HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN...

71
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL : MENURUNKAN RISIKO CIDERA AKIBAT JATUH DI RUANG PERAWATAN DEWASA RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: Ranti Susanti NIM. ST13060 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN...

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT

MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL :

MENURUNKAN RISIKO CIDERA AKIBAT JATUH

DI RUANG PERAWATAN DEWASA

RSUD DR.MOEWARDI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Ranti Susanti

NIM. ST13060

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT

MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL :

MENURUNKAN RISIKO CIDERA AKIBAT JATUH

DI RUANG PERAWATAN DEWASA

RSUD DR.MOEWARDI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Ranti Susanti

NIM. ST13060

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

ii

LEMBAR PENGESAHAN (SCAN)

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ranti Susanti

NIM : ST13060

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan

tinggi ini.

Surakarta, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

(Ranti Susanti)

NIM.ST13060

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar

Prosedur Operasional: menurunkan risiko cidera akibat jatuh di ruang perawatan

dewasa RSUD Dr. Moewardi”. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak

mendapat arahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dra. Agnes Suharti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Prodi Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3. Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing

pertama yang telah memberikan bimbingan, arahan serta saran dalam

penyusunan skripsi ini

4. Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing

kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan serta saran dalam

penyusunan skripsi ini

5. Meri Oktarini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta saran dalam penyusunan skripsi ini

6. Dr.Endang Agustinar, M.Kes selaku direktur RSUD Dr.Moewardi yang

telah memberikan ijin penelitian

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

v

7. Segenap dosen pembimbing Progam Studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya

8. Rekan-rekan seangkatan Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada yang selalu setia memberikan semangat dan

dorongan dalam penyusunan skripsi ini

9. Seluruh Perawat RSUD Dr.Moewardi yang membantu dalam penyelesaian

skripsi ini

10. Keluarga tercinta, bapak, ibu serta adik yang selalu memberikan semangat,

cinta kasih serta dorongan dalam menempuh pendidikan ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

sebagai bekal penyempurnaan karya tulis skripsi yang akan dilaksanakan.

Harapan penulis, semoga skripsi ini sebagai langkah awal dalam menyusun

karya tulis skripsi dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan serta

bermanfaat bagi profesi keperawatan.

Surakarta, Agustus 2015

Penulis

Ranti Susanti

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN.. ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7

2.1. Tinjauan Teori ............................................................................................... 7

2.1.1 Keselamatan Pasien .......................................................................... . 7

2.1.2 Pengetahuan ...................................................................................... 9

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

vii

2.1.3 Kepatuhan ......................................................................................... 14

2.1.4 Standar Prosedur Operasional .......................................................... . 19

2.1.5 Jatuh .................................................................................................. 20

2.2. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 24

2.3. Kerangka Teori ............................................................................................ 25

2.4. Kerangka Konsep .......................................................................................... 25

2.5. Hipotesis ..................................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 27

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 27

3.2. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 27

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 31

3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................ 31

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 33

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................................... 36

3.7. Etika Penelitian ............................................................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 42

4.1 Karakteristik Responden ............................................................................. 42

4.2 Analisa Univariat ......................................................................................... 44

4.3 Analisa Bivariat ........................................................................................... 46

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................... 48

5.1 Diskripsi Karakteristik Responden ............................................................. 48

5.2 Analisa Univariat ......................................................................................... 51

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

viii

5.3 Analisa Bivariat ........................................................................................... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 54

6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 54

6.2 Saran ........................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Skala Jatuh Morse 23

2.2 Keaslian Penelitian 24

3.1 Definisi Operasional 32

3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 39

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis

kelamin

42

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Umur 43

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan

Pendidikan

43

4.4 Karakteristik Responden berdasarkan

Pengalaman

44

4.5 Tingkat pengetahuan perawat tentang resiko

jatuh dan cara pencegahannya di RSUD

Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015

44

4.6 Kepatuhan perawat melaksanakan standar

prosedur operasional pada pasien beresiko

jatuh ringan, sedang tinggi di RSUD

Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015

45

4.7 Tingkat pengetahuan dan kepatuhan 46

4.8 Hasil Uji Spearman Rank Corelation 47

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori 25

2.2 Kerangka Konsep 25

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Keterangan

1 Jadwal Penelitian

2 Perijinan

3 Permohonan Menjadi Responden

4 Persetujuan Menjadi Responden

5 Kuesioner Penelitian

6 Hasil Data SPSS

7 Konsultasi

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Ranti Susanti

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat

Melaksanakan Standar Prosedur Operasional:

Menurunkan risiko cidera akibat jatuh

Di ruang perawatan dewasa

RSUD Dr.Moewardi

Abstrak

Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu

diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada

pasien. Patient safety rumah sakit adalah suatu sistem yang mencegah terjadinya

kejadian tidak diharapkan (KTD) salah satunya yaitu risiko jatuh akibat tindakan

yang dilakukan oleh tenaga medis atau non medis. Salah satu cara untuk

mempertahankan keselamatan pasien yang beresiko jatuh adalah dengan

melaksanakan Standar Prosedur Operasional: menurunkan risiko cidera akibat

jatuh dengan patuh. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan

pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar prosedur

operasional: menurunkan risiko cidera akibat jatuh di ruang perawatan dewasa

RSUD Dr.Moewardi.

Desain penelitian adalah korelasional dengan menggunakan tehnik cross

sectional. Pemilihan sampel dengan probability sampling yaitu sebanyak 145

responden. Analisa data dengan menggunakan uji Spearman Rank Correlation.

Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan dengan

kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur operasional: menurunkan

risiko cidera akibat jatuh di ruang perawatan dewasa RSUD Dr.Moewardi, p=

0,02 (a 0,05), dengan kekuatan koefisiensi korelasi yaitu sebesar 0,183 atau

hubungan sangat rendah.

Rumah sakit diharapkan lebih menggiatkan lagi sosialisasi tentang risiko

jatuh kepada seluruh karyawan rumah sakit.

Kata kunci: Pengetahuan, Jatuh, keselamatan pasien

Daftar pustaka: 16(2006-2014)

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Ranti Susanti

Correlation between Nurses’ Knowledge and Obedience to the

Implementation of Standard Operating Procedure:

Decreasing the Risk of Fall Injury at the Adult Ward Room

of Dr. Moewardi General Hospital

ABSTRACT

Medical staff needs to be concerned about patient safety and security when

providing medical services. Patient safety of a hospital is a system that prevent an

unexpected incidence such as the risk of fall injury caused by the medical or non-

medical staff. One of the methods to prevent the risk injury is by obediently

implementing the standard operating procedure: decreasing the risk of fall injury.

The objective of the research is to analyze the correlation between the nurses’

knowledge and obedience to the implementation of the prevailing Standard

Operating Procedure: decreasing the risk of fall injury at the Adult Ward Room of

Dr. Moewardi General Hospital.

This research used the correlational method with the cross sectional approach.

The samples of research were 145 respondents. The data of research were

analyzed by using the Spearman’s Rank Correlation Test.

The result shows that there was a correlation between the nurses’ knowledge

and obedience to the implementation of the Standard Operating Procedure:

decreasing the risk of fall injury at the Adult Ward Room of Dr.Moewardi

General Hospital, shown by the p-value = 0.02 which was less than a = 0.05 with

the correlation strength of 0.183, meaning that the correlation was very weak.

