Holistik Komprehensif.edit
-
Upload
domiko-widyanto -
Category
Documents
-
view
175 -
download
1
Transcript of Holistik Komprehensif.edit
PENGELOLAAN ANAK DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK KOMPREHENSIF
PENDAHULUAN
Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang
berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda, tetapi
tetap akan menuruti patokan umum. Sehingga diperlukan kriteria sampai seberapa jauh keunikan
seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas-batas normal atau tidak. Yang dimaksud
normal dalam arti medis yaitu apabila pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun intelek
dan kepribadian berlangsung harmonis yang meningkat dan dapat diramalkan kecepatan serta
hasil akhirnya, sesuai dengan kemampuan genetik/bawaannya. Sedangkan yang dimaksud
normal dalam arti statistik adalah apabila anak tersebut berada dalam batas 2 SD, di bawah atau
di atas mean kurva sebaran normal menurut Gauss dimana seorang anak dibandingkan dengan
anak sebayanya 1.
Pediatri sosial meliputi anak dalam keadaan sehat maupun sakit yang hidup di dalam
lingkungan sekelompok manusia atau masyarakat dimana ia tumbuh dan berkembang. Anak
mempunyai arti yang luas yang meliputi kurun masa hidup seseorang sejak konsepsi sampai
dewasa matur, termasuk masa pranatal dan adolesensi 2.
Secara skematik pediatri sosial dapat digambarkan sebagai dua pendekatan ilmu kedokteran anak
yang saling terkait dengan erat, yaitu pediatri klinik yang mempelajari penyakit, patologi,
simptomatologi dan cara mengobatinya dan pediatri pencegahan yang meliputi aspek
pencegahan penyakit dan bagaimana mempertahankan kesehatan secara baik seperti halnya
merawat dan mengasuh bayi sejak ia dilahirkan, khususnya pada tahun pertama dimana bayi
tersebut memerlukan pemantauan yang ketat pada semua aspek kehidupannya 2.
Pediatri (ilmu kedokteran anak)
Pediatri klinik(ilmu mempelajari
penyakit)
Pediatri preventif(ilmu perawatan dan asuhan)
PEDIATRI SOSIALPEDIATRI SOSIAL
PEDIATRI SOSIAL DALAM ARTI YANG LUAS 2
Pediatri sosial bukan disiplin ilmu atau teknologi yang berdiri sendiri tetapi lebih
condong sebagai suatu sikap, pandangan seorang dokter maupun semangat dalam upaya
mencegah ataupun tindakan kuratif-promotif pada seorang anak untuk mencapai kualitas
hidupnya yang optimal.
Pediatri sosial adalah semua upaya untuk kepentingan masyarakat yang berusia muda,
berperan dalam lingkup pediatri klinik maupun lingkup pediatri klinik maupun lingkup pediatri
pencegahan di masyarakat bersama orangtua anak, dokter keluarga dan siapapun sebagai
individu maupun organisasi yang bergerak dalam lingkungan anak, yang sifatnya lokal ,regional,
nasional maupun internasional.
Karena meliputi aspek klinik, yaitu meliputi penyakit, maka perlu mengetahui tentang
statistik kesehatan, yaitu pola morbiditas dan mortalitas, epidemiologi suatu penyakit, masalah
gizi anak, kelainan lahir, cedera karena kecelakaan dan adanya gangguan motorik, sensorik
maupun fisik, metoda deteksi atau penemuan kelainan secara dini dan readaptasi ke dalam
masyarakat, semuanya demi kepentingan usia muda atau anak.
Karena menyangkut juga aspek pencegahan dan asuhan, perlu mengetahui seluk beluk
tumbuh kembang anak, nutrisi anak, imunologi dan imunisasi, pengetahuan mengenai kesehatan
lingkungan, psikososial anak dan keluarganya, sistem rujukan dan metoda penyuluhan pada
orangtua anak dan masyarakat luas dan kepada semua yang berkecimpung di bidang kesehatan
anak.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG 1
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil
akhir yang optimal.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
merupakan lingkungan “ bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari
, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
a. Faktor Lingkungan Pranatal
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai
dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah :
Gizi ibu
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang
menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan
hambatan pertumbuhan otak janin , anemia pada bayi baru lahir, bayi baru
lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yng kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan
pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus ,
dapat menyebabkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi
fasialis, atau kranio tabes.
