Hipertensi Translate Lily

download Hipertensi Translate Lily

of 14

Transcript of Hipertensi Translate Lily

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    1/30

    Bab 13. Hipertensi

    Kira-kira 60 juta orang Amerika dan 1 miliyar orang di seluruh dunia memiliki

    hipertensi. Data dari Framingham Heart Study menyatakan bahwa orang dengan usia diatasusia 55 tahun, tekanan darahnya akan meningkat terus hingga mendapatkan hipertensi

    sepanjang hidupnya. Oleh karena itu kondisi ini menjadi perhatian publik kesehatan karena

    menjadi resiko utama dari penyakit arteri koroner,stroke, gagal jantung, penyakit ginjal dan

     penyakit arteri perifer. Lebih dari dua per tiga orang dengan hipertensi tidak peduli dengan

     peningkatan tekanan darahnya dan tidak diterapi dengan adekuat utnuk menimalkan resiko

     penyakit kardiovaskuler. Selain itu juga, tidak ada gejala peningkatan tekanan darah sampai

    muncul serangan akut penyakit kardiovaskuler. Sehingga deteksi dini pada hipertensi menjadi

    aspek preventif yang penting.

    Hipertensi juga masih menjadi masalah dalam dunia penelitian karena masih banyak

    yang belum diketahui karena kompleksnya prnyakit ini. Sekitar 90% pasien hipertensi tidak

    diketahui penyebab utamanya. Kondisi ini disebut Hipertensi primer atau esensial.

    Hipertensi yang disebabkan karena kondisi medis lain disebut Hipertensi sekunder. Meskipun

     jauh lebih jarang dibandingkan HE, kondisi yang menyebabkan hipertensi sekunder menjadi

    hal penting untuk diterapi.

    Apa itu hipertensi?

     Nilai tekanan darah bervariasi pada semua populasi dan cendrung meningkat seiring

     bertambahnya usia. Resiko dari komplikasi vaskuler meningkat secara progresif dan linear

    terhadap peningkatan nilai tekanan darah. Berikut kriteria klasifikasi tekanan darah ysng

    diterima saat ini sesuai tabel di bawah ini.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    2/30

    Bagaimana tekanan darah diregulasi?

    Faktor hemodinamik

    Tekanan darah dihasilkan dari jumlah cardiac output (CO) dan total dari tahanan

     perifer (TPR):

    TD = CO x TPR

    CO dihasilkan dari volume sekuncup (SV) dan jumlah denyut jantung (HR). SV

    dipengaruhi oleh kontraktilitas otot jantung, darah balik vena (preload) dan resistensi aorta

    yang harus dilawan oleh ventrikel kiri untuk memompakan darah ke aorta (afterload).

    Adapun 4 sistem yang bertanggungjawab dalam mengatur tekanan darah adalah : jantung,

    sebagai yang memompa darah; pembuluh darah, yang memberikan tahanan perifer; ginjal,

    yang mengatur volume intravaskular; dan hormon, yang memodulasi dari fungsi ketiga

    sistem tersebut. Bagan 13.2 menggambarkan bagaimana faktor-faktor tersebut berkontribusi

    terhadap CO dan TPR.

    Ginjal memiliki peranan penting dalam meregulasi tekanan darah. Tidak peduli

    seberapa besar CO dan TPR, ekskresi rena mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    3/30

    mengembalikan tekanan darah ke nilai normal dengan cara mengurangi volume darah dan

    ekskresi dari natrium. Proses ini disebut dengan pressure natriuresis, yang mana tidak bekerja

    normal pada ginjal pasien hipertensi kronis. Respon ginjal yang menumpul ini ada 2

    mekanisme yang menyebabkannya. Pertama, cedera mikrovaskuler dan tubulointerstisial

     pada ginjal pasien hipertensi yang mengganggu eksresi dari sodium. Kedua, defek pengaturan

    terletak pada fungsi hormon yang bekerja mengatur fungsi ekskresi sodium ginjal dan respon

    ginjal terhadap volume intravaskuler (contohnya pada sistem RAA).

    Refleks Tekanan darah

    Sistem kardiovaskular memiliki mekanisme umpan balik yang terus memantau

    tekanan arteri: system ini berespon ketika tekanan dasah terlalu tinggi atau rendah dan

    kemudian merespon dengan cepat perubahan tersebut. Mekanisme tersebut adalah reflex

     baroreseptor, yang diperantarai oleh reseptor di dinding arkus aorta dan sinus karotis.

    Baroreseptor memantau perubahan tekanan dengan merasakan peregangan dan deformasi

    dari arteri. Jika tekanan arteri meningkat, baroreseptor dirangsang, meningkatkan transmisi

    impuls mereka ke sistem saraf pusat (yaitu, medula). Sinyal umpan balik negatif kemudian

    dikirim kembali ke sirkulasi melalui

    sistem saraf otonom, menyebabkan tekanan darah turun kembali ke tingkat normalnya.

    Semakin tinggi tekanan darah naik, semakin teregang baroreseptor dan semakin besar

    tingkat transmisi impuls ke medula. Sinyal dari reseptor sinus karotis dilakukan oleh saraf

    glossopharingeus (saraf kranial IX), sedangkan reseptor yang dari lengkungan aorta berperan

    melalui saraf vagus (saraf kranial X). Serat-serat saraf berkumpul di tractus solitarius di

    medulla, di mana impuls baroreseptor menghambat aliran sistem saraf simpatik dan

    membangkitkan efek parasimpatis. Hasil dari system ini adalah (1) penurunan resistensi

     pembuluh darah perifer (yaitu, vasodilatasi) dan (2) pengurangan CO (karena penurunan

    denyut jantung dan berkurangnya kekuatan kontraksi jantung). Sebaliknya, ketika penurunan

    tekanan sistemik dirasakan oleh baroreseptor, maka lebih sedikit impuls yang ditransmisikan

    ke medula, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Efek utama dari mekanisme

     baroreseptor adalah untuk memodulasi saat demi saat variasi tekanan darah sistemik. Namun,

    reflex baroreseptor tidak terlibat dalam pengaturan tekanan darah jangka panjang dan tidak

    mencegah perkembangan hipertensi kronis. Alasan untuk ini adalah bahwa baroreseptor terus

    mereset sendiri. Setelah satu atau dua hari terpapar tekanan yang lebih tinggi dari tekanan

    dasar, impuls yang dihantarkan baroreseptor kembali berkurang ke nilai awal.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    4/30

    Hipertensi Esensial

    Sekitar 90% penderita hipertensi memiliki tekanan darah yang tinggi tanpa penyebab

    yang jelas, keadaan ini disebut hipertensi esensial. HE lebih bersifat deskripsi daripada

    sebuah diagnosis, karena hanya menunjukkan bahwa manifestasi pasien dari pemeriksaan

    fisik (tekanan darah tinggi) yang penyebabnya tidak ada ditemukan.

    Epidemiologi dan Genetika

    Keturunan tampaknya memainkan peran penting dalam HE, penanda genetik belum

    secara konsisten teridentifikasi. Tampaknya kemungkinan besar HE adalah kelainan genetik

    yang kompleks, melibatkan beberapa lokus. Selanjutnya, distribusi HE tidak merata ada di

    antara yang berbeda kelompok ras. Misalnya, dalam distribusi usia yang paling banyak, kulit

    hitam signifikan lebih mungkin untuk menjadi hipertensi dibandingkan orang dari ras lain.

    Meskipun tidak ada gen yang secara konsisten terkait dengan HE, beberapa lokus

    telah menunjukkan asosiasi positif. Sebagai contoh, kontributor autosomal dominan terhadap

    tekanan darah tinggi telah ditemukan, biasanya melibatkan cacat saluran natrium ginjal.

     Namun, kelainan ini jarang terjadi dan diduga hanya sebagian kecil dari pasien hipertensi.

    Gen yang mengatur renin-angiotensin-aldosteron telah diteliti secara mendalam karena peran

    sentral sistem ini dalam menentukan volume intravaskular dan tonus pembuluh darah.

    Penemuan hasil penelitian

    Kelainan sistemik

    Beberapa kelainan pada regulasi tekanan darah telah ditemukan pada pasien HE.

    Jantung dapat berkontribusi penyebab hipertensi berbasis CO yang tinggi karena

    overaktivitas simpatik. Pembuluh darah dapat mempengaruhi tahanan perifer yang

    menimbulkan hipertensi dengan cara (1) meningkatnya aktivitas simpatis; (2) Pengaturan

    yang abnormal dari tonus pembuluh darah oleh faktor lokal, termasuk oksida nitrat, endotelin,

    dan faktor natriuretik; atau (3) cacat saluran ion kontraktil otot polos pembuluh darah.

