Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres...
Transcript of Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres...
Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja
pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD
SKRIPSI
Oleh:
Fenny Febriyanti
201210230311395
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja
pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Fenny Febriyanti
201210230311395
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Skripsi :Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan
Stres Kerja Pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD
2. Nama Peneliti : Fenny Febriyanti
3. NIM : 201210230311395
4. Fakultas : Psikologi
5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
6. Waktu Penelitian : 01 Maret – 31 Maret 2016
Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 29 April 2016
Dewan penguji
Ketua Penguji : Dr. DiahKarmiyati, M.Si
Anggota Penguji : 1. Dr. NidaHasanati, M.Si
2. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi
3. Adyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. DiahKarmiyati, M.Si Dr. NidaHasanati, M.Si
Malang,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Dra. Tri Dayakisni, M.Si.
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Fenny Febriyanti
NIM : 201210230311395
Fakultas : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :
Hubungan Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Stres Kerja Pada
Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD.
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian atau keseluruhan kecuali dalam bentuk
kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil skripsi/ karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas
royalti non-eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Mengetahui, Malang, 20 April 2016
Ketua Program Studi Yang Menyatakan
Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si Fenny Febriyanti
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi atas rahmat dan hidayah-
Nya, tak lupa Shalawat penulis haturkan kepada nabi junjungan umat Islam, Rasulullah
SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang mulia sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
Dengan Stres Kerja Pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala bimbingan yang bermanfaat dari berbagai
pihak yang diterima oleh penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Ibu Dr. Nida Hasanati, M.Si, selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak inspirasi, banyak meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan bermanfaat
sehingga penulis dapat menyempurnakan penelitian ini dengan maksimal.
3. Ibu Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA selaku dosen wali yang telah memberi dukungan dan
serta arahan kepada penulis selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Kepala Batalyon Infantri 512 TNI Angkatan Darat yang telah memberikanizin untuk
melakukan pengambilan data dan Bapak Lettu Inf Budi Sutrisno selaku pendamping saat
pengambilan data penelitian
6. H. Suaeb, S.Sos dan Hj. Aminah, selaku orang tuajuga M. Fauzi Ardiansyah, ST kakak
yang selalu mengingatkan, serta sumber motivasi penulis atas segala doa, kasih sayang,
perhatian dan dukungan tiada henti yang diberikan kepada penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah, Tirarahayu, Yulia Nada,
Atur Nanda, Nino Dwi, yunairisya, Izza Amalia, Saufan dan Amfaizalk yang selalu
mendukung dan memberikan bantuan serta solidaritas dan yang selama ini telah banyak
memberikan pelajaran, pengalaman serta bantuan kepada penulis.
iv
8. Mughny Ilman Wali Rusdi, La Ode Ghifari Temu, Reski Fazrian dan Kahvegy Endit
yang telah menjadi saudara, rekan dan sahabat penulis selama merantau di Kota Malang.
9. Rekan-rekan Basket Psikologi khususnya Syafiruddin Allamh, S.Ikom, Yadi
Hardiansyah, S.Psi, Elita Akashi, Devi Prihasti yang telah banyak memberikan semangat
serta bantuan kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Meski demikian, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 26 Maret 2016
Penulis
Fenny Febriyanti
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… . iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vii
DAFTAR LAMP ............................................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
Latar Belakang Masalah ............................................................................................ ......... 2
LANDASAN TEORI
Gaya Kepemimpinan Otoriter ....................................................................... ......... 5
Ciri-Ciri Gaya KepemimpinanOtoriter ......................................................... ......... 5
Persepsi Tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter ........................................... ......... 6
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................................ ......... 6
Stres Kerja ..................................................................................................... ......... 7
Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja ............................................................. ......... 8
Aspek dan Gejala Stres Kerja ........................................................................ ......... 8
Dampak Stres Kerja ...................................................................................... ......... 8
HubunganPersepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja ......... ......... 9
HIPOTESA 10
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian .................................................................................... ......... 11
Subjek Penelitian ........................................................................................... ......... 11
Variabel dan Instrumen Penelitian ................................................................ ......... 11
Prosedur dan Analisa Data ............................................................................ ......... 13
HASIL PENELITIAN ............................................................................................. ......... 14
vi
DISKUSI .................................................................................................................. ......... 16
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ....................................................................... ......... 18
REFERENSI ............................................................................................................ ......... 19
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.IndeksValiditasAlatUkurPenelitian .................................................................... 12
Tabel 2.Indeks reliabilitas Alat Ukur Penelitian ............................................................. 12
Tabel 3.Rincian Penyebaran Subjek Berdasarkan Kesatuan ........................................... 14
Tabel 4.Deskripsikarakteristik......................................................................................... 14
Tabel 5.KlasifikasiPersepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter ............................................ 15
Tabel 6.KlasifikasiStresKerja ………............................................................................. 15
Hasil Uji Korelasi Pearson – Product Moment .............................................................. 16
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Blue Print SkalaPersepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Stres Kerja ....................... 21
LAMPIRAN 2
Skala Try Out Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Stres Kerja.......................... 26
LAMPIRAN 3
Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Persepsi Skala Gaya Kepemimpinan Otoriter
danStresKerja .................................................................................................................. 34
LAMPIRAN 4
SkalaTurun Lapang Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Stres Kerja................. 37
LAMPIRAN 5
Tabulasi Data ................................................................................................................... 44
LAMPIRAN 6
Hasil Analisis Pearson – Product Moment.....................................................................59
1
HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN STRESS
KERJA PADA ANGGOTA BATALYON INFANTRI 512 TNI AD
Fenny Febriyanti
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Stres kerja merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami ketegangan karena adanya
keadaan yang mempengaruhi dirinya. Keadaan-keadaan ini berasal dari individu sendiri ataupun
dari lingkungan pekerjaannya. Persepsi gaya kepemimpinan otoriter merupakan penafsiran atau
penilaian karyawan terhadap kekuasaan penuh pemimpin, pembagian wewenang serta hubungan
atasan dan bawahan. adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi gaya
kepemimpinan otoriter dengan dengan stres kerja pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional
dengan subjek 205 orang. Hasil penelitian menunjukan jika ada hubungan positif yang signifikan
antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja (r = 0,238; p = 0,001). Jadi,
semakin tinggi mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter atasan, maka semakin tinggi stres
kerja yang akan dialami, begitupun sebaliknya. Persepsi gaya kepemimpinan otoriter
mempengaruhi stress kerja sebesar 5,6 % (r2 = 0,056).
Kata Kunci: Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter, Stres Kerja
Job stress is a condition in which individuals experience tension because of a circumstances that
affected him. These circumstances come fromthemselves or their working environment.
Perception on authoritarian leadership style is the interpretation or employee assessment about
the full power of leader, the division of authority along with relationship on percepstion
authoritarian leadership style by job stress of 512 Infantry Battalion army members. The method
used in this study is a quantitative correlation with the subject of 205 people. The results show
that, there is a significant positive relationship between the perception of an authoritarian
leadership style with work stress (r = 0.238; p = 0.001). so, higher perception on leader
authoritarian leadership style, make job stress higher which will be experienced later, and
conversely. Authoritarian Leadership Style Perception affects the job stress of 5.6% (r2 = 0.056).
Keyword: Authoration Leadership Style, Job Stress
2
Dewasa ini dalam dunia kerja, stres menjadi salah satu masalah penting terkait pengaruhnya
dengan produktivitas kerja karyawan ataupun anggota dalam sebuah organisasi. Dengan tingkat
tekanan dan tuntutan yang berbeda-beda, kecenderungan timbulnya stress pada setiap individu
tersebut meningkat sesuai dengan kepribadian masing-masing individu tersebut. Pada data yang
diperoleh dari The American Institute of Stress dalam penelitiannya di Amerika Serikat pada
tahun 2006 menunjukkan bahwa stres yang timbul akibat beban kerja merupakan 46 % jawaban
yang diberikan oleh respondennya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan
kerja yang dalam hal ini beban kerja merupakan penyumbang terbesar sumber stres jika
dibandingkan dengan permasalahan sosial sebesar 28 %, permasalahan individu 20 % serta
keamanan kerja yang hanya 6 %. Rentannya dunia kerja terhadap timbulnya stres lebih
disebabkan karena besarnya harapan dunia kerja bisa menjamin keberlangsungan hidup pekerja
tersebut.
Menurut penelitian Randall Schuller, stres yang dihadapi pekerja akan sangat berhubungan
dengan prestasi kerjanya, peningkatan ketidak-hadiran kerja dan cenderung berpeluang
mengalami kecelakaan kerja. Demikian pula, jika banyak diantara tenaga kerja di dalam
organisasi yang mengalami stres kerja maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan
terganggu (Retnaningtyas, dalam Widiana 2011). Demikian pula dengan organisasi militer akibat
yang ditimbulkannya oleh Tanielian dkk (2008) menyebutnya sebagai invisible wound (luka
yang tidak terlihat). Invisible wound tersebut akan mengakibatkan gangguan kesehatan mental
kepada prajurit diantaranya post-traumatic stress disorder (PSTD), gangguan kecemasan atau
depresi.
Penelitian yang dilakukan oleh WHO menyimpulkan bahwa pada dasarnya, kondisi dunia kerja
yang baik adalah dimana tekanan yang ada di dalam pekerjaan berbanding lurus dengan
kenyamanan dan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Kondisi tersebut harus mampu
menjamin keahlian mereka dapat dipergunakan, jumlah pekerjaan yang diluar batas kemampuan
manusia serta tunjangan karir yang dapat meningkatkan produktifitas mereka (WHO,2008).
Tekanan pekerjaan dalam dunia kerja merupakan hal yang tidak dapat dihindari mengingat
tingginya tingkat persaingan untuk mendapatkan tujuan dari organisasi tersebut. Namun yang
menjadi kendala adalah jika tantangan tersebut tidak mampu dikelola dengan baik menurut
kebutuhan dan porsi masing-masing individu maka hal tersebut dapat menjadi stres. Stres yang
dialami oleh pekerja dapat membawa dampak buruk bagi aktualisasinya dalam kehidupan sosial
serta kapabilitasnya dalam produktifitas kerja. Secara umum stress dimaknai sebagai suatu
tekanan yang merupakan akibat dari adanya gangguan baik dari kejadian eksternal maupun
internal.
Riset lain yang dilakukan oleh Career Cast, merilis data peringkat pekerjaan dengan tingkat
stress tertinggi yaitu beberapa diantaranya pemadam kebakaran, pilot dan anggota militer
(kompas, 2015). Dari penelitian dan riset tersebut dapat disimpulkan bahwa didalam organisasi
militer, rentan timbulnya stres dikarenakan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu karena pola
kerja ketat yang diterapkan didalam organisasi militer tersebut. Tidak hanya itu, ketidak-
seimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kapabilitas individu yang disertai dengan
karakteristik individu sangat mempengaruhi kemampuan individu menanggapi stres.
Tantangan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh prajurit TNI dapat menimbulkan rasa tertekan
pada prajurit, ketidakmampuan seseorang dalam menjawab tuntutan tersebut sangat mungkin
menjadi pemicu timbulnya stres kerja. Sehingga akibat dari stres itu sendiri akan mengakibatkan
3
produktivitas kerja yang menurun (Kirkcaldy, dalam Wijono, 2006). Hal ini yang mendasari
penting melakukan penelitian tentang stres kerja, agar dapat diketahui bagaimana stres kerja itu
mempengaruhi kinerja anggota agar dapat dilakukan penanganan mengenai bagaimana
mengatasi stres kerja itu sendiri. Ubaidillah (dalam Arisuna, 2008) menyimpulkan bahwa stres
kerja adalah keadaan dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang belum atau
bahkan tidak bisa dijangkau oleh kemampuannya.
Bukan hanya itu, stres kerja juga dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu gaya
kepemimpinan pemimpin ditempat kerja. Salah satu gaya kepemimpinan ini adalah otoriter.
Kartono (1986) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan
yang ditandai dengan ciri-ciri sikap pemimpin yang kaku dan keras dalam menerapkan
peraturan-peraturan maupun disiplin, bersikap memaksa dengan selalu menuntut kepatuhan
karyawannya agar bertingkah laku seperti yang diinginkan oleh pemimpinnya. Sikap pemimpin
yang bergaya kepemimpinan otoriter adalah melakukan hal yang dianggap terbaik oleh mereka
sendiri, diantarannya adalah dengan hukuman, sikap ini dapat menimbulkan ketegangan dan
ketidaknyamanan anggota sehingga memungkinkan adanya tekanan yang dialami oleh anggota
didalam organisasi tersebut.
