HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI...
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI
Oleh:
ISTA HASMARISNA PRASETYANI
ULY GUSNIARTI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM MENGERJAKAN
SKRIPSI
Telah Disetujui Pada Tanggal
________________________
Dosen Pembimbing Utama
(Uly Gusniarti, S.Psi.,M.Si)
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI
MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI
Ista Hasmarisna Prasetyani
Uly Gusniarti
INTISARI Studi ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara konsep diri akademik dengan motivasi mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konsep diri akademik dengan motivasi mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi. Alat ukur yang dipakai untuk mengungkap variabel dalam penelitian ini adalah skala konsep diri akademik dan skala motivasi mengerjakan skripsi. Data konsep diri dan motivasi mengerjakan skripsi dibuat dengan model skala Likert dimana kedua skala yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek konsep diri akademik yang dikemukakan oleh Gottlieb & Rogers (2002) dan motivasi yang dikemukakan oleh Pintrich & Schunk (1996). Metode analisis data dengan teknik one-tailed menunjukkan nilai r = 0,602, sedangkan tabel one-tailed menunjukkan nilai r = 0,2353. Hipotesis penelitian yang diajukan diterima karena r > 0,2353. Kata Kunci : Konsep Diri Akademik, Motivasi Mengerjakan Skripsi.
PENGANTAR
Fomena lamanya masa pembuatan skripsi sudah merata di semua perguruan
tinggi. Mahasiswa mengalami dalam mengerjakan skripsi disebabkan karena
mahasiswa tidak menguasai dan memahami arah disiplin ilmunya, tidak percaya diri
terhadap kemampuannya, kesulitan mengikuti dan menyerap pelajaran di kelas,
tidak aktif untuk mengeksplorasi keilmuannya baik secara pribadi maupun di unit-
unit kegiatan mahasiswa yang kegiatannya mendukung keilmuannya, kurang latihan
semasa kuliahnya, dan kurang referensi bacaan dan sample, serta kurangnya minat
baca (Kurniawan, 2006).
Dari wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa lamanya
proses pengerjaan skripsi ini disebabkan oleh kesulitan-kesulitan yang dialami
mahasiswa. Mahasiswa merasa sulit mengerjakan skripsi karena mereka tidak aktif
dalam mencari referensi pendukung skripsi baik melalui perpustakaan dan internet.
Mahasiswa mudah jenuh dengan rutinitas mengerjakan skripsi sehingga tidah dapat
mengontrol dirinya dan tidak mampu disiplin dalam melakukan bimbingan dengan
dosen. Ketika menghadapi dosen, mahasiswa mudah menyerah ketika skripsinya
dinilai kurang memuaskan. Kesulitan lain yang dialami mahasiswa adalah
ketidakmampuan untuk mengekspresikan gagasan dalam bentuk tertulis. Hal ini
disebabkan karena pada masa kuliah, mahasiswa kurang membaca buku, kurang
melakukan diskusi dengan teman kuliah maupun dengan dosen sehingga pada saat
mengerjakan skripsi, semua proses tersebut dirasakan sangat sulit.
Karena kesuliatan dalam mengerjakan skripsi tersebut, mahasiswa
melakukan berbagai macam cara untuk dapat menyelesaikannya. Kadang,
mahasiswa menempuh cara yang salah karena ingin lulus dengan jalan yang mudah.
Salah satu cara mudah yang kini marak adalah jual-beli skripsi. Rental pengetikan
komputer di daerah Yogya pun ketiban rezeki. Mahasiswa yang malas mengetik
ulang kopi skripsi yang dibelinya memilih untuk menyerahkannya ke jasa
pengetikan. Bahkan, para mahasiswa instan ini terkadang hanya mengubah nama,
lokasi, dan waktu penelitian (Tim SiGI SCTV, 2006) . Selain jual-beli skripsi, ada pula
biro jasa yang menawarkan jasa pembuatan skripsi.
Sementara itu, mahasiswa yang tidak mempunyai banyak uang memilih cara
lain yang lebih murah, yaitu pragiarisme atau mencontoh karya orang lain.
