HBs Ag

download HBs Ag

of 75

Transcript of HBs Ag

  • 8/13/2019 HBs Ag

    1/75

    HBs Ag

    Jika positif, pasien dianggap terinfeksi hepatitis B. Pengulangan tes setelah 6 bulan untukmenentukan infeksi telah sembuh atau kronik. HBsAg positif setelah 6 bulan tetap terdeteksidalam darah selama lebih dari enam bulan berarti telah menjadi kronis.

    Anti HBs

    Jika positif, pasien dianggap memiliki kekebalan terhadap hepatitis B (baik karena infeksi yangtelah sembuh atau karena vaksinasi. Hepatitis B karier kronis dapat menunjukkan HBsAg danAnti HBs positif. positif untuk HbsAg dan anti HBs pada saat yang bersamaan, tetapi hal inisangat jarang terjadi (!"#. Jika negatif pasien belum memiliki kekebalan terhadap virushepatitis B

    HBeAg

    HBeAg positif berhubungan dengan tingkat infeksi yang tinggi dan pada karier kronik dengan peningkatan resiko sirosis. $es ini dapat digunakan untuk mengamati perkembangan hepatitis Bkronik.

    HBV DNA

    HB% &'A positif menunjukkan infeksi aktif, bergantung pada viral load (jumlah virus. $es inidapat digunakan untuk mengetahui prognosis dan keberhasilan terapi.

    Anti HBc

    Jika positif, pasien telah terinfeksi oleh %HB. nfeksi telah sembuh (HBsAg negatif atau masih berlangsung (HBsAg positif. Jika infeksi telah sembuh, pasien dianggap mempunyai kekebalanalami terhadap infeksi %HB. g) anti HB* mungkin menjadi satu+satunya marker yang dapatterdeteksi selama masa window period  ketika HbsAg dan anti+HBs masih negatif.

    Anti HBe

    mumnya Anti HBe positif dengan HBeAg negatif menunjukkan tingkat replikasi virus yangrendah. 'amun hal ini tidak berlaku pada virus hepatitis B mutan.

    Pemeriksaan tambahan

    Anti HCV dan Anti HAV untuk menyingkirkan adanya infeksi hepatitis - dan A.

    HPA$$/ BAda tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksihepatitis B yaitu0

  • 8/13/2019 HBs Ag

    2/75

    ". HBsAg (hepatitis B surfa*e antigen0 adalah satu dari penanda yang mun*ul dalam serumselama infeksi dan dapat dideteksi 1 +2 minggu sebelum mun*ulnya kelainan kimia3idalam hati atau terjadinya jaundi*e (penyakit kuning. Jika HBsAg berada dalam darahlebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi45# infeksi akut.

    ungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya 0+indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B+mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik +tes penapisan (skrining darah dan produk darah (serum, platelet dll+skrining kehamilan

    1. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surfa*e antigen0 jika hasilnya 7reaktif8positif9menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal darivaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.

    :. Anti HB* (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B0 terdiri dari 1 tipe yaitu Anti HB*g) dan Anti HB* g;.Anti HB* g)0 + mun*ul 1 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan.+berperan pada *ore 3indo3(fase jendela yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang tetapianti+HBs belum mun*ulAnti HB* g;0 +mun*ul sebelum anti HB*g) hilang+terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik +tidak mempunyai efek protektif nterpretasi hasil positif anti+HB* tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti+HBs.

    Laporan Praktikum Imunoserologi part 2

    Judul 0 Pemeriksaan /ifilis$ujuan 0 ntuk mengetahui adanya erja0". diteteskan ?5ul plasma8kontrol (@8kontrol (+ pada masing masing area pada slide test1. diteteskan 15ul reagen, dihomogenkan:. diko*ok dengan rotator dengan ke*epatan putaran "25 rpm selama 2 menit. diamati terbentuknya flokulasi.

    Pemba*aan Hasil0Jika antibodi (@ maka akan terbentuk flokulasi ber3arna hitam yang akan terlihat pada latar belakang slide yang ber3arna putih. lokulasi bisa diamati pada kontrol (@ dan hasilnya bisadibedakan dengan hasil pada area sampel.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    3/75

    +++

    Judul 0 $es >ehamilan$ujuan 0 ntuk mengetahui adanya h-; di dalam sampel urin

    )etode 0 Aglutinasi ndirek Prinsip 0 h-; di dalam urin ditambah dengan anti h-; dalam reagen kemudian di*ampurdengan penambahan h-; lateks akan terbentuk aglutinasi jika h-; negatif dan tidak terjadiaglutinasi jika h-; positif.

    -ara >erja0". diteteskan satu tetes (?5ul kontrol (@ pada area kontrol (@1. diteteskan satu tetes (?5ul kontrol (+ pada area kontrol (+:. diteteskan satu tetes (?5ul sampel urin pada area sampel. pada masing masing area, ditambahkan satu tetes (?5ul antiserum beta h-; dandihomogenkan

    ?. ditambahkan satu tetes (?5ul reagen h-; lateks pada masing masing area di*ampur sampaihomogen.6. digoyangkan slide dan diba*a hasilnya setelah 1 menit.

    Pemba*aan Hasil0". Pada area kontrol (@, tidak terjadi aglutinasi, h-; positif 1. Pada area kontrol (+, terjadi aglutinasi, h-; negatif :. Pada area sampel dilihat terbentuknya aglutinasi, dan disamakan dengan kontrol.

    +++

    Judul 0 $es >ehamilan$ujuan 0 ntuk mengetahui adanya h-; di dalam sampel urin)etode 0 munokromatografi ($est Pa*kPrinsip 0 Jika ada h-; dalam urin, maka h-; akan bertindak sehingga menimbulkan garismerah vertikal dan horiontal (@ lalu dilanjutkan ke area - (-ontrol yang telah dilekatkanantibodi poliklonal sehingga menimbulkan garis vertikal.

    -ara >erja0". test pa*k diletakkan pada permukaan datar 1. diteteskan pada bagian sumur sampel ? tetes urin:. diamati hasil yang terjadi pada jendela $ ($est dan - (-ontrol. hasilnya diba*a tepat setelah : menit.

    Pemba*aan Hasil0". Jika h-; pada urin (@ maka pada jendela $ ($est akan terlihat dua garis merah membentuktanda (@.1. Jika h-; pada urin (+ maka pada jendela $ ($est akan terlihat satu garis merah horiontalmembentuk tanda (+.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    4/75

  • 8/13/2019 HBs Ag

    5/75

    Bila dalam sampel terdapat HBsAg, maka pada area $ ($est akan terlihat garis ber3arna merah,dan tidak akan terbentuk bila sampel negatif. Hasil akan valid jika pada area - (-ontrol terdapatgaris ber3arna merah.

    IMUN!"MA#$"A%I

    A. Pengertian

    B. Jenis+jenis munokromatografi Assay

    -. >elemahan dan >ekurangan

    IMUNA&&A' PADA P(N'A!I# IN%(!&I BA!#("IAL

    A. munoassay untuk &emam typoid

    A.". Pemeriksaan 3idal metode kualitatif

    A.1. Pemeriksaan 3idal metod semikuantitatif

    A.:. Pemeriksaan 3idal metode tubeE $

    B. mmunoassay untuk penyakit /ifilis

    B.". Pemeriksaan %&=F metode kualitatif

    B.1. Pemeriksaan %&=F metode semikuantitatif

    B.:. Pemeriksaan $PHA metode kualittatif diluen

    B. Pemeriksaan $PHA metode kuantitatif

    B.?. Pemeriksaan =P=

    IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!I# IN%(!&I )A&AD "(NI! 

    A. munoassay untuk penyakit =heumatoid a*tor

    A.". ji A/C metode kualitatif

  • 8/13/2019 HBs Ag

    6/75

    A.1. Pemeriksaan =8=A metode kuantitatif

    A.:. Pemeriksaan = metode kualitatif

    A.. Pemeriksaan = metode semikuantitatif

    IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!I# IN%(!&I VI"AL

    A. munoassay untuk Penyakit Hepatitis

    A.". $es HBsAg )etode munokromatografi

    A.1. $es anti H-% )etode munokromatografi

    A.:. $es anti HB/ )etode munokromatografi

    A.. $es anti HA%

    B. munoassay untuk penyakit infeksi H%8A&/

    B.". $es H% )etode imunokromatografi

    B.1. $es H% )etode lisa

    -. munoassayy untuk &emam Berdarah &engue

    -.". $es &engue )etode munokromatografi

    IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!!I# LAINN'A

    A. munoassay untuk Pemeriksaan 'arkoba

    A.". $es 'arkoba )etode munokromatografi

    B. munoassay untuk $es >ehamilan

    B.". Pemeriksaan Plano $es )etode munikromatografi

    B.1. Pemeriksaan H-; )etode langsung

    -. munoassay untuk $es ;olongan &arah

  • 8/13/2019 HBs Ag

    7/75

    &. A.". $es ;olongan &arah )etode Aglutinasi

    IMUN!"MA#$"A%I

    A* Pengertian

    munokromatografi A//AG (-A atau disebut juga aliran samping (lateral flow test) 

    atau dengan singkat disebut uji strip (strip test) tergolong dalam kelompok imuno A//AG

     berlabel sampel seperti imunofluerens ( dan imuno enzim (A.

    munokromatografi assay (-A merupakan perluasan yang logis dari teknologi uji

    aglutinasi lateE yang ber3arna yaitu uji serologi yang telah dikembangkan sejak tahun "4?D

    singes dan piots untuk penyakit Arthritisrheumatoid.

    &isamping itu imunokromatografi assay (-A merupakan uji laboratorium yang handal

    sehingga amat dibutuhkan dinegara sedang berkembang. munokrimatografi assay tidak

    membuktikan alat *anggih (mikroskop kliorogens dan radio *onts untuk memba*anya *ukup

    hanya dengan melihat adanya perubahan 3arna memakai mata telanjang sehingga jauh lebih

     pratktis.

    B* )e+nis,+enis Imunokromatogra-i A&&A'

    • HbsAg

    • Plano test

    •  'arkoba

    • Pemeriksaan dengue

    • Pemeriksaan 3idal

    • Pemeriksaan H%

    • Pemeriksaan H-%

    • Pemeriksaan Anti HbsAg

  • 8/13/2019 HBs Ag

    8/75

    C* !elemahan .an kekurangan

    • ormat yang disukai oleh pemakai (teknisy laboratorium

    • aktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes amat singkat

    • /tabil untuk jangka panjang dan dalam tantangan iklim yang luas

    • >erjanya amat praktis

    Baru dalam pemeriksan kualitatif belum kuantitatif 

    IMMUNA&&A' #("APAN

    PADA P(N'A!I# IN%(!&I BA!#("IAL

    D(MAM #IPID

  • 8/13/2019 HBs Ag

    9/75

    A* IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!I# D(MAM #IPID

    &emam tifoid (typoid fever atau yang lebih terkenal dengan penyakit tifus ini

    merupakan suatu penyakit pada saluran pen*ernaan yang sering menyeran anak+anak bahkan

    orang de3asa. Penyabab penyakit tersebut adalah bakteri salmonella typhi.

    ;ejalah+gejalah yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah,

    demam tinggi, sakit kepala dan diare kadang+kadang ber*ampur darah.

    Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu di sebabkan oleh karena melaui makanan

    ataupun minuman yang sudah ter*emar oleh agen penyakit tersebut. Biasa juga, karena

     penanganan yan kurang begitu higenis ataupun juga disebabkan dari sumber air yang sering

    digunakan yang digunakan untuk menggunakan untuk sehari+hari.

    /almonella merupakan kuman berbentuk batang gram negatif yang umumnya bererak

    dengan flagel dan bersifat aerobi*. /almonella memiliki sedikitnya ? ma*am anti gen, yaitu 0

    ". Antigen o (antigen somatik, yang terletak pada lapisan luar pada tubuh kuman. Bagian

    ini tahan terhadap panas dan al*ohol tetapi tidak terhadap formaldehid.

    Fipopolisakarida dari antigen C terdiri dari : regio sebagai berukut 0

    a. =egion , mengandung antigen C spesifik atau antigen dinding sel dan merupakan

     polimer dari unit oligosakarida yang berulang+ulang. Antigen C ini berguna untuk

     pengelompokan serologis.

     b. =egion , terikat pada antigen C dan terdiri dari *ore polysa**haride serta merupakan

    sifat yan konstan dalam suatu genus nteroba*teria*ea*e tetapi berbeda antara genera.

