HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

117
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA SKOLIOSIS SKRIPSI Oleh : ROOZITA NOVIA AZLYNA 15320183 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2020

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA

SKOLIOSIS

SKRIPSI

Oleh :

ROOZITA NOVIA AZLYNA

15320183

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2020

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA

SKOLIOSIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi PsikologiFakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk

Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1Psikologi

Oleh :

ROOZITA NOVIA AZLYNA

15320183

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2020

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

UniversKetu

Yulianti Dwi

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGANKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA

SKOLIOSIS

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Psikologi FakultasPsikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia untuk

Memenuhi Sebagian dari Syarnt-syarat Guna Mcmperoleh Derajar Sarjana S-1 Psikologi

Pada Tanggal

Oleh:

Roozita Novia Azlyna15320183

Mengesahkan,Program Studi S1 Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budayaiias Islam Indonesiaa Program Studi,

Dewan PengujiI. Resnia Novitasarl S.Psi.. M.A.

2. Dr. Hcpi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si.

3. Hariz, Enggar Wijaya, S.Psi ., M.Psi.

ii

Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc.

Tanda Tangan

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Roozita Novia Azlyna

No. Mahasiswa :15320183

Program Studi : Psikologi

Judul Skripsi : Hubungan Antara Dukungan Sosial denganKesejahteraan Subjektif pada Remaja PenderitaSkoliosis

Melalui surat ini, saya menyatakan bahwa:

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan, penelitian skripsisaya tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentukapapun, seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, ataupelanggaran lain yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjungtinggi Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buatmerupakan karya ilmiah saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan ataukarya orang lain.

2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, makasaya siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di UniversitasIslam Indonesia .

3. Apabila di kemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan IlmuSosial Budaya, Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secarameyakinkan bahwa skripsi ini adalah karya jiplakan atau karya orang lain,maka saya siap menerima sanksi akademis yang ditetapkan UniversitasIslam Indonesia

Yogyakarta, 20 Februari 2020

Yang menyatakan

Roozita Novia Azlyna

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

MOTTO

Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan

yang sempurna datang kepadamu

(RA. Kartini)

Barangsiapa yang mengisi hatinya dengan ridho terhadap takdir, maka Allah akan

isi jiwanya dengan kecukupan, keamanan dan sifat Qana’ah dan Allah akan

memfokuskan hatinya untuk cinta kepada-Nya, kembali serta bertawakal

kepadanya.

(Ibnu Qayyim Al Imam)

iv

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin

Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala atas karunia dan hidayah-Nya yang

selalu memberikan dan menunjukkan jalan kebenaran kepada saya. Maha besar

Allah Subhanahuwata’ala atas segala nikmat yang tak terhingga hingga pada

akhirnya karya sederhana ini dapat selesai.

Karya ini saya persembahkan untuk orang-orang yang sangat berharga dan tak

akan terganti dalam hidup saya.

Orang Tua Tersayang

Bapak Asmuni dan Ibu Suparti

Terima kasih atas segala doa, dukungan, cinta, perhatian, kasih sayang, dan segala

hal yang tak henti-hentinya diberikan kepada saya dan saudara-saudara saya. Mas

Ahmad Asruri, Mbak Nurul Asni Hayati dan Mas Zaenal Arifin

Terima kasih atas segala dukungan dan doa yang selalu diberikan, terima kasih

untuk kasih sayang, perhatian, cinta, dan semangat yang selalu diberikan kepada

saya.

Seluruh Keluarga Besar

Terima kasih atas segala doa, semangat, dan dukungan yang selalu diberikan

kepada saya.

v

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha

Kuasa dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Shalawat beserta salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi sari tauladan bagi

kita semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian ini banyak

dibantu dan didukung dan dibimbing oleh banyak pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H . Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog, selaku

Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam

Indonesia.

2. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc. Sc, selaku Ketua Program Studi

Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam

Indonesia yang selalu mendukung seluruh mahasiswa psikologi.

3. Ibu Resnia Novitasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing

akademik dan selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas waktu

dan ilmu yang telah diberikan. Serta kesabaran yang telah ibu berikan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan yang telah

perhatian dan peduli kepada seluruh mahasiswa bimbingannya.

5. Seluruh dosen Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu

Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas seluruh ilmu yang telah

vi

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

diberikan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

6. Seluruh karyawan dan staf di Program Studi Psikologi terima kasih

atas segala bantuan dan pelayanan yang telah diberikan kepada

penulis selama menjadi mahasiswa psikologi.

7. Seluruh responden penelitian dalam skripsi ini yang telah bekerjasama

dan membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1.

8. Sahabat SMP terbaik, Nur Sarah dan Miranda, yang telah memberikan

dukungan, doa, kasih sayang, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

9. Sahabat SMA terbaik, Dea Okta, Dhea Nur, Evelyn, Anastasia, Anif,

Mega, dan Aldo yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan

semangat untuk segera menyelesaikan skripsi saya.

10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Tunas Wulandari, Ghenia Charisca,

Viola Zasyana yan g s udah men emani dar i awal kul i ah terima

kasih atas segala waktu, dukungan, kasih sayang, pengalaman dan pelajaran,

kebahagian, serta segala hal yang telah kita lewati bersama selama

proses perkuliahan.

11. Sahabat penulis yang selalu mengajak dan mengajarkan hal-hal baru,

terima kasih Nursyifa Pratiwi sudah mau berproses bersama menjadi pribadi

yang lebih baik dengan mengembangkan passion di bidanag fashion

designer yang kita miliki

12 Sahabat penulis yang sama-sama merantau dari Balikpapan Eprina

Amalina, Aulia Nindy dan Anissa Dais. Terima kasih atas doa dan

vii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

dukungan kalian selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan KKN terkhususnya Unit 168 yang selalu

memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

14. Teman-teman penulis yang selalu mengajak penulis untuk menjelajahi

daerah jogja sampai daerah-daerah di jawa tengah. Terimakasih Rohmat

Apriyanto, Ainun Kusumawati, Mahasti Rahma, Nopri Dwi Rizk atas

pengalaman yang telah di berikan kepada penulis.

15. Kakak-kakak kost Ibu Fat terimakasih kak Amalia, Kak Anita Muslimah,

Teh Nita yang sudah banyak membantu penulis selama ada dijogja.

16. Rekan-Rekan Earth Hour Jogja yang sudah memberikan kesempatan

penulis dalam memberikan aksi kebaikan untuk bumi, terimakasih atas

pengalamannya yang sangat berharga, sehingga penulis banyak bertemu

dengan banyak relasi-relasi.

17. Terimakasih WCYP Telkomsel, kelompok Girafe Husen, Deni, Shani,

Anis, Damar, Febri dan Aulia telah memberikan pengalaman yang

berharga kepada penulis, untuk mengasah kemampuan berbicara didepan

umum dan mengasah kemampuan marketing penulis.

18. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dengan ketulusan,

semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang kepada penulis yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segalanya.

viii

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

Semoga pengalaman dan pelajaran hidup yang penulis peroleh selama ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca meskipun penulis menyadari masih terdapat ketidak

sempurnaan dan kekurangan dalam skripsi ini.

Yogyakarta, 28 Februari 2020

Roozita Novia Azlyna

ix

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK...............................................................iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v

PRAKATA .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................x

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii

INTISARI...........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................8

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8

E. Keaslian Penelitian.................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................14

A.Kesejahteraan Subjektif.........................................................................14

1. Definisi Kesejahteraan Subjektif .....................................................14

2. Aspek-Aspek Kesejahteraan Subjektif.............................................15

3. Faktor-Faktor Kesejahteraan Subjektif.............................................18

B. Dukungan Sosial ....................................................................................20

1. Definisi Dukungan Sosial ................................................................20

2. Aspek-Aspek Dukungan Sosial........................................................22

C. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kesejahteraan Subjektif..................................................................................................................24

D. Hipotesis ..................................... .........................................................26

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................28

A. Identifikasi Variabel Penelitian.............................................................28

x

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian..............................................28

C. Subjek Penelitian ..................................................................................29

D. Metode Pengumpulan Data...................................................................30

E. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................32

F. Metode Analisis Data............................................................................34

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................35

A. Orientasi Kancah dan Persiapan ...........................................................35

1. Orientasi Kancah ..............................................................................35

2. Persiapan Penelitian .........................................................................35

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ...........................................................39

C. Hasil Penelitian .....................................................................................40

D. Pembahasan...........................................................................................49

BAB V PENUTUP..............................................................................................53

A. Kesimpulan ...........................................................................................53

B. Saran ....................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................55

LAMPIRAN........................................................................................................59

xi

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Subjektif....................................31

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial................................................32

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Subjektif Setelah Uji Coba........38

Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba...................39

Tabel 5. Tabel Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Provinsi ...............40

Tabel 6 Tabel Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia ......................41

Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian......................................................................41

Tabel 8. Kriteria Kategorisasi Skala....................................................................42

Tabel 9. Kategorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif SWLS...............................42

Tabel 10. Kategorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif PANAS...........................43

Tabel 11. Kategorisasi Skala Dukungan Sosial...................................................44

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas.................................................. ..........................45

Tabel 13. Hasil Uji Linieritas ..............................................................................46

Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................47

Tabel 15. Uji Korelasi Tambahan Variabel Kesejahteraan Subjektif dan DukunganSosial....................................................................................................................48

xii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial.......................59

Lampiran 2 Tabulasi Skala Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial......68

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................77

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi ............................................................................85

Lampiran 5 Analisis Tambahan...........................................................................88

Lampiran 6 Informed Concent...... ......................................................................98

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................100

xiii

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGANKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA PENDERITA

SKOLIOSIS

Roozita Novia Azlyna

Resnia Novitasari

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dankesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Hipotesis yang diajukanialah ketika dukungan sosial pada remaja tinggi maka tinggi pula kesejahteraansubjektifnya. Adapun subjek pada penelitian ini terdiri dari 48 remaja penderitaskoliosis di Indonesia. skala dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan alatukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) serta Positive Affect and Negative AffectScale (PANAS) dan skala dukungan sosial menggunakan alat ukur MultidimensionalScale of Perceived Social Suport (MSPSS). Data dianalisis menggunakan SPSS22.0for windows. Hasil analisis menggunakan teknik korelasi pearson yangmenunjukkan bahwa korelasi dukngan sosial pada Satisfaction with life scalesebesar 0,000 (p<0,05) r =0,678, pada afek positif sebesar 0,000 (p<0,05) r=0,548 dan afek negatif sebesar 0,001 (p<0,05) r =-0,439. Hal ini menunjukkanbahwa dukungan sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif padaremaja penderita skoliosis. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa terdapathubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada remajapenderita skoliosis, sehingga hipotesisi penelitian yang diajukan diterima.

Kata kunci : Dukungan Sosial, Kesejahteraan Subjektif, Skoliosis

xiv

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND

SUBJECTIVE WELL-BEING OF TEENAGERS WITH SCOLIOSIS

Roozita Novia Azlyna

Resnia Novitasari

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between social support andsubjective well-being of teenagers with scoliosis. The proposed hypothesis is thehigher the social support of teenagers, the higher the subjective well-being. Thesubjects of this study consisted of 50 teenagers with scoliosis in Indonesia. Thesocial support was measured with Satisfaction with Life Scale (SWLS), the PositiveAffect and Negative Affect Scale (PANAS), and the Multidimensional Scale ofPerceived Social Support (MSPSS). The collected data were analyzed using SPSS22.0 for windows. The results of the analysis using the Pearson correlation techniqueshowed that correlation of social support on the satisfaction with life scale reached0.000 (p<0.05) r =0,678 , the positive effect reached 0,000 (p<0.05) r =548, and thenegative effect reached 0,001 (p<0.05) r =-0,439. It indicates that social support isof the factors affecting the subjective well-being of teenagers with scoliosis. Basedon the result, it is concluded that there is a relationship between social support andsubjective well-being of teenagers with scoliosis. Thus, the proposed hypothesis isaccepted.

Keywords: Social Support, Subjective Well-being, Scoliosis

xv

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Kesejahteraan subjektif yang baik umumnya bisa dialami oleh semua

remaja, namun remaja penyandang tunadaksa hanya sedikit yang merasakan

kesejahteraan subjektif. Biasanya remaja penderita tunadaksa akan merasa rendah

diri dan tidak berguna karena keterbatasan fisik yang dialaminya sehingga mereka

menarik diri dari lingkungan. Menurut Al-Kharimah (2018) tunadaksa memiliki

kesejahteraan subjektif yang rendah karena keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Keterbatasan fisik yang dialami tunadaksa membuat tubuh remaja

mengalami perubahan yang menyebabkan kekhawatiran dan mengganggu fikiran

bagi remaja. Keterbatasan fiisik yang sempurna juga penting untuk mendukung

segala kegiatan yang dilakukan sehari-hari, bersosialisasi dengan sesama.

Kenyataannya tidak semua remaja memiliki rangka tubuh yang berfungsi secara

optimal dapat melakukan aktifitas dan tugas-tugas perkembangan dengan kondisi

kekurangan pada anggota dan fungsi tubuh yang dialami seperti remaja tunadaksa.

Menurut Murtie (2014) tunadaksa merupakan kondisi anggota tubuh yang

tidak mampu memfungsikan anggota tubuhnya secara normal. Tunadaksa terdiri

menjadi 2 kelompok: tunadaksa ortopedi dan tunadaksa syaraf, tunadaksa ortopedi

adalah yang mengalami kecacatan tertentu pada tulang, otot tubuh, ataupun

persendian. Cacat ini bisa disebabkan karena bawaan lahir, kecelakaan atau

penyakit otot. Pada kelompok ini menyebabkan bagian tubuh tertentu tidak dapat

1

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

2

berfungsi secara normal. Tunadaksa syaraf, merupakan kelainan pada syaraf di

otak yang menyebabkan lemahnya gerak dan fungsi salah satu atau lebih anggota

tubuhnya. Gangguan yang disebabkan syaraf otak bisa berbentuk gangguan

motorik, kognisi, dan emosi (Murtie, 2014).

