Histerektomi

30
PENDAHULUAN Histerektomi berasal dari bahasa yunani yakni hystera yang berarti “rahim” danektomia yang berarti “pemotongan”. Histerektomi berarti operasi pengangkatan rahim., jadi histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan oleh ahli kandungan. Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utamanya dilakukan histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim. Histerektomi telah berkembang pesat, dari semula memerlukan irisan abdomen yang besar dan penyembuhan yang lama seperti histerektomi abdominal total dan subtotal menjadi prosedur dengan resiko invasif yang minimal seperti histerektomi vaginal dan histerektomi laparoskopi. Histerektomi abdominal sendiri lebih dominan sebanyak 3 kali lipat dibandingkan histerektomi vaginal walaupun memiliki morbiditas yang lebih tinggi, penyembuhan yang lebih lambat, dan mahal biayanya. 1

description

obgyn

Transcript of Histerektomi

PENDAHULUAN Histerektomi berasal dari bahasa yunani yakni hystera yang berarti rahim danektomia yang berarti pemotongan. Histerektomi berarti operasi pengangkatan rahim., jadi histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan oleh ahli kandungan. Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utamanya dilakukan histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim. Histerektomi telah berkembang pesat, dari semula memerlukan irisan abdomen yang besar dan penyembuhan yang lama seperti histerektomi abdominal total dan subtotal menjadi prosedur dengan resiko invasif yang minimal seperti histerektomi vaginal dan histerektomi laparoskopi. Histerektomi abdominal sendiri lebih dominan sebanyak 3 kali lipat dibandingkan histerektomi vaginal walaupun memiliki morbiditas yang lebih tinggi, penyembuhan yang lebih lambat, dan mahal biayanya.

