HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN...

127
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN BURNOUT PADA BURUH PABRIK PT VIP CENGKARENG JAKARTA BARAT Oleh: JAMALULLAIL NIM : 102070026004 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN

LINGKUNGAN KERJA DENGAN BURNOUT PADA

BURUH PABRIK PT VIP CENGKARENG

JAKARTA BARAT

Oleh:

JAMALULLAIL

NIM : 102070026004

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA 1428 H / 2007 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

HUBUNGAN A~tARA PERSEP~l.KEPADATAN LINGKLiNGJ\N K~~J,A DENGAN LIAlN ollt PADA

l1U~UH PABRhit PT.VIP CE G~~ARE!l.JG JAKARTA BARAT

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk mernenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikolo!;ii

Pembimbing I

~<4">

Oleh:

JAMALULLAIL

NIM : 102070026004

Di Bawah Bimblngan

Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi. T S. Evangeline Suaidy, M.Si, Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HllJAYATULLAH

JAKARTA 1428H I 2007 M

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

PENGESAHAN PANITIA U.JIAN

Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPAOATAN LINGKUNGAN KERJA OENGAN BURNOUT PAOA BURUH PABRIK PT VIP CENGKARENG JAKRT A BARAT" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana PsikologL

Jakarta, 14 Juni 2007

Sidang Munaqasyah

kap Anggota,

Ora. H". NIP. 150

Abdul Rahman S NIP. 150 292 224

Pembimbing I

~

M.Si

Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi. T NIP. 150 238 773

Ora. Zahrotun NIP. 150 238

Anggota

Penguji II

~~ Ors. Sofiandlf Zakaria, M. Psi. T NIP. 150 238 773

~Olnbing11

~~r-sdvangelint~ Suaidy, M.Si, Psi

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Motto:

9tx-diU Cln,rJ, ~ Cln,k

·/.::1WIAPPl/t::f, Cln,dcr, ";(1,~ ~~ 114U'<rdi

~ Cln,dcr,

~i 114~ ,~k Ii,~ eMJk

K,;;t(/(, ~~ -;(e:(~ ~(/(, I~ t.e~(/(,

~cr-~t:VtU ... 111

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Klil Y-LJ Iii Llf\,L Rt,{o( eo( L!'Zlil.s U~lil If\, I,{ lf\,tl,{R

Rel !,{/ii I' g Iii RI,{, te \'!,{ tlil Vllllil I b I,{ Ri,i. s e Vl!LO g Iii

elf\,g Rlil I,{ s;eVllllil RLV\, .slil biii r

Dlil If\, teg Iii\'. sertlil l,{lf\,tl,{R Ol'lil VLg Ol'lil lf\,g tJ Iii lf\,g

VIile lf\,g vw l'Vl!lliltL lf\,LJ Iii . A RI,{ b Iii 11\,g g Iii Iii t Iii .s L lf\,L.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

(A) Fakultas Psikologi (B) Juni2007 (C) Jamalullail

ABSTRAKSI

(D) Hubungan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan burn out pada buruh pabrik PT.VIP Cengkareng Jakarta Barat.

(E) xi + 72 halaman (F) Produktivitas para pekerja pada perusahaan harus diikuti dengan kualitas

sarana dan prasarana yang diberikan oleh para pemilik perusahaan. Kepadatan lingkungan kerja memberikan pengalaman yang merugikan jikalau dirasakan tidak menyenangkan jika menghambat tingkah laku individu tidak merasa bebas untuk mengendalikan ruang personal, privasi dan penggunaan ruang, bisa terjadi kepadatan menimbulkan pengalaman yang sangat menekan. Perasaan tertekan akhirnya dapat menyebabkan kel<9lahan fisik, kelelahan emosi dan kelelahan mental atau burn out

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan burn out pada buruh pabrik.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sample dalam penelitian ini mengambil 61 responden dari jumlah keseluruhan populasi pekerja yaitu 332 orang pekerja, yang bekerja minimal 1 tahun, bekrja sebagai karyawan tetap, dan bekerja pada PT VIP Cengkareng Jakarta Barat. Pengambilan sample menggunakan teknik random. Instrument yan9 digunakan uji korelasi dari pearson. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan burn out pada buruh pabrik (0,562) dengan taraf signifikansi 0,001 (sig< 0,05).

(G) Daftar Pustaka = 18 buku, 2 kamus, 2 skripsi, 2 jurnal, dan 1 website (1972 -2004).

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

KATA PENGANTAR

Syukur penulis selalu haturkan kepada Allah S\/\JT yang· telah banyak memberikan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam juga terhatur kepada Nabi Muhammad SAW, nabi besar panutan seluruh manusia di dunia. Skiripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi.

Pembuatan skripsi ini ingin mengetahui persepsi buruh pabrik mengenai lingkungan kerjanya. Penulis ingin mengetahui hubun~ian persepsi kepadatan lingkungan kerja (fisik) buruh pabrik dengan burn out, proses pembuatan skripsi yang tergolong cukup lama ini sangatlah penulis nikmati. Jadwal yang sisusun haruslah diikuti sehingga efektif dalam pemanfaatan waktu dan efisien dalam pengerjaannya.

Pembuatan skripsi ini menyertakan beberapa orang yang membantu sehingga penyelesaiannya sesuai dengan jadual. Llntuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

·t. Ora.Netty Hartati, M.Psi, Oekan Fakultas Psikologi dan Ora. Zahratun Nihayah, M.Si, selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan memberikan pelajaran kepada penulis.

2. Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T, dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan serta pengalaman yang berharga bagi penulis. S.Evangeline Suaidy M.Si.Psi, dosen pernbimbing yang telah memberikan pelajaran sertra bimbingan dengan sabar.

3. Orang tuaku serta kakak dan adik-adikku yang telah banyak memberikan semangat, harapan serta fasilita:s yang berguna dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Teruntuk "adik-adikku" yang telah banyak rnemberikan dorongan, masukan serta semangat dan tidak jera men~1ingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Teman-teman seperjuangan, Ade, Ey Eka, Bambang, Firman, Aka, syamsul Refi, Jamali, andi Yudi, Gunawan serta teman-teman angkatan 2002 fakultas psikologi yang tidak disebutkan you're the best, tetap semangat, semangat.

6. Keluarga besar IKPO yang telah memberikan inspirasi untuk berkary~. Keluarga besar PMll Cabang Ciputat terutama Komisariat Fakultas Psikologi yang selalu menjadi bembelajaran saya dalam berorganisasi serta sahabat-sahabat yang selalu bergerak menuju perubahan tetaplah bergerak dan selalu bergerak.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Serta pihak lain yang tidak mengkin penulis tuliskan semua, terima kasih karena telah membantu pengerjaan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan atas bantuan yang telah kalian berikan.

Jakarta, 18 Juni 2007

Penulis

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

DAFTAR ISi

Halaman Judul

Halaman Persetujuan ii

Halaman Pengesahan iii

Motto iv

Dedikasi v

Abstraksi vi

Kata Pengantar ix

Daftar isi x

Daftar tabel XIII

Daftar Lampiran xiv

BAB1 PENDAHULUAN 1-10

1.1 Latar Belakang Masalah . . .. . .. . . . . . . .. . . . .. . .. . .. .. . .. . .. ... .. . .. . .. . . . 1

1.2 ldentifikasi Masalah ... ... ... .. . .. ... ... .... .... .. .... .. .. .... .. ... ... .. .. . 7

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 7

1.3.1. Pembatasan Masalah ........................................... 7

1.3.2. Perumusan Masalah ............................................. 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 8

1.5 Sistematika Penulisan.................................................... 9

BAB 2 KAJIAN PUST AKA 11 - 42

2.1. Burn Out

2.1.1 Definisi Burn out................................................... 11

2.1.2. Sindrom Burn out.................................................. 13

2.1.3. Proses Terjadinya Burn out.................................. 18

2.1.4. Sumber Burn out................................................... 20

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

2.2. Persepsi Kepadatan Lingkungan Kerja

2.2.1 Teori dan Pengertian Persepsi ............ ................. 31

2.2.2. Hakekat Persepsi.. .. . .. ... .. . .. . .. ... .. ... ........ ... .. . .. . .. .. . .. 32

2.2.3. Proses Terjadinya Persepsi .................................. 33

2.2.4 Pengertian Dan Teori Kepadatan ........ ................. 36

2.3. Kerangkan Berfikir .. . .. . .. .. .... .. .. ........ .... .. .. .... .. . .. .. .... .. ..... ... 40

2.4. Hipotesis ......................................................... ................. 42

BAB 3 METODE PENELITIAN 43 - 57

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian ... .. .. .. .. .. ...... .. .... .. .. .... .. . .. .. .. 43

3.1.2. Metode Penelitian ...... .. ... ... ...... .. ...... .. .. .... .. .... .. ..... 44

3.2 Variable Penelitian

3.2.1. Definisi Variable.................................................... 44

3.2.2. Definisi Operasional Variable................................ 45

3.3 Populasi dan Sarnpel

3.3.1. Populasi. ... .. . .. .. .... .. .. .. .. .. ... .. . .. ... .. .. .. .. .. .. .. . . ... ... .. ... . 46

3.2.2. Teknik Pengarnbilan Sarnpel ................................ 46

3.4 Pengurnpulan Data........................................................ 47

3.5 lnstrurnen Penelitian

3.5.1. Skala Burn out...................................................... 49

3.5.2. Skala Persepsi Kepadatan.................................... 50

3.6 Tehnik Uji lnstrurnen

3.6.1. Uji Validitas Skala................................................. 51

36.2. Uji Reliabilitas Skala .............................................. 54

3. 7 Prosedur Penelitian........................................................ 56

BAB 4 LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN 58-67

4.1. Garnbaran Urnurn Subjek Penelitian ................................. 58

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

4.2. Presentase Data

4.2.1. Penyebaran Skor Skala Burnout........................... 61

4.2.2. Penyebaran Skor Skala Kepadatan ...................... 61

4.3. Uji Norrnalitas ................................................... ................. 62

4.4. Uji Hornogenitas ................................................................ 63

4.5. Pengujian Hipotesis .......................................................... 64

4.6. Hasil Tarnbahan

4.6.1. Hubungan antara Usia dengan Burn out............... 66

4.6.2. Hubungan antara Masa Kerja Dengan Burn out... 66

4.6.3. Hubungan antara Jenis Kelarnin dengan Burn out 66

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 68 - 72

5.1. Kesirnpulan. .. . . . .. . .. .. . .. . .. .. . .. . . . . . . .. . .. ... . . . .. . . . .. . .. . . . . . . .. . .. ... .. . .. . . 68

5.2. Diskusi .. ...... .. .. . .. . .. .. ... .. . .. . .. .. . .. . . . .. ... ... . . . .. . .. .. . .. . .. ... .. . .. ... .. . . . 68

5.3. Saran................................................................................. 71

DAFT AR PUST AKA

LAMPI RAN

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot nilai setiap item

Tabel 3.2 Blue print skala Burn out

Tabel 3.3 Blue print skala persepsi kepadatan lingkungan kerja

Tabel 3. 4 Tingkat reliabilitas berdasrkan nilai Alpha

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Gambaran umum subjek berdasarkan usia

Tabel 4.3 Gambaran umum subjek berdasarkan masa l<erja

Tabel 4.4 Nilai uji homogenitas

Tabel 4.5 Hasil korelasi antara variable

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian

Lampiran 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 3. Profil PT. Victor lndah Prima

Lampiran 4. Kuesioner try out

Lampi ran 5. Skor hasil try out skala burn out

Lampiran 6. Skor hasil try out skala persepsi kepadatan lingkungan kerja

Lampiran 7. Reliabilitas dan validitas skala burn out

Lampiran 8. Reliabilitas dan validitas skala persepsi kepadatan lingkungan

kerja

Lampiran 9. Kuesioner penelitian

Lampiran 10. Skor hasil penelitian skala burn out

Lampiran 11. Skor hasil penelitian skala persepsi kepadatan lingkungan kerja

Lampiran 12. Uji normalitas

Lampiran 13. Uji homogenitas

Lampiran 14. Uji korelasi antara persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan

burn out

Lampiran 12. Hubungan antara usia buruh pabrik dengan burn out

Lampiran 13. Hubungan antara masa kerja buruh pabrik dengan burn out

Lampiran 14. Hubungan antara jenis kelamin buruh pabrik dengan burn out

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LAT AR BELAKANG

Jakarta merupakan kota besar yang menjadi daya tarik bagi perekomonian

banyak masyarakat indonesia, sehingga pertambahan penduduk tak dapat

dihindari dan berdampak pada lahan yang ada di Jakarta menjadi lebih

sempit karena dijadikan tempat berbagai kegiatan sedangkan permintaan

akan lahan terus meningkat. Akhirnya pengaturan kota dan pemanfaatan

lahan menjadi sangat penting karena keadaan perkotaan semakin padat dan

pengaturan keruangan menjadi semakin sempit dan rumit.

Fenomena tersebut berdampak pada industri-industri di Jakarta. Banyaknya

kebutuhan akan tenaga kerja yang digunakan untuk menjalankan suatu

perusahaan tidak disertai olej luasnya lahan, sehingga para pekerja

ditempatkan pada ruang kerja terbatas, antara satu dengan yang lain

jaraknya dekat sehingga menyebabkan kepadatan.

Begitu juga pada pabrik VIB, yaitu salah satu pabrik yang memproduksi

furniture di Cengkareng Jakarta Barat. Dari hasil observasi peneliti

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

2

diprusahaan tersebut terdapat bahwa, para pekerja di pabrik tersebut bekerja

dalam satu ruangan bersama dengan sekitar 100 pekerja lainnya, pada

tempat tersebut juga dipenuhi dengan bahan mentah seperti kayu, papan,

serta alat-alat pemotong yang digunakan sehingga para pekerja merasakan

kebisingan ketika bekerja, seiring dengan itu tempat tersebut kadang dipadati

dengan kendaraan yang mengangkut bahan mentah yang digunakan

sehingga ruang gerak terbatas, selain itu atap dan dinding bangunan yang

terbuat dari seng membuat suasana lingkungan kerja menjadi panas apalagi

pada siang hari.

Menurut Munandar bekerja dalam ruang kerja yang sempit, panas, yang

cahaya lampunya menyilaukan mata, kondisi kerja yang tidak menyenangkan

(uncomfortable) akan menimbulkan keengganan untuk: bekerja. Orang akan

mencari alasan untuk sering-sering kelur ruangan kerjanya. Keluhan utama

tentang kantor-kantor seperti ini berkaitan dengan tidal< adanya keleluasaan

pribadi, adanya banyak kebisingan dan kesulitan untu~; berkonsentrasi dan

mudah tertekan.

lingkungan kerjanya sebagai ruangan yang kurang memadai menyeb~bkarr

ketidakseimbangan antara tuntutan yang ditunjukkan pada pekerja dipabrik,

para pekerja/buruh pabrik sulit untuk beraktivitas dengan leluasa. Dengan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

3

kondisi yang seperti ini para buruh merasa kemampuan dirinya terganggu

untuk berfugsi secara tepat, tidak dapat mengendalikann situasi dengan baik,

bergerak dengan bebas dan sering menghindari kontak yang tidak diinginkan.

Kondisi seperti ini mempengaruhi dalam hasil pekerjaan. dalam arti

kepadatan memberikan pengalaman yang merugikan jikalau kepadatan

menghambat pencapaian tujuan pekerja. Kesesakan dlirasakan tidak

menyenangkan jika menghambat tingkah laku individu dan membatasi

kebebasan memilih. Jika pada setiap saat tertentu individu tidak merasa

bebas untuk mengendalikan ruang personal, privasi dan penggunaan ruang,

bisa terjadi kepadatan menimbulkan pengalaman yang sangat menekan.

