htd 1

17
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma yang dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuanmempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah jugamengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat- obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah terdiri dari eritrosit danleukosit, platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma darah padadasarnya adalah larutan air yang mengandung :Air (90%)Zat terlarut (10%) yang terdiri dari :- Protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7%- Senyawa Organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak) 2.1%- Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%. BAB IITINJAUAN PUSTAKA Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel

description

htd 1

Transcript of htd 1

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Darah merupakan suatu suspensi sel danfragmen sitoplasma yang dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentukplasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkutzat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuanmempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, proteinpernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalambentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah jugamengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untukdiuraikan dan ke ginjal untukdibuang sebagai air seni.

Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah terdiri dari eritrosit danleukosit, platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma darah padadasarnya adalah larutan air yang mengandung :Air (90%)Zat terlarut (10%) yang terdiri dari :- Protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7%- Senyawa Organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak) 2.1%- Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2 m tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, lekosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.

Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10-12 m, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada netrofil (10-15 m) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat khusus pada sel darah mammalia.

Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear) yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup (Handari, 2003).

Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan berbagai macam metode termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain.Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan protozoa.

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan preparat dengan metode smear sebagai berikut:

1.Ketebalan film

2.Film difiksasi agar melekat erat pada gelas benda sehingga yakin bahwa sel-sel di dalamnya strkturnya tetap normal

3.Memberi warna (pewarnaan)

4.Menutup dengan gelas penutup

Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyk digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal Tripanosoma, psedopodia dan lain-lain dari golongan protozoa.

Hasil pewarnaan dengan giemsa pada darah manusia akan memperlihatkan eritrosit berwarna merah muda, nukleolus lekosit berwarna ungu keniru-biruan, sitoplasma lekosit berwarna sangat ungu muda, granula dari lekosit eosinofil berwarna ungu tua, granula dari lekosit netrofil dan lekosit basofil berwarna ungu

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

A.Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Mei 2013, pukul 13.00 15.20 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

B.Alat

Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah :

1.Objek glass

2.Lanset

3.Alkohol swab

C.Bahan

Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :

1.Darah

2.Pulasan giemsa

D.Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut :

1.Letakkan sediaan yang akan dipulas diatas objek glass

2.Ratakan menggunakan objek glass yang lain hingga rata dan tidak ada udara

3.Diamkan darah hingga kering

4.Teteskan dengan pulasan giemsa , diamkan hingga kering

5.Lihat darah dibawah mikroskop

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

Pulasan

Trombosit

Eritrosit

Leukosit

Pulasan giemsa

Jumlah

Normal dewasa:

150.000-400.000/mm

Normal anak-anak :

150.000-450.000/mm

Normal

Laki-laki : 5.000.000-6.000.000/ml

Wanita :

4.000.000-5.000.000/ml

Normal

5.000-10.000

Bentuk :

Tidak beraturan,tidak berinti dan diameter kecil

Bentuk :

Tidak berinti dan bikonkaf

Bentuk :

Tidak berwarna dan memiliki inti

Gambar :

Gambar :

Gambar :

B.Pembahasan

Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah (Sloane, 2003).

Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Sloane, 2003).

Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin. Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:

1.Merupakan cadangan air untuk tubuh

2.Mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah

3.Membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.

Bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker), ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan (Sherwood,2002).

Pada dasarnya darah memiliki tiga fungsi utama yaitu membantu pengangkutan zat-zat makanan, perlindungan atau proteksi dari benda asing, dan mengatur regulasi kandungan air jaringan, pengaturan suhu tubuh, dan pengaturan pH. Terdapat tiga macam unsur seluler darah, yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.

1. Sel darah merah (eritrosit).

Menurut Sloane (2003), eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.

Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.

2. Sel darah putih (leukosit)

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi. Dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit sedangkan sel tanpa granula disebut agranulosit.

a. Granulosit

1) Neutrofil

Juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).

Menurut Sloane (2003), neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 m samapai 12 m.

2) Eosinofil

Eosinofil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan berdiameter 12 m sampai 15 m. Berfungsi sebagai fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress berkepanjangan. Selain itu eosinofil juga membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.

