Hipertensi Translate Lily
-
Upload
junsukyoko -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Hipertensi Translate Lily
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
1/30
Bab 13. Hipertensi
Kira-kira 60 juta orang Amerika dan 1 miliyar orang di seluruh dunia memiliki
hipertensi. Data dari Framingham Heart Study menyatakan bahwa orang dengan usia diatasusia 55 tahun, tekanan darahnya akan meningkat terus hingga mendapatkan hipertensi
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu kondisi ini menjadi perhatian publik kesehatan karena
menjadi resiko utama dari penyakit arteri koroner,stroke, gagal jantung, penyakit ginjal dan
penyakit arteri perifer. Lebih dari dua per tiga orang dengan hipertensi tidak peduli dengan
peningkatan tekanan darahnya dan tidak diterapi dengan adekuat utnuk menimalkan resiko
penyakit kardiovaskuler. Selain itu juga, tidak ada gejala peningkatan tekanan darah sampai
muncul serangan akut penyakit kardiovaskuler. Sehingga deteksi dini pada hipertensi menjadi
aspek preventif yang penting.
Hipertensi juga masih menjadi masalah dalam dunia penelitian karena masih banyak
yang belum diketahui karena kompleksnya prnyakit ini. Sekitar 90% pasien hipertensi tidak
diketahui penyebab utamanya. Kondisi ini disebut Hipertensi primer atau esensial.
Hipertensi yang disebabkan karena kondisi medis lain disebut Hipertensi sekunder. Meskipun
jauh lebih jarang dibandingkan HE, kondisi yang menyebabkan hipertensi sekunder menjadi
hal penting untuk diterapi.
Apa itu hipertensi?
Nilai tekanan darah bervariasi pada semua populasi dan cendrung meningkat seiring
bertambahnya usia. Resiko dari komplikasi vaskuler meningkat secara progresif dan linear
terhadap peningkatan nilai tekanan darah. Berikut kriteria klasifikasi tekanan darah ysng
diterima saat ini sesuai tabel di bawah ini.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
2/30
Bagaimana tekanan darah diregulasi?
Faktor hemodinamik
Tekanan darah dihasilkan dari jumlah cardiac output (CO) dan total dari tahanan
perifer (TPR):
TD = CO x TPR
CO dihasilkan dari volume sekuncup (SV) dan jumlah denyut jantung (HR). SV
dipengaruhi oleh kontraktilitas otot jantung, darah balik vena (preload) dan resistensi aorta
yang harus dilawan oleh ventrikel kiri untuk memompakan darah ke aorta (afterload).
Adapun 4 sistem yang bertanggungjawab dalam mengatur tekanan darah adalah : jantung,
sebagai yang memompa darah; pembuluh darah, yang memberikan tahanan perifer; ginjal,
yang mengatur volume intravaskular; dan hormon, yang memodulasi dari fungsi ketiga
sistem tersebut. Bagan 13.2 menggambarkan bagaimana faktor-faktor tersebut berkontribusi
terhadap CO dan TPR.
Ginjal memiliki peranan penting dalam meregulasi tekanan darah. Tidak peduli
seberapa besar CO dan TPR, ekskresi rena mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
3/30
mengembalikan tekanan darah ke nilai normal dengan cara mengurangi volume darah dan
ekskresi dari natrium. Proses ini disebut dengan pressure natriuresis, yang mana tidak bekerja
normal pada ginjal pasien hipertensi kronis. Respon ginjal yang menumpul ini ada 2
mekanisme yang menyebabkannya. Pertama, cedera mikrovaskuler dan tubulointerstisial
pada ginjal pasien hipertensi yang mengganggu eksresi dari sodium. Kedua, defek pengaturan
terletak pada fungsi hormon yang bekerja mengatur fungsi ekskresi sodium ginjal dan respon
ginjal terhadap volume intravaskuler (contohnya pada sistem RAA).
Refleks Tekanan darah
Sistem kardiovaskular memiliki mekanisme umpan balik yang terus memantau
tekanan arteri: system ini berespon ketika tekanan dasah terlalu tinggi atau rendah dan
kemudian merespon dengan cepat perubahan tersebut. Mekanisme tersebut adalah reflex
baroreseptor, yang diperantarai oleh reseptor di dinding arkus aorta dan sinus karotis.
Baroreseptor memantau perubahan tekanan dengan merasakan peregangan dan deformasi
dari arteri. Jika tekanan arteri meningkat, baroreseptor dirangsang, meningkatkan transmisi
impuls mereka ke sistem saraf pusat (yaitu, medula). Sinyal umpan balik negatif kemudian
dikirim kembali ke sirkulasi melalui
sistem saraf otonom, menyebabkan tekanan darah turun kembali ke tingkat normalnya.
Semakin tinggi tekanan darah naik, semakin teregang baroreseptor dan semakin besar
tingkat transmisi impuls ke medula. Sinyal dari reseptor sinus karotis dilakukan oleh saraf
glossopharingeus (saraf kranial IX), sedangkan reseptor yang dari lengkungan aorta berperan
melalui saraf vagus (saraf kranial X). Serat-serat saraf berkumpul di tractus solitarius di
medulla, di mana impuls baroreseptor menghambat aliran sistem saraf simpatik dan
membangkitkan efek parasimpatis. Hasil dari system ini adalah (1) penurunan resistensi
pembuluh darah perifer (yaitu, vasodilatasi) dan (2) pengurangan CO (karena penurunan
denyut jantung dan berkurangnya kekuatan kontraksi jantung). Sebaliknya, ketika penurunan
tekanan sistemik dirasakan oleh baroreseptor, maka lebih sedikit impuls yang ditransmisikan
ke medula, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Efek utama dari mekanisme
baroreseptor adalah untuk memodulasi saat demi saat variasi tekanan darah sistemik. Namun,
reflex baroreseptor tidak terlibat dalam pengaturan tekanan darah jangka panjang dan tidak
mencegah perkembangan hipertensi kronis. Alasan untuk ini adalah bahwa baroreseptor terus
mereset sendiri. Setelah satu atau dua hari terpapar tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
dasar, impuls yang dihantarkan baroreseptor kembali berkurang ke nilai awal.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
4/30
Hipertensi Esensial
Sekitar 90% penderita hipertensi memiliki tekanan darah yang tinggi tanpa penyebab
yang jelas, keadaan ini disebut hipertensi esensial. HE lebih bersifat deskripsi daripada
sebuah diagnosis, karena hanya menunjukkan bahwa manifestasi pasien dari pemeriksaan
fisik (tekanan darah tinggi) yang penyebabnya tidak ada ditemukan.
Epidemiologi dan Genetika
Keturunan tampaknya memainkan peran penting dalam HE, penanda genetik belum
secara konsisten teridentifikasi. Tampaknya kemungkinan besar HE adalah kelainan genetik
yang kompleks, melibatkan beberapa lokus. Selanjutnya, distribusi HE tidak merata ada di
antara yang berbeda kelompok ras. Misalnya, dalam distribusi usia yang paling banyak, kulit
hitam signifikan lebih mungkin untuk menjadi hipertensi dibandingkan orang dari ras lain.
Meskipun tidak ada gen yang secara konsisten terkait dengan HE, beberapa lokus
telah menunjukkan asosiasi positif. Sebagai contoh, kontributor autosomal dominan terhadap
tekanan darah tinggi telah ditemukan, biasanya melibatkan cacat saluran natrium ginjal.
Namun, kelainan ini jarang terjadi dan diduga hanya sebagian kecil dari pasien hipertensi.
Gen yang mengatur renin-angiotensin-aldosteron telah diteliti secara mendalam karena peran
sentral sistem ini dalam menentukan volume intravaskular dan tonus pembuluh darah.
Penemuan hasil penelitian
Kelainan sistemik
Beberapa kelainan pada regulasi tekanan darah telah ditemukan pada pasien HE.
Jantung dapat berkontribusi penyebab hipertensi berbasis CO yang tinggi karena
overaktivitas simpatik. Pembuluh darah dapat mempengaruhi tahanan perifer yang
menimbulkan hipertensi dengan cara (1) meningkatnya aktivitas simpatis; (2) Pengaturan
yang abnormal dari tonus pembuluh darah oleh faktor lokal, termasuk oksida nitrat, endotelin,
dan faktor natriuretik; atau (3) cacat saluran ion kontraktil otot polos pembuluh darah.
