hemofilia laporan'
-
Upload
wahyu-tiara-dewiyanti -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of hemofilia laporan'
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah merupakan cairan ekstraseluler yang terletak dalam saluran
yakni pembuluh darah, yang terdiri atas pembuluh darah dan sel darah. Darah
memiliki beberapa fungsi antara lain berperan dalam mempertahankan
keseimbangan asam dan basa, juga sebagai transportasi bahan-bahan yang
diberikan melalui cairan yang lewat aliran darah serta sebagai hemostasis
yang terletak pada plasma darah. (http://www.hemofilia.or.id)Proses hemostasis ini merupakan upaya untuk mempertahankan
hilangnya darah akibat kerusakan pembuluh darah atau pecah. Proses
homeostasis melalui berbagai tahap, yakni tahap vascular, koagulasi, serta
pembersihan dan rekonstruksi. Bahan yang turut serta dalam mekanisme
pembekuan factor pembekuan dan diberi nama dengan angka romawi I
sampai XIII, kecuali V. factor-faktor tersebut ialah faktor I (fibrinogen), II
(protrombin), III (tromboplastin), IV (kalsium dalam bentuk ion), V
(proaseleran, factor labil), VII (prokonverin, faktor stabil), VIII (AHG =
Antihemophilic Globulin), IX (PTC = Plasma Thromboplastin Antecedent),
XII (hageman), dan XIII (faktor stabilitas febrin).
Mekanisme pembekuan dibagi menjadi dalam 3 tahap dasar yaitu :
Pembentukan tromboplastin plasma intrinsik yang juga disebut
tromboplastogenesis, dimulai dengan trombosit, terutama faktor trombosit III
dan faktor pembekuan lain dengan pembentukan kolagen. Faktor pembekuan
tersebut adalah faktor IV, V, VIII, IX, X, XI, XII kemudian faktor III dan VII.
Hemostatis yang baik berlangsung dalam batas waktu tertentu sehingga tidak
hanya terbentuk tromboplastin, trombin dan fibrin saja yang penting, tetapi
juga lama pembentukan masing-masing zat.
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
2/14
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hemofilia ?
2. Apa etiologi dari Hemofilia dan bagaimana patogenesisnya ?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis hemofilia ?
4. Sebutkan manifestasi klinis dari Hemofilia ?
5. Jelaskan pemeriksaan fisik dan diagnose Hemofilia ?
6. Bagaimana prognosis dan komplikasi dari Hemofilia ?
7. Bagaimana tata laksana dan pencegahan Hemofilia ?
C. TUJUAN1. Mahasiswa mamapu mengetahui pengertian Hemofilia
2. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari Hemofilia dan bagaimana
patogenesisnya
3. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari Hemofilia
4. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan fisik dan diagnose Hemofilia
5. Mahasiswa mampu mengetahui prognosis dan komplikasi dari Hemofilia
6.
Mahasiswa mampu mengetahui tata laksana dan pencegahan Hemofilia
D. MANFAAT
1. Mampu mengetahui pengertian Hemofilia
2. Mampu mengetahui etiologi dari Hemofilia dan bagaimana
patogenesisnya
3. Mampu mengetahui manifestasi klinis dari Hemofilia
4. Mampu mengetahui pemeriksaan fisik dan diagnose Hemofilia
5. Mampu mengetahui prognosis dan komplikasi dari Hemofilia
6. Mampu mengetahui mengetahui tata laksana dan pencegahan Hemofilia
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
3/14
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Pengertian
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu
haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan
dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan
(www.hemofilia.or.id).
Hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah kongenital yang disebabkankarena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII dan faktor IX
yang bersifat herediter secara sex-linked recessive pada kromosom X (X h).
Factor tersebut merupakan protein plasma yang merupakan komponen yang
sangat dibutuhkan oleh pembekuan darah khususnya dalam pembentukan
bekuan fibrin pada daerah trauma (Dorland, 2006).
B. Etiologi
1. Faktor congenital
Bersifat resesif autosomal herediter. Kelainan timbul akibat sintesis faktor
pembekuan darah menurun. Gejalanya berupa mudahnya timbul kebiruan
pada kulit atau perdarahan spontan atau perdarahan yang berlebihan
setelah suatu trauma.
