HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

8
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN VOLUME 1, No.1, 2017, hal 3643 36 HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH Mukhlis Milad 1 , Nasrullah Ridwan 2 , Ashfa 2 . 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala 2 Dosen Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Alamat Email penulis: [email protected] Abstrak Saat ini parawisata dirasakan merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah. Kota Banda Aceh merupakan salah satu kota yang sangat berpotensi untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Melalui sektor pariwisata maka salah satu bidang bisnis yang akan terbentuk adalah pelayanan akomodasi penginapan berupa perhotelan. Jumlah wisatawan di Kota Banda Aceh terus meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Tahun 2013 jumlah wisatawan mencapai 155.929 orang. Melihat adanya potensi jumlah wisatawan tersebut, maka dirasakan bisnis perhotelan memiliki peluang besar di Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh hingga saat ini memiliki 46 akomodasi penginapan. Namun, dari 46 akomodasi tersebut, belum terdapat satupun akomodasi dengan kategori hotel bintang lima. Oleh karena itu, sangat cocok jika di Banda Aceh disediakan hotel dengan standardisasi bintang lima. Kata kunci: Pariwisata, Hotel, Banda Aceh Abstract Currently tourism is one of the important sectors to improve the economy of a region. Banda Aceh is one of the cities that has potential to develop its tourism sector. Through the tourism sector is one of the businesses that will be formed that is hospitality accommodations. The number of tourists in Banda Aceh City steadily from 2009 to 2013. In 2013 the number of tourists reached 155.929 people. Seeing the potential of the tourist numbers, then felt the hospitality business has a huge opportunity in Banda Aceh City. Banda Aceh until now has 46 lodging accommodations. However, of the 46 accommodation, there is no one accommodation in five star hotel category. Therefore, it is suitable if in Banda Aceh provided a hotel with five-star standardization. Keywords: Tourism, Hotel, Banda Aceh 1. Pendahuluan Perkembangan kepariwisataan sekarang ini diarahkan pada peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa. Dalam hal ini Pemerintah melakukan pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional. Kedatangan wisatawan asing tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan Negara karena pengeluaran mereka selama di Indonesia menjadi sumber penerimaan devisa Negara. Pada tahun 2012, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa negera terbesar kelima. Di triwulan pertama tahun 2013, pariwata Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup progresif. Peningkatan ini terlihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang mencapai angka 1,29 juta orang pada bulan Januari-Februari 2013, naik sebesar 3,82% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Ditinjau dari posisi geografis, provinsi aceh adalah provinsi yang memiliki letak paling strategis, yaitu berada ditengah-tengah atau mudah untuk di kunjungi secara langsung oleh beberapa negara tetangga seperti Thailand, India, Singapura dan Malaysia. Dengan letak yang strategis serta didukung

Transcript of HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

Page 1: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

36  

HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

Mukhlis Milad1, Nasrullah Ridwan2, Ashfa2.

1Mahasiswa Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala 2Dosen Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Alamat Email penulis: [email protected]

Abstrak Saat ini parawisata dirasakan merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah. Kota Banda Aceh merupakan salah satu kota yang sangat berpotensi untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Melalui sektor pariwisata maka salah satu bidang bisnis yang akan terbentuk adalah pelayanan akomodasi penginapan berupa perhotelan. Jumlah wisatawan di Kota Banda Aceh terus meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Tahun 2013 jumlah wisatawan mencapai 155.929 orang. Melihat adanya potensi jumlah wisatawan tersebut, maka dirasakan bisnis perhotelan memiliki peluang besar di Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh hingga saat ini memiliki 46 akomodasi penginapan. Namun, dari 46 akomodasi tersebut, belum terdapat satupun akomodasi dengan kategori hotel bintang lima. Oleh karena itu, sangat cocok jika di Banda Aceh disediakan hotel dengan standardisasi bintang lima.  Kata kunci: Pariwisata, Hotel, Banda Aceh

Abstract Currently tourism is one of the important sectors to improve the economy of a region. Banda Aceh is one of the cities that has potential to develop its tourism sector. Through the tourism sector is one of the businesses that will be formed that is hospitality accommodations. The number of tourists in Banda Aceh City steadily from 2009 to 2013. In 2013 the number of tourists reached 155.929 people. Seeing the potential of the tourist numbers, then felt the hospitality business has a huge opportunity in Banda Aceh City. Banda Aceh until now has 46 lodging accommodations. However, of the 46 accommodation, there is no one accommodation in five star hotel category. Therefore, it is suitable if in Banda Aceh provided a hotel with five-star standardization. Keywords: Tourism, Hotel, Banda Aceh

