HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING...

158
i HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING TEST) dengan AKTIVITAS FISIK, STATUS GIZI, ASUPAN NUTRISI, STATUS KESEHATAN dan PERILAKU MEROKOK PADA CALON JAMAAH HAJI di DESA MOJOSARI Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Saudail Ghomim NIM. 11141030000026 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

i

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE

WALKING TEST) dengan AKTIVITAS FISIK, STATUS

GIZI, ASUPAN NUTRISI, STATUS KESEHATAN dan

PERILAKU MEROKOK PADA CALON JAMAAH

HAJI di DESA MOJOSARI

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Saudail Ghomim

NIM. 11141030000026

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

iii

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING TEST)

dengan AKTIVITAS FISIK, STATUS GIZI, ASUPAN NUTRISI, STATUS

KESEHATAN dan PERILAKU MEROKOK PADA CALON JAMAAH

HAJI di DESA MOJOSARI

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Oleh

Saudail Ghomim

NIM. 11141030000026

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. KFR

NIP. 19620720 199003 1 002

dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD

NIP. 19720717 200501 2 003

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudul Hubungan Antara Kebugaran (Six Minute

Walking Test) dengan Aktivitas Fisik, Status Gizi, Asupan Nutrisi, Status

Kesehatan dan Perilaku Merokok Pada Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari yang diajukan oleh Saudail Ghomim (NIM 11141030000026), telah diujikan

dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 20

Oktober 2017. Laporan penelitian ini telah diperbaiki sesuai dengan masukan dan

saran penguji, serta telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Ciputat, Oktober 2017

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR

NIP. 19620720 199003 1 002

Pembimbing 1

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. KFR

NIP. 19620720 199003 1 002

Pembimbing 2

dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD

NIP. 19720717 200501 2 003

Penguji 1

dr. Fika Ekayanti,M. Med. Ed

NIP.19790130 200604 2 001

Penguji 2

dr. M. Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK

NIP. 19450517 197109 1 001

Pimpinan Fakultas

Dekan FKIK UIN Jakarta

Prof. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes

NIP. 19650808 198803 1 002

Kaprodi PSKPD UIN Jakarta

dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, FACS, PhD

NIP. 19721103 200604 1 001

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.,

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Segala puji bagi Allah Swt Rob Pencipta alam semesta yang telah melimpahkan

segala nikmat rahmat, hidayah, dan petunjukNya sampai akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Hubungan Kebugaran (Six

Minute Walking Test) dengan Aktivitas Fisik, Status Gizi, Asupan Nutrisi, Status

Kesehatan dan Perilaku Merokok pada Calon Jamaah Haji di desa Mojosari.

Ucapan doa dan terima kasih penulis sampaikan untuk orang-orang yang telah

berperan besar dan mendorong terselesaikannya penyusunan skripsi ini,

khususnya kepada :

1. Orang tua tercinta, yang selalu dan senantiasa memberikan kasih sayang,

nasihat agar tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan doa- doa

yang selalu dipanjatkan untuk kebaikan dan kesuksesan penulis dan

dukungan baik moril maupun materil.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R dan dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD,

selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dari awal hingga akhir penulisan laporan skripsi ini.

3. Kementerian Agama Republik Indonesia selaku penyedia program

beasiswa santri berprestasi (PBSB).

4. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Chris Adhiyanto, S.Si, M.Biomed, PhD selaku Penanggung Jawab Riset

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2014 yang telah

memberikan dukungan untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.

7. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia ikut serta dalam

penelitian ini.

8. Anik Alfiyani, Nisa Uzlifatul Jannah, Mufidatun Nafisah, Irfany Fauziyah

Samad selaku teman seperjuangan dalam penelitian ini yang telah

berjuang bersama dan memberi dukungan untuk menyelesaikan laporan

penelitian ini.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

vi

9. Teman-teman dan keluarga besar CSSMoRA, khususnya CSSMoRA UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan dukungan dalam

pengerjaan laporan penelitian ini.

10. Teman-teman Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan

2014 yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan

laporan penelitian ini.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik

secara langsung maupun tidak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

laporan penelitian ini agar ke depannya dapat jauh lebih baik. Besar harapan

penulis bahwa laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak. Semoga penelitian yang telah dilakukan ini menghasilkan ilmu yang

diberkahi dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, Oktober 2017

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

vii

ABSTRAK

Saudail Ghomim. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Penilaian

Tingkat Kebugaran Dengan Six Minutes Walking Test dan faktor- faktor

yang Mempengaruhinya pada Calon Jamaah Haji di desa Mojosari. 2017.

Latar Belakang: Ibadah haji merupakan ibadah fisik, selain itu ketika

menunaikan ibadah haji calon jamaah haji juga akan dihadapkan pada matra dan

suhu yang ekstrem, sehingga memerlukan kebugaran, dan kebugaran sendiri

merupakan salah satu istitha’ah (mampu) kesehatan dalam haji. Banyak faktor

yang dapat memengaruhi tingkat kebugaran. Tujuan: untuk mengetahui

hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status gizi, asupan nutrisi,

status kesehatan dan perilaku merokok pada calon jamaah haji di desa Mojosari

Metode: penelitian ini bersifat analitik korelatif dengan desain potong lintang,

dengan jumlah sampel (N= 42). Pengambilan data pada penelitian ini dengan tes

uji jalan 6 menit, kuesioner aktivitas fisik (IPAQ), food recall, kuesioner riwayat

DM, hipertensi serta pengukuran kadar gula darah dan tekanan darah, pengukuran

tinggi badan dan berat badan serta kuesioner tentang status merokok. Hasil

menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kebugaran adalah aktivitas

fisik dengan (P= 0,002) dan kekuatan hubungan sedang yaitu (r = 0,469). Adapun

variabel yang tidak berhubungan dengan tingkat kebugaran adalah status gizi,

asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, asupan vitamin A, asupan

vitamin B1, asupan besi, status kesehatan (riwayat hipertensi dan Diabetes

Millitus) dan status merokok.

Kata kunci: kebugaran, calon jamaah haji, uji jalan 6 menit.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

viii

ABSTRACT

Saudail Ghomim. Medical Study Program and Doctor Profession.

Correlation Fitness (Six Minute Walking Test) with Physical Activity,

Nutritional Status, Nutrition Intake, Health Status and Smoking Status of

candidate Hajj Pilgrims in Mojosari Village. 2017.

Background: Hajj is a physical worship, besides that when performing

pilgrimage,pilgrims will also be faced with dimension and extreme temperature,

so it requires fitness, and fitness itself is one of istitha'ah (capable) health in Hajj.

Many factors can affect your fitness level. Objective: To know the correlation

between fitness with physical activity, nutritional status, nutritional intake, health

status and smoking behavior in prospective pilgrims in Mojosari village Method:

This study is correlative analytic with cross sectional design, with the number of

samples (N = 42). Data were collected in this study with 6-minute walking test,

physical activity questionnaire (IPAQ), food recall, DM history questionnaire,

hypertension history questionnaire and blood glucose and blood pressure

measurement, height and weight measurement and questionnaire about smoking

status. The results showed that fitness-related factors were physical activity with

(P = 0.002) and moderate strength (r = 0.469). The variables that are not related to

fitness are nutritional status, carbohydrate intake, protein intake, fat intake,

vitamin A intake, vitamin B1 intake, iron intake, health status (history of

hypertension and Diabetes Millitus) and smoking status.

Keywords: fitness, hajj pilgrims, road test 6 minutes.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.3. Hipotesis ....................................................................................................... 5

1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 5

1.4.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 5

1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

1.5.1. Manfaat bagi Calon Jamaah Haji .......................................................... 6

1.5.2. Manfaat bagi Kantor Urusan Agama Sedan ......................................... 6

1.5.3. Manfaat bagi Peneliti ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7

2.1. Landasan Teori ............................................................................................. 7

2.1.1. Mekanisme Pembentukan Energi ....................................................... 7

2.1.2. Kebugaran ........................................................................................ 13

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

x

2.1.2.1 Pengertian Kebugaran ................................................................. 13

2.1.2.2. Jenis Kebugaran ......................................................................... 14

2.1.2.3. Klasifikasi Kebugaran ................................................................ 15

2.1.2.4. Komponen Kebugaran ............................................................... 16

2.1.2.5. Pengukuran Kebugaran .............................................................. 22

2.1.3. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Kebugaran ................................ 27

2.1.3.1. Usia ........................................................................................... 27

2.1.3.2. Jenis Kelamin ........................................................................... 28

2.1.3.3. Genetik ..................................................................................... 29

2.1.3.4. Aktivitas Fisik .......................................................................... 29

2.1.3.5. Status Gizi ................................................................................ 32

2.1.3.6. Asupan Gizi .............................................................................. 36

2.1.3.7. Status Kesehatan ....................................................................... 45

2.1.3.8. Perilaku Merokok ..................................................................... 45

2.1.3.9. Kapasitas Vital Paru ................................................................. 46

2.1.4. Ritual Haji ........................................................................................ 47

2.1.4.1. Pengertian Haji ......................................................................... 47

2.1.4.2. Dasar Hukum Haji .................................................................... 47

2.1.4.3. Syarat- Syarat Haji ................................................................... 47

2.1.4.4. Rukun Haji ................................................................................ 48

2.1.4.5. Wajib Haji ................................................................................ 50

2.1.5. Calon Jamaah Haji ........................................................................... 51

2.2. Kerangka Teori ............................................................................................ 52

2.3. Kerangka Konsep ........................................................................................ 53

2.4. Definisi Operasional .................................................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 58

3.1. Desain Penelitian ......................................................................................... 58

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 58

. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 58

3.3.1. Populasi Sampel ............................................................................... 58

3.3.2. Sampel Penelitian ............................................................................. 58

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xi

3.4. Besar Sampel ............................................................................................... 59

3.5. Kriteria Pemilihan Sampel .......................................................................... 60

3.5.1. Kriteria Inklusi ................................................................................. 60

3.5.2. Kriteria Eksklusi .............................................................................. 60

3.6. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 60

3.6.1 Sumber Data Primer ......................................................................... 60

3.6.2 Instrumen Penelitian .......................................................................... 61

3.6.3 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 61

3.7. Alur Penelitian ............................................................................................. 65

3.8. Manajemen Data .......................................................................................... 65

3.9. Analisis Data ............................................................................................... 66

3.9.1. Analisis Univariat............................................................................. 66

3.9.2. AnalisisBivariat ................................................................................ 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 68

4.1 Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................... 68

4.2 Karakteristik Responden .............................................................................. 71

4.3 Hasil Penetitian dan Pembahasan ................................................................. 72

4.3.1 Gambaran Kebugaran Calon Jamaah Haji di desa Mojosari .................... 72

4.3.2 Gambaran Aktivitas Fisik Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ............ 73

4.3.3 Gambaran Status Gizi Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ................... 74

4.3.4 Gambaran Asupan Karbohidrat Calon Jamaah Haji di desa Mojosari .... 74

4.3.5 Gambaran Asupan Protein Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ........... 75

4.3.6 Gambaran Asupan Lemak Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ............ 76

4.3.7 Gambaran Asupan Vit. A Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ............. 77

4.3.8 Gambaran Asupan Vit. B1 Jamaah Haji di desa Mojosari ...................... 77

4.3.9 Gambaran Asupan Besi Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ............... 78

4.3.10 Gambaran Riwayat DM Calon Jamaah Haji di desa Mojosari .............. 78

4.3.11 Gambaran Riwayat Hipertensi Calon Jamaah Haji di desa Mojosari .... 79

4.3.12 Gambaran Status Merokok Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ..... 80

4.3.13 Hubungan Antara Kebugaran dengan Aktivitas Fisik ............................ 80

4.3.14 Hubungan Antara Kebugaran dengan Status Gizi ................................. 83

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xii

4.3.15 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Karbohidrat ................... 85

4.3.16 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Protein ........................... 86

4.3.17 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Lemak ........................... 89

4.3.18 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Vit. A ............................ 90

4.3.19 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Vit. B1 .......................... 92

4.3.20 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Besi ............................... 94

4.3.21 Hubungan Antara Kebugaran dengan riwayat DM ................................ 96

4.3.22 Hubungan Antara Kebugaran dengan riwayat Hipertensi ...................... 97

4.3.23 Hubungan Antara Kebugaran dengan Status Merokok .......................... 98

4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 102

5.1. Simpulan .................................................................................................... 102

5.2. Saran ......................................................................................................... 104

5.2.1 Saran Bagi KUA Sedan ........................................................................ 104

5.2.2 Saran Bagi Calon Jamaah Haji .............................................................. 104

5.2.3 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 106

LAMPIRAN ........................................................................................................ 116

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Glikolisis .................................................................................. 8

Gambar 2.2. Proses Dekarboksilasi Oksidatif.......................................................... 9

Gambar 2.3. Siklus Krebs ..................................................................................... 10

Gambar 2.4. Mekanisme kemiosmotik mitokondriadan fosforilasi oksidatif ....... 12

Gambar 2.5. Struktur Otot ..................................................................................... 18

Gambar 2.6. Mekanisme Kontraksi Otot .............................................................. 19

Gambar 2.7. Jenis Kontraksi ................................................................................. 21

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Kebugaran Jasmani Berdasarkan Konsumsi Oksigen (VO2

maks) ...................................................................................................................... 26

Tabel 2.2 Kategori Kebugaran Jasmani Berdasarkan Uji Jalan 6 Menit ............... 27

Tabel 2.3 Klasifikasi BMI untuk Asia Pasifik ...................................................... 33

Tabel 2.4 Fungsi Vitamin, Mineral dan Mikronutrien ........................................... 40

Tabel 2.5 Angka Kecukupan Gizi Dewasa 2004 ................................................... 44

Tabel 2.6 Definisi Operasional .............................................................................. 54

Tabel 4.1 Karakteristik Responden. ....................................................................... 71

Tabel 4.2 Gambaran Kebugaran Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ................. 72

Tabel 4.3 Gambaran Aktivitas Fisik Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ........... 73

Tabel 4.4 Gambaran Status Gizi Calon Jamaah Haji di desa Mojosari.. ............... 74

Tabel 4.5 Gambaran Asupan Karbohidrat Calon Jamaah Haji di desa Mojosari 74

Tabel 4.6 Gambaran Asupan Protein Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ......... 75

Tabel 4.7 Gambaran Asupan Lemak Calon Jamaah Haji di desa Mojosari........... 76

Tabel 4.8 Gambaran Asupan Vit. A Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ........... 77

Tabel 4.9 Gambaran Asupan Vit. B1 Jamaah Haji di desa Mojosari ................... 77

Tabel 4.10 Gambaran Asupan Besi Calon Jamaah Haji di desa Mojosari............. 78

Tabel 4.10 Gambaran riwayat DM Calon Jamaah Haji di desa Mojosari. ............ 78

Tabel 4.10 Gambaran riwayat hipertensi Calon Jamaah Haji di desa Mojosari. ... 79

Tabel 4.11 Gambaran Status Merokok Calon Jamaah Haji di desa Mojosari ...... 80

Tabel 4.12 Hubungan Antara Kebugaran dengan Aktivitas Fisik ........................ 80

Tabel 4.13 Hubungan Antara Kebugaran dengan Status Gizi .............................. 83

Tabel 4.14 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Karbohidrat ............... 85

Tabel 4.15 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Protein ....................... 86

Tabel 4.16 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Lemak. ........................ 89

Tabel 4.17 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Vit. A .......................... 90

Tabel 4.18 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Vit. B1 ........................ 92

Tabel 4.19 Hubungan Antara Kebugaran dengan Asupan Besi ............................ 94

Tabel 4.19 Hubungan Antara Kebugaran dengan riwayat DM ............................. 96

Tabel 4.19 Hubungan Antara Kebugaran dengan riwayat Hipertensi .................. 97

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xv

Tabel 4.20 Hubungan Antara Kebugaran dengan Status Merokok ...................... 98

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ACSM American Collage Sport Medicine

ADP Adenosisn Difosfat

AKG Angka Kecukupan Gizi

ATP Adenosin Trifosfat

ATPase Adenosis Trifosfatase

BB Berat Badan

BIA Bioelectrical Impedence Analiyes

BPD Blood Pressure Diastolic

bpm Beats Pee Minute

BPS Blood Pressure Sistolic

Ca Calsium

CT- Scan Computerized Tomography Scanner

CVD Cardiovascular Disease

DepKes Departemen Kesehatan

DM Diabetus Millitus

Fe Ferrum

FT Fast Twitch

HDL High Density Lipoprotein

HR Heart Rate

IMA Infarc Miocard Akut

IMT Indeks Massa Tubuh

IPAQ International Physical Activity Questionnaire

LDL Low Density Lipoprotein

MENKES Menteri Kesehatan

MET Metabolic Equivalent

Mn Mangan

NO Nitric Oxide

PAR-Q Physical Activity Readiness- Questionnaire

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xvii

Pcfr Phosphocreatine

RE Retinol Ekivalen

RI Republik Indonesia

RMR Resting Metabolic Rate

SDA Specific Dynamic Action

ST Slow Twitch

TB Tinggi Badan

TPP Tiamin Pirofosfat

TTP Tiamin Trifosfat

TV Televisi

UAP Unstable Angina Pectoralis

URT Ukuran Rumah Tangga

USG Ultrasonografi

UU Undang- Undang

VO2 Maks Volume Oksigen Maaksimal

WHO World Health Organization

Zn Zinc

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xviii

DAFTAR BAGAN

2.2 Kerangka Teori................................................................................................. 52

2.3 Kerangka Konsep ............................................................................................ 53

3.6.3 Alur Pengukuan Kebugaran dengan Uji Jalan 6 Menit ................................. 63

3.7 Alur Penelitian ................................................................................................. 65

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Etik Penelitian ......................................................................... 116

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent) ...................... 117

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ........................................................................ 120

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 127

Lampiran 4. Hasil Analisis Univariat................................................................... 127

Lampiran 4. Hasil Analisis Bivariat ..................................................................... 131

Lampiran 5. Riwayat Hidup Peneliti .................................................................... 134

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ................................................................... 135

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima, yang wajib dilaksanakan

oleh umat islam yang istitha‟ah (mampu) sebagaimana firman Allah swt dalam al

Qur‟an surah Ali Imran ayat 97 “ Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia

terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke

Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesunguhnya Allah

Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”. Istitha‟ah (mampu)

yang dimaksudkan dalam ayat tersebut meliputi mampu dalam segi harta yaitu

mampu menyiapkan biaya pergi haji maupun bagi keluarga yang ditinggalkan.

Selain mampu dalam segi harta, juga harus mampu dalam keamanan artinya

mampu secara transportasi dan keamanan selama pergi dan pulang haji. Adapun

mampu yang ketiga adalah mampu dalam kesehatan, artinya mempunyai

kemampuan fisik, baik secara lahir batin. (1)

Amanat UU No.13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor

442/MENKES/SK/VI/2009 tentang pedoman penyelenggaraan haji dan

Permenkes No. 15 Tahun 2016 Tentang Istitha‟ah Kesehatan Jemaah Haji yang

secara garis besar berisikan pengaturan istitha‟ah kesehatan haji.(2),(3),(4) Maka

pemerintah membuat pedoman teknis melalui kantor pusat kesehatan haji dengan

tujuan terselenggaranya pemeriksaan kesehatan, pembinaan, pemeliharaan,

perawatan dan perlindungan kesehatan jemaah haji sehingga dapat menunaikan

ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama islam.(5) Hal tersebut dilakukan

karena ibadah haji merupakan ibadah yang menuntut kesiapan fisik, mental,

sosial dan spiritual, yang mana untuk rukun fi‟liyahnya (pekerjaan yang harus

dikerjakan) tidak boleh digantikan oleh orang lain. Adapun rukun haji yang

membutuhkan untuk berpindah lokasi seperti kegiatan , wukuf, thowaf ifadah,

sa‟i antara bukit safa dan marwah. Tawaf dilakukan 7 kali putaran mengelilingi

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

2

ka‟bah, lingkaran terdekat diperlukan kemampuan berjalan sebanyak 7 x 200

meter = 1400 meter. Sa‟i membutuhkan kemampuan berjalan dan berlari kecil

antara bukit safa dan marwah sebanyak 7 kali pulang balik dengan jarak 1 kali

perjalanan adalah 400 meter sehingga jarak yang ditempuh pada saat sa‟i 2800

meter. Total jarak yang harus ditempuh untuk thawaf dan sa‟i saja berkisar 4200

meter, belum termasuk perjalanan dari tempat tinggal pemondokan ke masjid.

Dengan kata lain setiap jamaah haji dituntut mampu berjalan sejauh ± 4,2 km.

Padahal masih ada kegiatan yang dilakukan jamaah haji diluar rukun haji seperti

berziarah ke tempat-tempat disekitar Makkah, diperkirakan jamaah haji harus

mampu berjalan kaki minimal sejauh 12 km. Selain itu ketika berhaji, calon

jamaah haji akan dihadapkan pada matra dan perbedaan suhu yang ekstrem antara

di Indonesia dan Saudi Arab serta kondisi dimana harus berdesak- desakan

dengan berjuta- juta umat muslim lainya yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Karena haji merupakan ibadah yang memerlukan aktivitas yang tinggi sehingga

dapat menurunkan tingkat kemampuan kebugaran kardiorespirasi dan

muskuloskeletal yang menyebabkan kelelahan. Sehingga setiap orang diharapkan

telah mempersiapkan diri sebelum berhaji, salah satunya dengan meningkatkan

status kebugaranya dengan meningkatkan aktivitas fisik, meningkatkan status

gizinya dengan menerapkan pola makan yang bergizi seimbang dan beragam,

menjaga status kesehatanya serta menghindari perilaku merokok. Kelelahan

dapat terjadi karena rendahnya tingkat kebugaran baik dari sistem

muskuloskeletal maupun sitem kardiorespirasi. Oleh karena itu diperlukan

kekuatan dan ketahanan fisik dalam menjalankan semua aktivitas rangkaian

ibadah haji sehingga bisa terwujud haji yang mabrur.(6) Salah satu cara untuk

mendapatkan ketahanan muskuloskeletal dan kardiorespirasi yaitu dengan

program latihan fisik yang kontinu.

Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas

sehari- hari tanpa menimbulkan kelelahan berarti dengan masih mempunyai

semangat dan energi untuk menikmati waktu luangnya serta dapat terhindar dari

berbagai penyakit akibat kurang aktivitas. Kebugaran sangat dipengaruhi oleh

aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran yang baik merupakan modal utama

seseorang untuk dapat melakukan aktivitas fisik secara berulang dalam waktu

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

3

yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.(7) Berdasarkan data

di Indonesia, hasil penelitian tingkat kebugaran penduduk perkotaan dengan

kategori kurang sebesar 57,6 %, ada 26,1% proporsi aktifitas fisik yang tergolong

kurang secara umum, 24,1% proporsi penduduk Indonesia yang berprilaku

sedentary life >6 jam per hari. (8) Berdasarkan data profil jamaah haji tahun

2013-2014 perbandingan kelompok usia adalah sebagai berikut : 1) usia <40

tahun sebesar 14% dan 15%, 2) usia 41- 50 tahun sebesar 28% dan 29 %, 3) usia

51- 60 tahun sebesar 34% dan 32%, 4) usia >60 tahun sebesar 24% dan 24%. Data

jumlah jamaah haji wafat berdasarkan kelompok umur pada tahun 2007-2008

berturut- turut yaitu kelompok usia <40 tahun (1,7% ; 9 %), kelompok usia 40-50

tahun (7,6% ; 7%), kelompok usia 51-60 tahun (23,2% ; 21,5%), kelompok usia

61- 70 tahun (35,7% ; 36,5%) dan kelompok usia >70 tahun (31,8% ; 33,9%).

Data epidemiologi jamaah haji indonesia tahun 2014 ada 5 penyebab utama

kematian jamaah haji indonesia antara lain, penyakit kardiovaskular (50%),

saluran pernafasan (16,67%), defesiensi nutrisi (11,11%) dan infeksi (5,56%).(9)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sumardjo, 2014 tentang tingkat kebugaran

calon jamaah haji ONH Plus dengan metode rockport didapatkan hasil bahwa

3,77% calon jamaah haji ONH Plus dengan kategori kebugaran baik, 52,83%

calon jamaah haji ONH Plus dengan kategori kebugaran cukup, 43,39 % calon

jamaah haji ONH Plus dengan kategori kebugaran kurang.(10) Kebugaran yang

kurang dapat menyebabkan kelelahan.

Terdapat berbagai metode dalam pengukuran tingkat kebugaran seseorang

yaitu metode langsung dan tidak langsung. Pengukuran langsung dilakukan

dengan pengukuran VO2 maks selama melakukan aktivitas fisik, contoh

pengukuran secara langsung bisa dengan tes treadmill dan tes ergometer sepeda.

(11) Adapun pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan prediksi melalui

detak jantung. Tes pengukuran tidak langsung terbagi atas 2 jenis yaitu tes naik

turun tangga dan tes lapangan. Tes naik turun tangga telah berkembang

diantaranya: tes Queen’s Collage Step Test, Canadian home fitness, Chester step

test, YMCA 3 minutes step test. Adapun tes lapangan diantaranya: tes Balke, tes

Cooper, Shuttle run test 20 m, Six minute walk test.(12)

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

4

Six minute walk test atau uji jalan 6 menit merupakan bentuk modifikasi

tes Balke, dengan cara mengukur panjang jarak yang ditempuh seseorang dalam

waktu 12 menit. Oleh Butland dkk, uji ini dimodifikasi menjadi uji jalan 6 menit

yang dinilai mempunyai nilai jarak tempuh terbaik dan berkorelasi dengan

kemampuan fungsional seseorang. Six minute walk test merupakan uji kerja

submaksimal yang menyerupai aktivitas fisik sehari- hari dan bagian dari protokol

test fitness lansia yang dirancang untuk menilai kebugaran para lansia dan tidak

memerlukan usaha yang berlebihan, sederhana, mampu laksana, relatif lebih aman

dan dapat memberikan indikasi objektif kemampuan fungsional dan toleransi

latihan karena jarak ambulasi diperlihatkan dalam hubungan dengan gejala yang

muncul akibat konsumsi oksigen yang terbatas. Tes ini merupakan salah satu

modalitas uji kerja yang sangat populer karena murah, mudah dilakukan, tidak

memerlukan alat canggih dan hasilnya mampu memberikan evaluasi objektif

kemampuan fungsional seseorang.(13),(14) Adapun yang dimaksud dengan

kemampuan fungsional merupakan kemampuan individu untuk menggunakan

kapasitas fisik yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan hidupnya, melakukan

aktivitas produktif serta melakukan interaksi dengan lingkungan dimana ia

berada.(6)

Berdasarkan uraian dan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan antara kebugaran dengan aktivitas fisik, status gizi,

asupan gizi, status kesehatan dan perilaku merokok pada calon jamaah haji di desa

Mojosari karena belum ada penelitian sebelumnya tentang kebugaran calon

jamaah haji di desa Mojosari dan melihat karakteristik calon jamaah haji

Indonesia dari tahun ke tahun yang beresiko tinggi terus menggalami peningkatan,

yaitu pada tahun 2017, 71% calon jamaah haji berusia >60 tahun. (15) Penelitian

ini dilakukan karena ingin mengetahui hubungan antara kebugaran dengan

aktivitas fisik, status gizi, asupan gizi, status kesehatan dan perilaku merokok

pada calon jamaah haji dan masih sedikit penelitian tentang tingkat kebugaran

calon jamaah haji dan faktor- faktor yang berhubungan, padahal kebugaran sangat

penting bagi calon jamaah haji sebagai evaluasi/ tes bagi calon jamaah haji.

Informasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan program latihan untuk

menjaga dan meningkatkan kebugaran sehingga jamaah haji bisa menjalankan dan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

5

menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dengan baik sesuai dengan

ketentuan agama islam dan bisa mencapai haji mabrur.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan di desa Mojosari, berdasarkan latar belakang diatas,

kami dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara kebugaran (six minute walking test) dengan

aktivitas fisik, status gizi, asupan gizi, status kesehatan dan status

merokok pada calon jamaah haji di desa Mojosari?

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan antara kebugaran dengan aktivitas fisik, kebugaran

dengan status gizi, kebugaran dengan asupan gizi, kebugaran dengan

status kesehatan dan kebugaran dengan status merokok pada calon

jamaah haji di desa Mojosari.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian di atas:

1.4.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kebugaran calon

jamaah haji.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara kebugaran dengan aktivitas fisik, kebugaran

dengan status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT), kebugaran dengan

asupan gizi, kebugaran dengan status kesehatan (riwayat DM dan Hipertensi)

dan kebugaran dengan status merokok pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

6

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini ,beberapa manfaat yang dapat diambil diantaranya adalah

sebagai berikut :

1.5.1 Manfaat Bagi Calon Jamaah haji

1. Mengetahui pentingnya menjaga dan meningkatkan kebugaran dalam

rangka persiapan haji dengan cara beraktifitas fisik, mengatur asupan

gizi seimbang dan beragam, menjaga sttaus kesehatan serta

menghindari perilaku merokok.

2. Terjaganya stamina fisik selama melaksanakan rangkaian ibadah haji

karena bugar sehingga terwujud haji yang mabrur.

1.5.2 Manfaat Bagi KUA Kecamatan Sedan

1. Dapat digunakan sebagai acuan program latihan fisik bagi calon

jamaah haji untuk menjaga dan meningkatkan kebugarannya di masa

mendatang.

2. Sebagai tambahan informasi atau referensi dalam melakukan evaluasi

pelayanan bimbingan manasik haji.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

4. Meningkatkan standar pelayanann bimbingan manasik haji sehingga

terwujud kepuasan bagi jamaah haji.

1.5.3 Manfaat Bagi Penulis

1. Mengetahui tingkat kebugaran calon jamaah haji dalam persiapan

melaksanakan ibadah haji di desa Mojosari.

2. Sebagai media pengaplikasian Ilmu Kedokteran khususnya bidang

kedokteran olaraga dan gizi yang selama ini sudah dipelajari.

3. Sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

7

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Mekanisme Pembentukan Energi

Energi diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas fisik manusia,

salah satunya untuk kontraksi otot. Energi tersebut dihasilkan dari makanan

yang kita konsumsi sehari- hari. Energi untuk kontraksi otot dan berbagai

aktivitas lain tidak didapatkan langsung dari makanan, akan tetapi energi ini

terlebih dahulu harus diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi, yaitu

Adenosine Tri Phosphate (ATP). Adapun proses biologis yang

menggunakan ATP sebagai sumber enereginya antara lain: proses

biosintesis, transportasi ion-ion secara aktif melalui membran sel, kontraksi

otot, konduksi saraf dan sekresi kelenjar. Apabila ATP pecah menjadi

Adenosine Diposphate (ADP) dan Phosphate inorganic (Pi), maka sejumlah

energi akan dilepaskan. Energi inilah yang akan gunakan untuk kontraksi

otot dan proses-proses biologi lainnya.(16) ATP dibutuhkan banyak oleh

jaringan otot untuk kontraksi sehinga menimbulkan gerakan - gerakan

sebagai aktivitas fisik, akan tetapi ATP yang di dalam sel otot jumlahnya

sangat terbatas, yaitu sekitar 4 - 6 m M/kg otot. ATP yang tersedia ini hanya

cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 3 - 8 detik. (17) Oleh karena itu,

untuk aktivitas yang relatif lama, perlu segera dibentuk ATP kembali,

sehingga dalam melakukan aktivitas fisik sebenarnya tidak murni hanya

menggunakan 1 sistem aerobik atau anaerobik saja tergantung intensitas dan

waktunya. Untuk aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dengan waktu

relatif singkat maka sistem yang predominan adalah aerobik, demikian pula

sebaliknya.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

8

Proses metabolisme untuk menghasilkan ATP melalui 4 sistem

1. Glikolisis

Glikolisis adalah reaksi kimia penguraian glukosa menjadi asam

piruvat, NADH, dan ATP. NADH (Nikotinamid Adenin Dinukleotida

Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H), sehingga disebut

sebagai sumber elektron berenergi tinggi. ATP (Adenin Trifosfat)

merupakan senyawa berenergi tinggi, yang setiap pelepasan gugus

fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses glikolisis 1 molekul glukosa

diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Proses ini

dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Pada glikolisis

aerobik terdapatnya oksigen akan menghambat terbentuknya asam laktat,

sehingga menghambat terjadinya kelelahan. (18),(19)

Gambar 2.1 Proses Glikolisis (19)

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

9

2. Dekarboksilasi oksidatif

Tahap dekarboksilasi oksidatif terjadi di mitokondria sebelum masuk

ke siklus krebs. Pada tahap ini asam piruvat hasil glikolisis dioksidasi

menjadi asetil koenzim A di dalam mitokondria. Setelah piruvat memasuki

mitokondria, enzim piruvat dehidrogenase akan menukar piruvat dengan

acetyl dengan melepaskan karbon dioksida.(18) Pada reaksi ini dua molekul

karbon dioksida dan empat atom hidrogen dilepaskan, sedangkan bagian

lain dari 2 asam piruvat bergabung dengan koenzim A untuk membentuk 2

molekul asetil- Ko- A. Dalam konversi ini, ATP tidak dibentuk namun akan

dibentuk 6 molekul ATP ketika 4 atom hidrogen yang dilepaskan tersebut

dioksidasi.(19)

Gambar 2.2 Proses Dekarboksilasi Oksidatif (19)

3. Siklus Krebs

Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Pada tahap ini asetil Ko-

A hasil dari dekarbokilasi oksidatif masuk matriks mitokondria untuk

bergabung menjadi asam oksaloasetat dan membentuk asam sitrat.(18) Siklus

ini merupakan lanjutan reaksi kimia saat gugus asetil dan asetil- KoA

dipecah menjadi karbon dioksida dan atom hidrogen. Atom hidrogen yang

dilepaskan kemudian akan menambah jumlah atom hidrogen yang

dioksidasi kemudian, yang akan melepaskan sejumlah energi untuk

membentuk ATP. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan berbagai tahap

reaksi kimia siklus krebs. Pada bagian puncak kolom dapat dilihat bahwa

siklus krebs dimulai dengan asam oksaloasetat, dan dibagian bawah rantai

reaksi terbentuk asam oksaloasetat kembali. Dengan demikian, siklus ini

dapat berlangsung berulang kali.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

10

Gambar 2.3 Siklus Krebs (19)

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

11

Siklus asam sitrat tidak melepaskan energi dalam jumlah yang besar,

hanya satu dari reaksi kimia selama pengubahan asam α- ketoglutarat

menjadi asan suksinat, yang membentuk satu molekul ATP. Jadi untuk

setiap molekul glukosa yang dimetabolisme, dua molekul asetil- KoA akan

melalui siklus krebs, yang masing- masing membentuk 1 molekul ATP, atau

total 2 molekul ATP yang terbentuk.(19)

4. Transfer elektron

Atom hidrogen yang dilepaskan selama reaksi kimia, yaitu: 4 atom

hidrogen ketika proses glikolisis, 4 atom hidrogen ketika proses

pembentukan asetil- KoA dari piruvat, dan 16 atom hidrogen ketika siklus

krebs. Jadi total keseluruhan atom hidrogen yang dilepaskan ketika proses

tersebut 24 untuk 1 molekul glukosa. Atom hidrogen yang dilepaskan

didalam cairan intraseluler dilepaskan dalam satu paket berisi 2 atom, dan

setiap pelepasanya dikatalis oleh enzim protein khusus yang disebut

dehidrogenase. 24 atom hidrogen yang dilepas segera bergabung dengan

dinukleotida adenin nikotinamid (NAD+), suatu derivat vitamin niasin,

dengan reaksi sebagai berikut:

Reaksi ini tidak akan berlangsung tanpa dehidrogenase spesifik atau tanpa

NAD+ yang bekerja sebagai pembawa hidrogen. Baik ion hidrogen yang

bebas maupun yang terikat dengan (NAD+) berturut- turut masuk ke dalam

reaksi kimia oksidatif yang membentuk sejumlah besar ATP. Proses

pembentukan ATP ini disebut dengan fosforilasi oksidatif, yang terjadi di

dalam mitokondria melalui proses khusus yang disebut mekanisme

kemiosmotik. Proses ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

12

Gambar 2.4 Mekanisme kemiosmotik mitokondriadan fosforilasi oksidatif.(19)

Setiap atom hidrogen yang dilepaskan berpasangan, satu segera menjadi ion

hidrogen (H+) dan satu segera bergabung dengan NAD

+ membentuh NADH. Pada

gambar diatas , dapat kita ketahui bahwa tahap awal adalah pembebasan atom

hidrogen lain dari NADH untuk membentuk ion hidrogen (H+) yang lain, proses

ini juga membentuk kembali NAD+

yang akan dipakai berulang- ulang. Elektron

yang dikeluarkan dari atom hidrogen untuk menimbulkan ionisasi hidrogen,

segera memasuki rantai transpor elektron dari akseptor elektron, yang merupakan

bagian integral dari membran dalam mitokondria. Akseptor elektron secara

reversibel dapat dikurangi/dioksidasi dengan menerima atau memberikan

elektron. Unsur penting dari transpor elektron adalah flavoprotein, protein sulfida

besi, ubiquinon, dan sitokrom B, CI, C, A, dan A3. Setiap elektron dilepaskan

dari salah satu akseptor ini ke akseptor yang lain sampai akhirnya menuju

sitokrom A3, yang disebut sitokrom oksidase, karena mampu memberikan 2

elektron, sehingga mengurangi oksigen elemental untuk membentuk oksigen

berion, yang kemudian bergabung dengan ion hidrogen untuk membentuk air.

Sewaktu elektron melewati rantai transpor elektron, sejumlah besar energi

dibebaskan. Energi ini dipakai untuk memompa ion hidrogen dari bagian dalam

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

13

matriks mitokondria ke dalam bilik luar diantara membran mitokondria dalam dan

luar. Keadaan ini menghasilkan ion hidrogen bermuatan positif berkonsentrasi

tinggi dalam bilik ini, dan juga menghasilkan potensial listrik negatif yang kuat

dibagian dalam matriks. Selanjutnya dalam fosforilasi oksidatif adalah mengubah

ADP menjadi ATP, karena adanya ATPase. Konsentrasi ion hidrogen bermuatan

positif yang tinggi di bilik luar dan perbedaan potensial listrik yang besar melalui

membran bagian dalam menyebabkan ion hidrogen mengalir ke dalam matriks

mitokondria melalui zat molekul ATPase. Sewaktu hal tersebut terjadi, energi

yang dihasilkan dari aliran ion hidrogen ini digunakan oleh ATPase untuk

mengubah ADP menjadi ATP dengan menggabungkan ADP dengan fosfat ionik

bebas (Pi). Langkah akhir dalam proses ini adalah pemindahan ATP dari bagian

dalam mitokondria kembali ke sitoplasma sel. Proses ini terjadi melalui difusi

pasif keluar dari membran bagian dalam dan kemudin difusi sederhana melewati

membran luar mitokondria yang permeabel. Selanjutnya, ADP secara kontinou

ditransfer dalam arah yang berlawanan untuk dikonversi menjadi ATP secara

berkesinambungan. Untuk 2 elektron yang melalui rantai transpor elektron

(mewakili ionisasi 2 atom hidrogen), dapat disintesis sampai 3 molekul ATP.(19)

2.1.2 Kebugaran

2.1.2.1 Pengertian Kebugaran

Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan

aktivitas yang biasa maupun tidak biasa dilakukan sehari- hari secara baik

tanpa menimbulkan kelelahan fisik.(20) Kebugaran adalah kemampuan tubuh

seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari- hari tanpa menimbulkan

kelelahan yang berarti.(7) Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan aktivitas sehari- hari tanpa menimbulkan kelelahan berarti

dengan masih mempunyai semangat dan energi untuk menikmati waktu

luangnya serta dapat terhindar dari berbagai penyakit akibat kurang

aktivitas. Jadi kebugaran yang dibutuhkan oleh setiap individu sangat

bervariasi bergantung pada tingkat pembebanan aktivitas fisik terhadap

dirinya.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

14

2.1.2.2 Jenis Kebugaran

1. Aerobik

Metabolisme aerobik adalah suatu sistem yang hanya akan

memproduksi energi bergantung dari ketersediaan oksigen. (21) Aktivitas

aerobik adalah aktivitas dengan intensitas cukup rendah sehingga sistem

kardiovaskular dan respirasi mampu mensuplai oksigen yan cukup untuk

aktivitas tersebut dalam jangka waktu yang lama. (22)

Kebugaran aerobik

adalah kapasitas untuk menghirup, menyalurkan dan menggunakan oksigen.

(23) Kebugaran aerobik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi

beban latihan lebih dari 3 menit secara terus menerus karena sistem sirkulasi

dan kardiorespirasinya mampu untuk mengatur dan menyesuaikan dari kerja

yang berat dan mampu untuk memulihkan dari efek latihan berat itu sendiri.

Olahraga aerobik sangat mengutamakan daya tahan kerja optimal dari otot

- otot organ seperti jantung, paru, dan pembuluh darah. Dengan bekerjanya

secara optimal dari otot jantung, paru dan pembuluh darah maka suplai

oksigen akan terpenuhi sehingga proses pembakaran sumber energi dapat

berjalan dengan sempurna. Proses ini berjalan secara berkesinambungan dan

dalam jangka waktu yang lama. Adapun cabang olahraga yang termasuk

kelompok ini adalah berjalan, jogging, renang jarak menengah dan jauh, lari

jarak jauh, balap sepeda jarak menengah dan jauh, mendayung.(8)

Metabolisme anaerobik adalah suatu sistem yang tidak mengandalkan

ketersediaan oksigen untuk memproduksi energi.(21) Aktivitas anaerobik

adalah aktivitas dengan intensitas sangat besar sehingga keperluan akan

oksigen lebih besar dari pada kemampuan tubuh untuk mensuplai

oksigen.(22) Olahraga anaerobik adalah aktivitas dimana terjadi proses

glikolisis yang dapat menghasilkan ATP tanpa keberadaan oksigen dan

proses ini berlangsung lebih cepat daripada fosforilasi oksidatif meskipun

menghasilkan ATP yang lebih sedikit. Olahraga jenis ini mengandalkan

kekuatan otot dan tenaga ledakan tinggi yang hanya berlangsung dalam

waktu singkat dan tidak dapat dilakukan secara terus menerus, karena

menghasilkan produk sampingan berupa asam laktat yang apabila

terakumulasi akan menghambat kontraksi otot dan menimbulkan rasa nyeri

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

15

pada otot dan inilah alasan mengapa olahraga anaerobik hanya dapat

berlangsung dalam waktu singkat dan memerlukan interval waktu untuk

dapat meregenerasi sumber energinya. Aktivitas anaerobik adalah kegiatan

yang dominan memelukan kecepatan dan kekuatan. Energi yang diperlukan

untuk aktivitas anaerobik ini dihasilkan melalui proses hidrolisis

phosphocreatine (PCr) serta melalui glikolisis glukosa secara anaerobik.(24)

Contoh olahraga anaerobik adalah lari sprint 100m, tenis lapangan dan bulu

tangkis.(23)

2.1.2.3 Klasifikasi Kebugaran

Kebugaran terdiri dari dua aspek yaitu: komponen yang berhubungan

dengan kesehatan (health related fitness) dan komponen yang berhubungan

dengan ketrampilan (skill related fitness). Komponen kebugaran yang

berhubungan dengan kesehatan terdiri dari: daya tahan jantung-paru

(cardiorespiratory), kekuatan muskuloskeletal, fleksibilitas dan komposisi

tubuh. Sedangkan komponen kebugaran yang berhubungan dengan

ketrampilan antara lain : koordinasi, keseimbangan, kecepatan, power, dan

kecepatan waktu reaksi.(25) Berikut adalah pembahasan dari masing- masing

kategori kebugaran.

1. Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (health related

fitness).

Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan didefinisikan sebagai

suatu kemampuan untuk melakukan aktivitas harian yang membutuhkan

energi serta kualitas dan kapasitas yang diasosiasikan dengan rendahnya

resiko penyakit hipokinetik dini akibat kurangnya aktivitas fisik. (26)

Kebugaran dalam kategori ini merupakan kategori yang paling sering

digunakan dalam konteks kebugaran (kesegaran jasmani) secara umum

karena merupakan salah satu indikator kondisi tubuh masyarakat secara luas

dan tidak terbatas pada komunitas tertentu. Kebugaran dalam kategori ini

juga sering dihubungkan dengan kemampuan fungsional seseorang sehingga

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

16

dapat berfungsi untuk menilai kemampuan kerja pada individu usia

produktif..(27)

2. Kebugaran yang berhubungan dengan ketrampilan (skill related

fitness)

Kebugaran yang berhubungan dengan ketrampilan atau skill related

fitness adalah kebugaran yang penting untuk malakukan gerakan- gerakan

fisik dalam aktivitas atletik atau olahraga. Skill related fitness yang baik

dapat meningkatkan kualitas hidup secara umum dengan meningkatkan

kemampuan seseorang untuk menghadapi kondisi- kondisi darurat yang

terkadang membutuhkan ketangkasan.(20) Namun kategori tersebut lebih

banyak berperan pada kelompok atletik dibanding pada masyarakat secara

umum sehingga penggunaannya terbatas pada komunitas dan kegiatan

olaraga.(26)

2.1.2.4 Komponen Kebugaran

Komponen Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan antara

lain sebagai berikut :

a. Ketahanan Kardiorespirasi

Ketahanan kardiorespirasi adalah kemampuan jantung, paru dan

pembuluh darah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh sel-sel dalam rangka

memenuhi tuntutan aktivitas fisik yang berkepanjangan.(28)

Ketahanan

kardiorespirasi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas dengan

seluruh tubuh dan terus bergerak untuk periode lama tanpa mengalami

kelelahan.(25) Daya tahan merupakan suatu keadaan yang menekankan pada

kapasitas kerja tubuh secara terus- menerus, khususnya sistem

kardioresipasi dalam menyediakan cadangan oksigen selama aktivitas

berlangsung. Kemampuan metabolisme yang dimiliki oleh seorang individu

digambarkan dengan kemampuan pengambilan oksigen selama aktivitas

fisik. (29) Tubuh bergantung pada sistem kardiorespirasi untuk menyalurkan

oksigen pada seluruh sel, jaringan dan organ tubuh. Sistem kardiorespirasi

merupakan sistem penyokong kebutuhan dasar tubuh. Tanpa oksigen, sel

dalam seluruh tubuh manusia tidak dapat berfungsi dan menggalami

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

17

kematian. Setiap orang memerlukan beberapa derajat ketahanan sistem

kardiorespirasi untuk melakukan aktivitas sehari- hari. Jika sedang

melakukan olahraga sistem kardiorespirasi harus bekerja lebih keras untuk

mensuplai oksigen yang cukup agar aktivitas tetap berjalan sehingga saat

sistem kardiorespirasi lebih efisien dalam mensuplai oksigen maka tingkat

ketahanan kardiorespirasi akan meningkat dan tubuh akan lebih tahan

terhadap rasa lelah. Melakukan olahraga juga akan meningkatkan ketahanan

kardiorespirasi dan menggurangi resiko sakit jantung. Oleh karena itu jika

ketahanan kardiorespirasi tubuh rendah, resiko sakit jantung akan

meningkat. Kapasitas sistem kardiorespirasi untuk membawa oksigen

didalam tubuh tergantung pada koordinasi 4 komponen, yaitu 1) paru 2)

jantung 3) pembuluh darah 4) darah. Peningkatan ketahanan sistem

kardiorespirasi melalui olahraga terjadi karena adanya peningkatan

kemampuan 4 kompenen tersebut dalam mensuplai oksigen yang cukup

untuk aktivitas.(25)

Salah satu cara pengukuran tingkat ketahanan kardiorespirasi adalah

dengan mengukur VO2 maks atau volume maksimal oksigen yang diproses

oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Orang

yang memiliki daya tahan kardiorespirasi rendah, ia harus bekerja lebih

keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen.(28) American College Sport and

Medicine (ACSM) telah merekomendasikan aktivitas fisik moderat sampai

sedang, selama 3-5 hari dalam satu minggu minimal 20-30 menit dalam 1

kali aktivitas fisik.(30) Aktivitas fisik yang dapat meningkatkan ketahanan

kardiorespirasi diantaranya: berjalan, dansa aerobik, lompat tali, berlari,

jogging, berenang, bersepeda, mendayung, bola tangan.(22)

b. Kekuatan Muskuloskeletal

Tubuh kita mengandung lebih dari 400 otot rangka, yang membentuk

sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos

dan otot jantung membentuk 10% lainya dari berat total. Otot rangka

tersusun oleh kumpulan fasikulus, fasikulus dibentuk oleh sekumpulan

serabut otot, dan serabut otot terbentuk dari sekumpulan serat otot/miofibril.

Adapun miofibril tersusun atas kumpulan filamen (benang- benang halus

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

18

otot tebal dan tipis) aktin dan miosin. Pembungkus fasikulus disebut

perimisium. Pembungkus kumpulan fasikulus disebut dengan epimisium.

Diluar epimisium terdapat fasia otot. Diantara fasikulus satu dengan

fasikulus lain terdapat jaringan ikat yang disebut dengan endomisium.(24)

Gambaran 2.5. Struktur Otot (24)

Filamen aktin terdiri dari tiga protein: aktin, tropomiosin dan troponin.

Adapun filamen miosin terdiri dari protein, kepala mioin dan ekor miosin.

Setiap molekul aktin memiliki suatu tempat pengikatan khusus untuk

melekatnya jembatan silang miosin. Pengikatan molekul miosin dan aktin di

jembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot yang memerlukan energi.

Sehingga aktin dan miosin sering disebut dengan protein kontraktil. Karena

protein, ia mudah sekali terurai dan terikat kembali. Saat otot melemas,

kontraksi tidak terjadi karena aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan

silang, karena posisi dua protein lain, yaitu tropomiasin dan troponin.

Tropomiasin menutupi bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang,

sedang troponin ketika tidak berikatan dengan Ca, ia menstabilkan

tropomiasin dalam posisinya menutupi tempat pengikatan jembatang silang

di aktin. Karena inilah tropomiosin dan troponin sering disebut protein

regulatorik.(24)

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

19

Mekanisme kontraksi otot

Gambar .2.5. Mekanisme Kontraksi Otot (24)

Mekanisme kontraksi otot terjadi ketika implus listrik menyebar ke

seluruh sel otot, sampai ke miofibril melalui tubulus T. Lalu implus di

tubulus T menyebabkan ion Ca2+

keluar dari retikulum sarkoplasma.

Selanjutnya ion Ca2+

yang sampai ke miofibril berikatan dengan troponin C.

Ikatan Ca2+

dengan troponin C menyebabkan tropomiosin bergeser dan

binding site aktin untuk kepala miosin yang ditempati tropomiosin terbuka.

Aktin berikatan dengan kepala miosin yang juga mengandung ATP-ase

yang memecah ATP menjadi ADP sehingga menghasilkan energi untuk

menggerakkan aktin ke arah garis M. Demikian seterusnya sampai impuls

listrik berakhir dan ion Ca2+

di pompa kembali ke retikulum sarkoplasma

sehingga tidak terjadi ikatan ion Ca2+

dengan troponin C dan terbukanya

binding site untuk kepala miosin pada aktin karena tertutup oleh

tropomiosin. Inilah proses relaksasi.(24)

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

20

Secara garis besar, serabut otot dibagi menjadi dua jenis

1. Tipe I – Serabut Slow- Twitch (ST) atau Slow Twitch Oxidative (SO)

atau Slow- Contracting Low- Fatigability.

Tipe ini adalah serabut otot yang memiliki kemampuan maksimal untuk

menghasilkan energi secara aerobik. Jenis ini dapat menurun jumlahnya

pada keadaan imobilisasi (tidak bergerak)

2. Tipe II – Serabut Fast – Twitch (FT)

Tipe II merupakan serabut yang memiliki kemampuan maksimal untuk

menghasilkan energi secara anaerobik. Serabut tipe ini berkontraksi dengan

cepat.(31)

Kekuatan Otot adalah kemampuan otot dalam menghasilkan tenaga.

Mempertahankan kekuatan dalam tingkat normal pada sekelompok otot

adalah penting untuk aktivitas normal. Perkembangan dari kekuatan dan

daya tahan otot mempunyai beberapa keuntungan terkait kesehatan,

termasuk peningkatan kepadatan tulang, ukuran otot, dan kekuatan jaringan

penghubung dan meningkatkan kepercayaan diri. Kelemahan otot atau

ketidakseimbangan otot dapat menghasilkan pergerakan yang abnormal

ataupun gait dan menganggu fungsi pergerakan yang normal. Diantara usia

30 tahun hingga 70 tahun, ukuran dan kekuatan otot menurun rata-rata 30%

dan mengakibatkan aktivitas yang kurang. Kekuatan otot sangat berkaitan

dengan ketahanan otot. Ketahanan otot adalah kemampuan untuk

melakukan kontraksi otot berulang terhadap beberapa tahanan dalam jangka

waktu tertentu.(25)

Kekuatan Otot dapat digambarkan dengan kontraksi maksimal yang

dihasilkan oleh otot dalam melakukan aktivitas fisik. Secara garis besar, ada

3 jenis kontraksi otot, yaitu sebagai berikut:

1. Kontraksi Isometrik, terjadi kontraksi tegangan yang maksimal. Terjadi

saat seseorang beraktivitas melawan suatu objek yang tidak bergerak.

2. Kontraksi Isotonik, terjadi gerakan otot yang diikuti dengan perubahan

lingkup gerak sendi, sehingga disertai dengan pemendekan.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

21

3. Kontraksi Isokinetik, ditandai dengan memendeknya otot selama proses

tegangan dengan kecepatan konstan maksimal pada seluruh sudut sendi

melalui lingkup gerak sendi penuh.(30)

Gambar 2.6 Jenis Kontraksi (11)

c. Fleksibilitas/ Kelenturan

Fleksibilitas adalah kemampuan anggota tubuh untuk bergerak secara

bebas dalam ruang lingkup gerak tanpa nyeri.

(25) Kelenturan berkaitan

dengan persendian, otot, tendon, dan ligamen yang berada pada

sekeliling.(29) Komponen ini dapat tercermin dengan kemampuan seseorang

untuk menekuk, meregang dan memutar tubuhnya. Beberapa keuntungan

dalam bidang kesehatan dari memiliki kelenturan adalah memiliki

pergerakan yang baik, meningkatkan resistensi cedera dan rasa sakit pada

otot, mengurangi resiko sakit pinggang (low back pain), meningkatkan

postur tubuh dan penampilan pribadi, perkembangan ketrampilan

berolahraga, tubuh dapat bergerak lebih gemulai serta mengurangi tekanan

darah dan stres.

(25) Beberapa faktor fisiologis yang dapat memengaruhi

kelenturan anatara lain: usia, jenis kelamin, komponen sendi, dan latihan

atau kebiasaan olaraga.(20)

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

22

d. Komposisi Tubuh

Komposisi Tubuh adalah persentase lemak dalam tubuh terhadap

jaringan tubuh lainya. Komposisi massa tubuh tanpa lemak terdiri dari

seluruh bahan kimia dan jaringan sisa komposisi lemak tubuh, termasuk air,

otot, tulang, jaringan ikat dan organ dalam.(25) Persentasi lemak tubuh yang

dianjurkan untuk laki- laki sekitar 15% dan 23% untuk perempuan dari

total berat tubuh.(30)

Metode untuk memprediksi total komposisi tubuh, khususnya

persentasi lemak tubuh dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: secara

langsung dan tidak langsung. Metode perhitungan persentase lemak tubuh

secara langsung memberikan ketepatan yang paling baik dibandingkan

dengan perhitungan dengan metode tidak langsung. Namun metode

langsung tidak dapat diaplikasikan pada subjek yang masih hidup. Beberapa

metode perhitungan lemak secara tidak langsung yang umum digunakan dan

memiliki validitas dan realibilitas tinggi, yaitu metode underwater

weighing, rontgenologi, USG, CT Scan, BIA (Bioelectrical Impedance

Analiyses) dan metodologi antropometri dengan teknik skinfold.(31)

2.1.2.5 Pengukuran Kebugaran

Pengukuran terhadap komponen kebugaran yang berhubungan dengan

kesehatan melalui pengukuran volume oksigen maksimal (VO2maks).

VO2maks adalah jumlah oksigen maksimal dalam tubuh manusia yang

berguna untuk beraktivitas sehari- hari dalam satuan ml/kg/menit. Nilai

VO2maks dapat dipengaruhi oleh 3 fungsi sistem tubuh yaitu : 1) fungsi

sistem pernafasan, untuk menentukan jumlah oksigen yang

ditransportasikan melalui darah dan diserap oleh paru 2) fungsi dari sistem

kardiovaskular yang berperan dalam memompa dan mendistribusikan

darah dan oksigen keseluruh tubuh 3) fungsi sistem muskuloskeletal yang

bertugas mengubah karbohidrat dan lemak menjadi ATP (Adenosine

Triphosphate) sebagai energi untuk melakukan kontraksi otot dan produksi

panas.(28)

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

23

Pengukuran kebugaran dibagi atas dua jenis yaitu pengukuran

langsung dan tidak langsung, seperti berikut:

1. Tes Kebugaran Langsung

Metode langsung dilakukan dengan pengukuran kapasitas aerobik

(VO2maks) dapat dilakukan menggunakan alat Douglas Bag (dua kantong

udara yang disambung dengan selang pada mulut dan hidung dengan cara

dipanggul) selama melakukan aktivitas fisik. Metode lain yang dapat

dilakukan di Laboratorium dengan menggunakan spirometri yang

terkomputerisasi sehingga dinilai paling objektif.(11) Pengukuran VO2maks

terbagi atas dua cara, yakni tes maksimal dan submaksimal. Pada tes

maksimal VO2maks diukur pada kondisi kelelahan maksimal selama

melakukan pembebanan latihan fisik sehingga sistem kardiorespirasi benar-

benar sedang mengalami kelelahan maksimal. Pengukuran VO2maks

submaksimal dapat dilakukan dengan uji Astrand- Rhyming Nomogram.

Prosedur ini menganggap bahwa ambilan oksigen dan detak jantung

berhubungan linear sehingga VO2maks maksimal dapat diprediksi.(32)

Namun pengukuran laboratorium VO2maks relatif mahal, memakan waktu,

memerlukan tenaga yang terampil dan tidak praktis untuk tes masal.(11)

1). Tes Treadmill

Treadmill test adalah tes kebugaran dengan menggunakan alat khusus

yang diatur dengan kecepatan dan kemiringanya. Tes ini bertujuan untuk

mengukur kapasitas aerobik maksimal seseorang (VO2 Maks) untuk

menggambarkan derajat kebugaran. Hasil tes ini berupa nilai kebugaran

dalam METs atau dalam ml O2/kgBB/menit. Tes ini dilakukan dengan

menggunakan alat treadmill dan stopwatch yang dilakukan selama 4 menit.

Kecepatan alat treadmill yang dianjurkan pada rentang 2 sampai 4,5 mph

dan kemudian dihitung menggunakan rumus seperti pada peesamaan

berikut.(12)

VO2 Maks = 1,51 +(21,8 × kecepatan) – (0,327 × denyut jantung)

– (0,263 × kecepatan × umur) + (0,00504 × denyut jantung ×

umur) + 5,98n × jenis kelamin

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

24

Keterangan:

0 = jenis kelamin perempuan

1 = jenis kelamin laki- laki

2). Tes Ergometer Sepeda

Tes kebugaran ini hampir sama dengan treadmill, yang membedakan

diantara keduanya hanya alat yang digunakan yaitu Cycle ergometer.

2. Tes Pengukuran Tidak Langsung

Metode tidak langsung dilakukan dengan metode prediksi melalui

detak jantung. (33) Pada individu yang bugar detak jantung atau denyut nadi

lebih sedikit jumlahnya karena sistem kardiorespirasinya bekerja secara

lebih efisien, yaitu setiap detak oksigen yang terpompa dalam darah lebih

banyak sehingga kebutuhan oksigen dapat langsung terpenuhi.(34)

Pengukuran tes VO2 maks secara tidak langsung terbagi atas 2 jenis yaitu tes

naik turun tangga dan tes lapangan.