    *. =egion , mengandung lipid yang terikat pada core polysaccharide yang merupakan

     bagian yang toksik dari molekul. Fipid A menempelkan lipopolisakarida pada membran

     permukaan sel.

    1. Antigen H (antigen flagela, yang terletak pada flagella, fimbrie atau pili dari kuman.

    Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid

    tetapi tidak tahan terhadap panas dan al*ohol.

    :. Antigen %i, yang terletak pada kapsel (envelope dari kuman yang dapat melindungi

    kuman terhadap fagositosis. >etiga ma*am antigen tersebut diatas, didalam tubuh

  • 8/13/2019 HBs Ag

    10/75

     penderita akan menimbulkan pula pembentukan : ma*am antibody yang laim tersebut

    agglutinin.

    . Outer membrane protein (OMP), antige n C)P /.typhi merupakan bagian dari didin sel

    yang terletak di luar membrane sitoplasma lapisan peptidoglikan yang membatasi selterhadap lingkungan sekitarnya. C)P berfungsi sebagai barier fisik yang mengendalikan

    masuknya at dan *airan kedalam membrane sitoplasma, dan berfungsi sebagai reseptor

    untuk bakteriofag dan bakterisin.

    ?.  Heat hock protein (HSP) atau stress protein

     Heat hock protein adalah protein yang memproduksi oleh jasad renik dalam lingkungan yang

    terus berubah, terutama yang menimbulkan stress pada jasad renik tersebut dalam usahanyamempertahankan hidupnya.

    /arana laboratorium untuk membantu menegakan diagnosis demam tifoid dalam garis besarnya

    dapat digolongkan dalam tiga komponen, yaitu 0

    ". solasi kuman menyebabkan S typhi, dari spe*imen klinis, seperti darah, sum+sum tulang,

    urin, tinja dan *airan duodenum.

    1. munoasay untuk mala*ak kenaikan kadar antibody terhadap antigen./ typhi menentukan

    adanya antigen spesifik dari /. typhi.

    :. ji polymerase chain reaction (pcr) untuk mela*ak &'A spesifik dari /.typhi

    Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi,urinalis, kimia klinik .

    imunoserologi, dan biologi molekuler. Pemeriksaan m,enunjukan untuk membantu menegakkan

    diagnosis (adalkalanya bahkan menjadi penentu diagnosis, menetapkan prognosis, memantau

     perjalanan penyakit dan hasi pengobatan serta timbulnya penyulit.

    saha yang tertua untuk mela*ak adanya kenaikan titer kadar antibody terhadap Stypi yaitu

    dengan *ara penentuan titer agglutinii C dan dengan uji 3idal yang telah di pakai sejak tahun

    "246. ji 3idal yang menggunakan suspensi basil styphi atau paratyphi untuk menentukan titer

    agglutinin dalam serum penderita demam tifoid atau paratifoid, 3alaupun banyak mempunyai

    kelemahan, sampai sekarang ini masih merupakan imunoasay yang paling banyak dipakai untuk

    menunjang diagnosis demam typhoid di klinik.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    11/75

    Antigen dari uji 3idal 0

    a. Antigen H (antigen flagella

    &i buat dari S typhi yang motil dengan permukaan koloni yang li*in.

    >uman dimatikan dengan larutan formalin 5,"#

     b. Antigen C (antigen somati*

    &i buat dari strain S typhi yang tidak motil. ntuk membunuh kuman dipakai alkohol

    absolute dan sebagai penga3et di pakai larutan phenol 5,?#. /ebelum dipakai konsentrasi

    al*ohol harus di en*erkan sampai menjadi "1#.

    *. Antigen PA (Sparatyphi !

    &i buat dari strain Sparatyphi ! untuk membunuh kuman dipakai formalin 5,"#.

    d. Antigen PB (S paratyphi "

    &ibuat dari strain Sparatyphi " untuk membunuh kuman di pakai formalin 5,"#.

    /ebelum dipakai, suspense beberapa antigen tersebut diatas harus dien*erkan lebih dahulu

    dengan larutan salin normal steril sampai men*apai kekeruhan sama dengan tabung nomor : dari

    )*. orland (: unit )*.farland yang sesuai dengan 4 E "5 kuman8ml.

    &alam memilih antigen untuk uji 3idal, di anjurkan untuk memakai yang dibuat sendiri dari

     beberapa strain atau faga salmonella yang ada didaerah endemis yang bersangkutan daripada

     beberapa antigen baku yang dijual dipasaran dan dibuat dari beberapa strain dan faga salmonella

    yang berasal dari 'egara lain, sebab kurang sensitive dan spesifik serta sering memberikan hasil

    negatif maupun positif semu. /ebaiknya untuk satu provinsi dipakai satu jenis antigen yang

    dibuat dari beberapa strain salmonella yang ditemukan diprovinsi yang bersangkutan. ntuk

    menurangi hasil yang negative semu dipakai anigen yang multistrain daripada antigen yang

    monostrain sebab antigen yang multistrain mempunyai spe*trum yang lebih luas.

    #(& LB"A#"IUM

    /* Pemeriksaan 0i.al 1kualitati-

    • P"A ANALI#I!

  • 8/13/2019 HBs Ag

    12/75

    )u.ul 3 pemeriksaan 3idal

    mengetahui ada tidaknya antibody spesifik terhadap antigen salmonella /P dalam serum.

    ibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi dengan antigen yang

    terdapat dalam reagen 3idal. =eaksi dengan adanya aglutinasi.

    antigenis salmonella typosa di bagi menjadi0 antigen somati* atau antigen C, antigen flageller atau antigen

    H, dan antigen %i. >egunaan pemeriksaan 3idal adalah men*ari ada tidaknya at anti dan

    mengukur titer at anti trehadap kuman salmonella /p dalam serum penderita tersangka. $ypus

    abdominalis, antigen yang digunakan adalah suspense kuman salmonella /p dan proteus /p yang

    telah dimatikan dan diolah menjadi antigen C (antigen somatik dan antigen H (antigen flagella.

    Jika salmonella masuk kedalam tubuh maka anti C lebih *epat mun*ul dan membeeri respon dari

     pada anti H, dan anti C lebi *epat hilang dari pada anti H.

    bahan3

    ". /erum

    1. =eagen idal

    :. =otator atau batang pengaduk

    . Pipet tetes

    ?. /lide

    • ANALI#I!

    Cara ker+a

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. Pipet satu tets serum (15I keadaan lingkaran yang terdapat dalam slide dengan kode

    C,H,HA dan -P dan -'

    :. $ambakan masing+masing satu tetes reagen 3idal sesuia dengan kode slide, begitu pula

     pada -' dan -p

  • 8/13/2019 HBs Ag

    13/75

    . -ampur antigen dan serum dengan batang pengaduk berbeda dan lebarkan kemudian

    goyang+goyangkan selama satu menit

    ?. Amati reaksi yang terjadi.

    • PA&CA ANALI#I! 

    nterpretasi Hasil 0bi

    • Posotif 0 Bila terjadi aglutinasi

    •  'egative 0 Bila tidak terjadi aglutinasi

    2* Pemeriksaan 5i.al 1&emikuantitai-

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan 3idalv

    ujuan 0 ntuk mengetahui ada tidaknya antibody spesoifik terhadap antigen salmonella /p dalam serum

    )etode 0 $abung

    rinsip 0 adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi

    dengan antigen yang terdapat dalam reagen 3idal. =eaksi dilihat dengan adanya aglutinasi

    Alat &an Bahan

    ". /ampel serum

    1. =eagen 3idal

    :. 'a-l 5,4#

    . $abung =eaksi

    ?. >linipet "55 ul @ tips

    6. Pipet " ml

    D. =ak tabung

    • ANALI#I!

  • 8/13/2019 HBs Ag

    14/75

    Cara !er+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan di gunakan

    1. /usun 2 tabung reaksi di atas tabung untuk satu baris

    :. $abung pertama diisi 'a-l 5,4# ml

    . $abung kedua sampai pada tabung kedelapan diisi masing+masing " ml 'a-l 5,4#

    ?. Pipet "55 ul serum masukan kedalam tabung pertama tabung pertama dan homogenkan

    6. Pindahkan " ml isi tabung pertama kedalam tabung kedua ke tabung dan seterusnya

    sampai tabung ke tujuh

    D. Buang " ml isi tabung ketujuh

    2. $ambahkan " tetes reagen 3idal yang positif pada masing+masing tabung, sedangakan

    tabung kedelapan ditambakan " tetes *ontrol positif 

    4. nkubasi selama 1 jam pada suhu kamar 

    "5. Amati hasil reaksi.

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    • Positif 0 terjadi aglutinasi

    •  'egative 0 tidak terjadi aglutinasi

    6* Pemeriksaan 5i.al 1#ube7 #%

    • P"A ANALI#I! 

    )u.ul 3 pemeriksaan 3idal

    +uan 3 untuk mendeteksi demam typoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi melalui deteksi

    spesifik adanya serum antibody g )

    eto.e 3 invitro semikuantitatif 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    15/75

    insip 3 $es diagnosis in+vitro semikuantitatif untuk mendeteksi demam typhoid terhadap antigen /. typoid

    og lopopolisakarida denan *ara mengukur kemampuan serum antibody g) tersebut dalam

    menghambat reaksi antara antigen berlabel partikel lateE magneti*, tingkat inhibisi yang

    dihasilkan setara dengan konsentrasi antibody g) dalam label skala 3arna

    rsiapan

    • Alat

    a. >linipet 8 pipet tetes

     b. Fempeng sumur 

    *. $imer  

    d. Pembanding 3arna

    • Bahan

    a. /erum

     b. /pe*imen *ontrol

    *. =eagen *oklat

    d. =eagen biru

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a

    ". )asukan ?5 ul reagen *oklat pada sumur " untuk *ontrol (+ sumur 1 untuk *ontrol (@

    sumusr : unutk sampel

    1. $ekan *ontrol (+ pada sumur ", *ontrol (@ pada sumur 1 dan sampel serum pada sumur

    :

    :. >o*ok selama 1 menit

    . $ambakan reagen biru pada masing+masing sumur sebanyak "55 ul

  • 8/13/2019 HBs Ag

    16/75

    ?. Homogenkan dengan *ara sedot sumur "5

    6. >o*ok dengan rotentor selama 1 menit

    D. $ungu selama 1 jam untuk mengendap (bias di bantu dengan menggunakan magnet

    2. Amati 3arna yang terjadi

    • PA&CA ANALI#I! 

    Iterpretasi Hasil

    arna alkan terbentuk biru, sampel *oklat, hasil di bandingkan dengan skala 3arna yang

    tersedia.

    &i-iis

    B. IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!I# &I%ILI&mmunoassay untuk sifilis memegang peranan yang penting dalam diagnosis laboratories

    dari penyakit sifilis ,sebab perjalanan penyakit lama dan sampai de3asa ini $. pallidum belum

     berhasil untuk dibenihkan pada suatu media perbenihan . sedangkan pemeriksaan se*ara

    langsung (mikroskopis hanya dapat dikerjakan pada bahan yang diambil dari lesi lues (ul*us

    durum,*ondylomata lata,dan reseola yang seringkali hanya mun*ul dalam 3aktu yang relative

    singkat dan sering member hasil yang negative semu.

    /uatu infeksi dengan suatu kuman,umumnya akan membangkitkan pembentukan

    antibody pada tubuh penderita.&emikian juga halnya pada infeksi dengan $.pallidum .

     pembentukan antibody pada penderita sifilis baru terjadi setelah agak lama penderita menderita

     penyakit tersebut,yaitu dimulai pada akhir stadium pertama atau permulaan stadium kedua.

    Hal ini terutama disebabkan oleh karena kuman ini diliputi oleh suatu selaput mu*oid

    yang menyebabkan kuman ini menjadi kebal terhadap fagositosis. Baru setelah kuman ini agaklama berada dalam tubuh atau telah menyebar ke kelenjar lemfe regional(akhir stadium pertama,

     pembentukan antibody humoral yang nyata mulai terjadi.