1. Pendahuluan

Perkembangan kepariwisataan sekarang ini diarahkan pada peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa. Dalam hal ini Pemerintah melakukan pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional. Kedatangan wisatawan asing tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan Negara karena pengeluaran mereka selama di Indonesia menjadi sumber penerimaan devisa Negara. Pada tahun 2012, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa negera

terbesar kelima. Di triwulan pertama tahun 2013, pariwata Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup progresif. Peningkatan ini terlihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang mencapai angka 1,29 juta orang pada bulan Januari-Februari 2013, naik sebesar 3,82% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Ditinjau dari posisi geografis, provinsi aceh adalah provinsi yang memiliki letak paling strategis, yaitu berada ditengah-tengah atau mudah untuk di kunjungi secara langsung oleh beberapa negara tetangga seperti Thailand, India, Singapura dan Malaysia. Dengan letak yang strategis serta didukung

Page 2: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

37  

oleh otonomi khusus, yang mana salah satunya Provinsi Aceh dapat menjalankan kerjasama dengan negara lain tanpa ikut campur Pemerintahan Indonesia. Hal ini berpeluang besar untuk menjadikan daerah Aceh sebagai kawasan pariwisata, perdagangan dan industri di Wilayah Indonesia Bagian Barat. Salah satu faktor penting dalam menarik wisatawan untuk berkunjung yaitu adanya objek wisata. Secara keseluruhan, Aceh memiliki 756 tempat wisata yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, sedangkan di Banda Aceh terdapat 42 objek wisata.

Semakin bertambahnya jumlah wisatawan di Kota Banda Aceh menyebabkan tingkat hunian kamar hotel terus meningkat. Tingkat penghunian kamar pada hotel bintang pada tahun 2009 lebih rendah dibandingkan dengan jasa akomodasi penginapan lainnya, namun pada tahun 2010 hingga 2013 tingkat penghunian kamar hotel berbintang terus meningkat drastis dari 36,48% menjadi 47,92% dibandingkan dengan jasa akomodasi lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan hotel bintang di Banda Aceh semakin lama semakin banyak peminatnya.

Kota Banda Aceh hingga saat ini memiliki 46 usaha akomodasi penginapan, terdiri dari 8 hotel bintang, 23 hotel melati, dan jasa akomodasi lainnya. Dari 8 hotel bintang, 1 di antaranya adalah hotel bintang empat, 4 hotel merupakan hotel bintang tiga, dan 3 lainnya merupakan hotel bintang satu. Hingga saat ini (tahun 2015) belum terdapat hotel dengan standar bintang lima di Kota Banda Aceh.

Melihat perkembangan wisatawan, objek wisata, tingkat hunian kamar hotel, dan akomodasi perhotelan di Banda Aceh maka dirasakan sangat tepat untuk dibangun Hotel Bintang Lima di Kota Banda Aceh, dengan pertimbangan lainnya yaitu di mana saat ini Kota Banda Aceh belum memiliki hotel dengan standar bintang lima. Hotel Bintang Lima akan ditujukan bagi para wisatawan dari domestik dan mancanegara serta para eksekutif maupun pebisnis dalam hal penyediaan hunian sementara yang memiliki fasilitas sesuai standar bintang lima.

Permasalahan:

a. Bagaimana membuat dan menerapkan konsep rancangan yang sesuai dengan kegiatan, pola aktifitas, kebutuhan ruang,

besaran ruang, fasilitas dan ketentuan lingkungan.

b. Bagaimana menerapkan tema arsitektur hijau dalam perancangan Hotel Bintang Lima.

2. Metode Perancangan

Pendekatan yang akan dilakukan untuk merancang Hotel Bintang Lima di Banda Aceh adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data Pengumpulan data ini berupa data lapangan data jumlah wisatawan, serta studi banding dan literature.

b. Studi Banding Melakukan perbandingan baik dalam hal desain dan juga konsep pada bangunan yang sejenis.

c. Analisa Analisa yang dilakukan mencakup analisa site, analisa pengguna dan juga analisa kegiatan pengguna sehingga dapat ditentukan jenis ruang maupun jumlah ruang yang dibutuhkan.

3. Kajian objek

a. Hotel : merupakan jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bangunan untuk jasa penginapan, makan, dan minum yang dikelolas secara komersial [1].

b. Banda Aceh : adalah salah satu kota yang berada di Aceh dan menjadi ibukota Provinsi Aceh.

4. Kajian tema

Arsitektur Hijau adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia, konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.

