HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERSERTIFIKASI … · HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU...
Transcript of HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERSERTIFIKASI … · HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU...
i
HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
BERSERTIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR MURID
KELAS V SD NEGERI SUNGGUMINASA III KECAMATAN
SOMBAOPU KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
HAIRUDIN
10540973015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : HAIRUDIN
Nim : 10540 973015
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Bersertivikasi
Dengan Hasil Belajar Murid kelas V SD Negeri
Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri,
bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain.
Demikian pernytaan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Januari, 2020
Yang Membuat Permohonan
HAIRUDIN
NIM : 10540 9730 15
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : HAIRUDIN
Nim : 10540 973015
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1
Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan
Judul Skripsi : Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Bersertivikasi Dengan
Hasil Belajar Murid kelas V SD Negeri Sungguminasa III
Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikan Perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassar, Januari, 2020
Yang Membuat Permohonan
HAIRUDIN
NIM : 10540 9730 15
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jangan menunggu datangnya kebahagiaan baru tersenyum,
tapi tersenyumlah agar engkau mendapatkan kebahagiaan”
Bersabar dalam berusaha, berusaha dengan tekun dan pantang menyerah serta
bersyukur atas apa yang telah diperoleh karena sesungguhnya bersama kesukaran
itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan
berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah : 6-8).
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini
untuk Orang Tuaku
Ayahanda H. Matra, Ibunda Hadijah,
Keluarga besar dan Sahabat-sahabatku.
Sebagai tabda bakti, hormat dan rasa
terima kasih yang
Telah memberikan doa, dukungan,
semangat, kasih sayang
Dan pengorbanan yang tidak terhingga
vii
ABSTRAK
HAIRUDIN, 2019. Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi Dengan
Hasil Belajar Murid Kelas V SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan SombaOpu
Kabupaten Gowa. Skripsi. Pendidikan Guru SekolahDasar. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: Hj. Muliati
Samad dan Pembimbing II: Rubianto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubungan kompetensi
pedagogik guru bersertifikasi dengan hasil belajar Murid kelas V di SD Negeri
Sungguminasa III Kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa.
Populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang Guru kelas v dan 25 murid kelas
v SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa. Tahun
ajaran 2019/2020 sebagai sampel .pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan
Obsesvasi,wawancara dan dokumentasi .data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
dengan mengunakan Teknik analisis
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji
t, dapat diketahui bahwa nilai rhitungsebesar 0,807.Dengan frekuensi (dk) sebesar 25 -
1 = 24, pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 0,404. Oleh karena rhitung rtabel
pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative
(Ha) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh kompetensi pedagogik guru sekolah
dasar bersertifikasi terhadap hasil belajar murid.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan
Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi Dengan Hasil Belajar Murid Kelas V SD
Negeri Sungguminasa III Kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi dengan Hasil Belajar Murid
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „Alamin puji dan syukur kehadirat Allah swt atas segala
limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada penulis, salam
dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga, sahabat dan seluruh
ummat muslim yang tetap istiqomah pada ajarannya. Pada kesempatan ini penulis
mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan sikripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan tetapi
atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya dengan
baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan sebagaimana layaknya
sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini mulai dari awal
sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan teristimewa untuk yang
penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati Ayahanda H. Matrah dan
Ibunda Hadijah atas pengorbanannya yang tak akan pernah bisa penulis balas
walaupun sampai titik peluh yang terakhir. Dra. Hj.Muliati samad M.Si
Pembimbing I dan Rubianto.S.Pd.,M.Pd. Pembimbig II, yang ditengah kesibukannya
masih dapat meluangkan waktunya membantu dan membimbing penulis.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: Prof. Dr. H. Abd.
Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin
ix
Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh Dosen dan para staf
pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namunpenulis menyadari masih
banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
dapat bermafaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Makassar, Januari 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
SURAT PERNNYATAAN ...................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR
.................................................................................................................................... xi
ii
BABA I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9
A. Kajian Teori .............................................................................................. 9
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru .......................................... 9
2. Macam-macam Kompetensi Guru ..................................................... 19
3. Ruang Lingkup Kompentensi Profesional Guru ................................ 24
4. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ................................................. 24
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 32
C. Hipotesis .................................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
A. Jenis dan desain Penelitian ........................................................................ 35
1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 36
2. Desain Penelitian .................................................................................. 36
B. Tempat ....................................................................................................... 37
1. Tempat penelitian .................................................................................. 37
C. Populasi,Sampel dan teknik pengambilan sampel ................................... 37
1. Populasi Sekolah ................................................................................. 37
2. Sampel ................................................................................................. 38
D. Defini Operasiobal Variavel ...................................................................... 39
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 40
xi
1. Variabel Independen (variabel bebas) ................................................. 40
2. Variabel Dependen .............................................................................. 40
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 40
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 42
1. Observasi ............................................................................................. 42
2. Angket ................................................................................................ 42
3. Dokumentasi ....................................................................................... 42
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45
B. Pembahasan ............................................................................................... 53
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 56
A. Simpulan ................................................................................................... 56
B. Saran .......................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa.Pendidikan juga dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas
sosial untuk mengimbangi laju berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi
(Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi kaum intelek
untuk selalu merespons secara simultan terhadap perkembangan dan system
pendidikan berikut unsur-unsur yang terkait yag berpotensi positif bagi keberhasilan
pendidikan (Barizi dan Idris 2010:13).
Pendidikan diarahkan kepada pembentukan manusia yang berguna.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang
luhur ,berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh dan bertanggung jawab,
mandiri, kritis, kreatif, inovatif, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan
rohaninya.
Kenyataannya saat ini pendidikan di Indonesia sedang dihadapkan pada
masalah pendidikan yang sangat serius, hal ini disebabkan rendahnya daya saing
yang dimiliki Indonesia sebagai indikator bahwa pendidikan belum mampu
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Pada dasarnya pendidikan dilakukan untuk mencapai suasana yang ideal yang
ingin diwujudkan.suasana yang ideal dapat dilihat dari tujuan akhir pendidikan
1
xiii
bertujuan akhir bersifat komprehensy mencakup seluruh aspek pendidikan memang
perana yang sangat penting dalam memperoleh kemajuan, pengetahuan baru dan
kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh United Nations
Development Program (UNDP) melaporkan bahwa Indonesia berada pada regking
108 tahun 1998, rangking 109 pada tahun 1999, dan rangking 111 tahun 2004 dari
174 negara yang diteliti (Mulyasa 2012:3). Hal tersebut sangatlah ironis karena
menggambarkan bagaimana perkembangan mutu pendidikan di faktor.Salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah kualitas pendidik atau kualitas guru.
Dari kenyataan tersebut diduga pengebab mengapa terjadinya penyimpangan
dalam proses belajar mengajar ,antara lain karena peserta didik merasa jenu saat
proses pembelajaran. secara teori ada banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa sala satunya adalah kompetensi guru. Kompotensi pedagogic adalah
salah satu kompetensi yang harus di miliki oleh guru yang berkaitan dengan
pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik terhadap
seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan
penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan
prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh
kebijakan (Political will) pemerintah, baik pusat maupun di daerah. Guru merupakan
kompoen paling menentukan karena ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar,
xiv
sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi
kehidupan peserta didik.
Kompetensi merupakan kecakapan seseorang dalam bidang yang dijalaninya.
Kompetensi guru dalam proses pembelajaran sangat penting dan diperlukan karena
merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan pengajaran. Kompetensi
menurut PP Nomor 74 tahun 2008 tentang guru yaitu merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Seorang guru
yang memiliki ijazah S1 belum tentu mempu nyai kompetensi yang baik.
Kenyataan Guru-guru SD Negeri Sungguminasa III kecematam SombaOpu
kabupaten Gowa masi terpaku pada metode pembelajaran tradisional ,guru juga
hanya mahir dalam satu metode pembelajaran kuranya pengalaman tentang metode
pembelajaran pembelajaran yang bervariasi dan Guru belum menemukan metode
yang tepat dalam setiap materi pembelajaranya
Harapan Guru mengubah metode pembelajaran tradisional , Guru menrapkan
menerapkan sebagai sebagai metode pembeljaran ,menambah pengalaman dengan
mengikuti pelatihan untuk meningkatakan metode pembelajaran dan menemukan
metode untuk meningkatakan pembelaran menemukan metode setiap materi
pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran efektif
Solusi di perlukan pelatihan yang maksimal dan didukung oleh para guru agar
efektif dan variatif dalam mengajar
xv
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk
pembelajaran siswa yang belajar.Pada pendidikan formal, pembelajaran merupakan
tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang
dipersiapkan.Pembelajaran disekolah semakin berkembang dari pengajaran yang
bersifat tradisional sampai pembelajaran modern.Kegiatan pembelajaran bukan lagi
sekedar kegiatan mengajar yang mengabaikan kegiatan belajar yaitu sekedar
menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran
tatap muka.Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan
dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi (Usman, 2006).