    &ari segi imunoassai ,suatu infeksi dengan $ .pallida.yang dikenal sebagai penyebab dari

    sifilis akan menimbulkan 1 jenis antibody sebagai berikut 0

  • 8/13/2019 HBs Ag

    17/75

    ". Antibody nontreponemal atau regain sebagai akibat dari sifilis atau penyakit infeksi yang

    lain. Antibody ini baru terbentuk setelah penyakit menyebar ke kelenjar limfe regional

    dan menyebabkan kerusakan jaringan. Antibody ini memberikan reaksi silang dengan

     beberapa antigen dari jaringan lain seperti misalnya dengan antigen lipoid dari ekstrak

    otot jantung.

    1. Antibody treponemal yang bereaksi dengan $.pallida. dan *loselyrelatedstrains. &alam

    golongan antibody ini dapat dibedakan 1 jenis antibody,yaitu0

    • ;roup treponemal antibody, yaitu antibody terhadap antigen somati* yang dimiliki oleh

    semua $reponema.

    • Antibody treponemal yang spesifik,yaitu antibody terhadap antigen spesifik dari

    $.Pallidum.

    Macam Imunoassai untuk si-ilis

    Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka imunoassai untuk sifilis dapat dibagi

    menjadi : golongan besar,yaitu 0

    ". // yang menggunakan regain sebagai antibody dan lipoid sebagai antigen. $ermasuk di

    sini yaitu0

    a. %&=F(%eneraal &isease =esear*h FaboratoryKmerupakan uji presipitasi.

     b. =P=(=apid Plasma =eaginKmerupakan uji flokulasi.

    *. -=(-ardiolipin assermannKmerupakan uji faksasi komplemen.

    1. munoassai yang mempergunakan beberapa strain saprofitik dari treponema. =eiter

    Protein -omplement iEation(=P-Kmerupakan uji fiksasi *omplement.

    :. munoassai yang menggunakan $.pallid sebagai antigen. $ermasuk disini adalah 0

    a. $reponema pallidum -omplement iEation

     b. $reponema asserman ($+=

    *. $reponama pallidum immobiliation ($P

  • 8/13/2019 HBs Ag

    18/75

    d. $reponema pallidum immobiliation Fyoym ($PF

    e. $reponema pallidum immobiliation+/ymplifi*ation

    f. lurores*en*e $roponemal antibody+? ($A+?

    g. $A+155

    h. $A+absorption

    i. $Aiinhibitori

     j. $reponema pallidum Hamagglutination ($PHAKmerupakan uji aglutinasi

    k. $reponema pallidum immunoaneadhren*e ($PA

    l. F/A+$reponema pallidum

    /ensitifitas dari immunoassai untuk sifilis tidaklah sama dalam setiap stadium dari sifilis

    seperti tampak dalam table berikutK

    /ensitifitas pelbagai immunoassai untuk sifilis pada pelbagai stadium dari penyakitsifilis(Clansky,"4D"

    /tadium penyakit

    ji serologisnon

    $reponemal

    ji serelogi

    $reponemal

    %&=F -= $P $A+AbsF/A

    Fues D6# 6?# ?:# 26# "55?

    Fues "55# "55# 42# "55# "55#

    Faten dini 4?# 4?# 4# 44# "55#

    Faten lanjut D1# 6?# 24# 46# "55#

    Fanjut (tertiary D5# 65# 4:# 41# 42+"55#

    #(& LAB"A#"IUM

  • 8/13/2019 HBs Ag

    19/75

    /* P(M("I!&AAN VD"L

    1Veneral Disease "esearch Laborator8

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan %&=F(%eneral &isease =esear*h Faboratory

    )etode 0 kualitatif 

    $ujuan 0 untuk menentukan ada tidaknya reaksi antara serum penderita dengan antigen

    lipoid

    Prinsip 0 adanya antibody regain (antibody non treponema dalam serum penderita akan

     bereaksi dengan antigen lipoid yang terkandung dalam reagen %&=F membentuk presipitan.

    &asar teori 0 ada tiga jenis pemeriksaan sipilis yaitu %&=F (%eneral &isease =esea*h

    Faboratory , =P= (=apiud Plasma =eagin , dan $PHA ($reponema phalid hemaglutination.

    ntuk %&=F dan =P= mendeteksi antibody non tropenema,sedangkan $PHA untuk mendeteksi

    antibody troponema phalida. Pemeriksaan %&=F , yaitu pemeriksaan yang di pakai untuk

     penyakit sifilis*

    Alat .an Bahan 3

    ". /lide

    1. -linipet

    :. Batang pengaduk

    . -entrifuge

    ?. $ips

    6. $issue

    D. =eagen %&=F

    2. /erum

    • ANALI#I! 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    20/75

    Cara ker+a3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. Pipet pada tempat berbeda " tetes serum sampel , *ontrol positif dan *ontrol negative

    :. $ambahkan masing+masing reagen %&=F lebarkan dan goyang+goyangkan L 2 menit

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    • =eaktif (@ 0 jika terbentuk agregan besar ditengah dengan dipinggirlungkaran

    • eak (positif lemah 0 jika agregatnya halus pada pinggir lingkaran

    •  'on =eaktif 0 jika terbentuk agregat

    2* P(M("I!&AAN VD"L

    1Veneral Disease "eseach Laborator8

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan %&=F (veneral &isease =esea*h Faboratory

    )etode 0 semikuantitatif 

    Alat .an Bahan 3

    ". /lide putih dengan D lingkaran

    1. $ips kuning

    :. -linipet ?5 ul

    . /erum sampel

    ?. 'a-l 5,4#

    • ANALI#I! 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    21/75

    Cara ker+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. silah 'a-l 5,4# sebanyak ?5 ul dari lingkaran "+6

    :. $ambahkan pada lingkaran " dan D serum sampel sebanyak ?5 ul,homogenkan lingkaran pertama dan pindahkan isi lingkaran pertama ke lingkaran ke+1n sebanyak ?5ul,ddan

    seterusnya sampai pada lingkaran ke+6.

    . Buang isi lingkaran ke+6 sebanyak ?5ul

    ?. $ambahkan masing+masing lingkaran dengan reagen %&=F ,sebanyak " tetes,goyang+

    goyangkan selama L 2 menit dan ba*a hasilnya.

    • PA&CA ANALI#I!

    Intrepetasi hasil3

    • =eaktif(@ 0 jika terbentuk agregan besar ditengah dan dipinggir lingkaran.

    • eak (positif L lemah 0 jika agregatnya halus pada pinggir lingkaran

    •  'on reaktif (+ 0 jika terbentuk agregat

    6* P(M("I!&AAN #PHA

    1#reponema phaliu.a Hemaglutinasion

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan $PHA($reponema phaliuda Hemaglutination

    )etode 0 kualitatif diluen

    $ujuan 0 untuk mengetahui adanya treponema phalidium dalam serumPrinsip 0 adanya antibody spesifik dalam serum penderita akan bereaksi dengan antigen

    $.palidium yang dilapiskan pada sel darah merah. =eaksi positif(reaktif ditandai dengan adanya

    aglutinasi

  • 8/13/2019 HBs Ag

    22/75

    &asar teori 0 shipilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh $.palidum dan dapat

    menyerang semua organ yang ada dalam tubuh manusia terutama kordiopaskuler,otak dan

    susunan saraf. nfeksi pada manusia biasanya disebabkan oleh kontak seksual.

    $.Palidum dalam tubuh berkembang dalam : tahap0

    ". )un*ul bintik+bintik jera3at yang tidak sakit(*han*eratau borok,pada laki+laki

    diakar,pada perempuan dileher rahim8payudara,1+6 minggu setelah infeksi

    1. $imbul bintik+bintik merah dikulit,telapak kaki,tangan dan selaput membrane,kurang

    enak badan,napsu makan berkurang,sakit kepala dan demam.

    :. $ahap laten (penyakit menjadi pasif dalam 3aktu tertentu,menyerang otak dan jantung

    menyebabkan kematian,bias ditularkan melalui plasenta.

    Alat .an Bahan

    ". $abung reaksi

    1. -linipet "5 ul,?5 ul,dan "55 ul

    :. $ips kuning

    . &iluents

    ?. -ontrol *ells

    6. -ontrol reaktif 

    D. -ontrol non reaktif 

    2. /erum sampel

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. /iapkan : buah tabung reaksi untuk " baris

    :. Pipet "45 ul diluent kedalam tabung " (baris datar

  • 8/13/2019 HBs Ag

    23/75

    . $ambahkan "5 ul serum sampel8*ontrol positif dan *ontrol negative

    ?. Pindahkan 1? ul kedalam tabung 1 dan :

    6. $ambahkan D? ul *ontrol *ells pada tabung 1 dan D? ul tes *ells pada tabung : dan

    *ampur 

    D. &iamkan selama ?5+655- pada suhu ruangan.

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi hasil 3

    • =eaktif (@ 0 jika terjadi aglutinasi•  'on reaktif (+ 0 tidak terjadi aglutinasi

    7*atatan jika hasil reaktif maka hasil reaksi dilanjutkan ke kuantitatif9

    9* P(M("I!&AAN #PHA1#reponema phaliu.a Hemaglutinasion

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan $PHA($reponema phaliuda Hemaglutinatinasion

    )etode 0 kuantitatif 

    Alat .an bahan

    ". $abung reaksi ? buah @ rak tabung

    1. >linipet "5 ul,?5 ul dan "55 ul

    :. $ips kuning

    . &iluents

    ?. $es *ell

    6. -ontrol reaktif 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    24/75

    • ANALI#I! 

    Cara !er+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. /iapkan ? buah tabung dalam rak 

    :. Ambil tabung serum sampel "5 ul @ "45 ul diluents pada kualitatif tadi yang volumenya

    tinggal "?5 ul (tabung "

    . si tabung ke+1 dengan 6 sebanyak 1? ul dan *ampur 

    ?. $ransfer dari tabung " ke tabung ke 1 sebanyak 1? ul dan *ampur 

    6. $ransfer lagi dari tabung 1 ke tabung : seterusnya hingga tabung ke+?

    D. $ambahkan masing+masing D? ul tes *ells dari tabung " sampai tabung ?

    2. nkubasi pada suhu ruangan ?+655-

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interprestasi Hasil 3

    • Positif (@ 0 terjadi aglutinasi

    •  'egative (+ 0 tidak terjadi aglutinasi

    :* Pemeriksaan "P" 1"api. Plasma "eagin

    • P"A ANALI#I! 

    )u.ul 0 pemeriksaan =P= (=apid Plasma =eagin

    Meto.e 0 semikuantitatif 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    25/75

    Prinsip 0 Adanya antibody =eagin (antibody non troponemadalam serum penderita akan

     bereaksi dengan antigen lipoid terdiri dari mikro partikel *har*oal (*arbon membentuk

     presipitasi.

    Alat .an Bahan 3

    a. /erum sampel

     b. 'a-l 5,4#

    *. /lide putih dengan D lingkaran (pakai 1 slide putih

    d. >linipet ?5ul

    e. $ips kuning

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. /iapkan slide putih

    :. Pipet 'a-l 5,4# sebanyak ?5ul dari lingkaran "+6

    . $ambahkan serum sebanyak ?5ul pada lingkaran "+D

    ?. -ampur isi lingkaran "a dan pindahkan ke lingkaran ke+1 dan seterusnya sampai

    lingkaran ke+6 sebanyak ?5ul

    6. $ambahkan reagen =P= pada masing+masing lingkaran sebanyak " tetes

    D. =otator selama L 2 menit,ba*a hasilnya

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    • =eaktif (positif @ jika terbentuk agregat besar ditengah dan dipinggir lingkaran.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    26/75

    • eak (positif L lemahjika agregatnya halus pada pinggir lingkaran

    •  'on reaktif(negative +jika tidak terbentuk agregat

    Penulisan hasil

    Amati lingkaran yang terjadi aglutinasi dengan memperhatikan titernya0

    Lingkaran #iter

    / ;

    2 <

    6 /4=

    9 /4/>

    : /462

    > /4>9

    ? /4/2=

    $ulis hasil dengan menentukan lingkaran paling akhir yang menunjukkan adanya aglutinasi.

    )'CA//AG'$> P'GA>$ GA'; B=>A$A'

    &';A' '>/ JA/A& ='> 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    27/75

    D(MAM "(MA#I! 