Terdapat 6 prinsip arsitektur hijau yang diajukan oleh Brenda dan Robert Vale [2], yaitu :

a. Hemat Energi / Conserving Energy b. Memperhatikan kondisi iklim / Working

With Climate c. Minimizing New Resources

Page 3: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

38  

d. Respect for Site e. Respect for User f. Holistic

5. Kajian lokasi

Gambar 1 Lokasi Site Sumber : Data Pribadi

Terletak di jalan Dr.Ir.T. Muhammad Hasan desa Lamdom Kec Leung Bata, Banda Aceh, dimana lokasi merupakan kawasan tata guna lahan untuk area perdagangan dan jasa. Lokasi juga memiliki kenyamana dan aksesbilitas yang baik, dimana berdekatan dengan terminal angkutan darat provinsi dan kawasan yang bebas banjir.

6. Program ruang

Area publik adalah area yang dapat di masuki oleh semua orang diantaranya area parker, lobby, dan juga lounge.

Area semi publik adalah area yang hanya dapat dimasuki oleh pengelola diantaranya ruang pengelola, dan pengunjung yang ingin menikmati fasilitas seperti kolam renang,Function Room dan juga restoran.

Area privat adalah area yang secara khusus hanya dapat dimasuki oleh tamu yang menginap yaitu terbagi menjadi kamar Standar, kamar Suite, dan Presidensial Suite.

Area servis adalah area yang terdiri dari ruang utilitas, penyimpanan barang dan makanan dan juga dapur.

7. Konsep perancangan

Konsep perancangan akan menerapkan prinsip arsitektur hijau pada material maupun bentuk bangunan, dan ekspresi bangunan yang akan ditampilkan disesuaikan dengan penekanan sirkulasi, zoning dan kondisi alam lingkungan sekitar.

7.1 Konsep Zoning

Gambar 2 Konsep Zoning Sumber : Data Pribadi

a. Bangunan Utama b. Bangunan Penunjang c. Bangunan Penunjang d. Vegetasi e. Parkiran Tamu/Pengunjung f. Parkiran Pengelola

7.2 Konsep Sirkulasi

Gambar 3 Konsep Sirkulasi Sumber : Data Pribadi

Page 4: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

39  

Sirkulasi dibedakan menurut kegiatan dan juga area zona ruang yang terdiri dari:

a. Sirkulasi kendaraan, garis panah berwarna merah merupakan sirkulasi kendaraan (pengunjung dan pengelola) dimulai dari masuk ke site melalui jalan utama langsung menuju ke tempat parkir kendaraan.

b. Sirkulasi kendaraan servis dimulai dari masuk

ke site melalui jalur masuk pada jalan sekunder bagian samping site, menuju arah parker sevis dan loading dock.

7.3 Konsep Ide Bentuk

Konsep yang akan diterapkan pada bentuk bangunan merupakan dasar-dasar bentur geometri berupa lingkaran. Bentuk tersebut akan mengalami pengurangan dan penambahan dari bentuk dasar. Penggunana bentuk ini bertujuan untuk menimbulkan kesan dinamis dan menarik. Dapat juga mengoptimalkan fungsi bangunan sebagai hotel wisata yang kreatif.

7.4 Konsep Tata Hijau

Sebagai ruang terbuka yang mendistribusikan sirkulasi serta menjadi penyeimbang antara massa bangunan dengan lingkungan. Penataan ruang luar meliputi penataan tata hijau yang merupakan elemen lansekap. Dari hasil analisa terhadap vegetasi yang ada pada lokasi tapak maka diperlukan penataan lebih lanjut terhadap tata hijau pada tapak. Penanaman beberapa vegetasi dapat menunjang keindahan lingkungannya, untuk itu diperlukan vegetasi yang berfungsi sebagai buffer zone terhadap angin, sinar matahari, dan kebisingan. Selain itu penanaman beberapa vegetasi juga berfungsi sebagai peneduh dan pengarah, serta pembatas antara satu area dengan yang lainnya

Adapun hasil analisa terhadap jenis tanaman yang telah ada maupun yang akan direncanakan maka untuk melengkapi elemen lansekap perlu adanya pemilihan tanaman untuk melengkapi penataan lansekap pada lokasi perancangan

Beberapa elemen lansekap yang akan direncanakan untuk penataan area terbuka berupa tata hijau yaitu:

a. Tanaman peneduh sebagai tempat duduk taman dan pedestrian yang diaplikan di area parkir.

b. Tanaman Pengarah sebagai tanaman yang mampu mengarahkan sirkulasi pada tapak dan diaplikasikan pada jalur masuk dan keluar tapak.

c. Tanaman penutup tanah menggunakan rumput gajah mini yang berfungsi sebagai tanaman penutup tanah.

d. Tanaman hias seperti bunga soka dan lili paris.