HISTEREKTOMI

DEFINISI Histerektomi berasal dari bahasa yunani yakni hystera yang berarti rahim danektomia yang berarti pemotongan. Histerektomi berarti operasi pengangkatan rahim., jadi histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan oleh ahli kandungan. Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utamanya dilakukan histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim. Histerektomi adalah tindakan pengangkatan uterus yang merupakan operasi ginekologi mayor, paling sering dilakukan setelah seksio sesarea. Tindakan histerektomi dilakukan sebanyak 6,1 sampai 8,6 tindakan per 1000 wanita diseluruh dunia dan sekitar 75% telah dilakukan pada wanita usia 20 sampai 40 tahun. 30% wanita di Amerika telah menjalani operasi ini dan hampir 90% disebabkan kelainan yang bersifat jinak terutama fibroid. Histerektomi merupakan pengobatan definitif untuk gangguan perdarahan uterus dan memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi dibandingkan berbagai bentuk pengobatan lainnya. Histerektomi merupakan tindakan operatif yang aman dengan kerusakan organ visceral berkisar 0,5 sampai 2% dan tingkat kematian sebesar 0,5 sampai 2% per 1000. Histerektomi telah berkembang pesat, dari semula memerlukan irisan abdomen yang besar dan penyembuhan yang lama seperti histerektomi abdominal total dan subtotal menjadi prosedur dengan resiko invasif yang minimal seperti histerektomi vaginal dan histerektomi laparoskopi. Histerektomi abdominal sendiri lebih dominan sebanyak 3 kali lipat dibandingkan histerektomi vaginal walaupun memiliki morbiditas yang lebih tinggi, penyembuhan yang lebih lambat, dan mahal biayanya. Melihat hal tersebut seharusnya histerektomi vaginal pada kasus bukan prolaps uteri dilakukan pada pasien yang memenuhi criteria yaitu besar uterus tidak lebih dari usia kehamilan 12 minggu atau kurang dari 200 gram. Tidak ada endometriosis atau tidak terdapat imobilitas uterus akibat perlekatan dengan jaringan sekitarnya. (Hetal, 2006). Menurut Pusat Nasional untuk Statistik Kesehatan, dari 617.000 histerektomi dilakukan pada tahun 2004, 73% juga melibatkan operasi pengangkatan ovarium. Di Amerika Serikat, 1 / 3 perempuan dapat diharapkan untuk memiliki histerektomi pada usia 60. Saat ini ada 22 juta diperkirakan merupakan orang di Amerika Serikat yang telah menjalani prosedur ini. Rata-rata 622.000 histerektomi tahun telah dilakukan dalam dekade terakhir. Pengangkatan rahim membuat pasien tidak mampu melahirkan anak (seperti halnya pengangkatan ovarium dan tuba fallopi), dan perubahan tingkat hormon nya jauh, sehingga operasi biasanya dianjurkan untuk hanya beberapa keadaan tertentu: Beberapa jenis kanker sistem reproduksi (rahim, leher rahim, ovarium) atau tumor Sebagai pengobatan profilaksis bagi mereka dengan baik sejarah keluarga yang kuat dari kanker sistem reproduksi (khususnya kanker payudara dalam hubungannya dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2) atau sebagai bagian dari pemulihan mereka dari kanker tersebut Berat dan keras endometriosis (pertumbuhan lapisan rahim di luar rongga rahim) dan / atau adenomiosis (suatu bentuk endometriosis, dimana lapisan rahim telah tumbuh ke dalam dan kadang-kadang melalui otot-otot dinding rahim) setelah pilihan bedah farmasi atau lainnya telah habis Postpartum untuk menghapus baik kasus yang parah plasenta previa (plasenta yang telah terbentuk baik di atas atau di dalam jalan lahir) atau plasenta akreta (plasenta yang tumbuh ke dalam dan melalui dinding rahim untuk menempelkan dirinya sendiri ke organ lain), sebagai juga sebagai upaya terakhir dalam kasus perdarahan postpartum berlebihan Untuk transmen, sebagai bagian dari transisi gender mereka Untuk cacat perkembangan yang parah Meskipun histerektomi sering dilakukan untuk fibroid (tumor jinak seperti pertumbuhan di dalam rahim itu sendiri terdiri dari otot dan jaringan ikat), pilihan konservatif dalam pengobatan yang tersedia oleh dokter yang terlatih dan terampil alternatif. Hal ini juga didokumentasikan dalam literatur medis yang miomektomi, operasi pengangkatan fibroid rahim dengan rekonstruksi, telah dilakukan selama lebih dari satu abad. Rahim adalah organ seks hormon-responsif reproduksi, dan ovarium menghasilkan mayoritas estrogen dan progesteron yang tersedia pada wanita usia reproduksi genetik. Beberapa kelompok pendidikan kesehatan perempuan seperti Sumber Daya Histerektomi Pendidikan dan Layanan berusaha untuk menginformasikan publik tentang banyak konsekuensi dan alternatif untuk histerektomi, dan fungsi-fungsi organ penting bahwa perempuan memiliki semua sepanjang hidup seorang wanita. Histerektomi biasanya dilakukan untuk kondisi yang serius dan sangat efektif dalam menyembuhkan kondisi. Health Study Perempuan Maine tahun 1994 diikuti selama waktu 12 bulan sekitar 800 perempuan dengan masalah ginekologi yang sama (nyeri panggul, inkontinensia urin karena prolaps rahim, endometriosis parah, perdarahan menstruasi yang berlebihan, fibroid yang besar, hubungan seksual yang menyakitkan), sekitar setengah dari mereka memiliki histerektomi dan setengah dari mereka tidak. Studi ini menemukan bahwa sejumlah besar dari mereka yang menjalani histerektomi telah menandai perbaikan dalam gejala mereka setelah histerektomi, serta perbaikan yang signifikan dalam tahun mereka secara keseluruhan fisik dan kesehatan mental seseorang keluar dari operasi mereka. Studi menyimpulkan bahwa bagi mereka yang memiliki masalah ginekologi keras yang tidak menanggapi intervensi non-bedah, histerektomi mungkin bermanfaat bagi kesehatan mereka secara keseluruhan dan kesehatan.SEJARAH Sebenarnya histerektomi vaginal merupakan salah satu tindakan operasi paling besar paling lama yang pernah dilakukan oleh manusia, berdasarkan referensi dari jaman Hipocrates pada abad ke 5 sebelum masehi dan selanjutnya ditulis oleh Sorenus dari Ephesus pada tahun 120 sebelum masehi. Sedangkan pendekatan abdominal baru dikembangkan 150 tahun yang lalu, dimana Brunham melakukan histerektomi abdominal pertama kali dan berhasil tahun 1853 meskipun prosedur itu awalnya memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi, namun modifikasi tekhnik dengan sedikit pemakaian sutura, kemajuan dalam antiseptic dan asepsis serta pemakaian antibiotik yang adekuat telah menjadikan tindakan histerektomi aman dan jadi terbesar kedua didunia setelah di dunia setelah seksio sesarea. PROSEDUR Merupakan operasi terencana dan terdapat waktu untuk persiapantindakan sehingga dapat meminimalkan morbiditas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi dokter dan pasien itu sendiri, diperlukan persiapan fisik yang baik antara lain terjaganya kebugaran, kesulitan operasi di minimalisir, resiko tromboemboli, infeksi luka. Pemeriksaan laboratorium dasar meliputi hematologi dan biokimia, urinalisa, elektrokardiografi, dan rontgen dada. Antibiotik profilaksis diberikan sefalosporin generasi pertama dosis tunggal. Pemakaian antibiotik profilaksis terbukti bisa mengurangi resiko infeksi post operatif. Sebelum melakukan tindakan, tidak lupa melakukan inform consent kepada pasien dan keluarganya, yaitu kemauan, kapasitas, dan pengetahuan. Pemakaian anastesi yang baik secara umu atau regional telah banyak dilakukan. (Pranoto, 2006). ETIOLOGI 1. Adanya mioma uteri fibroid yang merupakan tumor jinak pada rahim, Histerektomi perlu dilakukan karena tumor ini dapat menyebabkan perdarahan berkepanjangan, nyeri panggul, anemia, dan tekanan pada kandung kemih. 2. Endometriosis, suatu kelainan yang disebabkan dinding rahim bagian dalam yang seharusnya tumbuh didalam rahim saja, juga ikut tumbuh diindung telur, tuba falopii, atau bagian tubuh lainnya. Hal ini bisa membahayakan bagi ibu, oleh karena itu, biasanya dianjurkan untuk melakukan histerektomi oleh dokter.JENIS-JENIS HISTEREKTOMI 1. Histerektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis ini, rahimn diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin.2. Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhan.3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral. Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba falopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya masih muda. 4. Histerektomi radikal, histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan dan kelenjar limfe disekitar kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan nyawa penderita.