Obat-obatan, Toksin/zat kimia
Pengaruh obat yang diberikan kepada ibu hamil terhadap janin sangat
tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, waktu dan lama pemberian.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen,
misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat
anti kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis
sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah , lahir mati, cacat atau
retardasi mental.
Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang
terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali atau palsi serebralis,
seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.
Endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin berperan sebagai pada pertumbuhan janin,
adalah somatotropin, hormon plasenta, hormone tiroid, insulin dan peptida-
peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin-like growth faktor/IGFs) .
Somatropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar
minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya
menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.
Hormon plasenta (human placental tactogen = hormone chorionic
somatromammotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu tidak dapat masuk
ke janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.
Hormon-hormon tiroid seperti THR (Thyroid Releasing Hormon), TSH
(Thyroid Stimulating Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak
minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13.
Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan.
Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat
terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat
mengkibatkan reterdasi mental.
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat
sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin
melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan
pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi
IGFs pada janin belum diketahui dengan jelas.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat
pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih
dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (phenylketonuria),
dll.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.
Misalnya pada peristiwa di Hirosima, Nagasaki, dan Chernobyl. Sedangkan
efek radiasi pada orang laki-laki, dapat mengakibatkan cacat bawaan pada
anaknya. Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
Sebaiknya hindari penyinaran pada waktu hamil muda, karena dapat
mengkibatkan malformasi dari janin seperti mikrosefali, spina bifida dan
retardasi janin.
Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella,Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan
infeksi lainnya juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,
Coxsakie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira,
mikroplasma, virus influenza, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia
pada ibu hamil dapat merusak janin.
Stres
Stres yang dialami ibu hamil pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa, dan lain-lain.
Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkompatibilitas sering menyebabkan abortus, hidrops
fetalis, kern ikterus, atau lahir mati. Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk
antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk
dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan berat badan lahir rendah. Keadaan ini terdapat pada ibu hamil
dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung,
ginjal, asma, diabetes melitus, dll. Ibu yang menderita toksemia pada waktu
hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur, dan kematian intrauterin.
b. Faktor Lingkungan Perinatal
Keadaan –keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa perinatal adalah :
Asfiksia
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara
spontan, teratur, dan adekuat segera setelah lahir. Keadaan ini akan
mengakibatkan perubahan biokimia pada darah bayi, yang dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan permanen pada SSP, sehingga bayi
bisa cacat seumur hidup. Akibatnya bayi-bayi ini mempunyai IQ yang lebih
rendah, bahkan ada yang menderita retardasi mental.
Trauma lahir
Trauma lahir disamping angka kematiannya tinggi, juga dapat menghambat
tumbuh kembang anak. Beberapa faktor risiko tinggi terjadinya trauma lahir,
antara lain : primi gravida, partus presipitatus, letak janin abnormal, penilaian
feto-pelvik yang meragukan, dan oligohidramnion. Demikian pula cara dan
jenis persalinan akan turut menentukan berat ringannya trauma lahir.
Hipoglikemia
Hipoglikemia bila kadar glokosa darah < 20 mg% pada BBLR atau < 30mg%
pada bayi cukup bulan. Keadaan ini dapat disertai dengan gejala klinik, dan
bila tidak diatasi dengan segera dapat menyebabkan kematian atau kerusakan
berat pada otak.
Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah
melalui sawar otak, sehingga bisa terjadi kern ikterus atau ensefalopati biliaris
yang bisa mengakibatkan atetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi
mental di kemudian hari. Oleh karena itu semua penderita hiperbilirubinemia
dilakukan pemeriksaan berkala, baik pertumbuhan fisik, motorik,
perkembangan mental dan ketajaman pendengaran.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR tergolong bayi dengan risiko tinggi, karen angka kesakitan dan
kematiannya tinggi. Prognosis pada tumbuh kembang anak dikelak kemudian
hari, dikatakan bahwa pada bayi KMK lebih kurang baik daripada bayi
prematur, karena pada KMK telah terjadi retardasi pertumbuhan sejak di
dalam kandungan, lebih-lebih kalau tidak mendapat nutrisi yang baik setelah
lahir.
