HB
-
Upload
galuhfahmi -
Category
Documents
-
view
127 -
download
16
Transcript of HB
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH
WAKTU PRAKTIKUM : Rabu, 23 November 2011
ASISTENSI : Sugiharto, S.Si., M.Si
Kelompok D1
1. Nur Afidatul Maulidiyah (080914016)
2. Ratih Kuspriyadani (080914023)
3. Evi Kustiningtyas (080914031)
4. Virna Dwi Risnawanti (080914034)
5. Kartika Primasari (080914110)
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011
ACARA PRAKTIKUM : VIII
PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH
I. Tujuan
Praktikan dapat mempelajari dan memahami waktu koagulasi darah
serta dapat membuktikan adanya benang fibrin yang berperan saat
koagulasi darah.
II. Dasar teori
Koagulasi darah adalah transformasi darah dari sifat solution
menjadi bentuk gel. Bentukan suatu bekuan di sumbat trombosit akan
memperkuat dan menunjang sumbatan tersebut dapat menutupi lubang
di pembuluh. Koagulasi merupakan mekanisme homeostatik yang
difungsikan dalam proses koagulasi darah. Reaksi dasar koagulasi darah
adalah perubahan protein plasma yang larut (fibrinogen) dari fibrin yang
bersifat tidak larut. Proses tersebut memerlukan pengeluaran 2 pasang
peptide 4c dari setiap molekul fibrinogen. Bagian yang tersisa (fibrin
monomer) kemudian akan berpolimerasi rerga-, fibrin monomer lainnya
membentuk fibrin.
Menurut Campbell (2003), proses penggumpalan darah dimulai
ketika endothelium pembuluh MisaK akibat adanya luka dan jaringan
ikat pada dinding terpapar ke darah. Trombosit menempel ke wa'.
Kolagen dalam jaringan ikat tersebut dan mengeluarkan fibrinogen yang
membuat trombosit riaur-a berdekatan dan menjadi lengket, Trombosit
selanjutnya membentuk sumbat yang memberikan reriindungan darurat
sehingga tidak terjadi kehilangan darah. Penutupan ini diperkuat oleh
gumpalan.
Trombin adalah suatu enzim yang dapat mengubah fibrinogen
menjadi benang fibrin (yang dperiukan untuk terjadinya proses
koagulasi darah), Selain itu, trombin juga berfungsi untuk :
mengaktifkan factor Xlil (fibrin stabilizing factor, untuk menstabilkan
jaringan fibrin yang sudah terbentuk); meningkatkan agregasi trombosit;
sebagai umpan balik positif pada peristiwa pembentukan trombin
selanjutnya. Berikut ini adalah faktor-faktor koagulasi darah
Faktor I. Fibrinogen
Faktor II. Prothrombin
Faktor III. Thromboplastin
Faktor IV. Calcium
Faktor V. Proaccelerin labile factor ( accelerator globulin)
Faktor VI.
Faktor VII. Proconvertin
Faktor VIII. Antihemofilic factor A (antihemofili globulin)
Faktor IX. Plasma thromboplastin component (PTC – antihemofili B /
Chrismass Factor)
Faktor X. Stuart proyer factor
Faktor XI. Plasma thromboplastin anteccedent (PTA – antihemofili C)
Faktor XII. Hageman Factor (glass factor)
Faktor XIII. Fibrin stablizing factor
Anti Koagulasi pada Pemeriksaan Hematologi
Pada pemeriksaan hematologi, dibutuhkan anti koagulan untuk
mancegah terjadinya koagulasi darah. Tidak semua anti koagulan dapat
dipakai, karena ada yang dapat mempengaruhi morfologi eritrosit dan
leukosit. Beberapa macam anti koagulan yang sering dipergunakan
adalah :
1. EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
Antikoagulan dengan prinsip sebagai chelating agent, yang
dipergunakan adalah garam Na dan K untuk mengubah ion Ca dalam
darah menjadi bentuk yang bukan ion. EDTA tidak berpengaruh
terhadap besar dan bentuk eritrosit ataupun leukosit, dapat mencegah
penggumpalan trombosit, Pemakaian 1 mg serbuk kering dapat
mencegah koagulasi 1 ml darah. Dapat dipergunakan untuk
menentukan : Kadar Hb, PCV, LED, Penentuan golongan darah,
Penghitungan sel darah, dan Pembuatan hapusan sel darah.
2. Heparin
Merupakan antikoagulan normal dalam tubuh, beke6a sebagai anti
trombin dan anti tromboplastin. Jarang dipergunakan untuk pemeriksaan
hematologis. Pada pemerikaan kurang dari 2 jam, tidak mempengaruhi
bentuk eritrosit dan leukosit tetapi tidak baik untuk pemeriksaan
hapusan darah. Diperiukan sebanyak 0,1-0,2 mg setiap 1ml darah.
Dapat dipergunakan untuk menentukan: PCV dan Penghitungan sel
darah.
3. Kalium Oksalat
Dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk Ca-0ksalat
yang tidak larut. Dibutuhkan 2 mg untuk setiap I ml darah. Dapat
menyebabkan penyusutan volume darah sehingga tidak baik untuk
pemeriksaan volume sel mengguriakan hematokrit.
