HEPATITIS penyakit ke arah sirosis, dan meminimalkan kerusakan hati pada pasien. Terapi...
Transcript of HEPATITIS penyakit ke arah sirosis, dan meminimalkan kerusakan hati pada pasien. Terapi...
KELOMPOK 5
DEBY DHABRIGENI YUZA 0811012043
NIKE ANGGRAINI 0811012045
NINING TRIDILLA SWESTY 0811012046
LAILATURRAHMI 0811012047
DITA PERMATASARI 0811012050
PUTRI HASANAH RAHMIN 0811012051
SARI MARDATILLAH 0811012052
RIDWAN ALFIT 0811012053
WILLI PRATAMA 0811012054
PUTRI ANNISA HARUN 0811012055
IDIL FARHAN 0811012058
HEPATITIS
PENDAHULUAN
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 52
Istilah "hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada
hati.
Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai
dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C,
D, E, F dan G. Hepatitis A, B dan C adalah yang paling banyak
ditemukan.
Hepatitis A bersifat akut, sedangkan hepatitis B dan C bersifat
kronis dan bahkan dapat berkembang menjadi kanker hati.
HEPATITIS A
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 53
EPIDEMIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 54
Hepatitis A dapat menyerang segala usia.
Pada anak-anak sering tidak terdeteksi secara klinis
(asimptomatik) dan periode penularannya lebih lama
daripada orang dewasa.
Infeksi hepatitis A terjadi melalui rute fekal-oral, kontak
dengan penderita, atau melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi, atau melalui darah (jarang)
Lebih sering terjadi pada masyarakat golongan sosioekonomi
rendah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan
sanitasi yang buruk.
FAKTOR RISIKO
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 55
Tempat penitipan anak
Pelancong (khususnya yang pergi ke daerah endemik)
Pengguna obat suntikan (Injection Drug Users = IDUs)
Hubungan seks oral-anal
Penderita penyakit hati kronis
Orang-orang yang bekerja dengan hewan primata
ETIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 56
Virus hepatitis A (Hepatitis A Virus=HAV) merupakan
Hepatovirus yang berhubungan dengan Enterovirus dalam famili
Picornaviridae.
Berbentuk kubus simetrik dengan panjang sisi 27-28 nm.
Virus ini tidak memiliki selubung dan tahan terhadap cairan
empedu
Memiliki 1 serotipe.
Genomnya merupakan RNA sense-positif beruntai tunggal
dan memiliki empat genotipe. Tipe I dan III paling umum
ditemukan pada manusia.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 57
Stabil dalam lingkungan selama 1 bulan
Masa inkubasi 2-4 minggu
Dapat diinaktivasi dengan pemanasan dengan suhu minimal
85°C selama 1 menit atau dengan pengenceran natrium
hipoklorit dalam air dengan kadar 1:100.
PATOFISIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 58
Virus masuk melalui mulut dan tertelan
Absorpsi oleh saluran GI
Masuk ke sirkulasi darah dan hati
Replikasi di dalam hepatosit dan sel-sel epitel saluran cerna
Virus baru masuk ke dalam sirkulasi darah dan disekresikanmelalui cairan empedu
Reabsorpsi oleh saluran GI Keluar melalui feses
MANIFESTASI KLINIS
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 59
Tanda-tanda dan gejala:
Fase preikterus: gejala-gejala seperti influenza (hilang nafsu
makan, mual, lelah, dan rasa tidak enak badan)
Hilang nafsu makan, mual, muntah, lelah, rasa tidak enak badan,
demam, sakit kepala, dan nyeri abdomen bagian kanan atas.
Fase ikterus : sklera dan kulit berwarna kuning, urin
berwarna gelap, feses berwarna terang (acholic), kulit gatal-
gatal, dan gejala-gejala sistemis yang memburuk
Anak-anak yang berusia <6 tahun tidak menampakkan gejala,
kalaupun ada, mereka tidak mengalami jaundice (kuning).
DIAGNOSIS
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 510
Pemeriksaan fisik
Sklera, kulit, dan sekresi ikterik
Penurunan berat badan ringan (2-5 kg)
Hepatomegali
Tes laboratorium
IgM anti HAV positif
Peningkatan kadar bilirubin, γ-globulin, dan transaminase
hepatik (alanine transaminase dan aspartate transaminase) 2 kali
lipat dari normal pada penyakit anikterik akut.