(Proshansky dkk dalam Anastasi)

Tekanan pekerjaan (ketidakseimbangan sumber daya dan tuntutan) tidak

harus menyebabkan kelelahan yang hebat, dan dengan penanganan yang

berkaitan dengan burnout yang bersifat defensif. Artinya, walaupun kelelahan

menghasilkan beberapa perubahan tingkah laku, hal itu belum tentu bahwa ia

burnout. Tetapi secara umum, semakin besar dan semakin kronis stres dan

semakin tidak berdaya seorang pekerja untuk mengubah situasi, besar

kemungkinan burnout terjadi dan bisa semakin buruk (Cherniss, 1980).

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

4

Burnout yang sering dirasakan para buruh adalah gangguan yang berisikan

gejala-gejala kelelahan fisik, emosional dan mental, akibat dari stres yang

berkepanjangan. Gangguan tersebut juga dapat berasal dari stres yang

berkepanjangan, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut

dapat dikenali melalui penyebab stres. Bagaimanapun, kondisi tertekan

muncul bukan hanya dipengaruhi oleh kondisi organisasi, namun merupakan

hasil interaksi antara kondisi organisasi dengan karakteristik individu

(Rostiana, 1998).

Burnout merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah

danjenus secara mental ataupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang

meningkat (Republika, 5 Aguatus 1993). Timbulnya kelelahan ini karena

mereka bekerja keras,merasa terjebak, kesedihan yang mendalam, merasa

malu, dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan menghasilkan

perasaan lelah dan tidak nyaman, yang pada gilirannya meningkatkan rasa

kesal dan lingkaran terus berlanjut sehingga dapat menimbulkan perubahan

(Pines dan Aronson, 1989).

Wujud dari perubahan tersebut berupa kelelahan seorang pekerja yang

merupakan kelelahan fisik (physical exhaustion), kelelahan emosional

(emotional exhaustion), dan kelelahan mental (mental exhaustion) karena

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

bekerja dalam kondisi yang tidak diinginkan. Perubahan yang terjadi pada

buruh tersebut sering disebut dengan Burn out (Maslach, 1982).

Penekanan burnout terletak pada karakteristik individu dan wujud dari

sindrom itu tampak pada interaksinya terhadap pekerjaan. Burnout bukan

penyakit (Hess dan Croft, 1981) melainkan merupakan reaksi terhadap (1)

harapan dan tujuan yang tidak realistic konstan dengan orang lain, dan (3)

tujuan janka panjang yang sulit dicapai.

5

Burnout pada buruh pabrik mempunyai efek psikologis yang buruk dan

merupakan faktor utama moral yang rendah, membolos, telat kerja, dan

keinginan yang kuat untuk pindah pekerjaan. Di samping itu, buruh yang

mengalami burnout mengembangkan konsep diri yang negatif dan sikap kerja

yang negatif. Perhatian dan perasaan mereka terhadap orang-orang yang

bekerja sama dengannya menjadi tumpul dan sering pula menyumpahinya

dengan cara yang kasar, serampangan, dan bahkan tanpa perhatian (Sutjipto

2001).

Tragisnya, burnout menyerang individu yang dulunya idealis dan antusiastis.

Para buruh menganggap bahwa pekerjaannya merupakan pekerjaan yang

sesuai dengan harapan dan dengan upah yang mencukupi bagi kebutuhan

mereka. Dengan kata lain, jika individu memasuki sebuah pekerjaan dengan

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

sikap yang sinis terhadap profesinya, dengan tidak ada kemauan, maka

individu tersebut cenderung tidak akan terkena burnout. Namun sebaliknya,

jika mereka yang memasuki profesi tersebut pada awalnya dengan hasrat

yang kuat untuk memberikan dirinya untuk orang lain, ingin membantu,

bersemangat yang tinggi, idealis, dan sebagainya, maka mereka lebih peka

terhadap burnout (Sutjipto,2001).

Sekalipun burnout merupakan hasil dari kegagalan menjawab pertanyaan

eksistensial tentang kebermaknaan, yang dialami oleh sebagaian besar

orang sebagai suatu proses yang lebih bersifat duniawi. Orang mengalami

burnout sebagian suatu erosi gradual spirit dan semangat mereka sebagai

akibat dari perjuangan keseharian dan stres yang kronis dan merupakan

tipikal kehidupan dan pekerjaan setiap hari, yang di dalamnya terlalu banyak

tekanan, konflik, tuntutan, dan terlalu kecil penghargaan emosional,

pengakuan, kesuksesan, dan kepuasan kerja (Sutipto, 2001).

Dari permasalahan yang tersebut diatas, dengan segala dinamikanya, maka

peneiti tertarik untuk melakukan peneitian yang berjudu "HUBUNGAN

ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN

BURN OUT PADA BURUH PABRIK"

6

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikernukakan di atas, maka

beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah persepsi kepadatan mempengaruhi kinerja para buruh

pabrik?

2. Apakah terdapat burn out pada buruh pabrik?

3. bagaimana persepsi pekerja terhadap kepadatan lingkungan dapat

menyebabkan burn out?

4. Apakah ada hubungan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja

dengan burnout pada buruh pabrik?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masai ah

1. Dari beberapa permasalahan yang muncul dalam penelitian, maka

permasalahan dibatasi pada hubungan antara persepsi kepadatan

lingkungan kerja buruh pabrik dengan Burn out

1.3.2. Perumusan Masalah

7

Berdasarkan uraian diatas yang terdapat pada latar beilakang masalah, maka

permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti adalah : Apakah ada

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Hubungan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja Buruh Pabrik dengan

Bum Out?

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, peneliti ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara kepadatan lingkungan kerja buruh pabrik.dengan Bum Out

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

1. Manfaat T eoritis

Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang

psikologi industri dan organisasi , mengenai konsep Bum out dalam

kaitannya dengan kepadatan lingkungan kerja buruh pabrik melalui sudut

pandang psikologi dan merangsang untuk dilakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Y Untuk perusahaan agar dapat mengatur ruang kerja yang kondusif

serta membangun lingkungan kerja yang dapat memotivasi pekerja

Y Untuk kepentingan para buruh pabrik yang bekerja di perusahaan

padat lingkungan kerja agar mereka dapat mengatasi Bum Out,

sehingga mereka mampu untuk menghindari rasa tersebut.

8

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

9

~ Untuk ilmuwan dan mahasiswa untuk menambah wawasan tentang

Burn out.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, tehnik yang digunakan peneliti adalah dengan

menggunakan APA style, sedangkan sistematika penulisan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab II

Bab Ill

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian ,

manfaaat penelitian dan sistematika penulisan

Tinjauan Pustaka

Membahas sejumlah teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan diteliti, yaitu pengertian tentang

burnout, dimensi-dimensi burn out, proses terjadinya burn out,

sumber burn out, pengertian persepsi, hakekat persepsi,

proses terjadinya persepsi,faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi, definisi dan teori kepadatan lingkungan kerja,

kerangka berfikir dan hipotesis.

Metode Penelitian

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

10

Mencakup pendekatan dan metode penelitian, variable

penelitian, defenisi operasional variable , populasi dan

sample, tehnik pengambilan sample, tehnik pengumpulan

data, instrument penelitian , tehnik uji instrumen yang terdiri

dari uji validitas dan uji reabilitas instrument, dan prosedur

penelitian meliputi tahap persiapan, pelaksanaan,pengolahan

dan analisa statistik.

Bab IV Laporan Pelaksanaan Penelitian

BabV

Mencakup hasil penelitian, meliputi garnbaran umum subjek

dan hasil penelitian.

Penutup

Berisi kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

2.1. Burnout

2.1.1. Definisi

BAB2

KAJIAN TEORI

Cherniss (1980) memberikan definisi burnout sebagai berikut:

"burnout is defined as psychological withdrawal from work in response to

excerssive stress or dissatisfaction." (Cherniss, 1980).

la memandang burnout sebagai tindakan penarikan diri secara psikologis

sebagai respon terhadap stress yang berlebihan atau ketidak puasan dalam

pekerjaan. Menurut Cherniss,pada awalnya individu memandang

pekerjaannya sebagai suatu yang mulia dan berharga, serta memiliki

antusiasme yang tinggi dalam bekerja. Namun, stress yang berlebihan

maupun ketidakpuasan yang diperoleh dari pekerjaan menyebabkan

perubahan motivasi, hilangnya antusiasme dan ketertarikan dalam pekerjaan.

Definisi lain diungkapkan oleh maslach (dalam Cherniss, 1980), yaitu

hilangnya perhatian terhadap orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan

sseseorang, sebagai reaksi terhadap stress dari pekerjaan.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

12

Definisi burnout yang lebih luas diungkapkan oleh Pines dan Aronson (1988),

mendefinisikan burnout sebagai:

"a state of physical, emotional dan mental exhaustion caused by long term

involvement in situations that are emotionally demanding. "(Pines dan

Aronson, dalam Wiley,1996)).

Dari definisi ini, burnout dipandang sebagai keadaan lelah, yang meliputi

kelelahan secara fisik, emotional dan mental karena adanya keterlibatan

jangka panjang dalam situasi yang menuntut secara emosional.

Walaupun setiap pengertian burnout merefleksikan keunikan sehingga tampil

beragam namun setiap batasan yang dikemukakan oleh para tokoh tersebut

di atas pada umumnya dapat disimpulkan memiliki kesamaan, yaitu bahwa

burnout terjadi pada tingkat individu dan merupakan pengalaman yang

bersifat psikologis karena melibatkan perasaan, sikap, motif, harapan, dan

dipersepsi individu sebagai pengalaman negatif yang mengacu pad a situasi

yang menimbulkan distress, ketidaknyamanan, atau disfungsi.

Dari definisi yang diungkapkan diatas, pada penelitian ini peneliti

menggunakan definisi yang diungkapkan oleh Pines dan Aronson (1988),

yaitu burn out dipandang sebagai keadaan lelah, yang meliputi kelelahan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

fisik, kelelahan emosional dan kelelahan mental karena adanya keterlibatan

jangka panjang dalam situasi yang menuntut secara emosional.

13

2.1.2. Sindrom Burnout

Hampir seluruh penelitian mengenai burnout, mengkarakterisasikan burnout

sebagai suatu sindron dengan 3 (tiga) jenis kelelahan, yaitu kelelahan

emosional, fisik dan mental (Caputo, 1991; Pines, 1996):

1. Kelelahan Emosi

Maslach, 1976 (dalam Caputo 1991) menyebut kelelahan ini sebagai

jantung dari sindrom burnout. Kelelahan ini muncul bila individu

menjadi sangat terlibat secara emosional,melebihi dari orang lain.

Dalam sindrom burnout, kelelahan emosional dapat ditunjukkan oleh

perasaan apatis, tidak berdaya, tidak ada harapan, kekosongan,

ketidak puasan dan sinisme bersamaan dengan perasaan tidak

berdaya atau terperangkap.

Pines (1989) Kelelahan emosi ini dicirikan antara lain rasa bosan,

mudah tersinggung, sinisme, perasaan tidak menolong, ratapan yang

tiada henti, tidak dapat dikontrol (suka marah), 9elisah, tidak peduli

terhadap tujuan, tidak peduli dengan peserta diclik (orang lain), merasa

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

tidak memilki apa-apa untuk diberikan, sia-sia, putus asa, sedih,

tertekan, dan tidak berdaya.

2. Kelelahan Fisik

Kelelahan emosional seringkali disertai dengan kelelahan fisik.

lndividu yang mengalami burnout biasanya merasa capek, susah

bangun tidur di pagi hari untuk melakukan aktivitas atau susah tidur

dimalam hari. Kelelahan ini muncul sebagai hasil akhir dari kelelahan

emosional dimana individu merasakan habisnya energi untuk

menghadapi walaupun hanya 1 hari atau 1 orang lagi.

14

Menurut Pines dan Aronson (1988, dalam caputo 1991), kebanyakan

orang mengalami burnout seperti erosi bertahap terhadap energi yang

dimilikinya, dan kelelahan fisik yang dirasakan memang tidak terpisah

dari kelelahan mental dan emosional yang menyertainya. Kelelahan

fisik dicirikan seperti sakit kepala, demam, sakit punggung (rasa ngilu),

rentan terhadap penyakit, tegang pada otot leher dan bahu, sering

terkena flu, susah tidur, mual-mual, gelisah, dan perubahan kebiasaan

makan. Energi fisik dicirikan seperti energi yang rendah, rasa letih

yang kronis, dan lemah.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

3. Kelelahan Mental

Orang yang mengalami kelelahan emosional biasanya juga

merasakan berkurangnya kemampuan dalam rnemusatkan

perhatiannya, memecahkan masalah, melakukan penilaian ataupun

mengingat sesuatu. Kekurangan ini bukanlah hilangnya kemampuan

kognitif yang sesungguhnya, tetapi secara emosional menimbulkan

gangguan terhadap efektifitas kemampuan individu yang

sesungguhnya.

15

Pines dan Aronson (1989) menyebutkan bahwa kelelahan mental ini

dicirikan antara lain merasa tidak berharga, rasa benci, rasa gagal,

tidak peka, sinis, kurang bersimpati dengan orang lain, mempunyai

sikap negatif terhadap orang lain, cenderung masa bodoh dengan

dirinya, pekerjaannya dan kehidupannya, acuh tak acuh, pilih kasih,

selalu menyalahkan, kurang bertoleransi terhadap orang yang

ditolong, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, konsep diri yang rendah,

merasa tidak cakap, merasa tidak kompeten, dan tidak puas dengan

jalan hidup.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

16

Maslach dan Jackson memandang burnout sebagai suatu sindrom psikologis

yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization

dan reduced personal accomplishment (Maslach, 1982).

Dimensi yang pertama, yaitu emotional exhaustion ditandai dengan adanya

perasaan lelah akibat banyaknya tuntutan yang diajukan pada dirinya, yang

kemudian menguras sumber-sumber emosional yang ada. Dalam hal ini

pemberi pelayanan merasa tidak memiliki energi lagi untuk melakukan

pekerjaannya. Hubungan yang tidak seimbang tersebut dapat menimbulkan

ketegangan emosional yang berujung dengan terkurasnya sumber-sumber

emosional.

Kelelahan emosional ditandai dengan terkurasnya sumber-sumber

emosional, misalnya perasaan frustrasi, putus asa, sedih, tidak berdaya,

tertekan, apatis terhadap pekerjaan dan merasa terbelenggu oleh tugas­

tugas dalam pekerjaan sehingga seseorang merasa ticlak mampu

memberikan pelayanan secara psikologis. Selain itu, mereka mudah

tersinggung dan mudah marah tanpa alasan yang jelas.

Dimensi yang kedua, yaitu depersonalization merupakan sikap kurang

menghargai atau kurang memiliki pandangan yang positif terhadap orang

lain. Gambaran dari depersonalisasi adalah adanya sikap negatif, kasar,

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

17

menjaga jarak dengan penerima layanan, menjauhnya seseorang dari

lingkungan sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta

orang-orang di sekitarnya. Sikap lainnya yang muncul adalah kehilangan

idealisme, mengurangi kontak dengan klien/siswa, berhubungan seperlunya

saja, berpendapat negatif dan bersikap sinis terhadap klien/siswa. Secara

konkret seseorang yang sedang depersonalisasi cend1~rung meremehkan,

memperolok, tidak peduli dengan orang lain yang dilayani, dan bersikap

kasar. Adapun rendahnya hasrat pencapaian prestasi diri ditandai dengan

adanya perasaan tidal< puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan bahkan

kehidupan, serta merasa bahwa ia belum pernah melakukan sesuatu yang

bermanfaat (Pines dan Aronson, 1989). Hal ini mengacu pada penilaian yang

rendah terhadap kompetensi diri dan pencapaian keberhasilan diri dalam

pekerjaan.

Sedangkan dimensi yang terakhir adalah reduced personal accomplishment

disebabkan oleh perasaan bersalah telah melakukan klien secara negatif.