3) Basofil

Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. diameternya sekitar 12 m sampai 15 m. Basofil juga berperan dalam respon alergi. Sel ini mengandung histamin.

b. Agranulosit

1) Limfosit

Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening yang berbentuk sferis, berukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil. Selain itu, limfosit bergaris tengah 6-8 m, 20-30% dari leukosit darah, memiliki inti yang relatif besar, bulat sedikit cekung pada satu sisi. Sitoplasmanya sedikit dan kandungan basofilik dan azurofiliknya sedikit. Limfosit-limfosit dapat digolongkan berdasarkan asal, struktur halus, surface markers yang berkaitan dengan sifat imunologisnya, siklus hidup dan fungsi (Efendi, 2003).

Limfosit dibagi ke dalam 2 kelompok utama (Farieh, 2008):

1.Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi

2.Limfosit T terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus, dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan.

Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan.

2) Monosit

Monosit merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20 m atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-abu pada sajian kering. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria. Apa ratus Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam darah, jaringan ikat dan rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen (Efendi, 2003).

65%

Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.

4%

Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.

trombosit > leukosit. Meskipun berjumlah paling sedikit dari ketiga sel darah yang ada, fungsi leukosit pada tubuh sangat penting, dimana dalam keadaan sakit atau terserang benda asing maka jumlah leukosit dapat meningkat.

Praktikum anatomi fisiologi manusia kali ini adalah pembuatan apus darahmanusiamenggunakanmetode apus/ smear/ oles.Darah yangdigunakan adalah darah manusia. Berdasarkan foto dari hasil pengamatan preparat apus darah manusia dengan pewarnaan Giemsa diketahui bahwa preparat secara fisik cukup baik, bersih, dan terwarna. Dapat terlihat adanya eritrosit dalam jumlah banyak dan leukosit.

Eritrosityang diamatiberwarnaagakbeningtransparan. Eritrosit berbentuk bulat, dengan bentuk seperti cekungan (cakram) pada sisi dalam (tengah)dan tak berinti.Leukosit ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti berwarna ungu.Warna ungu disebabkan oleh inti leukosit yang basa sehingga mudah menyerap zat warna giemsa. Leukosit yang paling banyak dijumpai ialah neutrofil dan monosit berkisar antara 10-15%, serta sedikit eosinofil dengan presentase kurang dari 5%. Presentase neutrofil memang paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 50-70% dari jumlah leukosit yang ada.Ditemukanya leukosit dalam preparat apus darah menunjukkan bahwa pendonor sdang mengalami sakit berkaitan dengan fungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan tubuh manusia.

Preparat tampak rapat namun sel-selnya dapat teramati dengan baik karena tidak bertumpuk, sehingga dapat dikatakan ketipisan apusan sudah cukup baik.

BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Apusan darah merupakan salah satu cara mengamati materi-materi yang ada dalam darah baik materi padat materi cairnya. Materi padat terdiri dari sel darah merah sel darah putih, keeping-keping darah. Setelah diamati menggunakan mikroskop tampak butiran-butiran dari eritrosit seperti gambar dibawah ini:

Saat pewarnaan preparat menggunakan larutan Giemsa harus ditunggu sampai kering terlebih dahulu baru dicuci dengan air mengalir sebab apabila belum kering tetapi sudah dicuci maka ketika diamati menggunakan mikroskop maka darah akan terlihat menggumpal. Eritrosit yang diamati berbentuk butiran-butiran kecil berwarna merah dalam jumlah yang banyak dan pada bagian tengahnya seperti terdapat lekukan.

Neutrofil adalah adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.

Eosinofil merupakan sel darah putih bergranulasit yang berfungsi untuk kekebalan tubuh. Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh.

Pada praktikum apusan darah yang tampak bagian eritrosit (sel darah merah) dan leukosit . Sel darah merah merupakan salah satu komponen darah yang berbentuk padat, ukuran partikelnya sangat kecil. Mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit tampak berdiri sendiri dan berada dalam sebuh cairan yang disebut dengan plasma darah yaitu cairan tempat seluruh sel-sel darah. Untuk sel darah putih diantaranya limfosit, neutrofil dan juga eosinophil. Dengan praktikum apusan darah d