Cara yang bisa dilakukan oleh para guru agar dapat meningkatkan
profesionalisme dan kinerjanya salah satuya yaitu dengan melakukan standar
kompetensi dan program sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme
yang dimiliki oleh guu dengan menigkatnya profesionalisme guru diharapkan mutu
pendidikan di Indonesia ini dapat meningkat pula dan tujuan dari pendidikan dapat
tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. Tujuan dengan adanya sertifikasi
diharapkan agar kinerja guru menjadi lebih baik dan tujuan Pendidikan Nasional
akan tercapai dengan baik. Guru yang bersertifikasi diharapkan bisa menjadi guru
yang professional, bisa mengajar dengan baik, bisa menegmbangkan ilmu
pegetahuan yang dimilikinya, dan dapat menjunjung tinggi profesi guru.
Melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru sebagai proses pemberdayaan,
diharapkan adanya perbaikan tata kehidupan yang lebih adil, demokratis, serta
tegaknya kebenaran dan keadilan dikalangan guru dan tenaga kependidikan.
xvi
Pemberdayaan dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja sekolah melalui kinerja
guru agar dapat tercapai tujuan pendidikan secara optimal, efektif dan efisien.Oleh
karena itu, diharapkan guru dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristik lingkungan dan tuntutan global.
Dilingkungan kabupaten Gowa, khususnya diKecamatan Sombaopu keadaan
guru disekolah-sekolah dasar sebagian guru sudah memiliki sertifikat guru. Guru-
guru yang sudah bersertifikasi tersebut, telah mengajar sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 35 ayat (2), dan
peraturan pemerintah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Guru pasal 52 ayat (2) yang
menyatakan bahwa beban kerja guru paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah
dan Pemeintah daerah.Dibandingkan dengan sebelum guru-guru tersebut sertifikasi,
mereka kebanyakan mengajar kurang dari 24 jam tatap muka setiap pekan. Sehingga
setelah guru menerima sertifikat pendidik, juga menerima tambahan beban mengajar
sesuai dengan peraturan yang ada.Setelah guru tersebut menerima tambahan beban
mengajar otomatis waktu guru untuk mengajar bertambah lagi bahkan tidak ada kata
untuk bermain-main lagi bagi guru tersebut. Beban mengajar yang dibebankan tidak
menghambat guru tersebut untuk menjalankan tugasnya dengan baik memang benar-
benar menunjukkan guru yang professional, dibalik itu semua ternyata banyak
kendala-kendala yag dialami oleh guru tersebut dalam mengoptimalkan
xvii
pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, seperti lambatnya pembuatan
rencana pembelajaran oleh guru, ini mengakibatkan kinerja guru kurang baik.
Tentu saja kompetensi yang dimiliki oleh guru bersertifikasi berbeda dengan
kompetensi guru yang belum bersertifikasi. Hal ini sangat terlihat jelas ketika
observasi awal dilakukan pada tanggal 13 september 2019 Di Sd Negeri
Sungguminasa III, kemampuan untuk menyusun perencanaan pembelajaran dan
siswa akan belajar berpikiran logis mengenai sebab dan akibat, kegiatan
pembelajaran sangat terlihat perbedaannya antara guru yang bersertifikasi dengan
guru yang belum bersertifikasi.
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SD Negeri
Sungguminasa III Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan judul
“Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi Dengan Hasil Belajar
Murid Kelas V SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapat dan akan diteliti berdasarkan latar belakang
dan Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah : ”Apakah ada Hubungan
Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi Dengan Hasil Belajar Murid Kelas V SD
Negeri Sungguminasa III Kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa?
xviii
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Hubungan Kompetensi
Pedagogik Guru Sekolah Dasar Bersertifikasi dengan Hasil Belajar Murid Kelas V
SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan manfaat secara teoritis
maupun secara praktis.Adapun manfaat secara teoritis yaitu sebagai salah satu
referensi khususnya dalam meningkatkan profesionalitas para guru untuk mutu
pendidikan serta diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan sertifikasi guru dalam meningkatkan kompetensi
professional. Sedangkan manfaat penelitian secara praktis dapat memberikan manfaat
:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik guru sekolah dasar tersertifikasi dalam semua aspek pembelajaran.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi murid, diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas belajar dan
menangani masalah kesulitan belajar yang dialami.
b. Bagi guru, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki oleh guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatankan
kompetensi guru disekolah tersebut untuk pembelajaran yang lebih baik.
xix
d. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai pustaka bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang
konsep dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas dan
menyeluruh.
xx
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Kajian Teori
Teori-teori yang akan dikaji meliputi teori-teori yang sesuai dengan variabel
penelitian.Teori tentang keguruan berupa filsafat pendidikan, kompetensi dasar
guru ,serta teori belajar yang mendukung seperti tentang belajar, dan
pembelajaran. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru
Adapun pengertian dari kompetensi pedagogic dari para ahli diantaranya:
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya
kelak ia “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”.
Guru memilki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Disekolah ia adalah
pelaksana administrasi pendidikan yang bertanggung jawab agar pendidikan dapat
berlangsung dengan baik. Oleh karena itu,guru harus memiliki kompetensi dalam
mengajar.Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun.Kompetensi-kompetensi
lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional.
1. Kompetensi profesional adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola
proses belajar mengajar. Kemampuan mengelola pembelajaran didukung oleh
9
xxi
pengelolaan kelas, penguasaan materi belajar, strategi mengajar dan
penggunaan media belajar.
2. Kompetensi pedagogik berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
memahami proses pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas
bersifat dinamis. Ini dapat terjadi karena komunikasi atau interaksi timbal balik
antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Keberagaman siswa didalam
kelas juga akan memerlukan keterampilan seorang guru dalam mendisain
program pembelajaran.
3. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai pendidik untuk
berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dengan warga sekolah maupun warga
dimana guru berada. Kemampuan sosial ini dapat dilihat melalui pergaulan
sosial guru dengan siswa, rekan sesama guru maupun dengan masyarakat.
4. Kompetensi KepribadianDalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang guru
harus menunjukkan sikap dan kepribadian yang baik. Guru yang patut ditiru
merupakan filosofi yang menunjukkan kemampuan kepribadian. Ditiru karena
guru diyakini mempunyai ilmu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup
siswanya. Seorang guru ditiru karena pada diri guru terdapat sikap dan pribadi
yang baik.
Sebagaimana diterangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yaitu : „kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
xxii
yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi ini saling
berkaitan.”
Istilah kompetensi memiliki banyak makna, ada beberapa definisi tentang
pengertian kompetensi yaitu
(a)Dalam kamus ilmiah popular dikemukakan bahwa: Kompetensi adalah kecakapan,
kewenangan, kekuasaan, dan kemampuan.(b)Dalam UU RI No.14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen ditulis : Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang baru dimiliki , dihayati, dikuasai oleh para guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.(c)Dalam bukunya Sagala (2008) yang berjudul
kemampuan professional guru dan tenaga kependidikan dijelaskan(d)Kompetensi
adalah perpaduan dari penguasaan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya. (e)Menurut Wijaya dan Tabrani
Rusyan (2012:11) menjelaskan bahwa : Kompetensi adalah kemampuan yang
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru atau tenaga kependidikan
yang tampak sangat berarti. (f) Menurut Houston (2006) memberikan pengertian
sebagai berikut:“competence” ordinarily is difined as “adequacy for as “prossession
of require knowledge, skill and abilities.”
i
i
Dari uraian di atas nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.Kompetensi guru
menunjuk pada kemampuan dan pembuatan yang rasional untuk memenuhi
spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan
rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance adalah perilaku
nyata dalam arti tidak hanya diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.
Pedagogik adalah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan bagaimana
mendidik itu sebaik-baiknya. Sedangkan pendidikan menurut pengertian Yunani
adalah pedagogik, yaitu ilmu menuntun anak yang membicarakan masalah atau
persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain
seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik,
pendidik dan sebagainya. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educate,
yaitumengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi murid. Oleh
sebab itu pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktifasi yang bertujuan agar
tingkah laku manusia mengalami perubahan.
