“Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK...
-
Upload
dadang-sujatmiko -
Category
Documents
-
view
72 -
download
0
description
Transcript of “Hubungan antara Motivasi Belajar Elektronika Dasa dengan Hasil Belajar Elektronika Dasar di SMK...
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1. Minat Belajar Elektronika Dasar
A. Belajar
Beberapa ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang ‘belajar’.
sering kali rumusan dan tafsiran mereka berbeda satu sama lain. Menurut pendapat yang
tradisional, belajar dianggap sebagai ; pengumpulan sejumlah ilmu saja, seperti yang
diungkapkan oleh S.Nasution M.A di dalam buku “Asas-asas Kurikulum” sebagai berikut :
“Menurut pendapat yang tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan
sejumlah ilmu pengetahuan”1. Pendapat ini sudah terlampau sempit dan hanya terpusat
kepada mata pelajaran belaka. Belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat
membawa perubahan pada individu.
Seperti yang dikatakan oleh Hergenhehn dan Olson (1993:159) dalam bukun “Agus
Mahendra” sebagai berikut : “Belajar adalah perubahan yang bersifat menetap dalam
perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dan pengalaman dan tidak dicirikan
oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit,
kelelahan, atau obat-obatan. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman-pengalaman tertentu mendahului perubahan perilaku, sehingga belajar hanya
berstatus sebagai intervening variabel. Artinya suatu proses teoritis yang dianggap
berlangsung diantara stimulus dan responnya.
Hal ini yang di kemukakan oleh Crow bersaudara sebagai berikut : “ belajar adalah
perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap”2. Dalam definisi dikatakan
1 Rostiyah, Masala-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 141.2 Crow, Educational Phscology, terjemahan Z. Kasiyah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), h.28.
[Type text] Page 5
bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai
ilmu pengetahuan. Belajar disini merupakan proses dimana guru terutama melihat apa yang
terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai tujuan. Whiterington,
dalam bukunya Educational Psychology, Belajar adalah suatu perubahan di dalam
keperibadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian3.
Beranjak dari pengertian diatas bahwa belajar itu adalah perubahan kelakuan, maka
pendidik didalam proses mengajar akan menghadapi tiga hal4:
1. Ia harus menentukan, perilaku apakah yang diharapkan dari peserta didik.
2. Ia harus mengetahui sampai manakah perkembangan perilaku peserta didik.
3. Ia harus menyediakan kesempatan dan syarat-syarat yang sebaik-baiknya.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
atau diharapkan pada diri siswa setelah melalui proses belajar mengajardalam bentuk tingkah
laku atau pola sikap5, bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Perubahan tingkah laku atau pola waktu itu diwujudkan dalam bentuk ,
penguasaan,penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan
kecakapan yang terdapat dalam bidang studi dan lebih luas lagi dalam aspek kehidupan.
Tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan
terjadi pada diri siswa. Pada tujuan pengajara terdapat deskripsi tentang penampilan tingkah
laku ( performance ) siswa yang diharapkan setelah siswa menjalani proses belajar mengajar.
3 Whiterington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), h. 934 A. Tabrani Rustam, Pendekatan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h.10.5 Nana Sudjana, Penilitian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h.2.
[Type text] Page 6
Dengan merumuskan tujuan pengajaran guru dapat dapat mengorganisasikan kegiatan-
kegiatan atau usaha-usaha dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Proses belajar mengajar di SMK meliputi pengajaran teori dan pengajaran praktek.
Karena di SMK hasil belajar ditekankan pada aspek psikomotorik yaitu siswa diharapkan
mampu dan terampil di dalam menggunakan suatu alat, salah satu keterampilan yang harus
dikuasai oleh siswa SMK Perguruan Cikini adalah penguasaan ilmu elektronika dasar.
Sebagai mata pelajaran pokok dan wajib di berikan pada SMK Khususnya elektronika
dasar, maka pelajaran elektronika adalah salah satu materi pokok dan penting bagi siswa
dalam melangkah kearah penguasaan kelistrikan.
Belajar elektronika dasar akan berlangsung dengan baik dan lancar bila mana
didorong tujuan tertentu. Dengan kata lain tujuan akan mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dalam pengajaran elktronika dasar tujuan yang hendak dicapai
dideskripsikan dalam bentuk perubahan sikap (kemampuan) setelah siswa mengalami proses
belajar elktronika dasar.