Infeksi
Bayi baru lahir terutama BBLR sangat peka terhadap infeksi. Infeksi pada
bayi baru lahir pada umumnya mortalitasnya tinggi, sehingga pencegahan
sangat penting. Memberi kesempatan ibu untuk menyusui seawal mungkin
dan melaksanakan rawat gabung, maka morbiditas dan mortalitas perunatal
dapat diturunkan.
c. Faktor Lingkungan Postnatal
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum
dapat digolongkan menjadi :
Lingkungan Biologis
Ras /suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit
putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada
bangsa Asia.
Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan,
tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian.
Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak
mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita
merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan
perhatian khusus.
Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana
kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak
dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan
makanan (food security) keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup
pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil makanan dalam
keluarga, dimana kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan
biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu
ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup
pembebasan makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia, dan biologis, yang
kian mengancam kesehatan manusia.
Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi
pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan
menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang
mencakup aspek-spek promotif, prevenrif, kuratif, dan rehabilitative.
Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan
sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapatkan imunisasi BCG, Polio 3
kali, DPT 3 kali. Hepatitis-B 3 kali, dan campak.
Disamping itu imunisasi, gizi juga memegang peranan penting dalam
kepekaan terhadap penyakit.
Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya
dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang
berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses
metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient
harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai. 6
Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain
adalah “growth hormone”, tiroid, hormon seks, insulin, IGFs (Insulin-like
growth factors), dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal.
Somatotropin atau “growth hormone” (GH = hormon pertumbuhan)
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama pertumbuhan
kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH
merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang
rawan. GH mempunyai “circadian variation” dimana aktivitasnya meningkat
pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik,
perubahan kadar gula darah dan sebagainya.
Hormon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tubuh kembang anak, karena mempunyai
fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang juga
dibawah pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan pertumbuhan dan fungi
otak sangat tergantung pada tersedianya hormon tiroid dalam kadar yang
cukup. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan retardasi fisik dan mental
yang kalau berlangsung lama, dapat menjadi permanen. Sebaliknya pada
hipertiroidisme dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskular,
metabolisme, otak, mata, seksual, dll, hormon ini mempunyai interaksi dengan
hormone-hormon lain seperti somatotropin.
Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin serta
androgen, karena kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan
terhambat/terhenti dan terjadinya osteoporosis.
Hormon-hormon seks
Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi. Pada
permulaan purbertas, hormon seks memacu pertumbuhan badan, tetapi
sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen disekresi
kelenjar adrenal (dehidroandrosteron) dan testis (testosteron), sedangkan
estrogen terutama diproduksi oleh ovarium.
Insulin like Growth Faktors (IGFs)
Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya
mirip dengan insulin. Fungsinya selain sebagai mediator GH, aktifitasnya
mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblas dan jaringan
lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang
beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hepar.
Faktor Fisik
Cuaca, Musim , Keadaan Geografis Suatu Daerah
Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam lainnya, dapat
berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya
panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula gondok
endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan, dimana air tanahnya
kurang mengandung yodium.
Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan
lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang
kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare, kecacingan, tifus
abdominalis, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan sebagainya. Demikian
pula dengan polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau
asap rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Kalau anak sering menderita sakit, maka
tumbuh kembangnya pasti terganggu.
Keadaan Rumah: Struktur Bangunan, Cahaya, dan Kepadatan Hunian
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin
kesehatan penghuninya.
Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi tinggi.
Faktor Psikososial
Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak
yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat
stimulasi.
Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak
terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
Ganjaran atau Hukuman yang Wajar
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi ganjaran, misalnya
pujian, ciuman, belain, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan
menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah
lakunya. Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang wajar kalau anak
berbuat salah, masih dibenarkan. Yang penting hukuman dilakukan secara
objektif, disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan
hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak.
Sehingga anak tahu aman yang baik dan mana yang tidak baik, akibatnya akan
menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk kepribadian
anak kelak di kemudian hari.
