HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI...
HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI DAN
KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA
DI SMK NEGERI 8 (SMKI) SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Elli Adar Setitriana
NIM: 019114046
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
Beri aku hikmat
Untuk mengembangkan ilmuku
Beri aku taat
Untuk menyelesaikan tugasku
Beri aku rasa
Untuk kesabaran menghadapinya
Beri aku raga
Untuk kesehatan dalam melaluinya
Beri aku pikir untuk menuangkan dalam kata
Beri aku mata
Untuk membuka hati dan jiwa....
akan kritik dan pendapat yang ada
Terimakasih Bapa ............
Engkau membuat segala sesuatu indah pada waktunya
Bahkan Engkau memberikan kekekalan dalam hati kami.
Tapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah
dari awal sampai akhir (Pengkotbah 3:11)
Hingga kami merasakan sendiri
Engkau membuat segala sesuatu indah pada waktunya
Seperti tarian sukma dalam senandung alunan gerak raga
Terimakasih Bapa....
iv
Hasil karya dalam skripsi ini saya persembahkan kepada
Keluargaku tercinta
Kekasihku tersayang
Almamaterku Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
v
Pernyataan keaslian karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Elli Adar Setitriana
vi
ABSTRAK
Hubungan Antara Kendali Emosi Ketika Menari Dan Kompetensi Menari
Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa di SMK N 8 Surakarta (SMKI) Elli Adar Setitriana
Prodi Psikologi; Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Penari adalah salah satu komponen pokok dalam penyajian seni tari, sehingga dalam prakteknya, terutama dalam seni tari Jawa, penari diharapkan dapat menampilkan kompetensi menari yang baik. Kompetensi menari yang baik akan didapat apabila seorang penari memiliki kendali emosi yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, apakah ada hubungan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa di SMK N 8 Surakarta atau SMKI.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMK N 8 Surakarta atau SMKI, dan jumlah subjek penelitian seluruhnya adalah 51 siswa. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap kendali emosi adalah skala kendali emosi, sedangkan kompetensi menari menggunakan data dokumentasi berupa daftar nilai praktek siswa ketika kelas II semester I dan II. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan pengolahan data penelitian, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa di SMK N 8 Surakarta dapat diterima. Koefisien korelasi (rxy) antara kendali emosi dan kompetensi menari adalah sebesar 0,494. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari tersebut. Koefisien determinasi (r ) yang diperoleh adalah sebesar 0,244, menunjukkan bahwa kendali emosi ketika menari (variabel bebas) memberikan sumbangan efektif terhadap kompetensi menari (variabel tergantung) sebesar 24,4%.
2
vii
ABSTRACT
Correlation between Emotional Control In Dancing And Competence of
Javanese Dancing Art Students in SMK N 8 Surakarta (SMKI) Elli Adar Setitriana
Departement of Psychology; Faculty of Psychology Sanata Dharma Universitiy, Yogyakarta
Dancers are one of the most important component in dancing art presentation. So, in practice, specially in Javanese dancing art, dancers are expected to perform a good dancing competence. Competence result will be found if dancers have a good emotional control too. This research is intended to analyze whether there’s positive and significant relationship between emotional controlIn Dancing and dancing competence of Javanese dancing art students in SMK N 8 Surakarta or SMKI. The subject of this research is the students at third year of SMK N 8 Surakarta or SMKI, and total subject are 51 students.
Measuring instrument will be applied to express emotional control is scale consists, whereas, dancing competence score will be applied according to the data document in first and second semester at second year. The method which is used to analyze the data is pearson product moment correlation. Based on the data processing research, found that there is a positive correlation between emotional control in dancing and dancing competence of Javanese dancing art students in SMK N 8 Surakarta or SMKI is accepted. Coefficient of correlation (rxy) between emotional control in dancing and dancing competence are 0,494. It means that between those variable had positive dan significant correlation. Coefficient of determinant (r ) that is obtained by 0,244, indicating that emotional control in dancing (independent variable) giving effective contribution to dancing competence (dependent variable) equal to 24,4%.
2
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa atas segala limpahan berkat dan kasih
karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak yang terlibat. Semua bantuan yang telah diberikan sungguh sangat berarti
bagi penulis. Kiranya hanya beribu kata terima kasih yang mampu penulis berikan
dari lubuk hati yang terdalam kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan sekaligus selaku dosen penguji.
2. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran dan kasih sayang telah memberi pengarahan dan memberi
dukungan kepada penulis. Terima kasih banyak ya Bu Ari...
3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si., selaku dosen penguji
4. Dosen Psikologi, Bapak dan Ibu dosen terima kasih atas ilmu yang diberikan
dan bimbingan selama ini
5. Romo Gregorius, terimakasih ya Mo sudah mengajarkan meditasi dan sudah
mengajak jalan-jalan dengan teman-teman untuk refresing
6. Ibu Ruli, selaku guru pembimbing penulis dalam mengambil data di SMK N 8
Surakarta atau SMKI yang telah menerima penulis dengan baik di sekolah dan
memberi penjelasan materi yang dibutuhkan. Terima kasih ya Bu.. untuk
reverensi bukunya juga, semoga nanti bisa bertemu lagi di proyek selanjutnya.
7. Bapak Drs. Sumandiyo Hadi (Didik Nini Towok) yang telah memberikan
penjelasan tentang wiraga, wirama dan wirasa, dan tentang sharingnya.
Terimakasih sudah menyempatkan waktu menerima saya walaupun sibuk.
8. Teman-teman di SMK N 8 Surakarta atau SMKI yang rela pendapat
pribadinya di ambil oleh penulis, “ayo dik berjuang untuk kelulusan kalian,
saya doakan semuanya lulus dan jangan lupa undangan pagelarannya nanti
ya...”
ix
9. Teman-teman sanggar Bagong Kusudiarjo, terimakasih atas hari-hari yang
indah saat latihan disana dan atas komentar-komentar yang diberikan sehingga
memberikan ide bagi saya
10. Mb’Nanik dan M’Gandung, yang senantiasa membantu dalam proses
administrasi. M’Muji, yang selalu membantu dalam proses praktikum.
M’Doni, yang membantu mencarikan reverensi buku. Pak Gik “selamat Pak
Gik”
11. Staff Perpus Paingan yang terancam ramai karena kedatangan saya yang
selalu meminta bantuan dalam peminjaman buku, ada Mb’ Kristin yang imut
(karena kecil he...), Mas Sunu yang .... salam aja deh buat Dik Dinda dan istri,
Mas Suwadi yang suka memberi informasi, Mas Rahmadi yang selalu
nongkrong dengan walkmannya, Mas Jumar yang saya minta untuk cepat-
cepat fotokopi “maap ya mas”..., Mb’Nina ma Mb’Ning yang selalu
memberikan senyum termanis he..., Mb’ eni yang lagi ngajar bahasa inggris di
Extencion Course “maap ya mba i ga jadi bantuin natalan karyawan he...”
12. Keluargaku (home sweet home boo...) buat Bapak Pdt. Suparman dan Istri
he... maap ye...Eyi telat lulusnya, buat Ma’e jangan berisik terus dong pucing
nih...,buat M’Adi dan Mb’Ambar, serta M’Yanu dan Mb’Lia “terima kasih
buat subsidi yang diberikan, walau kadang aku suka maksa kalian, btw no
problemah... kan”, buat keponakanku yang Lucu-lucu A’ca dan A’tid ayo dik
cepet gedhe biar bisa bantuin tante. Buat Bul’Beta dan Lek’Mo “adem ayem
aja kan”, buat Nanta dan Wawa “jangan nakal ya nang, kasihan Bapak dan Ibu
ok...”
13. Oma, Opa, Om, Tante dan adik-adikku yang di Jogja, gimana kabarnya
keluarga besar bertambah ya dengan hadirnya si kembar
14. Yayang Cidol yang tersayang, makasih ya dah temenin aku kemana-mana buat
cari reverensi, ketilang dimana-mana karena belum ada SIM he...tempat
sampahku karena aku suka marah-marah dan ngambek, dan suka ngomel-
ngomel ga jelas... thanks ya selalu mewarnai hari-hariku karena tingkahmu
yang konyol, dan terima kasih karena sudah sabar mendampingiku sampai
detik ini, pasti nanti kalau PLJJ aku kangen banget ama kamu say...
x
15. Belu, “trims ya Bel buat masukan yang diberikan untuk skripsi saya, met jadi
mba’ sarjana juga deh”, buat Evi dan teman bimbingan Bu’Ari yang lain,
‘Ca...Yo!!!!’ semua”. Buat Mas Linggar, trims ya buat waktunya dan sudah
mau direcokin....
16. Siska, Nining, “gimana kabar kalian, kalian mau kerja dimana, makasih ya
untuk masukan kalian buat skripsiku dan buat canda-tawanya
17. Teman kos lamaku, ada Tari, Bia, Diana, Eni, Deasi, Emi, Cece, Lia, Cuprit,
Yeni, Bora, Sisil dan lain-lainnya gimana masih aman-aman saja kan di kos
he...terkhusus buat tari “ayo Ta cepet selesai cepet nikah biar aku punya
ponakan baru he...”
18. Teman kos baru dan sampai saat ini, ada Mb’Ium yang selalu menjadi temen
curhatku “ayo mba jalan-jalan, dan jangan suka mikir terlalu berat ya kalau
ada masalah”, buat Indah “ Ndah salam buat Hendrik dan Pe Ak ya he...”,
buat Yuli “peace girl”, buat Mb’Nita “kapan dedenya di ajak main”, buat Pii
“aloha gimana kabarnya kakak”, buat Agnes “ Dea tambah centil kayak
mamanya ga?”
19. Rita teman kosku terlama di Mrican, trims ya girls buat tumpangan tidurnya
dulu, ayo lulus-lulus pulang Nganjuk sudah ada yang melamar tuh
20. Ambo, yang telah meminjamkan komputer dan memberikan kasurnya
“Dimana kamu sekarang, dah pulang ke kampung halaman ya, makasih ya
buat semua”
21. Teman-teman Nav, thanks untuk hari-hari yang penuh damai dan sukacita
22. Teman-teman kosnya M’Wid, ada Hendrik, PeAk, Amang, Andre, Primus dll
“ayo cepet lulus biar kosnya ga tambah rusuh he...”
23. Teman-teman satu angkatan 2001, “Ca Yo..!!!!.”
24. Semua pihak yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dan belum sempat penulis sebutkan, “Terima kasih semua, dan God Bless All”
Yogyakarta, ...........................
Penulis
Elli Adar Setitriana
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................... .... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
BAB II. DASAR TEORI
A. Kompetensi Menari Pada Siswa-Siswi Seni Tari Jawa
1. Pengertian Kompetensi Menari Pada Penari Tari Jawa ......... 9
2. Aspek-aspek Kompetensi Menari Tari Jawa ................ 12
3. Elemen-elemen Tari Jawa .................................................... 14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Menari Pada
Penari Tari Jawa ................................................................ 15
B. Kendali emosi
1. Pengertian Emosi ................................................................ 19
2. Pengertian Kendali Emosi ...................................................... 20
3. Aspek Kendali Emosi ............................................................. 22
xii
4. Kriteria Kendali Emosi Seseorang Diterima Secara Sosial ... 24
5. Tujuan Kendali Emosi ........................................................... 25
C. Hubungan Kendali Emosi Ketika Menari dan Kompetensi
Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa .................................... 26
D. Hipotesis ............................................................................ 30
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 32
B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 32
C. Definisi Variabel penelitian ..................................................... 32
D. Subjek Penelitian .......................................................................... 34
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................... 34
F. Persiapan Alat Ukur ................................................................. 39
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 41
BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian ....................................................... 42
B. Persiapan Penelitian
1. Perijinan ............................................................................... 43
2. Hasil Pelaksanaan Uji Coba
a. Validitas ......................................................................... 44
b. Reliabilitas ..................................................................... 45
C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 46
D. Analisis Data
1. Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 47
2. Analisis Data Penelitian ....................................................... 49
3. Uji Hipotesis ........................................................................ 51
E. Pembahasan ................................................................................ 52
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 60
B. Saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ 65
xiii
DAFTAR SKEMA
1. Skema Hubungan Antara Kendali Emosi Ketika Menari Pada Kompetensi Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa di SMK N 8 (SMKI) Surakarta
..................................................................................................................... 31
xiv
DAFTAR TABEL
1. Norma Penskalaan ............................................................................. 34
2. Blue Print Aitem Kendali Emosi Sebelum Uji Coba ............................. 36
3. Standar Penilaian Kompetensi Menari ..................................................... 37
4. Blue Print Aitem Skala Kendali Setelah Uji Coba ............................. 45
5. Norma Kategorisasi Skala Penelitian ..................................................... 47
6. Norma Kategorisasi Skala Kendali Emosi dan Kompetensi Menari ........... 48
7. Rangkuman Data Kategorisasi Kendali Emosi dan Kompetensi Menari..... 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
A. Uji Coba
1. Skala Kendali Emosi Uji Coba .................................................... 66
2. Data Hasil Uji Coba ................................................................ 74
3. Reliabilitas dan Normalitas .................................................... 79
B. Penelitian
1. Skala Kendali Emosi Penelitian .................................................... 84
2. Data Hasil Penelitian ................................................................ 89
3. Data Akumulatif Tiap Aspek Kendali Emosi dan Data Akumulatif
Kompetensi Menari ................................................................ 95
4. Statistik Deskriptif dan Tabel Frekuensi ........................................ 97
5. Uji Normalitas dan Linearitas .................................................... 102
6. Diagram Linearitas ............................................................... 104
7. Uji Korelasi ........................................................................... 105
8. Uji Korelasi Tiap Aspek ............................................................... 106
C. Nilai Kompetensi Menari ............................................................... 107
D. Surat Penelitian dari Fakultas ............................................................... 109
E. Surat Keterangan Penelitian dari SMK N 8 Surakarta (SMKI) ........... 110
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Seni tidak bisa dipisahkan dari hidup, karena seni merupakan
esensi hidup itu sendiri. Masalah yang paling pokok dalam semua seni adalah
nilai emosional. Dalam seni yang paling tepat untuk mengekspresikan dengan
gerakan adalah tari, sehingga untuk menciptakan tari orang harus belajar,
menghasilkan, dan mengetahui tentang gerakan (H’Doubler, 1985).
H’Doubler (dalam Kumorohadi, 1985) menjelaskan bila fungsi tari
sebagai pengalaman penting dalam kehidupan masyarakat kita, maka ini akan
menjadi tanggung jawab para pendidik. Hal ini berarti tari dalam program
pendidikan umum memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk
merasakan bahwa tari dapat mempengaruhi perkembangan pribadinya dan
pertumbuhan jiwanya. Berdasarkan hal tersebut kita harus membuat suatu
teori struktur tubuh dan hukum tentang gerakan tubuh. Selain itu
mengapresiasi dan mengerti hubungan antara perasaan dan tindakan kita harus
tahu psikologi emosi dan bagian-bagian yang diekspresikan dalam gerakan.
Kehadiran bentuk sajian tari sendiri, tidak dapat lepas dari peran
penari sebagai penyaji tari, karena lewat penarilah bentuk sajian tari itu
ditampilkan, baik dalam bentuk fisik maupun bentuk ungkapnya, dalam hal ini
tubuh penari merupakan sarana ungkap atau instrument untuk mengungkapkan
karya tari.
1
2
Murgiyanto (1986) menjelaskan bahwa seorang penari di tuntut
beberapa persyaratan agar memiliki kondisi ukuran tubuh yang memadai,
yakni ukuran tubuhnya yang tidak gemuk, tidak pendek, atau idealnya
berukuran tubuh yang atletis. Ukuran tubuh yang ideal ini, pertama akan
memudahkan dan menyeimbangkan fungsi setiap organ tubuh dalam
mengungkapkan berbagai gerakan, dan kedua sudah dapat diterka oleh
siapapun bahwa setiap tarian akan lebih menarik jika dibawakan oleh
penarinya yang semampai. Para calon penari selain itu, harus memiliki dasar
kemampuan daya serap atau daya tangkap yang cepat dan tepat.
Gerak ekspresif dan ekspresi gerak seorang penari juga
menyangkut faktor psikologis, mekanisme tubuh dan mentalitas. Seorang
penari dalam hal ini, berarti akan menghasilkan gerak yang ekspresif apabila
memiliki ketajaman rasa dalam mengalirkan, mengendalikan, dan mengontrol
energinya pada otot setiap organ. Visualisasi bermacam-macam gerak
berkualitas selanjutnya akan tercapai jika penari memiliki ketajaman rasa
dalam memadukan atau menyelaraskan pengendalian dan pengontrolan energi
dengan pola irama dan pola ruangnya. Ekspresi gerak penari dengan
sendirinya akan tersampaikan dengan baik ke hadapan penonton, apabila
penari melakukan gerak yang ekspresif tersebut (Murgiyanto, 1986).
Penari yang memiliki dasar mentalitas positif menjadi persyaratan
penting bagi penari, terutama sikap-sikap mendasar yang berkaitan dengan
ketegaran, keuletan dan tidak cepat frustasi dalam menekuni dan menghadapi
hal-hal yang dianggap rumit atau sulit (Murgiyanto, 1986).