Adapun tujuan pembelajaran elektronika dasar sebagaimana yang terdapat dalam
GBPP. Siswa mampu memahami dasar-dasar elektronika dan komponen –komponen
elktronika
1. Macam – macam rangkian listrik
a. Seri
b. Paralel
2. Komponen-komponen elktronika
a. Aktif
b. Pasif
Dari praktek elktronika dasar siswa diharapkan dapat lebih mengerti dan memahami
konsep – konsep yang terdapat dalam elektronika dasar dan dapat menggunakan konsep –
[Type text] Page 7
konsep elketronika dasar kedalam praktek elektonika 1, elektronika2 dan elektronika 3. Pada
praktek elektonika dasar harus terlebih dahulu dapat merakit atau membuat rangkaian
elektronika untuk itu, banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain : mampu membaca
gambar, symbol, mampu menganilisa pekerjaan dan menetapkan langkah – langkah dari awal
sampai akhir, bekerja sesuai aturan teknis dan keselamatan kerja, terampil dalam pemakaian
alat dan bahan. Yang terpenting, siswa dapat menyimpulkan cara kerja rangkaian yang telah
di buat, sehingga dalam proses belajar mengajar praktek elektronika dasar siswa dapat
mengolah, menggunakan, menemukan, dan mengkomunikasikan yang di buatnya.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa kegiatan praktek hendaklah dirancang secara
berjenjang dari yang mudah menuju yang lebih rumit sehinggga memberi motivasi belajar
siswa. Dari kegiatan belajar mengajar praktek elektronika dasar akan didapat hasil yang
tampak sebagai suatu prestasi yang ditunjukan oleh siswa terhadap apa yang telah
dipraktekkanya itu melalui evaluasi berupa pertanyaan, tugas, atau instruksi yang tertera pada
job sheel (Sumadi suryabrata).6 Dari kemampuannya di dalam menyelesaikan tugas – tugas
yang terdapat pada job sheet dapat diukur seberapa kemampuan daya serap belajar siswa
tersebut.
Untuk memperoleh data pembuktian yang menjelaskan tingkat kemampuan siswa
serta keberhasilannya dalam mencapai tujuan instruksional elektronika dasar, maka dilakukan
evaluasi. Bloom mendefinisikan evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya telah terjadi perubahan pada diri siswa dan
menetapkan seberapa jauh tingkat perubahan terjadi di dalam diri pribadi siswa.7
Evaluasi dalam pendidikan tidak dapat diukur secara langsung karena obyek yang
diukur dan dinilai adalah aspek psikologis, untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengukurnya,yaitu tes. Alpa Cronbach mendefinisikan tes sebagai suatu
6 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1990), h. 3.7 Ibid . h.6.
[Type text] Page 8
prosedur sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu atau lebih karakteristik seorang
dengan skala numerik atau sistem kategori.8
Untuk mendapatkan informasi tentang kemajuan prestasi belajar siswa dalam kegiatan
belajar mengajar,dapat digunakan tes berikut :
a. Tes lisan
b. Tes tertulis yang meliputi tes essay dan tes objektif
c. Tes penampilan (Performance Test)
Untuk penilaian praktek elektronika dasar ditekankan pada aspek psikomotorik yang
lebih menekankan pada gerakan tangan dan kemampuan otak menganilisa. Aspek
psikomotorik antara lain berisi; menggunakan alat dan bahan secara tepat, ketelitian dan
kecermatan dalam melakukan praktek dan penyambungan yang tepat pada terminal –
terminalnya.
Tes penampilan adalah satu –satunya evaluasi dalam penilaian skill, yaitu siswa yang
hendak dinilai kemampuannya diharuskan menampilkan skill yang dimilikinya itu di bawah
persyaratan kerja tertentu.Agar penilaian dapat seobyektif mungkin, maka masing – masing
skill diuraiakan elemen skill.