    Ginjal dapat menyebabkan hipertensi yang diakibatkan peningkatan volume dengan

    mempertahankan natrium yang berlebihan dan air sebagai hasil dari (1) kegagalan untuk

    mengatur aliran darah ginjal yang tepat; (2) kelainan saluran ion (misalnya, berkurang

     basolateral Na-K-ATPase), yang secara langsung menyebabkan retensi natrium; atau (3)

    regulasi hormonal yang abnormal. Sebagai contoh, renin-angiotensin-aldosteron adalah

    hormone regulator yang penting dari resistensi pembuluh darah perifer. Tingkat renin pada

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    5/30

     pasien EH (dibandingkan dengan mereka pada orang normotensi) adalah subnormal di 25%,

    normal dalam ~ 60%, dan tinggi pada 10 sampai 15%.

    Resistensi Insulin, Obesitas, dan Sindrom Metabolik

    Penelitian terakhir memberi kesan bahwa hormon insulin mungkin berperan dalam

     perkembangan Hipertensi Esensial. Pada banyak orang dengan hipertensi, khusunya orang

    dengan obesitas atau memiliki diabetes tipe 2, terjadi gangguan transportasi gula yang

    tergantung insulin ke banyak jaringan (disebut resistensi insulin). Akibatnya glukos serum

    naik, lalu menstimulasi pancreas untuk melepaskan insulin tambahan. Kenaikan insulin dapat

     berkontribusi terhadap hipertensi melalui peningkatan aktivitas simpatik atau dengan

    stimulasi hipertrofi sel otot polos melalui efek mitogenik langsung dari insulin atau melalui

     peningkatan sensitivitas terhadap platelet derived growth factor .

    Obesitas sendiri berperan secara langsung terhadap hipertensi. Kemungkinan

     penjelasan hubungan ini termasuk (1) Pelepasan angiotensinogen dari sel lemak sebagai

    substrat untuk sistem renin-angiotensin, (2) Peningkatan volume darah berhubungan dengan

     peningkatan massa tubuh, dan (3) Peningkatan viskositas darah akibat sel lemak yang

    melepas profibrinogen dan plasminogen activator inhibitor-1. Epidemi obesitas saat ini telah

    menyebabkan peningkatan dramatis jumlah orang dengan sindrom metabolik seperti yang

    telah dibahas di Bab 5. Kondisi ini merupakan suatu kelompok faktor risiko aterogenik,

    termasuk hipertensi, kadar trigliserida yang tinggi, rendahnya HDL, sebuah kecenderungan

    intoleransi glukosa, dan obesitas trunkal. Bukti saat ini menunjukkan resistensi insulinmerupakan pusat pathogenesis pengelompokan ini.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    6/30

     

    Riwayat Alamiah Penyakit

    HE secara khas muncul setelah dewasa muda. Prevalensinya meningkat sesuai usia

    dan lebih dari 60% orang amerika yang berusia lebih dari 60 tahun memiliki hipertensi.

    Sebagai tambahan, karakteristik hemodinamik dari peningkatan tekanan darah pada HE

    cenderung untuk berubah dari waktu ke waktu. Tekanan sistolik meningkat sepanjang

    kehidupan dewasa, sedangkan tekanan diastolik meningkat sampai umur 50 tahun kemudian

    menurun sedikit setelahnya (lihat gambar 13.1). Oleh karena itu, hipertensi diastolik lebih

    umum terjadi pada orang yang masih muda, sementara sebagian besar pasien hipertensi

     berusia lebih dari 50 tahun menderita hipertensi sistolik dengan nilai diastolic normal (lihat

    gambar 13.4). Pada orang dengan hipertensi yang lebih muda, peningkatan tekanan darah

    cenderung disebabkan oleh tingginya cardiac output dalam pengaturan resistensi vaskular

     preifer yang relatif normal, yang disebut fase hiperkinetik dari HE (gambar 13.5). Dengan

    meningkatnya usia, efek menurunnya CO, mungkin disebabkan oleh perkembangan hipertrofi

    ventrikel kiri dan akibatnya terjadi pengurangan pengisian diastolik (sehingga terjadi

     penurunan SV dan CO). Sebaliknya, seiring usia, terjadi peningkatan resistensi vaskular

    sebagai adaptasi pembuluh darah terhadap stress berkepanjangan. Jadi, pasien hipertensi yang

     berusia muda sering menunjukkan peningkatan CO sebagai abnormalitas utama dan pasien

    tua cenderung memiliki peningkata resistensi perifer sebagai temuan hemodinamik utama.

    Kesimpulannya, HE merupakan sindrom yang bisa muncul dari berbagai macam

    abnormalitas yang potensial, tetapi ditunjukkan oleh profil hemodinamik yang khas dan

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    7/30

    riwayat alami penyakit. Defek multipel mungkin secara terpisah diturunkan atau didapat,

     bekerja sama untuk menaikkan tekanan darah secara kronis. Walaupun kita tidak mengerti

    secara persis bagaimana mekanisme hipertensi pada seseorang, kita dapat mendeskripsikan

     jenis patofisiologi yang mungkin terjadi.

    Hipertensi Sekunder

    Walaupun HE lebih sering dijumpai dalam praktik klinis, terrdapat penyebab

    struktural maupun hormonal untuk hipertensi dalam jumlah persentase penduduk asien yang

    kecil. Identifikasi terhadap kasus hipertensi sekunder sangat penting karena kondisi terkait

    memerlukan terapi yang berbeda dari HE dan kasus tersebut biasanya dapat disembuhkan.

    Sebagai tambahan, jika HS dibiarkan tidak dikontrol, perubahan adaptif kardiovaskular

    mungkin berkembang seperti HE yang berkepanjangan yang dapat menyebabkan tekanan

    meningkat walaupun penyebab terkait telah diatasi.

    Walaupun bentuk sekunder harus diperhatikan dalam tatalaksana semua pasien

    dengan hipertensi, ada beberapa petunjuk yang dapat ditunjukkan pasien yang mungkin

    memiliki satu kondisi yang dapat dikoreksi (tabel 13.2).

    1. Usia. Jika pasien menderita hipertensi sebelum usia 20 atau setelah 50 (di luar usia

    HE biasanya), kemungkinan besar ia menderita HS.2. Keparahan. HS biasanya menyebabkan tekanan darah naik secara drastis, di mana

     banyak pasien HE biasanya menderita hipertensi ringan sampai sedang.

    3. Onset. Bentuk sekunder dari hipertensi biasanya muncul secara tiba-tiba pada

     pasien yang sebelumnya bertekanan darah normal, dibanding HE yang biasanya

     berkembang secara bertahap dari tahun ke tahun.

    4. Tanda dan gejala terkait. Proses yang menginduksi hipertensi mungkin

    memunculkan abnormalitas lain yang khas, diidentifikasi dari riwayat penyakit dan

     pemeriksaan fisik. Contohnya, bruit pada arteri renalis (bunyi akibat turbulensi aliran

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    8/30

    darah yang melewati arteri yang mengalami stenosis) mungkin terdengar pada

     pemeriksaan abdomen pada pasien dengan stenosis arteri renalis.

    5. Riwayat keluarga. Pasien dengan HE sering memiliki keluarga derajat pertama

    yang hipertensi,sedangjan HS lebih sering muncul secara sporadis.

    Evaluasi Pasien

    Evaluasi klinis yang biasanya pada pasien yang baru didiagnosis hipertensi dimulai

    dari anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik, termasuk pencarian petunjuk bentuk

    sekunder. Contohnya, ISK berulang mungkin menunjukkan adanya pielonefritis kronis

    dengan kerusakan ginjal akibat hipertensi. Kehilangan berat badan berlebih mungkin

    merupakan indikasi phechromocytoma, sedangkan kenaikan berat badan merupakan poin

     penting adanya cushing syndrome. Anamnesis harus termasuk gaya hidup dan kebiasaan

    yang mungkin berkontribusi untuknterjadinya hipertensi, seperti konsumsi alkohol berlebih

    dan medikasi pasien harus ditanyakan katena beberapa obat mungkin menyebabkan kenaikan

    tekanan darah. Obstructive sleep apnea umumnya berhubungan dengan hipertensi dan harus

    dipertimbangkan terpisah pada pasien yang mengorok dan memiliki riwayat hipertensi akibat

    medikasi.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    9/30

      Pemeriksaan laboratorium umumnya dilakukan sebagai evaluasi awal pada pasien

    hipertensi, termasuk skrining umum penyebab sekunder,yaitu (1) urinalisis dan pengukuran

    konsentrasi serum kreatinin dan BUN untuk evaluasi abnormalitas ginjal ; (2) tingkat

     potasium dalam serum (rendah pada hipertensi renovaskular dan aldosteronisme) ; (3) KGD

    (naik pada pada pasien diabetes, yang berkaitan erat dengan hipertrofi nsi dan penyakit

    ginjal) ; (4) kolesterol serum, kolesterol HDL dan kadar trigliserida, sebagai skrining risiko

    umim vaskular), dan (5) EKG (sebagai bukti hipertrofi ventrikuler yang disebabkan

    hipertensi kronis).