Histerektomi dapat dilakukan melalui 3 macam cara, yaitu abdominal, vaginal dan laparoskopik. Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan lainnya. Histerektomi abdominal tetap merupakan pilihan jika uterus tidak dapat dikeluarkan dengan metode lain. Histerektomi vaginal awalnya hanya dilakukan untuk prolaps uteri tetapi saat ini juga dikerjakan pada kelainan menstruasi dengan ukuran uterus yang relatif normal. Histerektomi vaginal memiliki resiko invasif yang lebih rendah dibandingkan histerektomi abdominal. Pada histerektomi laparoskopik, ada bagian operasi yang dilakukan secara laparoskopi. (Garry, 1998). Hiterektomi Abdominal Pada perdarahan disfungsional, mioma uterus, dan prolaps uteri, dimana frekuensi terjadinya komplikasi lebih tinggi pada tindakan yang dilakukan atas indikasi mioma. (Basir, et all, 2005). Metode ini paling mudah dan luas melihat medan operasi, tetapi berkaitan dengan periode infeksi dan demam yang lebih lama, kehilangan darah yang lebih banyak. Selain itu infeksi luka operasi pada dinding abdomen juga lebih besar. (Johnson, et all, 2008) (Pranoto, 2006). Komplikasi keseluruhan adalah 19,8% pada abdominal dan 9,8% pada vaginal.

Histerektomi Vaginal Dapat dilakukan perdarahan uterus disfungsi, leiomioma uterus, prolaps uterus, keganasan serviks stadium awal, adenomiosis, dan hyperplasia endometrial. (Thompson, et all, 2008). Kontraindikasinya bila jalur vaginal tidak memungkinkan atau ketika terdapat kondisi patologis yang lebih serius seperti endometriosis, radang pelvis. Vaginal merupakan tuang yang terbatas untuk operasi, maka jumlah instrument yang dipergunakan pada setiap titik pada prosedur ini dijaga tetap minimal untuk mencegah terbatasnya pandangan dalam ruang operasi. Banyaknya instrumen yang dipergunakan selama operasi berbanding terbalik dengan kualitas dokter ahli. Instrumen untuk histerektomi vaginal lebih sederhana dibandingkan histerektomi abdominal.Prosedur Histerektomi Vaginal Ada beberapa cara pengeluaran uterus saat histerektomi vaginal, yaitu teknik morelasi uterus transvaginal, teknik hemiseksi dan teknik coring intramiometrial. (Kovac, 1995). Pemasangan tampon vagina sebaiknya tidak dilakukan setelah histerektomi vaginal, kecuali bila melakukan operasi rekonstruksi pelvis karena akan mencegah perdarahan yang mungkin terjadi.

Histerektomi Laparaskopi Salah satu kemajuan baru yang signifikan dalam prosedur operasi pada beberapa tahun terakhir adalah penggunaan laparaskopi, teknik ini telah diaplikasikan di semua tindakan bedah spesialistik dengan hasil yang baik dan menawarkan solusi yang lebih tidak invasif bagi pasien dan masa pemulihan yang cepat.Ada 3 pengelompokkan histerektomi laparaskopi, yaitu :1. Laparoskop Asisted Vaginal Hysterectomy Dimana tindakan yang dilakukan sebagaian secara laparoskop dan sebagian secara vaginal tetapi ligasi ateri uterine tidak dilakukan secara laparoskopik. 2. Laparastomi Histerektomi Dilakukan ligasi arteri uterine secara laparoskopik kemudian dilanjutkan secara vaginal.3. Total Laparaskopic Histerektomi Tindakan operatif termasuk penjahitan puncak vagina dilakukan secara laparoskopik. Tindakan ini memerlukan keterampilan yang tinggi. Tidak terdapat bukti yang jelas bahwa memberikan keuntungan lebih dari yang lainnya. (Neil, et all, 2005).