Adapun pengertian kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam
pengelolaan murid, meliputi: (a) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan
filsafat pendidikan. (b) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik,
sehingga dapat didesain strategi pelayanan belaja sesuai keunikan masing-masing
peserta didik. (c) Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam
bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalama belajar. (d) Guru
mampu menyususun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar
ii
ii
kompetensi dan kompetensi dasar. (e) Mampu melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dengan suasana dialogis dan ineraktif. (f) Mampu memanfaatkan
tekhnologi pembeajaran. (h) Mampu melakukasn evaluasi hasil belajar dengan
memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan. (i) Mampu mengembangkan
bakat minat peseta didik melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler dan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sedangkan pengertian guru dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
orang yang pekerjaannya mengajar. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk
membawa anak didik kearah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat
membentuk anak menurut sekendaknya.
pendidik adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi efektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.
pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan
atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kholifah dipermukaan bumi, sebagai mahluk sosial dan sebagai individu
yang sanggup berdiri sendiri.
Kompetensi pedagogik perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini
penting, dikarenakan pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh
sebagian masyarakat. Oleh karena itu guru harus memiiki kompetensi pedagogik
iii
iii
sehingga mampu mengelola pembelajaran dan mengubah paradigma yang ada
dimasyarakat tersebut.
Maka dari itu, dibentuklah standar kompetensi guru (SKG) yang meliputi
kompetensi dasar yaitu :
Penyusunan rencana pembelajara, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian
prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan
pendidikan, penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan).
Adapun kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, meliputi :
a. Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Setidaknya ada empat hal yang harus
dipahami guru terhadap peserta didiknya, yaitu : (1) Tingkat Kecerdasan, kecerdasan
seseorang terdiri dari beberapa tingkat yaitu : golongan terendah adalah mereka yang
IQ-nya antara0-5 dan dikatakan idiot. Golongan kedua adalah mereka yang berIQ
antara 50-70 yang dikenal dengan golongan moron yaitu keterbatasan
mental.Golongan ketiga yaitu mereka yang ber IQ antara 70-90 disebut sebagai anak
yang lambat atau bodoh.Golongan menengah merupakan mereka yang bisa belajar
secara normal.
Sedangkan yang berIQ 140 keatas disebut genius, mereka mampu belajar jauh
lebih cepat dari golongan lainnya. (2) Kreativitas, setiap orang memiliki perbedaan
dalam kreativitas baik inter maupun intra individu. Orang yang mampu menciptakan
iv
iv
sesuatu yang baru disebut orang kreatif. Kreativitas erat hubunganya dengan
intelegensi dan kepribadian. Seseorang yang kreatif pada umumnya memiliki
intelegensi yang cukup tinggi dn suka hal-hal yang baru.
Sedangkan seseorang yang tingkat intelegensinya rendah, maka krativitasnya
kuran dan suka hal-al yang biasa. (3) Cacat fisik, Kondisi fisik berkaitan dengan
penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang (kaki), lumpuh karena
kerusakan otak. Guru harus memberikan layanan berbeda terhadap peserta didik yang
memiliki kelainan seperti diatas dalam rangka membantu perkembangn pribadi
mereka. Misalnya dalam hal jenis media yang digunakan, membantu dan mengatur
posisi duduk dan sebagainya.
b. Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogic yang
harus dimiliki oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal
pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Hal ini mencakup tiga kegiatan
yaitu : (1)Identifikasi Kebutuhan, ebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi
untuk mencapai tujuan.Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk melibatkan dan
memotifasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari
kehidupan mereka merasa memilikinya. (2) Identifikasi Kompetensi, kompetensi
merupakan suatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik dan berperan penting dalam
menentukan arah pembelajaran. Kompetensi akan memberikan petunjuk yang jelas
v
v
terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran
serta penilaian.
Oleh karena itu, kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, niali dan sikap yang direfleksikandalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.(3) Penyusunan Program Pembelajaran, penyusunan program pembelajaran
akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai bentuk
program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan
belajar dan pelaksanaan program.
c. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Dalam peraturan pemerintah tentang guru dijelaskan bahwa guru harus
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pmbelajaran yang mendidik dan dialogis.
Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis
antar sesame subjek pembelajaran sehingga melahirkan pemikiran yang kritis dan
komunikatif. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menjunjung terjadinya perubahan perilaku
kompetensi peserta didik.
d. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajara merupakan sarana pendukung untuk memudahkan
pencapaian tujuan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan
penyajian data, informasi, materi pembelajaran dan vaiasi budaya.Oleh karena itu,
memasuki abad 21, sumber belajar dengan mudah dapat diakss melalui tekhnologi
informasi, khususnya internet yang didukung oleh komputer.
vi
vi
Perubahan prinsip belajar berbasis computer memberikan dampak pada
profesionalisme guru, sehingga harus menambah pemahaman dan kompetensi baru
dan memfasilitasi pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan mengorganisir, menganalisis dan memilih informasi yang paling tepat
berkaitan dengan pembentukan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
e. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi atau penilaian memgang peranan penting dalam segala bentuk
penajaran yang efektif.Berhasil tidaknya suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya
dapat dilihat dari hasil evaluasinya. Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu: (1) Penilaian Kelas, penilaian kelas dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar murid, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik, memperbaiki proses pembelajaran dan pembentukan
kompetensi muid serta menentukan kenaikan kelas.
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian dan ujian akhir. (2) Tes
Kemampuan Dasar, tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahuikemampuan
membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalamrangka memperbaiki
program pembelajaran (program remedial).Tesini dilakukan pada setiap tahun akhir
kelas III. (3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Dan Sertifikasi, penilaian ini
dilakukan setiap akhir semester dan tahun pelajaran untuk mendapatkan gambaran
secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan
vii
vii
waktu tertentu dan juga untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang
dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
(4) Benchmarking, merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang
sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai keunggulan yang
memuaskan.Keunggulan ini dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah atau
nasional.Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian
Benchmarkingdapat diadakan penilaian secara nasional yang dilakukan pada akhir
satuan pendidikan. (5) Penilaian Program, penilaian program ini dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinyu dan
berkesinambungan. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum
dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta kesesuaiannya dengan
tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.
f. Pengembangan Peserta Didik
Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara
antara lain. (1) Kegiatan Ekstra Kurikuler, kegiatan ini sering disebut dengan ekskul
yang merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran
(kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM)
yang dimiliki oleh peserta didik. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
siswa diluar jam pembelajaran seperti pembinaan Pramuka dan Palang Merah
Remaja. (2 )Pengayaan dan Remedial Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus
terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dengan memberi perlakuan
khusus kegiatan remedial maupun kegiatan sejenisnya dan memberikan.motivasi dan
viii
viii
mendukung setiap kegiatanya Sedangkan peserta didik yang cemerlang diberikan
kesempatan untuk mengembangkan ide atau semberi semacam penghargaan untuk
meningkatkan semangat belajar
2. Macam-Macam Kompetensi Guru
a. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Lebih lanjut, dalam RPP
tentang guru dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran yangsekurangkurangnya meliputi: (a)
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman terhadap peserta
didik, (c) pengembangankurikulum atau silabus, (d) perancangan pembelajaran, (e)
pelaksanaanpembelajaran yang medidik dan dialogis, (1) pemanfaatan
teknologipembelajaran, (g) evaluasi hasil belajar, (h) pengembangan pesertadidik
untukmengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2007: 75).
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwakompetensi pedagogik merupakan kompetensi awal yang harus dimiliki
olehseorang guru karena kompetensi pedagogik memberikan gambaran
tentangbagaimana seorang guru harus berbuat atau bersikap dalam melakukan
prosesbelajar mengajar di kelas. Guru dituntut selain memiliki kompetensi
ix
ix
mengajardalam bidang tugas masing-masing, guru juga harus terampil dalam
melaksanakantugas keseharianya. Pertimbangan itu yang menuntut guru memiliki
wawasan,kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan dalam mengolah dan
menggunakanmateri pelajaran sebagai alat pendidikan.Menurut Djohar (2006: 10)
guru harus dapat melaksanakan tugas (a)mengajar, (b) mendidik, (c) melatih para
siswanya.