3
Murgiyanto (1986) menjelaskan mentalitas positif adalah ketika
seorang penari jiwanya stabil dan tidak emosional jika mendapat masalah,
sehingga penari akan terhindar dari demam panggung, serta hal mendasar
yang lainnya, dalam hal ini seorang penari benar-benar dituntut untuk dapat
mengendalikan emosi yang ada pada dirinya.
Pengertian tari Jawa dijelaskan Soeryodiningratan (2004) sebagai
gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan banyak musik
(gamelan), serta diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan
dalam menari. Uraian tentang larasing jawi, keselarasan lahiriah ini, diikuti
dengan uraian tentang kekuatan batiniah (larasing batin), yang
memungkinkan orang mampu mempengaruhi nasib, yaitu dengan jalan
mengendalikan pikiran dan perasaan walaupun tentang ini dipandang sukar
melaksanakannya.
Gerakan ritmis penari tari Jawa ketika menari terjadi karena adanya
unsur keselarasan dalam seni tari yang mendukung kompetensi menari, unsur
tersebut yaitu wiraga yang merupakan bentuk kendali gerak kaki sampai
kepala, wirama yaitu berupa ritme atau tempo atau seberapa lama rangkaian
gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya
irama, dan wirasa adalah berupa perasaan yang diekspresikan lewat raut muka
dan gerak, melalui pengendalian rasa atau emosinya dalam upaya menjiwai
tarian (H’Doubler dalam Kumorohadi, 1985).
Penyajian seni tari tersebut menjelaskan bahwa tari memiliki banyak
faktor yang mempengaruhi, selain faktor fisik terdapat juga faktor psikologis,
4
yaitu kendali emosi. H’Doubler (dalam Kumorohadi, 1985) berpendapat
bahwa, dalam seni tari, seperti juga dalam kenyataan, pengendaliannya adalah
sifa-sifat emosional. Kendali sifat-sifat emosional bila dipadukan dengan
intelektual kemudian dilaksanakan oleh fisik, maka semua kekuatan yang
dimiliki oleh seorang penari akan terlihat dan akan membentuk kepribadian
yang utuh.
Hurlock (1978) mengatakan bahwa kendali emosi berarti
mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat
diterima secara sosial. Kendali emosi selain mempelajari bagaimana cara
menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, juga harus mempelajari
bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai emosi tersebut.
Setiap orang dalam hal ini pasti memiliki tingkat kendali emosi, karena
manusia memiliki sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Kendali emosi yang optimal memungkinkan individu menampilkan
reaktivitas sosial yang baik. Reaktivitas sosial yang baik akan membuat
individu dapat memecahkan persoalan yang dihadapinya dengan cara yang
lebih baik. Kendali emosi ini meliputi pengendalian dari beberapa komponen
dasar emosi, antara lain kognitif, afektif dan perilaku (Eisenberg dan Fabes,
1994).
Hurlock (1973) mengemukakan bahwa kendali emosi terdiri dari
empat aspek, antara lain kendali pikiran, yaitu pengendalian yang melibatkan
pikiran dalam memberikan respon terhadap situasi yang menimbulkan emosi.
Kendali rasa, yaitu pengendalian gejolak perasaan yang menyertai suatu
5
pengalaman emosi. Kendali motorik, yaitu pengendalian perilaku tampak
meliputi perilaku verbal dan perilaku non verbal, dan kendali fisiologis, yaitu
meliputi kemampuan melegakan diri dari tekanan energi emosi yang
berpengaruh terhadap pengendalian reaksi fisiologis yang menyertai suatu
pengalaman emosi.
Blooms (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2003) menyatakan
bahwa, bentuk relevansi emosi dengan tari banyak diacu dalam keseluruhan
projek kompetensi, psikomotorik, kognitif dan afektif. Psikomotorik (level
dasar) dalam relevansinya berkenaan dengan aspek wiraga (dan sebagian
wirama), kognitif pada aspek wirama (dan sebagian wirasa), afektif pada
wilayah wirasa (yang dengan sendirinya menyangkut wiraga dan wirama).
Dalam perkembangannya standar kemampuan seorang penari jawa di satukan
dalam suatu standar kompetensi nasional bidang tari yang meliputi ketiga
wilayah penilaian diatas.
Timbul Haryono dalam seminarnya mengungkapkan bahwa seni tari
dan emosi sangat berhubungan, karena sejumlah ekspresi wajah, pandangan
mata, kostum, serta gerak tubuh merupakan bentuk dari ekspresi emosi dalam
diri seorang penari. Pendapat ini merupakan bentuk ulasan dari kitab Natya
Sastra (Kompas, 2006).
Brakel dan Ngaliman (1991) mengungkapkan juga bahwa uraian
tentang larasing jawi, yang merupakan keselarasan lahiriah dalam tari Jawa,
sangat berpengaruh terhadap keselarasan batiniah (larasing batin), yaitu
dengan jalan mengendalikan gerak, seorang penari juga telah melakukan
6
pengendalian pikiran dan perasaan, walaupun tentang ini dipandang sukar
melaksanakannya.
Hadi atau yang biasa disebut Didik Nini Thowok (dalam wawancara,
20 Juni 2006) juga menegaskan bahwa kendali emosi dan kompetensi menari
sangat berhubungan, seorang penari yang kurang memiliki kesabaran (kendali
emosi) dalam seni tari Jawa dituntut untuk sabar agar dapat melakukan
gerakan dengan luwes.
Teori diatas menegaskan bahwa seni tari Jawa lebih menekankan
tentang arti penting kendali emosi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dalam bidang seni tari Jawa, walaupun kendali emosi diperlukan di semua tari.
Dari uraian diatas, peneliti ingin melihat adanya hubungan antara
kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari
Jawa. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMKI (Sekolah Menengah
karawitan Indonesia) atau sekarang di sebut dengan SMK 8 Surakarta.
Sekolah ini bertujuan untuk mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja
tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai
seniman tingkat menengah dibidang Seni Karawitan, Seni tari, dan Seni
Pedalangan.
Jurusan seni tari di SMK ini lebih menekankan pelatihan untuk tari
Jawa, selain itu sekolah ini menerapkan sistem penilaian kompetensi menari
pada penari tari Jawa. Subjek penelitian adalah siswa dan siswi kelas III
dengan pertimbangan mereka lebih banyak memperoleh ilmu praktek dan
teoritis dalam bidang seni tari Jawa.
7
B. RUMUSAN MASALAH
Adakah hubungan positif dan signifikan antara kendali emosi ketika
menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
positif dan signifikan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi
menari pada siswa-siswi seni tari Jawa.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Apabila hipotesis ini terbukti, maka diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang
kendali emosi pada bidang Psikologi, juga sebagai referensi bagi peneliti
lain yang tertarik dengan penelitian tentang kendali emosi
2. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
hubungan kendali emosi dan kompetensi menari tentang arti pentingnya
pengendalian emosi dalam diri seseorang
a. Pelaku seni terutama penari tari Jawa
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
wawasan yang dapat ditindak lanjuti bagi para penari, yaitu dengan
memperhatikan pentingnya kendali emosi seorang penari untuk
8
meningkatkan kompetensi menari, terutama dalam kompetensi menari
pada penari tari Jawa
b. Guru atau pelatih seni tari, terutama seni tari Jawa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengertian kepada guru atau pelatih seni tari, akan arti penting kendali
emosi dalam kompetensi menari, khususnya penari tari Jawa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA
1. Pengertian Kompetensi Menari Pada Siswa-Siswi Seni Tari Jawa
Pengertian kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa, akan
dijelaskan berdasarkan beberapa pengertian dari masing-masing istilah di
bawah ini.
Kompetensi dalam pengertian kamus besar Bahasa Indonesia (1990)
merupakan suatu kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu. Kata ini berasal dari kata dasar kompeten yang berarti
kecakapan. Standar kompetensi menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2003) merupakan standar pernyataan tentang ketrampilan, pengetahuan,
dan sikap kerja, yang harus dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Kompetensi menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003) adalah
mencari rumusan yang dapat disepakati bersama. Rumusannya itu sendiri
tak lain adalah rincian kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan, berdasarkan pada pandangan masyarakat secara professional yang
dipahami atau disetujui baik oleh pelaku (actor) maupun pengguna (user).
Standar kompetensi bidang tari ini pun, punya tujuan yang serupa, yang
pada gilirannya akan dapat memberi acuan pada pelaku dan pengguna untuk
penentuan kualifikasi, sertifikasi, dan okupasinya agar keseimbangan atau
9
10
fairness bisa terciptakan (dalam Standar kompetensi menurut Departemen
Pendidikan Nasional, 2003).
Menari merupakan kata kerja dari tari, sedangkan tari sendiri dalam
Kamus besar Bahasa Indonesia (1990) berarti gerakan badan, mulai dari
tangan dansebagainya yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian
antara lain sebagai contoh ialah musik, gamelan dan sebagainya.
Menari menurut Marti dan Tobie (dalam Suharto,1981) akan
memunculkan situasi kritis dan penuh arti, rasa dapat lebih baik dimengerti
dan dibawah kontrol, dan kontrol diri dapat diperluas kepada kontrol
keseimbangan diri naturalnya. Oleh karena itu menari itu sendiri berarti
melakukan tari, yaitu menggerakan badan dan sebagainya dengan berirama
dan seiring dengan bunyi-bunyian.
Siswa dan siswi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990) berarti
murid-murid yang belajar di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai
tingkat lanjut.
Tari Jawa dijelaskan Soeryodiningratan (2004) merupakan gerak dari
seluruh anggota badan yang selaras dengan banyak musik (gamelan), diatur
oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari. Seni tari
adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi
manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau tubuh,
wirama atau irama, wirasa atau penghayatan, dan wirupa atau ujud. Kutipan
Suryodiningratan adalah sebagai berikut:
11
“tari inggih punika ebahing sedaya saranduning badan, kasarengan ungeling gangsa katata pikantuk wiramaning gendhing, jumbuhing paseman keliyan pikajenging joged”.
Tari Jawa merupakan keindahan gerak anggota-anggota badan manusia
yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa tari
adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak,
berirama dan berjiwa yang harmonis (Kusudiarjo, 1981). Bentuk, gerak,
irama dan jiwa yang dilahirkan oleh kekuatan jiwa manusia harus harmonis,
sebab harmoniasasi inilah yang melahirkan keindahan. Harmoni adalah
keselarasan, baik keselarasan gerak, suara, bentuk, warna garis dan lain
sebagainya. Untuk memuat harmoni harus dipergunakan perasaan dengan
didampingi pertimbangan-pertimbangan pikiran.
Tari Jawa menurut Soedarsono (1973) adalah ekspresi jiwa manusia
melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah, gerak dan ritme sebagai
substansi dasar, tetapi gerak-gerak ritmis bukanlah tari apabila gerak itu
adalah gerak sehari-hari atau natural. Tatapi gerak-gerak ritmis itu harus
distilir (diatur) supaya indah. Perkataan indah disini bukan hanya berarti
bagus, tetapi indah berarti memberikan kepuasan pada orang lain. Gerakan
ritmis yang indah itu sebenarnya merupakan pancaran jiwa manusia, dan
jiwa itu berupa akal, kehendak dan emosi.
Berdasarkan uraian pengertian beberapa istilah di atas dapat
disimpulkan bahwa kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa
diartikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
seseorang yang bertugas membawakan atau menyajikan tarian atau
12
menafsirkan dan mengekspresikan karya tari ke hadapan penonton , dalam
hal ini menari untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam tari Jawa yaitu memiliki kemampuan aspek
wiraga, wirasa dan wirama.
2. Aspek-aspek Kompetensi Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa
Menurut Widodo (2005) beberapa aspek yang essensial yang harus
dikuasai atau dimiliki oleh seorang penari tari Jawa sebagai pola dasar yaitu:
a). Wiraga
Wiraga sering disebut kemampuan peragaan, merangkum di
dalamnya tentang kelenturan, penguasaan teknik gerak tari, dan
penguasaan ruang serta ungkapan gerak yang jelas dan bersih.
Murgiyanto (1983) menambahkan bahwa wiraga tertuju pada
ketrampilan memvisualisasikan setiap gerakan secara cermat dan tepat,
hal ini akan berkaitan dengan daya ingat (hafal), penguasaan teknik-
tekniknya dan dalam membentuk geraknya dalam ruang (posisi arah
hidup, arah gerak, jangkauan gerak, level-level dalam penampilan tubuh
dan lain-lain).
b). Wirama
Wirama adalah pengaturan tempo dan ritme yang penting yang
erat sekali hubungannya dengan irama. Irama yang timbul baik dari
iringannya ataupun irama yang langsung diatur oleh penari sendiri,
merupakan unsur waktu yang benar-benar harus dipahami dan dikuasai
13
oleh seorang penari. Irama merupakan titik tolak atau landasan untuk
mengatur irama, terutama mengatur tempo dan ritmenya. Hal ini agar
tarian yang dibawakannya terlihat dan terasa dinamikanya, sehingga
nilai-nilai yang terkandung pada tarian itu tetap utuh. Selanjutnya
penari mampu menguasai irama dan ketukan, serta perilaku untuk tetap
menghayati dan ikut merasakan setiap gerakan yang dilakukannya.
Begitu pula sebaliknya penari yang tidak baik adalah penari yang
bergerak (menurut) di luar irama tari dan iringan.
Murgiyanto (1983) mencoba mengungkap wirama sebagai
ketepatan dalam mengatur dan mengendalikan waktu pada setiap
geraknya, baik ritme atau sekuen-sekuen terkecil dari setiap geraknya,
tempo atau cepat lambat penyelesaian tiap-tiap rangkaian gerak maupun
meter atau ketepatan ketika adanya perubahan ritme gerak. Selain itu
perilaku diatur perilaku antara ketepatan pengaturan waktu
menggerakannnya dengan ketepatan dan keselarasan dengan pola irama
dari masuk pengiringnya.
c). Wirasa
Wirasa merupakan aspek yang bersifat rohaniah (kejiwaan)
yang memberikan dan mampu mendukung secara keseluruhan pada
tarian yang dibawakan. Di dalam wirasa atau penguasaan jiwa ini bagi
penari yang baik, wajib memiliki kemampuan daya peka yang tinggi,
antara lain: daya pikir, imajinasi, pemusatan pikiran, rasa, mental atau
14
laku yang disertai adanya keseimbangan dan kesinambuangan yang
luluh dari berbagai unsur atau elemen tari.
Pendapat Murgiyanto (1998) menambahkan bahwa wirasa
berkaitan dengan kemampuan menginterpretasikan isi tarian yang
disalurkan melalui pengendalian rasa atau emosinya dalam upaya
menjiwai tarian yang dibawakannya.
3. Elemen-elemen Dalam Tari Jawa
Elemen-elemen dalam tari Jawa adalah beberapa bagian yang
secara umum dilihat dalam tari Jawa. Elemen utama dalam tari adalah
gerak, bergerak adalah mengekspresikan pembebasan dari sesuatu yang
tidak enak. Gerak dalam tari merupakan simbolisasi, displacement maupun
katarsis. Bahkan secara ritual, gerak merupakan suatu sarana
mengekspresikan dan mengalihkan kekuatan, kesedihan, kemarahan,
kenikmatan, permohonan maupun ampunan. Melalui kegiatan ini seseorang
berlatih mengembangkan imajinasi untuk membuat suatu harmoni antara
ritme dan gerak (Iriani, 1998).
Kumorohadi (1985) menjabarkan beberapa elemen yang membantu
dalam menari, yaitu:
a. Struktur Anatomikal yang menentukan batas-batas reaksi gerak. Tubuh
mampu melakukan gerakan dengan tehnik kekuatan, kelembutan,
kwalitas, koordinasi dan penguasaan tehnik gerak (ketrampilan-
ketrampilan khusus)
15
b. Faktor-faktor psychological yang menentukan gerak merupakan
pertimbangan proses physico-chemikal dan system urat syaraf. Ini
adalah perlengkapan tingkah laku yang memiliki saluran-saluran reflek
serta kemungkinan aktivitas tak terbatas yang dapat dimodifikasi.
c. Perlengkapan mental meliputi tingkah laku psikis. Kesadaran seluruh
sensasi-sensasi dan juga kapasitas berpikir, merasakan, imaji dan
sebagainya, terletak dalam perlengkapan mental ini. Perlengkapan
mental merupakan peralatan bagi tafsir pengalaman serta
pengembangan perasaan akan nilai-nilai.struktur ini merupakan
substansi formatif dari yang mana memunculkan personalitas.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Menari Tari Jawa
Murgiyanto (1998) menjelaskan bahwa selain gerak ekspresif dan
ekspresi gerak, menari juga menyangkut faktor psikologis mekanisme tubuh.
Hal ini berarti bahwa, gerak yang ekspresif akan tercapai jika memiliki
ketajaman rasa dalam mengengalirkan, mengendalikan dan mengontrol
energinya dalam otot setiap organ tubuh.
