HASIL TERTINGGI DARI PENDIDIKAN ADALAH TOLERANSI
Transcript of HASIL TERTINGGI DARI PENDIDIKAN ADALAH TOLERANSI
MOTTO
HASIL TERTINGGI DARI PENDIDIKAN
ADALAH TOLERANSI
Karya sederhana ini ku persembahkan teruntuk:
• Ayah dan Ibuku tercinta, melalui cucuran keringat, tangisan, do’a
dan air mata engkau membesarkanku (semoga ini bukan akhir dari
usaha ananda untuk dapat membahagiakan kalian, tetapi merupakan
awal dari usaha itu)
• Kakakku tersayang (gapailah cita setinggi mungkin dan
bahagiakanlah orang tua kita selagi masih ada asa)
• Orang terkasih dalam hidupku (terima kasih yang tak terhingga
untuk kebahagiaan yang telah kau berikan kepadaku karena kau
telah menjadikan aku bagian dari hidupmu)
v
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi B) Desember 2010 C) Nur’Aini D) Hubungan self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. E) xii + 91 Halaman (belum termasuk lampiran) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing siswa dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini yaitu nilai rata-rata raport siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel tahun 2010-2011. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain self concept dan adjustment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tangsel dengan jumlah sampel sebanyak 100 siswa yang diambil dengan simple random sampling. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah skala self concept dan adjustment dalam bentuk skala Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan regresi ganda (multiple regression) dengan menggunakan sofware SPSS 16.0. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran bahwa untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji variabel self concept secara spesifik, seperti konsep diri akademik; memilih sampel yang tepat yaitu kelas X untuk variabel adjustment. Kepada pihak atau lembaga yang bersangkutan, bahwasanya nilai raport yang dijadikan untuk mengukur prestasi belajar siswa ternyata tidak dapat mewakili prestasi belajar yang sesungguhnya. Oleh karena itu, hendaknya disertai dengan penilaian-penilaian prestasi belajar lainnya sebagai tolok ukur keberhasilan belajar. F) Bahan Bacaan: 41 buku (1959-2010) + 4 jurnal.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, rahmat dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN SELF CONCEPT DAN ADJUSTMENT DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Dalam hal ini penulis sangat menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, sehingga penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Alhamdulillah dengan keikhlasan dan bantuan dari berbagai pihak, sudah sepantasnya penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi, beserta jajaranya di Fakultas
Psikologi yang telah memberikan banyak hal untuk penulis jadikan sebagai bekal kehidupan.
2. Dra. Diana Mutiah, M. Si dan Natris Idriyani, M. Si, pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama belajar dan menyelesaikan penulisan skripsi ini di Fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta, bapak Abdul Muin dan Ibunda Rusnani yang senantiasa penulis hormati dan sayangi seta selalu kubanggakan dan yang selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada ananda, memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan do’a demi kesuksesan anaknya tercinta.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh jajaran staf bidang akademik Fakultas Psikologi atas bantuannya kepada kami untuk mengurus nilai-nilai, surat izin, dan lain-lain, serta memberikan petunjuk prosedur penyelesaian persyaratan kelulusan.
6. Ibu Sri Supryantini yang telah meminjamkan alat ukur adjustment kepada peneliti.
7. Kak Dodo yang senantiasa mengarahkan, meluangkan waktu dan membagi ilmunya kepada peneliti sampai penelitian ini selesai
8. Guru-guru dan siswa-siswi SMAN 1 Tangsel dan SMAN 3 Tangsel yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.
vii
9. Kak Ari Sandi tercinta yang senantiasa memberi semangat yang luar biasa kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak-kakakku tersayang, Kak Marhaeni, Kak Anam Anshori dan Kak Sriwahyuni terima kasih telah memberikan semangat dan dorongan serta mendo’akan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Teman-teman dan sahabat-sahabatku tercinta Mas Diana, Kartika Sari, Prima Retha, Mira Dewi Yani, Herly Novitasari, teman-teman kelas C yang tidak dapat disebutkan satu persatu serta semua teman angkatan 2006 tak terkecuali.
12. Teman-teman dan sahabat-sahabatku Shadiq At-Taqwa, Kak Mashdar, Kak Uus, Kak Jamal, Suherman, Rahim, Kak Burhan selaku ketua IKAMI Sul-Sel Cab. Ciputat, serta seluruh teman-teman IKAMI Cab Ciputat.
13. Adikku tersayang, Uyun yang telah menemani dan membantu peneliti saat uji referensi. Semoga hafalan dan kuliahnya di IIQ (Institut Ilmu Al-Qur’an) lancar dan penuh barakah.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT dan senantiasa berada dalam lindungan-NYA. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca khususnya dan bagi perkembangan ilmu psikologi pada umumnya. Amien.
Jakarta, 27 November 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ….…………........................……........................ i HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ….........………………………………… iii HALAMAN PERNYATAAN ………………………………….......... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………….......... v ABSTRAKSI ……………………………………………………………...... vi KATA PENGANTAR ……………………………………….................. vii DAFTAR ISI …………….………………………………….....................… ix DAFTAR TABEL …………….…………………................…………….. xi DAFTAR GAMBAR …...........………….………………………………....... xii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………............ 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian .……..................... 8
1.2.1 Pembatasan masalah …………………………..................... 8 1.2.2 Perumusan masalah ........……………………………........ 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………..................... 9 1.3.1 Tujuan penelitian ....……………………………................ 9 1.3.2 Manfaat Penelitian ………...........……………………… 9
1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………............. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Prestasi Belajar ......………………………….......………….. 12
2.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ................... 15 2.1.2 Pengukuran prestasi belajar (hasil belajar) .....….............. 18
2.2 Self Concept (Konsep Diri) ………………………..………………… 21 2.2.1 Definisi self concept (konsep diri) ………………………. 21 2.2.2 Perkembangan dan proses pembentukan self concept ……. 24 2.2.3 Konsep diri positif dan konsep diri negatif …....…….……. 28 2.2.4 Karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA) ………….... 31 2.2.5 Dimensi-dimensi self concept .…………………….................. 35 2.2.6 Implikasi perkembangan konsep diri peserta didik terhadap
Pendidikan ............................................................................ 39 2.3 Adjustment (Penyesuaian Diri) …………………….........………..….. 41
2.3.1 Definisi penyesuaian diri (adjustment) ……….................. 41
ix
2.3.2 Aspek-aspek penyesuaian diri ...…………............................… 46 2.3.3 Karakteristik penyesuaian diri remaja ……...……………. 472.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ............. 51
2.4 Remaja ................................................................................................ 54 2.4.1 Definisi remaja akhir ……………..............…………..…… 56
2.5 Kerangka Berpikir ……………………………………………............ 57 2.6 Hipotesis …………….............….....………………………………. 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ….............………………………………….. 60 3.2 Metode Penelitian .........……………………….........………………. 60 3.3 Variabel Penelitian ……………………………………....................... 61 3.3.1 Identifikasi variabel penelitian ……..................................... 61 3.3.2 Definisi konseptual variabel penelitian ….....…………… 61 3.3.3 Definisi operasional variabel penelitian …………………. 62 3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................….… 64 3.4.1 Populasi penelitian ………………...................................... 64 3.4.2 Sampel penelitian …………………..….………………… 64
3.4.3 Teknik pengambilan sampel …………................................... 64 3.5 Metode dan instrumen penelitian …..................……………………. 65 3.5.1 Metode pengumpulan data ……..…………..................…. 65 3.5.2 Instrumen penelitian …….................…………………….. 66 3.6 Teknik Uji Instrumen ………………....…………...........………….. 67 3.6.1 Uji instrumen …...............…………………………….....… 67 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……............…………........… 68 3.8 Hasil Uji Instrumen Penelitian …..............…………....…………... 70 3.8.1 Uji validitas ………………………......………………… 70 3.9 Prosedur Penelitian …............………………….....……………….. 74 BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................... 76
4.1.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ......................... 76 4.1.2 Subjek penelitian berdasarkan usia ..................................... 77
4.2. Hasil Penelitian .................................................................................. 77 4.2.1. Uji korelasi .......................................................................... 77
4.2.2 Uji regresi linear .................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ….……………………………………………..........…. 82 5.2 Diskusi ……………………………………………....……………… 82 5.3 Saran ………………………………………………………................ 85 5.3.1 Saran teoritis …...............…………….……………………. 86 5.3.2 Saran praktis ……..........……………………………….… 86 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Blue Print Try Out Skala Self Concept ………………………. 70 Tabel 3.2 t-value Skala Self Concept ......................................................... 71 Tabel 3.3 Blue Print Try Out Skala Adjustment ...................................... 72 Tabel 3.4 t-value Skala Adjustment ……………………………………. 73 Tabel 4.1 Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 76 Tabel 4..2 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ........................................... 77 Tabel 4.3 Correlations …………………………………………………. 78 Tabel 4.4. Model Summary ........................................................................ 79 Tabel 4.5 Anovab ........................................................................................ 80 Tabel 4.6 Coefficientsa …………………………………………………… 81
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir …….…………………………... . 58
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur’Aini
NIM : 106070002280
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN SELF
CONCEPT DAN ADJUSTMENT DENGAN PRESTASI BELAJAR
REMAJA” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan
tindakan plagiat dalam penyusunan karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang
ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya
dalam skripsi. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai
dengan undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat
atau ciplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 27 November 2010
Yang Menyatakan
Nur’Aini
NIM: 106070002280
IV
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini mengemukakan bab pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pelaksanaan pendidikan di Indonesia diarahkan pada
tercapainya tujuan pendidikan nasional serta pengembangan potensi anak didik
secara optimal. Pengembangan potensi belajar siswa dapat dilihat pada sistem
nilai yang ditekankan dalam dunia pendidikan yaitu pencapaian prestasi belajar.
Dengan menetapkan prestasi belajar sebagai patokan perilaku, guru selalu
berusaha agar siswa mencapai patokan perilaku tersebut.
Menurut Djamarah (1990), prestasi belajar adalah hasil penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang diajarkan pada mereka (Rusyan, 1994). Nashar
(2004), mengatakan prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa
setelah melalui kegiatan belajar. Sependapat dengan Nashar, Abdurrahman
(1999), mengatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh
setelah melalui kegiatan belajar. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
dari apa yang sudah dikerjakan atau apa yang sudah diusahakan sesudah belajar.
Perubahan-perubahan positif pada diri anak menunjukkan adanya hasil
belajar. Hasil belajar pada setiap anak berbeda-beda, dan hasil belajar biasanya
2
disebut dengan prestasi belajar. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan
taraf hasil belajar yang ditunjukkan seseorang setelah mendapat pendidikan atau
latihan.
Setiap siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa dapat berhasil mencapai prestasi
belajar yang ditetapkan.
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Menurut Medinus (1969), Winkel (1996), Wahyuni
(Gunarsa, 1983) dan Slameto (1995), mengatakan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
yaitu intelegensi (kemampuan intelektual), minat, bakat, kepribadian, sikap
terhadap sekolah, keberhasilan dan kegagalan dimasa lalu. Dan faktor ekstern
yaitu hubungan orang tua dan anak, status sosial ekonomi keluarga dan guru.
Dalam kehidupan sehari-sehari atau lingkungan di sekolah seorang siswa
mempunyai standar yang harus dicapai yaitu prestasi belajar. Tetapi terkadang
harapan atau standar sekolah tidak selamanya dapat dicapai oleh semua anak
didik. Banyak di antara anak didik menghadapi kegagalan dalam belajar.
