HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1364/1/Santi...
Transcript of HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1364/1/Santi...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN
KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN
SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Daya Lolita Santi
NIM: 11111042
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN
KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN
SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Daya Lolita Santi
NIM: 11111042
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
�ن ام�وا قواانفسمك واهلمك �ر � ا ا�� هي�
“Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”
(at Tahrim 6)
kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu
kerjakan”. Q.S.Al-Baqarah 110.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua kutercinta IbuRosyidah dan Bapak Rejan Samadi, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidikku dan tak henti hentinya
mendo’akanku dalam mencapai kesuksesan dan keberhasilan.
2. Suamiku (Muhammad Taufik) dan anakku (Lu’luk Chafidhotul Ulya)
yang memberikan dukungan dan semangat dalam hidupku dengan penuh
rasa cinta dan kasih sayang.
3. Muh Hafidz, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang selalu mengarahkan
dan memberi motivasi.
4. Sahabat – sahabatkueko prasetyo ningsih, fitria isnaini, lusia ayuningsih,
siti nina nur annisa, Irina IkaWulandari, dan semua mahasiswa-mahasiswi
PAI tahun 2011 yang tidak bias saya sebutkan namanya satu persatu.yang
senantiasa menyemangati dan mendukungku menyelesaikan skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini saya ucapkan
terima kasih.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengan Kemandirian
Anak diDusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun2016”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita
umatnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
S-1 Program StudiPendidikan Agama Islam Jurusan
Tarbiyah Institut Agama Islam NegeriSalatiga.
x
Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, peneliti tidak akan mampu
menyelesaikan skripsi inidengan baik. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. RahmatHariadi, M.Pd. selakurektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekanFTIKIAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selakuketuajurusanPendidikan Agama Islam
(PAI) IAINSalatiga.
4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing dalam Skripsi ini
yang telah meluangkan waktunya.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah member layanan dan
bantuan.
7. Suamiku dan Anakku tercinta yang selalu memberikan dorongan dan do’a
demi keberhasilan penulis.
8. Sahabat – sahabat seperjuangan PAI 2011, yang selalu memberikan
semangat dan memberi warna dalam hari – hari penulis. Semoga ukhuwah
kita tetap terjalin.
xi
9. BapakMuhammad Niam SelakuKepalaDesa Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang yang telahmemberikanijinpenelitian dan
membantu dalam menyelesaikan penelitian.
Penulismenyadarimasihbanyakkekurangandanketerbatasandalamskripsiini.
OlehKarenaitu, penulismengharapkan saran dankritik yang
membangundariberbagaipihakuntukperbaikanlebihlanjut.Semogaskripsiini
bermanfaatbagiseluruhpembaca, khususnyapadaduniapendidikan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Salatiga, 14 Juni 2016
Penulis
DAYA LOLITA SANTI
xii
ABSTRAK
Santi. Daya Lolita. 2016. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Dengan Kemandirian Anak Di Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun 2016.Skripsi. Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh
Hafidz, M.Ag.
Kata Kunci :Pola Asuh Orang Tua Demokratis,
Kemandirian Anak
Penelitianini merupakan upaya untuk mengetahui
Urgensi Pola Asuh orang tua Demokratis di Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun 2016.Untuk mengetahui Kemandirian Anak di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun 2016. Untuk mengetahui Hubungan
antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan
Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini adalah Bagaimana urgensi Pola Asuh orang
xiii
tua Demokratis di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016?. Bagaimana Tingkat
Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?. Adakah
hubungan antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan
Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dan menggunakan angket atau kuesioner sebagai
instrumen penelitian guna mendapatkan data atau
informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data yang
dibutuhkan, dalam penelitian ini juga menggunakan
metode observasi, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah Ada
korelasi yang signifikanantarapolaasuh orang
tuademokratisdengankemandiriananak di
DusunKetapangKecamatanSusukanKabupaten Semarang
Tahun 2016.
Setelahdilakukanpenelitiandiperolehbahwanilairxysebesa
r 0,566 denganjumlahresponden (N) adalah
30.Setelahdikonsultasikandengan “r” tabel,
padatarafsignifikan 5% diperoleh “r” tabel= 0,361,
karenanilairxysebesar 0,566, makarxy>rtabel.
Selanjutnyapadatarafsignifikan 1% diperoleh “r” tabel=
0,463, karenanilairxy = 0,566 makarxy>rtabel.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN LOGO ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................... vii
i
ABSTRAK ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
xv
DAFTAR TABEL
.................................................................................................................... xii
i
BAB I PENDAHULUAN
1. LatarBelakangMasalah ............................................................................ 1
2. RumusanMasalah ............................................................................. 5
3. TujuanPenelitian ..................................................................................... 5
4. Hipotesis .................................................................................................. 6
5. ManfaatPenelitian ................................................................................... 6
6. Penegasan Istilah ..................................................................................... 7
7. MetodePenelitian..................................................................................... 8
8. SistematikaPenulisan .............................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
1. Pola Asuh Demokratis ............................................................ 17
1.Pengertian Pola Asuh ....................................................... 18
2.Macam-Macam Pola Asuh .............................................. 19
3.Faktor Pola Asuh Demokratis .......................................... 21
xvi
4.Aspek Pendukung Dari Pola Asuh Demokratis .............. 22
5.Mengenal Pola Demokratis Dalam Keluarga .................. 23
6. Kemandirian Anak .................................................................. 24
1. Pengertian Kemandirian Anak ..................................... 25
2. Ciri Kemandirian ........................................................ 25
3. Faktor Kemandirian .................................................... 26
4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Terhadap Kemandirian Anak...................................................... 28
BAB III GAMBARAN UMUM
A.Letak Geografis Dusun Ketapang ............................................. 32
1.Letak Geografis ............................................................. 32
2. Profil Dusun Ketapang ................................................ 32
3. Jumlah Penduduk ......................................................... 33
4. Perangkat Dusun Ketapang.......................................... 34
5. KelembagaanDusunKetapang ................ 34
6. Visi dan Misi Dusun Ketapang .................................... 35
B. Data HasilPenelitian................................................................. 37
1. Daftar Responden ...................................................... 37
2. Data Tentang Orang Tua Demokratis ....................... 40
3. Data Tentang Kemandirian Anak .............................. 42
xvii
BAB IV ANALISIS DATA
1. Analisis Pendahuluan .............................................................................. 45
1. Analisis Pola Asuh Orang Tua Demokratis ............................................ 45
2. Analisis Kemandirian Anak Di Dusun Ketapang ................................... 49
3. Analisis UjiHipotesis .............................................................................. 53
4. AnalisisLanjut ......................................................................................... 57
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan 59
2. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel1.1Kisi-Kisi InstrumenAngketPolaAsuh
Orang TuaDemokratis .................................................................... 11
Tabel1.2 Kisi-Kisi InstrumenKemandirian Anak ................ 11
Tabel 3.1 JumlahPenduduk di KelurahanKetapang
PadaTahun 2016 .................................................................... 33
Tabel 3.2 Daftar Responden Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Demokratis Dengankemandirian Anak ..... 38
Tabel3.3 Data Angket tentang Pola Asuh Orang tua
Demokratis ........................................................................................... 40
Tabel3.4 Data Angket tentang Kemandirian Anak ............. 42
Tabel4.1HasilAngkettentangPolaAsuh Orang
tuaDemokratis .................................................................................... 45
xix
Tabel 4.2 Tingkat Pola Asuh Orang tua Demokratis di
Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang ............................................................................... 48
Tabel 4.3 Nilai Kualifikasi Rata-Rata Variabel Pola Asuh
Orang tua di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang ...................................................... 49
Tabel 4.4 Hasil Angket Tentang Kemandirian Anak ......... 50
Tabel 4.5 Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang
Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang .................................. 52
Tabel4.6 NilaiKualifikasi Rata-Rata
VariabelKemandirianAnak di
DusunKetapangKecamatanSusukanKabupaten
Semarang ............................................................................. 53
xx
Tabel4.7HubunganPolaAsuh Orang TuaDemokratis
(Variabel x) denganKemandirianAnak di
DusunKetapangKecamatanSusukanKabupaten
Semarang (Variabel y)....................................................
.................................................................................................. ..5
5
Tabel 4.8Nilai r Product moment
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan
menyenangkan, anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan
terhambatlah pertumbuhan anak tersebut. Keluarga merupakan tempat yang
pertama dan yag paling utama bagi tumbuh kembang anak. Mulai dari sejak
kandungan, peran orang tua sangat menentukan, melalui orang tua anak akan
belajar dan menyerap berbagai pengalaman hidup. Suasana keluarga
merupakan tunas subur bagi penyemaian tunas-tunas muda yang lahir dalam
keluarga itu sendiri (Fadilah,2013: 92).
Keluarga sebagai lingkungan terkecilmemiliki peranan yang
fundamental dalam perkembangan individu. Sebab, bermula dari lingkungan
keluargalah sebenarnya individu dapat melakukan proses pembelajaran dan
mengerti segala sesuatu. Keluarga dari sisi dimensi psikologis diartikan
sebagai sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama
dan masing-masing anggota merasakan adanya peraturan batin, sehingga
terjadi saling menyerahkan diri dan saling mempercayai. Secara paedagogik
keluarga diartikan sebagai suatu persekutuan hidup yang dijalani oleh kasih
sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan
denganpernikahan yang bermaksud saling menyempurnakan
diri(Shochib,1997:39).