Ginjal dapat menyebabkan hipertensi yang diakibatkan peningkatan volume dengan
mempertahankan natrium yang berlebihan dan air sebagai hasil dari (1) kegagalan untuk
mengatur aliran darah ginjal yang tepat; (2) kelainan saluran ion (misalnya, berkurang
basolateral Na-K-ATPase), yang secara langsung menyebabkan retensi natrium; atau (3)
regulasi hormonal yang abnormal. Sebagai contoh, renin-angiotensin-aldosteron adalah
hormone regulator yang penting dari resistensi pembuluh darah perifer. Tingkat renin pada
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
5/30
pasien EH (dibandingkan dengan mereka pada orang normotensi) adalah subnormal di 25%,
normal dalam ~ 60%, dan tinggi pada 10 sampai 15%.
Resistensi Insulin, Obesitas, dan Sindrom Metabolik
Penelitian terakhir memberi kesan bahwa hormon insulin mungkin berperan dalam
perkembangan Hipertensi Esensial. Pada banyak orang dengan hipertensi, khusunya orang
dengan obesitas atau memiliki diabetes tipe 2, terjadi gangguan transportasi gula yang
tergantung insulin ke banyak jaringan (disebut resistensi insulin). Akibatnya glukos serum
naik, lalu menstimulasi pancreas untuk melepaskan insulin tambahan. Kenaikan insulin dapat
berkontribusi terhadap hipertensi melalui peningkatan aktivitas simpatik atau dengan
stimulasi hipertrofi sel otot polos melalui efek mitogenik langsung dari insulin atau melalui
peningkatan sensitivitas terhadap platelet derived growth factor .
Obesitas sendiri berperan secara langsung terhadap hipertensi. Kemungkinan
penjelasan hubungan ini termasuk (1) Pelepasan angiotensinogen dari sel lemak sebagai
substrat untuk sistem renin-angiotensin, (2) Peningkatan volume darah berhubungan dengan
peningkatan massa tubuh, dan (3) Peningkatan viskositas darah akibat sel lemak yang
melepas profibrinogen dan plasminogen activator inhibitor-1. Epidemi obesitas saat ini telah
menyebabkan peningkatan dramatis jumlah orang dengan sindrom metabolik seperti yang
telah dibahas di Bab 5. Kondisi ini merupakan suatu kelompok faktor risiko aterogenik,
termasuk hipertensi, kadar trigliserida yang tinggi, rendahnya HDL, sebuah kecenderungan
intoleransi glukosa, dan obesitas trunkal. Bukti saat ini menunjukkan resistensi insulinmerupakan pusat pathogenesis pengelompokan ini.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
6/30
Riwayat Alamiah Penyakit
HE secara khas muncul setelah dewasa muda. Prevalensinya meningkat sesuai usia
dan lebih dari 60% orang amerika yang berusia lebih dari 60 tahun memiliki hipertensi.
Sebagai tambahan, karakteristik hemodinamik dari peningkatan tekanan darah pada HE
cenderung untuk berubah dari waktu ke waktu. Tekanan sistolik meningkat sepanjang
kehidupan dewasa, sedangkan tekanan diastolik meningkat sampai umur 50 tahun kemudian
menurun sedikit setelahnya (lihat gambar 13.1). Oleh karena itu, hipertensi diastolik lebih
umum terjadi pada orang yang masih muda, sementara sebagian besar pasien hipertensi
berusia lebih dari 50 tahun menderita hipertensi sistolik dengan nilai diastolic normal (lihat
gambar 13.4). Pada orang dengan hipertensi yang lebih muda, peningkatan tekanan darah
cenderung disebabkan oleh tingginya cardiac output dalam pengaturan resistensi vaskular
preifer yang relatif normal, yang disebut fase hiperkinetik dari HE (gambar 13.5). Dengan
meningkatnya usia, efek menurunnya CO, mungkin disebabkan oleh perkembangan hipertrofi
ventrikel kiri dan akibatnya terjadi pengurangan pengisian diastolik (sehingga terjadi
penurunan SV dan CO). Sebaliknya, seiring usia, terjadi peningkatan resistensi vaskular
sebagai adaptasi pembuluh darah terhadap stress berkepanjangan. Jadi, pasien hipertensi yang
berusia muda sering menunjukkan peningkatan CO sebagai abnormalitas utama dan pasien
tua cenderung memiliki peningkata resistensi perifer sebagai temuan hemodinamik utama.
Kesimpulannya, HE merupakan sindrom yang bisa muncul dari berbagai macam
abnormalitas yang potensial, tetapi ditunjukkan oleh profil hemodinamik yang khas dan
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
7/30
riwayat alami penyakit. Defek multipel mungkin secara terpisah diturunkan atau didapat,
bekerja sama untuk menaikkan tekanan darah secara kronis. Walaupun kita tidak mengerti
secara persis bagaimana mekanisme hipertensi pada seseorang, kita dapat mendeskripsikan
jenis patofisiologi yang mungkin terjadi.
Hipertensi Sekunder
Walaupun HE lebih sering dijumpai dalam praktik klinis, terrdapat penyebab
struktural maupun hormonal untuk hipertensi dalam jumlah persentase penduduk asien yang
kecil. Identifikasi terhadap kasus hipertensi sekunder sangat penting karena kondisi terkait
memerlukan terapi yang berbeda dari HE dan kasus tersebut biasanya dapat disembuhkan.
Sebagai tambahan, jika HS dibiarkan tidak dikontrol, perubahan adaptif kardiovaskular
mungkin berkembang seperti HE yang berkepanjangan yang dapat menyebabkan tekanan
meningkat walaupun penyebab terkait telah diatasi.
Walaupun bentuk sekunder harus diperhatikan dalam tatalaksana semua pasien
dengan hipertensi, ada beberapa petunjuk yang dapat ditunjukkan pasien yang mungkin
memiliki satu kondisi yang dapat dikoreksi (tabel 13.2).
1. Usia. Jika pasien menderita hipertensi sebelum usia 20 atau setelah 50 (di luar usia
HE biasanya), kemungkinan besar ia menderita HS.2. Keparahan. HS biasanya menyebabkan tekanan darah naik secara drastis, di mana
banyak pasien HE biasanya menderita hipertensi ringan sampai sedang.
3. Onset. Bentuk sekunder dari hipertensi biasanya muncul secara tiba-tiba pada
pasien yang sebelumnya bertekanan darah normal, dibanding HE yang biasanya
berkembang secara bertahap dari tahun ke tahun.
4. Tanda dan gejala terkait. Proses yang menginduksi hipertensi mungkin
memunculkan abnormalitas lain yang khas, diidentifikasi dari riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik. Contohnya, bruit pada arteri renalis (bunyi akibat turbulensi aliran
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
8/30
darah yang melewati arteri yang mengalami stenosis) mungkin terdengar pada
pemeriksaan abdomen pada pasien dengan stenosis arteri renalis.
5. Riwayat keluarga. Pasien dengan HE sering memiliki keluarga derajat pertama
yang hipertensi,sedangjan HS lebih sering muncul secara sporadis.
Evaluasi Pasien
Evaluasi klinis yang biasanya pada pasien yang baru didiagnosis hipertensi dimulai
dari anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik, termasuk pencarian petunjuk bentuk
sekunder. Contohnya, ISK berulang mungkin menunjukkan adanya pielonefritis kronis
dengan kerusakan ginjal akibat hipertensi. Kehilangan berat badan berlebih mungkin
merupakan indikasi phechromocytoma, sedangkan kenaikan berat badan merupakan poin
penting adanya cushing syndrome. Anamnesis harus termasuk gaya hidup dan kebiasaan
yang mungkin berkontribusi untuknterjadinya hipertensi, seperti konsumsi alkohol berlebih
dan medikasi pasien harus ditanyakan katena beberapa obat mungkin menyebabkan kenaikan
tekanan darah. Obstructive sleep apnea umumnya berhubungan dengan hipertensi dan harus
dipertimbangkan terpisah pada pasien yang mengorok dan memiliki riwayat hipertensi akibat
medikasi.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
9/30
Pemeriksaan laboratorium umumnya dilakukan sebagai evaluasi awal pada pasien
hipertensi, termasuk skrining umum penyebab sekunder,yaitu (1) urinalisis dan pengukuran
konsentrasi serum kreatinin dan BUN untuk evaluasi abnormalitas ginjal ; (2) tingkat
potasium dalam serum (rendah pada hipertensi renovaskular dan aldosteronisme) ; (3) KGD
(naik pada pada pasien diabetes, yang berkaitan erat dengan hipertrofi nsi dan penyakit
ginjal) ; (4) kolesterol serum, kolesterol HDL dan kadar trigliserida, sebagai skrining risiko
umim vaskular), dan (5) EKG (sebagai bukti hipertrofi ventrikuler yang disebabkan
hipertensi kronis).