4. Natrium Oksalat
Natrium Oksalat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk
Ca-oksalat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 0,1 N
dengan perbandingan 1: 9 = Na-oksalat ; Darah.
5. Natrium Sitrat
Natrium Sitrat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk
Ca-sitrat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 3,8%
dengan perbandingan 1: 4= Na-sitrat : Darah.
6. Amonium dan Kalium Oksalat
Amonium dan Kalium Oksalat merupakan campuran antara amonium
dan kalium oksalat, tidak berpengaruh terhadap besamya eritrosit,
tetapi mempengaruhi morfologi leukosit. Antikoagulan ini mengikat Ca
darah membentuk Ca-oksalat yang tidak larut. Dibutuhkan 1mg untuk
setiap 1 ml darah. Dapat dipergunakan untuk menentukan: Kadar Hb,
PCV, dan Penghitungan sel darah.
III. Alat dan Bahan
1. Jarum lanset
2. Kapas + alkohol 70%
3. Gelas objek
4. Tusuk gigi
5. Stop watch
IV. Cara Kerja
Menyiapkan gelas obyek yang bersih, membersihkan ujung jari
telunjuk dengan alkohol 70% dan menuusukkan jarum franke ke ujung jari
tadi, dan menghapus tetesan darah yang keluar pertama kali kemudian
meletakkan tetesan berikutnya pada ujung gelas obyek dan mencatat
waktu yang ada (mulai menyalakan stop watch), selanjutnya meneteskan
darah pada ujung gelas obyek yang lain
Menarik tetesan darah yang pertama dengan tusuk gigi (sudut kemiririgan
45 derajat) dengan kecepatan lambat sampai terlihat benang fibrin dan
segera beralih pada tetesan darah yang ke-2 (juga sampai terlihat benang
fibrin, kemudian mencatat waktu yang ada). Mengulangi cara tersebut di
atas sebanyak 3 kali untuk setiap praktikan.
V. Hasil PengamatanTabel 1. Tabel Penetapan Waktu Koagulasi Darah
No Nama Probandus Waktu Rata-rata
1 Fida 3’20”
3’32”
2 Tika 3’25”
3 Evi 3’30”
4 Virna 3’40”
5 Ratih 3’48”
Benang-benang fibrin
Gambar 1. Benang-benang fibrin setelah kurun waktu
tertentu
Tabel Hasil Pengamatan
N
oGambar Keterangan
1 Tetesan darah diletakkan pada media obyek. Saat tetesan darah pertama diletakkan pada gelas obyek saat itulah stopwatch dijalankan
2 Hapusan darah ditarik-tarik dengan menggunakan lidi hingga terbentuk benang-benang fibrin
3 Setelah kurun waktu tertentu akan terbentuk benang-benang fibrin. Waktu koagulasi adalah saat sejak pencatatan keluarnya darah pertama sampai tepat mulai terlihat benang fibrin pada tetesan kedua.
VI. Pembahasan
Dalam praktikum penetapan waktu koagulasi darah kali ini
dilakukan pengukuran waktu yang diperlukan darah untuk membentuk
suatu gumpalan-gumpalan seperti benang. Hal ini dilakukan dengan cara
menusuk ujung jari praktikan hingga mengeluarkan darah yang kemudian
diteteskan pada object glass. Kemudian dilakukan pengadukan pada
tetesan darah menggunakan tusuk gigi serta mencatat waktu yang
diperlukan hingga pada ujung tusuk gigi terdapat darah yang berbentuk
seperti benang-benang yang berarti darah telah membeku.
Koagulasi adalah proses koagulasi darah, yaitu transformasi darah
dari sifat solution menjadi bentuk gel. Proses koagulasi darah dipengaruhi
oleh beberapa faktor intrinsic ( misalnya fibrinogen, protrombin,
proconvertin) dan ekstrinsik darah (misalnya tromboplastin jaringan,
tromboplastin pembuluh, luka, permukaan kasar atau halus, suhu
lingkungan, pengenceran, dan bahan anti koagulasi).
Dalam proses koagulasi darah terdapat beberapa factor yang
berperan penting, yaitu :
Faktor I. Fibrinogen
Faktor II. Prothrombin
Faktor III. Thromboplastin
Faktor IV. Calcium
Faktor V. Proaccelerin labile factor ( accelerator globulin)
Faktor VI.
