Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita

download Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita

of 5

description

skripsi

Transcript of Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita

  • Titik Haryanti dan Sunardi, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak

    WIDYATAMA 37

    Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

    Titik Haryanti dan Sunardi.

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

    Jl. Letjen S. Humardani No1. Sukoharjo 57552 Telp (0271) 530156

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Populasi penelitian ini adalah semua balita yang berkunjung ke Puskesmas Polokarto selama periode bulan Januari Oktober 2009 baik yang menderita diare maupun yang tidak menderita diare yaitu sebesar 11.837 balita. Sampel penelitan sebesar 95 balita yang diambil dari balita yang berkunjung ke Puskesmas Polokarto selama 2 minggu. Dari penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang kejadian diare adalah sebesar 21% responden mempunyai pengetahuan yang baik, sebesar 71,6% responden mempunyai pengetahuan yang cukup dan sebesar 7,4% responden mempunyai pengetahuan yang kurang. Sikap responden tentang kejadian diare diketahui bahwa sebesar 79% responden mempunyai sikap mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare dan sebesar 21% responden yang mempunyai sikap tidak mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden dengan kejadian diare pada balita. Kata-kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Ibu, Diare, Balita.

    Pendahuluan

    Penyakit diare masih menimbulkan keresahan masyarakat seperti

    diungkapkan oleh Rosmini Day (2001) Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan. Ditjen Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML), Dinkes Kabupaten Sukoharjo (2002) , mengatakan penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terlihat masih tingginya angka kesakitan dan kematian serta sering timbulnya kejadian luar biasa (KLB) dengan frekuensi dan kematian yang cukup tinggi serta merupakan penyebab kematian nomor 3 pada balita.

    Program Pemberantasan Diare (P2D) di Indonesia telah dikembangkan dengan sungguh-sungguh, telah dilaksanakan sebaik mungkin dan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Meskipun begitu penyakit diare masih merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang utama dan masih diprioritaskan penanggulangannya. Ibu merupakan sasaran utama apabila anaknya terkena diare, sebab ibu adalah yang paling mengetahui kesehatan anaknya, ibu biasanya dekat dengan anak dan yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan anaknya (Djausi S, 2001).

    Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Subdit P2 Diare, episode diare Balita adalah sekitar 1,6 - 2,2 kali pertahun, hal ini dikarenakan perilaku dari orang tua yang buruk dan ini dapat diturunkan bila adanya intervensi pencegahan yang efektif

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • No.1/Volume 19/2010

    WIDYATAMA

    WIDYATAMA

    38

    seperti : upaya untuk meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI), kebiasaan cuci tangan, penyediaan dan penggunaan air bersih serta penggunaan jamban secara benar. Masih banyaknya angka kesakitan karena diare disebabkan dari faktor ibu dalam penatalaksanaan diare yang benar masih belum memadai, walaupun program pemberantasan diare sudah dilaksanakan. Menurut Sunoto (1990) bahwa salah satu hubungan faktor terjadinya diare pada balita adalah akibat dari faktor ibu sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan memberi makan.

    Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2002 telah menetapkan Visi Baru Pembangunan kesehatan yang secara singkat dinyatakan sebagai Sukoharjo Sehat 2010. Adapun pengertian Sukoharjo Sehat 2010 adalah masyarakat Sukoharjo yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan berperilaku bersih sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya, khususnya untuk penyakit diare di Kabupaten Sukoharjo menargetkan Angka Kematian Diare < 1 per 1000 Balita. (DKK Sukoharjo, 2002).

    Tingginya angka wabah diare yang menyerang anak dibawah usia lima tahun (Balita) yang mencapai total 24.864 orang dengan satu korban jiwa membuat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo serius menangani masalah itu. Hal itu merupakan mayoritas kasus diare di tahun 2008, yang mencapai 60% dari total 31.185 penderita diare semua golongan. Sementara jumlah penderita diare di Puskesmas Polokarto menduduki peringkat pertama dari 21 puskesmas yang ada.