    A* IMUNA&&A' UN#U! M(LACA! "H(UMA#ID %AC#" 1"%

    a*tor rematoid (= petama kali ditemukan oleh olker ("45, dan =ose etal ("42,

    sebagai immunoglobulin dalam sera penderita dengan arthritis trematoid yang dapat

    mengaglutinasi sel darah merah domba yang di lapisi g; kelin*i.

    a*tor rematoid adalah suatu antibody (g;,atau gA yang ditunjukan terhadap g; (anti

    g;, dan berbentuk dalam stadia yang agak lanjut daroi penyakit arthritis rematoidK biasanya

    setelah penderita penyakit lebih dari stengah tahun.

    Pathogenesis dari penyakit arthritis rematoid, dan mekanisme pembentukan fa*torrematoid masih belum diketahui dengan tepat (masih merupakan hipotensis.

    Arthritis rematoid adalah suatu penyakit radang sendi yang di timbulkan oleh suatu

    kelainan pada proses regulasi imun (immune re#ulation yang kelainan imunopatologisnya

    disebabkan oleh kegagalan dalam koordinasi dari beberapa fungsi imunitas mediasi seluler (*ell

    mediated immunity terhadap suatu antigen di dalam sendi(intra+arthi*ular yang berasal dari

    luar. Antigen penyakit ini sampai sekarang belum diketahui dengan tepat, dan oleh karena itu

    sering di sebut antigen E.

    Akhir+akhir ini sering+sering dikemukakan bah3a ada hubungan yang positif, antara

    arthritis rematoid dan infeksi dengan virus pstein+Barr(B%. Antigen E yang masuk kedalam

    sendi akan diproses oleh beberapa sel imunokompeten dari sinovia sendi sehingga merangsang

     pembentukan anti bodi terhadap antigen E tersebut. Antibody yang dibentuk dalam beberapa

    sendi ini terutama dari kelas lg; 3alaupun kelas dari Ab yang lain juga terbentuk.

    Pada beberapa penderita dengan arthritis rematoid, se*ara geneti*, didapatkan adanya

    kelainan dari sel liimfosit $+/uppressor+nya sehingga tidak dapat menekan sel limposit $+Helper.

    &engan akibat timbulnya rangsangan yang berlebihan pada sel plasma sehingga terjadi pembentukan antibody yang berlebihan pula. &alam jangkka 3aktu yang lama hal ini akan

    menyebabkan gangguan glikosilsi lg; sehingga terbentuk lg; yang abnormal, dan menimbulkan

     pembentukan otoantibodi yang dikenal sebagai fa*tor rematoid (lg;,lgA, lg, lg), dan anti

    lg;lg; yang abnormal tersebu akan difagositosis oleh magrofag atau AP- yang lain. &idalam

  • 8/13/2019 HBs Ag

    28/75

    AP- ,lg; tersebut akan diproses namun pada orang normal tidak menimbulkan respon imun

    sebab bahan yang berasal dari tubuh sendiri tidak dapat membangkitkan molekul kostimulatoris

    BD pada permukaan AP- sehingga tidak dapat terikat pada molekul -&12. Pada penderita

    rematoid arthritis,oleh karena HFA+nya terjadi peningkatan kadar molekul kostimulatoris BD+"

    dan BD+1, sehingga dapat mengikat molekul -&+12 dan menimbulkan respon imun -& $h 1

    yang menghasilkan otoantibodi ,yaitu anti+lg; atau fa*tor rematoid.

    mumnya fa*tor rematoid baru terbentuk setelah penderita menderita penyakit lebih dari

    6 bulan , tetapi dapat pula terjadi lebih a3al atau sesudah 3aktu yang lama. &alam tahap

    selanjunya antibody tersebut (terutama lg; akan mengadakan ikatan dengan antigen E dalam

     bentuk kompleks imun lg;. >ompleks imun ya ng terjadi akan mengaktifkan komplomen dan

    menimbulkan kemotaksin yang menarik leukosit polimorfonukleat (P)' ke tempat

     proses.P)' ini akan menadakan fagositosis kompleks imun tersebut, dan mengalami kerusakan

    atau mati dengan akibat pengeluaran enim lysoim yang dapat merusak tulang ra3an sendi.

    Pengendapan kompleks imun disertai komplomen pada dinding sendi juga dapat

    menyebabkan kerusakan sendi. Beberapa peneliti melaporkan bah3a jaringan sinovia sendi (sel

    dendritik abnormal yang mengalami artrutis rematoid mengeluarkan enim *ollagenase dalam

     jumlah yang *ukup besar sehingga dapat menyebabkaan kerusakn tulang ra3an sendi yang tak

    dapat pulih lagi(irreversible.

    #(& LAB"A#"IUM

    /* U)I A& 1Anti &treptolisin

    • P"A ANALI#I!

  • 8/13/2019 HBs Ag

    29/75

    )u.ul 3 Ji A/C (A'ti /treptolisin C

    Meto.e 3 kualitatif 

    #u+uan 3 untuk mengetahui adanya antibody streptolisin dalam serum

    ip 3 partikel lateE polystyrene yan dilapisi streptolisin C sebagai antigen akan bereaksi se*ara imunologis

    dengan antibody anti streptolisin C yang terdapat dalam serum sampel. =eaksi ini ditunjukan

    dengan adanya aglutinasi dari partikel lateE.

    r #eori 3 sterpto*o*us adalah bakteri yang terdiri dari kokus gram positf yang berdiameter 5,? dalam bentuk

    rantai yang khas kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. /trepto*o**us bakteri ini

    menghasilkan at ekstraseluler dan enim+enim. Febih dari 15 ekstra seluler yang bersifat

    antigen dihasilkan oleh strepto*o**us golongan A (strepto*o**us pyogenes yang berhubungan

    dengan invasi lokal dan sistemik dan kehilangan pas*a sterpto*o*us disebabkan oleh reaksi+

    reaksi imunologi.

    at ekstra seluler terdiri dari streptolisin, hialuronidase streptokinase dan 'A dase. Mat+at yang paling

     penting8spesifik adalah streptolisin adalah enim hemoltik yang dibentuk oleh strepto*o**us grup

    A beta hemolyt*us yang terdiri dari C dan streptolisin /, /treptolisin C adalah suatu toksin yang

    terdiri protein dengan berat molekul 65.555 dalton aktif dalam suasana anaerob dan dalam

    tereduksi melisiskan sel darah merah dan dengan *epat tidak aktif bila teroksidasi. $oksin ini

    menyebabkan dibentuknya at anti streptolisin C (A/C, streptolisin / adalah suatu toksin yang

    mempunyai berat molekul 15.555 dalton, bersifat antigen lemah karena didalamnya hanya

    mengandung polipaptida dengan berat molekul 1,255 dalton.

    • Alat .an Bahan

    ". -entrifuge

    1. /lide test

    :. Pipet tetes

    . Batang pengaduk 

    ?. /erum

  • 8/13/2019 HBs Ag

    30/75

    6. =eagen lateE

    D. -ontrol positif 

    2. -ontrol negative

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. Ambil darah vena pasien kemudian buat serum dengan *ara putar pada sentrifuge dengan

    ke*epatan :555 rpm selama : menit

    :. Pada slide test yang telah diberi tanda masing+masing, teteskan *ontrol posotif, *ontrolnegatif dan serum

    . $anbahkan masing+masing reagen lateE

    ?. )asing+masing dihomogenkan dan ratakan sampai garis tanda seperti pada gambar

    diba3ah ini

    -ontrol (+ serum -ontrol (@

    FateE lateE lateEHomogenkan

    • PA&CA ANALI#I! 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    31/75

    Interpretasi Hasil 

    • Positif 0 terjadi aglutinasi

    •  'egative 0 tidak terjadi aglutinasi

    2* pemeriksaan "- 1"ematoi. %actor 4 "A 1"heumatoi. Arthritis

    • P"A ANALI#I! 

    )u.ul 3 pemeriksaan rematoid fa*tor 

    o.e 3 untuk mengetahui adanya = dalam serum yaitu immunoglobulin antibody yang dapat mengikat

    antibodi lainnya.

    nsip 3 antibody = (serum @ =eagen lateE (anti+antibodi N aglutinasi

    ar teori 3 rematoid fa*tor adalah immunoglobulin antibody yang dapat mengikat antibodi lainnya. Penyakit

    ini merupakan penyakit auto imun dan salah satu penyebabnya adalah rematoid arthritis, dimana

    sel $ supresor tidak menekan pembentukan antibodi dan terjadi glikolisasi (kerusakan struktur

    sehingga terbentuk antigen dan dan merespon antibodi baru sehingga terjadi pengendapan dan

     pengaktifan komponen dan kemudian meman*ing terjadinya enim dan merusak tulang.

    Penyakit ini adalah penyakit auto imun non organ spesifik karena kegagalan ototoleransi

    ditunjukan terhadap elemen jaringan tubuh.

    • Alat .an Bahan

    ". /lide

    1. >linipet

    :. $ips

    . /entrifuge

    ?. Batang pengaduk 

    6. /erum

    D. =eagen lateE

  • 8/13/2019 HBs Ag

    32/75

    2. -ontrol positf 

    4. -ontrol negatif

    • ANALI#I! 

    Cara !er+a

    ". /iapkan alat dan bahan

    1. &engan menggunakan klinipet pipet 5 ul dari tiap+tiap tabung pengen*eran kemudian

    teteskan pada slide dengan latar hitam

    :. $ambahkan masing+masing reagen lateE sama banyak 

    . Pada slide yang lain buat *ontrol positif dan *ontrol negatif sebagai pembanding dengan*ara

    /lide " *ontrol positif @ reagen lateE

    /lide 1 *ontrol negatif @ reagen lateE

    FateE lateE 18 (5 ul "82 (5 ul lateE

    "8"6 (5 ul "8:1 (5 ul?. -ampur dengan gerakan memurat beberapa detik hingga *ampuran tersebut menyebar

    keseluruh tubuh arah lingkaran

    6. Putar perlahan selama " menit dan amati aglutinasi yang terjadi

  • 8/13/2019 HBs Ag

    33/75

    • PA/- A'AF$> 

    nterpretasi Hasil

    • Positif 0 terjadi aglutinasi

    •  'egatif 0 tidak terjadi aglutinasi

    6* Pemeriksaan "% 1"ematoi. -actor 4 "A 1"heumatoi.

    • P"A ANALI#I! 

    )u.ul 3 pemeriksaan rematoid fa*tor

    Meto.e 3 kualitatif

    Prinsip 3 adanya reaksi antara rheumatoid fa*tor yang terdapat dalam serum penderita denga uman

    munoglobulin ; (g; yang dilapiskan pada partikel late$ polystyrene reaksi positif dilanjutkan

    dengan adanya aglutinasi pada partikel lateE.

    Alat Dan Bahan

    ". /lide

    1. Pipet tetes

    :. =A lateE

    . /erum

    ?. Batang pengaduk 

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan dugunakan

    1. Pipet pada tempat berbeda kedalam slide

  • 8/13/2019 HBs Ag

    34/75

    • /ampel serum " tetes

    • -ontrol positif " tetes

    • -ontrol negative " tetes

    :. $ambahkan masing+masing " tetes =A lateE

    . -ampur menggunakan batang pengaduk dan goyang+goyang selama 1 menit

    ?. Amati reaksi yang terjadi

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    • Positif 0 terjadi aglutinasi

    •  'egative 0 tidak terjadi aglutinasi

    9* Pemeriksaan "% 1"ematoi. %actor4 "A 1"heumatoi. Arthritis

    • P"A ANALI#I! 

    )u.ul 3 pemeriksaan rematoid fa*tor 

    Meto.e 3 semikuantitatif  

    Alat dan Bahan

    ". $abung reaksi

    1. =ak tabung

    :. Pipet tetes

    . Batang pengaduk 

    ?. >linipet "55 ul

    6. $ips kuning

  • 8/13/2019 HBs Ag

    35/75

    D. =A lateE

    2. Buffer ;lisine

    4. /erum

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a

    ". /iapkan alat dan bahan yang digunakan

    1. n*erkan buffer glisisne dengan aOuadest " 0 4

    :. /usun ? tabung reaksi dan isi masing+masing tabung dengan buffer glisine sebanyak "55

    ul

    . $abung kedua ditambahkan "55 ul, homogenkan lalau pindahkan "55 ul ketabung kedua

    homogenkan dan seterusnya sampai pada tabung kelima

    ?. Amati reaksi yang terjadi

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasilntuk mendapatkan konsentrasi =, >alikan titer dengan fa*tor konfersi yaitu 2 8ml.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    36/75

    H(PA#I#I&

    A* IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!I# IN%(!&I H(PA#I#I&

    Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati yang memberikan lemah

     badan, mual ,ken*ing, seperti air the disusul dengan mata dan badan menjadi kuning. $idak

    semua penyakit hepatitis mempunyai bentuk yang klasik seperti ini. Ada hepatitis yang tidaknyata (inapparent hepatitis, ada yang tanpa ikterik,ada bentuk yang jiank(beningdan ada yang

    ganas (fulminan. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus (penyebab terbanyak, bakteri

    (salmonella typhy, obat+obatan ra*un(hepatotoksikdan al*ohol.