Pada umumya, sistem nilai yang ditekankan dalam dunia pendidikan
adalah pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar ini selanjutnya dijadikan
patokan perilaku, guru selalu berusaha agar mencapai patokan tersebut. Sudah
barang tentu tidak semua siswa mencapai prestasi belajar yang ditetapkan. Siswa
yang berhasil mencapai prestasi belajar yang ditetapkan, akan dipandang sebagai
siswa yang mempunyai kemampuan dan usaha yang tinggi oleh guru atau siswa-
3
siswa lain. Sebaliknya, siswa yang tidak berhasil mencapai prestasi belajar yang
ditetapkan, dipandang sebagai siswa yang tidak atau kurang mempunyai
kemampuan dan usaha.
Pandangan yang diberikan oleh guru maupun siswa lain merupakan
tanggapan-tanggapan yang sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri siswa.
Tanggapan positif, yaitu memandang siswa sebagai siswa yang mempunyai
kemampuan dan usaha tinggi akan membantu siswa bersikap positif terhadap
dirinya sendiri. Sikap ini akan mempengaruhi pendekatan siswa dalam
menghadapi tugasnya, dan lebih jauh lagi mempengaruhi prestasi belajar
(Pudjijogyanti, 1985).
Studi dari Bachman dan O’Malley, telah membuktikan adanya hubungan
yang signifikan antara konsep diri dengan keberhasilan pendidikan yaitu prestasi
belajar siswa (dalam Burns, 1993).
Nylor mengemukakan bahwa konsep diri memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan prestasi belajar (dalam Desmita, 2009). Di dalam penelitian
terhadap riset yang diadakan di Amerika, Purkey, menyimpulkan bukti-bukti riset
keseluruhan dengan jelas memperlihatkan sebuah hubungan yang tetap antara
konsep diri dan pencapaian prestasi belajar (dalam Burns, 1993). Desmita (2009)
mengatakan bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan
prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah
memiliki penilaian diri yang tinggi. Stenner dan Katzenmeyer, menyelidiki
hubungan antara konsep diri dengan pencapaian prestasi ditemukan skor yang
4
besar (dalam Burns, 1993). Jadi, konsep diri penting dalam memperkirakan
pencapaian prestasi akademis.
Berdasarkan data-data di atas, terlihat bahwa konsep diri berhubungan
dengan prestasi belajar dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar. Namun hasil penelitian seorang mahasiswi Universitas Indonesia
yaitu Sintha Hapsari (2001), dengan judul skripsi “Hubungan konsep diri dengan
prestasi belajar remaja akhir” bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
konsep diri dengan prestasi belajar remaja akhir. Oleh karena itu, penelitian
terhadap hubungan konsep diri (self concept) dan prestasi belajar perlu dilakukan
untuk membuktikan apakah ada atau tidak ada hubungan antara self concept
dengan prestasi belajar remaja.
Hal ini disebabkan karena pada masa remaja keberhasilan prestasi belajar
sangat penting untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya yaitu masa
dewasa karena untuk dapat memasuki tahap perkembangan selanjutnya, remaja
diharapkan mempunyai potensi-potensi akademis untuk dapat memasuki masa
dewasa yang mempunyai konsep diri yang baik sehingga dapat menerima dirinya
sebagaimana adanya dan akhirnya mempengaruhi tingkah laku penyesuaian
dirinya dalam belajar.
Apabila individu tidak memiliki konsep diri yang baik (konsep dirinya
negatif) cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah, karena konsep diri
mempengaruhi perilaku yang akan diambil oleh setiap individu. Sebaliknya,
individu yang mempunyai konsep diri positif akan memandang baik bagi dirinya
5
sehingga dapat mempengaruhi perilaku individu dalam menyesuaikan diri agar
dapat berprestasi dengan baik.
Konsep diri yang dimiliki seseorang mengarah pada hubungan tingkah
laku sehari-hari dan keyakinan yang dianut mengenai diri individu itu sendiri.
Berdasarkan penelitian Mussen, Conger dan Kagan (1974), diungkapkan bahwa
konsep diri negatif dapat menghambat prestasi belajar anak. Fink mendapatkan
hubungan yang signifikan antara konsep diri yang rendah dengan pencapaian
akademis yang rendah (Burns, 1993).
Selain konsep diri, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah penyesuaian diri (adjustment). Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Tallent (1978), yang menyatakan bahwa penyesuaian diri akan
meningkatkan prestasi belajar. Hal ini didukung juga dengan hasil penelitian
Achyar (2001), yang menyatakan bahwa penyesuaian diri berkorelasi dengan
prestasi belajar, di mana penyesuaian diri dapat meningkatkan efek positif
terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian Sapto Legowo (2005),
menunjukkan bahwa ada pengaruh penyesuaian diri terhadap prestasi belajar
siswa. Begitupun hasil penelitian Laily Safura & Sri Supriyantini (2006),
memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri
dengan prestasi belajar siswa (Jurnal Psikologia, 2006).
Menurut Schneiders (1964), Penyesuaian diri adalah proses kecakapan
mental dan tingkah laku seseorang dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baik dari
diri sendiri maupun dari lingkungan. Sedangkan menurut Haber dan Ruyon
(1984), penyesuaian diri merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus
6
dalam kehidupan di mana individu melakukan suatu reaksi untuk melakukan dan
mengatasi setiap perubahan dalam lingkungannya.
Penyesuaian diri berlangsung secara terus-menerus antara memuaskan
kebutuhan diri sendiri dengan tuntutan lingkungan, termasuk tuntutan orang lain
secara kelompok maupun masyarakat. Menyesuaikan diri berarti mengubah
dengan cara yang tepat untuk memenuhi syarat tertentu (Sukadji, 2000).
Seorang individu tidak dilahirkan dalam keadaan sudah mampu
menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri (Hartono & Sunarto,
2002). Banyak individu yang menderita dan merasa tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri baik
dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada
umumnya. Sehingga menghambat ia untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Eddy Hendrarno (1987), mengemukakan bahwa proses penyesuaian diri
tidaklah selalu dapat berlangsung secara efektif. Tidak jarang individu sering
mengalami hambatan. Kecanggungan, atau bahkan salah dalam melakukan
penyesuaian. Akibat dari keadaan semacam itu adalah timbulnya kelainan tingkah
laku siswa.
Jika individu tidak mampu menyesuaikan diri terhadap orang lain maka
akan timbul kesalahan penilaian baik terhadap dirinya maupun orang lain
sehingga tingkah lakunya akan merugikan baik pada dirinya maupun orang lain.
Pada sekolah menengah atas (SMA) siswa berada pada tahap perkembangan
remaja, tepatnya masa remaja akhir yaitu yang berusia 15-20 tahun (WHO dalam
Sarwono, 2004). Pada masa ini tugas perkembangan yang tersulit bagi siswa
7
adalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri (Hurlock, 1980). Selain itu,
peralihan dari SMP ke SMA di mana terjadi pergerakan dari posisi teratas (di
sekolah SMP mereka adalah murid-murid yang paling tua, paling besar, dan siswa
yang paling berkuasa di sekolah) ke posisi terendah (di sekolah SMA, menjadi
murid-murid yang paling muda, paling kecil, dan paling lemah di sekolah). Hal
tersebut seringkali menimbulkan masalah bagi banyak siswa yang kurang dapat
menyesuaikan diri dengan situasi baru.
Hartono & Sunarto (2002), menambahkan bahwa bagi siswa yang baru
memasuki sekolah lanjutan atas mungkin akan mangalami kesulitan dalam
membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan
untuk ikut aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler. Mereka juga mungkin akan
mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman-teman, dan
mata pelajarannya. Sebagai akibat antara lain adalah prestasi belajar siswa
menjadi menurun dibanding dengan prestasi di sekolah sebelumnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri sangat
diperlukan bagi siswa yang menjalani seluruh aktivitasnya di sekolah dan
penyesuaian diri ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat
hubungan self concept dan adjustment dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri
1 Tangsel.
8
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah yang berhubungan dengan self concept dan
adjustment dengan prestasi belajar remaja yaitu:
1. Konsep diri (self concept) adalah pandangan keseluruhan yang dimiliki
individu tentang dirinya sendiri dan terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan
kecenderungan berperilaku (Burns, 1993).
2. Penyesuaian diri (adjustment) adalah suatu proses yang mencakup respon-
respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil
memenuhi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami dalam
dirinya (Schneiders, 1964).
3. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai
hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang
mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode
tertentu (Gunarso, 1982). Dalam hal ini yaitu nilai rata-rata raport semester
genap pada kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel tahun 2010-2011.
4. Remaja dalam hal ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel. Karena
masa ini siswa memasuki masa remaja akhir yaitu pada masa ini remaja mulai
membentuk dan memiliki konsep diri yang lebih akurat dari pada masa-masa
sebelumnya (Papalia, 2004). Selain itu, remaja adalah masa yang penting
dalam hal prestasi (Santrock, 2003).
9
1.2.2. Perumusan masalah
Dari pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara self concept dan
adjustment dengan prestasi belajar remaja?”
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian
ini menjadi lebih terarah dan lebih jelas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment
dengan prestasi belajar remaja?
1.3.2. Manfaat penelitian
1.3.2.1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan konstribusi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan self concept, adjustment dan prestasi
belajar dan dapat menambah khasanah serta menjadi literatur tambahan dalam
ilmu psikologi pendidikan, dan perkembangan.
1.3.2.2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat mengetahui dan memperhatikan hal-hal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yaitu self concept dan adjustment sehingga peserta
didik dapat mencapai prestasi belajar yang telah ditentukan atau bisa mendapatkan
prestasi sebaik mungkin dengan memiliki konsep diri dan penyesuaian diri yang
10
positif. Selain itu, dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan, menambah
pengalaman, dan memperluas pengetahuan dalam melakukan kegiatan
pendidikan, bagi orangtua dapat dijadikan sebagai informasi awal dalam
membimbing putra-putrinya sebagai kerjasama antara orangtua dan sekolah, bagi
guru kelas dapat dimanfaatkan dalam mendukung proses pembelajaran di kelas,
dan bagi kepala sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan
memotivasi guru di sekolah.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mengemukakan bab pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II KAJIAN TEORI
Tentang kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian yang
digunakan untuk melihat permasalahan yang diteliti meliputi: definisi
prestasi belajar, faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar,
pengukuran prestasi belajar (hasil belajar), definisi konsep diri,
perkembangan dan proses pembentukan konsep diri, konsep diri positif
dan konsep diri negatif, karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA),
dimensi-dimensi konsep diri, implikasi perkembangan self concept peserta
didik terhadap pendidikan, definisi adjustment (penyesuaian diri), aspek-
11
aspek penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian diri remaja, faktor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri, definisi remaja akhir dan kerangka
berpikir serta hipotesis penelitian.
Bab III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi
konseptual dan definisi operasional, variabel penelitian, subjek penelitian
yang terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data yang terdiri dari metode dan instrument penelitian,
teknik analisa data yang terdiri dari reliabilitas dan validitas alat ukur.
Bab IV ANALISA HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan daftar pustaka.
Bab V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran
12
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori tentang variabel-variabel
yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti. Pertama akan dipaparkan teori
tentang prestasi belajar, konsep diri, adjustment, dan masa remaja. Bahasan
berikutnya adalah kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1. Definisi Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya
perubahan pada diri siswa baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun dalam
sikapnya. Indikator dari perubahan itu biasanya akan tampak pada prestasi
belajarnya.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah belajar mengajar berlangsung.