7.5 Konsep Struktur

Struktur yang digunakan terbagi menjadi 3 bagian antara lain:

a. Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang dan tapak sumuran. Jenis pemilihan pondasi tersebut berdasarkan data-data kondisi tapak perancangan.

b. Struktur badan bangunan menggunakan pola rigid frame.

c. Struktur atap bangunan menggunakan bentuk atap pelana agar terbentuk sinkronisasi estetika bangunan.

7.6 Konsep Utilitas

Konsep utilitas terdiri dari beberapa bagian utilitas antara lain:

a. Air Bersih, distribusi air bersih berasal dari PDAM dan sumur bor kemudian menuju reservoir bawah dan dipompa ke reservoir atas dan dialirkan melalui sistem gravitasi.

b. Air Kotor, pembuangan air kotor dan kotoran

menggunakan sistem Biotank, yang mana hasil limbahnya dapat dialirkan langsung menuju roil kota ataupun bak penampungan.

c. Sistem Elektrikal, sumber listrik berasal dari

PLN dan juga Generator Set yang selanjutnya di control melalui ruang control panel dan alirkan ke bangunan.

d. Fire Fighter, sistem pemadam kebakaran yang

mencakup hydrant, smoke detector, dan sprinkler, berasal dari air yang bersumber dari reservoir bawah melalui pompa dan shaft bangunan.

Page 5: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

40  

e. Penangkal Petir, menggunakan sistem penagkal petir modern yaitu E.S.E (Early Streamer Emision). Sistem E.S.E ini bekerja dengan cara melepaskan ion dalam jumlah besar sebelum disambar petir, yang menuntun petir agar selalu memilih ujung penangkal elektrostatis ini.

f. Sistem Pencahayaan, menggunakan pencahayaan buatan pada area yang tidak terjangkau sinar matahari.

g. Sistem Penghawaan, Penghawaan buatan menggunakan ac split dan penghawaan alami dengan memanfaatkan sistem cross ventilation.

7.7 Konsep Material

Jenis material yang digunakan yaitu material modern yang diterapkan pada bangunan hotel seperti atap aspal bitumen, penggunaan kaca sebagai bukaan dan batu alam pada dinding fasade bangunan agar tercipta nuansa alami dan kokoh.

8. Hasil Rancangan

Gambar 4 Site Plan Sumber : Data Pribadi

Gambar 5 Layout Plan Sumber : Data Pribadi

Gambar 6 Basement Sumber : Data Pribadi

Gambar 7 Denah Lt.1 Sumber : Data Pribadi

Page 6: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

41  

Gambar 8 Denah Lt. 2-4 Sumber : Data Pribadi

Gambar 9 Denah Lt.5 Sumber : Data Pribadi

Gambar 10 Denah Lt.6 Sumber : Data Pribadi

Gambar 11 Tampak Depan dan Belakang Sumber : Data Pribadi

Gambar 12 Tampak Kanan dan Kiri Sumber : Data Pribadi

Gambar 13 Potongan A-A Sumber : Data Pribadi

Page 7: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

42  

Gambar 14 Potongan B-B Sumber : Data Pribadi

Gambar 15 Perspektif 1 Sumber : Data Pribadi

Gambar 16 Perspektif 2 Sumber : Data Pribadi

Gambar 17 Perspektif 3 Sumber : Data Pribadi

Gambar 18 Perspektif 4 Sumber : Data Pribadi

Gambar 19 Interior 1 Sumber : Data Pribadi

Gambar 20 Interior 2 Sumber : Data Pribadi

9. Kesimpulan

Perancangan Hotel Bintang Lima di Banda Aceh menerapkan tema arsitektur hijau sesuai dengan lokasi yang berada pada daerah tropis dengan lingkungan sekeliling berupa perumahan dan perkantoran, lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.

Desain tampak bangunan maupun penataan lansekap dirancang sedemikian rupa selain menampilkan keindahan juga dapat menjadikan Hotel Bintang Lima di Banda Aceh sebagai sarana penginapan bagi wisatawan dan businessman, selain itu juga dapat membantu pemerintah daerah untuk memberikan sarana penginapan berbintang lima di kota Banda Aceh.

Page 8: HOTEL BINTANG LIMA DI BANDA ACEH

JURNAL  ILMIAH  MAHASISWA  ARSITEKTUR  DAN  PERENCANAAN  VOLUME  1,  No.1,  2017,  hal  36-­‐43    

43  

Adapun hasil perancangan Hotel Bintang Lima di Banda Aceh ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar rancangan ini dapat jauh lebih baik.

10. Daftar Pustaka

[1] SK Menparpostel No.KM 34/HK 103/MPPT-87

[2] https://renodaneswara.wordpress.com