2
Pola asuh orang tua adalah keseluruhan interaksi orang tua adalah
suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang
memberikan dorongan bagi anak dengan mengubah tingkah laku,
pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar
anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal,
memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan
berorientasi untuk sukses.
Menurut Baumrind yang dikutip oleh Tridhonanto (2014: 12), bahwa
pola asuh orang tua dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni pola asuh
otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Pola asuh otoriter
(Authoritarian Parenting) pola asuh orang tua yang lebih mengutamakan
membentuk kepribadian anak dengan cara menetapkan standar mutlak harus
dituruti, biasanya dengan ancaman-ancaman. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu anak
harus tunduk dan patuh terhadap kehendak orang tua, pengontrolan orang tua
terhadap perilaku anak sangat ketat, anak hampir tidak pernah mendapat
pujian, dan orang tua yang tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi
biasanya bersifat satu arah.
Pola asuh orang tua persimif (Permissive Parenting) pola asuh orang
tua pada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara
memberikan pengawasan yang sangat longgar dan memberikan kesempatan
pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup
darinya. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu orang tua memberi kebebasan kepada
anak untuk menyatakan dorongan atau keinginanya, dan orang tua kurang
3
menerapkan hukuman pada anak bahkan hampir tidak menggunakan
hukuman.
Pola asuh demokratis (Authotitative Parenting) pola asuh orang tua
yang menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk
kepribadian anak dengan cara memprioritaskan kepentingan anakyang
bersikap rasional pemikiran-pemikiran. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu anak
diberi kesempatan untuk mandiri serta mengembangkan kontrol internal, anak
diakui sebagai pribadi oleh orang tua serta turut melibatkan dalam
pengambilan keputusan, memproritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak
ragu mengendalikan mereka, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
Pola asuh demokratis jika diterapkan di zaman ini akan lebih fleksibel
bila dibandingkan pola asuh tradisional yang terkesan otoriter atau mungkin
pola asuh yang bebas. Anak diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapat dan diikutsertakan dalam pemecahan masalah yang muncul dalam
keluarga.Di samping itu, didalam pola asuh demokratis akan menghasilkan
karakteristik anak yang mandiri.
Anak-anak didusun ketapang berasal dari latar belakang keluarga yang
berbeda. Ada yang berasal dari keluarga pegawai negeri, pegawai swasta,
TNI, petani, buruh tani, buruh pabrik dan dari keluarga dengan latar belakang
pekerjaan musiman.Dari berbagai latar belakang keluarga yang berbeda
tersebut telah membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda di dalam
keluarga. Dari latar belakang keluarga yang berbeda akan membentuk pola
4
asuh orang tua yang berbeda-beda dan diprediksikan dari pola asuh orang tua
yang berbeda-beda itu mempengaruhi kemandirian anak.
Anak juga perlu belajar bahwa setiap keputusan dan tindakan yang
diambil memiliki konsekuensi. Dengan demikian, hal ini membantu mereka
untuk menjadi pengambil keputusan yang baik dan mencari penyelesaian
masalah sehingga mereka siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri.
Untuk mendidik kemandiriannya, biarkanlah anak mengerjakan apa yang
ingin dilakukannya sendiri.
Anak adalah makluk hidup yang memiliki kesempatan berkembang
baik secara fisik, psikologi, dan aspek lain. Anak memiliki kesempatan yang
sama. Anak dituntut kemandiriannya dalam menghadapi kehidupan yang
akan datang. Melihat kondisi tersebut apabila orang tua memberikan
penekanan atas semua yang harus dilakukan, maka akan mempengaruhi
psikologis anak dan kemandiriannya.
Hal itu perlu adanya pembenahan dalam rangka untuk meningkatkan
kemandirian anak. Anak diberi kesempatan untuk menyampaikan,
mengembangkan, melakukan sesuai dengan gagasannya. Orang tua hanya
bersifat mengawasi dan mengarahkan apabila muncul penyimpangan terhadap
anak.
Kajian tentang pola asuh orang tua yang demokratis terhadap
kemandirian anak belum pernah dilaksanakan di dusun Ketapang. Hal
tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang hubungan
pola asuh orang tua demokratis dengan kemandirian anak. Kajian tersebut
5
penulis rumuskan dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut ” Hubungan
Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengan Kemandirian Anak di Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka rumusan masalah
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pola Asuh orang tua Demokratis di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?
2. Bagaimana Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?
3. Adakah hubungan antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan
Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun 2016?
4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pokok masalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pola Asuh orang tua Demokratis di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.
2. Untuk mengetahui Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.
3. Untuk mengetahui Hubungan antara Pola Asuh orang tua Demokratis
dengan Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016.
6
4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2011:64).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja
atau hipotesis alternatif, yang di singkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan
adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok (Arikunto, 2010:112).
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris (Sumadi
Suryabata, 1995:69).
Dengan demikian hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
demokratis dengan kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang tahun 2016.
5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
khasanah keilmuan khususnya yang berkaitan keluarga.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan kepada
orangtua dalam mendidik anak dan mengarahkan untuk bersikap mandiri.
7
3. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan maksud
yang terkandung dalam istilah-istilah pada judul skripsi, maka penulis
menegaskan istilah pokok yang terkandung dalam skripsi sebagai berikut:
1. Pola Asuh Demokratis
Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk
mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak (Gunarsa, 1991 : 108-
109).
Pola asuh orang tua demokratis adalah pola asuh orang tua yang
menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk kepribadian
anak dengan cara memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional
atau pemikiran-pemikiran.(Tridhonanto dan Agency, 2014: 16)
Indikator pola asuh demokratis:
1. Bersikap bersahabat.
2. Memiliki tujuan dan arah hidup jelas.
3. Memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan kreativitas.
4. Memberi kesempatan anak untuk bermain
5. Kemandirian Anak
kemandirian berasal dari kata mandiri artinya berdiri sendiri. Dalam
melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak lagi
memerlukan bantuan dari orang lain, atau mampu menyelesaikan
pekerjaannya sendiri, mampu mengatasi kesulitan hidupnya sendiri
(Poerwodarminto, 1984 ; 630).
8
Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan
berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif,
kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan
(Kanisius 2006:45).
Indikator kemandirian anak:
1. Tidak tergantung dengan orang lain
2. Berinisiatif
3. Mampu dan berani menentukan pilihannya
4. Mampu mengendalikan diri
5. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri
6. Metode Penelitian
1. Pendekatan Jenis Penelitian
Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian korelasional.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitan yang menekankan
analisanya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode
statistika (Azwar, 1998:5).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan didusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang. Alasan memilih lokasi ini karena di
tempat penelitian ini terdapat orang tua yang demokratis yang
mengajarkan anaknya mandiri.
9
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai
bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Juni 2016.
3. Populasi
Suharsimi (2010:173), “yang dimaksud populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian.Menurut Sukandarrumidi (2004: 47),
populasi yaitu keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda nyata,
abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan
memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi adalah sumber data dalam
penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Darmawan
(2014: 137)Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang
memiliki jumlah banyak dan luas. Dalam arti lain keseluruhan populasi
penelitian dapat dimintai keterangan atau banyaknya subyek yang akan
diteliti.Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di
dusun Ketapang Kecamatan Susukan sebanyak 30 Orang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan
alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
(Darmawan, 2013: 159).Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data, angket, observasi dan dokumentasi.
1. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
10
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2011:142). Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.Angket digunakan untuk mengumpulkan
data tentang pola asuh orang tua demokratis terhadap kemandirian
anak.
2. Observasi
Hadi sebagimana dikutip oleh Sugiyono mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiono, 2011: 145)
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengamati
secara langsung untuk mengetahui kemandirian anak. Observasi dilakukan
berdasarkan pedoman observasi yang telah dipersiapkan.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010: 201), dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh informasi data monografi tentang orang tua dan anak di
Kantor Kelurahan Desa Ketapang Susukan
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan fakta agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:160). Penelitian ini menggunakan
11
instrumen penelitian berupa angket ditujukan kepada responden yang
berjumlah 30 orang. Angket terdiri dari dua kategori, pertama angket yang
diberikan dengan kategori pola asuh orang tua demokratis dan yang kedua
angket dengan kategori kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang tahun 2016. Untuk mengetahui jawaban-
jawaban dari pertanyaan dalam angket terdiri masing masing 10 soal yang
memiliki alternative jawaban (A,B,C,dan D).
