Hinduisme abdul
-
Upload
faisal-wibowo -
Category
Documents
-
view
504 -
download
11
Transcript of Hinduisme abdul
Nama: Waslan Abdul Cholik Nim: 1111032100013
Zaman Sesudah Agama Budha
Purana Epic/Wiracarita(Ramayana,
Mahabharata) Bhagavad Gita
Pada abad 5 M, agama Budha muncul dan berkembang dengan pesat. Dan pada abad 3 sebelum masehi, Agama Budha berhasil menjadi agama negeri India dan bahkan menjadi agama dunia karena pengaruhnya saat itu mencapai hingga jauh diluar india, Hal ini membuat agama Hindu terdesak, namun tidak sampai membuatnya lenyap,secara diam-diamdan perlahan Agama Hindu mengembangkan diri dan terus berkembang dengan cara menyesuaikan diri pada sesuatu yang di jumpainya.
Bentuk terakhir Agama Hindu setelah zaman Agama Budha mewujudkan suatu campuran yang terdiri dari bermacam-macam unsur keagamaan bentuk terutama dipengarui oleh keyakinan-keyakinan bangsa Dravida
A. Purana merupakan kitab suci perumpamaan yang dimaksudkan untuk memudahkan penerapan dari pengertian tinggi dalam kehidupan sehari-hari umat awam. Isi pokok kitab Purana adalah mitologi dan dogeng-dogeng kuno yang hidub dikalangan para ksatria. Erat hubungannya dengan Purana ini adalah kitab-kitab Itihasa yang memuat cerita dan sejarah kepahlawanan yang berisi lakon yang menarik, dan melalui cerita ini disisipkan ajaran-ajaran suci yang terdapat dalam Sruti maupun Smirt. Di antara-nya adalah Ramayana dan Mahabrata.
Namun pada umumnya Purana memuat lima (5) hal yang menjadi corak khusus, yang disebut Pancalaksana. Kelima ciri ini adalah :
Sarga, yaitu penciptaan alam semesta. Pratisarga, yaitu penciptaan kembali dunia, setiap
kali dunia yang ada itu lenyap. Berlangsungnya dunia ini hanyalah satu hari Brahma.
Wamsa, yaitu asal usul para dewa dan para Resi. Manwantarani, yaitu pembagian waktu satu hari
Brahma dalam 14 masa. Dalam tiap-tiap masa itu diciptakanlah manusia baru sebagai turunan Manu, manusia pertama.
Wamsanucarita, yaitu sejarah raja-raja yang memerintah di dunia.
Kitab Purana dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: Kelompok Satwika Kelompok Purana Satwika adalah kitab-kitab Purana yang
menguraikan tentang Dewa Wisnu sebagai Dewa pujaan yang utama. Adapun yang tergolong Purana Satwika adalah Wisnupurana, Naradhapurana, Bhagawatapurana, Garudapurana, Padmapurana, Warahapurana.
Kelompok Rajasika Kelompok kitab Purana Rajasika adalah kitab-kitab Purana yang
isinya menguraikan tentang pemujaan Dewa Brahma sebagai Dewa yang utama. Purana yang tergolong Purana Rajasika adalah Brahmandapurana, Brahmawaiwartapurana, Markandeyapurana, Bhawisyapurana, Wamanapurana, Brahmapurana.
Kelompok Tamasika Kelompok kitab Purana Tamasika adalah kitab-kitab Purana yang
menguraikan tentang pemujaan kepada Dewa Siwa sebagai Dewa yang tertinggi. Purana yang tergolong Purana Tamasika adalah Linggapurana, Siwapurana, Matsyapurana, Skandhapurana, Kurmapurana, Agnipurana
B. Epic/WiracaritaKitab Wiracarita, yang terkandung dalam kitab ini
hanya ada dua, yakni Ramayana dan Mahabharata yang merupakan dua buah syair kepahlawana keduanya keduanya berisi cerita tentang menerapkan hukum-hukum Smrti pada keadaan yang konkret didalam kehidupan nyata.
Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah
konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.
Adapun Kitab-kitab kisah Mahabharata Adiparwa: Kitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu, seperti
misalnya kisah pemutaran Mandaragiri, kisah Bagawan Dhomya yang menguji ketiga muridnya, kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa kanak-kanak Pandawa dan Korawa, kisah tewasnya rakshasa Hidimba di tangan Bhimasena, dan kisah
Arjuna mendapatkan Dropadi. Sabhaparwa:Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di
sebuah balairung untuk main judi, atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa penyamaran selama 1 tahun.
Wanaparwa: Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Himalaya untuk memperoleh senjata sakti. Kisah Arjuna tersebut menjadi bahan cerita Arjunawiwaha.
Wirataparwa: Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata rias.
Udyogaparwa: Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok.
C. Kitab Bhagavad Gita Bhagavadgita yang berarti nyayian tuhan,dan kitab
ini berupaya mewujudkan salah satu bagian mahabharata. Isi pokok kitap ini membicarakan tentang perbincagan Antara Kresna dengan Arjuna pada awal perang Bharatayuddha.
Pokok ajaran yang terkandung dalam kitab ini ialah mengenai “jalan kelepasan” Baik benda/praktik maupun Jiwa/purusa berasal dari Tuhan Jiwa terpenjara dalam tubuh sehingga di pengarui berbagai macam perbuatan benda. Tugas manusia adalah berusaha agar Jiwa dapat ‘Lepas’ dan kembali asalnya, yaitu Tuhan. Ada tiga jalan kelepasan yang diajarkan, yakni
1. Jnana-marga yaitu: jalan kelepsan melalui pengetahuan akan kebenaran yang tertinggi
2. Bakti-marga yaitu: jalan kelepsan melalui kasih dan pemujaan kepada Purusa yang tertinggi
3. Karma-marga yaitu: jalan kelepasan dengan menaklukan kehendak sendiri tujuan Tuhan
Ketiga jalan kelepasan ini sama-sama menuju satu tujuan yaitu kelepasan terdiri dari persekutuan jiwa dengan jiwa yang tertinggi, yaitu menyaksikan, mengalami, dan menghayati hidup Ilahi . Persekutuan ini disebut berada di dalam Braman, tak bersaksi, dan sebagainya.
Pada dasarnya Bhagavadgita berisi pertama dari semua bentuk dan sistem pemikiran religius, tetapi tidak bisa dibatasi pada sistem metafisika atau agama tertentu. Karena ia bukan uraian metafisika bukana pula buah dari pemikiran tradisi keagamaan atau sekte tertentu; tetapi agaknya harus disebut bahwa ia berisi kebenaran metafisika dalam aspeknya yang berbeda-beda.