Beberapa indikasi dilakukan histerektomi laproskopik termasuk mioma uteri (51,9%), endometriosis (25,1%), endometrial hyperplasia (8,3%), abdominal uterine bleeding (3,2%), dan carcinoma serviks stadium IA (30%). Indikasi utama dilakukan histerektomi adalah mioma uteri dengan berat 130 sampai 750 gram. (Siow, et all, 2007), kontraindikasinya seperti nulipara, kegemukan, dan perlukaan ooforektomi. Banyak wanita ingin mempertahankan leher rahim percaya bahwa hal itu dapat mempengaruhi kepuasan seksual setelah histerektomi. Telah mendalilkan bahwa menghapus leher rahim menyebabkan gangguan neurologis dan anatomi yang berlebihan, sehingga menyebabkan pemendekan vagina, prolaps kubah vagina, dan granulasi manset vagina. Isu-isu tersebut dibahas dalam review sistematis dari keseluruhan histerektomi dibandingkan supraservikal untuk kondisi ginekologi jinak, yang melaporkan temuan sebagai berikut: Tidak ada perbedaan dalam tingkat inkontinensia, konstipasi atau ukuran fungsi seksual. Panjang operasi dan jumlah darah yang hilang selama operasi secara signifikan berkurang selama histerektomi supracervical dibandingkan dengan histerektomi total, tetapi tidak ada perbedaan dalam tingkat pasca-operasi transfusi. Morbiditas demam kurang mungkin dan berkelanjutan siklik pendarahan vagina satu tahun setelah operasi lebih mungkin setelah histerektomi supraservikal. Tidak ada perbedaan dalam tingkat komplikasi lain, pemulihan dari operasi, atau tarif pendaftaran kembali. Dalam jangka pendek, percobaan acak telah menunjukkan bahwa pelestarian serviks atau penghapusan tidak mempengaruhi laju prolaps organ panggul selanjutnya. Namun, tidak ada uji coba sampai saat ini telah membahas risiko prolaps organ panggul bertahun-tahun setelah operasi, yang mungkin berbeda dibandingkan setelah histerektomi Total supracervical. Hal ini jelas bahwa histerektomi supracervical tidak menghilangkan kemungkinan memiliki kanker serviks sejak leher rahim itu sendiri yang tersisa utuh. Mereka yang telah menjalani prosedur ini masih harus melakukan Pap smear secara teratur untuk memeriksa displasia serviks atau kanker.KOMPLIKASI a. Hemoragik Keadaan hilangnya cairan dari pembuluh darah yang biasanya terjadi dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak. Keadaan ini diklasifikasikan dalam sejumlah cara yaitu, berdasarkan tipe pembuluh darah arterial, venus atau kapiler, berdasarkan waktu sejak dilakukan pembedahan atau terjadi cidera primer, dalam waktu 24 jam ketika tekanan darah naik reaksioner, sekitar 7-10 hari sesudah kejadian dengan disertai sepsis sekunder, perdarahan bisa interna dan eksterna. b. Thrombosis vena Komplikasi histerektomi radikal yang lebih jarang terjadi tetapi membahayakan jiwa adalah thrombosis vena dalam dengan emboli paru-paru, insiden emboli paru-paru mungkin dapat dikurangi dengan penggunaan ambulasi dini, bersama-sama dengan heparin subkutan profilaksis dosis rendah pada saat pembelahan dan sebelum mobilisasi sesudah Pembedahan yang memadai.c. Infeksi Infeksi oleh karena adanya mikroorganisme pathogen, antitoksinnya didalam darah atau jaringan lain membentuk pus. d. Pembentukan fistula Saluran abnormal yang menghubungkan 2 organ atau menghubungkan 1 organ dengan bagian luar. Komplikasi yang paling berbahaya dari histerektomi radikal adalah fistula atau striktura ureter. Keadaan ini sekarang telah jarang terjadi, karena ahli bedah menghindari pelepasan ureter yang luas dari peritoneum parietal, yang dulu bisa dilakukan. Drainase penyedotan pada ruang retroperineal juga digunakan secara umum yang membantu meminimalkan infeksi. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. USG : untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan adnexa dalam rongg apelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnose jaringan.2. Foto BNO atau IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai masaa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. 3. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas. 4. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis. 5. Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum, kreatinin. darah. 6. Tes kehamilan. 7. D dan K (dilatasi dan kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk menyingkirkan kemungkinan patologi pada rahim (hyperplasia atau adenokarsinoma endometrium). PENATALAKSANAAN a. Preoperatif Setengah bagian abdomen dan region pubis serta perineal dicukur dengan sangat cermat dan dibersihkan dengan sabun dan air (beberapa dokter bedah tidak menganjurkan pencukuran pasien). Traktus intestinal dan kandung kemih harus dikosongkan sebelum pasien dibawa keruang operasi untuk mencegah kontaminasi dan cidera yang tidak sengaja pada kandung kemih atau traktus intestinal. Edema dan pengirigasi antiseptik biasanya diharuskan pada malam hari sebelum hari pembedahan, pasien mendapat sedatif. Medikasi praoperasi yang diberikan pada pagi hari pembedahan akan membantu pasien rileks.