Murgiyanto (1993) menambahkan bahwa faktor tari meliputi beberapa
hal, yaitu:
a. Bakat gerak
Bakat gerak adalah syarat yang paling penting bagi seorang penari,
akan tetapi bakat gerak harus didukung dengan pelatihan tehnik fiskal,
tetapi disamping itu masih banyak lagi kualitas lain yang harus
16
diperhatikan. Gerakan yang terkendali sangat menunjang penari tari
Jawa untuk membentuk gerakan yang luwes, faktor ini sangat
berhubungan dengan aspek kendali psikomotorik dalam kendali emosi
b. Kemampuan dramatik
Kemampuan akting atau kemampuan membawakan peran tertentu,
sangat penting terutama di dalam sebuah dramatari. Kemampuan
dramatik melibatkan konsentrasi pikiran dan penjiwaan terhadap pesan
dari isi tarian, dengan kendali pikiran dan rasa maka seorang penari
akan mampu membawakan dan menghayati peran dalam sebuah tarian.
c. Rasa pentas, atau rasa ruang
Rasa merupakan bakat yang membuat seorang penari secara
spontan memperoleh keseimbangan pentas dan mampu memahami apa
yang dirasakan oleh penonton. Sekaligus mampu pula melakukan
berbagai masalah kecil yang membuat pertunjukkan menjadi baik.
Dengan mengetahui tempat pentas dan ruang, penari akan mampu
melihat batas gerak ruang yang akan ditempati, hal ini terjadi ketika
penari dapat melakukan kendali psikomotorik, pikiran dan perasaan.
d. Rasa irama
Rasa irama atau bakat musikal sangat penting. Kemampuan
membedakan frase-frase yang menjadi bagian pokok dari musik
merupakan keharusan bagi seorang seniman tari. Seorang penari harus
bergerak seirama dengan ketukan musiknya ataupun di sela-sela
ketukan.
17
Tari Jawa dan tari tradisi misalnya, rasanya tak masuk akal jika ada
penari yang tak dapat mengenali bunyi kenong, kempul, dan gong
ataupun tak dapat mengenali irama pukulan gendang pengiringnya.
Rasa irama terjadi apabila penari mampu fokus dalam melakukan
sebuah gerakan, dan mampu menjiwai alunan pengiring tari, hal ini
merupakan bentuk perpaduan kendali pikiran, kendali psikomotorik dan
kendali rasa.
e. Daya ingat (aspek pikiran)
Daya ingat sangat penting pada diri seorang penari, sebab seorang
penari yang pelupa bisa mengakibatkan seluruh komposisi berantakan,
apalagi dalam tarian tunggal. Seorang penari yang memiliki kebiasaan
pelupa dapat menghilangkan konsentrasinya, yang berarti kehilangan
kontak seluruh komposisi dengan penonton. Daya ingat dapat dilatih
sejak awal pelatihan seni tari. Penari yang dapat melakukan konsentrasi,
dan tetap bisa fokus terhadap gerakan yang dilakukan adalah salah satu
bentuk kendali pikiran dalam kendali emosi
f. Komposisi kreatif
Komposisi kreatif dibutuhkan dalam menari, terutama ketika
penari menghadapi hal-hal diluar kendali diri, seperti kaset tiba-tiba
berhenti, properti terjatuh dan lain sebagainya. Kendali pikiran dan
kendali psikomotorik dan kendali rasa dalam hal ini sangat diperlukan,
karena penari dituntut untuk tetap focus dan memikirkan gerakan yang
harus dilakukan tanpa merusak bentuk gerakan tari itu sendiri.
18
Perlengkapan pembawaan alamiah diatas didukung dengan beberapa
teknik dalam tari,yaitu: kekuatan, kelembutan, kualitas, koordinasi dan
penguasaan tehnik gerak (ketrampilan-ketrampilan khusus).
Faktor-faktor lain yang juga mendukung adanya tehnik-tehnik tersebut
adalah:
a. Faktor Ritmik
1) Teratur
2) Selang-seling, meliputi lamanya menari, tekanan, dan kecepatan.
3) Irama
4) Kombinasi yang kompleks
5) Sinkopasi atau pengisian gerakan dalam jeda alunan pengiring dari
gerakan yang satu ke gerakan yang lain
b. Faktor Ruang
1) Arah, meliputi fokus, garis gerak, langsung, dan penyimpangan.
2) Jarak atau area
3) Bidang, meliputi bidang horisontal, vertikal, dan diagonal.
4) Posisi tubuh
5) Level adalah tingkat kesulitan menari ketika menghadapi pola
ruang dalam tari, meliputi level tinggi, rendah, dan medium.
6) Hadap tubuh, meliputi hadap depan, samping, dan belakang
c. Faktor Bentuk
1) Variasi
2) Kontras
19
3) Berimbang
4) Klimaks
5) Rangkaian
6) Transisi
7) Repetisi
8) Harmoni
B. KENDALI EMOSI
1. Pengertian Emosi
Emosi dari bahasa Latin “movere” diartikan sebagai bergerak
pergi, emosi diartikan sebagai respon terhadap stimulus yang melibatkan
pergerakan kondisi psikologis, perasaan subjektif, interpretasi kognitif, dan
perilaku yang tampak (Pettijohn, 1992). Kata emosi juga dapat dijelaskan
dalam bahasa Inggris yang berarti to move out (keluar). Arti kata ini
menunjukkan pada suatu ekspresi keluar sesuatu dari dalam, dan merupakan
salah satu aspek dalam emosi.
Penelitian Goleman (1997) telah menghasilkan pengertian bahwa
emosi adalah suatu keadaan mental yang melibatkan aspek biologis,
psikologis maupun kecenderungan untuk bertindak. Goleman (1999) juga
menambahkan bahwa emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Albin
menyimpulkan emosi merupakan perasaan yang kita alami, yaitu merasa
senang, sedih, marah, cemas, cinta dan sebagainya (Rostiana, 1997)
20
Telaah teoritik tentang emosi ini pada dasarnya dapat disimpulkan
dalam tiga kategori (Rostiana, 1997):
a. James- Lange
Emosi adalah semata-mata reaksi fisik, kita merasakan sesuatu
karena adanya reaksi fisik seperti detak jantung atau kontraksi otot,
sebaliknya
b. Cannon- Band
Emosi adalah reaksi kognitif yang menimbulkan gejala-gejala fisik.
Karena kita takut maka jantung kita berdebar
Pendapat kontradiktif ini akhirnya disatukan dalam teori Sehachter-
Singer yang mengemukakan bahwa emosi meliputi aspek fisiologis
maupun aspek psikologis (Goleman, 1997).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah reaksi yang timbul
sebagai bentuk respon dari diri seseorang, terhadap situasi yang
menimbulkan emosi. Emosi meliputi komponen kognitif, afektif, konatif
dan psikomotorik. Emosi sendiri memiliki lima dasar dari emosi yaitu rasa
senang, cinta, takut, sedih dan marah.
2. Pengertian Kendali Emosi
Kendali emosi adalah proses inisiatif, menjaga, mengarahkan atau
merubah kejadian sehari-hari, kebiasaan, atau durasi dalam hal perasaan dan
tujuan pribadi, hubungan emosi dalam proses psikologis, dan perilaku yang
bersamaan dengan emosi. Selain itu kendali emosi ini adalah bentuk dari
21
usaha penuh dalam menemukan kemampuan untuk menghalangi respon
dominan menjadi respon subdominan (Pidada, 2004).
Hurlock (1973) mengungkapkan bahwa kendali emosi berarti
proses pengarahan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan
dapat diterima secara sosial. Apabila seseorang mengendalikan ekspresi
emosi yang tampak, mereka juga berusaha mengarahkan energi yang
ditimbulkan oleh tubuh mereka menjadi persiapan untuk bertindak ke arah
pola perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial (Hurlock,
1978). Pencapaian kendali emosi dalam artian ilmiah berarti bahwa,
individu harus memberikan perhatian pada aspek mental dari emosi
sebanyak perhatian pada aspek fisik, karena pada dasarnya emosi yang
wajar merupakan keselarasan antara perasaan dan lingkungan .
Salovey (dalam Rostiana, 1997) mengungkapkan bahwa kendali
emosi merupakan kemampuan untuk mengelola dalam diri sendiri dan orang
lain dengan memanfaatkan emosi negatif menjadi perilaku yang bermanfaat,
dan memperbesar yang menyenangkan, tanpa menekan atau melebih-
lebihkan informasi yang menyertainya.
Sambel dan Sambel (dalam Prawitasari, 1998) menambahkan
bahwa seseorang dengan kendali emosi yang baik, cenderung akan memiliki
kendali pikiran dan fisik yang baik pula. Karena emosi datangnya dari
dalam, ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi kondisi
fisik.
22
Kendali emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk
mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.. Emosi yang terkendali secara
benar dapat menjadi kekuatan luar biasa yang mengubah hidup menjadi
lebih baik, dalam arti emosi negatif dapat diarahkan pada perilaku yang
bermanfaat. Emosi adalah suatu kekuatan, kalau kita mampu
mengendalikannya. Emosi bisa merusak, kalau menguasai diri kita
(Wijokongko, 1997).
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat beberapa ahli diatas
tentang kendali emosi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengatur
dan mengarahkan emosi yang ada, secara logis dalam bentuk perasaan,
pikiran dan perilaku tanpa harus menghilangkan atau menekan emosi yang
ada dalam diri pribadi tersebut. Kendali emosi ini dilakukan untuk
menghalangi respon dominan dan atau respon negatif menjadi respon
subdominan dalam bentuk respon positif, yang berarti bahwa bentuk-bentuk
emosi yang negatif, misalnya marah, memukul sesuatu, dapat diarahkan ke
kegiatan yang positif, misalnya olahraga, seni dan kegiatan positif lainnya .
3. Aspek Kendali Emosi
Hurlock (1973) mengemukakan bahwa kendali emosi terdiri dari
empat aspek, yaitu:
a. Kendali pikiran, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan
pikiran dalam memberikan respon terhadap situasi yang menimbulkan
emosi secara logis.
23
b. Kendali rasa, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan
gejolak perasaan yang menyertai suatu pengalaman emosi
c. Kendali psikomotorik, yaitu kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan perilaku tampak, meliputi perilaku verbal dan perilaku non
verbal
d. Kendali fisiologis, yaitu meliputi kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan tekanan energi emosi yang berpengaruh terhadap
pengendalian reaksi fisiologis yang menyertai suatu pengalaman emosi
Kendali fisiologis dimasukkan dalam aspek kendali emosi, karena
dalam emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh
gejala-gejala kesadaran, dan proses fisiologis (Rakhmat, 2001). Ricard dan
Lazarus (1991) selain itu menyatakan bahwa reaksi fisiologis merupakan
salah satu variabel yang relevan untuk diamati dalam emosi. Reaksi
fisiologis ini merupakan aktivitas yang terjadi dalam nervous system,
sebagai salah satu keadaan mekanisme tubuh yang sangat sensitif. Reaksi
fisiologis ini merupakan bentuk tindak lanjut adaptasi dari refleks tubuh,
yang mendorong efek dalam tubuh, aktivitas otak dan sekresi hormonal.
Kesimpulan tentang aspek kendali emosi terdiri dari 4 aspek yaitu:
a. Kendali pikiran
b. Kendali rasa
c. Kendali psikomotorik
d. Kendali fisiologis
24
4. Kriteria Kendali Emosi Seseorang Diterima Secara Sosial
Hurlock (1974) menjelaskan bahwa kendali emosi yang bukan
berarti menghilangkan atau menekan ekspresi dari emosi tersebut, berarti
belajar untuk mengekspresikan emosi dengan jalan menyalurkan emosi ke
tindakan yang lebih baik dan bermanfaat. Kendali Emosi secara bersamaan
juga dapat memberi kepuasan penuh pada diri individu tersebut dan
mengurangi emosi yang mengggangggu itu sendiri.
Kriteria kendali emosi seseorang diterima secara sosial, antara lain :
a. Belajar untuk memahami emosi, yaitu dengan memunculkan situasi
dengan logis, melalui pemikiran yang rasionalitas. Pendekatan secara
rasional ini adalah jalan untuk mengontrol timbulnya keadaan mental
yang akan menyiapkan fisik individu, untuk bereaksi secara cepat
tanpa berpikir terlebih dahulu dampak yang akan diterima dalam
merespon stimulus yang menimbulkan emosi.
b. Individu harus belajar untuk membuktikan pada masyarakat. Individu
diajarkan bukan hanya menarik kesimpulan dari beberapa bagian
dalam suatu permasalahan yang dihadapi, dengan pemikiran dan
perasaan subjektif, tetapi alangkah lebih baik jika individu
menanyakan secara langsung dengan orang lain yang dapat
menjelaskan dan pada sumber-sumber yang ada.
Goleman (2001) mengungkapkan pula bahwa orang yang dapat
mengendalikan emosinya sendiri secara tepat mampu:
a. Mengelola dengan baik emosi-emosi yang menekan
25
b. Tetap teguh, bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam situasi
yang paling berat.
c. Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam keadaan
tertekan.
5. Tujuan Kendali Emosi
Page Dubois (dalam Goleman, 1999) mengatakan bahwa kendali
emosi adalah bertujuan untuk keseimbangan emosi, bukan menekan emosi,
setiap perasaan mempuanyai nilai dan makna. Kendali emosi oleh diri
sendiri tidak hanya berarti meredam rasa tertekan atau menekan gejolak
emosi, akan tetapi juga bisa berarti dengan sengaja menghayati emosi,
termasuk yang tidak menyenangkan. Pandangan tentang kendali emosi diri
tidak berarti harus menyangkal atau menekan perasaan yang sejati. Kendali
emosi diri tidak sama dengan kendali berlebihan (over control),
penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Sebaliknya, kecakapan
emosi menyiratkan bahwa kita memiliki pilihan bagaimana kita
mengungkapkan perasaan (Goleman, 1999).
26
C. HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI DAN
KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA
Kompetensi menari dalam tari Jawa berarti kemampuan, ketrampilan
dan pengetahuan yang harus dimiliki seorang penari. Kompetensi ini meliputi
tiga unsur dasar, yaitu wiraga, wirama dan wirasa. Ketiga unsur pokok adalah
bagian terpenting dalam penyajian sebuah karya seni tari terutama tari Jawa.
Keindahan dalam sebuah tarian terutama tari Jawa yang tidak dapat
lepas dari ketiga unsur dasar tersebut, membuat para penari diharuskan dapat
menguasainya secara baik dan benar. Hal ini dilakukan agar penari dapat
menyampaikan maksud dan tujuan tari yang disajikan. Murgiyanto (1986)
mengemukakan bahwa seorang penari di tuntut persyaratan agar memiliki
kondisi ukuran tubuh yang memadai, yakni ukuran tubuhnya yang tidak
gemuk, tidak pendek, atau idealnya berukuran tubuh yang atletis. Ukuran tubuh
yang ideal ini, pertama akan memudahkan dan menyeimbangkan fungsi setiap
organ tubuh dalam mengungkapkan berbagai gerakan, dan kedua yaitu setiap
tarian akan lebih menarik jika dibawakan oleh penarinya yang semampai.
Selain itu bagi para calon penari, harus memiliki dasar kemampuan daya serap
atau daya tangkap yang cepat dan tepat.
Bentuk relevansi emosi dengan tari menurut Blooms (dalam
Departemen Pendidikan Nasional, 2003) yang banyak diacu dalam keseluruhan
proyek kompetensi, psikomotorik, kognitif dan afektif menjelaskan bahwa
aspek psikomotorik (level dasar) berkenaan dengan aspek wiraga (dan
sebagian wirama), kognitif pada aspek wirama (dan sebagian wirasa), afektif
27
pada wilayah wirasa (yang dengan sendirinya menyangkut wiraga dan
wirama). Dalam perkembangannya standar kemampuan seorang penari jawa di
satukan dalam suatu standar kompetensi nasional bidang tari yang meliputi
ketiga wilayah penilaian diatas.
Hurlock (1978) mengatakan bahwa konsep ilmiah tentang kendali
emosi berarti mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat
dan dapat diterima secara sosial. Pengaruh emosi disamping harus belajar
bagaimana cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, mereka
juga harus belajar bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai
emosi tersebut. Setiap orang dalam hal ini pasti memiliki tingkat kendali
emosi, karena manusia memiliki sifat yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
Kendali emosi yang optimal dalam sebuah penyajian tarian, akan
dapat membawa dan melatih para penari terutama penari tari Jawa, untuk
mendapatkan kompetensi menari yang optimal dan lebih baik. Karena dengan
kendali emosi yang menyangkut pengendalian pikir (kognitif), rasa (afektif),
psikomotorik dan secara tidak langsung fisiologis, akan berpengaruh terhadap
kompetensi menari pada penari tari Jawa.
Kendali pikiran seorang penari yang baik akan berpengaruh pada
aspek wiraga, wirama dan sekaligus wirasa, karena pikiran yang yang
dikendalikan oleh otak, memiliki sistem pengendali dalam thalamus. Bagian
otak yang berpengaruh terhadap gerakan, yaitu cerebellum tidak akan
membuat gerakan otot secara sembarangan apabila diatur oleh thalamus, maka
28
otak akan bisa menjaga keseimbangan kontraksi otot. H’Doubler menjelaskan
bahwa, apabila hal ini dilatih secara terus-menerus maka gerakan berirama
mudah sekali menjadi kebiasaan dan otomatis, dan ini penting sekali dalam
pengembangan suatu teknik agar lebih sempurna (dalam Kumorohadi, 1985).