Beberapa permasalahan stres kerja yang dialami oleh anggota TNI AD seperti wawancara yang
dilakukan peneliti dengan salah satu komandan di yonif 512 menyatakan bahwa semua anggota
TNI wajib memenuhi tanggung jawab pekerjaanya sesuai dengan apa yang diperintahkan dan
diinstruksikan oleh pimpinannya. Karena apabila mereka tidak memenuhi perintah pimpinan
ataupun atasannya didalam menjalankan tugasnya maka mereka akan dikenakan teguran bahkan
sanksi sesuai dengan kesalahan yang mereka lakukan. Sanksi yang diberikan sesuai dengan pasal
yang ditetapkan oleh TNI sendiri yang menjadi organisasi yang paling berwenang. Permasalahan
ataupun kondisi ini yang memungkinkan terjadinya stress kerja yang dialami oleh anggota
organisasi TNI itu sendiri (Senin, 15 Februari 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Nugrahawan (2010) menemukan bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja
ditunjukan nilai r=0,417; p=0.000. Semakin tinggi persepsi terhadap kepemimpinan otoriter
maka akan semakin tinggi pula tekanan kerja. Sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap
kepemimpinan otoriter maka akan semakin rendah tekanan kerja. Kesimpulan penelitian ini
menyatakan ada hubungan yang sangat signifikan antara hubungan persepsi terhadap gaya
kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan.
Skogstad dan Einarsen dan Anna Nyberg dkk (dalam Kavanagh, 2005) menemukan korelasi
positif antara gaya kepemimpinan dan kepuasan bawahan, komitmen organisasi dan kompetensi
evaluasi pemimpin tersebut. Penelitian lain juga memberikan hasil serupa diantaranya oleh
Chiok Foong Loke dan Anna Nyberg dkk (dalam Kavanagh, 2005) yang menyatakan 29 %
kepuasan kerja ditentukan oleh gaya kepemimpinan. Berdasarkan tulisan tersebut maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa salah satu faktor yang menimbulkan stress dalam lingkungan kerja
adalah sikap kerja pimpinannya atau gaya kepemimpinan yang diterapkan. Dalam beberapa
kasus, ada individu yang terbiasa dan mampu beradaptasi dengan cara kerja yang disiplin dan
merasa cocok dengan perlakuan pimpinan yang demikian tetapi ada juga yang tidak terbiasa
dengan sikap pemimpinannya yang terlalu keras dan disiplin. Kultur kepemimpinan seperti ini
ditunjukkan oleh pemimpin yang bergaya otoriter. Menurut Gilles (2005) gaya kepemimpinan
otoriter merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan, menggunakan
kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin, pemimpin menentukan semua tujuan yang
4
akan dicapai untuk pengambilan keputusan dan informasi yang diberikan kepada bawahan hanya
pada kepentingan tugas.
Gaya kepemimpinan juga mempunyai pengaruh terhadap stres kerja sesuai dengan penelitian
Aini (2003) dengan hasil analisis data mendapatkan kesimpulan bahwa ada korelasi yang sangat
signifikan antara gaya kepemimpinan otoriter terhadap stress kerja karyawan berkepribadian tipe
A pada karyawan cabang pegadaian di Malang dengan taraf signifikansi 5%. Dari penelitian ini
tampak bahwa karyawan menilai gaya kepemimpinan manager mereka otoriter tetapi dalam taraf
rata-rata sedang yakni sebesar 44,5%. Distribusi gaya kepemimpinan menunjukan bahwa
sebagian besar karyawan di perum pegadaian cabang X dan cabang Y mempersepsikan gaya
kepemimpinan manager adalah otoriter sedang. Dari sini dapat dilihat bahwa adanya hubungan
yang sangat signifikan dan positif antara gaya kepemimpinan dengan stres kerja karyawan. Hal
ini berarti semakin otoriter seseorang dalam memimpin, maka stres kerja karyawan semakin
tinggi.
Stres menjadi sangat rentan menghinggapi karyawan atau anggota dari sebuah organisasi oleh
karena itu gaya kepemimpinan akan mempengaruhi kemampuan manajerialnya terhadap stress.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2010), penelitian yang dilakukannya di BPR
Jepara Artha dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaya kepemimpian berkaitan erat
dengan kinerja karyawan atau dalam hal ini anggota organisasi tersebut serta stres kerja dapat
berpengaruh negatif dengan kinerja karyawan.
Atas dasar pemahaman di atas, penelitian ini menggunakan anggota Batalyon Infantri 512 TNI
AD sebagai subjek penelitian yang akan diteliti. Alasannya didalam hal stres kerja, peneliti
sangat menyadari akan pendidikan militer yang dilakukan oleh seorang calon pasukan khusus
dikarenakan mereka dipersiapkan dan dituntut oleh pimpinan dan organisasi untuk siap dalam
menghadapi medan pekerjaan yang akan mereka lakukan dan juga mereka harus melakukan
semua pekerjaan atas dasar intruksi dari atasan dan apabila anggota TNI melanggar peraturan
ataupun intruksi dari atasan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan kesalhan yang dilakukan.
Sehingga itu akan menjadi faktor hadirnya tekanan ataupun stres kerja dalam dunia militer.
Berdasarkan uraian fenomena diatas maka rumusan masalah didalam penelitian yang akan
dilakukan ini adalah, apakah ada hubungan persepsi gaya kepemimpian otoriter dengan stres
kerja pada anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja pada
anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Sehingga manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmiah dalam penerapan ilmu psikologi
terutama dibidang Psikologi Industri dan Organisasi terutama mengenai persepsi gaya
kepemimpinan otoriter dan stres kerja, selain itu untuk anggota TNI diharapkan dapat
memberikan informasi tentang hubungan persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja
pada karyawan, sehingga anggota TNI dapat mengendalikan stres kerja yang dirasakan dengan
cara mengembangkan persepsi yang positif terhadap pola kepemimpinan yang diterapkan.
Manfaat bagi organisasi militer khususnya Batalyon Infantri 512 TNI AD hasil penelitian ini
diharapkan memberikan informasi mengenai keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan stres
kerja sehingga Batalyon Infantri 512 TNI AD diharapkan dapat membantu memberikan solusi
yang tepat bagi anggotanya yang mengalami permasalahan terutama permasalahan stres yang
diakibatkan persepsi anggota terhadap gaya kepemimpinan otoriter atasannya.
5
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian maksimum
pada tugas dan perhatian minimum pada hubungan atasan bawahan. Pemimpin tipe ini tidak
percaya pada orang lain, tidak menyenangkan dan hanya tertarik pada tugas jangka pendek
(Luthans,2006). Lebih ringkasnya Thoha (1999) mendefinisikan gaya kepemimpinan otoriter
adalah gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian yang maksimal terhadap tugas dan
minimum terhadap hubungan kerja.
Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator. Pemimpin memberikan
instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus dikerjakan, selanjutnya karyawan
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini
menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Dilihat dari segi
persepsinya, seorang pemimpin yang otoriter adalah seseorang yang sangat egois. Egoismenya
yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikan kenyataan yang sebenarnya sehingga
sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoism
yang besar demikian, seorang pemimpin yang otoriter melihat perannya sebagai sumber segala
sesuatu dalam kehidupan organisasi (Siagian,1999).
Gaya kepemimpinan otoriter menurut Nawawi dan Hadari (2000) adalah pemimpin memandang
dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Penerapan gaya
kepemimpinan otoriter dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta
ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin
produktivitas dapat naik. Tetapi penerapan gaya kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan
kerugian antara lain suasana kaku, tegang mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat
timbulnya ketidakpuasan. Dalam hal ini, penerapan kepemimpinan otoriter ternyata
mengakibatkan rusaknya moral, peniadaan inisiatif, menimbulkan permusuhan, keluhan, absen,
pindah kerja dan ketidakpuasan.
Jadi, gaya kepemimpinan otoriter merupakan seorang pemimpin yang memegang penuh
kepemimpinannya dan semua kegiatan perusahaan atau organisasi berpusat penuh pada
pemimpin dan sepenuhnya pengambilan keputusan berpusat pada pemimpin.
Ciri-Ciri Gaya kepemimpinan Otoriter
Siagian (1999) menjelaskan ciri-ciri dari gaya kepemimpinan otoriter yaitu: (1) Pemberian
instruksi, bawahan menilai bahwa dalam hal melaksanakan tugas merupakan kegiatan yang
penting dan harus dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan tugas seorang pemimpin harus
member instruksi-instruksi kepada bawahannya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
(2) Pengawasan, seorang bawahan selalu menilai bahwa pelaksaan tugas tidak boleh keliru atau
salah dari instruksi yang diberikan, karena atasan selalu mengontrol kerja mereka dengan ketat.
Sanksi atau hukuman diberikan kepada bawahan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
tanpa membuat kekeliruan ataupun kesalahan, (3) Kebebasan berinisiatif, bawahan menilai
inisiatif dan kreativitas mereka dimatikan karena dipandang akan menyimpang dari instruksi
yang diberikan atasan, (4) Hubungan pimpinan-bawahan, pimpinan menilai bahwa atasan kurang
memperhatikan hubungan dengan bawahan baik antara atasan dengan bawahan maupun sesama
bawahan, (5) Kepercayaan pada orang lain, bawahan menganggap bahwa atasan kurang dapat
mempercayai orang lain termasuk anggota kelompoknya ataupun organisasinya.
6
Nawawi dan Hadari (2000) menjabarkan gaya kepemimpinan otoriter yaitu: (1) Pelaksanaan
tugas merupakan kegiatan terpenting. Untuk itu orang-orang yang dipimpin harus diberi
instruksi-instruksi agar melaksanakan tugasnya, (2) Pelaksanaan tugas tidak boleh keliru salah
satu menyimpang dari instruksi. Oleh karena itu harus dikontrol secara tepat. Sanksi atau
hukuman dijadikan alat agar orang-orang yang dipimpin berusaha melaksanakan tugasnya tanpa
membuat kekeliruan, kesalahan, dan penyimpangan, (3) Inisiatif dan kreativitas orang-orang
yang dipimpin dimatikan karena dipandang akan menyimpang dari instruksi, (4) Kurang
memperhatikan hubungan manusiawi, baik antara pemimpin dengan orang yang dipimpin
maupun sesama orang-orang yang dipimpin, (5) Kurang mempercayai orang lain, termasuk
anggota kelompoknya/organisasinya.
Anoraga (2000) juga menjabarkan aspek-aspek dari gaya kepemimpinan otoriter, yaitu: (1)
wewenang mutlak berpusat pada pemimpin, (2) keputusan selalu dibuat oleh pimpinan, (3)
kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan, (4) komunikasi berlangsung dalam satu arah dari
pimpinan kepada bawahan, (5) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat, (6) Prasangka harus selalu datang dari pimpinan,
(7) tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat, (8)
Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif, (9) Lebih banyak kritik dari pada pujian,
(10) Pemimpin menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat, (11) Pimpinan menuntut
kesetiaan mutlak tanpa syarat, (12) Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman, (13)
Kasar dalam bertindak, (14) Kaku dalam bersikap, (15) Tanggung jawab keberhasilan organisasi
hanya ditanggung oleh pimpinan.
Persepsi Tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam
memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan dan penciuman. Kunci utama memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan
bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya
pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 1999).
Persepsi juga meliputi kognisi (pengetahuan) jadi, persepsi menyangkut penafsiran objek, tanda
dari sudut pengalaman orang yang bersangkutan. Krech (Thoha,1999) berpendapat bahwa
persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik
tentang kenyataan. Robbins (1996) mengartikan persepsi adalah suatu proses dimana individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra-indra mereka agar memberikan makna bagi
lingkungan mereka. Dengan kata lain persepsi adalah pengorganisasian stimulus, penterjemahan
atau penafsiran stimulus yang mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap (Gibson, 2000)
Persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan otoriter atasan adalah penafsiran atau penilaian
keryawan ataupun anggota terhadap kekuasaan penuh pemimpin, pembagian wewenang serta
hubungan atasan dan bawahan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Banyak hal yang menyebabkan atau yang mempengaruhi persepsi. Seperti yang dijelaskan oleh
Robbins (1996) ia mengklasifikasikan tiga faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: (1)Pelaku
Persepsi. Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa
yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari
pelaku persepsi individual itu. Diantara karakteristik pribadi yang telah relevan mempengaruhi
7
persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan,
(2) Target. Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati apa yang akan
dipersepsikan. Gerakan, bunyi, ukuran dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara kita
memandangnya, (3) Situasi. Adalah penting konteks dimana kita melihat objek-objek atau
peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi kita.
Tetapi Andreason dan Kenneth (dalam Hartini, 1995) berpendapat bahwa persepsi dipengaruhi
oleh 2 faktor, yaitu: (1) Faktor Personal. Secara personal persepsi bersifat selektif, yang
menentukan persepsi bukanlah bentuk atau jenis stimulus yang hadir melainkan ditentukan oleh
karakteristik subjek yang merespon kehadiran stimulus yang diperhatikan secara sadar. Stimulus
boleh jadi sama bentuk dan jenisnya, tetapi persepsi subjek yang melihatnya bisa berbeda-beda.
