Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

12
1 Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten Hanifah Lizza Suzanti 1 Esya Anesty Mashudi 2 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Pentingnya pemberian pendidikan anak usia dini yang berkualitas akan berpengaruh pada masa depan seseorang. Pendidikan yang berkualitas memerlukan pendidik yang mempunyai keahlian khusus dibidangnya dan tanggungjawab yang besar. Pendidikan yang berkualitas apabila guru dapat menampilkan keempat kompetensinya yakni; pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Selama ini guru dituntut agar dapat meningkatkan kompetensinya dalam pengembangan pembelajaran, tetapi kerja keras yang telah di upayakan tidak terbalas dengan upah yang sepadan sehingga kesejahteraan hidupya tidak terpenuhi dengan baik seperti yang telah ditetapkan oleh PP No. 41 tahun 2009 bentuk dari kesejahteran guru meliputi; tunjangan profesi, penghargaan dan cuti. Maka dari itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru RA di wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional, dengan data yang diperoleh secara langsung atau primer mencakup guru RA di Kecamatan Karawaci sebanyak 36 responden. Hasil penelitian menunjukkan 64% kesejahteraan guru belum sesuai dengan UUD dan 50% kinerja guru menunjukkan kategori yang sudah kompeten dan terdapat hubungan yang positif antara kesejahteraan dengan kinerja guru RA berdasarkan nilai koefisien determinasi sebesar 30% kontribusi kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru RA di Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten. Kata Kunci : Kesejahteraan, Kinerja Guru, PAUD

Transcript of Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Page 1: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

1

Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang Banten Hanifah

Lizza Suzanti1

Esya Anesty Mashudi2

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang,

Universitas Pendidikan Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Pentingnya pemberian pendidikan anak usia dini yang berkualitas akan berpengaruh

pada masa depan seseorang. Pendidikan yang berkualitas memerlukan pendidik yang

mempunyai keahlian khusus dibidangnya dan tanggungjawab yang besar. Pendidikan yang

berkualitas apabila guru dapat menampilkan keempat kompetensinya yakni; pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional. Selama ini guru dituntut agar dapat meningkatkan

kompetensinya dalam pengembangan pembelajaran, tetapi kerja keras yang telah di upayakan

tidak terbalas dengan upah yang sepadan sehingga kesejahteraan hidupya tidak terpenuhi

dengan baik seperti yang telah ditetapkan oleh PP No. 41 tahun 2009 bentuk dari

kesejahteran guru meliputi; tunjangan profesi, penghargaan dan cuti. Maka dari itu tujuan

penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru

RA di wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif korelasional, dengan data yang diperoleh secara langsung atau

primer mencakup guru RA di Kecamatan Karawaci sebanyak 36 responden. Hasil penelitian

menunjukkan 64% kesejahteraan guru belum sesuai dengan UUD dan 50% kinerja guru

menunjukkan kategori yang sudah kompeten dan terdapat hubungan yang positif antara

kesejahteraan dengan kinerja guru RA berdasarkan nilai koefisien determinasi sebesar 30%

kontribusi kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru RA di Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten.

Kata Kunci : Kesejahteraan, Kinerja Guru, PAUD

Page 2: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten

2

The Relationship Between Teacher’s Welfare and Teacher Performance of Raudhatul Athfal in Karawaci District,

Tangerang City, Banten Hanifah

Lizza Suzanti1

Esya Anesty Mashudi2

Early Childhood Teacher Education, Campus of Serang,

Indonesia University of Education

E-mail : [email protected]

Abstract

The importance of providing quality early childhood education will affect a person's

future. A quality education requires educators who have special expertise in their fields and

large responsibilities. A Quality education if the teacher can display the four competences,

namely; pedagogic, personality, social and professional. So far, teachers are required to be

able to improve their competence in learning development, but the hard work that has been

strived is not rewarded with a commensurate wage so that their welfare is not fulfilled

properly as stipulated by laws and regulations No. 41 of 2009 the forms of teacher welfare

include; professional allowances, awards and a leave. Therefore, the purpose of this research

is to determine the relationship between teacher welfare and RA teacher performance in the

Karawaci District, Tangerang City, Banten. The method used in this research is correlational

descriptive, with data obtained directly include RA teachers in Karawaci District as many as

36 respondents. The results showed that 64% of teacher welfare was not in accordance with

the Constitution and 50% of teacher performance indicated that the category was competent

and there was a positive relationship between welfare and RA teacher performance based on

the value of the coefficient of determination of 30% of the contribution of teacher welfare

affecting the performance of RA teachers in Karawaci Kota District. Tangerang Banten.