Kendali rasa dalam kompetensi menari penting, karena dalam istilah
tari wirasa merupakan aspek yang rohaniah (kejiwaan) yang memberikan dan
mampu mendukung secara keseluruhan pada tarian yang dibawakan. Wirasa
atau penguasaan jiwa seorang penari wajib memiliki kemampuan daya peka
yang tinggi, antara lain: pemahaman rasa, pembentukan mental atau laku yang
disertai adanya keseimbangan dan kesinambuangan yang luluh dari berbagai
unsur atau elemen tari. Pendapat Murgiyanto (1998) menambahkan bahwa
wirasa berkaitan dengan kemampuan menginterpretasikan isi tarian yang
disalurkan melalui pengendalian rasa atau emosinya dalam upaya menjiwai
tarian yang dibawakannya.
Kendali psikomotorik dalam kompetensi menari juga penting, karena
psikomotorik dalam tari disebut juga gerak dalam wiraga merupakan medium
dasar dalam penyajian suatu tari. Keindahan gerak dalam seni tari tercipta dari
keindahan anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan
berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa tari adalah keindahan bentuk dari
anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis
(Kusudiarjo, 1981). Sehingga semakin baik kendali psikomotik, maka
diharapkan akan berpengaruh pula terhadap keindahan gerak dalam
kompetensi menari.
29
Kendali fisiologis dalam kompetensi menari penting, akan tetapi
kendali fisiologis ini akan dapat terkendali dengan sendirinya apabila penari
memiliki kendali pikiran, kendali rasa dan kendali psikomotorik terlebih
dahulu. Reaksi fisiologis selain itu juga merupakan bentuk tindak lanjut
adaptasi dari refleks tubuh, yang mendorong efek dalam tubuh, aktivitas otak
dan sekresi hormonal (Ricard dan Lazarus, 1991).
H’Doubler menjabarkan bahwa gerakan sebagai perilaku yang bisa
dilihat merupakan penjelmaan dari sifat emosional (kendali emosi), fisikal
(aspek psikomotorik) dan intelektual (pikiran). Gerakan menunjukkan adanya
keinginan (emosi), gagasan (pikiran) yang membentuknya dan gerakan
(psikomotorik) yang nyata untuk mengungkapkan gagasan tersebut dalam
sebuah tarian (dalam Kumorohadi, 1985).
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi menari
memiliki tiga unsur yang berkaitan dengan unsur atau aspek dalam kendali
emosi. Penari yang memiliki kemampuan mengendalikan emosi, yaitu mampu
mengendalikan pikiran yang dimiliki ketika menari dengan konsentrasi penuh,
mampu mengendalikan perasaan dengan tidak mudah cemas dan tidak mudah
marah, mampu mengendalikan gerakan (psikomotorik) dengan melakukan
gerakan yang teratur, mampu mengendalikan kondisi fisiologis tubuh
sehingga jantungnya tidak mudah berdebar, tidak mudah berkeringat. Maka
penari akan mampu memiliki kompetensi menari yang baik, yaitu dapat
memiliki gerakan dengan luwes (wiraga), mampu menyesuaikan gerakan
dengan tepat dengan gamelan (wirama), dan mampu melakukan perannya
30
dalam sebuah penyajian tari (wirasa) dengan menghayati peran yang dia
tarikan.
Penari yang tidak mampu mengendalikan emosi, yaitu kurang mampu
mengendalikan pikiran karena tidak fokus atau tidak konsentrasi, kurang
mampu mengendalikan perasaan sehingga mudah cemas dan marah-marah,
kurang mampu mengendalikan gerakan sehingga gerakan tidak teratur, dan
kurang mampu mengendalikan kondisi fisiologis sehingga jantung cepat
berdebar. Maka tidak akan dapat memiliki kompetensi menari dengan baik,
penari akan mudah cemas, gerakan menjadi kaku, gerakan tidak sesuai
gamelan, dan penari akan cepat berdebar-debar serta berkeringat dingin.
Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari
Jawa, jika kendali emosi yang dimiliki siswa-siswi sebagai calon penari baik,
maka akan semakin baik pula kompetensi menari siswa-siswi sebagai calon
penari tari Jawa. Begitu pula sebaliknya apabila kendali emosi yang dimiliki
siswa-siswi sebagai calon penari kurang baik, maka akan berpengaruh kurang
baik pula terhadap kompetensi menari yang dimiliki.
D. HIPOTESIS
Ada hubungan positif dan signifikan antara kendali emosi dan kompetensi
menari pada penari tari Jawa
Tidak mampu mengendalikan emosi
Mampu mengendalikan emosi
Kurang mampu mengendalikan emosi dengan baik, yaitu: 1. Kurang mampu
mengendalikan pikiran Contoh. Tidak fokus
2. Kurang mampu mengendalikan perasaan Contoh. Mudah cemas
3. Kurang mampu mengendalikan psikomotorik Contoh. Gerakan berlebihan tidak sesuai irama
4. Kurang mampu mengendalikan fisiologis Contoh. Jantung berdebar-debar
Mampu mengendalikan emosi dengan baik, yaitu: 1. Mampu mengendalikan pikiran
Contoh. Konsentrasi 2. Mampu mengendalikan
perasaan Contoh. Tidak mudah cemas
3. Mampu mengendalikan psikomotorik Contoh. Gerakan teratur sesuai irama
4. Mampu mengendalikan fisiologis Contoh.jantung tidak mudah berdebar-debar
1. Wiraga baik Contoh. Gerakan luwes, pandangan mata tepat
2. Wirama baik Contoh. Gerakan sesuai dengan irama dan jatuh tempo
3. Wirasa baik Contoh. Mampu menyampaikan maksud dari gerakan dalam tarian, misalnya bisa menjadi tokoh Srikandi dengan baik
1. Wiraga kurang baik Contoh. Gerakan kaku, mudah lupa gerakan
2. Wirama kurang baik Contoh. Gerakan tidak sesuai irama dan ketukan gendhing
3. Wirasa kurang baik Contoh. Tidak dapat menghayati peran atau gerakan dalam tari
Penari
Kompetensi menari baik Kompetensi menari kurang baik
Skema Hubungan Antara Kendali Emosi Ketika Menari dan Kompetensi Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa di SMK N 8 (SMKI) Surakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional, karena
penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi satu variabel
berkaitan dengan variasi pada satu variabel lain. Oleh karena itu penelitian ini
dimaksudkan untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara kendali emosi
dan kompetensi menari pada penari tari jawa.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
(Sugiyono, 2005).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas : Kendali emosi ketika menari
2. Variabel tergantung : Kompetensi menari pada penari tari Jawa
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Kendali emosi: yaitu kemampuan seseorang untuk dapat mengatur dan
mengarahkan emosi yang ada, secara logis dalam bentuk perasaan, pikiran
dan perilaku ketika menyajikan sebuah tarian. Kendali emosi terdiri dari
32
33
empat aspek, yaitu kendali pikiran, kendali rasa, kendali psikomotorik
(verbal dan nonverbal) dan kendali fisiologis.
Kendali emosi diungkap dengan menggunakan skala kendali
emosi, skala kendali emosi dibuat berdasarkan blue print dari rangkuman
aspek-aspek dalam teori kendali emosi (Halaman 37). Kendali emosi yang
menjadi objek penelitian adalah kendali emosi ketika siswa-siswi menari.
Kendali emosi menjadi variabel bebas karena dalam seni tari Jawa
kendali emosi sangat ditekankan untuk kompetensi menari bagi penari tari
Jawa. Penari yang mampu berkonsentrasi, tidak mudah cemas akan lebih
fokus dan mampu menghayati sebuah tarian. (Murgiyanto, 1986).
2. Kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa: yaitu kemampuan,
ketrampilan dan pengetahuan, yang harus dimiliki oleh siswa-siswi yang
bertugas membawakan atau menyajikan tarian atau menafsirkan dan
mengekspresikan karya tari ke hadapan penonton , yang meliputi aspek
wiraga, wirasa dan wirama.
Kompetensi menari diungkap dengan menggunakan standar
penilaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa
dalam nilai praktek, yang terdapat dalam rangkuman buku nilai siswa dari
siswa SMKI yang telah dinilai oleh guru pengajar. Penilaian meliputi
wiraga, wirama dan wirasa.
Kompetensi menari menjadi variabel tergantung, karena
kompetensi menari yang baik akan tercapai yaitu menjadi gerakan yang
34
indah (luwes) apabila seorang penari memiliki kendali emosi yang baik
(Soedarsono, 1973).
D. SUBJEK PENELITIAN
Metode pengambilan subjek yang digunakan adalah sampling
purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005). Subjek yang akan diambil sebagai
sampel dalam penelitian ini adalah seorang penari tari Jawa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi (laki-laki dan
perempuan) dari SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) atau
sekarang menjadi SMK Negeri 8 Surakarta, dengan jumlah 51 siswa dari kelas
III. Dengan pertimbangan siswa kelas III memiliki kemampuan dan
pengalaman menari (baik teoritis maupun praktis) lebih banyak daripada kelas
I dan kelas II.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
skala. Item-item dalam skala disusun oleh penulis berdasarkan aspek- aspek
hasil kesimpulan dari teori yang dipakai dan berdasarkan pertimbangan dari
aspek- aspek kendali emosi yang dikemukakan dan sudah diteliti oleh
Afriyanti (1999). Dalam penelitian ini skala yang digunakan termasuk tipe
pilihan, yaitu subjek penelitian diminta memilih salah satu diantara beberapa
alternatif yang sudah disiapkan.
35
Skala berupa pernyataan yang direspon dengan empat jawaban,
yaitu dengan metode skala Likert (Sugiyono, 2005) dengan pilihan jawaban
Tabel 1
Norma Penskalaan
Favorable Unfavorable
Jawaban Nilai Jawaban Nilai
SS (sangat setuju) 4 SS 1
S (setuju) 3 S 2
TS (tidak setuju) 2 TS 3
STS (sangat tidak setuju) 1 STS 4
Peneliti menggunakan metode skala ini untuk mengungkapkan
tingkat kendali emosi yang dimiliki subjek, dengan pertimbangan karena (1)
subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, (2) apa yang
dinyatakan subjek adalah dapat dipercaya, serta (3) interpretasi subjek tentang
pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan adalah sama-sama dengan yang
dimaksud peneliti (Hadi, 1984).
Skala penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Bagian pertama mengungkap data identitas subjek penelitian yang
meliputi: nama, kelas dan nomor urut.
2. Bagian kedua merupakan skala kendali emosi yang mengandung item-item
pernyataan sikap dan perilaku. Skala kendali emosi bertujuan untuk
mengetahui tingkat kendali emosi yang dimiliki subjek. Skala kendali
36
emosi dalam penelitian ini merupakan skala perilaku yang mengungkap
reaksi seseorang bila mengalami emosi- emosi.
Skala kendali emosi terdiri dari aspek-aspek yang merupakan
rangkuman dari teori-teori tentang emosi dan kendali emosi. Skala kendali
emosi terdiri dari empat aspek, yaitu:
1. Kendali pikiran, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan
pikiran dalam memberikan respon terhadap situasi yang menimbulkan
emosi secara logis.
2. Kendali rasa, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan
gejolak perasaan yang menyertai suatu pengalaman emosi
3. Kendali psikomotorik, yaitu kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan perilaku tampak, meliputi perilaku verbal dan perilaku
non verbal
4. Kendali fisiologis, yaitu meliputi kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan tekanan energi emosi yang berpengaruh terhadap
pengendalian reaksi fisiologis yang menyertai suatu pengalaman emosi
Item-item dari skala kendali emosi ini merupakan komponen dari
enam bentuk emosi dasar, yaitu rasa senang, cinta, takut, sedih dan marah.
Adapun blue print tentang skala kendali emosi dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini:
37
Tabel 2
Blue Print Aitem Kendali Emosi Sebelum Uji Coba
Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah
1. Pikiran 1,11,21,31,
41,51,61,71
6,16,26,36,
46,56,66,76
16
2. Rasa 2,12,22,32,
42,52,62,72
7,17,27,37,
47,57,67,77
16
a. Ekspresi verbal 3,13,23,33,
43,53,63,73
8,18,28,38,
48,58,68,78
16 3.Psiko-
motorik
b.Non-verbal 4,14,24,34,
44,54,64,74
9,19,29,39,
49,59,69,79
16
4. Fisiologis
5,15,25,35,
45,55, 65,75
10,20,30,40,
50,60,70,80
16
Jumlah 40 40 80
3. Bagian ketiga adalah penilaian penari dengan kompetensi menari dalam
praktek di sekolah saat pertunjukkan, penilaian ini diambil dari nilai
kualitatif dan kuantitatif praktek penari di sekolah.
Adapun aspek-aspek yang akan diukur adalah:
a. Wiraga
Wiraga adalah raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala,
merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai dan
digayakan sesuai dengan bentuk tubuh yang tepat. Misalnya seberapa
jauh badan merendah, tenaga merentang
38
b. Wirama
Wirama adalah ritme atau tempo atau seberapa lamanya
rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras
dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat musik ritmis yang
mengiringin, seperti gong, gendang, tifa, rebana dll.
c. Wirasa
Wirasa adalah perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan
gerak keseluruhan gerak tersebut harus dapat menjelaskan jiwa dan
emosi tarian seperti sedih, gembira, tegas atau marah.
Tabel 3
Standar Penilaian Kompetensi Menari Jawa (Dalam standar kompetensi menari bidang tari)
Tarian atau kelompok tari
Score
Level 1 2 3 4 5 6 7 8
N3 III C N2 II B C N1 I A A A A B B B C
KU
AL
ITA
TIF
KUANTITATIF
Keterangan:
1. Kualitatif :
N1 : Wiraga I : Pemula
N2 : Wirama II : Muda
N3 : Wirasa III : Madya
2. Kuantitatif:
1,2,…s.d 8: jenis tari yang diberikan
39
Jadi walaupun A dapat menghafal 4 jenis tarian belum tentu A
mengusai semua tarian tersebut dengan kualitas sebaik C, dalam arti
walaupun C menguasai satu tarian bukan berarti C memiliki kemampuan
kualitatif (wiraga, wirama dan wirasa) dibawah A (Departemen
Pendidikan Nasional, 2003).
Nilai kompetensi menari di dapat dari nilai praktek semester I dan
II ketika subjek menginjak kelas II, dan nilai praktek ini terdapat pada
nilai laporan dari guru yang bersangkutan.
F. PERSIAPAN ALAT UKUR
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut (Azwar, 2004).
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, karena
validitas isi merupakam validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
isi. Isi merupakan variabel yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional atau lewat professional, dalam hal ini pengujian
skala kendali emosi oleh Dosen dan penilaian kompetensi menari
menggunakan standar kurikulum bidang tari jawa oleh guru pengajar.
40
Pertanyaan yang dicari dalam validitas ini adalah “sejauh mana item-item
dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur”
atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”.
Validitas isi dibagi menjadi dua tipe, yaitu face validity (validitas
muka) dan logical validity (validitas logik)
a. Validitas muka
Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikannya
karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan
(appearance) tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan
memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka
dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi.
b. Validitas logik
Validitas logik disebut juga sebagai validitas sampling (sampling
validity). Validitas tipe ini menunjuk pada sejauhmana isi tes
merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).
41
Pengujian reliabilitas dilakukan melalui pendekatan konsistensi
internal dengan menggunakan tehnik analisis koefisien reliabilitas alpha
dari Cronbach, yaitu dengan melihat konsistensi antar aitem dalam tes itu
sendiri. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen
tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut
stability.
Selanjutnya harga skor dari kedua uji coba dimasukkan ke dalam
tabel penolong, agar perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan
dengan mudah.
Penghitungan dilakukan dengan tehnik korelasi Product Moment,
setelah diperoleh harga r hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan
instrumen tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan
dengan harga r tabel (Sugiyono, 2005).
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mengolah data, menganalisis hasil penelitian untuk menguji
kebenarannya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa angka-
angka, maka metode yang digunakan adalah metode statistik. Penelitian ini
menggunakan uji asumsi yang terdiri dari uji homogenitas dan normalitas
sebaran dengan menggunakan Pearson Product Moment dalam program SPSS
versi 12 for Windows.
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN
SMK Negeri 8 Surakarta atau sebelumnya biasa disebut dengan
SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia), merupakan Lembaga
Pendidikan sebagai lanjutan dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, yang
mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai seniman tingkat
menengah dibidang Seni Karawitan, Seni tari, dan Seni Pedalangan.
Sasaran utama SMK Negeri 8 Surakarta adalah penciptaan tenaga
kerja yang terampil dalam bidang Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Pedalangan,
sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sebagai pelestari dan pengembangan
kesenian yang relevan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat
Indonesia.
Dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No:
036/0/1997, tentang perubahan SMKTA menjadi SMK, maka SMKI
Surakarta berubah nama: SMK Negeri 8 Kodia Surakarta, yang memiliki:
1 jurusan Seni Pertunjukkan; 3 Program Studi antaralain Musik, tari, dan
teater.
Subjek penelitian yang diambil adalah subjek dari program studi
seni tari kelas III yang berjumlah 68 siswa. Pada saat uji coba subjek yang
diambil berjumlah 33 subjek
42
43
B. PERSIAPAN PENELITIAN
1. Perijinan
Sebelum mengadakan penelitian,peneliti terlebih dahulu meminta
ijin Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Surakarta dengan memberikan surat
ijin penelitian bernomor 107a/D/KP/Psi/USD/X/06 dari Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Surat tersebut kemudian ditindak
lanjuti oleh Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan Untuk mengurus
waktu Penelitian.