Thus, hospital needs to improve the socialization of the risk of fall injury to

all employees of the hospital.

Keywords: Knowledge, fall, patient safety

References: 16 (2006-2014)

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Keselamatan pasien merupakan isu global dan nasional bagi rumah

sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu. Dalam

lingkup nasional, sejak bulan Agustus 2005, Menteri Kesehatan RI telah

mencanangkan Gerakan Nasional Keselamatan Pasien (GNKP) Rumah

Sakit, selanjutnya Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Depkes

(2010). Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar

yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan

kesehatan kepada pasien. Sistem tersebut meliputi pengenalan risiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak

lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan risiko (Depkes,

2008).

Patient safety rumah sakit adalah suatu sistem yang mencegah

terjadinya kejadian tidak diharapkan (KTD) akibat tindakan yang

dilakukan atau bahkan tidak dilakukan oleh tenaga medis maupun non

medis (Depkes, 2008). Kejadian Tidak Diharapkan diberbagai negara

diperkirakan 4,0-16,6% dan hampir 50% diantaranya diperkirakan adalah

kejadian yang dapat dicegah (KPP-RS, 2006).

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

2

Sesuai dengan pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan, mewajibkan

setiap Rumah Sakit untuk mengupayakan pemenuhan Sasaran

Keselamatan Pasien (SKP) yang meliputi 6 (enam) hal sebagai berikut:

Ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif,

peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-

lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi

terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan risiko pasien jatuh. Rumah

Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi merupakan salah satu rumah sakit di

Surakarta yang akan menuju pengakuan internasional melalui Joint

Commission International (JCI). Oleh sebab itu RSUD Dr.Moewardi

menerapkan enam sasaran keselamatan pasien tersebut.

Standar Prosedur Operasional menurunkan risiko cidera akibat jatuh

merupakan serangkaian tindakan keperawatan yang merupakan acuan

dalam mempertahankan keselamatan pasien yang berisiko jatuh.

Pengkajian pasien risiko jatuh yaitu dengan menggunakan petunjuk

penilaian Morse Falls Scale (FMS) pada pasien dewasa, sedangkan pada

pasien anak-anak menggunakan skala Humpty Dumpty. Hasil dari

pengkajian pasien risiko jatuh dengan Morse Falls Scale didapatkan

pasien risiko jatuh rendah dengan skor <24, sedang dengan skor 25-50

dan tinggi dengan skor >50 (SPO RSUD Dr.Moewardi, 2014).

Menurut Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa yang

mempengaruhi kepatuhan dari segi faktor internal antara lain

pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

3

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu

(Notoatmodjo, 2007). Hasil riset oleh Rizkika, dkk (2014) menyatakan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

penerapan SOP penanganan bahan infeksius di laboratorium PK RSUD

Arifin Achmad.

Berdasarkan data dari bidang keperawatan jumlah seluruh perawat

RSUD Dr.Moewardi berjumlah 824, dan perawat di ruang perawatan

dewasa berjumlah 290 perawat. Telah dilakukan wawancara secara

insidental terhadap 10 perawat pada bulan November 2014 didapatkan

hasil 3 perawat yang patuh melaksanakan SPO menurunkan risiko cidera

akibat jatuh karena dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan

merupakan tanggung jawab sebagai seorang perawat dalam

melaksanakan SPO, 2 perawat menyatakan kadang-kadang patuh

melaksanakan SPO dengan alasan beban kerja yang terlalu berat, malas,

dan ada 5 perawat yang tidak patuh melaksanakan SPO karena tidak tahu

cara penilaian risiko jatuh dan tidak tahu tentang obat-obatan yang bisa

menimbulkan jatuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat

melaksanakan standar prosedur operasional : menurunkan risiko pasien

cidera akibat jatuh di ruang perawatan dewasa Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Moewardi.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

4

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dalam melaksanakan standar prosedur operasional menurunkan

cidera akibat jatuh didapatkan perawat tidak patuh karena kurang

pengetahuan perawat dalam hal penilaian risiko jatuh. Maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara

pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar

prosedur operasional : menurunkan risiko cidera akibat jatuh di ruang

perawatan dewasa RSUD Dr. Moewardi?”

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Menganalisa hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat

dalam melaksanakan standar prosedur operasional : menurunkan

risiko cidera akibat jatuh di ruang perawatan dewasa di RSUD

Dr. Moewardi

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan perawat tentang resiko jatuh dan

pencegahannya

2. Mengetahui kepatuhan perawat dalam melaksanakan

standar prosedur operasional menurunkan risiko cidera

akibat jatuh

3. Menganalisis hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan

perawat dalam melaksanakan standar prosedur operasional :

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

5

menurunkan risiko cedera akibat jatuh di ruang perawatan

dewasa RSUD Dr. Moewardi.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Manfaat bagi Rumah Sakit

Memberikan informasi kepada Rumah Sakit tentang hubungan

pengetahuan terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan

Standar Prosedur Operasional: menurunkan risiko pasien cidera

akibat jatuh di ruang perawatan dewasa sehingga dapat

meningkatkan mutu Rumah Sakit. Manajemen rumah sakit akan

memberikan sosialisasi tentang patient safety kepada seluruh

karyawan Rumah Sakit Dr.Moewardi.

1.4.2. Manfaat bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan untuk menambahkan referensi di Perpustakaan

Stikes Kusuma Husada Surakarta

1.4.3. Manfaat bagi peneliti lain

Dengan penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam

pengembangan sistem pelayanan dalam asuhan keperawatan

pada pasien jatuh bagi peneliti selanjutnya. Peneliti lain dapat

melakukan penelitian yang bersifat kualitatif dalam kepatuhan

perawat melaksanakan standar prosedur operasional

menurunkan risiko cidera akibat jatuh.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

6

1.4.4. Manfaat bagi peneliti

Menambahkan wawasan dan pengetahuan dalam Internasional

Patient Safety Goals (IPSG) terutama tentang pengurangan

risiko pasien cidera akibat jatuh.

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI

2.1.1. Keselamatan Pasien (Patient Safety)

1. Pengertian

Patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau

menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan

kesalahan pengobatan (Supari, 2005). Patient Safety rumah

sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan

pasien lebih aman. Pasien Safety meliputi assesment risiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan

risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi

solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko (Depkes RI,

2006).

2. Standar Keselamatan Pasien

Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit, pasal 7 ayat (2) meliputi hak

pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien

dalam kesinambungan pelayanan, penggunaan metode

peningkatan kinerja untuk melakukan

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

8

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien, peran

kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien,

mendidik staf tentang keselamatan pasien dan komunikasi

merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien.

Selanjutnya Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut

diatas mewajibkan setiap Rumah Sakit untuk mengupayakan

pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien yang meliputi

tercapainya 6 hal sebagai berikut ketepatan identifikasi pasien,

peningkatan komunikasi efektif, peningkatan kewaspadaan

obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat

prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan risiko infeksi

terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan risiko pasien

jatuh.

3. Tujuan keselamatan pasien

Tujuan keselamatan pasien antara lain terciptanya budaya

keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas

rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya

kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, terlaksananya

program-program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan kejadian tidak diharapkan (Buku Panduan

Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Depkes RI, 2006).