Skoliosis sendiri merupakan bagian dalam tunadaksa, yang masuk dalam

kelompok ortopedi (Murtie, 2014). Skoliosis ialah istilah perubahan yang merujuk

kepada keadaan tidak normal dimana tulang belakang seseorang membengkok ke

kanan atau ke kiri (Astati, 2001). Umumnya skoliosis ini muncul semenjak usia

anak-anak atau remaja yang menyebabkan disabilitas secara fungsional dan jarang

terjadi pada usia dewasa (Rothman dalam, Afiana, Wulan, dan Malau 2016).

Skoliosis ini sendiri lebih banyak dialami pada remaja putri daripada remaja putra

(Hume, 2008). Berdasarkan penjelasan di atas skoliosis merupakan kelainan

tulang belakang yang banyak terjadi pada usia remaja dan lebih banyak ditemukan

pada remaja putri.

Menurut Wong (2008) tumbuh kembang yang dialami remaja meliputi,

perkembangan fisik, psikososial, moral, kognitif, konsep diri dan bentuk tubuh.

Perubahan perkembangan pada saat remaja dapat menimbulkan konflik pada diri

remaja, seperti perubahan fisik dan psikososial yang sangat berpengaruh terhadap

perkambangan remaja (Sawyer dan Aroni, 2005). Menurut Wong (2008) sebagai

remaja yang lebih senang bersosialisasi dengan teman sebaya membuat

perkembangan postur tubuh dinilai penting dalam berinteraksi sosial dan cacat pada

seseorang menyebabkan kekhawatiran dan menambah stres bagi remaja.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

3

Dalam penelitian Kuzu, Berk dan Aydin (2017) citra tubuh merupakan

masalah utama dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif dan masalah

psikologis lainnya pada remaja skoliosis. Berdasarkan penjelasan di atas kelainan

fisik pada tubuh remaja menyababkan kekhawatiran dan dapat menganggu pikiran

bagi remaja. Individu penyandang skoliosis berinteraksi dan melakukan kegiatan

sehari-harinya dengan postur tubuh berbeda. Tidak semua individu dapat

menerima perbedaan yang dialaminya. Keadaan dari rangka tubuh yang tidak

sempurna akan memberikan pengaruh bagi penderita skoliosis dalam menjalani

kehidupannya.

Menurut “The National Scoliosis Foundation”, di Amerika Serikat skoliosis

ditemukan pada 2%-3% populasi umum, dan sebagian besar penderita skoliosis

didominasi oleh perempuan (National Skoliosis Foundation, 04 April

2018). Terdapat pula kasus bunuh diri yang terjadi di Amerika serikat,

menewaskan remaja berusia 17 tahun yang menjadi korban perundungan oleh

teman-temannya karena menderita skoliosis. Remaja ini telah mengalami

perundungan sejak umur 10 tahun ketika Angelo didiagnosis skoliosis dan harus

menggunakan besi penahan punggung (Naviri Magazine, 04 april 2018). Sedangkan

di Indonesia pasien yang mengalami skoliosis mencapai 4% - 5% dari total

Penduduk (CNN, Indonesia, 18 Juli 2018).

Berdasarkan hasil wawancara pada penderita skoliosis yang berusia 20

tahun, subjek menjelaskan dirinya telah mengetahui kondisi tersebut sejak usia 10

tahun. Awalnya subjek tidak sadar dengan perbedaan pada tubuhnya tetapi teman-

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

4

temannya merasa bahwa subjek saat berjalan terlihat miring. Setelah itu, subjek

memutuskan memberitahu orang tua untuk segera diperiksakan ke dokter ortopedi

dan ternyata subjek divonis skoliosis dengan kemiringan tulang 40 derajat dan sudah

masuk kategori parah. Dokter menjelaskan tidak ada cara untuk menyembuhkan

skoliosis yang ada hanyalah tidak memperparah kemiringan skoliosis itu sendiri dan

salah satunya dengan melakukan operasi. Subjek masih tidak bisa menerima dengan

perkataan dokter sehingga subjek memutuskan untuk pindah dokter, sampai lima

dokter yang subjek datangi, seluruh dokter mengatakan hal yang sama yaitu

menyarakan melakukan operasi. Saat subjek divonis skoliosisi subjek merasa

mudah marah, menyalahkan diri sendiri dan benci dengan semua orang termasuk

dirinya sendiri. Sewaktu di sekolah subjek mendapatkan perundungan dari

sebagian teman-teman sekolahnya subjek dipanggil dengan sebutan miring oleh

teman-temannya. Pengakuan dari subjek setiap hari ia selalu menangis karena belum

bisa menerima keadaannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan Goswami (2011) yang menunjukkan hubungan sosial dengan

kesejahteraan subjektif seseorang yang menjadi korban perundungan dan

mengalami perlakuan tidak adil oleh lingkungan akan mengalami kesejahteraan

subjektif yang rendah.

Menurut penelitian Pelealu (2014) masalah yang dapat timbul akibat

skoliosis ialah penurunan kualitas hidup, nyeri, hambatan fungsional, masalah

paru dan gangguan psikologis. Secara tidak langsung keterbatasan fisik yang

dialami penderita skoliosis dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah

psikologis, misalnya merasa cemas, malu, kecewa, putus asa cenderung menarik

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

5

diri dari lingkungan pertemanan, dan bergantung kepada orang lain (Mangunsong,

2011). Kondisi seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat mempengaruhi

kesejahteraan subjektif bagi penderita skoliosis, karena dampak yang ditimbulkan

pada penderita skoliosis selain rasa sakit juga berdampak pada mental. Penderita

skoliosis sering sekali kehilangan rasa percaya diri karena bentuk tubuh yang

tidak normal dan akan mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu. Seperti

dalam penelitian Ramadhan dan Suryaningrum (2014) mengatakan bahwa

individu sebagai penyandang tunadaksa akan merasa frustrasi dan merasa tidak

bangga akan perbedaan fisiknya, sehingga keadaan tersebut akan mempengaruhi

kesejahteraan subjektif.

Menurut Diener, Oishi, dan Lucas (2003) kesejahteraan subjektif merupakan

evaluasi kehidupan seseorang pada saat ini atau tahun sebelumnya. Penilaian ini

berupa penilaian emosi orang-orang terhadap pristiwa suasana hati, dan penilaian

tentang kepuasan hidup. Seseorang yang puas dengan kehidupannya memiliki

respon positif terhadap kehidupannya, kesehatannya, dan keadaan sekitar maka

seseorang tersebut akan memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi,

sedangkan seseorang yang mengalami kesejahteraan subjektif yang rendah akan

mengalami ketidakpuasan dengan hidupnya, jarang merasa bahagia, dan sering

merasakan emosi yang tidak menyenangkan. Penelitian menurut Mutmainah (2018)

seseorang yang memiliki kesejahteraan subjektif rendah cenderung memandang

dirinya tidak bahagia, memiliki pikiran negatif yang dapat menimbulkan kecemaan,

kemarahan, bahkan dapat mengalami depresi, sedangkan seseorang yang memiliki

kesejahteran subjektif yang tinggi memiliki kualitas

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

6

hidup yang baik, dapat mengatur emosi, dan mampu menyelesaikan masalah dengan

baik. Dalam penelitian Kuzu, Berk dan Aydin (2017) komponen kesejahteraan

subjektif Diener yaitu pengaruh positif, pengaruh negatif dan kepuasan hidup dapat

mempengaruhi masalah pikologis remaja skoliosis.

Akhir-akhir ini, penelitian kesejahteraan subjektif pada remaja banyak

diteliti, karena pada saat remaja individu akan mengalami banyak perubahan baik

secara fisik, sosial, emosi dan kognitif (Putri, 2016; Tarigan, 2018; Khairudin dan

Mukhlis, 2019). Apalagi pada remaja yang menderita skoliosis mereka akan

merasa hidupnya tidak bermakna, dan didukunganya dengan tidak adanya dukungan

sosial yang didapatkannya dari lingkungan sekitar. Penelitian yang dilakukan Al-

Kharimah (2018) lingkungan yang mendukung dapat membuat seseorang merasa

nyaman, percaya diri, dan tidak takut ditolak oleh lingkungan sekitar.

Adanya dukungan sosial yang baik bagi individu maupun remaja akan

memperoleh kesejahteraan subjektif (Diponogoro, 2006). Santrock (2002)

mengemukakan untuk mencapai kesejahteraan hidup pada remaja memerlukan

dukungan orang tua, dan lingkngan, sehingga remaja tidak cemas akan sesuatu yang

dia alami dan akan meraakan kebahagiaan dalam hidupnya. Beberapa penelitianpun

menunjukkan adanya pengaruh positif dari dukungan sosial yang baik terhadap

tingkat kesejahteraan subjektif individu (Putri, 2016)

Menurut Sarafino (2006), dukungan yang diterima dari orang lain dapat

dikatakan dengan dukungan sosial, dukungan tersebut meliputi dukungan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

7

emosional dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan

informasi, dan dukungan persahabatan. Dukungan sosial yang diterima seseorang

dalam lingkungannya, baik berupa dorongan semangat, perhatian, bantuan dan kasih

sayang membuat individu memiliki pandangan positif terhadap diri dan

lingkungannya (Putri, 2016). Penyesuaian diri pada remaja membutuhkan adanya

peranan sosial, seperti membina hubungan dengan teman, mencapai kematangan

emosional dari keluarga dan lingkungan, sehingga membuat perasaan lebih positif,

yang dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif (Demaray dan Melacki, 2002).

Penelitian yang telah dilakukan sebelmnya (Ronen, Hamama, Rosenbaum,

dan Mishely, 2016; Samputri dan Sakti, 2015; Putri, 2016; Goswami, 2011; Gülaçtı,

2010; Khairudin dan Mukhlis, 2019; Rahmanillah, Pratiwi dan Sari,

2018; Tarigan, 2018) yang meneliti dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif,

mendapatkan hasil bahwa dukungan sosial berpengaruh dalam meningkatkan

kesejahteraan subjektif individu, dengan adanya dukungan sosial akan mengurangi

efek negatif pada kehidupan. Seseorang yang memiliki dukungan sosial

tinggi maka akan hidup lebih lama dan dapat mengatasi masalahnya dengan baik.

Remaja yang menderita skoliosis akan mengalami efek- efek negatif karena

penolakan yang dilakukan teman-temannya atau lingkungannya karena kelainan

yang dialami. Dukungan sosial bersumber dari teman, keluarga, pasangan hidup,

rekan kerja, organisasi, yang mereka berikan berupa bantuan, perhatian, dan

penghargaan. Jadi, berdasarkan paparan di atas

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

8

peneliti ingin menguji hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan

subjektif pada remaja penderita skoliosis.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka pertanyaan penelitian

ini adalah bagaimana hubungan antara dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif

pada remaja penderita skoliosis. Selain itu, agar dapat diketahui tingkat

dukungan sosial antara keluarga, teman dan significant other yang berhubungan

dengan kesejahteraan subjektif. Dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut

penelitian yang diajukan adalah apakah ada hubungan positif antara dukungan sosial

dengan kesejahteraan subjektif pada remaja skoliosis. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif karena pada penelitian ini melibatkan remaja penderita

skoliosis sebagai responden penelitian.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan sosial

dengan kesejahteraan subjektif pada remaja yang menderita skoliosis.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dalam hal kesejahteraan

subjektif pada masa remaja.

b. Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan, di bidang psikologi

perkembangan dan klinis.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

9

c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah wawasan yang

berkaitan dengan kesejahteraan subjektif pada penyandang skoliosis

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk masyarakat

luas tentang kesejahteraan subjektif. Pada remaja yang menderita skoliosis,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi penderita skoliosis agar

dapat meningkatkan kesejahterahan hidup mereka.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang terkait dengan

variabel dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif, yang dapat dijadikan

pedoman antara lain:

Penelitian dengan variabel dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif

sebelumnya pernah diteliti oleh Samputri dan Sakti (2015), yang melihat

dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif pada tenaga kerja wanita PT. Arni

family ungaran. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara

dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada tenaga kerja wanita di PT. Arni

Family Ungaran. Hubungan positif ini berarti semakin tinggi dukungan sosial

maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif, dan sebaliknya semakin rendah

dukungan sosial maka semakin rendah kesejahteraan subjektif seseorang.

Selain itu, Rahmanillah, Pratiwi dan Sari (2018) juga meneliti tentang

pengaruh dukungan sosial dan harga diri terhadap kesejahteraan subjektif remaja

korban perundungan di pondok pesantren. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

10

bahwa variabel dukungan sosial dan harga diri mempengaruhi perubahan

kesejahteraan subjektif sebesar 22,6% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel

lainnya. Penelitian ini menggunakan alat ukur satisfaction with life scale sebanyak

5 aitem dan positive and negative affect scale yang terdiri dari 61 aitem untuk

mengukur kesejahteraan subjektif. Sedangkan skala yang digunakan untuk

mengukur dukungan sosial adalah social provisions scale.

Kemudian, putri (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif yang signifikan pada variabel dukungan sosial dengan

kesejahteraan subjektif pada remaja. Penelitian ini menggunakan subjek berusia

12-15 tahun sebanyak 117 siswa. Subjek dalam penelitian ini diketahui sebanyak

65,81% siswa memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi, sedangkan

dukungan sosial memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar

50%.