Ketiga kegiatan mi harusdapat dijadikan sebagai kebiasaan kerja guru. Para
guru harus mampu membacakurikulum dan bahan ajar menjadi objek dan persoalan
nyata yang sesuai denganpengalaman siswa. Guru tidak hanya memberi arti tugas
mengajar, mendidik, danmelatih siswa seperti yang telah dipahami oleh guru dimasa
lampau.
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaks ud
dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,stabil,
dewasa, arif. dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, danberakhlak mulia.
Menurut Mulyasa (2007: 101), bahwa kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya
mencakup kepribadian yang: (a) beriman dan bertaqwa, (b)berakhlak mulia, (c) arif
dan bijaksana, (d). demokrtais, (e) mantap, (f)berwibawa, (g) stabil, (h) dewasa, (i)
jujur, (j) sportif, (k) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (1) secara
obyektf mengevaluasi kinerja sendiri dan (m) mengembangkan diri secara mandiri
dan berkelanjutan.
Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
x
x
pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat
berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena
manusia merupaka n makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi
gurunya dalam membentuk pribadinya. Semua itu menunjukkan bahwakompetensi
kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan
pribadinya. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhandan perkembangan pribadi para peserta didik.
Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam
membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya. Sehubungan dengan uraian di atas, setiap guru dituntut untuk memiliki
kompetensi kepribadian yang memadai bahkan kompetensi mi akan melandasi atau
menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal mi, guru tidak
hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi bagaimana
diamenjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan
kualitas pribadi peserta didik.
c. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian darimasyarakat
untuk berkomunikasi clan bergaul secara efektif dengan peserta didik,sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, danmasyarakat sekitar.
Hal tersebut diuraikan dalam PP Guru, bahwa kompetensisosial merupakan
xi
xi
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yangsekurangkurangnya memiliki
kompetensi untuk: (a) berkomunikasi secara lisan,tulisan, dan isyarat secara santun,
(b) menggunakan teknologi komunikasi daninformasi secara fungsional, (c) bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, orangtua/wali peserta didik, (d) bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan
(e) menerapkanprinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.Guru adalah
makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari kehidupan sosial
masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu,guru dituntut untuk memiliki
kompetensi sosial yang memadai, terutama dalamkaitannya dengan pendidikan, yang
tidak terbatas pada pembelajaran di seko lahtetapi juga pada pendidikan yang terjadi
dan berlangsung di masyarakat.Kompetensi sosial dibutuhkan guru untuk hidup
ditengah masyarakat dansekolah khususnya. Kompetensi sosial guru merupakan
panutan dan aturan yangperlu dicontoh dalam kehidupa n sehari-hari oleh para siswa.
d. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Menurut Mulyasa (2007: 85), dijelaskan bahwa kompetensi profesional merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
tekno1ogi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya
xii
xii
meliputi penguasaan: (a) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu dan (b) konsep dan metode disiplin keilmuan yang
koheren dengan program satuan pendidikan,mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu. Menurut Suryosubroto (2004: 45) untuk dapat mampu
melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan
profesional, yaitu terpenuhinya sepuluh kompetensi guru yang meliputi: (a)
menguasai bahan ajar,(b) mengelola program belajar, (c) mengelola kelas, (d)
menggunakan media dansumber, menguasai landasan- pendidikan, (f) mengelola
interaksi belajarmengajar, (g) menilai prestasi untuk pendidikan pengajaran, (h)
mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan
menyelenggarakan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Kompetensi profesional di atas merupakan profil kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru. Kompetensi tersebut dikembangkan berdasarkan pada analisis tugas-
tugas yang harus dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, kompetensi profesional
tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan perananguru dalam
membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi, diusahakan
agar penguasaan akademis dapat terpadu secara serasi dengankemampuan mengajar.
Hal ini perlu karena peranan guru diharapkan mampu mengambil keputusan secara
profesional dalam melakukan tugasnya yaitu keputusan yang mengandung wibawa
akademis dan praktis secara kependidikan.
3. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru
xiii
xiii
Ruang lingkup kompetensi profesional guru meliputi hal-hal sebagai berikut: a)
Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis,
sosiologis, dan sebagainya; b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai
taraf perkembangan peserta didik; c) Mampu ,menangani dan mengembangkan
bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; d) Mengerti dan dapat menerapkan
metode pembelajaran yang bervariasi; e) Mampu mengembangkan dan menggunakan
berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan; f) Mampu mengorganisasikan
dan melaksanakan program pembelajaran; g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil
belajar peserta didik; h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi profesional meliputi (1)
pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian
akademik. Pengembangan profesi meliputi (1) mengikuti informasi perkembangan
iptek yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, (2)
mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, (3) mengembangkan berbagai
model pembelajaran, (4) menulis makalah, (5) menulis/menyusun diktat pelajaran,
(6) menulis buku pelajaran, (7) menulis modul, (8) menulis karya ilmiah, (9)
melakukan penelitian ilmiah (action research), (10) menemukan teknologi tepat
guna, (11) membuat alat peraga/media, (12) menciptakan karya seni, (13) mengikuti
pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti
kegiatan pengembangan kurikulum.
Pemahaman wawasan meliputi (1) memahami visi dan misi, (2) memahami
hubungan pendidikan dengan pengajaran, (3) memahami konsep pendidikan dasar
xiv
xiv
dan menengah, (4) memahami fungsi sekolah, (5) mengidentifikasi permasalahan
umum pendidikan dalam hal proses dan hasil belajar, (6) membangun sistem yang
menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah.
Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur
pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan
sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa. Berdasarkan uraian di atas,
kompetensi profesional guru tercermin dari indikator (1) kemampuan penguasaan
materi pelajaran, (2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah, (3)
kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap wawasan dan
landasan pendidikan.Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan,
kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting.Pengembangan
kompetensi profesional guru adalah upaya guru untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memilki kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
perkembangan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni.Pengembangan kompetensi
profesional guru merupakan bidang profesional yang mempergunakan pelaksanaan
pengembangan untuk membawa karyawan, manager dan anggota organisasi lainnya
ke arah yang lebih berkualitas, lebih produktif, serta memiliki kepuasan yang lebih
tinggi. Pengembangan kompetensi profesional guru sebagai perencanaan dan upaya
yang berkelanjutan dari manajemen untuk memperbaiki tingkat kompetensi karyawan
dan kinerja organisasi. Pengembangan kompetensi profesional guru merupakan
proses pengembangan atau keterampilan, pengetahuan dan sikap individu untuk
memperbaiki kinerjanya saat ini maupun untuk masa depan.Pengembangan
xv
xv
kompetensi profesional guru yang dilakukan oleh lembaga pendidikan secara umum
ditujukan untuk pertumbuhan kemampuan dirinya. Dengan pengembangan
kompetensi profesional guru akan lebih terbuka, memiliki kemampuan dan
keterampilan mengajar yang lebih baik, memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
kompleks, lebih manusiawi dan memiliki sikap kependidikan yang lebih baik pula.
Pengembangan kompetensi profesional guru harus terus dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya sehingga dapat melaksanakan tugas
secara lebih profesional. Hal ini, menunjukkan bahwa usaha-usaha yang dilakukan
oleh lembaga pendidikan melalui program pelatihan adalah dalam rangka
meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan (guru) yang bermutu dan berkualitas
melalui program in-service training. Program pembinaan dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian bantuan yang
terutama bercorak layanan profesional kepada guru.Hal ini, secara umum bertujuan
untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar yang lebih
baik.Pada dasarnya program pengembangan kompetensi guru dapat dilakukan dalam
tiga bentuk yaitu training, education, dan development. Perbedaan diantara ketiga
bentuk program pengembangan SDM tersebut adalah training merupakan proses
pembelajaran hubungannya dengan pekerjaan secara aktual yang sedang dilakukan
individu saat itu.
Cara lain untuk mengembangkan kompetensi profesional guru di antaranya: a)
Meningkatkan penguasaan materi pelajaran, pengetahuan proses belajar mengajar,
dan evaluasi belajar melalui: pelatihan, belajar mandiri, melanjutkan pendidikan ke
xvi
xvi
jenjang yang lebih tinggi;b) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan
murid, dengan sesama guru, dengan TU, kepala sekolah, dan dengan warga
masyarakat sekitar; c) Berlatih menampilkan perilaku sesuai dengan pribadi guru
yang dikehendaki; d) Dapat juga dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sekolah
sebagai : educator, manajer, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja,
dan wirausahawan; e) Selain oleh kepala sekolah peningkatan kompetensi guru juga
dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk sertifikasi guru,
4. pengertian belajar dan hasil belajar
1. Pengertian belajar
Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan yangmencakup segala
sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Menurut Slameto (2013:2)
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut E.R. Hilgard dalam Susanto
(2013: 3) belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.