Tes naik turun tangga telah berkembang diantaranaya: 1) Queen’s

College step test adalah tes kebugaran dengan cara naik turun kursi

sebanyak 24 kali dalam 1 menit untuk laki- laki dan 22 kali dalam 1 menit

untuk perempuan yang dilakukan selam 3 menit, 2) Canadian home fitness

test merupakan tes kebugaran dengan naik tangga setinggi 20,3 cm , 3)

Chester step test dengan menggunakan tinggi kursi yang bervariasi antara

15-30 cm yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan usia responden ,4)

YMCA 3 minutes step test adalah tes kebugaran yang dilakukan dengan

menggunakan kursi setinggi 12 feet / 31 cm dengan pengaturan metronome

96 bpm, biasanya digunakan untuk tes massal selama 3 menit dan memiliki

perhitungan paling sederhana.(12)

Adapun tes lapangan diantaranya sebagai berikut:1) Test Balke,

adalah tes kebugaran yang dilakukan dengan subjek berjalan cepat atau

berlari selama 15 menit dengan jarak tempuh 1 atau 1,5 mil. Salah satu

prosedur tes Balke ini subjek tidak boleh berhenti diam atau istirahat

didalam lintasan.(35) 2) Test Cooper, tes kebugaran yang hampir sama

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

25

dengan tes Balke, yang berbeda hanya lama waktu dari tes yang harus

dilakukan oleh subjek, yakni: tes kebugaran Cooper diukur dengan berlari

atau berjalan selama 12 menit. (28) 3)

Shuttle Run Test 20 m, adalah tes

kebugaran lapangan yang menggunakan estimasi VO2maks dengan cara

berlari sepanjang 20m bolak balik dan mengikuti tanda yang telah

ditentukan dengan peningkatan level kecepatan disetiap titik (tanda beep)

tertentu. Tanda beep terdiri atas 2 jenis, singgle beep menunjukkan tanda

berakhirnya waktu disetiap lapangan. Bunyi triple beep menunjukkan

bahwa subjek harus meningkatkan kecepatan larinya. Subjek dinyatakan

gagal apabila tertinggal sebanyak dua kali berturut- turut tanda beep atau

kelelahan.(12)

4) Six Minute Walk Test, Uji jalan 6 menit merupakan salah

satu modalitas uji latih sub maksimal yang menyerupai aktivitas sehari- hari

yang sangat populer karena mudah dilakukan, tidak memerlukan alat

canggih dan hasilnya mampu memberikan evaluasi objektif kapasitas

fungsional seseorang. Uji jalan 6 menit ini hampir sama dengan uji Balke

ataupun Cooper yang berbeda hanya waktunya, jika dalam tes Balke selama

15 menit, test Cooper 12 menit dan subjek bisa berlari dan tidak boleh

berhenti didalam lintasan selama test, dalam uji jalan 6 menit ini subjek

berjalan kaki selama 6 menit , tidak boleh berlari dan dihitung jarak yang

ditempuhnya serta subjek boleh beristirahat selama test jika memang

memerlukan.

Six Minute Walk Test ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu sebagai

berikut:

1. Uji Jalan 6 menit

Uji jalan 6 menit dilakukan dengan cara berjalan kaki selama 6 menit.

Kemudian diukur seberapa jauh jarak yang ditempuh selama 6 menit. Rata-

rata langkah orang Indonesia adalah 0,5 meter. Jadi tes ini juga bisa

dilakukan dengan terus berjalan selama 6 menit, sambil terus menghitung

berapa banyak langkah kita selama 6 menit. Untuk mempermudah berapa

langkah yang telah kita lakukian dengan menggunakan tally- counter atau

tasbih ceklok mekanik. Selanjutnya tinggal dikalikan jumlah langkah yang

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

26

telah kita lakukan dengan 0,5 meter. Dari jarak yang berhasil kita tempuh

barulah kita bisa mengetahui: prediksi nilai VO2maks kita. Untuk

mengetahui prediksinya, kita menggunakan persamaan rumus sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Kategori Kebugaran Jasmani Berdasarkan Konsumsi

Oksigen (VO2 maks)

No Kategori Tingkatan Konsumsi

1 Kategori I Sangat kurang

(SK)

VO2 maks < 28 ml/ kgBB/ menit

2 Kategori II Kurang (K) VO2 maks antara 28,1 s/d 34 ml/

kgBB/ menit

3 Kategori III Sedang (S) VO2 maks antara 34,1 s/d 42 ml/

kgBB/ menit

4 Kategori IV Baik (B) VO2 maks antara 42,1 s/d 52 ml/

kgBB/ menit

5 Kategori V Baik sekali (BS) VO2 maks > 52,1 ml/ kgBB/

menit

2. Rumus 56.

Selain tes “uji jalan 6 menit”, yang mengukur tingkat kebugaran

seseorang berdasarkan pada capaian tingkat konsumsi oksigen, ada satu tes

kebugaran yang sama akuratnya yaitu dengan menggunakan “rumus 56”

yang menggukur tingkat kebugaran berpatokan pada jarak tempuh.

Menurut penelitian, orang yang memiliki tingkat kebugaran yang

baik dalam waktu 6 menit, mereka mampu berjalan sejauh 500 meter dan

tidak tampak kelelahan. Berjalan 500 meter selama 6 menit itu sepadan

dengan melangkah sebanyak 1000 langkah. Tingkat kebugaran

berdasarkan “Rumus 56” memiliki beberapa kategori yaitu sebagai

berikut:

0,03 x jarak (m) + 3,98

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

27

Tabel 2.2 Kategori Kebugaran Jasmani Berdasarkan Uji jalan 6

Menit.

No Kategori Jarak Tempuh

1 Sangat buruk <300 meter

2 Sedang 300- 400 meter

3 Baik 400- 500 meter

4 Sangat baik >500 meter

Uji ini dipilih dalam penelitian ini karena selain melihat karakteristik

jamaah haji Indonesia yang dari tahun ke tahun untuk jamaah beresiko

tinggi semakin meningkat, yaitu pada tahun 2017 jamaah haji yang berusia

diatas 60 tahun sebanyak 71%.(15) Uji ini juga mudah dilakukan, tidak

memerlukan peralatan canggih, lebih aman, tidak memerlukan usaha yang

berlebihan bagi lansia, mampu memberikan penilaian yang objektif terhadap

fungsi kapasitas fungsional khususnya bagi penderita jantung, serta tes ini

lebih menggambarkan aktivitas sehari- hari yaitu berjalan.(6)

2.1.3 Faktot- faktor yang Mempengaruhi Kebugaran

2.1.3.1 Usia

Menurut Depkes, usia adalah masa hidup responden dalam tahun

dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang

terakhir. Umur mempunyai peranan dalam kebugaran. Menurut WHO

(2005), penggolongan umur dikategorikan menjadi 4, yaitu anak- anak (<10

tahun), remaja (10-24 tahun), dewasa (25-59 tahun), dan lanjut usia (>60

tahun).(36) Tingkat kebugaran jasamani akan meningkat sampai dengan

mencapai maksimal pada usia 25- 30 tahun, kemudian akan terjadi

penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira- kira sebesar 0,8 –

1% pertahun. Usia sangat mempengaruhi kebugaran jasmani disebabkan

oleh:

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

28

1. Daya tahan jantung dan pembuluh darah

Pada anak- anak daya tahan jantung dan pembuluh darah meningkat

hingga usia sekitar 20 tahun dan akan mencapai maksimal pada usia 20 – 30

tahun, dan menurun seiring dengan peningkata usia. Sehingga pada usia 70

tahun hanya memiliki daya tahan jantung dan pembuluh darah sekitar 50%

saja, karena terjadi penurunan elastisitas dari pembuluh darah.

2. Kekuatan otot

Pada usia 25 tahun kekuatan otot mencapai optimal, dan setelah itu

kekuatan otot akan mengalami penurunan, hingga pada usia 65 tahun

kekuatanya hanya sekitar 65-70% dari kekuatan yang dimiliki sewaktu usia

25 tahun. Setelah usia 65 tahun akan terjadi penurunan yang lebih cepat

lagi. Seiring dengan semakin tuanya seseorang maka akan terjadi penurunan

kebugaran yang disertai dengan penurunan status kesehatan. Gejala tersebut

ditandai dengan semakin berkurangnya elastisitas jaringan ikat,

penggurangan kepadatan kapiler di banyak jaringan, aktivitas mitosis

menjadi semakin lambat. Perubahan terkait usia seseorang yang terjadi di

jantung antara lain: 1) penurunan curah jantung istirahat dan maksimal 2)

penurunan nadi maksimal 3) peningkatan waktu kontraksi dan relaksasi otot

jantung 4) penurunan jumlah sel otot fungsional 5) peningkatan kekakuan

otot jantung saat fase disatolik 6) akumulasi pigmen dalam sel otot

jantung.(37)

2.1.3.2 Jenis Kelamin

Perbedaan kebugaran antara laki- laki dan perempuan berkaitan

dengan kekuatan maksimal otot yang berhubungan dengan luas permukaan

tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, hormon,

kapasitas paru dan lain sebagainya. Sampai usia sebelum pubertas tidak ada

perbedaan tingkat kebugaran yang signifikan anatara laki- laki dan

perempuan. Kapasitas aerobik pada perempuan 15-25% lebih rendah

dibanding laki- laki. (38) Hal tersebut terjadi karena,1) Laki- laki memiliki

serat otot yang lebih tebal, besar, dan kuat bahkan tanpa melakukan latihan

beban. Hal tersebut terjadi karena efek hormon testosteron yang mendorong

sintesis dan penyusunan aktin dan miosin yang menyebabkan masa otot

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

29

laki- laki secara alamiah lebih besar 2) Perempuan memiliki jaringan lemak

yang lebih banyak, karena adanya perbedaan hormon testosteron dan

estrogen serta kadar hemoglobin yang lebih rendah.

2.1.3.3 Genetik

Tingkat kemamapuan fisik seseorang dipengaruhi oleh gen yang ada

dalam tubuh. Menurut Montgemory genetik adalah sifat- sifat spesifik yang

ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir.(33) Sifat genetik memengaruhi

perbedaan dalam kekuatan, pergerakan anggota tubuh, kecepatan lari,

fleksibilitas dan keseimbangan pada setiap orang. Menurut hasil study tim

peneliti President Council On Physical Fitness and Sport (1993) dinyatakan

bahwa faktor genetik seseorang dapat berpengaruh terhadap kebugaran yang

berhubungan dengan kesehatan (health related fitness). Pengaruh genetik

terhadap kebugaran terlihat pada komponen- komponen morfologis,

muskular, kardiorespirasi, dan metabolik. Masing- masing komponen

tersebut dipengaruhi oleh kode genetik yang akan terlihat pada fenotipe

tubuh individu.(38)

2.1.3.4 Aktivitas fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai pergerakan atau perubahan tubuh

yang dilakukan oleh otot rangka yang membutuhkan energi untuk

peningkatan kebugaran dan kesehatan.(20) Latihan fisik adalah aktivitas fisik

yang membutuhkan perencanaan, terstruktur dan pengulangan gerak tubuh

yang dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan kebugaran

seseorang. Para ahli epidemiologi membagi aktivitas fisik kedalam dua

kategori, yaitu aktivitas fisik terstruktur (kegiatan olahraga) dan aktivitas

fisik tidak terstruktur (kegiatan sehari- hari seperti berjalan, bersepeda dan

bekerja).(22) Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur ,benar dan terukur

dan terstruktur dapat mengurangi resiko terhadap penyakit seperti

Cardiovascular Disease (CVD), stroke, diabetus millitus(DM), kanker kolon

serta mencegah dari penyakit tidak menular dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.(39)

Selain itu aktivitas fisik yang dilakukan secara

rutin dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran seseorang

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

30

diantaranya peningkatan kemampuan pemakaian oksigen dan curah jantung,

penurunan tekanan darah, peningkatan efesiensi kerja otot jantung,

mencegah mortalitas dan morbiditas akibat ganguan jantung, peningkatan

ketahanan saat melakukan latihan fisik, peningkatan metabolisme tubuh

serta mencegah obesitas.(40)

Latihan fisik yang dapat meningkatkan

kebugaran harus memenuhi beberapa syarat diantaranya sebagai berikut:

1. Intensitas Latihan

3. Lamanya/ durasi Latihan

4. Frekuensi Latihan

Jenis- Jenis Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan sebagai

berikut:

1. Kegiatan Ringan, hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

menyebabkan perubahan dalam pernafasan atau ketahanan. Contoh: berjalan

kaki, menyapu lantai, mencuci baju, piring, kendaraan, berdandan, duduk,

les disekolah/ luar sekolah, mengasuh adik, menonton TV, bermain play

station, bermain komputer, belajar dirumah.

2. Kegiatan Sedang, membutuhkan tenaga intens atau terus menerus,

gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari

kecil, tenis meja, berenang, bersepeda, bermain musik dan berjalan cepat.

3. Kegiatan berat, biasanya berhubungan dengan olahraga dan

membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh:

taekwondo, bermain sepak bola, aerobik, bela diri dan outbond.(41)

Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat memberikan

beberapa manfaat bagi kebugaran seseorang, antara lain sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan pemakain oksigen dan curah jantung, karena

sistem kardiorespirasi bekerja secara efisien.

2. Penurunan detak jantung, penurunan tekanann darah, peningkatan

efesiensi kerja otot jantung

3. Mencegah mortalitas dan morbiditas akibat gangguan jantung

4. Peningkatan ketahanan saat melakukan aktivitas fisik

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

31

5. Peningkatan metabolisme tubuh

6. Meningkatkan kemampuan otot, dan

7. Mencegah obesitas. (40),(41),(42)

Cara Pengukuran Aktivitas Fisik

Pengukuran aktivitas fisik tergolong kompleks dan tidak mudah.

Berbagai pendekatan telah dilakukan diantaranya klasifikasi pekerjaan,

observasi perilaku, penggunaan alat sensor gerakan, penandaan fisiologi

(detak jantung) serta penggunaan kuesioner. Metode yang paling sering

digunakan saat ini adalah self- reported survey (survei dengan palaporan

diri).(43)

Penilaian aktivitas fisik dengan menggunakan menggunakan IPAQ

(International Physical Activity Questionnaire). International Physical

Activity Questionnaire (IPAQ) merupakan kuesioner internasional yang

dirancang untuk mengukur aktivitas fisik pada orang dewasa pada 7 hari

sebelumnya yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik seseorang yang

berisi pertanyaan tentang jenis aktivitas fisik, durasi dan frekuensi seseorang

dalam melakukan aktivitas fisik dalam jangka waktu tertentu misalnya

dalam 7 hari terakhir . Berbagai aktivitas tersebut dikelompokkan menjadi

aktivitas berjalan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Pengukuran aktivitas

fisik bisa juga dilakukan dengan mengukur banyaknya energi yang

dikeluarkan atau dibutuhkan pada setiap menit kegiatan.

(44) Kelebihan

pengukuran aktivitas fisik dengan menggunakan IPAQ karena IPAQ

memiliki ketelitian yang tinggi, mudah digunakan khususnya pada orang

dewasa, perhitunganya berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkan /

dibutuhkan tubuh dari setiap bobot kegiatan fisik oleh tubuh/ hari.(45)

Standar yang digunakan untuk banyaknya energi yang dikeluarkan

oleh tubuh dalam keadaan istirahat atau duduk dinyatakan dalam satuan

METs. METs merupakan kelipatan dari resting metabolic rate (RMR),

dimana 1 METs adalah energi yang dikeluarkan per menit/kg BB orang

dewasa (1 METs = 1,2 kkal/ menit aktivitas fisik dinyatakan dalam METs-

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

32

min sebagai jumlah kegiatan setiap menit), IPAQ meenetapkan skor

aktivitas fisik berdasarkan rumus, seperti berikut (WHO, 2005).(44)

1. Aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik tingkat sedang- berat

<10 menit/ hari atau <600 METs-min/minggu

2. Aktivitas sedang terdiri dari 3 kategori:

a. ≥3 hari melakukan aktivitas fisik berat >20 menit/hari

b. ≥5 hari melakukan aktivitas sedang/berjalan >30 menit/hari

c. ≥5 hari kombinasi berjalan intensitas sedamg, aktivitas berat

minimal >600 METs-min/minggu

3. Aktivitas berat, ada 2 kategori:

a. Aktivitas bera >3 hari dan dijumlahkan >1500 METs- min/minggu

b. ≥7 hari berjalan kombinasi dengan aktivitas sedang/berat dan total

>3000 METs-min/ minggu.

2.1.3.5 Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

zat- zat gizi dan penggunaan zat gizi. Status gizi baik atau optimal terjadi

jika tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien

sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi

mungkin. Sedangkan zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh

untuk melakukan fungsinya, yaitu dengan menghasilkan energi,

membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan. (46)

Ketersediaan zat gizi didalam tubuh akan berpengaruh terhadap kemampuan

otot berkontraksi dan daya tahan kardiovaskular. Melalui status gizi yang

baik, kesehatan dan kebugaran yang optimal dapat dicapai selain itu tubuh

juga harus melakukan latihan- latihan olahraga yang cukup dan tidur yang

cukup. Indikator status gizi yang digunakan pada orang dewasa didasarkan

METs-min/ minggu = aktivitas berjalan (METs x durasi (menit) x

frekuensi (hari) hari/minggu) + aktivitas sedang (METs x durasi x

frekuensi hari/minggu) + aktivitas berat (METs x durasi x frekuensi

hari/minggu

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

33

pada pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)

yang disajikan dalam bentuk Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk memantau

berat normal orang dewasa dan sangat sensitif untuk menentukan status gizi

kurang, normal dan lebih. Indeks Masa Tubuh (IMT) dapat memperkirakan

ukuran lemak tubuh walaupun hanya estimasi, tetapi lebih akurat dari pada

hanya berat badan saja.(47) Indeks Masa Tubuh (IMT) dihitung berdasarkan

berat badan dalam kilogram (kg) di bagi dengan tinggi badan (TB) yang

dikuadratkan dalam satuan meter (m).

Rumus Perhitungan IMT adalah

Berikut merupakan klasifikasi IMT khusus untuk populasi Asia-

Pasifik.(48)

Tabel 2.3 Klasifikasi BMI untuk Asia Pasifik

Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (Kg/m2)

Underweight <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight 23 – 24,9

Obesitas I 25 – 29,9

Obesitas II ≥30

Sumber: WHO/IASO/IOTF.2000. The Asia- Pasific perspektive

redefening obesity and its treatment. Health Communications

Australia Pty Ltd.

Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Penilaian Status Gizi Secara Langsung ada beberapa cara, antara

lain Antropometri, pengukuran antropometri bisa dengan mengukur 1) IMT

(Indeks Masa Tubuh), merupakan alat yang sederhana untuk memantau

status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan. Untuk kepentingan di Indonesia, ambang batas

dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil di beberapa negara

berkembang 2) Klinis, pemeriksaan klinis adalah metode yang paling

IMT = Berat Badan (kg)/ Tinggi Badan (m)2

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

34

penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan- perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak

cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat dari jaringan epitel seperfisial seperti

kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ- organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid 3) Biokimia, penilaian status

gisi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara

laboratoris yang dilakukan pada berbagai jaringan tubuh. Jaringan tubuh

yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan

tubuh seperti hati dan otot 4) Biofisika, penilaian status gisi dengan

biofisika adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan

fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.(49)

Adapun Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung bisa dengan

cara Survei Konsumsi Makanan yaitu penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis gizi yang dikonsumsi. Metode

survei konsumsi makanan untuk individu yaitu : metode food recall 24 jam,

metode estimated food record, metode penimbangan makanan (food

weighting), metode food dietary histoty dan metode frekuensi makanan

(food frequency).

Metode food recall 24 jam, prinsip dari metode food recall 24 jam

dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang

dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Pada recall 24 jam data yang

diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif, oleh karena itu untuk

mendapatkan data kuantitatif maka jumlah konsumsi individu ditanyakan

secara teliti dengan menggunakan URT/ Ukuran Rumah Tangga (Sendok,

piring, gelas dll) atau ukuran lainya yang biasa digunakan sehari- hari.

Apabila pengukuran hanya dilakukan sekali (1 x 24 jam) maka data yang

diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan

seseorang. Oleh karena itu metode food recall 24 jam sebaiknya dilakukan

minimal 2 kali dan harinya tidak berturut- turut.(49)

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

35

Adapun kelebihan dari metode food recall 24 jam, antara lain:

1. Mudah melaksanakanya sehingga tidak membebani responden.

2. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara.

3. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.

4. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar- benar dikonsumsi

oleh individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Adapun kekurangan dalam metode food recall 24 jam, antar lain:

1. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari- hari jika hanya

dilakukan recall sehari.

2. Ketepatan sangat bergantung pada daya ingat responden. Oleh karena

itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga

metode ini tidak cocok dilakukan pada anak yang usianya dibawah 7

tahun, orang tua yang berusia diatas 70 tahun dan orang yang hiilang

ingatan atau orang yang pelupa.

3. The flate slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang

kurus untuk melaporkan konsumsinya yang lebih banyak (over

estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderuung melaporkan

lebih sedekat (under estimate).

4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam

menggunakan alat- alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang

dipakai menurut kebiasaan masyarakat.

5. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan

penelitian.

6. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari- hari recall

jangan dilakukan saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat

melakukan.(49)

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

36

2.1.3.6 Asupan Gizi

Asupan gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kebugaran

karena berkaitan dengan aktivitas fisik dan status gizi. Status gizi sangat

ditentukan oleh kebiasaan makan yang baik dalam jangka waktu yang lama.

(50) Proses pencapaian kebugaran tidak terlepas dari pengaturan gizi meski

pada awalnya pengaturan gizi ini hanya berfokus pada penanggulangan

defesiensi zat gizi dan pencegahan penyakit kronik. Dampak dari

perubahan gaya hidup dan meningkatnya angka harapan hidup,

menyebabkan konsep kebugaran mulai diterapkan. Konsep kebugaran yang

dimaksud adalah kemampuan untuk hidup aktif dan sehat dengan kualitas

hidup yang baik karena adanya kecukupan dan keseimbangan antara zat gizi

mikro dan makro.(33) Energi untuk beraktivitas dapat diperoleh melalui

karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat dalam makanan. Karbohidrat

menyumbang sebesar 4,1 kkal/gr, sedangkan protein dan lemak masing-

masing menyumbang energi sebesar 5,65 kkal/gr dan 8,87 kkal/gr.(51)

1. Karbohidrat

Semakin meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka akan diiringi

dengan pemakaian energi.(27) Adapun sumber energi yang utama adalah

karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon,

hidrogen dan oksigen yang disimpan dalam otot dan hati, serta dapat diubah

dengan cepat ketika tubuh memerlukan. (31) Kebutuhan karbohidrat harian

laki- laki usia 19- 29 tahun adalah sebesar 375 gram dan 292 gr untuk

perempuan.(51) Untuk memelihara kesehatan, konsumsi karbohidrat yang

dianjurkan dalam sehari sekitar 50-65% dari konsumsi energi total yang

berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% dari karbohidrat sederhana.(51)

2. Protein

Protein merupakan cadangan energi bagi tubuh apabila karbohidrat

yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk menghasilkan energi pada saat

melakukan latihan intensif, protein digunakan sebagai energi setelah

karbohidrat dan lemak.(33) Protein merupakan komponen dalam setiap sel

hidup adalah molekul yang kompleks, besar dan tersusun atas unit- unit

pembangun yang disebut asam amino. Sama halnya dengan karbohidrat,

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

37

asam amino juga merupakan senyawa yang tersusun dari atom karbon,

hidrogen dan oksigen. Yang unik dari asam amino adalah komponen

nitrogenya yang membedakan asam amino dari zat gizi penghasil energi

lainya.

Otot sebagian besar dibentuk oleh protein, sehingga wajar apabila

seorang atlet membutuhkan protein lebih banyak dari kebutuhan biasanya

karena protein banyak dibutuhkan pada awal program latihan.(33) Kenaikan

awal masa otot, jumlah sel darah merah untuk membawa oksigen dan

jumlah enzim aerobik pada otot untuk menggunakan bahan bakar secara

efisien dapat meningkatkan kebutuhan protein seorang atlet. Selain itu,

perubahan hormonal yang terjadi selama latihan sementara dapat

memperlambat jumlah protein otot dan mendorong otot untuk memecah

cadangan proteinya. Jumlah protein yang digunakan seorang atlet sebagai

bahan bakar tergantung pada intensitas latihan dan durasi, tingkat kebugaran

dan simpanan glikogen dalam otot atlet. Ketika simpanan glikogen terisi

dengan baik, protein hanya menyumbang 5% dari kebutuhan bahan bakar

untuk energi.(21)

Kebutuhan protein untuk kebutuhan dalam malakukan

latihan intensif adalah 5- 15% dari total energi.

Pemecahan protein otot mendominasi selama latihan berat dan

pertumbuhan otot meningkat setelah latihan. Latihan yang konsisten akan

meningkatkan penumpukan protein otot. Untuk mengatasi hal tersebut, otot

menggunakan cadangan asam amino untuk memperbaiki dan membangun

serta membersihkan penumpukan protein otot tersebut. The American

Dietetic Association merekomendasikan bahwa protein untuk dewasa

adalah 0,8g/ kg BB/ hari, sedangkan untuk ketahanan seorang atlet

konsumsi protein yang direkomendasikan sebesar 1,2- 1,6 g/ kg BB/ hari.

Sementara atlet dengan latihan yang sangat berat, maka asupan protein yang

disarankan sebesar 1,6- 1,7 g/kg BB/ hari.(21) Adapun faktor lain yang turut

menentukan seberapa banyak kebutuhan protein tubuh diantaranya: stress

emosional ataupun fisik, infeksi, suhu lingkungan yang meningkat juga

meningkatkan kebutuhan akan protein, serta luka bakar. Kebutuhan protein

juga meningkat sewaktu tubuh dalam masa penyembuhan seperti pasca

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

38

operasi, trauma. Namun konsumsi protein tidak dianjurkan melebihi 2g/

kgBB/ hari, karena kelebihan protein akan menyebabkan spesific dynamic

action (SDA) dan akan merugikan metabolisme serta memperberat kerja

ginjal apabila kelebihan protein tersebut terjadi dalam waktu yang lama.(33)

Selain itu konsumsi protein yang tinggi meningkatkan ekskresi kalsium

sehingga meningkatkan resiko osteoporosis, meningkatkan ekskresi nitrogen

melalui ginjal sehingga berperan dalam timbulnya gangguan fungsi ginjal,

meningkatkan resiko atherosklerosis, serta kanker kolon dan prostat.(51)

Perlu diketahui bahwa otot tidak menanggapi kelebihan protein dengan

hanya menerimanya. (22) Dengan demikian cara untuk membuat sel- sel otot

tumbuh adalah dengan membuat mereka bekerja. Otot akan merespon

dengan mengambil nutrisi termasuk asam sehingga otot tersebut dapat

tumbuh.

3. Lemak

Lemak merupakan penghasil energi terbesar, bahkan 2 kali lipat dari

energi yang dihasilkan dari karbohidrat dan protein. Lemak sendiri

merupakan senyawa organik yang larut dalam alkohol dan larutan organik

lainya, namun tidak larut dalam air. Lemak juga mengandung oksigen,

karbon dan hidrogen. Walaupun elemen- elemen ini ini juga menyusun

karbohidrat, namun perbandingan elemen oksigen terhadap karbon dan

hidrogen lebih rendah pada lemak. Karena lemak mengandung lebih sedikit

oksigen, kalori yang dihasilkan 2 kali lebih banyak dari pada kabohidrat

dalam jumlah yang sama. Lemak berfungsi sebagai sumber cadangan energi

saat melakukan latihan dengan intensitas sedang – berat dalam jangka waktu

cukup lama. Dalam pemecahanya lemak menghasilkan energi 9 kkal.

