HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN ... · digunakan adalah 25% dari...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN ... · digunakan adalah 25% dari...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANT
BELAJAR DENGAN
PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
SUYANTI
K8407012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN
MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh :
SUYANTI
K8407012
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Suyanti K8407012: HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebalas maret, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan yang signifikan antara intelegensi dan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi, (2) hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar, (3) hubungan yang signifikan antara intelegensi dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajar soiologi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional. Populasinya adalah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 5 kelas dan berjumlah 157 siswa. Sampel yang digunakan adalah 25% dari keseluruhan populasi sebanyak 40 siswa yang diambil menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data untuk variabel intelegensi menggunakan hasil tes intelegensi yang telah dilaksanakan di sekolah. Untuk variabel kemandirian belajar menggunakan teknik angket, sedangkan variabel prestasi belajar menggunakan nilai rapot. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda komputer seri SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Hubungan antara Intelegensi dan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011berdasarkan perhitungan rx1y = 0,579 dan p < 0,05 yaitu0,00 < 0,05, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima. (2) hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011berdasarkan perhitungan rx2y = 0,347 dan p < 0,05 yaitu 0,026 < 0,05, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima. (3) hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011berdasarkan perhitungan rx1x2y = 0,633 dan p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, dinyatakan diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selasai dari suatu kesulitan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap. (Q. S. Al- Nasyaroh: 6-8)
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. (Q. S. Ar. Ra’d)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu & Bapakku tersayang yang senantiasa
mendukung, membantu, menyebutku dalam setiap
doa, dan selalu mencurahkan kasih sayangnya.
2. Adikku (Dhidhi) dan keluarga besarku di
Banyumas, terima kasih atas cinta kasih dan
dorongan semangatnya selama ini.
3. Sahabatku (Anik) yang selalu menemaniku.
4. Teman-teman kost Nurul Fikri (Vita, Shinta, April,
Arta, Lita, Nadia dan yang lain) yang telah
mengajaraiku berbagai hal yang baru dan memberi
keceriaan dalam hidupku.
5. Sahabat-sahabat Sos-Ant 2007.
6. Almamater.
7. Pembaca yang Budiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Sosial
Hubungan Antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011 dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. MH. Sukarno, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Tentrem Widodo, M.Pd selaku pembimbing 1 yang dengan sabar
memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan kepada penulis dalam
skripsi ini.
5. Dra. Siti Rochani, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan tulus dan sabar
telah memberikan bimbingan, pengarahan demi lancarnya skripsi penulis.
6. Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran selama penulis menempuh pendidikan di
Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
7. Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi atas ilmu yang telah
diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Siswa kelas XI IPS yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket.
9. Sahabat-sahabat di Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi angkatan
2007.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Dengan segala kemampuan yang ada peneliti telah berusaha semaksimal
mungkin menyususn skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Terima kasih kepada semua pembaca yang telah meluangkan waktu untuk
membaca skripsi ini. Mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca
guna kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta,
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
PENGAJUAN ............................................................................................... ii
PERSETUJUAN .......................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
1.Tinjauan tentang Prestasi Belajar .................................................. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Pengertian Belajar ........................................................................ 9
b. Pengertian Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi ............... 10
c. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar ........ 13
2. Tinjauan tentang Intelegensi .......................................................... 17
a. Pengertian Intelegensi ................................................................ 17
b. Faktor-faktor Intelegensi ............................................................ 18
c.Pengukuran Intelegensi ............................................................... 19
d.Teori-teori Intelegensi ................................................................. 21
3. Tinjauan tentang Kemandirian Belajar ........................................... 26
a. Pengertian Kemandirian Belajar ................................................ 26
b. Ciri-Ciri Belajar Mandiri ........................................................... 28
c. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian ............ 29
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 31
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 32
D. Perumusan Hipotesis ...................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 36
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 38
D. Rancangan Penelitian ..................................................................... 49
E. Teknik Analisis Data...................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 56
A. Deskripsi Data ................................................................................ 56
B. Pengujian Prasarat Analisis............................................................ 62
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 78
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 81
A. Simpulan ........................................................................................ 81
B. Implikasi ........................................................................................ 82
C. Saran .............................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 86
LAMPIRAN ................................................................................................. 88
CURRICULUM VITAE ........................................................................... 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian ...................................................................... 35 Tabel 2. Distribusi Frekuansi Data Intelegensi (X1)..................................... 58
Tabel 3. Distribusi Frekuansi Data Kemandirian Belajar (X2)..................... 59
Tabel 4. Distribusi Frekuansi Data Prestasi Mata Pelajaran Sosiologi(Y) ... 60
Tabel 5. Rangkuman variabel Intelegensi.......................................... ... 63
Tabel 6. Rangkuman Variabel Kemandirian Belajar................................... .... 64
Tabel 7. Rangkuman variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi...... 65
Tabel 8. Rangkuamn uji linieritas X1 dengan Y.......................................... ..... 67
Tabel 9. Rangkuamn uji linieritas X2 dengan Y.......................................... ...... 67
Tabel 10. Matriks interkorelasi analisis regrasi.............................................. 69
Tabel 11. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial .......................................... ....... 70
Tabel 12. Tabel Rangkuman Analisis Regresi - Model Penuh....................... 71
Tabel 13. Coefficienta................................................................................... 72
Tabel 14. Perbandingan bobot Prediktor..................................................... ....... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir............................................................. 33
Gambar 2. Grafik Histogram Intelegensi (X1)................................... 59
Gambar 3. Grafik Histogram Kemandirian Belajar............................ 60
Gambar 4. Grafik Histogram Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi 62
Gambar 5. Grafik Uji Normalitas ....................................................... 66
Gambar 6. Garis Regresi Linear X1 dengan Y ................................... 73
Gambar 7. Garis Regresi Linier X2 dengan Y ..................................... 74
Gambar 8. Garis Regresi Linear X1dan X2 dengan Y ........................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Try Out.............. .......................................... 89
Lampiran 2. Surat Pengantar....................................................................... 90
Lampiran 3. Angket Try Out....................................................................... 91
Lampiran 4. Analisis Kesahihan Butir......................................................... 99
Lampiran 5. Uji Reabilitas........................................................................... 103
Lampiran 6. Daftar Hasil Tes Intelegensi.................................................... 106
Lampiran 7. Kisi-kisi Angket Penelitian...................................................... 107
Lampiran 8. Angket Penelitian..................................................................... 108
Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa.................................................................... 114
Lampiran 10. Sebaran Frekuensi dan Histogram.......................................... 115
Lampiran 11. Uji Normalitas........................................................................ 120
Lampiran 12. Uji Linieritas........................................................................... 124
Lampiran 13. Anareg Model Penuh dan Stepwise........................................ 127
Lampiran 14. Regression............................................................................... 130
Lampiran 15. Surat Perijinan Skripsi............................................................. 138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Lampiran 1.
Kisi-Kisi Angket Try Out Kemandirian Belajar
Definisi Operasional Indikator Nomor Item Soal Jumlah
Kemandirian belajar merupakan
perilaku yang ada pada seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar
karena inisiatif dari dalam dirinya
berusaha memecahkan masalahnya
sendiri dan meminimalkan bantuan
atau tergantung pada pihak lain,
dengan mengandalkan rasa percaya
diri dan tanggung jawab yang besar
atas diri sendiri untuk belajar.
1. Inisiatif dalam
memecahkan
masalah sendiri
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8
8
2. Tidak tergantung
pada orang lain
9, 10, 11, 12, 13,
14
6
3. Percaya diri 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23,
24
10
4. Bertanggung jawab 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33,
34
10
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Lampiran 2.
Surakarta, 8 April 2011-05-25
Kepada Yth:
Siswa/siswi SMA Negeri 4 Surakarta
Dengan hormat,
Bersama dengan ini kami beritahukan bahwa dalam rangka menyelesaikan
studi Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi memili tugas akhir membuat
skripsi, untuk itu mohon kesedian Saudara siswa/siswi SMA Negeri 4 Surakarta
memberikan respon terhadap angket dengan judul skripsi:
“HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJA R
DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA
SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011”.
Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancar, mohon atas kesediaan
Saudara untuk menjawab angket ini. Jawaban yang Saudara berikan tidak akan
mempengaruhi nilai/prestasi belajar Saudara. Karena itulah peneliti
menggarapkan Saudara mengisi dengan sejujur-jujurnya. Hasil angket yang akan
saya terima, peneliti jamin kerahasiannya.
Atas perhatian Saudara dalam mengisi angket ini, peneliti mengucapkan
terima kasih.
Peneliti
Suyanti
K8407012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Lampiran 3.
ANGKET TENTANG KEMANDIRIAN BELAJAR
A. PETUNJUK MENGERJAKAN
1. Tulislah nama dan nomor urut presensi di tempat yang sudah tersedia !
2. Isian angket harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya !
3. Isilah angket dengan cara memberi tanda silang (x) pada salah satu
alternatif jawaban yang sesuai menurut anda !
4. Pada bagian esay, isilah pertanyaan tersebut sesuai dengan keadan
anda !
B. Identitas :
Nama :
No. Induk :
Kelas/ No. Absen :
C. Daftar pertanyaan kemandirian siswa
1. Apakah sebelum kegiatan belajar, anda menyiapkan segala sesuatu
yang anda butuhkan?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
2. Apa saja yang anda persiapkan sebelum belajar?
a. ...............
b. ...............
c. ...............
d. ...............
3. Apakah anda merasa kecewa apabila nilai ulangan yang anda peroleh
dibawah nilai tuntas ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kandang
d. Tidak Pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4. Seberapakah anda rajin memperbaiki nilai yang anda peroleh agar
mendapatkan nilai yang lebih baik?
a. Sangat rajin
b. Cukup rajin
c. Kurang rajin
d. Sangat kurang rajin
5. Berapa banyak sumber belajar yang anda gunakan untuk membantu
mengerjakan tugas belajar?
a. 4 sumber
b. 3 sumber
c. 2 sumber
d. 1 sumber
6. Sumber dari apa aja yang biasa anda gunakan untuk membantu
menyelesaikan tugas belajar?
a. ...............
b. ...............
c. ...............
d. ...............
7. Apakah anda membuat catatan dalam belajar untuk mempermudah
mengingat materi?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
8. Apakah anda mencatat keterangan yang diberikan oleh guru ?
a. Sangat rajin mencatat
b. Cukup rajin mencatat
c. Cukup malas mencatat
d. Sangat malas mencatat
9. Apakah anda meminta bantuan dari orang lain dalam menyelesaikan
tugas?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Siapa saja yang sering anda mintai bantuan dalam menyelesaikan tugas
anda?
a. ...........
b. ...........
c. ............
d. ............
11. Apakah pada saat pelajaran berlangsung anda bersikap tenang agar
tidak mengganggu teman lain?
a. Sangat tenang
b. Cukup tenang
c. Kurang tenang
d. Sangat kurang tenang
12. Saat pelajaran berlangsung, bagaimanakah sikap anda didalam kelas?
a. Memperhatikan guru saat menerangkan
b. Tenang, walaupun tidak memperhatikan dengan seksama.
c. Membaca buku cerita atau komik/ sibuk sendiri
d. Bercanda dengan teman/gaduh
13. Apakah anda belajar setiap hari tanpa disuruh orang tua?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
14. Bagaimana sikap orang tua anda jika anda tidak belajar ?
a. Di tegur, diberi masukan, dan disuruh belajar kembali
b. Ditegur dan disuruh belajar
c. Ditegur saja
d. Dibiarkan saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
15. Apakah anda tidak menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
16. Apakah anda mencoba mengerjakan soal-soal latihan untuk mengatasi
kesulitan belajar?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
17. Apakah anda mengulang-ulang materi pelajaran agar betul-betul
paham?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
18. Benarkah anda akan bertanya kepada guru apabila ada materi yang
belum jelas?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
19. Apakah anda optimis dapat mengerjakan setiap soal ulangan/ tes?
a. Sangat optimis
b. Cukup optimis
c. Kurang optimis
d. Sangat kurang optimis
20. Berapa hasil tes/ ulangan yang biasa anda peroleh?
a. Sangat baik (nilai 10-9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
b. Baik (nilai 8-7)
c. Cukup baik (nilai 6)
d. Kurang baik (nilai dibawah 5)
21. Apakah anda bersikap percaya diri dalam mengerjakan tugas/dan
tes/ulangan yang diberikan ?
a. Sangat percaya diri
b. Cukup percaya diri
c. Kurang percaya diri
d. Sanga kurang percaya diri
22. Bagaimana sikap anda saat mengerjakan tugas atau ulangan yang
diberikan bapak/ibu guru?
a. Mengerjakan sendiri dengan penuh rasa optimis
b. Mengerjakan sesuai kemampuan, walaupun masih ragu dengan
jawaban
c. Menyotek teman
d. Membuat jiplakan/contekan dalam kertas
23. Apakah anda aktif tampil dimuka kelas/ bertanya jika ada tawaran dari
guru?
a. Sangat aktif
b. Cukup aktif
c. Kurang aktif
d.Sangat kurang aktif
24. Setiap tiga kali pertemuan, berapa kalikah anda aktif tampil dimuka
kelas mengerjakan soal/ bertanya?
a. Lebih dari 3 kali
b. 2 kali
c. 1 kali
d. Tidak sama sekali
25. Apakah anda tepat melaksanakan jadwal belajar yang telah anda
buat?
a. Sangat tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
26. Berapa jadwal belajar yang anda buat?
a. 3 kali setiap hari
b. 2 kali setiap hari
c. 1 kali setiap hari
d. Tidak sama sekali
27. Apakah anda memanfaatkan jam pelajaran kosong, untuk mengisinya
dengan hal-hal yang bermanfaat?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
28. Bagaimanakah anda memanfaatkan jam pelajaran kosong?
a. Belajar dikelas
b. Ke perpustakaan
c. Pergi ke kantin
d. Pulang/bolos
29. Apakah anda tepat mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu
guru?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
30. Dalam jangka waktu berapa lama anda mengerjakan tugas yang
diberkan bapak/ibu guru?
a. Lansung dikerjakan saat pemberitahuan
b. Sehari sebelum tugas dikumpulkan
c. Mendadak bahkan menyontek dari teman
d. Terlambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
31. Apakah anda berhati-hati dalam mengerjakan setiap tugas dan ulangan
di sekolah?
a. Sangat hati-hati
b. Cukup hati-hati
c. Kurang hati-hati
d. Sangat kurang hati-hati
32. Apakah anda tepat mengerjakan tugas yang diberikan, walaupun tugas
tersebut tidak perlu dikumpulkan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
33. Apakah anda menjalankan aturan yang berlaku di sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
34. Bentuk aturan apa saja yang anda taati disekolah?
a. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu, memperhatikan guru saat mengajar.
b. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu.
c. Tidak membolos dan datang tepat waktu.
d. Tidak membolos
Selamat Mengerjakan
Terima Kasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 4 2 3 3 3 3 3 1 2 3 1 2 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2
2 2 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 1 4 3 1 3 4 3 2 2 1 1
3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 1
4 3 4 1 3 2 2 4 3 3 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 4 2 1 3 4 1
5 4 4 1 3 4 4 3 2 4 3 3 3 1 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 2 2
6 3 4 3 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3
7 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2
8 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 2 2 4
9 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
10 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 4 2 3 2 1 1
11 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 1 1 1
12 3 4 3 3 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 4
13 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3
14 3 4 2 3 4 4 3 3 2 1 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2
15 3 4 2 3 2 2 3 1 2 4 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2
26 27 28 29 30 31 32 33 34
∑�
2 2 2 3 2 2 2 3 2 86
2 2 2 2 3 3 1 2 2 84
1 1 2 2 2 3 2 2 2 75
1 1 2 3 3 2 2 1 2 80
1 1 2 3 3 3 2 3 2 92
3 4 2 4 4 4 2 4 4 119
1 2 2 3 3 3 1 3 2 80
3 3 2 4 4 3 3 4 3 109
2 3 4 4 4 3 3 3 2 109
1 1 2 2 2 3 2 2 1 65
2 1 2 3 3 3 2 3 2 76
3 3 2 3 3 3 2 3 1 96
3 3 2 4 4 3 4 4 4 116
3 2 2 3 3 3 2 3 2 96
1 4 2 3 2 3 2 2 4 81
TABEL DATA BUTIR “KEMANDIRIAN BELAJAR”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Lampiran 4.