Istilah prestasi belajar kerap kali diungkapkan atau digunakan dalam dunia
pendidikan untuk mengungkapkan kondisi hasil belajar siswa atau peserta didik
yang telah melalui proses pembelajarannya dalam suatu masa tertentu.
Dalam kamus etimologi bahasa Indonesia dikatakan bahwa prestasi adalah
a). Pencapaian, b). Penampilan, c). Kemampuan. Kata prestasi berasal dari bahasa
Belanda yaitu “prestatie” yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang berarti hasil usaha. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa
13
Indonesia (1988), prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan, atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pembelajaran, yang ditunjukkan
dengan tes atau angka. Serta dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan W. J. S.
Koewadarminta (1976), arti prestasi menurut bahasa adalah hasil yang telah
dicapai (dikerjakan, dilaksanakan). Sedangkan menurut istilah prestasi adalah
bukti keberhasilan yang dicapai. Jadi prestasi bisa diartikan sebagai hasil dari
berbagai proses dengan membuahkan tujuan yang diharapkan.
Sunarto (1985), mengatakan prestasi belajar adalah kemampuan seseorang
dalam menguasai sejumlah program setelah program selesai dan prestasi ini bisa
dilambangkan dalam bentuk nilai (angka) sehingga mencerminkan keberhasilan
belajar atau prestasi belajar siswa dalam periode tertentu. Oleh karena itu, prestasi
belajar siswa dapat dilihat dari nilai raport pada setiap caturwulan. Poerwanto
(1986), memberikan definisi prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Demikian juga Utami Munandar (1999), menyatakan bahwa prestasi belajar dapat
dinilai dari angka raport.
Ngalim Purwanto (1995), berpendapat bahwa prestasi merupakan sesuatu
yang digunakan untuk menilai belajar yang diberikan guru kepada siswanya atau
dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu. Maka prestasi belajar dapat
diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai seseorang siswa dalam rangkaian
proses belajar-mengajar, baik dinyatakan dalam angka maupun huruf. Dengan
prestasi belajar ini seorang guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswanya
dalam menyampaikan pelajarannya dan siswa dalam menerima pelajaran.
14
Prestasi belajar menurut Nawawi (1981), adalah tingkat keberhasilan siswa
mempelajari materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pembelajaran tertentu.
Menurut Winkel (2004), prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang
dapat dicapai. Tirtonegoro mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang mengatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu (Prayitno, 2005). Prestasi belajar disebut juga hasil
belajar (Nashar, 2004). Hasil belajar merupakan konsekwensi logis dari terjadinya
perbuatan belajar (Nashar, 2004). Belajar itu terjadi jika ada stimuli yang dapat
mempengaruhi individu yang belajar, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari
waktu sebelum belajar dan setelah belajar. Hasil belajar adalah merupakan
kemampuan yang dicapai peserta didik setelah mengikuti program belajar-
mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nana (2009), hasil
belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil
belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang
merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan
siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran
atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan
15
angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah
dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.
Dari beberapa definisi prestasi belajar di atas, maka penulis dapat
simpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport
setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar yang dilambangkan
dengan angka-angka atau huruf-huruf.
2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Gunarsa,
2006) terbagi dua yaitu internal dan eksternal.
1. Dimensi internal
a. Kecerdasan
Tidak dapat disangkal bahwa prestasi yang ditampilkan anak di sekolah
mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang relatif lebih
tinggi tentu lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran
yang diberikan di sekolah daripada anak-anak yang memiliki kecerdasan
yang lebih rendah.
b. Kepribadian si anak
Sikap anak yang pasif, rendah diri, mempunyai kecenderungan agresif dan
dapat merupakan faktor yang menghambat anak dalam menampilkan
prestasi yang diharapkan. Anak-anak yang biasanya dikarakteristikkan
seperti itu sebagai anak yang mempunyai harga diri yang kurang baik dan
16
juga tampak kurang ada rasa aman dalam dirinya untuk dapat berprestasi
dengan baik.
Dengan demikian, kita melihat bahwa siswa yang memiliki konsep diri
yang kurang (negatif) dapat menghambat anak dalam menampilkan
prestasi yang diharapkan.
c. Motivasi atau hasrat untuk berprestasi
Kurangnya hasrat untuk berprestasi pada anak dapat disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain: ketidakpuasan terhadap prestasi yang diperoleh,
kurangnya rangsangan dari pihak sekolah ataupun orangtua.
2. Dimensi eksternal
A. Lingkungan si anak
Faktor lingkungan ini dapat berupa:
1. Lingkungan sekolah
a. Guru: Tidak jarang kita mendengar bahwa seorang anak
menampilkan prestasi yang rendah karena ia tidak senang dengan
sikap ataupun tingkah laku gurunya.
b. Teman-teman: Sering kita melihat anak-anak yang mudah
terpengaruh oleh teman-temannya. Di sekolah ia tidak
mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru tetapi sibuk
bermain atau memperhatikan teman-temannya. Adanya rasa kurang
sesuai dengan teman-teman di sekolah dapat pula menyebabkan
anak enggan ke sekolah, dan ini tentu saja mengakibatkan anak
enggan belajar.
17
c. Situasi belajar: Lindgren mengemukakan bahwa situasi belajar
dapat mempengaruhi prestasi sekolah anak.
A. Lingkungan rumah
Di sini termasuk bagaimana hubungan yang terjalin antara anak dengan
orangtuanya ataupun dengan saudara-saudaranya. Bagaimana sikap,
perhatian, serta minat orangtua terhadap sekolah. Begitu juga bagaimana
status sosial ekonomi orangtua.
B. Sikap masyarakat sekitar terhadap sekolah
Apabila masyarakat di sekitar anak itu tidak menganggap bahwa sekolah
adalah merupakan suatu hal yang penting, maka hal ini akan
mempengaruhi keinginan anak untuk menampilkan prestasi yang baik di
sekolah.
Faktor-faktor tersebut di atas saling berkaitan dalam mempengaruhi
prestasi belajar. Oleh karena itu, sering kita jumpai anak-anak yang sebenarnya
cerdas tetapi prestasi sekolahnya buruk. Dengan perkataan lain, anak-anak
tersebut tidak menampilkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki.
(Gunarsa, 2006). Karena memiliki konsep diri negatif atau memandang dirinya
tidak mampu.
Memang berbagai faktor diperlukan guna mendukung tampilnya prestasi
yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak. Salah satu di antaranya
adalah konsep diri dan penyesuaian diri siswa. Menurut Desmita (2009), konsep
diri merupakan salah satu variabel yang dapat memberikan efek positif dalam
proses pendidikan. Selain itu, penyesuaian diri dapat meningkatkan pretasi belajar
18
(Tallent, 1978). Oleh karena itu, Rendahnya prestasi belajar siswa di kelas banyak
disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif siswa terhadap diri sendiri serta
penyesuaian diri yang dimiliki siswa.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep diri dan penyesuaian diri mempunyai peranan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.1.2. Pengukuran prestasi belajar (hasil belajar)
Dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata (2007), yang berjudul
“landasan psikologi proses belajar” mengatakan bahwa alat untuk mengukur hasil
belajar disebut dengan tes belajar atau tes prestasi belajar atau achievement test.
Kemudian Nana (2007), mengemukakan bahwa tes hasil belajar disusun oleh
guru-guru untuk setiap mata pelajaran pada setiap semester atau caturwulan
minimal dapat disusun satu tes hasil belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunkaan instrumen tes dan non tes.
Pelaksanaan pengukuran berlangsung selama proses belajar mengajar sampai pada
akhir belajar.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes ataupun non tes yang sering
dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifuddin Anwar mengemukakan
tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap
keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali
19
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes
prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap
performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang
telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal, tes prestasi belajar dapat
berbentuk ulangan.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar di sekolah yang dinyatakan
dalam bentuk skor yang diperoleh dengan hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran yang tercantum dalam kurikulum dan akan disampaikan dalam laporan
pendidikan berupa raport.
Indikator prestasi belajar sampai saat ini masih menjadi masalah yang
paling mendasar dalam sistem pendidikan perlu dievaluasi secara terus menerus
dalam waktu yang teratur. Dalam skripsi ini indikator disimpulkan dalam bentuk
raport. Raport diberikan kepada siswa setiap akhir semester. Dalam raport
dijelaskan hasil nilai belajar siswa dari semua mata pelajaran yang telah diterima.
Baik nilai harian maupun nilai ulangan-ulangan semester/THB semua hasil belajar
tersebut tertuang dalam bentuk nilai dan tertulis di buku raport tersebut. Jadi
raport harus dimiliki oleh setiap siswa.
Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai
akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan. Dan prestasi
belajar dapat dinilai dengan cara sebagai berikut:
20
1. Tes Formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif. Tes formatif
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes
formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Tes
ini adalah diberikan pada akhir setiap program. Dalam pengalaman sekolah,
tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian (Suharsimi Arikunto,
2005).
2. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam
pengalaman sekolah, tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester
(Suharsimi Arikunto, 2005).
Menentukan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan
dengan pengungkapan hasil belajar. Ada beberpa alternatif norma pengukuran
tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, diantaranya
yaitu:
a. Norma skala angka 1-10
b. Norma skala angka 1-100
Jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih separuh tugas atau mendapat
lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi
target minimal keberhasilan belajar (Suharsimi Arikunto, 2002).
21
Banyak cara untuk menentukan prestasi belajar, diantaranya yaitu dengan
evaluasi dari guru. Setelah siswa melakukan proses belajar secara rutin, maka
untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut berhasil
atau tidak maka guru melakukan evaluasi dengan berbagai cara di antarnya:
1. Tes lisan
2. Tulisan
3. Pilihan ganda, dan
4. Esai
Prestasi belajar siswa yang digunakan di SMA Negeri 1 Tangsel diperoleh
dari data primer berupa laporan hasil ujian semester (Nilai Raport) siswa/i SMAN
1 Tangsel pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang mencerminkan
hasil belajar, kepribadian, prakarsa atau inisiatif, bertanya dan disiplin.
2.2. Self Concept (Konsep Diri)
2.2.1 Definisi self concept (konsep diri)
Self concept adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri; penilaian atau
penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan (Chaplin,
2006).
Konsep diri umumnya dipahami sebagai sikap, pandangan dan keyakinan
individu terhadap keseluruhan dirinya. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki
seseorang tentang dirinya, yakni merupakan gambaran dari keyakinan yang
dimiliki orang tentang dirinya sendiri. Sikap, pandangan dan keyakinan diri ini
mencakup seluruh dimensi: prestasi, psikologis, aspirasi, dan fisik. Seluruh sikap,
22
pandangan dan keyakinan individu dalam memandang dirinya akan tampak dalam
setiap tingkah lakunya. Menurut Slameto (2010), konsep diri merupakan suatu
kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri
tumbuh dan interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam
kehidupannya.
Perkins (1958), menyatakan bahwa konsep diri adalah semua persepsi,
kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang digunakan diri seseorang untuk
mendeskripsikan dirinya sendiri, dan konsep diri seorang anak berubah seiring
dengan cara pandang dirinya pada suatu periode waktu. Sementara itu, Calhoun
dan Acocella (1995), mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran mental diri
seseorang.