Penelitian yang berkaitan kesejahteraan subjektif juga pernah dilakukan

Nayana (2013), yang melihat hubungan kefungsian keluarga dengan kesejahteraan

subjektif pada remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara kefungsian keluarga dengan kesejahteraan subjektif pada remaja,

semakin tinggi tingkat kefungsian keluarga maka semakin tinggi pula kesejahteraan

subjektif. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 79 siswa murid kelas 1

dan 2 SMA. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kefungsian keluarga

menggunakan family functioning scale milik Tavitian dan alat ukur pada skala

kesejahteraan subjektif menggunakan kesejahteraan subjektif scale milik

O’Connor.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

11

Penelitian yang membahas tentang kesejahteraan subjektif dilakukan oleh

Gülaçtı (2010) yang berjudul melihat efek persepsi dukungan sosial terhadap

kesejahteraan subjektif. Responden yang digunakan pada penelitian ini ialah 33

siswa laki-laki dan 54 siswa perempuan. Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada

siswa dan pada penelitian ini menunjukkan dukungan sosial keluarga lebih tinggi

mempengaruhi kesejahteraan subjektif daripada dukungan teman dan dukungan

significant others. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala kesejahteraan

subjektif dan untuk mengukur dukungan sosial menggunakan alat ukur

multidimensional perceived social suport scale.

Selain itu, penelitian tentang kesejahteraan subjektif yang dilakukan oleh

Ronen, Hamama, Rosenbaum, dan Mishely (2016) yang berjudul kesejahteraan

subjektif pada remaja: dilihat dari kontrol diri, dukungan sosial, usia, jenis

kelamin dan krisis keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan jika dukungan

sosial dan kontrol diri mempengaruhi kesejahteraan subjektif remaja dimana

remaja yang memiliki usia lebih tua menunjukkan kesejahteraan subjektifnya

lebih rendah daripada remaja yang memiliki usia lebih muda. Pada penelitian ini

menggunakan subjek remaja berusia 13-17 tahun dan terdiri dari 380 responden.

Kesejahteraan subjektif diukur menggunakan skala kepuasan hidup dari Huebner

dan skala afek positif dan afek negatif milik Watson.

1. Keaslian Topik

Topik penelitian ini menggunakan variabel bebas hubungan dukungan

sosial dengan variabel tergantung kesejahteraan subjektif. Pada penelitian

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

12

sebelumnya telah ada peneliti yang telah menguji kedua variabel tersebut.

Persamaan dengan peneliti sebelumnya topik penelitian milik Samputri dan

Sakti (2015) dan Rahmanillah, Pratiwi dan Sari (2018) juga menggunakan topik

dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif. Perbedaan pada peneliti

sebelumnya milik Nayana (2013) dan Ronen, Hamama, Rosenbaum, dan

Mishely (2016) sama-sama membahas kesejahteraan subjektif tetapi dengan

variabel bebasnya yang berbeda.

2. Keaslian Teori

Teori kesejahteraan subjektif pada penelitian ini menggunakn teori yang

diadopsi oleh Diener, Oishi, dan Lucas (2003) yaitu kesejahteraan subjektif

merupakan penilaian kehidupan seseorang pada saat ini atau tahun sebelumnya,

penilaian ini berupa penilaian kepuasan hidup, penilaian positif dan negatif.

Sedangkan teori dukungan sosial peneliti menggunakan teori Zimet, Dahlem,

Zimet, dan Farley (1988) aspek-aspek dukungan sosial yang digunakan ialah

dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang lain.

3. Keaslian Alat Ukur

Penelitian ini menggunakan skala untuk mengungkap kesejahteraan

subjektif dengan skala milik Diener, Emmons, Larsen dan Griffin (1985)

yaitu skala Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan Positive Affect and

Negative Affect Scale (PANAS) milik Watson, Clark dan Tellegen (1988).

Berbeda dengan penelitian sbelumnya yang skala kesejahteraan subjektif

yang dimodifikasi oleh penulisnya. Sedangkan untuk skala dukungan sosial

Page 29: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

13

peneliti menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support

(MSPSS) milik Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988) yang memiliki 12

aitem.

4. Keaslian Subjek

Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah remaja penderita skoliosis.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

yang menggunakan subjek tenaga kerja wanita dan remaja SMA. Dengan

demikian sejauh yang diketahui, tidak ada penelitian yang menggunakan subjek

remaja penderita skoliosis.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

BAB II KAJIAN

PUSTAKA

A. Kesejahteraan Subjektif

1. Definisi Kesejahteraan subjektif

Diener, Oishi dan Lucas (2003) mengatakan kesejahteraan subjektif

sebagai evaluasi kognitif dan afektif seseorang tentang hidupnya. Evaluasi ini

meliputi penilaian emosional dan penilaian kognitif terhadap berbagai kejadian

yang dialami. Evaluasi kognitif dilakukan saat seseorang memberikan evaluasi

secara sadar. Reaksi afektif dalam kesejahteraan subjektif yang dimaksud

adalah reaksi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup yang meliputi

emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Khairudin

dan Mukhlis (2019) merumuskan bahwa kesejahteraan subjektif dapat dicapai

apabila individu menilai kehidupannya bahagia dan kebahagiaan individu dicapai

apabila seseorang banyak merasakan perasaan positif daripada perasaan negatif.

Menurut Tarigan (2018), kesejahteraan subjektif merupakan bentuk

penilaian individu terhadap kepuasan hidup secara keseluruhan. Hal ini

ditunjukkan dengan seberapa banyak emosi negatif dan emosi positif individu

untuk mengukur pencapaian terhadap keinginan mereka. Kesejahteraan

subjektif merupakan evaluasi persepsi seseorang dalam kehidupan mereka

dengan bentuk suasana hati, hubungan sosial, kognitif dan keadaan psikologis

(Snyder & Lopez, 2002).

14

Page 31: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

15

Kesejahteraan subjektif juga berkaitan dengan masalah perkembangan sosial

pada remaja, bahwa semakin luas interaksi sosial pada remaja sangat

mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan subjektif remaja (Ryff dan Singer,

2001). Menurut McGregor dan Little (1998) kesejahteraan subjektif merupakan

salah satu kajian dalam psikologi positif, seseorang yang memiliki tujan hidup

dan berjuang untuk meraihnya akan menjadi sosok yang lebih bersemangat,

memiliki berbagai macam emosi positif dan akan merasa hidupnya sangat

bermakna.

Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas, bahwa kesejahteraan

subjektif merupakan penilaian kognitif dan afektif seseorang kepada dirinya

sendiri selama rentang kehidupan.

2. Aspek-aspek kesejahteraan subjektif

Menurut Diener, Oishi dan Lucas (2003) ada beberapa aspek-aspek

kesejahteraan subjektif:

a. Kepuasan hidup.

Salah satu aspek terpenting dalam kesejahteraan subjektif merupakan

penilaian global mengenai kehidupan seseorang. Kepuasan hidup adalah

penilaian individu terhadap kualitas hidupnya secara umum atau beberapa

aspek dalam kehidupan misalnya hubungan sosial, pekerjaan, pernikahan,

sekolah. Kepuasan hidup seseorang tergantung dari bagaimana cara

seseorang menilai hidupnya dengan standar keinginannya dapat terpenuhi

atau memiliki arti bagi diri sendiri maupun orang lain.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

16

b. Afek positif.

Afek positif adalah bagian dari komponen afektif dalam kesejahteraan

subjektif yang merefleksikan pengalaman dasar pada peristiwa yang terjadi

pada kehidupan seseorang. Pengalaman emosi dan suasana hati yang

menyenangkan. Afek positif menilai kepuasan dalam kehidupan misalnya

kesehatan, kehidupan, pekerjaan, rasa aman, rasa bangga, dan kehidupan

dengan keluarga. Afek positif dapat memberi dampak yang menyenangkan

bagi seseorang, ia akan merasa tenang, santai, rileks, gembira, dan senang.

c. Afek negatif

Afek negatif mempresentasikan mood dan emosi yang tidak

menyenangkan. Afek negatif merefleksikan respon negatif yang dialami

oleh seseorang sebagai reaksi yang diberikan terhadap berbagai peristiwa

yang ada pada hidup seseorang. Afek negatif yang tinggi akan muncul jika

seseorang merasakan marah, rasa bersalah, ketakutan, kegelisahan. Afek

negatif yang rendah akan muncul ketika individu merasakan ketenangan dan

kedamaian.

Menurut Gülaçtı (2010) kesejahteraan subjektif terbagi menjadi dua

komponen utama, yaitu :

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup.

Komponen kognitif kesejahteraan subjektif ini juga mencakup area

kepuasan individu di berbagai ranah kehidupannya seperti diri sendiri,

keluarga, kelompok, teman sebaya, kesehatan, keuangan, pekerjaan, dan

Page 33: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

17

waktu luang. Seorang individu yang menerima diri sendiri dan

lingkungannya secara positif akan merasa puas dengan hidupnya (Al-

Kharimah, 2018).

b. Komponen Afektif

Komponen dasar dari kesejahteraan subjektif adalah afek, termasuk di

dalamnya terdiri dari afek positif dan afek negatif. Orang bereaksi dengan

emosi yang menyenangkan ketika menganggap sesuatu yang baik terjadi

pada diri mereka, dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan

ketika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, karenanya emosi yang

menyenangkan dapat membat seseorang gembira, bahagia, mampu

mengatasi masalah dengan baik (Tarigan, 2018).

Afek negatif menghasilkan mood dan emosi yang tidak

menyenangkan, dan menjadikan respon negatif seperti marah dan sedih

yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan, masalah

kesehatan, keadaan, dan peristiwa yang mereka alami (Tarigan, 2018).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan

subjektif terdiri atas beberapa aspek, yaitu: memiliki kepuasan hidup yang

merupakan aspek penting dalam kesejahteraan subjektif, tingginya pengaruh positif,

serta rendahnya pengaruh negatif seseorang yang dapat mempengaruhi tingkat

kesejahteraan subjektif.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

18

3. Faktor-faktor kesejahteraan subjektif

Menurut Hooghe dan Vanhoutte (2011) terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu :

a. Usia dan jenis kelamin

Laki-laki memiliki kepuasan dan kebahagiaan hidup pada masa

depannya daripada perempuan. Seseorang yang memiliki usia tua memiliki

kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi daripada usia menengah atau

remaja.

b. Kondisi materi

Faktor ini berkaitan dengan pendapatan dan pekerjaan. Orang yang

memiliki pengasilan sendiri akan membantu seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya serta membantu untuk mencapai tujuannya.

c. Hubungan sosial

Hubungan sosial berdampak pada sosialisasi kepada masyarakat dan

individu. Faktor ini juga akan mempengaruhi kepercayaan individu dalam

kehidupan sosial baik secara formal maupun informal.

d. Struktur kepribadian

Sifat optimis yang memiliki efek positif terhadap penilaian kehidupan,

terlepas dari keadaan tertentu yang dialami. Seseorang yang menilai

dirinya secara baik akan memiliki dampak yang baik terhadap

kehidupannya.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

19

e. Aspek tingkatan komunitas

Tingkat pendapatan atau pengalaman seseorang akan berdampak pada

kesejahteraan individu.

Di sisi lain menurut Firmansyah dan Erlina (2014) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu:

a. Keyakinan atau Agama

Agama memberi pengaruh pada kesejahteraan subjektif karena dengan

meyakini adanya surga dan hari kiamat, sesuai dengan ajaran agama yang

dianutnya (Islam), seseorang yakin dengan bekerja dengan ikhlas dan tulus

dapat masuk surga. Kepercayaan dengan takdir yang telah Allah rencanakan,

seseorang yang percaya apapun pekerjaan yang didapatkan itu semua

merupakan takdir Tuhan.

b. Upah

Upah juga memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan subjektif

karena upah yang didapatkannya dan keberhasilan dalam bekerja membuat

seseorang bersyukur. Penghasilan yang diperoleh membuat seseorang

menyukuri apa yang telah didapatkan dan dapat berpengaruh dengan

kebahagiaan yang dirasakan.

c. Latar belakang pendidikan

Pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kesejahteraan subjektif,

karena seseorang akan merasa senang dan nyaman jika pekerjaan yang

dijalaninya sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pada penelitiannya

menunjukkan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi kebahagiaan

Page 36: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

20

yang dirasakan ilmu pengetahuan yang diperoleh ketika berada dapat

berdampak positif pada pekerjaan yang dijalaninya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah usia dan jenis kelamin, kondisi

materi, hubungan sosial, struktur kepribadian, dan aspek tingkatan komunitas.

Menurut peneliti, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan

subjektif pada remaja adalah hubungan sosial yang dapat meliputi dukungan

keluarga, teman dan significant others. Menurut Goswami (2011) hubungan sosial

yang positif berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan subjektif individu.

B. Dukungan Sosial

1. Definisi dukungan sosial

Menurut Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) mengartikan bahwa

individu memberikan dukungan sosial yang cukup dalam berbagai hal yang

dapat diperoleh dari keluarga, teman dan orang terdekat lainnya. Menurut

Sarafino (2006) dukungan sosial mengarah pada kesenangan yang dirasakan

oleh seseorang, melalui kepedulian seseorang atau usaha untuk menolong orang

lain, sehingga membuat individu yang menerima pertolongan tersebut merasa

dihargai dan diterima oleh kelompok.

Menurut Baron dan Byrne (2005) dukungan sosial memiliki peran

penting untuk mencegah kesehatan psikologis seseorang, seseorang yang

memiliki dukungan sosial tinggi lebih merasa optimis dalam menghadapi

masalah, serta memiliki tingkat kecemasan yang rendah, seseorang yang

Page 37: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

21

memiliki dukungan sosial rendah memungkinkan mengalami masalah psikis

yang negatif. Fungsi dukungan sosial tersebut dapat mengurangi afek negatif

yang dialami oleh individu seperti kesedihan, keletihan karena tugas, aktifitas

dan lainnya sehingga dukungan sosial ini dapat meringankan beban individu

(Sulastri dan Hartoyo, 2014).