Peningkatan kadar alkali fosfatase, γ-glutamil transferase, dan
bilirubin total pada pasien kolestatik.
TERAPI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 511
Tujuan terapi: pemulihan kondisi pasien.
Terapi umumnya bersifat suportif.
Penggunaan steroid tidak disarankan.
PENCEGAHAN
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 512
Pencegahan hepatitis A dapat dilakukan dengan vaksinasi dan
imunisasi.
Semua anak yang berusia >1 tahun, kelompok
faktor risiko, pasien penyakit hati kronis, dan orang-
orang dengan gangguan faktor pembekuan darah
sebaiknya menerima vaksin hepatitis A.
Dua jenis vaksin hepatitis A yang berlisensi di AS adalah
Vaqta dan Havrix.
Vaqta tidak mengandung pengawet dan potensi vaksin ini
dihitung dengan unit antigen HAV.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 513
Havrix menggunakan 2-fenoksifenol sebagai pengawet dan
potensi vaksin dihitung dengan unit ELISA (Enzyme-linked
Immunoabsorbent Assay)
Efek samping: rasa sakit dan panas di tempat injeksi, sakit
kepala, tidak enak badan, dan nyeri.
Efek samping serius seperti anafilaksis, sindrom Guillain-
Barre, brachial plexus neuropathy, transverse myelitis, sklerosis
multipel, ensefalopati, dan erythema multiforme juga pernah
dilaporkan.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 514
Vaksin Umur (thn) Dosis Jumlah dosis Waktu
pemberian (bln)
Havrix 1-18 720 unit ELISA 2 0, 6-12
≥19 1440 unit ELISA 2 0,6-12
Vaqta 1-18 25 unit 2 0, 6-18
≥19 50 unit 2 0, 6-18
Tabel 1: Dosis Havrix danVaqta yang disarankan
Tabel ini disalin dan dialihbahasakan dari Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach edisi 7, hal
677, table 42-3
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 515
Twinrix adalah vaksin bivalen untuk hepatitis A dan B.
Vaksin ini diperbolehkan untuk orang-orang berusia ≥ 18
tahun dengan waktu pemberian 0, 1, dan 6 bulan.
Dosis pertama memberikan tingkat serokonversi HAV
>90%, tetapi diperlukan tiga dosis untuk serokonversi HBV
yang maksimal.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 516
Imunoglobulin (Ig) digunakan sebagai terapi profilaksis
pra/pasca paparan terhadap HAV.
Paling efektif bila diberikan dalam masa inkubasi.
Ig jarang menyebabkan efek samping serius dan aman
diberikan kepada wanita hamil dan menyusui.
Dosis:
0,2 mL/kg IM untuk mereka yang telah terpapar HAV atau
belum (profilaksis <3 bulan)
0,6 mL/kg IM (profilaksis ≥5 bulan) untuk mereka yang
belum terpapar HAV
HEPATITIS B
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 517
EPIDEMIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 518
Area dengan prevalensi tinggi: Afrika sub-Sahara, Asia,
Amazon, Eropa Timur dan Tengah.
Ras dengan prevalensi tinggi: ras kulit hitam non-Hispanik
disusul oleh ras Asia-Pasifik dan ras kulit putih non-Hispanik.
Ras Hispanik memiliki prevalensi hepatitis B terendah.
Hepatitis B Virus (HBV) ditularkan secara seksual, parenteral,
dan perinatal.
Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan cairan
tubuh penderita, terutama darah dan komponen darah.
FAKTOR RISIKO
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 519
Pelancong
Pengguna obat suntik (IDU)
Kontak seksual/tinggal serumah dengan penderita
ETIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 520
HBV merupakan virus DNA, termasuk dalam familiHepadnaviridae.
Memiliki envelope, berukuran kecil dan mengandung DNA beruntai ganda parsial dengan 3200 pasang basa nitrogen
DNA ini mengkode 3 protein permukaan: antigen permukaan (HBsAg), antigen inti (HBcAg), protein pra-inti(HBeAg); protein polimerase aktif yang besar; protein transaktivator.
Ada 7 genotipe (A-H) yang tersebar di wilayah geografistertentu.
Masa inkubasi virus ini 1-6 bulan.
PATOFISIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 521
Replikasi dengan perlekatan virion pada sel hepatosit
Partikel virus berpindah ke nukleus
Konversi DNA membentuk DNA sirkular tertutup sebagai template RNA pragenomik
Transkripsi RNA virus
RNA virus kembali ke sitoplasma
Cadangan template virus Berkembang di dalam membranintrasel bersama protein envelope
Menginfeksi sel lain
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 522
HBV tidak patogenik terhadap sel, tetapi respons imun
terhadap virus ini yang bersifat hepatotoksik.
Kerusakan hepatosit menyebabkan peningkatan kadar ALT.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 523
• Su
Sumber: Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach 7th ed hal 679
MANIFESTASI KLINIK
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 524
Tanda-tanda dan gejala:
Mudah lelah, cemas, tidak nafsu makan, dan rasa tidak enak
badan.
Asites, jaundice (kuning), perdarahan variseal, dan ensefalopati
hepatik dapat timbul bersama dekompensasi hati.
Ensefalopati hepatik sering dikaitkan dengan hipereksitabilitas,
gangguan mental, obtundation, bingung, dan koma.
DIAGNOSIS
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 525
Pemeriksaan fisik:
Sklera, kulit, dan sekresi ikterik.
Penurunan bunyi usus besar, peningkatan lingkar abdomen, danadanya pergerakan cairan.
Asterixis
Spider angiomata
Tes laboratorium:
Adanya Hepatitis B surface antigen (HBsAg) minimal selama 6 bulan.
Peningkatan transaminase hati (alanine transaminase dan aspartate transmaninase) dan DNA HBV >105 kopi/mL.
Biopsi hati
PENCEGAHAN
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 526
Dengan vaksinasi atau imunisasi (Hepatitis B imunoglobulin)
Beberapa contoh sediaan vaksin di AS: Twinrix (kombinasi
vaksin hepatitis A dan hepatitis B), Recombivax HB, dan
Engerix-B.
TERAPI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 527
Tujuan terapi: meningkatkan seroklirens, mencegah
perkembangan penyakit ke arah sirosis, dan meminimalkan
kerusakan hati pada pasien.
Terapi nonfarmakologi:
Konseling
Vaksinasi dan imunisasi
Hindari konsumsi alkohol
Ajak pasien untuk berkonsultasi sebelum menggunakan obat
baru, termasuk obat herbal dan obat tanpa resep.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 528
Terapi farmakologi:
Interferon (IFN)
Merupakan sitokin yang memiliki efek antivirus,
antiproliferatif, dan imunomodulator.
Pemberian IFN memerlukan frekuensi pemberian 3 kali
seminggu, sehingga digantikan oleh pegylated-IFN (PEG-IFN)
PEG-IFN memiliki waktu paruh yang lebih panjang daripada
IFN, dapat diberikan 1 kali/minggu.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 529
Efek samping:
kelelahan, demam, sakit kepala, mual, tidak nafsu makan,
kekakuan, mialgia, artralgia, nyeri muskuloskeletal,
insomnia, depresi, cemas/emosi labil, alopesia, reaksi di
tempat injeksi.
Dosis:
Interferon α-2a :
SC/IM; 4,5 x 106 unit 3x seminggu, jika tidak
menimbulkan respon setelah 6 bulan, naikkan sampai dosis
maks 18x106 unit 3x seminggu.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 530
Interferon α-2b
SC; 3x106 unit 3x seminggu, naikkan sampai 5-10x106
unit 3x seminggu bila tidak menimbulkan respons setelah 6
bulan
Pertahankan dosis minimum selama 4-6 bulan kecuali
dalam keadaan intoleran
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 531
Lamivudine
Merupakan analog nukleosida
Memiliki aktivitas antivirus pada HBV maupun HIV.
Indikasi : Hepatitis B kronik.
Dosis :
Dewasa, anak > 12 tahun : 100 mg 1 x sehari.
Anak usia 2 – 11 tahun : 3 mg/kg 1 x sehari (maksimum
100 mg/hari).
Efek samping : diare, nyeri perut, ruam, malaise, lelah,
demam, anemia, neutropenia, trombositopenia, neuropati,
jarang pankreatitis.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 532
Perhatian : pankreatitis, kerusakan ginjal berat, penderita
sirosis berat, hamil dan laktasi.
