatuhan Pengobatan Pasien HIpertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 124-133.

Skelton, W. M., Cardaciotto, L., O’Hayer, C. V., Goldbacher, E. (2020). The role

of self-compassion and shame in persons living with HIV/AIDS. AIDS

Care. DOI: 10.1080/09540121.2020.1769836

Sulaiman, M. R. (2018, July 6). Berita Detikhealth. Retrieved from

health.detik.com: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-

4101603/semester-i-2018-hipertensi-jadi-penyakit-paling-banyak-dialami-

penduduk-ri

Thomas, D., Meera, N.K., Binny, K., Sekhar, M. S., Kishore, G., Sasidharan, S.

(2010). Medication adherence and associated barriers in hypertension

management in India. CVD Prevention and Control, 9-13, doi:

10.1016/j.cvdpc.2010.11.001

Wulandari, D. H. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk Minum Obat

di RS Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit

, 17-28.

Page 69: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

68

www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh-diam-diam-

ketahui-tekanan-darah-anda.html diakses 6 Maret 2019

X. Tan, I. Patel, and J. Chang. (2014). Review of the four item Morisky Medication

Adherence Scale (MMAS-4) and eight item Morisky Medication Adherence

Scale (MMAS-8). Innovations in Pharmacy,5(3),165

Page 70: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

69

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Skala Kepatuhan Minum Obat Sebelum Uji Coba

Informed Consent

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin* : Laki-laki / Perempuan

Usia :

Suku :

Agama :

Lama mengidap penyakit : (tahun)

Mengonsumsi obat hipertensi* : Ya / Tidak

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan

menjawab semua pernyataan penelitian sesuai dengan keadaan yang sejujurnya.

*coret yang tidak perlu

Yogyakarta, 2020

( )

No Pernyataan Jawaban

1 Pernahkah Anda lupa

minum obat?

Ya

Tidak

Page 71: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

70

2 Selain karena lupa, apakah

anda pernah tidak minum

obat karena alas an lain

dalam 2 minggu terakhir?

Ya

Tidak

3 Pernahkah anda mengurangi

atau bahkan berhenti

meminum obat tanpa

sepengetahuan dokter

karena Anda merasa obat

yang diberikan membuat

keadaan Anda bertambah

buruk?

Ya

Tidak

4 Pernahkah Anda lupa

membawa obat ketika Anda

berpergian?

Ya

Tidak

5 Apakah Anda meminum

obat kemarin?

Ya

Tidak

6 Apakah Anda berhenti

minum obat ketika Anda

merasa gejala penyakit yang

dialami telah teratasi?

Ya

Tidak

7 Meminum obat setiap hari

merupakan

ketidaknyamanan untuk

beberapa orang. Apakah

Anda merasa terganggu

harus meminum obat setiap

hari?

Ya

Tidak

8 Seberapa sering anda lupa

minum obat?

Tidak

pernah

sesekali

Kadang

Biasanya

Selalu

Page 72: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

71

LAMPIRAN 2. Tabulasi Data Uji Coba Skala Kepatuhan Minum Obat

Subjek 01 02 03 04 05 06 07 08

1 0 1 1 0 1 1 0 0.75

2 0 1 0 0 1 0 0 0.5

3 0 1 1 0 1 1 1 0.75

4 0 0 0 0 1 0 1 0.5

5 0 1 0 0 1 1 0 0.5

6 0 0 0 0 0 0 0 0.25

7 0 1 1 0 1 0 0 0.5

8 0 0 0 0 0 0 0 0.25

9 0 1 1 0 1 0 0 0.5

10 0 1 1 0 1 0 1 0.75

11 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1 1

13 0 0 1 1 1 0 0 0.75

14 1 1 1 1 1 1 1 0.75

15 0 1 1 0 1 1 1 0.75

16 0 1 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 0 0 0 1

18 0 0 1 1 0 1 1 0.5

19 0 1 0 1 1 1 0 0.5

20 0 0 1 1 1 0 0 0.75

21 0 0 0 0 1 0 0 0.5

22 0 0 0 0 0 0 0 0.5

23 1 1 1 1 1 0 0 0.5

24 0 0 0 0 0 0 1 0.75

25 0 1 1 0 1 1 1 0

Page 73: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

72

26 0 0 0 0 0 0 0 0.25

27 0 1 1 0 1 1 1 0.5

28 0 1 0 1 0 0 0 0

29 0 1 0 0 1 1 1 0.75

30 0 1 1 1 1 1 1 0.75

31 1 1 1 1 1 1 1 0.75

32 0 0 0 0 1 0 0 0.75

33 0 0 0 0 1 0 0 0.75

34 1 1 1 0 0 0 0 0.75

35 0 1 0 0 1 1 0 0.75

36 0 0 0 0 1 0 0 0.5

37 0 1 0 0 0 0 0 0.5

38 1 1 1 1 0 1 1 1

39 1 0 1 1 0 0 1 0.5

40 1 1 1 1 0 1 1 1

41 0 1 1 1 0 1 1 0

42 0 1 1 0 1 1 1 0.5

43 1 1 1 0 1 1 1 1

44 0 0 0 0 1 0 0 0.5

45 0 0 0 0 1 1 0 0.5

46 0 1 1 0 1 1 0 0.5

47 1 1 0 0 0 0 0 0.5

48 0 0 1 0 1 1 1 0.75

49 0 1 1 0 0 1 1 0.75

50 0 1 1 1 1 1 1 0.5

51 1 0 0 0 0 0 0 0.5

52 0 1 1 0 1 1 1 0.5

Page 74: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

73

LAMPIRAN 3. Analisis Data Uji Coba Skala Kepatuhan Minum Obat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.741 .746 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