Pelaksanaan waktu uji coba sebagai berikut: uji coba dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 20 November 2006. Uji coba alat ukur penelitian
dilakukan untuk melihat reliabilitas dan validitas setiap aitem dari alat
ukur yang digunakan. Uji coba skala Kendali Emosi dilakukan untuk
memperoleh indeks kesahihan yang dapat diandalkan. Uji coba dilakukan
pada subjek lain yang memiliki kriteria yang sama dengan subjek
penelitian sesuangguhnya. Jumlah pernyataan yang harus dijawab dalam
skala Kendali Emosi adalah 80 aitem yang terdiri dari 40 aitem pernyataan
favorable dan 40 aitem pernyataan unfavorable. Subjek uji coba penelitian
berjumlah 33 orang. Kemudian data yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan SPSS 12.0 for windows.
44
2. Hasil Pelaksanaan Uji Coba
a. Validitas
Validitas yang digunakan dalam alat ukur penelitian ini adalah
validitas isi, dimana uji validitas ini menunjukkan sejauh mana item-
item dalam alat ukur tersebut mencakup keseluruhan kawasan isi objek
yang hendak diukur, serta mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur
(Azwar, 2004). Item-item dalam skala Kendali Emosi ini mencakup
seluruh aspek yang hendak diukur dalam penelitian. Setiap aspek dalam
skala Kendali Emosi diwakili oleh 8 pernyataan dari 4 aspek dalam blue
print., sehingga terdapat 80 pernyataan yang digunakan pada skala
Kendali Emosi ini,
Setelah data diuji coba dapat diketahui apakah item atau butir
pernyataan yang ada merupakan aitem yang layak dipergunakan atau
tidak. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi item total,
biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap
memuaskan, sedangkan aitem yang memiliki harga rix kurang dari 0,30
dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi
rendah. Berdasarkan kriteria tersebut maka aitem yang dianggap valid
adalah aitem yang memiliki koefisien korelasi sama atau lebih dari 0,30.
Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap skala Kendali Emosi
dalam penelitian ini telah diketahui bahwa rentang koefisien korelasi
berkisar antara –0.226 sampai dengan 0.661. Dari pernyataan yang
45
berjumlah 80 aitem, pada skala ini terdapat 22 aitem yang tidak lolos
seleksi, sehingga terdapat 58 aitem yang dapat digunakan untuk
pengambilan data penelitian. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya
digunakan 48 aitem, karena untuk menyeimbangkan bobot tiap aspek
dalam penelitian. Di bawah ini disertakan tabel blue print Skala Kendali
Emosi setelah uji coba.
Tabel 4
Tabel Skala Kendali Emosi setelah Uji Coba
Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah
1. Pikiran 11,31,41,51,
61,71
26,36,46,56,76 11
2. Rasa 2,12,22,32,
42,52,62,72
7,47,57,67 12
a. Ekspresi verbal 3,13,73 28,38,48 6 3.Psiko-
motorik b.Non-verbal 44,54,64 9,59,79 6
4. Fisiologis
5,15,45,55,
65,75
10,20,30,40,
50,60,80
13
Jumlah 26 22 48
b. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas untuk skala ini menggunakan pendekatan
koefisien reliabilitas alpha, karena pendekatan ini prosedurnya hanya
memerlukan satu kali penyajian skala (single-trial administration)
kepada sekelompok individu sebagai subjek (Azwar,2004). Koefisien
reliabilitas alpha dihitung dengan menggunakan program SPSS 12.0 for
windows.
46
Setelah dilakukan uji coba reliabilitas, maka hasil penelitian yang
diperoleh dengan tehnik alpha cronbach adalah sebesar 0.928.
berdasarkan penelitian tersebut maka telah diperoleh skala yang
memiliki aitem butir pernyataan yang valid dan reliabel, sehingga layak
untuk digunakan dalam penelitian.
C. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengambil dua data
penelitian, data pertama adalah data dari skala kendali emosi dan data yang
kedua adalah data yang berbentuk nilai kompetensi menari dari siswa SMK
Negeri 8 Surakarta atau SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia).
1. Skala Kendali Emosi
Skala kendali emosi diberikan atau diujikan kepada siswa pada hari
Kamis tanggal 7 Desember 2006. Penelitian dilakukan di dalam kelas-
kelas secara bersamaan dengan mengambil jam mata pelajaran seijin dari
guru pengajar, dan hasil skala yang telah diisi diserahkan secara langsung
pada saat itu juga. Jumlah skala yang diujikan berjumlah 51 skala, sesuai
dengan siswa yang ada pada saat itu. Skala dapat dilihat pada lampiran 1
(halaman 84).
2. Nilai Kompetensi Menari
Data nilai dari kompetensi menari diperoleh secara langsung dari
Bidang Kesiswaan, sub bidang seni tari. Nilai kompetensi menari
merupakan nilai rata-rata dari nilai praktek atau nilai produktif siswa
47
selama semester I dan semester 2 ketika subjek masih menginjak kelas 2,
komponen penilaian adalah wiraga, wirama dan wirasa (Lampiran
halaman 106).
D. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian ini memberikan informasi tentang rentang
kategorisasi dari skor subjek (laki-laki dan perempuan) pada skala kendali
emosi, dan rentang kategorisasi dari skor subjek pada nilai kompetensi
menari. Rentang kategorisasi dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Tujuan dari
kategorisasi ini adalah untuk menempatkan subjek kedalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2003).
Tabel 5
Norma Kategorisasi Skala-skala Penelitian
Kategorisasi Skor
Sangat Rendah X<M-1.5SD
Rendah M-1.5SD≤X<M-0.5SD
Sedang M-0.5SD≤X<M+0.5SD
Tinggi M+0.5SD≤X<M+1.5SD
Sangat Tinggi M+1.5SD≤X
48
Berdasar tabel kategorisasi di atas, maka kategori penelitian dari
kategorisasi skala kendali emosi dan kategorisasi kompetensi menari
adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Norma Kategorisasi Skala Kendali Emosi dan
Kompetensi Menari
Kategorisasi Kendali Emosi Kompetensi Menari
Sangat Rendah X<136 X<72,3
Rendah 136≤X<143 72,3≤X<73
Sedang 143≤X<153 73≤X<75
Tinggi 153≤X<165 75≤X<76,2
Sangat Tinggi 165≤X 76,2≤X
Berdasarkan deskripsi data kategorisasi pada kolom kendali emosi,
diperoleh sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai tingkat kendali emosi
yang sangat rendah, dan 8 subjek (15,7%) mempunyai kendali emosi
rendah. Jumlah subjek yang memiliki kendali emosi sedang sebanyak 10
subjek (19,6%), sedangkan pada tingkat kendali emosi tinggi memiliki
jumlah terbanyak yaitu sebanyak 15 subjek (29,4%) dan pada kategori
kendali emosi sangat tinggi berjumlah 14 subjek (27,5%).
Berdasarkan deskripsi data kategorisasi pada kolom Kompetensi
Menari juga menunjukkan sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai
kompetensi menari sangat rendah dan 7 subjek (13,7%) mempunyai
kompetensi menari rendah. Jumlah subjek yang memiliki kompetensi
49
menari sedang sebanyak 14 subjek (27,5%) dan pada kategori kompetensi
menari tinggi sebanyak 9 subjek (17,6). Jumlah kategori terbanyak
terdapat pada tingkat kompetensi menari yang sangat tinggi yaitu
sebanyak 17 subjek (33,4%). Berdasarkan kategori diatas maka kendali
emosi dan kompetensi menari dapat dilihat rangkuman hasil kategorisasi
pada tabel berikut:
Tabel 7
Rangkuman Data Kategorisasi Kendali Emosi dan
Kompetensi Menari
Kategorisasi Kendali Emosi Kompetensi Menari
Sangat Rendah 4 7,8% 4 7,8%
Rendah 8 15,7% 7 13,7%
Sedang 10 19,6% 14 27,5%
Tinggi 15 29,4% 9 17,6%
Sangat Tinggi 14 27,5% 17 33,4%
2. Analisis Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari, khususnya
pada siswa siswi kelas III SMK Negeri 8 Surakarta atau SMKI yang
memiliki kompetensi dalam bidang tari. Analisis data penelitian dilakukan
dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, hasil yang
diperoleh adalah 0,494. Setelah dilakukan analisis data, dilakukan uji
asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas data.
50
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan nilai
kolmogorov-smirnov. Kolmogorov-smirnov digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk
ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif
dengan menggunakan klas-klas interval (Sugiyono, 2005)
Berdasarkan pada hasil penelitian, diperoleh nilai kolmogorov-
smirnov untuk data-data pada variabel kendali emosi sebesar 0,520
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,949. Berdasarkan kriteria tersebut,
terlihat bahwa tingkat signifikansi nilai kolmogorov-smirnov yang
diperoleh lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05) sehingga data-data yang
ada pada variabel kendali emosi ini dapat dikatakan berdistribusi
normal.
Nilai yang didapat dari kompetensi menari dari perhitungan
kolmogorov-smirnov adalah sebesar 0,618 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,840. Maka dari kriteria yang ada, terlihat bahwa tingkat
signifikansi nilai kolmogorov-smirnov yang diperoleh lebih besar
daripada 0,05 (p > 0,05) sehingga data-data yang ada pada variabel
kompetensi menari ini dapat dikatakan berdistribusi normal. Data
tersebut dapat dilihat pada lampiran B6 (halaman 102)
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan linear antara kendali emosi dan kompetensi menari. Hal ini
51
dapat dilihat dari kurva yang menunjukkan hubungan linear pada garis
lurus antara kendali emosi dan kompetensi menari (terdapat lampiran
halaman 104). Pengujian terhadap variabel bebas dan variabel
tergantung dikatakan linear jika nilai p < 0,05.
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa nilai F= 13,642 dengan p <
0,05 (0,010<0,05) maka hal ini membuktikan adanya hubungan yang
bersifat linear antara kendali emosi dan kompetensi menari pada siswa
kelas III SMK Negeri 8 Surakarta (SMKI) jurusan seni tari.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi pearson
product moment. Hasil uji korelasi dalam penelitian menunjukkan bahwa
nilai korelasi antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari
adalah sebesar 0,494. adapun tingkat signifikansinya (p) adalah 0,000.
Pengambilan kesimpulan dari korelasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Apabila rxy dengan p ≤ 0,01, maka korelasi adalah sangat signifikan.
Hal ini berarti pengajuan hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang
sangat signifikan antara variabel kendali emosi terhadap kompetensi
menari.
b. Apabila rxy dengan p ≤ 0,05, maka korelasi adalah signifikan. Hal ini
berarti hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara
variabel kendali emosi terhadap kompetensi menari.
52
c. Apabila rxy dengan p > 0,05, maka korelasi adalah signifikan. Hal ini
berarti pengajuan hipotesis ditolak, yaitu tidak ada hubungan yang
signifikan antara kendali emosi terhadap kompetensi menari.
Berdasarkan pada kriteria ini maka hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi (p) adalah sebesar 0,000 yang berarti p ≤ 0,01,
maka korelasinya adalah sangat signifikan (dapat dilihat pada lampiran
halaman 105). Hal ini berarti pengajuan hipotesis diterima, yaitu ada
hubungan yang sangat signifikan antara variabel kendali emosi dan
kompetensi menari.
E. PEMBAHASAN
Penelitian yang menunjukkan koefisien korelasi (rxy) antara
kendali emosi dan kompetensi sebesar 0,494 menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian yang menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan
antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi
seni tari Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI) dapat diterima atau terbukti.
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kendali
emosi maka semakin tinggi pula kompetensi menari yang dimiliki oleh
seorang penari tari Jawa, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat
kendali emosi maka semakin rendah pula kompetensi menari seorang penari
tari Jawa.
Salah satu teori yang mendukung dan sesuai untuk pembuktian
hipotesis ini adalah pendapat dari Murgiyanto (1986) yang mengemukakan
53
bahwa gerak ekspresif dan ekspresi gerak seorang penari terkait dengan faktor
psikologis, mekanisme tubuh dan mentalitas. Seorang penari berarti akan
menghasilkan gerak yang ekspresif apabila memiliki ketajaman rasa dalam
mengalirkan, mengendalikan, dan mengontrol energinya pada otot setiap
organ.
Gerak berkualitas selanjutnya akan tercapai jika memiliki
ketajaman rasa dalam memadukan atau menyelaraskan pengendalian dan
pengontrolan energi dengan pola irama dan pola ruangnya. Mentalitas positif
juga menjadi persyaratan penting bagi penari, terutama sikap-sikap mendasar
yang berkaitan dengan ketegaran, keuletan dan tidak cepat frustasi dalam
menekuni dan menghadapi hal-hal yang dianggap rumit atau sulit. Sikap
mental juga harus memiliki jiwa yang stabil dan tidak emosional jika
mendapat masalah, sehingga akan terhindar dari demam panggung, dan hal
yang lainnya, dalam hal ini seorang penari benar-benar dituntut untuk dapat
mengendalikan emosi yang ada pada dirinya.
Aspek kendali pikiran sangat penting dalam kompetensi menari,
hal ini ditunjukkan dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali pikiran dan
kompetensi sebesar 0,419 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang
menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali
pikiran ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa
di SMK Negeri 8 (SMKI). Siswa-siswi sebagai calon penari semakin mampu
untuk mengendalikan pikiran, antara lain dengan selalu tetap teguh pada
pendirian, bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam situasi yang
54
paling berat dan berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam
keadaan tertekan (Hurlock, 1974), maka akan semakin mampu memiliki
kompetensi menari yang lebih baik dalam setiap gerak, karena penari akan
mampu untuk menghafalkan gerakan dengan konsentrasi penuh dan
penghayatan.
Aspek rasa penting bagi kompetensi menari, hal ini ditunjukkan
dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali rasa dan kompetensi sebesar
0,458 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan tentang
adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali rasa ketika menari dan
kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI).
Siswa-siswi sebagai calon penari semakin mampu memahami emosi, sabar
berlatih, tidak mudah cemas dan tidak mudah marah (Hurlock, 1974), maka
penari tersebut akan dapat memiliki kompetensi yang baik, karena penari
mampu menghayati dan menjiwai peran dalam sebuah tarian, dan jika penari
sabar melakukan latihan maka penari akan dapat memiliki gerakan yang lebih
luwes.
Aspek psikomotorik penting bagi kompetensi menari, hal ini
ditunjukkan dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali psikomotorik dan
kompetensi sebesar 0,425 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang
menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali
psikomotorik ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari
Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI). Siswa-siswi sebagai calon penari yang
mampu mengendalikan perilaku atau gerak yang dimiliki antara lain dengan
55
belajar melatih gerakan sesuai dengan irama dan ketukan dengan baik,
menjaga kelenturan, penguasaan teknik gerak tari, dan penguasaan ruang serta
ungkapan gerak yang jelas dan bersih, maka penari tersebut akan mampu
menyelaraskan gerakan dengan ketukan dan irama gamelan, selain itu penari
akan terlihat memiliki gerakan yang indah dan luwes (Widodo,2005).
Aspek fisiologis penting bagi kompetensi menari, hal ini
ditunjukkan dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali fisiologis dan
kompetensi sebesar 0,474 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang
menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali
fisiologis ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari
Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI). Ricard dan Lazarus (1991) mengemukakan
bahwa fisiologis merupakan bentuk tindak lanjut adaptasi dari refleks tubuh,
yang mendorong efek dalam tubuh, aktivitas otak dan sekresi hormonal.
Seorang penari semakin mampu mengendalikan aspek fisiologis dengan tidak
terlalu cepat berkeringat dan jantung tidak cepat berdebar, maka penari akan
merasa nyaman dan percaya diri untuk menarikan sebuah tarian dalam sebuah
pertunjukkan
Bentuk relevansi emosi dengan tari selain itu juga dapat dilihat
dalam teori Blooms (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2003) yang
banyak diacu dalam keseluruhan projek kompetensi, psikomotorik, kognitif
dan afektif. Psikomotorik (level dasar) berkenaan dengan aspek wiraga (dan
sebagian wirama), kognitif pada aspek wirama (dan sebagian wirasa), afektif
pada wilayah wirasa (yang dengan sendirinya menyangkut wiraga dan
56
wirama). Dalam perkembangannya standar kemampuan seorang penari tari
Jawa di satukan dalam suatu standar kompetensi nasional bidang tari yang
meliputi ketiga wilayah penilaian diatas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dicermati bahwa kendali emosi
mempunyai peranan yang penting dalam mencapai kompetensi menari yang
lebih baik terutama pada penari tari Jawa. Kendali emosi diperlukan untuk
meningkatkan kompetensi menari yang biasa di temui oleh para penari tari
jawa pada khususnya, terutama dalam hal pengendalian pikiran, rasa,
psikomotorik dan fisiologis.
Deskripsi data penelitian pada kendali emosi dan kompetensi
menari pada penelitian ini telah dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan kategori
tersebut, sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai tingkat kendali emosi yang
sangat rendah, dan 8 subjek (15,7%) mempunyai kendali emosi rendah.
