Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

21
Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010 HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Rinawati Sembiring ABSTRAK Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat persalinan, karena anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan perdarahan post partum. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan rancangan penelitian retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mengalami perdarahan post partum dengan riwayat anemia selama kehamilan yang keseluruhan dijadikan sampel ( total population) sebanyak 36 orang. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medic (medical record) dan analisa data tersebut diolah menggunakan uji analisa chi-square . Pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 36 orang ibu bersalin yang mengalami perdarahan didapatkan jumlah ibu yang mengalami anemia selama kehamilan adalah sebanyak 32 orang (88,9%) dan jumlah ibu yang mengalami perdarahan adalah sebanyak 33orang (91,7%). Dari hasil penelitian didapatkan , nilai probabilitas sebesar 0,001 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum. Disaran kan kepada ibu hamil agar sering melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pemeriksaan kehamilan dan melakukan pemeriksaan Hb, hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini secara dini anemia dalam kehamilan dan mencegah terjadi perdarahan post partum pada saat persalinan nantinya. Dan untuk tenaga kesehatan di harapkan data memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang maksimal dan sesuai dengan standart operasional kerja, agar anemia dalam kehamilan dapat dicegah. Kata kunci : Anemia Dalam Kehamilan, Perdarahan Post Partum PENDAHULUAN 1.1. Latar Bekakang Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, sekitar antara 10% sampai 20%. Sedangkan frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Defisiensi 55

description

semoga bermanfaat

Transcript of Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Page 1: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUP

H. ADAM MALIK MEDAN

Rinawati Sembiring

ABSTRAK

Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat persalinan, karena anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan perdarahan post partum. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan rancangan penelitian retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mengalami perdarahan post partum dengan riwayat anemia selama kehamilan yang keseluruhan dijadikan sampel ( total population) sebanyak 36 orang. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medic (medical record) dan analisa data tersebut diolah menggunakan uji analisa chi-square . Pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 36 orang ibu bersalin yang mengalami perdarahan didapatkan jumlah ibu yang mengalami anemia selama kehamilan adalah sebanyak 32 orang (88,9%) dan jumlah ibu yang mengalami perdarahan adalah sebanyak 33orang (91,7%). Dari hasil penelitian didapatkan , nilai probabilitas sebesar 0,001 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum. Disaran kan kepada ibu hamil agar sering melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pemeriksaan kehamilan dan melakukan pemeriksaan Hb, hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini secara dini anemia dalam kehamilan dan mencegah terjadi perdarahan post partum pada saat persalinan nantinya. Dan untuk tenaga kesehatan di harapkan data memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang maksimal dan sesuai dengan standart operasional kerja, agar anemia dalam kehamilan dapat dicegah.

Kata kunci : Anemia Dalam Kehamilan, Perdarahan Post Partum

PENDAHULUAN

1.1. Latar BekakangDi seluruh dunia frekuensi

anemia dalam kehamilan cukup tinggi, sekitar antara 10% sampai 20%. Sedangkan frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia sehingga dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negara yang sedang berkembang dibandingkan dengan negara yang sudah maju. Frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia 57,9%, dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb rata-rata

12,3 g/ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan bertambahnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula (Prawiharjo, 2007).

Kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darah (Atikah, 2007).

Anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan terjadinya

55

Page 2: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

perdarahan post partum dimana kita ketahui bahwa perdarahan post partum merupakan penyebab kematian pada ibu. Istilah perdarahan post partum digunakan apabila perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml. Perdarahan post partum sendiri terbagi menjadi perdarahan post partum primer yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jampertama, dan perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan post partum yang terjadi setelah 24 jam pertama (Nugroho, 2008).

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. Tiga puluh enam persen (36% atau sebesar 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, dan menyebabkan terjadinya perdarahan sebesar 25%, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% (atau sebesar 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1%. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya perhatian yang cukup terhadap masalah ini (Rusnah, 2007).