Keywoard: Welfare, Teacher Performance, PAUD

Page 3: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

3

PENDAHULUAN

Anak usia dini adalah agen

perubahan bagi bangsanya, sehingga

usia emas sangat memerlukan

pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan berkualitas bersumber

dari pendidik yang berkualitas pula

yang berkompeten dalam bidangnya,

sehingga pendidik mampu untuk

menciptakan sumber daya manusia

yang akan membawa bangsa

Indonesia menjadi lebih maju.

Dalam upaya mencerdaskan

anak bangsa, Pendidikan yang

berkualitas adalah menjadi kunci

utama dalam melakukan transfer

ilmu kepada anak, adapun faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap

kualitas pendidikan antara lain;

rancangan kurikulum sekolah, sarana

- prasaran yang menunjang, dan

pendidik yang profesional. Hal

tersebut diperkuat oleh Deming

dalam Sallis (2016) yang

mengemukakan bahwa rendahnya

mutu pendidikan dapat disebabkan

salah satunya dari pengembangan

kinerja yang tidak memadai.

Dengan memperhatikan

pendapat tersebut maka diketahui

bahwa kinerja guru adalah salah satu

faktor keberhasilan pendidikan.

Dengan kinerja yang sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi sebagai guru,

guru akan dapat menciptakan

pembelajaran yang berkualitas,

sebagai outputnya tercipta sumber

daya yang berkualitas pula.

Terdapat beberapa langkah

yang diambil pemerintahan untuk

meningkatkan kinerja guru salah

satunya dijelaskan dalam

Permendiknas RI Nomor 16 tahun

2007 tentang standar kualifikasi

akademi dan kompetensi guru.

Dalam peraturan pemerintah

disebutkan bahwa standar

kompetensi guru dikembangkan

secara utuh dari 4 kompetensi utama,

yaitu; pedagogik, kepribadian, sosial,

dan profesional.

kinerja guru menurut Jakaria

(Janah, Akbar & Yetti, 2020) adalah

penentu tinggi atau rendahnya mutu

pendidikan, pendidikan dapat

dinyatakan bermutu apabila guru

dapat bekerja secara profesional.

Guru profesional adalah guru yang

memiliki kemampuan sehingga dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya

terhadap perencanaan, pelaksanaan,

pengelolaan, pelayanan siswa di

sekolah.

Adapun faktor yang

menunjang kinerja guru menurut A

dale Timple (Warsidah, 2011) yang

digolongkan dalam dua kategori

yaitu; 1). faktor internal yang berasal

dalam diri individual mencakup

kecerdasan, kecakapan, minat yang

tinggi untuk keberhasilan

Pendidikan, dan 2). faktor eksternal

yang berasal dari luar mencakup

support pada lingkungan sekitarnya,

sarana prasarana yang memadai.

Guru dituntut agar dapat

mengembangkan kompetensinya di

dalam pengembangan pendidikan

yang berkualitas. Selama ini guru

PAUD bekerja keras tetapi masih

banyak yang pendapatannya di

bawah UMR, dapat terbilang bahwa

pendapatan yang dimilikinya sangat

minim tidak dapat memenuhi standar

ekonomi untuk kehidupan sehari-

harinya.

Dengan mempertimbangkan

hal tersebut, pemerintah berupaya

Page 4: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten

4

meningkatkan kesejahteraan guru

melalui disahkannya undang -

undang No. 41 tahun 2009 yang

menyebutkan bahwa Guru yang

berhak menerima ketentuan

kesejahteraan dari pemerintah adalah

guru yang dapat mempertahankan

keterampilannya dan terus mengasah

dirinya.

Menurut Kurniawan (2017)

kesejahteraan guru adalah pemberian

kemakmuran hidup seseorang yang

bekerja di bidang pendidikan, baik

berupa material maupun non

material, sehingga terpenuhinya

kehidupan yang layak dan sebanding

dari hasil kerja keras yang

dipikulnya.