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

9

4. Indikator patient safety

Menurut Dwiprahasto (2008) indikator patient safety dibagi

menjadi dua jenis:

1) Indikator tingkat rumah sakit (hospital level indicator)

digunakan untuk mengukur potensi komplikasi yang

sebenarnya dapat dicegah saat pasien mendapatkan

berbagai tindakan medik di rumah sakit. Indikator ini

hanya mencakup kasus-kasus yang merupakan diagnosa

sekunder akibat terjadinya risiko pasca tindakan medik.

2) Indikator tingkat area mencakup semua risiko komplikasi

akibat tindakan medik yang didokumentasikan di tingkat

pelayanan setempat (kabupaten/kota). Indikator ini

mencakup diagnosis utama maupun diagnosis sekunder

untuk komplikasi akibat tindakan medik.

2.1.2. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu

(Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang

kita peroleh berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain

pengalaman, pengetahuan juga didapatkan dari orang lain dan

tradisi (Prasetyo, 2007).

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

10

Pengetahuan adalah suatu proses dengan menggunakan

pancaindra yang dilakukan sesorang terhadap objek tertentu

dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan (Hidayat,

2007).

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), cara mendapatkan pengetahuan

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Cara tradisional

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka

akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai

didapatkan hasil mencapai kebenaran.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas

pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli

ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahanyang dihadapi pada masa yang lalu.

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

11

Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang

dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat

pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui jalan pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan

pikirannya.

b. Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini

disebut metode penelitian ilmiah.

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) tingkatan pengetahuan ada 6

tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang khusus dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh karena itu “tahu” merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

12

bahwa orang tahu yang dipelajari seperti: menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan yang

benar tentang objek yang diketahui, dapat menjelaskan

materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau

kondisi nyata.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menajbarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi

masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sistesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluating)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

13

atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang ada. Menurut Nursalam (2011),

tingkatan pengetahuan yaitu: baik (76%-100%) cukup

(56%-75%), kurang (<56%).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a. Umur

Umur merupakan usia individu yang terhitung dari mulai

saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin

cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi

kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

percaya dari pada orang belum cukup tinggi

kedewasaannya.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke

arah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan adalah salah satu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan diklasifikasikan menjadi:

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

14

pendidikan tinggi (akademi/PT), pendidikan menengah

(SLTP/SLTA) dan pendidikan dasar (SD).

Dengan pendidikan tinggi maka orang akan

cenderung mendapatkan informasi baik dari orang lain

maupun dari media masa. Sebaliknya tingkat pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang terbaik (experient is the best

teacher). Pepatah tersebut bisa diartikan bahwa

pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

suatu kebenaran pengetahuan. Pengalaman akan

menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap

individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan

pengetahuan. Seseorang yang mempunyai pengalaman

banyak akan menambah pengetahuan.

2.1.3. Kepatuhan

1. Pengertian

Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah,

sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan

berdisiplin (Pranoto, 2007). Kepatuhan adalah tingkat

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

15

seseorang dalam melaksanakan suatu aturan dalam dan

perilaku yang disarankan (Bart,2004).

Perilaku kepatuhan bersifat sementara karena perilaku ini

akan bertahan bila ada pengawasan. Jika pengawasan hilang

atau mengendur maka akan timbul perilaku ketidakpatuhan.

Perilaku kepatuhan ini akan optimal jika perawat itu sendiri

menganggap perilaku ini bernilai positif yang akan

diintegrasikan melalui tindakan asuhan keperawatan. Perilaku

keperawatan ini akan dapat dicapai jika manajer keperawatan

merupakan orang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan

motivasi (Sarwono, 2007).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

a. Faktor Internal

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaanterhadap suatu

objek tertentu (Notoatmodjo,2007).

2) Sikap

Menurut Azwar (2009) sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak maupun perasaan tidak mendukung atau

tidak memihak pada objek tertentu. Faktor yang

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

16

mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar

(2009) antara lain pengalaman pribadi, pengaruh

orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan

lembaga agama, pengaruh faktor emosional.

3) Kemampuan

Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan

tugas fisik maupun mental, kemampuan seseorang

pada umumnya stabil. Kemampuan individu

mempengaruhi karakteristik pekerjaan, perilaku,

tanggung jawab, pendidikan dan memiliki hubungan

secara nyata terhadap kinerja pekerjaan (Ivancevich,

2007).

Manager harus berusaha menyesuaikan kemampuan

dan ketrampilan seseorang dengan kebutuhan

pekerjaan. Proses penyesuaian ini penting karena

tidak ada kepemimpinan, motivasi, atau sumber daya

organisasi yang dapat mengatasi kekurangan

kemampuan dan ketrampilan meskipun beberapa

keterampilan dapat diperbaiki melalui latihan atau

pelatihan (Invancevich,2007).

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

17

4) Motivasi

Menurut Walgito (2004), motivasi merupakan

keadaan dalam diri individu atau organisme yang

mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian

motivasi mempunyai 3 aspek, yaitu keadaan

terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan

bergerak karena kebutuhan, perilaku yang timbul dan

terarah karena keadaan ini, goal atau tujuan yang

dituju oleh perilaku tersebut.

b. Faktor Eksternal

1. Karakteristik Organisasi

Subyantoro (2009), berpendapat bahwa karakteristik

organisasi meliputi komitmen organisasi dan

hubungan antara teman kerja sekerja dan supervisor

yang akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan

perilaku individu. Keadaan organisasi dan struktur

organisasi akan memotivasi atau gagal memotivasi

perawat profesional untuk berpartisipasi pada

tingkatan yang konsisten sesuai tujuan.

2. Karakteristik Kelompok

Rusmana (2008) berpendapat bahwa kelompok adalah

unit komunitas yang terdiri dari dua orang ataulebih

yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan pemikiran

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

18

serta integritas antar anggota yang kuat. Karakteristik

kelompok adalah adanya interaksi, struktur,

kebersamaan, adanya tujuan, ada suasana kelompok

dan adanya dinamika interdepensi. Anggota kelompok

melaksanakan peran tugas, peran pembentukan,

pemeliharaan kelompok dan peran individu. Anggota

melaksanakan hal ini melalui hubungan interpersonal.

Tekanan dari kelompok sangat mempengaruhi

hubungan interpersonal dan tingkat kepatuhan

individu karena individu terpaksa mengalah dan

mengikuti perilaku mayoritas kelompok meskipun

sebenarnya individu tersebut tidak menyetujuinya.

3. Karakteristik Pekerjaan

Menurut Rahayu (2006), karakteristik pekerjaan

adalah sifat yang berbeda antar jenis pekerjaan yang

satu dengan yang lainnya yang bersifat khusus dan

merupakan inti pekerjaan yang berisikan sifat-sifat

tugas yang ada di dalam semua pekerjaan serta

dirasakan oleh para pekerja sehingga mempengaruhi

sikap atau perilaku terhadap pekerjaannya.

4. Karakteristik Lingkungan

Apabila perawat harus bekerja dalam lingkungan yang

terbatas dan berinteraksi secara konstan dengan staf

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

19

lain, pengunjung dan tenaga kesehatan lain. Konsisi

seperti ini yang dapat menurunkan motivasi perawat

terhadap pekerjaannya, dapat menyebabkan stress,

dan menimbulkan kepenatan (Swansburg, 2004).