Kadangkala, mahasiswa hanya mencontek dari skripsi orang lain, dan menuliskannya
sebagai karya sendiri (Yudhistira, 2006).
Walaupun menghadapi kesulitan yang sedemikian besar, banyak mahasiswa
yang mampu menyelesaikan skripsi dengan baik. Setiap tahun, ribuan mahasiswa
dinyatakan telah lulus dari Perguruan Tinggi.
Dari wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti, mahasiswa yang mampu
mengerjakan skripsi dengan baik memiliki motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan
skripsinya. Selain itu. Mahasiswa yang rajin mengerjakan skripsi juga memiliki
konsep diri akademik yang positif.
Konsep diri yang positif membuat mahasiswa melakukan usaha-usaha yang
positif untuk mencapai keberhasilannya di bidang akademik. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Marsh,dkk. (2002) bahwa pencapaian konsep diri akademik yang positif
dapat mempengaruhi perilaku akademik, pilihan akademik, aspirasi pendidikan, dan
mencapai prestasi akademik.
Apabila konsep diri akademik mahasiswa positif, maka selama kuliah, ia akan
memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan prestasi akademiknya.
Mahasiswa akan rajin membaca buku dan berdiskusi secara ilmiah dengan dosen
maupun teman-temannya karena hal ini akan membuatnya dapat mencapai
academic achievment yang lebih tinggi. Kegiatan tersebut dapat membantu
mahasiswa untuk mengerjakan skripsi dengan lebih mudah karena mahasiswa telah
terlatih untuk mengerjakan karya ilmiah selama ia kuliah.
Sebaliknya, konsep diri akademik yang negatif menyebabkan individu
tersebut merasa tidak berdaya dalam menghadapi persaingan dengan orang lain.
Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat (2005) yang menyatakan bahwa orang
yang memiliki konsep diri negatif cenderung bersikap pesimis terhadap kompetisi
seperti terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam
membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang
merugikan dirinya. Akibatnya, perasaan tersebut akan membuatnya malas dalam
berusaha mencapai keberhasilan akademik. Dalam mengerjakan skripsi, perasaan ini
akan menghambatnya. Karena dari awal, mahasiswa merasa tidak dapat bersaing
dengan teman-temannya dalam kuliah, maka ia akan malas untuk membaca buku
atau berdiskusi secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang memiliki
konsep diri akademik yang negatif merasa kegiatan tersebut tidak berguna bagi
kelangsungan akademiknya. Karena tidak terbiasa untuk membaca dan
mengungkapkan pendapatnya di depan orang lain, mahasiswa dengan konsep diri
yang negatif akan merasa kebingungan dalam mengerjakan skripsi.
Berangkat dari data dan informasi tersebut, peneliti ingin mengetahui
bagaimana hubungan antara konsep diri akademik dengan motivasi mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi, sejauh mana peran konsep diri akademik dengan
keinginan mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi dengan lebih cepat dan efektif.
Peneliti juga ingin mengetahui sejauhmana keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan
skripsi. Dengan kata lain, peneliti ingin mengetahui motivasi mahasiswa dalam
menulis skripsi.
A. Motivasi Mengerjakan Skripsi
Sobur (2003) menyatakan bahwa motivasi merupakan pembangkit motif,
pembangkit daya gerak, atau penggerak seseorang atau diri sendiri dalam berbuat
sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Apabila mahasiswa mempunyai motivasi
yang tinggi untuk menyelesaikan skripsi, maka dorongan dari dalam dirinya untuk
melakukan hal-hal yang mendukung penyelesaian skripsi akan makin besar pula.
Santrock menjelaskan bahwa faktor-faktor yang membuat individu
termotivasi antara lain faktor-faktor yang berasal dari luar individu, yaitu faktor
lingkungan, pola asuh, hubungan dengan saudara, dan tingkat sosial ekonomi.
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang berada dalam diri individu yaitu faktor-faktor
inteligensi, efikasi diri, dan harga diri.
