Hubungan Kontrol Diri dengan Kecurangan Akademik pada...
Transcript of Hubungan Kontrol Diri dengan Kecurangan Akademik pada...
HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KECURANGAN
AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS
TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN
SATYA WACANA (UKSW)
OLEH
WINNY NAYA PARAMITHA
802012041
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KECURANGAN
AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS
TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN
SATYA WACANA (UKSW)
Winny Naya Paramitha
Enjang Wahyuningrum
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
i
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan
kecurangan akademik terhadap mahasiswa Teknologi Informasi UKSW. Jumlah subjek
dalam penelitian ini adalah 94 orang. Pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan skala kontrol diri yang menggunakan teori Delisi, Hochstetler & Murphy
(2003) yang berjumlah 23 item dan skala kecurangan akademik menggunakan teori
Athanasou & Olasehinde (2002) yang berjumlah 24 item. Hasil perhitungan uji korelasi
diperoleh koefisien antara kontrol diri dengan kecurangan akademik r= - 0,453 dengan
sig = 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan negatif signifikan antara kontrol diri
dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Teknologi Informasi UKSW.
Kata kunci : Kontrol Diri, Kecurangan Akademik, Mahasiswa
ii
Abstract
The aim of this research was to know the correlation between the self control with the
cheating academic to the information technology’s student of SWCU. The amount of
subjects in this study were 94 people. Research used the scale self control that using the
theory of Delisi, Hochstetler & Murphy (2003) that the amount were 23 items and scale
of academic cheating used the theory of Athanasou & Olasehinde (2002) that the
amount were 24 items. The result of the correlation test was obtained the coefficients
between the self control with the cheating academic that were r= - 0,453 with sig =
0,000 (p<0,05). It means that there were the significant negative correlation between
the self control with cheating academic to the information technology’s student of
SWCU.
Keywords : Self-Control, Academic Cheating
1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan upaya meningkatkan sumber daya manusia Indonesia
yang mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara-negara lain.
Pendidikan, secara sederhana diartikan sebagai proses perubahan perilaku. Dalam
hal ini, produk dari sebuah sistem pendidikan adalah adanya perubahan perilaku dari
peserta didik. Ketika perubahan perilaku ini diamati, terkadang didapatkan perilaku
yang tidak diinginkan. Salah satu perilaku yang tidak diinginkan adalah adanya
kecurangan akademik. Perilaku curang dalam bidang akademik merupakan salah
satu bentuk perilaku yang menyalahi norma, karena curang tidak menjunjung
tinggi nilai kejujuran (Susanti, 2011).
Kecurangan akademik (academic fraud) sering ditemukan dalam potret
dunia akademis. Praktik-praktik tersebut sering dilakukan antara lain dalam
bentuk catatan kecil di kertas maupun di ponsel, copy paste dari internet, bekerja
sama dengan teman saat ujian, dan masih banyak lagi kecurangan lainnya yang
sering terjadi dan menjadi perilaku yang dapat diterima oleh pelajar (Becker et al.
2006). Fenomena kecurangan akademik telah menjadi kebiasaan. Hampir seluruh
pelajar di setiap lembaga pendidikan sudah akrab dengan kegiatan mencontek,
membuat catatan kecil saat ujian, melakukan copy paste dari internet, dan kegiatan
kecurangan lainnya baik yang dilakukan sendiri maupun oleh temannya.
Sebuah survei pernah dilakukan oleh Fortune, majalah bisnis terkemuka di
Amerika yang dikutip oleh Irianto (2003) mengenai perilaku tidak etis pelajar,
mahasiswa, dan alumnus perguruan tinggi selama menempuh studi. Hasil survei
menujukkan bahwa 70-80% responden di lingkungan pendidikan
2
menengah(setingkat SMU) melakukan kecurangan akademik (membuat catatan
kecil, menjiplak, dan sebagainya). Kecurangan akademik di perguruan tinggi
dilakukan oleh 40-50% responden.Disebutkan pula bahwa 12-24% dari para alumni
menyatakan bahwa mereka menulis informasi yang tidak benar dalam curriculum
vitae mereka.
Di Indonesia, kasus kecurangan akademik juga menjadi fenomena yang
mewarnai dunia pendidikan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Survey
Litbang Media Group pada tanggal 19 April 2007 terhadap 480 responden dewasa
di enam kota besar di Indonesia, yaitu Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Bandung,
Jakarta, dan Medan menunjukkan mayoritas anak didik, baik di bangku sekolah
dan perguruan tinggi melakukan kecurangan akademik dalam bentuk
menyontek. Hampir 70 persen responden yang ditanya apakah pernah
menyontek ketika masih sekolah atau kuliah, menjawab pernah (Suparno dalam
Susanti, 2011).
