HIPOKALEMIA PERIODIK PARALISE
-
Upload
jus-lya-nee -
Category
Documents
-
view
85 -
download
0
description
Transcript of HIPOKALEMIA PERIODIK PARALISE
Taufik Mesiano
Periodic Paralyses Hipokalemi. www. [email protected]
HIPOKALEMIA PERIODIK PARALISE
PENDAHULUAN
Konsentrasi kalium cairan ekstraseluler normalnya diatur dengan tepat kira-kira
4,2mEq/ltr, jarang sekali naik atau turunlebih dari 0,3 mEq/ltr. Pengaturan ini perlu
karena banyak fungsi sel bersifat sensitive terhadap perubahan konsentrasi kalium
cairanekstraselular. Sebagai contoh, peningkatan kalium plasma hanya 4 mEq/ltr
dapatmenyebabkan aritmia jantung dan konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat henti
jantung.Sekitar 95% kalium tubuh total terkandung di dalam sel dan hanya 2% dalam
cairanekstraselular. Kegagalan tubuh dalam mengatur konsentrasi kalium ekstraselular
dapatmengakibatkan terjadinya kehilangan kalium dari cairan ekstraselular yang
disebuthipokalemia. Demikian juga, kelebihan kalium dari cairan ekstraselular disebut
hiperkalemia. Pengaturan keseimbangan kalium terutama bergantung pada ekskresi
olehginjal.
Pe r i od ik pa r a l i s e ada l ah ke l a inan yang d i t anda i dengan h i l angnya
kekua t an o to t , umumnya terkait dengan abnormalitas K + dan abnormalnya respon akibat
perubahan K + dalam serum. Periodik paralise dapat dikelompokkan menjadi :
1. Periodik paralise hipokalemia : genetik, hipertiroid, hiperaldosteronism,
gagalginjal kronik dan idiopatik.
2. Periodik paralise hiperkalemia.
3. Periodik paralise normokalemia.
DEFINISI
Hipokalemia periodik paralise adalah kelainan yang ditandai dengankadar potassium
(kalium) yang rendah (kurang dari 3.5 mmol/L) pada saatserangan, disertai riwayat episode
kelemahan sampai kelumpuhan ototskeletal
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang, pria lebih sering dari wanita
dan biasanya lebih berat. Usia terjadinya serangan pertama bervariasi dari 1-20
tahun,frekuensi serangan terbanyak di usia 15-35 tahun dan kemudian menurun
dengan peningkatan usia.
ETIOLOGI
Hipokalemia periodik paralise biasanya disebabkan oleh kelainan genetik otosomaldominan.
Hal lain yang dapat menyebabakan terjadinya hipokalemia periodic paraliseadalah
tirotoksikosis.
GEJALA KLINIS
1. Kelemahan pada otot
2. Perasaan lelah
3. Nyeri otot
4. Restless legs syndrome
5. Tekanan darah dapat meningkat
6. Kelumpuhan atau rabdomiolisis (jika penurunan K amat berat)
7. Gangguan toleransi glukosa
8. Gangguan metabolisme protein
9. Poliuria dan polidipsia
Alkalosismetabolik Gejala klinis nomor 1, 2, 3, 4 di atas merupakan gejala pada
otot yang timbul jika kadar kalium kurang dari 3 mEq/ltr.
DIAGNOSIS
Diagnosis didapatkan dari anamnesis seperti adanya riwayat pada keluarga
karena eratkaitannya dengan genetik serta gejala klinis seperti yang tersebut di
atas, pemeriksaanfisik dan pemeriksaan penunjang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar K dalam serum
2. Kadar K, Na, Cl dalam urin 24 jam
3. Kadar Mg dalam serum
4. .Analisis gas darah
5. Elektrokardiografi.
VII.DIAGNOSIS BANDING
1.Kehilangan K melalui ginjal.
a.Kalium dalam urin > 15 mEq/24 jam.
bEkskresi kalium disertai poliuria (obat-obat diuretik, diuretic osmotik).
2. Kehilangan K yang tidak melalui ginjal.
a.Kehilangan melalui saluran cerna (diare).
b.Kehlangan melaluikeringat berlebihan.
c.Diet rendah kalium
d. Muntah.
e.Perpindahan kalium ke dalam sel (alkalosis, insulin agonis beta, paralisis periodik,
leukemia).
TERAPI
Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih mudah. Bila kadar kalium
dalam serum > 3 mEq/L, koreksi K cukup per oral. Pemberian 40-60 mEq dapatmenaikkan
kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan pemberian 135-160 mEq dapatmenaikkan
kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L.Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl
disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai
aritmia atau kelumpuhan otot pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl
dilarutkan sebanyak 20mEq dalam 100 cc NaCl isotonik.Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam
untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara intravena.Pemberian
Acetazolamide untuk mencegah serangan dengan dosis 125-1500 mg/hari.Dichlorphenamide
50-150 mg/hari juga telah menunjukkan keefektifan yang sama.Pemberian
Triamterene (25-100 mg/hari) atau Spironolactone (25-100 mg/hari) apabilaacetazolamide
tidak memberikan efek pada orang tertentu.
KOMPLIKASI
•Batu ginjal akibat efek samping acetazolamide.
•Arrhytmia.
•Kelemahan otot progresif.
PROGNOSA
B a i k a p a b i l a p e n d e r i t a m e n g u r a n g i f a k t o r p e n c e t u s s e p e r t i
m e n g u r a n g i a s u p a n karbohidrat, hindari alcohol dll. Serta pengobatan yang teratur