    >ini telah dikenal beberapa virus penyebab peradangan hati yaitu 0 virus hepatitis A

    (%HA, %irus hepatitis B(%HB,virus hepatitis -(%H-,non A non B,virus hepatitis

    &(%H&,%irus hepatitis (%Hdan virus hepatitis ;(%H;.

    Hepatitis virus yang banyak dikenal oleh para klinisi adalah hepatitis A,B,dan - oleh

    karena itu akan dibahas lebih rin*i dari aspek serologi.

    a. %irus hepatitis A(%HA

  • 8/13/2019 HBs Ag

    37/75

  • 8/13/2019 HBs Ag

    38/75

    setelah timbulnya gejala penyakit, kemudian titer akan turun se*ara perlahan+lahan dan men*apai

    negative setelah minggu kedelapan ,dan diganti oleh lg; anti+HA%.

    Fg; anti+HA% mulai timbul setelah fase akut dari Hepatitis A le3at. $iternya umumnya

    meningkat dalam :+6 bulan setelah infeksi, dan men*apai pun*aknya "+1 bulan setelah timbulnya

    gejala penyakit. Antibody ini bertahan lama sampai bertahun+tahun, bahkan sampai seumur

    hidup.

    &ari segi diagnosti* adanya lg; anti+HA% tidak memegang peranan yang berartiuntuk

    menyatakan adanya penyakit yang akut, namun mempunyai arti yang penting sebagai petunjuk

    timbulnya kekebalan.

     b. %irus Hepatitis B

    Hepatitis virus B merupakan radang hati yang disebabkan oleh infeksi dengan virusHepatitis B(%HB atau HB% , yaitu suatu virus hepadna. )arka serologi* pertama ditemukan

     pada penduduk asli Australia oleh Blumberg dan ka3an+ka3an pada tahun "46? dan disebut

    sebagai !ustralian anti#en (Au Ag.

    Pada tahun "462, prin*e kemudian melaporkan adanya hepatitis B surfa*e antigen

    (HBsAg pada penderita serum hepatitis yang akhirnya dikenal sebagai virus hepatitis B yang

    identik dengan !ustralian anti#en. Ada beberapa ma*am subtype HBsAg yaitu0 ad3 ,ay3, adr

    dan ay yang amat penting untuk epidemologi penyakit. Hepatitis B masih merupakan masalah

    kesehatan masyarakat di ndonesia.

    Perubahan serologi pada %HB di mulai dengan timbulnya HBsAg 8 H beAg 8 HB%+&'A

    dalam darah8serum yang sering mendahului peningkatan aktvitas transaminase, kemudian

     berturut+turut disusul dengan timbulnya lg) anti HB* dan anti HBs. Perubahan biokimia3i

    maupun serologi* adanya infeksi %HB, umumnya akan kembali normal dalam 6 bulan.

    &ikatakan kronis bila perubahan biokimia3i dan serologi* menetap 6 bulan.

    • &truktur Antigen Virus Hepatitis B

    %irus Hepatitis B (%HB yang dikenal sebagai partikel &ane (diameter 1nm, termasuk

    dalam family Hepadana. %irus ini hanya dapat menimbulkan infeksi pada manusia dan

    -hampanse saja.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    39/75

    &alam darah individu yang terinfeksi dengan %HB terhadap partikel &ane dan dua buah

     partikel berbentuk lain, yang satu berbentuk tubular dan yang lain berbentuk bulat dengan

    diameter 11nm.

    Partikel &ane terdiri beberapa bagian yang amsing+masing memiliki antigenitas

    tersendiri.

    Bagian paling luar yang merupakan selubung dikenal sebagai Hepatitis " surface anti#en

    (H"a!#) Bagian sebelah dalamnya yang merupakan inti atau *ore dari virus mengandung

    hepatitis *ore antigen (HB*Ag, dan Hepatitis Be antigen (HBeAg, partially double stranded

     '!, '!polimerase ('!&p) dan suatu aktifitas polymerase.

    • Imunopatogenesis

    Penularan %HB dapat terjadi melalui 1 pola,yaitu pola verti*al dan pola horiontal. Pada pola vertival infeksi terjadi dari ibi hamil dengan HBsAg positif pada anak yang dilahirkannya

     pada saat persalinan (penularan perinatal.

    )asuknya %HB kedalam tubuh anak biasanya terjadi melalui abrasi kulit bayi akibat

    trauma kehamilan atau dapat juga melalui air ketuban yang masuk dalam mulut anak.

    Pada pola horiontal infeksi %HB dapat melalui luka dikulit atau selaput lender, misalnya

    melalui suntikan, trnsfusi darah, alat operasi ,tusuk jarum, pembuatan tattoo,tindik,luka pada

    selaput lender mulut, hidung, saluran pen*ernaan makanan bagian ba3ah ,mata atau genitalia

    (hubungan intim.

    %HB dapat ditemukan pada beberapa *airan tubuh seperti saliva, A/, *airan amnion,

    keringat,se*ret vagina dan air mata.

    /etelah %HB masuk ke dalam tubuh penderita yang tidak memiliki kekebalan terhadap

    %HB, poly&human serum albumin receptor (P!) yang terdapat pada permukaan HBsAg akan

    mengikat poly&human serum albumin (poly HS!) yang disebut oleh hepatosit. &alam tahap

    selanjutnya poly+HA/ yang sudah diikat oleh PA= dari %HB dari suatu kutubnya akan diikat

    oleh PA= yang terdapat dipermukaan hepatosit pada kutubnya yang lain. /etelah itu %HB masukke dalam sitosol dari hepatosit.

    &idalam sitosol dari hepatositt ,protein %HB yang diproduksi oleh sel hepatosit yang

    terinfeksi akan dipe*ah menjadi peptide yang akan diambil oleh reti*ulum endoplasma, yaitu

  • 8/13/2019 HBs Ag

    40/75

    tempat molekul )H- kelas " dibuat, dan mengikat serta mengangkut fragmen peptide tersebut

    ke permukaan hepatosit.

    Bila ada limposit $ -&2 yang le3at maka kompleks antigen+)H- kelas " akan dianggap

    oleh reseptor yang ada dipermukaan limposit -&2 dan menimbulkan signal pada sel limposit

    tersebut sehingga sel tersebut menjadi aktif, dan melepaskan sitokin yang dapat menghan*urkan

    seluruh sel yang terinfeksi beserta isinya. Beberapa sel hepatosit yang rusak tersebut akan

    melepaskan enimnya sehingga kadar /;C$,/;P$, bilirubin dan gamma+;$ dalam serum

    meningkat.

    aktu inkubasi %HB terentang antara 6 minggu sampai 6 bulan. Bila seseorang individu

    mengalami infeksi %HB maka ada tiga kemungkinan utama yang dapat terjadi, yaitu0

    • Hepatitis akut (15# dengan gejala hepataitis akut yang nyata dan 25# berjalan subklinis

    • Hepatitis menahun

    • Pengidap %HB sehat

    HBsAg biasanya positif selama beberapa gejala klinis dari penyakit masih ada, dan baru

    menghilang beberapa minggu ("+"1 minggu kemudian HBsAg yang menetap lebih dari 6 bulan

    merupakan petunjuk dari infeksi HB% yang menahun atau penderita akan menjadi %HB

    (*arrier  yang sehat.

    Pada orang de3asa sekitar "5# akan menjadi pengidap menahun,sebaiknya padagolongan anak,2?+4?# akan menjadi pengidap menahun. &ari pengidap %HB yang menahun,

    6D# akan berrkembang menjadi serosis hati,dan sebagian besar menjadi kanker hati.

    *. %irus Hepatitis -(%H-

    Hepatitis - adalah hepatitis viral yang disebabkan oleh virus Hepatitis - (vh*Nh*v, dan

    tergolong dalam kelompok hepatitis non+A ,non+B('A'B. Hepatitis viral inoi sering terjadi

    setelah transfuse darah atau pemberian komponen darah sehingga pada masa yang lalu hepatitis

    - ini disebut sebagai post transfusion !" hepatitis

  • 8/13/2019 HBs Ag

    41/75

    &ibeberapa daerah didapatkan hepatitis non+A non+B yang tidak mempunyai ri3ayat

    transfuse, dan disebut sebagai hepatitis sporadi* atauu ac*uired community. &ari penelitian

    selanjutnya ternyata 5+?5# dari penderita hepatitis ini menunjukkan antibody anti+H-% yang

     positif.

    Pada umunya hepatitis - member gejala klinis yang relative ringan bahkan sering tanpa

    gejala namun mempunyai ke*enderungan untuk menjadi menahun atau serosis hati yang lebih

     besar bila dibandingkan dengan hepatitis viral yang lain.

    • &tuktur Antigen Virus Hepatitis C

    %irus hepatitis - merupakan virus ='A dengan genom berantai tunggal, dengan polaritas

     positif, diameter :5+65nm, dan panjang sekitar "5kb. %-H merupakan virus yang peka terhadap

     pelarut organi* seeperti kloroform, terbungkus oleh envelop lipid dan termasuk dalam familyantara flavivirus dan pestivirus. ;enom %H- terdiri dari sekitar 4": nukleotida dan mengkode

    sekitar :5"5 asam amino.

    )enurut beberapa peneliti terdapat enam genotip strain %H-. &i ndonesia genotip yang sering

    dijumpai adalah subtype "b, dan subtype " baru yang tidak didapatkan di 'egara lain. ;enotipe

    %H- yang sering dijumpai di /urabaya adalah subtype "b, subtype " baru, 1a dan subtype baru

    dari tipe :.

    ;enom %H- terdiri dari : bagian utama sebagai berikut 0

    ". =egion non+*oding ,terdiri dari :5 nukleotida dan belum banyak diketahui funggsinya,

    1. =egion stru*tural, terdiri dari region nukleokapsid atau *ore (*, dan region

    envelope(surfa*eNs,dan

    :. =egion non stru*tural ('/, terdiri dari '/ "+'/? dan sebagian fungsi '/ 1+'/? tiddak

    diketahui.

    • Imunopatogenesis

    )asa inkubasi dari Hepatitis - berkisar antara 1+15 minggu dengan pun*aknya antara 6+

    "1 minggu dan rerata sekitar D+2 minggu.

    =espon imun yang terjadi setelKah masuknya %H- kedalam hepatosit, sama dengan

    respons imun penyakit yang lain, yaitu respons imun terhadap jasad renik intraseluler dalam

    sitosol dari sel yang terinfeksi. Antigen dari virus yang dibuat di dalam sitosol hepatosit akan

  • 8/13/2019 HBs Ag

    42/75

    merangsang )H- kelas " untuk membuat polipeptida yang mengangkut antigen tersebut ke

     permukaan sel untukdiikat oleh reseptor ddari limposit $ -&2 sehingga sel ini teraktivasi.

    Fimposit $-&2 yang teraktivitas tersebut akan mengeluarkan sitokin yang

    menghan*urkan sel hepar, dan virus yang berada didepannya. Akibatnya akan terjadi

     peningkatan kadar AF$ dalam serum penderita yang sering kali disertai oleh viremia. Beberapa

    menduga bah3a %H- dapat merusak sel hati se*ara lansung (directly cytopathic sebab ada

    kaitan antara beratnya kerusakan sel hati dengan banyaknya virus.

