HB

33
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH WAKTU PRAKTIKUM : Rabu, 23 November 2011 ASISTENSI : Sugiharto, S.Si., M.Si Kelompok D1 1. Nur Afidatul Maulidiyah (080914016) 2. Ratih Kuspriyadani (080914023) 3. Evi Kustiningtyas (080914031) 4. Virna Dwi Risnawanti (080914034) 5. Kartika Primasari (080914110) DEPARTEMEN BIOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011

Transcript of HB

Page 1: HB

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH

WAKTU  PRAKTIKUM       :  Rabu, 23 November 2011

ASISTENSI                            :  Sugiharto, S.Si., M.Si

Kelompok D1

1.   Nur Afidatul Maulidiyah               (080914016)

2.   Ratih Kuspriyadani                        (080914023)

3.   Evi Kustiningtyas                           (080914031)

4.   Virna Dwi Risnawanti                    (080914034)

5.   Kartika Primasari                            (080914110)

DEPARTEMEN BIOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2011

Page 2: HB

ACARA PRAKTIKUM : VIII

PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH

I.       Tujuan

Praktikan dapat mempelajari dan memahami waktu koagulasi darah

serta dapat membuktikan adanya benang fibrin yang berperan saat

koagulasi darah.

II.    Dasar teori

Koagulasi darah adalah transformasi darah dari sifat solution

menjadi bentuk gel. Bentukan suatu bekuan di sumbat trombosit akan

memperkuat dan menunjang sumbatan tersebut dapat menutupi lubang

di pembuluh. Koagulasi merupakan mekanisme homeostatik yang

difungsikan dalam proses koagulasi darah. Reaksi dasar koagulasi darah

adalah perubahan protein plasma yang larut (fibrinogen) dari fibrin yang

bersifat tidak larut. Proses tersebut memerlukan pengeluaran 2 pasang

peptide 4c dari setiap molekul fibrinogen. Bagian yang tersisa (fibrin

monomer) kemudian akan berpolimerasi rerga-, fibrin monomer lainnya

membentuk fibrin.

Menurut Campbell (2003), proses penggumpalan darah dimulai

ketika endothelium pembuluh MisaK akibat adanya luka dan jaringan

ikat pada dinding terpapar ke darah. Trombosit menempel ke wa'.

Kolagen dalam jaringan ikat tersebut dan mengeluarkan fibrinogen yang

membuat trombosit riaur-a berdekatan dan menjadi lengket, Trombosit

selanjutnya membentuk sumbat yang memberikan reriindungan darurat

sehingga tidak terjadi kehilangan darah. Penutupan ini diperkuat oleh

gumpalan.

Trombin adalah suatu enzim yang dapat mengubah fibrinogen

menjadi benang fibrin (yang dperiukan untuk terjadinya proses

koagulasi darah), Selain itu, trombin juga berfungsi untuk :

mengaktifkan factor Xlil (fibrin stabilizing factor, untuk menstabilkan

jaringan fibrin yang sudah terbentuk); meningkatkan agregasi trombosit;

sebagai umpan balik positif pada peristiwa pembentukan trombin

selanjutnya. Berikut ini adalah faktor-faktor koagulasi darah

Faktor I. Fibrinogen

Faktor II. Prothrombin

Faktor III. Thromboplastin

Page 3: HB

Faktor IV. Calcium

Faktor V. Proaccelerin labile factor ( accelerator globulin)

Faktor VI.

Faktor VII. Proconvertin

Faktor VIII. Antihemofilic factor A (antihemofili globulin)

Faktor IX. Plasma thromboplastin component (PTC – antihemofili B /

Chrismass Factor)

Faktor X. Stuart proyer factor

Faktor XI. Plasma thromboplastin anteccedent (PTA – antihemofili C)

Faktor XII. Hageman Factor (glass factor)

Faktor XIII. Fibrin stablizing factor

Anti Koagulasi pada Pemeriksaan Hematologi

Pada pemeriksaan hematologi, dibutuhkan anti koagulan untuk

mancegah terjadinya koagulasi darah. Tidak semua anti koagulan dapat

dipakai, karena ada yang dapat mempengaruhi morfologi eritrosit dan

leukosit. Beberapa macam anti koagulan yang sering dipergunakan

adalah :

1.      EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)

Antikoagulan dengan prinsip sebagai chelating agent, yang

dipergunakan adalah garam Na dan K untuk mengubah ion Ca dalam

darah menjadi bentuk yang bukan ion. EDTA tidak berpengaruh

terhadap besar dan bentuk eritrosit ataupun leukosit, dapat mencegah

penggumpalan trombosit, Pemakaian 1 mg serbuk kering dapat

mencegah koagulasi 1 ml darah. Dapat dipergunakan untuk

menentukan : Kadar Hb, PCV, LED, Penentuan golongan darah,

Penghitungan sel darah, dan Pembuatan hapusan sel darah.

2.      Heparin

Merupakan antikoagulan normal dalam tubuh, beke6a sebagai anti

trombin dan anti tromboplastin. Jarang dipergunakan untuk pemeriksaan

hematologis. Pada pemerikaan kurang dari 2 jam, tidak mempengaruhi

bentuk eritrosit dan leukosit tetapi tidak baik untuk pemeriksaan

hapusan darah. Diperiukan sebanyak 0,1-0,2 mg setiap 1ml darah.

Dapat dipergunakan untuk menentukan: PCV dan Penghitungan sel

darah.