2.1.4. Standar Prosedur Operasional

1. Pengertian

Standar Prosedur Operasional adalah suatu standar atau

pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan

menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

organisasi (Perry dan Potter, 2005).

2. Manfaat Standar Prosedur Operasional

Manfaat standar prosedur operasional antara lain:

a. Agar petugas atau pegawai menjaga konsistensi dan

tingkat kinerja petugas atau pegawai atau tim dalam

organisasi

b. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tunggung jawab

dari petugas atau pegawai terkait

c. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap

posisi dalam organisasi

d. Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas atau

pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi

lainnya

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

20

e. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan,

duplikasi dan inefisiensi

2.1.5. Jatuh

1. Pengertian

Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita

atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan

seseorang mendadak terbarik/terduduk di lantai atau tempat

yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran

atau luka (Darmojo, 2004).

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan

subjek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa

sengaja, bukan akibat dari pukulan keras, kehilangan

kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh merupakan penyebab

yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari

mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley,

2006).

2. Faktor risiko

a. Faktor Instrinsik

Faktor Instrinsik adalah variabel-variabel yang

menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu

tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin

tidak jatuh (Stanley, 2006). Faktor Instrinsik tersebut

antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

21

menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan

ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu

kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yanbg disebabkan

oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala

lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan

pusing (Lumbantobing, 2004).

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor Ekstrinsik merupakan faktor dari luar

(lingkungan dan sekitarnya) diantaranya cahaya ruangan

yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan

yang tidak kuat, tidak stabil, obat-obatan yang diminum

dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo, 2004).

3. Akibat jatuh

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cidera,

kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling

ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis

fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur

pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan

jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera

fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh

lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas,

hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-

hari dan falofobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006).

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

22

4. Komplikasi jatuh

Menurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo (2004),

komplikasi-komplikasi jatuh antara lain:

a. Perlukaan

Perlukaan (Injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak

yang terasa sangat sakit berupa robekatau tertariknya

jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau

fraktur

b. Disabilitas

Disabiliti mengakibatkan penurunan mobilitas yang

berhubungan dengan perlakuan fisik dan penurunan

mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri

dan pembatasan gerak.

c. Kematian

Komplikasi yang terburuk akibat jatuh yaitu

mengakibatkan kematian.

5. Instrumen Identifikasi Risiko Jatuh

Morse Falls Scale (MFS) merupakan salah satu instrumen

yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang

berisiko jatuh. Dengan menghitung Morse Falls Scale pada

pasien dapat ditentukan risiko jatuh pada pasien tersebut,

sehingga dapat diupayakan pencegahan jatuh yang perlu

dilakukan (SPO RSUD Dr.Moewardi, 2014).

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

23

Tabel 2.1. Skala Jatuh Morse

Parameter Status/keadaan Skor

Riwayat jatuh dalam

perawatan ini atau dalam 3

bulan terakhir

Pernah 25

Tidak 0

Diagnosa Sekunder/

banding

Ya 15

Tidak 0

Alat bantu mobilisasi

Furniture 30

Kruk, tongkat, walker 15

Tidak 0

Pemakaian obat-obat

tertentu

Ya 20

Tidak 0

Gaya berjalan/ berpindah

Gangguan 20

Kelemahan 10

Normal 0

Status mental

Tidak berorientasi dengan

baik

15

Berorientasi dengan baik 0

(SPO RSUD Dr.Moewardi 2014)

6. Kategori Risiko Jatuh

Kategori risiko jatuh adalah risiko jatuh rendah dengan skala

<24, skala risiko jatuh sedang 25-50 dan risiko jatuh tinggi

dengan skala >50. Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien

dengan risiko jatuh rendah dengan cara pastikan bel pasien

mudah dijangkau, roda tempat tidur dalam posisi terkunci,

posisikan tempat tidur pada posisi terendah, dan pagar

pengaman tempat tidur dinaikkan.

Cara untuk mencegah pasien risiko jatuh sedang yaitu

melakukan semua tindakan pencegahan pada risiko jatuh

rendah, memakaikan gelang khusus berwarna kuning sebagai

tanda pasien risiko jatuh sedang, dan menempatkan tanda

kuning pada daftar nama pasien. Sedangkan untuk pencegahan

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

24

risiko jatuh tinggi dapat dilakukan pencegahan dengan

melakukan semua tindakan pencegahan ringan dan sedang,

kunjungi dan monitor pasien setiap 1 jam dan jika

memungkinkan tempatkan pasien dekat dengan nurse station

(SPO RSUD Dr.Moewardi, 2014).

2.2 KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 2.2. Keaslian Penelitian

Nama

Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

Elizabeth Ari

Setyarini,

Lusiana Lina

Herlina

Kepatuhan Perawat

Melaksanakan Standar

Prosedur Operasional

: Pencegahan Pasien

Risiko Jatuh di

Gedung Yosef 3 Dago

dan Surya Kencana

Rumah Sakit

Borromeus

Deskriptif

Kuantitatif

75% patuh

melaksanakan

SPO dan 25%

tidak patuh

melaksanakan

Inayatur

Rabbani S,

Vivekenanda

Pateda,

Rocky Wilar,

Novie H.

Rampengan

Hubungan

Pengatahuan terhadap

perilaku cuci tangan

petugas kesehatan di

bagian ilmu kesehatan

anak BLU RSUP Prof

Dr RD Kandou

Manado

Survey

lapangan

dengan studi

analitik

observasional

78 petugas

kesehatan

terdapat 55 orang

yang memiliki

pengetahuan

kurang baik

tentang cuci

tangan, dan

perilaku cuci

tangan paling

banyak terdapat

dalam kategori

buruk berjumlah

48

Suci Rizkika,

Tuti

Restuastuti,

Fatmawati

Hubungan

pengetahuan dan sikap

petugas laboratorium

patologi klinik

Survey analitik

dengan

pendekatan

cross sectional

Tidak terdapat

hubungan yang

bermakna antara

pengetahuan

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

25

terhadap penerapan

standard operating

procedure (SOP)

penanganan bahan

infeksius di RSUD

Arifin Achmad

Provinsi Riau

dengan

penerapan SOP

penanganan

bahan infeksius

di laboratorium

PK RSUD Arifin

Achmad

2.3 KERANGKA TEORI

Gambar 2.1. Kerangka Teori

(Azwar,2009; Invancevich,2007; Rusmana,2008; Subyantoro,2009)

2.4 KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang memepengaruhi

kepatuhan :

a. Faktor Internal:

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Kemampuan

4. Motivasi

b. Faktor Eksternal :

1. Karakteristik Organisasi

2. Karakteristik Kelompok

3. Karakteristik Pekerjaan

4. Karakteristik Lingkungan

Kepatuhan melaksanakan

Standar Prosedur Operasional

Pengetahuan Kepatuhan perawat dalam

melaksanakan SPO :menurunkan

risiko cidera akibat jatuh

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

26

2.5 HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2014), hipotesis penelitian adalah jawaban

sementara penelitian, patokan duga atau sementara, yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2014) hipotesis

dibagi menjadi dua macam :

a. Hipotesis alternatif (Ha)

Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan

Y atau perbedaan antara dua kelompok.

b. Hipotesis nol (Ho)

Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan variabel atau tidak

adanya pengaruh variabel X dan Y.