ANALISIS KESAHIHAN BUTIR (VALIDITY) KEMANDIRIAN BELAJAR
JMLHTOT
P1 Pearson Correlation .519*
Sig. (2-tailed) .047
N 15
P2 Pearson Correlation .168
Sig. (2-tailed) .549
N 15
P3 Pearson Correlation .541*
Sig. (2-tailed) .037
N 15
P4 Pearson Correlation .462
Sig. (2-tailed) .083
N 15
P5 Pearson Correlation .827**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
P6 Pearson Correlation .827**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
P7 Pearson Correlation .552*
Sig. (2-tailed) .033
N 15
P8 Pearson Correlation .718**
Sig. (2-tailed) .003
N 15
P9 Pearson Correlation .465
Sig. (2-tailed) .081
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
N 15
P10 Pearson Correlation -.441
Sig. (2-tailed) .100
N 15
P11 Pearson Correlation .681**
Sig. (2-tailed) .005
N 15
P12 Pearson Correlation .538*
Sig. (2-tailed) .039
N 15
P13 Pearson Correlation .647**
Sig. (2-tailed) .009
N 15
P14 Pearson Correlation .857**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
P15 Pearson Correlation .609*
Sig. (2-tailed) .016
N 15
P16 Pearson Correlation .567*
Sig. (2-tailed) .027
N 15
P17 Pearson Correlation .550*
Sig. (2-tailed) .034
N 15
P18 Pearson Correlation .578*
Sig. (2-tailed) .024
N 15
P19 Pearson Correlation .693**
Sig. (2-tailed) .004
N 15
P20 Pearson Correlation .217
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Sig. (2-tailed) .437
N 15
P21 Pearson Correlation .940**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
P22 Pearson Correlation .449
Sig. (2-tailed) .093
N 15
P23 Pearson Correlation .566*
Sig. (2-tailed) .028
N 15
P24 Pearson Correlation .654**
Sig. (2-tailed) .008
N 15
P25 Pearson Correlation .798**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
P26 Pearson Correlation .767**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
P27 Pearson Correlation .689**
Sig. (2-tailed) .005
N 15
P28 Pearson Correlation .308
Sig. (2-tailed) .264
N 15
P29 Pearson Correlation .864**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
P30 Pearson Correlation .851**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
P31 Pearson Correlation .423
Sig. (2-tailed) .116
N 15
P32 Pearson Correlation .617*
Sig. (2-tailed) .014
N 15
P33 Pearson Correlation .776**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
P34 Pearson Correlation .566*
Sig. (2-tailed) .028
N 15
JMLHTOT Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Lampiran 5.
Uji Reabilitas Kemandirian Belajar
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.757 27
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
1. 134.1333 927.838 .514 .753
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
2. 134.8667 921.267 .530 .751
3. 134.1333 902.552 .818 .746
4. 134.1333 902.552 .818 .746
5. 133.7333 926.495 .530 .753
6. 134.4000 905.686 .744 .747
7. 134.2000 925.314 .675 .752
8. 134.2667 914.210 .514 .750
9. 134.7333 908.495 .635 .748
10. 134.2000 887.457 .866 .741
11. 134.7333 915.495 .560 .750
12. 134.2000 917.314 .516 .750
13. 134.2000 925.743 .530 .753
14. 134.6000 915.400 .608 .750
15. 134.0667 910.924 .689 .748
16. 134.2000 899.743 .926 .745
17. 134.5333 919.695 .589 .751
18. 134.9333 902.067 .643 .746
19. 134.9333 895.924 .784 .744
20. 135.1333 904.267 .785 .746
21. 134.8667 902.981 .655 .746
22. 134.0000 910.000 .855 .748
23. 134.0667 908.781 .821 .747
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
24. 134.9333 918.495 .616 .750
25. 134.2667 906.495 .762 .747
26. 134.7333 913.924 .541 .749
total 68.5333 236.695 1.000 .954
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
1.3707E2 946.781 30.76981 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Lampiran 6.
Daftar Hasil Tes Intelegensi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta NO. NAMA KELAS INTELEGE
NSI 1. RATIH NURSETA XI- IPS 4 114 2. REZA BETA YIDHISTIRA XI-IPS 5 106 3. RONY GUNAWAN SUMANTRI XI-IPS 5 110 4. MUBYAR CANDRIKA MA’ RIFAT XI-IPS 5 121 5. ERIC BAGUS EKO PUTRANTO XI-IPS 3 118 6. SARAS WATI PUTRI XI- IPS 4 120 7. NNN NUR FEGA TRI OCTANUDIN XI- IPS 4 116 8. JOEL TIDAR GULTOM XI-IPS 5 112 9. RESI AJI MADA XI-IPS 3 112 10. PANDU WIRAWAN GILAR SANTOSO XI-IPS 3 111 11. ARVIADO SURYANUGRAHA XI- IPS 4 119 12. MIKE INDAH NATASHA XI-IPS 2 106 13. DEWANTA WIDYASWARA XI-IPS 2 118 14. RINI SAPUTRI XI-IPS 2 109 15. REA AISHA CHAMPA XI- IPS 4 111 16. ANINDYA MEITHASARI XI-IPS 1 111 17. INNA RATNA RAMADANI XI-IPS 5 123 18. GHUFRON ALI WICAKSONO XI-IPS 2 123 19. AHIMSA ADI WIBOWO XI-IPS 1 106 20. UTARI NINDYANINGRUM XI-IPS 3 119 21. NISAUL ‘AZMI HAJAR XI-IPS 1 103 22. MELINDA RATNA PUTRI XI-IPS 5 120 23. RISA YUANITA HELANA XI-IPS 2 117 24. SURI PADAMSIH XI-IPS 1 114 25. VIDA KARTIKA RATNAWATI XI-IPS 5 115 26. NURANDA INDRA JAYA XI-IPS 1 103 27. LARAS AYU W XI-IPS 3 118 28. MUH. LINGGAR BALYA UMAR XI-IPS 1 119 29. ALDILA WINZARIZKI RAHMAWATI XI-IPS 1 128 30. FAJAR DWI PRABOWO XI-IPS 2 120 31. ADIMAS CATUR KRISTANTO XI-IPS 1 97 32. SENTIKA OCTA LARASATI XI-IPS 3 111 33. MUSTIKA OKTAVIANI XI- IPS 4 128 34. LEANDRO CAHYA BAGASKARA XI-IPS 2 118 35. ELZA AYU NASTIKA XI-IPS 1 109 36. NOVIA ILAIHA SABILA XI-IPS 1 116 37. AJENG RUNI ANESATI XI-IPS 1 114 38. ANITA INDRASARI XI-IPS 3 118 39. VANYA RHAZUARDI XI-IPS 1 91 40. KASIH RETNANINGTYAS XI-IPS 5 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Lampiran 7.
Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar
Definisi Operasional Indikator Nomor Item Soal Jumlah
Kemandirian belajar merupakan
perilaku yang ada pada seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar
karena inisiatif dari dalam dirinya
berusaha memecahkan
masalahnya sendiri dan
meminimalkan bantuan atau
tergantung pada pihak lain,
dengan mengandalkan rasa
percaya diri dan tanggung jawab
yang besar atas diri sendiri untuk
belajar.
1. Inisiatif dalam
memecahkan
masalahnya sendiri
1, 2, 3, 4, 5, 6
6
2. Tidak tergantung
pada orang lain
7, 8, 9, 10,
4
3. Percaya diri 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18
8
4. Bertanggung jawab 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26
8
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Lampiran 8.
ANGKET PENELITIAN TENTANG KEMANDIRIAN BELAJAR
D. PETUNJUK MENGERJAKAN
5. Tulislah nama dan nomor urut presensi di tempat yang sudah tersedia !
6. Isian angket harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya !
7. Isilah angket dengan cara memberi tanda silang (x) pada salah satu
alternatif jawaban yang sesuai menurut anda !
8. Pada bagian esay, isilah pertanyaan tersebut sesuai dengan keadan
anda !
E. Identitas :
Nama :
No. Induk :
Kelas/ No. Absen :
F. Daftar pertanyaan kemandirian siswa
5. Apakah sebelum kegiatan belajar, anda menyiapkan segala sesuatu
yang anda butuhkan?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
6. Apakah anda merasa kecewa apabila nilai ulangan yang anda peroleh
dibawah nilai tuntas ?
e. Selalu
f. Sering
g. Kadang-kandang
h. Tidak Pernah
7. Berapa banyak sumber belajar yang anda gunakan untuk membantu
mengerjakan tugas belajar?
a. 4 sumber
b. 3 sumber
c. 2 sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
d. 1 sumber
8. Sumber dari apa aja yang biasa anda gunakan untuk membantu
menyelesaikan tugas belajar?
d. ...............
e. ...............
f. ...............
d. ...............
9. Apakah anda membuat catatan dalam belajar untuk mempermudah
mengingat materi?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
10. Apakah anda mencatat keterangan yang diberikan oleh guru ?
e. Sangat rajin mencatat
f. Cukup rajin mencatat
g. Cukup malas mencatat
h. Sangat malas mencatat
11. Apakah pada saat pelajaran berlangsung anda bersikap tenang agar
tidak mengganggu teman lain?
a. Sangat tenang
b. Cukup tenang
c. Kurang tenang
d. Sangat kurang tenang
12. Saat pelajaran berlangsung, bagaimanakah sikap anda didalam kelas?
e. Memperhatikan guru saat menerangkan
f. Tenang, walaupun tidak memperhatikan dengan seksama.
g. Membaca buku cerita atau komik/ sibuk sendiri
h. Bercanda dengan teman/gaduh
13. Apakah anda belajar setiap hari tanpa disuruh orang tua?
e. Sangat tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
f. Cukup tepat
g. Kurang tepat
h. Sangat kurang tepat
14. Bagaimana sikap orang tua anda jika anda tidak belajar ?
e. Di tegur, diberi masukan, dan disuruh belajar kembali
f. Ditegur dan disuruh belajar
g. Ditegur saja
h. Dibiarkan saja
15. Apakah anda tidak menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
16. Apakah anda mencoba mengerjakan soal-soal latihan untuk mengatasi
kesulitan belajar?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
17. Apakah anda mengulang-ulang materi pelajaran agar betul-betul
paham?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
18. Benarkah anda akan bertanya kepada guru apabila ada materi yang
belum jelas?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
d. Sangat kurang tepat
19. Apakah anda optimis dapat mengerjakan setiap soal ulangan/ tes?
e. Sangat optimis
f. Cukup optimis
g. Kurang optimis
h. Sangat kurang optimis
20. Apakah anda bersikap percaya diri dalam mengerjakan tugas/dan
tes/ulangan yang diberikan ?
a. Sangat percaya diri
b. Cukup percaya diri
c. Kurang percaya diri
d. Sanga kurang percaya diri
21. Apakah anda aktif tampil dimuka kelas/ bertanya jika ada tawaran dari
guru?
a. Sangat aktif
b. Cukup aktif
c. Kurang aktif
d.Sangat kurang aktif
22. Setiap tiga kali pertemuan, berapa kalikah anda aktif tampil dimuka
kelas mengerjakan soal/ bertanya?
e. Lebih dari 3 kali
f. 2 kali
g. 1 kali
h. Tidak sama sekali
23. Apakah anda tepat melaksanakan jadwal belajar yang telah anda
buat?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
24. Berapa jadwal belajar yang anda buat?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
e. 3 kali setiap hari
f. 2 kali setiap hari
g. 1 kali setiap hari
h. Tidak sama sekali
25. Apakah anda memanfaatkan jam pelajaran kosong, untuk mengisinya
dengan hal-hal yang bermanfaat?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
26. Apakah anda tepat mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu
guru?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Sangat kurang tepat
27. Dalam jangka waktu berapa lama anda mengerjakan tugas yang
diberkan bapak/ibu guru?
e. Lansung dikerjakan saat pemberitahuan
f. Sehari sebelum tugas dikumpulkan
g. Mendadak bahkan menyontek dari teman
h. Terlambat
28. Apakah anda tepat mengerjakan tugas yang diberikan, walaupun tugas
tersebut tidak perlu dikumpulkan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
29. Apakah anda menjalankan aturan yang berlaku di sekolah?
e. Selalu
f. Sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
g. Kadang-kadang
h. Tidak pernah
30. Bentuk aturan apa saja yang anda taati disekolah?
a. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu, memperhatikan guru saat mengajar.
b. Tidak membolos, datang tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu.
c. Tidak membolos dan datang tepat waktu.
d. Tidak membolos
Selamat Mengerjakan
Terima Kasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta
NO. NAMA KELAS NILAI 1. RATIH NURSETA XI- IPS 4 81 2. REZA BETA YIDHISTIRA XI-IPS 5 81 3. RONY GUNAWAN SUMANTRI XI-IPS 5 87 4. MUBYAR CANDRIKA MA’ RIFAT XI-IPS 5 82 5. ERIC BAGUS EKO PUTRANTO XI-IPS 3 79 6. SARAS WATI PUTRI XI- IPS 4 82 7. NNN NUR FEGA TRI OCTANUDIN XI- IPS 4 75 8. JOEL TIDAR GULTOM XI-IPS 5 75 9. RESI AJI MADA XI-IPS 3 75 10. PANDU WIRAWAN GILAR SANTOSO XI-IPS 3 75 11. ARVIADO SURYANUGRAHA XI- IPS 4 80 12. MIKE INDAH NATASHA XI-IPS 2 75 13. DEWANTA WIDYASWARA XI-IPS 2 78 14. RINI SAPUTRI XI-IPS 2 77 15. REA AISHA CHAMPA XI- IPS 4 78 16. ANINDYA MEITHASARI XI-IPS 1 80 17. INNA RATNA RAMADANI XI-IPS 5 86 18. GHUFRON ALI WICAKSONO XI-IPS 2 83 19. AHIMSA ADI WIBOWO XI-IPS 1 80 20. UTARI NINDYANINGRUM XI-IPS 3 81 21. NISAUL ‘AZMI HAJAR XI-IPS 1 77 22. MELINDA RATNA PUTRI XI-IPS 5 84 23. RISA YUANITA HELANA XI-IPS 2 80 24. SURI PADAMSIH XI-IPS 1 78 25. VIDA KARTIKA RATNAWATI XI-IPS 5 79 26. NURANDA INDRA JAYA XI-IPS 1 78 27. LARAS AYU W XI-IPS 3 80 28. MUH. LINGGAR BALYA UMAR XI-IPS 1 79 29. ALDILA WINZARIZKI RAHMAWATI XI-IPS 1 89 30. FAJAR DWI PRABOWO XI-IPS 2 82 31. ADIMAS CATUR KRISTANTO XI-IPS 1 75 32. SENTIKA OCTA LARASATI XI-IPS 3 83 33. MUSTIKA OKTAVIANI XI- IPS 4 81 34. LEANDRO CAHYA BAGASKARA XI-IPS 2 84 35. ELZA AYU NASTIKA XI-IPS 1 77 36. NOVIA ILAIHA SABILA XI-IPS 1 78 37. AJENG RUNI ANESATI XI-IPS 1 81 38. ANITA INDRASARI XI-IPS 3 78 39. VANYA RHAZUARDI XI-IPS 1 75 40. KASIH RETNANINGTYAS XI-IPS 5 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
CURRICULUM VITAE
Nama : Suyanti
Tempat / Tanggal Lahir : Banyumas/ 11 Januari 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Usia : 22 tahun
Jumlah Saudara : 1 (satu)
Alamat : Sokawera RT 1/4, Patikraja, Banyumas
No. HP : 085647676066
Nama Orang Tua: : 1. Ayah : Yasamiarto
2. Ibu : Nurwati
Riwayat Pendidikan:
1. TK : Lulus Tahun 1995 di TK Aisiyah Bustanul Athfal
Sokawera,Patikraja
2. SD : Lulus Tahun 2001 di SD Negeri 2 Sokawera,
Patikraja
3. SMP : Lulus tahun 2004 di SMP Negeri 1 Banyumas
4. SMA : Lulus tahun 2007 di SMA Negeri Banyumas
5. Perguruan Tinggi : Masuk tahun 2007 di Prodi Pendidikan Sosiologi
Antropologi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakekatnya, pendidikan nasional mengarah pada pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan
sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah
direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan
manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan
diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi
tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi
sekarang ini.
Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan
prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan
pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain hasil
kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai dengan
adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam peningkatan
kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja
produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan..
Keberhasilan belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, secara umum terdapat dua macam faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa
dan faktor dari luar diri siswa. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan
dicapai. Berbagai pengalaman belajar mengajar, menunjukan bahwa terdapat
kenyataan tidak semua siswa memperoleh prestasi belajar yang optimal dalam
suatu mata pelajaran.
Dalam hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran sosiologi, ada siswa
yang mendapatkan nilai yang baik, kurang baik bahkan ada pula yang mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
nilai tidak baik (tidak optimal). Sebagaimana disebutkan di atas salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah intelegensi. Intelegensi
siswa adalah kemampuan belajar yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya
siswa belajar di sekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor
yang menetukan berhasil tidak siswa belajar di sekolah.
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA
yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini
menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan semakin
menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal akademik
maupun non akademik (organisasi). Siswa yang masuk ke SMA Negeri 4
Surakarta memiliki nilai rata-rata tinggi, dengan nilai yang tinggi dapat
menggambarkan bahwa mereka memiliki tingkat intelegensi cukup tinggi yang
nantinya akan berhubungan terhadap prestasi belajar di sekolah.
Intelegensi adalah salah satu aspek mental yang memiliki fungsi penting
di dalam aktivitas kehidupannya. Hampir pada setiap aktivitasnya manusia
memerlukan kecerdasan, baik dalam menghadapi setiap masalah atau
menghadapai tantangan-tantangam kehidupan, maka akan nampak terasa betapa
pentingnya peranan intelegensi. Peranan intelegansi dalam menunjang suatu usaha
individu besar sekali, sebab intelegansi pada dasarnya adalah kecakapan individu
untuk menyusun diri dengan tuntutun lingkungan.
