HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL...

18
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH F. 100 090 307 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA

PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :

MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH

F. 100 090 307

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

ii

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA

PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

MEGA CIPTA WAHYUNINGSIH

F. 100 090 307

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 3: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi
Page 4: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi
Page 5: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

v

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA

PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA

Mega Cipta Wahyuningsih 1)

Wiwien Dinar Pratisti 2)

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan

dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif remaja SMA program akselerasi

di kota Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi di SMA Negeri

1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI

akselerasi 1 dan kelas XI akselerasi 2 dengan jumlah subjek 46 orang. studi

populasi, yaitu menggunakan semua anggota populasi yang ada sebagai subjek

penelitian.. Alat ukur yang digunakan adalah skala optimisme, skala dukungan

sosial, skala kesejahteraan subjektif, dan wawancara.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.0 dengan teknik

analisis regresi ganda, maka hasil perhitungan diperoleh yaitu nilai koefisien

korelasi (R) sebesar 0,34; p = 0,071 (p > 0,05). Sumbangan efektif variabel

optimisme dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan remaja SMA program

akselerasi sebesar 11,5 %. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel

optimisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 83,11 dan rerata hipotetik

(RH) sebesar 67,5 yang berarti sikap optimisme pada subjek tergolong tinggi.

Variabel dukungan sosial diketahui rerata empirik (RE) sebesar 99,72 dan rerata

hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti dukungan sosial pada subjek tergolong

tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan

positif antara optimisme dan dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif

remaja SMA program akselerasi di kota Surakarta.

Kata kunci : Optimisme, Dukungan Sosial, Kesejahteraan Subjektif.

1) Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

2) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 6: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

1

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia

sudah mengalami kemajuan yang

begitu pesat. baik dari segi

kurikulum yang ditawarkan maupun

program penunjang yang dirasa

mampu untuk mendukung

peningkatan kualitas pendidikan.

Salah satu program pendidikan yang

saat ini sedang ramai

diperbincangkan adalah tentang

program akselerasi atau program

percepatan belajar untuk pendidikan

dasar dan menengah. Program

akselerasi memberikan kesempatan

bagi para siswa dalam percepatan

belajar dari waktu enam tahun

menjadi lima tahun pada jenjang SD

dan tiga tahun menjadi dua tahun

pada jenjang SMP dan SMA

(Nulhakim, 2008). Tujuan dari

pengadaan program ini adalah untuk

memberikan pelayanan pendidikan

yang maksimal bagi siswa yang

memiliki bakat serta potensi

istimewa. Hal tersebut sesuai dengan

Amanat UU No 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional

pada bab IV bagian kesatu pasal 5

ayat 4 yang berbunyi: warga Negara

yang memiliki potensi kecerdasan

dan bakat istimewa berhak

memperoleh pendidikan khusus.

Pada kenyataannya,

fenomena yang muncul di kalangan

masyarakat sampai sekarang ini ialah

kontroversi tentang penyelenggaraan

program akselerasi di berbagai

kalangan. Awalnya dengan hadirnya

program akselerasi ini diharapkan

dapat mengakomodasi kemampuan

siswa berbakat sehingga dapat

menghemat waktu studi. Namun bagi

sebagian kalangan yang kontra

mengatakan bahwa hadirnya

Page 7: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

2

program akselerasi menimbulkan

permasalahan psikologis bagi siswa.

Evaluasi penyelenggaraan

program akselerasi yang

dilaksanakan oleh Zuhdi tahun 2006

juga menyebutkan bahwa terdapat

beberapa dampak psikologis siswa

setelah beberapa waktu

penyelenggaraan program akselerasi,

diantaranya pada masa transisi tiga

bulan pertama, siswa mengalami

stress karena merasa kaget dengan

pemberian materi yang begitu cepat.

Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti

yang menyebutkan bahwa mereka

mengalami stress pada saat awal

masuk program akselerasi. Materi

disampaikan secara cepat, tugas

sekolah banyak, dan ulangan

mendadak menyebabkan mereka

merasa tertekan.