K1 3.8750 4.165 .261 .443 .746

K2 3.4712 3.661 .506 .391 .700

K3 3.5288 3.337 .685 .507 .660

K4 3.7788 3.877 .378 .301 .726

K5 3.4519 4.336 .133 .291 .771

K6 3.6058 3.444 .600 .559 .679

K7 3.6442 3.513 .558 .508 .689

K8 3.5192 4.294 .452 .343 .723

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.770 .768 6

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

K2 2.5481 2.591 .485 .354 .745

K3 2.6058 2.297 .685 .497 .688

K4 2.8558 2.758 .365 .195 .775

K6 2.6827 2.353 .622 .503 .706

K7 2.7212 2.377 .604 .494 .712

K8 2.5962 3.187 .362 .145 .773

Page 75: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

74

LAMPIRAN 4. Skala Kepatuhan Minum Obat Setelah Uji Coba

No Pernyataan Jawaban

1 Selain karena lupa, apakah

anda pernah tidak minum obat

karena alas an lain dalam 2

minggu terakhir?

Ya

Tidak

2 Pernahkah anda mengurangi

atau bahkan berhenti

meminum obat tanpa

sepengetahuan dokter karena

Anda merasa obat yang

diberikan membuat keadaan

Anda bertambah buruk?

Ya

Tidak

3 Pernahkah Anda lupa

membawa obat ketika Anda

berpergian?

Ya

Tidak

4 Apakah Anda berhenti minum

obat ketika Anda merasa gejala

penyakit yang dialami telah

teratasi?

Ya

Tidak

5 Meminum obat setiap hari

merupakan ketidaknyamanan

untuk beberapa orang. Apakah

Anda merasa terganggu harus

meminum obat setiap hari?

Ya

Tidak

6 Seberapa sering anda lupa

minum obat?

Tidak

pernah

sesekali

Kadang

Biasanya

Selalu

Page 76: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

75

LAMPIRAN 5. Skala Multidimensional Health Locus of Control Sebelum Uji

Coba

No Pernyataan Jawaban

1 Seberapa sering Anda merasa

bersalah terhadap kekurangan dan

kelemahan diri sendiri?

HTP

JR

KD

SR

SL

2 Seberapa sering Anda cenderung

terobsesi dan dihantui oleh

kegagalan yang Anda alami?

HTP

JR

KD

SR

SL

3 Ketika sedang mengalami

permasalahan, seberapa sering

Anda menganggap permasalahan

tersebut bagian dari kehidupan

dimana setiap orang

mengalaminya?

HTP

JR

KD

SR

SL

4 Ketika memikirkan kekurangan

yang saya miliki, seberapa sering

Anda merasa terpisah dan

terkucilkan dari lingkungan?

HTP

JR

KD

SR

SL

5 Seberapa sering Anda mencoba

untuk menyayangi diri sendiri

ketika merasa sakit hati?

HTP

JR

KD

SR

SL

6 Ketika gagal pada sesuatu yang

penting, seberapa sering Anda

dihantui perasaan tidak mampu?

HTP

JR

KD

SR

SL

Page 77: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

76

7 Ketika tidak beruntung, seberapa

sering Anda percaya bahwa ada

sebagian orang yang mengalami hal

yang sama?

HTP

JR

KD

SR

SL

8 Ketika mengalami masa-masa sulit,

seberapa sering Anda mempersulit

diri sendiri?

HTP

JR

KD

SR

SL

9 Ketika ada hal yang membuat

marah, seberapa sering Anda

berusaha untuk tetap tenang?

HTP

JR

KD

SR

SL

10 Seberapa sering Anda tidak bisa

menerima beberapa sifat dalam diri

yang tidak Anda sukai?

HTP

JR

KD

SR

SL

11 Ketika mengalami kesedihan,

seberapa sering Anda merasa

kebanyakan orang lebih bahagia

dari Anda?

HTP

JR

KD

SR

SL

12 Seberapa sering Anda mencoba

melihat kegagalan yang dialami

sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan?

HTP

JR

KD

SR

SL

13 Seberapa sering Anda berbaik hati

pada diri sendiri ketika sedang ada

dalam keadaan yang buruk?

HTP

JR

KD

SR

SL

Page 78: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

77

14 Ketika ada sesuatu yang membuat

sedih, seberapa sering terbawa oleh

perasaan-perasaan Anda?

HTP

JR

KD

SR

SL

15 Ketika sedang berada dalam

keadaan yang buruk, seberapa

sering Anda bersikap dingin

terhadap diri sendiri?