Menurut Sarlito (2009), konsep diri (self concept) merupakan kesadaran
seseorang mengenai siapa dirinya. Sedangkan Menurut Atwater (1983), konsep
diri berfungsi sebagai suatu filter yang menyaring segala sesuatu yang dilihat atau
didengar. Dengan demikian, konsep diri mengadakan suatu pengaruh selektif pada
pengalaman seseorang, sehingga seseorang cenderung mempersepsikan, menilai
dan bahkan bertindak dengan cara yang konsisten dengan konsep diri yang
dimiliki. Bila seseorang menganggap dirinya sebagai kompeten, sikap ini
mengarahkan perilakunya ke arah peningkatan (atau sekurang-kurangnya
memelihara) kompetensi. Demikian pula sebaliknya; seorang anak yang
menganggap dirinya tidak kompeten bersikap negatif terhadap dirinya, pesimis
terhadap keberhasilan, ia cenderung mengindari situasi yang menuntut prestasi
23
dan dengan demikian kehilangan kesempatan yang dapat mengubah gambaran diri
negatif. (Amaryllia Puspasari, 2004).
Fitts (1971), mengatakan persepsi terhadap diri sendiri merupakan aspek
yang sangat penting yaitu diri sebagaimana dilihat, dihayati dan dialami. Inilah
yang disebut sebagai konsep diri seseorang. Jadi konsep diri seseorang merupakan
persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. Fitts juga mengatakan
bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menilai dirinya sendiri sebagaimana
ia lakukan terhadap hal-hal lain. Dengan kemampuan ini ia dapat mengatakan
bahwa dirinya pintar atau tidak, berharga atau tidak, dan sebagainya.
Jika manusia mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberi
arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya sendiri, hal ini
menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya
untuk melihat dirinya sebagaimana ia lakukan terhadap objek-objek lain. Diri
yang dilihat, dihayati, dialami. Ini disebut sebagai konsep diri (Fitts, 1971).
Konsep diri adalah struktur mental atau totalitas dari pikiran, perasaan dalam
hubungan dengan diri sendiri (Rosenberg, 1965).
Konsep diri (self concept) adalah pandangan keseluruhan yang dimiliki
individu tentang dirinya sendiri dan terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan
kecenderungan berperilaku (Burns, 1993). Konsep diri juga merupakan
pandangan dan sikap individu terhadap kesadaran dirinya (Pudjijogyanti, 1988).
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan konsep diri adalah
gambaran seseorang atau pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang terdiri
dari kepercayaan, evaluasi, dan kecenderungan berperilaku.
24
2.2.2 Perkembangan dan proses pembentukan self concept
Tidak dapat disangkal bahwa konsep diri mempunyai peranan penting
dalam menentukan perilaku individu. Tetapi dalam perkembangan dan
pembentukannya konsep diri dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu
dalam hubungannya dengan individu lain yang berarti bagi individu tersebut
(significant others), karena konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa
sejak lahir. Dengan demikian perlu dijelaskan perkembangan dan pembentukan
konsep diri individu mulai dari bayi hingga konsep diri menetap pada masa
remaja.
Para ahli sependapat bahwa konsep diri bukan bawaan sejak lahir. Seorang
anak ketika lahir belumlah menyadari dirinya dan lingkungannya. Hal ini
ditekankan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah Allport menyatakan: “....the
infent is not aware of himself as a self” (Hall & Lindzey, 1985).
Menurut Allport, bayi yang baru lahir merupakan ciptaan hereditas dan
bertingkah laku hanya berdasarkan refleks dan dorongan primitif. Bayi belum
menyadari dirinya sebagai self. Namun sesudah masa kelahiran tersebut bayi
mulai belajar secara perlahan-lahan melalui pengalaman dengan tubuh dan
lingkungannya, dan mulai berkembangan kesadaran tentang dirinya yang timbul
seiring dengan meningkatnya kemampuan persepsi.
Pada masa bayi, kedekatan antara bayi dengan orangtua menentukan rasa
aman dan rasa cinta seorang bayi. Perasaan aman dan cinta ini menentukan
konsep dirinya terutama berhubungan dengan anggapan orangtua terhadap dirinya
(Hurlock, 1986).
25
Pada masa kanak-kanak (2-6 tahun), keluarga memegang peranan penting
dalam mengembangkan konsep diri anak karena keluarga merupakan lingkungan
sosial pertama yang dikenal oleh seorang anak. Melalui keluarga anak mengalami
proses sosialisasi primer (Hoffman & Hall, 1994), dan anak mengembangakan
aspek kesadaran diri (self awareness) serta berkembangnya self image yang
ditandai dengan cita-cita anak (Allport dalam Hall & Lindzey, 1985).
Pada akhir masa kanak-kanak (6 tahun-pubertas) lingkungan sosial anak
semakin meluas yang berarti pengaruh sosial di luar keluarga terhadap anak
semakin besar. Dalam hubungnnya dengan lingkungan di luar rumah, anak
menemukan tuntutan baru dan membingungkan dari kelompok yang berbeda
dengan orangtuanya (Allport dalam Hall & Lindzey, 1985). Pengaruh teman
sebaya dan reference group mulai memegang peranan penting dalam
pembentukan konsep diri anak. Anak semakin mengidentifikasi diri dengan
kelompok usianya dan mengadopsi tingkah laku peer group-nya. Namun
demikian, hubungan keluarga masih sangat mempengaruhi perkembangan
kepribadiannya.
Papalia (1995), mengatakan bahwa konsep diri mulai terbentuk selama
masa “middle childhood” (6-12/pubertas). Pada masa ini konsep diri berkembang
lebih realistik dan anak mulai tahu apa yang mereka butuhkan untuk hidup dan
untuk masa depan mereka. Anak mulai memiliki gambaran diri yang positif atau
negatif mengenai diri mereka sendiri, yang melekat untuk waktu yang lama
setelah masa kanak-kanak.
26
Menignjak usia remaja, dalam memandang lebih detail dari anak-anak.
Anak-anak biasanya hanya mempunyai penerimaan atau pandangan yang sempit
tentang diri mereka seperti apakah saya?. Apakah saya baik atau buruk.
Sedangkan remaja memiliki kepekaan yang lebih jauh tentang diri mereka
(Jersild, 1978), seperti saya baik hampir di setiap waktu, saat ayah saya tidak
mengizinkan saya memiliki mobil, dan ketika saya harus belajar untuk ujian
biologi (Hart, Maloney dan Demon, 1987).
Pada masa remaja, anak tumbuh menjadi individu yang sadar akan dirinya
sendiri dan melakukan introspeksi terhadap dirinya. Dari sinilah mereka kemudian
mulai memandang dirinya dengan lebih realistik dan spesifik. Ini menandakan
bahwa pada masa remaja, anak mulai membentuk dan memiliki konsep diri yang
akurat daripada masa-masa sebelumnya (Rice, 1990).
Pada perkembangannya, konsep diri akhirnya akan mulai menetap dan
stabil pada usia remaja akhir. Pada masa remaja awal (12-14 tahun) walaupun
tampaknya stabil, konsep diri masih dapat berubah karena pengaruh dari teman
sebayannya. Konsep diri mulai sulit berubah pada masa remaja akhir yaitu usia
sekitar 15-20 tahun. Pada masa ini konsep diri seorang sudah mantap karena
konsep mengenai diri yang dibentuknya sudah relatif menetap dan stabil
(Gunarsa, 1984). Sependapat dengan Gunarsa, Offer & Howard (1972),
mengatakan bahwa remaja akhir mempunyai konsep diri yang stabil daripada
remaja awal.
27
Jadi, walaupun konsep diri mengalami proses perkembangan namun pada
masa-masa tertentu yaitu pada masa remaja akhir, konsep diri seseorang relatif
sudah menetap dan stabil.
Pada masa anak-anak konsep diri yang dimiliki seseorang biasanya
berlainan dengan konsep diri yang dimiliki ketika memasuki usia remajanya.
Konsep diri seorang anak masih bersifat tidak realistis, hanya didasarkan atas
imajinasi-imajinasi tertentu dalam dirinya.
Tetapi apabila perkembangan seorang anak tergolong normal, maka
konsep diri yang lama berganti dengan konsep diri yang baru dan sejalan dengan
berbagai penemuan-penemuan ataupun pengalaman-pengalaman yang ia peroleh
pada usia-usia selanjutnya. Jadi, konsep diri yang tidak realistis berubah menjadi
konsep diri yang lebih realistis.
Menurut Gunarsa (2006), konsep diri tersusun atas tahapan-tahapan, yaitu:
a) Konsep diri primer
Konsep diri ini terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan
terdekat, yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Setelah anak bertambah
besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas dari pada hanya sekedar
hubungan dalam lingkungan keluarganya. Ia mempunyai lebih banyak
teman, dan lebih banyak kenalan serta mempunyai lebih banyak
pengalaman. Akhirnya, anak akan memperoleh konsep diri yang baru dan
berbeda dari apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya. Ini
menghasilkan suatu konsep diri sekunder.
28
b) Konsep diri sekunder
Konsep diri sekunder terbentuk banyak ditentukan oleh bagaimana konsep
diri primernya. Ketika seseorang memasuki jenjang keremajaannya, maka
ia mengalami begitu banyak perubahan dalam dirinya. Sikap-sikap atau
tingkahlaku yang ditampilkannya juga akan mengalami perubahan-
perubahan (Gunarsa, 2006). Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa
konsep diri pada seorang remaja cenderung tidak konsisten. Menurut
Gunarsa (2006), melalui cara ini, si remaja mengalami suatu
perkembangan konsep diri sampai akhirnya ia memiliki suatu konsep diri
yang konsisten yaitu pada masa remaja akhir.
2.2.3 Konsep diri positif dan konsep diri negatif
Berdasarkan perkembangan konsep diri yang telah dijelaskan dapat terlihat
bahwa konsep diri terbentuk karena hasil interaksi individu dengan
lingkungannya, terutama hubungan dengan orang lain (Zurcher & Deux, et.al,
1977, 1982). Dalam pembentukannya konsep diri melalui interaksi sosial, hal
yang terpenting bahwa hubungan interpersonal akan mempengaruhi konsep diri
yang dominan yaitu hubungan dengan “significant others” sehingga dapat
terbentuk konsep diri positif atau konsep diri negatif pada setiap individu.
b. Konsep diri positif
Dalam pembentukannya konsep diri dapat berkembang ke arah positif dan
negatif. Valerian menyatakan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif
29
dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, dan akan merasa puas dengan diri dan hidupnya.
Montana (2001), memberikan ciri-ciri tingkah laku individu yang
mempunyai konsep diri positif yaitu:
1. Bercita-cita menjadi pemimpin (menginginkan kepemimpinan).
2. Mau menerima kritikan yang bersifat membangun.
3. Mau mengambil resiko secara lebih sering.
4. Bersifat mandiri terhadap orang lain.
5. Yakin bahwa keberhasilan dan kegagalan tergantung pada usaha,
tindakan dan kemampuan yang dimiliki.
6. Bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya.
7. Percaya bahwa ia mempunyai kontrol dan pengaruh terhadap peristiwa
atau kejadian dalam kehidupannya.
8. Menerima tanggung jawab atas tindakannya sendiri.
9. Sabar menghadapi kegagalan atau frustasi, tahu bagaimana cara
menangani kerugian secara positif.
10. Dapat menangani pekerjaan yang ambisius.
11. Merasa mampu menangani atau mempengaruhi lingkungannya dan
bangga terhadap perilaku dan tindakannya.