    Penyakit diare meningkat tajam hingga 20% pada tahun 2007 sebanyak 21.115 kasus. Kenaikan mencolok terlihat pada tingginya jumlah penderita pada kategori Balita. Kasus diare memang lebih dominan menyerang anak usia Balita. Daya tubuh balita yang cenderung labil, membuat Balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare.

    Selanjutnya guna mencegah wabah diare, masyarakat dihimbau memperhatikan pola hidup bersih terutama dalam hal penyajian makanan. Sebab virus diare identik menyebar melalui media makanan maupun minuman. Selain itu, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) juga perlu ditingkatkan, karena dari catatan kasus-kasus diare, dominan terjadi di lingkungan kumuh. (DKK, 2006)

    Dari latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang dapat memberi informasi berharga dan bermanfaat bagi puskesmas dalam pencegahan diare pada anak balita khususnya di lokasi penelitian ini. Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya dunia ilmu pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada anak balita. Juga sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam rangka pelaksanaan dharma penelitian sebagai salah satu pilar dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

    Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan explanatory research dengan metode yang digunakan adalah survey melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pendekatan belah lintang (Cross sectional). Populasi adalah seluruh anak balita yang berkunjung/berobat ke Puskesmas Polokarto pada bulan Januari - Oktober 2009 yaitu sebesar 11.837 balita sedangkan respondennya adalah ibu anak balita. Sampel adalah anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Polokarto yang sedang diare atau tidak menderita diare dalam

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Titik Haryanti dan Sunardi, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak

    WIDYATAMA 39

    2 bulan terakhir dengan teknik random sampling. Besar sampel yang diteliti yaitu 95 balita dengan mengunakan rumus :

    n = )1()1(

    )1(22

    2

    PPZGNPPNZ

    -+--

    n = )5,01(5,096,11,0)1837.11(

    )5,01(5,0)96,1(837.1122

    2

    -+--

    xxxx

    n = 95

    Keterangan : n : besar sampel

    N : jumlah populasi Z : tingkat kepercayaan dalam penelitian ini 95% (Z=1,96)

    P : proporsi anak balita dalam populasi tidak tahu maka besarnya p dianggap 0,5 G : galat penduga 10% (=0,1)

    Data diperoleh melalui survei yang dilakukan langsung oleh peneliti selama 2 minggu dengan wawancara dan observasi. Variabel pengetahuan diperoleh dengan menilai kemampuan pemahaman responden tentang penyakit diare yang diukur berdasarkan skor. Variabel sikap diperoleh dengan menilai tanggapan/penerimaan responden mengenai penyakit diare yang dinyatakan dalam skor. Dan variabel kejadian diare diperoleh dengan menanyakan apakah anak balitanya mengalami diare dalam 2 bulan terakhir. Pengolahan data dilakukan sebagai berikut :

    Tabel 1. Pengolahan Data No Variabel Kategori 1 Pengetahuan

    Data pengetahuan responden mengenai diare diolah dibuat kategori berdasarkan skor

    Baik, jika skor x 80% (20)

    Cukup, jika skor 65% - 79% (16-19)

    Kurang jika skor x < 65% (15)

    2 Sikap Data sikap responden terhadap upaya pencegahan diare dikategorikan berdasarkan skor

    Mendukung, jika jumlah skor nilai rata-rata (9)

    Tidak mendukung, jika jumlah skor < nilai rata-rata (9)

    3 Kejadian diare Data kejadian diare pada balita dalam 2 bulan terakhir yang dikategorikan

    Diare Tidak diare

    Analisis dilakukan dengan cara analisis univariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel, berupa nilai mean, SD baik variabel bebas maupun variabel terikat. Dan analisis bivariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui kaitan variabel bebas dengan variabel terikat, uji statistik yang digunakan disesuaikan dengan skala dan distribusi datanya. Hubungan pengetahuan, dan sikap dengan kejadian diare pada balita dilakukan uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% atau a = 0,05. Analisis data ini menggunakan program komputer.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • No.1/Volume 19/2010

    WIDYATAMA

    WIDYATAMA

    40

    Hasil dan Pembahasan Pengetahuan responden

    Dari penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang kejadian diare sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebesar 71,6% dan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya sebesar 7,4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang kejadian diare sudah cukup baik tapi masih perlu ditingkatkan supaya responden yang mempunyai pengetahuan kurang dapat ditingkatkan menjadi lebih baik misalnya dengan pendidikan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1 .