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

1. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat

dalam melaksanakan standar prosedur operasional menurunkan risiko

cidera akibat jatuh di ruang perawatan dewasa RSUD Dr.Moewardi

2. Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan

perawat dalam melaksanakan standar prosedur operasional menurunkan

risiko cidera akibat jatuh di ruang perawatan dewasa RSUD

Dr.Moewardi

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimen dengan

desain penelitian korelasional (hubungan/asosiasi) yaitu dengan mengkaji

hubungan antara variabel pengetahuan dengan kepatuhan perawat

melaksanakan standar prosdur operasional: menurunkan risiko cidera akibat

jatuh. Teknik yang digunakan cross sectional dimana peneliti menekankan

waktu pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya

satu kali pada satu saat (Nursalam, 2011).

3.2 POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

(Sugiyono, 2014). Populasi adalah setiap subjek yang mengetahui

kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2008).

Pada penelitian ini populasinya adalah semua perawat yang

melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko jatuh di

ruang perawatan dewasa RSUD Dr. Moewardi yang berjumlah 228

perawat.

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

28

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Tehnik pengambilan sampel dengan

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel dengan

proportionate Stratified Random Sampling yaitu populasi yang

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional (Sugiyono, 2014).

Besar sampel

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi 5% (0,05)

Besar sampel dalam penelitian ini adalah

= 145 sampel (perawat)

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

29

Besar sampel tiap ruangan x n

Keterangan :

ni= jumlah sampel tiap ruangan

Ni= jumlah populasi tiap ruangan

N= jumlah populasi seluruh sampel

n = jumlah sampel seluruhnya

Sampel tiap ruangan

a. ICU = x n

= x 145 = 18

b. ICVCU = x n

= x 145 = 14

c. Aster 5 = x n

= x 145 = 14

d. Anggrek 1 = x n

= x 145 = 17

e. Anggrek 2 = x n

= x 145 = 22

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

30

f. Mawar 2 = x n

= x 145 = 14

g. Mawar 3 = x n

= x 145 = 12

h. Melati 1 = x n

= x 145 = 17

i. Melati 3 = x n

= x 145 = 17

Kriteria sampel menurut Nursalam (2011) adalah:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria Inklusi dalam

penelitian ini adalah: perawat yang berpendidikan minimal D3

Keperawatan, perawat yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria Ekslusi yaitu menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria

Ekslusi dalam penelitian ini adalah perawat yang tidak bersedia

menjadi responden, perawat yang merawat pasien anak-anak dan bayi,

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

31

perawat yang sedang mengikuti pelatihan, perawat yang sedang cuti,

perawat yang sedang sakit.

3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat

Tempat penelitian yaitu di ruang perawatan dewasa Rumah Sakit

Dr.Moewardi

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015.

3.4 VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA

PENGUKURAN

1. Variabel penelitian

1) Variabel Independen / variabel bebas

Variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen/ terikat (Sugiyono, 2014).

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan

tentang risiko jatuh dan pencegahannya.

2) Variabel Dependen/ variabel terikat

Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, konsekuan. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

32

dengan variabel terikat yaitu merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2014). Variabel dependen pada penelitian ini

adalah kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur

operasional menurunkan risiko pasien cidera akibat jatuh.

2. Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek/ fenomena (Hidayat, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Indikator

Penilaian

Skala

Data

Skor

1. Variabel

bebas

Pengetahuan Tingkat

pengetahuan

perawat

tentang

risiko jatuh

dan cara

pencegahann

ya.

Dengan

menggunakan

kuesioner

yang

berjumlah 18

pertanyaan

dengan

menggunakan

skala Guttman.

Benar

diberikan skor

1 dan salah

diberikan skor

0.

Tingkat

pengetahuan

dikategorikan

menjadi:

- Pengetahuan

baik

- Pengetahuan

cukup

- Pengetahuan

kurang

Ordinal Baik: 13-18

76-100%

Cukup : 10-

12

56-75%

Kurang:

<10

<56%

2. Variabel

Terikat

Kepatuhan

Perawat

melaksana

kan standar

Kepatuhan

perawat

dalam

melaksana

Dengan

mengguna

kan kuesioner

yang

Tingkat

kepatuhan

dikategorikan

menjadi:

Ordinal Patuh: 9-18

Tidak

patuh: 0-8

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

33

prosedur

operasional

kan standar

prosedur

operasional

pada pasien

yang berisiko

jatuh rendah,

sedang dan

tinggi

berjumlah 18

pernyataan.

- Patuh

- Tidak patuh

3.5 ALAT PENELITIAN DAN CARA PENGUMPULAN DATA

1. Cara Penggumpulan data

Cara pengumpulan data yaitu dengan meminta ijin dengan RSUD

Dr.Moewardi, menjelaskan tentang penelitian dan tujuan penelitian

kepada calon responden, menjelaskan tentang informed consent,

setelah responden memahami dan apabila setuju maka, responden

diminta untuk menandatangani informed consent tersebut.

Membagikan kuesioner kepada responden, kuesioner terdiri 2 yaitu

kuesioner tentang pengetahuan tentang risiko jatuh dan kuesioner

tentang kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional risiko

jatuh. Setiap kuesioner terdiri dari 18 pernyataan benar dan salah.

Setelah diisi oleh responden, kuesioner ditarik kembali untuk

dikoreksi tentang kelengkapan pengisian kuesioner. Kuesioner yang

memenuhi syarat akan dilakukan pengolahan data.

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

34

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrumendalam mengumpulkan data (Nursalam, 2011). Validitas

internal/rasional menurut Sugiyono (2014) dibagi menjadi 2:

a. Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat para

ahli (judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang

aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,

maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Penelitian ini

dikonsulkan dengan ahli di RSUD Dr.Moewardi yaitu dengan Tim

International Patient Safety Goals (IPSG) Rumah Sakit Ibu Siti

Wachidatur Rochmah, S.Kep,Ns pada tanggal 16 Februari 2015 dan

dengan dosen pembimbing Stikes Kusuma Husada Surakarta.

b. Validitas Isi (Content Validity)

Disini dengan membandingkan progran yang ada dengan konsultasi

ahli.

Dalam melakukan uji validitas digunakan metode pearson

correlation.

r=

keterangan :

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor pertanyaan

Y = jumlah skor total

N = jumlah responden

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

35

Instrumen dikatakan valid apabila rhitung> rtabel . Dimana rhitung >

0,361 (Sugiyono, 2014).

Reliabilitas merupakan alat ukur yang penting untuk

menjamin pengumpulan data yang akurat (Assaf, 2003).

Untuk mencari reliabilitas angket digunakan rumus Alpha

Croncbach :

r11= } {1- }

Keterangan :

r11 : realibilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ a²b : jumlah varians butir

a2t : varians total

Jika r11 > 0,7, maka instrumen dikatakan reliabel (Ghozali,

2010).

Untuk melakukan uji validitas kuesioner dilakukan di Rumah

Sakit lain yaitu di Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R Soeharso

Surakarta pada tanggal 13-18 April 2015 dengan jumlah sampel 30

perawat. Dengan hasil didapatkan dari kuesioner pengetahuan

dengan jumlah soal 25 didapatkan hasil yang valid yaitu 18 soal

rentang nilai valid yaitu 0,364-0,699 sedangkan untuk kuesioner

tentang kepatuhan dari 25 pernyataan didapatkan 18 valid dengan

rentang nilai 0,378-0,681.