    Jika tidak diteruskan abnormalitas yang menunjukkan hipertensi bentuk sekunder.

    Pasien diasumsikan memiliki HE dan ditatalaksana dengan tepat. Jika tekanan darah pasien

    terus naik walaupun tatalaksana yang standar telah dilakukan, diperlukan tes diagnostik yang

    lebih dalam untuk menelusuri penyebab sekunder spesifiknya.

    Penyebab Eksogen

    Beberapa obat dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, contoh : kontrasepsi

    oral dapat menyebabkan hipertensi pada beberapa wanita. Kemungkinan mekanismenya

     berhubungan dengan peningkatan aktivitas RAS. Estrogen meningkatkan sintesis

    angiotensinogen dari hati. Estrogen dapat menyebabkan berlebihnya produksi angiotenin II.

    Angiotensin II meningkatkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme, paling banyak

    akibat vasoknstriksi langsung dan stimulasi pelepasan aldosteron dari kelenjar adrenal,

    kenudian terjadi retensi sodium dan kemudian terjadi peningkatan volume intravaskular.

    Obat lain yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah,termasuk glukokortikoid,

    siklosporin (obat yang digunakan pada pasien yang mengalami transplantasi organ),

    eritropoietin (hormon yang meningkatkan pembentukan sel darah merah sari sumsum tulang

    dan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan viskositas darah dan berlawanan

    dengan vasodilatasi lokal hipertensi) dan obat simpatomimetik yang biasanya terdapat pada

    obat demam. NSAID dapat berkontribusi terhadap hipertensi melalui hubungan dosis dengan

    terjadinya retensi sodium dan air oleh ginjal. Dua substansi lain yang mungkin berkontribusi

    terhadap hipertensi adalah ethanol (contohnya, konsumsi berlebihan yang lama) dan kokain

    keduanya berhubjngan dengan aktivasi sistem saraf simpatetis.

    Penyebab Ginjal

    Ginial berperan penting dalam kontrol tekanan darah, sehingga tidak mengherankan

     jika disfungsi renal dapat menyebabkan hipertensi. Faktanya, penyakit ginjal berkontribusi

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    10/30

    terhadap 2 penyebab eksogen penting dari HS : penyakit parenkim ginjal sekitar 2-4% pasien,

    dengan hipertensi dan stenosis arteri renalis pada sekitar 1% pasien.

    Penyakit Parenkim Ginjal

    Kerusakan parenkim ginjal dapat disebabkan oleh beberapa proses patologis berbeda.

    Mekanisme utama melalui kerusakan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah melalui

    volume intravaskular yang menngkat. Nefron yang rusak tidak dapat mengekskresikan

    sejumlah sodium dan air, yang menyebabkan peningkatan volume intravaskular, peningkatan

    CO, dan peningkatan tekanan darah pada akhirnya. Jika fungsi ginjal yang terganggu hanya

    ringan, tekanan darah mungkin dalan tingkat yang stabil di mana peningkatan tersebut kanan

    sistemik, dan setelahnya tekanan perfusi ginjal menyebabkan ekskresi sodium untuk

    menyembangkan ekskresi sodium. Secara berkebalikan, jika pasin memiliki ESRF, GFR

    mungkin turun secara berlebihan sehingga ginjal tidak dapat melakukan fungsi ekskresi, dan

    diikuti range tekanan darah yang malignan. Penyakit parenkim ginjal mungkin berkontribusi

    terhadap hipertensi, walaupun GFR tidak turun drastis, melalui elaborasi renin berlebih.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    11/30

    Hipertensi Renovaskular

    Stenosis dari satu atau kedua arteri renalis dapat menyebabkan hipertensi,walaupun

    emboli, vaskulitis dan kompresi eksternal dari arteri renalis dapat menyebabkan hipertensi,

    dua hal yang sering menjadi penyebab hipertensi renovaskular (RH) adalah aterosklerosis dan

    dysplasia fibromuscular. Lesi aterosklerosis timbul dari pembentukan pplak ekstensif di

    dalam arteri renalis atau di dalam aorta yang berasal dari arteri renalis. Pembentukan ini

    terjadi pada 2 dari 3 kasus RH dan sering terjadi pada usia tua. Secara lebih jelas, lesi

    fibromuscular terdiri dari region diskret fibrosa atau proliferasi muscular di dalam arteri

    media. Dysplasia fibromuscular terjadi pada 1 dari 3 kasus RH dan secara karakteristik terjadi

     pada wanita usia muda.

    Peningkatan tekanan darah pada RH timbul dari penurunan aliran darah renalis pada

    ginjal yang terganggu, sebagai respon terhadap penurunan tekanan perfusi dengan mensekresi

    renin. Yang belakangan akan meningkatkan tekanan darah melalui aksi dari angiotensin II

    (vasokonstriksi) dan aldosterone (retensi sodium) seperti yang ditunjukkan pada gambar 13.6.

    Diagnosis RH ditunjukkan oleh abdominal bruit, yang dapat ditemukan pada 40-60%

     pasien atau dengan adanya hypokalemia yang tidak dapat dijelaskan (ginjal mensekresikan

    kalium yang berlebihan sebagai akibat dari peningkatan aldosterone). RH adalah bentuk yang

    dapat dikoreksi dari hipertensi yang dapat disembuhkan dengan intervensi kateter perkutan

    atau rekonstruksi bedah dari pembuluh darah yang stenosis. Terapi medis dengan

    menggunakan ACE-i dapat juga menjadi terapi utama yang efektif bagi pasien dengan

     penyakit unilateral arteri renalis. ACE-i meniadakan efek hipertensi dari kenaikan sirkulasi

    renin pada situasi ini dengan menghambat pembentukan angiotensin II (lihat bab 17).

    Sebaliknya, obat kelas ini harus dihindari atau digunakan dengan hati-hati pada pasien

    dengan lesi stenotic bilateral. Penghambatan dari pembentukan angiotensin II dapat

    mengurangi tekanan intraglomerular dan filtrasi dan memperburuk fungsi renal pada pasien

    dengan penyakit bilateral yang perfusi compromised pada kedua ginjal.

    Penyebab Mekanis

    Koarktasio Aorta

    Koarktasio adalah penyakit kongenital yang jarang terjadi yang mana adanya

     penyempitan aorta yang terletak pada distal dari arteri subklavia kiri (lihat bab 16) sebagai

    akibat dari obstruksi aliran yang relatif, tekanan darah pada arkus aorta, kepala, dan lengan

    lebih tinggi dari pada desending aorta dan cabang-cabangnya serta ekstremitas bawah.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    12/30

    Terkadang, koartasi melibatkan area arteri subklavia kiri, menyebabkan tekanan yang rendah

     pada lengan kiri dibandingkan dengan lengan kanan.

    Hipertensi pada kondisi ini muncul karena dua mekanisme. Pertama, penurunan

    tekanan darah ke ginjal menstimulasi system renin angiotensin yang berunjung pada

    vasokonstriksi (melalui angiotensin II). Kedua, peningkatan tekanan proksimal ke koartasi

    aorta menyebabkan kakunya arkus aorta melalui hyperplasia medial and percepatan

    aterosklerosis, menumpulkan respon baroreseptor normal terhadap peningkatan tekanan

    intravascular.

    Petunjuk klinis terhadap adanya koarktasio termasuk gejala aliran darah yang tidak

    adekuat kaki atau lengan kiri, seperti klaudikasio atau fatigue, atau ditemukannya pulsasi

    femoralis yang melemah atau menghilang. Murmur midsistolik dihubungkan dengan segmen

    stenotis dari aorta bisa saja ditemukan pada auskultasi, terutama pada bagian belakang,

    diantara scapula. Radiografi dada dapat menunjukkan lekukan dari aorta pada tingkatan

    koarktasio. Hal ini juga dapat menunjukkan gambaran berliku dari tulang iga sekunder

    menuju pembesaran arteri intrerkosta kolateral, yang mendorong darah disekeliling aorta

    yang menyempit. Pilihan pengobatan terdiri dari angioplasty atau bedah untuk meperbaiki

    stenosisnya. Meskipun begitu, hipertensi tidak dapat diabaikan setelah perbaikan mekanis,

    sebagian karena desensitisasi persisten dari baroreseptor arteri.