Intelegensi yang tinggi merupakan salah satu faktor yang akan
memberikan sumbangan bagi individu dalam mencapai kesuksesan hidup.
Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling
berkaitan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah (2003 : 148) “
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat
menentukan tingkat belajar siswa”. Di mana biasanya individu yang memiliki
intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di
kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih
keberhasilan.
Siswa sebagai subyek dalam proses belajar mengajar ternyata memiliki
keunikan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya, seperti yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diungkapkan oleh BUSTALIN, ada siswa yang cepat dalam belajar karena
kecerdasannya sehingga dia dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar lebih
cepat dari yang diperkirakan, ada siswa yang lambat dalam belajar dimana siswa
golongan ini sering ketinggalan pelajaran dan memerlukan waktu lebih lama dari
waktu yang diperkirakan untuk siswa normal, ada siswa yang kreatif yang
menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan selalu ingin
memecahkan persoalan-persoalan, dan ada pula siswa yang gagal dalam belajar
sehingga tidak selesai dalam studinya di sekolah. Untuk mengatasinya guru
memberikan pengajaran remidial, hal ini menunjukan bahwa untuk meraih
prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient
(IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan
memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi
belajar yang optimal. (http://www.geocities.ws/guruvalah/penelitian 5.html).
Tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang mutlak untuk mencapai
keberhasilan seseorang,karena masih ada faktor-faktor lain yang ikut mendukung
misalnya, semangat, motivasi , kemandirian belajar dan faktor lainnya.
Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar secara mandiri, bukan karena pengaruh dari luar.
Kemandirian seseorang mampu menunjukan adanya kontrol diri terhadap
pengendalian dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri
sendiri dan motivasi untuk memecahkan masalahnya sendiri. Dalam kegiatan
belajar siswa dituntut untuk memiliki sifat mandiri, artinya siswa dituntut
melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan
diri siswa dan bukan semata-mata tekanan dari guru dan pihak lain. Dengan
adanya sikap mandiri dari dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai
sebagai mana diharapkan. Dengan demikian, kemandirian seseorang dalam belajar
akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Dalam kegiatan
belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki
kasadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri untuk melakukan usaha belajar.
Dengan demikian belajar secara mandiri merupakan usaha memenuhi kebutuhan
belajar siswa sendiri dan bukan semata-mata tekanan dari guru maupun pihak lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki
siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki
prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Jadi,
kemandirian di sini menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh
tanggung jawab demi keberhasilan dalam belajarnya. Kemandiriaan belajar akan
mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang tinggi, hal ini disebabkan
karena siswa terbiasa menghadapi tugas serta mencari pemecahannya sendiri
dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan
teman bila mengalami kesulitan.
Kebiasaan belajar mandiri akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa
dalam belajar dan juga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dengan
mengacu pada tujuan yang diharapkan. Belajar mandiri bukan berarti belajar
sendiri, melainkan suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan
tanggung jawab siswa sendiri demi keberhasilan siswa sendiri demi keberhasilan
belajarnya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk mengetahui masalah
yang berkaitan dengan intelegensi, kemandirian belajar, dan prestasi belajar, maka
peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Intelegensi dan
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa
SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun permasalahan yang didefinisikan berkaitan dengan latar
belakang di atas adalah sebagi berikut:
1) Apakah dengan tingkat intelegensi yang berbeda antara siswa yang satu
dengan yang lain akan berbubungan dengan prestasi belajar yang
dicapai?
2) Mengapa intelegensi dianggap sebagai salah satu fakor yang berhubungan
dengan prestasi belajar siswa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3) Apakah prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswa dalam mata
pelajaran sosiologi berbeda-beda?
4) Kemandirian siswa dalam belajar akan berhubungan dengan prestasi
belajar yang dicapai. Apakah prestasi yang diperoleh siswa yang mampu
belajar secara mandiri akan berbeda dengan siswa yang kuraang mandiri?
5) Apakah intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta
berhubungan?
6) Mengapa siswa perlu menanamkan sikap kemandirian belajar?
7) Keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor diantaranya intelegensi dan
kemandirian belajar, kenyataannya tidak semua siswa dapat memahami
pentingnya faktor tersebut dan bahkan tidak peduli dengan faktor tersebut.
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar suatu masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu
pembatasan masalah. Hal ini agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan dapat
mengarahkan perhatian dengan tepat, karena apabila suatu masalah terlalu luas
maka akan menyulitkan untuk dikaji dan diteliti secara mendalam. Untuk
memudahkannya maka masalah tersebut harus dibatasi terlebih dahulu sehingga
dalam pemecahannya dapat dilakukan secara jelas dan terarah, penelitian ini
hanya dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Objek
Objek dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan antara intelegensi dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar dalam suatu organisasi
pendidikan. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Intelegensi siswa adalah seluruh kemampuan berpikir dan bertindak
yang dikaitan dengan berhasil tidaknya prestasi individu (siswa) kelas
XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang
merupaakan potensi penting dalam diri individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Kemandirian belajar adalah suatu karakteristik individu (siswa) kelas
XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 untuk
mendayagunakan segenap kemampuannya, tidak terlalu bergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan
belajarnya.
c. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi adalah hasil yang dicapai oleh
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011 berupa nilai mata pelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Subjek
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta.
D. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011 ?
2. Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar
mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta
tahun ajaran 2010/2011 ?
3. Apakah ada hubungan secara bersama antara intelegensi dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian, seseorang pasti mempunyai maksud dan
tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk memecahkan masalah. Suharsimi Arikunto
(2006 : 19) menjelaskan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang
menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.
Adapun tujuan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intelegensi dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta
tahun ajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intelegensi dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran
2010/2011.
F. MANFAAT PENELITIAN
Setiap penelitian berharap hasil penelitiannya dapat bermanfaat. Begitu
pula dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan. Adapun
manfaat yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
positif bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses
belajar mengajar pada khususnya.
2. Memberi masukan bagi para peneliti untuk mengembangkan penelitian
lain yang sejenis.
3. Memberi bahan pustaka Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi,
jurusan P. IPS, FKIP UNS.
2) Manfaat Praktis
1. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan
dan untuk mengkaji tentang intelegensi dan kemandirian belajar serta
prestasi belajar sosiologi.
2. Bagi Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
sosiologi siswa.
3. Bagi Guru
Bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sosiologi
SMA Negeri 4 Surakarta khususnya, dan pengembangan dunia
pendidikan pada umumnya mengenai hubungan antara intelegensi dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi
siswa.
4. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan agar lebih mengoptimalkan intelegensi atau
kecerdasan yang dimilikinya dan meningkatkan kemandirian belajar
guna mencapai prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Sosiologi
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah (2005: 63)
berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan keluarganya sendiri.
Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan. Perubahan
dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung
dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka manusia dapat
berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan lainnya. Sudjana dalam
Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:3) berpendapat, “Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan,
kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”.
Sedangkan menurut Herman Hudojo dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:3)
“Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan ketrampilan,
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang
disebabkan belajar”. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat
diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Slameto dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:3) merumuskan
“Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan
pendapat ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari
pengelaman selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang
disebut belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha yang disengaja.
Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat
fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik misalnya untuk mengangkat,
hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya
member kesempatan kepada manusi untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti
berpikir, merasa, memecahkan masalah, mengingat, dan lain-lainnya, perubahan
ini termasuk belajar.
b. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi
belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Zainal Arifin,1990:3). Bila
demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada
tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia,
khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah.
Nana Sudjana (1995:22) mengemukakan “Hasil Belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu
diikuti dengan pengukuran dan penilaian demikian pula halnya di dalam proses
belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar anak kita dapat mengetahui
kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak tersebut kelompok anak pandai,
sedang atau kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses
belajar.
Prestasi sebagai hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh
siswa mempunyai fungsi untuk menunjukan seberapa besar kemampuan siswa
dalam menangkap dan memahami materi yang telah disampaikan. Prestasi yang
telah diperoleh merupakan usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang biasanya
berupa nilai rapor.
Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat
pengetahuan siswa. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi
siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2005: 195)
“Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Muhibbin Syah (2005: 199)
menyatakan “Berbagai macam evaluasi mulai yang sederhana sampai yang paling
komplek, yaitu : pre-test dan post-test evaluasi prasyarat, evaluasi diagnostic,
evaluasi formatif, evaluasi sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macam-
macam evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pre-test dan Post test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan
materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan
siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari
pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa
atas materi yang telah diajarkan.
2) Evaluasi Prasyarat
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi
penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan
diajarkan.
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai
siswa.
3) Evaluasi Formatif
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau
modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis
kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan rekayasa
pengajaran remidilal (perbaikan).
4) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau
modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan
evaluasi diagnostic, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
5) Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
Evaluasi ini lazim dilaksanakan pada setiap akhir semester atau akhir tahun
ajaran.
6) Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam
arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
Soerjono Soekamto (2002:19-20) memberikan lima definisi Sosiologi
menurut para ahli, yaitu Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa, “ Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka ragam gejala-gejala sosial maupun non sosial dan ciri-ciri umum semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
jenis gejala sosial”. Roucek dan Warren berpendapat bahwa, “ Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok”.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengatakan “ Sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah oranisasi
sosial”. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa,
“Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari stuktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial”. J. A. A. Van Doorn dan C.J. Lammers
mengemukakan “ Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-stuktur dan
proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil”.
Dari penjelasan prestasi belajar dan Sosiologi di atas dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu
kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat
diukur dengan alat atau tes tertentu. Sedangkankan Sosiologi merupakan ilmu
yang mempelajari manusia dalam stuktur sosial dan proses-proses sosial yang
terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-perubahan sosial. Sehingga
pengertian Prestasi Belajar Sosiologi merupakan suatu hasil dari adanya proses
belajar siswa dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi sruktur sosial
dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-
perubahan sosial.
c. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Menurut Muhibbin Syah (2003:145-157)
menjelaskan sebagai berikut:
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan prestasi belajar di atas maka akan diuraikan di bawah ini :
1. Faktor Internal Siswa
a. Aspek fisiologis ( bersifat jasmaniah)
Aspek jasmaniah mencakup kondisi atau kesehatan jasmani dari
individu. Setiap orang memiliki kesehatan atau kondisi fisik yang
berbeda-beda. Kondisi itu mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi fisik
menyangkut kelengkapan dan kesehatan panca indera (indera
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pencecapan).
Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan, misalnya pada
organ pendengarannya maka akan mengalami hambatan dalam
menyerap inforamasi yang disampaikan oleh guru saat proses
pembelajaran. Maka kesehatan berhubungan dengan keberhasilan
belajar seseorang.
b. Aspek Psikologis
1) Intelegensi siswa
Menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2003:148) menjelaskan
bahwa “Intelegensi merupakan kemampuan psiko-fisik
seseorang untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi
tidak hanya berpusat pada kualitas otak saja, akan tetapi juga
fungsi organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau
intelegensi seseorang menentukan keberhasilan belajarnya.
Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin
besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan
sulit dalam mencapai keberhasilan belajar.
2) Sikap siswa
Muhibbin Syah (2003:150) mengemukakan, “Sikap adalah
gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya“. Siswa yang menunjukkan sikap positif terhadap
mata pelajaran akan lebih mudah dalam mengikuti proses
pembelajaran. Sehingga keberhasilan belajar dapat tercapai.
Sebaliknya, siswa yang menunjukkan sikap negatif terhadap
pelajaran akan mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar yang
berakibat prestasi belajar yang dicapai kurang memuaskan.
3) Bakat siswa
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki siswa
dalam mencapai keberhasilan masa depan. Pada dasarnya setiap
siswa memiliki bakat atau berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasnya. Seseorang
siswa yang berbakat dalam bidang seni misalnya, maka akan
lebih mudah menyerap pengetahuan, informasi atau
keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut
dibandingkan dengan siswa lain. Ini yang disebut sebagai bakat
khusus (specific aptitude). Maka bakat dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dalam bidang-bidang
studi tertentu.
4) Minat siswa
Muhibbin Syah (2003:152) menjelaskan, “Minat (interest)
adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Minat besar
pengaruhnya terhadap kegiatan belajar. Pelajaran yang menarik
minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah dimiliki
siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang
tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk
melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai
sesuai dengan keinginannya.
5) Motivasi siswa
“Motivasi ialah keadaan internal organisme, baik manusia atau
hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu” (Muhibbin
Syah, 2003:153). Siswa yang memiliki motivasi atau dorongan
dari dalam diri sendiri untuk belajar lebih giat akan lebih mudah
mencapai keberhasilan.
2. Faktor Eskternal Siswa
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, tetangga, dan teman-teman sepermainan. Lingkungan
sosial dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Sebagai
contohnya: guru yang menunjukkan sikap positif pada siswanya
dapat menjadi suri tauladan yang baik sehingga memberi
dorongan positif juga pada siswanya untuk belajar. Selanjutnya
kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan
sehingga kurang memiliki kesadaran pentingnya pendidikan bagi
anak misalnya, akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam
belajar.
b. Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, metode belajar yang digunakan,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-
faktor ini dianggap ikut menentukan tingkat keberhasilan siswa.
Misalnya, siswa yang tinggal di perkampungan padat penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
serta tidak memiliki sarana umum yang lengkap akan mendorong
siswa untuk bermain di tempat-tempat yangs seharusnya tidak
pantas untuk dikunjungi. Sehingga berdampak buruk terhadap
kegiatan belajar siswa.
2. Faktor Pendekatan Belajar
Muhibbin Syah (2003:156) mendefinisikan, “Pendekatan belajar
merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam
menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu”. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh pada taraf
keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Belajar merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan
tingkah laku melalui kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam
melakukan kegiatan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang
dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat,
minat dan motivasi. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Seseorang anak yang diketahui
mempunyai tingkat intelegensi yang cukup tinggi, akan mempunyai bekal untuk
berhasil di dalam membuat atau menyelesaikan pelajaran di sekolah. Selain itu
kemandirian belajar juga berpengaruh terhapat prestasi belajar, semakin tinggi
kemandirian belajar semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai.
2. Intelegensi
a. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari kata Latin Intelligere yang berarti menghubungkan
atau menyatukan satu sama lain . Tetapi kata intelegensi tidak terbatas pada arti
yang demikian saja. Pengertian intelegensi adalah dari para ahli yang
mempelopori timbulnya tes intelegensi. C. P. Chaplin (Syamsu Yususf, 2000:106)
mengartikan “Intelegensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyeuaikan
diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Menurut Stern, “ Intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan
baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya”. Pieget
mengemukakan “ Intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada
perkembangan tingkat khusus”. Menurut Super dan Cites, “ Intelegensi adalah
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman”.
Garrett mengungkapkan “Intelegensi itu setidak-tidaknya mencangkup
kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah yang memerlukan
pengertian, serta memerlukan simbol-simbol”. Selanjutnya menurut Robert J.
Stenberg “Intelligence is capacityto learn from experience, and the ability to
adapt to the surrouding enviroment”. Atau intelegensi ialah kecakapan untuk
belajar dari pengalaman dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
(Djaali, 2009:63-65). Dalam dunia pendidikan, secara sederhana intelegensi
diartikan sebagai kecerdasan intelektual. Masalah intelegensi atau kecerdasan
intelektual merupakan masalah pokok, karena hal tersebut merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh dalam berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.
Dari beberapa definisi intelegensi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa intelensi merupakan:
1) Kecakapan berfikir
2) Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan berbuat
secara efektif
3) Kemampuan individu untuk berfikir secara rasional dan bertindak efektif.
2. Faktor-faktor Intelegensi
Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-beda. Hal ini
karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Djaali
(2009:74), “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu faktor
pembawaan, faktor minat dan pembawaan yang khas, faktor pembentukan, faktor
kematangan dan faktor kebebasan”. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di
bawah ini:
1. Faktor pembawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa
sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam
memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak
pintar, dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan
pelatihan yang sama.
2. Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan
perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati
oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan
lebih baik.
3. Faktor pembentukan, di mana pembentukan adalah segala keadaan di luar
diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini
dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang dilakukan di
sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, misalnya pengaruh alam
di sekitarnya.
4. Faktor kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik atau
psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau
berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
5. Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu
dalam memecahkan masalah tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
Kelima faktor itu saling terkait satu dengan yang lain. Jadi, untuk
menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman kepada salah
satu faktor tersebut.
3. Pengukuran Intelegensi
Untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang, maka digunakan alat ukur
yang dikenal dengan IQ (Intelegensi Quotient). Menurut Carole Wade dan Carol
Tavris (2007:26) “Tes yang dikembangkan oleh Binet dan rekannya Theodore
Simon mengukur memori, kosakata, dan diskripsi perseptual”. Item alat ukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
memiliki rentang dari item yang dapat dikerjakan dengan mudah oleh kebanyakan
anak hingga item yang dapat dikerjakan oleh anak yang berusia lebih tua. Sistem
pemberian skor yang dikembangkan selanjutnya oleh para peneliti lainnya
dengan mengunakan formula yang membagi usia mental seorang anak dengan
usia kronologisnya.