Faktor VII. Proconvertin
Faktor VIII. Antihemofilic factor A (antihemofili globulin)
Faktor IX. Plasma thromboplastin component (PTC – antihemofili B /
Chrismass Factor)
Faktor X. Stuart proyer factor
Faktor XI. Plasma thromboplastin anteccedent (PTA – antihemofili C)
Faktor XII. Hageman Factor (glass factor)
Faktor XIII. Fibrin stablizing factor
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons
terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan
intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang
bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam
sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan
protrombin menjadi thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis
thrombin untuk membentuk fibrin. Pada peristiwa diatas melibatkan
macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada
proses koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
Dalam pembetukan bekuan fibrin terdapat dua lintasan, yaitu
lintasan instrinsik dan lintasan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat
independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan. Proses
koagulasi darah melalui lintasan intrinsik dan lintasan ekstrinsik dapat
digambarkan sebagai berikut :
Pada hasil pengamatan darah 5 praktikan didapatkan waktu koagulasi darah yang berbeda-beda, antara lain 3’20”. 3’25”, 3’30”, 3’40”, dan 3’48” dengan rata-rata waktu koagulasi selama 3 menit 32 detik.. Hal ini disebabkan masing-masing sampel darah diambil dari orang yang berbeda-beda yang juga memiliki golongan darah yang berbeda. Masing-masing golongan darah memiliki jenis serta kadar antibodi yang berbeda-beda. Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin yang merupakan faktor penghambat protein koagulasi darah. Sehingga waktu koagulasi pada tiap sammpel darah sangat bervariasi.
Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2
menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan
darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula
dalam waktu 24 jam (Frandson, 1992). Dari hasil pengamatan, data
koagulasi kelompok masih berada dalama kisaran normal, yaitu antara 15
detik hingga 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit.
VII. Kesimpulan
Pada proses koagulasi darah didapatkan benang fibril yang
diperoleh ketika darah sudah hampir menggumpal. Proses koagulasi
darah setiap individu manusia berbeda-beda sesuai dengan golongan
darah masing-masing dikarenakan setiap golongan darah meniliki antibodi
yang berbeda-beda.
Waktu rata-rata data kelompok untuk proses koagulasi
adalah 3’32” atau 3 menit 32 detik. Dari hasil pengamatan, data koagulasi
kelompok masih berada dalama kisaran normal, yaitu antara 15 detik
hingga 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit.
VIII. Daftar Pustaka
Dr. Nurcahyo, Heru. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar.
Yogyakarta:
Jurdik Biologi FMIPA UNY.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada
Uneversity Press:
Yogyakarta.
Khairul Osman. 2007. Gangguan Pendarahan. Jakarta: Essential
Hematology.
Marks, Dawn ; Marks, Allan ; Smith, Collen. 1996. Biokimia Kedoketran
Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta : Penerbit ECG.
Soewolo, M. Pd., dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA UNM.
Soedjono, Basuki M.Pd. 1988. Anatomi dan Fisioplogi Manusia. Jakarta:
Depdikbud.
Syamsiar Nangsari, Nyayu. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta:
Depdikbud
PPLPTK Jakarta.
WAKTU PENDARAHANTerjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisial yang terkontrol,
merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang pada kedaan
trombositopenia ( <100.000/mm3 ada yang mengatakan < 75.000 mm3), penyakit Von Willbrand,
sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin.
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat
oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka , terjadilah pembekuan
dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang
keluar harus dihapus secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit.
Setelah trombosit menumpuk pada luka , perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama
makin kecil.
Tes masa perdarahan ada 2 cara yaitu metode Duke dan metode Ivy . Kepekaan metode
Ivy lebih baik, dengan nilai rujukan I - 7 menit dan metode Duke dengan nilai rujukan 1 – 3
menit.
1. METODE DUKE
A .Pra Analitik
1. Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2. Persiapan sample: darah kapiler
3. Prinsip:
Dibuat luka standar pada daun telinga , lamanya perdarahan sampai berhenti
dicatat.
4. Alat dan bahan
· Disposable Lanset steril
· Kertas saring bulat
· Stop Watch
· Kapas alkohol
B. Analitik
Cara kerja :
1. Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2. Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. sebagai pegangan
pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada saat darah keluar jalankan stop watch.
3. Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi jangan sampai
menyentuh luka
4. Bila perdarahan berhenti , hentikan stop watch dan catatlah waktu
perdarahan
Catatan :
1. Bila perdarahan 10 menit, hentikan perdarahan dengan menekan luka dengan kapas alkohol
. Dianjurkan untuk diulang dengan cara yang sama atau dengan metode Ivy.
2. Digunakan untuk bayi dan anak - anak
3. Kepekaannya kurang.
C. Pasca Analitik
Nilai rujukan : 1 – 3 menit
2. METODE IVY
A. Pra Analitik
1. Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2. Persiapan sample: darah kapiler
3. Prinsip:
Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah , lamanya perdarahan diukur.
4. Alat dan bahan:
· Tensimeter
· Disposable lanset steril dengan ukuran lebar 2 mm dan 3 mm
· Stop watch
· Kertas saring bulat
· Kapas alkohol
B. Analitik
Cara kerja:
1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensi meter sampai 40 mm Hg
selama pemeriksaan . Desinfeksi permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70 % .
Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superfisial , kira - kira 3 jari dari lipatan siku.
2. Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dalam 3mm.
3. Tepat pada saat terjadi perdarahan stop watch dijalankan
4. Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka hindari jangan sampai menutup
luka.
5. Bila perdarahan berhenti ( diameter <1 mm ) hentikan stop watch dan lepaskan manset
tensimeter . Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.