2. Faktor didapat
Biasanya disebabkan oleh defisiensi factor II (protrombin) yang terdapat
pada keadaan berikut:
Neonatus , terutama yang kurang bulan karena fungsi hati belum
sempurna sehingga pembekuan faktor darah khususnya faktor II
mengalami gangguan.
Defisiensi vitamin K , hal ini dapat terjadi pada penderita ikterus
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
4/14
obstruktif, fistula biliaris, absorbsi vitamin K dari usus yang tidak
sempurna atau karena gangguan pertumbuhan bakteri usus. Beberapa
penyakit seperti sirosis hati, uremia, sindrom nefrotik dan lain-lain
Terdapatnya zat antikoagulansia (dikumarol, heparin) yang bersifat
antagonistik terhadap protrombin
Disseminated intravascular coagulation (DIC). (IKA 1 FKUI, 2005)
C. Pathogenesis
Penderita hemofilia memiliki dua dari tiga faktor yang dibutuhkan
untuk proses pembekuan darah yaitu pengaruh vaskuler dan trombosit
(platelet) yang dapat memperpanjang periode perdarahan, tetapi tidak pada
tingkat yang lebih cepat. Defisiensi faktor VIII dan IX dapat menyebabkan
perdarahan yang lama karena stabilisasi fibrin yang tidak memadai. Masa
perdarahan yang memanjang, dengan adanya defisiensi faktor VIII,
merupakan petunjuk terhadap penyakit von willebrand. Perdarahan pada
jaringan dapat terjadi dimana saja, tetapi perdahan pada sendi dan otot
merupakan tipe yang paling sering terjadi pada perdarahan internal.(Sutejo, 2007).
Bagaimana ganguan pembekuan darah itu dapat terjadi?
Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang
dari jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan
darah yang terjadi antara orang normal dan penderita hemofilia. Dimana
keadaan ini menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah
tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam
menghentikan perdarahan.(Robbins,2002)
Prinsip Dasar Dari Suatu Keturunan
Setiap sel di dalam tubuh memiliki struktur - struktur yang di sebut kromosom
(chromosomes). Didalam ilmu kimia, sebuah rantai kromosom yang panjang
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
5/14
disebut DNA. DNA ini disusun kedalam ratusan unit yang di sebut gen yang
dapat menentukan beberapa hal, seperti warna mata seseorang.
Setiap sel terdiri dari 46 kromosom yang disusun dalam 23 pasang. Salah satu
pasangnya dikenal sebagai kromosom seks, atau kromosom yang menentukan
jenis kelamin manusia. Wanita memiliki dua kromosom X dalam satu pasang,
dan pria memiliki satu kromosom X, dan satu kromosom Y dalam satu
pasang. (Price,2002)
D. Klasifikasi
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Hemofilia A yang dikenal juga dengan nama:
a. Hemofilia klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling
banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah
b. Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor
8 (Factor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada
proses pembekuan darah.
2. Hemofilia B yang dikenal juga dengan nama:a. Christmas disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada
seorang bernama Steven Christmas asal Kanada
b. Hemofilia kekurangan Faktor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9
(Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada
proses pembekuan darah.
Tingkatan Hemofilia :
1). Penderita hemofilia parah / berat yang hanya memiliki kadar faktor
VIII atau faktor IX < 1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat
mengalami beberapa kali perdarahan dalam sebulan. Kadang - kadang
perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas, frekuensi
hemofilia 70%,
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
6/14
2). Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan
dibandingkan hemofilia berat. Perdarahan kadang terjadi akibat
aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang
berlebihan.Aktivitas FVIII/IX antara 1-5% , frekuensi hemofilia 30
3). Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan.
Mereka mengalami masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu,
seperti operasi, cabut gigi atau mengalami luka yang serius serta
terjatuh, aktivitas FVIII/FIX >5%, dimana frekuensi hemofilia 15
(Sudoyo,2007)
E. Manifestasi Klinis
Perdarahan merupakan gejala dan tanda yang khas yang sering
dijumpai. Perdarahan dapat timbul secara spontan atau karena trauma ringan.
Manifestasi klinis tergantung beratnaya hemofilia. Tanda perdarahan meliputi
hematrosis, hematom subkutan/intramuscular, perdarahan mukosa mulut,
perdarahan intracranial,epistaksis dan hematuria.