Adapun Faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap kesejahteraan

guru menurut M. Symond dan

Robert T. Ford (1952) dalam (Indah,

2016:151) diantaranya; 1).

pemenuhan keamanan ekonomi

meliputi penghasilan yang memadai,

mendapatkan jaminan sosial,

Kesehatan dan hari tua. 2).

Kemampuan professional, 3).

Kenyamanan pribadi, dan 4).

Kondisi kerja.

Dengan berbagai upaya

pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan guru, masih dapat

ditemui kinerja guru yang kurang,

hal tersebut diperkuat oleh penelitian

Putri dan Imaniyati (2017)

mengimplikasikan bahwa

pengembangan profesi guru sebesar

22% mempengaruhi peningkatan

dalam kinerja guru.

Adanya kesenjangan kinerja

guru dilihat pada artikel yang dirilis

oleh Kompasiana.com per tanggal 17

Juni 2015 memberitakan bahwa nilai

UKG masih dibawah rata-rata

sebesar 44,55 bahkan tidak ada

pendidik yang mendapatkan nilai

UKG sempurna.

Dengan memperhatikan

berbagai fenomena dan fakta di atas

dapat dikatakan bahwa rendahnya

kompetensi guru salah satunya

ditentukan oleh tingkat kesejahteraan

guru.

Oleh karena itu, perlu

ditegaskan secara empiris apakah

upaya pemerintah dalam rangka

menjamin kesejahteraan guru

pendidik anak usia dini seperti

pemberian tunjangan, penghargaan,

dan cuti sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam peraturan

pemerintah No. 41 tahun 2009

tentang bentuk-bentuk dari

kesejahteran guru saling berkaitan

dengan kinerja yang ditampilkan

oleh guru di jenjang pendidikan anak

usia dini khususnya di wilayah Kota

Tangerang, Provinsi Banten.

Penelitian ini bermaksud

untuk mengkaji gambaran kinerja

guru, gambaran kesejahteraan guru

dan mengkaji hubungan tingkat

kesejahteraan guru dengan kinerja

guru Raudhatul Athfal di wilayah

Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan

metode deskriptif korelasional.

Adapun lokasi penelitian

dilakukan pada lembaga RA yakni di

Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang, Banten, lokasi dipilih

karena terdapat sampel yang

representatif.

Page 5: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

5

Populasi dalam penelitian ini

adalah pendidik RA se – Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang Banten

yang berjumlah 198 guru dari 36

lembaga sekolah RA. Adapun

kategori jenis guru yang berbeda –

beda meliputi guru penerima insentif,

Non – insentif, PNS, GBPNS dan

guru sertifikasi.

Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini manggunakan

teknik Disproportionate Stratified

Random Sampling, bilamana jika

dalam penelitian tersebut populasi

berstrata tetapi kurang proporsional

(Sugiyono, 2014).

Penetapan ukuran sampel

menggunakan rumus slovin dengan

taraf kesalahan sebesar 15% dan

didapati hasil perhitungan ukuran

sampel yang digunakan sebanyak 36

pendidik.

Teknik pengumpulan data

yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan data primer yang

diperoleh secara langsung dari

responden melalui angket. Angket

menurut Arikunto (Hamdi, 2014:49)

ialah penyelidikan mengenai suatu

masalah yang menyangkut

kepentingan umum, dan untuk

mengumpulkan data dilakukannya

penyebaran formulir berisikan

pertanyaan yang diajukan peneliti

yang akan dijawab oleh sejumlah

responden.

Dalam meneliti memerlukan

alat ukur agar dapat mengukur suatu

fenomena alam maupun sosial yang

akan diamati (Sugiyono, 2014:247).

Instrument penelitian yang

digunakan pada kedua variabel

mencakup kesejahteraan guru dan

kinerja guru menggunakan istrumen

angket, dimana menurut Hamdi

(2014:50) instrument angket

digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan

mendapatkan data kuantitaif yang

akurat. Kedua instrument berbentuk

self – report atau diisi berdasarkan

penilaian pribadi terhadap diri

sendiri. Adapun jenis instrument atau

alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini berupa force choice

pada variabel (X) dan skala likert

untuk variabel (Y).