HTP

JR

KD

SR

SL

16 Ketika sedang merasa terpuruk,

seberapa sering Anda mencoba

belajar untuk menerima perasaan-

perasaan tersebut dengan terbuka?

HTP

JR

KD

SR

SL

17 Seberapa sering Anda menerima

kekurangan dan keterbatasan Anda?

HTP

JR

KD

SR

SL

18 Ketika sesuatu yang menyakitkan

terjadi, seberapa sering Anda

membesar-besarkan peristiwa

tersebut?

HTP

JR

KD

SR

SL

19 Ketika mengalami kegagalan pada

hal yang penting, seberapa sering

Anda merasa bahwa hanya Anda

sendiri yang mengalami kegagalan?

HTP

JR

KD

SR

SL

20 Seberapa sering Anda mencoba

untuk memahami dan bersabar

terhadap sifat-sifat yang tidak saya

sukai dalam diri Anda?

HTP

JR

KD

SR

SL

Page 79: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

78

LAMPIRAN 6. Tabulasi Data Uji Coba Skala Self-compassion

Sub

jek 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 2 4 4 4 3 2 4 4 2 1 3 3 1 4 2 4 1 2 2

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0

3 3 2 4 2 4 1 3 3 3 0 2 3 4 0 4 3 4 2 2 3

4 2 3 4 4 2 1 3 4 4 3 2 2 4 2 2 3 4 3 2 3

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 2 2 2 2 2 4 4 3 2

6 3 2 3 3 4 2 2 1 3 1 1 2 4 1 2 3 3 2 2 2

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 0 2 4 4 4 4 4

8 0 1 2 2 3 0 1 2 3 1 2 3 3 1 0 3 1 3 2 2

9 3 4 1 4 4 3 3 3 2 1 2 4 3 2 3 2 4 3 2 3

10 1 2 3 2 2 1 3 0 3 3 2 3 2 1 1 3 3 1 2 2

11 1 1 3 1 3 1 3 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3

12 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 1 4 4 3 2 4 4 3 4 4

13 1 1 3 2 4 2 3 2 4 2 1 3 4 0 2 2 3 1 1 4

14 2 2 2 4 4 2 3 2 3 2 1 2 2 1 4 3 3 2 2 3

15 1 2 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

16 2 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 1

17 0 1 4 0 3 0 4 1 4 1 1 2 2 0 3 2 3 3 0 4

18 2 3 3 2 0 3 2 4 4 0 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2

19 0 1 4 0 4 1 3 2 4 4 2 4 4 0 1 4 4 2 3 3

20 3 3 2 4 4 3 1 3 3 1 1 3 4 2 4 3 3 4 3 1

21 1 1 4 0 2 1 4 2 3 2 0 3 2 0 2 2 3 2 1 2

22 1 2 3 4 4 0 3 4 1 1 2 2 2 0 2 3 2 2 2 4

23 2 2 3 1 2 2 3 1 3 1 1 2 3 1 1 2 3 1 2 1

24 4 4 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 2 2 4 4 1 4 4

Page 80: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

79

25 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 1 3 2 1 3 2

26 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 2 4 2

27 2 1 1 4 0 3 1 4 1 0 2 0 0 2 4 1 0 3 2 1

28 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 4 3 3 3

29 4 4 1 4 4 4 0 4 4 0 3 4 3 1 4 1 4 4 4 4

30 4 4 3 4 4 4 1 4 3 1 2 2 4 1 3 4 4 3 4 0

31 4 3 3 4 4 2 3 4 3 0 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1

32 0 0 4 2 4 2 4 0 4 2 1 4 4 0 0 4 4 2 2 3

33 2 2 2 2 4 1 3 3 4 4 1 3 3 0 0 3 3 1 1 4

34 1 1 4 3 4 1 3 3 4 4 0 3 4 1 0 4 4 0 0 4

35 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3

36 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 0 1 2

37 4 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 1 3 2 3 2 4 3 3 3

38 4 4 0 4 0 4 0 4 0 0 4 0 0 4 4 0 0 4 4 0

39 1 4 1 4 0 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

40 4 4 0 4 0 4 0 4 0 0 4 0 0 4 4 0 0 4 4 0

41 4 4 0 4 0 4 2 4 0 0 4 0 0 4 4 0 0 4 4 0

42 2 3 1 3 2 3 1 3 2 1 3 2 2 1 3 2 3 2 3 2

43 4 4 4 4 2 4 4 4 4 0 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4

44 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 2 3 3 1 1 4 3 3 3 4

45 4 4 4 4 4 4 4 2 1 0 2 4 4 0 4 4 4 1 3 0

46 3 0 4 1 4 2 4 3 4 3 0 4 4 0 3 4 4 4 3 3

47 4 4 4 4 4 4 4 4 3 0 4 4 4 2 1 4 4 2 4 1

48 2 3 2 4 1 3 1 1 1 1 2 1 2 0 1 2 4 1 2 1

49 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

51 3 4 3 4 2 2 4 4 3 0 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2

Page 81: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

80

52 4 4 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1

Page 82: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

81

LAMPIRAN 7. Analisis Data Uji Coba Skala Self-compassion

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

.812 .812 20

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SC1 47.17 116.891 .530 .799 .795