Kemudian, menurut Khairudin dan Mukhlis (2019) dukungan sosial

dapat dikatakan sebagai informasi, saran, bantuan nyata atau tindakan yang

diberikan oleh lingkungan sosial atau didapat karena kehadiran lingkungan

mempunyai manfaat emosi yang positif sehingga memberikan kenyamanan

fisik dan psikologis individu pada saat menyelesaikan masalah. Dukungan

sosial membantu individu dalam menyesuaikan diri, melakukan aktifitas

sosial seperti, menjalin hubungan pertemanan, mencapai kemandirian dengan

dukungan orang tua dan orang lain, mengontrol emosi sehingga dapat

merubah suasana hati ke arah yang lebih positif (Demaray dan Melacki,

2002).

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa dukungan sosial

ialah sumber positif yang dapat memberikan rasa nyaman pada seseorang.

Dukungan tersebut dapat dilakukan oleh keluarga, teman, kekasih, guru, dan

kelompok. Sebab, individu selalu membutuhkan dukungan bukan hanya secara

meterial tetapi juga secara sosial untuk membuat individu menjadi lebih baik

lagi, terutama kepada anak yang memiliki kebutuhan khusus, mereka butuh

dihargai dan dicintai oleh lingkungan sekelilingnya.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

22

2. Aspek-aspek dukungan sosial

Menurut Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) dukungan sosial

ialah dukungan yang diberikan orang-orang terdekat seseorang. Aspek-

aspeknya yaitu :

1. Dukungan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat pertama dengan

kehidupan seseorang. Bantuan-bantuan yang diberikan misalnya

membantu mencari solusi dalam masalah yang dihadapi ataupun

membantu secara emosional. Keluarga juga dapat memberikan dukungan

kepada seseorang baik secara fisik ataupun non fisik.

2. Dukungan Teman

Sebagai dukungan yang lekat dengan tahap perkembangan remaja,

bantuan yang diberikan oleh teman-teman terdekat individu, misalnya

seperti membantu kegiatan sehari-hari, berbagi cerita ataupun membantu

memberi informasi kepada individu. Sehingga dapat menjadi salah satu

lingkungan yang memberikan dukungan.

3. Dukungan Significant Others (Orang Penting Lainnya)

Bantuan yang diberikan oleh seseorang yang dekat dengan individu

dan berarti dalam kehidupan individu, misalnya seperti individu merasa

dihargai, diberikan bantuan, informasi dan merasa nyaman di dekat

seseorang itu.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

23

Menurut Khairudin dan Mukhlis (2019) aspek-aspek dukungan sosial terdiri

dari:

1. Dukungan Emosional

Dukungan ini berupa pujian dan perhatian yang diberikan seseorang

kepada orang lain. Memberikan pujian dan perhatian kepada orang lain

dapat membuat seseorang merasa nyaman dan dicintai, sehingga

seseorang lebih mampu menghadapi masalah dengan baik. Dukungan

Instrumental

Dukungan ini diberikan dalam bentuk material, seseorang memberikan

bantuan kepada orang lain, sumbangan dana. Dukungan ini dilakukan agar,

dapat mengurangi kecemasan.

2. Dukungan Informasi

Dukungan ini diberikan pada seseorang dalam bentuk nasihat, dan

mengingatakan keperluan yang diperlukan oleh individu tersebut.

Seseorang memberikan nasihat agar dapat menambah wawasan yang luas

sehingga dapat berpikir positif dalam menghadapi masalah.

3. Dukungan persahabatan

Dukungan ini bersifat kepedulian, kesamaan nasib yang dialami oleh

seseorang, kebersaman. Seseorang yang merasakan dukungan seperti ini

akan merasa lebih kuat dalam menjalani hidup.

Berdasarkan aspek-aspek di atas peneliti menggunakan aspek milik

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) dengan adanya dukungan sosial

meliputi dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan significant

Page 40: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

24

others. Sumber tersebut merupakan hal-hal yang dapat membangun dukungan

sosial, dengan adanya dukungan tersebut seseorang dapat merasakan adanya

bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dukungan orangtua sangat penting

karena keluarga adalah lingkungan terdekat seseorang, kemudian dukungan

teman sesuai dengan tahap perkembangan remaja, teman menjadi salah satu

dukungan yang dibutuhkan remaja dan dukungan significant others yang dapat

memberikan bantuan saat dibutuhkan.

C. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kesejahteraan subjektif

Kesejahteraan subjektif merupakan istilah yang biasa disebut dengan

kebahagiaan atau kepuasaan (Diener, Oishi, & Lucas 2003). Salah satu aspek

yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif ialah dukungan sosial. Sesuai

dengan Goswami (2011) yang mengatakan dukungan sosial berpengaruh dalam

meningkatkan kesejahteraan subjektif individu. Dukungan sosial merupakan

bantuan yang diperoleh berupa pertolongan fisik, ataupun pikologis ketika

seseorang sedang dalam kesulitan. Dukungan ini dapat membantu seseorang

untuk menghadapi kesulitan yang dialami.

Aspek-aspek dukungan sosial dalam peneliti ini menggunakan aspek milik

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) yaitu meliputi dukungan keluarga,

dukungan teman dan dukungan significant others. Dukungan keluarga yang

didapatkan penderita skoliosis dapat berupa memberikan perhatian dengan

menanyakan kondisi saat ini, dan memberi motivasi untuk tetap semangat dalam

menghadapi kehidupan dengan penyakit yang telah

Page 41: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

25

dititipkan oleh Allah. Penderita skoliosis akan merasa nyaman berada di lingkungan

orang-orang yang dapat memberikan semangat mereka untuk terus berjuang

melawan penyakitnya. Berdasarkan hasil penelitian Nayana (2013) remaja yang

memiliki kondisi keluarga baik akan lebih percaya diri dan berusaha tetap positif

dalam menjalankan kehidupannya, keluarga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada remaja, pada masa itu seseorang

mengalami masa yang tidak stabil dalam proses pertumbuhannya, banyak

mengalami konflik dan tekanan sehingga membutuhkan perhatian serta dukungan

orang tua dan keluarganya untuk melewati masalahnya dan memiliki

kesejahteraan subjektif dalam hidup.

Dukungan teman diberikan dengan berbagi pengalaman dengan penderita lain

yang juga mengalami skoliosis. Berbagi cerita sedih dan senang yang dialami

penderita skoliosis lainnya Agar mereka tidak merasakan sendiri dalam berjuang

melawan penyakit skoliosis yang di deritanya. Berdasarkan penelitian Horst dan

Coffe (2012) interaksi yang baik dengan lingkungan pertemanan dapat

meningkatkan kepercayaan sosial dan kesejahteraan subjektif pada seseorang.

Dukungan dari significaant others yang diberikan lingkungan misalnya

dengan diberikannya tempat untuk duduk dan membawakan tas mereka, agar

tidak lelah sebab penderita skoliosis tidak dianjurkan untuk membawa beban berat

karena akan memperparah keadaan mereka. Memberikan informasi kepada

penderita skoliosis dapat menambah ilmu atau wawasan mereka. Misalnya dengan

memberikan informasi postur duduk yang benar untuk

Page 42: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

26

penderita skoliosis dan memberikan informasi tempat terapi yang terpercaya.

Menurut Rigby (2000) dukungan yang diberikan oleh orang lain dapat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu karena lingkungan memberi peran

penting untuk individu sehari-harinya.

Seseorang yang mendapatkan dukungan sosial yang baik dari keluarga,

teman dan lingkungan sekitarnya dapat membuat seseorang merasa tenang dan

damai dalam menjalankan kehidupannya. Seperti hasil penelitian yang dilakukan

Lutfiyah (2017) dukungan sosial orang tua dan orang sekitar merupakan faktor

yang dapat meningkatkan kepuasan hidup dan afek positif seseorang,

Dalam uraian di atas, dukungan sosial memiliki peran penting dalam

meningkatkan kesejahteraan subjektif bagi penderita skoliosis. Terutama pada

penderita yang berada pada tahap remaja yang memiliki keinginan besar untuk

bereksplorasi pada lingkungan dan mulai mengenal teman-teman baru. Dukungan

sosial yang diberikan pada penderita skoliosis dapat berupa perhatian, informasi,

batuan materi, dan berbagi pengalaman. Dengan demikian akan membuat

penderita dapat menerima keadannya dan membantu penderita skoliosis

menjalankan kehidupannya, menerima keadaannya sehingga mempengaruhi

kesejahteraan subjektifnya.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini apakah ada hubungan positif

antara dukungan sosial dan kepuasan hidup pada remaja penderita skoliosis.

Semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif

pada remaja penderita skoliosis. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah,

Page 43: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

27

apakah ada hubungan positif antara dukungan sosial dan afek positif pada remaja

penderita skoliosis, dan hipotesis ketiga apakah ada hubungan positif antara

dukungan sosial dan afek negatif pada remaja penderita skoliosis. Semakin tinggi

dukungan sosial maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif pada remaja

penderita.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

BAB III METODE

PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel

tergantung dan variabel bebas, yang meneliti hubungan antara dukungan sosial

dengan kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Variabel yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung : Kesejahteraan subjektif

2. Variabel bebas : Dukungan Sosial

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kesejahteraan subjektif

Kesejahteraan subjektif merupakan penilaian seseorang terhadap

pengalaman hidupnya, yang terdiri dari evaluasi kognitif yang berupa kepuasan

kehidupannya dan penilaian afektif positif dan negatif seseorang kepada

dirinya sendiri selama rentan kehidupan.

Kesejahteraan subjektif diukur menggunakan skala Satisfaction With Life

Scale (SWLS) yang diadaptai dari Pratiwi (2017). Skala ini menggunakan aspek

kepuasan hidup yang dikemukakan oleh Diener, Emmons, Larsen dan Griffin

(1985) dan skala Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) diadaptasi

oleh Pratiwi (2017) yang dikembangkan menurut teori milik Watson, Clark dan

Tellegen (1988) untuk mengukur aspek afek positif dan

afek negatif.

28

Page 45: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

29

Kesejahteraan subjektif merupakan suatu konstruk psikologis yang diukur

menggunakan 2 skala berbeda yaitu SWLS dan PANAS, untuk skala PANAS

akan dibagi kedalam 2 bagian yaitu afek positif dan afek negatif. Akhtar (2019)

yang mengatakan bahwa alat ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan

Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) ini saling terpisah dan

berdiri sendiri dan tidak tepat jika menjumlahkan seluruh skor aitem

kesejahteraan subjektif.

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan suatu bentuk perhatian, kasih sayang,

penghargaan, dan bantuan fisik maupun pikologis yang diterima seseorang

dari lingkungan terdekatnya yang akan sangat berpengaruh bagi seseorang yang

menerima dukungan tersebut.

Dukungan sosial diukur menggunakan skala Multidimensional Scale of

Perceived Social Support (MSPSS) yang telah dimodifikasi oleh Handika

(2017) yang menggunakan aspek-aspek milik Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley

(1988). Dengan menggunakan tiga aspek miliknya yaitu, dukungan sosial

orang tua, dukungan sosial teman dan dukungan sosial significant other.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah remaja penderita

skoliosis berusia 12 - 18 tahun yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.

Menurut Santrock (2007) masa remaja dimulai dari usia 12 - 18 tahun. Sebagai

Page 46: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

30

remaja, perkembangan citra tubuh dinilai penting yang terkait erat dengan

perubahan tubuh dan interaksi sosial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

subjektif.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah

dalam bentuk skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan subjektif sebagai variabel tergantung dan skala dukungan sosial

sebagai variabel bebasnya,

1. Skala Kesejahteraan Subjektif

Skala pengukuran kesejahteraan subjektif mengacu pada teori dan aspek-

aspek kesejahteraan subjektif milik Diener, Oishi dan Lucas (2003) yang

memiliki aspek-aspek kepuasan hidup, aspek negatif dan aspek positif. Skala

Kesejahteraan Subjektif menggunakan 2 skala berbeda yang keduanya diadaptasi

oleh Pratiwi (2017). Pada aspek kepuasan hidup menggunakan skala Satisfaction

With Life Scale (SWLS) milik Diener, Emmons, Larsen dan Griffin (1985),

skala ini terdiri dari 5 aitem disusun dengan model skala likert yang terdiri dari

5 alternatif pilihan jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N),

Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala kemudian diadaptasi oleh

Pratiwi (2017) dengan mengubah bahasanya dari bahasa inggris menjadi bahasa

indonesia yang lebih mudah dipahami, Skala juga telah diketahui reliabilitanya

sebesar 0,801.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

31

Sedangkan skala Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) yang

dikembangkan oleh Watson, Clark and Tellegen (1988) terdiri dari 20 aitem

disusun dengan model skala likert yang terdiri dari 5 alternatif pilihan jawaban,

yaitu Sangat Jarang, Jarang, Rata-Rata, Sering, Sangat Sering. Skala kemudian

diadaptasi oleh Pratiwi (2017) dengan mengubah bahasanya dari bahasa inggris

menjadi bahasa indonesia yang lebih mudah dipahami, Skala juga telah diketahui

reliabilitanya pada afek positif sebesar 0,800 dan afek negatif sebesar

0,823.

Tabel 1Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Subjektif

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Kepuasan hidupAfek positif

1,2,3,4,51,3,5,9,10,14,16,17,19

510

Afek Negatif 2Jumlah

,4,6,7,8,11,12,13,15,18, 0 1025

2. Skala Dukungan Sosial

Skala pengukuran dukungan sosial ini menggunakan skala yang telah

dimodifikasi oleh Handika (2017) yang telah diadaptasi dari skala

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang disusun

oleh Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) yaitu dukungan orang tua,

dukungan teman dan dukungan significant other. Skala dukungan sosial ini

memiliki pertanyaan sebanyak 12 aitem yang harus dijawab oleh responden.