Albrecht (dalam Nursani, 2014) mengungkapkan bahwa terdapat tiga elemen
kunci yang kemudian disebut the fraud triangle yang mendasari mengapa
perbuatan kecurangan dilakukan seseorang, yaitu tekanan (pressure) yang meliputi
tekanan karena faktor keuangan (financial pressure), kebiasaan buruk yang
dimiliki seseorang, tekanan yang datang dari pihak eksternal, dan tekanan lain-
lain kesempatan(opportunity) yang meliputi kurangnya pengendalian untuk
mencegah atau mendeteksi pelanggaran, ketidakmampuan untuk menilai kualitas
dari suatu kinerja, kegagalan dalam mendisiplinkan pelaku fraud, ketidaktahuan,
apatis, ataupun kemampuan yang tidak memadai dari korban fraud serta
kurangnya akses informasi, Rasionalisasi (rationalization) yaitu konflik internal
3
dalam diri pelaku sebagai upaya untuk membenarkan tindakan fraud yang
dilakukannya.
Masalah kecurangan akademik dapat diatasi, hal yang sebenarnya harus
dilakukan adalah mengubah perilaku dan persepsi mahasiswa karena, mahasiswa
sebagai pelaku kecurangan akademik yang terbiasa melakukan tindak curang dapat
membentuk kepribadian negatif. Kepribadian negatif tersebut antara lain
ketergantungan terhadap orang lain, ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri,
dan juga ketidakjujuran. Disisi lain akibat dari perilaku kecurangan akademik akan
mengakibatkan terbentuknya perilaku atau watak yang tidak percaya diri, tidak
disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak kreatif, dan tidak berprestasi (Purnamasari,
2013)
Tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi berkontribusi dalam tindakan
kecurangan akademik peserta didik. Tekanan untuk mendapat nilai yang tinggi
mendorong peserta didik untuk melakukan berbagai cara untuk terhindar dari
kegagalan akademik, salah satunya dengan melakukan kecurangan
akademik.Dilihat dari faktor situasional, kurangnya pengawasan saat ujian dapat
membuka kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan kecurangan
akademik seperti menyontek saat ujian. Kurangnya pengawasan pada saat ujian
memberikan waktu yang cukup bagi mereka berinteraksi dan melakukan kreativitas
dalam menyontek (Susanti, 2011).
Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan peneliti kepada 5 orang subjek
mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya
Wacana.Wawancara subjek dilakukan pada saat mahasiswa memiliki waktu luang
dan setelah mahasiswa melakukan kegiatan belajar. Hasil wawancara menunjukan
4
bahwa subjek pernah melakukan beberapa bentuk kecurangan akademik, dari
beberapa jenis kecurangan yang ada perilaku menyontek, mencari jawaban melalui
gadget dan menggunakan surat ijin palsu adalah yang paling sering dilakukan.
Berbagai macam alasan yang digunakan subjek untuk melakukan kecurangan
akademik adalah karena adanya tekanan ketika menghadapi ujian ataupun subjek
berusaha mendapatkan nilai bagus dengan membuka gadget agar mendapatkan
kemudahan dalam mencari jawaban tanpa membuat orang lain terganggu saat ujian.
Beberapa mahasiswa juga mengaku mengetahui beberapa temannya dapat membeli
skripsi untuk memenuhi tugas akhirnya.
Hasil penelitian yang ditemukan oleh (Kurniawan, 2011) menyatakan bahwa
seluruh responden yakni mahasiswa psikologi UNNES angkatan 2007 hingga
2010 mengaku pernah melakukan setidaknya satu macam perilaku kecurangan
akademik. Sebanyak 43 persen responden menggunakan materi yang dilarang
digunakan saat proses assessment, tindak plagiasi atau pemalsuan sebanyak 22
persen, 13 persen responden melakukan misrepresentation, kolaborasi hanya
dilakukan oleh 10 persen dari responden penelitian, sedangkan perilaku absen
berkontibusi dalam tugas kelompok dan sabotase dilaporkan sangat jarang
terjadi, berdasarkan data penelitian bahwa seluruh responden berada pada kriteria
rendah.
Didalam kecurangan akademik terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi,
menurut Anderman (dalam Susanti, 2011) faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kecurangan akademik diantaranya faktor demografi, perbedaan
budaya, efikasi diri, perilaku impulsif, kontrol diri, serta perkembangan moral.
Terdapat trait kepribadian yang menjadi perhatian dalam konteks kecurangan
5
akademik adalah kontrol diri. Kontrol diri merupakan suatu kemampuan untuk
menyusun membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat
membawa individu kearah konsekuensi yang positif (Anderman dalam
Susanti,2011). Menurut Delisi, Hochstetler & Murphy (2003) karakteristik dalam
kontrol diriada beberapa komponen didalam individu yang mempunyai kontrol diri
rendah yaitu, implusif, mementinkan diri sendiri, mencari tugas yang sederhana,
mengambil kegiatan yang berisiko, memilih kegiatan yang berhubungan dengan
fisik dan temperamen.
Denson (2012) menyatakan bahwa ketika dorongan untuk berbuat menyimpang
maupun agresi sedang mencapai puncaknya, kontrol diri dapat membantu individu
menurunkan agresi dengan mempertimbangkan aspek aturan dan norma sosial yang
berlaku. Gottfredson dan Hirschi (1990) mengembangkan “The General Theory Of
Crime” atau yang lebih dikenal dengan “Low Self Control Theory”. Teori ini
menjelaskan bahwa perilaku kriminal dapat dilihat melalui single-dimention yakni
kontrol diri. Individu dengan kontrol diri yang rendah memiliki kecenderungan
untuk menjadi impulsif, senang berperilaku beresiko, dan berpikiran sempit.