Seseorang merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang

berkualitas buruk terhadap klien, misalnya tidak memperhatikan kebutuhan

mereka. Padahal seorang pemberi layanan dituntut untuk selalu memiliki

perilaku yang positif, misalnya penyabar, penuh perhatian, hangat, humoris,

dan yang paling penting adalah mempunyai rasa empati.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

2.1.3. Proses Terjadinya Burnout

Cherniss (1980 dalam Wiley, 1996) memandang burnout sebagai suatu

proses transaksional meliputi hubungan (transaksi) antara stress pekerjaan,

ketegangan (strain), dan coping. Proses terjadinya burnout meliputi tiga

tahap, yaitu:

Tahap pertama adalah stress yang merupakan persepsi mengenai

ketidakseimbangan atara sumber-sumber individu dan tuntutan yang

ditunjukkan pada individu yang bersangkutan. Tuntutan ini bisa berasal dari

diri sendiri maupun dari lingkungan.

18

Tahap kedua adalah strain, yang merupakan respon emosional sesaat

terhadap ketidakseimbangan ditandai dengan perasaan cemas, tegang, dan

lelah.

Tahap ketiga adalah coping, meliputi adanya perubahan-perubahan sikap

dan tingkah laku individu seperti kecendrungan menjuahkan diri dari klien

atau memperlakukan klien dengan sinis. Hal ini didukung oleh Cherniss yang

mengacu pada pendangan Lazarus dan Launier (dalarn Cherniss, 1980)

bahwa ketika individu mempersepsi situasi secara lan£1sung, maka individu

cenderung menggunakan jenis coping intrapsikis. Bentuk yang ditampilkan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

dari coping tersebut antara lain menghindar, menjauhkan diri, menurunnya

usaha pencapaian tujuan dan menyalahkan orang lain (Cherniss, 1980).

19

Pandangan Cherniss di atas memberi penjelasan terjadinya burnout bermula

dari adanya stress yang kemudian memunculkan kete9angan dan akhirnya

muncul tindakan intrapsikis yang bersosiasi dengan burnout. Namun

Cherniss tidak menjelaskan dinaminka yang terjadi dalam burnout itu sendiri,

seperti bagaimana berkembangnya dimensi-dimensi burnout. (dalam Leiter,

1993).

Maslach (1982) mengemukankan bahwa perkembangan dimensi-dimensi

burnout terjadi secara berurutan mulai dari emotional exhaustion, kemudian

menimbulkan depersonalization dan akhirnya muncul perasaan reduced

personal accomplishment.

Berbeda dengan pendangan diatas, Leiter (1993) mengemukakan model

proses burnout yang baru. Pada model ini, dimensi-dimensi dari burnout

berkembang secara pararel. Leiter (1993) juga mengungkapkan bahwa

stressor yang dihadapai individu )seperti konflik personal, beban kerja, dan

lain-lain) menyebabkan munculnya emotional exhaustion yang kemudian

berkembang menjadi depersonalization. Sedangkan reduced personal

accomplismnet berkembang sejalan dengan emotional exhaustion sebagai

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

reaksi terhadap aspek-aspek pekerjaan lainnya seperti kurangnya otonomi

dan peran dalam pengambilan keputusan, dukungan social dari atasan dan

rekan kerja yang tidak adekuat.

2.1.4. Sumber Burnout

20

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, nampak bahwa

penekanan burnout terletak pad a karakteristik individu dan wujud dari

sindrom itu tampak pada interaksinya terhadap lingkungan kerja. Kedua hal

ini secara um urn merupakan sumber burnout (Caputo, 1991; Farber, 1991;

Cherniss, 1980). Namun, pandangan tersebut agak berbeda dengan yang

dikemukakan oleh Maslach. Maslach (1982) berpendapat bahwa sumber

utama timbulnya burnout adalah karena adanya stres yang berkembang

secara akumulatif akibat keterlibatan pemberi dan pen•erima pelayanan dalam

jangka panjang. Namun, Maslach secara tersiratjuga mengakui bahwa

penting mencari faktor di lingkungan kerja tempat terjadinya interaksi antara

pemberi dan penerima pelayanan. Selain itu, analisis juga perlu untuk

mengkaji faktor individu yang ada pada pemberi pelayanan yang turut

memberi sumbangan terhadap timbulnya burnout.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Dengan demikian timbulnya burnout disebabkan oleh adanya: (1)

karakteristik individu, (2) lingkungan kerja, dan (3) keterlibatan emosional

dengan penerima pelayanan.

1. Karakteristik lndividu

21

Sumber dari dalam diri individu yang turut memberi sumbangan timbulnya

burnout dapat digolongkan atas dua faktor, yaitu faktor demografik dan faktor

kepribadian (Caputo, 1991; Maslach, !982; Farber, 1991).

1. Faktor demografik

Dari hasil penelitiannya yang mengacu pada perbedaan peran jenis

kelamin antara pria dan wanita, Farber (1991) menemukan bahwa pria

lebih rentan terhadap stres dan burnout jika dibandingkan dengan

wanita. Orang berkesimpulan bahwa wanita lebih lentur jika

dibandingkan dengan pria, karena dipersiapkan dengan lebih baik atau

secara emosional lebih mampu menangani tekanan yang besar.

Maslach (1982) menemukan bahwa pria yang burnout cenderung

mengalami depersonalisasi sedangkan wanita yang burnout

cenderung mengalami kelelahan emosional. Proses sosialisasi pria

cenderung dibesarkan dengan nilai kemandirian sehingga diharapkan

dapat bersikap tegas, lugas, tegar, dan tidak emosional. Sebaliknya,

wanita dibesarkan lebih berorientasi pada kepentingan orang lain

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

22

(yang paling nyata mendidik anak) sehingga sikap-sikap yang

diharapkan berkembang dari dalam dirinya adalah sikap membimbing,

empati, kasih sayang, membantu, dan kelembutan. Perbedaan cara

dalam membesarkan pria dan wanita berdampak bahwa setiap jenis

kelamin memiliki kekuatan dan kelemahan terhadap timbulnya

burnout. Seorang pria yang tidak dibiasakan untuk terlibat mendalam

secara emosional dengan orang lain akan rentan terhadap

berkembangnya depersonalisasi. Wanita yang lebih banyak terlibat

secara emosional dengan orang lain akan cenderung rentan terhadap

kelelahan emosional.

Terhadap latar belakang etnis, hasil penelitian Maslach (1982)

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat burnout yang cukup

signifikan antara masyarakat keturunan Afrika (sebut negro) dengan

masyarakat Caucasian, pada para pekerja pelayanan sosial.

Masyarakat keturunan Afrika cederung memiliki burnout yang lebih

rendah jika dibandingkan dengan masyarakat Caucasian. Hal ini bisa

terjadi karena mayarakat keturunan Afrika berasal dari ligkungan

masyarakat yang menekankan pada hubungan kekeluargaan dan

persahabatan. Oleh karenanya, mereka sudah terbiasa dengan

hubungan yang melibatkan emosi, misalnya menghadapi konflik,

menghadapi harapan yang tidak realistis. Di sarnping itu, kondisi

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

23

masyarakat keturunan Afrika di Amerika Serikat telah terbiasa

mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan karena adanya

diskriminasi dan kemiskinan. Dengan latar belal<ang kehidupan seperti

itu, maka al<an mendorong individu lebih siap mental dalam

menghadapi masalah dan kejadian yang menyakitkan yang dapat

menimbulkan burnout.

Hasil penelitian Maslach (1982), bahwa burnout paling banyak

dijumpai pada individu yang berusia muda. Hal ini wajar, sebab para

pekerja pemberi pelayanan di usia muda dipenuhi dengan harapan

yang tidak realistik, jika dibandingkan dengan rnereka yang berusia

lebih tua. Seiring dengan pertambahan usia pacla umumnya individu

menjadi lebih matang, lebih stabil, lebih teguh sehingga memiliki

pandangan yang lebih realistis.

Status perkawinan juga berpengaruh terhadap timbulnya burnout.

Profesional yang berstatus lajang lebih banyak \tang mengalami

burnout daripada yang telah menikah (Farber, 1991; Maslach, 1982).

Jika dibandingkan antara seseorang yang memiliki anak dan yang

tidak memiliki anak, maka seseorang yang memiliki anak cenderung

mengalami tingkat burnout yang lebih rendah. Alasannya adalah: (1)

seseorang yang telah berkeluarga pada umumnya cenderung berusia

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

24

lebih tua, stabil, dan matang secara psikologis, (2) keterlibatan dengan

keluarga dan anak dapat mempersiapkan mental seseorang dalam

menghadapi masalah pribadi dan konflik emosional, dan (3) kasih

sayang dan dukungan sosial dari keluarga dapat membantu

seseorang dalam mengatasi tuntutan emosional dalam pekerjaan, dan

(4) seseorang yang telah berkeluarga memiliki pandangan yang lebih

realistis (Maslach, 1982).

Profesional yang berlatar belakang pendidikan tinggi cenderung rentan

terhadap burnout jika dibandingkan dengan mereka yang tidak

berpendidikan tinggi (Maslach, 1982). Profesional yang berpendidikan

tinggi memiliki harapan atau aspirasi yang idealis sehingga ketika

dihadapkan pada realitas, bahwa terdapat kesenjangan antara aspirasi

dan kenyataan, maka munculah kegelisahan dan kekecewaan yang

dapat menimbulkan burnout. Sebaliknya, bagi profesional yang tidak

berpendidikan tinggi, mereka cenderung kurang memiliki harapan

yang tinggi sehingga tidak menjumpai banyak kesenjangan antara

harapan dan kenyataan.

Caputo (1991) mengemukakan terdapat hubun£1an antara status

profesional dengan burnout. Profesional yang b13kerja secara penuh

waktu lebih berisiko terhadap burnout jika dibandingkan dengan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

25

profesional yang bekerja paruh waktu. Smith dalam Caputo (1991)

dalam penelitiannya pada pegawai perpustakaan menemukan bahwa

individu yang mengalami burnout lebih banyak ditemukan pada

mereka yang bekerja secara penuh.

2. Faktor Kepribadian

Salah satu karakteristik kepribadian yang rentan terhadap burnout

adalah individu yang idealis dan antusias (Farber, 1991; Caputo, 1991;

Maslach, 1982; Pines dan Aronson, 1989). Men~ka adalah individu­

individu yang memiliki sesuatu yang berharga. Pines (1989) mencatat

bahwa burnout lebih banyak terjadi pada nilai dan usaha sebagian

besar orang untuk memenuhi cita-cita pekerjaan mereka. Bloch dalam

Farber (1991) burnoutterjadi karena lndividu-individu ini memiliki

komitmen yang berlebihan, dan melibatkan diri secara mendalam di

pekerjaan akan merasa sangat kecewa ketika irnbalan dari usahanya

tidaklah seimbang. Mereka akan merasa gaga! dan berdampak pada

menurunnya penilaian terhadap kompetensi dirL

Maslach (1982) mengatakan bahwa individu yang memiliki konsep diri

rendah rentan terhadap burnout. la menggambarkan bahwa

karakteristik individu yang memiliki konsep diri n~ndah yaitu tidak

percaya diri dan memiliki penghargaan diri yang rendah. Mereka pada

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

26

umumnya dilingkupi oleh rasa takut sehingga menimbulkan sikap

pasrah. Dalam bekerja, mereka tidak yakin sehingga menjadi beban

kerja berlebihan yang berdampak pada terkurasnya sumber diri.

Penilaian diri yang negatif ini menyebabkan individu lebih

menitikberatkan perhatian pada kegagalan dalam setiap hal sehingga

menyebabkan perasaan tidak berdaya dan apatis (Cherniss, 1980).

Karakteristik kepribadian berikutnya adalah perf'eksionis, yaitu individu

yang selalu berusaha melakukan pekerjaan sampai sangat sempurna

sehingga akan sangat mudah merasa frustrasi bila kebutuhan untuk

tampil sempurna tidak tercapai. Karenanya, menurut Caputo (1991)

individu yang perfeksionis rentan terhadap burnout.

Kemampuan yang rendah dalam mengendalikan emosi juga

merupakan salah satu karakteristik kepribadian yang dapat

menimbulkan burnout. Maslach (1982) menyatakan bahwa seseorang

ketika melayani klien pada umumnya mengalami emosi negatif,

misalnya marah, jengkel, takut, cemas, khawatir dan sebagainya. Bila

emosi-emosi tersebut tidak dapat dikuasai, memka akan bersikap

impulsif, menggunakan mekanisme pertahanan diri secara berlebihan

atau menjadi terlarut dalam permasalahan klien. Kondisi tersebut akan

menimbulkan kelelahan emosional. Demikian pula individu yang

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

27

introvert akan mengalami ketegangan emosional yang lebih besar saat

menghadapi konflik karena mereka cenderung menarik diri dari kerja,

dan hal ini akan menghambat efektivitas penyelesaian konflik (Kahn

dalam Cherniss, 1980).

Rotter dalam Cherniss (1980) menjelaskan bahwa individu dengan

locus of control eksternal meyakini bahwa keberhasilan dan kegagalan

yang dialami disebabkan oleh kekuatan di luar diri. Mereka meyakini

bahwa dirinya tidak berdaya terhadap situasi sehingga mudah

menyerah dan bila berlanjut mereka bersikap apatis terhadap

pekerjaan. Tuntutan emosional seringkali disebabkan oleh kombinasi

antara harapan yang sangat tinggi dengan situasi stres yang kronis.

2. Lingkurtgan Kerja

Masalah beban kerja yang berlebihan adalah salah satu faktor dari pekerjaan

yang berdampak pada timbulnya burnout (Maslach, 1982; Pines dan

Aronson, 1989; Cherniss, 1980). Beban kerja yang berlebihan bisa meliputi

jam kerja, jumlah individu yang harus dihadapi (karyawan padat misalnya),

tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin, dan

pekerjaan administrasi lainnya yang melampaui kapasitas dan kemampuan

individu. Di samping itu, beban kerja yang berlebihan dapat mencakup segi

kuantitatif yang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu tingkat kesulitan

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

28

pekerjaan tersebut yang harus ditangani. Dengan beban kerja yang

berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan adanya ketegangan

emosional saat melayani klien sehingga dapat mengarahkan perilaku

pemberi pelayanan untuk menarik diri secara psikologis dan menghindari diri

untuk terlibat dengan klien (Maslach, 1982).

Dukungan sosial dari rekan kerja turut berpotensi dalam menyebabkan

burnout (Caputo, 1991; Cherniss, 1980; Pines dan Aronson, 1989; Maslach,

1982). Sisi positif yang dapat diambil bila memiliki hubungan yang baik

dengan rekan kerja yaitu mereka merupakan sumber eimosional bagi individu

saat menghadapi masalah dengan klien (Maslach, 1982). lndividu yang

memiliki persepsi adanya dukungan sosial akan meras.a nyaman,

diperhatikan, dihargai atau terbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan

kerja yang dapat menimbulkan burnout adalah terjadinya hubungan antar

rekan kerja yang buruk. Hal tersebut bisa terjadi apabila hubungan

antarmereka diwarnai dengan konflik, saling tidak percaya, dan saling

bermusuhan.

Cherniss (1980) mengungkapkan sejumlah kondisi yang potensial terhadap

timbulnya konflik antarrekan kerja, yaitu: (1) perbedaan nilai pribadi, (2)

perbedaan pendekatan dalam melihat permasalahan, dan (3) mengutamakan

kepentingan pribadi dalam berkompetisi. Di samping dukungan sosial dari

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

29

rekan kerja tersebut, dukungan sosial yang tidak ada clari atasan juga dapat

menjadi sumber stres emosional yang berpotensi menimbulkan burnout

(Cherniss, 1980; Pines dan Aronson, 1989; Maslach, 1982). Kondisi atasan

yang tidak responsif akan mendukung terjadinya situasi yang menimbulkan

ketidakberdayaan, yaitu bawahan akan merasa bahwa segala upayanya

dalam bekerja tidak akan bermakna.

Kahn dalam Cherniss (1980) mengemukakan bahwa adanya konflik peran

merupakan faktor yang potensial terhadap timbulnya burnout. Konflik peran

ini muncul karena adanya tuntutan yang tidak sejalan atau bertentangan.