Masalah penyesuaian sosial

biasanya siswa akselerasi lebih

mengutamakan prestasi akademik

sehingga mereka cenderung

mengurangi waktu untuk aktivitas

lain sehingga kesempatan untuk

melakukan hubungan sosial dengan

teman sebaya menjadi berkurang.

Siswa akselerasi cenderung kurang

aktif dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler dengan alasan capek,

malas, atau ingin tidur di rumah

(Maimunah, 2009).

Kesejahteraan sujektif

merupakan evaluasi seseorang

tentang hidup mereka, termasuk

penilaian kognitif terhadap kepuasan

hidupnya serta evaluasi afektif dari

mood dan emosi (Diener & Lucas,

1999).Istilah kesejahteraan subjektif

merupakan evaluasi individu

terhadap kehidupannya. Penilaian ini

secara kognitif berupa pandangan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

3

terhadap kepuasan serta afeksi

seperti perasaan kegembiraan atau

tidak mengalami depresi. Hasil

penelitian Jersild (Darmayanti, 2012)

mengungkapkan bahwa terdapat

keragaman hal-hal yang dapat

menyebabkan seseorang berbahagia

berdasarkan pada tingkat

perkembangan usianya. Bagi remaja

usia 15-18 tahun, hal-hal yang dapat

mendatangkan bahagia adalah: (1)

pergi rekreasi beramai-ramai,

melakukan kegiatan dengan

keluarga; (2) mencapai peningkatan

diri, berhasil di sekolah, dan merasa

penting atau berarti di

lingkungannya; (3) memperoleh

hubungan baik dengan orang lain,

bersahabat karib, dan mendapatkan

teman yang pasti; (4) melakukan

aktifitas pribadi yang

menyenangkan, seperti bermain

(games); dan (5) merasa bermanfaat

bagi orang lain atau bagi

kemanusiaan secara umum .

Peneliti sempat melakukan

wawancara dengan salah satu siswa

akselerasi di kota Surakarta. Dari

hasil wawancara tersebut diperoleh

gambaran bahwa remaja khususnya

remaja SMA program akselerasi di

kota Surakarta bahwa dukungan

sosial khususnya dari orang tua dan

teman memiliki peranan yang sangat

penting ketika sedang mengalami

banyak masalah serta kendala baik

yang berhubungan dengan studi

maupun persoalan remaja lainnya.

Orang tua dan teman sebaya yang

memberikan dukungan penuh berupa

motivasi mampu memberikan efek

positif bagi remaja untuk bangkit dan

kembali bersemangat. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan

Conventry, Gilespie, Heath, dan

Martin pada tahun 2004 yang

Page 9: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

4

menunjukkan bahwa dukungan sosial

berpengaruh terhadap kesejahteraan

subjektif serta kesehatan yang positif

pada individu. Selain itu, sikap

optimistis juga memiliki peranan

dalam kehidupan seorang remaja

untuk mencapai apa yang diinginkan,

semisal tujuan hidup, masa depan,

atau hanya sebatas keberhasilan

dalam bidang studi tertentu. Ketika

sikap optimistis tersebut muncul

meskipun hanya sedikit dan dalam

kondisi mendesak saja tetapi hal

tersebut memberikan sumbangan

energi positif yang cukup besar

menyangkut keberhasilan seorang

remaja dalam mencapai tujuannya.

Berdasarkan fenomena dan

uarian di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah

ada hubungan antara optimisme dan

dukungan sosial dengan

kesejahteraan subjektif remaja SMA

program akselerasi di kota

Surakarta?”

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Hubungan antara optimisme dan

dukungan sosial dengan

kesejahteraan subjektif remaja

SMA program akselerasi di kota

Surakarta

2. Hubungan antara optimisme

dengan kesejahteraan subjektif

remaja SMA program akselerasi

3. Hubungan dukungan sosial

dengan kesejahteraan subjektif

remaja SMA program akselerasi

4. Tingkat optimisme pada remaja

SMA program akselerasi

5. Tingkat dukungan sosial pada

remaja SMA program akselerasi

6. Tingkat kesejahteraan subjektif

pada remaja SMA program

akselerasi

7. Sumbangan efektif optimisme

dan dukungan sosial terhadap

Page 10: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

5

kesejahteraan subjektif remaja

SMA program akselerasi

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif

(mixed methods) dengan variabel

bebas yaitu optimisme dan dukungan

sosial, sedangkan variabel

tergantungnya adalah kesejahteraan

subjektif.

Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa program akselerasi di

SMA Negeri 1 Surakarta. Jumlah

sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 24 siswa dari

kelas XI Akselerasi 1 dan 22 siswa

dari kelas XI Akselerasi 2.

Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan skala

kemudian dilanjutkan dengan

pengambilan data secara kualitatif

melalui interview.

Analisis data dalam

penelitian menggunakan dua metode,

yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.

Analisis data kuantitatif

menggunakan teknik analisis regresi

ganda pada program SPSS 15.0

untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel bebas dengan variabel

tergantung. Sedangkan analisis data

secara kualitatif dengan

menggunakan teknik analisis isi

(content analysis). Analisis isi

(content analysis) adalah suatu

teknik dalam penelitian yang

berguna sebagai petunjuk yang dapat

diulang dan valid dari data yang

sesuai dengan konteks. Dengan

teknik ini, peneliti mencari bentuk,

struktur, dan pola yang beraturan di

dalam tulisan dan kemudian

memberi kesimpulan terhadap apa

yang telah ditemuinya (Moleong,

2011).

Page 11: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil

perhitungan teknik analisis regresi

linier berganda diperoleh nilai

koefisien korelasi R sebesar 0,34; F

regresi = 2,807 dan p = 0,071

(p>0,05). Hasil ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara

variabel optimisme dan dukungan

sosial dengan kesejahteraan subjektif

remaja SMA program akselerasi.

Salah satu faktor penyebabnya

adalah ketidak konsistenan hasil

kategorisasi subjek. Dari 46 subjek

hanya terdapat 13 subjek yang

memiliki kategorisasi skor

optimisme, dukungan sosial, dan

kesejahteraan subjektif yang

konsisten. Sisanya yaitu 33 subjek

memiliki kategorisasi skor tidak

konsisten, bahkan ada subjek yang

sedikit unik, ketika optimisme dan

dukungan sosialnya memiliki

kategorisasi skor tinggi tetapi

kesejahteraannya rendah, sedangkan

ketika optimisme dan dukungan

sosialnya memiliki kategorisasi skor

rendah kesejahteraannya justru

memiliki kategorisasi skor tinggi.

Dari hasil perhitungan secara

kuantitatif menunjukkan bahwa

hipotesis mayor yang diajukan

peneliti ditolak. Hal tersebut

menyebabkan peneliti melakukan

pengambilan data untuk mendukung

hasil tersebut. Pengambilan data

pendukung bisa dilakukan dengan

pendekatan kuantitatif melalui

analisis statistik maupun pendekatan

kualitatif melalui wawancara. Akan

tetapi, dalam kasus ini peneliti

cenderung memilih untuk melakukan

penggalian data secara kualitatif. Hal

ini disebabkan karena subjek dalam

penelitian ini adalah remaja jadi

lebih cocok apabila dilakukan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

7

dengan pendekatan secara individual

yaitu dengan wawancara. secara

kualitatif (pendekatan individual)

dengan metode wawancara. Hasil

penggalian data secara kualitatif

yaitu menggunakan metode

wawancara terhadap 12 (dua belas)

remaja SMA program akselerasi

diperoleh hasil bahwa menurut

pandangan mereka hal-hal yang

menyebabkan siswa akselerasi

merasa sejahtera itu diantaranya

mendapatkan prestasi yang bagus,

contohnya diajar oleh guru yang

kompeten, bisa diterima di SMAN 1

sebagai siswa akselerasi, ketika bisa

mengerjakan tugas dengan baik, pada

saat mendapatkan nilai bagus.

Sedangkan hal lain yang bisa

membuat siswa akselerasi merasa

sejahtera adalah ketika memiliki

banyak teman, mendapat liburan, dan

bisa membahagiakan orang tua.