Skala dukungan sosial ini disusun menggunakan model skala yang memiliki 5

alternatif pilihan jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N),

Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala Multidimensional Scale

Page 48: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

32

of Perceived Social Support (MSPSS) memiliki 7 alternatif jawaban kemudian

dimodifikasi oleh Handika (2017) menjadi 5 alternatif pilihan jawaban dan

memiliki nilai reliabilitas secara keseluruhan sebesar 0, 884.

Tabel 2Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Dukungan Sosial Keluarga 3,4,8,10 4Dukungan Sosial Teman 5,6,7,11,12 5Dukungan Sosial Orang Lain 1,2,8 8

Jumlah 12

E. Validitas dan reliabilitas Alat Ukur

Validitas dan reliabilitas merupakan suatu alat ukur yang penting dalam

suatu penelitian ilmiah. Menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian anak menjadi valid dan reliabel

(Sugiyono, 2010). Maka dari itu jika menggunakan skala yang telah teruji

validitas dan reliabilitasnya, maka hasil data penelitian menjadi valid dan reliabel.

1. Validitas

Penjelasan validitas menurut Suryabrata (2005) validitas mempunyai arti

seberapa besar kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya.

Selain itu, menurut Azwar (2008) validitas adalah ketepatan dan kecermatan

skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Langkah-langkah untuk mengukur

validitas menurut Sugiyono, (2010), adalah:

a. Menggunakan pendapat para ahli mengenai aspek yang ingin diukur. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan konsep teori dan menggunakan aspek-

aspek kesejahteraan subjektif yang dikemukakan oleh Diener, Oishi dan

Page 49: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

33

Lucas (2003) aspek-aspek kesejahteraan subjektif meliputi kepuasan hidup,

afek positif dan afek negatif. Sedangkan pada dukungan sosial peneliti

menggunakan teori dan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Zimet,

Dahlem, Zimet dan Farley (1988), aspek-aspek dukungan sosial yang

digunakan meliputi dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan

significant others.

b. Menguji cobakan pada sampel dari populasi yang akan digunakan. Pada

penelitian ini, penulis memilih alat ukur yang sudah pernah digunakan di

Indoneia dengan subjek remaja, sesuai dengan kriteria subjek pada

penelitian ini.

c. Data ditabulasikan, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Jika

menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka

hasil data penelitian menjadi valid dan reliabel.

2. Reliabilitas

Menurut Azwar (2008) reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi

dari hasil ukur, pengukuran yang tidak reliabel pasti hasilnya tidak akan

konsisten dari waktu ke waktu. Secara teoritik tinggi rendahnya reliabilitas

oleh suata angka yang disebut koefisien dengan rentang 0,00 sampai dengan

1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas maka semakin tinggi pula reliabilitas

begitupun sebaliknya. Cara mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur pada

penelitian ini dengan melakukan perhitungan menggunakan alpha cronbach

pada software SPSS versi 22.0 for windows.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

34

F. Analisis Data

Hasil yang diperoleh sesuai dengan hipotesis penelitian untuk mengetahui

hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada remaja

penderita skoliosis. Analisis penelitian ini menggunakan analisis statistik. Dengan

menggunakan software SPSS versi 22.0 for windows. Data yang telah

dikumpulkan pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik korelasi untuk

mengetahui hubungan secara linier antara dua variabel.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan

subjektif dengan dukungan sosial pada remaja penderita skoliosis. Penelitian

ini mengambil subjek melalui grup di media sosial line yang didalamnya

merupakan kumpulan orang-orang penderita skoliosis, grup yang di bentuk

sejak 2015 ini bernama keluarga besar MSI (Masyarakat Skoliosis Indonesia)

dalam grup tersebut memiliki anggota sebanyak 483 anggota. Grup ini

menerima semua anggotanya dari seluruh daerah di Indonesia. Pada grup ini

tidak ada batasan umur untuk dapat bergabung dalam komunitas ini. Aktifitas

yang dilakukan pada grup komunitas ini ialah memberikan informasi- informasi

yang diperlukan oleh penderita skoliosis seperti tempat terapi atau rumah sakit

yang disarankan anggota lain dan saling berbagi cerita atau berbagi

pengalaman yang penderita skoliosis lainnya alami.

2. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti melakukan beberapa

persiapan agar pada saat proses pengambilan data tidak terkendala oleh hal-

hal yang tidak diinginkan. Berikut ini merupakan penjelasan dan rincian

persiapan yang peneliti telah lakukan:

35

Page 52: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

36

a. Persiapan Administrasi

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu

menyiapkan informed consent. Mengingat penelitian ini tidak dilakukan di

dalam suatu lembaga atau instansi, maka demikian peneliti melakukan

perijinan secara langsung kepada subjek dengan menggunakan inform

consert. Dengan inform consert diharapkan agar subjek mengetahui tujuan

dari penelitian dan sepenuhnya bersedia untuk menjadi responden dengan

jujur tanpa adanya paksaan. Inform consert dibagikan kepada setiap

responden sebelum memulai mengerjakan sekala yang telah disediakan.

b. Persiapan Alat Ukur

Persiapan alat ukur yang dilakukan peneliti dengan cara menyusun

alat ukur yang akan digunakan, yaitu menyusun sekala kesejahteraan

subjektif dan dukungan sosial. Skala kesejahteraan subjektif yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 skala, skala pertama

diadaptasi dari skala Satisfaction With Life Scale (SWLS) milik Diener,

Emmons, Larsen dan Griffin (1985) dengan jumlah 5 aitem dan sekala kedua

yang digunakan merupakan Positive Affect and Negative Affect Scale

(PANAS) yang dikembangkan oleh Watson, Clark and Tellegen (1988)

terdiri dari 20 aitem. Selain itu, skala dukungan sosial menggunakan skala

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang

disusun oleh Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) dengan jumlah 12

aitem.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

37

c. Try Out Terpakai

Uji coba alat ukur yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara menyebarkan data menggunakan google form ke grup

skoliosisi di media sosial line. Try out terpakai dilakukan dalam beberapa

waktu dengan jumlah responden sebanyak 50. Uji coba yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah uji coba terpakai, dimana data yang telah di ambil akan

digunakan sebagai data penelitian dengan melakukan analisis aitem.

d. Hasil Try Out Terpakai

Berdasarkan data yang telah peneliti peroleh dari try out terpakai,

selanjutnya dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS 22 for windows. Seleksi

aitem dilakukan untuk menyeleksi aitem yang sahih, sehingga dapat

digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil

analisis uji validitas dan reliabilitas alat ukur, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Skala Kesejahteraan Subjektif

Hasil analisis uji validitas yang dilakukan terhadap skala

kesejahteraan subjektif menunjukan bahwa sekala satisfaction with life

scale memiliki empat aitem yang sahih dan terdapat satu aitem yang

gugur. Kemudian reliabilitas skala satisfaction with life scale dapat

diketahui dengan melihat hasil pada cronbach’s alpha yang

menunjukkan sebesar 0,713 dengan nilai koefisien korelasi yang

Page 54: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

38

bergerak antara 0,365- 0,559.

Sementara itu, hasil analisis uji validitas yang dilakukan pada skala

the Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) menunjukkan

hasil pada afek positif sebanyak sembilan aitem dinyatakan sahih dan

terdapat satu aitem dinyatakan tidak sahih. Pada afek negatif menunjukkan

seluruh aitem sahih dan dapat digunakan. Kemudian reliabilitas skala

Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) dapat diketahui

dengan melihat cronbach’s alpha. Pada afek positif menunjukkan sebesar

0,754 dengan nilai koefisiensi korelasi yang bergerak antara 0,209 - 0,641.

Sedangkan cronbach’s alpha pada afek negatif sebesar 0,847 dengan nilai

koefisiensi korelasi yang bergerak antara 0,207 – 0,802. Dengan

demikian skala kesejahteraan subjektif pada penelitian ini dinyatakan

reliabel dan telah memenuhi syarat sebagai alat ukur. Berikur distribusi

aitem skala kesejahteraan subjektif:

Table 3Distribusi Aitem skala kesejahteraan subjektif Setelah Uji CobaNo Aspek No. Aitem Jumlah A.1. Satisfaction with

life scale2. Afek positif

1,2,3,4,(5)

1,3,5,9,10,(12),14,16,17,19

4 0,591

9 0,717

3 Afek negatif 2,4,6,7,8,11,13,15,18,20 10 0,847Jumlah 23

Catatan: aitem yang diberi tanda ( ) adalah aitem yang gugur

Page 55: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

39

2. Skala Dukungan Sosial

Hasil analisis uji validitas yang dilakukan terhadap skala dukungan

sosial, menunjukkan hasil yaitu dari duabelas aitem yang ada dinyatakan

sahih. Sehingga seluruh aitem skala ini dapat digunakan pada penelitian

yang sesungguhnya. Kemudian reliabilitas pada skala dukungan sosial

dapat diketahui dengan melihat cronbach’s alpha yang menunjukkan

sebesar 0.858 dengan nilai koefisiensi korelasi yang bergerak antara

0,358-0,654. Dengan demikian skala dukungan sosial pada penelitian ini

dinyatakan reliabel dan telah memenuhi syarat sebagai alat ukur. Berikut

distribusi aitem skala dukungan sosial:

Table 4Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba

Aspek No. Aitem Jumlah A

Dukungan Keluarga 3,4,9,10 4 0,895

Dukungan Teman 5,6,7,11,12 5 0,859

Dukungan Significant Others 1,2,8 3 0,588

Jumlah 12

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian atau pengambilan data dilakukan beberapa kali melalui

media sosial dan tatap muka. Peneliti menghubungi salah satu penderita skoliosis

yang tergabung di dalam grup komunitas skoliosis, kemudian peneliti diberikan

kontak admin grup tersebut. Selanjutnya peneliti miminta ijin untuk dapat

melaksanakan pengambilan data penelitian dan meminta ijin untuk masuk di dalam

grup tersebut untuk lebih banyak bertanya kepada penderita skoliosisi lainnya.

Kemudian peneliti membagikan kuisioner online melalui media sosial

Page 56: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

40

1. Kalimantan Timur 4 2 6 12%2. Kepulauan Riau 3 0 3 6%3. DIY 4 0 4 8%4. Kalimantan 1 0 1 2%

Selatan5. Jawa Barat 9 0 9 18%6. Jawa Timur 4 2 6 12%7. DKI Jakarta 6 1 7 14%8. Jawa Tengah 5 0 5 10%9. Sulawesi Selatan 1 0 1 2%10. Sumatra Utara 3 0 3 6%11. Banten 5 0 5 10%

Total 43 5 50 100%

line. Selain itu peneliti juga menambah subjek dengan bergabung di acara

gathering yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Subjek penelitian secara keseluruhan berjumlah 73 subjek penderita

skoliosis dari seluruh subjek yang memenuhi karakteristik remaja berusia 12-18

tahun ialah 50 subjek. 50 subjek inilah yang dapat dianalisis lebih lanjut dalam

penelitian ini.

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini merupakan remaja penderita skoliosis di seluruh

indonesia yang berjumlah 50 orang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki

dan berusia antara 12-18 tahun. Untuk mendapatkan gambaran secara umum

yang lebih rinci mengenai karakteristik subjek, maka peneliti kelompokkan

berdasarkan provinsi dan usia. Dengan data yang diperoleh berdasarkan

angket sebagai berikut :

Tabel 5TabelDeskripsi RespondenPenelitian Berdasarkan ProvinsiNo. Provinsi Perempuan Laki-laki Jumlah Persentase

Page 57: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

41

SWB SWLS 5 18 12,98 2,83 4 20 12 2,66SWB SPANE 46 77 63,72 6,55 19 95 57 12,66Dukungan Sosial 22 60 43,60 6,98 12 60 36 8

Tabel 6Tabel Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan UsiaNo. Usia Perempuan Laki- Jumlah Persentase

laki1. 12 1 1 2 4%2. 13 1 0 1 2%3. 14 3 0 3 6%4. 15 1 0 1 2%5. 16 7 2 9 18%6. 17 12 0 12 24%7. 18 20 2 22 44%

Jumlah 45 5 50 100%

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran

norma dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif pada remaja penderita

skoliosis yang menjadi subjek penelitian ini.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap data-data yang

diperoleh dari skala yang dibagikan kepada subjek, maka dapat diketahui

fungsi-fungsi statistik dasar berupa data penelitian mengenai skor empirik

dan skor hipotetik yang meliputi skor minimal, maksimal, mean dan standar

deviasi (SD) pada masing-masing skala. Berikut hasil perhitungan deskripsi

penelitian secara umum:

Tabel 7Deskripsi Data PenelitianVariabel Empirik Hipotetik

X-Min X-Max Mean SD Min Max Mean SD

Page 58: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

42

Berdasarkan penormaan pada tabel di atas, hasil penelitian ini

dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai,

netral, sesuai, sangat sesuai.