Tabel1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Pola Asuh Orang Tua
Demokratis
No. Indikator pola asuh orang tua demokratis Jumlah
soal
Item
soal
1. Bersikap bersahabat 2 1,2
2. Memiliki tujuan dan arah hidup jelas 2 3,4
3. Memiliki minat dan bakat 2 5,6,7
4. Memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan
kreativitas
2 8,9,
5 Memberi kesempatan anak untuk bermain 1 10
Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Anak
No. Indikator kemandirian anak Jumlah
soal
Item
soal
1. Tidak tergantung dengan orang lain 2 1,2
2. Berinisiatif 2 3,4
3. Mampu dan berani menentukan pilihannya 2 5,6
4. Mampu mengendalikan diri 2 7,8
12
5. Memiliki kepercayaan kepada diri sendiri 2 9,10
5. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian adalah menyempitkan dan
membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur
dan lebih berarti (Marzuki, 2000:8).
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data.Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang
bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh pola asuh orang tua demokratis
terhadap kemandirian anak di Dusun Ketapang Susukan.Variable x: pola
asuh orang tua demokratis dan variabel y: kemandirian anak.
Adapun langkah-langkahnya adalah analisis pendahuluan, analisis
uji hipotesis, dan analisis lanjut.
1. Analisis Pendahuluan
Untuk langkah awal penulis menganalisis data dari awal yang
terkumpul dengan menggunakan teknik prosentase yang bertujuan
untuk mengetahui frekuensi gejala yang muncul. Adapun rumus yang
digunakan adalah:
1. Mencari Interval
� =(�����)��
��
Keterangan:
i= interval
Xt= nilai tertinggi
Xr= nilai terendah
Ki= kelas interval
2. Mencari Prosentase
P =
Keterangan:
3. Analisis uji Hipotesis
Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis
menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
rxy
xy : Perhatian antara X dan Y
i= interval
Xt= nilai tertinggi
Xr= nilai terendah
Ki= kelas interval
Mencari Prosentase
P = × 100 %
Keterangan: P = Proporsi individu dengan golongan
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek dalam golongan
Analisis uji Hipotesis
Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis
menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai
��� =∑ �� −
(∑ �)(∑ �)�
��∑ ��
−(∑ �)�
� � �∑ ��
−(∑ �
�
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y
xy : Perhatian antara X dan Y
13
P = Proporsi individu dengan golongan
N = Jumlah subyek dalam golongan
Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis
menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai
( �)�
� �
: Koefisien korelasi variabel X dan Y
14
x² : Variabel pengaruh
y² : Variabel terpengaruh
N : Jumah responden
4. Analisis Lanjut
Mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (ro) dengan
nilai r pada tabel (rt). Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika rxy lebih besar dari pada rtabel, maka ada korelasi positif antara
variabel x dan y maka hasilna signifikan
2. Jika rxy lebih kecildari pada rtabel, maka tidak ada korelasi positif antara
variabel x dan y maka hasilnya tidak signifikan.
3. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
BAB 1:PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, defini operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Menjelaskan secara rinci tentang pola asuh orang tua demokratis
dengan kemandirian anak.
15
BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Berisikan tentang gambaran umum Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016 dan uraian karakteristik tiap-tiap
variabel.
Kajian ini meliputi letak geografis, jumlah penduduk, perangkat,
kelembagaan, visi dan misi, dan daftar responden serta penyajian data hasil
penelitian
BAB IV: ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan meliputi analisis
pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.
BAB V: PENUTUP
Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari
hasil penelitian dan saran-saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pola Asuh Demokratis
Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk
mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak (Gunarsa, 1991: 108-
109).Menurut Lutfi dan Hidayah yang dikutip oleh Shochib bahwa sikap
demokratis mendorong adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan
orang tua. Adanya kehangatan diantara mereka membuat anak merasa
diterima oleh orang tuanya, sehingga ada pertautan perasaan. Karena itu, anak
yang diterima orang tuannya dimungkinkan dapat memahami, menerima dan
menginternalisasi pesan nilai moral yang diupayakan (Shochib, 1997 : 35).
Sebelum melakukan pengkajian lebih mendalam, perlu diketahui
pengertian sikap demokratis terlebih dahulu, macam-macam pola asuh, dan
faktor yang mempengaruhinya,Aspek Pendukung dari Pola Asuh Demokratis
1. Pengertian Pola Asuh
Menurut Thoha (1996:109) bahwa pola asuh orang tua merupakan
suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai
perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga
menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan
agama,tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika
pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka akan mampu
menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa
yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan
17
mandiri potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang
secara optimal.
Sedangkan demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakukan yang sama
bagi semua warga Negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 220) .
Dalam terminologi al- Qur’an, pentingnya sikap demokrasi juga
mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini tercermin dalam firman
Allah surat asy-Syura ayat 38 sebagai berikut:
نـهم ومما م وأقاموا الصالة وأمرهم شورى بـيـ والذين استجابوا لر�
)38: الشورى (رزقـناهم يـنفقون
Artinya: Dan (bagi orang-orang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezeki yang kami berikan kepada mereka(asy-Syura: 38).
Dari ayat di atas orang tua mempunyai peranan penting dalam
mendidik anak hingga pada persoalan yang sekecil-kecilnya. Orang tua
memiliki pengaruh langsung dalam masa depan anak. jika orang tua
termaksuk memiliki pola asuh demokratis dalam mendidik anaknya maka
akan tercipta anak yang terdidik pola pikirnya, serta cerdas secara emosi
yang mengikuti langkah orang tuanya.
18
2. Macam-Macam Pola Asuh
Menurut Thoha (1996 : 111-112) bahwa pola asuh orang tua
terhadap anak dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, pola asuh
demokratis, otoriter dan permisif.
Pertama, Pola Asuh Otoriter. Pola asuh otoriter ditandai dengan
cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa
anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk
bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak
berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua
menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu
dipertimbangkan dengan anak.
Pola asuh yang bersifat otoriter juga ditandai dengan penggunaan
hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak
juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap
diberlakukan meskipun sudah menginjak usia dewasa. Anak yang
dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-
ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang
apa saja. Menurut Purwaningsih (1989 : 46), mengemukakan bahwa orang
tua otoriter mengemukakan keinginan dan kemauannya dengan didasarkan
pad apendapat atau pandangannya sendiri, tanpa suatu alasan. Anak tidak
dilatih untuk mengembangkan inisiatif dan rasa tanggung jawab.
Kedua, Pola Asuh Demokratis. Pola asuh demokratis ditandai
dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak
19
diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua. Orang tua
sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik
bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam
pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu
sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol
internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab
kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam mengatur hidupnya. Pola asuh demokratis yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dalammendidik
anak, pola asuh demokratis yang ditanamkan orang tua adalah sebagai
berikut.: (Nashih, 1999 : 593)
1. Mengembangkan minat dan bakat anak
2. Memberi kesempatan anak untuk bermain.
3. Memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan kreativitas.
4. Memberi kesempatan anak untuk menyampaikan gagasan.
Ketiga, Pola Asuh Permisive. Pola asuh ini ditandai dengan cara
orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang
dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluasluasnya untuk melakukan
apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah,
juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya.
Semua apa yang telah dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu
mendapatkan teguran, arahan atau bimbingan
20
5. Faktor Pola Asuh Demokratis
Pola pengasuhan anak senantiasa melibatkan orang tua sebagai
pengasuh atau pendidik dan anak sebagai yang dididik atau diasuh masing
masing dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam individu itu yang akan
sebagian besar mempengaruhi mereka. Faktor yang mempengaruhi pola
asuh antara lain sebagai berikut.
Pertama, usia orang tua, tujuan dari undang undang perkawinan
sebagai salah satu upaya didalam setiap pasangan dimungkinkan untuk
siap secara fisik maupun psikososial untuk membentuk rumah tangga dan
menjadi orang tua, rentang usia tertentu baik untuk menjalankan peran
pengasuhan, bila terlalu muda atau terlalu tua maka, tidak akan dapat
menjalankan peran-peran tersebut.
Kedua, keterlibatan orang tua, kedekatan hubungan antara ibu dan
anaknya sama pentingnya dengan ayah dan anak walaupun secara kodrati
akan ada perbedaan, tetapi tidak mengurangi makna penting hubungan
tersebut.
Ketiga, pendidikan orang tua, pendidikan dan pengalaman orang
tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan dalam
menjalankan peran pengasuhan, agar lebih siap dalam menjalankan peran
pengasuhan yaitu dengan terlibat aktif dalam setiap upaya pendidikan
anak.
Keempat, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, orang
tua yang telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam merawat anak
21
akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan lebih tenang, orang tua
mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan .dan perkembangan anak.
6. Aspek Pendukung dari Pola Asuh Demokratis
Pola asuh tidak bisa lepas yang namanya indikator-indikator yang
mempengaruhi atau mendukungnya. Indikator tersebut adalah
kedisiplinan, kebersamaan dan kegotongroyongan (Tridhonanto dan
Agency, 2014 :44)
Pertama, Kedisiplinan. Dalam kehidupan sehari-hari, disiplin
sering dihubungkan dengan hukuman, dalam arti disiplin diperlukan untuk
menghindari terjadinya hukuman karena adanya pelanggaran terhadap
suatu peraturan tertentu. Adapun dalam pengertian yang lebih luas, disiplin
mengandung makna yakni suatu sikap menghormati, menghargai, dan
menaatisegala peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Kedua, Kebersamaan. Kebersamaan dalam arti kerja sama, kerja
sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi,atau
masyarakat. Tanpa kerjasama dan tanpa rasa kebersamaan keseimbangan
hidup akan terancam punah, dengan memiliki keahlian kerjasama
seseorang akan mudah mengungkapkankan apa yang diinginkan tanpa
menyinggung orang lain.