Elemen skill dapat berwujud:9
1. Kemampuan membaca dan menggunakan gambar,symbol dan lain – lain.
2. Kemampuan menganalisa pekerjaan dan menetapkan langkah.
3. Bekerja sesuai aturan teknis dan keselamatan kerja.
4. Keterampilan dalam pemakaian alat dan bahan.
5. Kualitas pekerjaan dan ketepatan waktu.
8 Suke Silverus, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik,(Jakarta:Gramedia,1991),h.5.9 Soeharto,Desain Instruksional; sebuah pendekatan praktis untuk pendidikan teknologi dan kejuruan, (Jakarta: Departemen P dan K Direktoriat Pendidikan tinggi,1991), h.38
[Type text] Page 9
Pada akhirnya tujuan dari hasil belajar instalasi tenaga listrik yang terpenting adalah
sebagai berikut10 :
1. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip rangkaian seri
2. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip rangkaian paralel
3. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip komponen elektronika aktif
4. Siswa dapat memahami tentang prinsip – prinsip komponen elektronika pasif
5. Siswa dapat memahami dan mengenal macam – macam sakelar manual.
6. Siswa dapat menentukan alat – alat pengaman.
7. Siswa dapat memahami dan mengenal alat – alat bantu dan alat pengaman.
2.1.2 Motivasi Belajar Elektronika dasar
Pada umumnya motivasi merupakan salah satu faktor pembawaan yang terdapat pada
setiap diri siswa yang menjadi syarat untuk belajar. Motivasi adalah salah satu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu
tujuan atau perangsang11.
Menurut Hewitt (1968) mengemukakan bahwa “ attentional set “ merupakan dasar
bagi perkembangan motivasi yakni yang bersifat sosial, artinya anak itu suka bekerja sama
dengan anak-anak lain dan dengan guru, ia mengharapkan penghargaan dari teman-temannya
dan mencegah celaan mereka, dan ingin mendapatkan harga dirinya dikalangan kawan
sekelasnya12
Sedangkan menurut Ausubel bahwa motivasi yang dikaitkan dengan motivasi sosial
tidak begitu penting dibandingkan dengan motivasi yang bertalian dengan penguasaan tugas
dan keberhasilan. Motivasi serupa ini bersifat intrinsik dan keberhasilannya akan memberi
rasa kepuasan13.
10 Kismet Fadillah, Instalasi Motor – motor Listrik, (Bandung:Angkasa, 1997), h.70.11 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung : Remadja Karya CV.1986 ), h 70.12 Prof.Dr.S.Nasution,MA, Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. (Jakarta : Bumi Aksara. 1982), h 18113 Ibid. h. 181.
[Type text] Page 10
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Motif ini akan
menjadi aktif bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Motivasi dapat diartikan daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motivasi murni apabila maksud cukup sehat dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan,
dan motivasi bukan lah suatu pemaksaan14.
Ada dua macam bentuk motivasi :
1. Motivasi dari dalam diri (instrinsik) dilakukan dengan cara menggairahkan perasaan ingin
tahu anak, keinginan untuk mencoba dan hasrat untuk belajar.
2. Motivasi dari luar diri (ekstrinsik) dilakukan dengan cara membangkitkan pujian dan
memberikan ganjaran.
Perwujudan motivasi belajar yang tinggi dalam bentuk tingkah laku yang bertujuan
kepada pekerjaan yang padat menurut kemampuan dan taraf upaya yang tinggi serta peranan
dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak
suka maka ia akan berusaha untuk menghilangkan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Jadi motivasi dapat dirangsang faktor-faktor dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan
belajar motivasi tumbuh dari keseluruhan diri, karena pada umumnya daya penggerak
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tercapai.
Motif mempunyai arti kata keseluruhan, karena ada beberapa motif yang bersama-
sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
14 H.C.Witherington, terjemahan M. Buchori Educational Psychology : Pengantar Psikologi Pendidikan. (Bandung : Jemmars,1977), h.69.
[Type text] Page 11
bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah,
perasaan senang dan semangat untuk belajar. Winkel juga mengatakan bahwa motivasi
belajar berfungsi sebagai pendorong usaha untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi15.
Hasil belajar seorang siswa akan menjadi optimal, jika siswa tersebut mempunyai motivasi
yang tinggi. Dengan adanya usaha yang tekun dan dengan didasari oleh motivasi belajar
maka seorang siswa akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi belajar
seseorang akan sangat menentukan tingkat keberhasilan prestasi belajarnya.