Catatan :
1. Bila perdarahan sampai 15 menit belum berhenti tekanlah lukanya . Tes diulangi lagi
terhadap lengan lainnya . Bila hasilnya sama , hasil dilaporkan bahwa masa perdarahan > 15
menit
2. Kesulitan dalam membuat luka yang standar . Jika hasil < 2 menit tes diulang
C. Pasca Analitik
.Nilai rujuk : 1 – 7 menit
http://www.analis ponya kendari.analisqmateri.bloggspot.com/
PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN DARAH
Dasar TeoriTest waktu pembekuan digunakan u ntuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang.Metode : Lee dan White modifikasiBahan dan AlatBahan : darahAlat : spuit 0,5 cc, stopwatchCara kerja1. lakukan pengisian vena dengan spui 0,5 cc2. Darah diletakan pada kaca obyek dan hidupkan stopwatch3. Tiap 30 detik darah diangkat dengan lidi sampai terjadi pembekuan yang ditandai dengan adanya benang fibrin4. Catat waktu terjadinya pembekuan, hasilnya dinyatakan dalam menit nilai normal 2 – 6 menitPEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN
Metode : DukePercobaan ini terutama untuk menilai factor hemostatis yang letaknya eksravaskuler ( di luar dinding pembuluh darah ). Apabila terjadi trombositpeni, waktu perdarahan akan memanjang yang apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah.Bahan dan AlatBahan : alkohol 70 %Alat : lanset, stopwatchCara kerja1. Bersihkan daun telinga dengan alkohol 70% dan biarkan mengering2. Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lanset sedalam 2 mm3. Jika terlihat darah keluar, jalankan stopwatch4. Isaplah tetes darah yang keluar setiap 30 detik memakai kertas saring5. catat waktu darah tidak dapat dihisap lagicatatan : masa perdarahan normal antara 1 sampai 3 menit. Apabila melewati dari 10 menit, darah belum berhenti, hentikan percobaan karena tidak ada gunanya.(Tari Susanti 2012) http://tarisblogger.blogspot.com/2012/02/masa-pendarahan-dan-masa-pembekuan.html
TABEL SISTEM PENGGOLONGAN DARAH ABO
GENETIKA GOLONGAN DARAHDengan memperhatikan tabel ini , diharapkan kita dapat menentukan golongan darah dari perkawinan seseorang hingga nantinya anak yang muncul mengikuti Hukum Mendel.
Dari tabel di atas terlihat bahwa orang tua AB tidak mungkin memiliki anak dengan golongan darah O!
Bagaimana kita bisa membuat tabel itu , tanpa menghafalkan lagi itu yang dicari semua orang dalam memahami biologi.Ada beberapa tips anda menjadi jago genetika Golongan darah
1. Prinsipnya sederhana nggak muter muter hitungan genetika itu perlu pemahaman gamet
2. Harus paham gamet untuk apa, karena turunan mahkluk hidup itu dibentuk oleh gamet
3. Jika penentuan gamet sudah sulit ya udah deh nggak bakal bisa , Jika lancar sudah nggak perlu menghafal lagi (karena genetika bukan hafalan tetapi pemahaman seperti math)
4. maka segera benahi pemahaman hafalan menjadi pemahaman yang analitik dalam pembeljaran biologiPedoman Genetika darah
1. Di tabel itu ada Fenotif apa maksudnya
2. maksudnya Fenotif adalah yang sudah diketahui yang terlihat di luar ia bergolongan darah apa ,
3. sedang Genotif itu struktur gennya tidak terlihat (dalam kromosom di inti)
4. menurut Mendell untuk menentukan genotif perlu tahu fenotifnya , caranya sifat fenotif itu di kodekan, sehingga genotif selalu berupa kode. misal di tabel golongan darah A punya kode IAIA atau IAIO, bunga berwarna merah MM atau Mm etc
5. Kenapa di tulis 2 kali kode genotif , karena itu individu , hasil fertilisasi 2 gamet maka diploid sehingga ditulisnya huruf depan dan belakang sama
6. Setelah tahu kodenya tentukan gamet ( ingat gamet itu dibentuk secara miosis) maka selalu haploid , Jadi kodenya di tabel menjadi tunggal , misal dari kode genotif IAIA ditulis IA saja , jika IAIO ya ditulis IA dan IO
7. Gamet ditulisnya 2 pangkat n = n nya heterozygot , Karena IAIA nggak ada yang heterozygotnya maka jadinya 2 pangkat 0 = 1 yaitu IAlihat diagram
Karena sudah bisa menetukan gamet ya sudah masing masing gamet di satukan ketemu individunya
Sekarang di cek tabel data hasil perkawinan golongan darah sebagai latihan , dengan anda mencoba proses perkawinan dengan membuat diagram perkawinannya seperti diatas secara random , semakin banyak yang benar ya semakin OK
TEORI GOLONGAN DARAH
Penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen (antigen) tertentu di dalam sel darah merahnya.
Kita mengenal beberapa sistem penggolongan darah, diantaranya adalah sistem A, B, O; sistem M, N; dan sistem Rhesus (Rh).
Menurut sistem A, B, O penggolongan darah manusia dibedakan atas empat macam, yaitu1. Golongan darah A, apabila di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A yang dikendalikan oleh gen I^A.
2. Golongan darah B, apabila di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A yang dikendalikan oleh gen I^B.
3. Golongan darah A dan B, apabila di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B yang masing-masing dikendalikan oleh gen I^A dan I^B.