Jadi selektivitas persepsi maksudnya objek stimulus yang mendapat tekanan cenderung objek
yang dapat memenuhi tujuan subjek yang mempersepsinya. Berdasarkan hasil penelitian, telah
terbukti bahwa pengalaman akan mempengaruhi kecermatan persepsi, (2) Faktor Struktural.
Medan perseptual dan kognitif seseorang selalu diorganisasikan dan diberi arti. Individu
mengorganisasikan stimulus dengan melihat konteksnya. Jika stimulus yang diterima tidak
lengkap, individu akan melengkapi dan menginterpretasikan secara konsisten dengan stimulus
yang dipersepsi. Sehubungan dengan konteks, disini mengandung pengertian bahwa perseptual
dan kognitif dari struktur tertentu ditentukan oleh sifat struktur secara keseluruhan.
Stres Kerja
Stres tidak asing lagi bagi setiap individu didalam kesehariannya. Bahkan hampir semua individu
pernah mengalami stres. Banyak terjadi bahwa stres timbul akibat adanya tekanan-tekanan dari
berbagai sumber sehingga akan mudah mempengaruhi individu dengan cara dan waktu yang
berbeda-beda. Stres dalam pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan oleh
anggota karena tugas-tugas yang dilakukan tidak dapat dipenuhi dan tuntutan-tuntutan pekerjaan
yang diberikan oleh pemimpin tidak dapat dilaksanakan sehingga stres muncul saat karyawan
tidak mampu memenuhi apa yang seharusnya dilakukan dan diperintahkan.
Menurut Fraser (dalam Anoraga, 1992) mendefinisikan stres kerja merupakan sesuatu yang
muncul setiap kali ada perubahan dalam keseimbangan sebuah kompleksitas antara manusia-
mesin dan lingkungan. Karena kompleksitas itu merupakan suatu system interaktif, maka stres
yang dihasilkan tersebut ada diantara beberapa komponen system.
Stres kerja adalah situasi ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang
sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar , hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan
yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi , pikiran dan kondisi fisik seseorang dalam
bekerja (Hariandja, 2002)
Menurut Mangkunegara (1993) stres kerja sendiri merupakan suatu perasaan yang menekan atau
rasa tertekan yang dialami karyawan dalam mengahadapi pekerjaannya.
Tetapi Brainer dan Reynolds (dalam Jones, 2001) menyebutkan bahwa sedikit sekali individu
yang memahami bagaimana tentang stres kerja itu, tetapi mereka memahami tentang stres kerja
hanya tentang perubahan emosi yang terjadi ditempat kerja. Sehingga menurut Brainer dan
Reynolds stres kerja adalah perubahan emosi seseorang ditempat kerja.
Dari beberapa pengertian stres kerja diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan suatu
keadaan yang dimana individu mengalami ketegangan karena adanya keadaan yang
mempengaruhi dirinya. Keadaan-keadaan ini dapat berasal dari individu sendiri ataupun dari
8
lingkungan pekerjaanya. Stres juga suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi
oleh perbedaan individu atau proses psikologis sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan,
situasi yang terlalu banyak tuntutan psikologis dan fisik individu.
Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja
Menurut Handoko (2001) kondisi kerja menjadi penyebab stres dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu : yang pertama On-the-job stress, penyebab-penyebabnya yaitu: beban kerja yang
berlebihan, tekanan atau desakan waktu, umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang memadai,
wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab, kemenduaan peranan,
frustasi, konflik antar pribadi dan antar kelompok, perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan
karyawan dan berbagai bentuk perubahan. Dan yang kedua Off-the-job stress, penyebabnya
yaitu: kekuatan finansial, masalah-masalah yang baerkaitan dengan anak, masalah-masalah fisik,
masalah-masalah perkawinan, perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal, dan masalah-
masalah pribadi lainnya.
Sedangkan menurut Robbins (2006) faktor-faktor penyebab stres dapat dibedakan menjadi tiga
kategori yaitu: 1) Faktor Lingkungan yaitu ketidakpastian ekonomi, politik, dan teknologi
seringkali menjadi sumber utama stres pada individu, 2) Faktor Organisasi, disini faktor-faktor
utamanya adalah tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi,
kepemimpinan, dan tahap hidup organisasi itu. stres akan terjadi berkepanjangan apabila faktor-
faktor tersebut secara bersamaan muncul dan tidak segera diantisipasi dan diatasi, dan 3) Faktor
Individu, Karakteristik-karakteristik yang dimiliki manusia cukup banyak dan beragam.
Perbedaan itu sebagai konsekuensi dari interaksi dengan lingkungan luar yang masih terkait
dengan keberadaanya. Seperti, masalah keluarga, ekonomi atau kepribadiannya sendiri.
Sehingga dapat dilihat dari uraian diatas bahwa faktor faktor penyebab stres kerja adalah faktor
yang berasal dari pekerjaan itu sendiri (on the job), dari luar pekerjaan (off the job), dan faktor
individu
Aspek dan Gejala Stres Kerja
Menurut Robbins (1998), stres kerja dikategorikan dalam beberapa aspek-aspek stres kerja: 1)
Aspek Fisologis: menyatakan bahwa stres kerja dapat dilihat pada gejala fisiologis. Dalam
gejala fisiologis ini sering ditandai dengan perubahan dalam metabolisme tubuh, meningkatnya
laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan
dapat menyebabkan serangan jantung. 2) Aspek Psikologis: Stres kerja dan gangguan psikologis
merupakan hal yang dapat mempengaruhi kondisi kerja seseorang. Gejala-gejala pada aspek
psikologis jika terjadi stres kerja adalah ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan
suka menunda-nunda, gelisah, berkurangnya kemampuan komunikasi yang efektif, mudah bosan
dan tidak puas terhadap pekerjaan, rendahnya harga diri dan hilangnya spontanitas dan
kreativitas 3) Aspek Perilaku: Dalam aspek ini, stres kerja ditandai dengan perubahan perilaku
seseorang. Gejala-gejala tersebut adalah: penundaan pekerjaan, menurunya produktivitas kerja,
penurunan tingkat absensi, juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan
konsumsi alkohol, bicara cepat, dan gangguan tidur.
Dampak Stres Kerja
Menurut Istijanto (2005) dampak stres kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Dampak jangka
pendek. Dalam jangka pendek stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan serius akan
dapat membuat karyawan tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi, sehingga pada gilirannya
9
menyebabkan karyawan tidak bekerja secara optimal yang akhirnya mempengaruhi kinerja
mereka. 2) Dampak jangka panjang. Dalam jangka waktu yang lebih lama atau dalam jangka
panjang, jika karyawan tidak mampu menahan stres kerjanya, maka karyawan tidak mampu lagi
bekerja diperusahaan. Pada tahap yang demikian parah, stres dapat membuat karyawan jatuh
sakit sehingga tidak mampu masuk kerja, atau bahkan karyawan secara aktif dapat
mengundurkan diri.
Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja
Gaya kepemimpinan otoriter merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
seorang pemimpin, yang dimana pemimpin sebagai pemegang penuh kepemimpinannya dan
semua kegiatan organisasi dan sepenuhnya pengambilan keputusan berpusat penuh pada
pemimpin. Menurut Siagian (1999) seorang pemimpin yang otoriter adalah seseorang yang
sangat egois, sehingga dalam egoismenya yang besar tersebut seorang pemimpin yang otoriter
melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasi. Seperti halnya di
TNI, TNI merupakan salah satu organisasi militer yang menerapkan gaya kepemimpinan
otoriter, yang dimana seorang pemimpin atau perwira membawahi sejumlah besar pasukan dan
pasukan hanya tunduk kepada pemimpinnya. Karena dimiliter menerapkan gaya kepemimpinan
otoriter sehingga kepemimpinanya memiliki pola Top Down (Heidjrachman,2000) dimana
pemimpin mengeluarkan strateginya tanpa meminta saran dari bawahannya dikarenakan
pemimpin memiliki pemahaman informasi yang dibutuhkannya untuk dijadikan sebuah strategi
dengan perbedaan kemampuan antara pimpinan dan bawahan, ini yang menjadikan pimpinan
tidak memerlukan anjuran bawahan. Berdasarkan pola top down yang diterapkan oleh seorang
pemimpin, maka kepatuhan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh
seorang anggota militer terhadap pimpinannya. Kepatuhan tersebut adalah hal yang harus
dilakukan untuk mencapai strategi dalam melindungi dan memajukan negara, sehingga hukuman
dan sanksi salah satu metode untuk menumbuhkan kepatuhan pasukan. Adanya hal tersebut, tak
jarang anggota ataupun bawahan mempersepsikan negatif gaya kepemimpinan otoriter yang
diterapkan pimpinannya. Akan tetapi, mereka tetap harus melaksanakan dan patuh terhadap
tugas dan perintah atasan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, walaupun banyak anggota
yang melaksanakan tugasnya dengan sifat yang tertekan dan menyebabkan stres kerja. Sehingga
ada hubungan positif antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja. Yang mana
jika anggota militer semakin tinggi mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter maka semakin
tinggi juga tingkat stres kerja yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Jika anggota militer
mempersepsikan biasa saja tentang gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan pemimpinnya
maka semakin rendah juga tingkat stres yang dialaminya.
10
Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangkan Berfikir
Hipotesa
Ada hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja pada anggota
Batalyon Infantri 512 TNI AD. Jadi semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan otoriter maka
semakin tinggi pula stres kerja. Begitupun sebaliknya, semakin rendah persepsi gaya
kepemimpinan otoriter maka semakin rendah pula stres kerja.
Anggota Batalyon
Infantri 512 TNI AD
STRES KERJA
- Anggota selalu berusaha patuh
terhadap permintaan atasan
- Anggota merasa tertekan
- Anggota tidak dapat merubah
keputusan yang dibuat oleh atasan
Persepsi Gaya Kepemimpinan
Otoriter
- Anggota menafsirkan atau menilai
bahwa kekuasaan secara penuh
berasal dari pimpinan
- Pembagian wewenang sepenuhnya
dari atasan
- Pengambilan keputusan harus
berasal dari atasan
Persepsi gaya
kepemimpinan
otoriter tinggi maka
stres kerja tinggi
11
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian dan analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan (Sugiyono,
2011)
Desain penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
korelasional karena penelitian ini dapat mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor-faktor berkaitan dengan faktor-faktor lain yang hendak diteliti berdasarkan koefisien yang
diperoleh (Suryabrata, 1992)
Penggunaan pendekatan kuantitatif korelasional ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara variable bebas (X) berupa Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
dengan Variabel Terikat (Y) berupa Stres Kerja.
Subyek Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, subjek penelitian ini merupakan anggota TNI Angkatan Darat
yang dimana peneliti memfokuskan pada Batalyon Infantri 512 yang bertempat di Rampal –
Malang. Yang dimana karakterisitik subjek penelitian ini yaitu anggota Yonif 512 yang memiliki
atasan langsung.
Dimana populasi dari penelitian ini yaitu keseluruhan anggota atau prajurit Batalyon Infantri 512
yang berjumlah 500 prajurit, dalam artian mereka yang memiliki atasan atau pemimpin langsung
diatas mereka. Untuk penentuan sampel penelitian ini, peneliti mengacu pada tabel Isaac dan
Michael (1981) untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini peneliti dapat secara
langsung menentukan besaran sampel berdasarkan populasi dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan mengambil dengan tingkat kesalahan
5%, dari jumlah populasi sebesar 500 orang anggota sehingga jumlah sampel penelitian yang
digunakan adalah sebanyak 205 orang, diharapkan dengan jumlah ini dapat mewakili penelitian
yang dilakukan.
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan data cluster
random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dan sederhana yang digunakan apabila
karakteristik atau ciri dari anggota populasi sama, yang dimana yang diacak merupakan
kelompok didalam organisasi tersebut. Kelompok yang terpilih merupakan kelompok yang akan
diajdikan sebagai sampel penelitian.
Variabel dan Instrument Penelitian
Variabel merupakan objek yang menjadi titik perhatian dalam pendidikan. Variabel penelitian
dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu kita perhatikan agar kita dapat mengambil
kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi (Azwar,2000). Cara yang baik untuk
menggolongkan variabel adalah dengan membedakan variable menjadi variabel bebas dan
variable terikat yang dipandang sebagai akibatnya. Sehubungan dengan permasalahan yang
12
dikemukakan maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu : (a) Variabel Bebas (X)
: Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan (b) Variabel Terikat (Y) : Stres Kerja
Adapun definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini yaitu Persepsi terhadap gaya
kepemimpinan otoriter merupakan penafsiran atau penilaian keryawan ataupun anggota terhadap
kekuasaan penuh pemimpin, pembagian wewenang serta hubungan atasan dengan bawahan.