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

36

2. Alat Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner pengetahuan dan

kepatuhan. Lembar kuesiner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

yaitu berisi data karakteristik sampel penelitian yang terdiri dari kode

responden, nama responden, umur, pendidikan terakhir, masa kerja

dan ruangan tempat bekerja. Bagian kedua digunakan untuk

mengambil data tentang pengetahuan sampel penelitian tentang risiko

jatuh pasien dewasa yang terdiri dari 18 pernyataan. Skala pengukuran

dengan menggunakan skala Guttman yaitu dengan jawaban benar dan

salah. Untuk penilaian jawaban benar diberikan skor 1, sedangkan

untuk jawaban salah diberikan skor 0 (Sugiyono, 2014). Kuesioner

untuk pengetahuan terdiri dari 12 pertanyaan yang favorable dan 6

pertanyaan yang unfavorable. Untuk mengetahui kepatuhan perawat

juga dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari 18 pernyataan.

Terdiri dari 10 pernyataan favorable dan 8 pernyataan yang

unfavorable.

3.6 TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah mempelajari jawaban dari seluruh pertanyaan yang diajukan

dalam kuisioner perlu dilakukan proses editing, coding, tabulasi,

dan entry data sehingga lebih memudahkan dalam pembacaan data

dan meningkatkan kredibilitas analisa (Efendi, 2012).

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

37

1. Editing data

Memastikan kelengkapan dan kejelasan setiap aspek yang

diteliti, yaitu dengan melakukan pengecekan terhadap kuisioner

untuk memastikan bahwa kuisioner telah lengkap.

2. Coding data

Memasukkan data dengan melakukan coding. Untuk setiap

pertanyaan dalam koesioner dengan jawaban yang benar

diberikan kode 1 dan yang salah diberikan kode 0. Sedangkan

untuk tingkat pengetahuan: baik= 3, cukup=2 dan kurang=1.

Dan untuk kepatuhan, patuh= 2, tidak patuh=1.

3. Tabulasi

Memasukan data kedalam diagram atau tabel-tabel dengan

mengatur frekuensi setiap variabel yang disajikan dalam bentuk

diagram presentase.

4. Entery data

Data dari kuesioner diolah dengan menggunakan progam

SPSS (Statistical Packages for Sosial Science) dan juga

Microsoft Exel untuk mempermudah proses analisis data.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Untuk

alasan tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok dengan

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Analisa data terdiri dari:

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

38

1) Analisa univariat

Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian yaitu pengetahuan dan kepatuhan

perawat melaksanakan standar prosedur operasional.

2) Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Sugiyono,

2014). Analisa bivariat pada penelitian ini yaitu dengan

Spearman Rank Correlation karena skala data dengan ordinal.

rs=

Keterangan :

rs = koefisiens korelasi Spearman Rank

N = jumlah sampel

D² = jumlah perbedaan rangking pada setiap pasangan

yang telah dikuadratkan

Apabila α > 0,05 maka Ho diterima dan Ho ditolak dan apabila

α< 0,05 .

Penafsiran terhadap kekuatan hubungan dari nilai koefisien

korelasi menurut Sugiyono (2014).

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

39

Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Hubungan Variabel

0,00-0,199 Sangat rendah

0,2-0,399 Rendah

0,4-0,599 Sedang

0,6-0,799 Kuat

0,8-1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2014)

3.7 ETIKA PENELITIAN

Suatu penelitian harus berpedoman pada norma dan etika. Menurut

Nursalam (2008) dalam penelitian yang subjeknya manusia, maka ada tiga

prinsip penelitian yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Prinsip Manfaat

a) Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek.

b) Bebas dari eksploitasi

Partisipan subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan.

c) Risiko

Peneliti harus mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepada subjek penelitian pada setiap tindakan.

Dalam penelitian ini, risiko dapat diminimalisir karena penelitian

yang dilakukan bukan bersifat eksperimen dan hanya menggunakan

instrumen berupa kuesioner.

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

40

2) Prinsip Menghormati Manusia

Peneliti memberikan informed consent dan informasi secara lengkap

tentang tujuan penelitian ini. Setelah subjek bersedia menjadi

responden, maka subjek menandatangani lembar persetujuan. Pada

informed consent dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan

digunakan untuk pengembangan ilmu.

3) Prinsip Keadilan

Peneliti memperlakukan subjek secara adil baik sebelum, selama dan

setelah keikutsertaannya dalam penelitian ini tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia sebagai responden.

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin

kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang

meliputi:

1. Informed consent

Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti

dan memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian dan manfaat penelitian.

2. Anonymity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberi kode.

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

41

3. Confidential (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dari total populasi perawat yang melakukan asuhan keperawatan pada

pasien dengan risiko jatuh di ruang perawatan dewasa RSUD Dr. Moewardi, yang

berjumlah 228 perawat dengan tehnik probability sampling didapatkan sampel

145 perawat dengan tingkat signifikansi 5% (0,05). Dari penelitian yang telah

dilakukan, didapatkan data sebagai berikut :

4.1. Karakteristik Responden

4.1.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin di

RSUD Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015, n=145 perawat Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 36 24,8

Perempuan 109 75,2

Jumlah (total) 145 100

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui jenis kelamin responden

yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 109 orang (75,2%)

dan yang paling sedikit adalah laki-laki sebanyak 36 orang

(24,8%).

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

43

4.1.2. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Gambaran karakeristik responden berdasarkan umur dapat

dilihat pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Umur di RSUD

Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015, n=145 perawat Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)

20-29 47 32,4

30-39 78 53,8

40-49 20 13,8

Jumlah 145 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, didapatkan hasil yang paling

banyak yaitu responden dengan umur 30-39 yaitu 78 orang

(53,8%) dan yang paling sedikit umur 40-49 yaitu 20 orang

(13,8%).

4.1.3. Karateristik Responden berdasarkan Pendidikan

Gambaran karateristik responden berdasarkan pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.3:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan di

RSUD Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015, n=145 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

DIII Keperawatan 82 56,56

DIV Keperawatan 5 3,44

S1 Keperawatan 58 40

Jumlah 145 100

Berdasarkan Tabel 4.3, sebagian besar mempunyai latar

belakang pendidikan terakhir Diploma III Keperawatan yaitu

sejumlah 82 orang (56,56%) dan yang paling sedikit yaitu

berpendidikan Diploma IV Keperawatan yaitu sejumlah 5 orang

(3,44%).

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

44

4.1.4. Karakteristik Responden berdasarkan Pengalaman Kerja

Gambaran karakteristik responden berdasarkan pengalaman

kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4:

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pengalaman di

RSUD Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015, n=145 Pengalaman (tahun) Jumlah Persentase (%)

0-10 92 63,5

11-20 48 33,1

>20 5 3,4

Jumlah 145 100

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dari 145 responden, sebagian besar

berpengalaman kerja 0-10 tahun yaitu 92 orang (63,5%) dan

yang paling sedikit yaitu berpengalaman kerja >20 tahun yaitu 5

orang (3,4%).

4.2. Analisa Univariat

a. Tingkat pengetahuan perawat tentang risiko jatuh dan cara

pencegahannya.