4. Golongan darah O, apabila di dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan B. keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen I^O yang bersifat sensitif, baik terhadap gen I^A maupun I^B.
Ini tabel untuk menegaskan lagi OK
Golongan darah merupakan merupakan salah satu karakter yang diwariskan pada manusia.
1. Golongan darah ini tergolong dalam allela ganda ( Multuple allela)
2. Terdapat 3 jenis sistem penggolongan darah pada manusia yaitu sistem ABO, sistem MN dan sistem ABO
3. dipelajari agar tidak terjadi kekeliruan dalam penentuan hasil keturunan
Golongan darah tipe MN
Sistem rhesus
PRAKTEK MENENTUKAN GOLONGAN DARAH
Alat dan Bahan1. Lancing device
2. Blood lancet atau jarum
3. Kaca obyek
4. Anti A
5. Anti B
6. Kapas
7. Alkohol 70%
8. Pengaduk
9. Pipet
10. Sodium sitrat
11. Air
Cara kerjaA. Menentukan golongan darah1. Menyiapkan kaca tempat untuk meletakkan darah. (pada kaca ada 2 bagian, A dan B)
2. Membersihkan ujung jari dengan menggunakan kapas yang dibasahi alcohol 70%
3. Melakukan penusukan pada jari dengan menggunakan lancing device yang sudah dipasangi blood lancet steril.
4. Menempatkan darah yang menetes pada kaca A dan B
5. Menetesi bagian A dengan anti A, bagian B dengan anti B
6. Mengaduk campuran darah dan zat anti dengan menggunakan pengaduk yang berbeda- beda.
7. Mengulangi hal yang sama untuk orang lain.
8. Memasukkan hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan.
B. Penggumpalan darah1. Meneteskan darah pada kaca obyek di dua titik di sisi yang berlawanan (A dan B) dengan cara yang sama pada percobaan pertama.
2. Menambahkan setetes larutan sodium sitrat pada tetesan A
3. Menambahkan setetes air pada tetesan B
4. Mengaduk setiap campuran tetesan tersebut dengan pengaduk yang berbeda hingga darah menggumpal, kemudian mencatat mana yang lebih dulu menggumpal.Pertanyaan dan diskusi
Pada percobaan yang kamu lakukan apakah ada yang menggumpal? Kalau ada mengapa bisa terjadi penggumpalan?Ya, ada yang menggumpal. Bisa terjadi penggumpalan karena aglutinogen bertemu dengan aglutininnya sehingga menyebabkan aglutinasi.
Apakah fungsi serum anti A dan anti B pada tes golongan darah?Untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu denganserum anti-A dan serum anti-B
Apakah darah semua orang memberikan hasil yang sama? Mengapa demikian?Darah semua orang ada yang memberikan hasil yang sama ada yang tidak.Karena golongan darah setiap orang ada yang berbeda ada yang tidak.
Berdasar percobaan ada berapa macam golongan darah yang kamu test?Menurut sistem AB0 ada 4 golongan darah yaitu A, B, AB dan 0. Tetapi dalam kelompok kami hanya ada 3 macam golongan darah yaitu B, AB dan 0
Apa manfaat tes golongan darah?Agar kita dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima ketika sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darahkita kepada orang yang tepat.
Pada bagian mana dari darah yang mengandung aglutinogen dan aglutinin?Aglutinogen terdapat pada eritrositAglutinin terdapat dalam plasma darah.
Manakah yang lebih cepat menggumpal, darah yang dicampur air atau darah yang dicampur sodium sitrat?Yang lebih cepat menggumpal adalah darah yang dicampur air.
Apa pengaruh penambahan sodium sitrat pada penggumpalan darah?Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfusi, karena tidak tosik.
Pada saat seseorang mendonorkan darah nya pada bank darah, sejumlah kecil sitrat ditambahkan pada darah, apa tujuannya?Untuk mencegah pembekuan darah.v http://biologigonz.blogspot.com/2010/04/golongan-darah.html
HB
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkutoksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,[1] pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju
paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan
empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang
disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel
sabit dan talasemia.
[sunting]Struktur
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu
atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi
disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin;globin sebagai istilah
generik untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah
yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari.
Gugus heme
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari
masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip
secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih
16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit
hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas
empat molekul oksigen:
Reaksi bertahap:
Hb + O2 <-> HbO2
HbO2 + O2 <-> Hb(O2)2
Hb(O2)2 + O2 <-> Hb(O2)3
Hb(O2)3 + O2 <-> Hb(O2)4
Reaksi keseluruhan:
Hb + 4O2 -> Hb(O2)4
[sunting]Referensi
1. ̂ "Hemoglobin". WebMD. Diakses pada 20 Februari 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah
darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.
Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna
batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak
dapat untuk menghitung indeks eritrosi. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar
hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika
terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Anemia
yang paling umum ditemukan di masyarakat adalah anemia gizi besi. Terjadinya anemia
gizi besi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan zat besi
dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah,
adanya parasit dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita, diare, kehilangan
banyak darah akibat kecelakaan atau operasi karena penyakit (Wirakusumah, 1999).
Anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Artinya, konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya
pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.
Semakin berat kurangnya kadar zat besi yang terjadi, akan semakin berat anemia yang
diderita. Anemia gizi besi berakibat buruk bagi penderita terutama bagi golongan rawan
gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta pekerja
terutama yang berpenghasilan rendah. Pada anak dan remaja yang terkena anemia gizi
akan terganggu 2 pertumbuhan fisik dan perkembangan. Selain itu, aktivitas fisiknya
juga akan menurun (Wirakusumah, 1999). Prevalensi anemia (< 12g/ dl) adalah sebesar
27% ( remaja desa) dan 22% (remaja kota) pada saat tidak sedang menstruasi.
Sebanyak 24% (remaja desa) dan 27,8% (remaja kota) pada saat menstruasi. Data
tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin lebih tinggi pada remaja desa pada
saat menstruasi, sedangkan kadar hemoglobin lebih rendah pada remaja desa pada
saat tidak sedang menstruasi (Vasanthi et.al, 1991).
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) darah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau
eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang
merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai
cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin. Metode Sahli
tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat
distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sulfhemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode yang lain (oksihemoglobin dan
sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri klinik. Namun, dari dua
metode tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan
olehInternational Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain
mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin
dapat terukur, kecuali sulfhenoglobin.
Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur
seseorang.
Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah
2.2 Dasar Penetapan
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam
setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel
dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%,
sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit. Penetapan kadar Hb metode
oksihemoglobin didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah
ditambah larutan Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb
ditentukan dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri
pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin
tetapi standar oksihemoglobin tidak stabil. Metode sianmethemoglin didasarkan pada
pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur secara fotometri.
Reagen yang digunakan adalah larutan Drabkin yang mengandung Kalium ferisianida
(K3Fe[CN]6) dan kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin
dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi
dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna
yang terbentuk diukur secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm. Selain
K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan Drabkin juga mengandung kalium dihidrogen fosfat
(KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana
rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi
mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein
plasma.
Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah
dan memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa
mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah
melewati pembuluh darah. beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM dan
Hb yaitu :
1. Jumlah SDM normal tapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil daripada
normal yang disebut anemia mikrositik.
2. Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb memang kuarang
daripada normal yang disebut anemia hipokromik.
Kadar hemoglobin dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau
metode. Metode yang paling tepat adalah berdasarkan atas analisa kandungan besi
atau kapasitas peningkatan oksigen dari molekul tersebut. Sejumlah prosedur yang
cepat telah dikenbangkan berdasarkan pengamatan secara langsung pada warna darah
dan menyamakan dengan suatu standar buatan. Penetapan Hb metode sahli
didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah drngan larutan
HCL 0,1 N kemudian diemcerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan
mencocokan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada hari jumat tanggal 16 desember 2011 dan pada pukul
13.20 WIB. Dan bertempat dilaboratorium MIPA IAIN Raden Fatah Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
Alat : haemometer sahli, pipet sahli yang bersekala dari 0,02 ml (ketelitiannya 1%),
standar pasteur, batang pengaduk dari gelas, jarum suntik.
HCL 0,1 N, aquadest.
3.3. Cara Kerja
1. Masukkan kira-kira 5 tetes HCL 0,1 N ke dalam tabung pengencer hemometer.
2. Isaplah darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0,02 ml.
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
4. Catatlah waktunya dan segerahlah alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung
pengenceran yang berisi HCL itu, hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HCL yang jernih itu kedalam pipet 2 atau 3
kali untik membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.
6. Campurkan isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa, warna campuran
menjadi coklat tua.
7. Tambahkam air setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang standar harus
dicapai 5 menit. Setelah saat darah dan HCL di campur dalam alat sahli. Dalam alat
mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis bagi tidak
terlihat.
8. Bacalah kadar hemoglobin dengan garam/100 ml darah (gr%)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Nama Mahasiswa Kadar Hemoglobin Keterangan
M. Osen 10,4 Normal
Mussiah 6 Anemia
Sefti yanti 9 Anemia
Umi latifah 8 Anemia
4.2. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan beberapa uji sampel kepada
beberapa mahasiswa yang melakukan praktikum, tapi dari kegiatan yang telah dilakukan
hasil yang didapat adalah kebanyakan Hb dari tiap-tiap mahasiswa dibawah ambang
batas Hb yang menjadi standar pengukuran. Adapun beberapa hal yang menjadi
sumber kesalahan, dari praktikum yang telah kami lakukan ialah ialah: Tidak semua
hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti karboksihemoglobin,
methemoglobin, sulfahemoglobin.
Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama
Sumber cahaya yang kurang baik.
Kelelahan mata
Alat-alat kurang bersih
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang
ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan
hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada
pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa
saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan
mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat
dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya
eritrosit dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur
dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm.
Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin
merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan
dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan
larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna
disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai
pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang
terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi
dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri
dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom
besi. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke
jaringan-jaringan (Evelyn, 2009). Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen
pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada
darah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul
hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai
globin (Brooker, 2001).
Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur
seseorang.
Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah
Berdasarkan hasil percobaan, dalam penetapan kadar hemoglobin yang digunakan
untuk mendiagnosa anemia, diketahui bahwa metode hematin asam dengan termometer
sahli dinilai lebih besar tingkat ke akuratannya dibandingkan dengan metode tallquist.
Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa faktor, diantaranya adalah ketelitian
praktikan yang cenderung lebih besar saat menggunakan metode hemometer sahlia
yang notabene memiliki skala yang lebih baik
5.2. Saran
1. Pada saat penelitiaan sebaiknya siswa berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan.
2. Pada saat pengambilan darah sebaiknya darah yang diambil melalui pipet jangan
sampai teputus, dan harus sesuai dengan ukuran yang ada.
3. Dan pada saat pengambilan sampel hendaknya berhati-hati dalam melihat warna,
karena harus sama dengan tabung yang ada di dalam alat sahli haemometer.
Pendarahan pada kehamilan9 Penyebab Perdarahan pada KehamilanSAAT hamil hampir dipastikan setiap ibu ingin agar kehamilannya berjalan lancar dan sehat. Jika
ada pertanda yang tak lazim, sekecil apapun itu tentu akan menimbulkan pertanyaan bagi si ibu
dan suaminya. Contoh hal yang paling sering menimbulkan ketakutan bagi masyarakat ialah
apabila menemukan bercak/flek darah, atau bahkan perdarahan pada saat kehamilan.
Perdarahan saat kehamilan memang cukup sering terjadi, perihal berbahaya atau tidak itu cukup
relative, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Perlu juga diingatkan bahwa bahaya atau
tidaknya perdarahan dalam kehamilan tidak ditentukan oleh seberapa banyak darah yang keluar,
melainkan dari berbagai faktor.
Hal-hal yang perlu kita ketahui mengenai pendarahan selama kehamilan:
Usia Kandungan Berpengaruh
Kasus yang paling banyak ditemui adalah perdarahan sebelum persalinan, ini bisa terjadi sejak
kandungan berusia dibawah 20 minggu, dan seringnya resikonya adalah keguguran.
Perdarahan yang keluar melalui vagina memang banyak terjadi pada trimester pertama (bulan 1-
3) dalam kehamilan.
Sementara perdarahan yang terjadi pada trimester 2,dan 3 sering kali merupakan pertanda
adanya komplikasi.
Penyebab Perdarahan
Berikut ini adalah 9 hal yang pada umumnya dapat menyebabkan wanita hamil mengalami
perdarahan :
Implantasi, biasanya terjadi pada masa-masa awal kehamilan, dan sering dikira darah haid.
Infeksi, infeksi jalan lahir dan serviks (leher rahim), juga dapat menyebabkan perdarahan.
Polip serviks, tumor jinak pada leher rahim sering memberikan gejala bercak darah.
Keguguran, meski tidak semua perdarahan di awal kehamilan berujung keguguran, namun hal ini
paling sering terjadi.
Kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan), pada kasus seperti ini, kehamilan tidak dapat
berlanjut, dan tempat implantasi akan robek sehingga terjadi perdarahan.
Kehamilan mola/ hamil anggur, merupakan kehamilan abnormal dengan ciri utama, jaringan hasil
pembuahan sel telur (konsepsi) berisi gelembung-gelembung cairan yang menyerupai anggur.
Plasenta previa, yakni kondisi letak plasenta yang menutupi jalan lahir baik sebagian ataupun
seluruhnya.
Solusio plasenta, ini merupakan kondisi dimana plasenta terlepas sebelum waktunya (saat
kelahiran).
Vasa previa, ini merupakan keadaan dimana ada pembuluh darah yang melewati bagian dalam
mulut rahim. Walaupun keadaan ini sangat jarang akan tetapi perlu juga diketahui sebagai
sebagai salah satu penyebab perdarahan saat ibu hamil.
Tips Hadapi Perdarahan
Yang paling penting adalah jangan panik, inilah sejumlah tips untuk mengatasinya:
1. Pastikan anda hamil, ini sering kali tidak cukup hanya menggunakan alat pregnancy test.
Biarkan dokter kandungan anda yang memastikannya.
2. Segera setelah menemukan perdarahan, istirahatlah. Biarkan suami atau keluarga dekat
mempersiapkan keberangkatan anda ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan.
3. Melalui sejumlah pemeriksaan, dokter dapat menentukan keadaan kehamilan, termasuk
memastikan kehamilan itu baik atau tidak.
4. Ikuti saran dokter, termasuk jika dokter menyarankan anda untuk bed rest (istirahat).
5. Bila ternyata telah terjadi keguguran atau kondisi lainnya yang membuat berakhirnya
kehamilan, tabahlah. Untuk selanjutnya, sebaiknya anda mempersiapkan kehamilan sejak awal,
termasuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan sebelum hamil agar dapat meminimalkan
resiko kejadian yang tidak diharapkan.