Perubahan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan
diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar
merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembiasaan, pengalaman dan sebagainya. Selanjutnya Rifa‟i (2012:66) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
xvii
xvii
sikap,keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu
dengan menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa
aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Pengertian
mengenai belajar juga dikemukakan oleh Susanto (2013: 4) yaitu suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalamkeadaan sadar untuk memperoleh suatu
konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun
dalambertindak. Rifa‟i (2012:66) menjelaskan pengertian belajar menurut para
ahli,yaitu :(a) Belajar menurut Gage dan Berliner (1983: 252) menyatakan bahwa
belajar merupakan proses di mana suat organisme mengubah perilakunya karena hasil
dari pengalaman.(b) Belajar menurut Morgan et.al. (1986:140) menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik
atau pengalaman. (c) Belajar menurut Slavin (1994: 152) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
(d) Gagne (1977: 3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau
kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatuproses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku
Slameto (2103:2). Sejalan dengan hal tersebut Hamalik ( 2008: 36) mengemukakan
bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
xviii
xviii
(learning is defined as the modification or strengthening of behavior through
experiencing). Artinya, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
daripada itu, yakni mengalami. Dari beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan
bahwa belajar merupakan suatu aktivitas dalam upaya perubahan perilaku seseorang
kearah yang baik sebagai hasil dari pengal
2. Hasil belajar
Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa akibat dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Angkowo (2007:47) menyatakan belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman.Perubahan persepsi dan pemahaman ini
tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang diamati. Belajar akan efektif jika
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
Hasil belajar murid dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam
diri murid dan faktor yang datang dari luar diri murid. (lark dalam Angkowo,
2007:50) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah adalah 70%
dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan
factor.
Bloom dkk.(2000:45) menyatakan bahwa tujuan atau hasil belajar digolongkan
menjadi tiga dominan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian hasil belajar
ke dalam dominan kognitif, afektif dan psikomotor sifatnya tidak terpisah secara
tegas. Artinya, pada waktu mengembangkan hasil belajar kognitif tidak berarti guru
tersebut tidak mengembangkan hasil belajar afektif dan psikomotor. Pembagian ini
xix
xix
dilakukan mengingat mata pelajaran memiliki ciri-ciri tertentu yang mendapat tugas
untuk mengembangkan hasil belajar yang tertentu pula.Hasil belajar kognitif
mengacu pada hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan otak dan
penalaran siswa. Menurut Bloom dkk, dominan kognitif ini mempunyai enam
tingkatan yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum, Slameto (2013:54) menjelaskan dua golongan tersebut antara
lain:
a. Faktor internal, yakni faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, faktor internal ini meliputi tiga faktor, antara lain:
1) Faktor Jasmaniah Yakni kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh, yang dapat mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti
pelajaran. Faktor ini dibedakan menjadi faktor kesehatan dancacat tubuh.
2) Faktor Psikologis ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar, diantaranya: (a) Inteligensi, diartikan sebagai kecakapan yang
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi danmempelajarinya
dengan cepat. (b) Perhatian, menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/ hal) atau sekumpulan
objek. (c) Minat, adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
xx
xx
mengenang beberapa kegiatan (d) Bakat, adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atauberlatih.(e) Motif, James Drever mengatakan “motive is an effective-conative
factor which operates in determining the direction of an individual’sbehavior
towards an end or goal, consiustly apprehended orunconsiustly”. Jadi motif erat
kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai, sebagai penggerak/ pendorongnya. (f)
Kematangan, adalah suatu fase/ tingkat dala pertumbuhan seseorang, di mana alat-
alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. (g) Kesiapan, adalah
kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
3) Faktor Kelelahan Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Kelelahan jasmani, terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. (b) Kelelahan rohani, dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehinggan minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang. (c) Faktor Eksternal, Yakni faktor yang ada diluar
individu.
Faktor yang berpengaruhterhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor,
yaitu:
1) Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: (a) Cara orang tua mendidik (b) Relasi antar anggota keluarga (c) Suasana
rumah (d) Keadaan ekonomi keluarga (e) Pengertian orang tua (f) Latar belakang
kebudayaan
(2) Faktor Sekolah
xxi
xxi
Faktor yang mempengaruhi belajar di sekolah mencakup beberapa aspek,
diantaranya: (a) Metode mengajar, misalnya karena guru kurang persiapan dan
kurang menguasai materi. (b) Kurikulum (c) Relasi guru dengan siswa (d) Relasi
siswa dengan siswa (e) Disiplin sekolah, mencakup kedisiplinan seluruh warga
sekolah (f) Alat pelajaran, digunakan sebagai penunjang kegiatan belajar (g) Waktu
sekolah (h) Standar pelajaran (i) Keadaan gedung sekolah (j) Metode belajar
(k)Tugas rumah
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap belajar siswa.
Kegiatan siswa dalam masyarakat antara lain: (a) Kegiatan siswa dalam masyarakat,
diantaranya organisasi, kegiatansosial, dan kegiatan keagamaan. (b) Media masa,
diantaranya tv, surat kabar, majalah, buku, komik, danlain-lain. (c) Teman bergaul
(d) Bentuk kehidupan masyarakat, misalnya kebiasaan dan budayamasyarakat
disekitarnya.
B. Kerangka Pikir
Pada umumnya seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik. Hal ini
untuk menunjang kinerjanya sebagai tenaga pengajar dan pendidik, utamanya dalm
hal perencanaan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Kompetensi pedagogic
guru ini sangat dituntut , khususnya bagi guru-guru yang bersertifikasi. Namun ,
dibeberapa daerah ditemukan kasus bahwa banyak guru-guru atau tenaga pendidik
yang tidak professional , baik itu dari perencanaan pembelajaran maupun kegiatan
xxii
xxii
pembelajaran. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran
murid.
Didaerah Kabupaten Gowa sendiri, khususnya di SD Negeri Sungguminasa
III Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa telah banyak guru yang bersertifikasi
tetapi tidak sedikit dari mereka yang belum menguasai kompetensi pedagogik guru ,
seperti perencanaan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
HUBUNGAN KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL
BELAJAR SISWA
PEMBELAJARAN KELAS V
SD NEGERI
SUNGGUMINASA III
HASIL BELAJAR
xxiii
xxiii
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalahpenelitian.
Arikunto (2010:112) menyatakan ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam
penelitian, yaitu:
a. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha), hipotesis yang menyatakan adanyahubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya Hubungan antara duakelompok.
b. Hipotesis nol (Ho), hipotesis ini menyatakan tidak ada Hubungan antara dua
variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.Berdasarkan
uraian pada kajian teori dan kerangka berpikir diatas makahipotesis penelitian ini
adalah:
Hipotesis alternatif (Ha): Ada Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar
bersertifikasiDengan Hasil Belajar Murid Kelas V SD Negeri Sungguminasa III
Kecamatan Somba opu Kabupaten Gowa.
xxiv
xxiv
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian kuantitatif Sugiyono
(2012:34) menjelaskan metode kuantitatif meliputi metode survey dan eksperimen .
Penelitian ini menggunakan metode survey. Jenis penelitian yang dilakukan
penelitiadalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih.
2. Desain penelitian
Desain penelitian korelasional menggunakan penelitian hubungan (bivariat).
Penelitian ini termasuk penelitian korelasi sebab akibat atau biasa disebut penelitian
pengaruh. Penelitian hubungan, relasional atau korelasi sederhana atau korelasi
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variable yang berbeda dalam
waktu yang bersamaan (bivariat). Desain penelitian hubungan ini cukup sederhana
hanya mengumpulkan skor dua variable dengan subyek yang sama dan kemudian
menghitun koefisien korelasi. Setelah mengetahui arah dan kuatnya hubungan antara
variable yang diteliti, kemudian peneliti menggunakan analisis regresi untuk
memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel independen. Bila nilai
independen dimanipulasi atau di ubah.
xxv
xxv
Adapun gambar desain penelitian korelasional sebagai berikut
Gambar 3.2 Desain Penelitian ( Arikunto:174)
Keterangan:
X = Kompetensi Pedagogik Guru
Y = Hasil Belajar Siswa
Secara lebih detail desain penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
X Y
Kompetensi Pedagogik Guru
Indikator :9. kemampuan
megelola pembelajaran 10.
pemahaman terhadap peserta
didik, 11. Pengembangan
kurikulum/ silabus,
12.perancangan pembelajaran,
13. pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis, 14.
pemanfaatan
teknologipembelajaran, 15.
evaluasi hasil belajar, 16.
pengembangan peserta didik
Hasil belajar
meliputi aspek :
- Kognitif
- Efektif
- Psikomotorik
Ada tidaknya hubungan atau korelasi antara kompetensi
pedagogik guru dengan hasil belajar siswa dengan
menggunakan analisis korelasi product moment (rhitung
>rtabel )
Variabel Bebas
(Kompetensi
pedagogic guru)
Variabel terikat
(Hasil belajar)
xxvi
xxvi
Gambar 3.3 Detail Desain Penelitian
B . Tempat
1. Tempat Penelitian
Di SD Negeri Sungguminasa III kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi pengajuan identifikasi masalah penyusunan
proposal penelitian dan izin tempat pelaksanaan tempat penelitian
2. Tahap pelaksana
Tahap pelaksana meliputi observasi,dokumentasi dan wawancara.