    Kategori nilai Pengetahuan Responden

    Kategori nilai Pengetahuan Responden

    kurangcukupbaik

    Freq

    uenc

    y

    80

    60

    40

    20

    0

    Gambar 1. Kategori pengetahuan responden tentang kejadian diare

    Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan kejadian diare (p value = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa, responden yang mempunyai pengetahuan baik maupun pengetahuan yang kurang mempengaruhi angka kejadian diare pada anak.. Ini dapat dijelaskan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang kejadian diare baik ternyata dapat menurunkan angka kejadian diare pada anak balitanya karena responden tahu apa yang harus dilakukan ketika anak balitanya menderita diare. Dengan kata lain responden dapat menangani sendiri anak balitanya yang menderita diare dengan memberikan oralit atau larutan gula garam atau cairan rumah tangga seperti air tajin, teh pekat dan air sayur sehingga tidak menjadi lebih parah dan tidak harus dirujuk ke puskesmas, sebaliknya responden yang pengetahuan tentang kejadian diare kurang, maka angka kejadian diare pada anak balitanya juga meningkat Sikap responden

    Dari penelitian dapat diketahui bahwa sikap responden tentang kejadian diare adalah sebesar 78,9% responden mendukung pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare dan hanya sebesar 21,1% responden yang menyatakan tidak mendukung dengan beberapa pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden setuju dan mendukung dengan pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare karena responden juga sebagian besar telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kejadian diare. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Titik Haryanti dan Sunardi, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak

    WIDYATAMA 41

    Kategori Nilai Sikap Responden

    Kategori Nilai Sikap Responden

    tidak mendukungmendukungFr

    eque

    ncy

    80

    60

    40

    20

    0

    Gambar 2. Kategori sikap responden tentang kejadian diare

    Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan kejadian diare (p value = 0,017). Hal ini menunjukkan bahwa baik responden yang mendukung dengan pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare ternyata jumlah angka kejadian diare pada anak lebih sedikit. Hal ini dapat terjadi karena responden yang mempunyai sikap mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare dapat menurunkan angka kejadian diare pada anak balita, karena responden mempunyai sikap yang mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare tersebut berarti telah siap bereaksi jika ada anak balitanya yang menderita diare.

    Kesimpulan dan Saran

    Dari penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara

    pengetahuan dan sikap responden dengan kejadian diare pada balita. Responden dengan pengetahuan cukup tentang kejadian diare sebesar 71,6% sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya sebesar 7,4%. Responden yang mendukung pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare sebesar 78,9%, sedangkan responden yang tidak mendukung pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare hanya sebesar 21,1%. Karena ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden dengan kejadian diare pada balita maka perlu kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat agar pengetahuan dan sikap responden dapat lebih meningkat.

    Daftar Rujukan

    Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 2002, Indikator Sukoharjo Sehat 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten, Sukoharjo

    Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 2006, Rekapitulasi Laporan Penyakit Diare Tingkat Puskemas Polokarto, Sukoharjo, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.

    Djausi Samsuridjal. 2001. Konsultasi Kesehatan, Harian Kompas, Jakarta, 23 November.

    Rosmini Day. 2001. Diare Penyebab Kematian Nomor Tiga Di Indonesia, Harian Umum Suara Merdeka 18 September 2001.htm.

    Sunoto. 1990. Upaya Menurunkan Morbiditas Diare. Jakarta. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XVIII, Nomor 12.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com