Kelompok Sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman
sebaya. Tetapi perhatian dari orangtua tetap diperlukan untuk memantau
dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan
sebaya menjadi sangat penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus
penyalahan obat-obat dan narkotika.
Stres
Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya
anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun,
dan sebagainya.
Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini diharapkan setiap anak
mendapatkan kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga
dengan mendapatkan pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat menaikan
taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih menjadi masalah sosial sekarang
ini adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku
sekolah karena harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya.
Cinta dan Kasih Sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak
memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar
kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan
kasih sayangnya pula terhadap sesamanya.
Sebaiknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus ke
arah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan
kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri,
pemboros, sombong, dan kurang bisa menerima kenyataan.
Kualitas Interaksi Anak dan Orang Tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua, akan menimbulkan keakraban
dalam keluarga. Anak akan terbuka terhadap orang tuanya, sehingga
komunikasi bisa 2 arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama
karena adanya keterdekatan dan kepercayan antara orangtua dan anak.
Interaksi tidak ditentukan seberapa lama kita bersama anak. Tetapi lebih
ditentukan oleh kualitas oleh interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap
kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi.
Faktor Keluarga Adat dan Istiadat
Pekerjaan Atau Pendapatan Keluarga
Pendapatan kelurga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orangtua dapat menyediakan semua keperluan anak baik yang primer
maupun yang sekunder.
Pendidikan Ayah/Ibu
Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua dapat
menerima semua informasi terutama cara pengasuhan anak yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat sedangkan pada
keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang
banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih saying dan perhatian pada
anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun
belum terpenuhi oleh karena itu keluatga berencana tetap diperlukan.
Jenis Kelamin dan Keluarga
Pada masyarakat tradisional wanita memiliki status yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi masih
tinggi pada wanita demikian pula dengan pendidikan, masih banyak
ditemukan wanita yang buta huruf.
Stabilitas Rumah Tangga
Stabilitas keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis,
dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka untuk pengaruhnya berbeda terhadap
tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang
kepribadiannya tertutup.
Adat Istiadat, Norma-Norma, Tabu-Tabu
Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak. Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama yang
diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan berbagai makanan dan
buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena
makanan dan buah-buahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai
upacara.
Demikian pula dengan norma-norma dan tabu-tabu yang berlaku di
masyarakat, berpengaruh pula terhadap tumbuh kembang anak.
Agama
Pengajaran agama harus ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin, karena
dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan
dan kebajikan.
Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahannya.
Kehidupan Politik dalam Masyarakat yang Mempengaruhi Prioritas
Kepentingan Anak, Anggaran, dan lain-lain.
KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK1,3
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan
dasar yaitu :
1. Kebutuhan fisik-biomedis (“ASUH”)
Nutrisi yang adekuat dan seimbang.
Merupakan kebutuhan akan “asuh” yang terpenting. Nutrisi adalah termasuk
pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak
sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan
otak.
Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan
dan perkembangan otak, jadi nutrisi selain mempengaruhi pertumbuhan juga
mempengaruhi perkembangan otak.
Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, upaya deteksi dini dan tepat
serta limitasi kecacatan, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan
kalau sakit, dll.
Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya. Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh
sesak, cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, amak akan menjamin
tumbuh kembang anak.
Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang
kurang akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran
pencernaan seperti : diare, cacing, dll.
Sandang
Pakaian yang layak, bersih dan aman ( tidak mudah terbakar, tanpa pernik-
pernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing ).
Kesegaran jasmani : olar raga, rekreasi
2. Kebutuhan Emosi/ kasih sayang (“ASIH”)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/
pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang
yang selaras baik secara fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran
ibu/ penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, kan menjalin rasa aman bagi bayi. Ini
diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin. Misalnya dengan
menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir.
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak
negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi.
Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi :
Kasih sayang orangtua
Kasih sayang orangtua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang
memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan
salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang
seoptimal mungkin.
Rasa aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara ia
dan keluarganya.
Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga,
keinginannya diperhatikan, apa yang dikatakannya ingin didengar orang tua,
tidak diacuhkan.
Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukannya, dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang
tua. Janganlah anak dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya.
Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarkan pada perkembangan
anak. Apabila orangtua masih menuntut anaknya mandiri yang melampaui
kemampuannya, maka anak dapat menjadi tertekan. Anak masih perlu
bantuan untuk belajar mandiri, belajar untuk memahami persoalan, memahami
apa yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu memerlukan waktu.
Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang sekelilingnya apabila tak
mampu menghadapi situasi/ masalah, dorongan yang diberikan bukan
merupakan bantuan yang seutuhnya sehingga anak tinggal menerima jadi
tetapi berupa langkah-langkah yang dapat diambil memberi semangat bahwa
dia dahulu dapat mengatasi dengan baik,sehingga anak merasa mendapat
dorongan dan mempunyai semangat untuk menghadapi situasi atau masalah.
Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman
Anak membutuhkan dorongan orangtua dan orang-orang di sekelilingnya
dengan diberikan kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan sifat-
sifat bawaannya.
Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu 9 betapapun kecilnya harus
diperhatikan, semua benda-benda miliknya yang dianggap berharga harus
dapat dia miliki sendiri. Orangtua harus dapat memberikan ‘ rasa memiliki’
pada anak.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASAH”)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan )
pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial :
kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,
produktivitas, dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar
anak antara lain berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi
yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan
tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang
bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan dengan penuh kasih
sayang dan perhatian.
ANAMNESIS TUMBUH KEMBANG ANAK 1
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam anamnesis tumbuh kembang anak, adalah sebagai
berikut :
1. Anamnesis faktor pranatal dan perinatal.
Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis harus
menyangkut faktor risiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental
anak, termasuk faktor risiko untuk buta, tuli, palsi serebralis,dll. Anamnesis juga
menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga.
2. Kelahiran prematur
Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK) dan bayi dismatur (KMK) dimana telah
terjadi retardasi pertumbuhan intrauterin. Pada bayi prematur, karena lahir lebih cepat
dari kelahiran normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterin yang
tidak sempat dilalui tersebut.
3. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi pekembangan anak
Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik anak, harus ditanyakan berat badannya,
karena erat hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut. Untuk menanyakan
kemampuan menolong diri sendiri, misalnya makan, berpakaian, dll harus pula
ditanyakan apakah ibunya memberikan kesempatan pada anak untuk belajar itu.
4. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
5. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada saat
pertama kali datang. Anamnesis yang teliti tentang ‘milestone’ perkembangan anak,
dapat mengetahu tingkat perkembangan anak tersebut.
6. Pola perkembangan anak dalam keluarga
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada kalanya
perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat/lambat, demikian pula
dengan perkembangan bicara atau kemampuan mengontrol buang air besar/ kecilnya.
PENGELOLAAN DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK KOMPREHENSIF
Prinsip pengelolaan anak adalah melakukan pelayanan kesehatan secara komprehensif
( menyeluruh ) pada anak sehat atau sakit dalam proses tumbuh kembang yang meliputi fisik,
mental, dan sosial sejak konsepsi hingga dewasa.
Pengelolaan anak secara komprehensif meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, sedangkan pengelolaan secara holistik yaitu pengelolaan dengan memperhatikan
faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga yang memenuhi kebutuhan dasar anak
(asuh,asih,dan asah), lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan pemerintahan yang
mengeluarkan kebijakan terkait kesehatan anak .
Pengelolaan secara komprehensif
Upaya Promotif
Dilakukan dengan memberikan edukasi kepada orangtua terutama menyangkut faktor-faktor
yang memiliki kemungkinan dapat menjadi penyebab global developmental delay, mikrosefal,
dan retardasi mental,dll.
Merupakan upaya penyuluhan yang bertujuan untuk merubah kebiasaan yang kurang baik dalam
masyarakat agar berperilaku sehat dan ikut berperan serta aktif dalam bidang kesehatan.