Lewis Terman, merevisi tes yang dikembangkan oleh Binet yang
kemudian dikenal dengan nama Skala intelegensi Stanford Binet. Tes tersebut
meminta orang untuk melakukan bebarapa hal, seperti melengkapi kata pada
kalimat, menjawab pertanyaan yang bersifat umum, memprediksi bagaimana
bentuk sebuah kertas yang terlipat pada saat lipatan tersebut dibuka, menghitung
air dengan dua wadah yang berbeda ukuran, dan membedakan konsep yang serupa
tapi tidak tepat sama. Semakin tua ukuran subyek yang mengerjakan tes tersebut,
semakin banyak juga jumlah item yang mengukur pemehaman dan kefasihan
verbal, kemempuan spasial dan penelaran.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa
tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman
mengemukakan bahwa intelegensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum
saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori
ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang
dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence
Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)
untuk anak-anak. (http://fatkhulmoein.wordpress.com/2008/12/07/intelegensi-
dan-emosi/. Selain memberikan skor IQ umum, tes ini juga memberikan skor
yang menghitung kemampuan-kemampuan lainnya, seperti kosa kata,
kemampuan aritmatika, kemempuan mengingat, kemempuan mengenal
kemiripan, pengetahuan serta pemahaman umum. Tes Wechsler juga mengukur
kemampuan non verbal, seperti kecepatan rata-rata yang dibutuhkan untuk
menyusun suatu model rancangan dengan batasan waktu dan megenali detail yang
hilang dari suatu gambar. Tes Wechsler yang digunakan saat ini memiliki banyak
subtes dan selain memberikan nilai IQ , tes tersebut juga memberikan penilaian
untuk pemahaman verbal, pemahaman perseptual, kemampuan mengingat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(kemampuan untuk menahan informasi dalam pikiran, sampai kemudian
informasi itu digunakan), dan kecepatan memproses. Komponen-komponen yang
digunakan untuk mengukur intelegensi adalah:
1. Kemampuan untuk menggingat
2. kemampuan verbal, kecakapan untuk menggunakan bahasa
3. kemampuan bilangan, kemampuan untuk bekerja dengan bilangan
4. kemampuan menggunaka kata-kata, word fluency, yaitu seberapa lancar
seseorang mempergunakan kata-kata yang sukar ucapannya; faktor ini
dianggap pula merupakan petunjuk daripada kelancaran dalam kerja
mental, yaitu mudah tidaknya seseorang mengubah pikirannya atau
mengalihkan pikirannya sesuai dengan kebutuhan,
5. kemampuan penalaran atau reasoning yakni faktor yang mendasari
kecakapan untuk berpikir logis,
6. kemampuan persepsi atau perseptual factor, yakni kemampuan untuk
menghindari dengan cepat dan cermat,
7. Faktor ruang atau spatial factor, yaitu kemampuan untuk mengadakan
orientasi dalam ruang.
Diantara berbagai Skala IQ yang dianjurkan oleh berbagai ahli, yang
paling banyak dikembangkan adalah oleh Wechler dan Belavue (Syamsu Yusuf
,2000 : 111). Apabila dijabarkan nilai IQ dan klasifikasinya adalah sebagaai
berikut
IQ KLASIFIKASI 140 – ke atas 130 - 139 120 – 129 110 -119 90 -109 80 – 89 70 – 79 50 – 69 49 ke bawah
Jenius Sangat Cerdas Cerdas Di atas normal Normal Di bawah normal Bodoh Terbelakang (Moron/Debil) Tebelakang (Imbecile/dan Idiot)
4. Teori-teori Inteligensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dalam menggambarkan secara sepintas tentang intelegensi sebagai suatu
kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang berbagai teori
intelegensi diantaranya adalah:
1.) Teori “Two Factors”
Menurut Charles Spearman (1904) dalam buku Syamsu Yusuf(2000:107)
menjelaskan “Intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode
“g” (general factor), dan kemampuan khusus yang diberi kode “s”
(spesific factor)”. Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang
keduanya menentukan penampilan atau perilaku mentalnya. Faktor “s”
merupakan faktor yang bersifat khusus yaitu mengenai bidang tertentu.
Jadi, kalau seorang siswa memiliki faktor “s” dalam bidang tertentu
(misalnya bidang sosiologi), maka siswa tersebut akan menonjol dalam
bidang tersebut.
2.) Teori “Primary Mental Abilities”
Teori ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa
“Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu (a)
kemampuan berbahasa: verbal comprehension; (b) kemampuan
mengingat: memory; (c)kemampuan nalar atau berpikir logis: reasoning;
(d) kemampuan tilikan ruang: spatial factor; (e) kemampuan bilangan:
numerical ability; (f) kemampuan menggunakan kata-kata: word fluency;
dan (g) kemapuan mengamati dengan cepat dan cermat: perceptual
speed”.( Syamsu Yusuf, 2000:107). Dalam proses belajar, inteligensi
sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar khususnya dalam
mata pelajaran sosiologi. Kemampuan mengingat, kemampuan nalar,
kemampuan mengamati adalah kemampuan yang berpengaruh pada
pencapaian hasil belajar sosiologi, dengan daya ingat tinggi yang dimiliki
oleh seorang siswa akan memudahkan dalam menghapalkan materi dan
memahami materi yang diajarkan oleh guru dan nantinya berpengaruh
terhadap nilai yang dicapai, semakin baik kemampuan yang dimiki maka
hasilnyapun akan semakin baik pula.
3.) Teori “Multiple Intelligense”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Guilford
berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar
atau “faces of intellect”, yaitu sebagai berikut:
1) Operasi Mental (Proses Berpikir) a. Kognisi ( menyimpan informasi yang lama dan menemukan
informasi yang baru). b. Memory retention ( ingatan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari). c. Memory recording ( ingatan yang segera). d. Divergent production (berpikir melebar = banyak kemungkinan
jawaban). e. Convergent production (berpikir memusat = hanya satu jawaban/
alternatif). f. Evaluasi ( mengambil keputusan tentang apakah sesuatu itu apakah
baik, akurat, atau memadai). 2) Content (isi yang diperkirakan) a. Visual ( bentuk kongkret atau gambaran). b. Auditory. c. Word meaning ( semantic). d. Symbolic ( informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, angka dan
not musik). e. Behaviorial ( interaksi non verbal yang diperoleh melalui
penginderaan, ekspresi muka atau suara). 3) Product ( hasil berpikir) a. Unit (item tunggal informasi). b. Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama). c. Relasi (keterkaitan antar informasi). d. Sistem (kompleksitas bagian yang saling berhubungan). e. Transformasi ( perubahan, modifikasi atau redefinisi informasi). f. Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item
lain). Menurut Guilford, keterkaitan antara ketiga kategori berpikir atau
kemampuan intelektual tersebut telah melahirkan 180 kombinasi kemampuan
(Syamsu Yusuf, 2006:108). Dalam pelajaran sosiologi siswa sering dihadapkan
pada sebuah kasus sosial yang terjadi dalam masyarakat, untuk memecahkan
kasus tersebut diperlukan kemampuan kognisi yaitu kemampuan meyimpan
informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru berkaitan dengan kasus
yang akan dipecahkan, banyak kemungkinan jawaban tentang “visual content”
untuk menciptakan “transformasial product” jawabaan nyata yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
ditransformasikan ke dalam pemikiran siswa tentang solusi dari kasus yang
dihadapi dalam kehidupan masyarakat.
Tokoh berikutnya dari teori “multiple intellegence”ini adalah Howard
Gardner(1933). Dia membagi intelegensi itu dalam 7 jenis yaitu sebagai berikut:
INTELEGENSI KEMAMPUAN INTI 1. Logical-
Mathematical
Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati poal-pola logis dan numerik (bilangan) serta kemampuan untuk berpikir rasional /logis
2. Linguistic
Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa.
3. Musical Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme. Nada (warna nada), dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
4. Spatial Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.
5. Bodily Kinesthetic
Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
6. Interpersonal Kemempuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain.
7. Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta intelegensi sendiri.
4.) Teori “Triachic of Intelligense”
Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenberg. Teori ini merupakan
pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi. Stanberg
mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagaian kemampuan mental”
(proses berpikir, mengatasi permasalahan atau masalah baru, dan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi) yang menunjukan tingkah
laku inteligesi” (Syamsu Yusuf,2000:109). Dengan kata lain inteleligensi
itu merupakan produk (hasil) dari penerapan srategi berpikir, mengatasi
masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuaian terhadap
konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
5.) Teori Struktur Inteligensi (Guilford)
Menurut Guilford dalam buku Djaali (2009:72) “Struktur kemampuan
intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga parameter yaitu
operasi, produk dan konten”. Parameter operasi terdiri atas evaluasi,
produksi, konvergen, produksi, divergen, memori dan kognisi. Parameter
produk terdiri atas unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, dan implikasi.
Parameter konten terdiri atas figurasi, simbolis, semantik, dan perilaku.
6.) Teori Uni Factor (Wilhelm Stern)
Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan
umum”. Oleh karena itu cara kerja inteligensi juga bersifat umum. Reaksi
atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
atau dalam memecahkan masalah, bersifat umum pula. Kapasitas umum
itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat kerja
(Djaali,2009:72). Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah
dua hal yang saling keterkaitan khususnya mata pelajaran sosiologi. Di
mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan
memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi
yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan
7.) Teori Multifaktor ( E. L. Thorndike)
Menurut teori ini “Intelegensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara
stimulus dengan respons”.(Djaali,2009:73). Hubungan neural khusus
inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Manusia diperkirakan
memiliki tiga belas miliar urat saraf, sehingga memungkinkan adanya
hubungan neural yang banyak sekali. Jadi, inteligensi menurut teori ini
adalah jumlah koneksi aktual dan potensial di dalam sistem saraf.
8.) Teori Sampling (Godfrey H. Thomson)
Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kemampuan sampel”.
(Djaali,2009:74). Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan
sebagian terkuasai oleh pikiran manusia. Masing-masing bidangnya hanya
terkuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
manusia. Inteligensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai
kemampuan atau pengalaman dunia nyata.
9.) Entity Theory
Menurut teori ini “Intelegensi atau kecerdasan adalah kesatuan tetap dan
tidak berubah-ubah”.(Djaali,2009:74). Prestasi belajar sosiologi yang
dicapai oleh siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang
dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi tentu
lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran di sekolah
daripada siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah.
10.) Incremental Theory
Menurut teori ini, “Seseorang dapat meningkatkan intelegensi atau
kecerdasan melalui belajar”(Djaali,2009:74). Dengan dasar intelegensi
yang dimiiliki oleh seseorang itu menjadi salah satu modal untuk
mencapai kesuksesan. Misalnya dalam pelajaran sosiologi, untuk
memperoleh nilai yang baik siswa harus rajin belajar, yang nantinya akan
berpengaruh pada meningkatnya intelegensi yang dimiliki seperti yang
diungkapkan pada teori ini.
3. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan
sangat tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Seiring berlalunya waktu seorang anak secara perlahan-lahan akan melepaskan
diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang lain disekitarnya atau bisa
disebut anak tersebut telah memiliki kemandirian. Istilah kemandirian apabila
dilihat secara morfologis, maka kemandirian bersal dari kata dasar mandiri yang
berarti berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain. Mendapatkan imbuhan
ke-an menjadi kemandirian yang berarti menyatakan hal atau keadaan sendiri
tanpa bergantung pada orang lain.
Kemandirian berasal dari kata “mandiri” yang berarti dapat berdiri sendiri.
Herman Holstain (1997: 6) mengartikan “Mandiri sebagai bekerja sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(berswakarya)”. Dari hal di atas dapat diambil pengertian bahwa kemandirian
merupakan tingkah laku yang menekankan pada sikap dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari pihak lain. Kemandirian
yang diterapkan dalam diri seorang siswa akan membantu para siswa dalam
meningkatkan kedewasaan dalam berpikir dan bertingkah laku, yang lebih
menekankan pada sikap dan tanggung jawab siswa terhadap dirinya sendiri. Sikap
kemandirian dalam diri siswa ini muncul karena dorongan dari dalam dirinya
sendiri bukan adanya pengaruh dari luar.
Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan
dari para ahli. Ada beberapa variasi pengertian belajar mandiri yang diutarakan
oleh para ahli seperti dipaparkan Abdullah (2001:1-4) sebagai berikut:
1) Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik
tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri
mengintegrasikan self-management ( manajemen konteks, menentukan
setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa
memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya) (Bolhuis;
Garrison).
2) Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di
dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu dalam
mengambil keputusan, dan kemauan menopang kehendak untuk
menyelami suatu tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai (Corno;
Garrison).
3) Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari
para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk
memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan
bermanfaat baginya (Lyman; Morrow, Sharkey, & Firestone).
4) Belajar Mandiri “ironisnya” justru sangat kolaboratif. Siswa bekerja sama
dengan para guru dan siswa lainnya di dalam kelas (Bolhuis; Corno; Leal).
5) Belajar Mandiri mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti
halnya kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi
baru. Upaya untuk menghilangkan pemisah antara pengetahuan di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan permasalahan hidup sehari-hari di dunia nyata (Bolhuis; Temple &
Rodero).(http://banjarnegarambs.wordpress.com/2008/09/10/kemandirian-
belajar-siswa/)
Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada sesorang untuk
melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam dirinya sendiri.
Kemandirian seeorang mampu menunjukan adanya kontrol dari dirinya.
Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri. Untuk
memecahkan masalah sendiri. Belajar mandiri bukan berarti belajar seorang diri
melainkan di dalam proses melakukan belajar mengajar siswa mampu
meningkatkan kemauan dan ketrampilannya sehingga di dalam melakukan
kegiatan belajar siswa dapat meminimalkan bantuan dari pihak lain sebagai
perwujudan dapat belajar sendiri atau belajar secara berkelompok.
Menurut Haris Mudjiman (2006 :7 ) bahwa, “Belajar mandiri dalam
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu
kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun bekal pengetahuan
atau kompetensi yang dimilik”. Dalam belajar mandiri seorang siswa harus
mempunyai keberanian di dalam mengutarakan pendapat, aktif bertanya,
berdiskusi, atau minta penjelasan kepada guru, teman atau orang lain apabila ada
yang belum jelas.
Dari pengertian di atas belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha
individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan
bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi
dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
b. Ciri-ciri Belajar Mandiri
Salah satu tindakan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
memberikan penekanan-penekanan pada kebutuhan yang harus dipenuhi didalam
menghasilkan individu yang memiliki kualitas yang dapat diandalkan. Hal yang
paling penting siswa harus memiliki disiplin dan tanggung jawab dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
melaksanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
sendiri yang dilakukan dengan usaha yang maksimal.
Menurut Haris Mudjiman (2006 : 14) ciri-ciri belajar mandiri adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatn belajarnya bersifat selfdirecting-mengarahkan diri sendiri, tidak dependent.
2) Pertanyaan-pertanyan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharap jawabannya dari guru atau orang luar.
3) Tidak mau didikte guru, karena tidak mengharapkan secara terus-menerus diberitahu what to do.
4) Orang dewasa mengharapkan immadiate application dari apa yang dipelajaridan tidak dapat menerima delayed application.
5) Lebih senang dengan problem-centered learning daripada content centered learning.
6) Lebih senang dengan partisipasi aktif dari pada pasif mendengarkan ceramah guru.
7) Selalu memanfaatkan pengalaaman yang telah dimiliki (konstuktivistik), karena sebagai orang dewasa mereka tidak datang belajar “dengan kepala kosong”.
8) Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman dengan sama-sama orang dewasa menyenangkan dan bisa sharing responsibility.
9) Perencanaan dari evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam bidang tertentu bersama antara siswa dan gurunya. Perencanaan belajar dilakukan bersama antara guru dan siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak semata-mata dipaksakan oleh guru. Evaluasi juga dilakukan bersama dengan maksud memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri, selain evaluasi konvensional yang dilakukan oleh guru.
10) Activities are experiental, not transmitted and absorbed belajar harus dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap.
Kesiapan belajar mandiri adalah bagian dari kepribadian individu yang
mampu dan mau untuk belajar dengan inisiatifnya sendiri tanpa mengandalkan
bantuan dari orang lain. Belajar mandiri tidak dimaksudkan bahwa siswa belajar
secara individualistis, namun siswa lebih dibina dan diarahkan untuk melakukan
kegiatan belajar secara berkelompok dan siswa belajar untuk menjadi patner yang
mampu diajak untuk bekerja sama mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Siswa yang sudah memiliki dan menerapkan kemandirian belajar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
melakukan aktivitasnya sehari-hari maka siswa tersebut akan berhasil dalam
program pembelajaran yang dilalui.
c. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian
Perilaku mandiri tidak terbentuk secara mendadak tetapi melalui proses
sejak masa kanak-kanak. Dalam berperilaku mandiri atar individu satu dengan
yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor –faktor yang
berhubungan dengan sikap mandiri individu dalam belajar dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu (endogen) dan faktor dari luar
individu (eksogen).