Skala persepsi tentang gaya kepemimpinan otoriter, skala ini berfungsi untuk mengukur
bagaimanakah persepsi seorang anggota terhadap gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan
oleh pimpinan atau atasannya. Skala ini merupakan skala adaptasi dari Nisrina (2012), yang
memiliki relibilitas dengan nilai Alpha Cronbach 0,8. Instrument ini terdiri dari 40 item dengan
menggunakan model skala Likert dan skala ini terdiri dari lima aspek yaitu : pemberian instruksi,
pengawasan, kebebasan berinisiatif, hubungan atsan-bawahan dan kepercayaan terhadap orang
lain.
Sedangkan Stres kerja merupakan suatu keadaan yang dimana individu mengalami ketegangan
karena adanya keadaan yang mempengaruhi dirinya, yaitu adanya kondisi tekanan dari
pekerjaannya. Stres kerja ini dapat diukur dengan skala berdasarkan karakteristik dari Robbins
(2006) yang dibuat oleh pemeliti dan disesuaikan dengan subjek penelitian yakni anggota TNI.
Instrument ini terdiri dari 18 item dengan menggunakan model skala Likert dan skala ini terdiri
dari tiga aspek yaitu : diantaranya aspek fisiologis, psikologis dan perilaku.
Berdasarkan hasil try out diperoleh bahwa uji validitas skala persepsi gaya kepemimpinan
otoriter menunjukan dari 40 item yang diujicobakan terdapat 20 item gugur dan 20 item valid,
sehingga item yang valid dapat digunakan penelitian sebanyak 20 item dengan nilai validitas
0,336 – 0,860. Sedangkan skala stres kerja dari 18 item yang diujicobakan terdapat 1 item gugur
dan 17 item valid, sehingga item yang valid dapat digunakan penelitian sebanyak 17 item dengan
nilai validitas 0,311 – 0,812. Adapun detail nilai validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian
Skala Jumlah item yang
diujikan
Jumlah item yang
valid
Indeks validitas
Skala Persepsi Gaya
Kepemimpinan
Otoriter
40 20 0,336 – 0,860
Skala Stres Kerja 18 17 0,311 – 0,812
Tabel 2. Indeks Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Alat Ukur Alpha Keterangan
Skala Persepsi Gaya
Kepemimpinan Otoriter
0,937 Reliabel
Skala Stres Kerja 0,921 Reliabel
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua instrument yang digunakan dalam
penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat cronbach alpha diatas 0,06 dan item-item
dalam penelitian ini dapat dikatakan valid jika memiliki korelasi item skor total ≥ 0,03
(Azwar,2000). Dengan demikian skala tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
13
Prosedur dan Analisa Data
Secara umum penelitian yang dilakukan ini memiliki tiga prosedur penelitian yaitu sebagi
berikut :
Tahap persiapan diawali dengan menyusun proposal, kemudian membuat instrument penelitian
dan mempersiapkan pelaksanaan try out setelah instrument penelitian berupa skala selesai
disusun dan diadaptasi oleh peneliti. Selanjutnya melaksanakan try out skala kepada 55 subjek
pada Kompi E di Batalyon Infantri 512 pada tanggal 22 Maret 2016 untuk memperoleh validitas
dan reliabilitas dari instrument yang telah disusun.
Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pengambilan data kepada Anggota Batalyon Infantri 512
TNI AD. Penyebaran skala dilakukan pada tanggal 31 Maret 2016 kepada Anggota Batalyon
Infantri 512 TNI AD sebanyak 205 subjek dimana satu subjek diberi dua skala sekaligus dan
langsung diisi secara bersamaan yaitu skala persepsi gaya kepemimpinan otoriter sebanyak 20
item dan stres kerja sebanyak 17 item, setelah itu dilakukan skoring hasil pengambilan data.
Pada tahap terakhir adalah melakukan entry data untuk dianalisis. Kemudian melakukan analisa
data dengan menggunakan software perhitungan statistik SPSS versi 21, analisa data digunakan
untuk mengungkap korelasi atau hubungan dari variable yang ada didalam penelitian ini adalah
menggunakan analisa korelasi product moment (Pearson Product Moment Correlation)
14
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD Rampal – Malang
sebanyak 205 orang anggota TNI AD sebagai berikut:
Tabel 3. Rincian penyebaran subjek berdasarkan kesatuan
Kategori Frekuensi Presentase
DANKIMA 101 49 %
KOMPI B 104 51 %
Total 205 205 %
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 205 subjek penelitian dibagi dalam dua kesatuan
TNI AD. Untuk kesatuan DANKIMA sebanyak 101 orang anggota (49%) dan subjek penelitian
pada kesatuan KOMPI B sebanyak 104 orang anggota ( 51%).
Tabel 4. Deskripsi karakteristik
Kategori Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin Laki-laki 205 100 %
Usia 20-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
128
75
2
62 %
37 %
1 %
Lama Bekerja 1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
16 tahun keatas
66
63
59
17
32 %
31 %
29 %
8 %
Jenjang Kepangkatan Prada
Pratu
Praka
Kopda
Serda
Sertu
serka
Letda
42
33
34
53
21
14
2
4
21 %
16 %
17 %
26 %
10 %
7 %
1 %
2 %
Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner kepada 205 responden yang semuanya
berjenis kelamin laki-laki, diperoleh data bahwa responden Anggota Batalyon infantry 512 TNI
AD dengan rentang usia 20-30 tahun sebanyak 128 anggota (62%), 31-40 tahun sebanyak 75
anggota (37%), dan dengan rentang usia 41-50 tahun sebanya 2 orang (1%). Dan dilihat dari
lama bekerja anggota TNI AD yaitu 1-5 tahun sebanyak 66 orang anggota (32%), 6-10 tahun
15
sebanyak 63 anggota (31%), 11-15 tahun sebanyak 59 anggota (29%), dan 16 tahu keatas
sebanyak 17 orang anggota (8%). Dan dilihat dari jenjang kepangkatan yang dimulai dari prada
sebanyak 42 anggota (21%), pratu 33 anggota (33%), praka (34%), kopda 53 anggota (26%),
serda 21 anggota (21%), sertu 14 anggota (7%), serka 2 orang anggota (1%), dan letda sebanyak
4 orang anggota (4%).
Deskripsi Data
Deskripsi data dalam hal ini bertujuan untuk menggambarkan data dari variable yang diteliti,
yaitu persepsi gaya kepemimpinan otoriter dan stres kerja. Guna mempermudah peneliti dalam
mendeskripsikan data penelitian, peneliti mengadakan pengkategorian atas data penelitian ke
dalam 2 (dua) kategori yaitu tinggi dan rendah.
Adapun hasil pengkategorian pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD, dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5. Deskripsi Data Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Pada Anggota
Batalyon Infantri 512 TNI AD
Kategori Frekuensi Persentase
Tinggi 112 55 %
Rendah 93 45 %
Total 205 100 %
Dari deskripsi data tersebut dapat diketahui bahwa dari 205 sampel penelitian terdapat 112
anggota yang mempersepsikan tinggi gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan oleh
atasannya dengan persentase sebesar 55 %. Sisanya sebanyak 93 atau sebesar 45 % orang
anggota Batalyon Infantri 512 mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter atasannya pada taraf
rendah.
Tabel 6. Deskripsi Data Skala Stres Kerja Pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD
Kategori Frekuensi Persentase
Tinggi 66 32 %
Rendah 139 68 %
Total 205 100 %
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa 205 sampel penelitian terdapat 66 orang atau sebesar
32 % yang dikategorikan memiliki stres kerja yang tinggi dalam bekerja. Sisanya 139 orang atau
sebesar 68 % anggota tersebut mengalami stres kerja pada taraf yang rendah.
16
Analisis Data
Untuk menguji hipotesis peneilitian menggunakan analisis statistik korelasi product moment.
Interpretasi dilihat dengan menggunkan taraf kemaknaan yang ditunjukan oleh indeks
kemungkinan terjadinya kesalahan, biasa disingkat dengan p. Taraf kemaknaan secara
konvensional berkisar antara 0,001 sampai 0,005. Apabila dari hasil uji statistik didapatkan p ≥
0,005 maka berarti tidak signifikan. Harga p antara 0,001 – 0,005 berarti signifikan, dan p <
0,001 berarti sangat signifikan.
Tabel 7. Korelasi Antara Persepsi Gaya kepemimpinan Otoriter Dengan Stres Kerja
Analisis Hasil Analisis
Probabilitas ( p ) 0,001
Korelasi ( r ) 0,238
Koefisien Determinan ( r2 ) 0,056
Hasil penelitian menunjukan r = 0,238 dengan p =0,001. Dari hasil analisa tersebut maka dapat
diketahui bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter
dengan stres kerja pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Ini berarti bahwa semakin
tinggi anggota mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter maka semakin tinggi pula stres
kerja anggota TNI AD, begitu juga sebaliknya jika anggota mempersepsikan gaya kepemimpinan
otoriter dalam tingkatan rendah maka stress kerja pada anggota juga rendah. Hal ini berarti
hipotesis dari penelitian ini diterima atau terbukti.
Untuk nilai r2 = 0,056 berarti bahwa persepsi gaya kepemimpinan otoriter menyumbangkan 5,6
% terhadap stres kerja Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD, sedangkan sisanya sebesar 94,4
% dipengaruhi oleh variable lain.
DISKUSI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa “ Ada hubungan yang positif
dan signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja pada Anggota
Batalyon Infantri 512 TNI AD ( r = 0,238 ; p = 0,001 ). Hasil penelitian menunjukan bahwa
semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan otoriter maka semakin tinggi pula stres kerja pada
karyawan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah persepsi gaya kepemimpinan otoriter, maka
semakin rendah pula stres kerja pada karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan jika persepsi yang tinggi terhadap gaya
kepemimpinan otoriter dapat menjadi salah satu faktor terjadinya stres kerja yang dialami oleh
anggota militer terutama Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Hal tersebut dikarenakan
persepsi dipengaruhi oleh faktor personal dan struktural, itu artinya setiap orang ataupun anggota
bisa saja mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu objek yang sama hal itulah yang
mendasari pengelompokan persepsi menjadi dua yaitu persepsi tinggi dan persepsi rendah
(Andreason dan Kenneth, dalam Hartini,1995).
17
Penelitian yang serupa dilakukan oleh Yusof (2011) menunjukan jika ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan stres guru di Sekolah Dasar
Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut semakin menguatkan jika gaya kepemimpinan
memang mempengaruhi stres yang dihadapi oleh karyawan. Dimana kemampuan pemimpin
dalam mengorganisir dan menggerakan anggota dengan berbagai cara juga dapat meningkatkan
stres. Intinya penggunaan gaya kepemimpinan atasan dapat menjadi pemicu munculnya stres
kerja anggota jika penggunaanya tidak tepat, selain itu penggunaan gaya kepemimpinan ini juga
perlu dikenali bawahan agar terjadi hubungan timbale balik yang baik dan mengurangi tingkat
stres pada anggota ataupun karyawan.
Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Hsieh (2015) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stress kerja. Hasil ini tentu mendukung hasi
penelitian yang telah dilakukan, yang dimana memang gaya kepemimpinan mempengaruhi stres
kerja karyawan. Kepemimpinan ini bukan hanya tentang gaya kepemimpinan yang
digunakannya, namun juga bagaimana mempersepsi gaya kepemimpinan atasannya. Penilaian
anggota TNI tentang atasannya akan turut mempengaruhi stres kerja yang dialaminya. Seseorang
anggota TNI mempersepsikan atasannya seseorang yang kaku terhadap bawahan, hanya
mementingkan pelaksanaan tugas, tidak percaya pada bawahannya dan semua pekerjaan diawasi
dengan ketat. Dimana anggota menilai gaya kepemimpinan otoriter itu tinggi, maka anggota TNI
tersebut akan cenderung tertekan dengan hal-hal tersebut. Sehingga ini yang akan mengakibatkan
stres kerja yang dialami oleh anggota TNI AD. Anggota yang menilai gaya kepemimpinan
otoriter rendah yang diterapkan oleh atasannya, maka mereka akan menilai atasannya seorang
yang ramah, peduli bukan hanya keadaan kerja bawahan melainkan keadaan diri, keluarga, sosial
bawahannya juga snggota TNI AD menilai bahwa atasannya mempercayai pengerjaan tugas
penuh pada bawahannya, memberikan kesempatan untuk berinovasi dan berkreasi kepada
bawahannya. Sehingga apabila anggota TNI AD mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter
atasannya rendah maka stres kerja yang dialaminya pun akan rendah.
Hasil analisa didapatkan koefisien determinasi (r2) dari kedua variabel tersebut adalah 0,056.