Interaksi obat : Trimetroprim
Penatalaksanaan :
Tes untuk HBeAg dan anti HBe di akhir pengobatan selama
1tahun dan kemudian setiap 3 -6 bulan.
Durasi pengobatan optimal untuk hepatitis B belum
diketahui, tetapi pengobatan dapat dihentikan setelah 1
tahun jika ditemukan adanya serokonversi HBeAg
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 533
Pengobatan lebih lanjut 3 – 6 bulan setelah ada
serokonversi HBeAg untuk mengurangi kemungkinan
kambuh.
Monitoring fungsi hati selama paling sedikit 4 bulan setelah
penghentian terapi dengan Lamivudine.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 534
Adefovir Merupakan analog nukleosida asiklik dari AMP (adenosine
monophosphate). Mekanisme kerja: menghambat polimerase DNA HBV. Dosis: 10 mg/hari selama 1 tahun.
Entecavir Merupakan analog nukleosida dari guanosin. Mekanisme kerja: menghambat polimerase HBV. Lebih poten daripada lamivudine dan efektif pada HBV
resisten lamivudine. Dosis: 0,5 mg/hari atau 1 mg/hari pada pasien dengan HBV
resisten lamivudine
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 535
Telbivudine
Merupakan analog nukleosida spesifik HBV.
Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif DNA polimerase.
Lebih poten daripada lamivudine.
Efek samping: ISPA
Tenofovir
Emtricitabine
HEPATITIS C
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 536
EPIDEMIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 537
Faktor risiko: transfusi darah, hemodialisis, penggunaan obatsuntik (IDU), kontak seksual atau perinatal.
Skrining HCV perlu dilakukan pada: Pengguna obat suntik Penderita HIV Menerima transfusi darah/transplantasi organ sebelum tahun 1992 Menerima faktor pembekuan darah sebelum tahun 1987 Pernah/sedang menjalani hemodialisis Pasien dengan peningkatan kadar ALT/penyakit hati Tenaga kesehatan setelah paparan di lingkungan kerja Anak yang lahir dari ibu positif virus hepatitis C Imigran dari negara dengan prevalensi hepatitis C tinggi
ETIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 538
Virus hepatitis C (Hepatitis C Virus = HCV) merupakan virus
RNA berantai tunggal dari famili Flaviviridae.
Virus ini bereplikasi di dalam hepatosit dan tidak merusak sel
secara langsung.
Waktu paruh dalam serum: 2-3 jam
HCV dikelompokkan ke dalam 6 genotip (1-6) yang
terdistribusi di seluruh belahan dunia.
Masa inkubasi: 2 minggu- 6 bulan
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 539
Genotip Wilayah
1 Seluruh dunia, khususnya Amerika Serikat, Eropa Utara
2 Seluruh dunia, khususnya Eropa Utara, Jepang
3 India
4 TimurTengah, Afrika
5 Afrika Selatan
6 Hongkong, Asia Tenggara
Tabel 2: Distribusi Genotip HCVdi seluruh dunia
Tabel ini disalin dan dialihbahasakan dari Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach edisi 7, hal
685, table 42-11
PATOFISIOLOGI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 540
Kadar RNA HCV dalam darah meningkat
Natural killer cells aktif
CD4 spesifik HCV dan limfositT CD8, diikuti ekspresi interferon(IFN) menurunkan replikasi virus
HCV dirusak oleh limfositT sitotoksik dengan cara
Hepatosit terinfeksi IFN menekanmemicu apoptosis replikasi virus
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 541
Kadar apoptosis rendah menandakan virus masih bertahan,
sedangkan kadar apoptosis yang tinggi menandakan tingkat
kerusakan hepatosit.
Mutasi gen HCV terdeteksi 1 tahun setelah infeksi.
MANIFESTASI KLINIS
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 542
1. Tahap akut
Kebanyakan pasien tidak menampakkan gejala dan tidak
terdiagnosis setelah infeksi HCV akut.
RNA HCV terdeteksi dalam 1-2 minggu setelah infeksi dan
meningkat dengan cepat.
Kadar RNA HCV stabil pada 105 – 107 IU/mL menyebabkan
peningkatan kadar ALT dan timbulnya gejala-gekala hepatitis.