Rasionalisasi dari penjabaran di atas ialah individu dengan kontrol diri yang
rendah senang melakukan resiko dan melanggar aturan tanpa memikirkan efek
jangka panjangnya. Sedangkan individu dengan kontrol diri yang tinggi akan
menyadari akibat dan efek jangka panjang dari perbuatan menyimpang.
Jika dilihat dari teori umum kejahatan oleh Gottfredson & Hirschi, kontrol
diri yang rendah, adanya peluang, dan interaksi antara keduanya adalah penyebab
utama dari semua perilaku menyimpang, termasuk ketidakjujuran akademis (Bollin,
2004). Gottfredson & Hirschi menyatakan, orang dengan kontrol diri rendah
6
memiliki kepribadian yang mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan
menyimpang.Ketika peluang untuk penyimpangan hadir, orang-orang yang kurang
kontrol diri tidak dapat menahan godaan. Dalam hal kecurangan akademik, dengan
adanya kontrol diri yang baik dalam diri setiap peserta didik diharapkan dapat
mengarahkan dan mengatur perilaku mereka menjadi lebih baik.
Namun penelitian lain juga mengatakan bahwa Bolin (2004) melakukan survei
terhadap 853 mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Amerika Serikat. Hasil
penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan langsung mengenai kontrol diri
dengan tindak kecurangan akademik, namun secara keseluruhan variabel sikap
(attitude) menjadi variabel intervening. Sikap untuk memanfaatkan peluang
melakukan kecurangan ketika menyelesaikan tugas termasuk didalamnya.
Dalam penelitian Susanti, dkk. (2011) yang dilakukan pada mahasiswa akutansi
variable yang di ukur adalah kontrol diri dan keterampilan belajar yang menyatakan
hasil bahwa adanya hubungan positif antara kontrol diri terhadap kecurangan
akademik. Kontrol diri dan keterampilan belajar mempunyai peranan penting
dalam memperoleh prestasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa diharapkan
mampu terus meningkatakan kontrolpikirannya untuk menyeleksi mana yang
perlu dan boleh dilakukan dalam memperoleh prestasi belajar yang optimal,
sehingga tidak terjerumus dalam budaya kecurangan akademik.
Hasil penelitian yang pro kontra tersebut juga menguatkan keingintahuan
peneliti untuk mengetahui dinamika kegiatan akademik yang terjadi di Fakultas
Teknologi Informasi UKSW.Penelitian mengenai variabel ini adalah untuk
membuktikan apakah hasil dari penelitian tersebut selaras dengan dinamika yang
terjadi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW karena setiap kondisi dan situasi
7
memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang berbeda dengan berbagai dinamika
yang terjadi.Karakterisitik subjek dan tempat penelitian yang berbeda
memungkinkan hasil penelitian yang berbeda pula.Untuk itu maka, penulis tertarik
untuk mengetahui apakah ada hubungan kecurangan akademik dengan kontrol diri
pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecurangan Akademik
1. Pengertian Kecurangan Akademik
Menurut Lambert, Hogan, dan Barton (2003) kecurangan akademik
didefinisikan secara luas sebagai tindakan-tindakan curang atau usaha-usaha siswa
untuk menggunakan cara, alat, dan sumber-sumber yang tidak diperkenankan atau
tidak diterima pada pekerjaan tugas. Menurut Hendricks (2004) kecurangan
akademis didefinisikan sebagai berbagai bentuk perilaku yang mendatangkan
keuntungan bagi mahasiswa secara tidak jujur termasuk didalamnya mencontek,
plagiarisme, mencuri dan memalsukan sesuatu yang berhubungan dengan akademis.
2. Aspek-aspek Kecurangan Akademik
Aspek-aspek Kecurangan Akademis, kecurangan akademis memiliki beberapa
aspek. Athanasou & Olasehinde (2002) aspek-aspek kecurangan akademis yang
terjadi pada mahasiswa adalah:
a. Membuat kecurangan dengan mendapat, memberi, maupun menerima informasi
dari mahasiwa yang lain
8
b. Membuat kecurangan dengan menggunakan bahan atau informasi yang tidak
diperbolehkan
c. Membuat kecurangan dengan memalsukan proses penilaian
3. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Akademik
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kecurangan
akademik, baik internal atau faktor yang berasal dari dalam diri maupun eksternal
atau faktor yang berasal dari lingkungan.Wardani (2015) menyatakan faktor personal
yang dapat mempengaruhi perilaku curang digolongkan dalam empat kategori yaitu:
a. Demografi meliputi usia, jenis kelamin, perbedaan kebudayaan
b. Kepribadian meliputi dorongan mencari sensasi, kontrol diri,
perkembangan moral dan sikap, locus of control
c. Motivasi meliputi tujuan dan alasan dalam pembelajaran
d. Akademik meliputi kemampuan, subjek area, institusi dan organisasi
B. Kontrol Diri
1. Pengertian Kontrol Diri
Averill (dalam Ghufron, 2012) mengartikan kontrol diri sebagai
kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk
perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri
merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkandan digunakan individu
selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapikondisi yang
terdapat dilingkungan sekitarnya. Menurut Chaplin (dalam Wahyuningsih 2008) ,
kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing tingkah lakunya
9
sendiri;kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-implus atau tingkah
laku yang impulsif.