Artinya persepsi gaya kepemimpinan otoriter menyumbangkan 5,6 % terhadap stres kerja dan
94,4 % dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor lain menurut Handoko (2011) dalam
mempengaruhi stres kerja yaitu faktor dari pekerjaan itu sendiri (on the job) dan dari luar
pekerjaan (off the job). Stres dapat muncul dari berbagai sebab yang sederhana maupun yang
rumit, unsure-unsur tertentu seperti beban kerja yang berlebihan , tekanan atau desakan waktu,
wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab, kemenduaan peranan,
konflik antar kelompok dan berbagai bentuk perubahan lainnya. Lingkungan kerja juga memiliki
andil yang besar pula terhadap munculnya stres kerja, akrena lingkuungan yang kurang
ergonomis dapat menyulitkan anggota ataupun karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Faktor internal munculnya stres kerja antara lain dikarenakan oleh adanya konflik dalam
keluarga ataupun dengan rekan kerja atau pimpinan, hal ini akan memberikan tekanan-tekanan
pada anggota TNI AD dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Hasil wawancara juga yang telah dilakukan dengan Lettu Inf Budi Sutrisno selaku Pasipers yonif
512 mengatakan bahwa hal-hal yang mengakibatkan stres kerja yang dirasakan oleh anggota TNI
khususnya Anggota yonif 512 TNI AD adalah beban kerja dan tuntutan pekerjaannya yang tinggi
setiap waktu. Dan juga menurutnya hal yang paling menyumbang stres anggotanya adalah ketika
akan dipindah tugaskan ke daerah terpencil dalam jangka waktu yang lama dan harus
18
meninggalkan keluarga. Hal-hal tersebut yang akan memberikan stres kerja yang dihadapi oleh
anggota Yonif 512 TNI AD.
Menurut Mangkunegara (1993) stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa
tertekan yang dialami anggota organisasi dalam menghadapi pekerjaanya. Ketika anggota
Batalyon Infantri 512 TNI AD dihadapkan pada tuntutan-tuntutan pekerjaan, maka anggota TNI
AD tersebut harus berusaha keras untuk memenuhi tuntutan tersebut. Apabila tuntutan organisasi
TNI AD tidak sesuai dengan kemampuan kerja anggota hal ini dapat menyebabkan anggota TNI
tertekan dan akhirnya mengalami stres kerja. Sebagaimana yang telah diterangkan diatas bahwa
tuntutan-tuntutan dan hambatan-hambatan dapat menimbulkan stres kerja yang berpengaruh
pada emosi dan pikiran seseorang selanjutnya fisik seseorang. Namun perlu diperhatikan bahwa
suatu kondisi yang dapat membuat stres anggota TNI AD belum tentu dialami oleh anggota
lainnya. Misalnya tekanan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan mungkin menimbulkan stres
bagi seorang anggota TNI namun pada anggota lainnya menilai hal tersebut sebagai suatu
tantangan. Hukuman ataupun sanksi yang telah ditetapkan organisasi pada kelalaian anggota TNI
yang tidak memenuhi tuntutan standar organisasi bagi seorang anggota TNI AD dapat
menimbulkan stres kerja tapi bagi anggota lainnya dapat menyebabkan motivator agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Dan juga kemampuan pemimpin dalam mengorganisir dan
menggerakan anggota dengan berbagai cara juga dapat mengurangi stres kerja anggota TNI.
Intinya penggunaan gaya kepemimpinan atasan dapat menjadi pemicu munculnya stres kerja
anggota jika penggunaanya tidak tepat. Selain itu penggunaan gaya kepemimpinan ini juga perlu
dikenali oleh bawahan agar terjadi hubungan kerja timbal balik yang baik dan mengurangi
tingkat stres pada anggota TNI AD.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa persepsi gaya kepemimpinan
otoriter yang dilakukan oleh anggota TNI AD merupakan sebagian dari sekian banyak faktor
atau variabel yang berpengaruh pada stres kerja anggota yonif 512 TNI AD
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi gaya
kepemimpinan otoriter memiliki korelasi positif yang signifikan dengan stres kerja. Yang artinya
semakin anggota TNI mempersepsikan tinggi gaya kepemimpinan otoriter maka semakin tinggi
pula stres kerja yang dialaminya. Sebaliknya, jika anggota TNI AD mempersepsikan rendah gaya
kepemimpinan otoriter yang diterapkan atasannya maka semakin rendah pula stres kerja yang
dialami oleh anggota TNI AD. Adapun persepsi gaya kepemimpinan otoriter menyumbangkan
sebesar 5,6 % terhadap stres kerja, sedangkan 94,4 % stres kerja dipengaruhi oleh faktor lain.
Dari hasil penelitian, membuktikan jika persepsi gaya kepemimpinan otoriter memiliki hubungan
dengan adanya stress kerja yang dialami oleh anggota TNI AD. Sehingga, diharapkan anggota
TNI AD dapat menanamkan persepsi yang rendah terhadap pola kepemimpinan yang diterapkan
oleh atasannya.
Implikasi dari penelitian ini, diharapkan organisasi militer khususnya Anggota Batalyon Infantri
512 TNI AD dapat lebih mengerti bagaimana mempersepsikan gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh atasannya. Karena dengan mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter rendah
yang diterapkan atasan maka akan mengurangi stres kerja yang dihadapinnya. Sedangkan untuk
organisasi militer sendiri khususnya Batalyon Infantri 512 TNI AD Malang, dengan adanya
informasi mengenai keterkaitan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja
19
ini diharapkan dapat membantu atau mengadakan pelatihan yang tepat bagi anggota TNI AD
yang mengalami permasalahan stres yang diakibatkan persepsi gaya kepemimpinan otoriter yang
diterapkan oleh organisasi ataupun pimpinannya. Karena persepsi gaya kepemimpinan terhadap
atasan serta pengenalan kepemimpinan oleh anggota TNI AD sangat penting agar terjadi
hubungan kerja yang nyaman dan kondusif bagi kedua belah pihak serta dapat mengurangi stres
kerja anggota TNI AD.
Bagi peneliti selanjutnya yang akan menggunakan hubungan persepsi gaya kepemimpinan
otoriter dengan stres kerja pada anggota TNI AD, dapat menghubungkan stres kerja dengan
faktor lain salah satunya lingkungan kerja (workplace) pada anggota TNI AD dan jika ingin
mengembangkan penelitian sejenis dengan mengambil subjek yang berbeda seperti unit TNI AU
ataupun TNI AL, sehingga dapat dilihat bagaimana perbedaannya. Untuk itu ini akan menjadi
tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
REFERENSI
Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Aini. (2003). Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Otoriter Terhadap Stres Kerja Karyawan
Berkepribadian Tipe A di Perum Pegadaian Wilayah Malang. Malang: Fapsi UII-
Sudan
AIS. Workplace Stress. The American Institute OF Stress (Online). Diakses 30 Oktober 2015,
dari
http://www.stress.org/workplace-stress
Arifin, R. Amirullah. Fauziah S. (2003). Perilaku Organisasi. Cetakan Pertama. Malang:
Bayumedia
Arisona, A, S. (2008). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Kerja Dengan
Tingkat Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Tebang Angkut di Pabrik Gula Rejo Agung
Baru Madiun. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Azwar, Saifudin. (2000). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gibson, James, L. (2000). Organisasi Perilaku Struktur dan Proses. Edisi Ke-5. Cetakan ke-3.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia: edisi kedua. Penerbit
BPFE Yogyakarta
Hariandja, M.T.E. (2002). Manajemen SDM. Jakarta. Widya Sarana Indonesia
Heidjrahman, R. (2000). Manajemen Personalia. Yogyakarta. Penerbit BPFE
Hsieh. (2015). The Relationship of Manager’s Leadership Style, Job Stress and Job Satisfaction
– A Study of Interns in 5- Star Hotels in Tainan City. International journal for
Departement of Food an Beverage Management.
20
Irawan, R.A. (2010). Analisis Pengaruh Stres Kerja dan gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan pada P.O BPR Jepara Arta. Skripsi. Universitas Diponegoro
Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Cara praktis menditeksi dimensi-dimensi kerja
karyawan: Penerbit PT Gramedia Pustka Utama Jakarta
Jones. (2001). Stress, Myth, theory and Research. Malaysia
Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan Vivin Andika et.al). Yogyakarta: Andi
Kavanagh, J. (2005). Stress and Performance. RAND corporation. Pittsburgh.
Kompas. Pilot dan Militer adalah Pekerjaan Dengan Tingkat Stres Tertinggi. Kompas (Online).
Diakses 29 Oktober 2015, dari
http://female.kompas.com/read/2015/01/22/1500004/Pilot.dan.Militer.adalah.Pekerjaan.
dengan.Tingkat.Stres.Tertinggi
Mangkunegara. (1993). Psikologi Perusahaan. Bandung. PT. Trigenda Karya. Bandung
Nawawi & Hadari. (2000). Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Nisrina, D. (2012). Perbedaan Gaya Pengambilan Keputusan ditinjau dari Persepsi tentang Gaya
Kepemimpinan Otoriter Atasan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang
Nugrahawan, A, M. (2010). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Otoriter
dengan Tekanan Kerja Pada Karyawan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pareek, U. (1991). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo
Rahmat, S S. (2007). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Mitra Sejati
Komunika Malang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang
Robbins, Stephen P. (1996). Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Prenhallindp
Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi; edisi: PT. Indeks kelompok Gramedia
Indonesia
Siagian. (1999). Teori dan Praktek kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta
Suryabrata. (1992). Metode Penelitian. Yogyakarta: University Gadjah Mada Press.
Tanielian, T. dkk. (2008). Invisible Wounds of War Psychological and Cognitive Injuries, Their
Consequences, and Services to Assists Recovery. RAND Corporation. Pittsburgh.
Thoha, M. (1999). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
21
WHO. Occuptional Health. World Health Organizational (Online). Diakses 30 Oktober 2015,
dari
http://www.who.int/occupational_health/topics/stressatwp/en/
Yusof, N. M. (2011). School principals leadershipand teachers’ stress level in Malaysian
primary schools. International Journal for Educational Studies.
22
LAMPIRAN 1
Blue Print
Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
dan Skala Stres Kerja
23
BLUE PRINT
Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
Sebelum Try Out
No. Indikator Nomor Item Bobot
Favorable Unfavorable
1 Pemberian Instruksi
bawahan menilai bahwa dalam hal
melaksanakan tugas merupakan
kegiatan yang penting dan harus
dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan
tugas seorang pemimpin harus member
instruksi-instruksi kepada bawahannya
agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
1,6,29,31
15,20,24,36
20 %
2 Pengawasan Seorang bawahan selalu menilai bahwa
pelaksaan tugas tidak boleh keliru atau
salah dari instruksi yang diberikan,
karena atasan selalu mengontrol kerja
mereka dengan ketat. Sanksi atau
hukuman diberikan kepada bawahan
agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik tanpa membuat kekeliruan
ataupun kesalahan.
2,11,30,32
7,16,25,37
20 %
3 Kebebasan berinisiatif.
Bawahan menilai inisiatif dan
kreativitas mereka dimatikan karena
dipandang akan menyimpang dari
instruksi yang diberikan atasan.
3,12,21,33
8,17,26,38
20 %
4 Hubungan pimpinan-bawahan.
Pimpinan menilai bahwa atasan kurang
memperhatikan hubungan dengan
bawahan baik antara atasan dengan
bawahan maupun sesama bawahan.
4,13,22,34
9,18,27,39
20 %
5 Kepercayaan pada orang lain.
Bawahan menganggap bahwa atasan
kurang dapat mempercayai orang lain
termasuk anggota kelompoknya ataupun
organisasinya.
5,14,19,23,35
10,28,40
20 %
24
Setelah Try Out
No. Indikator Nomor Item Bobot
Favorable Unfavorable
1 Pemberian Instruksi
bawahan menilai bahwa dalam hal
melaksanakan tugas merupakan
kegiatan yang penting dan harus
dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan
tugas seorang pemimpin harus member
instruksi-instruksi kepada bawahannya
agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
4
14,19
15 %
2 Pengawasan Seorang bawahan selalu menilai bahwa
pelaksaan tugas tidak boleh keliru atau
salah dari instruksi yang diberikan,
karena atasan selalu mengontrol kerja
mereka dengan ketat. Sanksi atau
hukuman diberikan kepada bawahan
agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik tanpa membuat kekeliruan
ataupun kesalahan.
16
5,20
15 %
3 Kebebasan berinisiatif.
Bawahan menilai inisiatif dan
kreativitas mereka dimatikan karena
dipandang akan menyimpang dari
instruksi yang diberikan atasan.
1,7,11,17
15
25 %
4 Hubungan pimpinan-bawahan.
Pimpinan menilai bahwa atasan kurang
memperhatikan hubungan dengan
bawahan baik antara atasan dengan
bawahan maupun sesama bawahan.
2,8,12
-
15 %
5 Kepercayaan pada orang lain.
Bawahan menganggap bahwa atasan
kurang dapat mempercayai orang lain
termasuk anggota kelompoknya ataupun
organisasinya.