    Penyebab Endokrin

    Hormon yang bersirkulasi memegang peranan penting terhadap control tekanan darah

    normal, sehingga tidaklah mengejutkan bahwa penyakit endokrin dapat menyebabkan

    hipertensi. Ketika dicurigai keberadaan kondisi tersebut, dapat dievaluasi dengan empat cara:

    1. Riwayat dari karakteristik, tanda dan gejala

    2. Pengukuran tingkat hormone

    3. Penilaian sekresi hormone sebagai respon terhadap stimulasi atau penghambatan

    4. Studi pencitraan untuk gambaran tumor mensekresikan hormone yang berlebihan

    Pheochromocytoma

    Pheochromocytoma adalah tumor yang mensekresi katekolamin dari sel neuro

    endokrin (biasanya pada medulla adrenal) yang menyebabkan kira-kira 0,2% dari kasus

    hipertensi. Pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh tumor mengakibatkan vasokonstriksi

    kronis atau intermiten, takikardia, dan efek simpatetik lainnya. Presentasi karakteristik terdiri

    dari peningkatan paroksismal pada tekanan darah yang diikuti oleh “serangan autonomik”

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    13/30

    yang diakibatkan oleh peningkatan katekolamin: sakit kepala yang parah terasa tertusuk,

     banyak berkeringat, palpitasi dan takikardia. Walaupun beberapa pasien normo tensi diantara

    serangan, sebagian besar memiliki hipertensi yang berkelanjutan. Sepuluh persen dari

     pheochromocytoma bersifat malingnan.

    Penentuan tingkatan katekolamin plasma atau katekolamin urin dan metaboliknya

    (misalnya asam vanillylmandelic dan metanephrine), didapatkan dari situasi yang dikontrol,

    dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi ini. Karena beberapa pheochromocytoma

    hanya dieskresi secara episodic, diagnosis mungkin membutuhkan pengukuran katekolamin

    secepatnya setelah serangan.

    Terapi farmakologi dari pheochromocytoma termasuk ondisi alfa reseptor bloker

    (misalnya phenoxybenzamine) dikombinasikan dengan beta bloker. Bagaimanapun, setelah

    tumor dapat dilokalisasi menggunakan CT, MRI atau angiografi, terapi definif adalah reseksi

     bedah. Untuk pasien yang tidak dapat dioperasi, pengobatan menggunakan alfa dan beta

     bloker juga obat-obat yang menghambat biosintesis katekolamin (misalnya alfa metil tirosin).

    Kelebihan Hormon Adrenokortikal

    Dari semua hormone yang diproduksi oleh korteks adrenal adalah mineralokortikoid

    dan glukokortikoid, kelebihan dari salah satu hormone tersebut dapat berujung pada

    hipertensi.

    Mineralokortikoid terutama aldosterone, meningkatkan volume darah dengan

    menstimulasi reabsorpsi sodium ke dalam sirkulasi dengan porsi distal ginjal. Hal ini terjadi

     pada pertukaran untuk ekskresi kalium ke dalam urin dan hypokalemia yang terjadi

    merupakan penanda penting dari kelebihan mineralokortikoid. Aldosterone primer dapat

    mengakibatkan adenoma adrenal (disebut juga Conn sindrom) atau dari hyperplasia bilateral

    kelenjar adrenal. Walaupun dianggap jarang, data terbaru menunjukkan bahwa frekuensi

    aldosterone primer dapat setinggi 10-15% pada hipertensi, tergantung pada sensitifitas

     penilaian, dengan mayoritas memiliki bentuk hyperplasia bilateral. Diagnosis dapat juga

    diduga dari adanya hypokalemia dan dikonfirmasi dengan menemukan aldosterone plasma

    yang berlebihan dan penekanan level renin. Terapi termasuk bedah untuk menghilangkan

    adenoma (jika ada) atau manajemen medis dengan antagonis reseptor aldosterone.

    Glucocorticoid-remediable aldolteronism  (GRA), suatu bentuk herediter yang tidak

     biasa (dominan autosomal) dari aldosterone primer, yang merupakan hasil dari perubahan

    genetic dimana sintesis aldosterone abnormal dibawah control ACTH. Kondisi ini hadir

    sebagai akibat hipertensi yang parah dimasa anak-anak atau dewasa muda. Sebagai oposisi

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    14/30

    terhadap bentuk yang lebih sering dari aldosterone primer, yang sebagian besar didiagnosa

     pada decade ke tiga sampai ke enam. Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari hipertensi,

     peningkatan tekanan darah yang berhubungan dengan GRA memberikan respon terhadap

    glukokortikoid, yang menekan pelepasan ACTH dari kelenjar pituitary.

    Aldosterone sekunder dapat berasal dari peningkatan produksi angiotensin II yang

    distimulasi dari renin secreting tumor. Lebih seringnya peningkatan sekunder aldosterone

    merupakan hasil dari sirkulasi tambahan angiotensin II pada wanita yang menggunakan

    kontrasepsi oral (yang menstimulasi produksi hepatic dari angiotensinogen, seperti yang

    sudah dijelaskan sebelumnya) atau karena degradasi angiotensin II pada penyakit hati kronik.

    Glukokortikoid, seperti kortisol, meningkatkan tekanan darah ketika ditemukan pada

     jumlah yang berlebihan, seperti melalui ekspansi volume darah dan stimulasii sintesis

    komponen system renin angiotensin. Sebagai tambahan, walaupun mineralokortikoid

    merupakan activator yang lebih poten terhadap reseptor mineralokortikoid pada tubulus

    renalis, kelebihan glukokortikoid juga dapat mengaktivasinya.

    Hampir 80% pasien dengan cushing sindrom, penyakit dengan kelebihan

    glukokortikoid, memiliki beberapa tingkatan hipertensi. Pasien-pasien ini biasanya muncul

    dengan ciri klasik cushing: karakteristik tampilan wajah yang bulat, obesitas sentral,

    kelemahan otot-otot proksimal, dan hirsutime. Penyebab dari kelebihan glukokortikoid bisa

    karena ademona pituitary  yang menghasilkan ACTH, tumor perifer yang menghasilkan

    ACTH (yang menyebabkan hyperplasia kortikal), atau adenoma aderenal yang menghasilkan

    kortisol. Diagnosis dari cushing sindom dapat ditegakkan dengan pengumpulan urin 24 jam

    untuk mengukur kortisol, atau dengan tes deksametason, untuk mengevaluasi apakah

    glukokortikoid eksogen dapat menekan sekresi kortisol.

    Abnormalitas Hormon Tiroid

    Kira-kira sepertiga pasien hipertiroid dan seperempat pasien hipotiroid memilikihipertensi yang bermakna. Hormon tiroid menggunakan efek dari kardiovaskular dengan (1)

    menginduksi sodium-kalium ATP didalam jantung dan pembuluh darah, (2) meningkatkan

    volume darah dan, (3) menstimulasi metabolism jaringan dan kebutuhan oksigen, dengan

    akumulasi sekunder dari metabolit yang memodulasi pola local vascular. Pasien hipertiroid

     berkembang menjadi hipertensi melalui hiperaktivitas jantung dalam meningkatkan

     pembuluh darah. Pasien hipotiroid lebih menunjukkan hipertensi diastolik dan peningkatan

    resistensi perifer vascular. Meskipun mekanisme pasti masih belum jelas, efek akhir yang

    terlihat dapat diobati dengan simpatetik dan aktivas adrenal pada hipotiroid.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    15/30

    Konsekuensi dari Hipertensi

    Apapun penyebab dari peningkatan tekanan darah, konsekuensi utama adalah sama.

    Peningkatan tekanan darah itu sendiri umumnya asimtomatik tetapi memiliki dampak yang

    merusak pada banyak organ, terutama pembuluh darah, jantung, ginja dan retina.

    Tanda dan gejala klinis

    Dahulu, gejala klasik dari hipertensi dianggap berupa sakit kepala, epistaksis (hidung

     berdarah), dan pusing. Kegunaan dari gejala ini sering disebut dalam pertanyaan,

     bagaimanapun juga, melalui studi yang berindikasi ditemukan bahwa tidak lebih sering hal

    tersebut ditemukan pada pasien hipertensi dengan populasi umum. Gejala lain, seperti

    kemerahan, berkeringat, dan penglihatan kabur, lebih sering terdapat pada populasi

    hipertensi. Secara umum, bagaimanapun, banyak pasien hipertensi asimtomatik dan

    didiagnosa dengan mudah melalui perhitungan tekanan darah ketika pemeriksaan fisik rutin.

    Beberapa tanda fisik dari hipertensi didiskusikan di bagian hasil berikutnya secara

    langsung dari peningkatan tekanan, termasuk left ventricular hypertrophy  dan retinopathy.

    Sebagai tambahan, komplikasi hipertensi dari ateroskeloris dan bermanifestasi melalui

    arterial bruit, sebagain dalam karotis dan arteri femoralis.