12. Menangani persoalan dengan keyakinan dan kepercayaan.
Dari ciri-ciri tingkah laku individu yang menggambarkan konsep diri
positif dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengembangkan konsep diri positif
akan merasa dirinya berharga dan merasa diri lebih mampu dalam menghadapi
30
berbagai pengalaman dan situasi, merasa dapat menyelesaikan tugas dengan baik
dan memandang keberhasilan yang diperoleh merupakan hasil dari usahanya dan
karena kemampuan yang dimilikinya serta menerima kritikan sebagai hal yang
membangun sehingga ia dapat meraih prestasi yang tinggi.
c. Konsep diri negatif
Selain konsep diri positif, individu dapat membentuk konsep diri negatif.
Montana (2001), memberikan ciri tingkah laku individu yang mempunyai konsep
diri negatif. Individu yang mempunyai konsep diri negatif mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Menghindari peran-peran kepemimpinan.
2. Menghindari kritikan dan tidak mau mengambil resiko.
3. Tidak mempunyai atau kurang mempunyai kemampuan untuk bertahan
terhadap tekanan.
4. Kurang memiliki motivasi belajar, bekerja dan umumnya mereka
mempunyai kesehatan emosi dan psikologis kurang baik.
5. Mudah terpengaruh pada penyalahgunaan obat-obatan terlarang, hamil
di luar nikah, keluar dari sekolah atau terlibat kejahatan.
6. Lebih merasa perlu untuk dicintai dan diperhatikan sehingga mereka
lebih mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain.
7. Ia akan berbuat apa saja untuk menyesuaikan diri dan menyenangkan
orang lain. Orang dewasa berpikir dia adalah anak-anak yang baik
karena mereka adalah orang-orang yang menyenangkan. Tetapi
31
keperluan untuk menyenangkan orang lain dapat menimbulkan
masalah bagi mereka.
8. Ia mudah frustasi, menyalahkan orang lain atas kekurangannya.
9. Menghindar dari keadaan-keadaan sulit untuk tidak “gagal” dan
bergantung pada orang lain.
Dari ciri-ciri tingkah laku individu yang menggambarkan konsep diri
negatif, dapat diambil kesimpulan bahwa anak yang mengembangkan konsep diri
negatif mempunyai kesulitan dalam menerima dirinya sendiri, bahkan sering
menolak dirinya, merasa tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan
menganggap keberhasilan yang diperoleh bukan karena hasil usahanya dan karena
kemampuannya.
2.2.4 Karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA)
Ketika anak-anak memasuki masa remaja, konsep diri mereka mengalami
perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri
mereka. Santrock (1998), menyebutkan sejumlah karakteristik penting
perkembangan konsep diri pada masa remaja, yaitu:
a) Abstrac and idealistic
Pada masa remaja, anak-anak lebih mungkin membuat gambaran tentang
diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik. Meskipun tidak
semua remaja menggambarkan diri mereka dengan cara yang idealis,
namun sebagian besar remaja membedakan antara diri mereka yang
sebenarnya dengan diri yang diidamkannya.
32
b) Differentiated
Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin untuk
menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi. singkatnya, dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih
mungkin memahami bahwa dirinya memiliki diri-diri yang berbeda-beda
(differentiated selves), sesuai dengan peran atau konteks tertentu.
c) Contradictions within the self
Setelah remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan
dalam konteks yang berbeda-beda, maka muncullah kontradiksi antara
diri-diri yang terdiferensiasi ini.
d) The fluctiating self
Seorang peneliti menjelaskan sifat fluktuasi dari diri remaja tersebut
dengan metafora “the barometric self” (diri barometrik). Diri remaja akan
terus memiliki ciri ketidakstabilan hingga masa di mana remaja berhasil
membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh, dan biasanya tidak
terjadi hingga masa remaja akhir bahkan hingga masa dewasa awal.
e) Real and ideal, true and false selves
Munculnya kemampuan remaja untuk mengkonstruksikan diri ideal
mereka di samping diri yang sebenarnya, merupakan sesuatu yang
membingungkan bagi remaja tersebut. Kemampuan untuk menyadari
adanya perbedaan antara diri yang nyata (real self) dengan diri yang ideal
(ideal self) menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif
mereka.
33
f) Social comparison
Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa, dibandingkan dengan anak-
anak, remaja lebih sering menggunakan social comparison (perbandingan
sosial) untuk mengevaluasi diri mereka sendiri
g) Self-conscious
Karakteristik lain dari konsep diri remaja adalah bahwa remaja lebih sadar
akan dirinya (self-conscious) dibandingkan dengan anak-anak dan lebih
memikirkan tentang pemahaman diri mereka.
h) Self-protective
Mekanisme untuk mempertahankan diri merupakan salah satu aspek dari
konsep diri remaja. Meskipun remaja sering menunjukkan adanya
kebingungan dan konflik yang muncul akibat adanya usaha-usaha
introspeksi untuk memahami dirinya, remaja ternyata juga memiliki
mekanisme untuk melindungi dan mengembangkan dirinya.
i) Unconcious
Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen yang
tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang
disadari.
j) Self-integration
Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi lebih terintegrasi,
di mana bagian yang berbeda-beda dari diri secara sistematik menjadi satu
kesatuan (Desmita, 2009).
34
Dari karakteristik konsep diri remaja SMP-SMA di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada awal masa remaja, remaja membuat gambaran tentang
dirinya dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik, remaja berusaha
menggambarkan dirinya menggunakan sejumlah karakteristik dalam hubungan
dengan teman sebaya, bahkan dalam hubungan dengan lawan jenisnya. Konsep
diri remaja terus berubah hingga pada saat remaja akhir konsep diri mulai
menetap dan stabil, remaja mulai mampu membedakan diri yang nyata dan diri
yang ideal, serta remaja memiliki mekanisme untuk melindungi dan
mengembangkan dirinya. Selain itu, pada masa remaja akhir konsep diri mulai
terintegrasi.
2.2.5 Dimensi-dimensi self concept
Fitts (1971), melihat bahwa pengamatan seseorang terhadap dirinya dapat
dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal.
1) Dimensi Internal
Pada dimensi internal, individu melihat dirinya sebagai suatu kesatuan unik
dan dinamis ketika ia melakukan pengamatan dan penilaian terhadap identitas
dirinya, tingkah lakunya dan kepuasan dirinya. Berdasarkan dimensi internal,
Fitts melihat ada 3 bagian dari diri yaitu identitas diri, diri sebagai pelaku dan
diri sebagai penilai.
a. Diri identitas (The identity self), yaitu label ataupun simbol yang
dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk
identitasnya. Label-label ini akan terus bertambah seiring dengan
35
bertumbuh dan meluasnya kemampuan seseorang dalam segala bidang.
Diri identitas ini adalah aspek yang paling mendasar dari konsep diri.
b. Diri pelaku (The behavioral self), yaitu pandangan individu terhadap
tingkah lakunya atau caranya bertindak. Dalam melakukan sesuatu
seseorang didorong oleh stimulus eksternal dan internal. Konsekuensi dari
tingkah laku dipertahankan atau tidak suatu tingkah laku. Di samping itu
juga menentukan apakah suatu tingkah laku akan diabstraksikan,
disimbolisasikan, dan digabungkan dalam diri identitas.
c. Diri penilai (The judging self), manusia cenderung menilai sejauh mana
hal-hal yang dipersepsikan memuaskan dirinya. Interaksi antara diri
identitas, diri pelaku dan intergrasi dari dalam keseluruhan konsep diri
meliputi bagian diri yang ketiga yaitu diri sebagai penilai. Diri penilai
berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, penghayal, pembanding, dan
terutama sebagai penilai diri. Di samping fungsinya sebagai mediator yang
menghubungkan kedua diri sebelumnya.
2) Dimensi Eksternal
Pengamatan diri dimensi eksternal timbul dalam pertemuan dengan dunia
luar, secara khusus hubungan interpersonal. Ada lima bagian diri yang
tercakup dalam dimensi eksternal, yaitu diri fisik, diri personal, diri sosial, diri
etika moral dan diri keluarga.
a. Diri fisik, yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya dari sudut
pandang fisik, kesehatan, penampilan keluar, dan gerak motoriknya.
Konsep diri seseorang dianggap positif apabila ia memiliki pandangan
36
yang positif terhadap kondisi fisiknya, penampilannya, kondisi
kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya, serta ukuran tubuh yang
ideal. Dianggap sebagai Konsep diri yang negatif apabila ia memandang
rendah atau memandang sebelah mata kondisi yang melekat pada fisiknya,
penampilannya, kondisi kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya,
serta ukuran tubuh yang ideal.
b. Diri personal, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan yang ada
pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. Konsep diri seseorang
dapat dianggap positif apabila ia memandang dirinya sebagai pribadi yang
penuh kebahagiaan, memiliki optimisme dalam menjalani hidup, mampu
mengontrol diri sendiri, dan sarat akan potensi. Dapat dianggap sebagai
konsep diri yang negatif apabila ia memandang dirinya sebagai individu
yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan, pesimis dalam
menjalani kehidupan, kurang memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri,
dan potensi diri yang tidak ditumbuhkembangkan secara optimal.
c. Diri sosial, yaitu persepsi, pikiran, perasaan, dan evaluasi seseorang
terhadap kecenderungan sosial yang ada pada dirinya sendiri, berkaitan
dengan kapasitasnya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya,
perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosialnya. Konsep
diri dapat dianggap positif apabila ia merasa sebagai pribadi yang hangat,
penuh keramahan, memiliki minat terhadap orang lain, memiliki sikap
empati, supel, merasa diperhatikan, memiliki sikap tenggang rasa, peduli
akan nasib orang lain, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di
37
lingkungannya. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia
merasa tidak berminat dengan keberadaan orang lain, acuh tak acuh, tidak
memiliki empati pada orang lain, tidak (kurang) ramah, kurang peduli
terhadap perasaan dan nasib orang lain, dan jarang atau bahkan tidak
pernah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial.
d. Diri etika moral, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, serta
penilaian seseorang terhadap moralitas dirinya terkait dengan relasi
personalnya dengan Tuhan, dan segala hal yang bersifat normatif, baik
nilai maupun prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan
seseorang. Konsep diri seseorang dapat dianggap positif apabila ia mampu
memandang untuk kemudian mengarahkan dirinya untuk menjadi pribadi
yang percaya dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral etik, baik yang
dikandung oleh agama yang dianutnya, maupun oleh tatanan atau norma
sosial tempat di mana dia tinggal. Sebaliknya, konsep diri individu dapat
dikategorikan sebagai konsep diri yang negatif bila ia menyimpang dan
tidak mengindahkan nilai-nilai moral etika yang berlaku baik nilai-nilai
agama maupun tatanan sosial yang seharusnya dia patuhi.
e. Diri keluarga, berkaitan dengan perspesi, perasaan, pikiran, dan penilaian
seseorang terhadap keluarganya sendiri, dan keberadaan dirinya sendiri
sebagai bagian integral dari sebuah keluarga. Seseorang dianggap
memiliki konsep diri yang positif apabila ia mencintai sekaligus dicintai
oleh keluarganya, merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarganya,
merasa bangga dengan keluarga yang dimilikinya, dan mendapat banyak
38
bantuan serta dukungan dari keluarganya. Dianggap negatif apabila ia
merasa tidak mencintai sekaligus tidak dicintai oleh keluarganya, tidak
merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarganya, tidak memiliki
kebanggaan pada keluarganya, serta tidak banyak memperoleh bantuan
dari keluarganya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam setiap konsep diri
individu terdapat dua dimensi yang mempengaruhi konsep diri dan saling
berhubungan dalam membentuk suatu kepribadian yang akhirnya mempengaruhi
perilaku dan performa individu dalam kelas atau interaksi siswa terhadap
lingkungannya.