Akan tetapi, realitanya siswa

akselerasi cenderung dibatasi ruang

geraknya oleh pihak sekolah. Mereka

tidak diperbolehkan mengikuti

kegiatan yang tidak ada sangkut

pautnya dengan pelajaran, misalnya

saja mereka dilarang untuk tidak

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

dan organisasi di sekolah. Hal

tersebut membuat mereka kehilangan

kesempatan berinteraksi dengan

teman-teman sebaya mereka di luar

program akselerasi. Bila dikaitkan

dengan fase perkembangan remaja,

maka kepuasan terhadap hidup yang

dijalani pada masa remaja, mencakup

aspek kepuasan atas aktivitas yang

dilakukan bersama teman, keluarga,

kegiatan di sekolah, maupun

lingkungan di sekitarnya, dan juga

aktivitas yang menyenangkan dirinya

sendiri. Akan tetapi, sebagai seorang

remaja, siswa akselerasi cenderung

Page 13: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

8

lebih banyak menghabiskan

waktunya untuk belajar tanpa

memperhatikan hal-hal lain di

sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan

siswa akselerasi lebih mengutamakan

prestasi akademik. Mereka

cenderung mengurangi waktu untuk

aktivitas lain sehingga kesempatan

untuk melakukan hubungan sosial

dengan teman sebaya menjadi

berkurang, sedangkan hakikat

seorang remaja itu dapat dikatakan

sejahtera, puas, dan bahagia apabila

ia mampu berhubungan baik dengan

lingkungannya serta merasa berarti

dan bermanfaat bagi sekitarnya

(Jersild dalam Mappiare, 1982).

Sedangkan hasil perhitungan

antar variabel diperoleh nilai

koefisien korelasi (r) variabel

optimisme terhadap kesejahteraan

subjektif sebesar 0,328 dan p = 0,013

dimana p<0,05 . Hasil tersebut

menunjukkan ada hubungan positif

antara optimisme dengan

kesejahteraan subjektif remaja SMA

program akselerasi di kota Surakarta.

Nilai koefisien korelasi (r) variabel

dukungan sosial terhadap

kesejahteraan subjektif sebesar 0,275

dan p = 0,032 dimana p<0,05. Hal

tersebut menunjukkan ada hubungan

positif antara dukungan sosial

dengan kesejahteraan subjektif

remaja SMA program akselerasi di

kota Surakarta. Dari data tersebut

menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara variabel bebas satu

dengan variabel tergantung dan

varabel bebas dua dengan variabel

tergantung. Hal ini senada dengan

yang diungkapkan oleh Ho-Cha

(dalam Darmayanti, 2012) bahwa

aspek kepribadian seperti optimisme

berpengaruh terhadap kesejahteraan.

Remaja yang memiliki optimisme

Page 14: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

9

dalam hidup dan berorientasi pada

pusat kendali internal akan menjadi

waspada dan responsif terhadap

pengaruh-pengaruh yang

bertentangan dengan harga diri dan

norma lingkungan. Apabila mereka

tidak bisa mengelola sikap

optimisme dengan baik maka akan

timbul masalah underachievement

(Syarifa, A., Mustami’ah, D., &

Sulistiani, D., 2011).

Sedangkan teori bottom up

menjelaskan bahwa kesejahteraan

subjektif dipengaruhi oleh faktor-

faktor eksternal, situasional atau

lingkungan (misalnya; kepuasan

terhadap standar hidup, pekerjaan,

keluarga, waktu senggang,

lingkungan, komunitas). Begitu pula

dengan peran orang tua dan teman

sebaya yang memberikan dukungan

penuh kepada remaja SMA program

akselerasi yang berupa motivasi

maupun dukungan positif bagi

mereka untuk bangkit dan kembali

bersemangat atas berbagai tuntutan

dan kewajiban yang harus mereka

jalani.

Variabel optimisme

memiliki rerata empirik (RE) sebesar

83,11 dan rerata hipotetik (RH) 67,5

yang berarti sikap optimisme subjek

tergolong tinggi. Kondisi ini dapat

diinterpretasikan bahwa optimisme

yang tergolong tinggi dikarenakan

subjek memiliki sikap yang

terbentuk dari aspek permanence,

pervasiveness, dan personalitazion.