3,9,10,13,18
6
30 %
25
BLUE PRINT
Skala Stres Kerja
Sebelum Try Out
No. Indikator Nomor Item Bobot
Favorable Unfavorable
1 Aspek Fisologis
Menyatakan bahwa stres kerja dapat
dilihat pada gejala fisiologis. Dalam
gejala fisiologis ini sering ditandai
dengan perubahan dalam metabolisme
tubuh, meningkatnya laju detak
jantung dan pernafasan, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan sakit
kepala, dan dapat menyebabkan
serangan jantung.
1,2,3,4,5,6
-
33,33
2 Aspek Psikologis Stres kerja dan gangguan psikologis
merupakan hal yang dapat
mempengaruhi kondisi kerja
seseorang. Gejala-gejala pada aspek
psikologis jika terjadi stres kerja
adalah ketegangan, kecemasan, mudah
marah, kebosanan, dan suka menunda-
nunda, gelisah, berkurangnya
kemampuan komunikasi yang efektif,
mudah bosan dan tidak puas terhadap
pekerjaan, rendahnya harga diri dan
hilangnya spontanitas dan kreativitas
7,8,9,10,11,12
-
33,33
3 Aspek Perilaku
Dalam aspek ini, stres kerja ditandai
dengan perubahan perilaku seseorang.
Gejala-gejala tersebut adalah:
penundaan pekerjaan, menurunya
produktivitas kerja, penurunan tingkat
absensi, juga perubahan dalam
kebiasaan makan, meningkatnya
merokok dan konsumsi alkohol, bicara
cepat, dan gangguan tidur.
13,14,15,16,17,18
-
33,33
26
Sesudah Try Out
No. Indikator Nomor Item Bobot
Favorable Unfavorable
1 Aspek Fisologis
Menyatakan bahwa stres kerja dapat
dilihat pada gejala fisiologis. Dalam
gejala fisiologis ini sering ditandai
dengan perubahan dalam metabolisme
tubuh, meningkatnya laju detak
jantung dan pernafasan, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan sakit
kepala, dan dapat menyebabkan
serangan jantung.
1,2,3,4,5,6
-
35,3 %
2 Aspek Psikologis Stres kerja dan gangguan psikologis
merupakan hal yang dapat
mempengaruhi kondisi kerja
seseorang. Gejala-gejala pada aspek
psikologis jika terjadi stres kerja
adalah ketegangan, kecemasan, mudah
marah, kebosanan, dan suka menunda-
nunda, gelisah, berkurangnya
kemampuan komunikasi yang efektif,
mudah bosan dan tidak puas terhadap
pekerjaan, rendahnya harga diri dan
hilangnya spontanitas dan kreativitas
7,8,9,10,11
-
29,4 %
3 Aspek Perilaku
Dalam aspek ini, stres kerja ditandai
dengan perubahan perilaku seseorang.
Gejala-gejala tersebut adalah:
penundaan pekerjaan, menurunya
produktivitas kerja, penurunan tingkat
absensi, juga perubahan dalam
kebiasaan makan, meningkatnya
merokok dan konsumsi alkohol, bicara
cepat, dan gangguan tidur.
12,13,14,15,16,17
-
35,3 %
27
LAMPIRAN 1
Skala Try Out
Persepsi Gaya kepemimpinan Otoriter dan
Stres Kerja
28
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas GKB 1 lt. 5 Kampus III UMM
Dengan hormat,
Saya Fenny Febriyanti mahasiswi Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
angkatan 2012, saat ini saya ingin melakukan pengambilan data melalui skala ini. Oleh karena
itu, sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan saudari/I untuk mengisi skala
yang terlampir sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan atau kondisi yang saudara alami.
Data atau informasi yang sudara berikan sangat penting dalam penelitian yang saya lakukan.
Identitas saudara/I akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Atas bantuannya saya mengucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Fenny Febriyanti
29
PETUNJUK PENGISIAN
Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pikiran, sikap, dan perasaan
anda dalam keseharian pekerjaan anda. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Silahkan beri
tanda ( X ) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pikiran, sikap, dan perasaan anda. Pada
skala 1 terdapat pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju)
sedangkan pada skala 2 terdapat pilihan jawaban TP (Tidak Pernah), P (Pernah), S (Sering), SS
(Sangat Sering)
Contoh:
Skala 1
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya adalah anggota yang baik X
Skala 2
No Pernyataan TP P S SS
1 Saya langsung bergerak saat ada perintah X
30
Identitas Diri
Nama :
Usia :
Pangkat / Jabatan :
Lama Bekerja :
Skala 1 : Persepsi gaya Kepemimpinan Otoriter
No Pernyataan SS S TS STS
1 Instruksi dari atasan tidak dapat dibantah
2 Menurut saya atasan selalu mengiginkan laporan dari setiap tahap
pekerjaan yang saya lakukan
3 Semua pekerjaan saya hanya berdasarkan inisiatif atasan
4 Hubungan saya dengan atasan saya sangat kaku
5 Atasan tidak mau menyelesaikan masalah dengan bantuan
bawahan
6 Atasan tidak memberikan instruksi tugas yang detail dan saya harus
mengembangkannya sendiri
7 Atasan memberikan kepercayaan kepada saya dalam menyelesaikan
tugas
8 Atasan mengharapkan untuk bertukar pendapat dengan saya
sebelum mengambil keputusan
9 Menurut saya, atasan akan mengajak saya berdiskusi agar tidak
terjadi kesalah pahaman diantara kami
10 Pada saat-saat tertentu atasan meminta saya mewakilinya dalam
rapat
11 Atasan secara terus menerus mengawasi pekerjaan saya
12 Saya menganggap atasan tidak mengharapkan ide-ide saya
13 Saya dan atasan hanya berkomunikasi tentang pekerjaan saja
14 Atasan tidak melibatkan saya dalam pengambilan keputusan
15 Saat memberikan instruksi, atasan meminta pendapat saya terlebih
31
dahulu
16 Atasan menginginkan laporan tugas hanya setelah saya
menyelesaikannya
17 Atasan memberi kami kesempatan untuk bekerja dengan inisiatif
sendiri
18 Atasan peduli akan kesulitan saya dalam menyelesaikan tugas
19 Menurut saya, atasan membutuhkan pendapat saya sebelum
mengambil keputusan
20 Saya tidak berani melakukan tugas tanpa instruksi atasan
21 Menurut saya atasan tidak mau menerima apapun ide dari bawahan
22 Atasan tidak peduli dengan keadaan saya
23 Menurut saya atasan tidak mempercayakan tugasnya untuk saya
kerjakan
24 Saya memiliki kebebasan untuk menyelesaikan tugas tanpa harus
menunggu instruksi
25 Atasan hanya menginginkan hasil yang baik, tanpa mau tahu
bagaimana cara kami melakukan tugas
26 Menurut saya atasan akan menanyakan ide saya sebelum
mengambil keputusan
27 Saya dan atasan sering terlibat dalam pembicaraan yang hangat
28 Menurut saya, atasan memberikan tanggung jawab penuh pada saya
dalam pengerjaan tugas
29 Setiap langkah kegiatan harus menunggu instruksi dari atasan
30 Saya menyelesaikan tugas dibawah pengawasan ke atasan
31 Instruksi atasan harus dilaksanakan tanpa kesalahan
32 Atasan selalu mengontrol pekerjaan saya sehingga saya tidak dapat
beristirahat
33 Semua ide-ide saya selalu dibantah oleh atasan
34 Interaksi saya dan atasan adalah interaksi yang formal
35 Saya menganggap atasan tidak mempercayai kemampuan saya
32
dalam mengambil keputusan
36 Bagi saya, instruksi atasan hanyalah inti dari pekerjaan saja,
selanjutnya saya harus melakukanb dengan cara saya
37 Pengawasan dari atasan tidak ketat
38 Menurut saya, atasan sering kali memancing saya untuk
menemukan cara baru dalam menyelesaikan tugas
39 Atasan adalah orang yang ramah dengan bawahannya
40 Atasan mempercayakan beberapa tugasnya kepada saya
33
Skala 2 : Stres Kerja
No Pernyataan Tidak
Pernah
Pernah Sering Sangat
Sering
1 Saya mengalami sakit kepala setelah ditegur atasan
2 Kepala saya terasa sakit saat dihadapkan dengan
jam kerja yang tidak menentu oleh atasan
3 Saya mudah marah saat diberi tugas yang bukan
tanggungjawab saya oleh atasan
4 Saya mudah marah ketika pendapat saya diabaikan
oleh atasan
5 Saya mengalami sesak napas ketika dibentak
atasan
6 Detak jantung saya meningkat saat dibentak atasan
7 Saya mengalami kegelisahan saat akan bertemu
dengan atasan saya
8 Saya merasa gelisah saat ditugaskan jauh dari
keluargaoleh atasan saya
9 Saya merasa tertekan saat harus berhadapan
dengan tugas kerjayang tak menentu oleh atasan
saya
10 Saya akan merasa tertekan saat tidak dapat
menjalankan tugas dari atasan saya dengan baik
11 Saya merasa tidak puas dengan aktivitas monoton
yang diberikan atasan saya
12 Saya merasa kurang optimal dalam bekerja ketika
atasan saya menugaskan jauh dari keluarga
13 Saya merasa tidak sanggup untuk menjalani
aktivitas yang diberikan atasan meskipun saya
menyukainya
14 Motivasi kerja saya akan turun apabila sering
34
mendapat teguran dari atasan
15 Saya memilih tidak masuk kerja dari pada harus
datang terlambat agar tidak ditegur atasan
16 Saya menghindari masuk kerja dengan jam yang
tidak menentu walaupun sudah ditugaskan oleh
atasan saya
17 Saya berkeinginan berhenti menjadi anggota TNI
karena tuntutan kerja dari atasan saya
18 Saya akan berhenti menjadi prajurit saat ditugaskan
oleh atasan saya untuk meninggalkan keluarga
dalam waktu yang lama
35
LAMPIRAN 3
Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas
Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
dan Stres Kerja
36
Output Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.937 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item 3 42.76 74.517 .652 .934
Item 4 43.24 75.962 .495 .937
Item 5 43.13 73.595 .719 .932
Item 6 43.04 74.851 .726 .933
Item 7 42.15 79.386 .488 .937
Item 10 42.98 74.833 .553 .936
Item 12 43.13 73.409 .629 .934
Item 13 43.25 72.712 .707 .933
Item 14 43.22 73.433 .650 .934
Item 19 42.69 76.995 .513 .936
Item 21 43.13 72.780 .794 .931
Item 22 43.18 74.633 .660 .934
Item 23 43.18 73.892 .813 .931
Item 24 42.96 76.369 .572 .935
Item 26 42.62 77.722 .399 .938
Item 32 43.15 74.497 .649 .934
Item 33 43.07 72.032 .693 .933
Item 35 43.31 70.255 .793 .931
Item 36 42.95 74.941 .638 .934
Item 37 43.05 75.867 .562 .935
37
Output Skala Stres Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.921 17
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22.44 44.584 .489 .920
Item 2 22.44 46.621 .311 .924
Item 3 22.36 45.791 .437 .920
Item 4 22.36 44.643 .593 .917
Item 5 22.60 44.800 .607 .916
Item 6 22.22 43.137 .694 .914
Item 7 22.49 43.069 .795 .911
Item 8 22.56 45.547 .520 .918
Item 9 22.45 43.104 .698 .914
Item 11 22.02 44.166 .525 .919
Item 12 22.53 43.402 .721 .913
Item 13 22.49 44.440 .572 .917
Item 14 22.13 44.484 .524 .919
Item 15 22.51 40.995 .775 .911
Item 16 22.53 41.217 .812 .910
Item 17 22.64 44.569 .668 .915
Item18 22.62 44.685 .688 .915
38
LAMPIRAN 4
Skala Turun Lapang
Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan
Stres Kerja
39
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas GKB 1 lt. 5 Kampus III UMM
Dengan hormat,
Saya Fenny Febriyanti mahasiswi Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
angkatan 2012, saat ini saya ingin melakukan pengambilan data melalui skala ini. Oleh karena
itu, sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan saudari/I untuk mengisi skala
yang terlampir sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan atau kondisi yang saudara alami.
Data atau informasi yang sudara berikan sangat penting dalam penelitian yang saya lakukan.