Jika tidak diteruskan abnormalitas yang menunjukkan hipertensi bentuk sekunder.
Pasien diasumsikan memiliki HE dan ditatalaksana dengan tepat. Jika tekanan darah pasien
terus naik walaupun tatalaksana yang standar telah dilakukan, diperlukan tes diagnostik yang
lebih dalam untuk menelusuri penyebab sekunder spesifiknya.
Penyebab Eksogen
Beberapa obat dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, contoh : kontrasepsi
oral dapat menyebabkan hipertensi pada beberapa wanita. Kemungkinan mekanismenya
berhubungan dengan peningkatan aktivitas RAS. Estrogen meningkatkan sintesis
angiotensinogen dari hati. Estrogen dapat menyebabkan berlebihnya produksi angiotenin II.
Angiotensin II meningkatkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme, paling banyak
akibat vasoknstriksi langsung dan stimulasi pelepasan aldosteron dari kelenjar adrenal,
kenudian terjadi retensi sodium dan kemudian terjadi peningkatan volume intravaskular.
Obat lain yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah,termasuk glukokortikoid,
siklosporin (obat yang digunakan pada pasien yang mengalami transplantasi organ),
eritropoietin (hormon yang meningkatkan pembentukan sel darah merah sari sumsum tulang
dan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan viskositas darah dan berlawanan
dengan vasodilatasi lokal hipertensi) dan obat simpatomimetik yang biasanya terdapat pada
obat demam. NSAID dapat berkontribusi terhadap hipertensi melalui hubungan dosis dengan
terjadinya retensi sodium dan air oleh ginjal. Dua substansi lain yang mungkin berkontribusi
terhadap hipertensi adalah ethanol (contohnya, konsumsi berlebihan yang lama) dan kokain
keduanya berhubjngan dengan aktivasi sistem saraf simpatetis.
Penyebab Ginjal
Ginial berperan penting dalam kontrol tekanan darah, sehingga tidak mengherankan
jika disfungsi renal dapat menyebabkan hipertensi. Faktanya, penyakit ginjal berkontribusi
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
10/30
terhadap 2 penyebab eksogen penting dari HS : penyakit parenkim ginjal sekitar 2-4% pasien,
dengan hipertensi dan stenosis arteri renalis pada sekitar 1% pasien.
Penyakit Parenkim Ginjal
Kerusakan parenkim ginjal dapat disebabkan oleh beberapa proses patologis berbeda.
Mekanisme utama melalui kerusakan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah melalui
volume intravaskular yang menngkat. Nefron yang rusak tidak dapat mengekskresikan
sejumlah sodium dan air, yang menyebabkan peningkatan volume intravaskular, peningkatan
CO, dan peningkatan tekanan darah pada akhirnya. Jika fungsi ginjal yang terganggu hanya
ringan, tekanan darah mungkin dalan tingkat yang stabil di mana peningkatan tersebut kanan
sistemik, dan setelahnya tekanan perfusi ginjal menyebabkan ekskresi sodium untuk
menyembangkan ekskresi sodium. Secara berkebalikan, jika pasin memiliki ESRF, GFR
mungkin turun secara berlebihan sehingga ginjal tidak dapat melakukan fungsi ekskresi, dan
diikuti range tekanan darah yang malignan. Penyakit parenkim ginjal mungkin berkontribusi
terhadap hipertensi, walaupun GFR tidak turun drastis, melalui elaborasi renin berlebih.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
11/30
Hipertensi Renovaskular
Stenosis dari satu atau kedua arteri renalis dapat menyebabkan hipertensi,walaupun
emboli, vaskulitis dan kompresi eksternal dari arteri renalis dapat menyebabkan hipertensi,
dua hal yang sering menjadi penyebab hipertensi renovaskular (RH) adalah aterosklerosis dan
dysplasia fibromuscular. Lesi aterosklerosis timbul dari pembentukan pplak ekstensif di
dalam arteri renalis atau di dalam aorta yang berasal dari arteri renalis. Pembentukan ini
terjadi pada 2 dari 3 kasus RH dan sering terjadi pada usia tua. Secara lebih jelas, lesi
fibromuscular terdiri dari region diskret fibrosa atau proliferasi muscular di dalam arteri
media. Dysplasia fibromuscular terjadi pada 1 dari 3 kasus RH dan secara karakteristik terjadi
pada wanita usia muda.
Peningkatan tekanan darah pada RH timbul dari penurunan aliran darah renalis pada
ginjal yang terganggu, sebagai respon terhadap penurunan tekanan perfusi dengan mensekresi
renin. Yang belakangan akan meningkatkan tekanan darah melalui aksi dari angiotensin II
(vasokonstriksi) dan aldosterone (retensi sodium) seperti yang ditunjukkan pada gambar 13.6.
Diagnosis RH ditunjukkan oleh abdominal bruit, yang dapat ditemukan pada 40-60%
pasien atau dengan adanya hypokalemia yang tidak dapat dijelaskan (ginjal mensekresikan
kalium yang berlebihan sebagai akibat dari peningkatan aldosterone). RH adalah bentuk yang
dapat dikoreksi dari hipertensi yang dapat disembuhkan dengan intervensi kateter perkutan
atau rekonstruksi bedah dari pembuluh darah yang stenosis. Terapi medis dengan
menggunakan ACE-i dapat juga menjadi terapi utama yang efektif bagi pasien dengan
penyakit unilateral arteri renalis. ACE-i meniadakan efek hipertensi dari kenaikan sirkulasi
renin pada situasi ini dengan menghambat pembentukan angiotensin II (lihat bab 17).
Sebaliknya, obat kelas ini harus dihindari atau digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan lesi stenotic bilateral. Penghambatan dari pembentukan angiotensin II dapat
mengurangi tekanan intraglomerular dan filtrasi dan memperburuk fungsi renal pada pasien
dengan penyakit bilateral yang perfusi compromised pada kedua ginjal.
Penyebab Mekanis
Koarktasio Aorta
Koarktasio adalah penyakit kongenital yang jarang terjadi yang mana adanya
penyempitan aorta yang terletak pada distal dari arteri subklavia kiri (lihat bab 16) sebagai
akibat dari obstruksi aliran yang relatif, tekanan darah pada arkus aorta, kepala, dan lengan
lebih tinggi dari pada desending aorta dan cabang-cabangnya serta ekstremitas bawah.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
12/30
Terkadang, koartasi melibatkan area arteri subklavia kiri, menyebabkan tekanan yang rendah
pada lengan kiri dibandingkan dengan lengan kanan.
Hipertensi pada kondisi ini muncul karena dua mekanisme. Pertama, penurunan
tekanan darah ke ginjal menstimulasi system renin angiotensin yang berunjung pada
vasokonstriksi (melalui angiotensin II). Kedua, peningkatan tekanan proksimal ke koartasi
aorta menyebabkan kakunya arkus aorta melalui hyperplasia medial and percepatan
aterosklerosis, menumpulkan respon baroreseptor normal terhadap peningkatan tekanan
intravascular.
Petunjuk klinis terhadap adanya koarktasio termasuk gejala aliran darah yang tidak
adekuat kaki atau lengan kiri, seperti klaudikasio atau fatigue, atau ditemukannya pulsasi
femoralis yang melemah atau menghilang. Murmur midsistolik dihubungkan dengan segmen
stenotis dari aorta bisa saja ditemukan pada auskultasi, terutama pada bagian belakang,
diantara scapula. Radiografi dada dapat menunjukkan lekukan dari aorta pada tingkatan
koarktasio. Hal ini juga dapat menunjukkan gambaran berliku dari tulang iga sekunder
menuju pembesaran arteri intrerkosta kolateral, yang mendorong darah disekeliling aorta
yang menyempit. Pilihan pengobatan terdiri dari angioplasty atau bedah untuk meperbaiki
stenosisnya. Meskipun begitu, hipertensi tidak dapat diabaikan setelah perbaikan mekanis,
sebagian karena desensitisasi persisten dari baroreseptor arteri.