Jumlah kematian ibu tahun 2007 di Indonesia yang mengalami perdarahan sebagai penyebab utama kematiannya adalah sebanyak 392 orang diantaranya 36,48% (143 orang) karena anemia, 44,89% (176 orang) karena hipertensi, 19,39% (73 orang) lain-lain. Angka ini merupakan indikator yang peka terhadap

ketersediaan pemanfaatan dan kualitas terbaik untuk menilai pembangunan ekonomi masyarakat yang menyeluruh (Rusnah, 2007).

Kematian akibat perdarahan sering terjadi karena sejumlah komplikasi obstetrik yang merupakan predisposisi terjadinya perdarahan hebat dan selanjutnya kematian bila tidak tersedia penanganan secara ahli termasuk terapi pergantian darah yang tepat. Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan mencapai 40% - 60%, infeksi 20% - 30%, eklampsi sekitar 20% - 30%, sedangkan penyebab kematian ibu tidak langsung ada 5,6% yaitu penyakit ibu yang akan bertambah buruk dengan terjadinya kehamilan, seperti penyakit jantung, ginjal atau penyakit kronis lainnya serta anemia zat besi pada ibu hamil (Nugroho, 2007).

Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: Gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Ibu hamil yang menderita anemia memiliki kemungkinan akan mengalami perdarahan postpartum (Manuaba, 2007). Frekuensi perdarahan post partum 5-15% dari seluruh persalinan, penyebab atonia uteri memiliki angka presentasi paling tinggi dari yang lainnya 50-60%, retensio plasenta 16-17%, sisa plasenta 23-24 %, laserasi jalan lahir 4-5%, dan kelainan pembekuan darah 0,5-0.6% (Nugroho, 2010), sedangkan presentase perdarahan karena anemia selama kehamilan 15-20% . Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya

56

Page 3: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

perhatian yang cukup terhadap masalah ini (Rusnah, 2007).

Berdasarkan data dari RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2007-2010 jumlah seluruh persalinan normal 430 persalinan, dimana pada tahun 2007 jumlah ibu bersalin secara normal sebesar 136 dan dari persalinan tersebut jumlah ibu yang mengalami perdarahan yang disebabkan karena anemia adalah sebesar 19 kasus , sedangkan pada tahun 2010 jumlah ibu bersalin normal sebesar 138 persalinan dan 17 kasus diantaranya mengalami perdarahan yang disebabkan karena anemia. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum.1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah “Apakah ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2007-2010.Secara khusus 1. Untuk melihat disrtibusi frekuensi

kejadian anemia dalam kehamilan di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2007-2010.

2. Untuk melihat distribusi frekuensi kejadian perdarahan post partum di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2007-2010.

1.4. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai hubungan anemia pada kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum.

2. Manfaat Praktisa. Memberikan informasi bagi

masyarakat, khususnya ibu hamil mengenai pentingnya memeriksakan kadar Hb supaya bisa diketahui tingkat anemia ibu sehingga dapat diketahui tingkat anemia ibu sehingga timbul ketaatan untuk mengkonsumsi tablet besi dan makanan bergizi.

b. Sebagai bahan masukan dan refrensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

c. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan, khususnya bidan mengenai bahaya anemia dalam kehamilan dan perdarahan post partum, pemeriksaan deteksi anemia serta pemberian konseling mengenai persiapan menghadapi persalinan.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anemia Dalam Kehamilan2.1.1. Definisi

Anemia adalah suatu kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsi sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, dkk., 2007).

Anemia merupakan kekurangan kualitas maupun kuantitas sel darah yang membawa oksigen disekitar tubuh dalam bentuk hemoglobin, nantinya hal ini akan menimbulkan pengurangan dalam kapasitas sel darah merah untuk

57

Page 4: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

membawa oksigen bagi ibu dan janin (Atikah, 2007).