SC2 47.02 119.862 .466 .856 .799

SC3 46.73 120.201 .449 .861 .800

SC4 46.71 120.758 .416 .753 .802

SC5 46.77 118.024 .460 .701 .799

SC6 47.23 121.710 .394 .741 .803

SC7 46.94 121.742 .389 .751 .803

SC8 46.77 117.279 .574 .724 .793

SC9 46.83 120.224 .460 .769 .799

SC10 48.06 141.820 -.313 .631 .839

SC11 47.40 123.971 .323 .772 .807

SC12 46.88 124.967 .303 .739 .807

SC13 46.67 122.617 .397 .788 .803

SC14 48.10 128.324 .168 .681 .814

SC15 47.13 125.609 .237 .589 .812

SC16 46.87 119.138 .543 .788 .795

SC17 46.63 115.687 .623 .871 .790

SC18 47.10 121.971 .398 .672 .803

SC19 46.96 118.704 .565 .805 .794

SC20 47.25 124.936 .260 .610 .810

Page 83: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

82

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

.842 .843 16

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SC1 39.56 100.016 .545 .776 .828

SC2 39.40 102.912 .475 .854 .833

SC3 39.12 103.241 .458 .838 .834

SC4 39.10 103.971 .416 .739 .836

SC5 39.15 101.152 .470 .695 .833

SC6 39.62 104.516 .408 .703 .836

SC7 39.33 104.852 .390 .726 .837

SC8 39.15 101.780 .530 .667 .830

SC9 39.21 103.974 .439 .731 .835

SC11 39.79 106.876 .327 .736 .841

SC12 39.27 107.416 .323 .724 .840

SC13 39.06 105.114 .423 .778 .835

SC16 39.25 102.074 .562 .782 .828

SC17 39.02 99.000 .635 .840 .824

SC18 39.48 106.058 .358 .602 .839

SC19 39.35 102.035 .568 .800 .828

Page 84: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

83

LAMPIRAN 8. Skala Self-compassion setelah Uji Coba

No Pernyataan Jawaban

1 Seberapa sering Anda merasa

bersalah terhadap kekurangan dan

kelemahan diri sendiri?

HTP

JR

KD

SR

SL

2 Seberapa sering Anda cenderung

terobsesi dan dihantui oleh

kegagalan yang Anda alami?

HTP

JR

KD

SR

SL

3 Ketika sedang mengalami

permasalahan, seberapa sering

Anda menganggap permasalahan

tersebut bagian dari kehidupan

dimana setiap orang

mengalaminya?

HTP

JR

KD

SR

SL

4 Ketika memikirkan kekurangan

yang saya miliki, seberapa sering

Anda merasa terpisah dan

terkucilkan dari lingkungan?

HTP

JR

KD

SR

SL

5 Seberapa sering Anda mencoba

untuk menyayangi diri sendiri

ketika merasa sakit hati?

HTP

JR

KD

SR

SL

6 Ketika gagal pada sesuatu yang

penting, seberapa sering Anda

dihantui perasaan tidak mampu?

HTP

JR

KD

SR

SL

Page 85: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

84

7 Ketika tidak beruntung, seberapa

sering Anda percaya bahwa ada

sebagian orang yang mengalami hal

yang sama?

HTP

JR

KD

SR

SL

8 Ketika mengalami masa-masa sulit,

seberapa sering Anda mempersulit

diri sendiri?

HTP

JR

KD

SR

SL

9 Ketika ada hal yang membuat

marah, seberapa sering Anda

berusaha untuk tetap tenang?

HTP

JR

KD

SR

SL

11 Ketika mengalami kesedihan,

seberapa sering Anda merasa

kebanyakan orang lebih bahagia

dari Anda?

HTP

JR

KD

SR

SL

12 Seberapa sering Anda mencoba

melihat kegagalan yang dialami

sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan?

HTP

JR

KD

SR

SL

13 Seberapa sering Anda berbaik hati

pada diri sendiri ketika sedang ada

dalam keadaan yang buruk?

HTP

JR

KD

SR

SL

16 Ketika sedang merasa terpuruk,

seberapa sering Anda mencoba

belajar untuk menerima perasaan-

perasaan tersebut dengan terbuka?

HTP

JR

KD

SR

SL

Page 86: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

85

17 Seberapa sering Anda menerima

kekurangan dan keterbatasan Anda?

HTP

JR

KD

SR

SL

18 Ketika sesuatu yang menyakitkan

terjadi, seberapa sering Anda

membesar-besarkan peristiwa

tersebut?

HTP

JR

KD

SR

SL

19 Ketika mengalami kegagalan pada

hal yang penting, seberapa sering

Anda merasa bahwa hanya Anda

sendiri yang mengalami kegagalan?