Dari faktor-faktor tersebut, faktor yang berasal dari dalam (intrinsik)
merupakan faktor yang sangat penting untuk membangun motivasi. Faktor intrinsik
seseorang yang mendorong motivasi mengerjakan skripsi misalnya sifat ingin
melakukan kegiatan mencari bahan skripsi, atau sesuatu yang mendorong orang
untuk melakukan suatu aktivitas sesuai dengan kondisi psikologis dirinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai
karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan
akademis. Skripsi berasal dari kata ‘scriptum’ yang artinya tulisan. Skripsi yang
sisyaratkan dalam pengakhiran pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana adalah
tulisan kesarjanaan, yang dalam hal ini berarti suatu tulisan yang berkaitan dengan
disiplin ilmu calon sarjana tersebut. Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang dibuat
sebagai laporan pelaksanaan tugas akhir.
Dari pengertian yang telah disebutkan, maka didapatkan kesimpulan bahwa
motivasi mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi adalah suatu keadaan
internal mahasiswa tingkat akhir yang mendorongnya untuk menyusun karya ilmiah
sesuai dengan disiplin ilmunya untuk memperoleh gelar sarjana.
Menurut Pintrich & Schunk (1996), aspek-aspek motivasi yaitu:
a. Choice of tasks yaitu minat seseorang pada pemilihan tugas yang dapat dipakai
untuk mengetahui motivasi mereka dalam mengerjakan tugas.
b. Effort yaitu usaha yang berhubungan dengan kegiatan fisik, dalam melakukan
tugas yang semakin sulit maka usaha yang diperlukan semakin besar.
c. Persistence yaitu ketahanan dalam melakukan aktivitas tugas dan memusatkan
perhatian secara mendalam dengan sabar, telaten, tidak mudah jenuh, dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan.
B. Konsep Diri Akademik
Kondisi psikologis diri seseorang dapat terbentuk berkat interaksinya dengan
orang lain. Hasil interaksi ini kemudian diinternalisasikan dan membentuk konsep diri
yang menjadi pedoman individu dalam berperilaku. Dalam dunia pendidikan, konsep
diri yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi akademik yaitu konsep diri
akademik. Hal ini ditegaskan oleh Marsh, dkk. (2002) bahwa konsep diri akademik
menjadi salah satu prediktor utama dalam hubungannya dengan prestasi belajar.
Hubungan keduanya timbal balik, artinya prestasi yang dicapai siswa menguatkan
persepsi diri terhadap kemampuan akademik dan motivasi belajar untuk mencapai
serangkaian prestasi akademik lain.
Konsep diri akademik dirumuskan sebagai pandangan, pikiran, perasaan, dan
penilaian mahasiswa terhadap kemampuan akademiknya sendiri. Bila mahasiswa
merasa tidak mempunyai kemampuan, maka hal itu berarti terdapat sikap negatif
dalam diri mereka terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki.
Konsep diri yang positif membuat mahasiswa melakukan usaha-usaha yang
positif untuk mencapai keberhasilannya di bidang akademik. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Marsh (2002) bahwa pencapaian konsep diri akademik yang positif dapat
mempengaruhi perilaku akademik, pilihan akademik, aspirasi pendidikan, dan
mencapai prestasi akademik.
Sebaliknya, konsep diri akademik yang negatif menyebabkan individu
tersebut merasa tidak berdaya dalam menghadapi persaingan dengan orang lain.
Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat (2005) yang menyatakan bahwa orang
yang memiliki konsep diri negatif cenderung bersikap pesimis terhadap kompetisi
seperti terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam
membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang
merugikan dirinya. Akibatnya, perasaan tersebut akan membuatnya malas dalam
berusaha mencapai keberhasilan akademik.
Konsep diri akademik merupakan pandangan, pikiran, perasaan, dan
penilaian mahasiswa terhadap kemampuan akademiknya sendiri. Bila mahasiswa
merasa tidak mempunyai kemampuan, maka hal itu berarti terdapat sikap negatif
dalam diri mereka terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki.
Konsep diri akademik terbentuk dari pandangan para mahasiswa yang
bersangkutan tentang kemampuan dalam mengusai mata kuliah. Setiap mata kuliah
menjadi satu dimensi spesifik yang menyusun konsep diri. Konsep diri akademik
yang terbentuk dari persepsi mahasiswa tentang kemampuan dirinya sangat penting
peranannya dalam proses pendidikan terutama berkaitan dengan pendidikan masa
depan.
