HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR. HIPOTERMI.pdf · 2. Pengeringan bayi segera setelah lahir 3....

43
HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR 1

Transcript of HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR. HIPOTERMI.pdf · 2. Pengeringan bayi segera setelah lahir 3....

HIPOTERMIA

PADA BAYI BARU LAHIR

1

PENDAHULUAN

• Bayi baru lahir dan proses termoregulasi

• Hipotermi dapat terjadi pada setiap bayi baru lahir

• Bayi baru lahir, terutama bayi – bayi prematur →

hipotermi

• Temperatur tubuh normal → keseimbangan produksi & kehilangan panas

• Gejala awal yang tidak spesifik → gejala yang berat dengan segala komplikasinya

2

Body Surface Area-to-Body Mass Ratio Comparison in Adults and Low-Birth-Weight Neonates

3 Chandra & Baumgart, Fetal and Neonatal Thermal Regulation, 2005

INSIDENSI

Mizzi & Sultana (2002) :

- 42,2 % hipotermia ringan & 32,2 % hipo

termia sedang

- musim dingin > musim panas

Majumdar dkk (2003) : 18,6 % (rumah sakit)

Kumar & Aganwal (2003) : 11,1 % (di luar rumah sakit)

Yunanto & Andayani (2005) :

- 19 % hipotermia (75 % hipotermia ringan &

25 % hipotermia sedang)

- Dari yang mengalami hipotermia sedang, 12 %

diantaranya dengan penyakit primer

4

5

Proportion of normothermia on

admission

0

20

40

60

80

100

120

win

ter

sum

mer

Perc

en

t o

f A

dm

issio

n

normal

temperature

mild

hypothermia

moderate

hypothermia

Mizzi & Sultana, Hypothermia in Early Neonatal Period

Possible Sources of Heat Loss

6

Etiologi

1. Produksi Panas menurun

2. Peningkatan panas yang hilang

3. Kegagalan Termoregulasi

7

1. Penurunan Produksi Panas

1. Hipoadrenalisme

2. Hipotiroidisme

3. Hipopituarisme

8

2. Peningkatan Panas yang hilang

1. Konduksi

2. Konveksi

3. Radiasi

4. Evaporasi

9

Konduksi

• Perpindahan panas akibat dari perbedaan suhu 2 obyek kontak

10

11

Konveksi

• Perpindahan dari udara dengan gerakan berputar pada permukaan tubuh →

mengakibatkan tubuh kehilangan panas

12

13

Radiasi

• Perpindahan suhu dari obyek yang panas ke obyek yang dingin

14

Evaporasi

• Kehilangan panas akibat penguapan

15

16

17

Four Avenues of Physical Heat Transfer

3. Kegagalan termoregulasi

• Secara umum terjadi akibat dari kegagalan hipotalamus dalam menjalankan fungsinya, sebagai organ

termoregulator.

18

Lemak Coklat ( brown fat / brown adipose tissue = BAT )

• Mengandung banyak mitokondria, kaya kapiler dengan akhiran saraf simpatis. Karena efek noradrenalin, akan terjadi proses fosforilasi oksidatif → panas

• Banyak ditemukan pada daerah ginjal, kelenjar adrenal, otot dan pembuluh darah di leher, mediastinum, daerah antara skapula dan aksila

• Pada neonatus aterm mempunyai deposit 4 – 10%

• Pada neonatus preterm ditemukan pada sekitar minggu ke 26-30 kehamilan dan dalam jumlah yang sedikit.

• Umumnya menghilang pada 3 bulan setelah lahir

kecuali pada neonatus yang mengalami paparan dingin

19

ASPEK KLINIS HIPOTERMI

20

ASPEK KLINIS HIPOTERMI

Paparan dingin : Manfaat → inisiasi timbulnya pernafasan & terapi pada HIE, krn efek reduksi metabolisme seluler → disisi lain harus dihindarkan kerugian Menyebabkan penurunan suhu tubuh bayi - Chandra & Baumgart : 0,2 – 1 0C/menit - Stern : 0,1 – 0,3 0C/menit - LeBlanc : 2 0C dalam 30 menit - WHO CGTC : 2 – 4 0C dalam 10 – 20 menit

21

RESPON TUBUH TERHADAP PAPARAN DINGIN

• Shivering Thermoregulation

• Non-shivering Thermoregulation

• Vasokontriksi Perifer

22

Bayi baru lahir :