* dr.I.B.Gede Putera P.W. 2011 (http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=48085)
Pendarahan pada menstruasiDalam istilah medis perdarahan yang berlebihan atau masa menstruasi terlalu lama disebut Menorrhagia. Hampir semua wanita pernah mengalami pendarahan berlebih saat menstruasi. Bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 5 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mililiter. Siklus menstruasi baik teratur maupun tidak, sedikit atau banyak, sakit atau tidak, lama atau tidak, semua itu masih dalam batas normal, seperti yang dipublikasikan Mayo Foundation for Medical Education and Research. Sebagian wanita yang mengalami hal ini, seringkali sampai mengganggu aktitas sehari-hari hingga menyita waktu kerja, sekolah atau aktifitas sosial lain tergantung seberapa berat gejala yang timbul.
Indikasi dan gejala Menorrhagia antara lain sebagai berikut:
Masa menstruasi lebih dari 7 hari Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam. Membutuhkan pelindung wanita secara berlapis Membutuhkan penggantian selama tengah malam Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit Pendarahan berat hingga mengganggu aktifitas sehari-hari Nyeri terus menerus perut bagian bawah selama masa menstruasi
Masa menstruasi tidak teratur Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia)Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis lain seperti kanker leher rahim atau kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan hasil diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang dirasakan.
Apa penyebab terjadinya perdarahan saat menstruasi?
Semua wanita dalam usia produktif dapat mengalami pendarahan hebat saat menstruasi. Wanita muda yang belum mengalami siklus menstruasi cenderung mengalami menorrhagia pada 12 sampai 18 bulan setelah pertama kali mengalami menstruasi. Wanita dewasa menjelang menopause seringkali mengalami ketidakseimbangan hormon dapat mengarah ke menorrhagia. Beberapa kasus pendarahan hebat saat menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti tapi beberapa kondisi penyebab menorrhagia diantaranya:
Hormon tak seimbang. Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan kondisi dari dinding uterus (endometrium) untuk mengatur pancaran darah menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormon, endometrium menghasilkan aliran darah hebat.
Kista ovarium. Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau diatas ovarium dan terkadang menyebabkan ketidaknormalan menstruasi termasuk menorrhagia.
Polip. Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan yang tidak terkait dengan menstruasi.
Disfungsi ovarium. Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, berujung pada menorrhagia.
Adenomyosis. Kondisi yang timbul saat kelenjar dari endometrium melekat pada otot uterus, seringkali menjadi penyebab pendarahan hebat dan nyeri perut. Hal ini sering terjadi pada wanita yang telah mempunyai beberapa anak.
Penggunaan IUD. Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat.
Kanker. Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus, kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan pendarahan berlebih saat menstruasi.
Obat-obatan. Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan anti radang/infeksi, dapat menyebkan menstruasi berat atau dalam waktu lama.
Apa dampaknya jika terjadi perdarahan saat menstruasi?
Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, pendarahan hebat saat menstruasi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan wanita dan bisa menyebabkan beberapa komplikasi penyakit diantaraya:
Anemia. Menorrhagia seringkali menyebabkan anemia pada wanita menjelang menopause. Diperkirakan sekitar 10 persen dari wanita usia produktif dalam resiko tinggi terkena anemia. Walaupun pola diet dapat ikut andil penyebab hal ini, problem makin berat karena pendarahan menstruasi yang berlebih. Mayoritas kasus anemia hanya dalam kondisi ringan, tapi walaupun ringan, anemia dapat menyebabkan kelematah dan keletihan pada tubuh. Anemia stadium lanjut menyebabkan nafas pendek-pendek, detak jantung cepat, nyeri kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental. Anemia yang tidak mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah jantung. Wanita hamil penderita anemia, khususnya 3 bulan pertama kehamilan, meningkatkan resiko keguguran.
Infertilitas. Banyak kondisi terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk pendarahan hebat, ketikdaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai kontribusi pada infertilitas pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat mempersulit usaha wanita untuk hamil.
Nyeri hebat. Pendarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram & nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi).
Bagaimana cara mengobati jika terjadi perdarahan pada saat menstruasi?
Sebelumnya, terlebih dahulu melihat beberapa faktor untuk mengambil tindakan pengobatan yang tepat pada penderita menorrhagia diantaranya:
1. Kondisi kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.2. Stadium lanjut dari kondisi yang diderita3. Penyebab dari kondisi4. Kondisi toleransi tubuh untuk menerima pengobatan, terapi dan prosedur medis.5. Harapan dari bagaimana kemajuan kondisi yang diderita6. Efek dari pengobatanJika sudah ditemukan, maka bisa dilanjutkan dengan terapi pengobatan dan perawatan penderita menorrhagia yang meliputi:
Suplemen zat besi. Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan anda untuk mengkonsumsi suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami anemia, anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.
Kontrasepsi oral. Konstasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi.
Obat-obatan yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah.
Progesteron. Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi menorrhagia.
Istirahat cukup. Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan menstruasi.
Catat pelindung yang digunakan. Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam.
Hindari aspirin. Karena aspirin akan memperlama pendarahan, hindari penggunaan secara berlebihan. Obat-obatan seperti ibuprofen (advil dan motrin) seringkali lebih efektif dari aspirin untuk meringankan ketidaknyamanan menstruasi.
Anonim 2011 (http://luvseks.blogspot.com/2011/03/perdarahan-pada-saat-menstruasi.html)