Ketiga, Kegotong-royongan. Setiap agama tidak ada terkecuali
selalu mengerjakan sesuatu untuk hidup dalam kegotong-royongan. Bila
sejak usia dini sudah ditanamkan sikap yang demikian, kelak akan terlatih
22
dan bersikap hidup dengan penuh kegotong-royongan. Beban yang berat
bisa terasa ringan seandainya dilakukan dengan gotong-royong, dan pada
akhirnya tidak merasa berat dalam menjalankan hidup ini.
7. Mengenal Pola Demokratis dalam Keluarga
Kebanyakan orang saat mendengar istilah demokratis, maka
asumsinya segera tertuju pada persoalan politik dan kekuasaan suatu
negara. Padahal sesungguhnya demokrasi tidak selalu berurusan dengan
politik dan bukan semata-mata kepentingan partai. Akan tetapi demokrasi
adalah menjadi hak dan milik setiap orang yang hidup dalam suatu negara
demokrasi
Seandainya ditarik lebih dalam, bahwa konsep demokrasi mampu
diterapkan didalam keluarga terutama dalam hal mengambil keputusan,
pola asuh, dan komunikasi antara anak dengan orang tua. Ketika
membahas hubungan demokrasi dalam keluarga, maka hal itu akan diawali
dengan kondisi rumah tangga yang harmonis. Adapun terwujudnya
demokrasi dalam keluarga dapat dilihat dalam rasa kebersamaan tanpa
diskrimanasi, bebas menentukan keinginan dan tidak ada kekerasan
(Tridhonanto dan Agency, 2014 :42)
Tidak ada diskriminasi. Keluarga harmonis sebagai tampilan dari
keluarga demokratis. Dalam keluarga demokratis tidak membeda-bedakan
antara anak yang satu dengan yang lain. Semua anggota didalam rumah
diperlakukan sama.
23
Semua anggota rumah bebas menentukan keinginan. Rumah tangga
yang demokratis memberikan kebebasan kepada anggota keluarganya
untuk menentukan sikap. Seorang ayah yang demokrat tentu tidak
memaksakan kehendak kepada anaknya dalam menentukan pilihan.
Adapun tanda yang dapat dilihat adanya komunikasi yang sehat antara
anak dan orang tua untuk menetapkan suatu pilihan.
Tidak ada kekerasan. Ciri rumah tangga yang demokratis antara
lain tidak memperlakukan tindakan kekerasan dalam proses mendidik dan
membina anggota keluarga, dengan alasan kewibawaan orang tua tidak
selalu berawal dari sikap yang keras. Seorang ayah yang demokrat
senantiasa memberikan pilihan terbaik bagi anak-anaknya, bukan
bertindak semena-mena.
8. Kemandirian Anak
Islam menghargai prinsip mandiri dan seorang muslimyang mampu
demikian memperoleh status terhormat dari segi agama dan sosial, dimana
tangan yang berada diatas lebih terhormat dari tangan yang dibawah. Status
ini akan tumbuh apabila keluarga sejak dini memberikan peluang kepada
anak untuk hanya dapat diperoleh melalui kemandirian, juga melalui
penghargaan terhadap sikap rajin bekerja terhadap berbagai percobaan
sebagai pengembangan bakat anak.Pengertian Kemandirian Anak
Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan
berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif,
kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.
24
Sedangkan kemandirian berasal dari kata mandiri artinya berdiri
sendiri. Dalam melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
tidak lagi memerlukan bantuan dari orang lain, atau mampu menyelesaikan
pekerjaannya sendiri, mampu mengatasi kesulitan hidupnya sendiri
(Poerwodarminto, 1984 ; 630).
1. Ciri Kemandirian.
Kemandirian akan mengantarkan anak memiliki kepercayaan dan
motivasi intristik yang tinggi. Untuk mengetahui ciri-ciri kemandirian
terlebih dahulu harus mengetahui aspek-aspek kemandirian. Menurut
Kartono yang dikutip oleh Wiyani(2013:32) yang terdiri dari beberapa
aspek sebagai berikut:
1. Emosi yang ditunjukkan dengan kemampuan anak mengontrol dan
tidak tergantung kebutuhan emosi dari orang tua.
2. Ekonomi yang di tunjukkan dengan kemampuan anak mengatur dan
tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi dari orang tua.
3. Intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi, soaial yang ditunjukkan dengan
kemampuan anak untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan
tidak tergantung dengan orang lain.
Berdasarkan aspek kemandirian diatas ciri-ciri kemandirian anak
yaitu memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, memiliki motivasi intristik
yang tinggi, mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri, kreatif dan
inovatif, bertanggung jawab menerima konsekuensi yang menyertai
25
pilihannya, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan tidak
tergantung pada orang lain.
4. Faktor kemandirian
Faktor yang berpengaruh dan mendorong timbulnya kemandirian
anak yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
faktor yang berasal dari anak itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu
faktor yang datang atau ada diluar anak itu sendiri(Wiyani 2013, 37)
Pertama, Faktor internal. Faktor ini dapat berbentuk kondisi
fisiologis dan kondisi psikologis. Kondisi Fisiologis berupa fisik individu.
Kondisi fisiologis yang berpengaruh antara lain keadaan tubuh, kesehatan
jasmani, dan jenis kelamin. Pada umumnya anak yang sakit lebih bersikap
tergantung daripada orang yang tidak sakit. Lamanya anak sakit pada masa
bayi menjadikan orang tua sangat memperhatikannya. Anak yang
menderita sakit atau lemah otak mengundang kasihan yang berlebihan
dibandingkan yang lain sehingga dia mendapatkan pemeliharaan yang
lebih, dan itu sangat berpengaruh terhadap kemandirian mereka.
Kondisi psikologis. Meskipun kecerdasan atau kemampuan berfikir
seorang anak dapat diubah atau dikembangakan melalui lingkungan, faktor
bawaan juga berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan dalam
mengembangkan kecerdasan seseorang anak. Kecerdasan atau kemampuan
kognitif berpengaruh terhadap pencapaian kemandirian seorang anak.
Kedua, faktor eksternal yang dapat berbentuk lingkungan, rasa
kasih sayang, pola asuh dan pengalaman kehidupan.
26
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
pembentukan kemandirian anak. Lingkungan yang baik dapat menjadikan
cepat tercapainya kemandirian anak. kondisi lingkungan keluarga ini
sangat berpengaruh terhadap kemandirian anak, dengan pemberi stimulasi
yang terarah dan teratur di lingkungan keluarga, anak akan lebih cepat
mandiri dibanding dengan anak yang kurang dalam mendapat stimulasi.
Rasa cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak hendaknya
diberikan sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu
kemandirian anak. Bila rasa cinta dan kasih sayang di berikan berlebihan,
anak akan menjadi kurang mandiri.
Pemberian rasa cinta dan kasih sayang orang tua kepada anaknya
juga dipengaruhi oleh status pekerjaan orang tua. Apabila orang tua
khususnya ibu bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, akibatnya ibu
tidak bisa melihat perkembangan anaknya, apakah anaknya sudah bisa
mandiri atau belum. Sementara itu, ibu yang tidak bekerja bisa melihat
langsung perkembangan kemandirian anaknya dan bisa mendidiknya
secara langsung.
Pola Asuh Orangtua dalam Keluarga. Lingkungan keluarga sangat
berperan penting dalam pembentukan karakter kemandirian. Pembentukan
karakter kemandirian tersebut tidak lepas dari peran orang tua terhadap
anaknya. Bila seorang anak sejak kecil dilatih untuk mandiri, ketika keluar
rumah dari asuhan orang tua untuk hidup mandiri, ia tidak akan merasa
takut.
27
Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam membentuk
karakter mandiri anak. Toleransi yang berlebihan begitu pun dengan
pemeliharaan yang berlebihan dari orang tua yang terlalu keras kepada
anak dapat menghambat pencapaian kemandiriannya.
Pengalaman dalam kehidupan. Pengalaman dalam kehidupan anak
meliputi pengalaman di lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan
sekolah berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, baik
melalui hubungan dengan teman maupun dengan guru.
Interaksi anak dengan teman sebaya di lingkungan sekitar juga
berpengaruh terhadap kemandiriannya, begitu juga pengaruh teman sebaya
di sekolah. Dalam perkembangan sosial anak mulai memisahkan diri dari
orang tuannya dan mengarah kepada teman sebaya. Maka pada saat itu
anak telah memulai perjuangan memperoleh kebebasan. Dengan demikian,
melalui hubungan dengan teman sebaya, anak akan belajar berpikir
sendiri.
5. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis Terhadap Kemandirian
Anak.
