Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

22
BIMBINGAN KONSELING HUBUNGAN AGAMA DENGAN KESEHATAN MENTAL Ayuni Novita Octavia 1301240748 PBI A 2013

Transcript of Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Page 1: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

BIMBINGAN KONSELING

HUBUNGAN AGAMA DENGAN KESEHATAN

MENTALAyu

ni N

ovit

a O

cta

via

1301240748

PB

I A

2013

Page 2: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

PENGERTIAN AGAMA Agama merupakan objek yang masih

sangat umum, dimana pengertian agama itu berbeda-beda pada setiap orang.Menurut J.H. Leuba, agama adalah cara bertingkah laku, sebagai sistem kepercayaan atau sebagai emosi yang bercorak khusus.

Sedangkan definisi agama menurut Thouless adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dia percayai sebagai makhluk atau sebagai wujud yang lebih tinggi dari manusia.

Page 3: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Seorang lelaki menemui Rasulullah Saw, dan bertanya “Ya Rasulullah, apakah Agama itu?” Rasulullah Saw. bersabda, “Akhlak yang baik” kemudian, ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kanannya dan bertanya, “Ya Rasulullah apakah Agama itu?” Dia bersabda, “Akhlak yang baik”. Kemudian, ia mendatangi Nabi saw dari sebelah kirinya, “Apakah Agama itu?” Dia bersabda, “Akhlak yang baik”. Kemudian, ia mendatangi Nabi dari belakang dan bertanya, “Apakah Agama itu?” Rasulullah saw menoleh kepadanya dan bersabda. “Belum jugakah engkau mengerti? Agama itu akhlak yang baik. Sebagai misal janganlah engkau marah”

LANJUTAN…

Page 4: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Gangguan dalam Perkembangan Keberagamaan

Ada dua faktor yang mempengaruhi keberagamaan seseorang, yaitu faktor internal dan eksternal.1. Faktor Internal Hereditas

Benih yang berasal dari keturunan yang tercela dapat mempengaruhi sifat-sifat keturunan berikutnya. Seperti yang telah dianjurkan Rasulullah kepada kita untuk memilih pasangan hidup yang baik dalam membina rumah tangga, sebab menurut beliau keturunan berpengaruh.

Page 5: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Tingkat UsiaAnak yang menginjak usia berfikir kritis lebih kritis pula dalam memahami ajaran agama. Pada tingkat remaja yang mempengaruhi perkembangan jiwa keberagamaan mereka yaitu pada saat mereka menginjak ambang usia kematangan, sehingga pada masa ini sering menimbulkan konflik kejiwaan,yang cenderung mempengaruhi konversi agama di usia matang.

Page 6: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

KepribadianSecara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian. Perbedaan ini berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keberagamaan.

Kondisi KejiwaanAda kondisi kejiwaan pada diri manusia yang terkadang bersifat menyimpang (abnormal), maka hal inilah yang menyebabkan gangguan terhadap perkembangan keberagamaan.

Page 7: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

2. Faktor Eksternal

Lingkungan Keluarga

Lingkungan Institusional, seperti

sekolah ataupun nonformal seperti

berbagai perkumpulan dan organisasi.

Lingkungan Masyarakat

Page 8: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Istilah kesehatan mental diambil dari konsep Mental Hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti kejiwaan, kata mental memiliki persamaan makna dengan kata psyche yang berasal dari bahas Latin yang berarti psikis atau jiwa.Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial)

PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Page 9: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres). Orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Noto Soedirdjo menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki kesehatan mental adalah memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya.

Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility), keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetik, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.

LANJUTAN…

Page 10: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah sebagai berikut :

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk baginya.

2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

3. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.

5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.

6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari.

7. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.

8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

CIRI ORANG YANG MEMILIKIKESEHATAN MENTAL

Page 11: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Kriteria sehat mental juga dikemukakan tokoh agama berikut:

1.Bertanggungjawab: berani menghadapi segala hal yang dilakukannya.