b. Postoperatif Prinsip-prinsip umum perawatan pasca operatif untuk bedah abdomen diterapkan, dengan perhatian khusus diberikan pada sirkulasi perifer untuk mencegah tromboflebitis dan TVP (perhatikan varicose, tingkatkan sirkulasi dengan latihan tungkai dan menggunakan stoking.Penyakit yang diterapi dengan histerektomi Histerektomi memang sesuatu yang sangat tidak diharapkan, terutama bagi wanita yang masih mendambakan memiliki anak. Namun demikian, seringkali dokter tidak memiliki pilihan lain untuk menangani penyakit secara permanen selain dengan mengangkat rahim. Beberapa jenis penyakit yang mungkin mengharuskan histerektomi antara lain: Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim) Kanker serviks, rahim atau ovarium Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain dari rahim Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna) Prolapsis uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina karena ligamen yang kendur atau kerusakan pada otot panggul bawah Inflamasi Pelvis karena infeksi Setelah menjalani histerektomi, seorang wanita tidak lagi mendapatkan ovulasi dan menstruasi. Hal ini juga berarti berkurangnya produksi hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, keringat berlebihan, dan gejala-gejala lain yang umumnya terjadi pada menopause normal. Wanita yang menjalani salpingo-oporektomi bilateral atau pengangkatan kedua ovarium biasanya juga diberi terapi pengganti hormon untuk menjaga tingkat hormon mereka.Sedangkan cara operasi histerektomi juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:1. Histerektomiabdominal, dimana pengangkatan kandungan dilakukan melalui irisan pada perut, baik irisan vertikal maupun horisontal (Pfanenstiel). Keuntungan teknik ini adalah dokter yang melakukan operasi dapat melihat dengan leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan mempunyai cukup ruang untuk melakukan pengangkatan uterus. Cara ini biasanya dilakukan pada mioma yang berukuran besar atau terdapat kanker pada uterus. Kekurangannya, teknik ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat, menyebabkan masa pemulihan yang lebih panjang, serta menimbulkan jaringan parut yang lebih banyak.2. Histerektomivaginal, dilakukan melalui irisan kecil pada bagian atas vagina. Melalui irisan tersebut, uterus (dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya kemudian dikeluarkan melalui vagina. Prosedur ini biasanya digunakan pada prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah kesembuhan lebih cepat, sedikit nyeri, dan tidak ada jaringan parut yang tampak.3. Histerektomilaparoskopi. Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop (laparoscopically assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi supraservikal laparoskopi (laparoscopic supracervical hysterectomy, LSH). LAVH mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang dimasukkan melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan sekitarnya serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya. LSH tidak menggunakan irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut. Melalui irisan tersebut laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil agar dapat keluar melalui lubang laparoskop. Kedua teknik ini hanya menimbulkan sedikit nyeri, pemulihan yang lebih cepat, serta sedikit jaringan parut.Prosedur Histerektomi Histerektomi dapat dilakukan melalui sayatan di perut bagian bawah atau vagina, dengan atau tanpa laparoskopi. Histerektomi lewat perut dilakukan melalui sayatan melintang seperti yang dilakukan padaoperasi sesar. Histerektomi lewat vagina dilakukan dengan sayatan pada vagina bagian atas. Sebuah alat yang disebut laparoskop mungkin dimasukkan melalui sayatan kecil di perut untuk membantu pengangkatan rahim lewat vagina. Histerektomi vagina lebih baik dibandingkan histerektomi perut karena lebih kecil risikonya dan lebih cepat pemulihannnya. Namun demikian, keputusan melakukan histerektomi lewat perut atau vagina tidak didasarkan hanya pada indikasi penyakit tetapi juga pada pengalaman dan preferensi masing-masing ahli bedah. Histerektomi adalah prosedur operasi yang aman, tetapi seperti halnya bedah besar lainnya, selalu ada risiko komplikasi. Beberapa diantaranya adalah pendarahan dan penggumpalan darah (hemorrgage/hematoma) pos operasi, infeksi dan reaksi abnormal terhadap anastesi.