HTP

JR

KD

SR

SL

Page 87: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

86

LAMPIRAN 9. Tabulasi Data Subjek Penelitian

Subjek Jenis

Kelamin Usia

Masa

Diagnosis

1 Perempuan 53 2

2 Perempuan 64 3

3 Perempuan 44 3

4 Laki-Laki 58 3

5 Perempuan 55 3

6 Perempuan 54 3

7 Perempuan 26 1

8 Laki-Laki 25 2

9 Laki-Laki 52 2

10 Laki-Laki 21 2

11 Laki-Laki 71 3

12 Laki-Laki 30 3

13 Perempuan 55 3

14 Perempuan 55 2

15 Perempuan 55 3

16 Laki-Laki 71 3

17 Perempuan 24 1

18 Perempuan 53 2

19 Perempuan 56 2

20 Laki-Laki 47 3

21 Perempuan 25 2

22 Perempuan 39 3

23 Perempuan 60 3

24 Perempuan 24 1

Page 88: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

87

25 Perempuan 67 3

26 Perempuan 22 1

27 Laki-Laki 55 1

28 Perempuan 46 2

29 Perempuan 55 2

30 Perempuan 64 3

31 Perempuan 63 3

32 Perempuan 19 1

33 Perempuan 20 1

34 Laki-Laki 22 1

35 Laki-Laki 49 3

36 Perempuan 51 3

37 Perempuan 18 1

38 Laki-Laki 30 1

39 Laki-Laki 24 1

40 Laki-Laki 25 1

41 Perempuan 19 1

42 Laki-Laki 55 2

43 Perempuan 59 2

44 Perempuan 32 2

45 Laki-Laki 35 3

46 Perempuan 22 2

47 Laki-Laki 32 3

48 Laki-Laki 56 3

49 Perempuan 62 3

50 Laki-Laki 48 2

51 Perempuan 24 2

Page 89: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

88

52 Laki-Laki 68 3

Keterangan :