Motivasi interinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif bukan hanya dirangsang
dari luar diri, tetapi dari dalam diri siswa dan sudah ada dorongan untuk belajar. Siswa yang
bermotivasi interinsik mempunyai tujuan menjadi orang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam
bidang studi tertentu.satu-satunya jalan menuju kepada ketujuan yang ingin dicapai ialah
belajar, karena tanpa belajar seseorang tidak mungkin menjadi ahli di dalam bidangnya.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
rangsangan dari luar diri. Sehingga belajar bukan hanya ingin mengetahui sesuatu tetapi ingi
mendapatkan nilai yang baik, atau mendapatkan hadiah. Jadi bila dilihat dari tujuanya maka
akan tampak perbedaan dengan siswa yang mempunyai motivasi intrinsik.
Meskipun demikian bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting,
sebab ada kemungkinan keadaan siswa itu dinamis atau berubah-ubah dan juga ada
komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar yang tidak menarik siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik.
Siswa yang bermotivasi kuat belum tentu digerakkan oleh motif yang tergolong dalam
motivasi intrinsik, maka “bermotivasi kuat” tidak sama dengan “ bermotivasi intrinsik”.
Salah satu cara yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah achievement motivation
(motivasi berperestasi) yaitu daya penggerak untuk mencapai taraf prestasi belajar yang
tinggi demi penghargaan bagi dirinya sendiri.
15 W.S Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1984), h.45.
[Type text] Page 12
Demikian pula halnya dalam belajar elektronika dasar dibutuhkan motivasi dalam
belajar elektronika dasar, karena bila bahan pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa tidak di
dasari oleh motivasi belajar elektronika dasar maka siswa tidak akan belajar elektronika dasar
dengan sebaik-baiknya. Siswa merasa enggan untuk belajar elektronika dasar terlebih lagi
pada pelajaran elektronika 2 dan 3 siswa tidak saja di tuntut pada aspek kognitif tetapi juga
dituntut pada aspek psikomotorik.
Siswa yang menaruh motivasi yang sangat besar terhadap pelajaran elektronika dasar,
akan lebih mudah menguasai pelajaran tersebut. Karena dengan motivasi belajar elektronika
dasar siswa akan berusaha sebaik mungkin sesuai apa yang menjadi tujuan dalam belajar
elektronika dasar.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap pelajaran elektronika dapatlah
diusahakan agar ia memiliki motivasi yang lebih besar dengan menjelaskan hal-hal yang
menarik yang berhubungan dengan elektronika, menghubungkan pelajaran-pelajaran lain
yang memiliki keterkaitan dengan elektronika dasar, menjelaskan pelajaran elektronika dasar
didalam kehidupan sehari-hari, dan memenuhi-memenuhi kabutuhan pada diri siwa didalam
belajar intalasi tenaga listrik.
Yang terpenting dalam belajar elektronika dasar adalah tercipta kondisi belajar yang
baik sehingga siswa akan termotivasi untuk mempelajari elektronika dasar. Untuk mendalami
suatu kegiatan atau bidang tertentu perlu adanya motivasi yang menjadi sebab mengapa ia
mendalami bidang itu, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan terwujud yaitu penguasaan
bidang yang diinginkanya itu.
2.1.3 Mata Pelajaran Elektronika Dasar
A. Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya lewat
satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian.
Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal.
[Type text] Page 13
( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen berada dalam susunan seri
jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen
pembawa arus pada suatu jaringan.
Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.
1. Sifat-sifat Rangkaian Seri
1. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar
tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari
masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber
tegangan.
3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban
dalam rangkaian.
4. Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus,
aliran arus terhenti.
2. Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-hari (di
rumah) :
1.Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik
& lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20
pcs) sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
2. Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang
masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara
jala-jala dengan ballastnya.
3. Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur
[Type text] Page 14
kontrol), demikian juga kulkas.
4. Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.
B. Rangkaian paralel
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar
untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel
1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
4. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
[Type text] Page 15
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari
(di rumah) :
1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.
Sambungan Parelel/ Jajar yaitu sambungan ujung kaki satu sama lain disambung dengan
lainnya saling disatukan
C. Komponen Pasif
1. Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk
menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi
sebuah resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir.
Satuan nilai resistansi suatu resistor adalah Ohm ( ) diberi lambang huruf
R.
Ada dua macam resistor yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika,
yaitu resistor tetap dan resistor variable.