Penyebab Endokrin
Hormon yang bersirkulasi memegang peranan penting terhadap control tekanan darah
normal, sehingga tidaklah mengejutkan bahwa penyakit endokrin dapat menyebabkan
hipertensi. Ketika dicurigai keberadaan kondisi tersebut, dapat dievaluasi dengan empat cara:
1. Riwayat dari karakteristik, tanda dan gejala
2. Pengukuran tingkat hormone
3. Penilaian sekresi hormone sebagai respon terhadap stimulasi atau penghambatan
4. Studi pencitraan untuk gambaran tumor mensekresikan hormone yang berlebihan
Pheochromocytoma
Pheochromocytoma adalah tumor yang mensekresi katekolamin dari sel neuro
endokrin (biasanya pada medulla adrenal) yang menyebabkan kira-kira 0,2% dari kasus
hipertensi. Pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh tumor mengakibatkan vasokonstriksi
kronis atau intermiten, takikardia, dan efek simpatetik lainnya. Presentasi karakteristik terdiri
dari peningkatan paroksismal pada tekanan darah yang diikuti oleh “serangan autonomik”
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
13/30
yang diakibatkan oleh peningkatan katekolamin: sakit kepala yang parah terasa tertusuk,
banyak berkeringat, palpitasi dan takikardia. Walaupun beberapa pasien normo tensi diantara
serangan, sebagian besar memiliki hipertensi yang berkelanjutan. Sepuluh persen dari
pheochromocytoma bersifat malingnan.
Penentuan tingkatan katekolamin plasma atau katekolamin urin dan metaboliknya
(misalnya asam vanillylmandelic dan metanephrine), didapatkan dari situasi yang dikontrol,
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi ini. Karena beberapa pheochromocytoma
hanya dieskresi secara episodic, diagnosis mungkin membutuhkan pengukuran katekolamin
secepatnya setelah serangan.
Terapi farmakologi dari pheochromocytoma termasuk ondisi alfa reseptor bloker
(misalnya phenoxybenzamine) dikombinasikan dengan beta bloker. Bagaimanapun, setelah
tumor dapat dilokalisasi menggunakan CT, MRI atau angiografi, terapi definif adalah reseksi
bedah. Untuk pasien yang tidak dapat dioperasi, pengobatan menggunakan alfa dan beta
bloker juga obat-obat yang menghambat biosintesis katekolamin (misalnya alfa metil tirosin).
Kelebihan Hormon Adrenokortikal
Dari semua hormone yang diproduksi oleh korteks adrenal adalah mineralokortikoid
dan glukokortikoid, kelebihan dari salah satu hormone tersebut dapat berujung pada
hipertensi.
Mineralokortikoid terutama aldosterone, meningkatkan volume darah dengan
menstimulasi reabsorpsi sodium ke dalam sirkulasi dengan porsi distal ginjal. Hal ini terjadi
pada pertukaran untuk ekskresi kalium ke dalam urin dan hypokalemia yang terjadi
merupakan penanda penting dari kelebihan mineralokortikoid. Aldosterone primer dapat
mengakibatkan adenoma adrenal (disebut juga Conn sindrom) atau dari hyperplasia bilateral
kelenjar adrenal. Walaupun dianggap jarang, data terbaru menunjukkan bahwa frekuensi
aldosterone primer dapat setinggi 10-15% pada hipertensi, tergantung pada sensitifitas
penilaian, dengan mayoritas memiliki bentuk hyperplasia bilateral. Diagnosis dapat juga
diduga dari adanya hypokalemia dan dikonfirmasi dengan menemukan aldosterone plasma
yang berlebihan dan penekanan level renin. Terapi termasuk bedah untuk menghilangkan
adenoma (jika ada) atau manajemen medis dengan antagonis reseptor aldosterone.
Glucocorticoid-remediable aldolteronism (GRA), suatu bentuk herediter yang tidak
biasa (dominan autosomal) dari aldosterone primer, yang merupakan hasil dari perubahan
genetic dimana sintesis aldosterone abnormal dibawah control ACTH. Kondisi ini hadir
sebagai akibat hipertensi yang parah dimasa anak-anak atau dewasa muda. Sebagai oposisi
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
14/30
terhadap bentuk yang lebih sering dari aldosterone primer, yang sebagian besar didiagnosa
pada decade ke tiga sampai ke enam. Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari hipertensi,
peningkatan tekanan darah yang berhubungan dengan GRA memberikan respon terhadap
glukokortikoid, yang menekan pelepasan ACTH dari kelenjar pituitary.
Aldosterone sekunder dapat berasal dari peningkatan produksi angiotensin II yang
distimulasi dari renin secreting tumor. Lebih seringnya peningkatan sekunder aldosterone
merupakan hasil dari sirkulasi tambahan angiotensin II pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral (yang menstimulasi produksi hepatic dari angiotensinogen, seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya) atau karena degradasi angiotensin II pada penyakit hati kronik.
Glukokortikoid, seperti kortisol, meningkatkan tekanan darah ketika ditemukan pada
jumlah yang berlebihan, seperti melalui ekspansi volume darah dan stimulasii sintesis
komponen system renin angiotensin. Sebagai tambahan, walaupun mineralokortikoid
merupakan activator yang lebih poten terhadap reseptor mineralokortikoid pada tubulus
renalis, kelebihan glukokortikoid juga dapat mengaktivasinya.
Hampir 80% pasien dengan cushing sindrom, penyakit dengan kelebihan
glukokortikoid, memiliki beberapa tingkatan hipertensi. Pasien-pasien ini biasanya muncul
dengan ciri klasik cushing: karakteristik tampilan wajah yang bulat, obesitas sentral,
kelemahan otot-otot proksimal, dan hirsutime. Penyebab dari kelebihan glukokortikoid bisa
karena ademona pituitary yang menghasilkan ACTH, tumor perifer yang menghasilkan
ACTH (yang menyebabkan hyperplasia kortikal), atau adenoma aderenal yang menghasilkan
kortisol. Diagnosis dari cushing sindom dapat ditegakkan dengan pengumpulan urin 24 jam
untuk mengukur kortisol, atau dengan tes deksametason, untuk mengevaluasi apakah
glukokortikoid eksogen dapat menekan sekresi kortisol.
Abnormalitas Hormon Tiroid
Kira-kira sepertiga pasien hipertiroid dan seperempat pasien hipotiroid memilikihipertensi yang bermakna. Hormon tiroid menggunakan efek dari kardiovaskular dengan (1)
menginduksi sodium-kalium ATP didalam jantung dan pembuluh darah, (2) meningkatkan
volume darah dan, (3) menstimulasi metabolism jaringan dan kebutuhan oksigen, dengan
akumulasi sekunder dari metabolit yang memodulasi pola local vascular. Pasien hipertiroid
berkembang menjadi hipertensi melalui hiperaktivitas jantung dalam meningkatkan
pembuluh darah. Pasien hipotiroid lebih menunjukkan hipertensi diastolik dan peningkatan
resistensi perifer vascular. Meskipun mekanisme pasti masih belum jelas, efek akhir yang
terlihat dapat diobati dengan simpatetik dan aktivas adrenal pada hipotiroid.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
15/30
Konsekuensi dari Hipertensi
Apapun penyebab dari peningkatan tekanan darah, konsekuensi utama adalah sama.
Peningkatan tekanan darah itu sendiri umumnya asimtomatik tetapi memiliki dampak yang
merusak pada banyak organ, terutama pembuluh darah, jantung, ginja dan retina.
Tanda dan gejala klinis
Dahulu, gejala klasik dari hipertensi dianggap berupa sakit kepala, epistaksis (hidung
berdarah), dan pusing. Kegunaan dari gejala ini sering disebut dalam pertanyaan,
bagaimanapun juga, melalui studi yang berindikasi ditemukan bahwa tidak lebih sering hal
tersebut ditemukan pada pasien hipertensi dengan populasi umum. Gejala lain, seperti
kemerahan, berkeringat, dan penglihatan kabur, lebih sering terdapat pada populasi
hipertensi. Secara umum, bagaimanapun, banyak pasien hipertensi asimtomatik dan
didiagnosa dengan mudah melalui perhitungan tekanan darah ketika pemeriksaan fisik rutin.
Beberapa tanda fisik dari hipertensi didiskusikan di bagian hasil berikutnya secara
langsung dari peningkatan tekanan, termasuk left ventricular hypertrophy dan retinopathy.
Sebagai tambahan, komplikasi hipertensi dari ateroskeloris dan bermanifestasi melalui
arterial bruit, sebagain dalam karotis dan arteri femoralis.