3.      Kalium Oksalat

Dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk Ca-0ksalat

yang tidak larut. Dibutuhkan 2 mg untuk setiap I ml darah. Dapat

Page 4: HB

menyebabkan penyusutan volume darah sehingga tidak baik untuk

pemeriksaan volume sel mengguriakan hematokrit.

4.      Natrium Oksalat

Natrium Oksalat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk

Ca-oksalat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 0,1 N

dengan perbandingan 1: 9 = Na-oksalat ; Darah.

5.      Natrium Sitrat

Natrium Sitrat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk

Ca-sitrat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 3,8%

dengan perbandingan 1: 4= Na-sitrat : Darah.

6.      Amonium dan Kalium Oksalat

Amonium dan Kalium Oksalat merupakan campuran antara amonium

dan kalium oksalat, tidak berpengaruh terhadap besamya eritrosit,

tetapi mempengaruhi morfologi leukosit. Antikoagulan ini mengikat Ca

darah membentuk Ca-oksalat yang tidak larut. Dibutuhkan 1mg untuk

setiap 1 ml darah. Dapat dipergunakan untuk menentukan: Kadar Hb,

PCV, dan Penghitungan sel darah.

III.       Alat dan Bahan

1.      Jarum lanset

2.      Kapas + alkohol 70%

3.      Gelas objek

4.      Tusuk gigi

5.      Stop watch

IV. Cara Kerja

Menyiapkan gelas obyek yang bersih, membersihkan ujung jari

telunjuk dengan alkohol 70% dan menuusukkan jarum franke ke ujung jari

tadi, dan menghapus tetesan darah yang keluar pertama kali kemudian

meletakkan tetesan berikutnya pada ujung gelas obyek dan mencatat

waktu yang ada (mulai menyalakan stop watch), selanjutnya meneteskan

darah pada ujung gelas obyek yang lain

Menarik tetesan darah yang pertama dengan tusuk gigi (sudut kemiririgan

45 derajat) dengan kecepatan lambat sampai terlihat benang fibrin dan

segera beralih pada tetesan darah yang ke-2 (juga sampai terlihat benang

fibrin, kemudian mencatat waktu yang ada). Mengulangi cara tersebut di

atas sebanyak 3 kali untuk setiap praktikan.

Page 5: HB

V. Hasil PengamatanTabel 1. Tabel Penetapan Waktu Koagulasi Darah

No Nama Probandus Waktu Rata-rata

1 Fida 3’20”

3’32”

2 Tika 3’25”

3 Evi 3’30”

4 Virna 3’40”

5 Ratih 3’48”

Benang-benang fibrin

 

 

Gambar 1. Benang-benang fibrin setelah kurun waktu

tertentu

 Tabel Hasil Pengamatan

N

oGambar Keterangan

Page 6: HB

1 Tetesan darah diletakkan pada media obyek. Saat tetesan darah pertama diletakkan pada gelas obyek saat itulah stopwatch dijalankan

2 Hapusan darah ditarik-tarik dengan menggunakan lidi hingga terbentuk benang-benang fibrin

3 Setelah kurun waktu tertentu akan terbentuk benang-benang fibrin. Waktu koagulasi adalah saat sejak pencatatan keluarnya darah pertama sampai tepat mulai terlihat benang fibrin pada tetesan kedua.

VI. Pembahasan

Page 7: HB

Dalam praktikum penetapan waktu koagulasi darah kali ini

dilakukan pengukuran waktu yang diperlukan darah untuk membentuk

suatu gumpalan-gumpalan seperti benang. Hal ini dilakukan dengan cara

menusuk ujung jari praktikan hingga mengeluarkan darah yang kemudian

diteteskan pada object glass. Kemudian dilakukan pengadukan pada

tetesan darah menggunakan tusuk gigi serta mencatat waktu yang

diperlukan hingga pada ujung tusuk gigi terdapat darah yang berbentuk

seperti benang-benang yang berarti darah telah membeku.

Koagulasi adalah proses koagulasi darah, yaitu transformasi darah

dari sifat solution menjadi bentuk gel. Proses koagulasi darah dipengaruhi

oleh beberapa faktor intrinsic ( misalnya fibrinogen, protrombin,

proconvertin) dan ekstrinsik darah (misalnya tromboplastin jaringan,

tromboplastin pembuluh, luka, permukaan kasar atau halus, suhu

lingkungan, pengenceran, dan bahan anti koagulasi).

Dalam proses koagulasi darah terdapat beberapa factor yang

berperan penting, yaitu :

Faktor I. Fibrinogen

Faktor II. Prothrombin

Faktor III. Thromboplastin

Faktor IV. Calcium

Faktor V. Proaccelerin labile factor ( accelerator globulin)

Faktor VI.