Anak adalah makluk hidup yang memiliki kesempatan berkembang
baik secara fisik, psikologi, dan aspek lain. Anak memiliki kesempatan
yang sama. Anak dituntut kemandiriannya dalam menghadapi kehidupan
yang akan datang. Melihat kondisi tersebut apabila orang tua memberikan
penekanan atas semua yang harus dilakukan, maka akan mempengaruhi
psikologis anak dan kemandiriannya.
28
Kehadiaran anak dalam kehidupan merupakan anugrah sekaligus
amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tua yang harus
bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan perkembangan anak serta
yang akan menentukan wujud keperibadian anak. Amanahadalah suatu
sistem yang melekat pada diri manusia. Pola asuh demokratis orang tua
akan tampak melalui sikap, perilaku orang tua yang selalu memberi
kesempatan untuk membuat keputusan. sudah menanamkan kepibadian
yang baik, apakah orang tua sudah memberikan contoh yang baik pada
anaknya, dan apakah orang tua sudah menjalankan sistem terbuka dan
demokratis dan keluarga, karena hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-
faktor berhasil tidaknya orang tua mengendalikan keluarga yang
dipimpinnya. Begitu sebaliknya jika ornag tua tidak memberikan contoh
sebagaimana mestinya, maka kejadian yang lepas dari pandangan kita akan
mungkin hadir ditengah keluarga dan masyarakat.
Hal ini dapat penulis tegaskan bahwa apabila orang tua
menanamkan sikap demokratis dalam keluarga, memberikan kesempatan
pada seluruh anggota keluarga untuk menentukan arah, pilihan hidupnya
anak akan tumbuh dengan kemandirian yang diharapkan. Anak dapat
mensikapi seluruh permasalahan hidupnya semua tidak tergantung pada
kedua orang tua.
Mendidik anak dengan cara demokratis yaitu orang tua
memberikan pengakuan terhadap kemampuan anak, anak diberi
kesempatan untuk tidak tergantung kepada orang tua. Orang tua memberi
29
kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik baginya,
mendengarkan pendapat anak, di libatkan dalam pembicaraan, terutama
yang menyangkut kehidupan anak sendiri. Hal ini sesuai dengan firman
Allah surat al-Imron ayat 159
ه لنت هلم ولو كنت فظ�ا غليظ القلب النـفضوا فبما رمحة من الل
هم واستـغفر هلم وشاورهم يف األمر فإذا من حولك فاعف عنـ
لني .)159:ال عمران (عزمت فـتـوكل على الله إن الله حيب المتـوك
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilinganmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.(Ali-Imron: 159)
Peran orang tua sangatlah besar dalam proses pembentukan
kemandirian seseorang, orang tua diharapkandapat memberikan
kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai
apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan segala
perbuatannya.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM
1. Letak Geografis Dusun Ketapang
1. Letak Geografis
Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang secara
administratif berada di wilayah Kabupaten Semarang bagian selatan.
Dusun Ketapang secara geografis dibatasi 6 desa di sekitarnya. Di sisi
barat wilayah desa ketapang berbatasan dengan wilayah administrasi desa
susukan, di sisi selatan berbatasan dengan desa timpik dan desa tawang,
sementara di sisi timur wilayah desa ketapang berbatasan dengan wilayah
desa bakalrejo dan desa gentan dan sebelah utara berbatasan dengan desa
sidoharjo.
Desa ketapang kecamatan susukan kabupaten semarang luas secara
keseluruhan sebesar 316 Ha, secara administratif terdiri 5 wilayah dusun, 6
RW dan 31 RT. Desa ketapang kecamatan susukan kabupaten semarang
di untungkan secara geografis mengingat posisinya yang strategis terletak
diantara jalur penghubung menuju ibu kota kecamatan susukan. Posisi
strategis tersebut merupakan kekuatanyang dapat dijadikan sebagai modal
pembangunan desa.
2. Profil Dusun Ketapang
Adapun secara garis besar profil Dusun Ketapang merupakan salah
satu dusun dan desa di wilayah Kabupaten Semarang. Adapun profilnya
sebagai berikut:
31
a. Desa/Kelurahan : KETAPANG
b. Kecamatan : SUSUKAN
c. Kabupaten : SEMARANG
d. Provinsi : JAWA TENGAH
3. Jumlah Penduduk
Desa Ketapang terdiri dari lima dusun, yaitu dusun Ketapang,
dusun Kwangsan, dusun Baran, dusun Sarimulya dan dusun Karangasem.
Jumlah penduduk Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang cukup banyak dibandingkan dengan dusun-dusun lainnya di
Kelurahan Ketapang.
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk di Kelurahan Ketapang pada Tahun
2006
No. Dusun Jumlah Penduduk Tahun 2016
1. Ketapang 1446
2. Kwangsan 596
3. Baran 545
4. Sarimulya 1014
5. Karangasem 1082
Dilihat dari jumlah penduduknya Desa Ketapang Kecamatan
Susukan terdiri 1446 jiwa. Dilihat dari jenisnya, warga berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 726 dan warga berjenis kelamin perempuan 720. Hal
32
ini menunjukkan penduduk dusun Ketapang dilihat dari jenis kelaminnya
cukup berimbang antara laki-laki dan perempuan.
Sedang dilihat dari jumlah keluarganya Desa Ketapang Kecamatan
Susukan terdiri dari 425 kepala keluarga. Dengan prediksi kasarnya bahwa
setiap keluarga terdiri dari tiga atau empat orang anggota keluarga
sehingga, jumlah penduduk desa Ketapang berjumlah 1446 jiwa.
6. Perangkat Dusun Ketapang
Untuk melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Dusun dibantu oleh
Staf/Perangkat Desa yang terdiri dari:Sekretaris, 3 kepala urusan (kaur
pemerintahan, kaur pembangunan, dan kaur kemasyarakatan, 2 Kepala
seksi (Kasi Administrasi Keuangan dan Kasi Administrasi Umum, 4
Kepala Dusun se wilayah Desa Ketapang.
Berikut Aparatur Pemerintah Desa Ketapang :
1. Kepala Desa Ketapang : Muhammad Ni’am, ST
2. Sekretaris Desa : Sutopo
3. Kasi Keuangan : Kuh Hadianto
4. Kasi Umum : Poniman
5. Kelembagaan Dusun Ketapang
1. RT dan RW.
Sebagai tangan panjang Pemerintah Desa dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat tentang program-program Pemerintah
lewat Pemerintah Desa
33
2. Lembaga Soaial Islam (LSI).
3. Hansip/Linmas.
4. PKK.
5. Karang Taruna.
6. P3A.
7. Visi dan Misi Dusun Ketapang
1. Visi Dusun Ketapang
Terwujudnya masyarakat Desa Ketapang yang baldatun thoyyibatun
warrobbun ghofur, serta menjadikan masyarakat desa Ketapang yang
mandiri dengan memangfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada, dengan didukung oleh potensi desa sehingga
terwujudnya manusia yang berkualita, bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa serta mempunyai budi pekerti luhur dan mulia serta
menjunjung tinggi norma-norma hukum yang berlaku di mahsyarakat
dan demokratis.
2. Misi Dusun Ketapang
1. Mewujudkan Sumber daya amnesia yang berkualitas, tanggap
terhadap pembangunan, partisipatif, dan professional.
2. Menanamkan keyakinan akan ajaran agama dan dapat
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yan g Maha Esa .
34
3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk tujuan mengembangkan
sumber daya alam dan dapat memanfaatkannyasecara tepat untuk
tujuan kesejahteraan bersama.
4. Mewujudkan Aspirasi amsyarakat secara demokratif dalam rangka
meningkatkan kualitas Pemerintahan.
5. Mewujudkan kondisi aman, tenteram, dan nyaman bagi seluruh
masyarakat Desa ketapang dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia ndengan mengedepankan supremasi hukum.
6. Mengupayakan kesejahteraan masyarakat dengan upaya-upaya
pemenuhan kebutuhan dasar dan mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan dan tetap berbasis kepada industri dan pertanian.
7. Meningkatkan dan mewujudkan pemberdayaan perempuan baik
individu, keluarga, dan masyarakat.
8. Meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan, olah raga, dan
kewirausahaan.
9. Mewujudkan system Pemerintahan yang bersih dan berwibawa
dengan meningkatkan pelayanan, sarana, dan prasarana.
10. Menyerap dan mengembangkan tekhnologi dan ilmu pengetahuan
untuk menunjang pelaksanaan pembangunan serta meningkatkan
kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan bagi masyarakat.
35
11. Meningkatkan sumber daya manusia dan lingkungan dengan
membiasakan hidup sehat dan terencana serta memberikan
kemudahan untuk memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat.
12. Kondisi Anak Dusun Ketapang
Sebagaimana telah diketahui bahwa jumlah penduduk Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan terdiri 1446 jiwa. Jumlah tersebut dilihat dari
jenisnya, terdiri dari warga yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 726 dan
warga berjenis kelamin perempuan 720. Sedang dilihat dari jumlah kepala
keluarganya terdiri dari 425 kepala keluarga.