Menurut Bimo Walgito (1997:46) faktor-faktor yang mempangaruhi
kemandirian yaitu:
1. Faktor indogen yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri yang terdiri dari: 1. Faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang sehat atau tidak sehat.
Kondisi fisik siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki fisik yang sehat akan lebih berkonsentrasi dalam belajarnya, sehingga siswa akan lebh aktif dan mandiri dalam kegiatan belajarnya.
2. Faktor psikologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi kemandirian siswa misalnya bakat, minat, dan kecerdasan. Anak yang memiliki bakat, minat dan kecerdasan akan memiliki kemampuan untuk mandiri sebab mereka akan mengarahkan diri sendiri dalam mengembangkan kemampuannya.
2. Faktor eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar diri sendiri yaitu: 1. Faktor yang berasal dari keluarga. Peran orang tua sangat
menentukan sekali terhadap perkembangan anak-anaknya. Watak, sikap, kemandirian anak akan terbentuk karena pengaruh keluarga. Sehingga interaksi dalam keluarag akan sangat berpengaruh sekali terhadap besar tidaknya kemandirian yang dimiliki seseorang.
2. Faktor yang berasal dari sekolah yaitu proses belajar dan pergaulan dengan teman. Di sekolah anak dapat berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Guru akan mengarahkan siswa dalam ketercapaian kedewasaan dan kemandirian dalam belajar. Sedangkan dengan teman sekolahnya kemandirian belajar akan terbentuk karena adanya rasa persaingan dalam memperoleh prestasi yang semaksiman mungkin.
3. Faktor dari masyarakat yaitu lingkungan tempat tinggal dan pergaulan dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian di atas harus saling
membantu untuk mengoptimalkan kemandirian siswa dalam belajar. Seorang anak
yang memiliki bakat serta minat akan mampu memotivasi diri untuk
mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Didukung peranan
guru dalam menumbuhkan kemandirian siswa. Misalnya metode yang tepat
membuat siswa selalu termotivasi untuk belajar dan mereka tidak merasa bosan.
Maka dengan kesadaran diri, siswa akan belajar maupun menyelesaikan tugas
sekolah dengan penuh tanggung jawab. Dengan berperannya kedua faktor di atas
(endogen dan eksogen), maka akan memberikan hal yang positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan
kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu
belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi
belajar dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya
untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. Komponen-kompenen pengukuran
kemandirian belajar adalah sebagai berikut: 1) tanggung jawab terhadap diri
sendiri; 2)memiliki sifat tidak tergantung pada orang lain; 3) mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi; 4)penuh inisiatif dalam memecahkan tugas dan
permasalahan belajar.
Dengan belajar mandiri dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam
belajar dan juga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mengacu
pada tujuan yang diharapkan dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar dikarenakan: (1) naluri belajar mandiri sebenarnya sudah ada
pada setiap orang; (2) belajar mandiri dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja, termasuk untuk orang-orang yang sangat sibuk dengan pekerjaan; (3) siswa
dapat menentukan sendiri waktu, strategi belajar, serta materi dan tujuan yang
ingin dicapainya; (4) belajar masa depan bukan lagi untuk mendapatkan ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pengetahuan, namun lebih kepada pemenuhan kebutuhan untuk dapat
memecahkan masalah hidupnya.
B. Hasil Penalitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian yang
peneliti lakukan antara lain:
1. Joni Herlambang (2006) dengan judul Hubungan antara Konsep Diri dan
Intelegensi dengan Prestasi Belajar Siswa Jurusan Bangunan SMK Negeri 2
Surakarta, menyimpulkan bahwa intelegensi mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap prestasi belajar.
2. Sri Hastutiningsih (2007) dengan judul Hubungan antara Kemandirian Belajar
dan Status Ekonomi Orang Tua dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Surakarta. Menyimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar.
C. Kerangka Berpikir
Intelegensi(X1) sebagai variabel independen (variabel bebas)
diperkirakan mempunyai hubungan dan meningkatkan prestasi belajar (Y) siswa
SMA Negeri 4 Surakarta. Intelegensi yang dimiliki oleh siswa merupakan salah
faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai. Tingkat intelegensi
yang tinggi merupakan salah satu faktor yang akan memberikan sumbangan bagi
individu dalam mencapai kesuksesan hidup. Seseorang anak yang diketahui
mempunyai tingkat intelegensi yang cukup tinggi kemungkinan akan mempunyai
bekal untuk berhasil di dalam membuat atau menyelesaikan pelajaran di sekolah.
Kemandirian belajar ( X2) sebagai variabel independen (variabel bebas)
juga diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa( Y) siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Kemandirian belajar yang dimiliki oleh
siswa dapat dikatakan sebagai nilai tambah tersendiri bagi siswa yang memiliki
kaitan dengan kepribadian seseorang. Kemandirian siswa dalam belajar
kemungkinan akan membantu siswa menuju kesuksesan, karena siswa mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dan mau untuk belajar dengan inisiatifnya tanpa mengandalkan bantuan orang
lain.
Intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2) secara bersama-sama
diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar (Y)
siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Faktor intelegensi cukup besar berhubungan
dengan prestasi belajar seseorang, semakin tinggi tingkat intelegensi, maka
semakin tinggi pula prestasi belajarnya, dan sebaliknya semakin rendah tingkat
intelegensi, maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Kemandirian belajar
merupakan satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, kemandirian
yang dilaksanakan dan diterapkan siswa dalam kegiatan sehari-harinya akan
memberikan keuntungan yang besar dalam diri siswa diantaranya siswa menjadi
lebih giat, lebih banyak, dan mampu mengingat lebih lama materi yang
dipelajarinya. Dengan demikian prestasi belajar terutama sosiologi meningkat
dengan intelegensi dan kemendirian belajar yang dimiliki oleh siswa.
Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir antar
variabel adalah sebagai berikut:
Varibel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Inteligensi
(X1) Prestasi Belajar
Sosiologi
(Y) Kemandrian Belajar
(X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji melalui kegiatan
penelitian. Perumusan hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI
IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi
kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Ada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar intelegensi dengan
prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta, yang beralamat di Jln.
LU. Adisucipto No. 1 Surakarta.
Adapun alasan penulis menggambil lokasi tersebut karena :
a) Di lingkungan SMA Negeri 4 Surakarta tersedia data yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti.
b) Lokasi sekolah tersebut mudah dijangkau penelitian sehingga menghemat
biaya, waktu dan tenaga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011. Rincian waktu
yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Waktu Penelitian
Kegiatan
Tahun
2010 2011
Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pengajuan Judul
Penyusunan
Proposal
Ijin Penelitian
Uji Coba Angket
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Penyusunan
Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian merupakan suatu kelompok individu yang diselidiki
tentang aspek-aspek yang ada dalam kelompok itu. Aspek-aspek yang
diungkapkan dalam penelitian ini adalah intelegensi, kemandirian belajar, dan
prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi. Definisi populasi ini penulis kemukakan
menurut pendapat Suharsimi Arikunto ( 2006: 130) “ Populasi adalah keseluruhan
aspek penelitian”. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2004: 182) “ Populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Menurut Sudjana
(1996: 6) “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
maupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya”.
Jadi populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang akan
diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terbagi dalam
5 kelas dan berjumlah 157 siswa.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, tidak seluruh populasi dikenakan dalam penelitian.
Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan biaya, waktu
dan tenaga. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya pembatasan yaitu
dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang dapat mewakili
populasi. Dalam penelitian ini tidak semua populasi akan diteliti, tetapi cukup
mengambil wakil populasi yang dijadikan obyek penelitian. Menurut pendapat
Suharsimi Arikunto (2006: 131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Menurut Winarno Surakhmad (2004: 100) menjelaskan bahwa
“Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”.
Mengenai besar kecilnya pengambilan sampel, pada prinsipnya tidak ada
peraturan yang mutlak untuk menentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
besarnya sampel yang akan diambil peneliti mengacu pada pendapat Suharsimi
Arikunto (2006: 134), ”Untuk menetapkan besarnya sampel, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih tergantung setidak-tidaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peniliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah sebagian individu yang menjadi bagian populasi yang diperoleh dengan
cara-cara tertentu untuk menjadi wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel
dalam penelitian ini diambil secara random yaitu 25% dari jumlah siswa tiap
kelas. Maka didapat sampel yaitu 40 orang berdasarkan jumlah populasi yang ada
dalam penelitian.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsini Arikunto (2006:133) ada beberapa teknik
pengambilan sampel, yaitu:
a. Penentunan sampel acak (Random Sampling), yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menetapkan sampel yang representatif. Tiap-tiap individu dalam populasi diberi kesempatan untuk ditugaskan menjadi anggota sampel.
b. Sampel berstrata (Stratified Sampling), digunakan jika populasi terdiri dari golongan-golongan yang mempunyai susunan bertingkat, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random.
c. Sampel wilayah (Area Probality Sample), dilakukan bila ada perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
d. Sampel proposisi (Propotional Sample), sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah.
e. Sampel tujuan (Purposive Sample), dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
f. Sampel quata (Quota Sample), dilakukan dengan mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
g. Sampel kelompok (Cluster Sample), teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan pada kelompok-kelompok yang ada dalam populasi.
h. Sampel kembar (Double Sample), merupakan dua buah sampel yang sekaligus diamil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random sampling. Teknik ini digunakan peneliti karena populasinya terdiri
kelompok-kelompok. Kelompok terdiri dari 5 kelompok yaitu kelas XI IPS 1, XI
IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4 dan XI IPS 5. Kemudian peneliti mengambil 25% dari
tiap kelompok.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (2002: 129) menyebutkan bahwa sumber data adalah
subjek dari mana data diperoleh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada
dua, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang hanya dapat diperoleh dari sumber
asli pertama. Data primer ini harus secara langsung diambil dari sumber
aslinya yaitu melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan rerponden
dalam penelitian. Sehingga dalam penelitian ini data primer akan diperoleh
dari angket yang diberikan kepada para responden, dan responden dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran
2010/2011 yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian siswa..
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sebelumnya,
sehingga tinggal mencari dan mengumpulkannya. Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh melalui data dokumentasi SMA Negeri 4 Surakarta
berupa hasil tes intelegensi yang telah dilakukan dan nilai rapor.
2. Variabel Penelitian
Istilah variabel sebenarnya adalah istilah yang tidak pernah ketinggalan
dalam suatu penelitian. Sumadi Suryabrata (1997: 72), menyebutkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
“Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian”. Variabel penelitian pada dasarnya adalah obyek penelitian, atau apa
yang menjadi titik tolak suatu penelitian. Di dalam variabel terdapat satu atau
lebih gejala, yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai
bagian yang tak terpisahkan.
Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri
atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai
aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya
variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya
variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya
variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat.
Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan
muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Dalam penelitian variabel
bebasnya adalah
1) Intelegensi (X1)
2) Kemandirian belajar (X2)
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula
sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau
menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas.
Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar
Sosiologi (Y).
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 222) menyatakan bahwa “Teknik
pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-
tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya
yaitu instrumen”. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat
karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian
diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti
teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.
Sehubungan dengan masalah penelitian, maka teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data menggunakan angket dan dokumentasi.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data tentang masalah yang diselidiki. Sumadi Suryabrata (1997: 84),
menjelaskan bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data
atau alat pengukurnya. Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat
atau tidaknya penggunaan teknik pengumpulan datanya. Pengumpulan data
merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan
dengan menggunakan alat tertentu. Oleh karena itu alat pengumpul data harus
benar-benar valid dan reliable. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode angket sebagai metode pokok dan metode dokumentasi sebagai
metode bantu.
a. Angket
a. Pengertian Angket
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket erat sekali
dengan kegiatan survai. Menurut Nasution (2003: 51) “Angket merupakan
pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada responden untuk
dijawab dan dikembalikan lagi kepada peneliti”. Sedangkan Suharsimi Arikunto
(2006: 151), mengatakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152), kuesioner dapat
dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan:
(1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada: (a) Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(b) Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
(2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada: (a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang
diirnya. (b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab
tentang orang lain. (3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:
(a) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup. (b) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka. (c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check (√ ) pada kolom yang sesuai. (4) Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah perntayaan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa angket
merupakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk
mendapatkan data. Dalam penelitian ini jenis angket yang akan digunakan adalah
jenis angket tertutup langsung. Angket tertutup berarti jawaban berupa alternatif
yang sudah disediakan oleh peneliti yang telah ditentukan dan dibatasi, sedangkan
langsung maksudnya adalah responden langsung menjawab pertanyaan yang
sudah disediakan oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai
berikut :
(1) Menetapkan tujuan
Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan
data tentang kemandirian belajar.
(2) Menyusun indikator
Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam
instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti.
(3) Menyusun kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan untuk memperjelas serta mempermudah
pembuatan item-item instrumen. Pembuatan kisi-kisi dalam instrumen ini
disesuaikan dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan sebelumnya
dan disesuaikan dengan lingkup masalah dan tujuan yang hendak dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(4) Menyusun item instrumen
Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah sebagai berikut :
a) Membuat item-item pertanyaan
b) Membuat surat pengantar angket
c) Menyusun petunjuk dan pedoman pengisian angket
(5) Menentukan Skor
Setelah angket disusun, kemudian akan disusun skor dari masing-masing
jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap item mcmpunyai alternatif
jawaban dan skor antara 1 sampai 4. Dari alternatif jawaban tersebut
diberikan bobot nilai sebagai berikut:
a) Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 4
b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 3
c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 2
d) Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 1
Skor penilaian yang lainnya sebagai berikut:
a) .......
b) ........
c) ........
d) ........
(Skor penilaian 1-4 sesuai dengan berapa banyak responden menjawab).
(6) Mengadakan uji coba (try out) angket
Tujuan diadakannya try out ialah agar mendapatkan angket yang benar-
benar valid. Oleh karena itu instrumen penelitian perlu diuji melalui uji
validitas dan reliabilitas sebelum diterapkan di lapangan.
Namun menurut Suharsimi Arikunto (2002: 129), angket (kuesioner)
memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut:
(1) Keuntungan Angket (Kuesioner) a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
dan menurut waktu senggang responden. d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-
malu menjawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
e) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
(2) Kelemahan Angket (Kuesioner) a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.
b) Seringkali sukar dicari validitasnya. c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. d) Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut
penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).
e) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
b. Uji Coba Angket (Try Out)
Dalam penelitian suatu data dapat mempunyai kedudukan yang paling
tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya suatu
data tergantung baik tidaknya angket, maka harus diadakan uji validitas dan uji
reliabilitas.
Menurut Sutrisno Hadi (2000: 166) maksud diadakannya try out adalah
sebagai berikut :
a) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya. b) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu
akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan. c) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya
menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal. d) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang
ternyata tidak relevan dengan tujuan research. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan try
out angket adalah :
a) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bermakna ganda dan tidak jelas.
b) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan.
c) Menghindari kata-kata yang kurang dimengerti oleh responden.
d) Menghilangkan item-item yang dianggap tidak relevan dengan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Selain beberapa maksud diadakan try out seperti yang disebutkan di atas,
tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui kelemahan
angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui sejauh mana
responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut, serta
untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
(1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan
dalam angket yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang
sebanarnya. Menurut Saifuddin Azwar (2002: 5), menyatakan bahwa “ Validitas
berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Sedangkan menurut Nasution
(2003: 74), “Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang
harus diukur oleh alat itu”. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 145), “Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa uji validitas adalah menguji sejauh mana ketepatan atau
kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data yang diteliti.
Menurut Nasution (2003: 75), menyatakan bahwa “Validitas ada macam-
macamnya yaitu validitas isi, validitas prediktif, dan validitas construct
(konstruk)”. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Validitas Isi
Dengan validitas isi dimaksudkan bahwa isi atau bahan yang diuji atau
dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman
atau latar belakang orang yang diuji. Validitas isi diperoleh dengan
mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang
representative dari keseluruhan.
b. Validitas Prediktif
Dengan validitas prediktif dimaksudkan adanya kesesuaian antara
ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya
yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang tinggi artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang kelakuan
seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu.
c. Validitas Construct (Konstruk)
Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala
yang dites hanya mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas
tes itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk ini ialah bahwa
kita mengetahui komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur
dengan tes itu.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan jenis
validitas konstruk (construct validity) yaitu untuk menunjukan seberapa jauh tes
mengukur sifat atau konstruk variabel kemandirian belajar. Langkah-langkah
yang ditempuh dalam uji validitas yaitu:
1) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
2) Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden
3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4) Menghitung korelasi antar skor tiap item dengan skor total dengan
rumus korelasi product moment
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi
Product Moment yaitu sebagai berikut:
��� � ���∑ � � ��∑��∑� ����∑�� � �∑�� ���∑�� � �∑��
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 146)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y X : Skor masing-masing item Y : Skor total XY : Jumlah perkalian Xdan Y X2 : Jumlah kuadrat dari X Y2 : Jumlah kuadrat dari Y N : Jumlah Subyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
• Jika p < 0,050 maka instrumen dikatakan valid,
• Jika p > 0,050 maka instrumen dikatakan tidak valid,
Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket diperoleh hasil sebagai
berikut dari 34 item variabel kemandirian belajar yang diuji cobakan ada 8 butir
gugur, yaitu nomor 2, 4, 9, 10, 20, 22, 28, 31 dan 26 butir valid. Untuk
selanjutnya item tidak valid dibuang dan digunakan dalam angket.