Hemarthrosis sering ditemukan pada lokasi seperti sendi lutut,pergelangan kaki, bahu, pergelangan tangan. Dimana send engsel lebih sering
mengalami hematrosis dibandingkan sendi peluru karena ketidakmampuannya
menahan gerakan berputar dan menyudut pada gerakan volunteer maupun
involunter, sedangkan sendi peluru lebih mapu menahan beban tersebut
karena fungsinya
1. Masa bayi (untuk diagnosis)
Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi, ekimosis subkutan diatas
tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan), hematoma besar setelah
infeksi, perdarahan dari mukosa oral, perdarahan jaringan lunak
2. Episode perdarahan (selama rentang hidup)
Gejala awal, yaitu nyeri setelah nyeri, yaitu bengkak, hangat dan penurunan
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
7/14
mobilitas, sekuela jangka panjang, perdarahan berkepanjangan dalam otot
dapat menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot.
F. Pemeriksaan Fisik dan Diagnosa
1. Uji skrining untuk koagulasi darah
a.Jumlah trombosit (normal 150.000-450.000 tombosit per mm3
darah)
b.Masa protombin (PT) (normal memerlukan waktu 11-13 detik)
c.Masa tromboplastin parsial (APTT) (meningkat, mengukur
keadekuatan faktor koagulasi intrinsik)
d.Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan
diagnosis)
e.Masa pembekuan trombin (normalnya 10-13 detik)
2. Biopsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan
untuk pemeriksaan patologi dan kultur.
3. Uji fungsi faal hati (kadang-kadang) digunakan untuk mendeteksi
adanya penyakit hati (misalnya, serum glutamic-piruvic transaminase[SPGT], serum glutamic-oxaloacetic transaminase [SGOT], fosfatase
alkali, bilirubin). (Betz & Sowden, 2002)
Seorang anak laki-laki diduga menderita hemofilia apabila terdapat riwayat
perdarahan berulang (hemarthrosis,hematom) atau riwayat perdarahan
memanjang seterlah trauma atau tindakan tertentu.
Diagnosis definitive ditentukan dengan berkurangnya aktivitas FVIII/FIX
yang nilai normal aktivitas FVIII/IX adalah 0,5-1,5U/ml atau 50-150%
Diagnosis antenatal dilakukan pada ibu hamil untuk memeriksa kadar
antigen FVIII dalam janin pada trimester ke-2 dapat menentukan status
hemofilia pada janin
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
8/14
DB(Diagnosa Banding) )
1. Hemofilia A dan B dengan defisiensi faktor XI dan XII
2. Hemofilia A dengan penyakit von Willebrand, inhibitor FVIII yang didapat
dan kombinasi defisiensi FVIII dan V congenital
3. Hemofilia B dengan penyakit hati, pemakaian warfarin,defisiensi vit K
4. Hemofilia dengan penyakit DIC, Von willebrand
G. Prognosis dan Komplikasi
Prognosis : Prognosis baik apabila tidak terjadi trauma pada penderita
hemofilia karena hal ini menyebabkan terjadinya perdarahan yang bersifat
meluas, apabila terjadi trauma seperti akan dilakukan tindakan medis seperti
sirkumsisi harus diberikan dan dikontrol kadar FVIII/IX terlebih dahulu
diusahakan jangan dibawah 10
Komplikasi : Timbulnya inhibitor, Kerusakan sendi akibat perdarahan
berulang, Infeksi yang ditularkan oleh darah (Setyabudi,2007)
H.
Tata Laksana dan Pencegahan1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan yang diberikan untuk mengganti factor VIII atau faktot IX
yang tidak ada pada hemofilia A diberikan infus kriopresipitas yang
mengandung 8 sampai 100 unit faktor VIII setiap kantongnya. Karena
waktu paruh faktor VIII adalah 12 jam sampai pendarahan berhenti dan
keadaan menjadi stabil. Pada defisiensi faktor IX memiliki waktu paruh
24 jam, maka diberikan terapi pengganti dengan menggunakan plasma
atau konsentrat factor IX yang diberikan setiap hari sampai perdarahan
berhenti. Penghambat antibody yang ditunjukkan untuk melawan faktor
pembekuan tertentu timbul pada 5% sampai 10% penderita defisiensi
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
9/14
faktor VIII dan lebih jarang pada faktor IX infase selanjutnya dari faktor
tersebut membentuk anti bodi lebih banyak.