Tabel 8Kriteria Kategorisasi Skala

Kategorisasi Rumus Norma HipotetikSangat Sesuai X > Q1Sesuai Q2 ≤ X < Q2Netral Q2 ≤ X < Q3Tidak Sesuai Q3 ≤ X < Q4Sangat Tidak Sesuai X < Q4

Berdasarkan norma kategorisasi skala pada tabel di atas kemudian subjek

penelitian dikelompokkan ke dalam lima kategori pada masing-masing

variabel. Hasil kategorisasi skor kesejahteraan subjektif skala “SWLS”

Satisfaction With Life Scale, dapat di lihat dalam tabel berikut :

Tabel 9Katagorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif SWLSKategorisasi Skor Jumlah Persentase (%)Sangat Tidak Sesuai X < 4 0 0%Tidak Sesuai 4 ≤ X ≤ 8 1 2%Netral 8 < X ≤ 12 16 32%Sesuai 12 < X ≤ 16 22 44%Sangat Sesuai X > 16 11 22%

Berdasarkan hasil tabel di atas, kategorisasi skala kesejahteraan

subjektif “SWLS” Satisfaction With Life Scale untuk kategori sangat tidak

sesuai menunjukkan tidak adanya subjek atau 0%, untuk kategori tidak sesuai

terdapat 1 subjek atau sebesar 2%, untuk kategori netral terdapat 16 subjek atau

sebesar 32%. Untuk kategori sesuai terdapat 22 subjek atau sebesar 44%, untuk

kategori sangat sesuai terdapat 11 subjek atau sebesar 22%. Dengan

Page 59: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

43

demikian jika dibandingkan dengan jumlah subjek dalam rentang skor

lainnya, dapat disimpulkan sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat

skala kesejahteraan subjektif “SWLS” Satisfaction With Life Scale berada

dalam kategori Sesuai (44%).

Tabel 10Katagorisasi Skala Kesejahteraan Subjektif PANASKategorisasi Skor Jumlah Persentase (%)Sangat Tidak Sesuai X < 19 0 0%Tidak Sesuai 29 ≤ X ≤ 38 0 0%Netral 38 < X ≤ 57 7 14,%Sesuai 57 < X ≤ 76 42 84%Sangat Sesuai X > 76 1 2%

Berdasarkan hasil tabel di atas, kategorisasi skala kesejahteraan

subjektif Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk kategori

sangat tidak sesuai menunjukkan tidak adanya subjek atau 0%, untuk kategori

tidak sesuai tidak terdapat subjek atau 0%, untuk kategori netral terdapat 7

subjek atau sebesar 14%. Untuk kategori sesuai terdapat 42 subjek atau

sebesar 84%, untuk kategori sangat sesuai terdapat 1 subjek atau sebesar 2%.

Dengan demikian jika dibandingkan dengan jumlah subjek dalam rentang

skor lainnya, dapat disimpulkan sebagian besar subjek penelitian memiliki

tingkat skala kesejahteraan subjektif Positive Affect and Negative Affect Scale

(PANAS) yang sesuai (84%).

Page 60: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

44

Tabel 11Katagorisasi Skala Dukungan SosialKategorisasi Skor Jumlah Persentase (%)Sangat Jarang X < 12 0 0%Jarang 12 ≤ X ≤ 24 0 0%Rata-Rata 24 < X ≤ 36 7 14%Sering 36 < X ≤ 48 30 60%Sangat Sering X > 48 13 26%

Berdasarkan hasil tabel di atas, kategorisasi skala dukungan sosial

untuk kategori sangat Jarang menunjukkan tidak adanya subjek atau 0%,

untuk kategori Jarang tidak terdapat subjek atau 0%, untuk kategori rata-rata

terdapat 7 subjek atau sebesar 14%. Untuk kategori sering terdapat 30 subjek

atau sebesar 60%, untuk kategori sangat sering terdapat 13 subjek atau

sebesar 26%. Dengan demikian jika dibandingkan dengan jumlah subjek

dalam rentang skor lainnya, dapat disimpulkan sebagian besar subjek penelitian

memiliki tingkat skala dukungan sosial yang sering (60%)

3. Hasil Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas

dan uji linieritas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data

yang digunakan berdistribusi normal, sedangkan uji linieritas dilakukan untuk

melihat antara dua variabel yang digunakan memiliki hubungan yang linier.

Dalam melakukan uji asumsi pada penelitian ini menggunakan bantuan

program SPSS 22.00 for windows.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

45

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat sebaran data dari variabel

tergantung dan variabel bebas mengikuti kurve normal atau berdistribusi

normal. Data yang normal dapat diartikan sebagai penggambaran bahwa

data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Teknik yang

digunakan dalam uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

Shapiro-Wilk. Data penelitian yang dikatakan normal adalah data yang

memiliki nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).

Tabel 12Uji Normalitas

Variabel p Statistik KeteranganKesejahteraanSubjektifDukunganSosial

0,760 0,975 Normal

0,362 0,985 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas pada variabel kesejahteraan

subjektifdan dukungan sosial. Diketahui jika nilai signifikansi dari

variabel kesejahteraan subjektif sebesar 0,760 atau p = 0,760

(p>0,05). Sedangkan pada skala dukungan sosial nilai signifikansinya

sebesar 0,362 atau p = 0,362 (p>0,05). Mengacu pada kaidah yang ada,

maka dapat ditarik kesimpulan jika variabel kesejahteraan subjektif dan

variabel dukungan sosial dapat dikatakan mempunyai sebaran data

normal.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

46

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk melihat apakah antara variabel bebas

dan variabel tergantung memiliki hubungan yang linier. Data dapat

dinyatakan linier apabila memiliki nilai signifikansi linierity kurang

dari 0,05 atau p < 0,05 dan nilai signifikansi deviation from linierity

lebih dari 0,05 atau p > 0,05 maka dapat dikatakan terdapat hubungan

linier antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sedangkan, jika

nilai signifikansi linierity lebih dari 0,05 atau p > 0,05 dan nilai signifikansi

deviation from linierity kurang dari 0,05 atau p < 0,05 maka data dinyatakan

tidak memiliki hubungan yang linier.Tabel 13Uji Linearitas

Variabel KoefisienLinieritas

KoefisienSignifikansi

Keterangan

Kesejahteran(F) (p)

Linierity 1,120 0,299 Tidak Linier

Subjektif denganDukungan Sosial

DeviatioFrom

0,781 0,713

Linierity

Berdasarkan dari hasil uji linearitas yang dilakukan pada variabel

kesejahteraan subjektif dan variabel dukungan sosial menunjukkan nilai

sig linierity sebesar 0,299 (p>0,05) dan nilai sig deviation from linierity

sebesar 0,713 (p>0,05), hal ini menunjukkan jika antara kesejahteraan

subjektif dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang linear.

Kemudian uji linearitas dilakukan menggunakan scatter plot yang

menunjukkan alurnya terlihat linear, hal in menunjukkan bahwa ada

hubungan yang positif antara dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

47

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil dari uji asumsi yang telah dilakukan, dapat

dinyatakan jika pada uji normalitas berdistribusi normal dan pada uji

linier menunjukkan jika data variabel tidak memiliki hubungan yang linier,

maka dalam melakukan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

teknik uji korelasi Pearson. Kaidah yang digunakan dalam uji hipotesis ini

adalah apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau (p>0,05) maka tidak

terdapat hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas.

Sedangkan, jika nilai tergantung signifikansi kurang dari 0,05 atau (p<0,05)

maka terdapat hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas.

Tabel 14Uji Hipotesis

Variabel r r2 p KeteranganSatisfaction 0,678 0,459 0,000 Diterima

Dukungan Afek Positif 0,548 0,300 0,000 DiterimaSosial Afek -0,439 0,192 0,001 Diterima

Negatif

Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat jika nilai signifikansi antara

dukungan sosial dengan alat ukur kesejahteraan subjektif satisfaction with life

scale sebesar 0,000 (p<0,05). Pada afek positif menunjukkan signifikansi

sebesar 0,000 (p<0,05) dan afek negatif memiliki nilai sebesar 0,001 (p<0,05).

Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesejahteraan

subjektif dan dukungan sosial. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan

diterima.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

48

1. DukunganSosial - ,778** ,776** ,754** ,158 ,678** ,584** -,439**(DS)

2. DSKeluarga ,778** - ,279* ,380** ,017 ,627** ,584** -,619**

3. DSTeman ,776** ,279* - ,549** ,217 ,439** ,315* -,127

4. DSSignificant ,754** ,380** ,549** - ,165 ,467** ,302* -,163

5. SWB ,158 ,017 ,217 ,165 - ,372** ,457** ,594**6. Satis

Faction ,678** ,627** ,439** ,467** ,372** - ,546** -,340**

7. Afek Positif ,584** ,584** ,315* ,302* ,457** ,540** - -,371**8. Afek Negatif -,439** -,619** -,127 -,163 ,594** -,240** -,371* -

5. Analisis Tambahan

Peneliti melakukan analisis tambahan berupa uji korelasi antara aspek-

aspek dukungan sosial dengan skala kesejahteraan subjektif. Uji korelasi ini

untuk mengetahui tingkat dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap

skala kesejahteraan subjektif pada remaja. Kaidah yang digunakan apabila nilai

r mendekati 0,01 maka terdapat korelasi antar variabel dengan taraf 1%.

Variabel dukungan sosial memiliki beberapa aspek diantaranya aspek

dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang lain. Sedangkan

skala kesejahteran subjektif terdapat skala satisfaction, afek positif dan afek

negatif Berikut ini hasil uji korelasi yang telah dilakukan:

Tabel 15Uji Korelasi Tambahan Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial

Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8

Others

*Catatan : (*) korelasi pada signifikansi 0,05,

(**) korelasi pada signifikansi 0,01

Page 65: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

49

Berdasarkan tabel 15 di antara aspek-aspek dukungan sosial, hasil dukungan

sosial keluarga menunjukkan korelasi paling tinggi yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

dengan kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Berdasarkan hasil

analisis, diperoleh bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dan

kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis. Artinya, semakin tinggi

dukungan sosial pada remaja penderita skoliosis maka semakin tinggi pula

kesejahteraan subjektifnya. Hal ini menunjukkan jika dukungan sosial merupakan

salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada

remaja penderita skoliosis. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini diterima.

Hasil pada penelitian ini peneliti tidak menjumlahkan seluruh skor

kesejahteraan subjektif dikarenakan sesuai dengan penelitian milik Akhtar (2019)

yang mengatakan bahwa alat ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan

Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) ini saling terpisah dan berdiri

sendiri dan tidak tepat jika menjumlahkan seluruh skor aitem kesejahteraan

subjektif.

Diterimanya hipotesis pada penelitian ini menujukkan dukungan sosial

dapat membuat remaja skoliosis memiliki kesejahteraan subjektif yang baik.

Faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif seseorang baik karena adanya

hubungan yang positif dengan keluarga, teman dan orang lain. Pada dasarnya

Page 66: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

50

kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan adalah salah satu kebutuhan

alamiah seseorang (Tarigan, 2018). Menurut Khairudin dan Mukhlis (2019)

Dukungan sosial dibutuhkan oleh remaja untuk menjaga kestabilan kesejahteraan

subjektif remaja, remaja yang mendapatkan dukungan sosial baik berupa emosional,

penghargaan ataupun informasi yang didapatkan dari orang lain akan merasa dirinya

diperhatikan oleh orang lain. Berbagai dukungan juga perhatian yang didapatkan

oleh remaja akan mengurangi emosi negatif dan menjadikan remaja merasa bahagia

dan lebih puas terhadap hidup yang dijalaninya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah diteliti oleh Samputri

dan Sakti (2015), yang menunjukkan hasil bahwa dukungan sosial dapat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Seseorang yang mendapatkan dukungan

sosial yang baik maka memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi dan

sebaliknya jika seseorang kurang mendapatkan dukungan sosial maka seseorang

memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang pernah diteliti oleh Tarigan

(2018), yang menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara

dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif pada remaja. Dimana semakin

tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif dan

sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah kesejahteraan

subjektif seseorang.

Penulis juga melakukan analisis korelasi pada setiap aspek-aspek

dukungan sosial untuk mengetahui aspek yang memiliki pengaruh yang tinggi

pada kesejahteraan subjektif. Aspek-aspek dalam dukungan sosial ialah dukungan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

51

sosial keluarga, dukungan sosial teman dan dukungan sosial significant others.

Dalam penelitian ini aspek yang paling berkolerasi tinggi pada kesejahteraan

subjektif ialah aspek dukungan sosial keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Nayana (2013) keluarga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan pada remaja, karena pada masa remaja seseorang

mengalami masa yang tidak stabil dalam proses pertumbuhannya, banyak

mengalami konflik dan tekanan sehingga membutuhkan perhatian serta dukungan

orang tua dan keluarganya untuk melewati masalahnya dan memiliki

kesejahteraan dalam hidup. Menurut Tarigan (2018) dukungan orang tua merupakan

hal yang sangat penting, interaksi yang dibangun oleh orang tua berupa

kehangatan dan berbagai perasaan positif yang diberikan orang tua membuat anak

merasa nyaman dan anak merasa dianggap dan diterima sebagai individu.

Secara keseluruhan penelitian ini sudah berjalan secara baik, namun peneliti

menyadari dalam penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan. Kelamahan

penelitian ini adalah pada saat pengambilan data peneliti tidak secara langsung

bertemu dan mengawasi proses pengisian angket atau skala yang diberikan,

sehingga terdapat beberapa skala yang gugur karena tidak memenuhi karakteristik

subjek yang telah ditentukan.

Selain itu, kelemahan penelitian ini ialah jumlah subjek perempuan tidak

sebanding dengan subjek laki-laki, subjek perempuan berjumlah 45 orang dan

subjek laki-laki berjumlah 5 orang, hal ini yang menyulitkan untuk mencari

perbedaan tingkat kesejahteraan subjektif berdasarkan jenis kelamin. Sementara

Page 68: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

52

itu, Ronen, Hamama, Rosenbaum, dan Mishely (2016) mengatakan jenis kelamin

tidak mempengaruhi tingkat kesejahteraan subjektif seseorang.

