Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

19
Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis Terhadap Fungsi Pengendalian Perilaku Ivana Ariella Nita Hadi, Noorhana Setiawati Winarsih 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia 2. Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Psikosis merupakan gangguan jiwa berat yang mengakibatkan gangguan fungsi pengendalian perilaku pada anak. Penelitian sebelumnya menyatakan lama waktu pencarian pengobatan (duration of untreated psychosis, DUP) yang panjang berhubungan dengan fungsi eksekutif yang lebih buruk. Namun belum ada penelitian mengenai hubungannya dengan fungsi pengendalian perilaku sebagai salah satu komponen fungsi eksekutif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis terhadap fungsi pengendalian perilaku. Desain studi ini adalah potong lintang dengan 48 subjek yang memenuhi kriteria penelitian dengan metode consecutive sampling. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu DUP pendek (<6 bulan) dan DUP panjang (>6 bulan). Orang tua / wali dari subjek diwawancara dengan menggunakan kuesioner Behavior Rating Inventory of executive function- Bahasa Indonesia (BRIEF-BI). Dengan uji T-test, didapat fungsi pengendalian perilaku dengan lama waktu pencarian pengobatan dengan beda rerata= 10,12 (IK95%= 1,09 – 19,15; nilai p= 0,029). Komponen dari fungsi pengendalian perilaku, inhibisi, shift, dan kontrol emosional bernilai p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan dengan fungsi pengendalian perilaku. Namun, hanya komponen shift yang menunjukkan hasil signifikan. Relationship between Duration of Untreated Psychosis and Behavioral Function Abstract Psychosis is a severe mental illness that causes dysfunction of behavioural regulation. Prior studies showed that longer duration of untreated psychosis (DUP) was associated with worse executive function. However, there is no study on association between DUP and behavioral regulation as one of the components of executive function. The aim of this study is to assess the relationship between duration of untreated psychosis and behavioral regulation. This is a cross-sectional study with 48 subjects divided into two groups, the long (>6 months) and the short (<6 months) duration of untreated psychosis. Parents or guardian of the subjects were given Behavior Rating Inventory of Executive Function-Bahasa Indonesia questionnaire. Based on T-test, behavioral regulation shows that the mean difference between two groups is 10,12 (p value= 0,029; 95% CI= 1,09 – 19,15). P value results for the components of behavioral regulation, that is inhibition, shift, and emotional are p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 respectively. There is association between duration of untreated psychosis and behavioral regulation although only one component of behavioral regulation, shift, shows significant association. Keywords: behavioural regulation, duration of untreated psychosis, emotional control, inhibition, shift Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Transcript of Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Page 1: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis Terhadap Fungsi Pengendalian Perilaku

Ivana Ariella Nita Hadi, Noorhana Setiawati Winarsih

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430,

Indonesia 2. Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan

Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Psikosis merupakan gangguan jiwa berat yang mengakibatkan gangguan fungsi pengendalian perilaku pada anak. Penelitian sebelumnya menyatakan lama waktu pencarian pengobatan (duration of untreated psychosis, DUP) yang panjang berhubungan dengan fungsi eksekutif yang lebih buruk. Namun belum ada penelitian mengenai hubungannya dengan fungsi pengendalian perilaku sebagai salah satu komponen fungsi eksekutif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis terhadap fungsi pengendalian perilaku. Desain studi ini adalah potong lintang dengan 48 subjek yang memenuhi kriteria penelitian dengan metode consecutive sampling. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu DUP pendek (<6 bulan) dan DUP panjang (>6 bulan). Orang tua / wali dari subjek diwawancara dengan menggunakan kuesioner Behavior Rating Inventory of executive function- Bahasa Indonesia (BRIEF-BI). Dengan uji T-test, didapat fungsi pengendalian perilaku dengan lama waktu pencarian pengobatan dengan beda rerata= 10,12 (IK95%= 1,09 – 19,15; nilai p= 0,029). Komponen dari fungsi pengendalian perilaku, inhibisi, shift, dan kontrol emosional bernilai p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan dengan fungsi pengendalian perilaku. Namun, hanya komponen shift yang menunjukkan hasil signifikan.

Relationship between Duration of Untreated Psychosis and Behavioral Function

Abstract

Psychosis is a severe mental illness that causes dysfunction of behavioural regulation. Prior studies showed that longer duration of untreated psychosis (DUP) was associated with worse executive function. However, there is no study on association between DUP and behavioral regulation as one of the components of executive function. The aim of this study is to assess the relationship between duration of untreated psychosis and behavioral regulation. This is a cross-sectional study with 48 subjects divided into two groups, the long (>6 months) and the short (<6 months) duration of untreated psychosis. Parents or guardian of the subjects were given Behavior Rating Inventory of Executive Function-Bahasa Indonesia questionnaire. Based on T-test, behavioral regulation shows that the mean difference between two groups is 10,12 (p value= 0,029; 95% CI= 1,09 – 19,15). P value results for the components of behavioral regulation, that is inhibition, shift, and emotional are p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 respectively. There is association between duration of untreated psychosis and behavioral regulation although only one component of behavioral regulation, shift, shows significant association. Keywords: behavioural regulation, duration of untreated psychosis, emotional control, inhibition, shift