(2) Uji Reliabilitas
Selain harus valid, suatu angket atau kuesioner juga harus memenuhi
syarat reliabel. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh
mana suatu hasil pengukuran sampel konsisten apabila diulangi dua kali atau
lebih. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, jika
dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat ukur tersebut dikenakan
pada subyek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang sama
tetapi tempatnya berbeda. Dengan kata lain reabilitas adalah indeks yang
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.
Menurut Nasution (2003: 77), “Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu
dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan
hasil yang sama”. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran
yang sama.
Menurut Tentrem Widodo (2009:79) ”Reliabilitas dibedakan jenisnya,
yaitu reliabilitas tes ulang (test-retest method), reliabilitas kesamaan (equivalent
method), dan reliabilitas konsistensi internal (internal consistency method)”.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang jenis-jenis reabilitas akan diuraikan di
bawah ini
a. Reliabilitas tes ulang
Keajegan pengukuran yang dilakukan dengan pelaksanaan tes yang
diulang-ulang untuk variabel yang sama terhadap kelompok responden
yang sama dalam tenggang waktu tertentu.
Bukti empiris reabilitas tes-ulang ditunjukan dengan koefisien korelasi
antara hasil pengukuran pertama (X) dengan hasil pengukuran kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Realibilitas Ekuivalen
Keajegan hasil pengukuran antara dua pengukuran variabel yang sejenis
atau setara pada waktu yang sama kepada responden yang sama juga.
Bukti empiris reabilitas ekuivalen ditunjukan dengan koefisien korelasi
antara hasil pengukuran variabel X dengan hasil pengukuran variabel Y .
c. Reliabilitas konsistensi internal
Keajegan hasil pengukuran satu variabel antara kelompok item tertentu
dengan kelompok lainnya dalam satu perangkat pengukuran yang
diberikan dalam satu kali pengukuran.
Bukti empiris statistik reliabilitas konsistensi internal bisa ditempuh
dengan teknik analisis:
1) Teknik Belah Dua (split-half procedure)
Reabilitas ditunjukan dengan koefisien koralasi antara skor kelompok
item X (item no gasal) dengan skor kelompok item Y, sehingga sering
disebut teknik korelasi belah dua.
2) Teknik Kuder-Richardson Approach
Teknik ini digunakan untuk instrumen yang bentuk itemnya dengan
alternatif salah satu benar (dua pilihan yang saling eklusif), benar-
salah.
3) Teknik Kuder-Richardoon 21
Teknik ini digunakan hasil pengukuran variabel dengan item banyak
yang pilihan jawaban ganda bersifat kontinum.
Adapun teknik pengukuran reabilitas yang peneliti gunakan adalah
menggunakan jenis reabilitas konsistensi internal dan teknik pengukuran
reliabilitas yang peneliti gunakan adalah “teknik belah dua” dengan langkah-
langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
(a) Memberikan alat ukur (angket) kepada sejumlah responden. Dalam
penelitian ini responden yang digunakan untuk try out sejumlah 15 siswa.
Setelah diuji validitasnya, maka akan terlihat item yang valid dan yang
tidak valid. Maka item-item yang valid dikumpulkan dan item-item yang
tidak valid disingkirkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(b) Setelah item-item yang valid terkumpul, kemudian item-item tersebut
dibagi menjadi dua belahan. Dalam membelah item-item ini, penulis
menggunakan cara membagi item berdasarkan “nomor genap ganjil”.
(c) Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Maka akan
diperoleh dua skor total.
(d) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan
kedua.
Uji reliabilitas angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut:
��� � � ���� � �1 �
∑������ � (Suharsimi Arikunto, 2002 : 171)
Keterangan :
��� : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal
∑��� : Jumlah varians butir
��� : Varians total
Adapun langkah kerja untuk mencari reliabilitas masing-masing
instrumen sebagai berikut:
1. Menyusun tabel hasil uji coba angket
2. Mencari varian setiap butir soal
3. Mencari jumlah varian butir soal
4. Mencari varian total
5. Memasukkan dalam rumus
6. Mengkonsultasikan hasil no.5 dengan tabel Product Moment
7. Revisi angket
Setelah angket diuji cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi.
Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan atau mendrop item-item
pertanyaan yang tidak valid atau tidak reliabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
8. Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel
diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel.
Angket siap untuk disebarkan kepada responden.
9. Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan
telah mendapatkan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul
data yang kemudian dianalisis.
Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika r11 > r tabel, maka angket yang
diujikan reliabel, jika r11 < r tabel maka angket yang diujikan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan try out angket bahwa reabilitas intelegensi (X1) dan
kemandirian belajar (X2) dapat diterima karena r11 > r tabel yaitu 0,757 > 0,514.
2. Dokumentasi
Selain menggunakan metode angket, penelitian ini juga menggunakan
metode dokumentasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 148) yang dimaksud
dengan “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, lagger
dan sebagainya”. Menurut Tentrem Widodo (2009: 54) “Teknik dokumentasi
merupakan cara mengumpulkan data responden atau populasi penelitian dengan
mengambil data tertulis (dokumen yang disimpan secara baik)”. Metode
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil
tes intelegensi, rekapan nilai siswa, jumlah siswa, data tentang wilayah penelitian,
serta buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian tentang “Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian
Belajar Siawa dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif korelasional. Hal tersebut memiliki alasan bahwa karena
penelitian ini bermaksud menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
sedang berjalan dan berusaha meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu
dengan lainnya.
Adapun pendapat para ahli tentang pengertian penelitian deskriptif
korelalasional. Menurut Moh. Nasir (2003: 63), menyatakan bahwa “Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang”. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2002: 6),
menyatakan bahwa “Metode deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga
dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan”. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode penelitian
yang merupakan upaya menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis dari
suatu objek atau sekelompok manusia pada kondisi peristiwa pada masa sekarang.
Hadari Nawawi (1995: 108), menyatakan bahwa “Perkataan korelasi
pada dasarnya berarti hubungan”. Oleh karena itu model studi korelasi ini juga
bermaksud mengungkapkan masalah penelitian, dengan cara membuktikan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan membuat
deskripsi atau gambaran yang sistematis, akurat, factual, mengenai faktor-faktor,
sifat-sifat atau hubungan antara fenomena yang diteliti, apakah dua variabel atau
lebih ada hubungan atau tidak. Hadari Nawawi (1995: 108), menyatakan ciri-ciri
dari penelitian korelasional antara lain:
1) Penelitian ini dilakukan apabila variabel yang diteliti rumit dan atau tidak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tidak dapat dimanipulasi.
2) Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungan secara serentak dalam keadaan realistisnya.
3) Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidaknya saling hubungan tersebut.
4) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang yang masih aktual.
5) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis, karena itu metode ini sering disebut metode analitik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif korelasional
merupakan penelitian yang tidak hanya berusaha menggambarkan suatu fenomena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang sesuai dengan fakta yang ada tetapi mencari hubungan di antara variabel-
variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik statistik teknik regresi
ganda. Menurut Sutrisno Hadi (2001: 2) menjelaskan sebagai berikut:
Tugas pokok analisis regresi adalah: 1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor. 2. Menguji apakah korelasi itu signifikan ataukah tidak. 3. Mencari persamaan garis regresinya. 4. Menemukan sumbangan relatif antara sesama prediktor, jika
prediktornya lebih dari satu.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang diberi
kode (X), dalam hal ini adalah intelegensi dan kemandirian belajar dan variabel
terikat yang diberi kode (Y) dalam hal ini adalah prestasi belajar mata pelajaran
sosiologi.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu teknik yang dilakukan dalam
penelitian untuk membuktikan hipotesis yang yang telah diajukan sebelumnya.
Selanjutnya untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui
analisis tersebut. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang penulis gunakan
adalah teknik analisis regresi ganda, maka peneliti menggunakan dasar dalam
analisis dengan pedoman menurut Sutrisno Hadi (2001: 5) yaitu:
Jikap p (probabilitas) < 0,01 = sangat signifikan
Jika p (probabilitas) < 0,05 = signifikan
Jika p (probabilitas) < 0,15 = cukup signifikan
Jika p (probabilitas) < 0,30 = kurang signifikan
Jika p (probabilitas) > 0,30 = tidak signifikan
Kaidah Uji Hipotesis Konvensional (Menggunakan Tabel Signifikansi) :
Jika p (probabilitas) < 0,01 = sangat signifikan
Jika p (probabilitas) < 0,05 = signifikan
Jika p (probabilitas) > 0,05 = tidak signifikan
Dalam uji butir tes menggunakan signifikansi p < 0,05.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Dengan menggunakan uji Chi
Kuadrat :
� � ��� � �!���!
(Sutrisno Hadi, 1990 :346)
Keterangan :
X 2 : Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel
Jika p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya
jika p < 0,05 maka data yang dipeoleh berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan yang linier antara
masing-masing variabel bebas dengan terikat yaitu antara variabel X1
dengan Y dan antara X2 dengan Y. Uji linieritas dilakukan dengan
menggunakan rumus:
1) JK (G) = ( )
∑ ∑∑
−
iX ni
YY
2
2
2) JK (TC) = JK (S) – JK (G)
3) dk(TC) = N – K
4) dk (G) = K – 2
5) RJK (TC) = ( )( )TCdk
TCJK
6) RJK (G) = ( )( )Gdk
GJK
7) Fhitung = ( )( )GRJK
TCRJK
(Sudjana, 2002: 332)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Keterangan:
JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat
JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
dk (G) = Derajat Kebebasan Galat
dk (TC) = Derajat Kebebasan Tuna Cocok
RJK (G) = Kuadrat Tengah Galat
RJK (TC) = Kuadrat Tengah Tuna Cocok
Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linier, sebaliknya jika p
< 0,05 maka korelasinya tidak linier.
c. Uji Hipotesis
Uji ini menggunakan uji regresi ganda yang meliputi:
a. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dengan Y dengan rumus :
�� 1 � N∑X�Y � �∑X���∑Y���N∑X����∑X��� �N∑Y� ��∑Y��
b. Menghitung koefisien korelasi antara X2 dengan Y dengan rumus :
�� 2 � NX�Y � �∑X���∑Y���N∑X����∑X��� �N∑Y�� �∑Y��
c. Menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan Y
menggunakan rumus sebagai berikut:
Ry(1,2) = ∑
∑ ∑+2
2211
y
yx a y xa
(Sutrisno Hadi, 2001: 25)
Keterangan:
Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor x2
Σ x1y = jumlah produk antara xi dan y
Σ x2y = jumlah produk antara X2 dan y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Σ y2 = jumlah kuadrat kriterium Y
Jika p < 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya signifikan, sebaliknya
jika p > 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya tidak signifikan.
d. Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan
masing-masing prediktor (X) terhadap kriterium (Y). Dalam hal ini untuk
mencari sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk X1 : SR % X1 = )(
11
regJK
yxa Σ x 100 %
Untuk X2 : SR % X2 = )(
22
regJK
yxa Σ x 100 %
(Sutrisno Hadi, 2001: 42)
Keterangan :
SR % X1 = Sumbangan efektif prediktor X1 terhadap Y
SR % X2 = Sumbangan efektif prediktor X2 terhadap Y
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
e. Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan
murni yang diberikan masing-masing prediktor. Dalam hal ini untuk mencari
sumbangan efektif masing-masing prediktor (X1 dan X2) terhadap kriterium
(Y) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
SE % X1 = SR % X1 x R2
b. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
SE % X2 = SR % X1 x R2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
SE % X1 X2 = SE % X1 + SE %X2
Keterangan :
SE % X1 = Sumbangan efektif X1 terhadap Y
SE % X2 = Sumbangan efektif X2 terhadap Y
SE % X1 X2 = Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y
(Sutrisno Hadi, 2001: 42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1) Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuk secara
langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan sekolah swasta yang
bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs. G. P. H. M. Prawironegoro pada
tahun 1946. berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
7371/13/1950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C resmi menjadi SMA
Negeri 3 Bagian C dengan kepala sekolah G. P. H. M. Prawironegoro dan dibantu
wakil kepala sekolah Drs. Kabul Dwijolaksono.
SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan Baluwarti
pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1951, selanjutnya dari tahun 1951 sampai
1958 menempati dua lokasi, yaitu gedung SMP Kristen Banjarsari dan Gedung
SMP Negeri 4 Surakarta. SMA Negeri Bagian C dari tahun ke tahun mulai
menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dari
daya tampung SMA ini yang semakin meningkat, maka Menteri P dan K
mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal 5 Agustus 1955 yang berisikan bahwa
SMA Negeri 3 Bagian C dipecah. Sejak saat itu nama SMA Negeri 3 Bagian C
tidak digunakan lagi. SMA Negeri 3 Bagian C dipecah menjadi dua bagian yaitu:
a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs. G. P. H. M.
Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Surakarta.
b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs, Kabul Dwijolaksono
yang menempati gedung SMP Negeri 4 Surakarta.
Kedua SMA tersebut pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung baru di
Jl. LU Adisucipto No.1 Surakarta, sedangkan kegiatan akademik atau proses
belajar mengajar dilaksanakan pada waktu:
a. SMA Negeri 4 Bagian C pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 WIB
b. SMA Negeri 5 Bagian C pada siang hari jam 13.00 – 18.00 WIB
Sejak bulan September 1974 untuk SMA Negeri 5 Bagian C menempati
gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta. Sedangkan lokasi yang berada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
di Jalan LU. Adisucipto No.1 digunakan seluruhnya oleh SMA Negeri 4 Bagian
C yang telah diubah namanya menjadi SMA Negeri 4 Surakarta sampai sekarang,
SMA Negeri 4 Surakarta telah mengalami pergantian kepemimpinan,
yakni:
a. Drs. G. P. H. M. Prawironegoro (1950 – 1960)
b. K. R. M. T. Tandonegoro (1960 – 1972)
c. Drs. R. M. Gunawan Prawiro Atmojo (1972 – 1978)
d. Drs. Kartono (1978 – 1979)
e. Drs. Winoto Sugeng (1979 – 1986)
f. Sutami (1986 – 1992)
g. Achmad Sukri, S. H. (1992 – 1994)
h. Soegiman, B. Sc (1994 – 1995)
i. Drs. Sudiyat (1995-2000)
j. Tatik Sutarti, M.M (2000 – 2002)
k. Drs. Soedjinto S. F., M. M (2002 – 2007)
l. Drs. Edy Pudiyanto (2007 – 2011)
m. Drs. Unggul Sudarmo, M. Pd (2011 – Sekarang)
2) Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian
Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, data yang diperoleh meliputi data tentang:
1. Intelegensi yang berasal dari hasil tes intelegensi yang telah dilaksanakan
di SMA Negeri 4 Surakarta.
2. Kemandirian belajar yang berasal dari data skor angket responden.
3. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang berasal dari nilai rapot.
Ketiga data tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Deskripsi Data Tentang Intelegensi
Intelegensi dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1). Adapun
distribusi frekuensi data intelegensi dapat dijelaskan seperti tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuansi Data Intelegensi (X1)
Variant f fx fx2 f% fk%-naik
122,5- 130,5 4 502,00 63.026,00 10,00 100,00
114,5- 122,5 16 1.892,00 223.770,00 40,00 90,00
106,5- 114,5 13 1.445,00 160.671,00 32,50 50,00
98,5- 106,5 5 524,00 54.926,00 12,50 17,50
90,5- 98,5 2 188,00 17.690,00 5,00 5,00
Total 40 4.551,00 520.083,00 100,00 -
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
sebagai berikut:
1) Skor tertinggi : 125
2) Skor terendah : 91
3) Mean : 113,78
4) Median : 114,50
5) Modus : 118,50
6) S.B. : 7,67
7) S.R. : 5,92
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Intelegensi maka dapat
diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval
114,5- 122,5 dengan prosentase 40%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada
interval 106,5- 114,5 dengan prosentase 32,50%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4
pada interval 98,5- 106,5 dengan prosentase 12,50%; kemudian diikuti oleh kelas
ke-1 pada interval 122,5- 130,5 dengan prosentase 10%. Sedangkan responden
paling sedikit berada pada kelas ke-5 pada interval 90,5- 98,5 dengan prosentase
5%. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1. Grafik Histogram Intelegensi (X
Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X
Adapun distribusi frekuensi data Kemandirian Belajar dapat disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3 Distribusi Frekuansi Data Kemandirian Belajar (X
Variant
116,5- 130,5
102,5-116,5
88,5-102,5
74,5-88,5
60,5- 74,5
Total
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
sebagai berikut:
1) Skor tertinggi
2) Skor terendah
3) Mean
4) Median
5) Modus
4
0
5
10
15
20
122,5-130,5
Frekuensi
Deskripsi Data Intelegensi
Gambar 1. Grafik Histogram Intelegensi (X1)
2. Deskripsi Data Tentang Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X
Adapun distribusi frekuensi data Kemandirian Belajar dapat disajikan dalam tabel
Distribusi Frekuansi Data Kemandirian Belajar (X
f fx fx2 f%
6 718,00 85.992,00 15,00
12 1.335,00 148.715,00 30,00
7 689,00 67.873,00 17,50
8 638,00 50.946,00 20,00
7 480,00 33.040,00 17,50
40 3.860,00 386.566,00 100,00
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
Skor tertinggi : 127,00
Skor terendah : 61,00
: 96,50
: 98,50
: 109,50
16
13
5
2
114,5-122,5 106,5-114,5 98,5-106,5 90,5-98,5Interval
Intelegensi
59
Data Tentang Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X2).