Konsumsi harian lemak yang dianjurkan sebesar 20-25% dari total

kebutuhan energi. Jumlah tersebut sudah memenuhi kebutuhan asam lemak

esensial dan dari lemak tidak jenuh dan 10% diantaranya berasal dari lemak

jenuh dan kolesterol.(33)

Bila mengkonsumsi lemak kurang dari kebutuhan kalori total tidak

akan memberi keuntungan pada kinerja dan kebugaran fisik, demikian pula

dengan mengkonsumsi lemak lebih dari 35% dari kebutuhan kalori totalnya

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

39

akan membahayakan bagi kesehatan. HDL (High Density Lipoprotein) dan

LDL (Low Density Lipoprotein) adalah janis lemak yang berkombinasi

dengan protein disebut dengan lipoprotein. Apabila mengandung sedikit

lemak dan banyak protein disebut dengan HDL dan apabila mengandung

banyak lemak sedikit protein disebut dengan LDL (Low Density

Lipoprotein). Olahraga aerobik secara teratur dapat meningkatkan kadar

HDL. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun membran sel,

vitamin D, hormon adrenal, estrogen dan hormon lain serta membangun

garam empedu. (16)

Lemak tidak banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk beraktifitas

minimal 20 menit pertama dan tidak digunakan sebagi bahan bakar utama

sampai setelah 2 jam. Semakin moderat intensitas latihanya dan semakin

lama durasinya seperti: jogging, menari aerobik, maka semakin besar lemak

yang digunakan untuk bahan bakar. Semakin tinggi intensitas latihanya

seperti berlari, rintangan, dayung maka semakin besar karbohidrat yang

digunakan untuk bahan bakar. Pada 20 menit pertama penggunaan lemak

hanya sekitar 15% dari kebutuhan total. Namun apabila latihan terus

dilakukan sampai >2 jam maka penggunaan lemak sebagai bahan bakar

akan meningkat hinga 85%. Konsumsi tinggi lemak berdampak buruk pada

tubuh karena tidak dapat menghasilkan VO2 maks >60%. Konsumsi tinggi

lemak (>30% total kalori) diketahui akan menurunkan konsumsi karbohidrat

sehingga glikogen otot tidak dapat dijaga. Selain itu makan makanan tinggi

lemak juga akan menyebabkan obesitas, meningkatkan resiko jantung

koroner, stroke dan kanker. (21)

4. Vitamin dan Mineral.

Aktivitas fisik akan meningkatkan laju metabolisme zat gizi yang juga

akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan zat- zat gizi oleh tubuh

termasuk vitamin dan mineral. Vitamin merupakan zat organik kompleks

yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat

dibentuk oleh tubuh dan merupakan penghubung dan regulator yang

memproduksi energi.(52) Mineral merupakan bagian dari tubuh dan

memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

40

tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain

itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai

kofaktor dalam aktivitas enzim- enzim. Keseimbangan ion- ion mineral di

dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim- enzim,

pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan- ikatan

penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf

terhadap rangsang, Mineral sendiri digolongkan menjadi mineral mikro dan

mineral makro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam

jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral miro dibutuhkan kurang

dari 100 mg sehari, Jumlah mineral mikro dalam tubuh <15 mg.(52) Adapun

fungsi vitamin dan mineral selama melakukan aktivitas fisik, diantaranya:

Tabel 2.4 Fungsi Vitamin, Mineral dan Mikronutrien

Vitamin dan Mineral Fungsi

Thiamin, Riboflavin, Energy

releasing reactions pantothenic

acid, niacin, magnesium

Melepaskan energi

Vitamin B6, Zinc Membangun protein otot

Folate, bitamin B12, copper Membangun sel darah merah untuk

membawa oksigen

Vitamin C Pembentukan dan kolagen untuk

integritas jaringan sendi dan lainya serta

kemampuan antioksidan dapat

mengurangi kerusakan jaringan

oksidatif

Vitamin E Melindungi membran sel dari kerusakan

oksidatif

Iron Transpor oksigen didalam darah ke otot

Calcium, vitamin D,vitamin A,

phosphorus

Membangun struktur tulang, kontraksi

otot dan transmisi saraf

Sodium, potasium, chloride Pemeliharaan keseimbangancairan,

transmisi impuls saraf untuk kontraksi

otot

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

41

Chromium Asistensi insulin

Magnesium Kontraksi jantung dan otot- otot lainya

Biotin Mensintesis lemak dan glikogen

Sumber: (Fatmah, 2011, Boyle dan Long, 2010)

5. Vitamin B1 (Tiamin)

Tiamin dalam bentuk koenzim Tiamin Pirofosfat (TPP) atau Tiamin

Trifosfat (TTP) memegang peranan esensial dalam transformasi energi,

konduksi membran dan saraf serta dalam sintesisi pentosa dan bentuk

koenzim tereduksi dari niasin. Nama lain dari tiamin adalah aneurin atau

faktor aneuritik.

Tiamin diabsopsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang

bernuansa asam, dengan bantuan adenin trifosfatase (ATP ase) yang

bergantung pada natrium. Tiamin yang dikonsumsi lebih dari 5 mg/hari

sebagian akan diabsopsi secara pasif. Absopsi aktif dihambat oleh alkohol.

Setelah diabsopsi, ± 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan

sebgai Tiamin Pirofosfat (TPP) di dalam jantung, otak, hati, dan jaringan

otot. Tubuh manusia mengandung 30 – 70 mg tiamin, 80% dalam bentuk

TPP. Separuh tiamin berada dalam otot, selebihnya di hati, otak, ginjal dan

jantung. Ekresi tiamin melalui urin dalam bentuk utuh dan segagian kecil

dalam bentuk metabolit, terutama tiamin difosfat dan disulfit, ketika tubuh

kekurangan tiamin maka ekskresi tiamin akan turun dengan cepat. Tiamin

dapat disintesis oleh mikroorganisme dalam saluran cerna manusia dan

hewan, tetapi yang dapat dimanfaat tubuh hanya kecil.(53)

Tiamin pirofosfat (TPP) berperan sebagai koenzim dalam

metabolisme karbohidrat untuk mengubah energi. Koenzim tersebut

berfungsi memungkinkan karboksilase, memisahkan karbondioksida dari

asam piruvat, sedangkan sisanya selanjutnya dirombak menjadi

karbondioksida dan air. Fungsi tiamin yaitu: 1) metabolisme karbohidrat 2)

mempengaruhi keseimbangan air dalam tubuh 3) mempengaruhi penyerapan

zat lemak dalam usus.53 Angka kecukupan tiamin sehari menurut Widya

Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah untuk laki- laki 1,2 gr

sedangkan pada perempuan 1,0 gr. (52) Sumber utama tiamin di dalam

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

42

makanan adalah serelia/setengah giling, atau yang difortifikasi dengan

tiamin dan hasilnya, kacang- kacangan, semua daging organ, daging tanpa

lemak dan kuning telur.(53)

6. Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu vitamin larit lemak. Secara teoritis,

defesiensi vitamin A dapat mempengaruhi performa aktivitas fisik.(25)

Penelitian yang dilakukan pada wanita menyatakan bahwa terdapat

hubungan positif antara konsumsi buah dengan kesehatan kardiovaskuler.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara β-

karoten (berasal dari vitamin A) dalam darah dengan daya tahan

kardiovaskuler.(42) Penelitian - penelitian sepuluh tahun terakhir

menunjukkan kemungkinan hubungan antara β- karoten dan vitamin A

dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koeroner dan

kanker. Hal ini dikaitkan dengan fungsi β- karoten dan vitamin A sebagai

antioksidan yang mampu menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem

perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme atau proses merusak lainya. (53)

Angka kecukupan vitamin A besi sehari menurut Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah untuk laki- laki 600 RE (Retinol

Ekivalen) sedangkan pada perempuan 500 RE (Retinol Ekivalen).(52)

Adapun sumber vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan

karoten terutama di dalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati

kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Sumber karoten

adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah- buahan yang berwarna kuning

- jingga seperti daun singkong, daun kacang, kankung, bayam, kacang

panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka dan

jeruk.(53)

7. Besi (Fe)

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gr di dalam tubuh manusia

dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai

alat angkut oksigen dari paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron

di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

43

jaringan tubuh.(53) Fungsi besi sebagai alat angkut oksigen ini sangat

penting, terutama bagi orang yang melakukan latihan aerobik berupa daya

tahan dan harus memiliki asupan yang cukup.(25) Sebanyak 80% besi tubuh

berada dalam hemoglobin, dan sisanya terdapat di mioglobin dan protein

lain yang mengandung besi. Zat besi bersatu dengan dengan hemoglobin

dalam sel darah merah sehingga dapat membantu melepaskan energi sebagai

bahan bakar untuk kerja sel.(21) Menurunya produktifitas kerja pada

kekurangan besi disebabkan oleh dua hal: 1) berkurangnya enzim- enzim

yang mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim- enzim yang terlibat

dalam metabolisme energi 2) menurunya hemoglobin darah. Penelitian

menyatakan bahwa penurunan kebugran (VO2 maks) pada wanita non

anemia dengan defesiensi besi dapat disebabkan oleh faktor- faktor yang

berhubungan dengan rendahnya simpanan zat besi dalam tubuh.(53) Angka

kecukupan besi sehari menurut Widya Karya Nas ional Pangan dan Gizi

(2004) adalah untuk laki- laki 13 mg sedangkan pada perempuan 26 mg. (52)

Adapun sumber besi yang baik adalah makanan hewani, seperti daging,

ayam, ikan, telur, serelia tumbuk, kacang- kacangan, sayur hijau dan

beberapa jenis buah.(53)

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan

tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat gizi.

Kekurangan ataupun kelebihan energi akan zat gizi bergantung pada

berbagai faktor seperti umur, gender, berat badan, iklim dan akrivitas fisik.

Sehingga disusunlah angka kecukupan gizi yang sesuai dengan rata- rata

penduduk yang hidup didaerah tertentu dan dengan angka kecukupan gizi

yang dianjurkan dapat digunakan sebagai standar dalam mencapai status

gizi optimal bagi penduduk. Angka kecukupan gizi di Indonesia pertama

kali ditetapkan pada tahun 1968 melalui Widya Karya Pangann dan Gizi

yang diselengarakan oleh Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia (LIPI).

AKG ini kemudian ditinjau kembali pada tahun 1978, dan sejak saat itu

secara berkala tiap lima tahun sekali.(53)

Gizi untuk usia dewasa mengutamakan pentingnya makanan untuk

menjaga kesehatan, mencegah penyakit dan menghambat perkembangan

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

44

penyakit degeneratif. Susunan makanan yang dapat mengoptimalkan

kesehatan gizi jangka panjang adalah dengan menerapkan pola makan

seimbang, beragam, rendah lemak terutama lemak jenuh, mengutamakan

makanan sumber protein dari ikan dan kacang- kacangan seperti kedelai,

mengonsumsi sayur dan buah- buahan serta mengurangi garam dan gula.

Untuk mengetahui angka kecukupan gizi dewasa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.5 Angka Kecukupan Gizi Dewasa 2004

Zat gizi Laki- laki Perempuan

19-29

tahun

30-49

tahun

50-64

tahun

19-29

tahun

30-49

tahun

50-64

tahun

Energi (Kkal) 2550 2350 2250 1900 1800 1750

Protein (gram) 60 60 60 50 50 50

Vitamin A (RE) 600 600 600 500 500 500

Vitamin D (μg) 5 5 10 5 5 10

Vitamin E (mg) 15 15 15 15 15 15

Vitamin K (μg) 65 65 65 55 55 55

Tiamin (mg) 1,2 1,2 1,2 1,0 1,0 1,0

Riboflavin (mg) 1,3 1,3 1,3 1,1 1,1 1,1

Niasin (mg) 16 16 16 14 14 14

Asam folat (μg) 400 400 400 400 400 400

Piridoksin (mng) 1,3 1,3 1,7 1,3 1,3 1,5

Vitamin B12 (μg) 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4

Vitamin C (μg) 90 90 90 90 90 90

Kalsium (mg) 800 800 1000 800 800 1000

Fosfor (mg) 600 600 600 600 600 600

Magnesium (mg) 290 300 300 250 270 270

Besi (mg) 13 13 13 26 26 12

Yodium (μg) 150 150 150 150 150 150

Seng (mg) 13 13,4 13,4 9,3 9,8 9,8

Selenium (μg) 30 30 30 30 30 30

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

45

Mangan (mg) 2,3 2,3 2,3 1,8 1,8 1,8

Flour (mg) 3 3,1 3,1 2,5 2,7 2,7

Sumber : AKG Depkes RI, 2004

2.1.3.7 Status Kesehatan

Status kesehatan merupakan salah satu faktor penentu dari daya tahan

kardiovaskular.(54) Kemampuan untuk menjalani aktivitas fisik yang lebih

berat dari biasanya dapat diketahui dengan menggambarkan status

kesehatan seseorang. Hal tersebut juga diperlukan sebelum melakukan tes

kebugaran sehingga status kesehatan responden dapat dikontrol.

Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengetahui status

kesehatan adalah kuesioner PAR-Q (Physical Activity Readiness

Questionnaire). Kuesioner tersebut meninjau status kesehatan melalui enam

pertanyaan yang meliputi kondisi jantung berdasarkan keterangan dokter,

ada atau tidaknya nyeri dada saat beraktifitas dan tidak beraktifitas, rasa

pusing atau pengalaman kehilangan kesadaran, masalah tulang dan sendi,

obat tekanan darah atau jantung yang sedang dikonsumsi serta alasan lain

yang berhubungan dengan status kesehatanya.(54)

2.1.3.8 Perilaku Merokok

Kebiasaan merokok berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskular,

karena pada asap rokok mengandung 4% karbon monoksida (CO). Daya

ikat atau afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar 200- 300 kali

dibanding dengan oksigen, yang berarti CO lebih cepat berikatan dengan

hemoglobin dibandingkan daripada oksigen. Hemoglobin berfungsi untuk

mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, dengan adanya CO pada hemoglobin

maka akan menghambat proses pengangkutan dan penyebaran oksigen ke

seluruh jaringan dan sel tubuh.(55) Selain mengandung CO, rokok juga

mengandung zat aditif lain, yaitu nikotin. Nikotin dapat menyebabkan

penyempitan pembuluh darah dan memperlambat laju peredaran darah. Hal

tersebut dapat mengganggu bahkan menurunkan tingkat kebugaran

seseorang akibat rusaknya metabolisme oksigen di dalam darah.(55) Dampak

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

46

rokok dimulai dengan peningkatan denyut nadi selama istirahat yang

kemudian diikuti dengan peningkatan denyut nadi selama beraktifitas,

hingga penurunan pencapaian pemompaan. Penurunan jumlah oksigen yang

disebabkan oleh merokok menyebabkan perokok mempunyai tingkat

jantung istirahat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak

merokok, yang berarti jantung perokok bekerja lebih keras untuk memompa

darah dan menyalurkan oksigen ke seluruh jaringan dan sel tubuh bahkan

untuk kegiatan sehari- hari seperti berjalan dan menaiki tangga.(56) Daya

tahan jantung perokok 7,2% lebih kecil dibandingkan bukan perokok.

Semakin tinggi denyut nadi istirahat berarti jantung akan bekerja lebih keras

untuk memopa darah dan meyalurkan oksigen ke seluruh tubuh sehingga

perokok akan lebih cepat mengalami kelelahan. Sehingga intervensi yang

dapat dilakukan pada perokok untuk menjaga daya tahan kardiorespirasi

adalah mengubah gaya hidup lebih sehat dengan berolahraga teratur,

berhenti merokok secara perlahan serta mengontrol berat badan.(57)

2.1.3.9 Kapasitas vital paru

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013 kapasitas

vital paru adalah kemampuan seseorang untuk masih dapat memasukkan

dan mengeluarkan udara setelah ia menghirup dan mengehembuskan secara

maksimal.(8) Kapasitas vital paru adalah kemampuan paru seseorang untuk

dapat menghirup atau menghembuskan udara secara maksimal dari luar

kedalam tubuhnya ataupun sebaliknya.(24) Dari beberapa uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa kapasitas vital adalah volume tambahan udara yang

masih dapat diinspirasikan/ diekspirasikan seseorang setelah seseorang

melakukan inspirasi dan ekspirasi secara normal, volume kapasitas vital

paru kira- kira 4600- 5000 ml.(58) Semua kapasitas dan volume paru seorang

wanita 20 %-25% lebih rendah dibawah pria, demikian pula kapasitas dan

volume paru seseorang yang bertubuh besar dan atlet lebih besar dari pada

orang yang bertubuh kecil dan astenikus. Hal tersebut karena perbedaan

bentuk anatomi seseorang. Namun selain perbedan anatomi seseorang, ada

beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kapasitas vital paru diantaranya

: 1) posisi tubuh seseorang selama pengikuran kapasitas vital paru 2)

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

47

kekuatan otot- otot pernafasan 3) distensibilitas paru dan sangkar dada atau

yang disebut “compliance paru”. Kapasitas vital paru rata- rata pada pria

dewasa kira- kira 4- 5 L, sedangkan untuk wanita dewasa kira- kira 3,1 L

atau juga bisa nilai- nilai tersebut lebih besar pada beberapa orang dengan

berat badan yang sama dengan orang lain.(58)

2.1.4 Ritual Haji

2.1.4.1 Pengertian Haji

Secara bahasa haji berasal bahasa Arab hajj yang artinya

mengunjungi tempat yang agung. Adapun menurut istilah, kalangan ahli

fiqh mengartikan bahwa haji adalah datang ke Baitullah untuk menunaikan

ritual ibadah tertentu pada waktu tertentu dengan memenuhi beberapa syarat

tertentu sebelumnya.

2.1.4.2 Dasar Hukum Haji

Haji merupakan rukun islam yang kelima. Melaksanakan haji

hukumnya wajib „ain bagi orang yang telah memenuhi syarat–syarat

Haji.(59) Kewajiban Haji ditetapkan dengan Al-quran, sebagaimana Firman

Allah SWT berikut (1) :

ولله على ٱلناس حج ٱلبيت من ٱستطا ع إليه سبيلا

Artinya:“...Mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah;

yaitu (bagi) orang yang sanggupmengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS.

Ali Imran: 97).

2.1.4.3 Syarat–syarat Haji

Para ulama sepakat bahwa orang yang telah memenuhi syarat berhaji

maka mereka wajib berhaji. Adapun syarat berhaji adalah beragama islam,

berakal, merdeka, baligh, sehat, dan mampu, sekali dalam seumur hidup.

Dalam hal ini baik laki-laki ataupun perempuan syarat-syaratnya sama, jika

salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka kewajiban haji seseorang tersebut

menjadi hilang.(60)

1. Islam dan Berakal

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

48

Islam dan berakal adalah syarat sah dan wajib untuk ibadah haji, oleh

karena itu orang yang kafir dan murtad tidak wajib haji, seluruh ulama

sepakat atas hal ini. Sedangkan seseorang yang tidak berakal/ gila tidak

diwajibkan atas haji, sebab orang gila tidak memiliki orientasi,dan orientasi

merupakan salah satu syarat sah dalam beribadah (termasuk haji), kecuali

orang gila tersebut sadar kembali.

2. Baligh dan Merdeka

Sebenarnya baligh adalah salah satu syarat yang harus dicukupi bagi

seseorang yang akan pergi haji, tetapi bukan syarat sah. Karena itu bagi

anak-anak dibawah umur baligh tidaklah di wajibkan untuk berhaji. Hal ini

disepakati oleh para ulama berdasarkan sabda Nabi:“Diangkatlah pena dari

tiga orang: Anak kecil hingga ia baligh, orang gila hingga ia sadar, dan

orang tidur hingga ia terbangun.”

3. Sehat dan Mampu

Syarat wajib haji adalah mampu, jika seseorang melaksanakan haji

dalam keadaan sakit, sudah tua, bahkan miskin maka hajinya adalah sah dan

mencukupi. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya:

: “...Mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah;

yaitu (bagi) orang yang sanggupmengadakan perjalanan ke Baitullah.(1)

Istitha‟ah yang dimaksudkan dalam ayat tersebut meliputi istitha‟ah

maliyah yaitu mampu menyiapkan biaya pergi haji maupun bagi keluarga

yang ditinggalkan. Selain istitha‟ah maliyah, ada istitha‟ah amniah artinya

mampu secara transportasi dan keamanan selama pergi dan pulang haji.

Adapun istitha‟ah yang ketiga adalah istitha‟ah badaniyah, artinya

mempunyai kemampuan fisik, baik secara lahir batin.(61)

2.1.4.4 Rukun Haji

Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan,

maka hajinya dianggap batal. Berbeda dengan wajib haji, wajib haji adalah

suatu perbuatan yang perlu dikerjakan, apabila wajib haji tidak dikerjakan

maka wajib digantinya dengan dam (denda), namun hajinya tetap sah,

karena wajib haji tidak menentukan sah tidaknya ibadah haji.(61)

Adapun rukun haji adalah sebagai berikut:

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

49

1. Ihram (berniat)

Adalah berniat mengerjakan haji. Ihram wajib dimulai miqatnya, baik

miqat zamani maupun miqat makani. Untuk pakaian ihram bagi laki-laki

dan perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak dijahit

dan tidak bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat

(tertutup semua kecuali muka dan telapak tangan).

2. Wukuf (hadir) diArafah

Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur, setiap

seorang yang haji wajib baginya untuk berada di padang Arafah pada waktu

tersebut. Wukuf adalah rukun penting dalam Haji, jika wukuf tidak

dilaksanakan dengan alasan apapun, maka Hajinya dinyatakan tidak sah dan

harus diulang pada waktu berikutnya.

3. Thawaf (mengelilingi Ka‟bah)

Thawaf adalah mengelilingi ka‟bah 7 kali dan dianggap sah apabila

memenuhi syarat sebagai berikut:1) Suci, dari hadas besar, hadas kecil, dan

najis.2) Menutup aurat.3) Sempurna tujuh kali putaran, jika lupa atau ragu,

maka mulailah pada hitungan yang sedikit.4) Dimulai dan diakhiri di Hajar

Aswad.5)Ka‟bah berada pada sebelah kiri orang yang thawaf.6) Jika thawaf

dilakukan diluar Ka‟bah maka hendaknya masih berada di Masjidil Haram.

4. Sa‟i

Sa‟i dalah Berlari-lari kecil antar bukit Shafa dan Marwah. Adapun

syarat untuk Sa‟i yaitu: 1) Dimulai dari bukit Shafa dan dikahiri di bukit

Marwah. 2) Hendaknya tujuh kali (dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali,

dan sampai ke Shafa kembali dihitung dua kali). 3) Waktu yang tepat untuk

Sa‟i adalah sesudah Thawaf.

5. Mencukur rambut

Mencukur atau mengunting adalah rukun haji sebagai penghalal

terhadap hal yang diharamkan dalam Haji. Dalam mencukur rambut

sedikitnya adalah tiga helai rambut, dan bagi perempuan tidak perlu dicukur

melainkan hanya dipotong saja.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

50

6. Tertib

Tertib berurutan, mendahulukan yang semestinya paling utama. Yaitu

mendahulukan Ihram dari rukun yang lain, mendahulukan Wukuf dari

Thawaf, mendahulukan sa‟i daripada bercukur.

2.1.4.5 Wajib Haji

Amalan dalam ibadah Haji yang wajib dikerjakan disebut wajib Haji.

Wajib Haji tidak menentukan sahnya ibadah haji. Jika tidak dikerjakan Haji

tetap sah, namun dikenakan dam (denda). (61) Berikut adalah beberapa wajib

haji, yaitu :

1. Ihram dari Miqat

Miqat dalam berihram ada 2 macam, yaitu miqat makani dan zamani.

Adapun yang dimaksud miqat zamani adalah bataspara jamaah

mengerjakan haji (mulai 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10

Dzulhijjah) sedangkan yang dimaksud miqat makani adalah tempat awal

jamaah menggunakan pakaian ihram dan berniat mengerjakan ibadah haji.

2. Bermalam di Muzdalifah

Muzdalifah adalah tempat antara Arafah dan Mina. Dilakukan sesudah

wukuf di arafah (sesudah terbenamnya matahari) pada tanggal 9 dzulhijjah.

Di Muzdalifah melaksanakan sholat Maghrib dan Isya‟ melakukan jamak

dan qasar karena suatu perjalanan jauh. Di Muzdalifah inilah kita dapat

mengambil kerikil-kerikil untuk melaksanakan wajib Haji selanjutnya

(Melempar Jumrah) kita bisa mengambil sebanyak 49 atau 70 butir kerikil.

3. Melempar Jumrah „aqabah

Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina dilaksanakannya melempar

jumrah sebanyak tujuh butir kerikil sebanyak tujuh kali lemparan. Waktu

paling utama untuk melempar jumrah ini yaitu waktu dhuha, setelah

melakukan ini kemudian melaksanakan tahalul pertama (mencukur atau

memotong rambut).

4. Melempar Jumrah ula, wustha, dan „aqabah

Melempar ketiga jumrah ini dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13

Dzulhijjah, diuatamakan sesudah tergelincirnya matahari. Dalam hal ini ada

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

51

yang melaksanakan hanya pada tanggal 11 dan 12 saja kemudian ia kembali

ke Mekkah, inilah yang disebut dengan nafar awal. Selain nafar awal ada

juga yang disebut nafar sani, yaitu orang yang baru datang pada tangal 13

Dzulhijjah nya, orang-orang ini diharuskan melempar jumrah tiga sekaligus,

yang masing-masing tujuh kali lemparan.

5. Bermalam di Mina

Pada tanggal 11-13 Dzulhijjah ini lah yang diwajibkan bermalam di

Mina. bagi yang nafar awal diperbolehkan hanya bermalam pada tanggal

11-12 saja.

6. Thawaf wada‟

Sama dengan Thawaf sebelumnya, Thawaf wada‟ dilakukan disaat

akan meninggalkan Baitullah Makkah.

2.1.5 Calon Jamaah Haji

Pengertian jamaah haji menurut UU NO.13 Tahun 2008 adalah warga

negara Indonesia yang beragama islam yang telah mendaftarkan diri untuk

menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Jadi

calon jamaah haji adalah sekelompok atau rombongan kaum muslimin yang

akan menunaikan ibadah haji ke Makkah, sedang dalam masa tunggu dalam

periode tertentu dan dengan cara tertenttu pula dalam rangka memenuhi

perintah allah dan mengharap ridloNya.(2)

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

52

2.2 Kerangka Teori

Faktor internal

Jenis Kelamin

Usia

Genetik

Aktivitas fisik

Faktor Eksternal

Asupan gizi

Status gizi

Status rokok

Status alkohol

Kapasitas vital

paru

Status Kesehatan

IMT

Persentase

lemak

Vitamin &

Mineral

Protein

Karbohidrat

Lemak

Tingkat

kebugaran calon

jamaah haji

(6MWT)

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

53

2.3 Kerangka Konsep

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara kebugaran dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya pada calon

jamaah haji. Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran

diantaranya: genetik, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, asupan

gizi, status kesehatan, status merokok dan alkohol. Namun tidak semua

faktor- faktor tersebut dijadikan sebagai faktor independen dalam penelitian

ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Genetik, Usia, Jenis kelamin

Genetik, usia dan jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat

dicegah maupun dimodifikasi.(23)

2. Mengkonsumsi alkohol

Variabel tersebut homogen karena responden yang diteliti adalah calon

jamaah haji.

Aktivitas fisik

Status Gizi (Indeks masa tubuh)

Jumlah asupan kabohidrat

Jumlah asupan protein

Jumlah asupan lemak

Jumlah asupan Vitamin A

Jumlah asupan B1

Jumlah asupan besi

Status Kesehatan( Riwayat DM

dan Hipertensi)

Status merokok

Genetik

Usia

Jenis kelamin

Konsumsi alkohol

kebugaran

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

54

2.4 Definisi Operasional

No

Variabel Defenisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

ukur

Variabel Dependen

1. Kebugaran

Kekuatan aerobik yang

diukur dengan

menghitung jarak yang

ditempuh setelah

melakukan aktivitas

fisik (jalan kaki selama

6 menit).6

Metode 6

MWT- Six

Minute

Walk Test

Dihitung jarak

tempuh selama

6 menit dalam

satuan meter

Jarak

tempuh

selama 6

menit

(meter)

Ratio

Variabel Independen

1. Aktivitas

fisik

Nilai aktivitas selain

rutinitas yang dilakukan

dalam frekuensi dan

durasi tertentu.45

IPAQ-SF Aktivitas jalan

(METs x

durasi x

frequensi) +

akvtivitas

sedang (METs

x durasi x

frequensi) +

aktivitas berat

(METs x

durasi x

frequensi)

Jumlah

aktivitas

fisik yang

dilakukan

(METs/mg)

Ratio

2. Indeks

Masa

Tubuh

(IMT)

Keadaan gizi seseorang

yang dihitung dari

perbandingan antara

berat badan dalam (kg)

dibagi dengan tinggi

badan(m2).49

1.Timbang

an injak

2.Microtoi

se

Pengukuran

antropometri

Nilai IMT

dalam kg/

m2

Ratio

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

55

3. Asupan

Karbohidr

at

Jumlah rata- rata energi

yang dikonsumsi

sesesorang yang berasal

dari makanan, minuman

dan suplemen dalam

satu hari sebelum

dilakukan wawancara

sebanyak 2 kali pada

hari yang berlainan.49

Kuesioner

Recall 24

jam

Perhitungan

hasil pengisian

keusioner

Recall 2 x 24

jam yang

dianalisis

dengan nutri

survey 2007

Jumlah

asupan

karbohidrat

(% dari

kebutuhan

total)

Ratio

4. Asupan

Gizi

(Protein)

Jumlah rata- rata protein

yang dikonsumsi

sesesorang yang berasal

dari makanan, minuman

dan suplemen dalam

satu hari sebelum

wawancara yang

dilakukan sebanyak 2

kali pada hari yang

berlainan.49

Kuesioner

Recall 24

jam

Perhitungan

hasil pengisian

keusioner

Recall 2 x 24

jam yang

dianalisis

dengan nutri

survey 2007

Jumlah

asupan

protein (%

dari

kebutuhan

total)

Ratio

5. Asupan

Lemak

Jumlah rata- rata

konsumsi lemak baiuk

sari sumber makanan,

minuman dan suplemen

dalam satu hari sebelum

wawancara yang

dilakukan sebanyak 2

kali pada hari yang

berlainan.49

Kuesioner

Recall 24

jam

Perhitungan

hasil pengisian

keusioner

Recall 2 x 24

jam yang

dianalisis

dengan nutri

survey 2007

Jumlah

asupan

lemak (%

dari

kebutuhan

total)

Ratio

6.

Asupan

Vitamin A

Jumlah rata- rata

vitamin A yang

dikonsumsi sesesorang

yang berasal dari

Kuesioner

Recall 24

jam

Perhitungan

hasil pengisian

keusioner

Recall 2 x 24

Jumlah

asupan

vitamin A

(μg)

Ratio

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

56

makanan, minuman dan

suplemen dalam satu

hari sebelum wawancara

yang dilakukan

sebanyak 2 kali pada

hari yang berlainan.49

jam yang

dianalisis

dengan nutri

survey 2007

7. Asupan

Vitamin

B1

Jumlah rata- rata

vitamin B yang

dikonsumsi sesesorang

yang berasal dari

makanan, minuman dan

suplemen dalam satu

hari sebelum wawancara

yang dilakukan

sebanyak 2 kali pada

hari yang berlainan.49

Kuesioner

Recall 24

jam

Perhitungan

hasil pengisian

keusioner

Recall 2 x 24

jam yang

dianalisis

dengan nutri

survey 2007

Jumlah

asupan

vitamin B

dalam

miligram

(mg).

Ratio

8. Asupan

Zat Besi

(Fe)

Jumlah rata- rata zat besi

yang dikonsumsi

sesesorang yang berasal

dari makanan, minuman

dan suplemen dalam

satu hari sebelum

wawancara yang

dilakukan sebanyak 2

kali pada hari yang

berlainan.49

Kuesioner

Recall 24

jam

Perhitungan

hasil pengisian

keusioner

Recall 2 x 24

jam

Jumlah

asupan zat

besi dalam

miligram

(mg).