Gejala timbul pada 7 minggu setelah infeksi dan berlangsung
selama 3-12 minggu.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 543
Gejala-gejala yang dapat timbul:
Kelelahan
Hilang nafsu makan
Lemah
Jaundice /kuning
Nyeri perut
Urin berwarna gelap
Infeksi akut akan berkembang menjadi kronis pada 85% pasien,
dapat dilihat dari RNA HCV yang menetap selama 6 bulan.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 544
2. Tahap kronis
Pada tahap kronis, kadar RNA HCV dan ALT serum dapat
berfluktuasi, bahkan tidak terdeteksi/kembali normal.
Gejala yang dapat timbul pada infeksi kronis:
Kelelahan
Nyeri perut bagian kanan atas
Mual
Nafsu makan hilang/menurun
Hepatomegali dapat terlihat dari pemeriksaan fisik.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 545
3. Tahap lanjut
Gejala yang dapat timbul:
Spider nevi
Splenomegali
Eritema pada telapak tangan
Atropi testis
Caput medusae
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 546
Inflamasi hati kronis dapat menyebabkan fibrosis pada hati.
HCV kronis kadang dikaitkan dengan manifestasi
ekstrahepatik, misalnya cryoglobulinemia.
Cryoglobulinemia adalah pengendapan kompleks imun yang
dapat menyebabkan vaskulitis.
Gejala-gejalanya adalah: kelelahan, ruam kulit, purpura,
artralgia, gangguan ginjal, dan neuropati.
Gejala yang lebih jarang: limfoma non-Hodgkin sel B,
sindrom Sjögren, glomerulonefritis, artritis, tukak kornea,
penyakit tiroid, neuropati, dan porphyria cutanea tarda.
DIAGNOSIS
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 547
Kadar transaminase abnormal yang bertahan selama beberapa
waktu.
Reactive enzyme immunoassay for anti-HCV
TERAPI
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 548
Tujuan terapi: menyembuhkan infeksi HCV dan memulihkan
kondisi jaringan tubuh.
Terapi nonfarmakologi
Vaksin anti hepatitis A dan B
Diet gizi seimbang
Hindari alkohol
Berhenti merokok
Olahraga teratur
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 549
Terapi farmakologi
Standar terapi: injeksi PEG-IFN 1x seminggu dan Ribavirin oral
1x sehari
Ribavirin merupakan analog guanosin sintetis, mekanisme kerja
belum diketahui.
Indikasi Ribavirin:
Hepatitis C kronik pada pasien penyakit hati >18 tahun yang
mengalami kegagalan de ngan monoterapi Interferon α-2a
atau α-2b
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 550
Indikasi Ribavirin dengan Peginterferon α-2a atau α-2b :
Hepatitis C kronik pada pasien > 18 tahun yang mengalami
relaps setelah mendapat terapi dengan Interferon α.
Kontraindikasi:
Wanita hamil dan suaminya, pasangan yang berencana
memiliki anak kandung, mempunyai reaksi alergi terhadap
Ribavirin, kit jantung berat 6 bulan yang lalu,
haemoglobinopathy, hepatitis autoimun, sirosis hati yang tidak
terkompensasi, penyakit tiroid, adanya penyakit atau riwayat
kondisi psikiatrik berat, terutama depresi, keinginan atau ada
upaya bunuh diri.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 551
Perhatian :
Wanita subur dan pria harus menggunakan kontrasepsi aktif
selama terapi dan 6 bulan sesudahnya, tes kehamilan harus
dilakukan setiap 6 bulan selama terapi.
Lakukan tes darah lengkap sejak awal terapi
Riwayat penyakit paru atau diabetes mellitus yang cenderung
ketoasidosis, gangguan pembuluh darah/mielosupresi berat.
Tes daya visual dianjurkan pada pasien DM atau hipertensi.
Monitor fungsi jantung pada pasien dengan riwayat gagal
jantung kongestif, infark miokard dan aritmia.
Dapat menimbulkan kekambuhan penyakit psoriasis.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 552
Efek samping:
Hemolisis, anemia, neutropenia, mulut kering,
hiperhidrosis, asthenia, lemah, demam, sakit kepala,
gejala menyerupai flu, kekakuan, berat badan menurun,
gangguan GI, artralgia, mialgia, insomnia, somnolen, batuk,
dispnea, faringitis, alopesia, depresi.