2. Agen-agen imunosupresif, plasma resesif untuk membuang inhibitor dan
kompleks protombin yang memotong faktor VIII dan faktor IX yang
terdapat dalam plasma beku segar. Produk sintetik yang baru yaitu:
DDAVP (1-deamino 8-Dargirin vasopressin) sudah tersedia untuk
menangani penderita hemofilia sedang. Pemberiannya secara intravena
(IV), dapat merangsang aktivitas faktor VIII sebanyak tiga kali sampai
enam kali lipat. Karena DDAVP merupakan produk sintetik maka resiko
transmisi virus yang merugikan dapat terhindari.
3. Immobilisasi sendi dan udara dingin (seperti kantong es yang mengelilingi
sendi) bisa memberi pertolongan. Jika terjadi nyeri maka sangat penting
untuk mengakspirasi darah dan sendi. Ketika perdarahan berhenti dan
kemerahan mu;ai menghilang klien harus aktif dalam melakukan gerakan
tanpa berat badan untuk mencegah komplikasi seperti deformitas dan
atrofi otot.
4.
Kriopresipitas : fresh frozen plasma 8-100 unit antihemophilic globulinFaktor VIII : 2332 asam amino
AHF : fresh frozen plasma (Sulistia,2007)
Pencegahan :
1. Melakukan konseling pra-nikah untuk mengetahui apakah pasangan
mengalami hemophilia / carrier
2. Menghindari terjadinya trauma supaya tidak terjadi perdarahan
3. Jangan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengencerkan darah
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
10/14
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil scenario di dapatkan data berupa :
Anton 3th datang ke dokter dengan keluhan memar memar (kebiru-biruan)
setelah jatuh dari tangga 2 minggu yang lalu dan terjadi hemathrosis. Ibunya
mengeluh sendi anaknya bertambah bengkak dan memarnya bertambah luas.
Pernah terjadi memar seperti ini hilangnya 2 minggu, riwayat mimisan tidak
ada. Kakak kandung laki-lakinya meninggal pada usia 5 th dan sebelumnya
mengalami hal yang sama, meninggal pada usia yang masih muda. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 10 mg/dL, AL 6000/L, AT 257000/L, PT
normal/APTT memanjang. Rumple leede (- ). Ibunya menanyakan : Kenapa
kedua anak lelaki saya mengal ami penyakit yang serupa,Dok?
Analisis data :
1) Anton memar-memar setelah jatuh dari tangga ini merupakan tanda
terjadinya perdarahan saat darah keluar ke ruang ekstraseluler, dan terjadihemarthrosis artinya perdarahan pada sendi, dimana disini sering terjadi
pada sendi besar karena sendi lebih aktif mengalami pergerakan dan
merupakan penopang berat badan tubuh sehingga lebih rentan terkena
tekanan
2) Memar bertambah luas dan bertambah bengkak karena terjadi gangguan
pada faktor koagulasi terutama faktor VIII dan XI dimana faktor ini
berfungsi untuk membentuk fibrin untuk membentuk sumbatan dan
penyanggah trombosit yang telah terbentuk supaya perdarahan tidak
bertambah luas. Kehilangan faktor ini dapat menyebabkan perdarahan
sukar dihentikan dan area perdarahan bertambah luas ditengah arus darah
yang mengalir
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
11/14
3) Pernah terjadi memar yang sama namun 2 minggu hilang dan tidak ada
riwayat mimisan ini memperkuat dugaan bahwa Anton mengalami
gangguan pada faktor koagulasi bukan kerusakan pada pembuluh
darahnya
4) Kakak kandung dan paman Anton mengalami keluhan yang serupa dan
meninggal diusia muda hal ini menandakan bahwa ada faktor keturunan
atau herediter yang terkait dengan penyakit ini dimana dugaan bahwa ibu
Anton adalah carrier pada penyakit ini apabila memiliki lebih dari satu
anak yang mengalami keluhan serupa atau memiliki satu atau lebih
saudara yang mendapat gejala yang serupa
5) Hasil lab menunjukkan bahwa Hb 10mg/dL menurun,normal(11,2-
16,5mg/dL)karena terjadi perdarahan, AL 6000/L normal (4000-1200)
menunjukkan tidak ada tanda infeksi serta bukan luka terbuka, AT
257000/L normal menandakan kelainan/gangguan yang terjadi bukan