    Kerusakan Organ Karena Hipertensi

    Komplikasi target organ dari hipertensi menggambarkan tingkatan berdasarkan

     peningkatan kronik tekanan darah. Kerusakan organ tersebut dapat dihubungkan dengan (1)

     peningkatan kerja jantung, (2) kerusakan arteri akibat efek kombinasi dari peningkatan

    tekanan itu sendiri (melemahnya dinding pembuluh) dan percepatan aterosklerosis (gambar

    13.7).

    Abnormalitas pembuluh yang berasal dari peningkatan tekanan termasuk hipertropi

    otot halus, disfungsi sel endothelial, dan kelemahan serat elastic. Trauma kronis hipertensi

    melukai endothelial menyebabkan aterosklerosis mungkin dengan mengganggu mekanisme

     proteksi normal, misalnya sekresi nitrit oksida. Arteri yang dilapisi oleh plak aterosklerosis

    dapat menjadi thrombus atau dapat menjadi sumber emboli kolesterol yang menyumbat

     pembuluh distal, menyebabkan infark organ (misalnya oklusi serebrovaskular yang menuju

     pada stroke). Sebagai tambahan, aterosklerosis dari arteri besar menghilangkan elastisitasnya

    menyebabkan tekanan sistolik yang meningkat yang dapat memperparah kerusakan endotel

    atau memprovokasi kejadian seperti rupture aneurisme.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    16/30

     

    Mayoritas organ target untuk

    kmplikasi destruktif dari hipertensi kronis

    adalah jantung, system serebrovaskular,

    aorta, dan system vascular perifer, ginjal,

    dan retina (table 13.3). Jika tidak diobati

    sekitar 50% pasien hipertensi meninggal

    karena penyakit arteri coroner atau CHF,

    sekitar 33% jatuh ke dalam stroke, dan 10-

    15% meninggal akibat komplikasi dari

    gagal ginjal.

    Jantung

    Efek mayor dari hipertensi berhbungan dengan peningkatan afterload yang

     bertentangan yang mana jantung harus berkontraksi dan percepatan aterosklerosis di dalam

    arteri koroner.

    Hipertrofi Ventrikel Kiri dan Disfungsi Diastolik

    Peningkatan tekanan darah (peninggian afterload) meningkatkan tegangan dinding

    dari ventrikel kiri, yang mana kompensasi berupa hipertropi. Hipertrofi konsentrik (tanpa

    dilatasi) merupakan pola normal dari kompensasi, meskipun kondisi peningkatan tekanan

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    17/30

    darah yang utama melalui peningkatan volume sirkulasi (misalnya aldosterone primer) malah

    dapat menyebabkan hipertrofi eksentrik dengan dilatasi ruang (lihat bab 9). Hipertrofi

    ventrikel kiri (LVH) merupakan hasil dari peningkatan kekakuan dari ventrikel kiri dengan

    disfungsi diastolik, yang bermanifestasi oleh elevasi tekanan pengisian LV yang bisa

     berakibat kongesti paru.

    Temuan fisik LVH mungkin termasuk impulse LV berat pada palpasi dada,

    mengindikasikan peningkatan massa otot. Hal ini sering disertai dengan bunyi jantung

    keempat, karena kontraksi atrium kiri ke ventrikel kiri yang kaku.

    LVH adalah salah satu prediktor terkuat dari morbiditas jantung pada pasien

    hipertensi. Tingkat hipertrofi berkorelasi dengan pengembangan gagal jantung kongestif,

    angina, aritmia, infark miokard, dan kematian jantung mendadak.

    Disfungsi Sistolik

    Meskipun LVH pada awalnya berperan sebagai kompensasi, kemudian dalam

     perjalanan hipertensi sistemik, peningkatan massa LV dapat insufisien untuk

    menyeimbangkan ketegangan tinggi dinding yang disebabkan oleh peningkatan tekanan.

    Ketika kapasitas kontraktilitas LV memburuk, temuan disfungsi sistolik menjadi jelas (yakni,

    mengurangi CO dan kongesti paru). Disfungsi sistolik juga diprovokasi oleh percepatan

     perkembangan penyakit arteri koroner dengan periode berkesinambungan iskemia miokard.

    Penyakit Arteri Koroner

    Hipertensi kronis adalah penyebab utama berkembangnya iskemia miokard dan infark.

    Komplikasi ini refleksi kombinasi percepatan aterosklerosis koroner (penurunan suplai

    oksigen miokard) dan beban kerja tinggi sistolik (meningkat oksigen demand). Selain itu,

    hipertensi memiliki insiden yang lebih tinggi dari komplikasi postmyocardial infarction

    seperti ruptur dinding ventrikel, pembentukan aneurisma LV, dan gagal jantung kongestif.

    Bahkan, 60% dari pasien yang meninggal dari infark miokard transmural memiliki riwayat

    hipertensi.

    Sistem Serebrovaskular

    Hipertensi adalah faktor risiko utama yang dapat diubah untuk stroke, juga disebut

    serebrovaskular kecelakaan (CVA). Meskipun tekanan diastolik penting, Besarnya tekanan

    sistolik telah dikaitkan erat dengan CVA. Adanya hipertensi sistolik terisolasi lebih dari dua

    kali lipat risiko seseorang untuk komplikasi ini.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    18/30

    Stroke yang diinduksi hipertensi dapat menjadi hemoragik atau, lebih umum, atherothrombus.

    CVA hemoragik merupakan hasil dari pecahnya mikroaneurisma diinduksi di pembuluh

     parenkim serebral oleh lamanya hipertensi. Atherothrombotis (juga disebut tromboemboli)

    CVA muncul ketika bagian plak aterosklerotik dalam karotis atau arteri serebral utama, atau

    trombus yang terbentuk pada plak, pecah, dan mengemboli ke pembuluh distal lebih kecil.

    Selain itu, pembuluh intraserebral dapat langsung tersumbat oleh ruptur plak aterosklerosis

    lokal dan trombosis.

    Oklusi kecil pada arteri otak dapat mengakibatkan beberapa infark kecil. Karena lesi

    lunak dan diabsorpsi oleh sel fagosit , kecil (diameter 3 mm) membentuk kavitas, yang

    disebut lacunae. Infark lakunar ini terlihat hampir secara eksklusif pada pasien dengan

    hipertensi yang lama dan biasanya terlokalisasi dengan menembus cabang dari tengah dan

     posterior sirkulasi otak.

    Penyempitan arteri yang luas ditemukan pada pasien hipertensi mengurangi aliran

    kolateral ke jaringan iskemik dan membutuhkan perubahan struktur untuk tekanan perfusi

    yang lebih tinggi untuk mempertahankan aliran ke jaringan yang memadai. Pasien hipertensi

    rentan terhadap infark cerebral pada daerah ujung distal cabang arteri ("watershed" infark)

     jika tekanan darah jatuh tiba-tiba.

    Pengobatan yang efektif hipertensi untuk mengurangi risiko stroke dan telah

    memberikan kontribusi untuk 50% pengurangan kematian disebabkan kejadian

    serebrovaskular dalam beberapa dekade terakhir.

    Aorta dan Pembuluh Darah Perifer

    Aterosklerosis dipercepat terkait dengan hipertensi dapat menyebabkan pembentukan

     plak dan penyempitan di seluruh pembuluh darah arteri. Selain arteri koroner, lesi paling

    sering muncul pada aorta dan arteri utama ke ekstremitas bawah, leher, dan otak.

    Hipertensi kronis dapat menyebabkan pembentuk aneurisma, khususnya aorta

    abdominal. Aneurisme aorta abdominal (AAA) merupakan dilatasi menonjol dari pembuluh

    darah, biasanya terletak di bawah arteri ginjal, disebabkan oleh stres mekanik tekanan tinggi

     pada dinding arteri yang sudah lemah oleh kerusakan medial dan aterosklerosis. Aneurisma

    dengan diameter lebih besar dari 6 cm memiliki kemungkinan yang sangat tinggi ruptur

    dalam waktu 2 tahun jika tidak diperbaiki dengan pembedahan.

    Akibat lain vaskular yang mengancam jiwa dari tekanan darah tinggi adalah diseksi

    aorta. Peningkatan tekanan darah, terutama dalam rentang tertinggi, mempercepat perubahan

    degeneratif di aorta media. Ketika dinding melemah lebih terkena tekanan tinggi, intima

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    19/30

    mungkin merobek, memungkinkan darah untuk masuk ke dalam aorta media dan menyebar

    ke dua arah dalam dinding pembuluh, "kliping off" dan menghalangi pembuluh cabang utama

    di sepanjang jalan (termasuk arteri koroner atau karotis). Angka kematian dari diseksi aorta

    lebih besar dari 90% jika tidak diobati secara cepat, biasanya perbaikan dengan tindakan

     bedah jika proksimal aorta terlibat. Kontrol ketat hipertensi penting.