(Seligman dalam Nurtjahjanti &

Ratnaningsih, 2011)

Sedangkan variabel

dukungan sosial diketahui memiliki

rerata empirik (RE) sebesar 99,72

dan rerata hipotetik (RH) 82,5 yang

berarti dukungan sosial memiliki

peranan yang tinggi dalam

Page 15: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

10

kehidupan subjek. Dari hasil

interview terhadap subjek terlihat

bahwa dukungan sosial akan

menimbulkan rasa semangat dan

kepercayaan diri. Selain itu mereka

beranggapan bahwa dukungan sosial

itu memiliki pengaruh terhdap

kesejahteraan karena dengan adanya

dukungan dari sekitar membuat

mereka menjadi lebih bersemangat

dan percaya diri sehingga

memudahkan mereka untuk

menyelesaikan segala sesuatu dengan

maksimal sehingga mereka merasa

sejahtera.

Sumbangan efektif (SE)

variabel optimisme dan dukungan

sosial terhadap kesejahteraan

subjektif remaja SMA program

akselerasi sebesar 11,5% ditunjukkan

oleh koefisien korelasi (0,34)² dikali

100% . Berarti masih terdapat 88,5%

yang mempengaruhi kesejahteraan

subjektif remaja SMA program

akselerasi diluar variabel optimisme

dan dukungan sosial. Menurut

Campbell (Ariati, 2010) faktor-faktor

yang mempengaruhi kesejahteraan

subjektif diantaranya, harga diri

positif, kontrol diri, ekstraversi,

relasi sosial yang positif, memiliki

arti, dan tujuan dalam hidup.

Sedangkan dari hasil wawancara

menyebutkan bahwa ada beberapa

hal yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan subektif remaja SMA

program akselerasi, diantaranya

keberhasilan dalam hal pencapaian

prestasi, misalnya saat mereka

diterima di sekolah dengan predikat

favorit di kotanya, kemudian

berkesempatan menempuh

pendidikan di program akselerasi,

lalu bisa menyelesaikan tugas

sekolah dengan baik serta

mendapatkan nilai yang memuaskan.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

11

Hal-hal lain yang dianggap dapat

mempengaruhi kesejahteraan remaja

SMA program akselerasi adalah

mendapatkan liburan di tengah

aktifitas siswa akselerasi yang cukup

padat, kemudian mereka akan merasa

sejahtera ketika memiliki banyak

teman, serta bisa membahagiakan

kedua orang tua itu menjadi tujuan

penting dalam kehidupan mereka.

Tujuh dari dua belas siswa akselerasi

yang telah diwawancara mengatakan

hal yang paling utama yang bisa

membuat mereka merasa sejahtera

adalah ketika mereka mendapatkan

prestasi yang bagus. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa

tujuan utama mereka adalah untuk

mencapai hasil terbaik dalam hal

prestasi. Ketika mereka berusaha

dengan maksimal untuk mencapai

prestasi terbaik dan hasilnya pun

memuaskan maka mereka akan

merasa puas dan bahagia. Puas

merupakan komponen kognitif dari

kesejahteraan sedangkan bahagia

merupakan komponen afek positif.

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya, dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Tidak ada hubungan positif

antara optimisme dan dukungan

sosial dengan kesejahteraan subjektif

remaja SMA program akselerasi di

kota Surakarta.

2. Ada hubungan positif antara

optimisme dengan kesejahteraan

subjektif remaja SMA program

akselerasi di kota Surakarta. Artinya

semakin tinggi optimisme maka

semakin tinggi pula kesejahteraan

subjektif remaja SMA program

akselerasi

3. Ada hubungan positif antara

dukungan sosial dengan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

12

kesejahteraan subjektif remaja SMA

program akselerasi di kota Surakarta.

Artinya semakin tinggi dukungan

sosial maka semakin tinggi pula

kesejahteraan subjektif remaja SMA

program akselerasi.