Faktor VII. Proconvertin

Faktor VIII. Antihemofilic factor A (antihemofili globulin)

Faktor IX. Plasma thromboplastin component (PTC – antihemofili B /

Chrismass Factor)

Faktor X. Stuart proyer factor

Faktor XI. Plasma thromboplastin anteccedent (PTA – antihemofili C)

Faktor XII. Hageman Factor (glass factor)

Faktor XIII. Fibrin stablizing factor

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons

terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan

intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang

bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam

sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan

protrombin menjadi thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis

thrombin untuk membentuk fibrin. Pada peristiwa diatas melibatkan

macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:

Page 8: HB

a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada

proses koagulasi

b. Kofaktor

c. Fibrinogen

d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin

e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

Dalam pembetukan bekuan fibrin terdapat dua lintasan, yaitu

lintasan instrinsik dan lintasan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat

independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan. Proses

koagulasi darah melalui lintasan intrinsik dan lintasan ekstrinsik dapat

digambarkan sebagai berikut :

Pada hasil pengamatan darah 5 praktikan didapatkan waktu koagulasi darah yang berbeda-beda, antara lain 3’20”. 3’25”, 3’30”, 3’40”, dan 3’48” dengan rata-rata waktu koagulasi selama 3 menit 32 detik.. Hal ini disebabkan masing-masing sampel darah diambil dari orang yang berbeda-beda yang juga memiliki golongan darah yang berbeda. Masing-masing golongan darah memiliki jenis serta kadar antibodi yang berbeda-beda. Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin yang merupakan faktor penghambat protein koagulasi darah. Sehingga waktu koagulasi pada tiap sammpel darah sangat bervariasi.                                                                                                         

Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2

menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan

darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula

dalam waktu 24 jam (Frandson, 1992). Dari hasil pengamatan, data

koagulasi kelompok masih berada dalama kisaran normal, yaitu antara 15

detik hingga 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit.

VII. Kesimpulan

Pada proses koagulasi darah didapatkan benang fibril yang

diperoleh ketika darah sudah hampir menggumpal. Proses koagulasi

darah setiap individu manusia berbeda-beda sesuai dengan golongan

darah masing-masing dikarenakan setiap golongan darah meniliki antibodi

yang berbeda-beda.                                 

 Waktu rata-rata data kelompok untuk proses koagulasi

adalah 3’32” atau 3 menit 32 detik. Dari hasil pengamatan, data koagulasi

kelompok masih berada dalama kisaran normal, yaitu antara 15 detik

hingga 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit. 

Page 9: HB

VIII. Daftar Pustaka

Dr. Nurcahyo, Heru. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar.

Yogyakarta:        

 Jurdik Biologi FMIPA UNY.                                                                         

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada

Uneversity Press:         

Yogyakarta.                                                                                                      

 Khairul Osman. 2007. Gangguan Pendarahan. Jakarta: Essential

Hematology.          

 Marks, Dawn ; Marks, Allan ; Smith, Collen. 1996. Biokimia Kedoketran

Dasar :   Sebuah            Pendekatan Klinis. Jakarta : Penerbit ECG.                                                                 

Soewolo, M. Pd., dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA UNM.              

 Soedjono, Basuki M.Pd. 1988. Anatomi dan Fisioplogi Manusia. Jakarta:

Depdikbud.

Syamsiar Nangsari, Nyayu. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta:

Depdikbud         

PPLPTK Jakarta.

WAKTU PENDARAHANTerjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisial yang terkontrol,

merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang pada kedaan

trombositopenia ( <100.000/mm3 ada yang mengatakan < 75.000 mm3), penyakit Von Willbrand,

sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin.

Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat

oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka , terjadilah pembekuan

dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang

keluar harus dihapus secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit.

Setelah trombosit menumpuk pada luka , perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama

makin kecil.

Tes masa perdarahan ada 2 cara yaitu metode Duke dan metode Ivy . Kepekaan metode

Ivy lebih baik, dengan nilai rujukan I - 7 menit dan metode Duke dengan nilai rujukan 1 – 3

menit.

1. METODE DUKE

A .Pra Analitik

Page 10: HB

1.            Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus

2.            Persiapan sample: darah kapiler

3.            Prinsip:   

Dibuat luka standar pada daun telinga , lamanya perdarahan sampai berhenti

dicatat.                                                                                                                                                 

                                                      

4.            Alat dan bahan

·               Disposable Lanset steril

·               Kertas saring bulat

·               Stop Watch

·               Kapas alkohol

           

B. Analitik

Cara kerja    :  

1.            Desinfeksi  daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.

2.            Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. sebagai pegangan

pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada saat darah keluar jalankan stop watch.

3.            Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi  jangan sampai

menyentuh luka

4.            Bila perdarahan berhenti , hentikan stop watch dan catatlah waktu

perdarahan                                                      

Catatan :

1.            Bila perdarahan 10 menit, hentikan perdarahan dengan menekan luka dengan kapas alkohol

. Dianjurkan untuk diulang dengan cara yang sama atau dengan metode Ivy.

2.            Digunakan untuk bayi dan anak - anak

3.            Kepekaannya kurang.

C. Pasca Analitik

Nilai rujukan : 1 – 3 menit

2. METODE IVY

A. Pra Analitik

1.      Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus

2.      Persiapan sample: darah kapiler

3.      Prinsip:

Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah , lamanya perdarahan diukur. 

4.      Alat dan bahan:

·         Tensimeter

·         Disposable lanset steril dengan ukuran lebar 2 mm dan 3 mm

·         Stop watch

·         Kertas saring bulat

·         Kapas alkohol

Page 11: HB

B. Analitik

Cara kerja:

1.            Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensi meter sampai 40 mm Hg

selama pemeriksaan . Desinfeksi permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70 % .

Pilih daerah  kulit yang tidak ada vena superfisial , kira - kira 3 jari dari lipatan siku.

2.            Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dalam 3mm.

3.            Tepat pada saat terjadi perdarahan stop watch dijalankan

4.            Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka hindari jangan sampai menutup

luka.