2. Karakteristik Kontrol Diri
Berdasarkan Delisi, Hochstetler & Murphy (2003) karakteristik dalam self-
control scale Grasmick yang termasuk pengendalian diri rendah adalah:
a. Implusif
Kecenderungan untuk memilih tindakan yang menawarkan kepuasan
segera
b. Tugas sederhana
Cenderung memilih tugas-tugas sederhana
c. Mencari hal berisiko
Cenderung melakukan sesuatu yang mendebarkan atau yang lebih
berisiko
d. Kegiatan fisik
Cenderung untuk bertindak menggunakan fisik
e. Temperamen
Tidak ada toleransi ketika sedang frustasi (yaitu, cepat marah) dan
f. Mementingkan diri sendiri
Orientasi sensitif atau egois.
C. Hubungan Kontrol Diri dengan Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa
Perilaku curang dalam bidang akademik merupakan salah satu bentuk
perilaku yang menyalahi norma, karena curang tidak menjunjung tinggi nilai
kejujuran. (Susanti dkk, 2011). Ada banyak cara yang dapat ditempuh oleh
10
mahasiswa dalam memperoleh nilai akademis yang bagus, salah satunya adalah
dengan melakukan kecurangan akademik yaitu mencontek. Misnawati (2014)
menyebutkan bahwa bentuk-bentuk perilaku menyontek yaitu dengan
menggunakan catatan jawaban sewaktu tes atau ujian, mencontoh jawaban siswa
lain, memberikan jawaban yang telah selesai pada siswa lain dan mengelak
dari peraturan-peraturan ujian atau tes (baik yang tertulis maupun peraturan yang
diterapkan oleh guru). Kecurangan akademik dipengaruhi olehkontrol diri. Kontrol
diri merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kecurangan akademik.
Teori menurut Anderman faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kecurangan akademik salah satunya ada kontrol diri. Kontrol diri merupakan
suatu kemampuan untuk menyusun membimbing, mengatur dan mengarahkan
bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi yang
positif (Anderman dalam Susanti,2011). Menurut Delisi, Hochstetler & Murphy
(2003) karakteristik dalam kontrol diriada beberapa komponen didalam individu
yang mempunyai kontrol diri rendah yaitu, implusif, mementingkan diri sendiri,
mencari tugas yang sederhana, mengambil kegiatan yang berisiko, memilih
kegiatan yang berhubungan dengan fisik dan temperamen.
Hurlock (1980)mengatakan bahwa kontrol diri berkaitan dengan bagaimana
individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya.
Seseorang yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur
perilakunya. Berdasarkan teori Hurlock tersebut, penulis berpendapat bahwa
ketika individu bisa mengendalikan diri dan mengontrol dirinya secara baik,
maka individu tersebut dapat menghindari dorongan-dorongan negatif yang datang,
11
baik dorongan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Salah
satunya adalah perilaku kecurangan akademik.
Sikap kecurangan akademik tersebut dapat dikendalikan jika seseorang memiliki
kontrol diri, ketika dorongan untuk berbuat menyimpang maupun agresi sedang
mencapai puncaknya, kontrol diri dapat membantu individu menurunkan agresi
dengan mempertimbangkan aspek aturan dan norma sosial yang berlaku.
Semakin tinggi kontrol diri dalam diri seseorang maka perilakumenyontek yang
terjadi akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Semakin rendah kontrol
diri dalam diri seseorang, maka perilaku menyontek yang terjadi akan semakin
tinggi. Hal ini didukung dengan penelitian Misnawati (2014) menemukan adanya
hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dan motivasi
berprestasi dengan perilaku menyontek menyatakan mempunyai kontrol diri tinggi
maka perilaku menyontek yang dilakukanpun rendah.
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini akan menguji hipotesis sebagai berikut: ada hubungan
yang negatif antara kontrol diri dengan perilaku kecenderungan akademik pada
mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Krsiten Satya Wacana. Semakin tinggi
kontrol diri yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin rendah tingkat
kecurangan akademiknya. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri yang dimiliki
oleh mahasiswa maka semakin tinggi tingkat kecurangan akademiknya.
12
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel Terikat : Kecurangan Akademik
Variabel Bebas : Kontrol diri
Populasi dan Sample
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga.Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif 2012-2015 progdi
Teknik Informatika, Mahasiswa yang berstatus aktif dalam perkuliahan/tidak sedang
dalam masa penundaan kegiatan akademik.Dari kriteria tersebut, fakultas telah
menentukan untuk mengambil subjek sebanyak 94 orang dari 826 populasi.Arikunto
(2006) mengatakan bahwa jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% itu untuk pengambilan sampel dengan populasi diatas 100.
Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sebelum peneliti melakukan
pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu meminta ijin penelitian dari pihak fakultas,
peneliti melakukan pengumpulan data pada tanggal 11 Februari 2016 dengan cara
peneliti langsung memberikan kuesioner kepada sejumlah mahasiswa yang berada di
kelas dan di luar kelas saat sedang tidak melakukan perkuliahan.
Dalam penelitian ini, jumlah pastisipan yang ikut berpartisipasi berjumlah 94
mahasiswa hal ini dikarenakan dari pihak fakultas sudah menentukan, yang disesuaikan
dengan kriteria yang sesuai.
Dengan kriteria dalam pemilihan subjek, kriteria tersebut antara lain:
1. Mahasiswa aktif 2012-2015 progdi Teknik Informatika
13
2. Mahasiswa yang berstatus aktif dalam perkuliahan/tidak sedang dalam masa
penundaan kegiatan akademik
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan try out terpakai, dimana subjek yang
digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini kemudian diolah menggunakan bantuan program computer SPSS
16.0 for windows.
Instrumen Penelitian
Skala Kecurangan Akademik
Skala dari Kecurangan Akademik menggunakan Skala Kecurangan
Akademik.Athanasou & Olasehinde (2002). Berdasarkan aspek yang diungkapkan
Kecurangan Akademik oleh Athanasou & Olasehinde (2002) yaitu, aspek membuat
kecurangan dengan mendapat, memberi maupun menerima informasi dari peserta yang
lain, membuat kecurangan dengan menggunakan bahan atau informasi yang tidak
diperbolehkan, membuat kecurangan dengan memalsukan proses penilaian.
Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor yang diperoleh, maka kecurangan
akademik semakin tinggi.Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh
maka kecurangan akademik semakin rendah.Skala ini terdiri dari 23 item dengan 4
alternatif jawaban yaitu dari sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat
setuju.Selanjutnya, pada penelitian ini, peneliti menggunakan try out terpakai untuk
menguji kembali alat ukur ini dimana subjek yang digunakan untuk try out digunakan
sekaligus untuk penelitian.
Hasil uji seleksi item dan reliabilitas penentuan-penentuan item valid
menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item pada skala
pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,25. Setelah peneliti menguji ulang
14
kemudian diperoleh realibilitas sebesar 0,792 dengan corrected item total
corelationbergerak dari 0,290-0,540. Dan dari 23 item terdapat sebelas item yang gugur,
seperti dapat dilihat dalam tabel satu dibawah ini.
Tabel 1
Blueprint Skala Kecurangan Akademik
NO Aspek Kecurangan
Akademik
Item Total
Valid
F U
1. Berbuat curang dengan
memperboleh, memberikan
atau menerima informasi dari
orang lain
1* ,2* ,3 ,4* ,5
,6 ,7 ,8 ,9 _ 6
2. Membuatkecurangan dengan menggunakan bahan atau informasi yang tidak diperbolehkan
10, 11, 12, 13,
14*, 15 _ 5
3. Berbuat curang dengan cara
mencari kelonggaran dalam
proses evaluasi
16*, 17*, 18*,
19*, 20*, 21,
22*, 23*
_ 1
Total 12
Keterangan: * item gugur
Skala Kontrol diri
Skala dari kontrol diri yang digunakan menggunakan skala a validation study of
the Grasmick et al.scale. Skala ini disusun oleh Delisi, Hochstetler & Murphy (2003) ,
berdasarkan kriteria yang diungkapkan kontrol diri Delisi, Hochstetler & Murphy
(2003) yaitu, implusif, melakukan hal menggunakan fisik, mencari tugas sederhana,
mencari risiko, mementingkan diri sendiri, dan temperamen.
Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor yang diperoleh, maka kontrol diri
semakin tinggi.Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka
kontrol dirisemakin tinggi.Skala ini terdiri dari 24 item dan menggunakan format likert
yang terdiri dari4 alternatif jawaban yakni SangatSetuju (SS), Setuju (S), Tidak
15
Setuju(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Selanjutnya, pada penelitian ini peneliti
menggunakan try out terpakai untuk menguji kembali alat ukur ini dimana subjek yang
digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian.
Hasil uji seleksi item dan reliabilitas penentuan-penentuan item valid
menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item pada skala
pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,25. Setelah peneliti menguji ulang
kemudian diperoleh realibilitas sebesar 0,812 dengan corrected item total
corelationbergerak dari 0,285-0,580.Dan dari 24 item terdapat delapan yang
gugur,seperti dapat dilihat dalam tabel satu dibawah ini.
Tabel 2
Blueprint Skala Kontrol Diri
NO Karakteristik Kontrol Diri Item Total
Valid
F U
1. Implusif 1, 2*, 3, 4 - 3
2. Mencari tugas sederhana 5, 6, 7*, 8 - 3
3 Mencari risiko 9, 10, 11, 12 - 4
4. Mementingkan diri sendiri 17, 18, 19, 20 - 4
5. Melakukan hal menggunakan
fisik
13, 14*, 15*,
16* - 1
6. Tempramen 21*, 22, 23*,
24* - 1
Total 16
Keterangan: * item gugur
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis mencari hubungan antara kontrol diri dengan
kecurangan akademik.Teknik analisa yang dipergunakan adalah teknik analisa korelasi
dari Spearman yang berfungsi untuk mencari korelasi antara dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat yang masing-masing interval atau rasio (Sugiyono, 2009).