Masa diagnosis

1 = <1 tahun

2 = 1-5 tahun

3 = >5 tahun

Page 90: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

89

LAMPIRAN 10. Tabulasi Data Penelitian

a. Tabulasi Data Skala Kepatuhan Minum Obat

Subjek 01 02 03 04 05 06

1 1 1 0 1 0 0.75

2 1 0 0 0 0 0.5

3 1 1 0 1 1 0.75

4 0 0 0 0 1 0.5

5 1 0 0 1 0 0.5

6 0 0 0 0 0 0.25

7 1 1 0 0 0 0.5

8 0 0 0 0 0 0.25

9 1 1 0 0 0 0.5

10 1 1 0 0 1 0.75

11 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1

13 0 1 1 0 0 0.75

14 1 1 1 1 1 0.75

15 1 1 0 1 1 0.75

16 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 0 0 1

18 0 1 1 1 1 0.5

19 1 0 1 1 0 0.5

20 0 1 1 0 0 0.75

21 0 0 0 0 0 0.5

22 0 0 0 0 0 0.5

23 1 1 1 0 0 0.5

24 0 0 0 0 1 0.75

Page 91: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

90

25 1 1 0 1 1 0

26 0 0 0 0 0 0.25

27 1 1 0 1 1 0.5

28 1 0 1 0 0 0

29 1 0 0 1 1 0.75

30 1 1 1 1 1 0.75

31 1 1 1 1 1 0.75

32 0 0 0 0 0 0.75

33 0 0 0 0 0 0.75

34 1 1 0 0 0 0.75

35 1 0 0 1 0 0.75

36 0 0 0 0 0 0.5

37 1 0 0 0 0 0.5

38 1 1 1 1 1 1

39 0 1 1 0 1 0.5

40 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 0

42 1 1 0 1 1 0.5

43 1 1 0 1 1 1

44 0 0 0 0 0 0.5

45 0 0 0 1 0 0.5

46 1 1 0 1 0 0.5

47 1 0 0 0 0 0.5

48 0 1 0 1 1 0.75

49 1 1 0 1 1 0.75

50 1 1 1 1 1 0.5

51 0 0 0 0 0 0.5

Page 92: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

91

52 1 1 0 1 1 0.5

b. Tabulasi Data Skala Self-compassion

Subjek 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16

1 2 2 4 4 4 3 2 4 4 1 3 3 2 4 1 2

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0

3 3 2 4 2 4 1 3 3 3 2 3 4 3 4 2 2

4 2 3 4 4 2 1 3 4 4 2 2 4 3 4 3 2

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3

6 3 2 3 3 4 2 2 1 3 1 2 4 3 3 2 2

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

8 0 1 2 2 3 0 1 2 3 2 3 3 3 1 3 2

9 3 4 1 4 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2

10 1 2 3 2 2 1 3 0 3 2 3 2 3 3 1 2

11 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 1 1

12 2 2 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 4

13 1 1 3 2 4 2 3 2 4 1 3 4 2 3 1 1

14 2 2 2 4 4 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2

15 1 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3

16 2 2 4 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 4 2

17 0 1 4 0 3 0 4 1 4 1 2 2 2 3 3 0

18 2 3 3 2 0 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4

19 0 1 4 0 4 1 3 2 4 2 4 4 4 4 2 3

20 3 3 2 4 4 3 1 3 3 1 3 4 3 3 4 3

21 1 1 4 0 2 1 4 2 3 0 3 2 2 3 2 1

22 1 2 3 4 4 0 3 4 1 2 2 2 3 2 2 2

23 2 2 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 2 3 1 2

Page 93: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

92

24 4 4 3 4 4 2 3 4 2 3 4 4 4 4 1 4

25 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 1 3

26 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 4

27 2 1 1 4 0 3 1 4 1 2 0 0 1 0 3 2

28 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 4 3 3

29 4 4 1 4 4 4 0 4 4 3 4 3 1 4 4 4

30 4 4 3 4 4 4 1 4 3 2 2 4 4 4 3 4

31 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3

32 0 0 4 2 4 2 4 0 4 1 4 4 4 4 2 2

33 2 2 2 2 4 1 3 3 4 1 3 3 3 3 1 1

34 1 1 4 3 4 1 3 3 4 0 3 4 4 4 0 0

35 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3

36 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 0 1

37 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 4 3 3

38 4 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 0 0 0 4 4

39 1 4 1 4 0 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

40 4 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 0 0 0 4 4

41 4 4 0 4 0 4 2 4 0 4 0 0 0 0 4 4

42 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3

43 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4

44 2 2 3 2 3 1 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3

45 4 4 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 4 4 1 3

46 3 0 4 1 4 2 4 3 4 0 4 4 4 4 4 3

47 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4

48 2 3 2 4 1 3 1 1 1 2 1 2 2 4 1 2

49 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 94: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

93

51 3 4 3 4 2 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4

52 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

c. Skor Total Skala Kepatuhan dan Self-compassion

Subjek K Z-SCORE T-SCORE SC

1 3.75 0.29003 52.9 45

2 1.5 -0.90061 40.99 8

3 4.75 0.81919 58.19 45

4 1.5 -0.90061 40.99 47

5 2.5 -0.37144 46.29 57

6 0.25 -1.56207 34.38 40

7 2.5 -0.37144 46.29 64

8 0.25 -1.56207 34.38 31

9 2.5 -0.37144 46.29 47

10 3.75 0.29003 52.9 33

11 6 1.48066 64.81 32

12 6 1.48066 64.81 54

13 2.75 -0.23914 47.61 37

14 5.75 1.34836 63.48 39

15 4.75 0.81919 58.19 47

16 6 1.48066 64.81 40

17 4 0.42232 54.22 30

18 4.5 0.6869 56.87 49

19 3.5 0.15773 51.58 42

20 2.75 -0.23914 47.61 47

21 0.5 -1.42977 35.7 31

22 0.5 -1.42977 35.7 37

Page 95: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

94

23 3.5 0.15773 51.58 33

24 1.75 -0.76831 42.32 54

25 4 0.42232 54.22 40

26 0.25 -1.56207 34.38 33

27 4.5 0.6869 56.87 25

28 2 -0.63602 43.64 50

29 3.75 0.29003 52.9 52

30 5.75 1.34836 63.48 54

31 5.75 1.34836 63.48 52

32 0.75 -1.29748 37.03 41

33 0.75 -1.29748 37.03 38

34 2.75 -0.23914 47.61 39

35 2.75 -0.23914 47.61 52

36 0.5 -1.42977 35.7 23

37 1.5 -0.90061 40.99 44

38 6 1.48066 64.81 32

39 3.5 0.15773 51.58 33

40 6 1.48066 64.81 32

41 5 0.95149 59.51 34

42 4.5 0.6869 56.87 37

43 5 0.95149 59.51 60

44 0.5 -1.42977 35.7 43

45 1.5 -0.90061 40.99 53

46 3.5 0.15773 51.58 48

47 1.5 -0.90061 40.99 61

48 3.75 0.29003 52.9 32

49 4.75 0.81919 58.19 49

Page 96: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

95

50 5.5 1.21607 62.16 32

51 0.5 -1.42977 35.7 53

52 4.5 0.6869 56.87 49

Page 97: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

96

LAMPIRAN 11. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

K 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

SC 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Descriptives

Statistic

Std.

Error

K Mean 3.2019 .26206

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound 2.6758

Upper

Bound 3.7280

5% Trimmed Mean 3.2105

Median 3.5000

Variance 3.571

Std. Deviation 1.88975

Minimum .25

Maximum 6.00

Range 5.75

Interquartile Range 3.25

Skewness -.095 .330

Kurtosis -1.235 .650

SC Mean 41.92 1.497

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound 38.92

Upper

Bound 44.93

5% Trimmed Mean 42.16

Median 41.50

Variance 116.465

Page 98: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

97

Std. Deviation 10.792

Minimum 8

Maximum 64

Range 56

Interquartile Range 17

Skewness -.376 .330

Kurtosis .608 .650

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

K .105 52 .200* .930 52 .005

SC .085 52 .200* .971 52 .233

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 99: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

98

Page 100: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

99

b. Uji Linearitas

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

K *

SC 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Report

K

SC Mean N

Std.

Deviation

8 1.5000 1 .

23 .5000 1 .

25 4.5000 1 .

30 4.0000 1 .

31 .3750 2 .17678

32 5.4500 5 .97468

33 2.7500 4 1.67083

34 5.0000 1 .

37 2.5833 3 2.00520

Page 101: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

100

38 .7500 1 .

39 4.2500 2 2.12132

40 3.4167 3 2.91905

41 .7500 1 .

42 3.5000 1 .

43 .5000 1 .

44 1.5000 1 .