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan trimester 3 atau kadar Hb <10,5 gram% pada trimester 2 karena terjadinya hemodilusi pada trimester II (Sarwono, 2007).2.1.2. EtiologiAnemia pada ibu hamil biasanya disebabkan oleh:1. Kurang gizi (malnutrisi).2. Kurang zat besi dalam makanan.3. Malabsorsi.4. Kehilangan darah banyak pada

waktu persalinan yang lalu, haid.

2.1.3. Tanda dan gejala anemiaMenurut NS. Tarwono dkk.,

(2007), bahwa tanda dan gejala anemia selama ibu hamil adalah:1. Cepat lelah/kelelahan, hal ini terjadi

karena penyimpangan oksigen dalam jaringan otot kurang sehingga metabolism otot terganggu.

2. Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen karena daya angkut hemoglobin berkurang.

3. Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, mukosa, dan konjungtiva.

2.1.4. Klasifikasi AnemiaKlasifikasi anemia pada ibu hamil terdiri dari beberapa bagian yaitu:1. Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia defisiensi besi adalah merupakan jenis anemia yang terbanyak di dunia, Terutama pada Negara miskin dan Negara yang berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hipokronik (konsentrasi hemoglobin berkurang).

Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin, sehingga kosentrasinya dalam sel darah merah berkurang. Hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya

pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh.Etiologia. Salah satu penyebab terjadinya

anemia zat gizi adalah akibat ketidakseimbangan pola makan dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dengan kebutuhan didalam tubuh.

b. Ganguan absorpsi besi pada usus dapat disebabkan oleh karna infeksi peradangan, neoplasma pada gaster, duedonum maupun jejenum.

c. Kebutuhan sel darah merah meningkat pada wanita hamil dan menyusui kebutuhan besi sangat besar sehingga memerlukan asupan-asupan yang sangat besar pula untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnese didapatkan seperti: cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilkukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut:1. Hb 11 gr% : Tidak anemia2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan3. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang4. Hb < 7 gr% : Anemia berat

Tanda dan gejalaa. Cepat lelah /kelelahan, hal ini terjadi

karena penyimpangan oksigen didalam jaringan otot, sehingga metabolisme di otot terganggu.

b. Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen, karena daya angkut hemoglobin berkurang.

c. Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, mukosa mulut dan konjungtiva.

d. Kesulitan bernafas dimana tubuh memerlukan lebih banyak oksigen

58

Page 5: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

lagi,dengan cara berkompensasi pernapasan lebih cepat.

Penatalaksanaana. Pemberian diet tinggi zat besib. Pemberian tambahan zat besi

misalnya:1. Sulfat ferosus2. Feroglukonat atau diberikan

secara parental jika mengalami alergi

c. Pemberian Vit Cd. Transfusi darah jika diperlukan2. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia karena kerusakan sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya sel darah merah , anemia ini disebabkan karena kurangnya asam folat, umumnya terkait dengan anemia defisiensi zat besi, jarang dijumpai kasus anemia megaloblastik saja.Tanda dan Gejalaa. Mual dan muntahb. Anoreksiac. Kadar Hb dan Ht rendah serta tidak

berespons terhadap terapi zat besid. Riwayat diet menunjukan asupan

rendah sayuran segar, protein hewani, atau keduanya

Penatalaksanaan Dalam pengobatan anemia

megaloblastik dalam kehamilan sebaiknya bersama-sama dengan asam folat diberikan pula zat besi. Tablet asam folat diberikan 15-30mg sehari, jika perlu asam folat diberikan dengan suntikan dalam dosis yang sama. Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B 12 maka penderita harus diberikan Vit B 12 dengan dosis 100-1000 mikrogram sehari, baik per oral maupun perparental.3. Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah

baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan.Etiologi

Penyebab terjadinya anemia hipoplastik sampai sekarang belum diketahui secara jelas, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau obat-obatan, dalam hal terakhir anemia dianggap hanya sebagai komplikasi kehamilan.Penanganan