2.2.6 Implikasi perkembangan self concept diri peserta didik terhadap
pendidikan
Konsep diri memengaruhi perilaku peserta didik dan mempunyai
hubungan yang sangat menentukan proses pendidikan dan prestasi belajar mereka.
Peserta didik yang mengalami permasalahan di sekolah pada umumnya
menunjukkan tingkat konsep diri yang rendah. Oleh karena itu, dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, guru perlu melakukan upaya-upaya
yang memungkinkan terjadinya peningkatan konsep diri peserta didik. Berikut ini
beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan guru dalam mengembangkan dan
meningkatkan konsep diri peserta didik.
1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
39
Dalam mengembangkan konsep diri yang positif, siswa perlu
mendapat dukungan dari guru. Dukungan guru ini dapat ditunjukkan
dalam bentuk dukungan emosional (emotional support), seperti
ungkapan empati, kepedulian, perhatian, dan umpan balik, dan dapat
pula berupa dukungan penghargaan (esteem support), seperti melalui
ungkapan hormat (penghargaan) positif terhadap siswa, dorongan
untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan siswa dan
perbandingan positif antara satu siswa dengan siswa lain. Bentuk
dukungan ini memungkinkan siswa untuk membangun perasaan
memiliki harga diri, memiliki kemampuan atau kompeten dan berarti.
2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan sendiri
atas perilakunya dapat diartikan sebagai upaya guru untuk memberi
tanggung jawab kepada siswa.
3. Membuat siswa merasa mampu.
Membuat siswa merasa mampu dapat dilakukan dengan cara
menunjukkan sikap dan pandangan yang positif terhadap kemampuan
yang dimiliki siswa. Guru harus berpandangan bahwa semua siswa
pada dasarnya memiliki kemampuan, hanya saja mungkin belum
dikembangkan. Dengan sikap dan pandangan positif terhadap
kemampuan siswa ini, maka siswa juga akan berpandangan positif
terhadap kemampuan dirinya.
4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
40
Dalam upaya meningkatkan konsep diri siswa, guru harus membentuk
siswa untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai serealistis
mungkin, yakni tujuan yang realistis ini dapat dilakukan dengan
mengacu pada pencapaian prestasi di masa lampau.
5. Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis.
Pada saat mengalami kegagalan, adakalanya siswa menilainya secara
negatif, dengan memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu.
Untuk menghindari penilaian yang negatif dari siswa tersebut, guru
perlu membantu siswa menilai prestasi mereka secara reaslistis, yang
membantu rasa percaya akan kemampuan mereka dalam menghadapi
tugas-tugas sekolah dan meningkatkan prestasi belajar dikemudian
hari.
6. Mendorong siswa agar bangga dengan diriya secara realistis.
Upaya lain yang harus dilakukan guru dalam membantu
mengembangkan konsep diri peserta didik adalah dengan memberikan
dorongan kepada siswa agar bangga dengan prestasi yang dicapai
merupakan salah satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam
memandang kemampuan yang dimiliki.
Dengan demikian, untuk menanamkan dan mengembangkan konsep diri
positif siswa hendaknya guru di sekolah memberikan dukungan pada siswa baik
dukungan emosional maupun dukungan penghargaan, memberikan siswa
tanggung jawab dalam mengambil keputusan serta tidak memberikan penilaian
secara subjektif terhadap siswa.
41
2.3 Adjustment (Penyesuaian Diri)
2.3.1. Definisi adjustment (penyesuaian diri)
Individu adalah makhluk yang unik dan dinamik, tumbuh dan
berkembang, serta memiliki keragaman kebutuhan, baik dalam jenis, tataran
(level), maupun intensitasnya. Keragamana cara individu dalam memenuhi
kebutuhannya menunjukkan adanya keragaman pola penyesuaian diri individu.
Bagaimana individu memenuhi kebutuhannya akan menggambarkan pola
penyesuaian dirinya. Proses pemenuhan kebutuhan ini pada hakikatnya
merupakan proses penyesuaian diri. Dalam hal ini Mustafa Fahmi (1977),
menulis:
”Pengertian luas tentang proses penyesuaian terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari inidividu tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan di mana dia hidup, akan tetapi juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan macam-macam kegiatan mereka.... jika mereka ingin penyesuaian, maka hal itu menuntut adanya penyesuaian antara keinginan masing-masingnya dengan suasana lingkungan sosial tempat mereka berada.”
Sifat dinamik dari perilaku individu memungkinkannya mampu
memperoleh penyesuaian diri yang baik. Penyesuaian diri itu sendiri bersifat
dinamik dan bukan statik. Bahkan menurut Hollander (1981), sifat dinamis
(dynamism) ini menjadi kualitas esesnsial dari penyesuaian diri. Penyesuaian diri
terjadi kapan saja individu menghadapi kondisi-kondisi lingkungan baru yang
membutuhkan suatu respons. Misalnya remaja yang mulai memasuki jenjang
pendidikan SMA akan menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang baru.
42
Penyesuaian diri mencakup belajar untuk menghadapi keadaan baru
melalui perubahan dalam tindakan atau sikap. Sepanjang hidupnya individu akan
mengadakan perubahan perilaku, karena memang dia dihadapakan pada kenyataan
dirinya dan lingkungannya yang terus berubah. Ini berarti bahwa ”adjustmnet is a
lifelong proccess, and people must continue to meet and deal with the stresses and
challenges of life in order to achieve a healthy personality” (Derlega & Janda,
1978).
Menurut Desmita (2009), Adjustment (penyesuaian diri) merupakan suatu
konsturk psikologis yang luas dan kompleks, serta melibatkan semua reaksi
individu terhadap tuntutan baik lingkungan dari luar maupun dari dalam diri
individu itu sendiri. Menurut Grasha dan Kirschenbaum (1980), ”adjustment is
concerned with matching our current abilities to the demands of living.”
penyesuaian diri merupakan usaha mencocokkan antara kemampuan yang ada
dengan tuntutan hidup. Sedangkan menurut Lazarus (1976), ”adjustment consists
of the psychological processes by means of which the individual managers or
copes with various demands or pressures.” penyesuaian diri terdiri dari proses-
proses psikologis individu yang berusaha untuk mengatasi berbagai tuntutan atau
tekanan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri:
a. Merupakan tingkah laku
b. Terdiri dari proses psikologis
c. Bertujuan untuk mencocokkan antara kemampuan yang ada dengan tuntutan
hidup yang berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.
43
Schneiders (1964), juga menyebut penyesuaian diri (adjustment) sebagai:
”A process involving both mental and behavioral responsses, by which an individual strives to cope succesfully with inner needs, tensions, frustations and conflicts, and to effect a degree of harmony between these inner demands and those impossed on him by the objective world in which he lives.”
Jadi, penyesuaian diri (adjustment) pada prinsipnya adalah suatu proses
yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha
untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-
ketegangan konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud
tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang
diharapkan oleh lingkungan di mana ia tinggal.
Menurut Calhoun (1990), adjustment adalah interaksi yang kontinyu
dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia anda. Sedangkan
menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2004), penyesuaian diri yang
baik adalah (well adjusted person), individu yang mampu melakukan respon-
respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien artinya
mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat
mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa respon-respon yang dilakukannya sesuai
dengan hakikat individu, lembaga, atau kelompok antarindividu, dan hubungan
antarindividu dengan penciptanya. Bahkan, dapat dikatakan bahwa sifat sehat ini
adalah gambaran karakteristik yang paling menonjol untuk melihat atau
menentukan bahwa suatu penyesuaian diri itu dikatakan baik.
44
Menurut Heber dan Runyon (1984), penyesuaian diri yang baik adalah bila
seseorang dapat menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah, namun ia tetap
berusaha memodifikasi keterbatasan itu semaksimal mungkin. Sedangkan
penyesuaian diri yang buruk adalah yang menerima kenyataan secara pasif dan
tidak memiliki usaha apapun untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Dengan demikian, orang yang dipandang mempunyai penyesuaian diri
yang baik adalah individu yang telah belajar bereaksi terhadap dirinya dan
lingkungannya dengan cara-cara yang matang, efisien, memuaskan dan sehat,
serta dapat mengatasi konflik mental, frustasi, kesulitan pribadi dan sosial
sehingga siswa mampu mewujudkan tingkat keselarasan atau harmoni antara
tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan lingkungan sekolah baik dengan para
guru maupun dengan teman-teman di sekolah.
Menurut Bernand (1982), terdapat tiga masalah yang berhubungan dengan
penyesuaian diri di sekolah, yaitu penyesuaian diri dengan kelompok teman
sebaya (peer group), penyesuaian diri dengan para guru, dan penyesuaian diri
dalam hubungan dengan orangtua, guru dan murid (Mappiare, 1982).
Pertama, penyesuaian diri dengan kelompok teman sebaya muncul akibat
adanya keinginan bergaul dengan teman sebaya. Menurut Hurlock (1980), bahwa
penyesuaian diri dengan teman sebaya merupakan hal utama yang dihadapi
remaja.
Kedua, penyesuaian diri dengan para guru. Kebutuhann ini timbul karena
dalam perkembangannya remaja ingin melepaskan diri dari keterikatan dengan
45
orangtua, ingin mendapatkan orang dewasa lain yang dapat dijadikannya sahabat
dan sebagai pembimbing.
Ketiga, penyesuaian diri dalam hubungan dengan orangtua, guru dan murid.
Kebutuhan ini dilatar belakangi antara lain, remaja ingin berkembang tanpa
bergantung pada orangtua, ingin diakui sebagai individu yang mempunyai hak-
hak sendiri, dan orang yang mampu memecahkan persoalannya sendiri.
2.3.2 Aspek-aspek penyesuaian diri
Penyesuaian diri dapat dilihat dari empat aspek kepribadian, yaitu:
kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung
jawab (Desmita, 2009).
1. Kematangan emosional mencakup aspek-aspek:
a. Kemantapan suasana kehidupan emosional
b. Kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain.
c. Kemantapan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelan
d. Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri.
2. Kematangan intelektual mencakup aspek-aspek:
a. Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri
b. Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya
c. Kemampuan mengambil keputusan
d. Keterbukaan dalam mengenal lingkungan.
46
3. Kematangan sosial mencakup aspek-aspek:
a. Keterlibatan dalam partisipasi sosial
b. Kesediaan kerjasama
c. Kemampuan kepemimpinan
d. Sikap toleransi
e. Keakraban dalam pergaulan.
4. Tanggung jawab mencakup aspek-aspek:
a. Sikap produktif dalam mengembangkan diri
b. Melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel
c. Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal
d. Kesadaran akan etika dan hidup jujur
e. Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai.
f. Kemampuan bertindak independen.
2.3.3 Karakteristik penyesuaian diri remaja
Menurut Haber dan Runyon (1984), ada lima karakteristik individu yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik, yaitu:
1. Memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas
Kemampuan untuk mempersepsi secara akurat sesuai dengan realitas
adalah salah satu syarat untuk mencapai penyesuaian diri yang baik. Sehubungan
dengan persepsi yang akurat terhadap realitas ini, aspek yang terpenting adalah
kemampuan individu untuk mengenali konsekuensi dari tindakannya dan
mengarahkan tingkah lakunya.