16
HASIL PENELITIAN
A. Uji asumsi
Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi antara kontrol diri dengan kecurangan akademikpada
mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi. Namun, sebelum dilakukan uji korelasi,
peneliti harus melakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk menentukan jenis statistik
parametrik atau non parametrik yang akan digunakan untuk uji korelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan
skala kecurangan akademik (K-S-Z = 1,053, p = 0,695 > 0,05) menunjukkan
data-data normal dan skala kontrol diri(K-S-Z = 0,811, p = 0,696 > 0,05)
menunjukkan data-data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Dari hasil uji linearitas menunjukkan adanya hubungan linear antara kontrol
diri dengan kecurangan akademikpada mahasiswa fakultas teknologi
informasi dengan deviation from linearity sebesar 0,329 (p>0,05).
B. Analisa Deskriptif
Tabel 3
Statistik Deskriptif Skala Kontrol Diri dengan Kecurangan AkademikPada
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi
NO. Skala N Min Max M SD
1. KecuranganAkademik
94
12 48 24,68 5,19
2. Kontrol Diri 16 64 44,77 6,67
Tabel 3 merupakan statitik deskriptif dari skor partisipan untuk setiap variabel.
Peneliti kemudian membagi skor dari setiap skala menjadi 4 kategori mulai dari
17
“sangat tinggi” hingga “sangat rendah”. Interval skor untuk setiap kategori ditentukan
dengan menggunakan rumus interval dalam Hadi (2000). Tabel 2 dan 3 menunjukkan
jumlah partisipan untuk setiap kategori pada masing-masing variabel.
Tabel 4
Kriteria Skor Kecurangan Akademik
No
. Interval Kategori Frekuensi Presentase Mean SD
1. 39 ≤ x≤48 Sangat
Tinggi 0 0%
5,19
2. 30 ≤ x<39 Tinggi 10 9,4%
3. 21 ≤ x<30 Rendah 56 52,64%
4. 12 ≤ x<21 Sangat
Rendah 28 26,32% 24,68
Jumlah 94 100 %
x = skor Kecurangan Akademik
Berdasarkan tabel kategorisasi pengukuran skala kecurangan akademik diatas
dapat dilihat bahwa 10 subjek yang memiliki skor kecurangan akademik yang berada
pada kategori tinggi dengan persentase 9,4%, 56 subjek memiliki skor kecurangan
akademik yang berada pada kategori rendah dengan persentase 52,64%, 28 subjek
memiliki skor kecurangan akademik yang berada pada kategori sangat rendah dengan
persentase 26,32%. Berdasarkan rata-rata sebesar 24,68 dapat dikatakan bahwa rata-
rata kecurangan akademik berada pada kategori sangat rendah. Skor yang diperoleh
subjek bergerak dari skor minimum sebesar 12 sampai dengan skor maksimum sebesar
48 dengan standard deviasi 5,19.
18
Tabel 5
Kriteria Skor Kontrol Diri
No
. Interval Kategori Frekuensi Presentase Mean SD
1. 52 ≤ x≤ 64 Sangat
Tinggi 12 11,28%
6,6
7
2. 40 ≤ x<52 Tinggi 56 52,64 % 44,7
7
3. 28 ≤ x<40 Rendah 26 24,44 %
4. 16 ≤ x<28 Sangat
Rendah 0 0 %
Jumlah 94 100 %
x = skor kontrol diri
Berdasarkan tabel kategorisasi pengukuran skala kontrol diri diatas dapat dilihat
bahwa 12 subjek yang memiliki skor kontrol diri yang berada pada kategori sangat
tinggi dengan persentase 11,28%, 56 subjek memiliki skor kontrol diri yang berada
pada kategori tinggi dengan persentase 52,64%, 26 subjek memiliki skor kontrol
diriyang berada pada kategori rendah dengan persentase 24,44%. Berdasarkan rata-
rata sebesar 44,77 dapat dikatakan bahwa rata-rata kontrol diriberada pada kategori
tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 16 sampai
dengan skor maksimum sebesar 64 dengan standard deviasi 6,67.Tabel 4 dan 5
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecurangan akademikpada kategori rendah,
sedangkan rata-rata tingkat kontrol diriterhadap mahasiswa fakultas teknologi
informasi partisipan berada pada kategori tinggi.
Uji Korelasi
Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, diketahui bahwa data yang
diperoleh berdistribusi normal dan variabel-variabel penelitian linear, maka uji
korelasi dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametik. Uji korelasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pearson, karena data normal dan linear.