Resistor tetap adalah resistor yang mempunyai nilai hambatan yang
tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Sebuah
[Type text] Page 16
hambatan karbon dibentuk oleh pipa keramik dengan karbonnya
diuapkan. Biasanya pada kedua ujungnya dipasang tutup, dimana kawat-
kawat penghubungnya dipasang. Nilai hambatannya ditentukan oleh
tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon
tergantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral. Bentuk resistor
karbon yang diuapkan aksial dan radial dapat dilihat pada gambar 1 di
bawah ini.
Gambar 1. Hambatan Karbon yang diuapkan Aksial dan Radial
Tabel 1. Kode Warna pada Resistor 4 Gelang
Warna
Gelang 1
(Angka pertama)
Gelang 2
(Angka kedua)
Gelang 3
(Faktor pengali)
Gelang 4
(Toleransi)
Hitam - 0 1 -
Coklat 1 1 101 1
Merah 2 2 102 2
Oranye 3 3 103 3
Kuning 4 4 104 4
Hijau 5 5 105 5
Biru 6 6 106 6
Ungu 7 7 107 7
Abu-abu 8 8 108 8
Putih 9 9 109 9
Emas - - 10-1 5
Perak - - 10-2 10
Tanpa Warna - - 10-3 20
[Type text] Page 17
Arti kode warna pada resistor 5 gelang adalah:
Gelang 1 = Angka pertama
Gelang 2 = Angka kedua
Gelang 3 = Angka ketiga
Gelang 4 = Faktor pengali
Gelang 5 = Toleransi
2. Kondensator
Kondensator ialah suatu komponen listrik/elektronika yang dapat
menyimpan muatan listrik. Kapasitas kondensator diukur dalam
satuan Farad. 1 Farad = 10-3 mF (mili farad) = 10-6 µF (mikro farad)
= 10-9 nF (nano farad) = 10-12 pF (piko farad). Kondensator eletrolit
mempunyai dua kutub yaitu positif dan negatif (bipolar), sedangkan
kondensator kering misalnya kondensator mika, kondensator kertas
tidak membedakan kutub positif dan kutub negatif (non polar).
Kode angka dan huruf yang terdapat pada sebuah kondensator
menentukan nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya.
Tabel 2 Kode Angka dan Huruf pada Kondensator.
Kode Angka
Gelang 1
(Angka pertama)
Gelang 2
(Angka kedua)
Gelang 3
(Faktor pengali)
Kode huruf
(Toleransi %)
0 - 0 1 F = 1
G = 2
H = 3
I = 4
J = 5
K = 10
1 1 1 101
2 2 2 102
3 3 3 103
4 4 4 104
5 5 5 105
[Type text] Page 18
M = 20
6 6 6 106
7 7 7 107
8 8 8 108
9 9 9 109
Contohnya:
1. Kode kapasitor 562 J 100 V, artinya besarnya kapasitansi 56 x
102pF, J: besarnya toleransi 5%, 100 V, kemampuan tegangan
kerja 100 Volt.
2. 100 nJ, artinya besarnya kapasitansi 100 nF, J: besarnya toleransi
5%
Kapasitas sebuah kondensator adalah sebanding dengan luas pelat-
pelat yang membentuk kondensator tersebut. Semakin luas pelat-
pelatnya semakin besar nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi
berbanding terbalik dengan jarak dari pelat-pelatnya. Semakin kecil
jarak kedua plat itu, semakin besar nilai kapasitansinya. Sebaliknya
semakin jauh jarak kedua plat itu, semakin kecil nilai
kapasitansinya. Nilai kapasitansi sebuah kondensator juga
sebanding dengan konstanta dielektrikum dari bahan isolator yang
dipasang antara kedua plat itu. Jika nilai konstanta dielektrikumnya
mempunyai nilai yang besar, maka nilai kapasitansinya besar.
3. Induktor
Induktor adalah komponen listrik/elektronika yang digunakan sebagai
beban induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 6. Simbol Induktor
Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry
= 1000 mH (mili Henry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit,
tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor
[Type text] Page 19
ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan dan
bahan yang mengelilinginya.
Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena induktor dapat
dipakai sebagai penampung energi listrik. Di dalam induktor disimpan
energi, bila ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu
disimpan dalam bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah,
banyaknya energi yang disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang,
maka induktor itu mengeluarkan energi.
4. Transformator
Transformator (trafo) ialah alat listrik/elektronika yang berfungsi
memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output atau dari sisi
primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya listrik dari primer ke sekunder
disertai dengan perubahan tegangan baik naik maupun turun.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (step up transformer) dan
trafo penurun tegangan (step down transformer). Jika tegangan primer
lebih kecil dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo step up. Tetapi
jika tegangan primer lebih besar dari tegangan sekunder, maka
dinamakan trafo step down.