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 2: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Pendahuluan Psikosis merupakan serangkaian gejala akibat gangguan kejiwaan, di mana

individu mengalami gangguan dalam menilai realitas.1 Gangguan psikosis dapat

menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang. Menurut ICD 10, gangguan

jiwa dengan ciri psikosis termasuk ke dalam kelompok F2, antara lain,

skizofrenia, skizotipal,waham, psikosis akut, dan skizoafektif.1 Menurut

Riskesdas tahun 2013, prevalensi psikosis di Indonesia pada tahun 2013 sebesar

1,7 per mil penduduk (1-2 orang per 1000 penduduk), di mana di DKI Jakarta,

prevalensi tahun 2013 mencapai 1,1 per mil penduduk.2

Pasien dengan gangguan psikosis mengalami berbagai kelainan, salah satunya

berupa gangguan fungsi pengendalian perilaku, yang mencakup kontrol inhibisi,

shift atau fleksibilitasi kognitif, dan kontrol emosional.3 Menurut penelitian,

gangguan pengendalian perilaku menyebabkan penurunan fungsi sosial yang

mencakup kemampuan interpersonal, komunikasi, sosialisasi, partisipasi dalam

komunitas, kesulitan dalam bekerja, serta ketidakmampuan untuk merawat dirinya

sendiri. Fungsi sosial merupakan salah satu komponen dari kualitas hidup.

Dengan demikian, penurunan fungsi sosial akibat gangguan perilaku inilah yang

menyebabkan kualitas hidup pasien lebih buruk.4,5,6,7

Berdasarkan penelitian, gangguan fungsi sosial juga memiliki hubungan dengan

lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis atau DUP (duration of untreated

psychosis). DUP merupakan durasi sejak psikosis episode pertama, yaitu keadaan

munculnya gejala psikotik pertama kalinya, hingga mendapatkan pengobatan.

Menurut penelitian tersebut, pada DUP yang lebih panjang ditemukan fungsi

sosial yang lebih buruk. Walaupun sudah diketahui bahwa DUP menyebabkan

penurunan fungsi sosial, akan tetapi, belum diketahui bagaimana DUP

menyebabkan penurunan fungsi sosial. Diduga DUP tidak mempengaruhi fungsi

sosial secara langsung, namun dimediasi oleh fungsi pengendalian perilaku.

Namun demikian, belum ada penelitian yang meneliti hal tersebut. Selain itu,

penelitian lain membuktikan bahwa DUP berhubungan dengan fungsi eksekutif,

di mana salah satu komponennya adalah fungsi pengendalian perilaku.8,9

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 3: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Dengan mengetahui hubungan DUP dengan fungsi pengendalian perilaku, dapat

diketahui apakah fungsi pengendalian perilaku mempengaruhi fungsi sosial secara

independen atau merupakan perantara dari DUP dengan fungsi sosial. Dengan

demikian, dapat diketahui apakah fungsi pengendalian perilaku dapat dijadikan

target intervensi untuk meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan latar belakang

tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan antara DUP dan pengendalian

perilaku dengan mengkategorikan DUP menjadi DUP pendek (<6 bulan) dan

DUP panjang (>6 bulan). 6

Tinjauan Pustaka

Psikosis adalah keadaan di mana seseorang kehilangan kontak dengan realita.

Seseorang yang menderita psikosis tidak dapat membedakan mana yang nyata dan

tidak nyata. Menurut ICD 10, psikosis merupakan gejala utama dari gangguan

kejiwaan kelompok F2 yang mencakup skizofrenia, skizotipal, waham menetap,

psikosis akut, waham terinduksi, skizoafektif, gangguan psikosis non-organik

lainnya, dan gangguan psikosis tidak spesifik atau NOS psychosis (psychosis non

otherwise specified).1,10,11

Pengendalian perilaku mencakup inhibisi, shift, dan kontrol emosional.

Pengendalian inhibisi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan

perhatian, perilaku, pikiran, dan emosi untuk dapat mengatasi interferensi atau

impuls baik dari internal dan eksternal agar dapat menghentikan suatu tindakan

dan menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan

keadaan. Kemampuan shifting merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan

lingkungan dan bersikap fleksibel dalam menyelesaikan masalah serta dapat

beralih dengan bebas dari suatu situasi atau aktivitas tertentu ke kondisi kebutuhan

lainnya sesuai dengan keadaan. Kontrol emosional merupakan kemampuan

seseorang untuk meregulasi dan memodulasi respons berupa ekspresi dan emosi

terhadap keadaan tertentu agar tidak bertindak impulsif, melainkan berperilaku

sesuai dengan norma-norma yang berlaku.12,13,14

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 4: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Suatu penelitian menunjukkan bahwa gangguan fungsi pengendalian perilaku

menyebabkan penurunan fungsi sosial yang merupakan komponen dari kualitas

hidup. Fungsi sosial sangat berperan penting dalam kehidupan pasien sehari-hari.

Fungsi sosial mencakup berbagai komponen antara lain, produktivitas dalam

bekerja, hidup mandiri (mengatur rumah tangga, makan, tidur, dan perawatan

diri), dan interaksi sosial (komunitas dan lingkungan sekitar). Sementara itu,

kualitas hidup didefinisikan sebagai gabungan pengukuran dari keadaan fisik,

mental, dan fungsi sosial yang baik pada seorang individu dalam ranah kesehatan,

rumah tangga, keluarga, pekerjaan, pendidikan, kepercayaan diri, dan hubungan

dengan sesama.7,8,15,16,17

Lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis atau duration of untreated

psychosis (DUP) merupakan durasi sejak psikosis episode pertama hingga

mendapatkan pengobatan. Menurut suatu penelitian, DUP dapat dikelompokkan

menjadi 2 yaitu DUP panjang yaitu lebih dari 6 bulan dan DUP pendek yaitu

kurang dari 6 bulan. Pengelompokkan ini juga sesuai dengan kriteria diagnosis

DSM V di mana kriteria diagnosis psikosis akut adalah gejala psikotik <1 bulan,

sementara kriteria diagnosis skizofrenia yang merupakan kelompok dengan durasi

gejala psikotik terpanjang adalah 6 bulan. Pada durasi gejala psikotik antara

psikosis akut dan skizofrenia disebut dengan skizofeniform (>1 - <6 bulan). 8,11

DUP menyebabkan 2 akibat yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka

panjang. Pada dampak jangka pendek, menurut penelitian, DUP yang panjang

berkaitan dengan hasil yang lebih buruk, di mana gejala positif dan negatif lebih

berat,penurunan kualitas hidup,disertai dengan penurunan fungsi sosial. Pada

dampak jangka panjang, DUP yang lebih panjang menyebabkan penurunan fungsi

global dan hasil remisi yang lebih buruk pasca pengobatan.18,19,20

Fungsi pengendalian perilaku dapat diukur dengan metode berdasarkan laporan

orang tua yaitu dengan BRIEF (Behavior Rating Inventory of Executive Function).

BRIEF dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi eksekutif pada anak usia 5-18

tahun dengan mengobservasi perilaku sehari-hari anak di rumah dan di sekolah.

BRIEF terdiri atas 86 pertanyaan dengan 3 skala skor (1 = tidak pernah, 2 =

terkadang, 3 = seringsekali) untuk menilai 8 skala klinis fungsi eksekutif yang

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 5: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

dikelompokkan menjadi pengendalian perilaku (inhibisi, shift, dan kontrol

emosional) dan metakognisi (inisiasi, memori kerja,

perencanaan,pengorganisasian material, dan monitor). Nilai skor murni / raw

score pada BRIEF dikonversi menjadi T scores. Semakin tinggi T scores

mencerminkan gangguan pada setiap domain fungsi eksekutif. Ambang batas T

score pada BRIEF versi bahasa Indonesia untuk menunjukkan disfungsi fungsi

eksekutif adalah 65 dengan sensitivitas 85% dan spesifitas 81%. Selain itu, pada

suatu penelitian lain, didapatkan bahwa ambang batas keadaan normal adalah T

score di bawah 60. Sementara T score di atas 65 menunjukkan terjadinya elevasi.

Pada T score di antara 60-65, terjadi elevasi ringan. Oleh sebab itu, dapat

dikatakan bahwa perbedaan klinis bermakna adalah 5.3,21,22

Metode Penelitian

Desain penelitian ini adalah studi observasional yaitu cross-sectional atau potong-

lintang. Pada penelitian ini, populasi targetnya adalah pasien psikosis anak di

Indonesia, sedangkan, populasi terjangkaunya adalah pasien psikosis anak di RS

Cipto Mangunkusumo dan RSJ Soeharto Heerdjan Grogol. Subjek penelitian

adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk

dalam kriteria eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien anak

berusia 5-18 tahun yang terdiagnosis gangguan psikosis (kelompok F20-F29)

menurut ICD-10 dan memiliki data terkait lama waktu pencarian pengobatan

(DUP) di rekam medis. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah subjek yang

menolak untuk berpartisipasi dan pasien psikosis anak dengan retardasi mental

atau penyakit kronik lainnya. Teknik pengambilan sampel adalah dengan

consecutive sampling. Perhitungan sampel menggunakan rumus uji beda rerata

antara dua kelompok yang tidak berpasangan. Jumlah sampel minimal yang

diperlukan adalah 72 setelah ditambahkan 10% untuk antisipasi drop out.

Variabel bebas pada penelitian ini lama waktu pencarian pengobatan. Variabel

terikat pada penelitian ini adalah fungsi pengendalian perilaku. Variabel perancu

pada penelitian ini adalah retardasi mental dan penyakit kronik lainnya. Instrumen

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 6: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

penelitian yang digunakan adalah kuesioner Behavior Rating Inventory of

Executive Function- Bahasa Indonesia (BRIEF-BI). Cara pengambilan data

dilakukan dengan melakukan wawancara oleh peneliti pada orang tua / wali dari

subjek penelitian dengan kuesioner BRIEF-BI.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 19. Uji

hipotesis yang digunakan untuk menganalisis hubungan fungsi pengendalian

perilaku dan durasi psikosis yang belum mendapat pengobatan adalah dengan

menggunakan uji komparasi T tidak berpasangan atau uji komparasi Mann-

Whitney sebagai alternatifnya.

Hasil

Pada Tabel 1 dapat dilihat secara lengkap gambaran subjek dari penelitian ini

antara lain, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan kondisi sosioekonomi keluarga

diuji dengan Chi-Square. Sementara itu, untuk usia analisis dilakukan dengan uji

Mann-Whitney. Subjek berjumlah 48 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok,

28 subjek dari kelompok DUP pendek (<6 bulan) dan 20 subjek dari kelompokk

DUP panjang (>6 bulan).

Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografis Subjek Penelitian.