45 4.2500 2 .70711

47 2.8750 4 1.36168

48 3.5000 1 .

49 4.5833 3 .14434

50 2.0000 1 .

52 4.0833 3 1.52753

53 1.0000 2 .70711

54 4.5000 3 2.38485

57 2.5000 1 .

60 5.0000 1 .

61 1.5000 1 .

64 2.5000 1 .

Total 3.2019 52 1.88975

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

K *

SC

Between

Groups

(Combined) 117.694 27 4.359 1.624 .117

Linearity .543 1 .543 .202 .657

Deviation from

Linearity 117.151 26 4.506 1.678 .103

Within Groups 64.435 24 2.685

Total 182.130 51

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

K *

SC .055 .003 .804 .646

Page 102: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

101

LAMPIRAN 12. Uji Hipotesis

Correlations

SC K

Spearman's rho SC Correlation

Coefficient 1.000 .022

Sig. (1-tailed) . .437

N 52 52

K Correlation

Coefficient .022 1.000

Sig. (1-tailed) .437 .

N 52 52

Page 103: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

102

LAMPIRAN 13. Hasil Analisis Tambahan

a. Uji Korelasi Kepatuhan dan Self-compassion pada Pasien Perempuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SC .083 32 .200* .962 32 .319

K .149 32 .069 .909 32 .011

Correlations

SC K

Spearman's rho SC Correlation

Coefficient 1.000 .334*

Sig. (1-tailed) . .031

N 32 32

K Correlation

Coefficient .334* 1.000

Sig. (1-tailed) .031 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

K

*

S

C

Between Groups (Combined) 83.969 24 3.499 .965 .567

Linearity 11.618 1 11.618 3.205 .117

Deviation from

Linearity 72.350 23 3.146 .868 .633

Within Groups 25.375 7 3.625

Total 109.344 31

Page 104: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

103

b. Uji Korelasi Kepatuhan dan Self-compassion pada Pasien Laki-laki

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SC .220 20 .012 .911 20 .065

K .141 20 .200* .920 20 .100

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

K *

SC

Between

Groups

(Combined) 57.406 12 4.784 7.115 .008

Linearity 8.745 1 8.745 13.007 .009

Deviation from

Linearity 48.661 11 4.424 6.580 .010

Within Groups 4.706 7 .672

Total 62.113 19

Correlations

SC K

Spearman's rho SC Correlation

Coefficient 1.000 -.324

Sig. (1-tailed) . .082

N 20 20

K Correlation

Coefficient -.324 1.000

Sig. (1-tailed) .082 .

N 20 20

Page 105: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

104

c. Analisis korelasi self-compassion dengan aspek kepatuhan minum

obat

Correlations

Forgetting Carelessness Stop SC

Forgetting Pearson Correlation 1 .361** .460** -.019

Sig. (1-tailed) .004 .000 .446

N 52 52 52 52

Carelessness Pearson Correlation .361** 1 .786** .135

Sig. (1-tailed) .004 .000 .170

N 52 52 52 52

Stop Pearson Correlation .460** .786** 1 .116

Sig. (1-tailed) .000 .000 .206

N 52 52 52 52

SC Pearson Correlation -.019 .135 .116 1

Sig. (1-tailed) .446 .170 .206

N 52 52 52 52

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

LAMPIRAN 14. Perhitungan Data Hipotetik

a. Kepatuhan Minum Obat

Skor minimal : 0

Skor maksimal: 1

Nilai minimal : 0,25

Nilai maksimal: 6

Jumlah aitem : 6

Mean (µ)

µ = (skor maks + skor min) x jumlah aitem

2

= (1 + 0)x6

2

= 6

2

= 3

Standar Deviasi (σ)

Page 106: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

105

σ = (nilai maks - nilai min)

6

= (6 − 0,25)

6

= 5,75

6

= 0,95

b. Self compassion

Skor minimal : 0

Skor maksimal: 4

Nilai minimal : 0

Nilai maksimal: 64

Jumlah aitem : 16

Mean (µ)

µ = (skor maks + skor min) x jumlah aitem

2

= (4 + 0)x16

2

= 64

2

= 32

Standar Deviasi (σ)

σ = (nilai maks - nilai min)

6

= (64− 0)

6

= 64

6

= 16

LAMPIRAN 15. Kategorisasi Skala Kepatuhan Minum Obat

a. Sangat Tinggi

X > µ + 1,8 σ = X < 3 + (1,8)(0,95)

= X < 3 + 1.71

= X < 4.71

b. Tinggi

µ + 0,6 σ ≤ X ≤ µ + 1,8 σ = 3 + (0,6)(0,95) ≤ X ≤ 3 + (1,8)(0.95)

= 3 + 0,57 ≤ X ≤ 3 + 1.71

= 3,57 ≤ X ≤ 4.71

Page 107: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

106

c. Sedang

µ - 0,6 σ ≤ X < µ + 0,6 σ = 3 – (0,6)(0,95) ≤ X < 3 + (0,6)(0,95)

= 3 – 0,57 ≤ X < 3 + 0,57

= 2,43 ≤ X < 3,57

d. Rendah

µ - 1,8 σ ≤ X < µ - 0,6 σ = 3 – (1,8)(0,95) ≤ X < 3 – (0,6)(0.95)