Kerusakan Organ Karena Hipertensi
Komplikasi target organ dari hipertensi menggambarkan tingkatan berdasarkan
peningkatan kronik tekanan darah. Kerusakan organ tersebut dapat dihubungkan dengan (1)
peningkatan kerja jantung, (2) kerusakan arteri akibat efek kombinasi dari peningkatan
tekanan itu sendiri (melemahnya dinding pembuluh) dan percepatan aterosklerosis (gambar
13.7).
Abnormalitas pembuluh yang berasal dari peningkatan tekanan termasuk hipertropi
otot halus, disfungsi sel endothelial, dan kelemahan serat elastic. Trauma kronis hipertensi
melukai endothelial menyebabkan aterosklerosis mungkin dengan mengganggu mekanisme
proteksi normal, misalnya sekresi nitrit oksida. Arteri yang dilapisi oleh plak aterosklerosis
dapat menjadi thrombus atau dapat menjadi sumber emboli kolesterol yang menyumbat
pembuluh distal, menyebabkan infark organ (misalnya oklusi serebrovaskular yang menuju
pada stroke). Sebagai tambahan, aterosklerosis dari arteri besar menghilangkan elastisitasnya
menyebabkan tekanan sistolik yang meningkat yang dapat memperparah kerusakan endotel
atau memprovokasi kejadian seperti rupture aneurisme.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
16/30
Mayoritas organ target untuk
kmplikasi destruktif dari hipertensi kronis
adalah jantung, system serebrovaskular,
aorta, dan system vascular perifer, ginjal,
dan retina (table 13.3). Jika tidak diobati
sekitar 50% pasien hipertensi meninggal
karena penyakit arteri coroner atau CHF,
sekitar 33% jatuh ke dalam stroke, dan 10-
15% meninggal akibat komplikasi dari
gagal ginjal.
Jantung
Efek mayor dari hipertensi berhbungan dengan peningkatan afterload yang
bertentangan yang mana jantung harus berkontraksi dan percepatan aterosklerosis di dalam
arteri koroner.
Hipertrofi Ventrikel Kiri dan Disfungsi Diastolik
Peningkatan tekanan darah (peninggian afterload) meningkatkan tegangan dinding
dari ventrikel kiri, yang mana kompensasi berupa hipertropi. Hipertrofi konsentrik (tanpa
dilatasi) merupakan pola normal dari kompensasi, meskipun kondisi peningkatan tekanan
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
17/30
darah yang utama melalui peningkatan volume sirkulasi (misalnya aldosterone primer) malah
dapat menyebabkan hipertrofi eksentrik dengan dilatasi ruang (lihat bab 9). Hipertrofi
ventrikel kiri (LVH) merupakan hasil dari peningkatan kekakuan dari ventrikel kiri dengan
disfungsi diastolik, yang bermanifestasi oleh elevasi tekanan pengisian LV yang bisa
berakibat kongesti paru.
Temuan fisik LVH mungkin termasuk impulse LV berat pada palpasi dada,
mengindikasikan peningkatan massa otot. Hal ini sering disertai dengan bunyi jantung
keempat, karena kontraksi atrium kiri ke ventrikel kiri yang kaku.
LVH adalah salah satu prediktor terkuat dari morbiditas jantung pada pasien
hipertensi. Tingkat hipertrofi berkorelasi dengan pengembangan gagal jantung kongestif,
angina, aritmia, infark miokard, dan kematian jantung mendadak.
Disfungsi Sistolik
Meskipun LVH pada awalnya berperan sebagai kompensasi, kemudian dalam
perjalanan hipertensi sistemik, peningkatan massa LV dapat insufisien untuk
menyeimbangkan ketegangan tinggi dinding yang disebabkan oleh peningkatan tekanan.
Ketika kapasitas kontraktilitas LV memburuk, temuan disfungsi sistolik menjadi jelas (yakni,
mengurangi CO dan kongesti paru). Disfungsi sistolik juga diprovokasi oleh percepatan
perkembangan penyakit arteri koroner dengan periode berkesinambungan iskemia miokard.
Penyakit Arteri Koroner
Hipertensi kronis adalah penyebab utama berkembangnya iskemia miokard dan infark.
Komplikasi ini refleksi kombinasi percepatan aterosklerosis koroner (penurunan suplai
oksigen miokard) dan beban kerja tinggi sistolik (meningkat oksigen demand). Selain itu,
hipertensi memiliki insiden yang lebih tinggi dari komplikasi postmyocardial infarction
seperti ruptur dinding ventrikel, pembentukan aneurisma LV, dan gagal jantung kongestif.
Bahkan, 60% dari pasien yang meninggal dari infark miokard transmural memiliki riwayat
hipertensi.
Sistem Serebrovaskular
Hipertensi adalah faktor risiko utama yang dapat diubah untuk stroke, juga disebut
serebrovaskular kecelakaan (CVA). Meskipun tekanan diastolik penting, Besarnya tekanan
sistolik telah dikaitkan erat dengan CVA. Adanya hipertensi sistolik terisolasi lebih dari dua
kali lipat risiko seseorang untuk komplikasi ini.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
18/30
Stroke yang diinduksi hipertensi dapat menjadi hemoragik atau, lebih umum, atherothrombus.
CVA hemoragik merupakan hasil dari pecahnya mikroaneurisma diinduksi di pembuluh
parenkim serebral oleh lamanya hipertensi. Atherothrombotis (juga disebut tromboemboli)
CVA muncul ketika bagian plak aterosklerotik dalam karotis atau arteri serebral utama, atau
trombus yang terbentuk pada plak, pecah, dan mengemboli ke pembuluh distal lebih kecil.
Selain itu, pembuluh intraserebral dapat langsung tersumbat oleh ruptur plak aterosklerosis
lokal dan trombosis.
Oklusi kecil pada arteri otak dapat mengakibatkan beberapa infark kecil. Karena lesi
lunak dan diabsorpsi oleh sel fagosit , kecil (diameter 3 mm) membentuk kavitas, yang
disebut lacunae. Infark lakunar ini terlihat hampir secara eksklusif pada pasien dengan
hipertensi yang lama dan biasanya terlokalisasi dengan menembus cabang dari tengah dan
posterior sirkulasi otak.
Penyempitan arteri yang luas ditemukan pada pasien hipertensi mengurangi aliran
kolateral ke jaringan iskemik dan membutuhkan perubahan struktur untuk tekanan perfusi
yang lebih tinggi untuk mempertahankan aliran ke jaringan yang memadai. Pasien hipertensi
rentan terhadap infark cerebral pada daerah ujung distal cabang arteri ("watershed" infark)
jika tekanan darah jatuh tiba-tiba.
Pengobatan yang efektif hipertensi untuk mengurangi risiko stroke dan telah
memberikan kontribusi untuk 50% pengurangan kematian disebabkan kejadian
serebrovaskular dalam beberapa dekade terakhir.
Aorta dan Pembuluh Darah Perifer
Aterosklerosis dipercepat terkait dengan hipertensi dapat menyebabkan pembentukan
plak dan penyempitan di seluruh pembuluh darah arteri. Selain arteri koroner, lesi paling
sering muncul pada aorta dan arteri utama ke ekstremitas bawah, leher, dan otak.
Hipertensi kronis dapat menyebabkan pembentuk aneurisma, khususnya aorta
abdominal. Aneurisme aorta abdominal (AAA) merupakan dilatasi menonjol dari pembuluh
darah, biasanya terletak di bawah arteri ginjal, disebabkan oleh stres mekanik tekanan tinggi
pada dinding arteri yang sudah lemah oleh kerusakan medial dan aterosklerosis. Aneurisma
dengan diameter lebih besar dari 6 cm memiliki kemungkinan yang sangat tinggi ruptur
dalam waktu 2 tahun jika tidak diperbaiki dengan pembedahan.
Akibat lain vaskular yang mengancam jiwa dari tekanan darah tinggi adalah diseksi
aorta. Peningkatan tekanan darah, terutama dalam rentang tertinggi, mempercepat perubahan
degeneratif di aorta media. Ketika dinding melemah lebih terkena tekanan tinggi, intima
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
19/30
mungkin merobek, memungkinkan darah untuk masuk ke dalam aorta media dan menyebar
ke dua arah dalam dinding pembuluh, "kliping off" dan menghalangi pembuluh cabang utama
di sepanjang jalan (termasuk arteri koroner atau karotis). Angka kematian dari diseksi aorta
lebih besar dari 90% jika tidak diobati secara cepat, biasanya perbaikan dengan tindakan
bedah jika proksimal aorta terlibat. Kontrol ketat hipertensi penting.