Adapun kisi-kisi instrumen

penelitian yang digunakan merujuk

pada ketentuan yang telah ditetapkan

dalam UU No. 41 tahun 2009 tentang

bentuk-bentuk kesejahteran guru

yang meliputi; 1). Tunjangan Profesi,

2). Penghargaan, dan 3). Hak cuti.

Pada angket kesejahteraan guru

terdapat dua alternatif pilihan

jawaban menggunakan skala point

biserial yakni variabel yang dikotomi

(Kurniawan & Yuniarto, 2016:32).

Adapun skor alternative pilihan

jawaban berupa; 1). Jawaban

responden “Ya” diberikan skor

berjumlah 1, 2). Jawaban responden

“Tidak” diberikan skor berjumlah 0.

Kisi-kisi intstrumen kinerja

guru menggunakan instrument yang

telah dikembangkan sebelumnya

oleh Endang Mulyadi pada tahun

2016 berdasarkan permendiknas No.

16 Tahun 2007 tentang standar

kualifikasi akademik dan kompetensi

guru. Pada instrument kinerja guru

terdapat empat alternatif jawaban

dimana pada setiap jawaban

menggunakan skala likert, responden

diminta untuk memilih salah satu

dari keempat alternatif jawaban

yakni: 1). “tidak mampu” diberikan

skor 1, 2). “cukup mampu” diberikan

Page 6: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten

6

skor 2, 3). “mampu” diberikan skor

3, dan 4). “sangat mampu” diberikan

skor 4.

Instrument penelitian yang

akan disebar harus diuji validitas dan

reliabilitasnya. Dalam penelitian ini,

uji validitas butir soal menggunakan

teknik korelasi Product moment dan

uji reliabilitas yang dilihat dari nilai

alpha Cronbach.

Untuk melihat bahwa data

berdistribusi normal dan homogen

maka dalam penelitian ini dilakukan

uji asumsi klasik antara lain uji

normalitas menggunakan

Kolmogorov Smirnov dan uji

homogenitas menggunakan Levene.

Setelah dilakukannya kedua uji

prasyarat maka tahap selanjutnya

adalah uji korelasi menggunakan

rumus Pearson (Product Moment).

Perhitungan dilakukan berbantuan

Software SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji validitas butir soal

dilakukan dengan jumlah responden

sebanyak 20 orang, berdasarkan hasil

perhitungan pada variabel

kesejahteraan guru didapati 16 butir

soal valid dan 2 butir soal tidak

valid, untuk variabel kinerja guru

didapati 24 butir soal valid dan 11

tidak valid. Maka keseluruhan butir

soal yang dipakai sebanyak 40.

Hamdi (2014:74) menyatakan

Untuk menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran dapat dipercaya

maka, dilakukannya uji reliabilitas

pada masing – masing variabel, dan

diketahui nilai Cronbach’s Alpha

0,747 0,7 maka butir instrument variabel (X) kesejahteraan guru

dikatakan reliabel dengan konsistensi

internal good (bagus) dan diperoleh

nilai Cronbach’s Alpha 0,930 0,9

maka butir variabel (Y) kinerja guru

dikatakan reliabel dengan konsistensi

internal excellent (sangat baik).

Data dari penelitian ini

meliputi data kesejahteraan guru

dengan kinerja guru yang diperoleh

dari instrument penelitian berupa

angket dengan 40 butir soal yang

akan diperoleh dari sampel penelitian

yakni 36 pendidik guru Raudhatul

Athfal di Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten dengan proporsi;

15 guru penerima insentif, 2 guru

non – insentif, 1 guru pegawai negeri

sipil (PNS), 7 guru penerima bukan

Pegawai Negeri Sipil (GBPNS), dan

11 guru penerima sertifikasi. Data

yang diperoleh akan diolah

menggunakan bantuan program

software SPSS versi 19.0 Windows.

Analisis Deskriptif

Berikut data diperoleh dari

instrument angket kinerja guru

Raudhatul Athfal di Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang Banten,

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4. 1.