Ratio

9 Status

Kesehatan

Keterangan yang

mengambarkan kondisi

kardiorespirasi, vaskuler

dan muskuloskeletal

individu terkait.43

1.Gluko

chek (easy

touch)

2.Sfigmo

manomete

r dan

Pengukuran

gula darah,

tekanan darah

dan pertanyaan

adanya riwayat

DM serta

1. Ya

2. Tida

k

Nomi

nal

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

57

steteskop

3.Kuesion

er riwayat

hipertensi

dan DM

hipertensi

10 Status

Merokok

Katerangan yang

diperoleh dari individu

terkait status merokok

kuesioner Hasil

wawancara

terkait status

merokok atau

tidak merokok

3. Ya

4. Tida

k

Nomi

nal

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

58

Bab III

Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan

pendekatan cross sectional, dimana pengumpulan data dilakukan pada satu

waktu secara bersamaan. Dalam penelitian ini desain ini dipilih karena

mudah dilaksanakan, sederhana, murah, ekonomis dalam hal waktu dan

hasilnya dapat diperoleh lebih cepat.(62)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 27 juli sampai 12 agustus 2017 di

desa Mojosari di rumah masing- masing responden.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah sejumlah sasaran atau subjek penelitian

yang memiliki kriteria tertentu.(63) Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh calon jamaah haji Indonesia, sedangkan untuk populasi terjangkau

dalam penelitian ini adalah calon jamaah haji di desa Mojosari yang

dibuktikan dengan memiliki nomor porsi haji.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan

menggunakan cara tertentu sehingga mampu mempresentasikan

populasinya.(63) Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive

sampling yaitu dengan pertimbangan peneliti bahwa subyek yang dipilih

untuk menjadi sampel memenuhi kriteria untuk mejadi sampel, yaitu calon

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

59

jamaah haji di desa Mojosari yang dibuktikan dengan memiliki nomor porsi

haji dan yang memenuhi kriteria inklusi.

3.4 Besar Sampel

Metode pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dengan

persyaratan sebagai berikut: merupakan calon jamaah haji yang dibuktikan

dengan nomor porsi haji, warga desa mojosari, bersedia menjadi responden

dengan mengisi kuesioner dan melakukan uji jalan 6 menit. Calon Jamaah

haji di desa Mojosari didata kamudian dilakukan penghitungan sampling.

Besar sample dihitung dengan menggunakan rumus (64):

{

}

+ 3

Keterangan:

Zα = Kesalahan tipe I ditetapkan 5%, hipotesis dua arah sebesar 1,96 (tabel

kurva normal)

Zβ = Kesalahan tipe II ditetapkan 10%, hipotesis dua arah sebesar 1,282

(tabel kurva normal)

r = 0,759 (Febriyanti, 2015)(65) hubungan aktivitas fisik dengan kebugaran.

Berdasarkan rumus diatas maka didaparkan sampel :

N = {

}

+ 3

N = 14 orang

Berdasarkan dari perhitungan rumus sampel diatas didapatkan bahwa

sampel sebanyak 14 orang, dengan pertimbangan kriteria eksklusi maka

peneliti menambahkan sampel sebanyak 10%, sehingga total sampel

minimal yang dibutuhkan 16 orang.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

60

3.5 Kriteria Pemilihan Sampel

3.5.1 Kriteria Inklusi

Calon jamaah haji desa Mojosari yang sudah mendaftarkan diri ke

Kementrian Agama RI dan dibuktikan dengan nomor porsi haji.

Bersedia menjadi sampel dengan mengisi lembar persetujuan

penelitian, mengisi kuesioner dan bersedia melakukan six minute

walking test atau uji jalan 6 menit.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Calon jamaah haji di desa Mojosari yang tidak mengisi kuesioner

dengan lengkap, tidak bersedia melakukan six minute walk test, dan

mempunyai salah satu penyakit dibawah ini, karena merupakan

kontraindikasi untuk melakukan six minute walk test:

1. Ada riwayat sakit jantung, dan Kontraindikasi Relatif

2. HR saat istirahat > 120x/ menit

3. BPS > 180 mmHg, BPD > 100 mmHg

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Sumber Data Primer

Data Primer yang lansung diperoleh dalam penelitian ini adalah

kebugaran dengan six minute walk test atau uji jalan 6 menit, aktivitas fisik

dengan kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) dan

status gizi dengan antropometri (IMT), asupan gizi dengan wawancara food

recall 24 jam, yang dilakukan 2 kali dengan waktu selang 1 hari, status

kesehatan dengan kuesioner riwayat sakit jantung, diabetes mellitus,

tekanan darah tinggi dan pemeriksaan gula darah dan tekanan darah, serta

kuesioner tentang perilaku merokok.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

61

3.6.2 Instrumen Penelitian

a. Lembar persetujuan menjadi responden

b. Kuesioner penelitian yang berisi pendahuluan dan kolom data diri,

kolom recall 24 jam, form aktivitas fisik menggunakan IPAQ-SF

(International Physical Activity Questionnaire Short Form) dan kolom hasil

pengukuran atropometri, kuesioner riwayat sakit jantung, Diabetes Mellitus,

tekanan darah tinggi dan pemeriksaan gula darah dan tekanan darah, serta

kuesioner tentang perilaku merokok.

c. Timbangan berat badan

d. Pengukuran tinggi badan (microtoise).

e. Meteran

f. Sempritan

g. Formulir uji latih

h. Gluko chek (easy touch)

i. Sfigmomanometer dan steteskop

j. Pengukur waktu (stopwatch) 1 buah

3.6.3 Prosedur Penggumpulan Data

1. Responden mengisi kuesioner aktivitas fisik IPAQ

2. Wawancara recall 24 jam (kolom recall 24 jam diisi oleh petugas)

3. Pengukuran tinggi badan menggunakan micotoise

4. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan

5. Pengukuran tekanan gula darah da tekanan darah

6. Tes uji jalan 6 menit

3.6.3.1 Prosedur Penggumpulan dan Pengukuran Data Kebugaran

1. Syarat minimal yang harus dipenuhi dalam 6 uji jalan 6 menit

a. Uji latih harus dilaksanakan pada lintasan datar dan mudah dijangkau

jika terjadi keadaan gawat darurat serta tersedia alat komunikasi.

b. Uji latih harus dihentikan jika ada gejala nyeri dada, sesak yang tidak

dapat ditoleransi, kram pada tungkai, sempoyongan, dan terlihat pucat.(12)

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

62

2. Syarat lokasi pelaksanaan uji jalan 6 menit

a. Harus didalam ruangan (indoor).

b. Lintasan pada permukaan panjang, datar, keras, lurus dalam koridor yang

tertutup bukan jalan umum

c. Panjang lintasan sebaiknya 100 feet (kurang lebih 30m), jika panjang

lintasan kurang dari 30m, maka pasien akan lebih sering putar balik, hal ini

akan mengurangi jarak tempuh dalam 6 menit.

d. Saat putaran lintasan diberi tanda, bisa dengan garis atau cone.

e. Garist start, merupakan batas mulai dan akhir 1 putaran ,diberi tanda

perekat dengan warna cerah agar lebih mudah dikenali ataupun dengan

kursi.(12)

3. Persiapan responden/ sampel

1. Responden menggunakan pakaian yang nyaman untuk uji latih

2. Responden tidak diperkenankan melakukan aktivitas ataupun latihan

yang berlebihan dalam 2 jam sebelum uji latih dilakukan.(13)

4. Pelaksanaan Uji Jalan 6 menit

1. Jika diperlukan, pengujian bisa dilakukan berulang pada waktu yang

sama untuk mengurangi perbedaan/ bias pada hasil karena kemungkinan

timbul perubahan seperti kondisi fisik,waktu latihan dan diambil nilai jarak

terjauh, dan karena hal inilah 2 jam sebelum uji jalan 6 menit responden

tidak diperkenankan beraktivitas berlebihan.

2. Responden tidak dianjurkan melakukan pemanasan sebelum dilakukan

uji jalan 6 menit.

3. Sebelum dilakukan tes uji jalan 6 menit, responden diperiksa tekanan

darahnya terlebih dahulu, untuk mengetahui adanya kontra indikasi atau

tidak.

4. Sebelum uji latih dimulai responden di beri instruksi dan informasi yang

utama adalah berjalan sejauh mungkin selama 6 menit, jangan lari ataupun

jogging dan diperbolehkan untuk memperlambat, berhenti ataupun istirahat

jika diperlukan.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

63

5. Responden harus istirahat di dekat posisi awal, ± 5- 10 menit sebelum tes

dimulai.

6. Responden berdiri di garis start, berjalan dilintasan yang telah

disediakan.

7. Responden berjalan selama 6 menit dengan lintasan bolak balik.

8. Selama uji dilakukan, penguji harus tetap berdiri digaris start, tidak

diperkenankan berjalan- jalan dan berbicara dengan responden.

9. Dihitung total jarak yang ditempuh, dengan menandai tempat mereka

berhenti ketika waktu habis serta dinilai tingkat kebugaranya. Dihitung

jumlah putaran dari konter (jumlah centang pada lembar).

Diukur jarak tempuh

responden oleh peneliti

Responden berhenti di tempat

terakhir ketika waktu habis

Bunyi

sempritan

tanda

berakhir

Responden berjalan dalam

lintasan selama 6 menit

Persiapan, pasien berdiri di

garis start

Responden istirahat didekat

garis start setidaknya 5-10

menit

Diberikan instruksi dan informasi untuk dapat dapat berjalan sejauh-

jauhnya dalam 6 menit, tapi tidak boleh berlari ataupun jogging dan

boleh memperlambat jalanya, berhenti ataupun istirahat jika

diperlukan.

Responden diperiksa tekanan darahnya terlebih

dahulu sebelum tes

Bunyi

sempritan

tanda

mulai

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

64

3.6.3.2 Prosedur Pengumpulan dan Pengukuran Data Aktivitas Fisik

Untuk mengetahui aktivitas fisik responden, peneliti menggunakan

kuesioner International Physical Activity Questioner Short Form (IPAQ-

SF) yang telah terstandarisasi secara internasional dengan tingkat validitas

(r= 0,40) dan reabilitas yang cukup besar yaitu 0,70- 0,87.(66) Oleh sebab itu

kuesioner IPAQ yang digunakan dalam penelitian ini tidak memerlukan uji

validitas dan reabilitas lagi. Kuesioner IPAQ-SF terdiri atas 7 pertanyaan

tentang aktivitas fisik, yaitu olahaga, waktu luang, aktivitas di sekolah,

tempat kerja, kampus dan aktivitas kesenangan lainya dalam satu mingggu.

Aktivitas fisik yang dilakukan dihitung dalam durasi (menit) dan frekuensi

(hari). Nilai total aktivitas fisik dapat dilihat dalam MET-s menit/minggu

yang berdasarkan atas penjumlahan dari aktivitas berjalan, aktivitas sedang

dan aktivitas berat. Kategori rendah jika jumlah aktivitas fisik yang

dilakukan < 600 MET-s menit/minggu, sedang jika jumlah aktivitas fisik

yang dilakukan > 600- 1500 MET-s menit/minggu, berat jika jumlah

aktivitas fisik yang dilakukan >1500 MET-s menit/minggu.(44)

3.6.3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengukuran Data Status Gizi (IMT)

Dalam penelitian ini status gizi diperoleh dengan melihat Indeks Masa

Tubuh (IMT) yang dilakukan dengan pengukuran langsung berat badan (kg)

dan tinggi badan (m) dengan menggunakan timbangan dan microtoise. Hasil

pengukuran dihitung dengan pembagian antara berat badan (kg) dibagi

dengan tinggi badan (m2) oleh peneliti.

3.6.3.4 Prosedur Pengumpulan dan Pengukuran Data Asupan Gizi

Untuk mengetahui asupan gizi responden maka digunakan teknik

wawancara food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali dalam waktu yang

berlainan. Wawancara menanyakan makanan, minuman maupun suplemen

yang dikonsumsi responden 1 hari sebelumnya dengan takaran ukuran

rumah tangga untuk mengetahui jumlah yang dikonsumsi. Hasil wawancara

dimasukkan dalam Nutrisi Survey 2007 (versi Indonesia) software sehingga

langsung dapat diketahui jumlah zat gizi. Wawancara dilakukan oleh

peneliti dan teman peneliti.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

65

3.7 Alur Penelitian

3.8 Manajemen Data

1. Penyuntingan (Editing)

Penyuntingan data dilakukan sebelum pemasukan data ke dalam komputer.

Sehingga apabila terdapat data yang meragukan atau kurang dapat

ditanyakan langsung kepada responden maupun melalui telephone.

2. Entry Data (Entry)

Entri data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan

dilakukan pengecekan kembali selama entri data untuk menghindari

kesalahan dalam memasukkan data dalam software. Kemudian data diolah

lebih lanjut didalam software penggolahan data spss versi 22.0 untuk

dilakukan analisis data.

Menentukan metode penelitian

Menentukan jumlah sampel dan responden calon jamaah haji

Mendapat persetujuan dari calon jamaah haji untuk menjadi responden

Mengumpulkan Data

Mengukur BB dan TB, Uji latih jalan 6 menit,

pengukuran gula darah dan tekanan darah

Pengisian inform consent,

kuesioner IPAQ, food

recall 2 kali

Mengolah data

Menganalisis data

Penyajian hasil

Persiapan penelitian

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

66

3. Koreksi (Cleaning)

Pembersihan data atau pengecekan kembali untuk memastikan tidak ada

kesalahan dalam melakukan entri. Hal ini perlu dilakukan untuk

membersihkan data dari kesalahan yang mungkin terjadi. Dalam

pembersihan data biasanya dilakukan pengecekan ulang dengan melihat

distribusi frekuensi sehingga akan muncul kesalahan dalam mengentri data.

3.9 Analisis Data

3.9.1 Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan distribusi

frekuensi, median, mean, standar deviasi, nilai terendah dan tertinggi dari

karakteristik responden serta masing- masing variabel, baik variabel

dependen (tingkat kebugaran) maupun variabel independen (aktivitas fisik,

indeks masa tubuh, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak,

asupan vitamin A, asupan vitamin B1, asupan besi serta status merokok) dan

variabel dependen yaitu berupa kebugaran pada calon jamaah haji di desa

Mojosari. Dalam uji univariat ini baik variabel dependen maupun

independen merupakan data numerik, kecuali variabel status merokok.

3.9.2 Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

korelasi variabel dependen dengan variabel independen atau untuk

membuktikan hipotesis. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan

uji parametrik Korelasi Pearson, T- Independent dan uji non parametrik

Rank Spearman, Mann Whitney. Uji Korelasi Pearson digunakan untuk

menganalisis variabel- variabel numerik yang terdistribusi secara normal.

Adapun variabel yang diuji dengan Korelasi Pearson adalah hubungan

kebugaran dengan aktivitas fisik, hubungan kebugaran dengan IMT,

hubungan kebugaran dengan asupan protein, hubungan kebugaran dengan

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

67

asupan vitamin A, hubungan kebugaran dengan asupan besi. Uji T-

Independent untuk menganalisis hubungan anatara variabel numerik dengan

kategorik (independent) yang datanya terdistribusi secara normal, yaitu

untuk variabel hubungan kebugaran dengan status merokok. Sementara

variabel yang diuji dengan Rank Spearman adalah hubungan kebugaran

dengan asupan karbohidrat, hubungan kebugaran dengan asupan lemak dan

hubungan kebugaran dengan asupan vitamin B1, uji ini digunakan untuk

menganalisis data numerik- numerik yang tidak terdistribusi secara normal.

Adapun uji Mann Withney, digunakan untuk menganalisis hubungan antara

variabel numerik dengan variabel kategorik (independent) yang terdistribusi

secara tidak normal, yaitu variabel antara hubungan kebugaran dengan

riwayat Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Dari hasil uji korelasi ini,

nantinya akan didapatkan nilai Pvalue, jika P<0,05 artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel dependen dan variabel independen

, jika P>0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

dependen dan variabel independen, selain itu juga akan didapatkan nilai R

yang menggambarkan kekuatan hubungan secara kualitatif antar variabel

numerik ke dalam 4 kategori sebagai berikut:

1. 0 – 0,25 : tidak berhubungan/ berhubungan lemah

2. 0,26 – 0,50 : hubungan sedang

3. 0,50 – 0,75 : hubungan kuat

4. 0,75 – 1,00 : hubungan sangat kuat.

Selain signifikasi hubungan dan kekuatan hubungan, dalam uji

korelasi ini, kita juga dapat mengetahui arah hubungan antar variabel, jika

positif (+), artinya naiknya variabel satu diikuti naiknya variabel yang lain,

sedangkan jika bernilai negatif (-), artinya naiknya variabel yang satu diikuti

turunya variabel yang lain.(63)

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

68

BAB IV

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dari pengisian kuesioner food recall, IPAQ (International Physical

Activity Questionaire) oleh responden dan tes kebugaran secara tidak langsung

dengan uji lapangan jalan 6 menit serta pengukuran berat badan dan tinggi

badan.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Mendapat surat izin dari dekan fakultas dan persetujuan dari pembimbing

untuk turun ke lapangan dalam rangka pengambilan data pada 14 Juni 2017.

2. Mencari KBIH untuk melakukan pengambilan data, dimulai dari pencarian

informasi mengenai tempat bimbingan calon jamaah haji di Demak, Ciputat,

Bandung, dan Lampung, Rembang, Tuban serta mengajukan permohonan

untuk pengambilan data mulai pada pertengahan bulan Juni 2017 tetapi

sampai pertengahan bulan Juli , tetapi belum ada satupun KBIH yang telah

dihubungi yang memberikan izin.

3. 2 minggu sebelum keberangkatan kloter jamaah haji terakhir, Pembimbing

memberikan saran untuk pengambilan data pada calon jamaah haji tahun

berapapun yang penting responden merupakan calon jamaah haji yang

sudah terdaftar di kemenag di tempat yang bisa terjangkau dan

memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data, dan diputuskan tempat

penggambilan data di desa Mojosari.

4. Sebenarnya 2 minggu sebelum keberangkatan kloter terakhir, masih ada 1

KBIH yang memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data disana, yaitu

di Islamic Center Bekasi, namun karena penelitian saya ada uji kebugaran

berupa uji jalan 6 menit yang membutuhkan lokasi agak luas sebagai

lintasan sedangkan pada saat itu proses bimbingan sangat padat, maka hal

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

69

tersebut menjadi pertimbangan tersendiri bagi peneliti untuk tidak

memaksakan melakukan pengambilan data di Islamic Center Bekasi .

5. Kamis, 27 Juli menanyakan kepada kepala desa Mojosari tentang warga

yang sudah mendaftarkan diri untuk berhaji dan mulai mendata calon

jamaah haji beserta alamatnya.

6. Jum‟at, 28 Juli 2017 peneliti mulai melakukan pengambilan data dengan

mendatatangi satu persatu calon jamaah haji, dan pada hari ini berhasil

dilakukan pengambilan data 4 calon jamaah haji, sebenarnya ada 5 calon

jamaah haji yang di datangi, namun ada 1 calon jamaah haji laki- laki yang

tidak bersedia menjadi responden dengan alasan peneliti dan asisten

peneliti perempuan.

7. Sabtu, 29 Juli 2017 dilakukan pengambilan data lagi dan didapatkan 4

calon jamaah haji.

8. Minggu, 30 Juli tidak dilakukan penggambilan data, karena setiap hari

minggu akhir bulan dilakukan gotong royong oleh seluruh warga desa untuk

membersihkan makam desa dilanjutkan dengan tahlil dan kirim doa bersama

dan baru selesai sore hari.

9. Senin, 31 Juli dilakukan penggambilan data kembali (untuk food recall

yang ke-2 pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya pada hari

jumat dan sabtu)

10. Selasa, 1 Agustus 2017 dilakukan pengambilan data dan didapatkan 4

calon jamaah haji

11. Rabu, 2 Agustus 2017 dilakukan penggambilan data kembali dan

didapatkan 4 calon jamaah haji

12. Kamis, 3 Agustus Juni 2017, hanya bisa didapatkan 2 calon jamaah haji

yang kesemuanya perempuan, karena untuk calon jamaah haji agak sulit

untuk dilakukan pengambilan data pada siang hari, karena pada umumnya

pagi buta mereka sudah pergi ke sawah dan baru pulang ketika senja, dan

untuk mendatangi pada malam hari lewat jam 9 tidak memungkinkan

karena kebiasaan di desa Mojosari lewat jam 9 seluruh pintu rumah warga

sudah terkunci, kecuali sebelumnya telah datang untuk meminta izin,

persetujuan dan membuat janji untuk dilakukan penggambilan data di

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

70

kemudian hari. Dan pada hari ini dilakukan penggambilan data kembali

(untuk food recall ke-2 pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya

pada hari selasa sebelumnya)

13. Jumat, 4 Agustus mendatangi 4 calon jamaah haji untuk meminta izin dan

persetujuannya untuk menjadi responden dan janji akan datang untuk

dilakukan penggambilan data dan dilakukan penggambilan data kembali

(untuk food recall yang ke-2 pada calon jamaah haji yang telah diambil

datanya pada hari rabu sebelumnya) .

14. Sabtu, 5 Agustus juga melakukan hal yang sama dengan hari jumat,

mendatangi 6 calon jamaah haji untuk meminta izin, persetujuan untuk

menjadi reesponden dan janji akan datang untuk dilakukan penggambilan

data dan dilakukan penggambilan data kembali (untuk food recall yang ke-2

pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya pada hari kamis

sebelumnya) .

15. Minggu, 6 Agustus, dilakukan penggambilan data pada 4 calon jamaah

haji yang telah dibuat janji pada hari jumat sebelumnya.

16. Senin, 7 Agustus dilakukan penggambilan data pada 6 calon jamaah haji

yang telah ada janji pada hari sabtu sebelumnya, namun ternyata ada 2 calon

jamaah haji yang pergi ke luar kota karena urusan keluarga dan 2 minggu

lagi baru kembali.

17. Selasa, 8 Agustus mendatangi 5 calon jamaah haji, untuk meminta izin dan

persetujuannya untuk menjadi responden dan janji akan datang untuk

dilakukan penggambilan data dan dilakukan penggambilan data kembali.

Pada hari juga dilakukan penggambilan data kembali (untuk food recall

yang ke-2 pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya pada hari

minggu sebelumnya) .

18. Rabu, 9 Agustus peneliti melakukan pengambilan data pada 5 calon

jamaah haji yang telah meminta izin pada hari selasa sebelumnya. Pada hari

juga dilakukan penggambilan data kembali (untuk food recall yang ke-2

pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya pada hari senin

sebelumnya) .

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

71

19. Kamis, 10 Agustus 2017 melakukan penggambilan data pada 4 calon

jamaah haji.

20. Jumat, 11 Agustus dilakukan penggambilan data pada 4 calon jamaah haji.

Pada hari ini juda dilakukan pengambilan data kembali (untuk food recall

ke-2 pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya pada hari rabu).

21. Sabtu, 12 Agustus dilakukan penggambilan data pada 3 calon jamah haji .

Pada hari ini juda dilakukan pengambilan data kembali (untuk food recall

ke-2 pada calon jamaah haji yang telah diambil datanya pada hari kamis).

22. Pada hari senin, 14 Agustus 2017, dilakukan food recall ke-2 pada 3 calon

jamaah haji yang diambil datanya pada hari sabtu, via telephon karena

peneliti sudah berada di Jakarta.

23. Total sampel yang berhasil diambil 42 calon jamaah haji dari seharusnya

jumlah sampel minimal 16 orang.

4.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah calon jamaah haji di desa Mojosari

yang dibuktikan dengan memiliki nomor porsi haji. Adapun karakteristik

sampel dalam penelitian ini terdiri dari: usia, jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan. Karakteristik tersebut menggambarkan keadaan umum dari

sampel dalam penelitian ini, seperti pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Sampel Penelitian

Variabel

Jumlah

N %

Usia

<41 tahun 9 21,4

41- 60 tahun 18 42,9

>61 tahun 15 35,7

Jenis Kelamin

Laki- laki 17 40,5

Perempuan 25 59,5

Tingkat

Pendidikan

SD 23 54,8

SLTP 7 16,7

SLTA 5 11,9

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

72

D3 1 2,4

S1 6 14,3

Pekerjaan

Petani 17 40,5

IRT 12 28,6

Guru 5 14,3

Pedagang 6 11,9

Bidan 1 2,4

Tidak bekerja 1 2,4

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari total sampel 42 calon jamaah

haji di desa Mojosari, terdapat sebanyak 18 calon jamaah haji (42,9%)

berusia antara 41-60 tahun, 25 (59,5%) calon jamaah haji dengan jenis

kelamin perempuan, 23 (54,8%) calon jamaah haji dengan pendidikan

terakhir SD, dan 17 (40,5%) calon jamaah haji dengan pekerjaan sebagai

petani.

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Gambaran Kebugaran Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Pengukuran kebugaran dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan

uji jalan 6 menit.

Gambaran kebugaran calon jamaah haji di desa Mojosari dilihat pada

tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Gambaran Kebugaran Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari

Variabel Jenis

Kelamin N Mean Median SD

Min-Max

(meter)

Kebugar

an

Laki- Laki 17 444,71 430 70,33 320 – 580

Perempuan 25 388,32 380 67,44 280 – 520

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

73

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa rata- rata jarak yang berhasil

di tempuh oleh calon jamaah haji laki- laki selama 6 menit sebesar 444,71

meter yang termasuk dalam kategori kebugaran baik dengan variasi jarak

tempuh sebesar 70,33 meter dan sebaran nilai jarak tempuh terendah

selama 6 menit yang ditempuh calon jamaah haji laki- laki selama 6 menit

320 meter dan jarak tempuh terjauh selama 6 menit sebesar 580 meter.

Sedangkan pada calon jamaah haji perempuan didapatkan rata- rata jarak

yang ditempuh selama 6 menit adalah 388, 32 meter yang termasuk dalam

kategori kebugaran sedang dengan variasi jarak tempuh sebesar 67,44

meter. Sedangkan sebaran nilai jarak terendah yang ditempuh selama 6

menit oleh calon jamaah haji perempuan adalah 280 meter dan jarak terjauh

yang ditempuh selama 6 menit sebesar 520 meter.

4.3.2 Gambaran Aktivitas Fisik Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Gambaran aktivitas fisik calon jamaah haji di desa Mojosari dilihat

pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Gambaran Aktivitas Fisik Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

variabel Jenis kelamin N Mean Median SD Min-Max

(METs/ mg)

Aktivit

as Fisik

Laki- laki 17 2769,53 2973 973,25 1404 – 4135

Perempuan 25 2252,20 2044 831, 88 1438 – 4879

Berdasarkan Tabel 4.3 kita bisa melihat bahwa rata - rata nilai

aktivitas fisik calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 2769,53

METs/mg yang termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat, dengan variasi

nilai aktivitas fisik sebesar 973,25 METs/mg dan sebaran nilai aktivitas

fisik terendah calon jamaah haji laki- laki 1404 METs/mg dan nilai

tertinggi 4135 METs/mg. Sedangkan pada calon jamaah haji perempuan di

desa Mojosari didapatkan rata - rata nilai aktivitas fisik 2252,20 METs/mg

yang termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat dengan variasi nilai

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

74

aktivitas fisik sebesar 831, 88 METs/mg, dan sebaran nilai aktivitas fisik

terendah calon jamaah haji perempuan 1438 METs/mg dan nilai tertinggi

4879 METs/mg.

4.3.3 Gambaran Status Gizi Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Penilaian status gizi pada penelitian ini dilakukan dengan mengukur

Indeks Massa Tubuh calon jamaah haji.

Gambaran status gizi calon jamaah haji di desa Mojosari dilihat pada

tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Gambaran Gizi Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari

variabel Jenis kelamin N Mean Median SD Min- Max(kg/m2)

IMT Laki- laki 17 21,94 22,11 3,04 16,5 – 30,4

Perempuan 25 22.62 22,3 3,80 17,7 – 31,5

Berdasarkan Tabel 4.4 kita bisa melihat bahwa rata- rata nilai IMT

calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 21,94 kg/m2

yang

tergolong dalam kategori status gizi normoweight , dengan variasi nilai IMT

sebesar 3,04 kg/m2

dan sebaran nilai IMT terendah calon jamaah haji laki-

laki 16,5 kg/m2 dan nilai IMT tertinggi 31,5 kg/m

2. Sedangkan pada calon

jamaah haji perempuan di desa Mojosari didapatkan rata - rata nilai IMTnya

22,62 kg/m2

yang tergolong dalam kategori status gizi noromoweight

dengan variasi nilai IMT sebesar 3,80 kg/m2, dan sebaran nilai IMT

terendah calon jamaah haji perempuan 17,7 kg/m2 dan nilai 31,5 kg/m

2.

4.3.4 Gambaran Asupan Karbohidrat Calon Jamaah Haji di Desa

Mojosari.

Data terkait gambaran asupan gizi calon jamaah haji di desa Mojosari

diperoleh dari akumulasi food recall 2 x 24 jam , lalu diolah untuk dianalisis

kandungan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan

Software Nutry Survei 2007 lalu dirata- rata hasilnya. Adapun zat gizi

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

75

yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: karbohidrat, protein, lemak,

vitamin A, Vitamin B1, dan zat besi. Berikut tabel hasil uji analisi univariat

asupan zat gizi calon jamaah haji desa Mojosari.

Gambaran asupan karbohidrat calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Gambaran Asupan Karbohidrat Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Variabel Jenis

Kelamin

N Mean Medi

an

SD Min-Max(%

kebutuhan Total)

Asupan

Karbohidrat

Laki- laki 17 55,29 57 10,8 30 – 80

Perempuan 25 45,56 43 5,97 28 – 68

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa rata- rata asupan karbohidrat

calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 55,29% dari

kebutuhan total, dengan variasi 10,8% dari kebutuhan total, dan nilai

sebaran asupan karbohidrat terendah 30% dari kebutuhan total dan nilai

asupan karbohidrat tertinggi 80% dari kebutuhan total. Sedangkan pada

calon jamaah haji perempuan di desa Mojosari rata- rata asupan

karbohidratnya sebesar 45,56% dari kebutuhan total , dengan variasi 5,97%

dari kebutuhan total, dan nilai sebaran asupan karbohidrat terendah 28%

dari kebutuhan total dan nilai asupan karbohidrat tertinggi 68% dari

kebutuhan total.