19
Tabel6
Hasil Uji Korelasi antara Kontrol Diri dengan Kecurangan Akademik
Correlations
KONTROL_DIRI
KECURANGAN
_AKADEMIK
KONTROL_DIRI Pearson Correlation 1 -.453**
Sig. (1-tailed) .000
N 94 94
KECURANGAN_
AKADEMIK
Pearson Correlation -.453**
1
Sig. (1-tailed) .000
N 94 94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil dari uji korelasi menunjukkan adanya korelasi negatif yang sangat signifikan
antara kecurangan akademik dengan kontrol diripada mahasiswa Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, r = 0,453 dengan p<0,01. Hal ini berarti
hipotesis penelitian yang menyatakan adanya korelasi negatif antara kecurangan
akademik dengan kontrol dirimahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
PEMBAHASAN
Hasil uji korelasi yang menunjukkan adanya korelasi negatif yang sangat
signifikan antara kontrol diridengan kecurangan akademik pada mahasiswa Teknologi
Informasi UKSW (r = 0,453). Ini menunjukkan semakin tinggi kontrol dirimahasiswa
Teknologi Informasi UKSW maka semakin rendah kecurangan
akademiknya.Sebaliknya, makin rendah kontrol diripada mahasiswa Teknologi UKSW
maka semakin tinggi kecurangan akademiknya.
20
Korelasi negatif yang signifikan antara kontrol diridengan kecurangan akademik
pada mahasiswa Teknologi Informasi UKSW serupa dengan hasil penelitian
sebelumnya mengenai hubungan kontrol diridengan kecurangan akademik.Dalam
penelitian sebelumnya Misnawati (2014) menemukan adanya hubungan negatif yang
sangat signifikan antara kontrol diri dan motivasi berprestasi dengan perilaku
menyontek. Sebaliknya semakin rendah kontrol diri dan motivasi berprestasi maka akan
semakin tinggi tingkat perilaku menyontek. Selain itu Alasan seseorang melakukan
perilaku menyontek yang dikemukakan oleh Anderman, Cupp dan Lane (dalam
Farikoh 2014) menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam tindak kecurangan
akademik sering kali karena adanya tujuan dalam penguasaan (nilai). Davis, Drinan dan
Gallant (dalam Purnamasari, 2013) mengungkapkan terjadinya kecurangan akademik
karena pelaku kecurangan tersebut takut gagal. Mereka curang karena takut memiliki
nilai kurang sempurna dari nilai ratarata.
Rerata mahasiswa fakultas Teknologi Informasi UKSW memiliki tingkat kontrol
diri yang berada pada kategori tinggi dan juga rerata mahasiswa memiliki tingkat
kecurangan akademik berada pada kategori sangat rendah.Berdasarkan hasil uji
korelasi, adapun sumbangan efektif yang diberikan oleh kontrol diriterhadap
kecurangan akademik pada mahasiswa adalah sebesar 20,52 %. Ini berarti kontrol
dirimemiliki kontribusi sebesar 20,52% terhadap kecurangan akademik, sedangkan
79,48% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti motivasi ingin mendapatkan nilai
baik, kemampuan mahasiswa tersebut, dan kemudian budaya didalam lingkungannya.
Berdasarkan keseluruhan kategori pada kedua variabel, maka hasil penelitian ini
menunjukan bahwa kontrol dirimempengaruhi kecurangan akademik.Hal ini dapat
dilihat dari korelasi negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri terhadap
21
kecurangan akademik pada mahasiswa Teknologi Informasi.Namun hal ini berbeda
dengan fenomena yang ada, perbedaan ini di karenakan adanya faking good yang
dilakukan pada saat pengisian kuisioner.Pada saat pengisian kuisioner subjek berada
didalam kelas dan dosen pembimbing berada didalamnya, suasana yang kurang
mendukung tersebut mengakibatkan adanya perbedaan yang terjadi antara fenomena
yang diambil ketika wawancara dan pengambilan data ketika kuisioner
disebar.Meskipun fenomena dan hasil berbeda namunhipotesis penelitian ini di
jawab.Hal ini kemudian mendukung penelitian sebelumnya yang mengemukakan
mengenai kontrol diriterhadap perilaku kecurangan akademik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antarakontrol
diridengan kecurangan akademik pada mahasiswa Teknologi Informasi UKSWdiperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada hubungan negatif yang sangat signifikansi antara kontrol diridengan
kecurangan akademik pada mahasiswa Teknologi Informasi UKSW.
2. Rerata mahasiswa Teknologi Informasi UKSWmemiliki skor kontrol diriyang
berada pada kategori tinggi dan mahasiswa Teknologi Informasi
UKSWmemiliki skor stres akademik yang berada pada kategori sangat
rendah.