Jumlah subjek yang memiliki kendali emosi sedang sebanyak 10 subjek
(19,6%), sedangkan pada tingkat kendali emosi tinggi memiliki jumlah
terbanyak yaitu sebanyak 15 subjek (29,4%) dan pada kategori kendali emosi
sangat tinggi berjumlah 14 subjek (27,5%).
Penari yang memiliki kendali emosi sedang sampai tinggi
bejumlah 39 orang, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan penari yang
memiliki kendali emosi rendah (12 orang). Jumlah ini memberi kesimpulan
bahwa penari di SMKI terkhusus kelas III, rata-rata memiliki kendali emosi
yang baik. Kendali emosi yang baik ini terwujud dalam kemampuan penari
57
untuk dapat memahami emosi yang dimiliki, mampu mengelola emosi-emosi
yang menekan, tetap teguh pada pendirian, bersikap positif, dan tidak goyah
dalam pendirian sekalipun dalam situasi yang paling berat. Kendali emosi
juga terwujud dalam kemampuan penari untuk berpikir jernih dan tetap
terfokus kendati dalam keadaan tertekan.
Berdasarkan deskripsi data kategorisasi pada kolom Kompetensi
Menari juga menunjukkan sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai kompetensi
menari sangat rendah dan 7 subjek (13,7%) mempunyai kompetensi menari
rendah. Jumlah subjek yang memiliki kompetensi menari sedang sebanyak 14
subjek (27,5%) dan pada kategori kompetensi menari tinggi sebanyak 9
subjek (17,6). Jumlah kategori terbanyak terdapat pada tingkat kompetensi
menari yang sangat tinggi yaitu sebanyak 17 subjek (33,4%).
Jumlah kategorisasi diatas telah menunjukkan bahwa kompetensi
menari pada siswa-siswi seni tari Jawa terkhusus kelas III di SMKI rata-rata
baik karena jumlah kompetensi baik (dari sedang sampai tinggi) berjumlah 40
orang, sedangkan penari yang tidak memiliki kompetensi menari rendah
berjumlah lebih sedikit yaitu 11 orang.
Kompetensi menari pada siswa-siswi kelas III jurusan seni tari di
SMKI rata-rata baik karena selain memiliki kemampuan dalam wiraga,
wirama dan wirasa, penari juga memiliki bakat yang dilatih secara kontinyu,
kemampuan dramatik dalam sebuah peran, kepekaan rasa dalam pentas dan
ruang serta irama, daya ingat yang baik, kemampuan dalam kreatifitas, dan
58
juga penguasaan faktor ritmik serta bentuk dalam sebuah penyajian
tari(Murgiyanto, 1998).
Kompetensi menari yang baik secara langsung akan diperoleh
apabila penari mampu mengendalikan emosi dengan baik. Kemampuan
penyajian tari ini mencakup wiraga, wirama dan wirasa dapat diperoleh, hal
ini terbukti dengan adanya kemampuan peragaan yang baik (dalam wiraga),
merangkum di dalamnya tentang kelenturan, penguasaan teknik gerak tari, dan
penguasaan ruang serta ungkapan gerak yang jelas dan bersih. Memiliki
kemampuan rata-rata baik dalam aspek wirama, karena mampu melakukan
gerakan secara cermat dan tepat, dengan ketepatan dalam mengatur dan
mengendalikan waktu pada setiap geraknya, baik ritme atau sekuen-sekuen
terkecil dari setiap geraknya, tempo atau cepat lambat penyelesaian tiap-tiap
rangkaian gerak maupun meter atau ketepatan ketika adanya perubahan ritme
gerak. Serta penguasaan yang baik dalam hal wirasa, dengan menggunakan
kemampuan daya peka yang tinggi, antara lain: daya pikir, imajinasi,
pemusatan pikiran, rasa, mental atau laku yang disertai adanya keseimbangan
dan kesinambuangan yang luluh dari berbagai unsur atau elemen tari
(Widodo, 2005).
Siswa-siswi calon penari yang kurang mampu mengendalikan
emosi yang dimiliki, maka kompetensi menari yang mereka miliki juga
kurang baik. Siswa-siswi yang kurang mampu berkonsentrasi, dan tidak fokus
pada tarian yang dibawakan, dapat membuat suatu kesalahan gerakan, atau
gerakan yang dilakukan tidak sesuai dengan irama gamelan. Siswa-siswi yang
59
cepat marah dan mudah cemas, membuat mudah putus asa, dan tidak akan
dapat menjiwai peran yang dibawakan dalam sebuah tarian. Siswa-siswi yang
tidak mempraktekan gerakan secara baik dan benar, membuat gerakan penari
menjadi kaku, dan tidak sesuai dengan gerakan yang dimaksud dalam tarian.
Siswa-siswi yang tidak dapat mengendalikan pikiran, perasaan dan
psikomotorik, menjadi mudah cemas dan ketika pementasan menjadi
berdebar-debar.
Data-data yang diperoleh telah menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kendali emosi ketika menari dan
kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa. Hubungan ini terjadi
karena penari mampu mengendalikan emosi (Pikiran, rasa, psikomotorik dan
fisiologis)dengan baik, yaitu dengan belajar untuk memahami emosi dalam
situasi yang logis, melalui pemikiran yang rasional. Mampu mengelola
dengan baik emosi-emosi yang menekan, dengan tetap teguh pada pendirian,
bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam situasi yang paling berat,
serta mampu berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam keadaan
tertekan (Hurlock,1974).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan bahwa
hasil koefisien korelasi (rxy) antara kendali emosi dan kompetensi menari
adalah sebesar 0,494. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif dan
signifikan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari tersebut.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kendali emosi maka akan
semakin tinggi pula kompetensi menari penari tari Jawa. Sebaliknya semakin
rendah kendali emosi maka semakin rendah pula kompetensi menari penari
tari Jawa.
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya: karena peneliti memiliki keterbatasan jumlah
subjek dan keterbatasan dalam ruang lingkup penelitian, dalam arti hanya
meneliti khusus tari Jawa. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat lebih
memperbanyak jumlah subjek dan memperluas jumlah ranah penelitian,
dalam arti bukan hanya khusus penari tari jawa.
2. Bagi penari (terkhusus siswa-siswi SMK N 8 Surakarta): peneliti
menyarankan supaya para penari terutama penari tari Jawa dapat
meningkatkan kemampuan kendali emosi, untuk meningkatkan kompetensi
menari para penari
60
61
3. Guru atau pelatih seni tari Jawa(terkhusus guru SMK N 8 Surakarta):
peneliti menyarankan supaya guru atau pelatih seni tari, terutama tari Jawa
lebih menekankan kendali emosi untuk meningkatkan kompetensi para
penari, antara lain bisa dengan menambahkan pelajaran atau pelatihan
khusus tentang kendali emosi dan mempraktekkannya secara berkelanjutan,
melihat dari latar belakang sekolah yang mengajarkan seni tari Jawa.
62
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, S., (1999). Hubungan Intensitas Dzikir dengan Kendali Emosi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Albin, R.S., (1986). Emosi- Bagaimana mengenal, menerima dan
mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius Astiti, N.L.G.T.S., (2004). Perbedaan Tingkat Kendali Emosi antara Mediator
dan Non Mediator pada Remaja Akhir. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Azwar, S., (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar .............................. Dasar- dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bastaman, H.D., (1996). Psikologika. Psikologi dan Seni Suatu Perjumpaan.
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 5-13. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Brakel, L., Papenhuyzen, kerjasama dengan Ngaliman. (1991). Seni Tari Jawa -
Tradisi Surakarta dan Peristilahannya. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Candland, D.K., dkk. (1977). Emotion. California: Brooks/ Cole Publishing
Company Eisenberg, N., R.A., Murphy., (1994). The Relation of Emotionality and
Regulation to Dispotional and Situational Emphaty Related Responding. Journal of Personality and Social Psychology. 66, 776-797
Eisenberg, N., R.A., Liew, J., dalam Pidada, S.U., (2004). Developmental
Psychology: The Longitudinal Relations and Emotionality to Quality of Indonesian Children’s Socioemotional Functioning. Amerika: American Psychological Association
Frieda, Darmono, Darmanto. (1984). Manusia seutuhnya- Beberapa gagasan.
Semarang: Badan Penerbit Unversitas Diponegoro Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence- Why it can matter more than IQ.
New York: Bantam Books
63
..................... (1997). Kecerdasan Emosional. Terjemahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
.................... (1999). Emotional Intelligence- Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Utama Pustaka
.................... (2001). Working With Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosi
Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Gunarsa, D. (1986). Psikologi Remaja. Penerbit BPK Gunung Mulia Haryono. (2006). Pengkaji Tari Perlu Banyak Sumber. Yogyakarta: KOMPAS Http:/www.indosiar.com/new-lifestyle/lifestyle_read.htm Http:/www.Depdiknas.go.id/journal/31/pijakan.dlm.mendiversikan.htm Http:/www.geocities.com/Areasi/Vavit/1534/juni/05 H’Doubler, M.N., dalam Kumorohadi. (1985). Tari- Pengalaman Seni yang
Kreatif. Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian “Wilwatikta” Haberman, M., Meisel, T., terjemahan Suharto, B., (1981). Tari- Sebagai Seni di
Lingkungan Akademi. Judul asli: Dance and Art in Academe. Yogyakarta: ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia)
Hadi, S., (2002). Sosiologi Tari. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Hurlock, E. B., (1973). Adolescent development- internal student edt. Kogakusha:
Mc Graw- Hill .........................(1974). Personality Development. New York: Mc Graw- Hill .........................(1978). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga ........................(1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Iriani, N., (1998). Seni: Wahana Untuk Menajamkan Rasa dan Memintarkan
Emosi. Psikologika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UII Kussudiarjo, B., (1981). Bagong Kussudiarjo: Tentang Tari. Yogyakarta: C.V.
Nur Cahaya Lazarus, R.S., (1991). Emotion and Adaptation. New York: Oxford University
Press
64
Mahmud, M.D., (1994). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Perkembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependudukan
Panuju, P., Umami, I., (2005). Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pettijohn, T.F., (1992). Psychology- a Concise intruduction. USA: The Dushkin
Publishing Group Prawitasari, J.E., (1998). Buletin Psikologi: Kecerdasan Emosi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada, 21- 31 Rakhmat, Jalaludin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Rostiana. (1997). Jurnal Ilmiah Psikologi “ARKHE”: Peranan Kecerdasan
Emosional dalam Proses Pembelajaran. Universitas Tarumanegara Sal Murgiyanto. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar (Sebuah kritik Tari).
Jakarta: CV. Deviri Ganan ........................... (1986). Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari.
Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Perkembangan Kesenian Jakarta-Departemen Pendidikan Kebudayaan
Schneider, (1964). Personnel Adjusment and Mental Health. New York: Rinehart
and Winston, Holt Suanda, E.,dkk, (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Tari – Yogyakarta,
Surakarta, Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Sumosutragio, T., (2002). Layar: “Joged Kuwi Mesti Hening. Jakarta: Tempo Supratiknya, A., (2000). Statistik Psikologi. Jakarta: PT Grasindo Strongman, K.T., (2003). The Psychology of Emotion: From Everyday Life To
Theory. England: Wiley
65
Widiyanto, T,. (2001). Bunga Rampai Psikologi 2: Emosi dalam Kehidupan Manusia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 51-58
Wijokongko, M., (1997). Keajaiban dan Kekuatan Emosi. Yogyakarta: Kanisius
66
SKALA EVALUASI DIRI PADA PENARI
Sebelum mengerjakan, tulislah identitas diri Anda dengan lengkap dan
bacalah petunjuk pengerjaannya berikut ini:
Petunjuk khusus:
Dalam skala ini terdapat 80 pernyataan mengenai pikiran, perasaan, dan
perilaku seorang penari saat sedang menari di pentas atau pertunjukkan. Pilihlah
dengan memberikan tanda silan (X) pada kolom yang telah disediakan.
Jawablah seluruh pernyataan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah,
semua jawaban adalah benar. Olah karena itu pilihlah jawaban yang sesuai
dengan keadaan diri Anda sendiri.
Pilihan jawabannya adalah:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Terima kasih atas perhatian dan kesediaannya untuk mengerjakan skala ini
SELAMAT MENGERJAKAN
Nama : ……………….
Kelas : ……………….
No Urut : ……………….