4.3.5 Gambaran Asupan Protein Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Gambaran asupan protein calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

76

Tabel 4.6

Gambaran Asupan Protein Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Variabe

l

Jenis

Kelamin

n Mean Median SD Min-Max(%

kebutuhan Total)

Asupan

Protein

Laki- laki 17 14,14 13 5,97 6 – 32

Perempuan 25 15,80 16 3,89 8 – 22

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat dilihat bahwa rata- rata asupan protein

calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 14,14% dari kebutuhan

total, dengan variasi 5,97% dari kebutuhan total, dan nilai sebaran asupan protein

terendah 6% dari kebutuhan total dan nilai asupan protein tertinggi 32% dari

kebutuhan total. Sedangkan pada calon jamaah haji perempuan di desa Mojosari

rata- rata asupan protein sebesar 15,8% dari kebutuhan total, dengan variasi

3,89% dari kebutuhan total, dan nilai sebaran asupan protein terendah 8% dari

kebutuhan total dan nilai asupan protein tertinggi 22% dari kebutuhan total.

4.3.6 Gambaran Asupan Lemak Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Gambaran asupan lemak calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Gambaran Asupan Lemak Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari

Variabe

l

Jenis

Kelamin

N Mean Median SD Min-Max(%

kebutuhan Total)

Asupan

Lemak

Laki- laki 17 31,29 30 9,16 16- 49

Perempuan 25 38,76 40 7,83 21 – 50

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat dilihat bahwa rata- rata asupan

lemak calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 31,29% dari

kebutuhan total, dengan variasi 9,16% dari kebutuhan total, dan nilai

sebaran asupan lemak terendah 16% dari kebutuhan total dan nilai asupan

lemak tertinggi 49% dari kebutuhan total. Sedangkan pada calon jamaah

haji perempuan di desa Mojosari rata- rata asupan lemak sebesar 38,76%

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

77

dari kebutuhan total, dengan variasi 7,83% dari kebutuhan total, dan nilai

sebaran asupan lemak terendah 21% dari kebutuhan total dan nilai asupan

lemak tertinggi 50% dari kebutuhan total.

4.3.7 Gambaran Asupan Vitamin A Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Gambaran asupan vitamin A calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Gambaran Asupan Vitamin A Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Variabel Jenis Kelamin N Mean Median SD Min- Max(μg)

Asupan

Vitamin A

Laki- laki 17 662,73 491 372,3 198,7 – 1376,5

Perempuan 25 697,14 653 279 236 - 1375

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat dilihat bahwa rata- rata asupan

vitamin A calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 662,73 μg ,

dengan variasi 372,3 μg, dan nilai sebaran asupan vitamin A terendah 198,7

μg dan nilai asupan vitamin A tertinggi 1376,5 μg. Sedangkan pada calon

jamaah haji perempuan di desa Mojosari rata- rata asupan vitamin A

sebesar 697,14 μg, dengan variasi 279 μg, dan nilai sebaran asupan vitamin

A terendah 236 μg dan nilai asupan vitamin A tertinggi 1375 μg.

4.3.8 Gambaran Asupan Vitamin B1 Calon Jamaah Haji di Desa

Mojosari.

Gambaran asupan vitamin B1 calon jamaah haji di desa Mojosari

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Gambaran Asupan Vitamin B1 Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Variabel Jenis Kelamin N Mean Median SD Min- Max(mg)

Asupan

Vitamin B1

Laki- laki 17 0,718 0,7 0,25 0,2 – 1,1

Perempuan 25 0,652 0,6 0,20 0,3 – 1,1

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

78

Dari tabel 4.9 diatas dapat dapat dilihat dilihat bahwa rata- rata asupan

vitamin B1 calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 0,718 mg,

dengan variasi 0,25 mg, dan nilai sebaran asupan vitamin B1 terendah 0,2

mg dan nilai asupan vitamin B1 tertinggi 1,1 mg. Sedangkan pada calon

jamaah haji perempuan di desa Mojosari rata- rata asupan vitamin B1

sebesar 0,652 mg, dengan variasi 0,2 mg, dan nilai sebaran asupan vitamin

B1terendah 0,3 mg dan nilai asupan vitamin B1 tertinggi 1,1 mg.

4.3.9 Gambaran Asupan Besi Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Gambaran asupan besi calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Gambaran Asupan Besi Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Variabel Jenis Kelamin n Mean Median SD Min- Max(mg)

Asupan

Fe

Laki- laki 17 10,79 10,2 2,24 7,7 - 16

Perempuan 25 9,02 9,4 3,63 0,1- 5,7

Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa rata- rata asupan zat besi

calon jamaah haji laki- laki di desa Mojosari sebesar 10,79 mg, dengan

variasi 2,24 mg, dan nilai sebaran asupan zat besi terendah 7,7 mg dan nilai

asupan zat besi tertinggi 16 mg. Sedangkan pada calon jamaah haji

perempuan di desa Mojosari rata- rata asupan zat besi sebesar 9,02 mg,

dengan variasi 3,63 mg, dan nilai sebaran asupan zat besi terendah 0,1 mg

dan nilai asupan zat besi tertinggi 15,7 mg.

4.3.10 Gambaran Riwayat Diabetes Mellitus Calon Jamaah Haji di

Desa Mojosari.

Gambaran riwayat Diabetes Mellitus calon jamaah haji di desa Mojosari

dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

79

Tabel 4.10

Gambaran Riwayat DM Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari

Jenis kelamin

Riwayat Diabetes Mellitus (DM)

DM Non DM

n % N %

Laki- laki 2 11,8 15 88,2

Perempuan 2 8 23 92

Total 4 9,5 38 90,5

Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa dari 42 calon jamaah haji di

desa Mojosari , sebanyak 4 orang (9,5 %) calon jamaah haji di desa

Mojosari mempunyai riwayat DM.

4.3.11 Gambaran Riwayat Hipertensi Calon Jamaah Haji di Desa

Mojosari.

Gambaran riwayat Hipertensi calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Gambaran Riwayat Hipertensi Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari

Jenis kelamin

Hipertensi

Hipertensi Non Hipertensi

n % N %

Laki- laki 6 35,3 11 64,7

Perempuan 7 28 18 72

Total 13 32,5 29 67,5

Dari tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa dari 42 calon jamaah haji di

desa Mojosari, sebanyak 13 orang (32,5%) calon jamaah haji di desa

Mojosari mempunyai riwayat Hipertensi.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

80

4.3.12 Gambaran Status Merokok Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Gambaran status merokok calon jamaah haji di desa Mojosari dapat

dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Gambaran Status Merokok Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari

Jenis kelamin

Status Merokok

Merokok Tidak merokok

n % N %

Laki- laki 14 100 3 17,6

Perempuan 0 0 25 89,3

Total 14 33,3 28 66,7

Dari tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa dari 42 calon jamaah haji di

desa Mojosari , sebanyak 14 orang (33,3 %) calon jamaah haji di desa

Mojosari yang merokok dan semuanya berjenis kelamin laki- laki.

4.3.11 Hubungan antara Kebugaran dengan Aktivitas Fisik Pada Calon

Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Hasil analisis antara kebugaran dengan aktivitas fisik pada calon

jamaah haji di desa Mojosari dapat dilihat padaTabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12

Analisis hubungan kebugaran dengan aktivitas fisik pada calon jamaah haji di

desa Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) P value

Aktivitas fisik 42 0,469 0,02

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi person didapatkan hubungan

yang signifikan antara kebugaran dengan aktivitas fisik dengan nilai Pvalue

0,02 (p<0,05). Nilai koefisien korelasinya (r) 0,469 yang artinya kekuatan

hubungan antara kebugaran dengan aktivitas fisik sedang, dengan arah

hubungan positif, sehingga dengan semakin bertambahnya aktifitas fisik

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

81

maka nilai kebugaranya juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Sari (2014) menunjukkan hubungan yang

signifikan antara kebugaran dengan aktivitas fisik dengan bilai

Pvalue<0,0001.(67) Penelitian yang dilakukan Dion (2017) tentang hubungan

tingkat kebugaran jasmani dengan aktivitas fisik siswa kelas X di SMK

Muhamadiyah 1 Wates dengan nilai Pvalue=0.003 dan nilai r= 0,336. (68)

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti (2015) terhadap

107 mahasiswa fakultas kedokteran Udayana dengan menggunakan metode

pengukuran VO2 maks dari Harvard Step Test dan aktivitas fisik dengan

IPAQ, tentang hubungan aktivitas fisik dengan daya tahan kardiovaskular

didapatkan hasil Pvalue=0,000 dan r= 0,759.(65) Penelitian yang dilakukan

Burgi dkk (2011) pada 217 anak usia 4-6 tahun di Switzerland didapatkan

hasil bahwa terdapat hubungan antara kebugaran aerobik dengan aktivitas

fisik dengan nilai Pvalue=0,001.(69) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan kebugaran. Menurut Sharkley,

aktivitas fisik yang dilakukan teratur dapat mengurangi beban kerja jantung

sehingga dapat lebih efisien dan meningkatkan ketahanan sistem

kardiorespirasi, meningkatkan jumlah mitokondria, meningkatkan aktivitas

mioglobin ke mitokondria , dapat mengurangi denyut jantung istirahat

maupun denyut jantung pada beban kerja maksimal, meningkatkan

kontraksi otot jantung sehingga meningkatkon stroke volume dan

mengurangi rangsangan hormon adrenalin.(23)

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai pergerakan atau perubahan tubuh

yang dilakukan oleh otot rangka yang membutuhkan energi untuk

peningkatan kebugaran dan kesehatan.(20) Pengukuran nilai aktivitas fisik

calon jamaah haji di desa Mojosari diperoleh dari perhitungan total skor

IPAQ (International Physical Activity Questionaire) yang tersaji dalam

ukuran Metabolic Equivalen/ MET-s. Aktivitas fisik yang rutin dapat

memberikan dampak positif bagi kebugaran seseorang, karena dengan

beraktivitas fisik dapat meningkatkan efesiensi kerja sistem kardiorespirasi

seseorang, sehingga orang yang yang telah terlatih untuk beraktivitas fisik

sitem kardiorespirasinya akan bekerja lebih efisien sehingga dapat

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

82

menyediakan oksigen lebih untuk dapat dipergunakan dalam pembentukan

energi.(70) Menurut Kristanti (2012) Aktifitas fisik dapat menimbulkan efek

seketika yang disebut respon akut dan efek jangka panjang akibat latihan

yang teratur dan terprogram yang disebut dengan adaptasi. Adapun efek

respon akut dari beraktivitas fisik dapat berupa peningkatan frekuensi

denyut jantung, peningkatan frekuensi pernafasan, peningkatan tekanan

darah dan peningkatan suhu tubuh. Sedangkan yang termasuk dalam

adaptasi akibat latihan fisik yang teratur dan terprogram antara lain:

peningkatan masa otot, bertambahnya masa tulang, bertambahnyan sistem

pertahanan antioksidan serta penurunan frekuensi jantung saat istirahat.(71)

Tingkat kebugaran bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

faktor internal seperti: genetik, umur dan jenis kelamin. dan faktor eksternal

seperti: perilaku merokok, mengkonsumsi alkohol, asupan gizi, dan perilaku

sedentary life.(7) Adapun cara untuk meningkatkan kebugaran yaitu dengan

latihan yang terprogram dan terstruktur karena dengan latihan ini dapat

meningkatkan kapasitas VO2 maks antara 10%- 20%. dengan demikian kita

ketahui bahwa kebugaran khususnya kapasitas aerobik dapat ditingkatkan

melalui latihan aerobik dengan memperhatikan faktor seperti intensitas

latihan, frekuensi latihan dan lama latihan. Semakin berat latihan yang

dilakukan maka semakin besar efek yang didapat, adapun intensitas yang

dianjurkan antara 72%- 87% denyut nadi maksimal (220 – umur). Frekuensi

latihan yang dianjurkan 3 -5 kali dalam seminggu dan lama latihan yang

dianjurkan 30 menit.(72)

4.3.12 Hubungan antara Kebugaran dengan Status Gizi Berdasarkan

Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Calon Jamaah Haji di Desa

Mojosari.

Hasil analisis kebugaran dengan status gizi berdasarkan nilai indeks

massa tubuh (IMT) pada calon jamaah haji di desa Mojosari dapat dilihat

padatabel 4.13 sebagai berikut:

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

83

Tabel 4.13

Analisis kebugaran dengan status gizi berdasarkan nilai indeks massa tubuh (IMT)

pada calon jamaah haji di desa Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) P value

Indeks Massa Tubuh 42 0,18 0,912

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson didapatkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan indeks massa

tubuh dengan nilai Pvalue 0,912 (p>0,05). Nilai koefisien korelasinya (r)

0,18 yang menunjukkan hubungan pola antar variabel positif dengan pola

hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat berhubungan antara status

dengan kebugaran calon jamaah haji di desa Mojosari. Sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kharisma dkk (2015) pada karyawan

Indocement di Bogor didapatkan hasil yang tidak signifikan antara nilai

IMT dengan VO2 maks.(73) Berbeda penelitian yang dilakukan oleh

Febriyanti (2015) tentang hubungan indeks masa tubuh dengan kebugaran

yang dinilai dari daya tahan kardiovaskular nya didapatkan hasil p=0,001

dan r= -0,674, yang artinya semakin tinggi nilai IMT seseorang maka daya

tahan kardiorespirasinya akan semakin rendah. Tidak didapatkan

kemaknaan anatara hubungan IMT dengan kebugaran karena banyak faktor

yang memengaruhi kebugaran seseorang selain dari IMT, selain itu dari

hasil analisis univariat juga menunjukkan bahwa rata- rata calon jamaah haji

di desa Mojosari mempunyai IMT normal.(65)

Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang akibat konsumsi,

absopsi dan penggunaan zat gizi.(49) Penilaian status gizi dalam penelitian ini

dengan menilai IMT (Indeks Massa Tubuh), yang merupakan pengukuran

antropometri sebagai indikator status gizi dan merupakan salah satu cara

yang sederhana dan umum digunakan untuk menilai dan memantau status

gizi pada dewasa.(49) Indeks masa tubuh yang berlebih bisa disebabkan oleh

timbunan lemak akibat konsumsi makanan yang berlebihan dari kebutuhan

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

84

seharusnya ataupun karena kurangnya aktivitas. Timbunan lemak didalam

tubuh dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga sistem

kardiorespirasi perlu bekerja ekstra untuk dapat mensuplai kebutuhan

oksigen sel dan seluruh jaringan didalam tubuh.(74) Selain itu efek karena

peningkatan IMT terdapat sel- sel yang membesar sehingga meningkatkan

kebutuhan nutrisi dan menyebabkan peningkatan denyut jantung akibat

oksigen yang dihantarkan pada satu kali curah jantung belum memenuhi

kebutuhan oksigen untuk nutrisi seluruh sel- sel yang lebih besar.(75)

Karena terjadi ketidakefisien sistem kardiorespirasi maka akan

menyebabkan penurunan tingkat kebugaran.(23) Sehingga Hal ini akan

menyebabkan kelelahan dini bagi orang yang memiliki berat badan lebih

dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Kelebihan berat

badan akan menurunkan tingkat kebugaran karena peningkatan kebutuhan

energi aerobik untuk melakukan pergerakan.(75) Penurunan IMT, total

lemak tubuh pada orang yang obesitas terjadi setelah dilakukan latihan

aktivitas fisik selama 3 bulan dengan ergometer cycle selama 30 menit dan

frekuensi 3 kali seminggu, selain itu juga didapatkan peningkatan puncak

ambilan oksigen, waktu untuk mengalami serangan panas, rata- rata waktu

maksimal untuk kerja, denyut nadi, tekanan darah sistolik, dan tekanan

darah diatolik istirahat maupun aktivitas.(76)

4..3.13 Hubungan Antara Kebugaran Dengan Asupan Karbohidrat Pada

Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara Dengan Asupan Karbohidrat Pada

Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14

Analisis kebugaran dengan asupan karbohidrat pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi

(r) Pvalue

Asupan Karbohidrat 42 0,09 0,955

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

85

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi rank - spearman didapatkan

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan asupan

karbohidrat dengan nilai Pvalue 0,955 (p>0,05). Nilai koefisien korelasinya

(r) 0,09 yang menunjukkan hubungan pola antar variabel positif dengan

pola hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat hubungan antara

kebugaran calon jamaah haji di desa Mojosari dengan asupan karbohidrat.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widiarti (2013) bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan estimasi nilai

VO2 maks pada siswa SMP Negeri 187 Jakarta dengan nilai (p=0,746) dan

nilai (r=0,029).(77) Berbeda dengan penelitian Sonia dkk (2014) yang

didapatkan hasil terdapat hubungan yamg signifikan antara asupan

karbohidrat dengan VO2 maks pada remaja laki- laki di Serpong City Soccer

Scholl Tangerang dengan nilai Pvalue = 0,024 dan r = 0,411.(78) Tidak

ditemukanya kemaknaan antara kebugaran dengan asupan karbohidrat,

karena keterbatasan dalam penelitian ini yaitu food recall hanya dilakukan 2

kali sedangkan menurut teori untuk mendapatkan hasil yang benar- benar

bisa menggambarkan kebiasaan makan responden, seharusnnya food recall

dilakukan minimal 3 kali agar serta salah satu kekurangan metode food

recall sangat bergantung pada ingatan responden dan seperti kita ketahui

dari karakteristik responden bahwa dalam penelitian ini 35,7% responden

berusia lebih dari 60 tahun yang kemungkinan daya ingatnya sudah mulai

menurun dan kemungkinan terjadi flate slope syndrome, yaitu

kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya

yang lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk

cenderuung melaporkan lebih sedekat (under estimate).

Energi dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan hidup,

menunjang pertumbuhan dan untuk melakukan aktivitas fisik. Semakin

meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka akan diiringi dengan

peningkatan pemakaian energi.(24)

Data terkait gambaran asupan

karbohidrat calon jamaah haji desa Mojosari diperoleh dari akumulasi

food recall 2 x 24 jam, lalu diolah untuk dianalisis kandungan zat gizi dari

makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan software nutry survei 2007

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

86

lalu dirata- rata hasilnya. Tubuh mensuplai glukosa ke dalam otot. Jika

hanya sebagian energi yang digunakan untuk beraktivitas fisik, maka

kelebihanya disimpan dalam bentuk glikogen di hati, otot dan jaringan

lemak. Semakin meningkat intensitas, durasi dan frekuensi aktivitas fisik

maka semakin besar suplai glukosa yang dibutuhkan tubuh.(21) Selain fungsi

utama karbohidrat sebagai sumber energi utama, karbohidrat juga sebagai

penghemat protein selama proses produksi energi, dan membantu dalam

proses pembakaran lemak.(31)

4.3.14 Hubungan Antara Kebugara dengan Asupan Protein Pada Calon

Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Hasil analisis antara kebugara dengan asupan protein pada calon

jamaah haji di desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Analisis kebugaran dengan asupan protein pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) Pvalue

Asupan Protein 42 -0,047 0,768

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson didapatkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan asupan protein

dengan nilai Pvalue 0,768 (p>0,05). Nilai koefisien korelasinya (r) -0,047

yang menunjukkan hubungan pola antar variabel negatif dengan pola

hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat hubungan antara

kebugaran dengan asupan protein calon jamaah haji di desa Mojosari, yang

juga berarti semakin tinggi asupan protein seseorang maka tingkat

kebugaranya akan semakin turun. Sejalan penelitian Sonia dkk (2014) yang

didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan

Protein dengan VO2 maks pada 30 remaja laki- laki di Serpong City Soccer

Scholl Tangerang dengan nilai Pvalue = 0,638 dan r = -0,042.(78) Demikian

juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2015) pada 60 orang

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

87

mahasiswa program studi kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

tingkat kebugaran dengan asupan protein.(79)Tidak ditemukanya kemaknaan

antara kebugaran dengan asupan protein, karena keterbatasan dalam

penelitian ini yaitu food recall hanya dilakukan 2 kali sedangkan menurut

teori seharusnnya dilakukan minimal 3 kali agar didapatkan hasil yang

benar- benar bisa menggambarkan kebiasaan makan responden serta salah

satu kekurangan metode food recall sangat bergantung pada ingatan

responden dan seperti kita ketahui dari karakteristik responden bahwa

dalam penelitian ini 35,7% responden berusia lebih dari 60 tahun, yang

kemungkinan daya ingatnya sudah mulai menurun dan terjadi flate slope

syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk

melaporkan konsumsinya yang lebih banyak (over estimate) dan bagi

responden yang gemuk cenderuung melaporkan lebih sedekat (under

estimate).

Protein merupakan cadangan energi bagi tubuh apabila karbohidrat

yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk menghasilkan energi pada saat

melakukan latihan intensif. Protein digunakan sebagai energi setelah

karbohidrat dan lemak.(30)

Protein diperlukan tubuh untuk proses

pertumbuhan, perbaikan kerusakan sel dan jaringan serta sebagai katalisator.

Data terkait gambaran asupan protein calon jamaah haji desa Mojosari

diperoleh dari akumulasi food recall 2 x 24 jam, lalu diolah untuk dianalisis

kandungan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan

software nutry survei 2007 lalu dirata- rata hasilnya.

Menurut Sharkey J. Brian (2013) bahwa protein memiliki hubungan

tidak langsung terhadap kebugaran seseorang karena otot tidak merespon

kelebihan protein dengan hanya menerimanya, karena cara untuk membuat

otot tumbuh adalah dengan cara membuatnya bekerja.(23) Protein berperan

besar sebagai pembentuk otot, sehingga wajar apabila seorang atlet

membutuhkan protein lebih banyak dari kebutuhan biasanya. Kebutuhan

protein untuk malakukan latihan intensif adalah 5- 15% dari total energi.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

88

Anjuran konsumsi protein untuk laki- laki yaitu sebesar 60 gram dan untuk

perempuan sebesar 57 gram.(52) Protein banyak dibutuhkan pada awal

program latihan.(30) Adapun faktor lain yang turut menentukan seberapa

banyak kebutuhan protein tubuh diantaranya: stress emosional ataupun fisik,

infeksi, luka bakar, suhu lingkungan yang meningkat juga akan

meningkatkan kebutuhan akan protein. Kebutuhan protein juga meningkat

sewaktu tubuh dalam masa penyembuhan seperti pasca operasi, trauma

namun konsumsi protein tidak dianjurkan melebihi 2 g/kg BB/hari, karena

kelebihan protein akan menyebabkan Spesific Dynamic Action (SDA) yang

tinggi dan akan merugikan metabolisme serta memperberat kerja ginjal

apabila kelebihan protein tersebut terjadi dalam waktu yang lama.(30) Selain

itu konsumsi protein yang berlebihan tidak bermanfaat bagi tubuh, karena

biasanya makanan yang tinggi protein juga tinggi lemak, selain itu juga

makanan yang tinggi protein akan meningkatkan kerja hati dan ginjal untuk

mengeluarkan nitrogen, meningkatkan ekskresi kalsium sehingga

meningkatkan resiko osteoporosis, meningkatkan resiko atherosklerosis,

serta kanker kolon dan prostat.(51)

4.3.15 Hubungan Antara Kebugara Dengan Asupan Lemak Pada Calon

Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara Dengan Asupan Lemak Pada Calon

Jamaah Haji Di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

Analisis kebugaran dengan asupan lemak pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) Pvalue

Asupan Lemak 42 -0,97 0,539

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi rank - spearman didapatkan

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan asupan

lemak dengan nilai Pvalue 0,539 (p>0,05) dan nilai koefisien korelasinya

(r) -0,97 yang menunjukkan hubungan pola antar variabel negatif dengan

pola hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat berhubungan antara

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

89

kebugaran calon jamaah haji di desa Mojosari dengan asupan lemak, yang

juga berarti semakin meningkatnya konsumsi lemak maka juga akan

menurunkan tigkat kebugaran seseorang. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Putri (2015) terhadap 110 mahasiswa program studi

kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan asupan lemak dengan

nilai Pvalue 1,00 (p>0,05).(79)

Demikian juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Widiartha didapatkan tidak terdapat hubungan antara asupan

lemak dengan kebugaran dengan nilai Pvalue = 0,287 dan nilai r = 0,094.(77)

Tidak ditemukanya kemaknaan antara kebugaran dengan asupan lemak,

karena keterbatasan dalam penelitian ini yaitu food recall hanya dilakukan 2

kali sedangkan menurut teori seharusnnya dilakukan minimal 3 kali agar

didapatkan hasil yang benar- benar bisa menggambarkan kebiasaan makan

responden serta salah satu kekurangan metode food recall sangat bergantung

pada ingatan responden dan seperti kita ketahui dari karakteristik responden

bahwa dalam penelitian ini 35,7% responden berusia lebih dari 60 tahun,

yang kemungkinan daya ingatnya sudah mulai menurun dan terjadi flate

slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk

melaporkan konsumsinya yang lebih banyak (over estimate) dan bagi

responden yang gemuk cenderuung melaporkan lebih sedekat (under

estimate).

Lemak merupakan penghasil energi terbesar, bahkan 2 kali lipat dari

energi yang dihasilkan dari karbohidrat dan protein. Konsumsi harian lemak

yang dianjurkan sebesar 20-25% dari total kebutuhan energi. Bila

mengkonsumsi lemak kurang dari kebutuhan kalori total tidak akan

memberi keuntungan pada kinerja dan kebugaran fisik, demikian pula

dengan mengkonsumsi lemak lebih dari 35% dari kebutuhan kalori totalnya

akan membahayakan bagi kesehatan.(51) Lemak tidak banyak digunakan

sebagai bahan bakar untuk beraktifitas minimal 20 menit pertama dan tidak

digunakan sebagi bahan bakar utama sampai setelah 2 jam. Namun apabila

latihan terus dilakukan sampai >2 jam maka penggunaan lemak sebagai

bahan bakar akan meningkat hinga 85%.(21) Konsumsi tinggi lemak

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

90

berdampak buruk pada tubuh karena dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah, sehingga memperberat kerja dari sistem kardiorespirasi

untuk memompa dan mensuplai kebutuhan akan oksigen keseluruh sel dan

jaringan tubuh dan hal ini akan menyebabkan penurunan tingkat kebugaran

seseorang, meningkatkan VO2 maks > 60%, menyebabkan obesitas dan

meningkatkan resiko jantung koroner dan stroke.(80)

4.3.16 Hubungan Antara Kebugara Dengan Asupan Vitamin A Pada

Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara Dengan Asupan Vitamin A Pada

Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17

Analisis kebugaran dengan asupan vitamin A pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) Pvaleu

Asupan Vitamin A 42 0,84 0,599

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson didapatkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan asupan vitamin

A dengan nilai Pvalue 0,599 (p>0,05). Nilai koefisien korelasinya (r) 0,84

yang menunjukkan hubungan pola antar variabel positif dengan pola

hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat berhubungan antara

kebugaran dengan asupan vitamin A calon jamaah haji di desa Mojosari,

dan juga berarti semakin tinggi asupan vitamin A seseorang maka tingkat

kebugaranya akan semakin meningkat. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Widiartha (2013) didapatkan hasil tidak terdapat hubungan

anatara kebugaran dengan vitamin A dengan nilai Pvalue =0,524 dengan r=

-0,056.(77) Demikian pula hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lilik (2013) pada 97 orang mahasiswa program studi kesehatan

masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran dengan asupan

vitamin A, dengan nilai korelasi -0,079, yang berati semakin bertambahnya

asupan vitamin A seseorang maka denyut nadinya akan semakin berkurang

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

91

setelah melakukan tes kebugaran yang artinya kebugaranya akan semakin

meningkat.(81) Tidak ditemukanya kemaknaan antara kebugaran dengan

asupan vitamin A, karena keterbatasan dalam penelitian ini yaitu food recall

hanya dilakukan 2 kali sedangkan menurut teori seharusnnya dilakukan

minimal 3 kali agar didapatkan hasil yang benar- benar bisa

menggambarkan kebiasaan makan responden serta salah satu kekurangan

metode food recall sangat bergantung pada ingatan responden dan seperti

kita ketahui dari karakteristik responden bahwa dalam penelitian ini 35,7%

responden berusia lebih dari 60 tahun, yang kemungkinan daya ingatnya

sudah mulai menurun dan terjadi flate slope syndrome, yaitu

kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya

yang lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk

cenderuung melaporkan lebih sedekat (under estimate).

Vitamin A adalah salah satu vitamin larut lemak. Secara teoritis,

defesiensi vitamin A dapat mempengaruhi performa aktivitas fisik.(22)

Penelitian - penelitian sepuluh tahun terakhir menunjukkan kemungkinan

hubungan antara β- karoten dan vitamin A dengan pencegahan dan

penyembuhan penyakit jantung koroner dan kanker. Hal ini dikaitkan

dengan fungsi β- karoten dan vitamin A sebagai antioksidan yang mampu

menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem perlawanan tubuh terhadap

mikroorganisme atau proses merusak lainya. Defesiensi vitamin A dapat

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, menurunya daya tahan tubuh,

menurunya mobilisasi zat besi dan menurunya respon imun (sel natural

killer, limfosit).(82) Angka kecukupan vitamin A besi sehari menurut Widya

Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah untuk laki- laki 600 RE

(Retinol Ekivalen) sedangkan pada perempuan 500 RE (Retinol Ekivalen).