Gambaran Tingkat pengetahuan perawat tentang risiko jatuh dan

cara pencegahannya dapat dilihat pada Tabel 4.5:

Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan perawat tentang risiko jatuh

dan cara pencegahannya di RSUD Dr.Moewardi Bulan Juni

Tahun 2015, n=145 Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 70 48,3

Cukup 67 46,2

Kurang 8 5,5

Jumlah 145 100

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

45

Berdasarkan Tabel 4.5, dari 145 responden, sebagian besar

berada pada tingkat pengetahuan kategori baik yaitu sejumlah 70

orang (48,3%), sedangkan untuk tingkat pengetahuan yang cukup

berjumlah 67 orang (46,2%) dan yang mempunyai tingkat

pengetahuan kurang berjumlah 8 (5,5).

b. Kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur operasional

pada pasien yang berisiko jatuh ringan, sedang dan tinggi

Gambaran Kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur

operasional pada pasien yang berisiko jatuh ringan, sedang dan

tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6 Kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur

operasional pada pasien berisiko jatuh ringan, sedang dan

tinggi di RSUD Dr.Moewardi Bulan Juni Tahun 2015, n=145 Kepatuhan Jumlah Persentase (%)

Patuh 126 86,9

Tidak patuh 19 13,1

Jumlah 145 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, sebagian besar responden patuh

melaksanakan standar prosedur operasional yaitu sejumlah 126

orang (86,9%) dan yang tidak patuh berjumlah 19 orang (13,1%).

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

46

4.3. Analisa Bivariat

Berikut ini adalah perbandingan antara frekuensi tingkat pengetahuan

tentang risiko jatuh dan pencegahannya dengan kepatuhan

melaksanakan standar prosedur operasional:

Tabel 4.7 Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan

Tingkat Kepatuhan Total

Patuh Tidak patuh

Tingkat

Pengetahuan

Baik 68 2 70

Cukup 55 12 67

Kurang 3 5 8

Total 126 19 145

Dari hasil Tabel 4.7 diatas didapatkan hasil bahwa perawat dengan

tingkat pengetahuan baik dengan total 70 orang, yang patuh

melaksanakan standar prosedur operasional berjumlah 68 orang,

sedangkan yang tidak patuh berjumlah 2 orang. Untuk tingkat

pengetahuan yang cukup yaitu berjumlah 67 orang yang patuh

melaksanakan standar prosedur operasional yaitu berjumlah 55 orang

dan yang tidak patuh berjumlah 12 orang. Sedangkan untuk hasil

tingkat pengetahuan yang kurang didapatkan hasil 8 orang yang patuh

melaksanakan standar prosedur operasional berjumlah 3 orang

sedangkan yang tidak patuh berjumlah 5 orang.

Uji statistik yang digunakan untuk menganalisa hubungan

antara Tingkat Pengetahuan tentang risiko jatuh dan pencegahannya

dengan kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur operasional

pada pasien dengan risiko jatuh ringan, sedang dan tinggi di ruang

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

47

perawatan dewasa RSUD dr. Moewardi adalah menggunakan Uji

Spearman Rank Correlation dengan bantuan Program SPSS for

Windows Versi 16.0. Kriteria perhitungan uji adalah jika p < 0,05,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji yang didapatkan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Spearman’s rho

Variabel P value Koefisien korelasi

Pengetahuan 0,028 0,183

Kepatuhan

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa dengan

menggunakan uji Sprearman Rank Crrelation diperoleh

perbandingan nilai pengetahuan dengan kepatuhan adalah 0,028

dengan tingkat significansi 5%. Nilai 0,028 < 0,05, maka Ho ditolak

atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan kepatuhan. Kekuatan koefisiensi korelasi yaitu sebesar

0.183 atau berhubungan sangat rendah (Sugiyono, 2014). Dengan

arah hubungan positif dimana semakin tinggi pengetahuan, maka

kepatuhan juga akan semakin baik.

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

48

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Diskripsi Karakteristik Responden

5.1.1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin mayoritas adalah

perempuan sebanyak 109 orang (75,2%). Hasil penelitian ini

memiliki kesamaan dengan penelitian lain yang berjudul Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan

Pasien (Patient Safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage

Tahuna, yang didapatkan hasil penelitian berjenis kelamin

perempuan yaitu sebesar 95,4%. Hal ini bersadarkan survei secara

keseluruhan di Rumah Sakit Liun Kendage didominasi oleh

perawat perempuan yang tersebar diseluruh ruangan rawat inap

maupun rawat jalan (Hamel dan Bawelle, 2013)

Hal ini sesuai dengan pendapat Kozier & Erb’s (2005) tentang

filosofi mother instinct bahwa mayoritas perawat datang dari kaum

perempuan, dimana seorang perempuan memiliki naluri untuk

merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang ibu

serta naluri yang sederhana dalam memelihara kesehatan

keluarganya terutama anak-anak.

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

49

5.1.2. Umur

Berdasarkan rentang usianya, dari 145 responden berdasar

ranking terbesar adalah responden dengan umur 30-39 tahun yaitu

78 orang (53,8%). Sesuai dengan yang dikemukakan Cuwin (2009)

bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana

seseorang secara maksimal dapat mencapai prestasi yang

memuaskan dalam karirnya. Pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Rizkika (2014) mengemukakan hasil penelitian

yang berumur 20-40 tahun berjumlah 31 (91,2%) dengan analisa

yaitu umur tersebut merupakan umur reproduktif di Riau dengan

jumlah terbanyak dikelompok umur 25-29 tahun.

Diharapkan, dengan semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang dewasa

lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

Dengan bertambahnya pengalaman dalam memberikan asuhan

keperawatan, sehingga perawat yang lebih senior diharapkan lebih

mampu menyajikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Hal ini

merupakan hasil dari pengalaman dan kematangan jiwa (Huclok

dalam Nursalam, 2003).

Sedangkan menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008)

faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah

umur. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

50

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi

kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari

pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.

5.1.3. Pendidikan

Dari 145 responden, sebagian besar adalah lulusan Diploma

III Keperawatan yaitu sejumlah 82 orang (56,56%). Keputusan

Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor 1239 tahun 2001

menyatakan bahwa standar minimal pendidikan perawat pada

institusi pelayanan kesehatan adalah Diploma III Keperawatan

(Depkes R.I., 2001). Sesuai yang dikemukakan oleh Soeroso

(2003) bahwa lebih dari 60% perawat masih berpendidikan

Diploma III di Indonesia.

5.1.4. Pengalaman Kerja

Dari penelitian didapatkan hasil bahwa perawat dengan

pengalaman kerja 0-10 tahun yaitu 92 orang (63,5%). Ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkika (2014) yang

menyatakan bahwa responden yang berpengalaman kerja 2-15

tahun berjumlah 85,3%. Hal ini sesuai dengan pekerja yang berada

pada rentang 20-40 tahun dimana masa kerjanya kurang dari 15

tahun.

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

51

5.2. Analisa Univariat

5.2.1. Tingkat pengetahuan tentang risiko jatuh dan pencegahannya

Berdasarkan penelitian didapatkan tingkat pengetahuan

yang tertinggi yaitu berpengetahuan baik yaitu berjumlah 70

orang (48,3%). Sesuai denga teori yag dikemukaan oleh Hendra

(2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu

umur, pendidikan dan pengalaman.