Data Hasil Frekuensi Kinerja Guru

No. Kategori Kinerja Guru Jumlah Responden

1 Sangat Kompeten 3

2 Kompeten 18

3 Cukup Kompeten 13

Page 7: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

KALIMAYA, Vol 8, nomor 3, Agutus 2020

7

4 Tidak Kompeten 2

Berdasarkan data frekuensi

dari kinerja guru RA di Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang Banten,

mayoritas guru kompeten sebanyak

18 orang dengan presentase sebesar

50%, guru yang cukup kompeten

sejumlah 13 orang dengan presentase

36%, guru yang sangat kompeten

sejumlah 3 orang dengan presentase

sebesar 8%, dan guru tidak kompeten

sejumlah 2 orang dengan presentase

sebesar 6%.

Apabila dijabarkan per –

aspek maka kinerja guru dibagi

menjadi empat kompeteni yakni

diketahui bahwa kinerja guru

Raudhatul Athfal di Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang Banten

pada aspek kompetensi pedagogik

sebanyak 69% guru berada pada

kategori kompeten dengan rerata

27,2 dan standar deviasi 3,9, 39%

pada aspek kompetensi kepribadian

guru berkategori kompeten dengan

rerata 12,6 dan standar deviasi 3,7,

47% pada aspek kompetensi

profesional berkategori kompeten

dengan rerata 13,5 dan standar

deviasi 3,2, dan 47% guru

mempunyai kategori kompeten pada

aspek kompetensi sosial dengan

rerata 13,5 dan standar deviasi 2,9.

Untuk melihat gambaran

kesejahteraan guru Raudhatul Athfal

di Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten maka diperoleh

data frekuensi dari instrumen angket

kesejahteraan guru sebagai berikut:

Tabel 4. 2.

Data Hasil Frekuensi Kesejahteraan Guru

No. Kategori Kesejahteraan Guru Jumlah Responden

1 Sesuai UUD kesejahteraan guru 13

2 Tidak Sesuai UUD kesejahteraan guru 23

Berdasakan data frekuensi

kesejahteraan guru Raudhatul Athfal di

kecamatan karawaci Kota Tangerang

Banten, 23 orang mayoritas kesejahteraan

guru Raudhatul Athfal mempunyai

tingkat kesejahteraan yang belum sesuai

dengan UUD yang ditetapkan pemerintah

UU No. 41 tahun 2009 dengan persentase

sebesar 64%, dan 13 orang sudah

memiliki kesejahteraan yang sesuai

dengan persentase sebesar 36%.

Apabila dijabarkan per – aspek,

diketahui bahwa kesejahteraan guru

Raudhatul Athfal di kecamatan Karawaci

kota Tangerang Banten, sebanyak 64%

guru belum memperoleh tunjangan

profesi yang sesuai UU No. 41 tahun

2009, sebanyak 92% guru juga belum

memperoleh penghargaan atas kinerja

sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah,

dan sebanyak 92% guru sudah

memperoleh jatah cuti yang memadai

sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bentuk kesejahteraan yang paling

representative (sesuai dengan UU)

diperoleh guru Raudhatul Athfal di

kecamatan karawaci Kota Tangerang

Banten adalah berupa tunjangan profesi

dengan rerata sebesar 5,72, sementara

kesejahteraan dalam bentuk penghargaan

(rerata 1,33) dan jatah cuti (rerata 0,92)

belum diterima oleh guru sebagaimana

tercantum dalam UU No. 41 Tahun 2009.

Page 8: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten

8

Untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara kesejahteraan guru

dengan kinerja guru Raudhatul Athfal di

Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Banten maka dilakukannya uji korelasi,

dimana sebelumnya dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas bertujuan

untuk mengetahui sebaran data

berdsitribusi normal dan homogen.

Berikut diperoleh hasil pengolahan data uji normalitas pada nilai sig.

kesejahteraan guru dan kinerja guru

sebesar 0,391 dan 0,744 dengan taraf

signifikansi (α) = 0,05, dapat diartikan

bahwa nilai sig. kedua variabel ≥ 0,05,

maka Ho diterima dan data berdistribusi

normal.

Adapun hasil olah data uji

homogenitas diperoleh nilai sig.

kesejahteraan guru dan kinerja guru

sebesar 0,927 dengan taraf signifikan (α)

= 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

nilai homogenitas kedua variabel ≥ 0,05

dan kedua data homogen.