Karakteristik DUP Pendek

n (%) n= 28

DUP Panjang n (%) n= 20

Total n= 48

Nilai p

Usia (tahun) 16,3 ± 1,69 15,60 ± 1,85 15,98 ± 1,77 0,207 Jenis kelamin 1,000

Laki-laki 13 (46,4) 9 (45,0) 26 (54,2) Perempuan 15 (53,6) 11 (55,0) 22 (45,8)

Pendidikan Subjek Saat Ini 0,771 SD dan SMP / sederajat 11 (39,3) 9 (45,0) 20 (41,7) SMA dan Perguruan Tinggi/sederajat 17 (60,7) 11 (55,0) 28 (58,3)

Pendidikan Terakhir Orang Tua 0,160 SD dan SMP / Sederajat 8 (28,6) 2 (10,0) 10 (20,8) SMA dan Sarjana / Sederajat 20 (71,4) 18 (90,0) 38 (79,2)

Penghasilan 0,109 <Rp2.600.000,00 12 (42,9) 7 (35,0) 19 (39,6) Rp2.600.000,00-Rp6.000.000,00 14 (50,0) 7 (35,0) 21 (43,8)

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 7: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

>Rp6.000.000,00 2 (7,1) 4 (30,0) 8 (16,7) Subjek pada penelitian ini adalah pasien anak dengan gangguan psikosis yang

digolongkan ke dalam kelompok F2 berdasarkan ICD 10 maupun kelompok lain

dengan ciri psikosis. Tabel 2 menampilkan hasil uji Chi-Square pada masing-

masing karakteristik klinis pada subjek berupa diagnosis, riwayat penyakit dahulu,

riwayat gangguan jiwa pada keluarga, dan kepatuhan minum obat. Sementara itu,

karakteristik lama pengobatan pada tabel 4.2 diuji dengan Mann-Whitney.

Tabel 2. Karakteristik Klinis Subjek Penelitian

Karakteristik

DUP pendek n (%) n=28

DUP panjang n (%) n=20

Total n (%) n= 48

Nilai p

Diagnosis Skizofrenia (F20) Skizotipal (F21)

15 (53,6) 0 (0,0)

14 (70,0) 1 (5,0)

29 (60,4) 1 (2,1)

Psikosis akut (F23) 6 (21,4) 3 (15,0) 9 (18,8) Skizoafektif (F25) 6 (21,4) 2 (10,0) 8 (16,7) Psikosis non-organik lainnya (F28) 1 (3,6) 0 (0,0) 1 (2,1)

Riwayat penyakit dahulu 0,385

Tidak ada 24 (85,7) 19 (95) 43 (89,6) Kejang demam 4 (14.3) 1 (5) 5 (10.4)

Riwayat gangguan jiwa pada keluarga 0,528

Tidak ada 21 (75,0) 13 (65,0) 34 (70,8) Ada 7 (25,0) 7 (35,0) 14 (29,2)

Lama pengobatan (bulan) 16,3 ± 14,81 21,3 ± 18,76 18,4 ± 16,57 0,232

Kepatuhan berobat 0,349 Ya 21 (75,0) 12 (60,0) 33 (68,8) Tidak 7 (25,0) 8 (40,0) 15 (31,3)

Tabel 3 menunjukkan uji komparatif antara fungsi pengendalian perilaku dengan

kelompok DUP pendek maupun panjang. Uji yang digunakan untuk indeks fungsi

pengendalian perilaku adalah uji T-test / uji komparasi T tidak berpasangan.

Tabel 3. Uji komparatif antara skor T indeks fungsi pengendalian perilaku dan

subskalanya pada kelompok DUP pendek dan DUP panjang

Skala / Indeks Skor T Nilai p

Beda Rerata

IK 95% DUP

Pendek (n= 28)

DUP Panjang (n= 20)

Lower Upper

Indeks Fungsi Pengendalian

49,2± 10,42

59,3± 17,66

0.029* (S)

10.12 1.09 19,15

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 8: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Perilaku Inhibisi 49,5±

10,06 55,6± 13,53 0.146** 6,01

Shift 48,9± 14,29

61,7± 16,86

0.007* (S)

12.77 3.69 21.85

Kontrol Emosional

49.2± 10.73

55.7± 15.65 0.120* 6.47 -1.77 14.72

*Uji T tidak berpasangan; **Mann-Whitney U-Test; S= Signifikan

Pembahasan

Fungsi pengendalian perilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi antara lain, genetik, usia, dan gender. Sementara itu, faktor

eksternal yaitu faktor lingkungan baik keluarga, sosioekonomi, dan tingkat

pendidikan. Pada penelitian oleh Birditt KS dkk. (2003), ditemukan bahwa usia

dan gender mempengaruhi pengendalian perilaku terutama pada kontrol

emosional. Pada orang yang lebih tua lebih jarang terjadi emosi negatif seperti

rasa marah, rasa sedih, dan rasa takut, dibandingkan dengan orang yang lebih

muda. Sementara itu, wanita lebih mampu mengendalikan emosi terutama

kemarahan dibandingkan laki-laki karena wanita memiliki kecenderungan untuk

mempertahankan keharmonisan hubungan. Namun, durasi emosi negatif pada

wanita lebih panjang dibandingkan dengan pria, terutama dalam hal kesedihan.23

Faktor internal lainnya yang mempengaruhi fungsi pengendalian perilaku menurut

penelitian oleh Bornovalova dkk. (2010) adalah faktor genetik orang tua yang

sangat berpengaruh terhadap berbagai gangguan pada perilaku anak. 24

Suatu penelitian oleh McGrath P dkk. (2015) menyatakan bahwa hubungan

sosioekonomi berkorelasi secara positif dengan fungsi pengendalian perilaku

terutama pada anak-anak. Suatu studi metaanalisis menyimpulkan bahwa anak-

anak dari keluarga dengan sosioekonomi rendah berpotensi 2-3 kali lebih tinggi

untuk mengalami gangguan mental. Faktor eksternal lainnya adalah pendidikan

orang tua yang sangat berkaitan dengan pola asuh dan faktor sosioekonomi yang

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 9: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

berdampak pada pengendalian perilaku anak-anak. Dalam mempengaruhi

perilaku, faktor sosioekonomi juga dapat dimediasi oleh berbagai variabel seperti

kekerasan, pengabaian, kurang gizi, lingkungan pergaulan yang buruk,

penyalahgunaan obat, stimulasi kognitif yang kurang, stress, dsb.25

Berdasarkan hasil uji variabel terhadap karakteristik sosio demografi pada pasien

psikosis anak di Departemen Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan

Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Grogol, ditemukan bahwa semua variabel

tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok subjek, yaitu kelompok DUP

panjang dan kelompok DUP pendek. Uji menggunakan Chi-Square kecuali untuk

usia dengan Mann-Whitney. Seperti pembahasan di atas, faktor-faktor sosio

demografi berperan dalam mempengaruhi fungsi pengendalian perilaku sehingga

dapat berpotensi menyebabkan bias. Akan tetapi, pada penelitian ini, pada kedua

kelompok yang diteliti distribusi faktor sosio demografi tersebar merata dan tidak

berbeda bermakna pada kedua kelompok yang memiliki arti bahwa variabel-

variabel tersebut tidak berpengaruh di dalam penelitian ini.

Beberapa karakteristik klinis yang dapat mempengaruhi fungsi pengendalian

perilaku. Pasien dengan diagnosis skizofrenia memiliki prognosis yang lebih

buruk dibandingkan dengan gangguan psikosis lainnya.26 Suatu studi oleh

Herbert HS dkk. (2013) meneliti mengenai efek pada anak yang tumbuh

bersama orang tua yang mengalami skizofrenia. Menurut penelitian, anak-anak

tersebut mengalami kesulitan dalam bidang akademik, finansial, sosial, dan

emosional. Secara emosi, anak-anak tersebut memiliki kecenderungan mengalami

ketakutan, kesepian, sulit untuk merasa damai dan senang. Hal-hal tersebut

berperan untuk mempengaruhi perilaku anak tersebut.27 Sementara itu, menurut

penelitian Kariuki S dkk. (2017) dan Salehi B dkk. (2016) riwayat kejang

demam dapat menyebabkan gangguan fungsi pengendalian dan berhubungan

dengan gangguan hiperaktivitas. 28,29 Lama pengobatan dan kepatuhan minum

obat juga menjadi penentu dalam perbaikan fungsi pengendalian perilaku.

Pada penelitian ini, semua variabel karakteristik klinis diuji dengan Chi-Square

kecuali lama pengobatan yang diuji dengan Mann-Whitney. Semua variabel tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok DUP. Dengan

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 10: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

demikian, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pasien pada kedua kelompok

homogen sehingga tidak mempengaruhi hasil penelitian ini

Pada penelitian ini, uji T-test pada lama waktu pencarian pengobatan (DUP)

dengan indeks fungsi pengendalian perilaku menunjukkan hasil yang signifikan.

Perbedaan rerata indeks fungsi pengendalian perilaku pada kelompok DUP

panjang (>6 bulan) dan DUP pendek (<6 bulan) adalah 10.64 ± 4.26 (p= 0.018, IK

95%= 1.94 – 19.34). Indeks fungsi pengendalian perilaku pada kelompok DUP

panjang lebih besar dibandingkan dengan pada kelompok DUP pendek yang

memiliki arti bahwa pada kelompok DUP yang panjang, fungsi pengendalian

perilaku pasien lebih buruk. Fungsi pengendalian perilaku memiliki 3 komponen

yang dinilai dengan kuesioner BRIEF-BI antara lain, inhibisi, shift / fleksibilitas

kognitif / adaptasi dan kontrol emosional. Pada penelitian ini ditemukan bahwa

walaupun indeks fungsi pengendalian perilaku menunjukkan hasil yang

signifikan, namun hanya 1 di antara ketiga komponen yang signifikan yaitu shift

(p = 0.007, IK 95% = 3.58 – 21.09).

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Fraguas D dkk. (2014) yang

menyatakan bahwa DUP yang pendek berkaitan dengan perbaikan fungsi

eksekutif yang lebih baik (p = 0.013) pada studi kohort prospektif dengan follow

up 2 tahun. Sementara itu, DUP yang lebih panjang ketika mendapatkan

pengobatan, perbaikan fungsi eksekutifnya tidak sebaik pada pasien dengan DUP

yang lebih pendek. Adanya gangguan pada sistem saraf pusat dapat

mengakibatkan gangguan fungsi yang dinamis dan bukan statis (dapat menjadi

semakin buruk). Hal ini yang diduga menjadi dasar dapat terjadinya perburukan

fungsi eksekutif pada pasien psikosis yang juga mengalami gangguan pada sistem

saraf pusat. Salah satu komponen fungsi eksekutif yang dinilai adalah fungsi

pengendalian perilaku. Walaupun demikian, pada penelitian tersebut tidak

dilakukan analisis terhadap masing-masing komponen fungsi eksekutif tersebut.

Selain itu, rata-rata DUP pada penelitian Fraguas D dkk. adalah 65 ± 6.9 hari,

berbeda dengan penelitian ini yang mengelompokan DUP <6 bulan sebagai DUP

pendek.9

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 11: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Pada penelitian ini hanya komponen shift yang menunjukkan hasil signfiikan.