3. Keterlibatan Emosional dengan Penerima Pelayanan

Bekerja melayani orang lain membutuhkan banyak energi karena harus

bersikap sabar dan memahami orang lain dalam keadaan krisis, frustrasi,

ketakutan, dan kesakitan (Freudenberger dalam Farber, 1991; Maslach,

1982). Pemberi dan penerima pelayanan turut membentuk dan mengarahkan

terjadinya hubungan yang melibatkan emosional, dan secara tidak disengaja

dapat menyebabkan stres emosional karena keterlibatan antarmereka dapat

memberikan penguatan positif atau kepuasan bagi kedua belah pihak, atau

sebaliknya.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

30

Di samping hal tersebut, para pekerja di bidang sosial sering menerima

umpan balik yang negatif (Maslach, 1982; Caputo 1991; Cherniss, 1989). Hal

ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat terhadap pelayanan sehingga

individu kesulitan untuk mencapai standar yang diinginkan oleh masyarakat.

Demikian halnya jika pemberi pelayanan dapat memenuhi standar tersebut,

masyarakat pada umumnya tidak memberi pujian, sebab mereka

menganggap bahwa memang seharusnya seperti itu. Hal lain yang turut

menyebabkan rendahnya penghargaan adalah bahwa penerima pelayanan

tidak mampu memberikan umpan balik positif karena keterbatasan mereka.

Pada sisi lainnya, pemberi pelayanan sering menghadapi karakteristik

penerima pelayanan yang sulit ditangani atau klien yang bermasalah berat,

dan hal ini akan mendatangkan stres emosional (Maslach, 1982; Pines dan

Aronson, 1989; Cherniss, 1980). Maslach memberikan contoh situasi kerja

yang menekan secara emosional, yaitu merawat pasien bagian psikiatri yang

tidal< mampu menolong diri sendiri. lndividu terus dihadapkan pada kondisi

yang menekan secara emosional akan mudah merasa kesal, marah,

tertekan, jengkel, dan perasaan tidak enak lainnya. Apalagi bila ditambah

oleh perilaku klien yang tidak memberikan umpan balik: yang positif, maka

akan turut menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

2.2. Persepsi Kepadatan Lingkungan Kerja

2.2.1. Teori dan Pengertian Persepsi

31

Menurut Sarlito (2000) persepsi adalah kemampuan untuk membeda­

bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau bisa clikatakan kemampuan

untuk mengorganisasikan pengamatan. Senada clengan itu, kamus besar

Bahasa Indonesia (2001) mengartikan bahwa persepsi diterjemahkan

sebagai penglihatan, pengamatan, pemahaman, atau tanggapan.

Harvey and Smith dan juga Wrightnsman dan Deaux (dalam Wibowo, 1988),

menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses membuat penilaian

(judgement) atau membangun kesan (impression) mengenai berbagai

macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang.

Pembuatan penilaian atau pembentukan kesan ini, pada hakekatnya,

merupakan suatu upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut.

Persepsi merupakan suatu proses yang kompleks dan aktif. Persepsi

merupakan proses dimana informasi yang kita dapat rnelalui indra kita

terjemahkan berdasarkan hara pan, pengetahuan, penfJalaman, sehingga .kita

memperoleh persepsi sendiri megenai objek tertentu. Persepsi sangatlah

subjektif.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

32

2.2.2. Hakekat Persepsi

Persepsi merupakan proses yang rumit dan aktif, perlu penjelasan mendalam

agar dapat dipahami. Persepsi yang terjadi sangatlah berhubungan dengan

manusia itu sendiri. Setiap orang dapat mempersepsikan satu objek yang

sama secara berbeda, sebab persepsi sangatlah subjEiktif. Persepsi bukanlah

cerminan dari realitas. Hal tersebut dapat dilihat dari ketidakmampuan indra

kita memberi semua respon dari lingkungan. Manusia juga sering

mempersepsikan rangsang-rangsang yang sebenarnya tidak ada. Hal

tersebut dibuktikan dengan kemampuan otak kita untuk mengubah

serangkaian gambar diam menjadi bergerak seperti pemutaran film. Persepsi

juga sangat dipengaruhi oleh harapan, keinginan, dan motivasi

(Davidoff:1981). lnilah yang menjadi landasan teori peneliti tentang persepsi.

Sehubungan dengan hal ini, banyak ahli di bidang psikologi sosial yang

condong untuk mendefinisikan persepsi sebagai: suatu proses melekatkan

atau memberikan makna kepada informasi sensori yang diterima seseorang.

Persepsi merupakan kemampuan kognitif yang multifaset (Davidoff:1981).

Persepsi banyak sekali melibatkan kegiatan kognitif. Semakin kita

memusatkan perhatian semakin besar kemungkinan kita menangkap makna

dari yari informasi yang diberikan, lalu dihubungkan deingan pengalaman dan

kemudian diingat kembali. Kesadaran juga berperan dalam persepsi. Saat

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

33

kita merasa sangat bahagia apa yang kita lihat akan menjadi indah, dan

sebaliknya pandangan yang sama akan terlihat sangat membososankan.

Kemudiian, ingatan juga berperan dalam persepsi, terutama dalam

pemberian informasi bagi interpretasi. Begitu pula dengan proses informasi,

kita dapat menentukan dan memutuskan data mana yang akan dihadapi

berikutnya, dibandingkan dengan situasi lalu, saat itu, lalu membuat

interpretasi dan evaluasi. Bahasa mempengaruhi kognisi sehingga

memberikan bentuk pada persepsi secara tidak langsung. Pengujian

hipotesis merupakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi.

Artinya semakin banyak bukti yang kita dapat semal<in baik hipotesis yang

kita buat (semakin benar).

2.2.3. Proses terjadinya Persepsi

Goleman (1982) menyebutkan bahwa A "Percept" consist of senstion

elicited by physical stimuli. Langkah awal dalam mengetahui dan

mempertimbangkan segala yang ada disekitar kita adalah dengan menerima

stimulus dengan alat indra. Bila tidak ada indra yang menerima se tiap

rangsangan dari luar, maka otak bagaikan terpenjara dalam kungkungan

tulang dikepala. Dunia akan terasa sepi, gelap, tanpa ada perasaan, emosi,

atau bau. Indra akan memberi pengetahuan mengenai dunia kepada otak,

sehingga dunia adalah apa yang indra beritahu kepada otak.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

34

Proses pengenalan, penerjemahan, serta pengertian mengenai segala yang

ada disekeliling kita disebut dengan proses informasi. Tahap awal dari proses

informasi disebut sensasi, yaitu proses menerimaan stimulus melalui organ

indra yang dimiliki. Sensasi termasuk didalamnya proses pengindraan,

dimana indra menerima stimulus dari luar, mata menerima stimulus cahaya,

gambar, telinga menerima sensor suara, kulit dapat m13rasakan yang ada

diluar tubuh, dan indra lainnya. Tahap berikutnya dari proses informasi

adalah persepsi, yaitu organisasi sensasi guna menciptakan kesadaran

terhadap objek dan menghubungkannya dengan kejadian-kejadian yang ada

disekitar. Persepsi menentukan suatu bentuk penyajian yang akurat sesuai

dengan pengindraan. (Goleman, 1982).

STIMULUS - Penglihatan - Suara - Bau - Rasa - Texture

Indra Penerima

Gambar2.1.

Proses persepsi

Perhatian lnterpretasi Tanggapan

PERSEPSI

Stimulus yang kita terima berupa objek bisa berupa hasil penglihatan yang

tentu kita terima lewat indra mata, bau-bauan yang kita terima melalui indra

hidung, suara kita terima lewat indra telinga, rasa kita terima lewat indra

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

35

pengecap, serta texture kita ketahui lewat indra peraba (kulit). Stimulus­

stimulus tersebut kita terima lewat indra dan diinterpretasikan melalui metode

tertentu dan tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor ke dalam ingatan I

otak, dan kemudian otak menanggapinya. Akhirnya muncullah persepsi

tentang stimulus tadi.

Persepsi merupakan proses bagaimana manusia mernbuat penilaian

mengenai susuatu. Persepsi kerap ditafsirkan sebagai sebuah konsep

dengan dua rnacam pengertian. Pengertian yang pertama menunjuk pada

persepsi sebagai suatu proses dan pengertian, yang kedua mengacu kepada

hasil daripada proses itu sendiri. Penilaian tersebut erat kaitannya dengan

berbagai faktor, pengindraan (sumber informasi), pengetahuan serta

pengalaman individual subjek. Prosesnya disebut aktif karena selalu

berlangsung setiap saat. Dan di sebut rumit karena prosesnya yang

melibatkan otak dengan segala ketentuan mainnya. Stumuli dari indra akan

diproses secara kimiawi di dalam tubuh, diinterpretasikan dan diberikan

tanggapan.

Setiap hal yang dipersepsikan oleh seseorang dengan orang lain dapat

berbeda dalam pemaknaannya. Dengan inderanya, inclividu menangkap

informasi (realitas) yang ada di sekitarnya. Kemudian clengan persepsinya

diolah dan diberi arti. Dengan dasar itulah maka individu tersebut berperilaku

ataupun bersikap terhadap sesuatu hal. Dengan demikian terlihat bagaimana

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

36

pentingnya persepsi, apa yang ada di sekitar kita, yan9 ditangkap oleh indera

tidak diartikan sama dengan realitasnya. Pengertian tersebut tergantung

pada orang yang mempersepsikan, obyek yang dipersepsikan serta situasi

sekelilingnya.

2.2.6. Pengertian Dan Teori Kepadatan

Masalah kepadatan atau 'density' yang terdapat pada kota-kota besar telah

menarik minat para ahli dari berbagai disiplin ilmu pen!~etahuan untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.

lstilah kepadatan menurut ahli sosiologi, Galle dan Gove (1972) ,mempunyai

beberapa pengertian yaitu: jumlah orang perruang, jumlah ruang per rumah,

jumlah rumah per bangunan dan jumlah tempat tinggal per acre.

Ditinjau dari sudut psikologi, kepadatan diartikan oleh Myers (1971) sebagai

berikut: "Crowding :a subjective feeling of not enough space per person "

Secara garis besar Myres mengatakan bahwa kepadatan adalah ukuran

subjektif dari besar ruang untuk tiap orang. Eric Sundstrom (1978)

mengatakan bahwa kepadatan adalah jumlah orang yang relative besar

perunit ruang. Sedangkan Heimstra (1974) mengatakan:

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

"Population density is the number of people or other types of animals

accupying a given unit of space. "Space" in this case may refer to a room, a

building, a city, or any other definable unit".

37

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa kepadatan mernpakan jumlah orang

atau binatang yang menempati suatu unit ruang tertentu, maksud ruang

merupakan salah satu yang dipersepsi manusia tentang luas-sempit dan

longer-sesak. Oleh karena itu, kepadatan (density) berhubungan dengan

kesesakan pada tingkat tertentu (crowding) (Diana, 2006).

Dari berbagai sumber definisi yang telah disebutkan diatas maka dapat dilihat

bahwa kepadatan menyangkut :jumlah manusia pada suatu tempat dan

daerah yang ditempatinya. Dalam penelitian ini, kepadatan diartikan menurut

pandangan psikologi yaitu besarnya ruang untuk tiap orang.

Penelitian terhadap pengaruh kepadatan terhadap tingkah laku manusia

menghasilkan beberapa pandangan. Salah satu pandangan yaitu "Density -

Intensity" yang dikemukakan oleh J.Freedman (1975), mengatakan bahwa

kepadatan tanpaknya tidak terlalu membahayakan (harmful) bagi individu.

Berbeda dengan binatang, individu tidak selalu bereaksi buruk terhadap

kepadatan yang tinggi. Menurut Freedman kepadatan yang tinggi akan

memperbesar respons positif atau negative seseorang. Bila respons

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

38

seseorang positif maka bertambahnya kepadatan akan memperbesar respon

positifnya. Sebaliknya bila respons seorang cenderun~J negative maka akan

bertambah respons negatifnya.

Pandangan ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh

Schiffenbauer dan Schiavo (1976);strom dan Thomas (1977), pada saat

orang duduk berdekatan maka orang yang telah saling mengenal akan duduk

lebih dekat, sedangkan orang yang tidak saling mengenal akan tetap

menjaga jarak duduknya.

Pandangan lain, mengatakan bahwa kepadatan merupakan keadaan yang

menekan (as stressful). Menurut Epstein, Woolfolk dan Lehter (1981), adanya

pelanggaran ruang (space invasions), tingkah laku yang terpaksa

(constrained behavior) dan stimulus yang melebihi daya dukung (stimulus

overload) merupakan pengalaman yang tergabung menjadi satu sehingga

menimbulkan akibat yang negative. Hilangnya pengendalian diri (personal

control) menyebabkan frustasi, ketegangan dan akibat lain yang

menyakitkan.

Salah satu faktor yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh negatif

tersebut adalah konsep stress social. Kepadatan yang tinggi merupakan

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

penyebab stress sehingga menimbulkan bermacam-macam perubahan

tingkah laku dan fisiologis.

39

Schopler dan Stokols (1976) mengemukakan suatu analisa khusus dari

lignkungan yang sesak. Sesak atau crowding dirumuskan sebagai kebutuhan

untuk memperoleh ruang yang lebih luas, sebagai hasil dari gabungan factor

pribadi (personal) dan factor lingkungan (environmental). jadi sesak

merupakan suatu pengalaman psikologis mengenai kepadatan fisik atau

besarnya ruang yang dibutuhkan oleh setiap orang.

Secara umum sesak dikatakan sebagai "syndrome tekanan" yang merupakan

hasil dari factor pribadi, social, kebudayaan dan ruang. Schopler dan Stokols

mengemukakan beberapa asumsi tetang keadaan sesak yang dialami

manusia. lnilah yang dijadikan peneliti sebagai definisi operasional untuk

mengukur kepadatan:

1. Pengalaman sesak melibatkan tekanan (stress) psikologi.

2. Tekanan ini merupakan akibat dari pengalaman individu mengenai

hilangnya pengendalaian terhadap pangamatan ruang (termasuk

jarak antara pribadi atau interpersonal distance).

3. Bila seseorang mengalami tekanan sesak (crowding stress) maka

ia akan berusaha mengatasinya untuk mengurangi tekanan.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

40

4. Tekanan akan menjadi sangat kuat dan sulit diatasi bila kebutuhan

akan ruang dari individu dihubungkan dengan adanya ancaman

terhadap keamanan seseorang (misalnya keselamatan fisik atau

keadaan emosional).

Asumsi terakhir sangat penting karena berarti bahwa semakin besar

pengaruh dari ketidakmampuan seseorang untuk mernperoleh ruang (fisik

atau psikologis) makan semakin besar tekanan yang dialami.

2.3. KERANGKA BERPIKIR

Bagaimanakah kaitan Burn out dengan kepadatan lingkungan kerja buruh

pabrik. Burn out merupakan pengalaman yang bersifat psikologis karena

melibatkan perasaan, sikap, motif, harapan, dan dipersepsi individu sebagai

pengalaman negatif yang mengacu pad a situasi yang menimbulkan distres,

ketidaknyamanan, atau disfungsi,

Sedangkan kepadatan lingkungan kerja merupakan persepsi buruh terhadap

ruang pada lingkungan kerjanya.Freedman (1975) mengemukakan bahwa

dibawah kondisi-kondisi yang sama kepadatan yang tinggi cenderung

menambah perasaan apapun yang ada pada individu terhadap situasi atau

orang lain di dalam ruangan. Jadi situasi yang secara intrinsic menyenangkan

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

41

menjadi lebih menyenangkan dan situasi yang intrinsic: tidak menyenangkan

menjadi terasa lebih tidak menyenangkan. Efek ganda serupa ini juga diamati

dalam perasaan-perasaan dan tingkah laku interpersonal, seperti keramahan,

permusuhan, atau agresi.(Freedman dalam Anastasi 1974).

Kepadatan memberikan pengalaman yang merugikan jikalau dirasakan tidak

menyenangkan jika menghambat tingkah laku individu tidak merasa bebas

untuk mengendalikan ruang personal, privasi dan pen(Jgunaan ruang, bisa

terjadi kepadatan menimbulkan pengalaman yang sangat menekan.