Jumlah anak yang berada di Dusun Ketapang terdiri dari 300 anak,
tetapi setelah peneliti melakukan studi pendahuluan diperoleh hitungan
bahwa kepala keluarga yang menerapkan pola asuh demokratis bagi anak
asuhnya terdiri dari 30 orang. Selanjutnya peneliti akan melakukan riset
terhadap pola asuh demokratis terhadap anaknya yang berjumlah 30 orang
tersebut.
1. Daftar Responden Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Terhadap Kemandirian Anak Di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang 2016
Data hasil penelitian diketahui melalui metode dokumentasi diperoleh
data berupa nama siswa, nama orang tua, pendidikan dan pekerjaan.
Yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
36
Tabel 3.2 Data Daftar Responden Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Terhadap Kemandirian Anak Di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang 2016
No Nama Anak Nama Orang tua Pendidikan Pekerjaan
1. Arif Cahyono Ridhoah SMA Ibu rumah tangga
2. Aira Sevira Millatus Syarifah Sarjana Ibu rumah tangga
3. Ratna Puspita S Isna Choirul U.S SMA Karyawan
4. Zidan Reina S Siti Sholikah SMA Ibu rumah tangga
5. Siti Aisyah Sumarti SMA Ibu rumah tangga
6. Windi Endang Basarotun SMA Ibu rumah tangga
7. Febi Adista A Diyah Agustina SMA Ibu rumah tangga
8. Muhamman Klisin Nur Hidayati S.pdi Guru
9. Dwi Aryanto Mahmudah S.pdi Guru
10. Puji Astuti Tarwiyah SMP Tani
11. Ida Nur Azizah Siti aminah SMA Ibu rumah tangga
12. Nanda Wahyu Saripatun SMA Ibu rumah tangga
13. Raka Aditya Komariyah SMP Karyawan
14. Muhammad Hakim Basaroh SMP Pedagang
15. Supriyanto Sriyanti SMA Buruh
16. Tiara Mudholifah Arianti SMA Ibu rumah tangga
17. Irma Fatmawati Aryani Wahyu SMP Pedagang
37
31. DATA HASIL PENELITIAN
1. Data Tentang Pola Asuh Orang tua demokratis di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Untuk mengetahui keadaan tentang pola asuh orang tua demokratis
diDusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016,
maka penulis menggunakan angket yang diberikan kepada orang tua yang
Ningsih
18. Muhdhofir Mutmainah SMP Petani
19. Megawati Waginem SMP Ibu rumah tangga
20. Risky Hana Nur Yati SMA Ibu rumah Tangga
21. Muhammad Thoha Jumiah SMA Ibu rumah tangga
22. Adelia kurniawati Siti Mulidah SMA Ibu rumah tangga
23. Choirunnisa Siti Asiyah SMA Ibu rumah tangga
24. Fadil pratama Syarifuddin SMA Pedagang
25. Zidan aditiya Nur Jannah SMA Ibu rumah tangga
26. Ersa Novita Siti Aminah SMA Buruh
27. Smamsul Ma’arif Istiqomah SMA Ibu rumah tangga
28. Nabila Riska Yuni Nur Aini SMA Buruh
29. Handika R Rejan Samadi SMA Satpam
30. Naela Rahmawati Muhammad
Sopik
Sarjana
Ekonomi
Pedagang
38
dijadikan responden dengan 10 pertanyaan dan alternatif jawaban sebanyak 4
buah, yaitu:
1. Jawaban A mempunyai skor 4
2. Jawaban B mempunyai skor 3
3. Jawaban C mempunyai skor 2
4. Jawaban D mempunyai skor 1
Jawaban dari hasil angket tentang pola asuh orang tua demokratis di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016
dapat dilihat dalam tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.3 Data Angket tentang Pola Asuh Orang tua Demokratis di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016
(X)
No
Responden
Aspek yang diamati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A A A A A A A A A A
2 A A A B A B A A A B
3 A B A A A A A A A B
4 A A B A C A A B B B
5 A A A A A A A C A A
6 A A A A C A A A C A
7 A A A A A A A A A C
8 A B A A A A A C A A
39
9 A A A B A A A A A A
10 B A B A A B A A B A
11 A A A A B A B A D A
12 A A A C A A A C A A
13 B A B A B B A B A A
14 A A A B A A B A B A
15 A A B A B A B A B A
16 B A B C A B A A B B
17 C A A B A A B A A B
18 A A A B B A B A A A
19 A A A B A A A A A A
20 A B A B A A B A B A
21 A B A A A A A A A B
22 A A A A B A B A B A
23 B A A B A A B A B B
24 A A A A A A A A A C
25 A A A A D A A B B A
26 A B A B A A A A A A
27 A A A C B A B A A A
28 A A A A A B A B A A
29 A A A A C A C B A B
30 A A A A C A A A A A
40
5. Data Tentang Kemandirian Anak di Dusun ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016
Untuk mengetahui keadaan tentang kemandirian anak di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016, maka penulis
menggunakan angket yang diberikan kepada orang tua yang dijadikan
responden dengan 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban sebanyak 4 buah
yaitu:
6. Jawaban A mempunyai skor 4
7. Jawaban B mempunyai skor 3
8. Jawaban C mempunyai skor 2
9. Jawaban D mempunyai skor 1
Jawaban dari hasil angket tentang kemandirian anak di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016, dapat dilihat di tabel
berikut ini:
Tabel 3.4 Data Angket tentang Kemandirian Anak di Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016 (Y)
No
Responden
Aspek yang diamati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A A A A A A A B A A
2 A A B A A A A B D C
3 A A B A A A B B C A
4 A B A A C A D C A B
41
5 A A A A A A A A A A
6 A B A A D A A B C A
7 A A A C A A C A A A
8 A B A B B A B A A B
9 B A A A A A B A C A
10 A A B A C A D A A A
11 A A A A D C B C A A
12 B A A B B A A A A C
13 A A A A A C C A C A
14 A B A A B B A B A A
15 B A A A B A C A C D
16 A A B A A C D C A A
17 B A B B B B A A A C
18 A A B A B B A C A A
19 A A A A A B A C A A
20 A B A A B B A C A B
21 B A A A A C A A A C
22 A B A B A C B A A B
23 B A B A B A C B B A
24 A A B A A B B A A C
25 B A A B A A B D A A
26 A A A B B B A A A B
42
27 A A A A A C C A A C
28 B A A A A A A C A A
29 B A A A B B B C A B
30 A B A A B A C B A B
43
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam bab ini diuraikan tentang data-data hubungan pola asuh orang tua
demokratis dan kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang .
Analisis ini digunakan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan pola
asuh orang tua demokratis dengan kemandirian anak di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data tersebut
akan diuraikan dalam pembahasan dibawah ini.
1. Analisis Pendahuluan
1. Analisis Pola Asuh Orang tua Demokratis di Dusun Ketapang
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Berikut ini adalah hasil angket tentang pola asuh orang tua demokratis di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, dapat di lihat
dalam tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Hasil Angket tentang Pola Asuh Orang tua Demokratis
di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang (X)
No Responden Nilai Angket JML A B C D 4 3 2 1
1 10 0 0 0 40 0 0 0 40 2 7 3 0 0 28 9 0 0 37 3 8 2 0 0 32 6 0 0 38 4 5 4 1 0 20 12 2 0 34
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dari hasil tersebut diketahui
Nilai tertinggi = 40
Nilai terendah = 32
Berdasarkan data diatas dapat diketahui lebar interval untuk
mengkategorikan tentang
kategori tinggi, sedang dan rendah, maka digunakan rumus sebagai
berikut:
9 0 1 0 36 0 8 0 2 0 32 0 9 0 1 0 36 0 8 1 1 0 32 3 9 1 0 0 36 3
6 1 2 1 24 3 7 2 0 1 28 6 8 0 2 0 32 0 5 5 0 0 20 157 3 0 0 28 9 6 4 0 0 24 124 5 1 0 16 156 3 1 0 24 9 7 3 0 0 28 9 9 1 0 0 36 3 6 4 0 0 24 128 2 0 0 32 6 7 3 0 0 28 9 5 5 0 0 20 159 0 1 0 36 0 7 2 0 1 28 6 8 2 0 0 32 6 7 2 1 0 28 6 8 2 0 0 32 6 6 2 2 0 24 6 9 1 0 0 36 3
Dari hasil tersebut diketahui ∑X = 1 100
Nilai tertinggi = 40
Nilai terendah = 32
Berdasarkan data diatas dapat diketahui lebar interval untuk
mengkategorikan tentang respon pola asuh orang tua demokratis dalam
kategori tinggi, sedang dan rendah, maka digunakan rumus sebagai
44
2 0 38 4 0 36 2 0 38 2 0 37 0 0 39
4 1 32 0 1 35 4 0 36
15 0 0 35 0 0 37
12 0 0 36 15 2 0 33
2 0 35 0 0 37 0 0 39
12 0 0 36 0 0 38 2 0 37
15 0 0 35 2 0 38 0 1 35 0 0 38 2 0 36 0 0 38 4 0 34 0 0 39
Berdasarkan data diatas dapat diketahui lebar interval untuk
respon pola asuh orang tua demokratis dalam
kategori tinggi, sedang dan rendah, maka digunakan rumus sebagai
45
� = (�����)��
�
� = ���
�
� = �
�
� = 3
Setelah diketahui lebar interval 3, maka ditetapkan dalam klasifikasi
sebagai berikut
1. Kriteria A adalah nilai 38- 40, intensitas tinggi
2. KriteriaB adalah nilai 35- 37, intensitas sedang
3. Kriteria C adalah nilai 32- 34 intensitas rendah
Kemudian dicari prosentase respon pola asuh orang tua demokratis
menggunakan rumus sebagai berikut:
� =�
�× 100%
1. Untuk kategori tinggi tentang respon pola asuh orang tua
demokratis nilai 38-40 ada 4 orang.