Kesimpulannya, konsep diri akademik merupakan pandangan, pikiran,
perasaan, dan penilaian mahasiswa terhadap kemampuan akademiknya yang
terbentuk dari pandangan para mahasiswa yang bersangkutan tentang kemampuan
dalam mengusai mata kuliah.
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Perguruan Tinggi
di Yogyakarta yang sedang menyusun skripsi, umur 21-26 tahun, tidak bekerja, dan
belum menikah.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu, skala
motivais mengerjakan skripsi dan skala konsep diri akademik. Skala yang dibuat
diberikan pada subyek penelitian dan menjadi data dari penelitian yang dilakukan.
Berikut akan dijelaskan proses penyusunan skala kedua aspek yang akan diukur
dalam penelitian ini :
1. Skala Motivasi mnegerjakan skripsi
Skala Motivasi Mengerjakan Skripsi digunakan untuk mengukur tingkat
motivasi mahasiswa dalam menyusun skripsi. Aitem skala motivasi mengerjakan
skrips. Adapun skala Motivasi Mengerjakan Skripsi ini dibuat sendiri oleh peneliti
yang merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Pintrich & Schunk (1996), yang
terdiri dari aspek choice of tasks (pemilihan tugas), effort (usaha), dan persistence
(keajegan).. Skala motivasi mnegerjakan skripsi ini terdiri dari 60 aitem, 30 aitem
favourable dan 30 aitem unfavourable. Skala ini menggunakan metode Likert, yaitu
berisi pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu : SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju), STS ( sangat tidak setuju).
Tabel 1 Blue Print Skala Motivasi Mengerjakan Skripsi
Butir Favourable Butir Unfavourable Aspek Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah
Choice of Tasks 1,7,13,19,25, 31,37,43,49 9
4,10,16,22, 28,34,40,46,
52 9
Effort 2,8,14,20,26, 32,38,44,50 9
5,11,17,23, 29,35,41,47,
53 9
Persistence 3,9,15,21,27,
33,39,45,51,55, 57,59
12 6,12,18,24, 30,36,42,48, 54,56,58,60
12
Jumlah 30 30
2. Skala Konsep Diri Akademik
Skala Konsep Diri Akademik disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
pengertian dari Gottlieb dan Rogers (2000), yang mengacu pada 6 dimensi yaitu
dimensi level aspirasi, dimensi kecemasan, dimensi minat akademik dan
kepuasan diri, dimensi kepemimpinan dan inisiatif, dan dimensi identifikasi vs
alienasi.
. Skala intensitas ini terdiri dari 52 aitem.
Skala ini menggunakan metode Likert, yaitu berisi pernyataan dengan empat
pilihan jawaban, yaitu : SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (
sangat tidak setuju).
Tabel 2 Distribusi Skala Konsep Diri Akademik
Butir Favourable Butir Unfavourable Aspek Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah
Level aspirasi 1,11,21,31,41 43,45,47,49,51 10 6,16,26,36,42
44,46,48,50,52 10
kecemasan 2,12,22,32 4 7,17,27,37 4 minat akademik 3,13,23,33 4 8,18,28,38 4 kepemimpinan &
inisiatif 4,14,24,34 4 9,19,29,39 4
Identifikasi & alienasi 5,15,25,35 4 10,20,30,40 4 Jumlah 26 26
Hasil Penelitian
Hasil Uji Asumsi
Berdasar data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dilakukan analisis
statistik untuk menguji hipotesis penelitian. Semua data yang telah diperoleh
dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji linearitas
hubungan. Analisis data dan uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS
12.0 for windows.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran aitem dengan menggunakan program uji normalitas
Kolmogorof-Smirrnov. Jika nilai p dari nilai Kolomogorof-Smirnov Z lebih
besar dari 0,005 (p>0,05) maka data berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas pada alat ukur menunjukkan bahwa data motivasi mengerjakan
skripsi adalah normal (K-S Z = 0,700 : p = 1,096 atau p > 0,05) dan data
konsep diri akademik adalah normal (K-S Z = 0,567 : p = 0,909 atau p >
0,05)
b. Uji Linearitas
Hasil uji linearitas antara konsep diri akademik dan motivasi mnegerjakan
skripsi menunjukkan F linier 51,017 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,05).