Upaya Preventif 4
Pencegahan dalam arti luas tidak hanya terbatas ditujukan terhadap seseorang yang sehat tetapi
dapat pula ditujukan terhadap penderita yang sedang sakit. “Pencegahan” ialah “the act of
keeping from happening” yang maksudnya merupakan tindakan yang menjaga jangan sampai
terjadi sesuatu yang dengan kata lain jangan sampai terlanjur parah. Berdasar batasan di atas
maka hampir semua tindakan kedokteran yang dilaksanakan mengandung unsur pencegahan,
sehingga pada gilirannya dokter dalam pelayanan klinis harus berusaha mencegah terjadinya
“6D” yaitu “ Death, Disease, Disability, Discomfort, Dissatisfaction, and Destitution ( kematian,
penyakit, cacat, nyeri, ketidakpuasan, dan penderitaan )”.
Terdapat 3 tingkat pencegahan ( ‘level of prevention”) ialah :
1. Pencegahan Primer (‘primary prevention” )
Ialah tingkat pencegahan awal dengan cara menghindari atau mengatasi faktor-faktor
risiko, misalnya : melaksanakan imunisasi terhadap penyakit menular, menganjurkan
masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini terhadap virus Hepatitis B, dsb.
2. Pencegahan sekunder
Ialah tingkat pencegahan dengan cara melakukan deteksi dini penyakit pada saat penyakit
tersebut belum menampilkan gejala-gejalanya yang khas, sehingga pengobatan dini
masih mampu menghentikan perjalanan penyakit lebih lanjut, misalnya : pemeriksaan
“pap smears’ dan tes lain untuk penyakit keganasan yang masih terselubung.
Deteksi dini dari orangtua untuk secara peka mengamati perkembangan anak, dan segera
membawa ke dokter atau layanan kesehatan jika ditemukan keterlambatan ( panca indera,
gangguan neurologik, keterlambatan personal sosial, retardasi mental ).
Pengobatan secara seksama dan optimal terhadap infeksi-infeksi pada otak, trauma
kepala, hidrosefalus, epilepsi.
Identifikasi anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan.
3. Pencegahan tersier
Ialah tingkat pencegahan dengan cara melakukan tindakan klinis yang bertujuan
mencegah kerusakan lebih lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit tersebut
diketahui.
Upaya Kuratif
Upaya untuk mendiagnosis seawal mungkin dan mengobati secepatnya secara tepat dan rasional.
Upaya kuratif mencakup sistem pelayanan kesehatan sistem rujukan, yaitu :
Upaya pelayanan kesehatan primer, memberikan pelayanan meliputi 8 unsur pokok bidang
kesehatan : penyuluhan kesehatan, gizi, sanitasi dan air bersih, KIA dan KB, imunisasi
dasar, pencegahan dan pengelolaan penyakit endelik, pengobatan, tersedianya obat.
Upaya pelayanan sekunder, merupakan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tingkat
kabupaten.
Upaya pelayanan tertier, merupakan pelayanan kesehatan tingkat spesialistik ( tingkat
propinsi ).
Upaya Rehabilitatif 5
Rehabilitasi adalah kombinasi dan koordinasi pelayanan medik, sosial, pendidikan dan latihan
ketrampilan untuk melatih atau melatih kembali seseorang untuk mencapai kemampuan/
kesanggupan setinggi mungkin.
Rehabilitasi tidak saja menyangkut cacat fisik tetapi juga semua kelainan dan gangguan
intelegensi, kemampuan kreatif, ketrampilan sosial atau semua pelayanan untuk retardasi mental,
penyakit kronis, penyakit kardiorespirasi, neuromuskuler, dan lokomotor, alkoholisme, serta tuna
yang lain akibat gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Rehabilitasi medis adalah proses pelayanan medis yang bertujuan mengembangkan kesanggupan
fungsional dan psikologik seseorang kalau perlu mengembangkan mekanisme kompensatorik
sehingga memungkinkan bebas dari ketergantungan dan dapat menjalani kehidupan secara aktif
di masyarakat.