47
2. Mampu mengatasi atau menangani stres dan kecemasan
Kecemasan, stres, dan rasa tidak bahagia sering mengganggu kehidupan,
karena untuk menyesuaikan diri, individu cenderung untuk membandingkan
antara tuntutan lingkungan yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki.
Perbandingan-perbandingan ini membuat individu menetapkan suatu target dan
sering bersifat muluk. Bila target ini tercapai, maka biasanya individu akan puas,
dan bila tidak tercapai maka individu akan kecewa dan cemas.
Penyesuaian diri yang efektif tercapai bila siswa mampu mengatasi
kecemasan dan stres yang dihadapinya, yaitu dengan cara membuat tujuan hidup
yang realistis atau dengan cara membuat tujuan-tujuan jangka pendek yang lebih
mudah dicapai, sehingga timbul perasaan puas dan bahagia.
3. Memiliki citra diri (self image) yang positif
Psikolog sepakat bahwa persepsi diri seseorang itu merupakan indikator
dan kualitas penyesuaian dirinya. Siswa kelas XI SMA dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan secara efektif bila ia dapat memandang atau menilai dirinya
secara positif dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
4. Mampu mengekspresikan perasaan
Orang yang sehat secara emosional adalah orang yang mampu merasakan
dan mengekspresikan seluruh spektrum dari emosi dan perasaannya. Mereka
dapat menunjukkan emosinya secara realitas dan pelampiasan emosi yang
diekspresikannya harus realistis, yaitu dengan tertawa atau tersenyum. Jika siswa
sedang marah, emosi yang diekspresikannya juga harus realistis, namun harus
48
hati-hati dalam mengekspresikannya agar jangan sampai menyakiti orang lain,
baik secara fisik maupun psikis. Oleh sebab itu, untuk mengekspresikan emosi
perlu dipikirkan terlebih dahulu cara yang sebaik-baiknya sebelum bertindak.
5. Memiliki hubungan interpersonal yang baik
Selain mampu mengekspresikan emosi dan perasaannya, siswa juga harus
memiliki penyesuaian diri yang baik, mampu mencapai tingkat keakraban
(intimacy) dalam hubungan sosialnya. Mereka biasanya kompeten dan disukai
oleh orang lain. Begitu juga seabliknya, mereka suka untuk menghormati dan
menyukai orang lain. Mereka senang membuat orang lain nyaman akan
kehadirannya dan menyadari bahwa dalam hubungan baik, ada saat suka maupun
duka.
Selain karakteristik penyesuaian diri remaja di atas, Schneiders (1964),
juga mengemukakan karakteristik penyesuaian diri (adjustment) yang baik yaitu:
a. Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive
emotionality).
Karakteristik pertama menekankan adanya kontrol dan ketenangan emosi
individu yang memungkinkannya untuk menghadapi permasalahan secara
inteligen dan dapat menentukan berbagai kemungkinan pemecahan masalah
ketika muncul hambatan. Bukan berarti tidak ada emosi sama sekali, tetapi
lebih kepada kontrol emosi ketika menghadapi situasi tertentu.
49
b. Tidak terdapat mekanisme psikologis (absence of psychological
mechanisms)
Menjelaskan pendekatan terhadap permasalahan yang lebih mengindikasikan
respon yang normal dari pada penyelesaian masalah yang memutar melalui
serangkaian mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk
mengubah suatu kondisi. Individu dikategorikan memiliki penyesuaian diri
yang baik jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha
kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi (absence of the sense of personal
frustration)
Individu yang mengalami frustrasi ditandai dengan perasaan tidak berdaya
dan tanpa harapan, maka akan sulit bagi individu untuk mengorganisir
kemampuan berpikir, perasaan, motivasi dan tingkah laku dalam menghadapi
situasi yang menuntut penyelesaian.
d. Pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self
direction)
Individu memiliki kemampuan berpikir dan melakukan pertimbangan
terhadap masalah atau konflik serta kemampuan mengorganisasi pikiran,
tingkah laku dan perasaan untuk memecahkan masalah, dalam kondisi sulit
sekalipun menunjukkan penyesuaian yang normal. Individu tidak mampu
melakukan penyesuaian diri yang baik apabila individu dikuasai oleh emosi
yang berlebihan ketika berhadapan dengan situasi yang menimbulkan konflik.
50
e. Kemampuan untuk belajar (ability to learn)
Penyesuaian diri yang baik akan ditunjukkan oleh individu di mana proses
belajar berkesinambungan dari perkembangan individu sebagai hasil dari
kemampuannya mengatasi situasi konflik dan stres.
f. Pemanfaatan pengalaman (utilization of past experience)
Individu dapat menggunakan pengalamannya maupun pengalaman orang lain
melalui proses belajar. Individu dapat melakukan analisis mengenai faktor-
faktor apa saja yang dapat membantu dan mengganggu penyesuaian dirinya.
g. Sikap-sikap yang realistis dan objektif (realistic and objective attitude).
Sikap yang realistik dan objektif bersumber pada pemikiran yang rasional,
kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan
kenyataan sebenarnya.
Dari uraian karakteristik penyesuaian diri di atas, dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki karakteristik penyesuaian diri yang positif adalah
siswa yang memiliki pertimbangan rasional dan mengarahkan diri untuk belajar
dan bersikap realistis dan objektif terhadap tuntutan dari dalam diri begitupun
terhadap tuntutan lingkungan sekitar sehingga mereka mampu berprestasi dengan
baik.
2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dapat dilihat dari
konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bahwa
penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, terutama
pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Pengalaman
51
khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga,
terutama menyangkut aspek-aspek:
1. Hubungan orangtua-anak, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam
keluarga, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter yang
mencakup:
a. Penerimaan-penolakan orangtua terhadap anak
b. Perlindungan dan kebebasan yang diberikan kepada anak
c. Sikap dominatif-integratif (permisif atau sharing)
d. Pengembangan sikap mandiri-ketergantungan.
2. Iklim intelektual keluarga, yang merujuk pada sejauhmana iklim keluarga
memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual anak, pengembangan
berpikir logis atau irrasional, yang mencakup:
a. Kesempatan untuk berdialog logis, tukar pendapat dan gagasan
b. Kegemaran membaca dan minat kultural
c. Pengembangan kemampuan memecahkan masalah
d. Pengembangan hobi
e. Perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar anak.
3. Iklim emosional keluarga, yang merujuk pada sejauhmana stabilitas hubungan
dan komunikasi di dalam keluarga terjadi, yang mencakup:
a. Intensitas kehadiran orangtua dalam keluarga
b. Hubungan persaudaraan dalam keluarga
c. Kehangatan hubungan ayah-ibu.
52
Sementara itu, dilihat dari konsep sosiopsikogenik, penyesuaian diri
dipengaruhi oleh faktor iklim lembaga sosial di mana individu terlibat di
dalamnya. Bagi peserta didik, faktor sosiopsikogenik yang dominan
mempengaruhi penyesuaian dirinya adalah sekolah, yang mencakup:
1. Hubungan guru-siswa, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam
sekolah, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter, yang
mencakup:
a. Penerimaan-penolakan guru terhadap siswa
b. Sikap dominatif (otoriter, kaku, banyak tuntutan) atau integratif (permisif,
sharing, menghargai dan mengenal perbedaan individu)
c. Hubungan yang bebas ketegangan atau penuh ketegangan.
2. Iklim intelektual sekolah, yang merujuk pada sejauhmana perlakuan guru
terhadap siswa dalam memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual
siswa sehingga tumbuh perasaan kompeten, yang mencakup:
a. Perhatian terhadap perbedaan individual siswa
b. Intensitas tugas-tugas belajar
c. Kecenderungan untuk mandiri atau berkonformitas pada siswa
d. Sistem penilaian
e. Kegiatan ekstrakurikuler
f. Pengembangan inisiatif siswa (Desmita, 2009).
Jadi, dalam penyesuaian diri individu terdapat dua konsep (psikogenik dan
sosiopsikogenik) yang mempengaruhi penyesuaian diri dan saling berhubungan
53
yang akhirnya mempengaruhi interaksi individu terhadap lingkungannya baik di
lingkungan ia tinggal maupun di lingkungan baru.
2.4 Remaja
Dalam perkembangan kepribadian seseorang, remaja mempunyai arti
khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam
rangkaian proses perkembangan seseorang. Istilah adolescence atau remaja
berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti
remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa.” (Hurlock, 1980).
Menjelaskan istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai
arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Hal ini sejalan dengan Santrock (2002), yang mengatakan bahwa usia remaja
ditandai oleh terjadinya perubahan yang besar dalam aspek fisik yaitu terjadinya
pubertas, perubahan kognitif, maupun perubahan psikososial.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa (Singgih & Ny. S., 2003).
Erikson mengemukakan bahwa adolesensia merupakan masa di mana
terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup
pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Secara hakiki ia
tetap sama meskipun telah mengalami berbagai macam perubahan.
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada
masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun
54
psikis. Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-
kebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang
yang menyebutnya sebagai periode “strum und drang” atau pubertas. Mereka
bingung karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan diri, memahami
dan menyeleksi serta melaksankan nilai-nilai yang ditemui di masyarakatnya, di
samping perasaan ingin bebas dari segala ikatan pun muncul dengan kuatnya.
Sementara fisiknya sudah cukup besar, sehingga disebut anak tidak mau dan
disebut dewasa tidak mampu. Tepatlah kiranya kalau ada ahli yang menyebutnya
sebagai “masa peralihan” sebagaimana diungkapkan: “a priod during which
growing person makes the transition from childhood to adulthood”. (Jersild,
1960).
Di lain pihak, Hurlock (1980), menyebutnya dengan dua istilah terpisah
tapi berdekatan, yaitu puberty dan adolescence. Menurutnya: puberty is the period
in the developmental span when the child change from an asexual to sexual
being”. (Hurlock, 1980). Sedangkan adolescence adalah: The term adolescence
comes from the latin word “adolescence”, meaning, “to grow”, or to grow to
maturity…….. As it is used today, the term “adolescence” has a broader meaning
it includes mental, emotional, and sosial maturity as well as physical maturity.
(Hurlock, 1980).
Menurut Mappiare (1982), masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria.
2.4.1. Definisi remaja akhir
55
Masa remaja tidak seluruhnya berada dalam kegoncangan, tapi pada
bagian akhir dari masa ini kebanyakan individu sudah berada dalam kondisi yang
stabil (apa yang disebut Hurlock dengan adolescence).
WHO memberikan definisi remaja, dikemukakan menjadi tiga kriteria,
yaitu: kriteria biologis, kriteria psikologis, dan kriteria sosial ekonomi (Sarwono,
2004). Secara lengkap definisi dari WHO tersebut berisikan sebagai berikut:
1. Kriteria biologis
Remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual.
2. Kriteria psikologis
Remaja adalah individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Kriteria sosial ekonomi
Remaja adalah masa di mana terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
WHO juga menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia
remaja, hal ini ditinjau dari masa kesuburan (fertilasi wanita), batasan tersebut
juga berlaku untuk remaja pria. WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua
bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan akhir 15-20 tahun. Pada umumnya,
siswa kelas XI SMA sudah memasuki masa remaja akhir. Sedangkan dalam
56
masyarakat Indonesia mendefinisikan remaja dengan batasan usia remaja adalah
antara usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2004).