Gambar 9. Simbol Trafo
Pada setiap trafo mempunyai input yang dinamai gulungan primer dan
output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo mempunyai inti besi untuk
frekuensi rendah dan inti ferrit untuk frekuensi tinggi atau ada juga yang
tidak mempunyai inti (intinya udara).
Primer Sekunder
Gambar 10. Bagan Trafo yang dilalui Arus Listrik
[Type text] Page 20
Bila pada lilitan primer diberi arus bolak-balik (AC), maka gulungan primer
akan menjadi magnit yang arah medan magnitnya juga bolak-balik. Medan
magnit ini akan menginduksi gulungan sekunder dan mengakibatkan pada
gulungan sekunder mengalir arus bolak-balik (AC). Dimisalkan pada
gulungan primer mengalir arus berfasa positip (+), maka pada gulungan
sekundernya mengalir arus berfasa negatip (-). Karena arus yang mengalir
digulungan primer bolak-balik, maka pada gulungan sekunderpun
mengalir arus bolak-balik. Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan
daya yang diberikan pada lilitan sekunder.
D. Komponen Aktif
1. Diode
Dioda semi konduktor yang dipakai pada teknik elektronika pada
umumnya digunakan untuk menyearahkan arus listrik AC menjadi DC.
Dioda dibentuk oleh atom P dan atom N yang digabungkan menjadi satu,
sehingga akan membentuk susunan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 11. Susunan dan Simbol Dioda Semikonduktor
Dari gambar di atas atom P disebut sebagai anoda dan atom N sebagai
katoda. Bila anoda diberi muatan positip dan katoda diberi muatan
negatip, maka arus akan mengalir (lampu menyala), sebaliknya jika anoda
diberi muatan negatip dan katoda diberi muatan positip, maka arus tidak
mengalir.
Dioda dapat digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC.
Ada dua macam penyearah dioda yaitu penyearah setengah gelombang
dan penyearah gelombang penuh. Gambar 13 memperlihatkan rangkaian
penyearah setengah gelombang.
[Type text] Page 21
Gambar 13. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang
Bila saklar S ditutup pada belitan sekunder akan diinduksikan tegangan
bolak-balik. Pada saat t1 sampai t2 tegangan ujung A sedang positip
sehingga pada setengah perioda ini dioda akan dilewati arus I. Arus ini
akan melewati tahanan RL, sehingga antara ujung-ujung C dan D terjadi
tegangan sebanding dengan besarnya arus. Pada saat t2 – t3 ujung A
negatip, dioda menerima tegangan revers, pada tahanan RL akan mengalir
arus revers, arus ini besarnya hanya beberapa mikroamper ( ), oleh
karena itu diabaikan, sehingga pada ujung-ujung RL tidak ada tegangan.
[Type text] Page 22
Rangkaian penyearah gelombang penuh diperlihatkan pada gambar 14 di
bawah ini.
Gambar 14. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan sistim jembatan ini paling
banyak digunakan sebagai sumber tenaga dari pesawat-pesawat
elektronika. Penyearah sistim jembatan ini memerlukan empat buah
dioda. Transformator yang digunakan tidak perlu mempunyai senter tap.
2. Transistor
Nama transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semi
konduktor ini berasal dari bahan atom germanium, Indium dan Arsenikum
atau Silikon. Atom-atom ini sendiri termasuk bahan yang tidak
mengalirkan arus listrik, jadi termasuk jenis bahan isolator atau resistor.
Setelah mengalami proses peleburan, maka terbentuklah hasil campuran
yang dinamai P-N junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah
menghantarkan arus listrik atau semikonduktor. Itulah sebabnya hasil
campuran ini sering dinamai semikonduktor. Jadi semikonduktor atau
transistor ini hasil pencampuran lagi dari jenis P-N junction dan N-P
junction.
Bila dua jenis atom P dan N junction digabungkan, maka terbentuklah
bahan baru yang dinamai transistor.