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tetap belajar menari dengan tekun untuk
pementasan, meski tarian yang diajarkan sulit
bagi saya
SS S TS STS
2. Saya berusaha untuk tidak cemas, ketika tahu
gerakan tari yang diajarkan sangat sulit SS S TS STS
3. Saya tidak berteriak saat menari, ketika terkejut SS S TS STS
67
mendengar kaset yang digunakan untuk menari
tiba-tiba rusak
4. Saya akan tetap meneruskan gerakan
“mendhak”, meski salah satu kaki saya kram SS S TS STS
5. Saya mampu untuk tidak bolak-balik ke kamar
mandi, saat mengikuti penilaian pagelaran tari SS S TS STS
6. Saya menjadi tidak fokus menari, bila penonton
membuat keributan waktu pementasan SS S TS STS
7. Saya langsung cemas ketika tahu gerakan tari
yang diajarkan sangat sulit SS S TS STS
8. Saya berteriak saat sedang menari, ketika saya
cemas karena kaset yang digunakan untuk
menari tiba-tiba rusak
SS S TS STS
9. Saya tidak bisa tersenyum ketika menari, saat
grogi menghadapi banyak penonton SS S TS STS
10. Perut saya terasa mulas, saat mengetahui saya
menjadi salah satu penari pembuka dalam
sebuah pertunjukkan
SS S TS STS
11. Saya mampu berkonsentrasi mengikuti suatu
proses belajar menari, walaupun teman-teman
mengganggu saya
SS S TS STS
12. Saya tetap tenang, meski lampu tiba-tiba padam
saat dilakukannya pertunjukkan SS S TS STS
13. Saya tidak sampai menggigit bibir saat menari,
ketika saya kecewa karena pasangan menari
saya salah melakukan gerakan
SS S TS STS
14. Saya tetap melakukan gerakan “seblak sampur”,
meski tiba-tiba “sampur yang harus digunakan
terjatuh
SS S TS STS
15. Saya tidak sampai berkeringat dingin, saat tahu SS S TS STS
68
bahwa saya menjadi penari pembuka dalam
sebuah pertunjukkan
16. Saya tidak dapat mengingat gerakan menari,
ketika memikirkan masalah diluar masalah
menari
SS S TS STS
17. Saya benci bila teman-teman mengganggu,
ketika saya mengikuti proses belajar menari SS S TS STS
18. Saya menggigit bibir dengan geram saat
menari, ketika saya kecewa karena pasangan
menari saya salah melakukan gerakan
SS S TS STS
19. Saya akan langsung mengambil “sampur”,
karena saya gugup tiba-tiba sampur saya
terjatuh saat menari
SS S TS STS
20. Telapak tangan saya menjadi dingin, saat saya
mendapatkan posisi menari terdepan SS S TS STS
21. Saya akan tetap terus berkonsentrasi menari,
walaupun teman-teman menggoda saat saya di
pentas
SS S TS STS
22. Saya mampu untuk tidak marah kepada temna-
teman yang mengganggu saya menari SS S TS STS
23. Saya tetap bisa tersenyum ketika menari, meski
sedang menghadapi banyak masalah SS S TS STS
24. Saya tidak akan lari menghindar, meski teman
di sebelah saya melakukan kesalahan gerakan SS S TS STS
25. Saya tidak sampai sakit kepala ketika menari,
meski menghadapi banyak masalah SS S TS STS
26. Saya tidak dapat berkonsentrasi menari, ketika
teman-teman menggoda saya di atas pentas SS S TS STS
27. Saya langsung cemas bila teman-teman
menggoda, ketika saya di atas pentas SS S TS STS
69
28. Saya menjadi cemberut ketika menari, saat
sedang bingung karena menghadapi banyak
masalah
SS S TS STS
29. Saya akan berhenti menari dan berlari keluar
panggung, saat saya cemas penonton membuat
kegaduhan
SS S TS STS
30. Badan saya akan terasa demam, bila saya cemas
memikirkan gerakan tersulit dalam tarian yang
harus saya lakukan
SS S TS STS
31. Walau saya sedang banyak masalah, saya tetap
menari dengan baik sampai akhir pertunjukkan SS S TS STS
32. Saya tidak akan larut dalam kesedihan ketika
menari di atas pentas, meski menghadapi
banyak masalah
SS S TS STS
33. Saya akan memberi aba-aba dengan hitungan,
ketika saya takut gerakan saya tidak selaras
dengan gamelan
SS S TS STS
34. Saya tetap akan menari dengan “luwes” dan
baik, meski saya harus menari dengan teman
yang membenci saya
SS S TS STS
35. Badan saya tidak gemetaran, saat memikirkan
gerakan tersulit yang harus saya lakukan saat
pertunjukkan
SS S TS STS
36. Saya tidak dapat mengikuti gerakan tari yang
sulit SS S TS STS
37 Saya tetap larut dalam kesedihan ketika saya
menghadapi masalah, meski itu masalah di luar
masalah menari
SS S TS STS
.38. Saya akan melirik gerakan teman di dekat saya,
saat saya takut gerakan saya tidak selaras SS S TS STS
70
dengan gamelan
39. Saya akan menjauh dari teman saya yang
melakukan kesalahan gerak, karena saya takut
terpengaruh gerakannya
SS S TS STS
40. Perut saya akan terasa mulas, bila saya lupa
salah satu gerakan tari saat di atas pentas SS S TS STS
41. Saya masih dapat mengingat gerakan tari,
meski banyak masalah yang saya pikirkan
diluar masalah menari
SS S TS STS
42. Saya tidak takut, ketika menghadapi banyak
penonton yang memiliki keahlian menari SS S TS STS
43. Muka saya tidak sampai pucat saat menari,
ketika saya terkejut melihat penonton dalam
jumlah banyak
SS S TS STS
44. Saya tetap tersenyum ketika menari, walau saya
grogi menghadapi banyak penonton SS S TS STS
45. Perut saya tidak mulas, bila saya salah
melakukan suatu gerakan dalam pertunjukkan SS S TS STS
46. Saya tidak dapat mengikuti suatu proses belajar
menari, ketika teman-teman mengganggu saya SS S TS STS
47. Saya langsung takut menjadi terpengaruh, bila
ada teman satu kelompok yang salah melakukan
gerakan
SS S TS STS
48. Muka saya akan pucat saat menari, ketika saya
terkejut melihat penonton dalam jumlah banyak SS S TS STS
49. Saya akan menari dengan tidak benar, saat saya
dipasangkan dengan teman yang membenci
saya
SS S TS STS
50. Badan saya akan gemetaran, bila saya
menghadapi banyak penonton SS S TS STS
71
51. Saya mampu untuk mencari gerakan lain, ketika
properti yang mendukung gerakan terjatuh SS S TS STS
52. Saya mampu untuk tidak cemas, ketika ada
teman yang melakukan kesalahan gerak dalam
pementasan tari berkelompok
SS S TS STS
53. Saya masih bisa tersenyum, walau saya kecewa
jumlah penonton sangat sedikit SS S TS STS
54. Saya tetap akan melakukan “srisig” sampai ke
dalam panggung, meski saya bingung karena
“gendhing” tari sudah berhenti di tengah
panggung
SS S TS STS
55. Kepala saya tidak sampai pening, saat harus
menghadapi banyak penonton SS S TS STS
56. Saya bingung ketika salah satu properti menari
saya jatuh SS S TS STS
57. Saya langsung cemas bila salah satu properti
tari saya jatuh SS S TS STS
58. Saya akan muram, saat saya kecewa jumlah
penonton sangat sedikit SS S TS STS
59. Saya akan berhenti “srisig” dan berjalan biasa
ke dalam penggung, saat “gendhing” tari
berhenti ketika saya masih di tengah panggung
SS S TS STS
60. Saya akan langsung berkeringat dingin, bila
salah satu teman melakukan kesalahan gerakan
saat di atas pentas
SS S TS STS
61. Saya sangat menghargai perbedaan, ketika
orang berpendapat berbeda mengenai konsep
gerakan tari yang bagus
SS S TS STS
62. Saya tetap tenang sampai akhir pertunjukkan
meski penonton membuat keributan SS S TS STS
72
63. Saya tidak sampai menangis saat menari, ketika
saya takut melihat penonton yang membuat
keributan
SS S TS STS
64. Saya tetap bisa menari seirama dengan alunan
gamelan, meski saya tidak nyaman dengan
pakaian yang saya kenakan saat menari
SS S TS STS
65. Tangan saya tidak sampai berkeringat dingin,
saat salah satu properti menari terjatuh ketika
pertunjukkan
SS S TS STS
66. Saya suka memaksakan ide saya untuk dipakai
dalam konsep pertunjukkan menari SS S TS STS
67. Saya menjadi takut menari, bila teman-teman
mengkritik gerakan tari saya SS S TS STS
68. Saya menangis saat menari, ketika saya takut
melihat penonton yang membuat keributan SS S TS STS
69. Gerakan menari saya menjadi tidak selaras
dengan gamelan, karena saya tidak nyaman
dengan pakaian yang saya kenakan saat menari
SS S TS STS
70. Kepala saya akan terasa pening, saat tiba-tiba
lampu di atas pentas padam SS S TS STS
71. Meski teman menilai gerakan menari saya
jelek, saya tidak terpengaruh asalkan gerakan
saya sesuai dengan gerakan yang diajarkan guru
SS S TS STS
72. Saya tidak cemas, meski properti menari saya
terjatuh SS S TS STS
73. Saya tidak cemberut, ketika saya tahu bahwa
properti menari yang saya gunakan tiba-tiba
terjatuh
SS S TS STS
74. Saya akan tetap berpura-pura membawa keris
saat menari, walaupun saya malu karena keris SS S TS STS
73
yang saya gunakan tiba-tiba terjatuh
75. Badan saya tidak panas dingin, saat kaset yang
saya gunakan untuk menari mengalami
gangguan teknis
SS S TS STS
76. Saya menjadi tidak berkonsentrasi ketika teman
menilai gerakan saya jelek
SS S TS STS
77. Saya sangat sedih bila gerakan saya dibilang
jelek oleh teman saya
SS S TS STS
78. Saya menjerit saat sedang menari, ketika saya
tahu bahwa properti menari yang saya gunakan
tiba-tiba terjatuh
SS S TS STS
79. Saya akan langsung mengambil begitu saja
keris yang jatuh saat menari, karena saya sudah
terlanjur malu saat di atas pentas
SS S TS STS
80. Badan saya berkeringat dingin, bila salah satu
properti tari yang digunakan terjatuh
SS S TS STS
Mohon dicek kembali, sehingga tidak ada pernyataan yang terlewatkan.
Terimakasih …
74
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 S1 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 S2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 S3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 S4 4 4 3 2 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 S5 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 S6 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 S7 4 3 4 1 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 4 1 S8 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 S9 4 4 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 1
S10 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 S11 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 S12 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 S13 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 S14 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 S15 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 1 S16 3 3 3 2 3 1 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 1 S17 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 S18 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 S19 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 S20 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 S21 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 S22 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 S23 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 S24 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 S25 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 S26 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 S27 4 3 3 3 3 2 2 3 2 1 1 1 3 4 2 2 1 S28 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 S29 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 S30 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 1 S31 3 3 1 4 4 4 3 3 2 1 1 1 3 3 3 2 1 S32 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 1 S33 4 3 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 3 3 3 2 1
75
18 19 20 21 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 4 4 4 1 1 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 1 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3
76
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 1 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 1 3 3 3 3 3 2 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
77
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 3 1 4 2 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3
78
73 74 75 76 77 78 79 804 3 4 3 3 4 4 44 4 4 4 3 4 4 43 3 3 3 4 4 3 33 3 3 4 3 4 4 44 4 4 2 1 1 4 33 2 3 3 3 3 3 33 3 2 3 4 4 4 24 3 3 3 3 4 4 34 3 4 3 4 4 4 34 3 3 3 3 4 4 33 3 2 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 4 32 3 3 3 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 4 33 2 3 4 4 3 3 33 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 4 4 33 3 3 3 3 3 3 34 4 4 3 1 4 3 33 3 3 4 3 4 4 32 3 3 3 3 2 3 23 3 2 3 3 4 4 34 3 3 3 3 4 3 33 4 4 4 4 4 4 33 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 4 4 32 4 2 3 1 3 3 24 4 4 1 3 3 3 33 3 3 3 2 4 4 34 4 4 3 1 4 3 33 3 3 3 2 3 3 3
79
Reliabilitas dan Validitas
Reliability Case Processing Summary N % Cases Valid 32 97.0 Excluded(a) 1 3.0 Total 33 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.928 80 Descriptive Statistics
Mean Std.
Deviation N Item_1 3.79 .415 33Item_2 3.42 .502 33Item_3 3.18 .683 33Item_4 2.45 .711 33Item_5 3.42 .502 33Item_6 2.36 .859 33Item_7 3.06 .429 33Item_8 3.27 .626 33Item_9 3.09 .530 32Item_10 3.15 .870 33Item_11 2.97 .883 33Item_12 2.88 .820 33Item_13 3.21 .600 33Item_14 3.36 .549 33Item_15 3.18 .528 33Item_16 2.91 .678 33Item_17 1.70 .728 33Item_18 3.39 .496 33Item_19 3.45 .617 33Item_20 2.97 .684 33
80
Item_21 3.45 .711 33Item_22 3.09 .631 33Item_23 3.55 .564 33Item_24 3.39 .659 33Item_25 2.91 .522 33Item_26 2.88 .696 33Item_27 2.97 .529 33Item_28 3.48 .508 33Item_29 3.70 .467 33Item_30 3.18 .465 33Item_31 3.73 .626 33Item_32 3.76 .435 33Item_33 2.91 .678 33Item_34 3.36 .699 33Item_35 3.15 .508 33Item_36 3.30 .529 33Item_37 3.45 .711 33Item_38 2.70 .637 33Item_39 3.09 .631 33Item_40 3.09 .522 33Item_41 3.30 .585 33Item_42 3.24 .614 33Item_43 3.24 .663 33Item_44 3.64 .489 33Item_45 3.09 .522 33Item_46 2.85 .712 33Item_47 3.12 .545 33Item_48 3.52 .508 33Item_49 3.58 .708 33Item_50 3.21 .415 33Item_51 3.39 .556 33Item_52 3.36 .603 33Item_53 3.36 .489 33Item_54 3.27 .719 33Item_55 3.27 .452 33Item_56 3.30 .467 33Item_57 2.97 .467 33Item_58 3.18 .635 33Item_59 3.55 .506 33Item_60 3.24 .435 33Item_61 3.70 .467 33Item_62 3.24 .435 33Item_63 3.24 .751 33Item_64 3.21 .650 33Item_65 3.00 .354 33Item_66 3.09 .678 33
81
Item_67 3.27 .517 33Item_68 Item_69
3.48 3.06
.566
.6093333
Item_70 3.18 .465 33Item_71 3.39 .659 33Item_72 3.18 .584 33Item_73 3.27 .626 33Item_74 3.15 .508 33Item_75 3.12 .600 33Item_76 3.06 .556 33Item_77 2.82 .846 33Item_78 3.42 .708 33Item_79 3.48 .508 33Item_80 3.00 .433 33
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item- Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item_1 251.88 335.468 .269 .927 Item_2 252.22 329.596 .543 .926 Item_3 252.50 328.516 .440 .926 Item_4 253.22 341.402 -.081 .930 Item_5 252.22 333.854 .308 .927 Item_6 253.34 336.620 .083 .929 Item_7 252.59 331.926 .483 .927 Item_8 252.41 329.088 .457 .926 Item_9 252.56 326.835 .661 .925 Item_10 252.50 320.258 .592 .925 Item_11 252.72 319.886 .609 .925 Item_12 252.81 325.899 .454 .926 Item_13 252.47 329.096 .481 .926 Item_14 252.31 334.157 .267 .927 Item_15 252.50 331.871 .408 .927 Item_16 252.78 332.951 .266 .928 Item_17 254.00 342.258 -.114 .930 Item_18 252.28 330.402 .511 .926 Item_19 252.19 333.383 .265 .927 Item_20 252.69 331.125 .323 .927 Item_21 252.22 336.951 .088 .929 Item_22 252.56 331.286 .347 .927 Item_23 252.13 333.790 .274 .927 Item_24 252.28 330.467 .370 .927
82
Item_25 Item_26
252.75 252.81
338.387331.060
.057
.335.928 .927
Item_27 252.69 333.706 .294 .927 Item_28 252.16 328.459 .601 .926 Item_29 251.97 338.031 .088 .928 Item_30 252.50 330.258 .573 .926 Item_31 251.94 330.254 .396 .927 Item_32 251.91 331.443 .508 .926 Item_33 252.69 344.415 -.226 .930 Item_34 252.31 331.899 .290 .927 Item_35 252.50 334.581 .262 .927 Item_36 252.38 330.048 .498 .926 Item_37 252.22 331.918 .282 .927 Item_38 252.97 326.418 .556 .926 Item_39 252.59 336.249 .139 .928 Item_40 252.56 330.383 .473 .926 Item_41 252.38 331.210 .389 .927 Item_42 252.41 330.378 .399 .927 Item_43 252.41 329.733 .393 .927 Item_44 252.03 329.967 .536 .926 Item_45 252.56 332.383 .368 .927 Item_46 252.84 328.781 .419 .927 Item_47 252.56 330.641 .459 .926 Item_48 252.13 327.532 .653 .926 Item_49 252.09 329.120 .391 .927 Item_50 252.47 333.999 .388 .927 Item_51 252.25 328.645 .533 .926 Item_52 252.28 326.983 .564 .926 Item_53 252.28 334.209 .296 .927 Item_54 252.41 328.055 .431 .926 Item_55 252.41 329.926 .605 .926 Item_56 252.38 332.177 .444 .927 Item_57 252.69 332.222 .424 .927 Item_58 252.50 331.871 .329 .927 Item_59 252.09 330.088 .515 .926 Item_60 252.44 333.222 .416 .927 Item_61 251.97 332.741 .397 .927 Item_62 252.44 333.480 .399 .927 Item_63 252.44 327.738 .422 .927 Item_64 252.44 329.415 .415 .927 Item_65 252.66 334.104 .423 .927 Item_66 252.56 341.544 -.088 .930 Item_67 252.38 331.468 .422 .927 Item_68 252.16 328.459 .534 .926 Item_69 252.59 328.636 .480 .926
83
Item_70 Item_71
252.47 252.28
335.483329.499
.236
.411.928 .927
Item_72 252.50 331.032 .403 .927 Item_73 252.38 326.952 .542 .926 Item_74 252.53 335.483 .225 .928 Item_75 252.56 331.738 .359 .927 Item_76 252.63 333.597 .300 .927 Item_77 252.88 336.952 .070 .929 Item_78 252.25 326.516 .496 .926 Item_79 252.19 329.383 .551 .926 Item_80 252.66 331.459 .507 .926
Keterangan:
Item Valid : 58 item
Item gugur : 22 item (yang tercetak tebal)
81
SKALA EVALUASI DIRI PADA PENARI
Sebelum mengerjakan, tulislah identitas diri Anda dengan lengkap dan
bacalah petunjuk pengerjaan berikut ini:
Petunjuk khusus:
Dalam skala ini terdapat 48 pernyataan mengenai pikiran, perasaan, dan
perilaku seorang penari saat sedang menari di atas pentas atau saat pertunjukkan.
Pilihlah dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah
disediakan.
Jawablah seluruh pernyataan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang
salah, semua jawaban adalah benar. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang
sesuai dengan keadaan diri Anda sendiri.
Pilihan jawaban adalah:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Terimakasih atas perhatian dan kesediaannya untuk mengerjakan skala ini.
SELAMAT MENGERJAKAN
Nama : ………………..
Kelas : ………………..
No Urut : ………………..