Adapun distribusi frekuensi data Kemandirian Belajar dapat disajikan dalam tabel
Distribusi Frekuansi Data Kemandirian Belajar (X2)
fk%-naik
100,00
85,00
55,00
37,50
17,50
100,00 -
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
98,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) S.B.
7) S.R.
Berdasarkan hasil sebaran frekuensi variabel Kemandirian Belajar maka
dapat diketahui responden paling banyak menempati kelas ke
102,5-116,5 dengan prosentase
interval 74,5-88,5 dengan prosentase
interval 88,5-102,5 dengan prosentase 17,50
pada interval 60,5- 74,5 dengan prosentase 17,50
sedikit adalah pada kelas ke 1 pada interval 116,5
masing-masing kelas
berikut ini:
Gambar 2. Grafik Histogram Kemandirian Belajar (X
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi dalam penelitian ini adalah
variabel terikat (Y).
Pelajaran Sosiologi dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuansi Data Prestasi
Variant
86,5- 89,5
83,5- 86,5
6
0
5
10
15
116,5-130,5
Frekuensi
: 19,00
: 16,48
Berdasarkan hasil sebaran frekuensi variabel Kemandirian Belajar maka
dapat diketahui responden paling banyak menempati kelas ke-
116,5 dengan prosentase 30%, kemudian diikuti oleh kelas ke
88,5 dengan prosentase 20%, kemudian diikuti oleh kelas ke
102,5 dengan prosentase 17,50%, kemudian diikuti oleh kelas ke
74,5 dengan prosentase 17,50%. Sedangkan responden paling
sedikit adalah pada kelas ke 1 pada interval 116,5- 130,5 dengan prosentase
masing kelas 15%. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram
Deskripsi Data Kemandirian Belajar
Gambar 2. Grafik Histogram Kemandirian Belajar (X2)
3. Deskripsi Data Tentang Prestasi Mata Pelajaran
Sosiologi
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi dalam penelitian ini adalah
t (Y). Adapun distribusi frekuensi data Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
. Distribusi Frekuansi Data Prestasi Mata Pelajaran Sosiologi(Y)
F fx fx2 f%
2 176,00 15.490,00 5,00
3 254,00 21.508,00 7,50
6
12
78
130,5 102,5-116,5 88,5-102,5 74,5-88,5 60,5Interval
Kemandirian Belajar
60
Berdasarkan hasil sebaran frekuensi variabel Kemandirian Belajar maka
-2 pada interval
, kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada
, kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada
, kemudian diikuti oleh kelas ke-5
. Sedangkan responden paling
dengan prosentase
. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram
Deskripsi Data Tentang Prestasi Mata Pelajaran
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi dalam penelitian ini adalah
Adapun distribusi frekuensi data Prestasi Belajar Mata
Mata Pelajaran Sosiologi(Y)
fk%-naik
100,00
95,00
7
60,5-74,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
80,5- 83,5 10 817,00 66.755,00 25,50 87,50
77,5- 80,5 15 1.183,00 93.311,00 37,50 62,50
74,5- 77,5 10 756,00 57.162,00 25,00 25,00
Total 40 3.186,00 254.226,00 100,00 -
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapatpada lampiran diperoleh data sebagai
berikut:
1) Skor tertinggi : 89,00
2) Skor terendah : 75,00
3) Mean : 79,65
4) Median : 79,50
5) Modus : 79,00
6) S.B. : 3,44
7) S.R. : 2,61
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak
menempati kelas ke-4 pada interval 77,5- 80,5 dengan prosentase 37,50%,
kemudian diikiti oleh kelas ke-3 pada interval 80,5- 83,5 dengan prosentase
25,50%, kemudian diikuti kelas ke-5 pada interval 74,5- 77,5 dengan prosentase
25%, kemudian diikuti kelas ke-2 pada interval 83,5- 86,5 dengan prosentase
7,50%. Sedangkan responden paling sedikit berada pada kelas ke-1 pada interval
86,5- 89,5 dengan prosentase 5%. Penyebaran data dapat diperiksa dalam
histogram berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Deskripsi Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada lampiran
selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat
analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populas
harus berdistribusi normal dan variabel bebas harus linier terhadap variabel
terikat.
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji normalitas dan uji
linieritas. Hasil uji prasarat analisis data dapat diperinci antara lain sebagai
berikut:
Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukan apakah data yang
dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian
ini meliputi:
a. Kriteria Pengujian Prasarat Normalitas
Sebelum menguji normalitas dari
membuat kriteria prasarat normalitas sebagai berikut:
Ho: distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik, artinya
data berdistribusi tidak normal.
Ha: distribusi data hasil penelitian tidak berbeda dengan
artinya data berdistribusi normal.
2
0
5
10
15
20
86,5-89,5
Frekuensi
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Deskripsi Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
B. Pengujian Prasarat Analisis
Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada lampiran
selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat
analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populas
harus berdistribusi normal dan variabel bebas harus linier terhadap variabel
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji normalitas dan uji
linieritas. Hasil uji prasarat analisis data dapat diperinci antara lain sebagai
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukan apakah data yang
dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian
Pengujian Prasarat Normalitas
Sebelum menguji normalitas dari masing-masing variabel, perlu
membuat kriteria prasarat normalitas sebagai berikut:
Ho: distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik, artinya
data berdistribusi tidak normal.
Ha: distribusi data hasil penelitian tidak berbeda dengan distribusi teoritik,
artinya data berdistribusi normal.
2 3
10
15
89,5 83,5-86,5 80,5-83,5 77,5-80,5 74,5Interval
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
62
Deskripsi Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada lampiran
selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat
analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populasi data
harus berdistribusi normal dan variabel bebas harus linier terhadap variabel
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji normalitas dan uji
linieritas. Hasil uji prasarat analisis data dapat diperinci antara lain sebagai
Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukan apakah data yang
dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian
masing variabel, perlu
Ho: distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik, artinya
distribusi teoritik,
10
74,5-77,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Untuk menetapkan normal atau tidaknya distribusi data digunakan
kriteria sebagai berikut:
Jika p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal
Jika p < 0,05 maka data yng diperolrh berdistribusi tidak normal
b. Uji Normalitas Variabel X1( Intelegensi)
Pada uji normalitas X1( Intelegensi), langkah pertama yang dilakukan
adalah membuat tabel rangkuman variabel X1(dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 119). Adapun rangkuman variabel X1 (Intelegensi) dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman variabel Intelegensi
Kelas fo fh fo-fh (fo-fh2) �fo � �h²�
�h
10 0 0,33 -0,33 0,11 0,33
9 2 1,11 0,89 0,80 0,72
8 2 3,17 -1,17 1,36 0,43
7 7 6,37 0,63 0,40 0,06
6 12 9,03 2,97 8,83 0,98
5 7 9,03 -2,03 4,11 0,46
4 6 6,37 -0,37 0,14 0,02
3 2 3,17 -1,17 1,36 0,43
2 1 1,11 -0,11 0,01 0,01
1 1 0,33 0,67 0,45 1,38
Total 40 40,00 0,00 -- 4,81
Mean: 113,75 SB: 7,668
Khi Kuadarat: 4,813 db:9 ρ= 0,850
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil perhitungan
tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
χ2= 4,813
p= 0,850
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Hasil tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,850 > 0,05 maka Ha
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
c. Uji normalitas X2(Kemandirian Belajar)
Pada uji normalitas X2 (Kemandirian Belajar), langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2( dapat dilihat pada
lampiran 11 halaman 120). Adapun tabel rangkuman tabel X2 (Kemandirian
Belajar) dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 6. Rangkuman Variabel Kemandirian Belajar
Kelas fo fh fo-fh (fo-fh2) �fo � �h²�
�h
9 0 0,40 -0,40 0,16 0,40
8 0 1,50 -1,50 2,26 1,50
7 7 4,45 2,55 6,51 1,46
6 11 8,48 2,52 6,35 0,75
5 7 10,34 -3,34 11,18 1,08
4 6 8,48 -2,48 6,15 0,73
3 8 4,45 3,55 12,62 2,84
2 1 1,50 -0,50 0,25 0,17
1 0 0,40 -0,40 0,16 0,40
Total 40 40,00 0,00 -- 9,32
Mean: 96,500 SB: 18,998
Khi Kuadarat: 9,321 db:8 ρ= 0,316
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil
perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
χ2= 9,321
p= 0,316
Hasil tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,316 > 0,05 maka Ha
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d. Uji Normalitas Variabel Y (Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi)
Pada uji normalitas Y (Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi), langkah
pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel Y (dapat
dilihat pada lampiran 11 halaman 121). Adapun tabel rangkuman variabel Y
(prestasi mata pelajaran sosiologi) dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 7. Rangkuman variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi
Kelas fo fh fo-fh (fo-fh2) �fo � �h²�
�h
10 1 0,33 0,67 0,45 1,38
9 2 1,11 0,89 0,80 0,72
8 2 3,17 -1,17 1,36 0,43
7 5 6,37 -1,37 1,87 0,29
6 10 9,03 0,97 0,94 0,10
5 10 9,03 0,97 0,94 0,10
4 3 6,37 -3,37 11,34 1,78
3 7 3,17 3,83 14,68 4,64
2 0 1,11 -1,11 1,23 1,11
1 0 0,33 -0,33 0,11 0,33
Total 40 40,00 0,00 -- 10,88
Mean: 79,650 SB:3,438
Khi Kuadarat: 10,881 db:9 ρ= 0,284
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil
perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
χ2= 10,881
p= 0,284
Hasil tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,284 > 0,05 maka Ha
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya mengetahui normalitas data hubungan variabel
prediktor dengan kriteriumnya dapat dilihat dengan grafik berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Uji Linieritas dan Keberartian
Dengan adanya hasil uji linieritas maka dapat diketahui apakah ada
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun dalam hal ini
pengujian meliputi:
a. Kriteria Pengujian Prasarat Linieritas
Sebelum mengguji linieritas dari masing-masing variabel, perlu membuat
kriteria persyaratan linieritas sebagai berikut:
Ho: data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya tidak linier
Ha: data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya linier
Untuk menetapkan linier tidaknya distribusi data digunakan kriteria sebagai
berikut:
Jika p > 0,05 maka data dalam penelitian memiliki korelasi yang linier
Jika p< 0,05 maka data dalam penelitian korelasinya tidak linier.
b. Uji Linieritas Variabel Intelegensi (X1) dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi (Y)
Berdasarkan hasil uji linieritas antara Intelegensi dengan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi, diperoleh p=0,198; F=1,697. Karena p > 0,05 maka Ha
diterima. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa intelegensi dan
prestasi belajar mata pelajaran sosiologi mempunyai korelasi yang linier. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
uji linieritas intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Rangkuamn uji linieritas X1 dengan Y
Sumber Derajat R2 db Var F ρ
Regresi
Residu
Ke1 0,336
0,664
1
38
0,336
0,017
19,211
--
0,000
--
Regresi
beda
residu
Ke2
Ke2-ke
1
0,365
0,029
0,635
2
1
37
0,182
0,029
0,017
10,631
1,697
--
0,000
0,198
--
Korelasinya Linier
Sebagai bukti bahwa korelasi antara intelegensi dengan prestasi belajar
mata pelajaran sosiologi adalah linier dapat dilihat pada lampiran15 halaman 134
dalam bentuk grafik hasil uji linieritas intelegensi dengan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi.
c. Uji Linieritas Variabel Kemandirian Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Sosiologi (Y).
Berdasarkan hasil uji linieritas antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi, diperoleh p=0,586; F=0,312. Karena p > 0,05
maka Ha diterima. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
kemandirian belajar dan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi mempunyai
korelasi yang linier. Hasil uji linieritas kemandirian belajar dengan prestasi belajar
mata pelajaran sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Rangkuman uji linieritas X2 dengan Y
Sumber Derajat R2 db Var F ρ
Regresi
Residu
Ke1 0,121
0,879
1
38
0,121
0,023
5,215
--
0,026
--
Regresi
beda
residu
Ke2
Ke2-ke
1
0,128
0,007
0,872
2
1
37
0,064
0,007
0,024
2,716
0,312
--
0,078
0,586
--
Korelasinya Linier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Sebagai bukti bahwa korelasi antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi adalah linier dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 135 dalam bentuk grafik hasil uji linieritas kemandirian belajar dengan
perstasi belajar mata pelajaran sosiologi.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, selanjutnya dapat dapat dilakukan
analisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun analisis regresi ganda menggunakan
komputer seri SPSS edisi: Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM
Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Langkah yang dilakukan sesuai dengan
prosedur, yaitu sebagai berikut:
1. Mencari Korelasi Antara Kriterium Dengan Prediktor
a. Menghitung koefisien korelasi sedarhana antara X1 dan Y; X2 dan Y
1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan Y ( Intelegensi dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi)
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi.
Langkah pertamayang harus dilakukan adalah membuat tabel rangkuman
analisis korelasi (dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 127). Adapun tabel
tersebut adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 10. Matriks interkorelasi analisis regrasi
r X1 X2 Y
X1 1,000 0,168 0,579
p 0,000 0,300 0,000
X2 0,168 1,000 0,347
p 0,300 0,000 0,026
Y 0,579 0,374 1,000
p 0,000 0,026 0,000
p dua ekor
Setelah membuat rangkuman analisis korelasi selanjutnya dilakukan
perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga diperoleh:
rx1y = 0,579
p = 0,000
Karena p < 0,05 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut
Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi
IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya signifikan, yaitu 0,000 < 0,05,
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pengujian hipotesis
pertama dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan
antara Intelegensi dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas
XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.
2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 dan Y( Kemandirian Belajar dengan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi).
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara intelegensi dengan prestasi
belajar mata pelajaran sosiologi.
Setelah membuat tabel kerja pada lampiran, selanjutnya dilakukan
perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga diperoleh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
rx2y = 0,347
p = 0,026
Karena p < 0,05 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut
Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi
IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya cukup signifikan, yaitu 0,026 < 0,05,
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pengujian hipotesis kedua
dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa
SMA Kelas XI IPS Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” dinyatakan
diterima.
b. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda antara X1, X2, dengan Y
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Intelegensi dan
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Ha: Ada hubungan yang positif signifikan antara Intelegensi dan
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai
berikut:
Tabel 11. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial
X Beta β SB (β) r- parsial t p
0
1
2
47,799690
0,240459
0,046550
0,057101
0,023046
0,564
0,311
4,211
2,020
0,000
0,048
Galat baku: 2,743
Korelasi R : 0,633
Korelasi R Sesuaian: 0,633
Setelah itu membuat rangkuman tabel analisis regresi. Adapun tabel tersebut
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 12. Tabel Rangkuman Analisis Regresi – Model Penuh
Sumber Variasi JK db RK F R2 ρ
Regresi Penuh 184,4 2 92,326 12,337 0,400 0,000
Variabel X1 154,834 1 154,834 20,710 0,336 0,000
Variabel X2 29,369 1 29,369 3,964 0,064 0,051
Residu Penuh 276,621 37 7,476 -- -- --
Total 461,094 39 -- -- -- --
Setelah membuat tabel kerja (lihat pada lampiran), selanjutnya dilakukan
perhitungan sesuai dengan rumus sehingga diperoleh:
ry(x1,2) = 0,633
p = 0,000
F = 12,337
Karena p < 0,05 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut
Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi
IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya signifikan, yaitu 0,000 < 0,05,
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pengujian hipotesis ketiga
dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara
Intelegensi dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun
Ajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.