    Pola fluktuasi AF$ serum pada hepatitis - khas periode peningkatan AF$ di selingi oleh

     periode AF$ yang normal atau mendekati normal. %H- atau beberapa bagian virus yang berada

    ekstraseluler dapat ditangkap oleh beberapa reseptor pada permukaan limfosit B, dimasukan

    kedalam vokuol, dan diproses, lalu dipaparkan pada permukaan limfosit B dan ditangkap oleh

    reseptor limfosit $ -& $h1. /el -& $h1 yang teraktivitasi akan mengalami transformasi blas

    menjadi sel plasma yang mensekresi antibody spesifik terhadap antigen %H-. /erenkonversi sel

     plasma yang mensekresi antibody spesifik terhadap antigen %H-. /erekonversi biasanya terjadi

    ""+"1 minggu setelah infeksi, behkan dengan uji anti+H-% generasi , antibody tersebut dapat

    dila*ak D+2 minggu setelah infeksi. 'amun pada beberapa kasus, antibody tersebut baru timbul

    setelah infeksi berjalan setelah 6+"1 bulan.

    Antibody pertama yang biasa timbul adalah antibody terhadap core, dan biasanya dapat

    dila*ak sesaat sebelum atau bersamaan dengan peningkatan AF$ serum.

    Antibody terhadap '/ : biasanya timbul bersamaan atau sesaat setelah antibodi terhadap

     protein core, namun kadang kala (anti+-::* dapat juga timbul sebelum anti&core, dapatdideteks.

    Anti Q- "55+: ('/ baru timbul "5+"? minggu setelah peninghktan AF$. Hepatitis

    -dikatakan menjadi menahun bila kenaikan kadar AF$ serum dan anti+H-% positif terjadi lebih

    dari 6 bulan atau " tahunR

    a*tor yang berperan dalam perubahan hepatitis - akut menuju menahun yaitu tingginya

    kadar AF$, sifat polifaksin, usia lanjut dan gangguan imunologis.

    • #(& LAB"A#"IUM

    /* Pemeriksaan HbsAg

  • 8/13/2019 HBs Ag

    43/75

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan HbAg =apid test

    )etode 0 imunokromatografi

    $ujuan 0 untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam serum penderita

    Prinsip 0 imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada bantalan sampel

     bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs (antibodi. -ampuran ini

    selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran untuk berikatan dengan antibody spesifik.

    Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan garis 3arna.

    &asar teori 0 HBsAg merupakan suatu tahap se*ara kualitatif yang menggunakan serum atau

     plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane

    yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan,sampel serum atau plasma bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi,

    *ampuran tersebut akan meresap sepanjang membrane kromatografi dengan anti HBsAg, anti

     pada membrane dan menghasilkan suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan

    garis yang ber3arna pada daerah test menunjukan hasil yang negatif.

    • Alat dan Bahan

    ". $abung reaksi

    1. /erum

    :. /trip HBsAg atau strip A-C'

    • ANALI#I! 

    -ara kerja

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan1. /iapkan serum dalam tabung reaksi

    :. >eluarkan strip HBsAg dari kemasannya

    . -elupkan kedalam seru, biarkan selama "? menit

  • 8/13/2019 HBs Ag

    44/75

    ?. Amati hasil test yang terjadi

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    • Positif (@ 0 terdapat 1 garis pada daerah *ontrol dan test

    • nvalid 0 tidak terjadi garis merah pada *ontrol test

    •  'egatif (+ 0 terdapat satu garis pada kontrol

     'egatif ( + posotf (@ invalif 

    HB/A;

    $

    2* P(M("I!&AAN AN#I HCV

  • 8/13/2019 HBs Ag

    45/75

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 Pemeriksaan anti H-%

    )etode 0 munokromatografi

    $ujuan 0 ntuk mengetahui adanya virus hepatitis - dalam serum&asar teori 0 $es human anti H-% lg; antibody dikembangkan untuk mendeteksi sirkulasi anti

    H-% lg; antibody dinyatakan sebagai petunjuk infeksi hepatitis - virus, tes ini berdasarkan

     prinsip yang menggunakan rekombinan H-% protein sebagai viral antigen. Pada langkah

     pertama anti H-% lg; dalam spe*imen bila ada akan terikat pada protein rekombinKan H-%

    yang dilabel pada permukaan sumur mi*rotitir.

    /etelah inkubasi bagian spe*imen yang tidak terikat akan dipisahkan melalui pen*u*ian,

     pada pen*u*ian ke dua anti human lg; konjugat ditambahkan akan mengikat antibody spesifik

    manusia anti H-% lg; pada permukaan sumur akan membentuk sand3i*h *ompleE.

    Alat dan bahan 0

    ". Pipet tetes

    1. /trip Anti H-%

    :. $abung reaksi

    . /erum sampel

    ?. =eagen H-% 8 buffer H-%

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. $empatkan kemasan strip pada temperature ruangan sebelum diba*a

    :. /iapkan serum dalam tabung reaksi kemudian diambil kurang lebih satu tetes serum, lalu

    masukan strip H-% setelah itu masukan buffer H-% kurang lebih 1 tetes.

    . $unggu sampai mun*ul garis merah pada strip

  • 8/13/2019 HBs Ag

    46/75

    • PA&CA ANALI#I! 

    nterpretasi Hasil 0

    • (@ 0 terdapat 1 garis pada daerah *ontrol dan tes

    • (+ 0 terbentuk satu garis pada daerah *ontrol

    • nvalid 0 tidak terdapat garis pada daerah *ontrol dan tes

    6* P(M("I!&AAN AN#I HBs

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan anti HBs

    )etode 0 imunokromatografi

    $ujuan 0 untuk mengetahui adanya antibody dalam serum.

    Prinsip 0 serum diteteskan kedalam 3adah dan reaksi yang terjadi akan memberikan hasil dengan

    tanda garis

    &asar teori 0 viral hepatitis adalah penyakit infeksi yang umumnya seing disebabkan oleh virus

    hepatitis B (HB% yang menjangkit hampir ?# dari populasi dunia dengan beberapa variasi

    setempat, penyakit ini dapat timbul tanpa gejala, akut(dengan kasus berat dan kematian atau

    hepatitis kronik yang akan memburuk ke erisis dan atau hepato*alullar *ar*inoma dan kematian.

    Penyakit ini biasanya ditularkan melalui pertikaran *airan tubuh antara seseorang yang sehat

    dengan orang yang sakit.

    Alat .an Bahan 3

    ". /trip anti HBs

    1. $abung reaksi

    :. $ips

    . $issue

    ?. /erum

  • 8/13/2019 HBs Ag

    47/75

    • ANALI#I! 

    -ara kerja 0

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. &arah di*entrifuge dengan ke*epatan :555 rpm selama "5 menit

    :. Buka strip anti HBs dari kemasannya

    . -elupka strip tersebut kedalam tabung yang berisi serum

    ?. Biarkan selama "? menit , angkat dan ba*a hasilnya

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil 3

    • (@ 0 terdapat 1 garis pada daerah *ontrol dan tes

    • (+ 0 hanya terdapat " garis pada daerah *ontrol

    • nvalid 0 tidak terdapat garis pada daerah *ontrol dan tes

    9* P(M("I!&AAN AN#I HAV

    • P"A ANALI#I! 

    )etode 0 manual 8 semi autometik dan autometik 

    Prinsip 0 enim immunoassay yang berdasarkan pada prinsip pengikatan antibody untuk

    mendeteksi antibody virus hepatitis A

    Alat .an Bahan 3

    • Alat

    a. -ara manual8 semi autometik 

    ". =ak dan tabung reaksi yang dilengkapi adhesive foil

  • 8/13/2019 HBs Ag

    48/75

    1. nstrument *obas A 0 in*ubato, 3asher , fotometer (S ?5 nm

    :. Pipet volumetri*

    . &ispenser mani*+manik.

     b. -ara autometik

    ". nstrument *obas *orer 

    1. =ak dan tabung mikro

    :. $abung volumetri*

    • Bahan

    ". /ampel 0 serum8plasma ?55 ul

    1. )anik+manik dengan kompleks anti+HA% dan HA% antigen

    :. >onyugat anti HA%

    . -ontrol negative

    ?. -ontrol positif 

    6. Farutan pengen*er 

    D. Asam sulfat ?#

    2. AOuadest

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a3

    a* Cara manual4semi automatic

  • 8/13/2019 HBs Ag

    49/75

    ". /iapkan empat tabung reaksi masing+masing reagen blanko (=B,negetif *ontrol

    ('-,positif *ontrol (P-, dan sampel (/.)asing+masing diberi label.

    1. Pada tabung '-,P-,dan / masing+masing diisi samel sebanyak ?5ul.

    :. >emudian tambahkan konyugat anti HA% sebanyak 1? ul pada ketiga tabung tadi

    . $ambahkan pengen*er sebanyak 1?5 ul pada tabung '-, P-, dan /. serta tambahkan

    manik+manik masing+masing "ul

    ?. $utplah tabung dengan seld adhesive foil dan inkubasi selama "? menit pada suhu :D5-

    dengan pengo*okan permanen (hindari dari sinar terang. >emudian di*u*i dengan

    aOuadest (washer %+!)

    6. >emudian tambahkan konyugat anti HA% sebanyak 1?5ul kedalam ketiga tabung

    tersebut.

    D. $utup kemudian inkubasi selama :5 menit pada suhu :D5- kemudian di*u*i lagi dengan

    washer %+!

    2. $ambahkan larutan kerja $B) kedalam tabung =B ,'-, P-, dan / sebanyak 1?5ul.

    4. $ambahkan sebanyak "ul asam sulfat ?# kedalam masing+masing tabung kemudian ba*a

    fotometer dengan S ?5 nm.

    b* Cara autometik 

    ". )asukkan ?55 ul serum penderita kedalam tabung mikro.

    1. Fetakkan tabung mikro pada tempatnya di *obas *ore.

    :. $ekan tombol anti HA% -obas -ore (jalankan sesuai prosedur.

    . Hasil se*ara autometik,berupa lembar print out.

    • PA&CA ANALI#I! 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    50/75

    Interpretasi Hasil

    /ampel dengan absorbansi diba3ah gray one (nilai *ut off+"5#dinyatakan sebagai

    negative. /ampel didaerah gray one , tes harus diulangi, tanda @8+ akan ter*etak dikertas. Hasil

    diatas gray one dinyatakan positif 

    HIV 4 AID&

    A* IMUNA&&A' UN#U! P(N'A!I# IN%(!&I 4 AID&

    H% adalah singkatan dari Human +mmunodeficiency irus yang dapat penyebab A&/

    dengan *ara menyerang sel darah putih yang bersama sel -& sehingga dapat nerusak system

    kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit

    3alaupun yang sangat ringan sekalipun. 

    %irus H% menyerang sel -& dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus

    H% baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. /el darah putih sangat

    diperlukan untuk system kekebalan tubuh. $ampa kekebalan tunuh maka ketika diserang

     penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. &ampaknya adalah kita dapat meninggal

    dunia terkena pilek biasa.

    stilah H% telah digunakan sejak "426 (*offin et al.,"426 sebagai nama untuk retrovirus

    yan diususlkan pertama kali sebagai penyebab A&/ oleh Fu* )ontegnier dari Pran*is, yang

    a3alnya menamakannya FA% (Fymphadenopathy Asso*iated %irus adan oleh =obert ;allodari A/, yang a3alnya menamakannya H$F%+ ( Human $ Fymphotropi* %irus $ype .

    A&/ adalah singkatan dari A*Ouired mmune &efi*ien*y /yndrome yang merupakan

    dampak atau efek dari perkembangbiakan virus hiv dalam tubuh mahluk hidup. %irus H%

    membuuhkan 3aktu untuk menyebabkan sindrom A&/ yang mematikan dan sangat berbahaya.

    Penyakit A&/ disebabkan oleh melemah atau menghilangnya system kekebalan tubuh yang

    tadinya dimiliki karena sel darah putih yang banyak dirusak oleh %irus H%.

    >etika kita terkena %irus H% kita tidak langsung terkena A&/. ntuk menjadi A&/

    dibutuhkan 3aktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi A&/ yang mematikan.

    /eseprang dapat menjadi H% positf. /aat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dpat

    menyembuhkan manusia dari %irus H% penyebab penyakit A&/.