    Ginjal

    Hipertensi menginduksi penyakit ginjal (nephrosclerosis) adalah penyebab utama

    gagal ginjal yang dihasilkan dari kerusakan pembuluh darah organ. Secara histologis, dinding

     pembuluh menjadi menebal dengan infiltrasi hialin, dikenal sebagai arteriolosclerosis hialin

    (Gbr. 13.8). Tingkat hipertensi Lebih besar dapat menyebabkan hipertrofi otot halus dan

     bahkan nekrosis dinding kapiler, disebut fibrinoid nekrosis. Perubahan Ini mengakibatkan

     pasokan vaskular berkurang dan atrofi iskemik subsekuen tubulus dan, pada tingkat lebih

    rendah, glomeruli. Karena nefron yang utuh biasanya dapat mengkompensasi kerusakan oleh

    karena iskemia, hipertensi ringan jarang menyebabkan insufisiensi ginjal dengan tidak

    adanya yang mempengaruhi lainnya ke ginjal. Namun, tingkat keganasan hipertensi dapat

    menyebabkan kerusakan permanen yang berkembang menjadi gagal ginjal kronis.

    Salah satu konsekuensi dari gagal ginjal hipertensi adalah peningkatan tekanan darah

    yang menetap. Misalnya, disfungsi progresif ginjal menurunkan kemampuan ginjal untuk

    mengatur volume darah, yang berkontribusi lebih lanjut untuk hipertensi kronis.

    Retina

    Retina adalah satu-satunya lokasi di mana arteri sistemik dapat langsung

    divisualisasikan oleh pemeriksaan fisik. Tekanan darah tinggi menginduksi kelainan yang

    secara kolektif disebut hipertensi retinopati. Meskipun penglihatan dapat ditanggung ketika

    kerusakan luas, pada umumnya perubahan penglihatan dapat menjadi penanda klinis

    asimtomatik untuk keparahan hipertensi dan durasinya.

    Hipertensi berat adalah keadaan yang akut pada onset (misalnya, hipertensi tidak

    terkontrol dan / atau ganas) dapat merusak pembuluh darah kecil retina, menyebabkan

     perdarahan, eksudasi lipid plasma, dan daerah infark lokal. Jika iskemia dari saraf optik

     berkembang, pasien mungkin diakatakan penglihatan kabur yang luas. Iskemia retina

    disebabkan oleh perdarahan yang mengarah kehilangan penglihatan. Papiledema, atau

     pembengkakan optikus dengan batas yang kabur mungkin timbul dari tekanan intrakranial

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    20/30

    tinggi ketika tekanan darah mencapai tingkat ganas dan autoregulasi serebrovaskular mulai

    gagal.

    Peningkatan tekanan darah yang kronis menghasilkan temuan yang berbeda pada

    retina. Papilledema tidak ada, tetapi hasil vasokonstriksi hasil dari penyempitan arteri dan

    hipertrofi medial penebalan dinding pembuluh darah , yang "nicks" (indentasi) melintasi

     pembuluh darah vena. Dengan hipertensi kronis lebih parah, arterisclerosis jelas sebagai bukti

     peningkatan refleksi cahaya melalui oftalmoskop (disebut "copper" atau "silver" kabel).

    Meskipun perubahan ini sendiri tidak penting pada fungsional utama, mereka menunjukkan

     bahwa pasien telah lama, hipertensi tidak terkontrol.

    Krisis Hipertensi

    Sebuah krisis hipertensi adalah keadaan darurat medis ditandai dengan peningkatan

    tekanan darah berat. Pada waktu lalu, jenis ini elevasi biasanya konsekuensi dari tidak

    memadai pengobatan tekanan darah. Sekarang hipertensi krisis ini lebih sering disebabkan

    oleh pengaruh hemodinamik akut (misalnya, ginjal akut penyakit) ditumpangkan pada status

    hipertensi kronis. Sebagai hasil dari perubahan patologis cepat (fibrinoid nekrosis) dalam

     pembuluh darah dan ginjal, peningkatan spiral pada perkembangan tekanan darah. Ekspansi

    volume lanjut dan vasokonstriksi terjadi karena perfusi ginjal dan serum renin angiotensin

    meningkat.

    Peningkatan tekanan darah yang parah menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial,

    dan pasien mungkin datang dengan ensefalopati hipertensif dimanifestasikan oleh sakit

    kepala, penglihatan kabur, kebingungan, mengantuk, dan kadang-kadang koma. Ketika hasil

    hipertensi menghasilkan kerusakan akut pembuluh retina, accelerated malignant hypertension

    seharusnya dapat dijumpai. Pemeriksaan funduskopi menunjukkan efek kenaikan tekanan

    cepat karena perdarahan, eksudat, dan kadang-kadang papiledema, seperti yang dijelaskan

    sebelumnya. Peningkatan beban pada ventrikel kiri selama krisis hipertensi dapat memicu

    angina (karena meningkatnya kebutuhan oksigen miokard) atau edema paru.

    Sebuah krisis hipertensi memerlukan terapi cepat untuk mencegah komplikasi

    vaskular permanen. Koreksi tekanan darah umumnya diikuti oleh perubahan perbaikan

     patologis akut, termasuk papilledema dan eksudasi retina, meskipun kerusakan ginjal sering

     berlanjut.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    21/30

    Pengobatan Hipertensi

    Pendekatan terapi untuk pasien hipertensi harus mencakup dua hal. Pertama,

     peningkatan pengukuran tekanan darah tinggi tunggal tidak menegakkan diagnosis hipertensi

    karena tekanan darah bervariasi jauh dari hari ke hari. Selain itu, pengukuran tekanan darah

    di rumah sakit atau praktek dokter mungkin akan terpengaruh oleh "white coas "efek yang

    dihasilkan dari kecemasan pasien. Rata-rata beberapa bacaan diambil dari dua atau tiga

    kunjungan pasien ke praktek dan atau di rumah yang menyediakan dasar yang lebih dapat

    diandalkan untuk label pasien sebagai hipertensi. Ada juga bukti bahwa perawatan otomatis

     pengukuran tekanan darah, diambil selama 24 jam sementara pasien mengikuti rutinitas

    sehari-hari, yang lebih prediktif mortalitas kardiovaskular dibandingkan tradisional

     pengukuran di klinik.

    Kedua, meskipun hipertensi ringan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

    utama karena prevalensi tinggi, untuk orang dengan tahap hipertensi stage 1, risiko kecil.

    Sebagai contoh, risiko tambahan stroke adalah sekitar 1 di 850 per tahun. Oleh karena itu,

     pengamatan dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah hipertensi ringan berlanjut, atau

    apakah perubahan gaya hidup dapat mengurangi tekanan, sering dianjurkan alternatif untuk

    terapi obat langsung. Hal ini terutama berlaku dengan tidak adanya kardiovaskular faktor

    risiko lainnya seperti merokok, diabetes, atau kolesterol serum tinggi. Namun, untuk pasien

    dengan penyakit kardiovaskular atau mereka yang memiliki faktor risiko utama aterosklerosis,

     pendekatan yang lebih agresif untuk terapi farmakologis biasanya disetuji untuk mengurangi

     beban risiko.

    Bagi sebagian besar pasien hipertensi, terapi obat akhirnya cara yang paling efektif

    untuk mencegahkomplikasi masa depan, tapi itu tidak boleh menghalangi pertimbangan

     perubahan gaya hidup menguntungkan lainnya.

    Pengobatan Nonfarmakologis

    Modifikasi tertentu gaya hidup telah menunjukkan efektivitas dalam menurunkan

    tekanan darah dan harus dipertimbangkan dalam rencana pengobatan untuk setiap pasien

    dengan hipertensi.

    Pengurangan Berat Badan

    Penelitian telah secara konsisten menemukan obesitas dan hipertensi akan sangat

     berkorelasi, terutama ketika obesitas adalah distribusi sentral (abdominal). Penurunan

    tekanan darah diikuti penurunan berat badan di sebagian besar pasien hipertensi yang lebih

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    22/30

    dari 10% di atas bobot ideal mereka. Setiap kehilangan 10 kg berat badan terkait dengan

     penuruan 5 sampai 20 mm Hg tekanan darah sistolik.

    Olahraga

    Orang normotensif menetap memiliki 20% - 50% risiko lebih tinggi terkena hipertensi

    dari rekan-rekan mereka yang lebih aktif. Latihan aerobik teratur, seperti berjalan, jogging,

    atau bersepeda, telah terbukti membantun menurunkan tekanan darah dan di atas dihasilkan

    setiap penurunan berat badan. Seorang pasien hipertensi yang menjadi dikondisikan secara

    fisik bermanifestasikan HR istirahat yang lebih rendah dan menurunnya tingkat sirkulasi

    katekolamin dari sebelum pelatihan, menunjukkan penurunan simpatis.