Karena obat-obatan penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah dengan transfusi darah, yang sering perlu diulang sampai beberapa kali, biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita dengan selamat mencapai masa nifas, akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan-kehamilan berikutnya wanita tersebut tidak akan mengalami anemia hipoplastik lagi.4. Anemia hemolitikEtiologi

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, sebab apabila ia hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin kehamilan dapat menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami anemia.Pengobatan

Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung pada jenis dan beratnya, obat-obat penambah darah tidak memberikan hasil , transfuse darah yang kadang-kadang diulang beberapa kali, diperlukan pada anemia berat untuk meringankan penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahaya hipoksia janin.5. Anemia-Anemia lain

59

Page 6: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya berbagai jenis anemia hemolitik, herediter atau yang diperoleh seperti anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit ginjal menahun, penyakit hati, tuberkolosis, sifilis, tumor ganas, dan lain sebagainya, dapat menjadi hamil. Dalam hal ini anemianya menjadi lebih berat dan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas serta bagi anak dalam kandungan.2.1.5. Pengobatan

Pengobatan ditujukan kepada sebab pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi, obat-obat anti malaria, anti sifilis, obat cacing, dan lain-lain.2.1.6. Dampak Anemia Selama Kehamilan

Hemoglobin memiliki peran penting dalam mengantar oksigen keseluruh tubuh, adapun kompikasi yang dapat ditimbulkan karena anemia selama kehamilan antara lain sebagai berikut: 1. Kematian disebabkan karena

perdarahan, infeksi atau komplikasi lain dari transplantasi sumsum tulang.

2. Infeksi3. Gagal jantung

2.2. Perdarahan Post Partum2.2.1. Definisi

Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak, Semua wanita yang hamil 20 minggu memiliki resiko perdarahan post partum. Walaupun angka kematian maternal telah turun dinegara-negara berkembang, perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak dimana-mana (Nugroho, 2007).

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500cc yang

terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesakitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan jumlah perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal yang telah menyebabkan perubahan tanda vital (Nugroho).Perdarahan post partum dibagi menjadi1. Perdaran post partum primer

Adalah perdarahan post partum yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala III.

2. Perdarahan post partum sekunderAdalah perdarahan yang terjadi pada masa nifas ,tejadi setelah 24 jam pertama.

2.2.2. EtiologiPenyebab terjadinya perdrahan post partum aantara lain:1. Atonia uteri

Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan.Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya hipovolemik.Etiologi

Overdistensi uterus, baik absolute maupun relative, merupakan faktor resiko mayor terjadinya atonia uteri. Overdistensi uterus dapat disebabkan oleh kehamilan ganda, janin makrosemia, polihidramnion atau abnormalitas janin, kelainan struktur uterus atau kegagalan untuk melahirkan plasenta atau distensi akibat akumulasi darah diuterus baik sebelum maupun sesudah plasenta lahir. Lemahnya kontraksi miometrium merupakan akibat dari riwayat anemia selama kehamilan, kelelahan karena persalinan

60

Page 7: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

lama atau persalinan dengan tenaga besar, terutama bila mendapatkan stimulasi.

2.2.3. InsidensiBerdasarkan dari laporan-

laporan baik dinegara maju maupun dinegara berkembang angka kejadian berkisar 5% sampai 15%. Berdasarkan penyebab diperoleh gambaran sebagi berikut :1. Atonia uteri 50-60%2. Sisa plasenta 23-24%3. Retensio plasenta 16-17%4. Laserasi jalan lahir 4-5 %5. kelainan darah 0,5-0,8%2.3. Hubungan Antara Anemia Kehamilan Dengan Perdarahan Postpartum

Pada anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang. Hal ini mempengaruhi jumlah haemoglobin dalam darah. Berkurangnya jumlah haemoglobin menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dalam darah juga sedikit, sehingga mengurangi jumlah pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti Gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Sehingga dapat memberikan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan.

Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu dengan anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam

darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak (Manuaba, 2007).

2.4 Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep

penelitian ini adalah hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 Variabel Bebas Variabel Terikat

2.5. Hipotesis Penelitian Ho : Tidak ada hubungan antara

anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2007-2010.

Ha : Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2007-2010.

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah

penelitian analitik dengan menggunakan rancangan penelitian retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum.

3.2. Tempat dan Waktu PenelitianLokasi penelitian adalah di

RSUP. H. Adam Malik Medan tepatnya di bagian medical record(rekam medik).

61

Anemia dalam Kehamilan

Perdarahan Post Partum

Page 8: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Nopember 2007- Juni 2010.

3.3. Populasi dan SampelYang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu yang mengalami perdarahan post partum dengan riwayat anemia selama kehamilan dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sebagai sampel atau disebut sebagai total sampling sebanyak 36 orang.

3.4. Definisi Operasional1. Anemia dalam kehamilan adalah

suatu keadaan ibu dengan kadar Hb dibawah 11gram% yang dilihat pada saat ibu hendak melahirkan.Dalam penelitian ini anemia dibagi menjadi 2 kategori yaitu:1. Anemia (Hb < 11 gram %).2. Tidak Anemia (Hb > 11 gram

%).2. Perdarahan Post Partum adalah

banyaknya darah yang ibu keluarkan pada saat melahirkan. Dalam penelitian ini perdarahan post partum dibagi menjadi 2 yaitu:1. Perdarahan (> 500 ml)2. Tidak perdarahan (<500 ml)

3.5. Metode Pengumpulan DataAdalah menggunakan data

sekunder yaitu pengumpulan data berdasarkan hasil dari medical record (rekam medic) dengan menggunakan lembar chek list sebagai alat ukur yang bertujuan untuk melihat ibu yang mengalami perdarahan post partum dengan riwayat anemia selama kehamilan. Dimana pada tahun 2007 jumlah ibu bersalin secara normal sebesar 136 pesalinan normal dan dari persalinan tersebut jumlah ibu yang mengalami perdarahan yang disebabkan karena anemia adalah sebesar 9 kasus , sedangkan pada tahun 2010 jumlah ibu

bersalin normal sebesar 138 persalinan dan 12 kasus diantaranya mengalami perdarahan yang disebabkan karena anemia.

3.6. Pengolahan Data Data yang dikumpulkan

selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:1. Editing yaitu proses pengecekan

data yang telah terkumpul,bila ada kesalahan dan kelalaian dalam pengumpulan data akan diperbaiki dan data di isi ulang terhadap responden.

2. Coding yaitu data yang telah terkumpul di ubah ke bentuk angka dan disusun sedemikian rupa agar proses analisis data menjadi lebih mudah dan cepat.

3. Tabulating yaitu data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variable yang dibutuhkan kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.

4. Melakukan teknik analisisDalam melakukan analisis khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.

3.7. Analisa DataAnalisa data yang digunakan adalah :1. Analisa Univariat

Analisis data secara univariat dilakukan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel indevenden dan dependen. Mengingat dua kategorik maka hasil analisis tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa BivariatAnalisis bivariat adalah suatu analisa yang dipakai untuk melihat dua variabel yang diduga memiliki hubungan . Dalam penelitian ini

62

Page 9: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

analisis yang digunakan adalah uji chi square menggunakan perangkat komputer dengan menggunakan batas kemaknaan α = 0,05 artinya apabila (probabilitas) ≤ 0,05 (Ho ditolak) artinya ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum, sebaliknya jika p value > 0,05 (Ho gagal ditolak) artinya tidak ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdaran post partum.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSUP H.Adam Malik Medan yang berlokasi dijalan Bungalau No 17 Medan Tuntungan adalah RSU milik pemerintah pusat secara teknis berada dibawah naungan direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

RSUP H.Adam Malik Medan merupakan RSU tipe A yang melayani rujukan wilayah perbaungan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sesuai dengan SK Menkes No 335, Menkes No 502/Menkes/SK/IX/1991.