    H% adalah anggota dari genus Fentivirus, bagian dari keluarga retrovididae yang ditandai

    dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel host a3al yang

  • 8/13/2019 HBs Ag

    51/75

    mengelilingi sebuah pusat protein8='A. &ua spesies H% menginfeksi manusia0 H%+" dan

    H%+1. H%+" adalah yang lebih9virulen9 dan lebih mudah menular dan merupakan sumber dari

    kebanyakan infeksi H% di seluruh dunia. H%+" telah berevolusi dari sebuah simian

    immunodefi*ien*y virus (/%*p yang ditemukan dalam sub+spesies simpanse, pan troglodyte.

    H%+" memiliki : kelompok atau grup yang telah berhasil didentifikasi berdasarkan perbedaan

     pada envelope+nya yaitu ),' dan C. >elompok ) yang paling besar prevalensinya dan dibagi

    ke dalam 2 sub type berdasarkan seluruh genumnya, yang masing+masing berbeda se*ara

    geografis. /ub type yang paling besar prevalensinya adalah sub type B (banyak ditemukan di

    Asia dan Afrika, type sub A dan & (banyak di temukan di Afrika dan - (banyak ditemukan di

    Afrika dan Asia. /ub type ini merupakan bagian dari kelompok ) dari H%+". >oinfeksi

    dengan sub type yang berbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan(-=s.

    /edangkan H%+1 kebanyakan masih terkurung di Afrika Barat. >edua spesies bera3al di Afrika

    Barat dan $engah berpindah dari spesies primate ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal

    sebagai oonosis.

    Aspek Virologi AID& 3

    • &i-at @irus HIV,/

    ". ='A %=/

    1. $ermasuk kelompok retroviridae

    :. $erdapat 1 jenis 0 H% " dan H%

    . -ore berbentuk silindris

    ?. )emiliki envelop

    6. )emiliki enim reverse $rans*riptase, enim+ntegrase, protease dan ='Aase.

    D. )emiliki /embilan ma*am gen dan tiga regulatory gen

    • &i-at @irus HIV,2

    ". Peka terhadap jalan lahir atau Fuka Fe*et.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    52/75

    1. )usnah pada pemaanasan ?65- selama "5+15 menit, sedangkan Fyophilied virus

    musnah pada 655- (:5 menit, musnah dengan *epat pada "555-.

    :. -epat mati dengan desinfektansia al*ohol, fenol, iodium, *hlorin.

    . $idak dapat menembus kulit yang utuh

    ?. -epat mati dengan desinfektansia, al*ohol, phenol, iodium, *hlorin dan lain+lain.

    6. )usnah dengan *epat pada "555-.

    D. $ak dapat menembus kulit yang utuh

    2. $ahan lama dalam suhu kamar sampai beberapa hari dalam kedalam basah atau kering

    4. )asa inkubasi dapat mulai dari 6 bulan sampai lebih 6 tahun.

    #(& LAB"A#"IUM

    /* Pemeriksaan HIV

    • P"A ANALI#I! 

    )u.ul 3 pemeriksaan H%

    Meto.e 3 munokromatografi

    tuk )engetahui Adanya Human muno &efisiensi %irusnpada /erum Pasien

    tra rapid test devi*e (serum8plasma adalah bersifat kualitatif selaputnya memiliki kekebalan dengan system

    antigen ganda untuk mendeteksi antibody terhadap antibody H% dalam serum atau plasma

    i 0 H% adalah agen penyebab a*Ouired immunedefisien*y syndrome (A&/ virus ini berkembang le3at

    lapisan luar lipid yang diba3ah dari membrane sel inang. Beberapa virus gliko protein menepati

    lapisan luar tersebut, setiap virus memiliki 1 salinan anti positif genomi* ='A. H% " terisolasi

    dari pasien denan A&/ dan A&/ hubungan kompleks dan dari orang sehat potensi resiko yangtinggi untuk mengembangkan A&/. H% 1 terisolasi dari pasien+pasien A&/ di afrika barat

    dan dari individu+individu yang tidak memiliki gejala sero positif. >eduanya H% " dan H% 1

    mndatangkan suatu respon kekebalan. Pemeriksaan antibody H% dalam serum atau plasma

    merupakan *ara yang umum yang lebih efisien untuk menentukan apakah seseorang tak

    terlindungi dari H% fan melindungi darah dan elemen+elemen yang dihasilkan darah untuk H%.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    53/75

    Perbedaan dalam sifat+sifat biologis,aktifitas serologis, dan deretan genom, H% " dan 1 positif

    sera dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes serologis dasar H%.

    ahan 0

    ". Pipet tetes

    1. /trip H%

    :. $abung reaksi

    . /erum

    ?. =eagen H%8Buffer H%

    • ANALI#I! 

    Cara !er+a

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. Pindahkan tes devi*e dari kantung pembungkus dan gunakan sesegera mungkin. Hasil

    terbaik akan didapatkan jika pengujiannya dikerjakan dalam satu jam

    :. $empatkan tes devi*e pada permukaan yan bersih dan bermutu atau permukaan yang

    tinggi

    . Pegeng penetes se*ara partikel teteskan " tetes serum8plasma (sekitar 1? ul, kemudian

    tanbahkan satu tetes larutan beffer sekitar 5 ul.

    ?. $unggu sampai garis merah terlihat. Hasil akan terba*a dalam "5 menit.

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    ntesitas dari 3arna merah garis daerah test ($ akan berubah tergantung dari konsentrasi

    antibody H% yang ada pada sampel. Cleh kTarena itu adanya beberapa bayangan merah

    didaerah test dapat diperiksa positif.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    54/75

    2* Pemeriksaan HIV 1 Human Immunodeficiency Virus)

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan H%)etode 0 F/A ( %nzim&-inked +mmunosorbent !ssay

    $ujuan 0 untuk mela*ak antigen gp 1.

    ndikasi pemeriksaan.

    a. &iagnosis dini infeksi H% pada neonates, dan orang yang seronegatif tetapi amat

    di*urigai terinfeksi H%.

     b. )enentukan orang yang seropositif tetapi asimptomatik.

    *. )emantau hasil pengebotan dengan antivirus.

    asar uji F/A+Ag H% adalah double antibody sandwich anti#lobulin (indirect sandwich) F/A.

    a. /ampel

     b. Butiran polisteren yang dilapisi g; anti+H% manusia

    *. g; anti+H% poliklonal dari kelin*i

    d. .oat antrabbit g; berlabel horse&radish pero$idase

    e. PB/+$

    f. C+ phenylenediamine dihydrochloride

     # Sulfuric acid

    h. >linipet dan tipsnya

    i. n*ubator  

     j. $imer 

    • ANALI#I! 

  • 8/13/2019 HBs Ag

    55/75

    Prosedur kerja

    ". /ampel (155 ul di*ampur dengan butiran polisteren yang dilapisi g; anti+H% manusia,

    dan diinkubasikan selama semalam pada suhu ruangan.

    1. /etelah tahap pen*u*ian, ditambahkan g; anti+H% poliklonal dari kelin*i, dan

    diinkubasi selama jam pada suhu 5 -.

    :. /etelah di*u*i, untuk memisahkan bagian yang terikat dari yang bebas, di tambahkan

     #oat antirabbit  g; berlabel horse&radish pero$idase, dan diinkubasi selama 1 jam pada

    suhu 15 -.

    /etelah itu , beats di*u*i dengan PB/+$

    . /elanjutnya ditambahkan subtra*t O&phenylenediamine dihydrochloride, dan

    diinkubasikan selama :5 menit pada suhu ruangan. =eaksi dihentikan dengan

     penambahan " ) sulfuric acid

    ?. Pemba*aan dilakukan dengan microF/A reader pada ".41 nm*

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil

    >adar antigen dalam sampel ditentukan dengan mengeluarkan absorban padakurva baku yang

    dibuat dari berbagai serum standar yang mengandung antigen gp 1dengan konsentrasi yang

    diketahui

    Catatan

    • !elemahan tes

    $es ini tidak mampu untuk menentukan antigen bila terdapat titer antibodi terhadap p 1 yang

    tinggi sehingga membentuk kompleks imun.

    • !arakteristik tes

    )enurut s*ho*hetman ("445, daya la*ak uji F/A+Ag H% terentang antara ?5+"55pg8ml

    antigen p 1 yang bebas (tak terikat Ab.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    56/75

    &)A) B=&A=AH&';

    C* IMUNA&&A' UN#U! D(MAM B("DA"AH D(N$U(1DBD

    &emam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan yang penting di ndonesia,

    sebab prevalensinya maupun angka kematiannya tergolong tinggi.

    Penyakit ini disebabkan oleh virus den#ue yang termasuk virus Arbo.

    )anifestasi klinis dari penyakit in amat bervariasi, mulai dari penyakit yang paling

    ringan , demam dengue (& ,demam berdarah dengue (&H, dan den#ue shock syndrome 

    (&//.

    Beratnya manisfestasi klinis dari penyakit dengue dipengaruhi baik fa*tor hostnya seperti

    ras, HFA, usia, dan sekresi sitokin dari monosit, dan sel $, maupun oleh fa*tor variasi.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    57/75

    Peningkatan F+6 sejalan dengan peningkatan beratnya penyakit pada penderita anak, dan

    de3asa, sedangkan peningkatan titer F+" U sejalan dengan beratnya penyakit pada orang de3asa

    saja.

    %irus den#ue ditularkan melalui gigitan nyamuk A. aegypt atau A. albopi*tus yang

    mengandung virus den#ue

    &alam rangka pemberantasan penyakit, di samping pemberantasan vektornya, perlu

    dilakukan pen*arian kasus. ntuk keperrluan pen*arian kasus ini diperlukan sarana diagnosti*

    yang andal,dan praktis.

    Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi klinis 3alaupun dapat memberi pengarahan

    dalam menentukan diagnosis klinis, namun penggunaan sarana seroimunodiagnostik akan

    memberikan andil dalam menentukan diagnosis pasti dari penyakit.

    &truktur Antigen Virus Dengue

    %irus dengue tergolong virus Arbo,dan termasuk dalam family virus lavi bersama+sama

    dengan virus japanase en*ephalitis.

    %irus dengue terdiri dari serotipe, yaitu &'+",&'+1, &'+:, dan &'+. /truktur

    antigen dari ke+ serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibody terhadap

    masing+masing serotype tidak dapat saling memberikan perlindungan silang.

    /erotype &'+1 lebih sering menyebabkan &H, dan &// sedangkan &'+: biasanya

    memberikan gejF klinis yang ringan (& dibeberapa 'egara Amerika sebaiknya di Jakarta

    diduga serotype &'+: lebih berperan dalam terjadinya &H.

    %irus dengue mempunyai ukuran yang amat ke*il ,diametnya sekitar ?5 nm. /truktur

    morfologinya relative sederhana ,terdiri dari beberapa protein pada selubung luarnya, protein

    -, dan ) pada selubung dalamnya (kapsid,dan ='A untai tunggal pada genomnya. Beberapa

     protein se*ara biologis penting karena dapat bertindak sebagai hemalugtinin ataupun dapat juga

    mengaktifkan sel limposit $ sehingga menghasilkan sitokin, dan menyebabkan sitolisis dari sel

    target atau merangsang sel limposit B untuk menjadi sel plasma, dan memproduksi antibody.

    ='A genome dikode untuk : protein stru*tural ,yaitu 0

    ". >apsid (-

    1. )embrane (),dan

    :. D protein nonstru*tural ,yaitu '/ ",'/ 1a, '/ 1b, '/:, '/ a, '/ b, dan '/ ?

  • 8/13/2019 HBs Ag

    58/75

    Immunopatogenesis Demam Dengue

    $arget utama dari virus dengueadalah beberapa sel monosit atau makrofag. alaupun

     beberapa sel yang lain seperti sel >upffer dari hepar dapat juga terkena.

    &iduga bah3a kebo*oran kapiler pada &H disebabkan oleh pelepasan sitokin (F+U, dan

    $'+ V serta plasmino#en activar inhibitor  oleh monosit (-hang dan /haio,"44K

    yngkaran,"44?, dan pelepasan F+1,'+W serta $'+U oleh limposit $ yang teraktivitas oleh

    infeksi virus tersebut (>urane let al., "424, dan =othman et al.,"44:.

    nfeksi dengan virus dengue akan merangsang beberapa sel imunokompeten untuk

    memproduksi antibody.

    Antibody terhadap virus dengue dapat dibagi menjadi 1 kelompok0

    /* Neutraliing antibo.8 serot8pe,speci-ic .an crossreacti@e*

    Antibody pertama yang dibentuk adalah neutraliing antibody yang dimulai sejak hari

    kelima dari penyakit.