Teknik Operasi Tindakan pengangkatan rahim menggunakan laparoskopi dilakukan menggunakan anestesi (pembiusan) umum atau total. Waktu yang diperlukan bervariasi tergantung beratnya penyakit, berkisar antara 40 menit hingga tiga jam. Pada kasus keganasan stadium awal, tindakan histerektomi radikal dapat pula dilakukan menggunakan laparoskopi. Untuk ini diperlukan waktu operasi yang relatif lebih lama. Apabila dilakukan histerektomi subtotal, maka jaringan rahim dikeluarkan menggunakan alat khusus yang disebut morcellator sehingga dapat dikeluarkan melalui lubang 10 mm.Apabila dilakukan histerektomi total, maka jaringan rahim dikeluarkan melalui vagina, kemudian vagina dijahit kembali.Operasi dilakukan umumnya menggunkan empat lubang kecil berukuran 510 mm, satu di pusar dan tiga di perut bagian bawah.Komplikasi dan efek samping Komplikasi histerektomi menggunakan laparoskopi pada umumnya sama dengan tindakan operasi laparoskopi lainnya, diantaranya :Cedera pada organ sekitar seperti usus, kandung kencing, ureter. Hal ini terutama timbul apabilan didapatkan perlengketan hebat pada organorgan tersebut. Perdarahan : perdarahan yanga cukup banyak kadangkala memerlukan transfusi darah Infeksi : Jarang dijumpaiPerubahan teknik operasi menjadi open surgery : pada beberapa keadaan misalnyaperlengketan yang sangat hebat, operasi laparoskopi lebih membawa resiko sehingga open surgery lebih dipilih.Histerektomi telah seperti risiko operasi tertentu lainnya dan efek samping.Kematian dan risiko bedah Mortalitas jangka pendek (dalam waktu 40 hari operasi) biasanya dilaporkan dalam kisaran 1-6 kasus per 1000 ketika dilakukan untuk penyebab jinak. Tingkat kematian beberapa kali lebih tinggi bila dilakukan pada pasien yang pregrant, memiliki kanker atau komplikasi lain. Efek jangka panjang pada semua kasus kematian relatif kecil. Perempuan di bawah usia 45 tahun memiliki angka kematian meningkat secara signifikan jangka panjang yang diyakini disebabkan oleh efek samping hormonal histerektomi. Sekitar 35% wanita setelah menjalani histerektomi operasi lain yang terkait dalam waktu 2 tahun.