Penelitian Paulus (1976, dalam freedman 1975) menyimpulkan bahwa

kepadatan bisa mengganggu pelaksanaan tugas. Kadang-kadang kedua

jenis kelamin dipengruhi secara negatif oleh kepadatan tinggi (Evans, 1979)

tetapi kadang-kadang hanya pria berkerja kurang baik dalam kondisi

kepadatan tinggi, sedangkan wanita bekerja sedikit lebih baik (Paulus Dkk,

1976). Penelitian tersebut menyatakan bahwa bagi beberapa orang,

kepadatan tinggi dapat mengganggu penampilan kerja.

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka peneliti rnenyimpulkan bahwa

kepadatan lingkungan kerja buruh pabrik mempengaruhi buruh pabrik

mengalami Burn Out.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Gambar2.2 Skema terjadinya burnout pada buruh pabrik

Pekerja mempersepsikan lingkungan kerja (tidakseimbang)

Pemecaban masalah aktif

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Respon emosional terhadap

ketidakseimbangan ditandai dengan cemas,

tegang dan lelah

Pertahanan intrapsik:is (burnout)

42

Berdasarkan deskripsi teori di atas, penulis merumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

H1 Ada hubungan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan

Burn out pada buruh pabrik.

Ho Tidak ada hubungan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja

dengan Burn Out buruh pabrik

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses

menemukan pengetahuan yang menggunakan data beirupa angka sebagai

alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Pada

umumnya penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian

deskriptif, penelitian korelasi, penelitian quasi ekperimental dan penelitian

eksperimental (S. Margono, 1997).

Menurut Azwar (2005) penelitian dengan pendekatan k:uantitatif menekankan

analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode

statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian

inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan

hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.

Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan

kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

3.1.2. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalarn penelitian ini adalah rnetode korelasional.

Penelitian yang dirancang untuk rnenentukan tingkat hubungan variabel­

variabel yang berbeda dalarn suatu populasi yang dis1~but penelitian

korelasional (dalarn Sevilla, et al, 1993).

3.2 Variabel Penelitian

44

Variabel adalah suatu karakteristik yang rnernpunyai dua atau lebih nilai atau

sifat yang satu sarna lain terpisah (dalarn Sevilla, et al, 1993).

Menurut Syahri Alhusin (2002) variabel terbagi dua rnacarn, yaitu variabel

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dep1mdent variable).

Variabel bebas (independent variable) yakni suatu variabel yang fungsinya

rnenerangkan (rnernpengaruhi) terhadap variabel lainnya. Sedang variabel

terikat (dependent variable) ialah suatu variabel yang dipengaruhi variabel

lain. Dalarn penelitian ini yang rnenjadi kedua variabel tersebut adalah :

1. Variabel bebas : Burn out

2. Variabel terikat : Persepsi Kepadatan Lingl<Lingan Kerja

3.2.1 Definisi Variabel

1. . Burn out rnerupakan tindakan penarikan diri secara psikologis

sebagai respon terhadap stress yang berlebihan atau ketidak puasan dalarn

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

pekerjaan yang ditandai dengan kelelahan secara fisik, emotional dan

mental karena adanya keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang

menuntut secara emosional

45

2. Persepsi Kepadatan Lingkungan Kerja merupakan pengalaman

psikologis mengenai kepadatan fisik atau besarnya ruang yang dibutuhkan

oleh setiap orang

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional tentang tingkat Burn out (kelelahan mental) diukur

dengan alat ukur Burn out berupa Maslach Burnout lnventary (MB/) yang

telah dimodivikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. JI.lat ukur MBI ini terbagi

atas 3 subskala, yang mengukur ketiga aspek dari sinclrom burn out, yaitu

kelelahan emosional, kelelahan fisik, dan kelelahan mental.

Sedangkan untuk definisi operasional persepsi kepadatan yaitu penghayatan

pekerja terhadap lingkungan tempat kerjanya, pengalaman yang dirasakan

tertekan, usaha untuk mengatasi tekanan, serta ancaman terhadap kemanan

diri.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh individu atau obyek yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah buruh pabrik, dengan kriteria :

1. Buruh pabrik .

2. Sudah berkerja 1 tahun Lebih.

3. Usia diatas 20 tahun.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu

yang memiliki karakteristik yang dianggap bisa mewakili populasi. Menurut

Arikunto (1998) apabila subyeknya kurang dari 100 lebih diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian total sampling, jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini maka populasi yang diambil adalah

para buruh pabrik yang bekerja diruang yang sempit ycing berjumlah 332

orang. Sehingga jumlah sampel yang digunakan 10% yaitu berjumkah 33

orang.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling

dengan teknik purposive sampling. Menu rut Sutrisno Hadi ( 2001) yang

46

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

47

dimaksud dengan tehnik random sampling adalah semua aggota populasi

mempunyai peluang yang sama untuk di masukan menjadi anggota sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan skala

bentuk pernyataan. Bentuk skala yang digunakan dalam membuat

pernyataan dalam penelitian ini adalah model Likert, yaitu dengan

menetapkan penskoran 1 - 4 dengan alasan agar tidak menyulitkan subyek.

Sebagaimana yang dikutip dari Azwar (2004) yang menyatakan bahwa tidak

ada manfaatnya untuk memperbanyak pilihan karena akan mengaburkan

perbedaan jawaban yang diinginkan, di samping itu ju~1a subyek tidak cukup

peka untuk jenjang yang lebih dari lima tingkat.

lrawan Soehartono (1995), menyatakan bahwa untuk rnenjawab pernyataan -

pernyataan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data skala

sikap. Skala sikap adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

menyertakan atau mengirimkan daftar pernyataan untuk diisi sendiri oleh

responden, yaitu orang yang memberikan tanggapan atau menjawab

pernyataan-pernyataan yang diajukan.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Skar untuk butir yang terdapat dalam skala dijumlahkan atau dijumlah rata­

rata untuk mendapatkan skor sikap individu (Kerlinger, 1993). Pernyataan

atau item dalam skala model Likert ini terdiri dari pernyataan positif dan

negatif. Beberapa hal harus diperhatikan dalam skala Likert antara lain

adalah bentuk jawaban menggunakan em pat kemungkinan jawaban yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S}, tidak setuju (TS), dan sangat tidal< setuju

(STS) sedangkan ragu-ragu (R) tidal< digunakan. Menurut Sevilla, et al.,

(1993) banyak peneliti yang memberikan penekanan pada kecenderungan

resposnden untuk 'mengamankan" dan menempatkan jawaban mereka

ditengah sebagai angka netral.

48

Hal ini disebut "pengaruh kecenderungan sentral". lndividu yang mempunyai

kecenderungan tersebut selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan

yang ekstrim, dengan demikian tidak digunakannya katagori jawaban yang

bersifat netral atau ragu-ragu dilakukan untuk mendorong responden

memutuskan jawaban yang bersifat positif atau negatif. Berdasarkan respon

subyek pada plot studi, setiap pernyataan favorable dan unfavorable diberi

nilai sebagai berikut :

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Tabel 3.1. Bobot nilai

Pilihan

SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

3.5 lnstrumen Penelitian

3.5.1 Skala Burn Out

Favorable

4

3

2

1

49

Pernyataan

Unfavorable

1

2

3

4

Skala Burn out ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat Burn out

subyek yaitu dengan menggunakan penskalaan model Likert. Pembuatan

item-item pernyataan skala tingkat Burn Out disusun berdasarkan alat ukur

Burn out yang dibuat oleh Maslach, yang berupa Mas/ach Burnout Inventory

(MB/). Yang mengukur ketiga aspek dari sindrom burn out. Yaitu kelelahan

emosional, kelelahan fisik, dan kelelahan mental.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

50

Tabel 3.2. Blue print skala Burn out

Aspek lndikator Pernyataan

no Favorable unfavorable

1 Kelelahan > Apa tis 16.20.33.40 12.25.45.54

emosional > Tidak berdaya 5. 11.55. 14.48.51.

> Tidak ada harapan 25. 53.56.57 15. 42.43.59

2 Kelelahan > Mudah lelah 22. 32.50. 27.39.47.

fisik > Susah tidur 4. 17.41 10. 35.38

> Aktivitas menurun 6. 26.44.58 23. 34.52.60

3 Kelelahan > Pusat perhatian 1. 2.37 8.28.36.

mental > Pemecahan 3. 29. 2'1. 9. 13. 49.

masalah 18.19.46 7.30.21

> Kemampuan

mengingat

total 30 30

3.5.2 Skala Persepsi Kepadatan

Penulis menggunakan asumsi kepadatan yang diberikan oleh Schopler dan

Stokols. Yaitu 1) Pengalaman sesak terhadap tekanan psikologis; 2)

Penghayatan tekanan terhadap lingkungan fisik; 3) Usaha mengatasi

tekanan; 4) Ancaman terhadap keamanan.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

51

Tabel 3.3. Blue print skala persepsi kepadatan

No. Aspek Pernyataan

Favourable Unfavourable

1. Tekanan pribadi 1,4,9,30*33,35 2, 13, 17,23,34

2. Tekanan lingkungan 5,7,12,20,38 10, 11, 18, 19,29

3. Usaha mengatasi tekanan 3,8,15,26,39 22,25,31,32,40

4 Ancaman kemananan 6, 16,24,36,37 14,21,27,28,41

Total 21 20

3.6 Teknik Uji lnstrumen

3.6.1 Uji Validitas Skala

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui aspek suatu skala psikologi

mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukuran.

Validitas skala sikap banyak disandarkan pada relevansi isi pernyataan yang

disusun berdasarkan rancangan yang tepat karena skala yang disusun

berdasarkan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas

secara teoritik akan valid.

Untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan dilakukan analisis item,

yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total. K.oefisien korelasinya

diperhitungkan sebagai validitas. Item-item yang memiliki korelasi signifikan

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

52

langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak

memiliki korelasi signifikan diabaikan.

Untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur marnpu melakukan fungsi,

penulis rnenggunakan rurnus Product Moment Pearson (Syaifuddin Azwar,

2003) dengan rumus :

Keterangan : rxy = Angka indeks korelasi "r" Product Moment

LXY = Jurnlah hasil perkalian antara skor item dan skor total

LX = Jurnlah skor item

LY = Jumlah skor total

n = Jumlah subyek

Dari data try out skala burnout yang diujicobakan pada 38 subjek, diperoleh

hasil sebagai berikut : Dari 60 item yang diuji cobakan terdapat 30 item yang

valid , yaitu item nomor 2,4,8,9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19,20,22,25,28,30,31,32,

38,39.40.41.45.47.48.49,51,52,57,58. karena memenuhi standar koefisien

validitas yang dianggap memuaskan untuk n=38. Sedangkan item yang tidak

valid atau yang tidak dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya

sebanyak 30 item, yaitu item no

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

53

1,3,5,6,7, 10, 14, 18,21,23,24,26,27,29,33,34,35,36,37,42,43,44,46,50,53,

54,55,56,59,60. indeks validitas skala burnout dapat dilihat pada lampiran 7

Tabel 3.4. Hasil Uji Coba Skala Burn out

Aspek lndikator Pernyataan

no Favorable unfavorable

1 Kelelahan y Apatis 16*.20*.33.40* 12*.25*.45*.54

emosional y Tidak berdaya 5. 11*.5!5. 14.48*.51*.

y Tidak ada harapan 25. 53.56.57* 15*. 42.43.59

2 Kelelahan y Mudah lelah 22*. 32*.50. 27.39*.47*.

fisik y Susah tidur 4*. 17*.41* 10. 35.38*

y Aktivitas menurun 6. 26.44.58* 23. 34.52*.60

3 Kelelahan y Pusat perhatian 1. 2*.37 8*.28*.36.

mental y Pemecahan 3. 29. 31*. 9*.13*.49*.

masalah 18.19*.46 7. 30*. 21

y Kemampuan

mengingat

total 30 30

Nb: Item valid d1tanda1 dengan (*)

Sedangkan data try out skala persepsi kepadatan yang diujicobakan pada 38

subjek, diperoleh hasil sebagai berikut : Dari 41 item yang diuji cobakan

terdapat23 item yang valid, yaitu item nomor 1,4,5,6,7,8,9,12,16,17,19,

20,22,24,26,27,28,35,36,37,38,39,40, karena memenuhi standar koefisien

validitas yang dianggap memuaskan untuk n=38

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

54

Sedangkan item yang tidak valid atau yang tidak dapat dipergunakan untuk

penelitian selanjutnya sebanyak 42 item, yaitu item no 2,3,4,5,76,,8,9,, 12, 13,

14, 15, 17, 18,20,22,24,25,2,6,27,29,30,31,34,35,36,37,:38,40,43,44,45,46,47,4

8,49,50. indeks validitas keterlibatan kerja dapat dilihat.

Tabel 3.5. Hasil Uji Coba Skala Persepsi Kepadatan

No. Aspek Pernyataan

Favourable Unfavourable

1. Tekanan pribadi 1 *,4*,9*,30*.33,2;5* 2, 13, 17*,23,34

2. Tekanan lingkungan 5*,7*, 12*,20*,38'' 10,11,18,19*,29

3. Usaha mengatasi tekanan 3,8*, 15,26*,39* 22*,25,31,32,40*

4 Ancaman kemananan 6*, 16*,24*,36*,3~7* 14,21,27*,28*,41

Total 21 20

Nb: item valid d1tanda1 dengan (*)

3.6.2 Uji reliabilitas skala

Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pen£1ujian reliabilitas.

Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau

keteraturan hasil ukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut

digunakan lagi sebagai alat ukur suatu obyek atau responden. Hasil uji

reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya dan tidaknya suatu instrumen

penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

55

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, penulis menggunakan rumus

Alpha Cronbach (Syaifuddin Azwar, 2004) :

[ s1, + s,, J a=2 1- -

S x2

Keterangan : s1, dan s,, = Varians skor belahan 1 dan varians skor

belahan 2

sx, = Varians skor skala

Menurut Triton (2006), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach

diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai dengan 1. P.pabila skala tersebut

dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka

ukuran kemantapan Alpha dapat diinterpretasi seperti 1:abel berikut :

Tabel 3.6.

Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha

Alpha Tingkat reliabilitas

0,00-0,20 Tidak reliabel

> 0,20- 0,40 Kurang reliabel

> 0,40- 0,60 Cukup reliabel

> 0,60- 0,80 Reliabel

> 0,80-1,00 Sangat reliabel

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

56

3.7 Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu :

1. Tahap persiapan, yaitu pada tahap ini penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini, menentukan variabel yang akan

diteliti, melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan data-data

yang terkait dan teori-teori yang menunjan9 penelitian ini. Peneliti

juga berkonsultasi dengan pembimbing guna kelangsungan

penelitian yang efektif. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan

menyusun dan menyiapkan alat ukur penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

2. Tahap pengambilan data, dalam tahap ini penulis menentukan

sampel penelitian, meminta kesediaan responden untuk mengisi

skala penelitian. Sebelumnya, skala yang digunakan terlebih

dahulu di uji, dan akhinya item yang valid digunakan untuk

penelitian.

3. Tahap pengolahan data, pada tahapan ini penulis mengumpulkan

data yang diterima dari responden dan rnenskoring data hasil

penelitian, kemudian mentabulasikan dan melakukan analisis data,

yaitu analisis validitas dan relibilitas, dan korelasi dari kedua

variabel penelitian.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

57

4. Tahap Pembahasan, pada tahap ini hasil olah data

diinterpretasikan, serta merumuskan hasil penelitian yang diperoleh

dibahas berdasarkan data dan teori yang ada.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

58

BAB4

LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Gambaran umum responden dalam penelitian ini akan diuraikan secara rinci

bibawah ini berdasarkan usia, status perkawinan dan lama bekerja dipabrik.

Subjek pebelitian ini adalah 33 orang dari 332 buruh p:abrik yang bekerja

dibagian produksi pada PT Victor lndah Prima Cengkareng Jakarta Barat.