    $iter antibody ini mengikat amat *epat, lalu menurun se*ara lambat dalam 3aktu yang lama, dan

     biasanya bertahan seumur hidup.

     'eutraliing antibody ini merupakan antibody yang spessifik.

    2* Non,neutraliing antibo.8

    &i samping neutraliing antibody dibentuk juga antibody yang tidak dapat menetralkan

    atau non+neutraliing antibody.

    Anti+'/+" atau Pre+) pada sel limposit $ sitotoksis mengikat antigen dalam sel target, dan

    menyebabkan sitolisis sel target yang tergantung pada adanya antibody (A&--N antibody

    dependent cell cytolysis)

    nfeksin sekunder pada penderita yang telah mempunyai non+neutraliing antibody akan

    membangkitkan iimunisasi booster, dan menyebabkan peningkatan kadar abtibody yang amat

    tinggi.

    Anti,N& /1serot8pe crossreacti@e

    Antibody ini akan berkaitan dengan virus yang memaparkan antigen dengue pada

     permukaannya, dan membentuk kompleks virus+antibody yang akan mengktifkan komplemen,

  • 8/13/2019 HBs Ag

    59/75

    sehingga menimbulkan sitolisis (-)-N *omplement mediated *ytolysis, dan mengeluarkan -

    :a ,dan - ?a yang mengakibatkan kebo*oran vaskuler ,merangsang agregasi trombosit,dan

    mengaktivasi proses koagulasi dengan segala akibatnya seperti renjatan(&H atau &// atau

    &-.

    Bayi kurang dari satu tahun(neonates dapat menderita demam berdarah dengue, dan

    sindroma renjatan dengue, 3alaupun infeksi baru pertama kali terjadi. Hal ini disebabkan oleh

    karena bayi tersebut telah mempunyai antibody dalam darahnya yang didapatkan se*ara pasif

    dari ibunya melalui plasenta.

    )enurut ;uman ("42D infeksi primer dengan virus dengue pada anak usia "+: tahun

    tidak menimbulkan &H tau &// di -uba. Antibody yang terikat pada partikel virus akan diikat

    oleh reseptor *y sel target , dan menyebabkan peningkatan infeksi yang tergantung pada

    antibody (A&N antibody dependent enchancement . Akibatnya produksi sitokin dari sel target

    meningkat, dan menyebabkan terjadinya &H dan &//.

    Pada infeksi virus dengue primer, titer antibody meningkat perlahan+lahan, dan men*apai

    suatu tingkatan dengan pola tertentu.

    /ebaliknya pada infeksi sekunder dengan virus tersebut, antibody meningkat *epat

    men*apai suatu titer yang amat tinggi, dan pada kondisi biasanya terjadi reaksi dengan berbagai

    antigen virus flavi. $iter antibody yang biasanya hanya dijumpai pada sera penderita yang

    mendapat infeksi sekunder.

    /eperti halnya pada infeksi jasad renik yang lain, maka pada infeksi primer dengan virus

    dengue kadar lg) akan meningkat lebih dahulu, dan men*apai kadar yang lebih tinggi daripada

    lg).

    /ebaliknya pada infeksi sekunder, lg; akan timbul lebih *epat, dan dalam kadar yang

    lebih tinggi daripada lg;.

    )enurut beberapa peneliti,lg) anti+dengue dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk

    konfirmasi demam berdarah dengue terutama pada beberapa kasus fatal yang hanya mungkin

     bias diperoleh serum tunggal untuk pemeriksaan. )enurut /amsi titer lg; anti+dengue"125

    dengan *ara emagglutibation inhibition test(H timbul lebih *epat dengan kadar yang lebih

    tinggi daripada lg), sesuai dengan reaksi sekunder.sebaiknya titer lg; anti+dengue(tes H!65

    timbulnya lebih lambat,dan dalam kadar lebih rendah daripada lg), lebih sesuai dengan reaksi

     primer.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    60/75

    #(& LAB"A#"IUM

    /* P(M("I!&AAN D(N$U(

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan dengue

    )etode 0 munokromatografi

    $ujuan 0 untuk mengetahui adanya virus &engue dalam tubuh

    Prinsip 0 bilas antibody lg) dan lg; dari virus dengue dalam sampel akan ditemukan se*ara

    spesifik oleh antibody anti human lg) dan lg; yang terikat pada membrane netro selulosa

    sebagai fase padat, kemudian berikatan dengan anti dengue yang telah membentuk kompleks

    dengan gold babelled anti dengue monokorald antibody dan member 3arba pink pada garis test.

    Alat .an bahan 3

    ". $abung reaksi

    1. $ees a*on

    :. /erum

    • ANALI#I! 

    Cara ker+a 3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    1. $eteskan serum atau plasma pada strip a*on sebanyak "5 tetes

    :. $ambahkan larutan buffer sebanyak : tetes

    . Ba*a hasil setelah ?+"? menit

  • 8/13/2019 HBs Ag

    61/75

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil 3

    • Positif (@ 0 terrdapat1 garis 3arna pada daerah *ontrol dan test

    •  'egative (+ 0 hanya terbentuk satu garus pada daerah *ontrol

    • nvalid 0 tidak terbentuk garis 3arna

    Pembacaan Hasil 3

    M M M M

    $ $ $ $

    C C C C

    &engue primer &engue sekunder &engue sekunder 'egative(infeksi primer (infeksi /ekunder diduga8tersangka

    ) ) ) ); ; ; ;- - - -

    >eterangan 0• ;aris ) N lg)• ;aris ; N lg;

    • ;aris - N *ontrol

    • &inyatakan Batal bila tidak tampak garis *ontrol

  • 8/13/2019 HBs Ag

    62/75

     'A=>CBAA* IMUNA&&A' UN#U! P(M("I!&AAN NA"!BA

     'arkoba atau 'arkotika dan obat terlarang lainnya, saat ini penggunaannya menjadi masalah

    medis, hokum, so*ial dan ekonomi di 'egara maju maupun 'egara berkembang.Penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat )enurut = 'omor ?

    $ahun "44D yang termasuk kelompok Psikotropika adalah Amfetamin dan derivatnya yaitu )A

    ()ethamfetamin dan )&)A ()ethylene+&ioEyy+)eth+Amvetamin. F/& ( Fysergi* A*id

    &iethylamide, obat tidur, anti depresi dan anti psikosis.

  • 8/13/2019 HBs Ag

    63/75

    &alam = 'omor 11 tahun "44D,'arkotika meliputi golongan Cpiat()orfin,

    Heroin,golongan >anabis(;anja, )arijuana, Hahis dan golongan koka(>okain8-oke8-ra*k.

    Heroin (&ia*etyl )orphine atau putau adalah analgesi* dan narkotik golongan ", biasanya

    digunakan dengan *ara suntikan,dihirup atau melalui oral.

    ;anja atau )arijuana8Hashis yang metabolitnya dalam urin sebagai $H- ($etra Hidro

    -annabinol atau ""+nor+X+ tetrahydro*annabinol+4+*arboEyli* a*id (asam karboksilat yang

     berkonjugasi yang berkonjugasi dengan asam ;lukoronat, merupakan jenis narkoba dari

    kelompok halusinogeen dan narkoba golongan ". mumnya ganja digunakan melalui rokok.

    >okain (e*gonine methyl ster+benoyle*gonine adalah stimulat jenis narkotika golingan ".

    >okain dikomsumsi melalui suntikan, dihirup dan dimasukkan dalam rokok.

    Amfetamin dan derivatnya yaitu )A (dikenal sebagai shabu+shabudan )&)A (sebagai

    ekstansi8ineE termasuk golongan psiko+stimulansia. )&)A biasanya dikomsumsi melalui oral

    sedangkan )A digunakan se*ara suntikan, dihirup dan di*ampur dengan tembakau rokok

    kemudian dihisap.

    )elalui sirkulasi darah, at narkoba akan diba3a ke otak, hati, ginjal, dan organ lainnya,

    kemudian mengalami metabolism serta melalui ginjal dieksresi dan dikeluarkan melalui urin.

    fek dari at narkoba dapat mempengaruhi susunan saraf pusat dan merusak organ+organ dalam

    tubuh.

    Heroin, ;injal, >okain, dan A, fetamin tidak digunakan dalam ilmu kedokteran melainkan

    sebagai desi#ned substrance yaitu sengaja dibuat untuk tujuan bersenang+senang.

    ;olongan Cpiat dan Amfetamin masih dapat dideteksi dalam urin " sampai hari setelah

     penggunaan obat. ;olongan kokain dalam " sampai : hati. $H- masih dapat dideteksi dalam

    urin 1+D hari setelah penggunaan obat. Bahkan dalam urin pe*andu berat, $H- masih dapat

    dideteksi 6+DD hari setelah penggunaan obat.

    Mat narkoba dapat dideteksi dalam darah atau serum,urin dan *airan tubuh.

    #(& LAB"A#"IUM

    /* P(M("I!&AAN #( NA"!BA

    • P"A ANALI#I! 

    Judul 0 pemeriksaan $est 'arkoba

  • 8/13/2019 HBs Ag

    64/75

    )etode 0 munokromatografi

    $ujuan 0 untuk mengetahui ada tidaknya narkoba pada pasien

    Prinsip 0 berdasarkan prinsip pemeriksaan munokromatografi methamphetamine akan terbentuk

    garis merah jika terdapat narkoba jenis mertham pethamin

    &asar $eori 0 berdasarkan reaksi imunokromatografi di mana urine yang mengandung narkoba

     berkaitan dengan obat*onjugate untuk mengikat antibody dalam strip. rine yang mengandung

    obat(narkoba akan memberikan satu garis 3arna pada strip, sedangkan urine yang tidak

    mengandung narkoba akan memberikan 1 garis 3arna pada strip.

    Alat .an Bahan 3

    ". /trip test narkoba

    1. Pipet tetes

    :. $abung reaksi

    . $imer  

    ?. rine

    • ANALI#I!C

    Cara ker+a3

    ". /iapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    1. Pipet sebanyak "55ul dalam tabung reaksi

    :. -elupkan strip kedalam tabung tersebut yang berisi urine

    . >eluarkan kemudian ba*a hasilnya.

    • PA&CA ANALI#I! 

    Interpretasi Hasil 3

    • Positif 0 jika terbantuk satu garis

    •  'egative 0 jika terbentuk 1 garis

  • 8/13/2019 HBs Ag

    65/75

    • nvalid 0 tidak terbentuk garis 3arna pada *ontrol dan test

    #(& !(HAMILAN

    A* IMUNA&&A' UN#U! #(& !(HAMILAN

    Plasenta memiliki kapasitas besar untuk menhasilkan sejumlah hormone peptide dan steroid

    yang esensial untuk memelihara kehamilan. Hormone yang terpenting adalah Human -horioni*

    ;onodotropin, estrogen dan progresteron. Plasenta sebagai organ endokrin utama pada

    kehamilan, bersifat untuk dibandingkan dengan jaringan endokrin lain dalam dua aspek. Jenis

    dan ke*epatan sekresi hormon plasenta terutama bergantung pada stadium kehamilan.

    /alah satu kejadian pertama setelah implamantasi adalah sekresi (H-;, suatu hormone peptide

    yang terjadi yang memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh krion yang sedang

     berkembang. Jika terjadi fertilisasi, blastokista yang tertanam menyelamatkan dirinya dan tidak

    tersapu keluar bersama darah haid dengan membuat H-;. stimulasi oleh H-; diperlukan untuk

    memelihara korpus luteum selama fase luteal normal pada siklus ovarium, tertekan akibat umpan

     balik negative oleh progresteron kadar tinggi. >elangsungan kehamilan se*ara normal

     bergantung pada kadar estrogen dan progreson yang tinggi. &engan demikian pembentukan

    H-; selama trimester pertama sangat penting unutk mempertahankan pembentukan hormone+

  • 8/13/2019 HBs Ag

    66/75

    hormon tersebut oleh ovarium. Pada janin laki+laki, H-; juga merangsang prekursor sel+sel

    leyding di testis janin untuk mengeluarkan testoteron yang menyebabkan maskulinisasi saluran

    reproduksi.

    Hormone H-; dapat dideteksi diurin sampai sedini bulan pertama kehamilan, sekitar 1 minggu

    setelah terlambat haid, kare