Struktur organisasi dari RSUP H.Adam Malik Medan terdapat keputusan Menkes RI No. 547/Menkes/SK VI/194, Tentang Pedoman organisasi RSUP kelas A dengan SK ini, RSUP H.Adam Malik Medan seluruh kegiatannya dengan mengikuti pula seluruh kegiatan yang terdapat dalam SK tersebut . Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat penelitian diruangan medical record (rekam medik) dimana data-data pasien disimpan. Jumlah ibu bersalin di RSUP H.Adam Malik Medan yang mengalami perdarahan post partum sejak tahun

2007 – 2010 adalah sebanyak 36 orang dan sebelum data pasien ini dimasukan kedalam data rekam medik pasien – pasien tersebut ada yang dirawat diruangan Rindu B, dan ada juga pasien yang mengalami kematian akibat dari perdarahan.

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisa Univariat

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di RSUP H Adam Malik Medan dimulai dari tanggal 12 April 2010 sampai dengan 24 April 2010. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan didapatkan responden sebanyak 36 ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 di RSUP H Adam Malik Medan.4.2.2. Kategori Ibu Yang Mengalami

Perdarahan Post Partum Dengan Riwayat Anemia Selama Kehamilan

Tabel 4.1Distribusi Ibu Bersalin Yang

Mengalami Perdarahan Post Partum Yang Memiliki Riwayat Anemia

Selama Kehamilan di RSUP H Adam Malik Medan

Tahun 2007 - 2010

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Anemia 32 88,92 Tidak

anemia4 11,1

Jumlah 36 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mengalami anemia dalam kehamilan di RSUP H Adam Malik Medan sejak tahun 2007-2010 adalah sebanyak 32 orang (88,9%).

63

Page 10: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

4.2.3. Kategori ibu Bersalin Yang Mengalami Perdarahan Post Partum di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2007-2010

Tabel 4.2Distribusi Ibu Bersalin yang

Mengalami Perdarahan Postpartum di RSUP H Adam Malik Medan

Tahun 2007-2010

No Kategori Jumlah (orang)

Persentase (%)

1 Perdarahan 33 91,72 Tidak

perdarahan3 8,3

Jumlah 36 100,0

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dikategorikan perdarahan postpartum bila jumlah perdarahan >500 ml. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah ibu yang mengalami perdarahan post partum di RSUP H Adam Malik Medan mulai tahun 2007-2010 adalah sebanyak 33 orang (91,7%).4.2.4. Hubungan Anemia Dalam

Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum di RSUP H Adam Malik MedanTahun 2007-2010

Tabel 4.3Hasil Tabulasi Silang Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian

Perdarahaan Post Partum di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2007-2010

NoAnemia

Pada Ibu

Perdarahan Pada IbuTotal

Perdarahan%

Hasil Uji Statistik

PerdarahanTidak

perdarahanF % F %

1 Anemia 31 86,1 1 2,8 32 88,9 X2 = 10.22272 Tidak Anemia 2 5,6 2 5,6 4 11,1 df = 1

Total 33 91,7 3 8,3 36 100,0 α = 0,001

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mengalami anemia selama kehamilannya adalah sebanyak 32 orang (88,9%), dimana jumlah ibu yang mengalami perdarahan adalah sebanyak 31 orang (29,3%) dan yang tidak mengalami perdarahan adalah sebanyak 1 orang (2,7%), sedangkan jumlah ibu yang tidak mengalami anemia selama kehamilan adalah sebanyak 4 orang (11,1%), dimana jumlah ibu yang mengalami perdarahan adalah sebanyak 2 orang (5,6%) dan yang tidak mengalami perdarahan adalah sebanyak 2 orang (5,6%).