3. Tahap pemyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi tahap analisis data dan penyusunan laporan
penelitian .
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2015:117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas V berjumla 2 orang Guru dan
siswa kelas V berjumla 25 siswa di SD Negeri Sungguminasa III kecamatan
Sombaopu kabupaten Gowa.
xxvii
xxvii
Tabel 3.1 Populasi SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Somba opu
Kabupaten Gowa
KELAS JUMLAH SISWA
V 25
TOTAL 25
Sumber : uptd dinas pendidika kab. Gowa
2. Sampel
Sugiyono (2015:117), menyataklan Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2015:124)
sampling jenuh adalah teknik penetuan sampel bila semua populasi digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri Sungguminasa III Kecamtan Sombaopu Kabupaten Gowa.
Untuk lebih jelasnya terdapat pada terdapat pada tabel berikut
Tabel 3.2 Jumlah murid kelas V
Tabel Jumla murid kelas V
1.Laki-Laki 10 orang
2.Perempuan 15 orang
Total 25 orang
xxviii
xxviii
Sumber : uptd dinas pendidika kab. Gowa
D. Definisi Operasional
Kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap,
dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Mulyasa, 2006:38).
Kompetensi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik
guru. Hal-hal yang terkait dalam kompetensi pedagogik guru antara lain: (1)
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta
didik, (3) pengembangan kurikulum/ silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi
pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, (8) pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang cukup luas mencakup bidang pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotorik) (Rifa‟i (2012: 69). Hasil belajar yang akan di teliti
dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata pelajaran yang mencakup tiga
aspek, yaitu hasil belajar kognitif (pengetahuan), hasil belajar afektif (sikap) dan hasil
belajar psikomotorik (keterampilan). Dari ketiga aspek tersebut yang dihitung dalam
statistik adalah hasil belajar kognitif, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotor
xxix
xxix
digunakan sebagai data pendukung dalam pembahasan.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2015:
61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru
bersertifikasi kelas V di SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu
Kabupaten Gowa.
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
Sugiyono (2015: 61) menyatakan bahwa variabel dependen (variabel terikat)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
kelas V di SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015:148) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lembar angket, lembar observasi penilaian RPP, lembar
wawancara, dan dokumentasi.
1. Lembar Observasi
xxx
xxx
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung non partisipan.
Observasi bertujuan untuk memperoleh gambaran jelas mengenai kompetensi guru
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan nilai hasil ulang
harian siswa.
a. Lembar Angket
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup yang
diberikan kepada siswa kelas V untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru.
Tabel 3.3 Penskoran Angket Kompetensi Pedagogik Guru
No
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Jawaban Nilai Jawaban Nilai
1 Selalu 4 Selalu 1
2 Sering 3 Sering 2
3 Kadang-kadang 2 Kadang–kadang 3
4 Tidak perna 1 Tidak perna 4
Sumber :penskora angket kompetensi pedagogic guru
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa. Adapun teknik pengumpulan data
terhadap hasil belajar ini adalah dengan mengambil data yang sudah tersedia yaitu
nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran yang merupakan hasil penilaian oleh
guru. Untuk mengukur variabel Y, peneliti menggunakan nilai ulangan semester I
xxxi
xxxi
kelas V tahun 2019/2020
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dikaji, telah ditempuh pengumpulan data dengan berbagai cara yaitu melalui
observasi, angket, dan dokumentasi. Keempat instrumen tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah proses mengamati dan mencatat secara sistematis mengenai
tingkah laku guru yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observasi tidak
terbatas pada orang, melainkan juga obyek-obyek alam yang lain. Observasi yang
dilakukan tanpa mengganggu kegiatan mengajar guru yang sedang diamati. Dalam
penelitian ini pengamatan dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan,
dengan mengambil nilai ulangan harian siswa. Adapun pengamatan dalam penelitian
untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa kelas V SD di SD Sungguminasa
III dari Guru bersertifikasi yang memiliki kompetensi pedagogik.
2. Angket
Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung. Instrumen angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden (Sukmadinata, 2005:219).Peneliti memberikan angket kepada
siswa berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru.Setelah itu peneliti
menyimpulkan hasil dari angket yang telah diisi oleh siswa.
xxxii
xxxii
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumentasi
dalam penelitian ini adalah foto-foto pada saat peneliti melakukan penelitian, dan
hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu
Kabupaten Gowa.
H. TeknikAnalisis Data
a. Uji Korelasi
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel yang telah ditentukan,
maka data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik statistik atas
rancangan analisis korelasi, yaitu persons product moment dengan rumus sebagai
berikut:
∑
(∑ )(∑ )
√[∑ (∑ )
] [∑ (∑ )
]
(rumus Sugiyono )
Keterangan
Ʃxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
Ʃx : Jumlah skor variabel x
Ʃy : Jumlah skor variabel y
Ʃx2 : Kuadrat dari variabel x
2
xxxiii
xxxiii
Ʃy2 : Kuadrat dari variabel y
2
n : Jumlah sampel
b. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui nilai pengujian hipotesis penelitian maka nilai rhitung
dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 5%, kriteria pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
1) Apabila nilai r hitung (rxy) lebih besar daripada nilai r tabel (ro) maka hipotesis
diterima.
2) Apabila nilai r hitung (rxy) lebih kecil daripada nilai r tabel (ro) maka hipotesis
ditolak.
3) Nilai r tabel yang digunakan sebagai pembanding yaitu diketahui dengan
cara mencari nilai yang berada pada taraf signifikan 5% dan N = 1
xxxiv
xxxiv
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan didalam bab IV ini diuraikan secara rinci hasil penelitian dengan
memaparkan bukti yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Pemaparan ini
merujuk pada rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab pertama yaitu bagaimana
kompetensi pedagogik Guru Bersertifikasi terhadap hasil belajar murid kelas V SD Negeri
Sungguminasa III Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Dalam membahas masalah tersebut, maka data dalam penelitian ini dianalisis sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan pada bab III. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara mengorelasikan antara Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi terhadap hasil belajar
murid kelas V SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Adapun data yang dianalisis adalah hasil angket Kompetensi Pedagogik Guru Bersertifikasi
(x) dan Hasil belajar (y).
a) Analis kompetensi pedagogik Guru Bersertifikasi di SD Negeri Sungguminasa III
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
1. Kemampuan dalam menguasai karakteristik murid dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultur, emosional, dan intelektual
Penguasaan dan pemahaman karakteristik murid dapat dilihat pada saat guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di kelas V di SD
Negeri Sungguminasa III pada hari Senin 11, 13 dan 21 September 2019, ibu
Arsidah ,S.Pd. Guru dapat memahami karakeristik murid, Guru memahami
emosional dan moral murid yang terlihat pada saat proses pembelajaran, guru
45
xxxv
xxxv
memanggil nama murid yang membuat keributan atau kurang mengikuti pelajaran
dengan baik, kemudian memberikan pertanyaan terkait materi yang sedang
disampaikan. Selain itu guru juga mampu memahami karakteristik murid dari aspek
intelektual yaitu melakukan pendekatan kepada murid yang agak kurang bisa dalam
pemahaman materi. Guru memberikan pemahaman, penekanan kepada murid
tersebut terkait materi pelajaran dengan harapan agar murid tersebut dapat
memahami materi (observasi pada tanggal 11 dan13 September 2019). ibu
Arsidah,S.Pd mengungkapkan bahwa untuk mengetahui karakteristik murid yang
dilakukan pertama kali adalah mengenal murid baik dari kepribadian murid,
kecerdasan dan juga pemahaman murid. Dengan demikian maka guru akan
mengetahui potensi yang dimiliki dari masing-masing murid. Kemudian jika ada
murid yang mengalami kesulitan dalam belajar, guru memberikan bimbingan secara
langsung.