Identitas saudara/I akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Atas bantuannya saya mengucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Fenny Febriyanti
40
PETUNJUK PENGISIAN
Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pikiran, sikap, dan perasaan
anda dalam keseharian pekerjaan anda. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Silahkan beri
tanda ( X ) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pikiran, sikap, dan perasaan anda. Pada
skala 1 terdapat pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju)
sedangkan pada skala 2 terdapat pilihan jawaban TP (Tidak Pernah), P (Pernah), S (Sering), SS
(Sangat Sering)
Contoh:
Skala 1
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya adalah anggota yang baik X
Skala 2
No Pernyataan TP P S SS
1 Saya langsung bergerak saat ada perintah X
41
Skala 1 : Persepsi gaya Kepemimpinan Otoriter
No Pernyataan SS S TS STS
1 Semua pekerjaan saya hanya berdasarkan inisiatif atasan
2 Hubungan saya dengan atasan saya sangat kaku
3 Atasan tidak mau menyelesaikan masalah dengan bantuan
bawahan
4 Atasan tidak memberikan instruksi tugas yang detail dan saya harus
mengembangkannya sendiri
5 Atasan memberikan kepercayaan kepada saya dalam menyelesaikan
tugas
6 Pada saat-saat tertentu atasan meminta saya mewakilinya dalam
rapat
7 Saya menganggap atasan tidak mengharapkan ide-ide saya
8 Saya dan atasan hanya berkomunikasi tentang pekerjaan saja
9 Atasan tidak melibatkan saya dalam pengambilan keputusan
10 Menurut saya, atasan membutuhkan pendapat saya sebelum
mengambil keputusan
11 Menurut saya atasan tidak mau menerima apapun ide dari bawahan
12 Atasan tidak peduli dengan keadaan saya
13 Menurut saya atasan tidak mempercayakan tugasnya untuk saya
kerjakan
14 Saya memiliki kebebasan untuk menyelesaikan tugas tanpa harus
menunggu instruksi
15 Menurut saya atasan akan menanyakan ide saya sebelum
mengambil keputusan
16 Atasan selalu mengontrol pekerjaan saya sehingga saya tidak dapat
beristirahat
17 Semua ide-ide saya selalu dibantah oleh atasan
18 Saya menganggap atasan tidak mempercayai kemampuan saya
dalam mengambil keputusan
42
19 Bagi saya, instruksi atasan hanyalah inti dari pekerjaan saja,
selanjutnya saya harus melakukanb dengan cara saya
20 Pengawasan dari atasan tidak ketat
43
Skala 2 : Stres Kerja
No Pernyataan Tidak
Pernah
Pernah Sering Sangat
Sering
1 Saya mengalami sakit kepala setelah ditegur atasan
2 Kepala saya terasa sakit saat dihadapkan dengan
jam kerja yang tidak menentu oleh atasan
3 Saya mudah marah saat diberi tugas yang bukan
tanggungjawab saya oleh atasan
4 Saya mudah marah ketika pendapat saya diabaikan
oleh atasan
5 Saya mengalami sesak napas ketika dibentak
atasan
6 Detak jantung saya meningkat saat dibentak atasan
7 Saya mengalami kegelisahan saat akan bertemu
dengan atasan saya
8 Saya merasa gelisah saat ditugaskan jauh dari
keluargaoleh atasan saya
9 Saya merasa tertekan saat harus berhadapan
dengan tugas kerjayang tak menentu oleh atasan
saya
10 Saya merasa tidak puas dengan aktivitas monoton
yang diberikan atasan saya
11 Saya merasa kurang optimal dalam bekerja ketika
atasan saya menugaskan jauh dari keluarga
12 Saya merasa tidak sanggup untuk menjalani
aktivitas yang diberikan atasan meskipun saya
menyukainya
13 Motivasi kerja saya akan turun apabila sering
mendapat teguran dari atasan
14 Saya memilih tidak masuk kerja dari pada harus
44
datang terlambat agar tidak ditegur atasan
15 Saya menghindari masuk kerja dengan jam yang
tidak menentu walaupun sudah ditugaskan oleh
atasan saya
16 Saya berkeinginan berhenti menjadi anggota TNI
karena tuntutan kerja dari atasan saya
17 Saya akan berhenti menjadi prajurit saat ditugaskan
oleh atasan saya untuk meninggalkan keluarga
dalam waktu yang lama
45
LAMPIRAN 5
Tabulasi Data
46
Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
No Nama
Usi
a
Pan
gk
at
Lam
a
Bek
erja
Jawaban Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter
Ju
mla
h
Kate
gori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Rohmad Said 36 Serda 16 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 45 Tinggi
2 Heris S. 33 Kopda 11 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 49 Tinggi
3 Suherman 34 Kopda 14 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi
4 Hadi S 35 Kopda 14 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi
5 Ach Fauzi 34 Kopda 14 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi
6 Slamet 33 Kopda 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44 Tinggi
7 Darmanto 36 Kopda 16 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 42 Rendah
8 Deni Julianto 35 Kopda 5 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 43 Tinggi
9 Hendi K. 26 Pratu 6 4 4 4 2 1 1 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 52 Tinggi
10 Abdul Basri 32 Kopda 13 4 4 4 3 1 1 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 3 51 Tinggi
11 Agustinus S 39 Serda 19 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
12 M. Rahmad 24 Prada 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
13 Putra Abdi 23 Prada 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
14 Suprapto 26 Pratu 7 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 75 Tinggi
15 A. Bawani 36 Serda 18 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi
16 Khardiyanto 34 Kopda 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
17 Mulyono 33 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 46 Tinggi
18 Slamet S. 33 Kopda 13 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 45 Tinggi
19 Dodik H. 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 4 4 2 2 2 3 2 36 Rendah
20 Ahmad Sis 35 Serka 14 4 4 2 3 1 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 50 Tinggi
21 Eka Putra 28 Praka 7 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 43 Tinggi
22 Ndaru Sahid 30 Sertu 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Tinggi
23 Feri A. 23 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
24 Yopiama S. 24 Prada 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
25 Yogi P. 33 Praka 12 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44 Tinggi
47
26 Adi 34 Praka 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
27 Prayitno 35 Kopda 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 40 Rendah
28 Ach. Zali 33 Dansi 11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi
29 Didit Setiono 34 Praka 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
30 Sujarwanto 34 Praka 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 2 2 3 3 4 2 2 3 3 46 Tinggi
31 Ketut 31 Praka 9 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 42 Rendah
32 Sugeiheri 37 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
33 Rendra N. 25 Pratu 6 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
34 Efendi 29 Sertu 18 2 2 2 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 50 Tinggi
35 Alexander 33 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
36 Eko Setiawan 33 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
37 Prayogo W. 24 Serda 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
38 Moh. Alik 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
39 Riza Nur Arif 25 Pratu 5 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
40 Eko Bowo 29 Praka 9 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44 Tinggi
41 Falita Diyan 29 Pratu 9 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
42 Mustakim 29 Pratu 8 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 44 Tinggi
43 M. Arif 24 Pratu 4 2 1 2 2 2 4 2 3 2 2 1 1 2 4 3 2 1 2 3 3 44 Tinggi
44 Saiful Arifin 27 Pratu 6 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 40 Rendah
45 Suwaji 28 praka 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 45 Tinggi
46 M. Faishai 24 Pratu 4 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 3 2 3 3 42 Rendah
47 Prasetyo 23 Prada 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
48 Rustan R 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
49 Dwi Agung 35 Kopda 15 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah
50 Iswahyudi 36 Kopda 16 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 45 Tinggi
51 Adam Fahrus 21 Serda 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah
52 Agung Hadi 28 Sertu 5 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah
53 M. Cardanya 36 Kopda 18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 66 Tinggi
54 Rismanto 37 Kopda 15 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah
55 Rachmad T 24 Prada 4 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah
48
56 Juliadi 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
57 Abul Khoiri 26 Sertu 8 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 48 Tinggi
58 Purnomo 29 Prada 8 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 3 4 44 Tinggi
59 Arif Hartanto 28 Sertu 9 4 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 44 Tinggi
60 Suhardi 40 Serda 18 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah
61 Yudha Eka P. 27 Sertu 6 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 43 Tinggi
62 Dede Budi P 27 Serda 6 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
63 M. Munif 33 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
64 Arif Budianto 34 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
65 Aries Teguh 27 Pratu 6 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 3 4 44 Tinggi
66 Heri S. 28 Prada 9 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 66 Tinggi
67 Heri P. 33 Kopda 14 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 41 Rendah
68 Jufran 31 Kopda 18 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 43 Tinggi
69 Mumu A. 29 Pratu 8 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 43 Tinggi
70 Eko W. 28 Prada 9 2 1 1 1 4 1 3 1 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 44 Tinggi
71 Ahmad N. 21 Serda 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
72 Surya Y. 21 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
73 Zainal Abidin 20 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 4 42 Rendah
74 Andik Aziz 24 Pratu 5 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 4 42 Rendah
75 Ahmad M. 26 Pratu 7 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 1 3 4 40 Rendah
76 Abul Khoiri 28 Sertu 8 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah
77 M. Nizar 34 Kopda 12 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 42 Rendah
78 Ayub Wisnu 30 Kopda 11 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 42 Rendah
79 Suhardi 40 Serda 18 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah
80 Rahmad H 20 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
81 Ahmad M 38 Serda 18 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 4 41 Rendah
82 Sigid A 43 Letda 25 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
83 M.Tendy P. 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah
84 Arfi 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah
85 R Taufik 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
49
86 Satrio Aji 25 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah
87 Panggih 25 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 4 4 42 Rendah
88 Meirizal 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
89 Ahmad M 26 Sertu 7 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
90 Petrus 35 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
91 Surya Y.S 21 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah
92 Zainal A. 20 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah
93 M. Mahruz 22 prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
94 Tato 32 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
95 Bambang 26 Pratu 7 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah
96 Sugiyono 28 Prada 9 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah
97 Riski Novian 26 Praka 8 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 40 Rendah
98 Panggih 22 Prada 4 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 39 Rendah
99 Eko Y. 27 Praka 10 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 40 Rendah
100 Endi R. 21 Prada 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
101 Ridayat 22 Praka 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 54 Tinggi
102 Gusti 30 Praka 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 43 Tinggi
103 Saifuddin 25 Pratu 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 44 Tinggi
104 Khoirul U. 23 Prada 3 1 1 2 1 3 3 1 2 3 1 1 2 2 3 4 3 1 2 4 4 44 Tinggi
105 Khusman 30 Praka 5 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi
106 Saifuddin 25 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
107 I Wayan P. 20 Prada 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 46 Tinggi
108 Dwi Hari 26 Pratu 6 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi
109 Danu Bekti 22 Prada 1,5 2 2 1 2 4 3 2 1 2 1 2 2 1 2 4 3 2 2 4 3 45 Tinggi
110 Didik 20 Pratu 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 44 Tinggi
111 Joko Susanto 29 Praka 9 2 2 1 2 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 2 3 3 45 Tinggi
112 Feri Adi S 27 Praka 10 2 1 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 2 4 3 44 Tinggi
113 Zafar Mudi 31 Kopda 11 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 43 Tinggi
114 Aan 28 Sertu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
115 Saiful Aris 23 Praka 8 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 45 Tinggi
50
116 Irzal S. 21 Prada 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 3 3 44 Tinggi
117 M. Taufik 29 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
118 Nurhidayat 28 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi
119 Ach Fajar 22 Prada 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi
120 Eko dwi 29 Sertu 8 2 1 2 1 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 4 43 Tinggi
121 Pomi Candra 26 Pratu 6 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 45 Tinggi
122 Aziz A. 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
123 Isnaini 20 Serka 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 2 2 3 3 42 Rendah
124 Singgih 29 Sertu 6 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi
125 Khoirul K. 40 Letda 7 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 45 Tinggi
126 Nur Handik 25 Pratu 5 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 47 Tinggi
127 Kadik Agus 22 Prada 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 4 1 2 4 4 47 Tinggi
128 Nugraha 30 Letda 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
129 Mukromin 20 Serda 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
130 Prasetyo 21 Sersan 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
131 IKD Agus 20 Prada 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 4 4 1 1 1 3 3 45 Tinggi
132 Romi 34 Serda 12 1 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 41 Rendah
133 Saiful 28 Praka 7 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 3 3 46 Tinggi
134 Peri V 29 Praka 10 2 1 2 1 3 4 2 1 2 1 2 2 2 4 3 1 2 1 3 4 43 Tinggi
135 Lilik S. 30 Praka 8 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
136 Marsudi 27 Pratu 7 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 46 Tinggi
137 Wawan 30 Praka 9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 46 Tinggi
138 Eko P 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
139 Dayat 26 Praka 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 49 Tinggi
140 Andika 26 Prada 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 3 4 46 Tinggi
141 Aris M. 27 Pratu 5 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
142 Imam Safiqi 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
143 Deni W. 23 pratu 1,5 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 3 46 Tinggi
144 Gaung 21 Prada 1 2 2 2 1 3 4 2 2 1 2 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 42 Rendah
145 Anas 20 Prada 1 2 2 2 2 4 4 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
51
146 I Putu Yudha 20 Prada 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 4 4 1 1 2 4 4 47 Tinggi
147 IPutu Andika 20 prada 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 41 Rendah
148 Ridwan 21 Prada 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
149 Imam Arifin 30 Pratu 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 3 4 45 Tinggi
150 Hardian 28 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
151 Dwi Prasetyo 29 Praka 9 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
152 Priyadi 32 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
153 Ladina 21 Prada 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
154 Fiki 21 Prada 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
155 Zainurul 30 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
156 Firman F. 27 Pratu 6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
157 Sokman 22 Prada 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
158 Didik S. 29 Praka 7 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
159 Pluhayyi 37 Kopda 15 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
160 Agus S. 33 Kopda 13 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
161 Triawan H. 39 Serda 17 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
162 A. Zahri 35 Kopda 13 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
163 Israil 33 Kopda 14 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
164 Hendri R. 26 Sertu 6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi
165 Teguh S. 26 Pratu 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi
166 Sulistiawan 27 Pratu 6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi
167 Slamet Y. 29 Pratu 9 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi
168 Ferdi Seram 35 Kopda 13 3 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 3 3 2 2 2 4 38 Rendah
169 Joko S. 36 Kopda 15 3 2 2 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 4 40 Rendah
170 Antoni W. 34 Kopda 15 3 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 4 2 1 2 4 40 Rendah
171 Nasiruddin 35 Kopda 13 4 2 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 1 1 2 3 41 Rendah
172 Kadek Giri 35 Kopda 13 3 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 3 40 Rendah
173 Bayu Eka K 29 Praka 8 3 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 3 39 Rendah
174 M. Abdul 39 Serda 18 3 2 1 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 3 2 1 2 3 43 Tinggi
175 Suroto 25 Pratu 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi
52
176 Hindri Eko 32 Kopda 12 2 2 2 1 3 4 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 4 41 Rendah