Hasil ini juga sesuai dengan studi sebelumnya oleh Joyce E dkk. pada tahun 2002

mengenai hubungan durasi fungsi pengendalian perilaku dengan disfungsi

eksekutif pada pasien skizofrenia. Pada penelitian ini, salah satu komponen yang

diteliti adalah attentional set-shifting yang didefinisikan sesuai dengan

kemampuan shifting namun pengukuran dilakukan menggunakan Wisconsin Card

Scoring. Pada penelitian tersebut, hasil attentional set-shifting terhadap DUP

signifikan (p = 0.01), namun komponen kontrol emosional dan inhibisi tidak

dinilai pada penelitian ini.30 Menurut penelitian oleh Mittal PK dkk. (2013)

defisit pada shifting sudah terjadi sejak episode pertama skizofrenia sehingga

shifting dapat menjadi lebih buruk dibandingkan komponen fungsi eksekutif

lainnya.15

Sementara itu, suatu penelitian oleh Rapp C dkk. (2013) mengenai DUP dan

fungsi kognitif menyatakan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara

DUP yang panjang dengan perburukan fungsi kognitif. Salah satu fungsi kognitif

yang dinilai pada penelitian ini adalah kontrol inhibisi menggunakan tes Go / No

Go subtest of the tests for attentional performance (p= 0,06). Pada penelitian

tersebut, tidak adanya hubungan diduga karena defisit kognitif, termasuk kontrol

inhibisi terjadi sebelum munculnya gejala psikotik sehingga perpanjangan DUP

tidak mempengaruhi perburukan dari kontrol inhibisi.31

Suatu penelitian systematic review oleh Latalova K (2014) membahas mengenai

hubungan perilaku agresif, kekerasan, dan emosional terhadap DUP. Hasil

systematic review tersebut menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan di mana DUP tidak ditemukan berkorelasi dengan peningkatan resiko /

perburukan dari perilaku emosional / agresif. Walaupun pada suatu penelitian

disebutkan bahwa 21% pasien berperilaku sangat agresif sebelum masuk rumah

sakit pertama kali dengan rata-rata DUP 16,9 bulan. Namun penelitian tersebut

tidak memberikan data terkait DUP pada pasien yang tidak berperilaku agresif.

Hal ini menunjukkan perilaku agresif menjadi pemicu penanganan ke rumah sakit

di mana semakin agresif pasien, dapat semakin cepat mendapatkan penanganan.

Selain itu, diduga bahwa perilaku agresif ini terjadi sebelum onset psikosis

episode pertama. Faktor-faktor penyebab perilaku agresif pada psikosis episode

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 12: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

pertama juga heterogen, dapat terjadi akibat gejala positif dan sosiodemografik

pasien berupa latar belakang keluarga, pergaulan, dan lain-lain. Pasien dengan

latar belakang keluarga dengan perilaku agresif dapat menjadi agresif terlepas dari

adanya gangguan psikotik. Walaupun demikian, pasien dengan kondisi tersebut

juga dapat mengalami psikotik yang dapat memperberat agresivitas pasien

tersebut. Kondisi sosiodemografik ini didukung oleh penelitian di mana dari 301

pasien psikosis episode pertama, 43% pasien memiliki rekam jejak kriminal. Pada

penelitian tersebut, hal itu diasosiasikan dengan penyebab skizofrenia karena

penyalahgunaan obat akibat lingkungan pergaulan pasien. Oleh sebab itu,

terjadinya gangguan kontrol emosional dapat terjadi sebelum onset psikosis,

dipengaruhi faktor sosiodemografik, terutama latar belakang sosioekonomi pasien

dan gangguan emosional memicu penangangan rumah sakit sehingga tidak

memperpanjang DUP. Dengan demikian, DUP tidak berkorelasi dengan kejadian

maupun perburukan kontrol emosional.32

Pada penelitian sebelumnya didapat bahwa gangguan fungsi pengendalian

perilaku menyebabkan penurunan fungsi sosial.4,5,6,7 Fungsi sosial yang buruk juga

diketahui merupakan komponen kualitas hidup. Sementara itu, penelitian lain

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara DUP dan fungsi sosial.8,20 Pada

penelitian ini, ditemukan hubungan signifikan antara DUP dan fungsi

pengendalian perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa DUP yang panjang tidak

secara langsung mempengaruhi fungsi sosial namun dimediasi oleh fungsi

pengendalian perilaku. DUP yang panjang akan memiliki fungsi pengendalian

perilaku yang buruk sehingga tanpa intervensi yang cukup dapat berlanjut menjadi

komplikasi berupa penurunan fungsi sosial yang akan menurunkan kualitas hidup.

Menurut pengukuran skala BRIEF-BI, ambang batas masing-masing indeks

adalah 60, di mana skor di atas 60 memiliki arti terjadi gangguan fungsi

pengendalian perilaku. Pada pasien yang datang dengan DUP kurang dari 6 bulan

gangguan fungsi pengendalian perilaku minimal (mean: 49,2± 10,42) sehingga

dapat dilakukan intervensi terhadap fungsi pengendalian perilaku saja untuk

memperbaiki dan mencegah terjadinya komplikasi berupa pengendalian fungsi

sosial. Sementara itu, ketika pasien datang dengan DUP yang >6 bulan (mean:

59,3 ± 17,66) fungsi pengendalian perilaku sudah buruk yang memiliki

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 13: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

kemungkinan terjadinya komplikasi berupa penurunan pada fungsi sosial sehingga

perlu dilakukan intervensi kombinasi untuk fungsi pengendalian perilaku dan

fungsi sosial. Dengan intervensi tersebut diharapkan bahwa tidak terjadi

penurunan fungsi sosial sehingga kualitas hidup pasien psikosis bisa meningkat.

Pendekatan intervensi terhadap fungsi pengendalian perilaku yaitu dengan anti-

psikotik dan modifikasi perilaku. Terapi modifikasi perilaku ini diberikan ketika

pasien sudah tenang. Teknik modifikasi perilaku yang sering digunakan adalah

cognitive behavior therapy (CBT). 33,34,35 Pendekatan intervensi terhadap fungsi

sosial adalah pelatihan kemampuan sosial yang dilakukan secara individual dan

juga kelompok. 34,36,37

Dengan demikian, dengan diketahuinya hubungan antara DUP dan fungsi

pengendalian perilaku, serta kaitannya dengan fungsi sosial dan kualitas hidup,

target intervensi utama pada pasien dengan DUP yang <6 bulan dapat difokuskan

pada intervensi fungsi pengendalian perilaku, sementara pada pasien dengan DUP

>6 bulan diperlukan intervensi kombinasi.