Selanjutnya dilakukan uji korelasi

yang diperoleh nilai korelasi antara

variabel kesejahteraan guru dengan

kinerja guru sebesar 0,545 artinya

korelasi antara kesejahteraan guru dengan

kinerja guru termasuk dalam kategori

sedang, dan kontribusi variabel

kesejahteraan guru terhadap kinerja guru

sebesar 30% diperoleh dari perhitungan

uji koefisien determinasi.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ha: ρ ≠ 0, terdapat hubungan

kesejahteraan guru dengan kinerja

guru Raudhatul Athfal di wilayah

Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten.

Ho: ρ = 0, Tidak terdapat

hubungan Kesejahteraan guru

dengan kinerja guru Raudhatul

Athfal di wilayah Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang

Banten.

Berdasarkan uji korelasi yang telah

di analisis, dapat ditarik kesimpulan

bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) atau

rhitung = 0,545 dengan taraf signifikansi

(α) = 0,05 dan jumlah responden (n) = 36

pendidik, sehingga diperoleh rtabel =

0,3291. dari hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa nilai

maka terdapat korelasi

antara kesejahteraan guru dengan kinerja

guru. Korelasi tersebut bersifat positif,

artinya semakin tinggi kesejahteraan guru

maka semakin tinggi pula kinerja guru,

begitu pula sebaliknya semakin rendah

kesejahteraan guru maka semakin rendah

pula kinerjanya.

Menurut Mangkunegara (Istifari,

2016:58) kinerja diartikan sebagai hasil

kerja secara kualitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan fungsinya

sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Suyadi (Afifah, 2011:39)

mengemukakan bahwa kinerja

merupakan hasil kerja yang dapat dicapai

seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-

masing individu, dalam rangka mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara

legal, atau tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Jakaria (Janah, Akbar &

Yetti, 2020) kinerja guru merupakan

salah satu penentu tinggi atau rendahnya

mutu pendidikan, pendidikan dapat

dinyatakan bermutu tinggi apabila guru

dapat bekerja secara profesional. Guru

profesional adalah guru yang memiliki

kemampuan sehingga dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya

terhadap perencanaan, pelaksanaan,

pengelolaan, pelayanan siswa di sekolah.

Dengan demikian kinerja yang

bermutu dapat dikatakan apabila guru

menguasai keempat kompetensi yang

Page 9: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

9

telah ditetapkan pemerintah pada UUD

peraturan pemerintah No. 16 tahun 2007

tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru yang dibagi menjadi

empat kompetensi diantaranya;

kompetensi pedagogik, kepribadian,

sosial dan profesional

Hasil penelitian terhadap sampel

yang berjumlah 36 orang guru Raudhatul

Athfal di kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten menunjukkan bahwa

mayoritas guru memiliki kinerja yang

cukup baik, terlihat dari kombinasi

persentase guru yang kompeten sebesar

50%, guru yang cukup kompeten sebesar

36%, guru yang sangat kompeten 8%.

dan guru yang tidak kompeten sebesar

6%.

Menurut Wahyuni (2017) ada

beberapa faktor untuk menunjang kinerja

guru meliputi sikap mental, pendidikan,

keterampilan, sarana prasarana,

manajemen, dan kesejahteraan guru

meliputi tingkat penghasilan yang

memadai.

Berkaitan dengan kualitas hidup guru

maka pemerintah berkomitmen terhadap

kesejahteraan guru yang dipertegas dalam

UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen mengamanatkan agar guru

mendapatkan penghasilan minimum

diatas kebutuhan hidupnya berupa; gaji

yang diterima, tunjangan yang melekat

pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan

profesional dan maslahat tambahan.

Sebagaimana pengertian kesejahteran

dalam UU No. 11 tahun 2009 adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

spiritual, dan sosial warga negara agar

dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri sehingga

melaksanakan fungsi sosialnya.

Menurut Kurniawan (2017)

kesejahteraan guru adalah pemberian

kemakmuran hidup kepada orang yang

bekerja di lingkungan Pendidikan, baik

berupa material maupun non – material

sehingga terpenuhinya kehidupan yang

layak dan lebih baik sebagai timbal balik

atau balas jasa dari tanggung jawab yang

dipikulnya.