Tabel 4.1.1. Kategorisasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Kategori Jumlah Prosentase

1. Laki-laki 24 72%

2. Perempuan 9 28%

Total 33 100 %

Dari label di atas dapat dilihat bahwa responden laki- laki dalam penelitian ini

berjumlah 24 orang mahasiswa (72%), sedangkan re~;ponden perempuan

sebanyak 9 orang mahasiswi atau 28 % dari total responden.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

59

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuesi Presentase

20-25 3 9%

26-30 8 24%

31 - 35 13 39%

36-40 6 19%

40 < 3 9%

Total 33 100 %

Berdasarkan usia, responden dalam penelitian ini berusia 20-25 tahun

dengan total presentase 9%, untuk responden yang berusia 26-30 tahun

24%, berusia 31-35 tahun 39%, usia 36-40 tahun 19% dan usia 40 tahun

keatas 9%.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

60

Tabel 4.3 Garnbaran Umum Responden Berdasarkan Lama Kerja

Usia Frekuensi Presentase

1-5 3 9%

6-10 10 30 %

11 -15 13 40%

16-20 6 18 %

21< 1 3%

Total 33 100 %

Berdasarkan masa kerja di pabrik sebanyak 9 % responden telah bekerja

selama 1-5 tahun, persentase 30% untuk responden yang telah bekerja

selama 6-10 tahun, sedangkan untuk responden yang bekerja 11-15 tahun

sebesar 40%, responden yang bekerja selam 16-20 tahun sebesar 18%,

jumlah terkecil pada buruh pabrik yang bekerja selama 21 tahun keatas

sebanyak 3%.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

4.2. Presentase Data

4.2.1. Penyebaran Skor Skala Burnout

rentangan penyebaran skor skala burrnout adalah 30-120, karena dalam

penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor

terendah 1 x 30 = 30 dan skor tertinggi sebesar 4x30 = 120. sehingga luas

jarak sebenarnya adalah 120-30 = 90. Dengan demikian, setiap satuan

deviasi standar bernilai 90/6 = 15 dan mean teoritisnya adalah:

M = (30x2)+(30x3) /2

= (60 + 90) /2

=150/2 =75

4.2.2 Penyebaran Skor Skala Persepsi Kepadatan

61

Rentangan penyebaran skor persepsi kepadatan adalah 24-96, karena dalam

penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor

terendah 1x24= 24 dan skor tertinggi 4x24= 96. sehingga luas jarak

sebenarnya adalah 96-24=72. Dengan demikian, setiap satuan deviasi

standar bernilai 72/6= 12 dan mean teoritisnya adalah:

M = (24x2)+(24x3)/2

= (48+72)/2

= 120/2 = 60

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

62

4.3. Uji Normalitas

Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengul<uran pada umumnya

mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak

mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang

diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan

(Nurgiyantoro dkk,2000). Dengan demikian, analisis statistik yang pertama

kali harus dilakukan dalam rangka analisis data adalah analisis statistiik

berupa uji normalitas.

Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smimov. Uji kolmogorov-Smimov adalah :salah satu cara untuk

menguji goodness of fit. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat

kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan

distribusi teoritis tertentu (normal,uniform,atau poison). Jadi hipotesis

statistiknya adalah distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan

distribusi frekuensi harapan (teoritis) (Tim penelitian dan pengembangan

Wahana Komputer, 2006).

Hasil uji normalitas data pada skala burnout diperoleh angka probalitas

sebesar 0,444 dengan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

63

probabilitas 0,444>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal, dengan mean sebesar 69,66 dan standar deviasi (SD) sebesar 4,82.

Sementara hasil uji normalitas data pada skala persepsi kepadatan diperoleh

angka probabilitas sebesar 0,389 dengan menggunakan taraf signifikansi

alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,389>0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar

57,27 dan standar deviasi (SD) sebesar 4, 12

4.4. Uji Homogenitas

tabel 4.4

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 SiQ.

burnout .017 1 31 .896 kepadatan .024 1 31 .879

pengambilan keputusan untuk data penelitian ini menggunakan perbandingan

uji probabilitas. Dari tabel nilai uji homogenitas diatas sebagaimana yang

terdapat dalam lampiran kolom Test of Homogeneity al' wariances pada

levene statistic, dapat diketahui bahwa burnout memiliki nilai probabiliti

sebesar 0,896 dari nilai 0,05 sehingga Ho diterima, artinya varians data

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

64

bersifat homogen. Sedangkan, Persepsi kepadatan m1emiliki nilai probabilitas

sebesar 0,879 dari nilai 0,05 Ho juga diterima dan artinya varians data

bersifat homogen.

4.5. Pengujian Hipotesis

untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini, dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dari person, dengan

perhitungan menggunakan SPSS versi 12.0, untuk pengambilan kesimpulan

penelitia melihat dari hasil probabilitas (Singgih, 2004) menurut Singgih untuk

mengambil keputusan dengan melihat nilai probabilitas,

jika probabilitas > 0,05, maka H1 diterima

jika probabilitas< 0,05, maka Ho ditolak

Tabel 4.5 Hasil Korelasi Antara Variable

Variable Korelasi Taraf signifikan

Burnout dan kualitas pelayanan 0,562 0,01

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Hubungan Antara Persepsi Kepadatan Lingkungan Kerja Dengan

Burnout Pada Buruh Pabrik

65

berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa koefisien korelasi antara

persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan burnout pada buruh pabrik

adalah 0,562 setelah dibandingkan dengan nilai r table untuk sarnpel 33

orang, diperoleh r table sebesar 0,344 pada a = 0,05 dan 0,442 pada a= 0,01

hal ini rnenunjukan bahwa nilai r hitung lebih besar dibandingkan nilai r table

pada a=0,05 dan pada a= 0,01 dengan taraf signifikansi sebesar 0,01 lebih

kecil dari taraf kritis keberrnaknaan (sig>0,05) dengan begitu Hi diterirna,

yaitu ada hubungan yang signifikan antara persepsi kepadatan lingkungan

kerja dengan burnout, sedangkan Ho yang rnenyatakan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja

dengan burnout ditolak

hasil penelitian ini juga rnenunjukkan korelasi yang berarti apabila para buruh

rnernpersepsikan padat pada kondisi kerjanya rnaka akan rnenyebabkan

terjadinya burnout pada buruh pabrik.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

66

4.6. Hasil Tambahan

4.6.1. Hubungan Antara Usia Buruh Pabrik Dengan Burnout

dari hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi usia dan burnout adalah

sebesar -0,081 nilai r hitung ini lebih kecil bila dibandingkan pada r table pada

taraf a=0,05 (0,344) dan pada taraf a=0.01 (0,442) serta nilai signifikansi

sebesar 0,652 nilai ini diatas harga kritis untuk taraf kebermaknaan (sig>

0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yaitu tidak ada hubungan

yang signifikan antara usia buruh pabrik dengan terjadinya burn out.

4.6.2. Hubungan Antara Masa Kerja Buruh Pabrik Dengan Burnout

berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa koefisiensi antara lama kerja

dengan burn out adalah 0,009 nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai r tabel

pada a=0,05 (0,344) dan a=0,01 (0,442) dengan taraf signifikansi sebesar

0,961 lebih besar dari taraf kritis kebermaknaan (>0,05·) dengan begitu Ho

diterima, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan

terjadinya burnout pada buruh pabrik.

4.6.3. Hubungan Antara Jenis Kelamin Buruh Pabrik Dengan Burnout

berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa koefisien korelasi antara jenis

kelamin dengan burn out diperoleh nilai r hitung sebesar0,024 nilai ini lebih

kecil dibandingkan dengan r table pada taraf a=0,05 (0,344) dan a=0,01

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

67

(0,442) dengan taraf signifikansi sebesar 0,874 lebih besar dari taraf kritis

kebermaknaan (sig<0,05) dengan begitu Ho diterima, yaitu tidak ada

hubungan yang signifikan antara jenis kelamin buruh pabrik dengan burn out.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil aalisa data serta hipotesis yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan :

1 . Ada hubungan antara kepadatan lingkngan kerja yang padat dengan

burnout pada buruh pabrik.

5.2. Diskusi

68

Dari hasil penelitian diatas terlihat hubungan yang signifikan antara kondisi

kerja yang padat dengan terjadinya burnout pada buruh pabrik, hasil

penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang negative antara kondisi

kerja yang padat dengan kelemahan mental (burnout) yang memiliki arti

bahwa ketika para buruh mempersepsikan lingkungan kerja pabrik menjadi

padat maka kondisi para buruh akan cepat megalami burnout, hal ini dapat

dipahami dengan kondisi lingkungan kerja yang padat, yang tidak

mendukung para buruh untuk menyelesaikan tugas yaitu banyaknya

karyawan yang ada diruang kerja, alat-alat kerja yang tidak teratur, serta

bayaknya barang yang masuk dan harus dikerjakan yang merupakan

penyebab terjadinya kepadatan yang negative dilingkungan kerja pabrik. ltu

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

semua mengakibatkan para buruh mengalami kelelahan mental,fisik serta

emosi yang ditandai dengan kejenuhan pada pekerjaan yang mereka jalani

dan juga sifat frustasi, putus asa serta tidak peduli dengan teman kerja dan

pekerjaan itu sendiri.

69

kondisi kerja selain dapat meningkatkan efisiensi,efektifitas, dan produktifitas

kerja karyawan, juga dapat menghasilakn prestasi kerja yang optimal.

Disamping dampaknya terhadap prestasi kerja, kondisi kerja memiliki dampak

terhadap kesehatan mental dan keselamatan kerja karyawan atau pekerja.

Nya Kondisi fisik di lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh terhadap

kondisi faal dan psikologis tenaga kerja atau karyawan. Jika kondisi kerja

buruk, maka salah satu akibat yang akan dialami oleh li<aryawan diantaranya

berupa kelehanan, sehingga semangat kerja akan hilang.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Robbin bahwa

para pekerja lebih menyukai tempat kerja yang tidak berbahaya atau

merepotkan. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa kondisi dalam

lingkungan kerja memang sangat menentukan bagi para pekerja untuk

melakukan pekerjaannya agar hasil dari pekerjaannya memuaskan bukan

hanya untuk pekerjaannya itu sendiri melainkan juga untuk perusahaannya.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

70

Selain pembahasan diatas, terdapat pula kesesuaian teori dengan hasil

tambahan mengenai perbedaan tingkat burnout berdasarkan jenis kelamin.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui, bahwa tidak terdapat perbedaan

tingkat burnout antara responden laki-laki dengan responden perempuan. Hal

ini berbeda dengan hasil penelitian yang ditemukan oli~h Farber (1991)

menemukan bahwa pria lebih rentan terhadap stres dan burnout jika

dibandingkan dengan wanita. Orang berkesimpulan bahwa wanita lebih lentur

jika dibandingkan dengan pria, karena dipersiapkan dengan lebih baik atau

secara emosional lebih mampu menangani tekanan yang besar.

Sedangkan berdasarkan usia juga tidak ditemukan adanya perbedaan. Hal ini

berbeda dengan hasil penelitian yang di temukan oleh Hasil penelitian

Maslach (1982), bahwa burnout paling banyak dijumpai pada individu yang

berusia muda. Hal ini wajar, sebab para pekerja pemberi pelayanan di usia

muda dipenuhi dengan harapan yang tidak realistik, jika dibandingkan

dengan mereka yang berusia lebih tua. Seiring dengan pertambahan usia

pada umumnya individu menjadi lebih matang, lebih stabil, lebih teguh

sehingga memiliki pandangan yang lebih realistis.

Selain tidak ditemukannnya tingkat burn out berdasarkan jenis kelamin dan

usia, tidak ditemukan juga perbedaan tingkat burn out berdasarkan status

perkawinan dan lama kerja dalam penelitian ini. Hal ini juga berbeda dengan

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

71

hasil penelitian yang di kemukakan oleh Maslach (1982), bahwa Profesional

yang berstatus lajang lebih banyak yang mengalami burnout daripada yang

telah menikah (Farber, 1991; Maslach, 1982). Jika dibandingkan antara

seseorang yang memiliki anak dan yang tidak memiliki anak, maka

seseorang yang memiliki anak cenderung mengalami tingkat burnout yang

lebih rendah.

5.3. Saran

berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan sebagai saran praktis, baik untuk kepentingan pekerja

maupun pihak perusahaan.

1. kepada para pimpinan perusahaan, khususnya para manajer dan

supervisor agar dapat memberikan variasi pekerjaan kepada

karyawannya, agar para buruh pabrik tidak cepat merasa bosan dan

lelah dengan pekerjaan yang mereka kerjakan saat ini.

2. bagi karyawan sebaiknya lebih terbuka untuk mengungkapkan

permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaannya dan juga bisa lebih

kooperatif dengan atasan maupun karyawan lainnya.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

72

Saran teoritis bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1. penulis menyadari, bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat

beberapa kekurangan dan kelemahan terutama dalam proses

penelitiannya, maka pada penelitian selanjutnya yang berkepentingan

untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama, disarankan

untuk dapat menutupi segala kekurangan,kelemahan dari penelitian ini

dan agar lebih memperdalam kajian permasalahan dan menambah

jumlah sampel dengan mengambil sampel dari perusahaan yang

berbeda.

2. dalam pengambilan data tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi

juga menggunakan wawancara agar didapatkan data penelitian yang

lebih akurat, konprehensif dan mendalam mengenai kepadatan

lingkungan kerja pabrik dan burn out.

3. penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam penggambaran burnout

yang mempertimbangjan factor jenis kelamin, usia, pendidikan, status

pernikahan dan lama kerja. Untuk penelitian selanjutnya dianjurkan

untuk melakukan penelitian burnout yang mempertimbangkan aspek

lainnya.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

DAFT AR PUST AKA

Arikumto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian; Suatu F'endekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin.(2001 ). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pel ajar

Caputo, J.S. (1991) Stress and Burnout In Library Service. Canada: Oryx Press.

Chaplin,J.P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo. Ed. 1 Cet.6.

Cherniss, C. (1980). Staff Burnout: Job Stress In The Human Service. Beverly Hill; Ssage.

Departemen Pendidikan Nasional. (2001 ). Kam us Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Freedman, Jonathan L. David O.S & Anne,L.P (1985).Psikologi Sosial (edisi ke-5) jilid 2. terjemah Michsel Adryanto. Erlangga. Bandung

Freudenberger, H.J. (1974) Staff Burnout. Jurnal of Social Issues, 30, 159-165.

Gale, Omer R, Walter R. Gove dan J. Miller Mc Pherson. ("1972). Population Density and Pathology: What are the relations for man?~ Science, 4030, 7 April, vol. 176.

Heimstra, Norman W. dan Leslie H. Mc Farling. (1974). Eenvironmental Psychology._Monterey, California : Brooks I cole Publishing Company.

Kerlinger, Fred N. (2003). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta UGM Press.Ed.3.

Maslach, C (1982). Burnout: The Cost of Caring. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Maslach, C (1982). Burnout: A Mutidimentional Perspective. Dalam W.B. Schaufeli, C. Maslach. & T. marek {eds), Professional Burnout: recent develovment in Theory and Reseach (pp.19-32). Wasl1ington DC: Taylor & Francis.

"Membunuh burnout, MemanfaatkanStres", Republika, 5 Auustus 1993.

Munandar,A.S. (2001 ). Psikologi lndustri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Vlutiah. Diana. (2006). Pengaruh Kepadatan Rumah Terhadap Perkembangan Anak. Journal Tazkiyah of Psychology.

Myers, David G. (1983). Social Psychology. Tokyo: McGraw Hill Book Company Japan.

Pines, AM. &Aronson, E. (1988). Carrer Burnout: Cases and Cures. London: The Free Press, Collier Mcmillan Publisher.

Prawasti,C.Y. (1991 ). Hubungan antara Burnout dan Dukungan Sosial di Kalangan Perawat Rumah Sakit di Jakarta. Skripsi: Tidak diterbitkan, faklutas Psikologi Universitas Indonesia.

Prawasti,C.Y.,& Napitupulu M.J.N. (1991). Peranan Oimensi Gaya Kepemimpinan Atasan yang dipersepsi Terhadap Burnout Pada Guru SMU Swasta di Jakarta. Jurnal Psikologi Sosial.