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mampu berkonsentrasi mengikuti proses belajar
menari, walaupun teman-teman mengganggu saya SS S TS STS
2. Saya berusaha untuk tidak cemas, ketika tahu
gerakan tari yang diajarkan sangat sulit SS S TS STS
82
3. Saya tidak berteriak saat menari, ketika terkejut
mendengar kaset yang digunakan untuk menari tiba-
tiba rusak
SS S TS STS
4. Saya mampu untuk tidak bolak-balik ke kamar
mandi, saat akan mengikuti penilaian pagelaran tari SS S TS STS
5. Saya tidak dapat berkonsentrasi menari, ketika
teman-teman menggoda saya di pentas SS S TS STS
6. Saya langsung cemas, ketika tahu gerakan tari yang
diajarkan sangat sulit SS S TS STS
7. Saya tidak bisa tersenyum ketika menari, saat grogi
menghadapi banyak penonton SS S TS STS
8. Perut saya terasa mulas, saat mengetahui saya
menjadi salah satu penari pembuka dalam sebuah
pertunjukkan
SS S TS STS
9. Walau saya sedang banyak masalah, saya tetap
menari dengan baik sampai akhir pertunjukkan SS S TS STS
10. Saya tetap tenang, meski salah satu lampu tiba-tiba
padam saat dilakukannya pertunjukkan SS S TS STS
11. Saya tidak sampai menggigit bibir saat menari,
ketika saya kecewa karena pasangan menari sya
salah melakukan gerakan
SS S TS STS
12. Saya tetap tersenyum ketika menari, walau saya
grogi menghadapi banyak penonton SS S TS STS
13. Saya tidak sampai berkeringat dingin, saat tahu
bahwa saya menjadi penari pembuka dalam sebuah
pertunjukkan
SS S TS STS
14. Saya tidak dapat mengikuti gerakan tari yang sulit SS S TS STS
15. Saya langsung takut menjadi terpengaruh, bila ada
teman satu kelompok yang salah melakukan gerakan SS S TS STS
16. Telapak tangan saya menjadi dingin, saat saya SS S TS STS
83
mendapatkan posisi menari terdepan
17. Saya masih dapat mengingat gerakan tari, meski
banyak masalah yang saya pikirkan diluar masalah
menari
SS S TS STS
18. Saya mampu untuk tidak marah kepada teman-teman
yang mengganggu saya menari SS S TS STS
19. Muka saya tidak sampai pucat pasi saat menari,
ketika saya terkejut melihat penonton dalam jumlah
banyak
SS S TS STS
20. Saya tetap akan melakukan “srisig” sampai ke dalam
panggung,meski saya bingung karena “gendhing”
tari sudah berhenti di tengah panggung
SS S TS STS
21. Perut saya tidak mulas, bila saya salah melakukan
suatu gerakan dalam pertunjukkan SS S TS STS
22. Saya tidak dapat mengikuti suatu proses belajar
menari, ketika teman-teman mengganggu saya SS S TS STS
23. Saya langsung cemas bila salahsatu properti menari
saya jatuh SS S TS STS
24. Saya akan berhenti “srisig” dan berjalan biasa ke
dalam panggung, saat “gendhing” tari berhenti ketika
saya masih di tengah panggung
SS S TS STS
25. Badan saya akan terasa demam, bila saya cemas
memikirkan gerakan tersulit dalam tarian yang harus
saya lakukan
SS S TS STS
26. Saya mampu untuk mencari gerakan lain, ketika
property yang mendukung gerakan terjatuh SS S TS STS
STS27. Saya tidak akan larut dalam kesedihan ketika menari
di atas pentas, meski menghadapi banyak masalah SS S TS
28. Saya tetap bisa menari seirama dengan alunan
gamelan, meski saya tidak nyaman dengan pakaian SS S TS STS
84
yang saya kenakan saat menari
29. Kepala saya tidak sampai pening, saat harus
menghadapi banyak penonton SS S TS STS
30. Saya bingung ketika salah satu property menari saya
terjatuh SS S TS STS
31. Saya menjadi takut menari, bila teman-
temanmengkritik gerakantari saya SS S TS STS
32. Saya akan melirik gerakan teman didekat saya, saat
saya takut gerakan saya tidak selaras dengan
gamelan
SS S TS STS
33. Perut saya akan terasa mulas, bila saya lupa salah
satu gerakan tari saat diatas pentas SS S TS STS
34. Saya sangat menghargai perbedaan, ketika orang
berpendapat berbeda mengenai konsep gerakan tari
yang bagus
SS S TS STS
35. Saya tidak takut, ketika menghadapi banyak
penonton yang memiliki keahlian menari SS S TS STS
36. Saya tidak cemberut, ketika saya tahu bahwa properti
menari yang saya gunakan tiba-tiba terjatuh SS S TS STS
37. Tangan saya tidak sampai berkeringat dingin, saat
keris yang saya akan saya gunakan untuk menari
terjatuh
SS S TS STS
38. Saya menjadi tidak berkonsentrasi, ketika teman
menilai gerakan saya jelek SS S TS STS
39. Muka saya akan pucat saat menari, ketika saya
terkejut melihat penonton dalam jumlah banyak SS S TS STS
40. Saya akan langsung mengambil begitu saja keris
yang terjatuh saat menari, karena saya sudah
terlanjur malu saat diatas pentas
SS S TS STS
41. Badan saya akan gemetaran, bila saya menghadapi SS S TS STS
85
banyak penonton
42. Meski teman menilai gerakan menari saya jelek, saya
tidak terpengaruh asalkan gerakan saya sesuai
dengan gerakan yang diajarkan guru
SS S TS STS
43. Saya mampu untuk tidak cemas, ketika ada teman
yang melakukan kesalahan gerak dalam pementasan
tari berkelompok
SS S TS STS
44. Badan saya tidak panas dingin,saat kaset yang saya
gunakan untuk menari mengalami gangguan teknis SS S TS STS
45. Saya akan langsung berkeringat dingin, bila salah
satu teman melakukan kesalahan gerak saat di pentas SS S TS STS
46. Saya tetap tenang sampai akhir pertunjukkan, meski
takut karena penonton membuat keributan SS S TS STS
47. Badan saya berkeringat dingin, bila salah satu
properti tari yang digunakan terjatuh SS S TS STS
48. Saya tidak cemas, meski “sampur” saya terjatuh SS S TS STS
Mohon dicek kembali, sehingga tidak ada pernyataan yang
terlewatkan. Terimakasih………….
89
Data Penelitian Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 S1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 S2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 S3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 S4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 S5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 S6 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S8 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 S9 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 S10 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 S11 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 S12 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 S13 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 S14 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 S15 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 S16 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 3 3 S17 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 S18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 S19 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 S20 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 S21 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 S22 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 S23 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 S24 3 3 4 2 3 1 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 S25 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 S26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 S27 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 S28 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 S29 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 S30 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 S31 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 S32 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 S33 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 S34 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 S36 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S37 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 S38 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 S39 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 S40 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3
90
S41 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 S42 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 S43 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 S44 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 S45 1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S46 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 S47 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 S48 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 S49 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 3 S50 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 S51 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3
91
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 383 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
92
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3
93
39 40 41 42 43 44 45 46 47 483 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4
94
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 4 4 1 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
95
Subjek Pikiran Rasa Psikomotorik Fisiologis Kendali Emosi
Kompetensi Menari
S1 33 37 39 39 148 77.3 S2 40 41 42 42 165 80.8 S3 42 44 46 51 183 75.8 S4 31 34 35 34 134 72.5 S5 36 38 38 42 154 73.8 S6 26 35 36 37 134 75.6 S7 33 36 35 39 143 77.5 S8 36 43 47 40 166 73.4 S9 34 37 35 38 144 73.1
S10 31 35 34 39 139 72.3 S11 37 38 40 44 159 76.2 S12 36 35 39 45 155 76.3 S13 33 34 32 38 137 73.2 S14 40 47 48 48 183 75.0 S15 34 37 42 43 156 75.4 S16 38 44 39 45 166 76.2 S17 36 41 44 42 163 75.3 S18 37 39 39 40 155 75.8 S19 36 40 38 40 154 76.2 S20 36 43 43 41 163 75.3 S21 33 40 40 40 153 73.0 S22 30 35 36 37 138 71.5 S23 39 37 36 39 151 72.9 S24 34 32 39 35 140 73.2 S25 35 38 37 38 148 72.4 S26 35 39 40 39 153 74.2 S27 39 44 42 45 170 76.8 S28 40 46 45 49 180 77.7 S29 30 32 37 37 136 71.4 S30 33 36 36 40 145 75.2 S31 36 37 39 35 147 73.6 S32 37 41 42 45 165 79.5 S33 41 42 43 48 174 71.5 S34 34 33 35 39 141 72.7 S35 44 48 48 52 192 76.6
96
S36 34 38 39 39 150 76.3
S37 40 45 43 47 175 75.2 S38 39 39 41 45 164 76.3 S39 35 34 37 41 147 73.9 S40 44 30 42 35 151 73.0 S41 40 48 46 52 186 78.4 S42 25 30 30 31 116 72.3 S43 35 40 42 41 158 76.2 S44 39 43 42 47 171 73.7 S45 30 31 35 37 133 72.4 S46 33 38 43 43 157 74.6 S47 39 41 39 46 165 74.4 S48 31 36 37 34 138 71.7 S49 30 36 34 40 140 76.5 S50 34 33 39 39 145 74.0 S51 35 35 35 39 144 76.2
97
Statistik Deskriptif dan Tabel Frekuensi
Kendali Emosi
Kompetensi Menari
N Valid 51 51
Missing 0 0
Mean 154.39 74.790
Std. Error of Mean 2.210 .2977
Median 153.00 75.000
Std. Deviation 15.785 2.1257
Variance 249.163 4.519
Skewness .315 .471
Std. Error of Skewness .333 .333
Kurtosis -.049 .031
Std. Error of Kurtosis .656 .656
Range 76 9.4
Minimum 116 71.4
Maximum 192 80.8
Percentiles 10 136.20 72.300
25 143.00 73.000
50 153.00 75.000
75 165.00 76.200
90 179.00 77.460
98
Deskriptif Kendali Emosi
Statistic
Std.
Error
Mean 154.39 2.210 Lower Bound 149.95 95%
Confidence Interval for Mean
Upper Bound 158.83
5% Trimmed Mean 154.09 Median 153.00 Variance 249.163 Std. Deviation 15.785 Minimum 116 Maximum 192 Range 76 Interquartile Range 22 Skewness .315 .333
Kendali Emosi
Kurtosis -.049 .656 Descriptif Kompetensi Menari
StatisticStd. Error
Mean 74.790 .2977 Lower Bound 74.192 95%
Confidence Interval for Mean
Upper Bound 75.388
5% Trimmed Mean 74.698 Median 75.000 Variance 4.519 Std. Deviation 2.1257 Minimum 71.4 Maximum 80.8 Range 9.4 Interquartile Range 3.2 Skewness .471 .333
KompetensiMenari
Kurtosis .031 .656
99
Kendali Emosi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 116 1 2.0 2.0 2.0 133 1 2.0 2.0 3.9 134 2 3.9 3.9 7.8 136 1 2.0 2.0 9.8 137 1 2.0 2.0 11.8 138 2 3.9 3.9 15.7 139 1 2.0 2.0 17.6 140 2 3.9 3.9 21.6 141 1 2.0 2.0 23.5 143 1 2.0 2.0 25.5 144 2 3.9 3.9 29.4 145 2 3.9 3.9 33.3 147 2 3.9 3.9 37.3 148 2 3.9 3.9 41.2 150 1 2.0 2.0 43.1 151 2 3.9 3.9 47.1 153 2 3.9 3.9 51.0 154 2 3.9 3.9 54.9 155 2 3.9 3.9 58.8 156 1 2.0 2.0 60.8 157 1 2.0 2.0 62.7 158 1 2.0 2.0 64.7 159 1 2.0 2.0 66.7 163 2 3.9 3.9 70.6 164 1 2.0 2.0 72.5 165 3 5.9 5.9 78.4 166 2 3.9 3.9 82.4 170 1 2.0 2.0 84.3 171 1 2.0 2.0 86.3 174 1 2.0 2.0 88.2 175 1 2.0 2.0 90.2 180 1 2.0 2.0 92.2 183 2 3.9 3.9 96.1 186 1 2.0 2.0 98.0 192 1 2.0 2.0 100.0 Total 51 100.0 100.0
100
Kompetensi Menari
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 71.4 1 2.0 2.0 2.0 71.5 2 3.9 3.9 5.9 71.7 1 2.0 2.0 7.8 72.3 2 3.9 3.9 11.8 72.4 2 3.9 3.9 15.7 72.5 1 2.0 2.0 17.6 72.7 1 2.0 2.0 19.6 72.9 1 2.0 2.0 21.6 73.0 2 3.9 3.9 25.5 73.1 1 2.0 2.0 27.5 73.2 2 3.9 3.9 31.4 73.4 1 2.0 2.0 33.3 73.6 1 2.0 2.0 35.3 73.7 1 2.0 2.0 37.3 73.8 1 2.0 2.0 39.2 73.9 1 2.0 2.0 41.2 74.0 1 2.0 2.0 43.1 74.2 1 2.0 2.0 45.1 74.4 1 2.0 2.0 47.1 74.6 1 2.0 2.0 49.0 75.0 1 2.0 2.0 51.0 75.2 2 3.9 3.9 54.9 75.3 2 3.9 3.9 58.8 75.4 1 2.0 2.0 60.8 75.6 1 2.0 2.0 62.7 75.8 2 3.9 3.9 66.7 76.2 5 9.8 9.8 76.5 76.3 3 5.9 5.9 82.4 76.5 1 2.0 2.0 84.3 76.6 1 2.0 2.0 86.3 76.8 1 2.0 2.0 88.2 77.3 1 2.0 2.0 90.2 77.5 1 2.0 2.0 92.2 77.7 1 2.0 2.0 94.1 78.4 1 2.0 2.0 96.1 79.5 1 2.0 2.0 98.0 80.8 1 2.0 2.0 100.0 Total 51 100.0 100.0
101
Frekuensi Kendali Emosi
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Sangat rendah 4 7,8% 7,8% 7,8%
Rendah 8 15,7% 15,7% 23,5%
Sedang 10 19,6% 19,6% 43,1%
Tinggi 15 29,4% 29,4% 72,5%
Sangat tinggi 24 27,5% 27,5% 100%
Frekuensi Kompetensi Menari
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Sangat rendah 4% 7,8% 7,8% 7,8%
Rendah 7% 13,7% 13,7% 21,5%
Sedang 14% 27,5% 27,5% 49%
Tinggi 9% 17,6% 17,6% 66,6%
Sangat tinggi 17% 33,4% 33,4% 100%
Uji Normalitas dan Linearitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kendali Emosi KompetensiMenari
N 51 51
Normal Parameters(a,b) Mean 154.39 74.790
Std.Deviation 15.785 2.1257
Most Extreme Differences
Absolute .073 .087
Positive .073 .087
Negative -.068 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .520 .618
Asymp. Sig. (2-tailed) .949 .840
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
102
ANOVA
Independent variable: Kendali Emosi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups
(Combined) 9334.190 36 259.283 1.162 .396
Linear Term Weighted 3044.071 1 3044.071 13.642 .002
Deviation 6290.119 35 179.718 .805 .709
Within Groups 3123.967 14 223.140
Total 12458.157 50
Dependent Variable: Kompetensi Menari
103
104
Diagram Linearitas
Hubungan Antara Kendali Emosi dan Kompetensi Menari Pada Penari Tari
Jawa di SMK Negeri 8 Surakarta
70.0
72.0
74.0
76.0
78.0
80.0
82.0
120 140 160 180 200
Kendali_Emosi
ObservedLinear
Kompetensi_Menari
105
Korelasi Kendali Emosi dan Kompetensi Menari
Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N
Kendali Emosi 154.39 15.785 51
Kompetensi Menari 74.790 2.1257 51
Correlations
Kendali Emosi
Kompetensi Menari
Kendali Emosi
Pearson Correlation 1 .494(**)
Sig. (1-tailed) . .000
N 51 51KompetensiMenari
Pearson Correlation .494(**) 1
Sig. (1-tailed) .000 .
N 51 51** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Uji Korelasi Tiap Aspek Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pikiran 35.45 4.071 51
Rasa 38.33 4.585 51
Psikomotorik 39.41 4.100 51
Fisiologis 41.20 4.771 51
KE 154.39 15.785 51
KomMen 74.790 2.1257 51
Korelasi Antar Aspek
Pikiran Rasa Psikomotorik Fisiologis Kendali EmosiKompetensi
Menari Pikiran Pearson
Correlation 1 .664(**) .735(**) .720(**) .859(**) .419(**)
Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000 .000 .001 N 51 51 51 51 51 51Rasa Pearson
Correlation .664(**) 1 .787(**) .832(**) .917(**) .458(**)
Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .0005 N 51 51 51 51 51 51Psikomotorik
Pearson Correlation .735(**) .787(**) 1 .734(**) .900(**) .425(**)
Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000 .000 .001 N 51 51 51 51 51 51Fisiologis
Pearson Correlation .720(**) .832(**) .734(**) 1 .920(**) .474(**)
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 . .000 .000 N 51 51 51 51 51 51KE Pearson
Correlation .859(**) .917(**) .900(**) .920(**) 1 .494(**)
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 . .000 N 51 51 51 51 51 51KomMen
Pearson Correlation .419(**) .458(**) .425(**) .474(**) .494(**) 1
Sig. (1-tailed) .001 .0005 .001 .000 .000 . N 51 51 51 51 51 51
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
106
107
Nilai Rata-rata Kompetensi Menari Kelas II Subjek Jumlah Rata-rata
Semester I Jumlah Rata-rata
Semester II Jumlah Rata-rata
Kompetensi Menari S1 78.6 75.8 77.3 S2 79.8 81.8 80.8 S3 76 75.5 75.8 S4 72 73.2 72.5 S5 74 73.6 73.8 S6 75 76.3 75.6 S7 77.4 77.6 77.5 S8 71.6 75.5 73.4 S9 72.6 73.7 73.1 S10 73.2 73 72.3 S11 77.5 75 76.2 S12 75.6 77.2 76.3 S13 73.5 72.8 73.2 S14 75.3 74.7 75.0 S15 75.8 74.8 75.4 S16 75.7 76.8 76.2 S17 76 74.5 75.3 S18 75.1 76.6 75.8 S19 75.3 77 76.2 S20 76.2 74.6 75.3 S21 73.3 72.7 73.0 S22 71 72.2 71.5 S23 72.7 73.2 72.9 S24 73.5 72.8 73.2 S25 72.1 72.6 72.4 S26 74 74.5 74.2 S27 76.5 75 76.8 S28 78.3 77.1 77.7 S29 70.8 71.9 71.4 S30 75 75.5 75.2 S31 74.3 72.5 73.6 S32 80 78 79.5 S33 71 72.2 71.5 S34 72 73.3 72.7 S35 76.1 77.2 76.6 S36 76.1 76.5 76.3 S37 74.9 75.7 75.2 S38 76.3 76.3 76.3 S39 73.1 72.8 73.9 S40 74.9 73.1 73.0 S41 77.9 78.8 78.4
107
S42 72.8 71.7 72.3 S43 76.7 75.6 76.2 S44 73.4 74 73.7 S45 73.1 71.7 72.4 S46 73.1 75 74.6 S47 75.1 73.5 74.4 S48 72.5 70.9 71.7 S49 76.1 76.8 76.5 S50 74.8 73.2 74.0 S51 76.4 76 76.2