Deviasi dari linearitas adalah 1,214 dengan probabilitas 0,267 (p > 0,05).
Hasil dari uji linearitas dari konsep diri akademik dan motivasi mengerjakan
skripsi bersifat linier.
Hasil Uji Hipotesis
Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan analisis product moment
Pearson karena data dari penelitian ini berdistribusi normal dan linier, lalu
dibandingkan dengan tabel korelasi one tailed karena hipotesis dari penelitian ini
telah terarah. Hasil penelitian menunjukan angka korelasi r = 0,602, sedangkan
tabel one tailed untuk subjek 50 orang menunjukkan nilai r = 0,2353. Hipotesis
penelitian yang diajukan diterima karena r > 0,2353.
Pembahasan
Berdasarkan analisis statistik terbukti adanya hubungan positif antara konsep
diri akademik dengan motivasi mengerjakan skripsi, dalam hal ini jika konsep diri
akademik tinggi maka akan diikuti dengan motivasi mengerjakan skripsi yang
tinggi pula, sebaliknya jika konsep diri akademik rendah maka akan diikuti oleh
motivasi mengerjakan skripsi yang rendah pula, namun demikian konsep diri
akademik bukan satu-satunya faktor, melainkan hanya salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi mengerjakan skripsi.
Pada mahasiswa, proses mengerjakan skripsi memerlukan motivasi yang
tinggi. Motivasi mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi adalah suatu
keadaan internal mahasiswa tingkat akhir yang mendorongnya untuk menyusun
karya ilmiah sesuai dengan disiplin ilmunya untuk memperoleh gelar sarjana.
Faktor-faktor yang mendorong motivasi mengerjakan skripsi terdiri dari faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar diri
individu, dan faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor intrinsik memiliki peran yang besar dalam motivasi terutama berkaitan
dengan bidang pendidikan, termasuk dalam pengerjaan skripsi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Syah (2006), bahwa perkembangan motivasi akademik
intrinsik sangat penting bagi tujuan pendidikan karena motivasi tersebut akan
memunculkan perilaku yang efektif dalam pendidikan. Perilaku efektif tersebut
muncul karena mahasiswa memiliki perasaan yang positif terhadap apa yang
mereka lakukan. Motivasi intrinsik diikuti kegiatan untuk mencapai kepuasan diri.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa konsep diri akademik berhubungan
terhadap motivasi mengerjakan skripsi. Sumbangan yang diberikan konsep diri
akademik terhadap motivasi mengerjakan skripsi yaitu sebesar 36,2%.
Mahasiswa yang konsep diri akademiknya tinggi akan berusaha lebih giat
untuk mencapai academic achievement yang lebih tinggi daripada mahasiswa
yang memiliki konsep diri akademik yang rendah. Ia akan melakukan usaha-
usaha yang lebih banyak dalam mengerjakan skripsi. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marsh, dkk. (2002) bahwa pencapaian konsep diri
akademik akan mempengaruhi perilaku akademik, pilihan akademik, aspirasi
pendidikan dan kemudian mengarah pada pencapaian prestasi akademik Hal ini
berkaitan dengan usaha (effort) yang dikeluarkan oleh mahasiswa. Apabila
mahasiswa ingin mengerjakan skripsi dengan lebih baik, maka usaha yang
dilakukan harus lebih besar. Penelitian Roda & Sanchez (2003) bahwa tingkat
konsep diri akademik akan menentukan perilaku akademik seseorang. Tingkat
konsep diri akademik mahasiswa akan mempengaruhi dorongan-dorongan yang
membuat mahasiswa mengerjakan skripsi, dengan kata lain motivasinya. Usaha-
usaha yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi akan
dipengaruhi oleh tingkat konsep diri akademiknya. Mahasiswa yang memiliki
konsep diri akademik positif akan melakukan usaha yang lebih keras daripada
mahasiswa dengan konsep diri akademik negatif.