Rustomji M.K. & Sapre S.A (1990). Manajemen Mutakhir. PT.Pustaka Binaman Pressindol. Jakarta

Saefullah, AD. (1975). Distribusi Teritorial dan Kepadatan Penduduk. Training Pendidikan Masalah Kependudukan. Jakarta1: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Schabracq, Marc J.et, all. (1996). Handbook Of Work Health Psychology. USA: John Wiley and Sons.

Sevilla, Consuelo,G.et, all.(1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta. UI Press.

Sulaiman, Wahid. (2004). Jalan Pintas menguasai SPSS 12. Yogyakarta: Andi.

Sutjipto. (2004). Apakah Anda Mengalami Burnout. Diambil dari: http://www.depdiknas.go.id/jurnal/32/.htm.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

)r kepadatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 61 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 55 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 54 4 4 2 2 4 2 3 2 3 4 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 66 5 4 2 1 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 57 6 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 57 7 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 58 8 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 58 9 3 1 1 3 2 3 3 2 4 3 3 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 56

10 1 4 3 3 2 2 1 3 1 4 4 2 4 3 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 51 11 2 4 3 2 2 1 2 2 2 4 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 58 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 3 3 55 13 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 56 14 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 52 15 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 59 16 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 50 17 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 52 18 2 2 1 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 58 19 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 51 20 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 57 21 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 58 22 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 2 56 23 ' 3 ~ 3 2 2 4 4 3 3 4 3 2 2 4 2 2 1 3 3 2 3 2 3 66 ., "' 24 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 63 25 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 64 26 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 64 27 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 2 2 2 54 28 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 54 29 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 59 30 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 2 57 31 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 56 32 2 2 3 2 3 2 4 2 2 2 4 2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 58 33 2 2 2 4 2 2 3 2 3 4 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 60

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

>la burnout 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 73 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 65 3 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 64 4 4 3 3 2 3 1 2 4 3 2 3 2 2 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 81 5 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 1 3 2 3 1 3 4 3 3 2 4 2 2 2 3 74 6 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 2 2 3 2 73 7 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 81 B 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 65 9 4 2 2 1 2 3 2 4 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 75 0 4 1 3 2 3 2 1 3 1 2 4 2 4 2 2 1 2 2 2 1 3 3 1 2 2 1 3 2 3 2 66 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 3 2 66 2 1 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 68 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 66 4 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 63 5 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 70 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 3 4 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 66 7 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 1 2 3 4 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 68 B 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 71 9 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 65 I) 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 67 1 3 3 2 1 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 68 2 3 1 3 2 4 2 2 2 2 1 4 3 2 1 4 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 3 2 69 3 4 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 73 -i 4 3 ~ < 2 1 2 1 3 2 4 4 2 3 2 2 2 2 4 2 2 4 3 1 2 4 1 3 2 2 73 " ' 5 4 2 2 3 2 1 2 2 4 2 3 4 1 1 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 68 5 4 3 3 1 2 1 2 1 3 2 4 4 2 3 3 1 2 2 4 2 2 4 1 2 2 2 3 1 3 2 71 7 4 1 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 69 B 3 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 65 9 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 78 D 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 75 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 64 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 66 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 73

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Lampi ran Reliability Skala bounout

Case Processing Summary

N Cases Valid 38

Excludecta 0 Total 38

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based

on Cronbach's Standardized

% 100.0

.0 100.0

Aloha Items N of Items .823 .836 60

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Ranae Item Means 2.156 1.368 3.158 1.789 Item Variances .436 .134 .849 .714

.. The covarfance matnx 1s calculated and used in the analysis.

Maximum/ Minimum Valiance N of Items

2.308 .177 60 6.312 .027 60

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Item Statlstlcs

Maan Std. Deviation N VAR00001 3.1316 .87522 38 VAl~00002 2.5000 .83017 38 VAR00003 2.5263 .64669 38 VAR00004 2.0526 .83658 38 VAR00005 2,0263 .71610 38 VAR00006 1.4737 .82975 38 VAR00007 2.2368 .78617 38 VAR00008 1.6053 .59455 38 VAR00009 2.2368 .58974 38 VAR00010 1.4737 .68721 38 VAR00011 2.0283 .71810 38 VAR00012 1.9737 .54460 38 VAR00013 L7105 .69391 38 VAR00014 1.3884 .4BS85 38 VAR00015 1.4737 .55687 38 VAR00016 1.8158 .69185 38 VAR00017 1.6842 .70155 38 VAR00018 2.4211 .68306 38 VAR00019 1.8421 .36954 38 VAR00020 1.7105 .69391 30 VAR00021 2.8158 .69185 38 VAR00022 2.6053 .78978 38 VAR00023 2.0526 .69544 38 VAR00024 2.2895 .65380 30 VAR00025 3.1579 .88612 38 VAR00026 2.2368 .67521 30 VAR00027 2.3158 .52532 30 VAR00028 1.7388 .60109 38 VAR00029 2.4211 .55173 38 VAR00030 2.0526 .73328 38 VAR00031 2.0526 .46192 30 VAR00032 2.4211 .75808 38 VAR00033 2.1053 .84889 38 VAR00034 2.0263 .54460 38 VAR00035 3.0789 .74911 38 VAR00036 2.4474 .92114 38 VAR00037 1.8947 .88926 30 VAR00038 1.9737 .75200 30 VAR00039 1.8421 .54655 38 VAR00040 1.8158 .69185 30 VAR00041 2.4474 .00500 38 VAR00042 1.9737 ~· ... 38 VAR00043 2.9474 .73328 30 VAR00044 2.1842 .76801 38 VAR00045 2.0526 .51713 38 VAR00046 3.1316 .47483 38 VAR00047 2.3684 .71381 38 VAR00048 1.9211 .87310 38 VAR00049 2.1579 .49464 30 VAROOOSO 2.5000 .68773 38 VAR00051 2.6060 .56949 38 VAR00052 2.1842 .65162 38 VAR00053 2.2895 .65380 30 VAR00054 2.0789 .42754 30 VAR00055 1.9474 .46192 30 VAR00056 2.6579 .78072 30 VAfl00057 1.6842 .57447 36 VAR00058 1.8947 .50881 38 VAR00059 2.3421 .58246 38 VAR00060 1.9737 .43414 38

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

!tom-Total Statistic.$

Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance If /lam-Total Muftlple Alpha ifltem !fem Deleted !!em Doleted Correlation Correlation Deleted

v~~1 126.2368 136,132 ,013 ,828 VAR00002 126.8684 129,415 .373 .817 VAR00003 126.6421 144,191 -.480 .836 VAR00004 127,3158 128,546 .417 ,816 VAR00005 127.3421 132,610 .245 .821 VAR00006 127,8947 131,626 ,244 .821 VAR00007 127.1316 134.171 .130 .824 VAR00008 127,7632 132.872 .302 ,820 VAROOOOO 127.1316 132.280 .334 .819 VAR00010 127.6947 135.718 .060 ,825 VAR00011 127.3421 125.799 .675 .810 VAR00012 127.3947 133.002 .307 .820 VAR00013 127,6579 130.718 .376 .818 VAR00014 128.0000 134.432 .219 .821 VAR00015 127,8947 129,989 .540 .815 VAR00016 127,5526 129,659 .446 .818 VAR00017 127.6842 127.519 .577 .813 VAR00018 126,9474 133.349 .212 .821 VAR00019 127.5263 132.797 .496 .818 VAR00020 127.6579 130,772 .372 .818 VAR00021 126.5526 135.984 .043 .825 VAR00022 126.7632 127,915 .482 .814 VAR00023 127.3158 133.952 .169 .822 VAR00024 127.0789 133.698 .201 .822 VAR00025 126.2105 141.198 -.229 .835 VAR00026 127.1316 137.577 ·.055 .827 VAR00027 127.0528 139.889 -.242 .829 VAR00028 127.6316 131.538 .382 .818 VAR00029 128.9474 135.781 .083 .824 VAR00030 127.3158 127.357 .560 .813 VAR00031 127.3158 132.762 .393 .819 VAR00032 126.9474 127.403 .536 .813 VAR00033 127.2632 136.794 ·.004 .826 VAR00034 127.3421 135,150 .135 .823 VAR00035 126.2895 141.779 -.290 .834 VAR00038 126.9211 137.372 ·.049 .830 VAR00037 127.4737 139.607 -.180 .830 VAR0003B 127.3947 126.570 .592 .812 VAR00039 127.5263 131.499 .428 .817 VAR00040 127.5526 129.605 .449 .816 VAR00041 126.9211 129.642 .451 .816 VAR00042 127.3947 136,029 .116 •23 VAR00043 126.4211 133.980 .156 .823 VAR00044 127.1842 133.722 .161 .823 VAR00045 127.3158 131,357 .467 .817 VAR00046 126.2368 136.618 ·.151 .827 VAR00047 127.0000 128.100 .529 .814 VAR00048 127.4474 127.984 .573 .813 VAR00049 127,2105 133.252 .321 .820 VAR00050 126.8664 133.685 .189 .822 VAR00051 127,3664 129.050 .602 .814 VAR00052 127.1842 127.127 .654 .812 VAR00053 127.0789 133.210 .233 .821 VAR00054 127.2895 133.509 .351 .820 VAR00055 127.4211 135.764 .110 .823 VAR00056 126.7105 136.590 ·.002 .827 VAR00057 127.6842 129.411 .567 .814 VAR00058 127.4737 130.526 .548 .816 VAR00059 127.0263 136.405 .030 .825 VAR00060 127.3947 134.299 .285 .821

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00001 VARUUUo1 Pearson Correlation 1 .087

Sig. (2-tailed) .602 N 38 38

VAR00001 Pearson Correlation .087 1 Sig. (2-tailed) .602 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00002 VAR00061 Pearson -Correlation 1 .434*

Sig. (2-tailed) .007 N 38 38

VAR00002 Pearson Correlation .434* 1 Sig. (2-tailed) .007 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00003 VAR00061 Pearson Correlation 1 -.437*'

Sig. (2-tailed) .006 N 38 38

VAR00003 Pearson Correlation -.437* 1 Sig. (2-tailed) .006 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00004 VAR00061 Pearson Correlation 1 .475*

Sig. (2-tailed) .003 N 38 38

VAR00004 Pearson Correlation .475*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00005 Va .. 1 Pearson vorre1ation 1 .302

Sig. (2-tailed) .066 N 38 38

VAR00005 Pearson Correlation .302 1 Sig. (2-tailed) .066 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00006 VAR00uo1 Pearson Correlation 1 .310

Sig. (2-tailed) .058 N 38 38

VAR00006 Pearson Correlation .310 1 Sig. (2-tailed) .058 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00007 VAKU0Ut:i1 Pearson vorrela!lon 1 .196

Sig. (2-tailed) .239 N 38 38

VAR00007 Pearson Correlation .196 1 Sig. (2-tailed) .239 N 38 38

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00008 VAR00061 Pearson Gorre1ation 1 .347'

Sig. (2-tailed) .033 N 38 36

VAROOOOS Pearson Correlation .347' 1 Sig. (2-tailed) .033 N 38 38

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00009 VAROOw1 Pearson Correlation 1 .378*

Sig. (2-tailed) .019 N 38 38

VAR00009 Pearson Correlation .378* 1 Sig. (2-tailed) .019 N 38 38

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00010 VAR00061 Pearson Correlation 1 .119

Sig. (2-tailed) .478 N 38 38

VAR00010 Pearson Correlation .119 1 Sig. (2-tailed) .478 N 38 38

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00011 VAR00061 Pearson correlation 1 .708*

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00011 Pearson Correlation .708" 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00012 VAR00061 Pearson vorrelation 1 .349*

Sig. (2-tailed) .032 N 38 38

VAR00012 Pearson Correlation .349* 1 Sig. (2-tailed) .032 N 38 38

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00013 VAR00uo1 Pearson correlation 1 .426*'

Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

VAR00013 Pearson Correlation .426*' 1 Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00014 VAROU061 1-'earson Correlation 1 .259

Sig. (2-tailed) .117 N 38 38

VAR00014 Pearson Correlation .259 1 Sig. (2-tailed) .117 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00015 VAR00061 Pearson Gorrelation 1 .573 ..

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00015 Pearson Correlation .573*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00081 VAR00016 VAr:uOu(j1 Pearson Correlation 1 .492*

Sig. (2-tailed) .002 N 38 38

VAR00016 Pearson Correlation .492* 1 Sig. (2-tailed) .002 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00017 VAR00061 Pearson Correlation 1 .617*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00017 Pearson Correlation .617"' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00018 VARuu061 Pearson corre1at1on 1 .267

Sig. (2-tailed) .105 N 38 38

VAR00018 Pearson Correlation .267 1 Sig. (2-tailed) .105 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00019 VAR00061 Pearson Correlation 1 .520*'

Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

VAFW0019 Pearson Correlation .s20· 1 Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00020 VAR00061 Pearson Correlation 1 .423*'

Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

VAR00020 Pearson Correlation .423. 1 Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00021 VAt<UVU01 1-'earson Gorrelabon 1 .102

Sig. (2-tailed) .542 N 38 38

VAR00021 Pearson Correlation .102 1 Sig. (2-tailed) .542 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00022 VAFW0061 Pearson Correlation 1 .533"'

Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

VAR00022 Pearson Correlation .533* 1 Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

**. Correlation is significant at the O.Q1 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00023 VAROOO{j1 Pearson Gorrelation 1 .227

Sig. (2-tailed) .171 N 38 38

VAR00023 Pearson Correlation .227 1 Sig. (2-tailed) .171 N 38 38

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00024 VAR00061 Pearson -Correlation 1 .254

Sig. (2-tailed) .124

N 38 38 VAR00024 Pearson Correlation .254 1

Sig. (2-tailed) .124

N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00025 VAR00061 Pearson correlation 1 -.157

Sig. (2-tailed) .347

N 38 38 VAR00025 Pearson Correlation -.157 1

Sig. (2-tailed) .347 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00026 VAR00061 Pearson Correlation 1 .002

Sig. (2-tailed) .989 N 38 38

VAR00026 Pearson Correlation .002 1 Sig. (2-tailed) .989 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00027 VAR00061 Pearson Correlation 1 -.200

Sig. (2-tailed) .230 N 38 38

VAR00027 Pearson Correlation -.200 1 Sig. (2-tailed) .230 N 38 38

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00028 VAH00061 Pearson Correlation 1 .425*'

Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

VAR00028 Pearson Correlation .425* 1 Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00029 VAR000G1 1-'earson Gorrelation 1 .130

Sig. (2-tailed) .436 N 38 38

VAR00029 Pearson Correlation .130 1 Sig. (2-tailed) .436 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00030 VAR00061 Pearson Correlation 1 .602*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00030 Pearson Correlation .602*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00031 VAl~00061 Pearson Correlation 1 .426*'

Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

VAR00031 Pearson Correlation .426* 1 Sig. (2-tailed) .008 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00032 VAR00061 Pearson Correlation 1 .582*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00032 Pearson Correlation .582" 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00033 VAR00061 Pearson Correlation 1 .052

Sig. (2-tailed) .758 N 38 38

VAR00033 Pearson Correlation .052 1 Sig. (2-tailed) .758 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00034 VAR00061 Pearson Correlation 1 .181

Sig. (2-tailed) .278 N 38 38

VAR00034 Pearson Correlation .181 1 Sig. (2-tailed) .278 N 38 38

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00035 VAR00061 Pearson Correlation 1 -.231

Sig. (2-tailed) .162 N 38 38

VAR00035 Pearson Correlation -.231 1 Sig. (2-tailed) .162 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00036 VAIW0061 Pearson correlation 1 .029

Sig. (2-tailed) .861 N 38 38

VAR00036 Pearson Correlation .029 1 Sig. (2-tailed) .861 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00037 VAR00061 Pearson Correlation 1 -.122

Sig. (2-tailed) .465 N 38 38

VAR00037 Pearson Correlation -.122 1 Sig. (2-tailed) .465 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00038 VAR00061 Pearson correlation 1 .633*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00038 Pearson Correlation .633*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the O.D1 level (2-tailed).