Berdasarkan hasil penelitian, maka

diketahui bahwa kesejahteraan guru di

Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Banten mayoritas menunjukkan

kesejahteraan yang belum sesuai dengan

UUD, hal tersebut dapat dilihat dari

persentase sebesar 64% dan 36%

kesejahteraan guru sudah sesuai dengan

UUD.

Dapat dikatakan upaya pemerintahan

dalam meningkatkan kesejahteraan guru

di Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Banten belum berhasil sehingga tidak

sesuai dengan peraturan pemerintah No.

41 tahun 2009 meliputi; tunjangan

profesi, penghargaan dan cuti yang sesuai

porsinya.

Berdasarkan hasil wawancara

diperoleh temuan bahwa lembaga RA di

Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Banten sebagian sudah mengikuti

kebijakan pemerintah tentang UU

kesejahteraan guru yang meliputi, guru

mendapatkan tunjangan profesi hampir

keseluruhannya telah terpenuhi seperti

tunjangan insentif, sertifikasi, GBPNS,

dan PNS, namun banyak lembaga yang

masih belum mampu untuk memenuhi

kesejahteraan guru terkait tunjangan

konsumsi, tunjangan transportasi dan

tunjangan pendidikan. Adapun

kesejahteraan terkait penghargaan guru

yang sudah terlaksana hanya untuk guru

yang memiliki prestasi.

Pada Penelitian ini diketahui bahwa

nilai korelasi sebesar 0,545 menyatakan

adanya hubungan yang positif antara

kesejahteraan guru dengan kinerja guru

termasuk dalam kategori sedang, Adapun

kontribusi variabel kesejahteraan guru

terhadap kinerja guru sebesar 30%

sedangkan 70% sisanya dipengaruhi oleh

Page 10: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten

10

faktor lain seperti pengaruh pengawasan

kepala sekolah, lingkungan masyarakat,

serta disiplin ilmu sebagai guru (Sulistio :

2009). Hasil studi dari penelitian Haingu

(2018) menyatakan yang berpengaruh

pada kinerja guru adalah motivasi kerja.

Pengaruh lainnya dapat dilihat dari iklim

organisasi yang kondusif mengakibatkan

peningkatan kinerja guru PAUD terutama

di kota Depok Jawa Barat (Janah, Akbar, Yetti: 2019).

Kualitas guru adalah salah satu tolak

ukur keberhasilan pendidikan di

Indonesia. Pendidikan membutuhkan

guru yang berkualitas, maka ke depannya

diperlukan guru-guru yang mampu

menciptakan generasi emas Indonesia

dan mampu menghadapi tantangan di era

globalisasi. Maka di masa depan guru

pendidik anak usia dini diharapkan dapat

menjadi pribadi yang cepat tanggap

dalam menyesuaikan kinerjanya dengan

perkembangan zaman yang semakin

melesat. Agar guru terfokus pada

tanggung jawabnya sebagai pendidik

maka perlu adanya perhatian khusus

meliputi rasa aman akan kemakmuran

hidup pendidik dari campur tangan

berbagai komponen pemerintah maupun

lembaga sekolah.

Dalam melaksanakan penelitian ini,

peneliti menyadari bahwa masih ada

keterbatasan yang secara tidak langsung

berpengaruh pada hasil penelitian,

sebagaimana penelitian ini dilakukan saat

adanya wabah Covid-19 sehingga ada

beberapa penyesuaian dalam pelaksanaan

dan penyusunannya.

SIMPULAN

Kinerja guru Raudhatul Athfal di

Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

Banten berada pada kategori kompeten

sebesar 50%, 36% cukup kompeten, 8%

sangat kompeten dan 6% kinerja tidak

kompeten.

kesejahteraan guru Raudhatul

Athfal di Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten 64% guru memiliki

tingkat kesejahteraan yang belum sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 41

Tahun 2009 sementara sisanya 36% telah

sesuai kesejahteraannya.

Terdapat hubungan antara

kesejahteraan guru dengan kinerja guru

RA di Kecamatan Karawaci Kota

Tangerang Banten dengan kategori

sedang. Hal tersebut dibuktikan dari nilai koefisien korelasi 0,545 > 0,3291 ( ) yang menunjukkan adanya

hubungan dan korelasi bersifat positif,

artinya semakin tinggi kesejahteraan guru

maka semakin tinggi pula kinerja guru,

dan sebaliknya, jika semakin rendah

kesejahteraan guru maka semakin rendah

pula kinerjanya.