• Lebih Mudah mengalami hipotermi

• Non-Shivering Thermoregulation

• Vasokonstriksi perifer

23

Perubahan-perubahan patologis

- Peningkatan konsumsi oksigen

- Distres respirasi

- Gangguan keseimbangan asam-basa

- Hipoglikemi

- Defek koagulasi

- Sirkulasi fetal persisten

- Gagal ginjal akut

- Nekrotikan enterokolitis

- Gangguan sistemik lainnya

24

Neonatus yang Berisiko hipotermi

• Preterm

• IUGR

• Neonatus dengan kelainan kongenital yang spesifik

• Neonatus dengan masalah yang mempengaruhi SSP

• Neonatus dengan riwayat resusitasi lama

25

GEJALA KLINIS

26

Gejala Klinis

• Akrosianosis, pucat, sianosis sentral

• Ekstremitas dingin

• Apnea, bradikardi

• Letargi

• Malas minum

• Edema, sklerema

27

D I A G N O S I S

28

Diagnosis

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik.

• Pemeriksaan penunjang lain sesuai dengan penyakit primer :

• Darah rutin

• Elektrolit

• Analisa gas darah

• Radiologis

• EKG

• dll

29

PENATALAKSANAAN

30

31 Essential Newborn Nursing for Small Hoapitals, 2005

• Hipotermi Sedang (32-25,9)

• Pakaian hangat, topi, serta selimut yang hangat

• ASI dan perawatan bayi lekat apabila dimungkinkan.

• Gunakan inkubator / radiant warmer

• Periksa kadar gula darah , terapi hipoglikemia sesuai indikasi

• Pengawasan dan penanganan segera adanya tanda-tanda kegawatan

• Pantau suhu tubuh bayi setiap jam :

- Bila suhu naik minimal 0,5 / jam, lanjutkan memeriksa suhu

setiap 2 jam

- Bila suhu tidak naik / naik terlalu pelan kurang dari 0,5 /jam,

penanganan kearah sepsis.

• Setelah suhu normal ;

- Lakukan perawatan lanjutan

- Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhunya setiap 3

jam.

32

• Hipotermi Berat :<32

• Segera hangatkan bayi dibawah radiant warmer, rawat di dalam inkubator.

• Pakaian yang hangat, topi.

• Pasang jalur i.v pemberian cairan sesuai kebutuhan, dengan pipa infus terpasang dibawah pancaran panas, untuk menghangatkan.

• Periksa kadar gula darah , terapi hipoglikemia sesuai indikasi

• Pengawasan dan penanganan segera adanya tanda-tanda kegawatan

• Pemberian antibiotika.

• ASI / menyusu ibu apabila memungkinkan.

• Pantau suhu tubuh bayi setiap jam, apabila terdapat kenaikan paling tidak 0,5 / jam lanjutkan dengan memeriksa suhu tubuh bayi setiap 2 jam

• Setelah suhu tubuh bayi normal , lakukan perawatan lanjutan untuk bayi.

33

KOMPLIKASI

• Aritmia jantung

• Edema paru

• Perdarahan saluran cerna

• Akut tubular nekrosis

• Asidosis metabolik

• Trombosis intravaskular

34

Prognosis

• Hipotermi berat biasanya buruk

• Hipotermi sedang bila tidak tertangani akan jatuh ke hipotermi berat

35

P E N C E G A H A N

36

10 LANGKAH PROTEKSI TERMAL

1. Ruang bersalin yang hangat

2. Pengeringan bayi segera setelah lahir

3. Kontak kulit dengan kulit

4. Pemberian Air Susu Ibu

5. Menunda Memandikan & Menimbang bayi

6. Pakaian & Selimut yang tepat

7. Rawat Gabung

8. Transportasi hangat

9. Resusitasi hangat

10. Pelatihan dan Sosialisasi Rantai Hangat

37 WHO Consultative Group on Thermal Control

38

SKIN TO SKIN CONTACT

39

40 Kotak Penghangat.

41

RADIANT WARMER

42 INKUBATOR

KESIMPULAN

• Semua bayi mempunyai risiko untuk terjadinya hipotermi, terutama pada jam-jam pertama kehidupannya, risiko meninggi pada keadaan-keadaan tertentu

• Non-shivering thermogenesis merupakan mekanisme utama bayi untuk mempertahankan panas tubuh

• Proses kehilangan panas terutama melalui 4 jalur • Hipotermi sering merupakan tanda awal dari suatu

penyakit • Tanpa penanganan yang tepat akan terjadi komplikasi

yang berat • Perlunya sosialisasi tindakan pencegahan hipotermi

dengan 10 Langkah Proteksi Termal

43