Pengetahuan perawat tentang risiko jatuh dan

pencegahannya diharapkan menjadi dasar dalam melakukan

asuhan keperawatan kepada pasien yang berisiko jatuh rendah,

sedang ataupun tinggi. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan

dengan penelitian lain yang menggambarkan tingkat pengetahuan

faktor risiko stroke, responden lebih banyak pada kategori baik

yaitu sebesar 78,9%. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan (Martini,

Wardhani, 2014).

5.2.2. Kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur operasional

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kepatuhan tentang

melaksanakan standar prosedur operasional terbanyak sejumlah

126 (86,9%). Dengan kepatuhan dalam melaksanakan standar

prosedur operasional diharapkan komplikasi yang mungkin

muncul akibat jatuh tidak terjadi, yaitu terjadi perlukaan,

disabilitas atau yang lebih parah lagi yaitu terjadi kematian.

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

52

Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

dilakukan Kamidah dan Pratitis (2013) yang berjudul Hubungan

antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan

dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan di BPS Ernawati

Boyolali, disini disebutkan bahwa responden dikategorikan patuh

dalam pemeriksaan kehamilan (63,3%). Penelitian ini secara

diskriptif memperlihatkan bahwa ibu hamil yang sebagian besar

dikategorikan patuh dalam pemeriksaan kehamilan sebanding

dengan pengetahuan mereka yang sebagian besar dikategorikan

tinggi.

5.3. Analisa Bivariat

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan

dengan tingkat kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur

operasional: menurunkan risiko cidera akibat jatuh di ruang perawatan

dewasa RSUD Dr.Moewardi. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan

dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Hamel dan Bawelle (2013)

yaitu ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan

keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna,

dimana 95% perawat pelaksana mempunyai pengetahuan baik tentang

pelaksanaan keselamatan pasien, dan ada hubungan sikap perawat

dengan pelaksanaan keselamatan pasien. Pengetahuan merupakan

faktor penting dalam seseorang mengambil keputusana namun, tidak

selamanya pengetahuan seseorang bisa menghindari dirinya dari

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

53

kejadian yang tidak diinginkan, misalkan perawat dengan tingkat

pengetahuan baik tidak selamanya melaksanakan keselamatan pasien

dnegan baik karena segala tindakan yang akan dilakukan berisiko untuk

terjadi kesalahan.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007)

bahwa aspek pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting

untuk terbentuknya perilaku seseorang dimana semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang akan dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap

terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi perubahan perilaku.

Sehingga dengan pengetahuan yang baik maka akan menimbulkan

perilaku yang patuh terhadap sesuatu, yaitu dengan pengetahuan yang

baik maka akan patuh melaksanakan standar prosedur operasional:

menurunkan risiko cidera akibat jatuh.

Adapun penelitian lain menyatakan bahwa adanya pengaruh

antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

protap pemasangan dan drainage keteter uretra di RSUD Kabupaten

Sinjai. Disini dikemukakan bahwa dengan pengetahuan yang baik

maka akan memberikan dorongan seseorang untuk patuh,hal ini

disebabkan karena dengan pengetahuan yang baik, seseorang atau

responden memiliki kemampuan sintesis dan evaluasi dalam

menjawab kuesioner yang diberikan. Pengetahuan yang baik juga akan

menyebabkan seseorang akan patuh (Muhammad, Baharudin,

Sukriyadi, 2013).

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

54

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.2.1. Pengetahuan tentang risiko jatuh dan pencegahannya pada

kategori baik yaitu 70 orang (48,3%).

6.2.2. Kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional:

menurunkan risiko cidera akibat jatuh terbanyak adalah 134

orang (92,4%).

6.2.3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat

melaksanakan standar prosedur operasional: menurunkan risiko

cidera akibat jatuh di Ruang Perawatan dewasa RSUD

Dr.Moewardi dengan p value 0,028 dan koefisien korelasi

0,183 yaitu kekuatan koefisien korelasi sangat rendah.

6.2. Saran

6.2.1. Untuk Rumah Sakit

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi kepada

Rumah Sakit Dr.Moewardi tentang hubungan pengetahuan

dengan kepatuhan perawat melaksanakan standar operasional

prosedur menurunkan risiko cidera akibat jatuh, sehingga

manajemen Rumah Sakit lebih menggiatkan lagi sosialisasi

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

55

tentang risiko jatuh pada khususnya dan keselamatan pasien

pada umumnya kepada seluruh karyawan Rumah Sakit.

6.2.2. Untuk Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini bisa menambah referensi di dalam

Perpustakaan Stikes Kusuma Husada, sehingga mahasiswa adik

tingkat bisa menjadikan penelitian ini acuan dalam praktek

klinik dalam memberikan asuhan keperawatan dengan salah

satunya melaksanakan standar prosedur operasional:

menurunkan risiko cidera akibat jatuh.

6.2.3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini menjadi sumber data untuk

melakukan penelitian selanjutnya dengan menambahkan

beberapa variabel yaitu sikap, motivasi dan kemampuan

ataupun dengan melakukan penelitian secara kualitatif,

sehingga hasil yang diperoleh dapat dijelaskan secara lebih

detail mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan.

6.2.4. Untuk Peneliti

Diharapkan penelitian ini memberikan pengetahuan kepada

peneliti tentang International Patient Safety Goal (IPSG) atau

keselamatan pasien secara umum dan risiko jatuh secara

khususnya.

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Adib A. (2009). Materi Seminar Nasional Keperawatan dengan tema “Sistem

Pelayanan Keperawatan dan Manajemen Rumah Sakit untuk

Mewujudkan Patient Safety”. Jogjakarta

Bawelle, S.C, Sinolungan, J.S.V, Hamel, R.S. (2013). Hubungan Pengetahuan dan

Sikap Perawat dengan pelaksanaan Keselamat Pasien (Patient

Safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna.

Ejournal keperawatan.1.1

Cahyono, J.B. (2008). Membangun Budaya keselamatan pasien dalam praktik

kedokteran. Yogyakarta:Penerit Kanisius

Depkes, RI. (2011). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Jakarta: Depkes RI

Kamidah, Pratitis, D. (2013). Hubungan antara Pegetahuan ibu hamil tentang

tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksanaan

Kehamilan DI BPS Ernawati Boyolali. Gaster. 10

KKP-RS. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta:

Depkes RI

Martini, S, Wardhani, N.R. (2013). Faktor yang berhubungan dengan

Pengetahuan Tentang Stroke Pada Pekerja Institusi Pendidikan

Tinggi. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2. 13-14

Muhammad, Baharuddin, Sukriyadi. (2013). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Protap Pemasangan Dan

Irigasi Kateter Uretra Di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten

Sinjai. 1

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusan... · 2.1.1 Keselamatan Pasien ... 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Rizkika, S, Restuastuti, T. Fatmawati. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Petugas Laboratorium Patologi Klinik terhadap Penerapan Standar

Operasional Prosedur (SOP) penanganan Bahan Infeksius di RSUD

Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom FK. 1

Setiadi. (2007). Konsep dan Penelitian Riset Keperawatan. Yogjakarta: Graha

Ilmu

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Vardiansyah, Dani. (2008). Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta:

Induk