Reconvalescence Tinggal di rumah sakit adalah 3 sampai 5 hari atau lebih untuk prosedur perut dan antara 2 sampai 3 hari untuk prosedur laparoskopi vagina vagina atau dibantu. Waktu untuk pemulihan penuh sangat panjang dan praktis independen pada prosedur yang digunakan. Tergantung pada definisi "pemulihan penuh" 6 sampai 12 bulan telah dilaporkan. Keterbatasan serius dalam kegiatan sehari-hari diharapkan untuk minimal 4 bulan.Ooforektomi yang tidak diinginkan dan kegagalan ovarium prematur Penghapusan salah satu atau kedua indung telur dilakukan di sejumlah besar histerektomi yang dimaksudkan untuk menjadi ovariesparing. Usia onset rata-rata menopause pada mereka yang menjalani histerektomi adalah 3,7 tahun lebih awal daripada rata-rata bahkan ketika indung telur yang diawetkan. Ini telah diusulkan untuk menjadi karena terganggunya suplai darah ke ovarium setelah histerektomi atau karena umpan balik endokrin hilang dari rahim. Fungsi indung telur yang tersisa secara signifikan terpengaruh dalam tentang perempuan 40%, beberapa dari mereka bahkan memerlukan pengobatan hormon pengganti. Anehnya, efek yang sama dan hanya sedikit lebih lemah juga telah diamati untuk ablasi endometrium yang sering dianggap sebagai alternatif untuk histerektomi. Sejumlah besar wanita mengalami kista ovarium jinak setelah histerektomi.Prematur menopause dan dampaknya Kadar estrogen menurun tajam ketika ovarium diangkat, menghilangkan efek perlindungan estrogen pada sistem kardiovaskular dan tulang. Kondisi ini sering disebut sebagai "menopause bedah", meskipun secara substansial berbeda dari keadaan menopause alami terjadi; yang pertama adalah hormon kejutan mendadak pada tubuh yang menyebabkan onset yang cepat gejala menopause seperti hot flashes, sedangkan yang kedua adalah penurunan secara bertahap dari tingkat hormon yang terjadi selama periode tahun dengan rahim utuh dan ovarium mampu menghasilkan hormon bahkan setelah penghentian periode menstruasi. Ketika hanya rahim dihapus ada risiko tiga kali lebih besar dari penyakit kardiovaskular. Jika ovarium diangkat risiko adalah tujuh kali lebih besar. Beberapa studi telah menemukan bahwa osteoporosis (penurunan kepadatan tulang) dan peningkatan risiko patah tulang yang berhubungan dengan histerektomi. Ini telah dikaitkan dengan efek modulasi estrogen pada metabolisme kalsium dan penurunan kadar estrogen serum setelah menopause dapat menyebabkan hilangnya kalsium yang berlebihan menyebabkan tulang wasting. Histerektomi juga telah dikaitkan dengan tingkat lebih tinggi penyakit jantung dan tulang melemah. Mereka yang telah menjalani histerektomi dengan kedua ovarium diangkat biasanya telah mengurangi tingkat testosteron dibandingkan dengan mereka utuh kiri. Mengurangi tingkat testosteron pada wanita adalah prediksi kerugian tinggi, yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kepadatan tulang berkurang, sementara tingkat testosteron meningkat pada wanita yang berhubungan dengan rasa yang lebih besar hasrat seksual. Ooforektomi sebelum usia 45 dikaitkan dengan kematian lima kali lipat dari gangguan neurologis dan mental.Inkontinensia urin dan prolaps vagina Inkontinensia dan prolaps vagina dikenal efek samping yang berkembang dengan frekuensi tinggi waktu yang sangat lama setelah operasi. Biasanya orang mengembangkan komplikasi 10-20 tahun setelah operasi. Untuk alasan ini angka yang tepat tidak diketahui dan faktor risiko kurang dipahami, juga tidak diketahui apakah teknik bedah pilihan yang memiliki efek apapun. Ini telah dinilai bahwa risiko untuk inkontinensia urin adalah sekitar dua kali lipat dalam 20 tahun setelah histerektomi. Satu studi jangka panjang menemukan risiko meningkat 2,4 kali lipat untuk operasi untuk memperbaiki inkontinensia stres kemih berikut histerektomi Risiko untuk prolaps vagina lebih dari 80% dalam waktu 20 tahun histerektomi.Efek pada kehidupan sosial dan seksualitas Beberapa wanita menemukan pelumasan alami mereka selama gairah seksual juga berkurang atau dihilangkan. Mereka yang mengalami orgasme rahim tidak akan mengalami jika rahim dihapus. Vagina dipersingkat dan dibuat ke dalam saku tertutup dan ada hilangnya dukungan ke kandung kemih dan usus.Masalah langka lainnya Histerektomi dapat menyebabkan peningkatan risiko karsinoma sel ginjal relatif jarang. Efek hormonal atau cedera ureter dianggap sebagai penjelasan yang mungkin. Pengangkatan rahim tanpa mengeluarkan indung telur dapat menghasilkan situasi bahwa pada kesempatan langka dapat mengakibatkan kehamilan ektopik karena adanya fertilisasi terdeteksi yang belum turun ke rahim sebelum operasi. Dua kasus telah diidentifikasi dan profil dalam sebuah isu''Blackwell Journal of Obstetri dan Ginekologi''; lebih dari 20 kasus lainnya telah dibahas dalam literatur medis tambahan.Pemulihan dan Diet Pasca Operasi Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan, disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang buncis, kacang panjang, brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti setelah operasi lainnya, makan makanan