pada trombositnya,PT(Protombin Time)normal/APTT (Activated partial
Tromboplastin Time) memanjang hal ini menggambarkan bahwa APTT
untuk melihat jalur intrinsik salah satunya faktor VIII dan IX mengalamipemanjangan dan jalur ektrinsiknya normal
6) Ibunya menanyakan kenapa kedua anaknya mengalami penyakit yang
sama karena peyakit ini akan diturunkan dari ibu yang carrier dengan ayah
yang normal atau positif terkena penyakit ini
7) Dan dari hasil analisis di atas didapatkan bahwa penyakit yang terjadi
pada Anton merupakan penyakit Hemofilia yang merupakan kelainan
perdarahan herediter yang disebabkan karena kekurangan faktor koagulasi
darah secra sex-linked recessive pada kromosom X (X h) dan termasuk
pada hemofilia ringan karena timbul dengan trauma yang cukup kuat dan
masa perdarahan hilang dalam waktu yang tidak begitu lama
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
12/14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah kongenital yang
disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor
VIII dan faktor IX yang bersifat herediter secara sex-linked recessive
pada kromosom X (X h)
2. Etiologi hemophilia dapat berasal dari kongentinal dan didapat seperti
defisiensi vit K
3. Patogenesis dari hemophilia berupa gangguan faktor koagulasi VIII
dan IX
4. Manifestasi klinis dari hemophilia meliputi hematrosis, hematom
sukutan/intramuscular
5. Klasifiksasi dari hemophilia meliputi hemophilia A (hemophilia klasik
karena gangguan faktor koagulasi VIII) dan hemophilia B (hemophilia
christmas karena gangguan faktor IX6. Derajat hemophilia dibagi menjadi hemophilia berat, sedang, dan
ringan berdasarkan besar dan beratnya trauma dan aktivitas faktor
VIII/IX dimana pada berat 5
7. Pemeriksaan diagnostic pada hemophilia Biopsi hati, Uji fungsi faal
hati , uji skrening meliputi penghitungan PT, APTT, nilai trombosit
8. Diagnosa banding hemophilia DIC, defisiensi XI XII, von Willebrand
9. Prognosis dari penyakit hemophilia baik apabila tidak terjadi trauma
dan komplikasinya meliputi timbulnya inhibitor, kerusakan sendi
10. Tatalaksana dari hemophilia meliputi pemberian kryopresipitat,
tranfusi darah, desmospresin, terapi gen, dan antifibrinolitik
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
13/14
B. SARAN
1. Sebaiknya sebelum menikah melakukan konseling pra nikah dengan
tujuan untuk menghindari berpasangan dengan carrier hemophilia dan
positif hemophilia
2. Melakukan test saat memasuki kehamilan trimester ke-2 untuk melihat
keadaan janin apakah dia positif homofilia
3. Pada penderita yang positif hemophilia sebaiknya menghindari trauma
yang dapat menimbulkan perdarahan
4. Apabila seorang muslim laki-laki ingin melakukan sirkumsisisebaiknya dikontrol kadar faktor koagulasi VIII/IX agar tidak terjadi
perdarahan yang banyak dan lama
-
7/31/2019 hemofilia laporan'
14/14
DAFTAR PUSTAKA
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran , edisi 26, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Pp 523,638,1119.
http://www.hemofilia.or.id ( diakses tanggal 02 Desember 2009 )
http://www.fk-ui.ac.id ( diakses tanggal 02 Desember 2009 )
Price, Sylvia Anderson.2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit .
(Edisi VI). Jakarta: EGC.Pp. 340-84
Robbins.2002. Buku Ajar Patologi Anatomi. Jakarta : EGC. Pp. 862-89
Sedoyo, dkk.Nyeri. 2007. In BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi II Jilid II .Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoteran Universitas
Indonesia,; 759-69
Sulistia,dkk.2007. Farmakologi dan Terapi . Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik FK-UI,Pp.210-99
Sutejo, AY.2007.Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium.Yogyakarta:Amara Books
Setyabudi, Rahajuningsih D. et al.2007.Hemostasis dan Trombosis.Jakarta:Balai
Penerbit FK UI