3. Sumbangan efektif yang diberikan oleh kontrol diriterhadap stres akademik
pada pelajar adalah sebesar 20,52 %. Ini berarti kontrol dirimemiliki
22
kontribusi sebesar 20,52 %terhadap kecurangan akademik mahasiswa,
sedangkan 79,48% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kontrol diriyang
dapat berpengaruh terhadap kecurangan akademik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan
hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan tetap dapat mengontrol diri agar dapat
meminimalisir tindakan untuk melakukan kecurangan, terutama kecurangan
akademik. Disarankan agar tetap memperhatikan aturan dan norma yang
berlaku ketika sedang melakukan ujian ataupun dalam menyelesaikan tugas-
tugas mahasiswa. Hal tersebut juga dapat membangun integritas didalam diri
setiap mahasiswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih memperhatikan penyusunan
alat ukur kecurangan akademik. Jika hendak mengadaptasi alat ukur asli, bisa
lebih difokuskan pada kondisi/situasi yang hendak diteliti seperti budaya atau
kebiasaan yang ada didalam tempat penelitian yang akan dituju, sehingga hasil
penelitian menjadi lebih baik. selanjutnya bagi peneliti yang hendak meneliti
tentang variabel kecurangan akademik pada mahasiswa dapat lebih mengkaji
dalam jangkauan yang lebih luas, dengan mengkaitkan faktor-faktor lain yang
berhubungan. Peneliti selanjutnya harus menghindari adanya bias ataupun
kemungkinan faking gooddengan mempertimbangkan tempat atau kondisi
subjek ketika mengisi kuisioner.
23
DAFTAR PUSTAKA
Aroma, D. R. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri dengan Kecenderungan
Perilaku Kenakalan Remaja". Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan ,
Vol. 01 No. 02.
Athanasou, J. & Olasehinde, Olabisi. (2002). Pratical Assesment, Research & Evolutin.
A peer-reviewed electronic journal .
Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. (Edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Becker, J. Coonoly, Paula L., dan J. Morrison. 2006. Using the business fraud triangle
to predict academic dishonesty among business students. Academy of
Educational Leadership Journal, Volume 10, Nomor 1, 37-54.
Bolin, A. U. (2004). Self-Control, Perceived Opportunity, and Attitudes as Predictors of
Academic Dishonesty. The Journal of Psychology , 138(2), 101-114.
Chariri. (n.d.). Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Seksualitas Mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Fakultas Ilmu Sosial Jurusan
Administrasi Bisnis Angkatan 2011 Surabaya. Psikologi UIN Malang .
Delisi, D. S. (n.d.). Self-Control Behind Bars: A Validation Study of the Grasmick et al.
Scale. 2003.
Denson, T .F ., DeWall, C.N., & Finkel, E.J. (2012). Self-control and Aggresion.
Journals of Psychological Science, 21 (1), 20-25.
Engel, C. (2012). Low Self-Control As a Source of Crime A Meta-Study
Farikoh (2014).Analisis Pengaruh Kepribadian Ihsan Terhadap Kecenderungan Perilaku
Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Program Kependidikan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta :Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Gottfredson, M. R. & Hirschi, T . (1990). A General Theory of A Crime.
Stanford: Stanford University Press.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Edis 5 Penerbit Erlangga: Jakarta.
Jackson, S. L. (2006). Research methods and statistic. (2nd
ed). USA : Thomson
Wadsworth.
24
Kurniawan, A. (2011). Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Psikologi
Unnes. Skripsi. Semarang: Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Lambert, E.G., Hogan, N.L., & Barton, S.M. (2003). Collegiate academic dishonesty
revisited: what have they done, how often have they done it, who does it, and
why did they do it. Electronic Journal of Sosiology(Online),
(http://www.sociology.org/content/vol7.4/lambert_etal.html, diakses 14 March
2016).
Misnawati. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Motivasi Berprestasi dengan
Perilaku Menyontek pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.
Nurhayati. (2015). Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Kerja pada Pegawai PT
PLN (Persero) Rayon Samarinda Ilir. e-Journal Psikologi , 492-503.
Nursani, G. I. (2014). Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi Fraud
Diamond.
Purnamasari, D. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Akademik
pada Mahasiswa. Educational Psychologi Journal , 2013.
Putri, N. (2006). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Intensi Perilaku Organisasional
Devian pada Anggota Kepolisian Reserse Kriminal di DIT Reskrim Polda Jawa
Tengah..
Rachmawati, I. (2008). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Perilaku Minum-
Minuman Keras pada Remaja Laki-Laki. Skripsi. Yogyakarta : Jurusan
Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Rahmawati. (2013). Hubungan Antara Citra Tubuh dan Kontrol Diri pada Pola Makan
Remaja Putri di SMK Negeri 2 Godean. Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Riski,S. A (2009). Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada
Mahasiswa Fakultas Psikolog.
Sagoro. (2013). Persinergian Mahasiswa, Dosen, dan Lembaga dalam Pencegahan
Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia , Vol.XI, No.2.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Susanti, R. P. (2011). Pengaruh Kontrol Diri, Keterampilan Belajar dengan Kecurangan
Akademik Sebagai Variable Moderator Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
pada Konsentrasi Pendidikan Akuntansi Universitas Neger Jakarta. Seminar dan
Konferensi Nasional FE UNJ.
25
Wahyuningsih, R. (2008). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kontrol Diri dengan
Perilaku Seksual Pranikah pada Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Malang.
Wardani, F. (2015).Pengaruh Self Efficacy, Lingkungan Belajar dan Disiplin Belajar,
Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 5
Yogyakarta.
Williams, M. W. (2015). Academic Dishonesty, Self-Control and General Criminality:
A Prospective and Retrospective Study of Academic Dishonesty in a New
Zealand University.
Zulkarnain. (2002). Hubungan Kontrol Diri Dengan Kreativitas Pekerja.Jurnal by USU
digital library.