Penelitian dari Guay & Vallerand (Marsh, dkk, 2003) menunjukkan bahwa
motivasi akademik yang ditetapkan sendiri oleh individu akan mempengaruhi
efek konsep diri akademik pada perilaku akademik. Mahasiswa yang merasa
dirinya kompeten dalam kuliah akan lebih termotivasi untuk melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan pendidikan daripada bersenang-senang. Motivasi
tersebut selanjutnya akan meningkatkan performa akademik mahasiswa. Dalam
proses mengerjakan skripsi, mahasiswa yang memiliki konsep diri positif akan
memiliki motivasi yang lebih baik untuk mengerjakan skripsi karena ia akan
memilih aktivitas yang berhubungan dengan menulis skripsi daripada aktivitas
yang lain.
Berdasarkan kategorisasi diperoleh hasil pada skala motivasi mengerjakan
skripsi proporsi subjek terbanyak pada tingkat sedang yaitu 58%. Dari 50 subjek
penelitian 7 orang memiliki tingkat motivasi mengerjakan skripsi sangat tinggi,
14 orang memiliki tingkat tingkat motivasi mengerjakan skripsi tinggi, 29 orang
memiliki motivasi mengerjakan skripsi sedang, dan tidak ada yang memiliki
tingkat motivasi mengerjakan skripsi rendah maupun sangat rendah.
Berdasarkan analisis aspek-aspek yang diukur dari Pintrich & Schunk (1996),
rata-rata subjek penelitian ini memiliki motivasi mengerjakan skripsi pada
kategori sedang yaitu ada 29 orang (58%), ada 7 orang pada kategori sangat
tinggi (14%), 14 orang pada kategori tinggi (28%) sedangkan untuk kategori
rendah tidak ada. Dalam hal ini berarti subjek pada penelitian ini dianggap
memiliki kemampuan dalam motivasi mengerjakan skripsi yang baik sehingga
dapat mendorongnya untuk menyelesaikan skripsi.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti sadar bahwa masih banyak
kekurangan, misalnya waktu penelitian yang relatif lama. Pada saat pengambilan
data bisa ditambah dengan melakukan teknik observasi dan wawancara agar
hasilnya lebih valid dan akurat. Alat ukur dalam penelitian ini juga masih harus
diperbaiki lagi karena alat ukur dalam penelitian ini belum mencakup
keseluruhan aspek-aspek yang hendak diteliti. Kelemahan lain dari penelitian ini
yaitu subjek yang belum terspesifikasi secara baik, sehingga metode populasi
menjadi agak rancu. Tinjauan pustaka dan dinamika psikologis dalam penelitian
ini juga masih kurang dan perlu ditambah dan diperbaiki untuk membuat
penelitian yang memiliki dasar teori yang kuat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri akademik dengan
motivasi mengerjakan skripsi. Semakin tinggi konsep diri akademik maka semakin
tinggi motivasi mengerjakan skripsinya dan sebaliknya semakin rendah konsep diri
akademik maka semakin rendah pula motivasi mengerjakan skripsinya.
Saran-saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka beberapa saran
yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
1. Bagi Subjek Penelitian
Motivasi mengerjakan skripsi dapat timbul dari dalam diri mahasiswa. Apabila
mahasiswa merasa positif dengan kemampuan akademik yang dimilikinya, maka
ia akan membentuk perilaku yang positif pula dalam mengerjakan skripsi.
Supaya dapat menerjakan skripsi dengan baik, mahasiswa harus
mengembangkan konsep diri akademik yang baik pula.
2.Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil yang signifikan antara konsep diri
akademik dengan motivasi mengerjakan skripsi. Bagi penelitian selanjutnya
diharapkan bisa membuat alat ukur yang lebih baik yang dikaitkan dengan
variabel-variabel eksternal yang mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi. Penelti selanjutnya juga diharapkan untuk mencari sumber-
sumber pustaka yang lebih kuat untuk mendukung penelitian. Peneliti
selanjutnya dapat meneliti hubungan antara konsep diri akademik dengan
motivasi mengerjakan skripsi dengan menggunakan subjek khusus. Contohnya
Hubungan antara Konsep Diri Akademik dengan Motivasi Mengerjakan Skripsi
pada Mahasiswa yang Sudah Menikah.