P =�
�� 100 %=
�
��� 100 % = 13,3 %
2. Untuk kategori sedang tentang respon pola asuh orang tua
demokratis nilai 35-37 ada 18orang.
P =�
�� 100 %=
��
��� 100 % = 60%
46
3. Untuk kategori rendah tentang respon pola asuh orang tua
demokratis nilai 32-34 ada 8 orang.
P = �
�� 100 %=
�
��� 100 % = 26,7 %
Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dengan
melihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Tingkat Pola Asuh Orang tua Demokratis di Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten semarang
No Interval Frekuensi Frek.Relatif (%)
1. 32 – 34 8 26,7 %
2. 35 – 37 18 60%
3. 38 – 40 4 13,3%
Jumlah
30 100 %
Untuk mencari nilai rata – rata dari variabel �� dengan
menggunakan rumus mean, yaitu : My = ∑ ��
�
Keterangan :
My = mean nilai dari rata – rata yang dicari
∑�� = jumlah nilai ��
N = jumlah responden
Diketahui :
∑�� = 1100
47
N = 30
My = ∑ ��
� =
����
��= 36,667
Untuk mengetahui nilai kualifikasi rata-rata variabel kemandirian anak di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang (x), dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Nilai Kualifikasi Rata-Rata Variabel Pola Asuh Orang tua
di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
No Interval Kelas Kategori
1. 32 – 34 Rendah
2. 35 – 37 Sedang
3. 38 – 40 Tinggi
Jadi, nilai rata – rata variabel pola asuh orang tua demokratis di
dusun ketapang kecamatan susukan kabupaten semarang tahun 2016 (x)
adalah 36,667. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat
diketahui bahwa pola asuh orang tua demokratis didusun ketapang
kecamatan ssukan kabupaten semarang termasuk kategori sedang karena
berada di interval 36-38 dengan kemunculan sebanyak 18 kali.
4. Analisis Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang.
48
Berikut ini adalah hasil angket tentang Kemandirian Anak di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Angket Tentang Kemandirian Anak di Dusun
Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
No Responden Nilai Angket JML A B C D 4 3 2 1
1 9 1 0 0 36 3 0 0 39 2 6 2 1 1 24 6 2 1 33 3 6 3 1 0 24 9 2 0 35 4 5 2 2 1 20 6 4 1 31 5 9 1 0 0 36 3 0 0 39 6 6 2 1 1 24 6 2 1 33 7 8 0 2 0 32 0 4 0 36 8 5 5 0 0 20 15 0 0 35 9 8 1 1 0 32 3 2 0 37 10 7 1 1 1 28 3 2 1 34 11 6 1 2 1 24 3 4 1 32 12 6 3 1 0 24 9 2 0 35 13 7 0 3 0 28 0 6 0 34 14 6 4 0 0 24 12 0 0 36 15 7 2 0 1 28 6 0 1 35 16 6 1 2 1 24 3 4 1 32 17 4 5 1 0 16 15 2 0 33 18 6 3 1 0 24 9 2 0 35 19 8 1 1 0 32 3 2 0 37 20 5 4 1 0 20 12 2 0 34 21 7 1 2 0 28 3 4 0 35 22 5 4 1 0 20 12 2 0 34 23 4 5 1 0 16 15 2 0 33 24 6 3 1 0 24 9 2 0 35 25 6 3 0 1 24 9 0 1 34 26 6 4 0 0 24 12 0 0 36 27 7 0 3 0 28 0 6 0 34 28 8 1 1 0 32 3 2 0 37 29 4 5 1 0 16 15 2 0 33 30 5 4 1 0 20 12 2 0 34
Dari hasil tersebut diketahui ∑X = 1 040
Nilai tertinggi = 39
Nilai terendah = 3
� = (�����)�
��
� = ���
�
� = �
�
� = 3
Setelah diketahui lebar interval 3, maka ditetapkan dalam
berikut
1. Kriteria A adalah nilai 37
2. KriteriaB adalah nilai 34
3. Kriteria C adalah nilai 31
Kemudian dicari prosentase respon kemandirian anak
menggunakan rumus sebagai b
4. Untuk kategori tinggi te
P =�
�
5. Untuk kategori sedang te
orang.
Nilai terendah = 31
)��
Setelah diketahui lebar interval 3, maka ditetapkan dalam klasifikasi sebagai
adalah nilai 37- 39, intensitas tinggi
KriteriaB adalah nilai 34 - 36, intensitas sedang
Kriteria C adalah nilai 31- 33, intensitas rendah
Kemudian dicari prosentase respon kemandirian anak
menggunakan rumus sebagai berikut:
� =�
�× 100%
Untuk kategori tinggi tentang respon kemandirian anak 37-
�
�� 100 %=
�
��� 100 % = 16,7%
Untuk kategori sedang tentang respon kemandirian anak 34
49
klasifikasi sebagai
Kemudian dicari prosentase respon kemandirian anak
-39 ada 5orang.
ntang respon kemandirian anak 34-36 ada 17
50
P =�
�� 100 %=
��
��� 100 % = 56,7%
6. Untuk kategori rendah tentang respon kemandirian anak 31-33 ada 8
orang.
P = �
�� 100 %=
�
��� 100 % = 26,67%
Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dengan
melihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5 Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang
No Interval Frekuensi Frek.Relatif (%)
1. 37 – 39 5 16,7%
2. 34– 36 17 56,7%
3. 31 – 33 8 26.6%
Jumlah
30 100 %
Untuk mencari nilai rata – rata dari variabel �� dengan
menggunakan rumus mean, yaitu : My = ∑ ��
�
Keterangan :
My = mean nilai dari rata – rata yang dicari
∑�� = jumlah nilai ��
N = jumlah responden
51
Diketahui :
∑�� = 1040
N = 30
My = ∑ ��
� =
����
��= 34,667
Untuk mengetahui nilai kualifikasi rata-rata variabel kemandirian anak di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang (y), dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Nilai Kualifikasi Rata-Rata Variabel Kemandirian Anak di
Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
No Interval Kelas Kategori
1. 32 – 34 Rendah
2. 35 – 37 Sedang
3. 38 – 40 Tinggi
Jadi, nilai rata – rata variabel kemandirian anak di dusun ketapang
kecamatan susukan kabupaten semarang tahun 2016 (Y) adalah 34,67.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwakemandirian
anak didusun ketapang kecamatan ssukan kabupaten semarang termasuk kategori
sedang karena berada di interval 34-36 dengan kemunculan sebanyak 17 kali.
4. Analisis Uji Hipotesis
52
Pada analisis ini penulis bermaksud menjawab tujuan penelitian yang
ketiga yaitu adakah hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan
kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang.
Untuk mencari korelasi yaitu dengan menggunakan rumus product
moment guna menentukan apakah ada korelasi antara pola asuh orang tua
demokratis dengan kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang, maka di gunakan rumus product moment
sebagai berikut:
��� =∑ �� −
(∑ �)(∑ �)�
��∑ ��
−(∑ �)�
�� �∑ �
�−
(∑ �)�
��
Keterangan:
X =Pola asuh orang tua demokratis
Y =Kemandirian Anak
rxy =Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
∑x =Jumlah nilai variabel x
∑y =Jumlah nilai variabel y
X² =Kuadrat dari variabel x
Y² =Kuadrat dari variabel y
xy =Produk dari variabel x dan y
N = Jumlah Indiviu yang diteliti
53
Untuk memperoleh data angka yang akan digunakan dalam
rumus product moment diatas, diperlukan pembuatan tabel kerja
antara variabel x dengan variabel y dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis (Variabel x)
dengan Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang (Variabel y)
NO X Y X² Y² X.Y
1. 40 39
1600 1521 1560 2.
37 33 1369 1089 1221
3. 38 35
1444 1225 1330 4.
34 31 1156 861 1054
5. 38 40
1444 1600 1520 6.
36 33 1296 1089 1188
7. 38 36
1444 1296 1368 8.
37 35 1369 1225 1295
9. 39 37
1521 1369 1443 10.
36 34 1296 1156 1224
11. 35 32
1225 1024 1120 12.
36 35 1296 1225 1260
13. 35 34
1225 1156 1190 14.
37 36 1369 1296 1332
15. 36 35
1296 1225 1260 16.
33 31 1089 961 1023
17. 35 33
1225 1296 1155 18.
37 35 1369 1225 1295
54
19. 39 37
1521 1369 1443 20.
36 34 1296 1156 1224
21. 38 35
1444 1225 1330 22.