Penelitian terkait hubungan lama waktu pencarian pengobatan dengan fungsi

pengendalian perilaku pada pasien psikosis merupakan penelitian yang masih baru

dan belum pernah diteliti sebelumnya. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa

terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Dengan diketahuinya hal

tersebut, dapat diketahui target intervensi yang tepat bagi pasien agar dapat

memberikan manfaat yang lebih bagi pasien psikosis dalam rangka meningkatkan

kualitas hidup pasien.

Akan tetapi, penelitian ini juga memiliki berbagai kekurangan dan keterbatasan.

Kekurangan pertama adalah terbatasnya jumlah subjek penelitian yang diteliti.

Keterbatasan lainnya adalah desain penelitian yang bersifat cross sectional

sehingga terdapat beberapa perbedaan karakteristik pasien seperti beratnya gejala

pada awal pasien mendapat pengobatan, lama pengobatan setiap pasien, dan

kepatuhan minum obat yang berpotensi menjadi perancu pada penelitian ini.

Walaupun demikian, berdasarkan uji statistic pada penelitian ini, perbedaan tidak

signifikan dan dapat diabaikan. Selain itu, oleh karena penelitian ini menggunakan

pengukuran dengan pengisian kuesioner oleh wali /orang tua pasien yang bersifat

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 14: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

penilaian subjektif, dapat terjadi recall bias. Hal lainnya adalah tingkat

pendidikan dan sosioekonomi orang tua pasien yang dapat mempengaruhi

pengisian kuesioner.

Kesimpulan

Terdapat hubungan lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis dengan

fungsi pengendalian perilaku. Komponen fungsi pengendalian perilaku yang

berhubungan dengan lama waktu pencarian pengobatan adalah shift. Sementara

inhibisi dan kontrol emosional tidak memiliki hubungan dengan lama waktu

pencarian pengobatan.

Saran

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan

tatalaksana bagi pasien yang datang dengan DUP tertentu dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup pasien. Selain itu, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu dasar penelitian lebih lanjut. Penelitian yang

direkomendasikan adalah studi prognostik dengan menggunakan desain penelitian

kohort prospektif dengan jumlah sampel yang memadai dan dengan analisis

multivariat. Penelitian juga dapat dilakukan menggunakan pengukuran fungsi

pengendalian perilaku secara langsung yaitu dengan Stroop task, Simon task,

Flanker task, antisaccade tasks, delay-of-gratification tasks, go/no-go tasks, dan

stop-signal tasks untuk menghindari recall bias yang mungkin terjadi. Pencatatan

hasil observasi pasien di Poli Jiwa Anak yang lebih lengkap dan terstruktur untuk

memudahkan penelitian lebih lanjut. Misalnya, data terkait skor Clinical Global

Impression (CGI) awal pasien untuk menjadi indikator berat gejala awal pasien,

DUP pasien, dan lain-lain. Selain itu, pencatatan dapat dilakukan dengan teknik

digital untuk memudahkan akses terhadap data pasien.

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 15: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Daftar Pustaka

1. World Health Organization [internet]. ICD 10: WHO; 2016. [date

unknown] [cited 2017 Jan 25]. Available from:

http://apps.who.int/classifications/icd10/browse/2016/en#/F20-F29.

2. Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI; 2013:163-7.

3. Isquith P, Gioia G. Interpretative report: behavior rating inventory of

Executive function. 1st ed. North Florida: Psychological Assessment

Resources; 2008: 1-10.

4. Santosh S, Roy D, Kundu P. Cognitive self-regulation, social

functioning and psychopathology in schizophrenia. Ind Psychiatry J.

2015;24:129.

5. Kimhy D, Vakhrusheva J, Jobson-Ahmed L, Tarrier N, Malaspina D,

Gross J. Emotion awareness and regulation in individuals with

schizophrenia: Implications for social functioning. J Psychiatr Res.

2012;200(2-3):193-201.

6. Brüne M, Schaub D, Juckel G, Langdon R. Social skills and behavioral

problems in schizophrenia: The role of mental state attribution,

neurocognition and clinical symptomatology. J Psychiatr Res.

2011;190(1):9-17.

7. Studzinska M, Wolynlak M, Partyka I. The quality of life in patients

with schizophrenia in community mental health service – selected

factors. Jpccr. 2011;5(1):31-4.

8. Barnes T, Leeson V, Mutsatsa S, Watt H, Hutton S, Joyce E. Duration of

untreated psychosis and social function: 1-year follow-up study of first-

episode schizophrenia. Br.J.Psychiatry. 2008;193(3):203-9.

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 16: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

9. Fraguas D, Merchán-Naranjo J, del Rey-Mejías Á, Castro-Fornieles J,

González-Pinto A, Rapado-Castro M et al. A longitudinal study on the

relationship between duration of untreated psychosis and executive

function in early-onset first-episode psychosis. Schizophr Res.

2014;158(1-3):126-33.

10. National Alliance on Mental Illness. Understanding

psychosis.Minnesota: NAMI;2014:1-6.

11. Kupfer D, Regier D, Narrow W, Blazer D, Burke J, Carpenter W,

Castellanos F, Compton W, et al. Diagnostic and statistical manual of

mental disorders. 5th ed. DSM-V. London: American Psychiatric

Publishing; 2013.