Kemudian, untuk peneliti selanjutnya untuk mengetahui kesejahteraan

subjektif yang tinggi pada remaja, tidak semata-mata hanya menilai faktor eksternal

seseorang, perlu juga dengan menilai faktor internal seseorang dengan

memperhatikan keadaan dan kepribadian setiap individu. Dalam penelitian Putri

(2016) kesejahteraan subjektif yang tinggi, tidak hanya dapat dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan tetapi juga dapat ditentukan dengan kondisi bawaan individu,

karena hal ini tidak dapat berdiri sendiri, saling mempengaruhi, sehingga

menghasilkan kesejahteraan subjektif yang tinggi. hal ini sesai dengan penelitian

milik Tarigan (2018) yang menunjukkan dalam mengevaluasi kehidupan

kepribadian adalah salah satu yang dapat mempengaruhi seseorang, pada orang

yang memiliki kepribadian ekstrovert mereka akan dapat menyelesaikan masalah

yang dialamnya secara lebih tenang dan lebih positif.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis pada penelitian ini, dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepuasan

hidup, afek positif dan afek negatif pada remaja penderita skoliosis. Hal ini dapat

terlihat dari nilai signifikansi pada masing-masing alat ukur kesejahteraan

subjektif. Dengan ini menandakan bahwa dukungan sosial merupakan faktor

yang kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada remaja yang

menderita skoliosis. Analisis tambahan yang dilakukan dalam penelitian ini

menunjukkan aspek dukungan sosial keluarga berkolerasi paling tinggi dalam

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada remaja penderita skoliosis.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan ini masih sangat jauh

dari kata sempurna. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan

kesimpulan dalam penelitian ini, saran-saran yang dapat diajukan untuk

penelitian selanjutnya adalah :

1. Bagi Subjek

Sebagai seorang remaja penderita skoliosis, dukungan sosial

berpengaruh dalam kebahagiaan penderita skoliosis. Cobalah untuk

membuka diri dan menambah relasi sosial dan mintalah bantuan kepada

keluarga dan teman jika dirasa sedang memerlukan bantuan. Tetap saling

53

Page 70: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

54

memberi dukungan dan selalu memotivasi kepada penderita skoliosisi

lainnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian serupa

diharapkan memperhatikan kepribadian subjek sehingga ketika

memberikan alat ukur akan tepat sasaran. Selain itu dari hasil penelitian ini

dukungan sosial teman sangat besar mempengaruhi kesejahteraan subjektif

penderita skoliosis, kedepannya jika ada yang tertarik dengan penelitian

yang serupa dapat mengukur dukungan keluarga pada penderita skoliosis

karena dari penelitian ini aspek dukungan sosial keluarga sangat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada penderita skoliosis. Kemudian

itu peneliti diharapan mampu mempertimbangkan waktu pengambilan

data, yang mana dalam kasus skoliosis ini cukup sulit menemukan subjek.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

55

DAFTAR PUSTAKA

Afiana, N. E., Wulan, R. R., & Malau, R. M. U. (2016). Konsep Diri RemajaPenderita Skoliosis (Studi Fenomenologi Masyarakat Skoliosis Indonesia DiKota Bandung). eProceedings of Management, 3(2), 2505-2511.

Akhtar, H. (2019). Evaluasi Properti Psikometris dan Perbandingan ModelPengukuran Konstruk Subjective Well-Being. Jurnal Psikologi, 18(1), 29-40.

Al-Karimah, N. F. (2018). Subjective Well-Being pada Penyandang Tuna Daksa.PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi), 13(1), 57-64.

Astati. (2001). Pendidikan Luar Biasa di Sekolah Umum. Bandung: Pendawa.

Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Diener, E. (2000). Subjective well-being: The science of happiness and a proposalfor a national index. American psychologist, 55(1), 34.

Diener, E., Emmons, R.A., Larsen, R.J., & Griffin, S. (1985) The SatisfactionWith Life Scale. Journal of Personality Assessment, 49, 71-75.

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, Culture, and SubjectiveWell-Being: Emotional and Cognitive Evaluations of life. Annual Review ofPsychology, 54(1), 403-425.

Diponegoro, A. M. (2006). Peran stress management terhadap kesejahteraansubjektif. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2).

Demaray, M.K., & Malecki, C.P.(2002). Critical Levels of Perceived Social SupportAssociated with Students Adjustment. School Psychology Quarterly,17(3), 213-241.

Firmansyah, I., & Erlina, L.W. (2014). Subjective Well-Being Pada Guru SekolahLuar Biasa. Jurnal Fakultas Psikologi, 2(1), 1-8.

Gülaçtı, F. (2010). The Effect of Perceived Social Support on Subjective Well-Being. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 2(2), 3844-3849.

Goswami, H. (2011). Social Relationships and Children’s Subjective Well-Being.Social Indicators Research, 107(3), 575-588.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

56

Handika, C. (2017). Hubungan Antara Acceptance of Disability dan DukunganSosial pada Penyandang Disabilitas Tidak dari Lahir. Skripsi. TidakDiterbitkan. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas IslamIndonesia.

Hume, K. (2008). Scoliosis: to Screen Or Not to Screen. Brithish Journal ofSchool Nursing, 3(5), 214-218..

Hooghe, M., & Vanhoutte, B. (2011). Subjective well-being and social capital inBelgian communities. The impact of community characteristics onsubjective well-being indicators in Belgium. Social Indicators Research,100(1), 17-36.

Horst, M.V.D, & Coffe, H. (2012). How friendship network characteristicsinfluence subjective well-being. Social Indicators Research, 107(3), 509-529.

Juniman, P.T. (2018). Kenali Tulang Belakang, Cara Mudah Deteksi Skoliosis.Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180718103855-255-315008/kenali-tulang-belakang-cara-mudah-deteksi-skoliosis

Khairudin, K., & Mukhlis, M. (2019). Peran Religiusitas dan Dukungan Sosialterhadap Subjective Well-Being pada Remaja. Jurnal Psikologi, 15(1), 85-96

.Kuzu, D., Berk, Ö. S., & Aydın, F. Y. (2017). Subjective Well-Being in Idiopathic

Scoliosis Patients. The International Journal of Human and BehavioralScience, 3(2), 1-6.

Lutfiyah, N. (2018). Hubungan antara dukungan sosial dengan subjective well-being pada anak jalanan di wilayah depok. Jurnal Psikologi, 10(2).

Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan anak berkebutuhan khusus, jilid kedua.LPSP3.

McGregor, I., & Little, B. R. (1998). Personal projects, happiness, and meaning: Ondoing well and being yourself. Journal of Personality and Social Psychology,74(2), 494–512.

Murtie, A. (2014). Ensiklopedi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: RedaksiMaxima.

Muthmainah, M., Situmorang, N. Z., & Tentama, F. (2019). Gambaran SubjectiveWell-Being Pada Perempuan Difabel. Proceeding of The URECOL, 143-147.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

57

National Skoliosis Foundation. (2018). The Importante Early Detection. Retrievedfrom http://www.skoliosis.org/.

Naviri Magazine. (2017) Setelah 7 tahun dibully, remaja 17 tahun ini bunuh diri.Retreived from https://www.naviri.org/2017/11/bullying.html.

Nayana, F. N. (2013). Kefungsian keluarga dan subjective well-being padaremaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 230-244.

Pelealu, J., Angliadi, L. S., & Angliadi, E. (2014). Rehabilitasi Medik padaSkoliosis. Jurnal Biomedik: JBM, 6(1), 8-13.

Pratiwi, E. A. (2017). Hubungan antara Religiusitas dan Kesejahteraan Subjektifpada Pasien Asma. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi dan IlmuSosial Budaya. Universitas Islam Indonesia.

Putri, D. R. (2016). Peran dukungan sosial dan kecerdasan emosi terhadapkesejahteraan subjektif pada remaja awal. Indigenous: Jurnal IlmiahPsikologi, 1(1), 12-22.

Rahmanillah, C., Pratiwi, E. Y., & Sari, F. H. (2018). Pengaruh Social Supportdan Self-Esteem terhadap Subjective Well-Being Remaja Korban Bullyingdi Pondok Pesantren. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 10(3), 269-276.

Ramadhanu, M., & Suryaningrum, C. (2014). Adversity Quotient Ditinjau dariOrientasi Locus of Control Pada Individu Difabel. Jurnal Ilmiah PsikologiTerapan, 2(1), 152-167.

Rigby, K. E. N. (2000). Effects of peer victimization in schools and perceived socialsupport on adolescent well-being. Journal of adolescence, 23(1), 57-68.

Ronen, T., Hamama, L., Rosenbaum, M., & Mishely-Yarlap, A. (2016).Subjective well-being in adolescence: The role of self-control, socialsupport, age, gender, and familial crisis. Journal of Happiness Studies,17(1), 81-104.

Samputri, S. K., & Sakti, H. (2015). Dukungan Sosial Dan Subjective Well BeingPada Tenaga Kerja Wanita PT. Arni Family Ungaran. Empati, 4(4), 208-216.

Santrock, J.W. (2007). Life-span Development. Jakarta: Erlangga

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology Biopsychosocial Interactions (5th ed).USA: John Willey & Sons Inc.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

58

Sawyer, S.M. , & Aroni, R.A. (2005). Self-Management in Adolescents with CronicIllness. What Does it Mean and How Can it be Achieved?. Medical Journalof Australia, 183(8), 405-409.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sulastri, S., & Hartoyo, H. (2014). Pengaruh dukungan sosial dan strategi nafkahterhadap kesejahteraan subjektif keluarga usia pensiun. Jurnal IlmuKeluarga & Konsumen, 7(2), 83-92.

Suryabrata, S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi.

Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2002). The future of positive psychology.Handbook of positive psychology, 751-767.

Tarigan, M. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Subjective Well-BeingPada Remaja Yang Memiliki Orang Tua Tunggal. Jurnal Diversita.4(1), 1-8.

Watson, D., Clark, L. A., & Tellegen, A. (1988). Development and validation ofbrief measures of positive and negative affect: the PANAS scales. Journalof personality and social psychology, 54(6), 1063-1070.

Wong, D.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol.1. Jakarta: EGC

Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). TheMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Journal of PersonalityAssesment, 52 (1), 30-41.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

59

LAMPIRAN 1Skala kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial

Page 76: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

60

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Perkenalkan saya Roozita Novia Azlyna, saya merupakan mahasiswa Universitas

Islam Indonesia, program studi Psikologi. Saya memohon kesediaan anda untuk

membantu saya untuk mengisi kuisioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau

salah, semua jawaban benar sesuai dengan keadaan anda saat ini. Kuisioner ini

disusun dalam rangka untuk memenuhi keperluan penelitian. Jawaban yang anda

berikan sangat berharga bagi saya , oleh karena itu jawaban saudara akan saya jamin

kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.

Demikian saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan,

kesungguhan anda dalam menjawab setiap pertanyaan kuisioner ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Peneliti

Roozita Novia Azlyna

Catatan :

Jika ada informasi yang ingin ditanyaakan lebih lanjut terkait penelitian ini.

silahkan mengubungi saya melalui email [email protected].

Page 77: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

61

Bagian A

Petunjuk Penelitian Kuisioner Penelitian

Bacalah setiap pernyataan di dalam kuisioner ini dengan teliti. Anda dimintamemilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban dari pernyataan dengan caramemberi tanda (√) pada kolom jawaban tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawabansalah atau benar, ang benar adalah yang sesuai dengan keadaan anda saat ini.Petunjuk jawaban sebagai berikut :

1 : Jika anda merasa Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan pernyataan

tersebut.

2 : Jika anda merasa Tidak Sesuai (TS) dengan pernyataan tersebut.

3 : Jika anda merasa Netral (N) dengan pernyataan tersebut.

4 : Jika anda merasa Sesuai (S) dengan pernyataan tersebut.

5 : Jika anda merasa Sangat Sesuai (SS) dengan pernyataan tersebut.

Contoh Benar

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1Saya menyukai semua matakuliah psikologi ○ ○ ○ √ ○

*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru

Contoh Salah

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1Saya menyukai semuamata kuliah psikologi ○ X ○ ○ ○

*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Anda tidak membenarkan jika andamenyukai semua mata kuliah. Cara pemilihan jawabanpun juga salah

Selamat Mengerjakan

Page 78: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

62

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya memiliki seseorang yang selalu ada ketikasaya meminta bantuan ○ ○ ○ ○ ○

2 Saya dapat berbagi kejadian yang saya alamidengan seseorang ○ ○ ○ ○ ○

3 Keluarga saya selalu ada ketika sayamemerlukan bantuan ○ ○ ○ ○ ○

4 Saya mendapat dukungan kasih sayang darikeluarga saya ○ ○ ○ ○ ○

5 Teman-teman saya berusaha sungguh-sungguhuntuk membantu saya ○ ○ ○ ○ ○

6 Teman-teman saya dapat diandalkan, jikaterjadi hal yang tidak diinginkan terjadi ○ ○ ○ ○ ○

7 Saya dapat menceritakan masalah yang sayahadapi kepada teman saya ○ ○ ○ ○ ○

8 Ada seseorang dalam hidup saya yang pedulidengan keadaan saya ○ ○ ○ ○ ○

9 Keluarga saya mau membantu saya dalammembuat keputusan ○ ○ ○ ○ ○

10 Saya dapat menceritakan masalah yang sayahadapi kepada keluarga saya ○ ○ ○ ○ ○

11 Saya memiliki teman-teman untuk berbagi sukaduka ○ ○ ○ ○ ○

12 Saya dapat menceritakan masalah yang sayahadapi kepada teman-teman saya ○ ○ ○ ○ ○

Page 79: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

63

Bagian B

Petunjuk Penelitian Kuisioner Penelitian

Bacalah setiap pernyataan di dalam kuisioner ini dengan teliti. Anda diminta

memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban dari pernyataan dengan cara

memberi tanda (√) pada kolom jawaban tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban

salah atau benar, ang benar adalah yang sesuai dengan keadaan anda saat ini.