Jadi transistor terbentuk dari bahan-bahan:
PN + NP menjadi PNP
Np + PN menjadi NPN
PN + PN menjadi PNPN
Gambar di bawah ini memperlihatkan simbol dari transistor PNP dan
transistor NPN
[Type text] Page 23
Gambar 15. Simbol Transistor PNP dan Transistor NPN
Macam-macam bentuk dan tipe transistor terlihat seperti gambar di
bawah ini.
Gambar 16. Bermacam-Macam Bentuk Transistor dari Bermacam
Tipe
3. SCR (Silicon Controlled Rectifier)
SCR disebut juga Thyristor dan dipakai sebagai pengatur daya dan saklar.
Penggunaan SCR sebagai pengatur daya dan sebagai saklar sangat
menguntungkan dibandingkan dengan saklar mekanik sebab tak ada
kontak-kontak yang aus karena terbakar, tidak menjangkitkan busur api
dan memerlukan sedikit komponen-komponen tambahan. SCR dapat
dipakai untuk mengatur daya yang besar-besar sepertin mesin-mesin
listrik, sedangkan SCR itu sendiri memerlukan daya yang kecil saja.
Gambar 22 memperlihatkan bentuk dan simbol dari SCR.
[Type text] Page 24
Gambar 22. Bentuk dan Simbol SCR
2.2 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar tinggi atau tidak tinggi dari seseorang dalam mempelajari sesuatu
pelajaran tidak lepas dari adanya motivasi belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang baik,
memuaskan, maka ditentukan pula oleh motivasi belajar yang merupakan keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa sehingga menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan belajar dan memberi arah pada tujuan kegiatan belajar.
Adapun proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru merupakan kegiatan belajar
yang menjembatani aktivitas siswa belajar dikelas. Selain motivasi belajar siswa dalam
kegiatan belajar juga akan membantu meningkatkan kosentrasi terhadap sesuatu yang sedang
di pelajari. Kosenterasi merupakan salah satu unsur pokok yang diperlukan untuk dapat
belajar dengan baik sehingga keberhasilan belajar akan tercapai. Disamping itu siswa akan
belajar lebih efektif dan berusaha meningkatkan usahanya apabila mempunyai motivasi
belajar yang baik.
Motivasi dapat timbul dari dalam diri dan dari luar diri. Motivasi intrinsik adalah
faktor psikologis dalam belajar yang datang dari dalam diri. Apabila siswa mempunyai
keinginan untuk meningkatkan prestasinya untuk mengembangkan kemampuannya maka ia
akan terdorong untuk berusaha dengan berbagai cara baik melalui belajar sendri, bertanya,
berdiskusi dengan teman atau guru, maupun belajar dari buku-buku untuk memenuhi
keinginanya tersebut.
[Type text] Page 25
Selain faktor-faktor diatas, faktor lainnya turut menentukan yakni kosentrasi, reaksi,
organisasi, pemahaman dan ulangan. Dalam hal ini unsur motivasi sangat membantu dalam
proses pemusatan dan perhatian. Begitu pula dalam proses belajar membutuhkan reaksi yang
melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan dan kecemasan untuk menangkap
fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana disampaikan oleh guru. Belajar juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan mengorgansasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan
pelajaran kedalam suatu pengertian. Pemahaman bagi siswa dalam belajar dapat diartikan
menguasai sesuatu dengan pikiranya. Oleh karena itu belajar harus mengerti secara makna
didalam prinsipnya, maksud dan implikasi serta aplikasinya.
Motivasi juga dapat terjadi dalam proses interaksi dengan lingkunganya. Dengan
demikian motivasi belajar dapat memberikan dorongan dan bimbingan yang positif. Seorang
siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi mempunyai dorongan yang kuat untuk
segera mengetahui hasil dari usaha belajarnya. Hasil tersebut merupakan umpan balik yang
dapat dijelaskan dalam buku rapot yang menjelaskan tentang sejauh mana keberhasilan atau
prestasi yang dicapainya, dan jika gagal akan mendapatkan penjelasan dari faktor-faktor apa
saja yang menjadi sebab dari kegagalan itu.
Belajar dengan motivasi akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik dari
pada belajar tanpa motivasi. Motivasi timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai
dengan kebutuhanya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajarinya atau dikerjakan
bermakna bagi dirinya.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang terdapat pada deskripsi teoritis dan kerangka berfikir,
penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan pisitif antara motivasi
belajar instalasi tenaga listrik dengan hasil belajar elektronika dasar.
[Type text] Page 26