Interaksi Obat : Zidovudine, Stavudine.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 553
Dosis:
Ribavirin dengan Interferon α-2b
Interferon α-2b : 3 x 106 unit SC 3x seminggu dan
Ribavirin per hari berdasarkan berat badan:
< 75 kg, Ribavirin 400 mg pagi
> 75 kg, Ribavirin 600 mg pagi dan sore hari
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 554
Ribavirin dengan Peginterferon α-2a
Peginterferon α-2a 180 mcg SC 1x seminggu dengan
Ribavirin per hari berdasarkan berat badan dan genotip
HCV
Genotip 1,
< 75 kg, 400 mg pagi dan 600 mg malam hari.
>75 kg, 600 mg pagi dan malam hari
Genotip 2 dan 3, 400 mg pagi dan malam hari
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 555
Ribavirin dengan Peginterferon α-2b
Peginterferon α-2b : 1,5 μg/kg SC 1 x seminggu dan
Ribavirin berdasarkan berat badan :
• < 65 kg, SC Peginterferon α-2b 100 μg 1 x seminggu,
oral Ribavirin 400 mg pagi dan malam hari.
• 65-80 kg, SC Peginterferon α-2b 120 μg 1 x seminggu
oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam hari
• >80-85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu,
oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam hari.
• > 85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu,
oral Ribavirin 600 mg pagi dan 600 mg malam hari.
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 556
Penatalaksanaan :
• Ribavirin tidak efektif jika digunakan tunggal.
• Ribavirin dengan Peginterferon α untuk infeksi
genotip 1.
• Ribavirin dengan Peginterferon α atau Ribavirin
dengan Interferon α untuk infeksi genotip 2 dan 3.
• Peginterferon α tunggal bila kontraindikasi terhadap
Ribavirin
• Terapi untuk infeksi 1 dan 4 selama 48 minggu.
• Terapi untuk infeksi 2 dan 3 selama 24 minggu.
PENCEGAHAN
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 557
Tidak ada vaksin untuk HCV.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah kontak
dengan darah atau mukus pasien HCV
Penderita HCV perlu diberikan konseling agar mereka tidak
mengajukan diri sebagai donor darah atau organ.
HEPATITIS D
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 558
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 559
Virus Hepatitis D (HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yakni virus RNA yang tidak lengkap, memerlukankeberadaan virus hepatitis B untuk ekspresi danpatogenisitasnya, tetapi tidak untuk replikasinya.
Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dantransfusi darah.
Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagaigejala yang ringan (ko-infeksi) atau sangat progresif.
Diagnosis dapat dilakukan dengan metode NAAT atau deteksiantibodi IgM dengan ELISA.
Masa inkubasi irus hepatitis D: 3 minggu-3 bulan
HEPATITIS E
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 560
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 561
Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal linu, lelah, hilang
nafsu makan dan sakit perut.
Penyakit ini akan sembuh sendiri (self-limited), kecuali bila
terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat
mematikan.
Penularan hepatitis E melalui air yang terkontaminasi feces.
Diagnosis: mendeteksi IgM spesifik atau NAAT (Nucleic Acid
Amplification Testing) real-time.
Dapat dicegah dengan langkah-langkah higiene.
Masa inkubasi: 3-6 minggu
HEPATITIS F
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 562
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 563
Baru sedikit kasus yang dilaporkan, saat ini, para ahli belum
sepakat penyakit ini merupakan tipe hepatitis yang terpisah.
HEPATITIS G
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 564
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 565
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan
dengan hepatitis B dan/atau C.
Tidak menyebabkan hepatitis kronis
Penularan melalui transfusi darah dan jarum suntik
RANGKUMAN
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 566
Disalin dari Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati (Depkes RI, 2007) hlm. 4,
tabel 1, Perbandingan Virus Hepatitis
DAFTAR PUSTAKA DAN REFERENSI
Depkes RI, 2007, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati, Jakarta,
Depkes RI
DiPiro JT, et al, 2008, Pharmacotherapy. A Pathophysiologic Approach
(seventh edition), New York: The McGraw Hill Companies
Gillespie, Stephen, Kathleen Bamford, 2009, At a Glance Mikrobiologi
Medis dan Infeksi (Edisi Ketiga) terj. Stella Tinia H., Jakarta:
Penerbit Erlangga
30/4/2011TUGAS FARMAKOTERAPI III KELOMPOK 567
TERIMA KASIH