37 34 1369 1156 1258
23. 35 33
1225 1089 1155 24.
38 35 1444 1225 1330
25. 35 34
1225 1156 1190 26.
38 36 1444 1296 1368
27. 36 34
1296 1156 1224 28.
38 37 1444 1369 1404
29. 34 33
1156 1089 1122 30.
39 34 1521 1156 1326
Jumlah 1110 1040
40418 36281 38212
Dengan melihat pada tabel kerja diatas, maka dapat diketahui:
∑N =30
∑X =1100
∑Y =1040
∑X² =40418
∑Y² =36281
∑XY =38212
Maka:
55
��� =∑ �� −
(∑ �)(∑ �)�
��∑ ��
−(∑ �)�
�� �∑ �
�−
(∑ �)�
��
��� =38212 −
(1100)(1040)30
��40418 −(1100)�
30� �36281 −
(1040)�
30�
�����������.�
�{�����������,�{�����������,�}�=
=��,�
�{��,�}{���,�}
=��,�
√�����,��
=��,�
���,�������
rxy=0,566
31. Analisis Lanjut
Setelah diketahui hasil perhitungan dengan product moment, dan
diperoleh rxy sebesar 0,566, maka langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (ro) dengan nilai r pada
tabel (rt). Untuk mengetahui taraf signifikasi, maka akan di sajikan tabel r
product moment, baik taraf signifikasi 5% maupun 1%.
Tabel 4.8
Nilai r product moment
56
N=30
5% 1%
0,361 0,463
Dimana dari hasil konsultasi dapat dikatakan:
32. Jika rxy> r tabel, maka ada korelasi positif antara variabel x dan y
33. Jika rxy< r tabel, maka tidak ada korelasi positif antara variabel x dan y
Ternyata dari hasil perhitungan diatas, pada taraf signifikan 5% di
peroleh “r” pada tabel 0,361, karena nilai rxy =0,566 lebih besar dari nilai
“r“tabel =0,361 atau rxy > rtabel dan taraf signifikan 1%diperoleh “r” pada
tabel =0,463, nilai rxy =0,566 lebih besar dari “r” tabel =0,463 atau rxy >
rtabel, sehingga dapat dikatakan bahwa ada korelasi positif antara variabel x
(pola asuh orang tua demokratis) terhadap variabel y (kemandirian anak).
Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini yang berbunyi
ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua demokratis dengan
kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang dapat diterima kebenarannya.
57
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat
penulis ambil adalah:
1. Pola asuh orang tua demokratis di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu: pada kategori tinggi berjumlah 4
orang atau 13,3%. Pada kategori sedang berjumlah 18 orang atau 60%.
Pada kategori rendah berjumlah 8 orang atau 26,7%.
2. Tingkat kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
sesuai dengan data yang diperoleh yaitu: pada kategori tinggi berjumlah 5
orang atau 15,7%. Pada kategori sedang berjuPmlah 17 orang atau 56,7%.
Pada kategori rendah berjumlah 8 orang atau 26,6%.
3. Ada korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua demokratis
dengan kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun 2016. Setelah dilakukan penelitian diperoleh
bahwa nilai rxy sebesar 0,566 dengan jumlah responden (N) adalah 30.
Setelah dikonsultasikan dengan “r” tabel, pada taraf signifikan 5%
diperoleh “r” tabel= 0,361, karena nilai ��� sebesar 0,566, maka
58
���>������ . Selanjutnya pada taraf signifikan 1% diperoleh “r” tabel=
0,463, karena nilai ��� = 0,566 maka ��� >������.
Dari hasil penelitian yang telah disajikan diatas dapat disimpulkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua
demokratis dengan kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.Semakin tinggi tingkat pola asuh
orang tua demokratis, semakin tinggi pula tingkat kemandirian anak.
Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini yang berbunyi
ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua demokratis dengan
kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun 2016 dapat di terima kebenarannya.
4. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Bagi pihak orang tua hendaknya untuk meningkatkan kemandirian
anak dalam belajar orang tua menerapkan pola asuh demokratis. Orang tua
memberikan pengalaman, pemahaman dan wawasan akan arti pentingnya
kemandirian siswa dalam menghadapi masa depan. Hal ini dapat dilakukan
melalui proses pendidikan baginya. Serta kebebasan anak dalam menentukan
yang akan dilakukannya, dalam hal ini peran orang tua hanya mengawasai
perkembangan dan mengingatkan kepada anak apabila muncul ketidak baikan
pada diri dan perkembangan anak.
59
2. Dalam hal ini anak diharapkan untuk mengembangkan
kemampuan, memperbanyak wawasan dan ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan kemandirian, serta anak dituntun untuk selalu belajar dalam
bersikap mandiri terhadap apa yang harus dilakukan guna menuju jenjang
remaja dan dewasa baik lahir maupun batin.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan
penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan yang terdapat dalam
penelitian ini sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: PT RinekaCipta.
Azwar, Saifudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Al.Tridhonanto dan Beranda Agency. 2014. Mengembangkan Pola Asuh Demokratis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Darmawan, Deni. 2014. MetodePenelitianKuantitatif.Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
Darusman, Marzuki. 2000. Metododogi Penelitian. Bandung: PustakaBelajar.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: Pustaka
Amani.
Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Fadillah, Muhammad dan Lilif Mualifatul Khorida.2013. Pendidikan Karakter Amak UsiaDini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kanisius. 2006. Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta: Kanisius .
Poerwadarminto, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Prasetya, G. Tembong. 2003. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Saerozi, 2008.PedomanPenulisanSkripsi. Salatiga: STAIN
Suryabrata, Sumadi.1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukandarummidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiono. 2011. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Shochib, M. 1997. PolaAsuh Orang TuaJakarta :RinekaCipta.
Thoha, chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka
pelajar (IKAPI).
Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta : Balai
Pustaka.
Ulwah, Abdullah Nashih. 1999. Pendidikan Anak dalam Islam II. Jakarta: Pustaka
Amani.
Wiyani,Novan Ardy. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN
KEMANDIRIAN ANAK
NO
INDIKATOR POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
1. Bersikap bersahabat 1. Apakan anda memiliki hubungan yang erat kepada anak anda?
2. Apakah anda memprioritaskan kepentingan anak?
2. Memiliki tujuan dan arah hidup jelas
1. Apakah anda pernah mengajak anak anda berbicara tentang pendidikannya?
2. Apakah anak pernah anda libatkan dalam menentukan sekolah?
3. Memberikan kesempatan anak untuk mningkatkan kreativitas
1. Apakah anda memahami kemampuan dan kelebihan anak anda?
2. Apakah dalam pendidikan anak, anda mendorong anak untuk belajar?
3. Melihat kemampuan anak baik akademik maupun non akademik, apakah anda berusaha untuk memberikan pendidikan tambahan?
4. Memberi kesempatan anak untuk bermain
1. Apakah anda membatasi anak dalam bermain?
2. Apakah anda memilihkan teman bermain bagi anak?
3. Apakah anda pernah melarang anak untuk bermain?
NO KEMANDIRIAN ANAK 1. Tidak tergantung
dengan orang lain 1. Dengan penanaman kemandirian pada anak,
apakah anak dapat bersikap lebih baik dalam berinteraksi terhadap anggota masyarakat
2. Apakah dengan pola asuh demokratis yang anda tanamkan, anak dapat menghargai orang lain?
2. Berinisiatif 1. Apakah anak anda memiliki keterampilan yang perlu dikembangkan
2. Apakah anak anda mampu menyelesaikan
tugas rumah maupun sekolah dengan sendiri 3. Mampu dan berani
menentukan pilihannya.
1. Apakah yang dilakukan oleh anak anda dilaksanakan dengan sadar dan penuh tanggung jawab
2. Dalam menentukan sesuatu yang akan dilakukan, apakah anak anda menentukan berdasarkan keinginan sendiri
4. Mampu mengendalikan diri
1. Apakah anak anda dalam mendapatkan masalah terselesaikan dengan sendirinya
2. Apakah anak anda pernah merasa bersalah apabila melanggar peraturan
5. Memiliki kepercayaan kepada diri sendiri
1. Apakah anak anda dalam menyelesaikan pekerjaan dilakukannya dengan sendiri
2. Apakah anak anda memiliki keinginan yang kuat untuk bisa menyelesaikan tugasnya.
DOKUMENTASI POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
DOKUMENTASI KEMANDIRIAN ANAK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Daya Lolita Santi
Umur : 23 th
Tempat, Tanggal lahir : Semarang,17 Maret 1993
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Ketapang RT04/RW01 Kecamatan Susukan
Menerangkan Dengan Sesungguhnya
PENDIDIKAN
1. Tamatan SD N 03 Ketapang tahun 2005
2. Tamatan MTS Al-IHSANBoyolali tahun 2008
3. Tamatan MA AL-IHSAN Boyolali tahun 2011
4. Tamatan IAIN Salatiga tahun 2016
Demikiandaftarriwayathidupinisayabuatdengansebenarnya.
Semarang,14 Juni 2016
Yang Bersangkutan,
Daya Lolita Santi 11111042