DAFTAR PUSTAKA
A.M,Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Ariyanti,Evi. 2005. Hubungan Antara Perhatian Orangtua dan Motivasi Belajar.
Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Azwar,Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. “___________” . 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. “___________”. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cofer,C.N. and Apley,M.H. 1980. Motivation: Theory and Research. New Delhi: Wiley
Eastern Limited. Citation:Huitt,W. 2004. Self-concept and self-esteem. Educational Psychology.
www.self.uws.edu.au/8,116741,1,0,1138864372.htm. Gottlieb,Rosemary J. and Rogers,Janet L. 2002. Academic Self-Concept, Academic
Acheivement, and Leadership in University Students Studying in a Physical Therapy Program. Journal of Allied Health. Summer 2002.
Hadi,Sutrisno. 2006. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hassan,Fuad. 2006. Catatan Perihal Perguruan Tinggi. www.ui.ac.id/Indonesia/main/catatan/ 040402.html.
Kirom,Ikhwanul. 2006. Motivasi Belajar Ditinjau dari Dukungan Orangtua dan
Konsep diri Akademik. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Kurniawan,Davit. 2006. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Mahasiswa dengan
Kesulitan Menulis Skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Lukman,Muhammad. 2000. Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam
Ditinjau dari Konsep Diri dan Kompetensi Interpersonal. Jurnal Psikologika. Nomor 5 Th. V 2000. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Marsh,H.W., Hau,K.T., and Kong,C.K. 2002. Multilevel Causal Ordering of Academic
Self Concept and Achievement. American Research Journal. 39(3), 727-736. Marsh,H.W. and Yeung,A.S. 1997. Causal effects of academic self-concept on
academic achievement: Structural equation models of longitudinal data. Journal of Educational Psychology. 89.41-54.
Moreano,Giovanna. 2002. The Relationship Between Academic Self Concept, Causal
Attribution For Success and Failure, and Academic Achievment in Pre-Adolescence. www.self.uws.edu.au/whuitt/col/regsys/self.html
Mu’tadin,Zainun. 2004. Kesulitan Menulis Skripsi. www.e-psikologi.com/
skripsi/news/0406/20/091429.htm. Nofie,Iman. 2004. Cara Cepat Menyusun Skripsi. www.unej.ac.id/tugas
akhir/2004/984.html. Pintrich,P.R. and Schunk,D.H. 1998. Motivation in Education: Theory, research, and
applications. Columbus. OH: Prentice Hall. Poerwadarminta,W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka. Rakhmat,Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanchez,Fransisco Javier Peralta and Roda,Maria Dolores Sanchez. 2003.Relationship
between self-concept and academic achievement in primary students.
Electronic Journal of Research in Educational Psychology and Psychopedagogy. 1(1).95-120.
Santrock (1999),J.W. 1999. Life Span Development. 7th edition. Boston: McGraw Hill
Companies. Shavelson,R.J. and Borus.R. 1982. Self Concept: the Interplay of Theory and
Methods. Journal of Educational Psychology. 74. 3-17. Singgih-Salim,Evita E. 2001. Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: ____________ Sobur,Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Song,I and Hatie,J. 1982. Home Environment, Self Concept and Academic Achievement. A Causal Modelling Approach. Journal of Educational Psychology.6. 1269-1281.
Suryabrata,S. 1993. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sutriani,May. 2003. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecemasan dalam
Mengerjakan Skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Malang: fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Syafi’I,Muhammad. 2005. Hubungan Antara Konsep Diri Akademik dengan Minat
Memebeli Buku Pegangan. Skripsi (tidak ditebitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Syah,Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada. Syaiful,A. 2003. Skripsi+Plagiat. www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/2003-
January/index.html. Tim Detik.com. 2007. Intelek Palsu. www.detik.com/artikel/cetak/20070912.html. Tim SIGI SCTV. 2006. Skripsi, Tinggal Beli Saja. www.liputan6.com/view/0,51697,1,0,1172032718.html. Walgito,Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Yudhistira,Ricky.2006. Plagiarisme pun Semakin Canggih. www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/2/24/pd1.htm.