2.Dewasa : memiliki sikap dan perilaku yang tidak manja dan kekanak-kanakan.

3.Menghormati dan menghargai orang lain : berperilaku sopan santun sesuai aturan, nilai, norma dan adat istiadat yang ada di suatu tempat.

4.Optimis : berfikir positif dalam menghadapi kehidupan.

5.Beriman dan bertakwa : Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.

6.Disiplin : taat dan patuh terhadap aturan yang ada serta menghargai waktu yang ada.

Page 12: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Agama tampaknya memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing.

Namun untuk menutupi atau meniadakan sama sekali dorongan dan rasa keagamaan kelihatannya sulit dilakukan, hal ini karena manusia ternyata memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada Zat yang gaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor intern manusia dalam psikologi kepribadian dinamakan pribadi (Self) ataupun hati nurani (conscience of man).

HUBUNGAN AGAMA DANKESEHATAN MENTAL

Page 13: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT ialah manusia diciptakan mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka tidak wajar, mereka tidak beragama tauhid itu hanya karena pengaruh lingkungan, seperti yang ada dalam QS. Ar Ruum ayat 30 :“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

LANJUTAN…

Page 14: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama”, mengatakan bahwa hubungan antar kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi.Sikap pasrah tersebut  akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa di cintai atau rasa aman.

Page 15: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Menurut Hamdani Bakran Adz-dzaky dalam bukunya “Konseling dan Psikoterapi Islam” menyebutkan bahwa :“Orang-orang yang picik wawasan keislaman dan orang-orang yang telah terjebak dalam ruang lingkup fanatisme sektarian akan mudah stres dan depresi bahkan frustasi ketika menghadapi berbagai musibah dan ujian dalam mengarungi kehidupan”

LANJUTAN…

Page 16: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Hubungan agama dengan kesehatan mental yaitu : agama sebagai terapi kesehatan mental. Hal ini sudah tertera secara jelas dalam Al-Qur’an di antaranya yang membahas tentang ketenangan dan kebahagian yaitu dalam QS An Nahl :97

 Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Page 17: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Beberapa ahli kedokteran jiwa pun meyakini bahwa penyembuhan penyakit kejiwaan dapat dilakukan lebih cepat jika menggunakan metode pendekatan keagamaan.

Yaitu dengan membangkitkan rasa keimanan kepada Allah-lah, dapat menggerakkannya kearah pencerahan batinnya yang pada akhirnya menimbulkan kepercayaan diri bahwa Allah SWT adalah satu-satunya kekuatan penyembuh segala penyakit yang diderita, baik itu penyakit kejiwaan, maupun penyakit lainnya.

Page 18: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Jadi, dapat kita tarik kesimpulan

bahwa:Semakin tinggi tingkat

keberagamaan seseorang, makin tinggi pula-lah tingkat kesehatan

mentalnya.

Page 19: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

1. Membaca Al-Qur’an atau mendenganrkan orang lain yang membaca Al-Qur’an

2. Menghadiri majelis ta’lim yang dapat mengingatkan hati kepada Allah

3. Menyayangi orang miskin, dengan berderma

4. Tidak selalu memandang ke atas, maksudnya ialah selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah yang meskipun nampak sedikit, akan membuat jiwa menjadi tenang.

CONTOH PRAKTIK KEAGAMAAN YANG MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL

Page 20: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

5. Menjaga silaturahmi terhadap sesama.6. Jujur walaupun pahit didengar.7. Tidak suka meminta-minta kepada orang

lain, karena Rasulullah bersabda dalam suatu hadits:“Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari pada tangan di bawah”

8. Selalu berpikir positif (husnudzan), tidak suka berburuk sangka kepada orang lain (suudzan)

Dan masih banyak kegiatan lain yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan mental.

LANJUTAN…

Page 21: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling

Jalaluddin.1996. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Hubungan Agama Islam dengan Mental dalam Bimbingan Konseling