    Diet

    Selain pembatasan kalori untuk penurunan berat badan, perubahan komposisi diet

     pasien mungkin penting untuk penurunan tekanan darah. Misalnya, diet tinggi buah-buahan,

    sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti signifi kan mengurangi tekanan darah.

    Sodium

    Pembatasan garam untuk orang dengan tekanandarah tinggi merupakan isu

    kontroversial, tetapi ada beberapa uji epidemiologi dan klinis yang mendukung dari moderat

    asupan natrium. Pada orang normotensif, konsumsi garam berlebih hanya diekskresikan oleh

    ginjal, tetapi sekitar 50% pasien dengan EH yang ditemukan memilikitekanan darah yang

     bervariasi dengan asupan natrium, menunjukkan cacat dalam natriuresis. Kepekaan terhadap

    tingkat natrium lebih umum Pasien hipertensi di Afrika-Amerika dan orang tua. Karena diet

    rendah garam cenderung meningkatkan efektivitas obat antihipertensi secara umum,

    rekomendasi saat ini adalah untuk membatasi asupan garam ˂6 g natrium klorida (˂ 2,3 g

    natrium) per hari, yang merupakan sepertiga kurang dari konsumsi rata-rata Amerika.

    Kalium

    Jumlah konten tubuh kalium cenderung menurun ketika seseorang makan diet rendah

     buah dan sayuran atau mengambil kalium-buang diuretik. Defisiensi Potassium mempunyai

     beberapa efek yang secara teorinya bisa meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan

    masalah kardiovaskuler, seperti suplemen gizi yang direkomendasikan untuk secara rutin

    untuk meningkatkan kadar Potassium serum. Tiada bukti yang meyakinkan bahwa pemberian

    suplemen potassium pada pasien hipertensi normokalemik bisa menurunkan tekanan darah

     pasien itu.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    23/30

     

    Alkohol

    Konsumsi alcohol secara berlebihan berkorelasi dengan tekanan darah tinggi dan

    resisten terhadap pengobatan hipertensi. Malah, terdapat bukti eksperimental yang

    menunjukkan bahwa tekanan darah (terutamanya tekanan darah sistolik) bisa meningkat

    dengan konsumsi alkohol. Penyebab pada penyataan ini masih belum diketahui dan difahami,

    tapi penurunan pengambilan atau konsumsi alkohol memperlihatkan bisa menurunkan

    tekanan darah.

    Lain-lainnya 

    Asupan kalsium yang rendah dan deplesi magnesium berhubungan denga

    meningkatnya tekanan darah, tapi mekanisme dan implikasi terapi ini belum jelas.

    Pengambilan kafein menyebabkan peningkatan tekanan darah ( 5-15 mm Hg dengan 2 gelas

    kopi ), tetapi jika diminum secara rutin tidak menyebabkan elevasi tekanan yang kronis.

    Merokok

    Merokok bisa meningkatkan tekanan darah, mungkin disebabkan oleh efek nikiton

     pada ganglia autonomi, dan merupakan faktor resiko pada peningkatan hipertensi terus-

    menerus. Sebagai tambahan, efek aterogenik pada merokok bisa menyebabkan terjadinya

    hipertensi renovaskular. penggunaan rokok berhubungan dengan banyak penyakit yang

     berbahaya, dan kesemua pasien seharusnya berhenti merokok.

    Terapi Relaksasi

    Tekanan darah biasanya meningkat pada kondisi stress. Malah, pasien hipertensi

    essensial dan keluarganya sering menunjukkan tona simpatetik basal yang lebih tinggi dari

    normal dan respon otonomik yang berlebihan pada stress mental. Jadi, teknik relaksasi telah

    dinyatakan sebagai metode untuk menurunkan tekanan darah. Metode lainnya termasuk

    biofeedback   dan meditasi. Keberhasilan terapi ini belum secara konsisten didemonstrasi di

     percobaan klinis dan tergantung pada sikap pasien.

    Ringkasnya, banyak pilihan terapi non-farmakologi yang tidak memberikan kesan

    seperti pada efek samping obat obatan. Keberhasilan terapi ini sudah diketahui, seperti faktor

    lingkungan yang berpengaruh pada hipertensi. Untuk hal ini, intervensi berdasarkan sikap

    adalah dianjurkan sebagai terapi lini pertama pada pasien hipertensi yang tidak berbahaya.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    24/30

    Terapi Farmakologi

    Pengobatan anti hipertensi adalah dasar untuk menurunkan peningkatan tekanan

    darah yang kronis dan menjadi indikasi sekiranya terapi non-farmakologi tidak adekuat.

    Terdapat lebih dari 100 obat untuk mengobati hipertensi, tetapi obat yang sering digunakan

    untuk pengobatan hipertensi terbagi pada empat kelas: diuretic, simpatolitik, vasodilator, dan

    obat yang berkerja pada system renin-angiotensin (Tabel 13,4) . Cara kerja individual setiap

     pengobatan pada abnormalitas pada hipertensi seperti pada Gambar 13,9.

    Diuretik   telah digunakan pada beberapa dekad untuk mengobati hipertensi. Ia

    menurunkan volume sirkulasi, CO, dan tekanan arterial dan sangat efektif pada pasien dengan

    hipertensi ringan dan sedang yang mempunyai fungsi renal yang normal. Obat ini sangat

    efektif terutama pada orang Afrika-America atau orang lanjut usia, yang biasanya sensitif

    garam. Pada percobaan klinis, diuretik bisa menurunkan resiko strok dan penyakit

    kardiovaskular pada pasien hipertensi dan lebih murah dari agen yang lainnya. Thiazide

    diuretics (mis: hydrochlorothiazide) dan  potassium-sparing diuretic  (mis: spironolactone)

    yang meningkatkan ekskresi Na+ pada nefron distal. (BAB 17).

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    25/30

     

     Loop diuretic (mis; furosemide) umumnya terlalu kuat dan cara kerja terlalu pendek

    untuk digunakan sebagai obat antihipertensi; Namun, mereka berguna dalam menurunkan

    tekanan darah pada pasien dengan insufisiensi ginjal, yang sering tidak merespon pada

    diuretic lainnya.Thiazides, diuretik yang paling umum digunakan pada hipertensi, dapat

    mengakibatkan efek samping yang merugikan metabolik, termasuk peningkatan glukosa

    serum, kolesterol, dan trigliserida. Selain itu, hipokalemia, hyperuricemia, dan penurunan

    fungsi seksual merupakan efek samping berpotensi. Namun, pada diuretik yang diresepkan

    dalam dosis rendah, sering mungkin untuk bertambah efek antihipertensi yang diinginkan dan

    meminimalkan komplikasi yang merugikan. Agen simpatolitik meliputi (1) blocker, (2) pusat

    agonis -adrenergik, dan (3) sistemik  – adrenergik -blocking drugs. B-blocker diyakini

    menurunkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme, termasuk (1) mengurangi CO

    melalui penurunan denyut nadi dan penurunan ringan pada kontraktilitas dan (2) mengurangi

    sekresi renin (dan karena itu tingkat angiotensin II), yang mengarah ke penurunan TPR. B-

    Blocker kurang efektif dari diuretik pada pasien hipertensi usia lanjut dan Afrika-Amerika.

    Efek samping dari B-blocker termasuk bronkospasme (karena bronchiolar blokade 2-

    reseptor), kelelahan, impotensi, dan hiperglikemia. Ia juga dapat mengubah metabolisme

    lipid. Kebanyakan blocker menyebabkan peningkatan kadar trigliserida serum dan penurunan

    di kadar kolesterol HDL"baik". Namun, B-blocker dengan aktivitas intrinsik simpatomimetik

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    26/30

    (lihat Bab 17) atau dengan gabungan a- dan b-Blocking (seperti labetalol) tidak

    mempengaruhi kadar HDL.

    a2-adrenergik agonis yang berkerja di sentral, seperti metildopa dan clonidine,

    mengurangi outflow simpatik ke jantung, pembuluh darah, dan ginjal. Terapi ini sekarang

     jarang digunakan karena frekuensi tinggi dari efek samping (misalnya, mulut kering, sedasi).

    a1-antagonis sistemik, seperti prazosin, terazosin, dan doxazosin , menyebabkan penurunan

    TPR melalui relaksasi otot polos pembuluh darah. Ia mungkin berguna untuk hipertensi pada

     beberapa pria yang lebih berusia karena obat ini juga meningkatkan gejala pembesaran

     prostat. Namun, obat ini sebaliknya tidak sering direkomendasikan untuk pengobatan

    hipertensi karena percobaan klinis utama menunjukkan bahwa a1-antagonis dikaitkan dengan

    sejumlah besar kejadian kardiovaskular yang merugikan dari diuretik. Vasodilator perifer

    termasuk calcium channel blockers, hydralazine, dan minoxidil. Calcium channel blockers

    mengurangi influx dari Ca++ bertanggung jawab untuk kontraksi otot polos pembuluh darah

     jantung dan, dengan demikian mengurangi kontraktilitas jantung dan TPR (lihat Bab 17). Uji

    klinis pada pasien dengan hipertensi menunjukkan bahwa calcium channel blockers

    mengurangi risiko infark miokard dan stroke. Dengan demikian, long-acting (yaitu, obat

    lepas lambat diambil sekali sehari) pada kelompok obat ini sering digunakan untuk

    mengobati hipertensi. Persiapan channel blocker kalsium lebihpendek kerjanya yang tidak

    lagi digunakan untuk tujuan ini; obat ini kurang nyaman dan benar-benar telah dikaitkan

    dengan hasil yang merugikan kardiovaskular (lihat Bab 6).