yang kaya protein dan meminum cukup air akan membantu proses pemulihan.Setelah prosedur bedah yang disebut histerektomi, karena produksi hormon telah diubah, seorang wanita mungkin mengalami satu atau lebih dari efek samping berikut:o Kecemasano Depresi, perubahan suasana hatio Pusing dan kegelisahano Kelelahano Rambut rontoko Sakit kepalao Jantung berdebar-debaro Insomniao Pemaraho Bersama nyerio Dorongan seks rendah, hubungan seksual yang menyakitkano Memori penyimpangano Kenaikan berat badan Unexplained Inkontinensia urino Kekeringan vagina Wanita yang pernah menjalani histerektomi berada pada peningkatan risiko untuk mengembangkan penyakit jantung, arthritis dan osteoporosis. Ada kondisi medis yang histerektomi mungkin diperlukan, terutama jika kanker ganas yang terlibat. Namun, histerektomi banyak digunakan untuk menghapus fibroid dan kondisi terkait lainnya. Untuk jenis kondisi, histerektomi mungkin tidak diperlukan, tetapi wanita mungkin tidak tahu pengobatan yang kurang radikal dan alternatif yang efektif yang harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan dokter mereka. Dan perempuan sering keliru takut mengembangkan kanker jika histerektomi tidak dilakukan dan mungkin memutuskan untuk memiliki prosedur, menurut sebuah studi seperti yang dilaporkan.(Reuters, 2009). Ketika seorang wanita mengalami histerektomi, dia masuk ke menopause pembedahan diinduksi yang menghasilkan kondisi yang disebut "ketidakseimbangan hormon", bahkan jika ovarium yang tersisa utuh. Bahkan dengan ovarium tidak dihapus, suplai darah ke ovarium setelah operasi mengurangi dan ovarium biasanya berhenti berfungsi dalam waktu 1-3 tahun. Tubuh membutuhkan hormon untuk berfungsi dengan baik. Setelah histerektomi, perempuan akan mengalami kekurangan dua hormon penting - progesteron dan testosteron, jika hanya rahim dihapus dalam histerektomi parsial, tingkat progesteron akan jatuh secara dramatis dalam satu sampai dua bulan dan tingkat estrogen akan menurun dalam satu atau dua tahun. Kekurangan progesteron berhubungan dengan efek samping banyak termasuk efek samping dari histerektomi yang tercantum di atas. Defisiensi Progesteron berhubungan dengan peningkatan risiko mengembangkan jenis kanker tertentu, termasuk kanker endometrium. Testosteron kekurangan pada wanita menyebabkan gairah seks yang rendah, tingkat energi yang rendah, defisiensi tiroid dan depresi, yang tidak ada penjelasan medis yang jelas. Wanita yang memasuki masa menopause sebagai akibat dari histerektomi harus memonitor estrogen mereka (estridiol), tingkat progesteron dan testosteron - dan estrogen alami saja tidak boleh diambil tanpa. Kadar hormon yang mudah dan akurat diukur dengan tes air liur, yang akan menunjukkan kadar hormon penting dalam tubuh. Sejak histerektomi menciptakan kekurangan hormon penting dalam tubuh wanita. Namun, dengan menggunakan hormon sintetis datang dengan risiko tambahan dan efek samping.PENUTUP Histerektomi memiliki beberapa jenis diantaranya :1. Histerektomi parsial (subtotal). 2. Histerektomi total. 3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral. 4. Histerektomi radikalOperasi histerektomi juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:1. Histerektomiabdominal, 2. Histerektomivaginal3. HisterektomilaparoskopiKomplikasi dan efek samping Komplikasi histerektomi menggunakan laparoskopi pada umumnya sama dengan tindakan operasi laparoskopi lainnya, diantaranya :Cedera pada organ sekitar seperti usus, kandung kencing, ureter. Hal ini terutama timbul apabilan didapatkan perlengketan hebat pada organorgan tersebut. Perdarahan : perdarahan yanga cukup banyak kadangkala memerlukan transfusi darah Infeksi : Jarang dijumpaiPerubahan teknik operasi menjadi open surgery : pada beberapa keadaan misalnyaperlengketan yang sangat hebat, operasi laparoskopi lebih membawa resiko sehingga open surgery lebih dipilih.Histerektomi telah seperti risiko operasi tertentu lainnya dan efek samping.1. Kematian dan risiko bedah2. Reconvalescence. 3. Ooforektomi yang tidak diinginkan dan kegagalan ovarium premature4. Prematur menopause dan dampaknya5. Inkontinensia urin dan prolaps vagina6. Efek pada kehidupan sosial dan seksualitas7. Masalah langka lainnyaPemulihan dan Diet Pasca Operasi Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan, disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang buncis, kacang panjang, brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti setelah operasi lainnya, makan makanan yang kaya protein dan meminum cukup air akan membantu proses pemulihan.Setelah prosedur bedah yang disebut histerektomi, karena produksi hormon telah diubah, seorang wanita mungkin mengalami satu atau lebih dari efek samping berikut:o Kecemasano Depresi, perubahan suasana hatio Pusing dan kegelisahano Kelelahano Rambut rontoko Sakit kepalao Jantung berdebar-debaro Insomniao Pemaraho Bersama nyerio Dorongan seks rendah, hubungan seksual yang menyakitkano Memori penyimpangano Kenaikan berat badan Unexplained Inkontinensia urino Kekeringan vagina

DAFTAR PUSTAKA20