BIBLIOGRAFI

Afifah, M. (2011). Pengaruh Motivasi

Kompensasi dan Pengembangan

Karir Terhadap Kinerja Guru.

(Skripsi). Sekolah Sarjana. UIN,

Jakarta.

Haingu, R. M. (2019). Pengaruh Motivasi

Kerja terhadap Kinerja Guru

PAUD di Kecamatan Kota

Tambolaka dan Loura Kabupaten

Sumba Barat Daya. Jurnal

Edukasi Sumba, 3(2).

Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. (2014).

Metode Penelitian Kuantitatif

Aplikasi dalam Pendidikan .

Yogyakarta: Deepublish.

Indah, Y. (2016). Kebijakan Sertifikasi

Kinerja dan Kesejahteraan guru .

Yogyakarta : Deepublish .

Istifari. (2016). Pengaruh Komunikasi

Organisasi dan Pelatihan

Pengembangan terhadap Kinerja

Page 11: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

11

Guru. (Skripsi). Sekolah Sarjana.

UIN, Jakarta.

Janah, R., Akbar, Z., & Yetti, E. (2020).

Pengaruh Iklim Organisasi

Terhadap Kinerja Guru PAUD di

Kota Depok. Jurnal pendidikan

anak usia dini, 4(1), 224-229.

Kurniawan, A. (2017). Pengaruh

Motivasi Kerja dan

Kesejahteraan Guru terhadap

Kompetensi Profesional Guru

pada MIN Air Joman dan MIS

MPI Binjai Serbangan Kabupaten

Asahan. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana. UIN, Sumatera

Utara.

Kurniawan, R., & Yuniarto, B. (2016).

Analisis Regresi Dasar dan

Penerapannya dengan R. Jakarta:

Kencana.

Mulyadi, E. (2016). Analisis Kinerja

Guru Ilmu-Ilmu Sosial di

Kabupaten Ciamis (Analisis

pengaruh Kepala Sekolah,

Budaya Sekolah, Kesejahteraan,

Motivasi Berprestasi, dan

Kompetensi Guru, terhadap

Kinerja Guru Mata Pelajaran

Ilmu-Ilmu Sosial pada Sekolah

Menengah Atas. (Disertasi).

Sekolah Doktor. UPI, Bandung.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional,

No.16 tahun 2007 Tentang

Standar Kualifikasi Akademi dan

Kompetensi Guru. (2007).

Peraturan Pemerintah No.41 tahun 2009

tentang Tunjangan Profesi Guru

dan Dosen. (2009).

Putri, D. A., & Imaniyati, N. (2017).

Pengembangan Profesi Guru

dalam Meningkatkan Kinerja

Guru (Professional development

of teachers in improving the

performance of. Jurnal

Pendidikan Manajemen

Perkantoran, 2(2), 202-211.

Sallis, E. (2006). Total Quality

Managemen in Education (alih

bahasa: Ahmad Ali Riyadi).

Yogyakarta: Ircisod.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan

Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta.

Sulistio, D. (2009). Hubungan

Kesejahteraan dengan Kinerja

Guru SMP Al-Amanah Setu

Serpong. (skripsi). Sekolah

Sarjana. UIN, Jakarta.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2009

Tentang Kesejahteraan. (2009).

Wahyudi, J. (2015, Juni 17). Mengapa

Mutu Guru Indonesia Rendah?.

Dipetik November 9, 2019, dari

kompasiana:

https://www.kompasiana.com/joh

anmenulisbuku/55484f54547b61e

50d2523f8/mengapa-mutu-guru-

indonesia-rendah.

Wahyuni, T. (2017). Pengaruh

Kesejahteraan dan Semangat

Guru terhadap Kinerja guru SMP

Kecamatan Singingi Hilir

Kuansing. Jurnal Ilmu

Pendidikan Sosial, Sains dan

Humaniora, 3(2).

Page 12: Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...

Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten

12

Warsidah. (2011). tudi Korelasi Latar

Belakang Pendidikan dan

Kesejahteraan terhadap Kinerja

Guru TK di Kecamatan

Margasari Kabupaten Tegal.

(Skripsi). Sekolah Sarjana. UNS,

Semarang.