(52) Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lyold (1998) dengan

study kohort di Pensylvania, AS dengan metode laboratorium juga

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara asupan vitamin A dalam darah

dengan kebugaran. Hal ini bisa karena metode yang digunakan dengan

laboratorium sehingga hasilnya mempunyai ketelitian yang lebih tinggi.(83)

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

92

4.3.17 Hubungan Antara Kebugara Dengan Asupan Vitamin B1 Pada

Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara Dengan Asupan Vitamin B1 Pada

Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.18

Analisis kebugaran dengan asupan vitamin B1 pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) Pvaleu

Asupan Vitamin B1 42 0,001 0,999

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi rank - spearman didapatkan

hubungan yang tidak signifikan antara kebugaran dengan asupan vitamin B1

dengan nilai Pvalue 0,999 (p>0,05). Nilai koefisien korelasinya r= 0,00

yang menunjukkan hubungan pola antar variabel positif dengan pola

hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat berhubungan antara

kebugaran calon jamaah haji di desa Mojosari dengan asupan vitamin B1,

yang juga berarti semakin meningkatnya konsumsi vitamin B1 maka juga

akan meningkatkan tigkat kebugaran seseorang. Tidak ditemukanya

kemaknaan antara kebugaran dengan asupan vitamin B1, karena

keterbatasan dalam penelitian ini yaitu food recall hanya dilakukan 2 kali

sedangkan menurut teori seharusnnya dilakukan minimal 3 kali agar

didapatkan hasil yang benar- benar bisa menggambarkan kebiasaan makan

responden serta salah satu kekurangan metode food recall sangat bergantung

pada ingatan responden dan seperti kita ketahui dari karakteristik responden

bahwa dalam penelitian ini 35,7% responden berusia lebih dari 60 tahun

yang kemungkinan daya ingatnya sudah mulai menurun dan terjadi flate

slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk

melaporkan konsumsinya yang lebih banyak (over estimate) dan bagi

responden yang gemuk cenderuung melaporkan lebih sedekat (under

estimate).

Tiamin memegang peranan esensial dalam transformasi energi,

konduksi membran dan saraf serta dalam sintesisi pentosa dan bentuk

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

93

koenzim tereduksi dari niasin.(46) Vitamin B1 bekerja sebagai koenzim

dalam metabolisme glikogen dalam otot, juga sebagai koenzim reaksi untuk

melepaskan energi dalam karbohidrat dan meningkatkan daya tahan dalam

melakukan olah raga durasi panjang.(43) Tiamin pirofosfat yang merupakan

salah satu bentuk koenzim vitamin B1 berperan dalam mengubah piruvat ke

asetil Ko- A sebelum maksuk dalam siklus krebs.(84) Teori ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Vaz dkk (2011) yang dilakukan di Banglore,

India pada anak- anak usia 7- 10 tahun yang menunjukkan hasil bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara kebugaran dengan peningkatan

status vitamin B1 dalam tubuh dan mikronutrien lainya yang dikonsumsi.(85)

4.3.18 Hubungan Antara Kebugara Dengan Asupan Besi Pada Calon

Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara Dengan Asupan Besi Pada Calon

Jamaah Haji Di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19

Analisis kebugaran dengan asupan besi pada calon jamaah haji di desa Mojosari.

Variabel Jumlah Korelasi (r) Pvaleu

Asupan Besi 42 -0,085 0,592

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson didapatkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan asupan besi

dengan nilai Pvalue 0,592 (p>0,05). Nilai koefisien korelasinya (r) -0,085

yang menunjukkan hubungan pola antar variabel negatif dengan pola

hubungan yang lemah atau hampir tidak terdapat berhubungan antara

kebugaran dengan asupan besi calon jamaah haji di desa Mojosari, yang

artinya dengan meningkatnya asupan besi maka kebugaran akan semakin

turun. Penelitian ini sejalan dengan Penelitian Lilik (2013) bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara kebugaran dengan asupan zat besi

dengan nilai Pvalue 0,341 (p>0,05).(81) Berbeda dengan penelitian

Widiartha yang didapatkan hubungan antara VO2 maks dengan asupan besi

dengan nilai (p>0,027) dan nilai (r= -0,194).(77) Dalam penelitian yang

dilakukan Arsenault pada wanita ditemukan hubungan anatara kadar feritin

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

94

dengan VO2 maks, dimana wanita yang kadar feritin dalam darahnya rendah

maka nilai VO2 maksnya juga rendah.(86)

Tidak ditemukanya kemaknaan antara kebugaran dengan asupan zat

besi, karena keterbatasan dalam penelitian ini yaitu food recall hanya

dilakukan 2 kali sedangkan menurut teori seharusnnya dilakukan minimal 3

kali agar didapatkan hasil yang benar- benar bisa menggambarkan kebiasaan

makan responden serta salah satu kekurangan metode food recall sangat

bergantung pada ingatan responden dan seperti kita ketahui dari

karakteristik responden bahwa dalam penelitian ini 35,7% responden

berusia lebih dari 60 tahun, yang kemungkinan daya ingatnya sudah mulai

menurun dan terjadi flate slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi

responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya yang lebih banyak

(over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderuung melaporkan

lebih sedekat (under estimate). Selain itu perbedaan nilai korelasi penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan Arsenault mungkin disebabkan

perbedaan karakteristik, jumlah sampel dan metode pengukuran, dimana

dalam penelitian Arsenault pengukuran feritin dengan laboratorium

sehingga hasilnya lebih akurat.

Besi merupakan mineral mikro yang penting karena berhubungan

dengan hemoglobin dalam darah dan merupakan mineral yang jumlahnya

paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak

3-5 gr di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi

esensial di dalam tubuh, diantaranya: sebagai alat angkut oksigen dari paru

ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai

bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.(46)

Fungsi

besi sebagai alat angkut oksigen ini sangat penting, terutama bagi orang

yang melakukan latihan aerobik berupa daya tahan dan harus memiliki

asupan besi yang cukup.(22) Sebanyak 80% besi tubuh berada dalam

hemoglobin, dan sisanya terdapat di mioglobin dan protein lain yang

mengandung besi. Zat besi bersatu dengan dengan hemoglobin dalam sel

darah merah sehingga dapat membantu melepaskan energi sebagai bahan

bakar untuk kerja sel.(21) Menurunya produktifitas kerja pada kekurangan

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

95

besi disebabkan oleh dua hal: 1) berkurangnya enzim- enzim yang

mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim- enzim yang terlibat

dalam metabolisme energi 2) menurunya hemoglobin darah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Vaz (2011) di Banglore, India

pada anak- anak usia 7- 10 tahun juga menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara kebugaran dengan asupan besi, apabila zat

besi tersebut dikunsumsi bersamaan dengan mikrinutrien lain seperti

vitamin C dan vitamin B kompleks.(85)

4.3.19 Hubungan Antara Kebugara Dengan Riwayat DM Pada Calon

Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugaran dengan Riwayat DM Pada Calon

Jamaah Haji di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19

Analisis kebugaran dengan riwayat DM pada calon jamaah haji di desa Mojosari.

Variabel Jumlah P valeu

Riwayat DM 42 0,072

Berdasarkan hasil uji statistik Mann Withney didapatkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan riwayat DM

dengan nilai Pvalue 0,072 (p>0,05). Tidak didapatkan kemaknaan antara

riwayat DM dengan kebugaran dalam penelitian ini, kemungkinan

dikarenakan jumlah responden yang sedikit atau banyak faktor lain yang

dapat memengaruhi kebugaran. Hasil ini sejalan dengan penelitian Abidah

dkk, yang didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara kebugaran dengan

kadar gula pada pasien DM dengan (P= 0,799).(87)

Diabetes dalam jangka panjang akan memberikan dampak yang parah

pada sistem kardiovaskular. Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat

penebalan membran basalis pembuluh darah. Penebalan membran basalis

pembuluh darah akan menyebabkan hipokisa dan penurunan penyaluran

oksigen dan nutrisi ke jaringan. Hipoksia kronik secara langsung akan

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

96

merusak dan menghancurkan sel. Pada makrovaskular di lapisan endotel

arteri akibat hiperglikemi menyebabkan permeabilitas sel endotel meningkat

sehingga molekul yang mengandung lemak masuk arteri. Kerusakan endotel

akan memicu respon inflamasi sehingga akhirnya akan terjadi pengendapan

trombosit, makrofag dan jaringan fibrosa. Penebalan dinding arteri akan

menyebabkan hipertensi yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan

yang lebih parah pada endotel. Kerusakan mikrovaskular maupun

makrovascular ini akan menurunkan tingkat kebugaran seseorang, karena

kebugaran sangat mengandalkan daya tahan kerja optimal dari sistem

kardiovaskular dan paru untuk menyediakan kebutuhan oksigen selama

melakukan aktivitas fisik.(88)

4.3.20 Hubungan Antara Kebugaran Dengan Riwayat Hipertensi Pada

Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara dengan Riwayat Hipertensi Pada

Calon Jamaah Haji di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut:

Tabel 4.20

Analisis kebugaran dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah P valeu

Riwayat Hipertensi 42 0,198

Berdasarkan hasil uji statistik Mann Withney didapatkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan riwayat

hipertensi dengan nilai Pvalue 0,198 (p>0,05). Tidak didapatkan

kemaknaan antara riwayat hipertensi dengan kebugaran dalam penelitian ini,

kemungkinan dikarenakan jumlah responden yang sedikit atau banyak

faktor lain yang dapat memengaruhi kebugaran. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan Utami yang didapatkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tekanan darah dengan kebugaran jasmani pada pasien DM

tipe 2, dengan (P=0,049) dan (r= 0,225).(89) Penelitian Ferawati (2008) juga

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

97

melaporkan bahwa ada hubungan yang secara bermakna antara aktivitas

fisik dengan tekanan darah sistol dan diastol.(90)

Hipertensi dapat menurunkan kebugaran seseorang, karena hipertensi

merupakan faktor resiko kuat untuk penyakit kardiovaskular. Hipertensi

akan menyebabkan sklerosis pada dinding arteri. Proses ini akan

mempermudah pembentukan bekuan darah dan melemahkan pembuluh

darah penderita hipertensi, sehingga kemampuan sitem pembuluh darah dan

paru dalam menyediakan oksigen akan menurun, padahal suplai oksigen

yang baik merupakan salah satu indikator kebugaran yang baik. Kebugaran

kardiorespirasi yang baik merupakan kemampuan sistem pembuluh darah

dan pernafasan untuk menyediakan oksigen guna melakukan aktivitas fisik

yang berkelanjutan. Penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kebugaran

pada usia dewasa muda dikaitkan dengan perkembangan faktor resiko

penyakit kardiovascular pada usia pertengahan.(91) Orang yang kebugaranya

baik, tekanan darah diastoliknya lebih rendah dari pada orang yang

kebugaran jasmaninya rendah.(92) Hal ini berkaitan dengan stroke volume

yang meningkatkan heart rate yang lebih rendah sehingga kapilarisasi otot

dan ekstraksi lebih baik dari arteri.(72) Jenis latihan kesegaran jasmnai yang

tepat akan membantu menurunkan tekanan darah pada tingkat yang rendah,

meskipun kegiatan latihan jasmani itu senidiri akan meningkatkan tekanan

darah untuk sementara waktu.(93)

4.3.21 Hubungan Antara Kebugara Dengan Status Merokok Pada Calon

Jamaah Haji Di Desa Mojosari.

Hasil Analisis Antara Kebugara Dengan Status Merokok Pada Calon

Jamaah Haji di Desa Mojosari dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut:

Tabel 4.21

Analisis kebugaran dengan status merokok pada calon jamaah haji di desa

Mojosari.

Variabel Jumlah P valeu

Status Merokok 42 0,086

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

98

Berdasarkan hasil uji statistik t independen didapatkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kebugaran dengan status merokok dengan

nilai Pvalue 0,086 (p>0,05). Tidak didapatkan kemaknaan anatara status

merokok dan kebugaran dalam penelitian ini, dikarenakan 100% perokok

pada responden laki- laki. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

Haryono bahwa didapatkan hubungan antara nilai VO2 maks dengan status

merokok dengan uji chi- square dengan nilai (p= 0,004).(94) Demikian juga

dengan penelitian Lystianto (2015) pada 98 siswa kelas XI SMA Negeri 1

Pacet, didapatkan hasil (p=0,000) dengan nilai (r=-0,539), yang artinya

terdapat hubungan yang signifikan anatara kebiasaan merokok dengan

tingkat kebugaran dengan kekuatan hubungan kuat dan arah hubungan

negatif, artinya dengan meningkatnya kebiasaan merokok maka tingkat

kebugaranya akan semakin menurun.(95)

Kebiasaan merokok berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskular,

karena pada asap rokok mengandung 4% karbon monoksida (CO). Daya

ikat atau afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar 245 kali dibanding

dengan oksigen, yang berarti CO lebih cepat berikatan dengan hemoglobin

dibandingkan daripada oksigen.(96) Hemoglobin berfungsi untuk

mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, dengan adanya CO pada

hemoglobin maka akan menghambat proses pengangkutan dan penyebaran

oksigen ke seluruh jaringan dan sel tubuh.(55) Pada orang yang merokok

10- 12 batang sehari, didalam hemoglobinya akan mengandung C0 4,9%

sehingga kadar oksigen yang diedarkanya juga akan berkurang sebesar

5%.(97) Selain mengandung CO, rokok juga mengandung zat aditif lain

seperti: nikotin dan hidrokarbon. Nikotin dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah sistolik dan diastolik, peningkatan denyut jantung sehingga

kebututuhan moicard akan oksigen juga akan meningkat.(97),(98) Keadaan

ini disebabkan karena nikotin menyebabkan pelepasan katekolamin medula

adrenal dan jaringan kromafin jantung. Selain itu nikotin juga bekerja pada

kemoreseptor badan karotis sehingga meningkatkan kadar

karboksihemoglobin yang mengurangi jumlah oksigen untuk miocard.(99)

Nikotin pada sitem vaskular dapat menyebabkan peningkatan resistensi

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

99

vaskular karena menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan

memperlambat laju peredaran darah. Hal tersebut dapat mengganggu

bahkan menurunkan tingkat kebugaran seseorang akibat rusaknya

metabolisme oksigen di dalam darah.(55),(100) Kandungan hidrokarbon pada

rokok dapat menyebabkan metaplasia skuamosa, Aurbach (1994)

menemukan setelah terpajan oleh asap rokok, sel- sel bronkus menjadi

abnormal, terjadi perubahan sel goblet dan mikrovili.(101) Pada perokok

pembuluh darah cenderung dalam kondisi kontriksi daripada dilatasi,

sehingga hal ini akan meningkatkan tekanan dinding arteri dan tekanan

darah, pencapaian kapasitas pacu jantung maksimum lebih cepat dibanding

bukan perokok. Kandungan nikotin selain sebagi stimulan untuk

meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi juga akan menyebabkan

defek pada permukaan pembuluh darah, hal ini akan menyebabkan LDL

menempel pada dinding pembuluh darah dan membuat plak, sehingga

dinding arteri kurang fleksibel dan menyempit. Hal ini dapat memicu

serangan jantung dan stroke.(95) Daya tahan jantung perokok 7,2% lebih

kecil dibandingkan bukan perokok. Semakin tinggi denyut nadi istirahat

berarti jantung akan bekerja lebih keras untuk memopa darah dan

meyalurkan oksigen ke seluruh tubuh sehingga perokok akan lebih cepat

mengalami kelelahan. Sehingga intervensi yang dapat dilakukan pada

perokok untuk menjaga daya tahan kardiorespirasi adalah mengubah gaya

hidup lebih sehat dengan berolahraga teratur, berhenti merokok secara

perlahan serta mengontrol berat badan.(57)

4.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sudah berusaha untuk memenuhi semua

ketentuan yang telah dicantumkan dalam metodologi, namun dalm

pelaksanaanya masih terdapat banyak kekurangan diantaranya:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada calon jamaah haji desa Mojosari,

yang jumlah populasinya sedikit.

2. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, sehingga

nantinya sampel belum tentu merepresentatifkan populasi, seperti halnya

kerika random sampling.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

100

3. Dalam pengambilan data, peneliti asisten peneliti mendatangi satu per

satu rumah sampel, dan belum tentu bisa bertemu langsung bisa

dilakukan pengambilan data, karena sampel khususnya yang laki- laki

pada pagi sampai senja hari rata- rata bekerja dan baru di rumah ketika

malam hari dan malam hari setelah lewat jam 9 sudah tidak menerima

tamu (kebiasaan di desa Mojosari) dan hal ini menghabiskan banyak

waktu.

4. Dalam proses pengukuran tingkat kebugaran, dimetodologi disebutkan

bahwa panjang lintasan minimal 30 meter, namun karena keterbatasan

tempat dalam pelaksanaan di lapangan, lintasan dimodifikasi sedemikian

rupa menyesuaikan dengan panjang rumah masing- masing calon jamaah

haji di desa Mojosari. Selain itu dalam metodologi untuk persiapan

responden juga disebutkan bahwa responden harus memakai pakaian

yang nyaman untuk uji latih, namun di lapangan ketentuan itu tidak

dijalankan, pasien hanya memakai pakaian apa yang dipakai saat itu dan

pengukuran kebugaran yakni uji jalan 6 menit juga hanya dilakukan

sekali.

5. Dalam instrumen untuk pengukuran aktivitas fisik menggunakan

kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionaire) meskipun

kuesioner tersebut telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan

dimodifikasi sedemikian rupa dengan diberikan contoh apa yang

termasuk kategori aktivitasn fisik ringan, sedang, berat namun tetap

terjadi kesulitan dalam pengisianya. Sehingga dalam penelitian ini,

dilakukan wawancara oleh teman peneliti untuk menghindari hasil bias.

Selain itu karena sampel merupakan warga desa, yang tidak semuanya

juga faham bahasa Indonesia.

6. Dalam penelitian ini, analisis asupan nutrisi dengan food recall hanya

dilakukan 2 kali, padahal didalam teori syarat minimal untuk bisa benar-

benar mendapatkan gambaran keniasaan makan, minimal food recall

dilakukan 3 kali dan kemungkinan data yang didapatkan belum

menggambarkan asupan sebenarnya karena food recall sangat bergantung

pada ingatan responden, sedangkan kita ketahui bahwa 35% responden

Page 120: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

101

dalam penelitian ini berusia >60 tahun yang kemungkinan daya ingatnya

sudah mulai menurun.

7. Dalam food recall, untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi

peneliti menggunakan URT (Ukuran Rumah Tangga), meskipun

demikian juga belum benar- benar bisa menggambarkan jumlah

konsumsi sebenarnya.

8. Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai analisis bivariat.

Page 121: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

102

BAB V

Simpulan Dan Saran

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada calon jamaah haji desa

Mojosari dapat deketahui bahwa:

1. Berdasarkan tes uji jalan 6 menit, didapatkan rata- rata kebugaran calon

jamaah haji laki- laki di desa Mojosari dengan status kebugaran baik

dengan nilai rata- rata jarak tempuh 6 menit 444,71 meter, sedangkan rata-

rata kebugaran calon jamaah haji perempuan di desa Mojosari dengan

status kebugaran sedang dengan nilai rata- rata jarak tempuh 6 menit

388,32 meter.

2. Rata- rata aktivitas fisik calon jamaah haji laki- laki dan perempuan di

desa Mojosari secara berturut- turut didapatkan hasil 2769,53

METs/minggu dan 2252,2 METs/minggu yang keduanya termasuk dalam

kategori aktivitas fisik berat.

3. Berdasarkan pengukuran Indeks Massa Tubuh, didapatkan rata- rata IMT

calon jamaah haji laki- laki dan perempuan di desa Mojosari secara

berturut- turut didapatkan hasil 21,947 kg/m2

dan 22,62 kg/m2 yang artinya

baik calon jamaah haji laki- laki maupun perempuan mempunyai status

gizi normal.

4. Rata- rata asupan karbohidrat calon jamaah haji laki- laki dan perempuan

secara berturut- turut didapatkan hasil, 55,29% dan 45,56% dari

kebutuhan total, yang artinya untuk asupan karbohidrat calon jamaah haji

sudah mencukupi dari AKG seharusnya, sedangkan untuk asupan

karbohidrat calon jamaah haji perempuan masih belum memenuhi AKG

seharusnya.

5. Rata- rata asupan protein calon jamaah haji laki- laki dan perempuan

secara berturut- turut didapatkan hasil, 14,14% dan 15,8% dari kebutuhan

total, yang artinya untuk asupan protein baik calon jamaah haji laki- laki

maupun perempuan sudah mencukupi dari AKG seharusnya.

Page 122: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

103

6. Rata- rata asupan lemak calon jamaah haji laki- laki dan perempuan secara

berturut- turut didapatkan hasil, 31,29% dan 38,76% dari kebutuhan total,

yang artinya untuk asupan lemak baik calon jamaah haji laki- laki maupun

perempuan sudah mencukupi dari AKG seharusnya bahkan melebihi dari

yang seharusnya yaitu sebesar 20-25%.

7. Rata- rata asupan vitamin A calon jamaah haji laki- laki dan perempuan

secara berturut- turut hasilnya 662,73 μg dan 697,14 μg, yang artinya

untuk asupan vitamin A calon jamaah haji laki- laki maupun perempuan

sudah memenuhi AKG yaitu 70% dari 900 μg/ 630 μg.

8. Rata- rata asupan vitamin B1 calon jamaah haji laki- laki dan perempuan

secara berturut- turut hasilnya 0,718 mg dan 0,652 mg, yang artinya untuk

asupan vitamin B1 calon jamaah haji laki- laki maupun perempuan belum

memenuhi AKG yaitu 70% dari 1,2 mg/ 0,84 mg.

9. Rata- rata asupan besi calon jamaah haji laki- laki dan perempuan secara

berturut- turut hasilnya 10,79 mg dan 9,024 mg, yang artinya untuk

asupan besi calon jamaah haji laki- laki sudah memenuhi AKG yaitu 70%

dari 13 mg/9,1 mg, sedangkan asupan besi calon jamaah haji perempuan

belum memenuhi AKG yaitu 70% dari 26 mg/ 18,2 mg.

10. Dari 42 calon jamaah haji haji di desa Mojosari, 33,3 % diantaranya

mempunyai status merokok dan semuanya berjenis kelamin laki- laki.

11. Dari 42 calon jamaah haji haji di desa Mojosari, 9,5% mempunyai riwayat

Diabetes Mellitus.

12. Dari 42 calon jamaah haji haji di desa Mojosari, 35,2% mempunyai

riwayat hipertensi.

13. Berdasarkan uji analisis bivariat diketahui

a. Variabel aktivitas fisik dengan kebugaran memiliki hubungan yang

signifikan dengan Pvalue 0,002 dan kekuatan hubungan sedang yaitu

r = 0,469 .

b. Variabel status gizi, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan

lemak, asupan vitamin A, asupan vitamin B1, asupan besi, status

kesehatan (riwayat DM dan Hipertensi) dan status merokok tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kebugaran.

Page 123: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

104

5.2 Saran

5.2.1 Bagi KUA Kecamatan Sedan

1. Dilakukan uji penilaian kebugaran awal semua calon jamaah haji,

terlebih dari karakteristik responden diatas 35,5 % termasuk calon

jamaah haji resiko tinggi sehingga nanti dapat dikelompokkan menjadi

kelompok- kelompok mana saja yang perlu perhatian dan pembinaan

lebih dalam upaya promotif dan preventif selama masa tunggu. Dan

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi/ tes kebugaran

dalam membuat acuan program latihan fisik bagi calon jamaah haji untuk

yang sudah mempunyai tingkat kebugaran yang baik agar tetap dijaga

dan ditingkatkan lagi.

2. Dilakukanya pembinaan program latihan fisik calon jamaah haji minimal

6 bulan sebelum keberangkatan .

5.2.2 Bagi Calon Jamaah Haji

1. Meningkatkan aktivitas fisik, agar tetap bugar dan terhindar dari penyakit

akibat hipokinetik, misalnya dengan melakukan olahraga minimal selama

30 menit, 3 kali dalam satu minggu.

2. Menjaga pola asupan nutrisinya dengan mengkonsumsi makanan yang

bergizi seimbang dan beragam.

3. Mengubah dan berhenti dari perilaku merokoknya, terutama bagi calon

jamaah haji di desa Mojosari yang berjenis kelamin laki- laki.

Page 124: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

105

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Subjek dalam penelitian ini lebih banyak dan bukan hanya di satu

wilayah, serta metode pengambilan sampel dengan random sampling

sehingga nantinya hasil dapat digeneralisasikan untuk populasi umum.

2. Jika sampel kita terbatas waktunya, harus benar- benar dipersiapkaan

jauh sebelumnya, sehingga nanti tepat waktu dalam penggambilan

sampelnya.

3. Jika memungkinkan, untuk mengumpulkan sampel dalam 1 waktu dan 1

tempat agar waktu yang diperlukan untuk uji kebugaran lebih singkat.

Tapi kemungkinan untuk kondusif sulit, sehingga hasil yang

diperolehpun tidak menggambarkan tingkat kebugaran responden

sebenarnya, sehingga perlu dilakukan setting tempat senyaman dan

sekondusif mungkin.

4. Melakukan penelitian dengan uji kebugaran lain dengan menggunakan

metode yang paling sesuai dengan sampel, serta metode yang mudah,

mampu laksana dilapangan namun representatif terhadap kebugaran

sesungguhnya.

5. Sebaiknya untuk uji kebugaran khususnya tes jalan 6 menit dilakukan

lebih satu kali dan diambil nilai tertingginya, karena banyak faktor yang

bisa memengaruhi hasil tes kebugaran seperti kondisi fisik dan waktu.

6. Jika pengukuran aktivitas fisik menggunakan kuesioner IPAQ

(International Physical Activity Questionaire) dilakukan modifikasi

bahasa yang mudah difahami serta disertai contoh- contoh yang biasa dan

sering dilakukan oleh subjek yang dituju.

7. Untuk mengetahui asupan nutrisi dengan food recall sebaiknya minimal

dilakukan 3 kali dan untuk mengetahui jumlah konsumsi selain dengan

URT diberi contoh/ gambar ukuran yang telah disepakati, sehingga nanti

persepsi setiap responden mengenai URT sama.

8. Untuk meneliti variabel- variabel zat gizi lain yang diduga berhubungan

dengan kebugaran, seperti asupan vitamin C, Zn.

9. Dilakukan analisis lebih lanjut, multivariat agar diketahui hubungan antar

variabel lebih lanjut.

Page 125: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

106

Daftar Pustaka

[1] Kementerian. Agama. RI, Al Quranul Karim dan Terjemahanya Surat Ali

Imran 97, tentang perintah menjalankan ibadah haji. Jakarta, 2010.

[2] Anonim, “UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DENGAN,”2008.[Online].Available:http://en.wikipedia.org/wiki/ISO_853.

[3] Kementerian. Kesehatan. Republik Indonesia, “KMK442-0609.pdf,”

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, 2009. .

[4] Kementerian. Kesehatan. Republik Indonesia, “Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 201,” Tentang Istitha’ah

Kesehatan Haji, 2016.

[5] Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

“Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jama‟ah Haji,” 2010.

[6] S. H. Luthfie, Rahasia Bugar Sehat Saat Berhaji dan Umrah, 1st ed. Solo:

Tinta Medina, 2011.

[7] Kemenkes, Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011.

[8] Kementerian Kesehatan Republik. Indonesia., Pedoman Gizi Olahraga

Prestasi. Direktorat Jendera Bina Gizi, 2013.

[9] Winarno, Joko. “Tatalaksana Nutrisi Jamaah Haji Selama Masa Tunggu

Dalam Upaya Promotif dan Preventif. dalam Buku Prosiding Temu Ilmiah

Nasional Haji dan Umrah 2016.,” 2016.

[10] M. S. Mansur and S. P. K. Drs. M. Yunus SB, M.M. Endang Rini Sukamti,

M.S. Danardono, “Laporan Pengabdian Masyarakat Pelatihan Kondisi Fisik

Pelatihan Senam Di Daerah Yogyakarta,” Yogyakarta, 2009.

[11] Thomas. W. Rowland M.D, Developmental exercise physiology / Thomas

W. Rowland., 96th ed. USA: Human Kinetics Publisher, 1996.

Page 126: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

107

[12] D. C. Ashok, Test Your Physical Fitness. Delhi: India Kalpaz Publivation,

2008.

[13] Ricard Coates. Crapo et al., “ATS statement: Guidelines for the six-minute

walk test,” Am. J. Respir. Crit. Care Med., vol. 166, no. 1, pp. 111–117,

2002.

[14] H. Zou et al., “Reference equations for the six-minute walk distance in the

healthy Chinese population aged 18–59 years,” PLoS One, vol. 12, no. 9, p.

e0184669, 2017.

[15] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., “Profil Calon Jamaah Haji

2017,” 2017.

[16] R. Murray, Harper’s Illustrated Biochemistry 28th Ed, 28th ed. New York:

Lange Medical Publications, 2009.

[17] V. L. Mc Ardle, W. D, Katch, F. I. & Katch, Exercise Physiology:

Energy,Nutrition, and Human Performance 2nd, 2nd ed. Philadelphia: Lea

& Febiger, 1986.

[18] Neil. A. Campbell and J. B. Reece, Biology, 7th ed. USA, 2005.

[19] Guyton, Arthur. C. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit,

11th ed. January. Jakarta:EGC, 2011.

[20] S. A. Hoeger, W. W. K. & Hoeger, Fitness and Wellness, 9th ed. United

State of America: Weadswort Cengage Learning.

[21] Boyle, S. M. A. & Long, Personal Nutrition, 7th ed. USA: Wadsworth

Cengage Learning, 2010.

[22] Robert. M. Williams, Nutrition, Health and Fitness. New York, USA: Mc

Graw Hill, 2002.

Page 127: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

108

[23] Brian. J. Sharkley, Health & Fitness, 7th ed. United State of America:

Courier Company. Inc, 2013.

[24] Lauralee. Sheerwod, Human Physiology From Cells to System, 9th ed.

Canada: Cengage Learning Product, 2016.

[25] William. E. Prentice, Get Fit, stay fit. USA: Mc Graw Hill, 2004.

[26] David. R. Gisolfi, Carl V. Dan Lamb, Perspectives In Exercise Science and

Sport Medicine Volume 2: Youth, Exercise and Sport. USA:

BenchmarkPress Inc, 1989.