5.            Bila perdarahan berhenti ( diameter <1 mm ) hentikan stop watch dan lepaskan manset

tensimeter . Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.

Catatan   :

1.            Bila perdarahan sampai 15 menit belum berhenti tekanlah lukanya . Tes diulangi lagi

terhadap lengan lainnya . Bila hasilnya sama , hasil dilaporkan bahwa masa perdarahan > 15

menit

2.            Kesulitan dalam membuat luka yang standar . Jika hasil < 2 menit tes diulang

C. Pasca Analitik

.Nilai rujuk : 1 – 7 menit

http://www.analis ponya kendari.analisqmateri.bloggspot.com/

PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN DARAH

Dasar TeoriTest waktu pembekuan digunakan u ntuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang.Metode : Lee dan White modifikasiBahan dan AlatBahan : darahAlat : spuit 0,5 cc, stopwatchCara kerja1. lakukan pengisian vena dengan spui 0,5 cc2. Darah diletakan pada kaca obyek dan hidupkan stopwatch3. Tiap 30 detik darah diangkat dengan lidi sampai terjadi pembekuan yang ditandai dengan adanya benang fibrin4. Catat waktu terjadinya pembekuan, hasilnya dinyatakan dalam menit nilai normal 2 – 6 menitPEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN

Page 12: HB

Metode : DukePercobaan ini terutama untuk menilai factor hemostatis yang letaknya eksravaskuler ( di luar dinding pembuluh darah ). Apabila terjadi trombositpeni, waktu perdarahan akan memanjang yang apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah.Bahan dan AlatBahan : alkohol 70 %Alat : lanset, stopwatchCara kerja1. Bersihkan daun telinga dengan alkohol 70% dan biarkan mengering2. Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lanset sedalam 2 mm3. Jika terlihat darah keluar, jalankan stopwatch4. Isaplah tetes darah yang keluar setiap 30 detik memakai kertas saring5. catat waktu darah tidak dapat dihisap lagicatatan : masa perdarahan normal antara 1 sampai 3 menit. Apabila melewati dari 10 menit, darah belum berhenti, hentikan percobaan karena tidak ada gunanya.(Tari Susanti 2012) http://tarisblogger.blogspot.com/2012/02/masa-pendarahan-dan-masa-pembekuan.html

TABEL SISTEM PENGGOLONGAN DARAH ABO

GENETIKA GOLONGAN DARAHDengan memperhatikan tabel ini , diharapkan kita dapat menentukan golongan darah dari perkawinan seseorang hingga nantinya anak yang muncul mengikuti Hukum Mendel.

Dari tabel di atas terlihat bahwa orang tua AB tidak mungkin memiliki anak dengan golongan darah O!

Page 13: HB

Bagaimana kita bisa membuat tabel itu , tanpa menghafalkan lagi itu yang dicari semua orang dalam memahami biologi.Ada beberapa tips anda menjadi jago genetika Golongan darah

1. Prinsipnya sederhana nggak muter muter hitungan genetika itu perlu pemahaman gamet

2. Harus paham gamet untuk apa, karena turunan mahkluk hidup itu dibentuk oleh gamet

3. Jika penentuan gamet sudah sulit ya udah deh nggak bakal bisa , Jika lancar sudah nggak perlu menghafal lagi (karena genetika bukan hafalan tetapi pemahaman seperti math)

4. maka segera benahi pemahaman hafalan menjadi pemahaman yang analitik dalam pembeljaran biologiPedoman Genetika darah

1. Di tabel itu ada Fenotif apa maksudnya

2. maksudnya Fenotif adalah yang sudah diketahui yang terlihat di luar ia bergolongan darah apa ,

3. sedang Genotif itu struktur gennya tidak terlihat (dalam kromosom di inti)

4. menurut Mendell untuk menentukan genotif perlu tahu fenotifnya , caranya sifat fenotif itu di kodekan, sehingga genotif selalu berupa kode. misal di tabel golongan darah A punya kode IAIA atau IAIO, bunga berwarna merah MM atau Mm etc

5. Kenapa di tulis 2 kali kode genotif , karena itu individu , hasil fertilisasi 2 gamet maka diploid sehingga ditulisnya huruf depan dan belakang sama

6. Setelah tahu kodenya tentukan gamet ( ingat gamet itu dibentuk secara miosis) maka selalu haploid , Jadi kodenya di tabel menjadi tunggal , misal dari kode genotif IAIA ditulis IA saja , jika IAIO ya ditulis IA dan IO

Page 14: HB

7. Gamet ditulisnya 2 pangkat n = n nya heterozygot , Karena IAIA nggak ada yang heterozygotnya maka jadinya 2 pangkat 0 = 1 yaitu IAlihat diagram

Karena sudah bisa menetukan gamet ya sudah masing masing gamet di satukan ketemu individunya

Sekarang di cek tabel data hasil perkawinan golongan darah sebagai latihan , dengan anda mencoba proses perkawinan dengan membuat diagram perkawinannya seperti diatas secara random , semakin banyak yang benar ya semakin OK

TEORI GOLONGAN DARAH

Penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen (antigen) tertentu di dalam sel darah merahnya.

Kita mengenal beberapa sistem penggolongan darah, diantaranya adalah sistem A, B, O; sistem M, N; dan sistem Rhesus (Rh).

Menurut sistem A, B, O penggolongan darah manusia dibedakan atas empat macam, yaitu1. Golongan darah A, apabila di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A yang dikendalikan oleh gen I^A.