4.2.5. Analisa Bivariat

Untuk melihat Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum dipergunakan uji statistic Chi- square dan dapat dilihathasil uji Chi-square menyatakan Ho ditolak jika probabilitas < 0,05 . Hasil analisa dengan uji Chi-square diperoleh df = 1, dan nilai probabilitas (α = 0,001), nilai probabilitas < dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum .

4.3. Pembahasan

64

Page 11: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

Selama kehamilan terjadi hyperplasia eritrosit dari sumsum tulang, dan meningkatkan massa Hb . Namun , peningkatan yang tidak proposional dalam hasil volume plasma menyebabkan hemodilusi sehingga kadar hematrokrit didalam darah berkurang. Meskipun hemodilusi, kapasitas pembawa O2 tetap normal selama kehamilan. Anemia terjadi pada perempuan kebanyakan terjadi pada trimester III karena pada trimester ini banyak mengalami peningkatan metabolisme dalam tubuh.

Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak, Semua wanita yang hamil 20 minggu memiliki resiko perdarahan post partum. Walaupun angka kematian maternal telah turun dinegara-negara berkembang, perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak.

Berdasarkan Hasil Penelitian mengenai Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2007 – 2010 pada tanggal 12 April 2010 sampai dengan 24 April 2010 didapatkan 36 ibu yang mengalami perdarahan post partum.

Pada penelitian ini dapat dilihat distribusi ibu bersalin yang mengalami anemia selama kehamilan adalah sebanyak 32 orang (88,9%) dari 36 ibu bersalin (100%) dan rata-rata kadar Hb ibu hamil tersebut adalah 9 gram%. Anemia merupakan kekurangan kualitas maupun kuantitas sel darah yang membawa oksigen disekitar tubuh dalam bentuk hemoglobin, nantinya hal ini akan menimbulkan pengurangan dalam kapasitas sel darah merah untuk membawa oksigen bagi ibu dan janin (Atikah, 2008). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr% pada

trimester 1 dan trimester 3 atau kadar Hb <10,5 gram% pada trimester 2 karena terjadinya hemodilusi pada trimester II (Sarwono, 2007).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat distribusi ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum adalah sebanyak 33 orang(91,7%) dari 36 ibu bersalin yang mengalami perdarahan, banyak darah yang dikeluarkan ibu pada saat perdarahan post partum adalah rata-rata sebanyak 550 cc. Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak, Semua wanita yang hamil 20 minggu memiliki resiko perdarahan post partum. Walaupun angka kematian maternal telah turun dinegara-negara berkembang, perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak dimana-mana. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesakitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan jumlah perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal yang telah menyebabkan perubahan tanda vital (Nugroho, 2008).

Perdarahan post partum terjadi karena kinerja dari kontraksi uterus yang tidak baik, anemia mempengaruhi kerja dari tiap organ tubuh manusia karena jumlah oksigen yang diikat oleh darah kurang, karena jumlah oksigen yang diikat oleh darah sedikit maka akan mempengaruhi kinerja dari uterus untuk mengalami kontraksi sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan ( Atikah, 2007 ).

65

Page 12: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

4.3.1. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa p = 0,001 < dari 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan post partum. Salah satu penyebab perdarahan postpartum adalah karena anemia dalam kehamilan, akibat dari anemia tersebut maka jumlah oksigen yang dipasok ke uterus berkurang akibatnya jumlah oksigen yang dipasok ke uterus berkurang yaitu ketidakmampuan uterus untuk mengadakan kontraksi sebagaimana mestinya.

Pada anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang. Hal ini mempengaruhi jumlah kadar haemoglobin dalam darah. Kurangnya kadar haemoglobin menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dalam darah juga sedikit, sehingga mengurangi jumlah pengiriman oksigen dan cakupan nutrisi ke uterus (Atikah, 2007).