Jadi sebagai tujuan utama dari upaya rehabilitasi medik adalah :
a. Mencegah terjadinya kecacatan dengan memberikan tindakan rehabilitasi sedini
mungkin.
b. Mengurangi terjadinya kecacatan semaksimal mungkin dengan memberikan latihan-
latihan dan alat-alat bantu seperti penyangga ( ortotik) dan alat pengganti prothese) bila
perlu.
c. Mengembalikan kemampuan bekerja dari penderita cacat dengan mempersiapkan
kemampuan jasmani, rohani terutama kemampuan mengurus diri sendiri , dan pemberian
latihan ketrampilan.
Pengelolaan Secara Holistik 2
Lingkungan fisiko-bio-psiko-sosial adalah lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang
seorang anak dalam menuju kedewasaan dengan kualitas hidup yang baik, yang meliputi
lingkungan fisik, biologik dan psikososial
Lingkungan fisik berupa antara lain : alam, udara, air, tanah, iklim sarana keras, gedung-gedung,
rumah, pabrik, peralatan industri dan bahan-bahan mati industri.
Lingkungan biologik berupa makhluk hidup seperti manusia, flora, fauna, parasit, tungau dan
virus.
Lingkungan psikososial adalah emosi, sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai
sosial-budaya, kepercayaan, tahayul dan adat istiadat.
Lingkungan fisik , biologik dan psikososial tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait, saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Lingkungan fisiko-bio-psikososial dapat dikelompokkan dalam 4 macam lingkungan, yaitu :
1. Lingkungan keluarga
Merupakan sumber yang paling dekat untuk memenuhi kebutuhan dasar tumbuh
kembang anak. Faktor determinan penting di dalam keluarga adalah : persiapan
kehidupan keluarga ( jasmani, mental, dan sosial), kerukunan yang harmonis, pendidikan
orangtua, penghasilan orangtua, sosial budaya, kondisi rumah ( ventilasi, air bersih, luas
lantai), higiene sanitasi lingkungan dan waktu yang cukup untuk bimbingan anak : asuh,
asih dan asah.
2. Lingkungan masyarakat
Mencakup semua aspek kehidupan, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan, sistem pemerintahan, kebijakan-kebijakan, sarana, sumberdaya manusia,
dana dari lembaga pemerintah dan swasta, LSM, geografi, iklim, sumber alam, sistem
perekonomian yang memberikan lapangan kerja.
3. Lingkungan pembinaan tumbuh kembang dan kesehatan anak
Mencakup program-program kelangsungan hidup anak, program perlindungan /potensi
anak, program perkembangan anak dengan sarana, prasarana dan sumberdaya
manusianya, pendanaan dengan mutu/kualitas yang memadai mencakup seluruh populasi
anak adapun faktor determinan penting adalah : program kelangsungan hidup anak,
perlindungan /potensi anak dan program perkembangan anak.
4. Lingkungan stimulasi di rumah,
Berperan dalam pembinaan kecerdasan dan tingkah laku seorang anak. Mencakup
pengasuhan (rearing) di rumah, pendidikan di sekolah/ pendidikan formal lainnya dan
pendidikan di luar rumah dan di luar sekolah atau pendidikan di masyarakat/ pendidikan
nonformal dengan kebijakan-kebijakan sarana, prasarana dan sumberdaya manusianya
serta tersedianya dana.
Selain pengelompokan di atas, lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak juga
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Lingkungan Mikro, meliputi :
Ibu, meliputi pendidikan, gizi, dll
Nutrisi (ASI)
Imunisasi
Pengobatan sederhana
2. Lingkungan Mini
Anggota keluarga lain : ayah, saudara
Keadaan rumah dan suasana rumah
3. Lingkungan Meso
Lingkungan tetangga
Sarana bermain
Pelayanan kesehatan
Pendidikan sekolah
4. Lingkungan Makro
Kebijakan pemerintah ( Depkes, depdikbud, depag, dll)
Sosial budaya masyarakat
Lembaga non pemerintah baik nasional maupun internasional
BAGAN PENATALAKSANAAN TUMBUH KEMBANG ANAK
PASIEN DATANG
FAKTOR RESIKO
POLA ASUH
TIPE PRIBADI
ANAKTUMBUH
KEMBANG OPTMAL
DETEKSI DINI
GANGGUAN TUMBUH
KEMBANG
DIAGNOSA