Ginjal
Hipertensi menginduksi penyakit ginjal (nephrosclerosis) adalah penyebab utama
gagal ginjal yang dihasilkan dari kerusakan pembuluh darah organ. Secara histologis, dinding
pembuluh menjadi menebal dengan infiltrasi hialin, dikenal sebagai arteriolosclerosis hialin
(Gbr. 13.8). Tingkat hipertensi Lebih besar dapat menyebabkan hipertrofi otot halus dan
bahkan nekrosis dinding kapiler, disebut fibrinoid nekrosis. Perubahan Ini mengakibatkan
pasokan vaskular berkurang dan atrofi iskemik subsekuen tubulus dan, pada tingkat lebih
rendah, glomeruli. Karena nefron yang utuh biasanya dapat mengkompensasi kerusakan oleh
karena iskemia, hipertensi ringan jarang menyebabkan insufisiensi ginjal dengan tidak
adanya yang mempengaruhi lainnya ke ginjal. Namun, tingkat keganasan hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan permanen yang berkembang menjadi gagal ginjal kronis.
Salah satu konsekuensi dari gagal ginjal hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
yang menetap. Misalnya, disfungsi progresif ginjal menurunkan kemampuan ginjal untuk
mengatur volume darah, yang berkontribusi lebih lanjut untuk hipertensi kronis.
Retina
Retina adalah satu-satunya lokasi di mana arteri sistemik dapat langsung
divisualisasikan oleh pemeriksaan fisik. Tekanan darah tinggi menginduksi kelainan yang
secara kolektif disebut hipertensi retinopati. Meskipun penglihatan dapat ditanggung ketika
kerusakan luas, pada umumnya perubahan penglihatan dapat menjadi penanda klinis
asimtomatik untuk keparahan hipertensi dan durasinya.
Hipertensi berat adalah keadaan yang akut pada onset (misalnya, hipertensi tidak
terkontrol dan / atau ganas) dapat merusak pembuluh darah kecil retina, menyebabkan
perdarahan, eksudasi lipid plasma, dan daerah infark lokal. Jika iskemia dari saraf optik
berkembang, pasien mungkin diakatakan penglihatan kabur yang luas. Iskemia retina
disebabkan oleh perdarahan yang mengarah kehilangan penglihatan. Papiledema, atau
pembengkakan optikus dengan batas yang kabur mungkin timbul dari tekanan intrakranial
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
20/30
tinggi ketika tekanan darah mencapai tingkat ganas dan autoregulasi serebrovaskular mulai
gagal.
Peningkatan tekanan darah yang kronis menghasilkan temuan yang berbeda pada
retina. Papilledema tidak ada, tetapi hasil vasokonstriksi hasil dari penyempitan arteri dan
hipertrofi medial penebalan dinding pembuluh darah , yang "nicks" (indentasi) melintasi
pembuluh darah vena. Dengan hipertensi kronis lebih parah, arterisclerosis jelas sebagai bukti
peningkatan refleksi cahaya melalui oftalmoskop (disebut "copper" atau "silver" kabel).
Meskipun perubahan ini sendiri tidak penting pada fungsional utama, mereka menunjukkan
bahwa pasien telah lama, hipertensi tidak terkontrol.
Krisis Hipertensi
Sebuah krisis hipertensi adalah keadaan darurat medis ditandai dengan peningkatan
tekanan darah berat. Pada waktu lalu, jenis ini elevasi biasanya konsekuensi dari tidak
memadai pengobatan tekanan darah. Sekarang hipertensi krisis ini lebih sering disebabkan
oleh pengaruh hemodinamik akut (misalnya, ginjal akut penyakit) ditumpangkan pada status
hipertensi kronis. Sebagai hasil dari perubahan patologis cepat (fibrinoid nekrosis) dalam
pembuluh darah dan ginjal, peningkatan spiral pada perkembangan tekanan darah. Ekspansi
volume lanjut dan vasokonstriksi terjadi karena perfusi ginjal dan serum renin angiotensin
meningkat.
Peningkatan tekanan darah yang parah menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial,
dan pasien mungkin datang dengan ensefalopati hipertensif dimanifestasikan oleh sakit
kepala, penglihatan kabur, kebingungan, mengantuk, dan kadang-kadang koma. Ketika hasil
hipertensi menghasilkan kerusakan akut pembuluh retina, accelerated malignant hypertension
seharusnya dapat dijumpai. Pemeriksaan funduskopi menunjukkan efek kenaikan tekanan
cepat karena perdarahan, eksudat, dan kadang-kadang papiledema, seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Peningkatan beban pada ventrikel kiri selama krisis hipertensi dapat memicu
angina (karena meningkatnya kebutuhan oksigen miokard) atau edema paru.
Sebuah krisis hipertensi memerlukan terapi cepat untuk mencegah komplikasi
vaskular permanen. Koreksi tekanan darah umumnya diikuti oleh perubahan perbaikan
patologis akut, termasuk papilledema dan eksudasi retina, meskipun kerusakan ginjal sering
berlanjut.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
21/30
Pengobatan Hipertensi
Pendekatan terapi untuk pasien hipertensi harus mencakup dua hal. Pertama,
peningkatan pengukuran tekanan darah tinggi tunggal tidak menegakkan diagnosis hipertensi
karena tekanan darah bervariasi jauh dari hari ke hari. Selain itu, pengukuran tekanan darah
di rumah sakit atau praktek dokter mungkin akan terpengaruh oleh "white coas "efek yang
dihasilkan dari kecemasan pasien. Rata-rata beberapa bacaan diambil dari dua atau tiga
kunjungan pasien ke praktek dan atau di rumah yang menyediakan dasar yang lebih dapat
diandalkan untuk label pasien sebagai hipertensi. Ada juga bukti bahwa perawatan otomatis
pengukuran tekanan darah, diambil selama 24 jam sementara pasien mengikuti rutinitas
sehari-hari, yang lebih prediktif mortalitas kardiovaskular dibandingkan tradisional
pengukuran di klinik.
Kedua, meskipun hipertensi ringan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
utama karena prevalensi tinggi, untuk orang dengan tahap hipertensi stage 1, risiko kecil.
Sebagai contoh, risiko tambahan stroke adalah sekitar 1 di 850 per tahun. Oleh karena itu,
pengamatan dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah hipertensi ringan berlanjut, atau
apakah perubahan gaya hidup dapat mengurangi tekanan, sering dianjurkan alternatif untuk
terapi obat langsung. Hal ini terutama berlaku dengan tidak adanya kardiovaskular faktor
risiko lainnya seperti merokok, diabetes, atau kolesterol serum tinggi. Namun, untuk pasien
dengan penyakit kardiovaskular atau mereka yang memiliki faktor risiko utama aterosklerosis,
pendekatan yang lebih agresif untuk terapi farmakologis biasanya disetuji untuk mengurangi
beban risiko.
Bagi sebagian besar pasien hipertensi, terapi obat akhirnya cara yang paling efektif
untuk mencegahkomplikasi masa depan, tapi itu tidak boleh menghalangi pertimbangan
perubahan gaya hidup menguntungkan lainnya.
Pengobatan Nonfarmakologis
Modifikasi tertentu gaya hidup telah menunjukkan efektivitas dalam menurunkan
tekanan darah dan harus dipertimbangkan dalam rencana pengobatan untuk setiap pasien
dengan hipertensi.
Pengurangan Berat Badan
Penelitian telah secara konsisten menemukan obesitas dan hipertensi akan sangat
berkorelasi, terutama ketika obesitas adalah distribusi sentral (abdominal). Penurunan
tekanan darah diikuti penurunan berat badan di sebagian besar pasien hipertensi yang lebih
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
22/30
dari 10% di atas bobot ideal mereka. Setiap kehilangan 10 kg berat badan terkait dengan
penuruan 5 sampai 20 mm Hg tekanan darah sistolik.
Olahraga
Orang normotensif menetap memiliki 20% - 50% risiko lebih tinggi terkena hipertensi
dari rekan-rekan mereka yang lebih aktif. Latihan aerobik teratur, seperti berjalan, jogging,
atau bersepeda, telah terbukti membantun menurunkan tekanan darah dan di atas dihasilkan
setiap penurunan berat badan. Seorang pasien hipertensi yang menjadi dikondisikan secara
fisik bermanifestasikan HR istirahat yang lebih rendah dan menurunnya tingkat sirkulasi
katekolamin dari sebelum pelatihan, menunjukkan penurunan simpatis.
Diet
Selain pembatasan kalori untuk penurunan berat badan, perubahan komposisi diet
pasien mungkin penting untuk penurunan tekanan darah. Misalnya, diet tinggi buah-buahan,
sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti signifi kan mengurangi tekanan darah.