Pada saat ibu bersalin maka akan terjadi kontraksi uterus yang adekuat sehingga bayi lahir, apabila ibu mengalami anemia selama kehamilan maka kontraksi uterus akan berkurang hal ini diakibatkan karena kurangnya jumlah oksigen dan nutrisi pada organ uterus, apabila uterus kekurangan oksigen dan nutrisi maka sel- sel uterus akan mengalami penurunan kinerja berupa penurunan kontraksi,penurunan kontraksi inilah yang akan menyebabkan terjadinya perdarahan .

Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya

oksigen yang ditransfer ke sel tubuh maupun otak. Sehingga dapat memberikan efek yang buruk baik pada ibu maupun bayi yang dilahirkan (Manuaba, 2007).

Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat - serat myometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya perdarahan, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang. Hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga terjadilah perdarahan post partum (Nugroho, 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian

yang berjudul Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2007 – 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jumlah ibu yang memiliki riwayat

anemia selama kehamilan adalah sebanyak 32 orang(88,9%) .

2. Jumlah ibu yang mengalami perdarahan post partum adalah sebanyak 33 orang (91,7%).

3. Jumlah ibu yang mengalami perdarahan post partum dengan riwayat anemia selama kehamilannya adalah sebanyak 31 orang(86,1%).

4. Hasil uji Chi - square diketahui nilai probabilitas p = 0,001 < 0,05 artinya terdapat hubungan anemiadalam kehamilan dengan kejadian perdarahn post partum.

66

Page 13: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

5.2. Saran 1. Bagi Ibu hamil

Diharapkan ibu hamil dapat lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC(antenatal care),dimana pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan Hb ibu dapat diperiksa dan dengan diketahui jumlah Hb ibu maka anemia dapat dideteksi secara dini sehingga bidan atau tenaga kesehatan dapat mengobati anemia yang telah dideteksi secara dini dengan pemberian tablet zat besi, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan pada ibu.

2. Bagi RSUP H Adam Malik MedanPerlu ditingkatkannya pemberian tablet zat besi selama melakukan pemeriksaan kehamilan, agar mencegah terjadinya anemia yang berkelanjutan selama kehamilan, serta perlu dilaksanakan penanganan perdarahan post partum yang tepat karena kita ketahui perdarahan dapat menyebabkan kematian.

3. Bagi Institusi D-III Kebidanan STIKes Mutiara IndonesiaPerlu ditingkatkannya pemahaman mahasiswa mengenai penyebab terjadinya perdarahan post partum dalam proses belajar mengajar di lingkungan program studi D-III kebidanan STIKes Mutiara Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya lebih memperdalam penyebab terjadinya perdarahan post partum khususnya yang disebabkan karena anemia selama kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, 2007, Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta.

Proeverawati, 2007, Anemia dan Anemia Kehamilan, Nuha Medika, Jogjakarta.

Morgan, Geri, 2007, Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta.

Nugroho, Taufan ,2007, Buku Ajar Obstetri, Nuha Medika, Jogjakarta.

Sujiyatini, 2007, Asuhan Patologi Kebidanan , Nuha Medika, Jogjakarta.

Sulistyawati, Ari.2007, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta.

Tarwoto, 2007, Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Trans Info Media, Jakarta.

Yulaikhah,Lily.2008.Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan,EGC,Jakarta.

http://e-infomu.com/berita-125-anemia dalam kehamilan -pada-preterm.html. Diakses Tanggal 6 Desember 2010

http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2007/09/08/perdarahan post partum /. Diakses Tanggal 6 Desember 2010

67

Page 14: Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Di RSUP H.adam Malik Medan

Jurnal D-III Kebidanan Mutiara Indonesia Vol. 2, No. 4, Edisi Desember 2010

http://hilalahmar.com/artikel/perdarahan post partum #respond. Diakses Tanggal 18 Januari 2010

http:/rusnah.com/artikel/perdarahan karena anemia#diakses 28 februari 2010.

68