2. Golongan darah B, apabila di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A yang dikendalikan oleh gen I^B.

3. Golongan darah A dan B, apabila di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B yang masing-masing dikendalikan oleh gen I^A dan I^B.

4. Golongan darah O, apabila di dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan B. keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen I^O yang bersifat sensitif, baik terhadap gen I^A maupun I^B.

Page 15: HB

Ini tabel untuk menegaskan lagi OK

Golongan darah merupakan merupakan salah satu karakter yang diwariskan pada manusia.

1. Golongan darah ini tergolong dalam allela ganda ( Multuple allela)

2. Terdapat 3 jenis sistem penggolongan darah pada manusia yaitu sistem ABO, sistem MN dan sistem ABO

3. dipelajari agar tidak terjadi kekeliruan dalam penentuan hasil keturunan

Golongan darah tipe MN

Page 16: HB

Sistem rhesus

PRAKTEK MENENTUKAN GOLONGAN DARAH

Alat dan Bahan1. Lancing device

2. Blood lancet atau jarum

3. Kaca obyek

4. Anti A

5. Anti B

6. Kapas

7. Alkohol 70%

8. Pengaduk

9. Pipet

10. Sodium sitrat

11. Air

Cara kerjaA. Menentukan golongan darah1. Menyiapkan kaca tempat untuk meletakkan darah. (pada kaca ada 2 bagian, A dan B)

2. Membersihkan ujung jari dengan menggunakan kapas yang dibasahi alcohol 70%

Page 17: HB

3. Melakukan penusukan pada jari dengan menggunakan lancing device yang sudah dipasangi blood lancet steril.

4. Menempatkan darah yang menetes pada kaca A dan B

5. Menetesi bagian A dengan anti A, bagian B dengan anti B

6. Mengaduk campuran darah dan zat anti dengan menggunakan pengaduk yang berbeda- beda.

7. Mengulangi hal yang sama untuk orang lain.

8. Memasukkan hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan.

B. Penggumpalan darah1. Meneteskan darah pada kaca obyek di dua titik di sisi yang berlawanan (A dan B) dengan cara yang sama pada percobaan pertama.

2. Menambahkan setetes larutan sodium sitrat pada tetesan A

3. Menambahkan setetes air pada tetesan B

4. Mengaduk setiap campuran tetesan tersebut dengan pengaduk yang berbeda hingga darah menggumpal, kemudian mencatat mana yang lebih dulu menggumpal.Pertanyaan dan diskusi 

Pada percobaan yang kamu lakukan apakah ada yang menggumpal? Kalau ada mengapa bisa terjadi penggumpalan?Ya, ada yang menggumpal. Bisa terjadi penggumpalan karena aglutinogen bertemu dengan aglutininnya sehingga menyebabkan aglutinasi.

Apakah fungsi serum anti A dan anti B pada tes golongan darah?Untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu denganserum anti-A dan serum anti-B

Apakah darah semua orang memberikan hasil yang sama? Mengapa demikian?Darah semua orang ada yang memberikan hasil yang sama ada yang tidak.Karena golongan darah setiap orang ada yang berbeda ada yang tidak.

Page 18: HB

Berdasar percobaan ada berapa macam golongan darah yang kamu test?Menurut sistem AB0 ada 4 golongan darah yaitu A, B, AB dan 0. Tetapi dalam kelompok kami hanya ada 3 macam golongan darah yaitu B, AB dan 0

Apa manfaat tes golongan darah?Agar kita dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima ketika sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darahkita kepada orang yang tepat.

Pada bagian mana dari darah yang mengandung aglutinogen dan aglutinin?Aglutinogen terdapat pada eritrositAglutinin terdapat dalam plasma darah.

Manakah yang lebih cepat menggumpal, darah yang dicampur air atau darah yang dicampur sodium sitrat?Yang lebih cepat menggumpal adalah darah yang dicampur air.

Apa pengaruh penambahan sodium sitrat pada penggumpalan darah?Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfusi, karena tidak tosik.

Pada saat seseorang mendonorkan darah nya pada bank darah, sejumlah kecil sitrat ditambahkan pada darah, apa tujuannya?Untuk mencegah pembekuan darah.v http://biologigonz.blogspot.com/2010/04/golongan-darah.html

HB

Page 19: HB

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah

merah yang berfungsi sebagai pengangkutoksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,[1] pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju

paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan

empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.

Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang

disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel

sabit dan talasemia.

[sunting]Struktur

Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu

atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi

disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin;globin sebagai istilah

generik untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah

yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari.

Gugus heme

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari

masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip

secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih

16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit

hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas

empat molekul oksigen:

Reaksi bertahap:

Hb + O2 <-> HbO2

HbO2 + O2 <-> Hb(O2)2

Hb(O2)2 + O2 <-> Hb(O2)3

Hb(O2)3 + O2 <-> Hb(O2)4

Reaksi keseluruhan:

Hb + 4O2 -> Hb(O2)4

Page 20: HB

[sunting]Referensi

1. ̂  "Hemoglobin". WebMD. Diakses pada 20 Februari 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah

darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.

Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna

batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak

dapat untuk menghitung indeks eritrosi. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar

hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika

terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Anemia

yang paling umum ditemukan di masyarakat adalah anemia gizi besi. Terjadinya anemia

gizi besi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan zat besi

dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah,

adanya parasit dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita, diare, kehilangan

banyak darah akibat kecelakaan atau operasi karena penyakit (Wirakusumah, 1999).

Anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.

Artinya, konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya

pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.

Semakin berat kurangnya kadar zat besi yang terjadi, akan semakin berat anemia yang

diderita. Anemia gizi besi berakibat buruk bagi penderita terutama bagi golongan rawan

gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta pekerja

terutama yang berpenghasilan rendah. Pada anak dan remaja yang terkena anemia gizi

akan terganggu 2 pertumbuhan fisik dan perkembangan. Selain itu, aktivitas fisiknya

juga akan menurun (Wirakusumah, 1999). Prevalensi anemia (< 12g/ dl) adalah sebesar

27% ( remaja desa) dan 22% (remaja kota) pada saat tidak sedang menstruasi.

Sebanyak 24% (remaja desa) dan 27,8% (remaja kota) pada saat menstruasi. Data

tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin lebih tinggi pada remaja desa pada

saat menstruasi, sedangkan kadar hemoglobin lebih rendah pada remaja desa pada

saat tidak sedang menstruasi (Vasanthi et.al, 1991).

1.2. Tujuan

Page 21: HB

Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) darah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau

eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang

merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai

cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin. Metode Sahli

tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat

distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sulfhemoglobin,

methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode yang lain (oksihemoglobin dan

sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri klinik. Namun, dari dua

metode tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan

olehInternational Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain

mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin

dapat terukur, kecuali sulfhenoglobin.

Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur

seseorang.

  Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah

  Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah

  Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah

  Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah

  Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah

  Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah

2.2 Dasar Penetapan

 Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam

setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan

aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel

dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%,

sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit. Penetapan kadar Hb metode

oksihemoglobin didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah

ditambah larutan Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb

ditentukan dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri

pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin

Page 22: HB

tetapi standar oksihemoglobin tidak stabil. Metode sianmethemoglin didasarkan pada

pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur secara fotometri.

Reagen yang digunakan adalah larutan Drabkin yang mengandung Kalium ferisianida

(K3Fe[CN]6) dan kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin

dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi

dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna

yang terbentuk diukur secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm. Selain

K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan Drabkin juga mengandung kalium dihidrogen fosfat

(KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana

rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi

mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein

plasma.

Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah

dan memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa

mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah

melewati pembuluh darah. beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM dan

Hb yaitu :

1.      Jumlah SDM normal tapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil daripada

normal yang disebut anemia mikrositik.

2.      Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb memang kuarang

daripada normal yang disebut anemia hipokromik.

Kadar hemoglobin dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau

metode. Metode yang paling tepat adalah berdasarkan atas analisa kandungan besi

atau kapasitas peningkatan oksigen dari molekul tersebut. Sejumlah prosedur yang

cepat telah dikenbangkan berdasarkan pengamatan secara langsung pada warna darah

dan menyamakan dengan suatu standar buatan. Penetapan Hb metode sahli

didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah drngan larutan

HCL 0,1 N kemudian diemcerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan

mencocokan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar.

    

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan pada hari jumat tanggal 16 desember 2011 dan pada pukul

13.20 WIB. Dan bertempat dilaboratorium MIPA IAIN Raden Fatah Palembang.

3.2. Alat dan Bahan

Page 23: HB

  Alat : haemometer sahli, pipet sahli yang bersekala dari 0,02 ml (ketelitiannya 1%),

standar pasteur, batang pengaduk dari gelas, jarum suntik.

  HCL 0,1 N, aquadest.

3.3. Cara Kerja

1.      Masukkan kira-kira 5 tetes HCL 0,1 N ke dalam tabung pengencer hemometer.

2.      Isaplah darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0,02 ml.

3.      Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.

4.      Catatlah waktunya dan segerahlah alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung

pengenceran yang berisi HCL itu, hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.

5.       Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HCL yang jernih itu kedalam pipet 2 atau 3

kali untik membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.

6.      Campurkan isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa, warna campuran

menjadi coklat tua.

7.      Tambahkam air setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang standar harus

dicapai 5 menit. Setelah saat darah dan HCL di campur dalam alat sahli. Dalam alat

mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis bagi tidak

terlihat.

8.      Bacalah kadar hemoglobin dengan garam/100 ml darah (gr%)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Nama Mahasiswa Kadar Hemoglobin Keterangan

M. Osen 10,4 Normal

Mussiah 6 Anemia

Sefti yanti 9 Anemia

Umi latifah 8 Anemia

4.2. Pembahasan

Page 24: HB

Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan beberapa uji sampel kepada

beberapa mahasiswa yang melakukan praktikum, tapi dari kegiatan yang telah dilakukan

hasil yang didapat adalah kebanyakan Hb dari tiap-tiap mahasiswa dibawah ambang

batas Hb yang menjadi standar pengukuran. Adapun beberapa hal yang menjadi

sumber kesalahan, dari praktikum yang telah kami lakukan ialah ialah: Tidak semua

hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti karboksihemoglobin,

methemoglobin, sulfahemoglobin.

         Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama

         Sumber cahaya yang kurang baik.

         Kelelahan mata

         Alat-alat kurang bersih

  Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam

diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang

ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan

mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan

hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada

pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa

saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan

hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan

mempengaruhi pada faktor lingkungan.

 Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat

dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan

hemoglobin dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya

eritrosit dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur

dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm.

Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin

merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan

dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan

larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna

disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai

pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi

dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri

Page 25: HB

dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom

besi.  Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya

gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam

sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke

jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).  Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen

pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml

darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada

darah.  Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.

Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul

hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai

globin (Brooker, 2001).

Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur

seseorang.

  Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah

  Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah

  Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah

  Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah

  Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah

  Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah

Berdasarkan hasil percobaan, dalam penetapan kadar hemoglobin yang digunakan

untuk mendiagnosa anemia, diketahui bahwa metode hematin asam dengan termometer

sahli dinilai lebih besar tingkat ke akuratannya dibandingkan dengan metode tallquist.

Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa faktor, diantaranya adalah ketelitian

praktikan yang cenderung lebih besar saat menggunakan metode hemometer sahlia

yang notabene memiliki skala yang lebih baik

5.2.  Saran

1.      Pada saat penelitiaan sebaiknya siswa berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan.

2.      Pada saat pengambilan darah sebaiknya darah yang diambil melalui pipet jangan

sampai teputus, dan harus sesuai dengan ukuran yang ada.

3.      Dan pada saat pengambilan sampel hendaknya berhati-hati dalam melihat warna,

karena harus sama dengan tabung yang ada di dalam alat sahli haemometer.

Pendarahan pada kehamilan9 Penyebab Perdarahan pada KehamilanSAAT hamil hampir dipastikan setiap ibu ingin agar kehamilannya berjalan lancar dan sehat. Jika

Page 26: HB

ada pertanda yang tak lazim, sekecil apapun itu tentu akan menimbulkan pertanyaan bagi si ibu

dan suaminya. Contoh hal yang paling sering menimbulkan ketakutan bagi masyarakat ialah

apabila menemukan bercak/flek darah, atau bahkan perdarahan pada saat kehamilan.

Perdarahan saat kehamilan memang cukup sering terjadi, perihal berbahaya atau tidak itu cukup

relative, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Perlu juga diingatkan bahwa bahaya atau

tidaknya perdarahan dalam kehamilan tidak ditentukan oleh seberapa banyak darah yang keluar,

melainkan dari berbagai faktor.

Hal-hal yang perlu kita ketahui mengenai pendarahan selama kehamilan:

Usia Kandungan Berpengaruh

Kasus yang paling banyak ditemui adalah perdarahan sebelum persalinan, ini bisa terjadi sejak

kandungan berusia dibawah 20 minggu, dan seringnya resikonya adalah keguguran.

Perdarahan yang keluar melalui vagina memang banyak terjadi pada trimester pertama (bulan 1-

3) dalam kehamilan.

Sementara perdarahan yang terjadi pada trimester 2,dan 3 sering kali merupakan pertanda

adanya komplikasi.

Penyebab Perdarahan

Berikut ini adalah 9 hal yang pada umumnya dapat menyebabkan wanita hamil mengalami

perdarahan :

Implantasi, biasanya terjadi pada masa-masa awal kehamilan, dan sering dikira darah haid.

Infeksi, infeksi jalan lahir dan serviks (leher rahim), juga dapat menyebabkan perdarahan.

Polip serviks, tumor jinak pada leher rahim sering memberikan gejala bercak darah.

Keguguran, meski tidak semua perdarahan di awal kehamilan berujung keguguran, namun hal ini

paling sering terjadi.

Kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan), pada kasus seperti ini, kehamilan tidak dapat

berlanjut, dan tempat implantasi akan robek sehingga terjadi perdarahan.

Kehamilan mola/ hamil anggur, merupakan kehamilan abnormal dengan ciri utama, jaringan hasil

pembuahan sel telur (konsepsi) berisi gelembung-gelembung cairan yang menyerupai anggur.

Plasenta previa, yakni kondisi letak plasenta yang menutupi jalan lahir baik sebagian ataupun

seluruhnya.

Solusio plasenta, ini merupakan kondisi dimana plasenta terlepas sebelum waktunya (saat

kelahiran).

Vasa previa, ini merupakan keadaan dimana ada pembuluh darah yang melewati bagian dalam

Page 27: HB

mulut rahim. Walaupun keadaan ini sangat jarang akan tetapi perlu juga diketahui sebagai

sebagai salah satu penyebab perdarahan saat ibu hamil.

Tips Hadapi Perdarahan

Yang paling penting adalah jangan panik, inilah sejumlah tips untuk mengatasinya:

1. Pastikan anda hamil, ini sering kali tidak cukup hanya menggunakan alat pregnancy test.

Biarkan dokter kandungan anda yang memastikannya.

2. Segera setelah menemukan perdarahan, istirahatlah. Biarkan suami atau keluarga dekat

mempersiapkan keberangkatan anda ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan.

3. Melalui sejumlah pemeriksaan, dokter dapat menentukan keadaan kehamilan, termasuk

memastikan kehamilan itu baik atau tidak.

4. Ikuti saran dokter, termasuk jika dokter menyarankan anda untuk bed rest (istirahat).

5. Bila ternyata telah terjadi keguguran atau kondisi lainnya yang membuat berakhirnya

kehamilan, tabahlah. Untuk selanjutnya, sebaiknya anda mempersiapkan kehamilan sejak awal,

termasuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan sebelum hamil agar dapat meminimalkan

resiko kejadian yang tidak diharapkan.