= 3 – 1,71 ≤ X < 3 - 0,57

= 1,29 ≤ X < 2,43

e. Sangat Rendah

X > µ - 1,8 σ = X > 3 – (1,8)(0,95)

= X > 3 – 1,71

= X > 1,29

Page 108: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

107

LAMPIRAN 16. Hasil Kategorisasi Skala Kepatuhan Minum Obat

Subjek Skor Kategori

1 3.75 Tinggi

2 1.5 Rendah

3 4.75 Sangat Tinggi

4 1.5 Rendah

5 2.5 Sedang

6 0.25 Sangat Rendah

7 2.5 Sedang

8 0.25 Sangat Rendah

9 2.5 Sedang

10 3.75 Tinggi

11 6 Sangat Tinggi

12 6 Sangat Tinggi

13 2.75 Sedang

14 5.75 Sangat Tinggi

15 4.75 Sangat Tinggi

16 6 Sangat Tinggi

17 4 Tinggi

18 4.5 Tinggi

19 3.5 Sedang

20 2.75 Sedang

21 0.5 Sangat Rendah

22 0.5 Sangat Rendah

23 3.5 Sedang

24 1.75 Rendah

25 4 Tinggi

Page 109: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

108

26 0.25 Sangat Rendah

27 4.5 Tinggi

28 2 Rendah

29 3.75 Tinggi

30 5.75 Sangat Tinggi

31 5.75 Sangat Tinggi

32 0.75 Sangat Rendah

33 0.75 Sangat Rendah

34 2.75 Sedang

35 2.75 Sedang

36 0.5 Sangat Rendah

37 1.5 Rendah

38 6 Sangat Tinggi

39 3.5 Sedang

40 6 Sangat Tinggi

41 5 Sangat Tinggi

42 4.5 Tinggi

43 5 Sangat Tinggi

44 0.5 Sangat Rendah

45 1.5 Rendah

46 3.5 Sedang

47 1.5 Rendah

48 3.75 Tinggi

49 4.75 Sangat Tinggi

50 5.5 Sangat Tinggi

51 0.5 Sangat Rendah

52 4.5 Tinggi

Page 110: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

109

LAMPIRAN 17. Kategorisasi Skala Self-compassion

a. Sangat Tinggi

X > µ + 1,8 σ = X < 32 + (1,8)(16)

= X < 32 + 28.8

= X < 60.8

b. Tinggi

µ + 0,6 σ ≤ X ≤ µ + 1,8 σ = 32 + (0,6)(16) ≤ X ≤ 32 + (1,8)(16)

= 32 + 9.6 ≤ X ≤ 32 + 28.8

= 41.6 ≤ X ≤ 60.8

c. Sedang

µ - 0,6 σ ≤ X < µ + 0,6 σ = 32 – (0,6)(16) ≤ X < 32 + (0,6)(16)

= 32 – 9.6 ≤ X < 32 + 9.6

= 22.4 ≤ X < 41.6

d. Rendah

µ - 1,8 σ ≤ X < µ - 0,6 σ = 32 – (1,8)(16) ≤ X < 32 – (0,6)(16)

= 32 – 28.8 ≤ X < 32 – 9.6

= 3.2 ≤ X < 22.4

e. Sangat Rendah

X > µ - 1,8 σ = X > 32 – (1,8)(16)

= X > 32 – 28.8

= X > 3.2

Page 111: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

110

LAMPIRAN 18. Hasil Kategorisasi Skala Self-compassion

Subjek Skor Kategori

1 45 Tinggi

2 8 Rendah

3 45 Tinggi

4 47 Tinggi

5 57 Tinggi

6 40 Tinggi

7 64 Sangat Tinggi

8 31 Sedang

9 47 Tinggi

10 33 Sedang

11 32 Sedang

12 54 Tinggi

13 37 Sedang

14 39 Sedang

15 47 Tinggi

16 40 Sedang

17 30 Sedang

18 49 Tinggi

19 42 Tinggi

20 47 Tinggi

21 31 Sedang

22 37 Sedang

23 33 Sedang

24 54 Tinggi

Page 112: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

111

25 40 Sedang

26 33 Sedang

27 25 Sedang

28 50 Tinggi

29 52 Tinggi

30 54 Tinggi

31 52 Tinggi

32 41 Sedang

33 38 Sedang

34 39 Sedang

35 52 Tinggi

36 23 Sedang

37 44 Tinggi

38 32 Sedang

39 33 Sedang

40 32 Sedang

41 34 Sedang

42 37 Sedang

43 60 Tinggi

44 43 Sedang

45 53 Tinggi

46 48 Tinggi

47 61 Tinggi

48 32 Sedang

49 49 Tinggi

50 32 Sedang

51 53 Tinggi

Page 113: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

112

52 49 Tinggi

Page 114: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

113

LAMPIRAN 19. Surat Izin Penelitian

Page 115: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

114

Page 116: HUBUNGAN SELF-COMPASSION DAN KEPATUHAN MINUM OBAT …

115

LAMPIRAN 20. Surat Keterangan Selesai Penelitian