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00039 VAROOut>1 Pearson Correlation 1 .465*'

Sig. (2-tailed) .003 N 38 38

VAR00039 Pearson Correlation .465*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00040 VAH00061 Pearson Correlation 1 .496*'

Sig. (2-tailed) .002 N 38 38

VAR00040 Pearson Correlation .496* 1 Sig. (2-tailed) .002 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00041 VAR00061 Pearson Correlation 1 .497*'

Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

VAR00041 Pearson Correlation .497*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

*'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00042 VAR00061 Pearson Correlation 1 .147

Sig. (2-tailed) .378 N 38 38

VAR00042 Pearson Correlation .147 1 Sig. (2-tailed) .378 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00043 VAR00061 Pearson Gorrelation 1 .216

Sig. (2-tailed) .192 N 38 38

VAR00043 Pearson Correlation .216 1 Sig. (2-tailed) .192 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00044 VAR00061 Pearson Gorrelation 1 .224

Sig. (2-tailed) .176 N 38 38

VAR00044 Pearson Correlation .224 1 Sig. (2-tailed) .176 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00045 VAR00061 Pearson Gorrelat1on 1 .501··

Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

VAR00045 Pearson Correlation .501* 1 Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

**. Correlation is significant at the O.Q1 level (2-tailed).

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00046 VAR00061 Pearson Correlation 1 -.111

Sig. (2-tailed) .507 N 38 38

VAR00046 Pearson Correlation -.111 1 Sig. (2-tailed) .507 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00047 v 1 1-'earson Gorrelalion 1 .572"''

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00047 Pearson Correlation .572* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00048 VAR00061 Pearson i.;orrelation 1 .611*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00048 Pearson Correlation .611* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00049 VAR00061 Pearson Correlation 1 .358*

Sig. (2-tailed) .027

N 38 38 VAR00049 Pearson Correlation .358. 1

Sig. (2-tailed) .027 N 38 38

*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00050 VAR00061 Pearson Correlation 1 .245

Sig. (2-tailed) .138 N 38 38

VAR00050 Pearson Correlation .245 1 Sig. (2-tailed) .138 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00051 VAR00061 Pearson Correlation 1 .632*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00051 Pearson Correlation .632*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

"*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00052 VAR00061 Pearson correlation 1 .685~

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00052 Pearson Correlation .685* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

"'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00053 VA - Pearson correlat1on 1 .286

Sig. (2-tailed) .082 N 38 38

VAR00053 Pearson Correlation .286 1 Sig. (2-tailed) .082 N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00054 VAROQQ!j1 i-earson correlation 1 .383·

Sig. (2-tailed) .018 N 38 38

VAR00054 Pearson Correlation .383* 1 Sig. (2-tailed) .018 N 38 38

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00055 VAROOOG1 Pearson correlation 1 .149

Sig. (2-tailed) .373 N 38 38

VAROOOSS Pearson Correlation .149 1 Sig. (2-tailed) .373 N 38 38

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00056 VAR00061 1-'earson i..;orrelation 1 .064

Sig. (2-tailed) .701

N 38 38

VAR00056 Pearson Correlation .064 1 Sig. (2-tailed) .701

N 38 38

Correlations

VAR00061 VAR00057 VAROOuo1 Pearson Correlation 1 .600"'

Sig. (2-tailed) .000

N 38 38 VAR00057 Pearson Correlation .600' 1

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00058 VAR00061 Pearson i..;orrelation 1 .578*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00058 Pearson Correlation .578' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00061 VAR00059 VArwuOti1 1-'earson i..;orre1at1on 1 .080

Sig. (2-tailed) .633 N 38 38

VAR00059 Pearson Correlation .080 1 Sig. (2-tailed) .633 N 38 38

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00061 VAR00060 VAr<u0061 t-'earson Correlatton

Sig. (2-tailed) N

VAR00060 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

lampiran Reliability Skala kepadatan

Case Processing Summary

N Cases Valid 38

Excluded" 0 Total 38

a. Lislwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based

on Cronbach's Standardized

1

38 .300 .068

38

% 100.0

.0 100.0

Alpha Items N of Items .783 .789 41

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Ranae Item Means 2.392 1.711 3.105 1.395 Item Variances .439 .199 .840 .641

The covanance matrix 1s calculated and used in the analysis.

.300

.068 38 1

38

Maximum I Minimum

1.815 4.218

Variance N of Items .121 41 .023 41

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 2.2368 .78617 38

VAR00002 2.0789 .58732 38

VAR00003 2.2105 .62202 38

VAR00004 2.9211 .74911 38

VAR00005 1.9211 .53935 38

VAR00006 2.1579 .49464 38

VAR00007 2.3684 .63335 38

VAR00008 2.2632 .44626 38

VAR00009 2.5000 .68773 38

VAR00010 2.9211 .53935 38

VAR00011 2.6053 .91650 38

VAR00012 2.5263 .64669 38

VAR00013 2.4474 .72400 38

VAR00014 1.7105 .45961 38

VAR00015 2.6316 .58914 38

VAR00016 2.4474 .68566 38

VAR00017 2.0789 .58732 38 VAR00018 1.9474 .65543 38

VAR00019 2.4474 .68566 38

VAR00020 2.6316 .75053 38

VAR00021 2.1842 .51230 38

VAR00022 2.5263 .60345 38 VAR00023 1.8684 .52869 38

VAR00024 2.8158 .69185 38

VAR00025 2.3158 .61973 38

VAR00026 2.4474 .50390 38

VAR00027 2.7105 .69391 38

VAR00028 2.6053 .82329 38

VAR00029 1.8684 .52869 38 VAR00030 2.2368 .63392 38 VAR00031 3.1053 .76369 38

VAR00032 2.3947 .63839 38 VAR00033 3.0526 .83658 38 VAR00034 3.1053 .60580 38

VAR00035 2.2632 .68514 38 VAR00036 2.6316 .85174 38 VAR00037 2.2368 .71411 38 VAR00038 2.1842 .80052 38 VAR00039 2.3947 .67941 38 VAR00040 2.1842 .51230 38

VAR00041 1.8947 .76369 38

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted

VARvv001 95.8421 67.866 .590 .763

VAR00002 96.0000 74.216 .155 .782

VAR00003 95.8684 79.252 -.317 .798

VAR00004 95.1579 69.110 .519 .767

VAR00005 96.1579 70.407 .600 .768

VAR00006 95.9211 70.994 .587 .769

VAR00007 95.7105 71.887 .358 .774

VAR00008 95.8158 73.776 .281 .778

VAR00009 95.5789 70.088 .483 .769

VAR00010 95.1579 75.488 .037 .785

VAR00011 95.4737 74.418 .055 .789

VAR00012 95.5526 69.443 .581 .766 VAR00013 95.6316 82.239 -.505 .808

VAR00014 96.3684 78.293 -.292 .793

VAR00015 95.4474 74.254 .150 .782

VAR00016 95.6316 70.996 .404 .772

VAR00017 96.0000 69.351 .658 .764

VAR00018 96.1316 73.469 .199 .780

VAR00019 95.6316 70.077 .486 .769

VAR00020 95.4474 69.389 .494 .768

VAR00021 95.8947 73.718 .244 .779

VAR00022 95.5526 69.659 .606 .766

VAR00023 96.2105 74.549 .142 .782

VAR00024 95.2632 69.334 .548 .766

VAR00025 95.7632 73.915 .172 .781

VAR00026 95.6316 69.644 .741 .764

VAR00027 95.3684 66.942 .767 .757

VAR00028 95.4737 70.851 .332 .775 VAR00029 96.2105 79.360 -.373 .797 VAR00030 95.8421 68.893 .649 .764 VAR00031 94.9737 84.243 -.620 .814 VAR00032 95.6842 76.871 -.103 .791

VAR00033 95.0263 82.134 -.442 .810 VAR00034 94.9737 80.945 -.476 .802 VAR00035 95.8158 69.668 .524 .768 VAR00036 95.4474 68.038 .524 .765 VAR00037 95.8421 70.191 .454 .770 VAR00038 95.8947 67.935 .572 .764 VAR00039 95.6842 70.762 .429 .771 VAR00040 95.8947 71.502 .504 .771 VAR00041 96.1842 72.857 .206 .780

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00001 VAR00042 Pearson Correlation 1 .647*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00001 Pearson Correlation .647* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the O.D1 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00002 VAt<uuu42 Pearson correlation 1 .220

Sig. (2-tailed) .184 N 38 38

VAR00002 Pearson Correlation .220 1 Sig. (2-tailed) .184 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00003 VAR00042 t'earson vorre1at1on 1 -.252

Sig. (2-tailed) .127 N 38 38

VAH00003 Pearson Correlation -.252 1 Sig. (2-tailed) .127 N 38 38

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00004 VArwOU4t: Pearson Correlation 1 .580*

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00004 Pearson Correlation .580*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

"*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00005 VAR00042 Pearson Correlation 1 .639*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00005 Pearson Correlation .639" 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00006 VAR00042 Pearson Correlation 1 .623*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00006 Pearson Correlation .623* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

*'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 115: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00007 VAR00042 Pearson corre1at1on 1 .420*'

Sig. (2-tailed) .009 N 38 38

VAR00007 Pearson Correlation .420* 1 Sig. (2-tailed) .009 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-!ailed).

Correlations

VAR00042 VAR00008 VAl-<00042 Pearson Correlation 1 .328*

Sig. (2-tailed) .045 N 38 38

VAROOOOB Pearson Correlation .328* 1 Sig. (2-tailed) .045 N 38 38

•. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00009 VAR00042 Pearson correlation 1 .543*

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00009 Pearson Correlation .543* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

*'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 116: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00010 VARU0042 i-earson vorrelat1on 1 .099

Sig. (2-tailed) .554 N 38 38

VAR00010 Pearson Correlation .099 1 Sig. (2-tailed) .554 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00011 VAR0004' Pearson Correlation 1 .159

Sig. (2-tailed) .339 N 38 38

VAR00011 Pearson Correlation .159 1 Sig. (2-tailed) .339 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00012 VAR00042 Pearson Correlation 1 .629*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00012 Pearson Correlation .629*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00013 VAR00042 Pearson vorrelation 1 -.442**

Sig. (2-tailed) .005 N 38 38

VAR00013 Pearson Correlation -.442*' 1 Sig. (2-tailed) .005 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 117: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00014 VAR00042 Pearson Correlation 1 -.244

Sig. (2-tailed) .141 N 38 38

VAR00014 Pearson Correlation -.244 1

Sig. (2-tailed) .141 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00015 VAR00042 Pearson Correlation 1 .216

Sig. (2-tailed) .192 N 38 38

VAR00015 Pearson Correlation .216 1 Sig. (2-tailed) .192 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00016 VARuw42 Pearson Correlation 1 .468~

Sig. (2-tailed) .003 N 38 38

VAR00016 Pearson Correlation .468· 1 Sig. (2-tailed) .003 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00017 VAR00042 Pearson Correlation 1 .695 ..

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00017 Pearson Correlation .695* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 118: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00018 VAR00042 Pearson Correlation 1 .270

Sig. (2-tailed) .101 N 38 38

VAR00018 Pearson Correlation .270 1 Sig. (2-tailed) .101 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00019 VAR00042 Pearson Correlation 1 .545*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00019 Pearson Correlation .545* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00020 VAR00042 Pearson Correlation 1 .558*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00020 Pearson Correlation .558" 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00021 VAR00042 Pearson Correlation 1 .299

Sig. (2-tailed) .068 N 38 38

VAR00021 Pearson Correlation .299 1 Sig. (2-tailed) .068 N 38 38

Page 119: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00022 VAR00042 Pearson Correlation 1 .649*

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00022 Pearson Correlation .649* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

"*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00023 vAK00042 !-'earson t.;orrelation 1 .202

Sig. (2-tailed) .225 N 38 38

VAR00023 Pearson Correlation .202 1 Sig. (2-tailed) .225 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00024 VAR00042 Pearson correlation 1 .602*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00024 Pearson Correlation .602* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00025 VAKu0042 Pearson Correlation 1 .240

Sig. (2-tailed) .146 N 38 38

VAR00025 Pearson Correlation .240 1 Sig. (2-tailed) .146 N 38 38

Page 120: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00026 VAR00042 Pearson 1,;orrelation 1 .766·

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00026 Pearson Correlation .766*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

"*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00027 VAR00042 Pearson Correlation 1 .798.

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00027 Pearson Correlation .798*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00028 vAHOOu4L Pearson Correlation 1 .415*'

Sig. (2-tailed) .010 N 38 38

VAR00028 Pearson Correlation .415* 1 Sig. (2-tailed) .010 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 121: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00029 VAR00042 Pearson Correlation 1 -.320

Sig. (2-tailed) .050 N 38 38

VAR00029 Pearson Correlation -.320 1 Sig. (2-tailed) .050 N 38 38

Correlations

VAR00042 VAR00030 VArWOo42 Pearson Gorrelation 1 .690*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00030 Pearson Correlation .690* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00031 VAR00042 Pearson Correlation 1 -.565''

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00031 Pearson Correlation -.565* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00032 VAR00042 Pearson Correlation 1 -.030

Sig. (2-tailed) .858 N 38 38

VAR00032 Pearson Correlation -.030 1 Sig. (2-tailed) .858 N 38 38

Page 122: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00033 VAR00042 Pearson Correlation 1 -.363*

Sig. (2-tailed) .025 N 38 38

VAR00033 Pearson Correlation -.363* 1 Sig. (2-tailed) .025 N 38 38

*. Correlalion is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00034 VAR00042 Pearson Correlation 1 -.421*'

Sig. (2-tailed) .009 N 38 38

VAR00034 Pearson Correlation -.421* 1 Sig. (2-tailed) .009 N 38 38

-. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00035 VAR00042 Pearson Correlation 1 .s8o~

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00035 Pearson Correlation .580* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 123: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00036 VAR00042 1-'earson Correlation 1 .593*'

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00036 Pearson Correlation .593" 1 Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00037 VAR00042 Pearson Correlation 1 .517"'

Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

VAR00037 Pearson Correlation .517*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00038 VARuuu4;( Pearson Correlation 1 .632 ..

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00038 Pearson Correlation .632*' 1 Sig. (2-tailed) .ODO N 38 38

••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-lailed).

Page 124: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Correlations

VAR00042 VAR00039 VAR00042 Pearson Correlation 1 .492"

Sig. (2-tailed) .002

N 38 38 VAR00039 Pearson Correlation .492* 1

Sig. (2-tailed) .002 N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00040 VAR00042 Pearson Correlation 1 .547--

Sig. (2-tailed) .000 N 38 38

VAR00040 Pearson Correlation .547*' 1 Sig. (2-tailed) .000

N 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAR00042 VAR00041 VAR00042 Pearson Correlation 1 .289

Sig. (2-tailed) .078 N 38 38

VAR00041 Pearson Correlation .289 1 Sig. (2-tailed) .078 N 38 38

Page 125: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Lampiran Uji normalitas skala burnout

One-Sample Kolmogorov-Smimov Test

burnout N '33 Normal Parameters a,b Mean 69.6667

Std. Deviation 4.81966 Most Extreme Absolute .150 Differences Positive .150

Negative -.090 Kolmogorov-Smirnov Z .864 Asymp. Sig. (2-tailed) .444

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji norn1alitas skala kepa<lalan

One-Sample Kolmogorov-Smimov Test

keoadatan

Normal Paran1eters a,b Mean

Std. Deviation Most E>ctreme Absolute Differences Positive

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Negative

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

33 57.2727 4.11759

157 157

-.076 .903 .389

Page 126: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Lampiran Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sia.

burnout .017 1 31 .896 kepadatan .024 1 31 .879

Page 127: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEPADATAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9615/1/... · kel

Lampi ran Uji korelasi antara variable burnout dengan kepadatan

Correlations

burnout keoadatan burnout Pearson Correlation 1 .ss2-

Sig. (2-tailed) .001 N 33 33

kepadatan Pearson Correlation .562*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 33 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).