* dr.I.B.Gede Putera P.W. 2011 (http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=48085)

Pendarahan pada menstruasiDalam istilah medis perdarahan yang berlebihan atau masa menstruasi terlalu lama disebut Menorrhagia. Hampir semua wanita pernah mengalami pendarahan berlebih saat menstruasi. Bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 5 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mililiter. Siklus menstruasi baik teratur maupun tidak, sedikit atau banyak, sakit atau tidak, lama atau tidak, semua itu masih dalam batas normal, seperti yang dipublikasikan Mayo Foundation for Medical Education and Research. Sebagian wanita yang mengalami hal ini, seringkali sampai mengganggu aktitas sehari-hari hingga menyita waktu kerja, sekolah atau aktifitas sosial lain tergantung seberapa berat gejala yang timbul.

Indikasi dan gejala Menorrhagia antara lain sebagai berikut: 

Masa menstruasi lebih dari 7 hari Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam. Membutuhkan pelindung wanita secara berlapis Membutuhkan penggantian selama tengah malam Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit Pendarahan berat hingga mengganggu aktifitas sehari-hari Nyeri terus menerus perut bagian bawah selama masa menstruasi

Page 28: HB

Masa menstruasi tidak teratur Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia)Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis lain seperti kanker leher rahim atau kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan hasil diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang dirasakan.

Apa penyebab terjadinya perdarahan saat menstruasi?

Semua wanita dalam usia produktif dapat mengalami pendarahan hebat saat menstruasi. Wanita muda yang belum mengalami siklus menstruasi cenderung mengalami menorrhagia pada 12 sampai 18 bulan setelah pertama kali mengalami menstruasi. Wanita dewasa menjelang menopause seringkali mengalami ketidakseimbangan hormon dapat mengarah ke menorrhagia. Beberapa kasus pendarahan hebat saat menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti tapi beberapa kondisi penyebab menorrhagia diantaranya:

Hormon tak seimbang. Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan kondisi dari dinding uterus (endometrium) untuk mengatur pancaran darah menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormon, endometrium menghasilkan aliran darah hebat.

Kista ovarium. Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau diatas ovarium dan terkadang menyebabkan ketidaknormalan menstruasi termasuk menorrhagia.

Polip. Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan yang tidak terkait dengan menstruasi.

Disfungsi ovarium. Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, berujung pada menorrhagia.

Adenomyosis. Kondisi yang timbul saat kelenjar dari endometrium melekat pada otot uterus, seringkali menjadi penyebab pendarahan hebat dan nyeri perut. Hal ini sering terjadi pada wanita yang telah mempunyai beberapa anak.

Penggunaan IUD. Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat.

Kanker. Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus, kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan pendarahan berlebih saat menstruasi.

Obat-obatan. Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan anti radang/infeksi, dapat menyebkan menstruasi berat atau dalam waktu lama.

Apa dampaknya jika terjadi perdarahan saat menstruasi?

Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, pendarahan hebat saat menstruasi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan wanita dan bisa menyebabkan beberapa komplikasi penyakit diantaraya:

Anemia. Menorrhagia seringkali menyebabkan anemia pada wanita menjelang menopause. Diperkirakan sekitar 10 persen dari wanita usia produktif dalam resiko tinggi terkena anemia. Walaupun pola diet dapat ikut andil penyebab hal ini, problem makin berat karena pendarahan menstruasi yang berlebih. Mayoritas kasus anemia hanya dalam kondisi ringan, tapi walaupun ringan, anemia dapat menyebabkan kelematah dan keletihan pada tubuh. Anemia stadium lanjut menyebabkan nafas pendek-pendek, detak jantung cepat, nyeri kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental. Anemia yang tidak mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah jantung. Wanita hamil penderita anemia, khususnya 3 bulan pertama kehamilan, meningkatkan resiko keguguran.

Infertilitas. Banyak kondisi terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk pendarahan hebat, ketikdaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai kontribusi pada infertilitas pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat mempersulit usaha wanita untuk hamil.

Page 29: HB

Nyeri hebat. Pendarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram & nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi).

Bagaimana cara mengobati jika terjadi perdarahan pada saat menstruasi?

Sebelumnya, terlebih dahulu melihat beberapa faktor untuk mengambil tindakan pengobatan yang tepat pada penderita menorrhagia diantaranya:

1. Kondisi kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.2. Stadium lanjut dari kondisi yang diderita3. Penyebab dari kondisi4. Kondisi toleransi tubuh untuk menerima pengobatan, terapi dan prosedur medis.5. Harapan dari bagaimana kemajuan kondisi yang diderita6. Efek dari pengobatanJika sudah ditemukan, maka bisa dilanjutkan dengan terapi pengobatan dan perawatan penderita menorrhagia yang meliputi:

Suplemen zat besi. Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan anda untuk mengkonsumsi suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami anemia, anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.

Kontrasepsi oral. Konstasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi.

Obat-obatan yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah.

Progesteron. Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi menorrhagia.

Istirahat cukup. Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan menstruasi.

Catat pelindung yang digunakan. Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam.

Hindari aspirin. Karena aspirin akan memperlama pendarahan, hindari penggunaan secara berlebihan. Obat-obatan seperti ibuprofen (advil dan motrin) seringkali lebih efektif dari aspirin untuk meringankan ketidaknyamanan menstruasi.

Anonim 2011 (http://luvseks.blogspot.com/2011/03/perdarahan-pada-saat-menstruasi.html)