177 M. Fauzi 26 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi
178 Wahyudi H 33 Kopda 12 2 1 1 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 43 Tinggi
179 Sukarno 27 Praka 7 4 2 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 56 Tinggi
180 Didik Y. 34 Kopda 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi
181 Kristofarus 35 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 45 Tinggi
182 Suroto 35 Serda 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi
183 M. Luthfi 22 prada 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi
184 Edi Susanto 37 Kopda 15 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi
185 Mashuri 34 Kopda 15 2 2 2 1 3 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 4 43 Tinggi
186 Dwi Unarto 36 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah
187 Agus P. 33 Kopda 12 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 3 3 4 2 2 3 3 46 Tinggi
188 Christian 26 Sertu 6 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi
189 Wuryanto 35 Kopda 13 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi
190 Andik S. 35 Kopda 13 3 2 1 2 1 3 2 2 2 4 1 1 1 3 1 3 2 2 3 3 42 Rendah
191 Jemmy P. 40 Serda 18 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi
192 Syahroni 35 Kopda 13 2 2 2 2 1 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi
193 Tovan S. 30 Praka 11 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 56 Tinggi
194 Andhika D.P 27 Sersan 7 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi
195 Hadi S. 33 Serda 14 2 2 2 1 3 4 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 3 3 41 Rendah
196 Saha S. 22 Prada 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 40 Rendah
197 Adang S. 33 praka 12 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 44 Tinggi
198 Gunawan 33 Kopda 13 1 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi
199 Subanon 42 Letda 24 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 Rendah
200 Lukito 32 Kopda 12 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 42 Rendah
201 Erfandi 32 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah
202 Nasruddin 38 Serda 16 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi
203 Budi S. 26 Sertu 8 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 41 Rendah
204 Nasrul 38 Serda 17 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 3 2 3 3 42 Rendah
205 Deni Eko H. 32 Kopda 10 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 41 Rendah
53
Stress Kerja
No Nama
Usi
a
Pan
gk
at
Lam
a
Bek
erja
Jawaban Skala Stress Kerja
Ju
mla
h
Kate
gori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Rohmad Said 36 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
2 Heris S. 33 Kopda 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 19 Rendah
3 Suherman 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 20 Tinggi
4 Hadi Siswanto 35 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 20 Tinggi
5 Ach Fauzi 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
6 Slamet 33 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah
7 Darmanto 36 Kopda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 19 Rendah
8 Deni Julianto 35 Kopda 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 Rendah
9 Hendi K. 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah
10 Abdul Basri 32 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 19 Rendah
11 Agustinus S 39 Serda 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
12 M. Rahmad S. 24 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
13 Putra Abdi 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
14 Suprapto 26 Pratu 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
15 A. Bawani 36 Serda 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
16 Khardiyanto 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 19 Rendah
17 Mulyono 33 Kopda 13 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 19 Rendah
18 Slamet S. 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
19 Dodik H. 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 19 Rendah
20 A. Siswanto 35 Serka 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 18 Rendah
21 Eka Putra Y. 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
22 Ndaru Sahid 30 Sertu 8 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 19 Rendah
23 Feri A. 23 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
24 Yopiama S. 24 Prada 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
25 Yogi Purnowo 33 Praka 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
54
26 Adi 34 Praka 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
27 Prayitno 35 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
28 Achamad Zali 33 Dansi 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
29 Didit Setiono 34 Praka 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
30 Sujarwanto 34 Praka 14 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi
31 Ketut 31 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 19 Rendah
32 Sugeiheri C. 37 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
33 Rendra N. 25 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 19 Rendah
34 Efendi 29 Sertu 18 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi
35 Alexander 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
36 Eko Setiawan 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
37 Prayogo W. 24 Serda 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
38 Moh. Alik 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
39 Riza Nur Arif 25 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
40 Eko Bowo 29 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
41 Falita Diyan 29 Pratu 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
42 Mustakim 29 Pratu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
43 Moh. Arif 24 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
44 Saiful Arifin 27 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
45 Suwaji 28 praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
46 Muh. Faishai 24 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
47 Prasetyo Okto 23 Prada 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 20 Tinggi
48 Rustan R 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah
49 Dwi Agung 35 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 19 Rendah
50 Iswahyudi 36 Kopda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 Rendah
51 Adam Fahrus 21 Serda 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi
52 Agung Hadi P 28 Sertu 5 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi
53 M. Cardanya 36 Kopda 18 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 Tinggi
54 Rismanto 37 Kopda 15 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
55 Rachmad T.H. 24 Prada 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi
55
56 Juliadi 26 Pratu 6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
57 Abul Khoiri 26 Sertu 8 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Tinggi
58 Purnomo 29 Prada 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
59 Arif Hartanto 28 Sertu 9 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
60 Suhardi 40 Serda 18 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 40 Tinggi
61 Yudha Eka P. 27 Sertu 6 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
62 Dede Budi P. 27 Serda 6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
63 M. Munif A. 33 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Rendah
64 Arif Budianto 34 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
65 Aries Teguh P 27 Pratu 6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
66 Heri Setiawan 28 Prada 9 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 30 Tinggi
67 Heri Purwanto 33 Kopda 14 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
68 Jufran 31 Kopda 18 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
69 Mumu A. 29 Pratu 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
70 Eko Wageono 28 Prada 9 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 20 Tinggi
71 A.Nurholis 21 Serda 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 20 Tinggi
72 Surya Y. 21 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
73 Zainal Abidin 20 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
74 Andik Aziz 24 Pratu 5 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
75 Ahmad
Muliadi 26 Pratu 7 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
76 Abul Khoiri 28 Sertu 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
77 M. Nizar 34 Kopda 12 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
78 Ayub Wisnu 30 Kopda 11 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
79 Suhardi 40 Serda 18 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
80 Rahmad Hadi 20 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
81 A. Mulyono 38 Serda 18 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
82 Sigid A. 43 Letda 25 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
83 M.Tendy P. 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
84 Arfi 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
56
85 R Taufik 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
86 Satrio Aji 25 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
87 Panggih 25 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
88 Meirizal 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
89 A.Muzaid 26 Sertu 7 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
90 Petrus 35 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
91 Surya Y.S. 21 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
92 Zainal A. 20 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
93 M. Mahruz 22 prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
94 Tato 32 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
95 Bambang S. 26 Pratu 7 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
96 Sugiyono 28 Prada 9 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
97 Riski Novian 26 Praka 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
98 Panggih W. 22 Prada 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
99 Eko Yudiyono 27 Praka 10 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
100 Endi Rohendi 21 Prada 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
101 Ridayat 22 Praka 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
102 Gusti 30 Praka 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 19 Rendah
103 Saifuddin 25 Pratu 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
104 Khoirul U. 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
105 Khusman 30 Praka 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
106 Saifuddin 25 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
107 I wayan Pasek 20 Prada 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 23 Tinggi
108 Dwi Hari C. 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
109 Danu Bekti 22 Prada 1,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 Rendah
110 Didik 20 Pratu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
111 Joko Susanto 29 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
112 Feri Adi S 27 Praka 10 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 4 4 44 Tinggi
113 Zafar Mudi 31 Kopda 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
114 Aan 28 Sertu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 Rendah
57
115 Saiful Aris 23 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
116 Irzal S. 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
117 M. Taufik 29 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
118 Nurhidayat 28 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
119 Ach Fajar S. 22 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
120 Eko dwi 29 Sertu 8 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 40 Tinggi
121 Pomi Candra I 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
122 Aziz A. 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 Tinggi
123 Isnaini 20 Serka 1 3 2 2 1 3 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 38 Rendah
124 Singgih 29 Sertu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
125 Khoirul K. 40 Letda 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
126 Nur Handik 25 Pratu 5 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 43 Tinggi
127 Kadik Agus E 22 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
128 Nugraha 30 Letda 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 Rendah
129 Mukromin 20 Serda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
130 Prasetyo 21 Sersan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
131 IKD Agus 20 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
132 Romi 34 Serda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah
133 Saiful 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
134 Peri V 29 Praka 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
135 Lilik Sugianto 30 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
136 marsudi 27 Pratu 7 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 44 Tinggi
137 Wawan 30 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 20 Tinggi
138 Eko P 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
139 Dayat 26 Praka 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
140 Andika 26 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
141 Aris M. 27 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
142 Imam safiqi 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
143 Deni Wahyudi 23 pratu 1,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
144 Gaung M. 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
58
145 Anas 20 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
146 I Putu Yudha 20 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
147 I Putu Andika 20 prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
148 Ridwan 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
149 Imam Arifin 30 Pratu 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 19 Rendah
150 Hardian 28 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
151 Dwi Prasetyo 29 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
152 Priyadi 32 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
153 Ladina 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
154 Fiki 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
155 Zainurul 30 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
156 Firman F. 27 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
157 Sokman 22 Prada 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 40 Tinggi
158 Didik S. 29 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
159 Pluhayyi 37 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
160 Agus S. 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
161 Triawan Harto 39 Serda 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
162 Ahmad Zahri 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
163 Israil 33 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
164 Hendri R. 26 Sertu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
165 Teguh Setiyo 26 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
166 Sulistiawan 27 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
167 Slamet Y. 29 Pratu 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
168 Ferdi Seram 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 Rendah
169 Joko Santoso 36 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 Rendah
170 Antoni W. 34 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
171 Nasiruddin 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 18 Rendah
172 Kadek Giri H 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
173 Bayu Eka K 29 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
174 M. Abdul M. 39 Serda 18 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 Rendah
59
175 Suroto 25 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
176 Hindri Eko W 32 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
177 M. Fauzi 26 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
178 Wahyudi H 33 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
179 Sukarno 27 Praka 7 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 50 Tinggi
180 Didik Y 34 Kopda 15 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Rendah
181 Atim Slamet 36 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
182 Suroto 35 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
183 Muh. Lutfi 22 prada 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
184 Edi Susanto 37 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
185 Mashuri 34 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
186 Dwi Unarto 36 Kopda 15 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
187 Agus Prasetyo 33 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
188 Christian 26 Sertu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
189 Wuryanto 35 Kopda 13 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
190 Andik S. 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
191 Jemmy P. 40 Serda 18 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 21 Tinggi
192 Syahroni 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
193 Saiful Bahri 20 Serda 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi
194 Andhika Dwi 27 Sersan 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
195 Hadi Suyanto 33 Serda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
196 Saha Supriadi 22 Prada 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
197 Adang S. 33 praka 12 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
198 Gunawan 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
199 Subanon 42 Letda 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
200 Lukito 32 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
201 Erfandi 32 Kopda 13 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 38 Rendah
202 Nasruddin 38 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 20 Tinggi
203 Budi S. 26 Sertu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah
204 Nasrul 38 Serda 17 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
205 Deni Eko H. 32 Kopda 10 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah
60
LAMPIRAN 6
Hasil Analisis Pearson – Product Moment
61
Descriptive Statistics
Correlations
Gaya_Kepemimpinan Stres_Kerja
Gaya_Kepemimpinan
Pearson Correlation 1 .238**
Sig. (2-tailed) .001
N 205 205
Stres_Kerja
Pearson Correlation .238** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Mean Std. Deviation N
Gaya_Kepemimpinan
Stres_Kerja
41,83
19,33
7,457
5,434
205
205