    Hydralazine dan minoxidil menurunkan tekanan darah dengan relaksasi otot polos

     pembuluh darah pembuluh resistensi prekapiler secara langsung . Namun, tindakan ini dapat

    mengakibatkan peningkatan reflex pada denyut jantung, sehingga terapi gabungan B -

     blocker sering diperlukan. Penggunaan vasodilator ini dalam mengobati hipertensi telah

     berkurang dengan munculnya agen baru dengan lebih sedikit efek samping.

    Obat-obatan yang mengganggu sistem renin-angiotensin-aldosteron termasuk ACE

    inhibitor, angiotensin II receptor blockers, dan inhibitor renin langsung. ACE inhibitor

    menurunkan tekanan darah dengan menghalangi konversi angiotensin I menjadi angiotensin

    II (lihat Gambar. 17,6), sehingga mengurangi efek vasopressor dari angiotensin II dan sekresi

    aldosteron. Akibatnya, resistensi pembuluh darah perifer menurun dan retensi natrium di

    ginjal juga menurun. Satu efek antihipertensi tambahan penghambat ACE terjadi melalui

     peningkatan konsentrasi vasodilator bradikinin di sirkulasi (lihat Gambar. 17,6). ACE

    inhibitor adalah obat penting yang telah terbukti mengurangi tingkat kematian pada pasien

    dengan infark miokard akut, pada pasien dengan gejala gagal jantung sistolik kronis (lihat

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    27/30

    Bab 9), dan bahkan pada orang yang berisiko tinggi untuk mennderita penyakit

    kardiovascular. Obat-obatan juga memperlambat kerusakan fungsi ginjal pada pasien dengan

    nefropati diabetik. Efek samping yang paling umum dari ACE inhibitor adalah

     pengembangan reversible batuk kering (mungkin berhubungan dengan peningkatan efek

     bradikinin); hiperkalemia dan azotemia juga dapat terjadi, seperti dijelaskan pada Bab 17.

    Angiotensin II receptor blocker (ARB) menghambat pengikatan angiotensin II pada

    reseptor yang (yaitu, subtipe reseptor AT1) dalam pembuluh darah dan target lainnya (lihat

    Gambar. 17,6). Dengan menghambat efek angiotensin II ( sehingga menyebabkan

    vasodilatasi dan sekresi berkurang aldosteron), tekanan darah turun. Di uji klinis, manfaat

    inisiasi antihipertensi kelompok ini mirip dengan ACE inhibitor. ia obat yang mempunyai

    toleransi yang baik, dan tidak seperti ACE inhibitor, batuk bukanlah efek samping yang

    umum . Seperti ACE inhibitor, ARB telah terbukti mengurangi angka kejadian

    kardiovaskular (termasuk infark miokard dan stroke) di pasien berisiko tinggi.

    Oral renin inhibitor langsung aliskiren merupakan kelas yang paling baru

    diperkenalkan obat antihipertensi. Ini mengurangi tingkat angiotensin I dan angiotensin II

    dengan mengikat ke situs proteolitik renin, sehingga menghambat pembelahan

    angiotensinogen. Efektifitas antihipertensi s adalah tidak lebih besar dari obat lain yang

    menghambat rennin-angiotensin-aldosteron axis dan angka kejadian jangka panjang efek

     pada jantung belum diketahui.

    Dengan jumlah besar obat antihipertensi yang efektif yang tersedia, pilihan obat

    untuk digunakan sebagai terapi awal dalam individu pasien bisa tampak menakutkan. Data

    Klinis percobaan mengungkapkan sedikit perbedaan antara agen antihipertensi pada

    kardiovaskular hasil dengan rata-rata subjek hipertensi selama penurunan tekanan darah

    ideal dicapai. Pada makalah ini, Gabungan Komite Nasional Deteksi, Evaluasi, dan

    Pengobatan Tekanan Darah Tinggi merekomendasikan diuretik thiazide sebagai pengobatan

    lini pertama untuk hipertensi tanpa komplikasi, karena terbukti kebaikan jangka panjang obat

    ini di mana ia mengurangi morbiditas dan mortalitas dan biaya rendah. Dalam keadaan

    tertentu, atau jika terapi awal dengan diuretik tidak efisien , harus diganti atau ditambahkan

    antihipertensi lain (Tabel 13.5).

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    28/30

     

    Sebagai contoh, ACE inhibitor akan diberikan pertimbangan utama pada pasien

    dengan kegagalan jantung bersamaan, diabetes, atau disfungsi LV berikut infark miokard.

    Suatu B-blocker akan menjadi pilihan awal yang tepat pada pasien dengan penyakit jantung

    iskemik bersamaan.

    Ada beberapa prinsip lain yang mendukung. Pertama, rejimen obat yang dipilih harus

    sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien. Sebagai contoh, pasien muda cemas dalam

     pergolakan yang fase hiperkinetik hipertensi esensial mungkin diobati dengan -blocker,

    sedangkan pilihan yang lebih efektif untuk pasien yang sama bertahun-tahun kemudian,

    setelah tekanan menjadi lebih stabil pada pembuluh darah perifer resistensi, bisa menjadi

    vasodilator (misalnya , long acting calcium channel blocker ). Karena terapi ini kemungkinan

    akan berlanjut selama bertahun-tahun, pertimbangan efek samping dan dampaknya terapi

    obat pada kualitas hidup pasien sangat penting.

    Prinsip lain terapi antihipertensi menyangkut penggunaan beberapa agen. Efek dari

    satu obat, bertindak pada satu fisiologis titik kontrol, bisa diatasi oleh mekanisme

    kompensasi alami. Sebagai contoh, penurunan perfusi ginjal oleh vasodilator langsung dapat

    mengaktifkan sistem renin-angiotensin, mendorong ginjal untuk mempertahankan volume ber

    lebih, sehingga menurunkan kelebihan antihipertensi. Terapi obat kombinasi yang bertujuan

    untuk mencegah seperti tindakan dengan menggunakan agen yang bertindak di tempat yang

     berbeda. Seperti contoh, vasodilator langsung sering diberikan dengan dosis rendah diuretik

    untuk menghindari kesan volume yang berlebihan.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    29/30

     Kesimpulannya, hipertensi muncul sebagai masalah klinis yang sangat penting

    karena revalensi dan berpotens menyebabkani konsekuensi yang jelek. Evaluasi dan

     pengobatan pasien dengan hipertensi memerlukan pertimbangan cara di mana fisiologi

    kardiovaskular yang normal mungkin terganggu. Karena kebanyakan pasien masih masuk

    dalam kategori idiopatik esensial hipertensi masih banyak ruang untuk pemikiran kreatif dan

     penelitian di bidang ini.

    RINGKASAN

    1. Hipertensi adalah didefinisikan sebagai diastolik kronis tekanan darah > 90 mm Hg dan /

    atau tekanan darah sistolik >140 mm Hg.

    2. Etiologi hipertensi adalah tidak diketahui di sebagian besar pasien (EH). Hipertensi

    sekunder mungkin timbul dengan berbagai sebab, termasuk (a) kelainan ginjal (misalnya,

     penyakit ginjal dan parenkim stenosis arteri ginjal); (b) koarktasio aorta; dan (c) kelainan

    endokrin(misalnya, pheochromocytoma, primer atau sekunder aldosteronisme, sindrom

    Cushing, dan kelainan tiroid).

    3. Kebanyakan pasien hipertensi tetap asimtomatik sampai timbul komplikasi. Potensi

    komplikasi meliputi (a) stroke, (b)infark miokard, (c) gagal jantung, (d)aneurisma aorta dan

    diseksi, (e) ginjalkerusakan, dan (f) retinopati.

    4. Pengobatan hipertensi termasuk gaya hidup dan perbaikan diet, dan terapi farmakologis.

    Yang paling umum digunakan obat antihipertensi termasuk diuretik, ACE inhibitor,

    angiotensin receptor blocker, long-acting calcium channel blocker, dan blocker.

  • 8/20/2019 Hipertensi Translate Lily

    30/30

     GLANCIUS, JOS, ANANDA, FARZANA, HENDRIAWAn