Dari hasil observasi tersebut setelah dilakukan kajian terhadap
dokumentasi berupa RPP, guru juga membuat lembar penilaian afektif yang
digunakan guru dalam melakukan penilaian sikap, sehingga guru menjadi lebih
memahami karakteristik murid.
Begitupun bapak jufri S.Pd.,pada saat mengajar dan cuman sedikit kurang
memahami karakteristik murid
2. Kemampuan dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
xxxvi
xxxvi
Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memahami teori-teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga akan menciptakan proses pembelajaran
yang menyenangkan dan kondusif. Berdasarkan observasi di kelas V di SD Negeri
Sungguminasa III pada hari senin tanggal 11 dan Rabu 13september 2019, Ibu
arsidah, S.Pd berusaha untuk menarik perhatian murid dan memberikan motivasi
kepada murid, memancing murid agar aktif dan terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Guru berupaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respons
sebanyak-banyaknya dari murid.Selain itu Guru juga memberikan apersepsi
sebelum memulai pembelajaran dan memberikan penguatan atau kesimpulan setiap
akan mengakhiri proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya
menggunakan metode ceramah saja, tetapi menggunakan beberapa metode yang lain
yaitu tanya jawab, diskusi dan kartu berpasangan. Penggunaan bermacam-macam
metode ini dengan harapan supaya variatif, anak tidak jenuh. Kemudian juga
menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, yaitu power point.
Demikian juga dengan bapak jufri S,Pd untuk menarik perhatian murid
berusaha untuk memberikan apersepsi dan memberikan penguatan dalam setiap
proses pembelajaran.
3. Kemampuan dalam mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu
Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kelangsungan
pendidikan. Kurikulum memberikan arahan pada sekolah mengenai pelaksanaan
xxxvii
xxxvii
pembelajaran karena kurikulum menjadi patokan sebelum dilaksanakannya proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, guru telah menerapkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. Proses pembelajaran terpusat pada murid sehingga murid
dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dibuat
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta berorientasi pada
kemampuan murid.Disamping itu guru mampu memilih materi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sesuai dengan perkembangan murid.
Ibu Arsidah S.Pd mengembangkan kurikulum sesuai dengan kurikulum yang
sedang berlaku. Pengembangan kurikulum tersebut dibuat dengan berpusat pada
murid sehingga murid dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Untuk pengembangan materi pembelajaran masih terbatas, karena murid SD masih
riil cara pemikirannya, belum sampai pada tahap analisis. Dalam penyampaian
materi pembelajaran tentu saja sesuai dengan urutan yang ada dalam kurikulum
(observasi pada tanggal 18 mei 2019). Kemudian pada saat dilakukan kajian
terhadap RPP, guru dapat menyusunnya sesuai dengan kurikulum dan karakteristik
peserta didik.
4. Kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu guru harus
membuat rancangan pembelajaran. Rancangan pembelajaran tersebut digunakan
sebagai panduan dalam pelaksanaan pembelajaran.Hal ini sesuai dengan sub-
kompetensi dari inti menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik yaitu
xxxviii
xxxviii
menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses, ibu Arsidah ,S.Pd serta bapak
Jufri.S.Pdtelah menyusun rancangan pembelajaran dan sumber belajar yang relevan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang utuh.
5. Kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mampu berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Dengan demikian maka proses
pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada guru yaitu ibu
Arsidah, S.Pd serta bapak Jufri S.Pd menunjukkan bahwa guru menggunakan
bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tertulis secara jelas, baik, danbenar serta
menyampaikan materi/pesan dengan jelas dan gaya yang sesuai dalam proses
pembelajaran.
6. Kemampuan dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar
Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan
penggunaan hasil evaluasi yang meliputi kegiatan remedial dan kegiatan perbaikan
program pembelajaran. Penilaian hasil belajar mengajar adalah kegiatan atau cara
xxxix
xxxix
yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan
proses pembelajaran yang telah dilakukan (DePdiknas, 2008: 22-25). Untuk
mengetahui apakah guru-guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
melakukan evaluasi proses dan hasil belajar, berikut ini adalah pemaparannya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran di kelas V di SD Negeri
Sungguminasa III pada hari Senin tanggal 11september 2019, ibu Arsidah, S.Pd
melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar. Evaluasi proses terlihat dari
pemantauan guru terhadap kemajuan belajar murid selama proses pembelajaran
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada murid. Evaluasi dilaksanakan
pada tanggal 11september 2019 setelah presentasi dan pemberian penguatan dan
kesimpulan dari guru dan evaluasi hasil belajar dilakukan di pertemuan terakhir.
Sedangkan bapak Jufri S.Pd terkadang tidak memberikan evaluasi pada saat
akhir pertemuan.
7. Kemampuan dalam memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
Setelah dilakukannya evaluasi proses dan hasil belajar, perlu adanya tindak
lanjut dari evaluasi tersebut. Tindak lanjut ini penting dilaksanakan karena bisa
digunakan untuk memperbaiki strategi pembelajaran dan juga untuk mengetahui
kelemahan terhadap suatu soal yang digunakan sebagai evaluasi.Berikut ini adalah
paparan untuk mengetahui tindak lanjut yang dilakukan guru atas evaluasi yang
telah dilaksanakan.
xl
xl
Ibu Arsidah, S.Pd melakukan tindak lanjut terhadap evaluasi yang telah
dilaksanakan berupa remedi bagi yang belum mencapai ketuntasan belajar dan
pengayaan bagi yang sudah mencapai ketuntasan belajar.
Tabel 4.1 Distribusi Skor Perolehan Angket Kompetensi Pedagogik Guru
Bersertifikasi
Kelas Int
erval
Kategori Frekuensi Persentase
86 – 100 Sangat baik 3 12,00%
70 – 85 Baik 9 36,00%
56 – 69 Cukup baik 8 32,00%
≤55 Kurang baik 5 20,00%
Jumlah 25 100%
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2019
Berdasarkan hasil perolehan angket kompetensi pedagogik guru bersertifikasi yang
dilakukan peneliti pada murid kelas V SD Negeri Sungguminasa III Kabupaten Gowa, nilai
tertinggi yang diberikan murid adalah 93 diberikan oleh 1 orang murid, nilai 91 diberikan
oleh 1 orang murid, nilai 88 diberikan 1 orang murid, nilai 85 diberikan oleh 3 orang murid,
nilai 82 diberikan oleh 3 orang murid, nilai 79 diberikan oleh 3 orang murid, nilai 69
diberikan oleh 2 orang murid, nilai 68 diberikan oleh 2 orang murid, nilai 67 diberikan oleh
4 orang murid, nilai 55 diberikan oleh 3 orang murid, nilai 54 diberikan oleh 2 orang murid.
b) Analisis Nilai Ulangan Harian Murid Kelas V SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan
Somba opu Kabupaten Gowa.
Analisis nilai ulangan harian di ambil dari hasil ulangan harian murid SD
Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa, dimana hasil ini
xli
xli
merupakan hasil dari proses pembelajaran yang diberikan oleh Guru. Berdasarkan
data hasil ulangan harian murid menunjukkan hasil belajar murid kelas V SD Negeri
Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
Murid secara keseluruhan memperoleh skor rata-rata 82,00 dengan kategori
baik. Perhitungan data hasil penelitian secara rinci deskriptif untuk hasil belajar
ulangan harian murid dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Skor Nilai Ulangan Harian Murid Kelas IV SD Negeri
Sungguminasa III Kabupaten Gowa.
Kelas Interval Kategori Jumlah Persentase
86 – 100 Sangat Baik 9 36,00%
70 – 85 Baik 14 56,00%
56 – 69 Cukup Baik 2 08,00%
≤55 Kurang Baik 0 0%
Jumlah 25 100%
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2019
Tabel di atas memperlihatkan keadaan nilai murid dari hasil ulangan harian, sama
halnya dengan angket guru yang hasilnya juga bervariasi. Nilai perolehan tertinggi adalah 95
yang diperoleh 3 orang murid, nilai 90 diperoleh 6 orang murid, nilai 85 diperoleh 5 orang
murid, nilai 80 diperoleh 9 orang murid, nilai 85 diperoleh 5 orang murid, nilai 65 diperoleh
2 orang murid.
c) Hubungan kompetensi pedagogic Guru bersertifikasi dengan hasil belajar
murid kelas V di SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu
Kabupaten Gowa.
Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan
xlii
xlii
kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin
besar pula kemungkinan dalam terampil berbahasa seperti berbicara dan menulis.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara penguasaan kosakata
dan kemampuan menulis karangan narasi murid kelas V SD Negeri Sungguminasa
III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa. keeratan korelasi kuat (rhitung= 0,807
dengan N= 25, rtabel= 0,404, dan rh>rt).
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian dilapangan yang ditemukan sesuai dengan teori
yang digunakan atau hipotesis awal yang digunakan terdapat hubungan antara kompetensi
pedagogik guru bersertifikasi dengan hasil belajar murid kelas V di SD Negeri Sungguminasa
III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa. ini dapat dilihat berdasarkan hasil nilai rata-rata
persentasenya yaitu sebesar 82,00%, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
kompetensi pedagogik guru bersertifikasi dengan hasil belajar murid. Adapun Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu, yaitu
murid dikatakan tuntas belajar jika nilai hasil belajarnya mencapai 70.
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian. Hasil yang
dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang terkumpul dan analisis
data yang telah dilakukan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 25 jumlah murid
yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh nilai r hitung sebesar 0,807. Untuk
mengetahui nilai pengujian hipotesis penelitian maka nilai r hitung dibandingkan dengan nilai
rtabel pada taraf signifikan 5%, kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Apabila nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel maka hipotesis diterima.
xliii
xliii
2) Apabila nilai r hitung lebih kecil daripada nilai r tabel maka hipotesis ditolak.
3) Nilai r tabel yang digunakan sebagai pembanding yaitu diketahui dengan cara mencari
nilai yang berada pada taraf signifikan 5% dan N = 25.
Pengujian analisis data menunjukkan nilai r hitung sebesar 0,807 jumlah r hitung
merupakan hasil dari analisis product moment yang diambil dari hasil angket kompetensi
pedagogik guru yang bersertifikasi , sedangkan nilai r tabel sebesar 0,404, hal ini dapat dilihat
pada taraf signifikan 5% dengan N = 25.
Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih besar daripada nilai rtabel, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat ada hubungan yang
signifikan antara kompetensi pedagogik guru bersertifikasi dengan hasil belajar murid kelas
V di SD Negeri Sungguminasa III Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
Hasil olahan data dari nilai hubungan kompetensi pedagogik guru bersertifikasi
dengan hasil belajar murid dengan nilai 0,807 lebih besar dari nilai rtabel product moment yaitu
0,404, berarti nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel atau digambarkan (0,807 > 0,404).
xliv
xliv
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan kompetensi pedagogik pada murid kelas V SD Negeri Sungguminasa
sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
Penerapan kompetensi pedagogik guru bersetifikasi sangat berpengaruh
dengan hasil belajar murid , hal tersebut dilihat dari minat belajar murid
yang tinggi ketika proses pembelajaran berlangsung.
2. Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri
Sungguminasa , dapat diketahui bahwa seorang guru harus memiliki
kompetensi pedagogik dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kurikulum yang berlaku agar pembelajaran lebih variatif , yang harus disertai
dengan kompetensi profesional sebagai penunjang dalam pembelajaran yang
inofatif.
3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pedagogik memiliki pengaruh terhadap hasil belajar murid
setelah diperoleh rHitung= 0,807 dan r Tabel = 0,404 maka diperoleh rHitung >
rTabel atau 0,807 > 0,404.
i
i
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian pengaruh kompetensi
pedagogik guru sekolah dasar bersertifikasi terhadap hasil belajar murid kelas V SD
Negeri Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa, maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SD Negeri Sungguminasadisarankan
menerapkan pembelajaran yang menarikuntuk membangkitkan minat dan
motivasi murid untuk belajar.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan kompetensi pedagogik
demi tercapainya tujuan yang diharapkan ketika kelak menjadi seorang guru.
3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat
penelitian ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji
terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
ii
ii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Edivi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional. 2010. pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam
jabatan buku 1. Jakarta : Diknas
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional. 2009. petunjuk teknis pelaksanaan sertifikasi sertifikasi guru
dalam jabatan buku 2. Jakarta : Diknas
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional. 2009. pedoman penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan buku 3. Jakarta : Diknas
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional. 2009. petunjuk teknis sertifikasi guru untuk guru sertifikasi
guru dalam jabatan buku 4. Jakarta : Diknas
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional. 2009. rambu‐rambu pelaksanaan pendidikan dan latihan
profesi guru (plpg) sertifikasi guru dalam jabatan buku 5. Jakarta : Diknas
Djamarah Syaiful Bahri. 2006 Strategi Belajar Mengajar Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Hasibuan, J J dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta : Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta : PT.
Bumi Aksara
Mulyasa,E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung :
iii
iii
PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa,E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Panduan Lengkap KTSP. 2007. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.
Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru : Apa, mengapa dan bagaimana. Bandung : Yrama
Widia
Sheels Barbara B dan Richey Rita C. 1994. Intructional Technology: The Definition and
Domain of The Field. Washington DC: AECT.
Sugiyono. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.. Bandung : Alfabeta.
Undang–undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(sisdiknas). Jakarta : sinar Grafika
iv
iv
v
v
INSTRUMEN PENELITIAN
HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERSERTIFIKASI
DENGAN HASIL BELAJAR MURID KELAS V SD NEGERI
SUNGGUMINASA III KECAMATANSOMBAOPU KABUPATEN GOWA
A. IDENTITAS RESPONDEN:
1. Nama Lengkap :
………………………………………………………………
2. NIS :
………………………………………………………….......
3. Kelas / Semester :
………………………………………………………..........
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan sebelum menjawab.
2. Beri tanda (√) pada kolom yang paling sesuai menurut anda pada salah satu
dari lima alternatif jawaban yang dipilih yaitu:
SS :Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-ragu
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
Nomor Angket : ……….
vi
vi
Contoh Pengisian Angket
PERNYATAAN SS S RR KS TS
1. Setiap mengajar saya berusaha untuk memahami
perbedaan individu peserta didik, teruama perbedaan
kemampuan.
√
KOMPETENSI PEDAGOGIK
PERNYATAAN SS S RR KS TS
1. setiap mengajar guru berusaha memahami perbedaan
kemampuan peserta didik.
2. Setiap mengajar guru berusaha memahami perbedaan
sikap peserta didik
3. Guru mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
dalam proses belajar mengajar dengan melakukan tes
awal
4. 5. Guru mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
setelah proses pembelajaran selesai
6. Guru berusaha memahami setidaknya dua teori belajar
yang mendidik terkait dengan mata pelajaran
7. Guru menerapkan satu pendekatan pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam setiap pembelajaran
8. Guru menerapkan metode yang bervariasi dalam
setiap pembelajaran
9. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan
diajarkan sesuai dengan kurikulum
10. Guru menyusun materi pembelajaran sesuai dengan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar
11. Guru menyusun materi pembelajaran sesuai dengan
karateristik peserta didik
12. Guru berusaha disiplin dalam setiap kesempatan
13. Guru memberikan hukuman ketika terjadi pelanggaran
dan memberikan reward ketika siswa melakukan
sesuatu yang bermanfaat.
14. Guru senantiasa memberikan pesan-pesan moral
ketika pembelajaran telah selesai
15. Guru mengajar menggunakan power point
vii
vii
16. Guru berusaha menggunakan konsep pembelajaran E-
learning dalam proses belajar mengajar
17. Guru menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia
18. Guru menyampaikan tugas atau pemberitahuan
lainnya melalui komunitas facebook dengan
memanfaatkan jaringan internet
19. Guru menyediakan kegiatan pembelajaran selain di
ruang kelas untuk mendorong peserta didik mencapai
prestasi secara optimal
20. Guru ikut aktif melatih kegiatan petugas upacara
21. Guru senantiasa menyimak dengan cermat setiap
perkataan peserta didik
22. Guru berusaha menyampaikan secara santun ketika
peserta didik melakukan kesalahan dalam belajar
23. Guru Mengajar disertai gerakan/bahasa tubuh .
24. Guru menyampaikan cara penilaian mata pelajaran
25. Guru mengadakan ulangan harian untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi
26. Guru mengembalikan hasil ulangan harian setelah
diperiksa
viii
viii
ix
ix
x
x
xi
xi
xii
xii
xiii
xiii