2. Mencari Persamaan Garis Regresi
Langkah pertama yang harus dialkukan adalah membuat tabel sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 13. Coefficienta
Model Unstandardizer
Coeffiient
Standardised
Coeffient
t
Sig B Std. Error Beta
1 (Constant)
Intelegensi
Kemandirian
belajar
47,799
,240
,047
6,611
,058
,023
,536
,257
7,230
4,151
1,991
,000
,000
,054
Setelah itu kemudian dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut: a. Persamaan Regresi Linier Sederhana
1) Persamaan regresi linier sederhana antara Intelegensi (X1) dengan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y)
1) ^
Y = b0 +b1X1
^
Y = 47,79 + 0,24 (X1) Artinya: i) Konstanta 47,79 dapat diartikan bahwa bila tidak ada variabel
Intelegensi (X1), maka Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang dicapai
siswa sebesar 47,79.
ii) Koefisien regresi 0,24 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit
ukuran intelegensi(X1) maka akan meningkatkan Prestasi Belajar
Sosiologi (Y) sebesar 0,24. Gambar persamaan garis regresi dapat
dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 8. Garis Regresi Linear X1 dengan Y
2) Persamaan regresi linier sederhana antara Kemandirian Belajar (X2)
dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y)
^
Y = b0 +b1X2 ^
Y = 47,79+ 0,04(X2) Artinya: i) Konsatanta 47,79 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada kemandirian
belajar (X2), maka Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi (Y) yang
dicapai siswa sebesar 47,79.
ii) Koefisien regresi 0,04 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit
kemandirian belajar (X2) maka akan meningkatkan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Sosiologi (Y) sebesar 0,04. Gambar persamaan garis
regresi dapat dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 9. Garis Regresi Linier X2 dengan Y b. Persamaan Regresi Linier Ganda
^
Y = b0 + b1X1 +b2X2 ^
Y = 47,79 + 0,24(x1) + 0,04(x2)
Artinya:
i) Koefisien 47,79 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel
intelegensi (X1) dan kemandirian belajar (X2) yang tinggi, maka
prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) yang dicapai sebesar
47,79.
ii) Koefisien regresi X1= 0,24 menyatakan bahwa setiap penmbahan satu
unit ukuran intelegensi akan meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi (Y) sebesar 0,24.
iii) Koefisien regresi X2=0,04 menyatakan bahwa setiap penambahan satu
unit kemandirian belajar (X2) akan meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran Sosiologi(Y) sebesar 0,04.
Lebih jelasnya, persamaan linier regresi ganda tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 10. Garis Regresi Linear X1dan X2 dengan Y
Penjelasan gambar:
a) Misal siswa A memperoleh nilai X1=20, berdasarkan persamaan regresi
yang diperoleh maka diperkirakan akan memperoleh skor Y sebesar
20+0,24(20)=25, ini dapat diperoleh dari persamaan ^
Y = 47,79 + 0,24
(X1).
b) Misalnya siswa A memperoleh skor X2=20, berdasarkan persamaan garis
regresi yang diperoleh maka diperkirakan akan memperoleh skor Y
sebesar 20+0,04(20)=20,8, ini dapat diperoleh dari persamaan ^
Y = 47,79+
0,04(X2).
c) Misalnya siswa A memperoleh skor X1 =20 dan X2=20 berdasarkan
persamaan regresi yang diperoleh maka diperkirakan akan memperoleh
skor Y sebesar 47,80+(0,24 20�+(0,04 20�=93,6 ini dapat diperoleh
dari persamaan ^
Y = 47,79 + 0,24(x1) + 0,04(x2).
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa rata-rata prestasi belajar mata pelajaran sosiologi akan
meningkat atau menurun sebesar 47,79. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan
atau penurunan satu unit intelegensi (X1) akan menaikan atau menurunkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
prestasi belajar sosiologi (Y) sebesar 0,24. Demikian halnya dengan kemandirian
belajar, setiap kenaikan atau penurunan satu unit kemandirian belajar (X2) akan
menaikan atau menurunkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran(Y) Sosiologi sebesar
0,04.
Menentukan Sumbangan Prediktor terhadap Sumbangan Kriterium
Perhitungan sumbangan masing-masing variabel dengan bantuan
komputer paket SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih versi IBM/In
program analisis regresi model penuh dan stepwise tergambar pada tabel
perbandingan bobot prediktor model penuh sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan bobot Prediktor
Variabel
X
Korelasi Lugas Korelasi Parsial Koefisian Determinasi
rxy ρ r par-xy ρ SD Relatif% SD Efektif
1
2
0,579
0,347
0,000
0,026
0,564
0,311
0,000
0,048
83,933
16,067
33,580
6,428
Total -- -- -- -- 100,000 40,008
Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan masing-masing variabel,
peneliti memperoleh hasil sebagai berikut:
a. Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan Efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan
murni yang diberikan masing-masing prediktor.
1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif
X1 dengan Y atau SE (X1) yaitu sebesar 33,580%. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa Sumbangan Efektif Intelegensi terhadap variansi naik
turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi yaitu sebesar 33,580.
2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif
X2 dengan Y atau SE (X2) yaitu sebesar 6,428%. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa Sumbangan Efektif Kemandirian Belajar terhadap
variansi naik turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi yaitu
sebesar 6,428%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
3) Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Sumbangan Efektif Intelegensi (X1) dan Kemandirian Belajar (X2) secara
bersama-sama dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Soiologi (Y) atau
SE(X1+X2) sebesar 40,008%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
Sumbangan Efektif (SE) Intelegensi dan Kemandirian Belajar secara
bersama-sama terhadap variasi naik-turunnya Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi 40,008%.
b. Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan Relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan
masing-masing prediktor (X) terhadap kriterium (Y).
1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif
X1 dengan Y atau SR%(X1) sebesar 83,933%. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa secara relatif variabel Intelegensi memberikan sumbangan sebesar
83,933% bagi naik turunnya variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Sosiologi.
2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif
X2 dengan Y atau SR%(X2) sebesar 16,067%. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa secara relatif variabel Kemandirian Belajar memberikan
sumbangan sebesar 16,067% bagi naik turunnya variabel Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Sosiologi.
3) Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif
X1 dan X2 dengan Y atau SR% (X1+X2) sebesar
83,933+16,067=100,000%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara
relatif intelegensi dan Kemandirian Belajar memberikan sumbangan
sebesar 100,000% bagi naik turunnya Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Sosiologi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
D. Pembahasan dan Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian
dilakukan pembahasan dan analisis data terhadap rumusan hipotesis sebagai
berikut:
1. Hubungan antara Intelegensi (X1) dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi (Y).
Hipotesis yang berbunyi “Ada Hubungan Antara Intelegensi Dengan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” diterima karena rx1y = 0,579 dan p < 0,05
yang berati bahwa variabel Intelegensi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Sosiologi memiliki hubungan yang positif yang cukup signifikan. Dikatan
memiliki hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah
hubungan yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa intelegensi
turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan bekal intelegensi yang
dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan untuk mencapai prestasi belajar yang
maksimal di sekolah, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan
memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi
belajar yang optimal. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah (2003 :
148) “ Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi,
sangat menentukan tingkat belajar siswa”.Dengan demikian terbukti bahwa
Intelegensi sangat sangat berhubungan dengan baik buruknya prestasi belajar
anak. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin besar
peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebaliknya, seseorang
yang memiliki intelegensi rendah akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
2. Hubungan antara Kemandirian Belajar (X2) Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Sosiologi(Y)
Hipotesis yang berbunyi” Ada hubungan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun
Ajaran 2010/2011” diterima karena rx2y = 0,347 dan p < 0,05 yang berati bahwa
variabel Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
memiliki hubungan yang positif yang cukup signifikan. Dikatan memiliki
hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan
yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa kemandirian belajar yang
dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai.
Semakin tinggi tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa maka prestasi
belajar siswa juga semakin meningkat, sebaliknya semakin rendah tingkat
kemandirian yang dimiliki oleh seorang siswa maka prestasi belajar siswa juga
akan semakin menurun. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Haris Mudjiman
(2006 :7 ) bahwa, “Belajar mandiri dalam kegiatan belajar aktif yang didorong
oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu
masalah dan dibangun bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimilik”. Hal ini
disebabkan karena kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada
sesorang untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam dirinya
sendiri. Siswa yang sudah memiliki dan menerapkan kemandirian belajar dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari maka siswa tersebut akan berhasil dalam
program pembelajaran yang dilalui.
3. Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi
Hipotesis yang berbunyi” Ada hubungan antara intelegensi dan
kemandirian belajar intelegensi dengan prestasi belajar sosiologi kelas XI IPS
SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” diterima karena ry(x1,2) =
0,633, dan p < 0,05, yang berarti bahwa variabel Intelegensi dan Kemandirian
Belajar memiliki arah hubungan positif yang cukup signifikan dengan Prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi. Dikatakan memiliki hubungan yang positif
karena ketiga variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama.
Berdasarkan penelitian tersebut, terlihat bahwa prestasi belajar siswa
akan meningkat atau tinggi jika memiliki intelegensi yang cukup tinggi, di sini
intelegensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai. Selain
intelegensi, kemandirian belajar juga berpengaruh terhadap prestasi belajar di
sekolah. Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki
siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki
prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Muhibbin Syah (2003 : 145) “Ada tiga fakor yang
mempengaruhi belajar siswa yakni faktor internal, faktor eksternal dan faktor
pendekatan belajar”.Dengan demikian intelegensi dan kemandirian belajar
merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Intelegansi
yang dimiliki oleh siswa, didukung dengan kemandirian belajar yang ada pada diri
siswa, akan mempengaruhi kualitas belajar siswa sehingga prestasi belajar
sosiologi yang diraihnya pun akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara intelegensi (X1) dengan
prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa (Y). Intelegensi merupakan
bekal bagi siswa untuk menggembangkan diri dalam hubungannya dengan
pencapaian prestasi belajar. Tingkat kecerdasan atau intelegensi seseorang
menentukan keberhasilan belajarnya. Semakin tinggi tingkat intelegensi
seseorang, maka semakin besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan
dalam belajar. Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah
akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar. Siswa harus bisa
menggembangka intelegensi yang dimiliki karena itu merupakan modal
untuk mencapai prestasi dan masa depan yang lebih baik.
2. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara kemandirian belajar (X2)
dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa (Y). Siswa harus
memiliki kemandirian dalam belajar sehingga prestasi belajar sosiologi
yang dicapai semakin tinggi. Kemandirian belajar merupakan sikap dari
dalam diri siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar
merupakan modal bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar. Seorang
siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan berusaha semaksimal
untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam proses pembelajaran siswa
yang terbiasa memiliki sikap mandiri akan memperoleh prestasi yang baik.
3. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara intelegensi (X1) dan
kemandirian belajar (X2) secara bersama-sama dengan prestasi belajar
mata pelajaran sosiologi siswa (Y). Intelegensi yang dimiliki oleh siswa
disertai dengan adanya kemandirian belajar secara empiris memiliki
hubungan dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Oleh karena
itu, untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi, siswa diharapkan untuk
menggunakan kemampuan intelegensi secara optimal. Hal ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian prestasi belajar
dan disertai dengan memiliki sikap kemandirian dalam belajar.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian di atas, maka selanjutnya dikemukakan implikasi
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Intelegensi secara empiris memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata
pelajaran sosiologi.
Oleh karena itu, siswa harus mengembangkan kemampuan intelegensi
yang dimiliki dengan cara belajar secara aktif dan berusaha semaksimal
mungkin dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran agar intelegensi yang dimiliki dapat
digunakan secara maksimal. Selain dari siswa, guru juga dapat berperan
dalam memaksimalkan intelegensi yang dimiliki oleh siswa dengan
memberikan membimbing dan merangsang daya pikir siswa untuk
memaksimalkan intelegensi yang dimiliki dengan cara memberikan tugas,
hal ini dapat bermanfaat bagi siswa agar dapat mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Semakin sering siswa dibimbing dalam
memecahkan suatu masalah maka intelegensi yang dimiliki akan berperan
dalam proses pembelajaran secara maksimal.
2. Kemandirian secara empiris memiliki hubungan dengan prestasi belajar
mata pelajaran sosiologi.
Oleh karena itu, siswa harus meningkatkan kemandirian dalam belajar
dengan cara berusaha semaksimal mungkin dalam memecahkan masalah
dalam belajar, bahan untuk memecahakan masalah dapat ditemukan bukan
hanya dari guru saja tetapi siswa dapat mencari bahan melalui sumber-
sumber lain. Hal ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa dengan rajin mencari bahan-bahan belajar untuk mencapai
prestasi belajar yang baik. Guru di sekolah juga dapat berperan dalam
meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar dengan cara memberi
tugas rumah, dengan tugas yang diberikan maka siswa dituntut untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
belajar secara mandiri, berusaha memecahkan masalah yang diberikan.
Memecahkan soal-soal yang diberikan oleh guru dan banyak berlatih
mengerjakan soal-soal dapat merangsang untuk meningkatkan
kemandirian belajar.
3. Intelegensi disertai kemandirian dalam belajar secara empiris memiliki
hubungan dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi.
Oleh karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi, intelegensi
yang dimiliki harus dimanfaatkan secara maksimal misalnya dengan cara
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, berusaha mencari
solusi dari masalah belajar yang dihadapi dengan demikian intelegensi
yang dimiliki dapat digunakan secara optimal. Selain menggembangkan
intelegensi juga disertai dengan meningkatan kemandirian dalam belajar.
Misalnya dengan cara berusaha memecahkan suatu soal, dari soal yang
ada siswa terdorong untuk mencari jawaban. Dan dari hal ini kemandirian
belajar akan semakin meningkat yang menggakibatkan prestasi belajar
yang dicapai juga akan maksimal.
2. Saran
1. Bagi orang tua
1) Hendaknya orang tua dapat memotivasi anak untuk rajin belajar,
mendayagunakan kemampuan intelegensi yang dimilki dengan cara
rajin belajar, berusaha memecahkan masalah yang dihadapi.
2) Hendaknya orang tua dapat menciptakan suasana rumah yang
kondusif. Karena dengan suasana rumah yang kondusif anak dapat
lebih merasa nyaman di rumah dan akan terdorong untuk rajin belajar.
Orang tua dapat berperan dalam meningkatkan kemandirian belajar
anak dengan cara memantau dan lebih memperhatikan anak dalam
belajar. Dengan demikian anak akan lebih semangat mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan dapat meningkatkan
kemandirian dalam belajar.
3) Selain orang tua memotivasi anak untuk rajin belajar, orang tua
juga harus mengawasi anak dalam belajar. Dengan belajar anak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
mendayagunakan kemampuan intelegensi yang dimiliki disertai dengan
menanamkan sikap kemandirian dalam belajar. Kemandirian belajar
yang dimiliki akan membantu anak untuk mencapai prestasi yang tinggi
di sekolah.
2. Bagi siswa
1) Hendaknya siswa berusaha semaksimal mungkin untuk aktif belajar
guna memaksimalkan kemampuan intelegensi yang dimilikinya.
Misalnya dengan cara belajar memecahkan masalah yang ada, karena
dari hal itu siswa akan berfikir untuk mencari solusi dari masalah yang
ada dan hal ini akan berdampak pada penggunaan intelegensi secara
optimal.
2) Hendaknya siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar yang
tinggi dalam kegiatan belajar-mengajar, dengan cara melakukan
aktivitas belajar secara berkesinambungan dan bervariasi. Siswa harus
menyadari pentingnya suatu prestasi dalam dunia pendidikan, sehingga
dapat memotivasi dirinya untuk dapat berprestasi.
3) Hendaknya siswa selain mengoptimalkan kemampuan intelegensi yang
dimiliki juga harus disertai dengan meningkatkan kemandirian dalam
belajar. Intelegensi merupakan bekal bagi siswa untuk mencapai belajar
di sekolah, apabila siswa memilki intelegensi yang tinggi maka prestasi
yang diperoleh juga akan tinggi. Dengan menerapkan dan
meningkatkan kemandirian dalam belajar, hal ini akan membantu untuk
mencapai prestasi belajar yang semakin tinggi.
3. Bagi Sekolah
a. Kepala Sekolah
1) Hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi siswa untuk belajar
secara aktif guna mengoptimalkan kemampuan intelegensi yang
dimilki.
2) Hendaknya Kepala Sekolah membina, membimbing dan
mendorong para siswa untuk dapat membangkitkan kemandirian
belajar dalam meningkatan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
3) Hendaknya kepala sekolah dapat memberikan dorongan kepada
guru perihal berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Termasuk di dalamnya upaya untuk mendayagunakan
kemampuan intelegensi pada siswa dan meningkatkan kemandirian
dalam belajar.
b. Guru
1) Hendaknya guru selalau berusaha membimbing dan merangsang
daya pikir siswa untuk memaksimalkan intelegensi yang dimiliki
guna mencapai hasil yang positif.
2) Hendaknya guru dapat memotivasi siswa untuk mandiri dalam
belajar dengan memberikan tugas baik di rumah maupun di
sekolah.
3) Hendaknya guru dapat memperhatikan atau memantau
perkembangan belajar siswa baik di sekolah maupun di luar
sekolah dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi
dengan mendayagunakan kemampuan intelegensi yang dimilki dan
meningkatkan kemandirian dalam belajar.
4. Bagi peneliti mendatang
Penelitian ini masih bersifat sederhana dan masih memerlukan
penelitian lanjutan, misalnya dengan meneliti faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Karena selain faktor
intelegensi dan kemandirian belajar tentunya masih ada faktor lain yang
berhubungan dengan prestasi belajar sosiologi pada diri anak dan
faktor-faktor inilah yang perlu dikaji lagi sehingga penelitian lanjutan
sangat diperlukan.