12. Diamond A. Executive functions. Annu Rev Psychol. 2013;64(1):135-

68.

13. Tabak N, Horan W, Green M. Mindfulness in schizophrenia:

associations with self-reported motivation, emotion regulation,

dysfunctional attitudes, and negative symptoms. Schizophr Res.

2015;168(1-2):537-42.

14. Kee KS et al. Emotional intelligence in schizophrenia. Schizoprh

Res;2008;107(20 09): 61-8.

15. Mittal P, Mehta S, Solanki R, Swarni M. A comparative study of

cognitive flexibility among first episode and multi-episode young

schizophrenia patients. German J Pshychiatry. 2013;16(4):130-6.

16. Gigaux J, Gall D, Jollant F, Lhuillier J, Devantoy S. Cognitive inhibition

and quality of life in schizophrenia: a pilot study. Schizophr Res.

2013;143(1):297-300.

17. Bae S, Lee S, Park Y, Hyun M, Yoon H. Predictive factors of social

functioning in patients with schizophrenia: exploration for the best

combination of variables using data mining. Psychiatry Investig.

2010;7(2):93.

18. Penttila M, Jaaskelainen E, Hirvonen N, Isohanni M, Miettunen J.

Duration of untreated psychosis as predictor of long-term outcome in

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 17: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

schizophrenia: systematic review and meta-analysis. Br.J. Psychiatry.

2014;205(2):88-94.

19. Penttila, M. Duration of untreated psychosis association with clinical and

social outcomes and brain morphology in schizophrenia. Oulu:

Universitatis Ouluensis; 2013.

20. Lappin J, Morgan K, Morgan C, Dazzan P, Reichenberg A, Zanelli J et

al. Duration of untreated psychosis and neuropsychological function in

first episode psychosis. Schizophrenia Research. 2007;95(1-3):103-10.

21. Schmitt, Sara A., Megan E. Pratt, and Megan M. McClelland.

Examining the validity of behavioral self-regulation tools in predicting

preschoolers' academic achievement. Early Educ Dev;2014; 25(5): 641-

60.

22. Wiguna T, Guerrero AP, Honjo S, Ismail I, Setyowati N, Kaligis F.

Executive dysfunction among children with antipsychotic treated

schizophrenia. Clin Psychopharmacol Neurosci.2014; 12(3):203-8.

23. Birditt KS, Fingerman KL. Age and gender differences in adult’s

descriptions of emotional reactions to interpersonal problems. J Gerontol

B Psychol Sci Soc Sci.2003; 58b (4): 237-43

24. Bornovalova MA, et al. Familial transmission and heritability of

childhood disruptive disorder. Am J Psychiatry. 2010: 167: 1066-74

25. McGrath P, Elgar F. Behavioral Problems, Effects of Socio-Economic

Status on. International Encyclopedia of the Social & Behavioral

Sciences. 2015;2 (2):477-80.

26. Starling J, Feijo I. Schizophrenia and other psychotic disorders of early

onset. In Rey JM (ed), IACAPAP e-Textbook of Child and Adolescent

Mental Health. Geneva: International Association for Child and

Adolescent Psychiatry and Allied Professions.2012

27. Herbert H, Manjula M, Philip M. Growing up with a parent having

schizophrenia: Experiences and resilience in the offsprings. Indian

Journal of Psychological Medicine. 2013;35(2):148.

28. Kariuki S, Abubakar A, Stein A, Marsh K, Newton C. Prevalence,

causes, and behavioral and emotional comorbidities of acute

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 18: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

symptomatic seizures in Africa: a critical review. Epilepsia Open.

2017;2(1):8-19.

29. Salehi B, Yousefichaijan P, Safi-Arian S, Ebrahimi S, Mohammadbeigi

A, Salehi.M. The effect of simple febrile seizure on attention deficit

hyperactivity disorder (ADHD) in children. Int J Pediatr.2016; 4(7):

2043-49

30. Joyce E, Hutton S, Mutsatsa S, Gibbins H, Webb E, Paul S, et al.

Executive dysfunction in first-episode schizophrenia and relationship to

duration of untreated psychosis: West London Study. BR. J. Psychiatry.

2002; 181 (43): 38-44

31. Rapp C, Studerus E, Bugra H, Aston J, Tamagni C, Walter A, et al.

Duration of untreated psychosis and cognitive function. J. Schres. 2013;

145: 43-9

32. Latalova K. Violence and duration of untreated psychosis in first-episode

patients: systematic review. Int J Clin Pract. 2014; 68(3): 330-5.

33. Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan

Kedokteran Ilmu Kesehatan Jiwa (Psikiatri). Jakarta; 2015 p. 27-30.

34. K Elizabeth, Kendall T, Udechuku AY, Slade E, Birchwood M, Brabban

A, et al. Psychosis and schizophrenia in adults: treatment and

management. Somerset: National Collaborating Centre for Mental

Health.2014: 221-86

35. Morrison AK. Cognitive behavior therapy for people with schizophrenia.

Psychiatry (Edgemont). 2009; 6(12): 32-9

36. Pijnenborg GHM, Gaag MVD, Bockting CLH, Meer LVD, Aleman A.

REFLEX, a social cognitive group treatment to improve insight in

schizophrenia: study protocol of a multi-center RCT. BMC Psychiatry.

2011; 11: 161

37. Tomas P, Fuentes I, Roder V, Ruiz JC. Cognitive rehabilitation

programs in schizophrenia: current status and perspectives. IJP&PT.

2010; 10(2): 191-204

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017

Page 19: Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...

Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017