4. Tingkat optimisme pada

subjek tergolong tinggi. Hal

inditunjukkan oleh rerata empirik

sebesar 83,11 sedangkan rerata

hipotetik sebesar 67,5

5. Tingkat dukungan sosial

subjek tergolong tinggi. Hal ini

ditunjukkan oleh rerata empirik

sebesar 99,72 sedangkan rerata

hipotetik sebesar 82,5.

6. Tingkat kesejahteraan

subjektif subjek tergolong tinggi. Hal

ini ditunjukkan oleh rerata empirik

82,7 sebesar sedangkan rerata

hipotetik sebesar 67,5

7. Sumbangan efektif optimime

dan dukungan sosial terhadap

kesejahteraan subjektif sebesar

11,5%. Hal ini berarti masih terdapat

88,5% variabel lain yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan

subjektif remaja SMA program

akselerasi di luar variabel optimisme

dan dukungan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Perbedaan Tingkat

Stres Akademik dan Strategi

Pengelolaannya antara Siswa

Program Akselerasi dengan

Kelas Reguler. Bandung:

Universitas Pendidikan

Indonesia.

Ariati, J. 2010. Subjective Well

Being (Kesejahteraan

Subjektif) dan Kepuasaan

Kerja pada Staf Pengajar

(Dosen) dan Lingkungan

Fakultas Psikologi Universitas

Diponegoro. Jurnal Psikologi

Undip Vol 8 No 2 Hal 117-123

Oktober.

Compton, W.C. 2005 .Introduction

to Positive Psychology. New

York : Thomson Wodsworth.

Coventry W.L., Gillespie, N.A.,

Heath, A.C. & Martin, N.G.

2004. Perceived Social Support

In a Large Community Sample

: Age Changes Through

Adulthood. Social Psichiatry

Page 18: HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/26689/11/02._Naskah_Publikasi.pdf · 1 Surakarta yang menempuh program akselerasi yang berasal dari kelas XI akselerasi

13

and Psychiatric Epidemiology,

vol 39 (8) 625-636.

Darmayanti, N. 2012. Model

Kesejahteraan Subjektif

Remaja Penyintas Bencana

Tsunami Aceh 2004.

Ringkasan Disertasi.

Yogyakarta: Program Doktor

Fakultas Psikologi Universitas

Gajah Mada.

Diener, E., Suh, E., Lucas, R.E. &

Smith, H.L.1999. Subjective

Well Being-Three Decades of

Progress. Psychological

Bulletin, vol.125 (276-302.

Ghufron & Risnawita S. 2011. Teori-

Teori Psikologi. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Maimunah, S. 2009. Naskah

Publikasi: Gambaran

Penyesuaian Sosialdan Emosi

Siswa Program Akselerasi.

Malang: Lembaga Penelitian

Universitas Muhammadiyah

Malang.

Mappiare, A. 1982.PsikologiRemaja.

Surabaya: Usaha Nasional.

Moleong, L. J. 2011. Metodologi

Penelitian Kualitatif (Edisi

Revisi). Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.

Nulhakim, T. R. 2008. Program

Akselerasi Bagi Siswa

Berbakat Akademik. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan

No 073 tahun ke-14 Juli 2008.

Nurtjahjanti & Ratnaningsih. 2011.

Hubungan Kepribadian

Hardiness dengan Optimisme

pada CTKI Wanita di BLKLN

Disnakertrans Jawa Tengah.

Jurnal Psikologi UNDIP Vol

10 No 2 Oktober.

Syarifa, A., Mustamia’ah, D.,

Sulistiani, W. 2011. Hubungan

Antara Dukungan Sosial Orang

Tua Dengan Komitmen

Terhadap Tugas (Task

Commitment) Pada Siswa

Akselerasi Tingkat SMA. Insan

vol 13 no 1. Surabaya:

Universitas Hang Tuah

Zuhdi, A. 2006. Program Akselerasi

(Masih Mencari Bentuk yang

Ideal Atau Evaluasi Terhadap

Pelaksanannya).

http//:www.ditplb.or.id