His
Transcript of His
Ke&uatan yang Mendorang Janin Keluar
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa kekuatan yang mendorong janin 3alam
persalinan ialah: his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi 3ari ligamen.
Keempat kekuatan tersebut bekerja sama dengan baik dan sempurna.
HIS (KOIVTRAKSI UTERUS)
Kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna dengan
sifat-sifat: (1) kontraksi simetris, (2) fundus dominan, kemudian diikuti 3) relaksasi.
Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah segmen
bawah rahim dan serviks.
Sifat-sifat lainnya dari his adalah: (1) involuntir, (2) intermiten, (3) terasa sakit, 4)
terkoordinasi dan simetris, serta (e) kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar •ecara fisik,
kimia, dan psikis.
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar catatan tentang his pada status
wanita tersebut. Catatan tersebut memuat tentang:
(1) Frekuensi: adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per 10 menit.
(2) Amplitudo atau intensitas: adalah kekuatan his diukur dalam mmHg. Dalam praktek,
kekuatan his hanya dapat diraba secara palpasi apakah sudah kuat atau masih lemah.
(3) Aktivitas his: adalah frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo. Contoh:
frekuensi suatu his 3 x per 10 menit dan amplitudonya 50 mmHg, maka aktivitas rahim =
3 x 50 = 150 unit Montevideo.
(4) Durasi his: adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik, misalnya selama
40 detik.
(5) Datangnya his: apakah datangnya sering, teratur, atau tidak. (6) Interval: adalah
masa relaksasi.
Penelitian tentang kekuatan his banyak dilaporkan oleh Caldeyro - Barcia dari Amerika Latin
(1958). Dari penelitian ini diperoleh bahwa otot-otot uterus pada waktu relaksasi masih
mempunyai tonus dengan tekanan antara 6-12 mmHg. Sedangkan pada tiap kontraksi tekanan
tersebut meningkat.
Pace maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba di mana
gelombang his berasal. Dari sini gelombang his bergerak ke dalam dan ke bawah dengan
kecepatan 2 cm tiap detik mencakup seluruh otot-otot uterus. His yang sempurna mempunyai
kekuatan paling tinggi di fundus uteri, di sebut fundus dominan. Oleh karena serviks tidak
mempunyai otot-otot yang banyak, maka pada setiap his terjadi perubahan pada serviks:
tertarik dan mendatar (effacement) - membuka (dilatasi)
Aktivitas Uterus (Miometrium):
Pada kehamilan menjelang 7 bulan, bila dilakukan pemeriksaan palpasi atau periksa dalam dapat
diraba adanya kontraksi-kontraksi kecil dari rahim (kontraksi Braxton-Hicks), amplitudo 5 mm
Hg berlangsung sebentar. Sesudah kehamilan 30 minggu, aktivitas rahim akan lebih kuat dan
lebih sering.
Pada kehamilan di atas 36 minggu dan pada permukaan kala I, his timbul lebih sering dan lebih
kuaf, pembukaan serviks 2 cm.
Pada akhir kala I, kontraksi uterus lebih meningkat, lebih sering dan teratur dengan amplitudo 60
mm Hg.
a. Pada kala pengeluaran, his menjadi lebih efektif, terkoordinasi, simetris dengan fundal
dominan, kuat, dan lebih lama (60-90 detik).
b. Pada waktu relaksasi, kekuatan tonus uterus kurang dari 12 mm Hg karena dalam keadaan
istirahat.
Peru bahan-perubahan Akibat His:
a. Pada uterus dan serviks: Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis
air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu: Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi
dan tekanan darah.
c. Pada janin: Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya
iskemia fisiologis. Jika benar-benar terjadi hipoksia yang agak lama, misalnya pada
kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin asfiksia dengan denyut jantung janin di atas
160 per menit, tidak teratur.
Pembagian dan sifat-sifatnya:
(1) His pendahuluan:
- his tidak kuat, tidak teratur - menyebabkan "show". (2)
His pembukaan (Kala 1):
- his pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm. - mulai kuat, teratur
dan sakit. ,
(3) His pengeluaran (His mengedan) (Kala II):
- sangat kuat, teratur, simetris, terkoodinasi, dan lama. - his untuk
mengeluarkan janin.
- koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan ligamen.
(4) His pelepasan uri (Kala III):
- kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta. (5) His pengiring
(Kala IV):
- kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (merian), pengecilan rahim dalam 6eberapa jam atau
hari.
=HIJS T®N!KA ®ALAIV! OSSTET'R
Uterus tonika merupakan obat-obatan (kemasan) yang kerjanya mempengaruhi kontraksi
rahim dan (memperkuat) his. Supaya tidak tumpang tindih dan tidak diulang-ulang, maka efek
biokimia dan farmakologik tidak dibicarakan pada buku ini.
Sumber dari uterus tonika ini berasal dari hewani, nabati, dan sintetis.
lA Kekuatan yang Mendorong Janin Keluar
85
Bagian III Janin (Passenger), Jalan Lahir (Passage), dan Tenaga (Power)
Secara umum, kegunaannya dalam obstetri adalah:
(1) mempengaruhi kontraksi rahim atau memperkuat his (2) mengurangi
perdarahan pada atonia uteri
(3) induksi atau stimulasi partus
Cara pemakaiannya hendaknya menurut indikasi yang tepat. Penyalahgunaan obat-obat ini
kadang-kadang dapat membahayakan jiwa si ibu, misalnya dapat terjadi robeknya rahim bila
dipakai oleh orang yang tidak awas akan penggunaannya.
Obat-obat tersebut yaitu:
(1) Pituitrin: - pitresin - pitosin
Pituitrin adalah ekstrak dari kelenjar hipofise lobus belakang-sehingga merupakan sumber
hewani. Obat sintetisnya dikenal dengan nama Syntocinon, sebagai nama umum disebut
Oxytocine. Kemasan yang sering kita kenal adalah: pitocinpiton-hypophysin-pitog-landol. Kerja
obat ini memperkuat his yang sudah ada, his datang lebih cepat (efek obat) clan dalam waktu
yang lama.
Kegunaannya pada:
(a) atonia uteri primer (inertia uteri)
(b) kala uri (kala 111) dengan perdarahan (c) kala IV dengan
atonia uteri
(d) steinse kuur (induksi partus cara dulu)
(e) pada plasenta previa setelah pemecahan ketuban dengan maksud supaya perdarahan berhenti
(f) pada kuret mola, supaya dinding rahim menjadi lebih tebal clan berkontraksi
(g) abortus insipiens/perdarahan banyak.
Kontraindikasi:
(a) bagian terdepan anak belum turun (b) letak lintang, letak
rangkap
(c) robekanrahim mengancam
(d) bekas-bekas operasi pada uterus yang hamil (e) hipertensi, eklampsia
(Synto dan pitosin boleh) (f) clan lain-lain
(2) Secale Cornutum
Asal:
(a) Ekstrak dari Claviceps purpurea atau kapang gandum (b) Sintetis misalnya
methergin (Sandoz)
86