Sodium
Pembatasan garam untuk orang dengan tekanandarah tinggi merupakan isu
kontroversial, tetapi ada beberapa uji epidemiologi dan klinis yang mendukung dari moderat
asupan natrium. Pada orang normotensif, konsumsi garam berlebih hanya diekskresikan oleh
ginjal, tetapi sekitar 50% pasien dengan EH yang ditemukan memilikitekanan darah yang
bervariasi dengan asupan natrium, menunjukkan cacat dalam natriuresis. Kepekaan terhadap
tingkat natrium lebih umum Pasien hipertensi di Afrika-Amerika dan orang tua. Karena diet
rendah garam cenderung meningkatkan efektivitas obat antihipertensi secara umum,
rekomendasi saat ini adalah untuk membatasi asupan garam ˂6 g natrium klorida (˂ 2,3 g
natrium) per hari, yang merupakan sepertiga kurang dari konsumsi rata-rata Amerika.
Kalium
Jumlah konten tubuh kalium cenderung menurun ketika seseorang makan diet rendah
buah dan sayuran atau mengambil kalium-buang diuretik. Defisiensi Potassium mempunyai
beberapa efek yang secara teorinya bisa meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan
masalah kardiovaskuler, seperti suplemen gizi yang direkomendasikan untuk secara rutin
untuk meningkatkan kadar Potassium serum. Tiada bukti yang meyakinkan bahwa pemberian
suplemen potassium pada pasien hipertensi normokalemik bisa menurunkan tekanan darah
pasien itu.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
23/30
Alkohol
Konsumsi alcohol secara berlebihan berkorelasi dengan tekanan darah tinggi dan
resisten terhadap pengobatan hipertensi. Malah, terdapat bukti eksperimental yang
menunjukkan bahwa tekanan darah (terutamanya tekanan darah sistolik) bisa meningkat
dengan konsumsi alkohol. Penyebab pada penyataan ini masih belum diketahui dan difahami,
tapi penurunan pengambilan atau konsumsi alkohol memperlihatkan bisa menurunkan
tekanan darah.
Lain-lainnya
Asupan kalsium yang rendah dan deplesi magnesium berhubungan denga
meningkatnya tekanan darah, tapi mekanisme dan implikasi terapi ini belum jelas.
Pengambilan kafein menyebabkan peningkatan tekanan darah ( 5-15 mm Hg dengan 2 gelas
kopi ), tetapi jika diminum secara rutin tidak menyebabkan elevasi tekanan yang kronis.
Merokok
Merokok bisa meningkatkan tekanan darah, mungkin disebabkan oleh efek nikiton
pada ganglia autonomi, dan merupakan faktor resiko pada peningkatan hipertensi terus-
menerus. Sebagai tambahan, efek aterogenik pada merokok bisa menyebabkan terjadinya
hipertensi renovaskular. penggunaan rokok berhubungan dengan banyak penyakit yang
berbahaya, dan kesemua pasien seharusnya berhenti merokok.
Terapi Relaksasi
Tekanan darah biasanya meningkat pada kondisi stress. Malah, pasien hipertensi
essensial dan keluarganya sering menunjukkan tona simpatetik basal yang lebih tinggi dari
normal dan respon otonomik yang berlebihan pada stress mental. Jadi, teknik relaksasi telah
dinyatakan sebagai metode untuk menurunkan tekanan darah. Metode lainnya termasuk
biofeedback dan meditasi. Keberhasilan terapi ini belum secara konsisten didemonstrasi di
percobaan klinis dan tergantung pada sikap pasien.
Ringkasnya, banyak pilihan terapi non-farmakologi yang tidak memberikan kesan
seperti pada efek samping obat obatan. Keberhasilan terapi ini sudah diketahui, seperti faktor
lingkungan yang berpengaruh pada hipertensi. Untuk hal ini, intervensi berdasarkan sikap
adalah dianjurkan sebagai terapi lini pertama pada pasien hipertensi yang tidak berbahaya.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
24/30
Terapi Farmakologi
Pengobatan anti hipertensi adalah dasar untuk menurunkan peningkatan tekanan
darah yang kronis dan menjadi indikasi sekiranya terapi non-farmakologi tidak adekuat.
Terdapat lebih dari 100 obat untuk mengobati hipertensi, tetapi obat yang sering digunakan
untuk pengobatan hipertensi terbagi pada empat kelas: diuretic, simpatolitik, vasodilator, dan
obat yang berkerja pada system renin-angiotensin (Tabel 13,4) . Cara kerja individual setiap
pengobatan pada abnormalitas pada hipertensi seperti pada Gambar 13,9.
Diuretik telah digunakan pada beberapa dekad untuk mengobati hipertensi. Ia
menurunkan volume sirkulasi, CO, dan tekanan arterial dan sangat efektif pada pasien dengan
hipertensi ringan dan sedang yang mempunyai fungsi renal yang normal. Obat ini sangat
efektif terutama pada orang Afrika-America atau orang lanjut usia, yang biasanya sensitif
garam. Pada percobaan klinis, diuretik bisa menurunkan resiko strok dan penyakit
kardiovaskular pada pasien hipertensi dan lebih murah dari agen yang lainnya. Thiazide
diuretics (mis: hydrochlorothiazide) dan potassium-sparing diuretic (mis: spironolactone)
yang meningkatkan ekskresi Na+ pada nefron distal. (BAB 17).
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
25/30
Loop diuretic (mis; furosemide) umumnya terlalu kuat dan cara kerja terlalu pendek
untuk digunakan sebagai obat antihipertensi; Namun, mereka berguna dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien dengan insufisiensi ginjal, yang sering tidak merespon pada
diuretic lainnya.Thiazides, diuretik yang paling umum digunakan pada hipertensi, dapat
mengakibatkan efek samping yang merugikan metabolik, termasuk peningkatan glukosa
serum, kolesterol, dan trigliserida. Selain itu, hipokalemia, hyperuricemia, dan penurunan
fungsi seksual merupakan efek samping berpotensi. Namun, pada diuretik yang diresepkan
dalam dosis rendah, sering mungkin untuk bertambah efek antihipertensi yang diinginkan dan
meminimalkan komplikasi yang merugikan. Agen simpatolitik meliputi (1) blocker, (2) pusat
agonis -adrenergik, dan (3) sistemik – adrenergik -blocking drugs. B-blocker diyakini
menurunkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme, termasuk (1) mengurangi CO
melalui penurunan denyut nadi dan penurunan ringan pada kontraktilitas dan (2) mengurangi
sekresi renin (dan karena itu tingkat angiotensin II), yang mengarah ke penurunan TPR. B-
Blocker kurang efektif dari diuretik pada pasien hipertensi usia lanjut dan Afrika-Amerika.
Efek samping dari B-blocker termasuk bronkospasme (karena bronchiolar blokade 2-
reseptor), kelelahan, impotensi, dan hiperglikemia. Ia juga dapat mengubah metabolisme
lipid. Kebanyakan blocker menyebabkan peningkatan kadar trigliserida serum dan penurunan
di kadar kolesterol HDL"baik". Namun, B-blocker dengan aktivitas intrinsik simpatomimetik
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
26/30
(lihat Bab 17) atau dengan gabungan a- dan b-Blocking (seperti labetalol) tidak
mempengaruhi kadar HDL.
a2-adrenergik agonis yang berkerja di sentral, seperti metildopa dan clonidine,
mengurangi outflow simpatik ke jantung, pembuluh darah, dan ginjal. Terapi ini sekarang
jarang digunakan karena frekuensi tinggi dari efek samping (misalnya, mulut kering, sedasi).
a1-antagonis sistemik, seperti prazosin, terazosin, dan doxazosin , menyebabkan penurunan
TPR melalui relaksasi otot polos pembuluh darah. Ia mungkin berguna untuk hipertensi pada
beberapa pria yang lebih berusia karena obat ini juga meningkatkan gejala pembesaran
prostat. Namun, obat ini sebaliknya tidak sering direkomendasikan untuk pengobatan
hipertensi karena percobaan klinis utama menunjukkan bahwa a1-antagonis dikaitkan dengan
sejumlah besar kejadian kardiovaskular yang merugikan dari diuretik. Vasodilator perifer
termasuk calcium channel blockers, hydralazine, dan minoxidil. Calcium channel blockers
mengurangi influx dari Ca++ bertanggung jawab untuk kontraksi otot polos pembuluh darah
jantung dan, dengan demikian mengurangi kontraktilitas jantung dan TPR (lihat Bab 17). Uji
klinis pada pasien dengan hipertensi menunjukkan bahwa calcium channel blockers
mengurangi risiko infark miokard dan stroke. Dengan demikian, long-acting (yaitu, obat
lepas lambat diambil sekali sehari) pada kelompok obat ini sering digunakan untuk
mengobati hipertensi. Persiapan channel blocker kalsium lebihpendek kerjanya yang tidak
lagi digunakan untuk tujuan ini; obat ini kurang nyaman dan benar-benar telah dikaitkan
dengan hasil yang merugikan kardiovaskular (lihat Bab 6).