Petunjuk jawaban sebagai berikut :

1 : Jika anda merasa Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan pernyataan

tersebut.

2 : Jika anda merasa Tidak Sesuai (TS) dengan pernyataan tersebut.

3 : Jika anda merasa Netral (N) dengan pernyataan tersebut.

4 : Jika anda merasa Sesuai (S) dengan pernyataan tersebut.

5 : Jika anda merasa Sangat Sesuai (SS) dengan pernyataan tersebut.

1. Banyak hal di kehidupan saya yang mendekati apa yang saya

harapkan.

STS TS N S SS

2. Kondisi kehidupan saya sangat baik.

STS TS N S SS

3. Saya merasa puas dengan kehidupan saya.

STS TS N S SS

4. Sejauh ini saya telah mendapatkan hal-hal penting yang saya inginkan.

STS TS N S SS

5. Seandainya saya dapat menjalani kehidupan ini untuk kedua kalinya,

saya tidak akan mengubah apapun.

STS TS N S SS

Page 80: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

64

Bagian C

Petunjuk Penelitian Kuisioner Penelitian

Bacalah setiap pernyataan di dalam kuisioner ini dengan teliti. Anda diminta

memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban dari pernyataan dengan cara

memberi tanda (√) pada kolom jawaban tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban

salah atau benar, ang benar adalah yang sesuai dengan keadaan anda saat

ini. Petunjuk jawaban sebagai berikut :

1 : Sangat Jarang 4 : Sering

2 : Jarang 5 : Sangat Sering

3 : Rata-Rata

Contoh Benar

NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5

1 Bersalah ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

√Sering

○SangatSering

*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru

Contoh Salah

NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5

1 Bersalah○

SangatJarang

XJarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

*Apabila Anda ingin memperbaiki jawaban, maka cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnyadan memilih jawaban baru

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Anda tidak membenarkan jika andamenyukai semua mata kuliah. Cara pemilihan jawabanpun juga salah.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

65

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1 Berminat ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

2 Tertekan ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

3 Gembira ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

4 Kecewa ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

5 Kuat ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

6 Bersalah ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

7 Takut ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

8 Bermusuhan ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

9 Bersemangat ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

10 Bangga ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

Page 82: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

66

No Pernyataan 1 2 3 4 5

11 Tersinggung ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

12 Waspada ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

13 Malu ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

14 Gigih ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

15 Gugup ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

16 Betekad ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

17 Perhatian ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

18 Gelisah ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

19 Aktif ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

20 Cemas ○SangatJarang

○Jarang

○Rata-Rata

○Sering

○SangatSering

Page 83: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

67

IDENTITAS DIRI

Nama (boleh inisial) :

Jenis Kelamin : L/P

Usia :

Domisili :

Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan

menjawab semua pertanyaan penelitian dengan sejujurnya sesuai dengan keadaan

saya saat ini.

.......... , .. / ../ 2018

..............................

Page 84: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

68

LAMPIRAN 2Tabulasi Skala Kesejahteraan Subjektif dan Dukungan Sosial.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

69

A. Skala Kesejahteraan Subjektif Satisfaction with Life Scale (SWLS)

No. SWB1 SWB2 SWB3 SWB4 Total

1 4 4 4 5 172 4 4 4 3 153 3 4 4 4 154 4 4 4 4 165 4 3 3 4 146 4 3 3 2 127 5 5 2 5 178 3 5 5 2 159 3 3 3 3 1210 4 5 4 4 1711 3 4 4 4 1512 4 4 4 4 1613 3 3 3 4 1314 1 1 2 1 515 3 5 3 3 1416 3 3 2 2 1017 3 2 1 4 1018 4 4 2 2 1219 4 4 4 2 1420 3 4 2 2 1121 3 3 3 4 1322 4 4 3 4 1523 3 4 4 3 1424 2 2 2 2 825 3 3 3 2 1126 4 4 4 3 1527 3 5 5 4 1728 2 3 3 3 1129 2 4 4 2 1230 2 4 2 2 1031 2 4 2 2 1032 2 4 2 2 1033 2 3 3 2 1034 2 4 3 1 1035 2 2 4 4 1236 3 4 3 1 1137 3 2 3 2 1038 2 3 3 3 1139 4 4 3 3 1440 3 3 3 3 12

Page 86: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

70

No 1 2 3 4 Total

41 4 4 5 5 1842 2 3 3 3 1143 3 3 3 3 1244 3 3 3 3 1245 3 3 3 3 1246 4 4 5 4 1747 4 3 2 2 1148 3 4 4 5 1649 4 4 3 5 1650 3 5 5 5 18

Page 87: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

71

B. Kesejahteraan Subjektif Scale Positive and Negative Experince (SPANE)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 2 4 5 1 1 4 5 22 3 2 4 2 4 3 2 2 3 33 4 2 4 3 3 3 4 2 4 44 3 1 4 2 4 2 2 1 4 45 3 2 3 3 3 2 4 2 3 46 4 4 4 3 4 3 2 3 3 47 4 1 5 2 5 3 1 1 5 58 3 2 5 1 4 4 5 1 5 59 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3

10 3 4 4 4 5 3 1 1 5 511 4 4 2 5 5 4 3 2 4 512 4 2 4 4 4 4 4 4 3 413 5 3 3 3 4 3 3 2 3 314 1 5 2 5 4 5 5 5 3 115 3 3 3 3 5 4 4 1 3 316 3 4 4 4 4 4 4 2 4 417 1 5 3 4 3 3 2 4 4 218 4 2 3 2 4 4 2 2 4 419 4 2 4 2 4 4 1 2 4 320 4 3 4 2 3 4 3 2 4 321 4 1 4 3 3 3 4 1 3 322 3 2 4 3 4 1 4 2 3 323 4 2 4 4 3 2 4 3 4 424 3 4 2 4 1 5 5 4 3 225 3 4 3 5 2 3 5 3 3 326 3 2 3 2 3 2 3 2 4 427 5 1 4 2 5 3 3 4 5 528 4 4 3 4 5 4 2 1 3 329 2 3 4 4 4 2 4 2 4 330 4 2 4 3 5 4 4 2 4 231 4 2 3 4 4 4 4 2 4 432 4 2 3 3 4 2 4 2 4 433 4 2 3 3 4 2 4 2 2 334 4 2 3 3 4 2 4 2 4 435 4 3 3 3 4 2 4 2 4 336 3 3 2 3 4 3 3 3 3 237 4 2 3 3 4 3 4 4 3 338 3 4 3 3 4 3 5 3 3 339 4 2 5 3 5 3 4 2 4 440 3 2 3 2 3 3 2 1 3 4

Page 88: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

72

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

41 4 2 4 3 5 2 2 2 4 442 3 4 3 3 4 2 4 3 4 443 3 4 4 2 5 2 2 2 4 444 3 4 4 2 5 2 2 2 4 445 2 4 4 4 4 4 4 3 3 246 3 4 4 4 5 5 5 4 3 347 3 3 4 4 2 4 4 2 5 348 2 3 4 1 5 5 2 1 2 449 3 2 5 3 4 4 3 1 5 550 3 3 4 2 4 5 5 1 2 2

Page 89: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

73

No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Total

1 3 5 5 4 5 5 4 5 4 722 3 4 4 3 3 4 2 3 3 573 3 3 3 4 4 3 3 4 3 634 2 2 3 2 4 4 2 4 2 525 2 4 4 4 4 3 3 3 3 596 4 3 4 3 5 2 5 3 4 677 1 1 5 3 5 5 1 5 1 598 1 5 5 5 4 5 5 5 5 759 1 2 3 3 3 3 2 3 2 4610 3 2 3 2 4 4 3 4 3 6311 5 5 4 5 4 5 5 3 3 7712 4 4 4 2 4 4 3 4 2 6813 3 4 3 4 3 3 2 3 3 6014 5 5 3 5 2 5 5 2 5 7315 2 4 3 4 3 5 3 3 3 6216 3 2 4 3 4 4 4 4 4 6917 3 5 5 5 3 1 4 1 3 6118 2 4 2 3 3 4 3 2 2 5619 2 2 3 2 4 4 3 3 3 5620 2 4 3 2 4 4 2 3 2 5821 2 3 2 4 4 4 2 3 2 5522 2 4 4 4 5 4 4 3 4 6323 3 4 4 4 4 5 4 2 4 6824 5 3 2 2 2 4 5 3 4 6325 4 5 3 4 3 5 5 3 5 7126 3 2 4 3 5 3 3 4 3 5827 4 4 4 4 4 5 3 2 3 7028 1 2 4 2 4 3 3 4 3 5929 4 5 4 5 4 3 5 2 5 6930 2 5 4 5 4 4 4 4 5 7131 2 5 4 4 4 4 4 4 4 7032 2 5 4 4 4 4 5 2 4 6633 3 5 2 4 2 3 4 2 4 5834 4 4 4 4 4 4 4 2 4 6635 3 5 4 4 4 4 4 2 4 6636 5 5 3 2 4 3 5 3 5 6437 3 4 3 4 3 3 4 3 4 6438 4 3 3 4 3 3 4 4 5 6739 3 4 3 3 3 4 3 4 3 6640 3 3 4 3 3 3 2 3 2 5241 3 4 4 3 4 5 3 4 3 6542 3 4 4 3 4 3 3 4 3 65

Page 90: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

74

No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Total

43 2 3 3 2 3 5 2 4 4 6044 2 3 3 2 3 5 2 4 4 6045 4 2 2 3 2 4 4 2 4 6146 4 5 2 5 3 2 5 3 5 7447 4 4 3 4 4 5 5 5 5 7348 3 4 2 4 2 5 2 3 2 56

49 3 2 5 2 5 4 4 4 3 67

50 4 3 1 5 2 5 5 5 5 66

Page 91: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

75

C. Skala Dukungan Sosial

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

1 4 3 4 5 5 4 4 5 3 2 4 4 472 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 443 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 434 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 545 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 406 3 4 4 3 3 3 2 4 5 2 4 2 397 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 528 4 4 5 5 4 2 4 5 5 5 5 4 529 3 3 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4210 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5011 3 1 4 5 4 3 2 4 2 2 4 3 3712 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4813 3 4 4 5 3 3 3 4 3 4 5 3 4414 1 5 1 1 3 3 3 4 1 1 4 4 3115 4 4 5 5 3 3 4 3 5 4 3 3 4616 4 5 3 3 4 4 5 5 3 2 4 4 4617 2 1 1 2 3 3 2 1 1 1 4 1 2218 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 4519 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5020 4 2 5 5 2 3 2 3 4 5 3 3 4121 3 2 5 5 4 3 3 3 4 5 4 4 4522 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4823 4 3 3 5 3 3 3 5 4 5 4 3 4524 3 3 1 1 3 3 3 4 2 1 4 3 3125 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4226 4 5 5 4 3 3 4 5 5 3 4 4 4927 3 2 5 5 5 5 4 5 5 3 4 3 4928 3 2 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3429 4 2 4 4 3 3 1 1 4 4 2 2 3430 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4231 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4532 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4233 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4334 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4635 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4436 3 2 5 5 3 3 4 3 5 2 3 2 4037 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3538 4 3 3 3 2 1 3 5 3 2 2 3 3439 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5840 3 4 5 5 3 3 3 5 4 4 3 3 45

Page 92: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

76

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

41 3 4 5 5 3 3 3 5 5 5 3 3 4742 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3743 3 3 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4444 3 3 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4445 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4046 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4247 2 3 4 5 3 2 2 5 4 4 3 3 4048 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 3 5349 3 4 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 4950 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

Page 93: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

77

LAMPIRAN 3Hasil Validitas dan Relliabilitas Uji Coba

Page 94: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

78

A. Reliabilitas Skala Kesejahteraan Subjektif Satisfaction Life WithScale

Page 95: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

79

B. Reliabilitas Skala Kesejahteraan Subjektif Scale Positive and Negative

Experiance

1. Afek Negatif

Page 96: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

80

2. Afek Positif

Page 97: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

81

C. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial

Page 98: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

82

1. Aspek Dukungan Sosial Keluarga

Page 99: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

83

2. Aspek Dukungan Sosial Teman

Page 100: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

84

3. Aspek Dukungan Sosial Significant Others

Page 101: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

85

LAMPIRAN 4Uji Asumsi

Page 102: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

86

A. Uji Normalitas

B. Uji Linieritas

Page 103: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

87

C. Uji Hipotesis

Page 104: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

88

LAMPIRAN 5Analisis Tambahan

Page 105: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

89

Page 106: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

90

Page 107: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

91

Page 108: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

92

Page 109: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

93

Page 110: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

94

Page 111: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

95

Page 112: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

96

Page 113: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

97

Page 114: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

98

LAMPIRAN 6

Informed Consent

Page 115: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

99

Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Perkenalkan saya Roozita Novia Azlyna, saya merupakan mahasiswa Universitas

Islam Indonesia, program studi Psikologi. Saya memohon kesediaan anda untuk

membantu saya untuk mengisi kuisioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau

salah, semua jawaban benar sesuai dengan keadaan anda saat ini. Kuisioner ini

disusun dalam rangka untuk memenuhi keperluan penelitian. Jawaban yang anda

berikan sangat berharga bagi saya , oleh karena itu jawaban saudara akan saya jamin

kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.

Demikian saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan,

kesungguhan anda dalam menjawab setiap pertanyaan kuisioner ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian

dan menjawab semua pertanyaan penelitian dengan sejujurnya sesuai dengan

keadaan saya saat ini.

Page 116: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

100

LAMPIRAN 7

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 117: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SKOLIOSIS …

101