[27] Larasati. Indrawagita, “Hubungan antara Status Gizi, Asupan Gizi dan

Aktivitas Fisik dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Gizi

FKM UI tahun 2009,” Depok, 2009.

[28] S. A. Hoeger, W. W. K. & Hoeger, Fitness and Wellness, 9th ed. United

State of America: Weadsworth Cengage Learning, 2011.

[29] Nieman, D “The Exercise Test as A Components of The Total Fitness

Evaluation,” Clin. Riview Artik., vol. 2001 Mar;2, 2001.

[30] Scott, K. Power and Edwars T, Exercice Physiology. NewYork: McGraw

International Edition, 2007.

[31] Willkins, L. W. A. Nutrition Made Incredicle Easy. USA: Wolters

Kluwers Health Inc, 2007.

[32] Bonci, Cristine. M. et al., “National athletic trainers‟ association position

statement: Preventing, detecting, and managing disordered eating in

athletes,” J. Athl. Train., vol. 43, no. 1, pp. 80–108, 2008.

[33] Fatmah, SKM, MSc, Gizi Kebugaran dan Olah Raga. Bandung: Lubuk

Agung, 2011.

[34] Anspaugh, at. al. David J, WELLNESS Concept and Applivations. New

York, USA: McGraw- Hill Book Compan, 1997.

Page 128: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

109

[35] Budiman, I “Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer

Sepeda Astrand,” J. Kesehat. Masy., vol. 7, pp. 91–97, 2007.

[36] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Republik Indonesia,

“Riset Kesehatan Dasar,” 2013.

[37] Sigit, Bangun Prabowo, “Tingkat Kebugaran Jasmani Anggota

Klubjantung Sehat Mugas Kota Semarang Tahun 2013,” 2013.

[38] Eri. Desmarini. N, Kebugaran dan Kesehatan (terjemah dari Fitness and

Health ), Rajawali P. Jakarta, 2011.

[39] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Gizi Atlet Sepakbola,”

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2003. .

[40] Astrand, “Physical activity and Fitness,” Am. J. Clin. Nutr. 1992;551231s-

6S, 1992.

[41] Triwinarto, Agus Thesis, “Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status

Kegemukan pada Kohort Anak Tahun 2001- 2006 di Kota Bogor,”

Universitas Indonesia, 2006.

[42] Lloyd, at. al. Tom, “Friut Consumption, Fitness, and Cardiovascular Health

in Female Adolescent.The Penn State Young Women‟s Health Study.,”

Am. J. Clin. Nutr. 67 .2007; 624-30, 2007.

[43] Haskell, William, L et al., “Physical activity and physical fitness:

Standardizing assessment with the Phenx toolkit,” Am. J. Prev. Med., vol.

42, no. 5, pp. 486–492, 2012.

[44] Ipaq, “Guidelines for Data Processing and Analysis of the International

Physical Activity Questionnaire ( IPAQ ) – Short and Long Forms,” Ipaq,

no. November, pp. 1–15, 2005.

Page 129: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

110

[45] Harikedua, Vera T and Tando, Naomi M “Aktivitas Fisik dan Pola Makan

Dengan Obesitas Sentral Pada Tokoh Agama Di Kota Manado,” Gizido,

vol. 4, no. 1, pp. 289–298, 2012.

[46] Sunita. J. Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. akarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2001.

[47] Andry. Hartono, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. jakarta: EGC, 2013.

[48] International Diabetes Institute/ Western Pacific World Health

Organization/ International and A. for the study of O. I. O. T. Force, “The

Asia-Pacific perspective: redefining obesity and its treatment,” Geneva,

Switzerland: World Health Organization. Health Communications

Australia, p. 56, 2000.

[49] Suparisa, E, al. I Dewa Nyoman, Penilaian Status Gizi. jAKARTA: EGC,

2002.

[50] Dinas Kesehatan DKI Jakarta, “Proyek Pengembangan Kesehatan Olahraga

RI. Manual Kesehatan Olahraga.,” 1985. .

[51] Sunita, Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2010.

[52] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , “Pedoman gizi seimbang,”

Jakarta Kementeri. Kesehat. RI, p. 44, 2014.

[53] Linda, Dwijayanthi, Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jakarta: EGC,

2011.

[54] Profesional, The Regidter of Exercise “PAR Q - Physical Activity

Readiness Questionnarie 1,” 2013. .

[55] Lisa Ellizabet Aula, Stop Merokok. Yogyakarta: Penerbit Garai Ilmu, 2010.

[56] Bustan, M. Najib “Perokok Vs Pengolahraga Manfaat Olahraga Bagi

Perokok Dan Risiko Rokok Bagi Pengolahraga,” J. AKK, vol. 2, no. 3, pp.

1–6, 2013.

Page 130: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

111

[57] Erawati, Eli, Yovi, Miftah Arzin Indra “Hubungan Kebiasaan Merokok

Dengan Ketahanan Kardiorespirasi Pada Dosen Pria Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Riau Eli,” JOMFK Vol. 1 No. 2 Oktober 2014,

vol. 1, no. 2, pp. 1–7, 2014.

[58] Guyton, Arthur C and J. E. Hall, Effect of Estrogen on Bone. 2006.

[59] Abd al Rahman al Jaziri, Kitab al- Fiqh “ala al- Madzahib al- Arba”ah 1-

5. Lebanon: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2010.

[60] Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh

Ibadah. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009.

[61] Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama Islam, 9th ed. Jakarta:

Departemen Agama, 2001.

[62] Soelidjo, Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta, 2010.

[63] Sudigdo Sostroasmoro, PenelitianDasar- Dasat Metodologi Penelitian

Klinis. Jakarta: Sagung Seto, 2014.

[64] Dahlan, Muhamad Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan

Sampeldalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. 1st ed.

Jakarta:Salemba Medika, 2009.

[65] Ni Kadek Febriyanti ,I Nyoman Adiputra ,I Wayan Gede Sutadarma.,

“Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Aktivitas Fisik Terhadap Daya

Tahan Kardiovaskular Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana,” vol. 831, 2015.

[66] George. Papathanasiou et al., “Reliability measures of the short

International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) in Greek young

adults.,” Hell. J. Cardiol., vol. 50, no. 4, pp. 283–94, 2009.

Page 131: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

112

[67] Fatmah. Sari, Syafira Rembulan, “Stres sebagai Faktor Dominan terhadap

Status Kebugaran Aerobik pada Satpam Laki-Laki Universitas Indonesia

Tahun 2014,” Depok, 2014.

[68] Dion. Erwinanto, “Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik Dengan

Kebugaran Jasmani Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2016/2017 Di Smk

Muhammadiyah 1 Wates Kabupaten Kulon Progo Diy,” Yogyakarta, 2017.

[69] Bürgi et al., “Relationship of physical activity with motor skills, aerobic

fitness and body fat in preschool children: a cross-sectional and

longitudinal study (Ballabeina),” Int. J. Obes., vol. 35, no. 7, pp. 937–944,

2011.

[70] Martapura, D. I, Sman “Perbandingan nilai vo 2 maks antara siswa terlatih

dengan siswa tidak terlatih.”

[71] Ch. M. Kristanti, “Kondisi Fisik Kurang Gerak dan Instrumen

Pengukuran,” Media Litbang Kesehat. Nomor 1 Tahun 2002, vol. XII,

2002.

[72] Wilmore, J. H and Costill, Physiology of Sport and Exercise. Human

Kinetic. Canada: Windsor, 1994.

[73] Kharisma. Tamimi and Rimbawan, “Tingkat Kecukupan Zat Gizi,

Aktivitas Fisik, dan Kebugaran Kardiorespiratori Pegawai PT. Indocement

Bogor,” J. Gizi Pangan, vol. 10, no. 1, pp. 33–40, 2015.

[74] MS Anam, “The Effects Of Diet And Exercise On Body Mass Index ,

Physical Fitness, Hscrp And Lipid Profile In Obese Children,” pp. 1–66,

2010.

[75] Martin, et al, The relationship between body mass index, blod pressure, and

pulse rate amaong normotensive and hypertensive participant in the thrid

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). USA:

Departement of Medicine Drew University, 2003.

Page 132: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

113

[76] Skrypnik et al., “Effects of Endurance and Endurance Strength Training on

Body Composition and Physical Capacity in Women with Abdominal

Obesity,” Obes. Facts, vol. 8, no. 3, pp. 175–187, 2015.

[77] Widiartha, Fani “Dengan Nilai Estimasi Vo 2 Max Pada Siswa Dan Siswi

SMP NEGERI 187 Jakarta Tahun 2013,” Depok, 2013.

[78] Yuli, Wahyuni Sonia Gandhi Surya Dewi, Mury Kuswari, “Hubungan

Antara Asupan Zat Gizi Makro, Aktivitas Fisik Dan Imt Dengan Vo2max

Pada Remaja Laki-Laki Usia 14 Dan 15 Tahun Di Serpong City Soccer

School, Tangerang School,” Jakarta, 2006.

[79] Putri, Hasanah. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebugaran Pada

Mahasiswa Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. 2015.

[80] Coggan, A., Coleman, E., Hopkins, W.,Spriet, “Dietary Fat and Physical

Activity  : Fueling the Controversy.,” 1996.

[81] Lilik Muizzah, “Hubungan Antara Kebugaran dengan Status Gizi dan

Aktivitas Fisik pada Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013,” [Skripsi]. UIN Syarif

Hidayatullah, 2013.

[82] Hardibroto, Seluk Beluk Suplement. Jakarta: PT Gramedia Utama, 2004.

[83] Lyold, Tom,et, al. “Fruit Consumption, Fitness, and Cardiovascular Health

in Female Adolesent: The Penn State Young Women‟s Health Study.,” Am.

J. Clin. Nutr. 67 624-30. 1998., 1998.

[84] Melinda, M. Manore, “Effect of physical activity on thiamine, riboflavin,

and vitamin B-6 requirements,” Am. J. Clin. Nutr., vol. 72, no. 2 SUPPL.,

pp. 598–606, 2000.

[85] Mario. Vaz et al., “Micronutrient Supplementation Improves Physical

Performance Measures in Asian Indian,” J. Nutr., vol. 141, pp. 2017–2023,

2011.

Page 133: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

114

[86] Joanne. E. Arsenault et al., “Micronutrient and anthropometric status

indicators are associated with physical fitness in Colombian

schoolchildren,” Br. J. Nutr., vol. 105, no. 12, pp. 1832–1842, 2011.

[87] Ramadhan, Raisuli. Nur Abidah, Wijaya Veny, "Kebiasaan Aktivitas Fisik

Pasien Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Gula Darah di Rumah Sakit

Umum dr. Fauziah Bireuen,"Vol. 3 No. pp 41-48, 2016

[88] Crowlin , E. J. Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiology),

Jakarta: EGC, 2000.

[89] Anisyah, Ahmad. Esti Dyah Utami, Indrajati Kusuma, " Relationship

between Physican Fitness and IMT with Blood Pressure in Patient with

Type-2 Diabetes Mellitus," Acta Pharm. Indones., vol. 1,pp, 43-49, 2011.

[90] Ferawati, T. F. "Hubungan antara IMT, Aktivitas Fisik dan Kebiasaan

Mengkonsumsi Makanan Siap Saji ala Barat dengan Tekanan Darah Pada

Pensiun Pegawai PT. Pertamina Semarang." Semarang, 2008.

[91] Steela, R, E. Proper,K, L."Physican Activity, Cardiorespiratort Firtness, and

The Metabolic Syndrom in Youth," Appl Physiol, vol. 105, pp. 342-351,

2008.

[92] Sumosardjuno S, Olahraga dan Kesehatan dari A sampai dengan Z, Jakarta,

1989.

[93] Sustarni, Diabetes, 13th ed. Jakarta: Gramedia Pustaka. 2010.

[94] Mirza Hapsari; Sakti Titis Penggalih; Emy Hutiyati, “Gaya Hidup, Status

Gizi dan Stamina Atlet pada Sebuah Klub Sepakbola.,” Ber. Kedokt. Masy.,

vol. 23, no. 4, pp. 192–199, 2007.

[95] Aditya, Listyanto, “Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Tingkat

Kebugaran Jasmani ( Studi Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Pacet

Mojokerto ) Aditya Listyanto Abstrak,” J. Pendidik. Olahraga dan

Kesehat., vol. 3, pp. 208–210, 2015.

Page 134: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

115

[96] Suma'mur, PK., Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

Gunung Agung, 1984.

[97] Aronow, W. S. et al., “Effect of Cigarette-Smoking and Breathing Carbon-

Monoxide on Cardiovascular Hemodynamics in Anginal Patients,”

Circulation, vol. 50, no. 2, pp. 340–347, 1974.

[98] Aronow, W. S. “Effect of non-nicotine cigarettes and carbon monoxide on

angina.,” Circulation, vol. 61, no. 2, pp. 262–265, 1980.

[99] Cosio, M. G. Hale, K. A. and D. E. Niewoehner, “Morphologic and

morphometric effects of prolonged cigarette smoking on the small

airways.,” Am. Rev. Respir. Dis., vol. 122, no. 2, pp. 265–21, 1980.

[100] Repace, J. L. “The problem of passive smoking,” Bull. New York Acad.

Med. J. Urban Heal., vol. 57, no. 10, pp. 936–946, 1981.

[101] Raz, D. J. at, al, “Natural history of stage I non-small cell lung cancer:

Implications for early detection,” Chest, vol. 132, no. 1, pp. 193–199, 2007.

Page 135: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

116

116

Lampiran 1

Surat Etik Penelitian

Page 136: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

117

LAMPIRAN

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Responden

Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Penilaian Tingkat Kebugaran Dengan Six Minutes Walking Test Dan

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Pada Calon Jamaah Haji Di Desa

Mojosari

Calon Jamaah Haji yang terhormat,

Saat ini saya, Saudail Ghomim sebagai peneliti di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai “Penilaian

Tingkat Kebugaran Dengan Six Minutes Walking Test Dan Faktor- Faktor

Yang Berhubungan Pada Calon Jamaah Haji Di Desa Mojosari”

Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas kami, maka Anda

akan menjalani penelitian ini melalui pengisian kuesioner dan tes uji kebugaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran

calon jamaah haji kecamatan Sedan dan faktor- faktor yang berhubungan.

Anda berkesempatan untuk menanyakan segala hal yang berhubungan dengan

penelitian ini dan berhak menolak ikut serta dalam penelitian ini atau sewaktu-

waktu ingin berhenti dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini penting

sekali, diharapkan agar Anda dapat menjalani ini dengan jujur dan sebaik-

baiknya.

Peneliti,

Saudail Ghomim

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Jalan Puri Laras 1 Kavling 21 – 22 Tarumanegara 78 Ciputat Timur Tangerang

Selatan

Tlp. 085290156968

Page 137: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

118

Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner dan Melakukan Tes Kebugaran

“Jalan 6 Menit”

Yang bertanda tangan di bawah ini

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

No Hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang

diberikan oleh Saudail Ghomim dari PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan bersedia menjalani penelitian mengenai “Gambaran Tingkat

Kebugaran Calon Jamaah Haji Kecamatan Sedan dan Faktor- Faktor yang

Berhubungan”.

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Ciputat, 2017

Mengetahui,

Peneliti Peserta Penelitian

(Saudail Ghomim) ( )

Page 138: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

119

IDENTITAS RESPONDEN

Nama

Jenis Kelamin

Usia

No. Porsi

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Alamat

Status Merokok

Riwayat DM/ Hasil GDS

Riwayat Hipertensi/ Hasil

Pengukuran TD

Riwayat Penyakit Jantung

No. HP

Page 139: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

120

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

KUESIONER AKTIVITAS FISIK

(IPAQ, 2005)

Petunjuk Pengisian

1. Tidak ada jawaban benar atau salah, ini bukan tes.

2. Pertanyaan harus dijawab dengan jujur dan akurat.

3. Isilah pertanyaan – pertanyaan di bawah dengan sejujur- jujurnya. Jawaban

anda semata- mata hanya untuk kepentingan penelitian dan akan DI

RAHASIAKAN.

I. Kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire)

Saya akan bertanya kepada anda mengenai waktu yang anda habiskan

untuk melakukan aktifitas fisik dalam 7 hari terakhir. Mohon jawab setiap

pertanyaan meskipun anda menganggap diri anda sendiri sebagai orang

yang tidak aktif. Pikirkan mengenai aktivitas yang anda kerjakan di tempat

kerja, di rumah, untuk mencapai satu tempat ke tempat lain, dan saat waktu

luang yang anda gunakan untuk rekreasi, ataupun berolahraga.

Aktifitas fisik berat adalah aktifitas yang menggunakan tenaga fisik

kuat sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya. Seperti : Jalan cepat,

jogging/berlari, bersepeda di medan berliku/tanjakan, dansa, menari,

berkebun (dengan menggunakan peralatan berat, memanjat, memotong

ranting), melakukan pekerjaan rumah tangga (memindahkan furniture,

membawa belanja dan benda berat sambil menaiki/ menuruni tangga,

bermain dengan anak- anak (berlari, bersepeda), senam aerobik, yang

dilakukan minimal selama 10 menit.

Page 140: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

121

1. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari anda melakukan aktifitas fisik

berat seperti yang dijelaskan diatas?

.....hari seminggu

2. Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk melakukan aktivitas berat

tersebut dalam sehari?

.....jam/ hari

.....menit/ hari

Aktifitas fisik sedang adalah aktifitas yang menggunakan daya fisik yang

sedang sehingga membuat anda bernafas agak lebih kuat dari biasanya.

Seperti : yoga, senam bukan aerobik (golf, tenis, voli, bulu tangkis),

berolah raga di rumah (sit up, push up), berkebun (membersihkan rumput

dan daun yang berserakan, mencangkul, menanam), pekerjaan rumah

tangga (mengepel lantai, dan membersihkan rumah dengan banyak

menggunakan tangan, menjemur pakaian yang dilakukan minimal selama

10 menit)

3. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari anda melakukan aktifitas fisik

sedang seperti yang dijelaskan diatas?

.....hari seminggu

4. Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk melakukan aktivitas

sedang tersebut dalam sehari?

.....jam/ hari

.....menit sehari

Berjalan kaki termasuk berjalan kaki dirumah dan ditempat kerja atau

kampus, berjalan kaki dari suatu tempat ke tempat lain dan berjalan kaki

untuk rekreasi, berolahraga, bersenam atau berjalan kaki pada waktu

senggang yang dilakukan minimal selama 10 menit.

5. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari anda melakukan berjalan kaki

seperti yang dijelaskan diatas?

.....hari seminggu

Page 141: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

122

6. Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk melakukan berjalan kaki

tersebut dalam sehari?

.....jam/ hari

.....menit/ hari

Duduk termasuk bagian dari perilaku sedentary. Waktu yang digunakan

untuk duduk pada hari kerja atau dalam rumah termasuk juga waktu duduk

yang dihabiskan duduk di tempat kerja, di kampus, di rumah, waktu

belajar dan pada waktu senggang, mengunjungi teman- teman, membaca

atau duduk atau berbaring sambil menonton televisi yang dilakukan

minimal 10 menit.

7. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari yang anda anda gunakan untuk

duduk seperti yang dijelaskan diatas?

.....hari seminggu

Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk duduk seperti yang

dijelaskan diatas dalam sehari?

.....jam/ harui

.....menit/ hari

Interpretasi Kuesioner IPAQ :Aktivitas ringan/ Aktivitas sedang/

Aktivitas berat

Aktivitas Fisik Berat Menit/hari

Hari/minggu

Total menit/minggu

Total MET/minggu

Ringan Menit/hari

Hari/minggu

Total menit/minggu

Total MET/minggu

Berjalan Menit/hari

Hari/minggu

Total menit/minggu

Total MET/minggu

Page 142: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

123

*) Aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik tingkat sedang- berat <10

menit/ hari atau <600 METs-min/minggu. Aktivitas sedang terdiri dari 3 kategori:

≥3 hari melakukan aktivitas fisik berat >20 menit/hari, ≥5 hari melakukan

aktivitas sedang/berjalan >30 menit/hari, ≥5 hari kombinasi berjalan intensitas

sedamg, aktivitas berat minimal >600 METs-min/minggu. Aktivitas berat, ada 2

kategori: Aktivitas berat >3 hari dan dijumlahkan >1500 METs- min/minggu, ≥7

hari berjalan kombinasi dengan aktivitas sedang/berat dan total >3000 METs-min/

minggu

III. Asupan Zat Gizi (RECALL 24 JAM)

Perhitungan dimulai dari 24 jam yang lalu

Contoh: pengisian kuesioner pukul 11.00, maka perhitungan dimulai pada pukul

11.00 kemarin hingga pukul 11.00 saat ini.

Contoh Pengisian

Waktu : 12.00

Jenis makanan : nasi putih/ telur mata sapi/ sayur bayan/ ayam goreng/

nasi putih, dsb.

Jumlah (URT) :Piring , Mangkuk, Gelas, Sendok makan, Potong, Lembar.

Nasi 1 porsi = 1 gelas = 100 gram

Syuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gram

Buah 1 porsi = 50 gram

Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gram

Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gram

Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gram

Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 gram

Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gram

Gula 1 porsi = 1 sdm = 20 gram

Page 143: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

124

Food recall pertama

Waktu Jenis makanan Jumlah URT Gram (diisi

petugas)

Page 144: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

125

Food recall kedua

Waktu Jenis makanan Jumlah URT Gram (diisi

petugas)

IV. Status Gizi

Berat Badan Kg

Tinggi Badan Cm

Indeks Massa Tubuh Kg/m2

Kadar Gula Darah Sewaktu

Kadar Kolesterol

Page 145: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

126

V. Asupan Gizi

Zat gizi Jumlah % AKG

Karbohidrat

Protein

Vitamin A

B1

Mineral Fe

VI. Kebugaran (6- MINUTE WALK TEST)

NO Nama responden Jarak tempuh

dalam 6 menit

Kategori

Page 146: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

127

Lampiran 4

Hasil Uji SPSS

1. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Jarak6mwt ,084 42 ,200* ,978 42 ,596

skoraktivitassfisik ,209 42 ,000 ,891 42 ,001

asupanKH ,110 42 ,200* ,970 42 ,334

asupanLemak ,087 42 ,200* ,968 42 ,290

asupanProtein ,141 42 ,035 ,942 42 ,035

asupanvitaminA ,139 42 ,041 ,932 42 ,016

asupanvitaminB1 ,129 42 ,075 ,962 42 ,176

asupanFe ,149 42 ,020 ,928 42 ,011

IMT ,528 42 ,000 ,148 42 ,000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

2. Hasil Analisis Univariat

Statistics

Jarak6mwt (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 444,71

Median 430,00

Std. Deviation 70,033

Range 260

Minimum 320

Maximum 580

Statistics

Jarak6mwt (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 388,32

Median 380,00

Std. Deviation 67,441

Range 240

Minimum 280

Maximum 520

Statistics

IMT (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 22,6248

Median 22,3000

Std. Deviation 3,80234

Range 15,87

Minimum 15,70

Maximum 31,57

Statistics

IMT (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 21,9471

Median 22,1000

Std. Deviation 3,04495

Range 13,90

Minimum 16,50

Maximum 30,40

Page 147: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

128

Statistics

Asupan KH (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 45,56

Median 43,00

Std. Deviation 10,802

Range 40

Minimum 28

Maximum 68

Statistics

Skor aktivitas fisik (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 2769,53

Median 2973,00

Std. Deviation 973,255

Range 2731

Minimum 1404

Maximum 4135

Statistics

Skor aktivitas fisik (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 2252,20

Median 2044,00

Std. Deviation 831,888

Range 3441

Minimum 1438

Maximum 4879

Statistics

Asupan KH (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 55,29

Median 57,00

Std. Deviation 12,795

Range 50

Minimum 30

Maximum 80

Statistics

Asupan Protein (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 14,18

Median 13,00

Std. Deviation 5,971

Range 26

Minimum 6

Maximum 32

Statistics

Asupan Protein (peremouan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 15,80

Median 16,00

Std. Deviation 3,894

Range 14

Minimum 8

Maximum 22

Page 148: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

129

Statistics

Asupan vitamin A (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 662,735

Median 491,000

Std. Deviation 372,3096

Range 1177,8

Minimum 198,7

Maximum 1376,5

Statistics

Asupan Lemak (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 31,29

Median 30,00

Std. Deviation 9,164

Range 36

Minimum 13

Maximum 49

Statistics

Asupan Lemak (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 38,76

Median 40,00

Std. Deviation 7,833

Range 29

Minimum 21

Maximum 50

Statistics

Asupan vitamin A (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 697,164

Median 653,000

Std. Deviation 279,0099

Range 1139,7

Minimum 236,0

Maximum 1375,7

Statistics

Asupan vitamin B1 (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean ,652

Median ,600

Std. Deviation ,2084

Range ,8

Minimum ,3

Maximum 1,1

Statistics

Asupan vitamin B1 (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean ,718

Median ,700

Std. Deviation ,2555

Range ,9

Minimum ,2

Maximum 1,1

Page 149: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

130

Riwayat DM Cahaj Laki- laki

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid DM 2 11,8 11,8 11,8

Non DM 15 88,2 88,2 100,0

Total 17 100,0 100,0

Riwayat DM Cahaj Perempuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid DM 2 8,0 8,0 8,0

Non DM 23 92,0 92,0 100,0

Total 25 100,0 100,0

Riwayat Hipertensi Calhaj Perempuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid hipertensi 7 28,0 28,0 28,0

tidak hipertensi 18 72,0 72,0 100,0

Total 25 100,0 100,0

Statistics

Asupan Fe (laki- laki)

N Valid 17

Missing 0

Mean 10,794

Median 10,200

Std. Deviation 2,2490

Range 8,3

Minimum 7,7

Maximum 16,0

Statistics

Asupan Fe (perempuan)

N Valid 25

Missing 0

Mean 9,024

Median 9,400

Std. Deviation 3,6337

Range 15,6

Minimum ,1

Maximum 15,7

Page 150: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

131

Riwayat Hipertensi Calhaj Laki- laki

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid hipertensi 6 35,3 35,3 35,3

tidak hipertensi 11 64,7 64,7 100,0

Total 17 100,0 100,0

statusmerokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rokok 14 33,3 33,3 33,3

tidak merokok 28 66,7 66,7 100,0

Total 42 100,0 100,0

3. Hasil Analisis Bivariat

Correlations

Jarak6

mwt

skoraktivit

assfisik IMT

asupanPr

otein

asupanvit

aminA

asupan

Fe

Jarak6mwt Pearson

Correlation 1 ,469

** ,018 -,047 ,084 -,085

Sig. (2-tailed) ,002 ,912 ,768 ,599 ,592

N 42 42 42 42 42 42

skoraktivitas

sfisik

Pearson

Correlation ,469

** 1 -,167 -,217 ,022 -,002

Sig. (2-tailed) ,002 ,290 ,167 ,891 ,990

N 42 42 42 42 42 42

IMT Pearson

Correlation ,018 -,167 1 ,226 ,347

* ,305

*

Sig. (2-tailed) ,912 ,290 ,150 ,025 ,050

N 42 42 42 42 42 42

asupanProtei

n

Pearson

Correlation -,047 -,217 ,226 1 ,399

** ,110

Sig. (2-tailed) ,768 ,167 ,150 ,009 ,487

Page 151: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

132

N 42 42 42 42 42 42

asupanvitami

nA

Pearson

Correlation ,084 ,022 ,347

* ,399

** 1 ,327

*

Sig. (2-tailed) ,599 ,891 ,025 ,009 ,035

N 42 42 42 42 42 42

asupanFe Pearson

Correlation -,085 -,002 ,305

* ,110 ,327

* 1

Sig. (2-tailed) ,592 ,990 ,050 ,487 ,035

N 42 42 42 42 42 42

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Jarak6m

wt

asupanK

H

asupanLe

mak

asupanvita

minB1

Spearman's

rho

Jarak6mwt Correlation

Coefficient 1,000 ,009 -,097 ,000

Sig. (2-tailed) . ,955 ,539 ,999

N 42 42 42 42

asupanKH Correlation

Coefficient ,009 1,000 -,903

** -,301

Sig. (2-tailed) ,955 . ,000 ,053

N 42 42 42 42

asupanLemak Correlation

Coefficient -,097 -,903

** 1,000 ,275

Sig. (2-tailed) ,539 ,000 . ,078

N 42 42 42 42

asupanvitami

nB1

Correlation

Coefficient ,000 -,301 ,275 1,000

Sig. (2-tailed) ,999 ,053 ,078 .

N 42 42 42 42

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 152: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

133

Test Statisticsa

Jarak6mwt

Mann-Whitney U 122,500

Wilcoxon W 213,500

Z -1,799

Asymp. Sig. (2-tailed) ,072

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,072b

a. Grouping Variable: tekanandarah

b. Not corrected for ties.

Test Statisticsa

Jarak6mwt

Mann-Whitney U 46,000

Wilcoxon W 56,000

Z -1,288

Asymp. Sig. (2-tailed) ,198

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,215b

a. Grouping Variable: dm

b. Not corrected for ties.

Independent Samples Test (Hubungan Status Merokok dengan Kebugaran)

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Jarak

6mwt

Equal

variances

assumed

,104 ,749 1,76

0 40 ,086 41,143 23,376 -6,102 88,388

Equal

variances

not assumed

1,73

7

25,2

26 ,095 41,143 23,684 -7,613 89,898

Page 153: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

134

Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Saudail Ghomim

Alamat : Puri Laras 1, jalan tarumanegara Kav 21-22 Ciputat

TangSel Banten

Tempat, tanggal lahir : Rembang, 12 Mei 1997

Agama : Islam

No. Handphone : 085290156968

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

- TK : TK. Tunas Bangsa Karas 1

- SD : SD NEGERI KARAS 1

- SMP : MTS. Riyadlotut Thalabah

- SMA : MA. Riyadlotut Thalabah

- S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 154: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

135

Lampiran 6

Dokumentasi Proses Pengambilan Data

Page 155: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

136

Page 156: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

137

Page 157: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

138

Page 158: HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN (SIX MINUTE WALKING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37346/1/SAUDAIL... · hubungan antara kebugaran dengan aktifitas fisik, status

139