Hydralazine dan minoxidil menurunkan tekanan darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah pembuluh resistensi prekapiler secara langsung . Namun, tindakan ini dapat
mengakibatkan peningkatan reflex pada denyut jantung, sehingga terapi gabungan B -
blocker sering diperlukan. Penggunaan vasodilator ini dalam mengobati hipertensi telah
berkurang dengan munculnya agen baru dengan lebih sedikit efek samping.
Obat-obatan yang mengganggu sistem renin-angiotensin-aldosteron termasuk ACE
inhibitor, angiotensin II receptor blockers, dan inhibitor renin langsung. ACE inhibitor
menurunkan tekanan darah dengan menghalangi konversi angiotensin I menjadi angiotensin
II (lihat Gambar. 17,6), sehingga mengurangi efek vasopressor dari angiotensin II dan sekresi
aldosteron. Akibatnya, resistensi pembuluh darah perifer menurun dan retensi natrium di
ginjal juga menurun. Satu efek antihipertensi tambahan penghambat ACE terjadi melalui
peningkatan konsentrasi vasodilator bradikinin di sirkulasi (lihat Gambar. 17,6). ACE
inhibitor adalah obat penting yang telah terbukti mengurangi tingkat kematian pada pasien
dengan infark miokard akut, pada pasien dengan gejala gagal jantung sistolik kronis (lihat
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
27/30
Bab 9), dan bahkan pada orang yang berisiko tinggi untuk mennderita penyakit
kardiovascular. Obat-obatan juga memperlambat kerusakan fungsi ginjal pada pasien dengan
nefropati diabetik. Efek samping yang paling umum dari ACE inhibitor adalah
pengembangan reversible batuk kering (mungkin berhubungan dengan peningkatan efek
bradikinin); hiperkalemia dan azotemia juga dapat terjadi, seperti dijelaskan pada Bab 17.
Angiotensin II receptor blocker (ARB) menghambat pengikatan angiotensin II pada
reseptor yang (yaitu, subtipe reseptor AT1) dalam pembuluh darah dan target lainnya (lihat
Gambar. 17,6). Dengan menghambat efek angiotensin II ( sehingga menyebabkan
vasodilatasi dan sekresi berkurang aldosteron), tekanan darah turun. Di uji klinis, manfaat
inisiasi antihipertensi kelompok ini mirip dengan ACE inhibitor. ia obat yang mempunyai
toleransi yang baik, dan tidak seperti ACE inhibitor, batuk bukanlah efek samping yang
umum . Seperti ACE inhibitor, ARB telah terbukti mengurangi angka kejadian
kardiovaskular (termasuk infark miokard dan stroke) di pasien berisiko tinggi.
Oral renin inhibitor langsung aliskiren merupakan kelas yang paling baru
diperkenalkan obat antihipertensi. Ini mengurangi tingkat angiotensin I dan angiotensin II
dengan mengikat ke situs proteolitik renin, sehingga menghambat pembelahan
angiotensinogen. Efektifitas antihipertensi s adalah tidak lebih besar dari obat lain yang
menghambat rennin-angiotensin-aldosteron axis dan angka kejadian jangka panjang efek
pada jantung belum diketahui.
Dengan jumlah besar obat antihipertensi yang efektif yang tersedia, pilihan obat
untuk digunakan sebagai terapi awal dalam individu pasien bisa tampak menakutkan. Data
Klinis percobaan mengungkapkan sedikit perbedaan antara agen antihipertensi pada
kardiovaskular hasil dengan rata-rata subjek hipertensi selama penurunan tekanan darah
ideal dicapai. Pada makalah ini, Gabungan Komite Nasional Deteksi, Evaluasi, dan
Pengobatan Tekanan Darah Tinggi merekomendasikan diuretik thiazide sebagai pengobatan
lini pertama untuk hipertensi tanpa komplikasi, karena terbukti kebaikan jangka panjang obat
ini di mana ia mengurangi morbiditas dan mortalitas dan biaya rendah. Dalam keadaan
tertentu, atau jika terapi awal dengan diuretik tidak efisien , harus diganti atau ditambahkan
antihipertensi lain (Tabel 13.5).
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
28/30
Sebagai contoh, ACE inhibitor akan diberikan pertimbangan utama pada pasien
dengan kegagalan jantung bersamaan, diabetes, atau disfungsi LV berikut infark miokard.
Suatu B-blocker akan menjadi pilihan awal yang tepat pada pasien dengan penyakit jantung
iskemik bersamaan.
Ada beberapa prinsip lain yang mendukung. Pertama, rejimen obat yang dipilih harus
sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien. Sebagai contoh, pasien muda cemas dalam
pergolakan yang fase hiperkinetik hipertensi esensial mungkin diobati dengan -blocker,
sedangkan pilihan yang lebih efektif untuk pasien yang sama bertahun-tahun kemudian,
setelah tekanan menjadi lebih stabil pada pembuluh darah perifer resistensi, bisa menjadi
vasodilator (misalnya , long acting calcium channel blocker ). Karena terapi ini kemungkinan
akan berlanjut selama bertahun-tahun, pertimbangan efek samping dan dampaknya terapi
obat pada kualitas hidup pasien sangat penting.
Prinsip lain terapi antihipertensi menyangkut penggunaan beberapa agen. Efek dari
satu obat, bertindak pada satu fisiologis titik kontrol, bisa diatasi oleh mekanisme
kompensasi alami. Sebagai contoh, penurunan perfusi ginjal oleh vasodilator langsung dapat
mengaktifkan sistem renin-angiotensin, mendorong ginjal untuk mempertahankan volume ber
lebih, sehingga menurunkan kelebihan antihipertensi. Terapi obat kombinasi yang bertujuan
untuk mencegah seperti tindakan dengan menggunakan agen yang bertindak di tempat yang
berbeda. Seperti contoh, vasodilator langsung sering diberikan dengan dosis rendah diuretik
untuk menghindari kesan volume yang berlebihan.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
29/30
Kesimpulannya, hipertensi muncul sebagai masalah klinis yang sangat penting
karena revalensi dan berpotens menyebabkani konsekuensi yang jelek. Evaluasi dan
pengobatan pasien dengan hipertensi memerlukan pertimbangan cara di mana fisiologi
kardiovaskular yang normal mungkin terganggu. Karena kebanyakan pasien masih masuk
dalam kategori idiopatik esensial hipertensi masih banyak ruang untuk pemikiran kreatif dan
penelitian di bidang ini.
RINGKASAN
1. Hipertensi adalah didefinisikan sebagai diastolik kronis tekanan darah > 90 mm Hg dan /
atau tekanan darah sistolik >140 mm Hg.
2. Etiologi hipertensi adalah tidak diketahui di sebagian besar pasien (EH). Hipertensi
sekunder mungkin timbul dengan berbagai sebab, termasuk (a) kelainan ginjal (misalnya,
penyakit ginjal dan parenkim stenosis arteri ginjal); (b) koarktasio aorta; dan (c) kelainan
endokrin(misalnya, pheochromocytoma, primer atau sekunder aldosteronisme, sindrom
Cushing, dan kelainan tiroid).
3. Kebanyakan pasien hipertensi tetap asimtomatik sampai timbul komplikasi. Potensi
komplikasi meliputi (a) stroke, (b)infark miokard, (c) gagal jantung, (d)aneurisma aorta dan
diseksi, (e) ginjalkerusakan, dan (f) retinopati.
4. Pengobatan hipertensi termasuk gaya hidup dan perbaikan diet, dan terapi farmakologis.
Yang paling umum digunakan obat antihipertensi termasuk diuretik, ACE inhibitor,
angiotensin receptor blocker, long-acting calcium channel blocker, dan blocker.
-
8/20/2019 Hipertensi Translate Lily
30/30
GLANCIUS, JOS, ANANDA, FARZANA, HENDRIAWAn