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa remaja adalah
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan
adanya perkembangan dan pertumbuhan yang pesat, baik secara fisik maupun
psikis, dan batasan usianya berkisar 15-20 tahun yaitu memasuki remaja akhir.
2.5. Kerangka Berpikir
Pada masa remaja khususnya remaja akhir, keberhasilan dalam belajar
atau prestasi belajar sangat penting untuk memasuki tahap perkembangan
selanjutnya yaitu masa dewasa. Untuk dapat memenuhi tugas perkembangan masa
dewasa setiap individu membutuhkan potensi yang dibutuhkan agar dapat
mencapainya yaitu dengan cara belajar yang baik sehingga mendapatkan hasil
belajar yang optimal. Potensi tersebut dapat terlihat dalam hasil belajar yang
disebut prestasi belajar. Prestasi belajar anak dipengaruhi oleh konsep diri dan
penyesuaian diri anak. Nylor (Desmita, 2009), mengemukakan bahwa konsep diri
memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar. Ia menjelaskan bahwa siswa
yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah.
Begitupun dengan penyesuaian diri akan meningkatkan prestasi belajar siswa
(Tallent, 1978). Penjelasan tersebut memberikan makna bahwa melalui
pemahaman konsep diri dan penyesuaian diri siswa (khususnya pada masa remaja
akhir yang duduk di kelas XI SMA) dapat diramalkan keberhasilan belajarnya.
57
Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang didukung dengan hasil penelitian
di atas, peneliti mengasumsikan bahwa self concept dan adjustment berhubungan
dengan prestasi belajar siswa. Maka dari itu, dapat dilihat hubungan antara konsep
diri (self concept) dan penyesuaian diri (adjustment) dengan prestasi belajar siswa
kelas XI SMAN 1 Tangsel pada bagan di bawah ini.
Bagan 2.1. Hubungan self concept dan adjustment dengan
prestasi belajar remaja
Adjustment
Self Concept
Prestasi belajar
2.6. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi yang telah dijabarkan di atas, maka dapat
dikemukakan hipotesis atau kesimpulan sementara sebagai berikut:
58
Hipotesis alternatif (Ha)
Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar
remaja.
Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar
remaja.
Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan
prestasi belajar remaja.
Hipotesis nihil (Ho)
Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi
belajar remaja.
Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi
belajar remaja.
Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment
dengan prestasi belajar remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi
konseptual dan definisi operasional, variabel penelitian, subjek penelitian yang
59
terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan
data yang terdiri dari metode dan instrument penelitian, teknik analisa data yang
terdiri dari reliabilitas dan validitas alat ukur.
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008), penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang datanya berbentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik.
Pendekatan ini dipilih karena peneliti mengolah data dalam bentuk angka-angka
ke dalam analisis statistik.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional
dengan mempelajari keeratan hubungan antara variabel-variabel bebas dengan
variabel terikat. Menurut Suryabrata (1997), penelitian korelasional digunakan
untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi, yang
diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya keterkaitan hubungan tersebut.
Penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi (Sevilla,et,al.,2006).
3.3. Variabel Penelitian
60
3.3.1. Identifikasi variabel penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai
atau sifat yang satu sama lain terpisah. Variabel terbagi dua macam, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu
independent variable atau variabel bebas terdiri dari dua (variabel) dan dependent
variable atau variabel terikat terdiri dari 1 (variabel) yang menjadi kedua variabel
tersebut adalah self concept (X1) dan adjustment (X2). Sedangkan Dependent
variable (Variabel terikat) yaitu prestasi belajar (Y).
3.3.2. Definisi konseptual
Variabel Bebas/ independent variable (IV)
Variable bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah self concept dan
adjustment.
Definisi Konseptual Self Concept (X1)
Konsep diri (self concept) adalah pandangan keseluruhan yang dimiliki
individu tentang dirinya sendiri dan terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan
kecenderungan berperilaku (Burns, 1993).
Adjustment
Penyesuaian diri (adjustment) adalah suatu proses yang mencakup respon-
respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil
memenuhi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami dalam
dirinya (Schneiders, 1964).
61
Variabel terikat/dependent variable (DV)
Variabel terikat adalah objek dari suatu studi atau penelitian, variabel
terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
Definisi Konseptual Prestasi Belajar (Y)
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa
sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang
mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode
tertentu (Gunarso, 1982).
3.3.3. Definisi operasional variabel penelitian
Variabel Bebas/independent variable (IV)
Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah self concept dan
adjustment.
Definisi Operasional Self Concept (X1)
Konsep diri (self concept) dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh
dari siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel terhadap pandangan keseluruhan yang
dimiliki individu tentang dirinya sendiri yang diukur berdasarkan dimensi self
concept yaitu, dimensi internal terdiri dari; diri identitas (The Identity Self), diri
pelaku (The Behavioral Self), diri penilai (The Judging Self), dimensi eksternal
terdiri dari; diri fisik, diri Personal, diri sosial, diri etika moral dan diri keluarga.
Adjustment
62
Penyesuaian diri (adjustment) dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh dari siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel terhadap suatu proses yang
mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang diukur berdasarkan
karakteristik penyesuaian diri (adjustment) yang positif yaitu; tidak terdapat
emosionalitas yang berlebihan, tidak terdapat mekanisme psikologis, tidak
terdapat perasaan frustasi pribadi, pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
kemampuan untuk belajar, pemanfaatan pengalaman, dan sikap-sikap yang
realistis dan objektif.
Variabel terikat/dependent variable (DV)
Variabel terikat adalah objek dari suatu studi atau penelitian, variabel
terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
a. Definisi Operasional Prestasi Belajar (Y)
Definisi operasional prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang
dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya yang berupa angka
yang dicapai masing-masing anak dalam satu periode tertentu atau satu
caturwulan. Dalam hal ini yaitu nilai rata-rata raport semester 2 kelas X SMA
Negeri 1 Tangsel tahun 2010-2011.
3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.4.1. Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan anggota (Kerlinger, 1973) populasi penelitian
ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel. Populasi siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Tangsel sebanyak 320 siswa.
63
3.4.2. Sampel penelitian
Sampel adalah himpunan atau elemen yang akan diteliti dan dianggap
dapat menggambarkan populasinya (Salam & Aripin, 2006). Adapun jumlah
sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa kelas XI SMA
Negeri I Tangsel. Sebagaimana menurut Sevilla (1993), menjelaskan bahwa untuk
peneliitan ukuran minimum yang ditawarkan dalam penelitian korelasional dapat
diambil minimal 30 responden. Sampel penelitian pada penelitian ini sebanyak
100 siswa kelas XI SMA Negeri I Tangsel.
3.4.3. Teknik pengambilan sampel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel
probabilitas, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan peluang. Dalam semua
sampling probability, cara pengambilannya dilakukan secara acak (simple random
sampling), artinya semua obyek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel. Cara ini bersifat obyektif (Hasan, 2002).
Dalam hal ini jumlah keseluruhan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel adalah
320 siswa.
Pengambilan sampel secara random meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menetapkan populasi, populasi di sini yaitu seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Tangsel.
64
2. Daftar seluruh anggota populasi, yaitu dengan melihat absensi siswa setiap
kelas yang terdiri dari 9 kelas yaitu XI 1, XI 2, XI 3, XI 4, XI 5, XI 6, XI
7, XI 8 dan XI 9.
3. Menulis nama-nama siswa pada kertas undian.
4. Mengocok undian sampai mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan
yaitu 100 siswa.
5. Siswa-siswa yang terpilih diberi angket yang berisi pernyataan-pernyataan
dari peneliti.
3.5. Metode dan Instrumen Penelitian
3.5.1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau
angket. Sedangkan instrument penelitian yang digunakan adalah skala. Skala
adalah seperangkat simbol atau angka-angka yang ditetapkan menurut aturan
individu atau tingkah laku mereka (Sevilla, 1993). Di dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua skala yaitu skala self concept dan skala adjustment.
3.5.2. Instrumen penelitian
a. Skala self concept (X1)
Pada skala self concept terdapat dua dimensi konsep diri seseorang yang
diukur yaitu dimensi internal dan eksternal. Sesuai dengan yang dikemukakan
65
oleh Fitts (1971), melihat bahwa bagaimana seseorang mengamati dirinya dapat
dilihat dari dua dimensi yaitu dimensi internal dan eksternal.
Dalam skala ini terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Item-item tersebut terdiri
dari item favorable dan unfavorable. Untuk item favorable, pilihan jawaban
sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi
nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. sedangkan untuk item
unfavorable, pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi
nilai 2, tidak setuju (TS) diberi nilai 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 4.
b. Skala adjustment (X2)
Skala adjustment yang digunakan pada penelitian ini adalah skala yang
telah disusun dan diuji coba oleh Laily Safura dan Sri Supriyantini pada jurnal
psikologia tahun 2006 yang berjudul hubungan antara penyesuaian diri anak di
sekolah dengan prestasi belajar. Pada skala adjustment ini tercakup dalam
karakteristik penyesuaian diri. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schneiders,
(1964) karakteristik penyesuaian diri yang positif ada tujuh, yaitu: tidak terdapat
emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive emotionality), tidak terdapat
mekanisme psikologis (absence of psychological mechanisms), tidak terdapat
perasaan frustasi pribadi (absence of the sense of personal frustration),
pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self
direction), kemampuan untuk belajar (ability to learn), pemanfaatan pengalaman
(utilization of past experience), dan sikap-sikap yang realistis dan objektif
(realistic and objective attitude).
66
Dalam skala ini terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Item-item tersebut terdiri
dari item favorable dan unfavorable. Untuk item favorable, pilihan jawaban
sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi
nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. sedangkan untuk item
unfavorable, pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi
nilai 2, tidak setuju (TS) diberi nilai 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 4.
3.6. Teknik Uji Instrumen
3.6.1. Uji instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan uji instrumen (try
out) alat ukur kepada 60 siswa/i dari sampel penelitian. Uji instrument dilakukan
dengan maksud untuk:
1. Sejauhmana pemahaman sampel terhadap pernyataan atau item-item yang
diberikan.
2. Mengetahui validitas instrument dan item yang valid akan digunakan pada
penelitian sebenarnya (field test).
3. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument.
3.7. Teknik Pengolahan dan Analis Data
Metode pengolahan data adalah suatu metode yang digunakan untuk
menganalisa data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.
67
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis multi regresi,
untuk mengetahui besar dan arah hubungan antara variabel X1 (self concept) dan
X2 (adjustment) dengan Y (prestasi belajar). Analisis multi regresi adalah suatu
metode untuk mengkaji akibat-akibat dan besarnya akibat dari lebih satu variabel
bebas terhadap satu veriabel terikat, dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi
dan regresi.
Jika r hitung > r tabel maka korelasi dianggap signifikan (Ha diterima dan
Ho ditolak). Namun, apabila r hitung < r tabel maka korelasi dianggap tidak
signifikan (Ha ditolak dan Ho diterima).
1. Uji Validitas
Menurut Azwar (1996), validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur
(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
Analisis faktor biasanya digunakan dalam mengembangkan istrumen
penelitian. Setelah memutuskan apa yang diukur, seorang peneliti juga perlu
melihat apakah item yang telah dibuat benar-benar berhubungan atau mewakili
konstruk yang telah ditentukan. Metode yang dikenal untuk menangani persoalan
ini adalah analisis faktor atau CFA (confirmatory factor analysis).
Untuk melakukan confirmatory factor analysis penulis menggunakan
sofware Lisrel 8.30. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah item-item yang
disusun benar-benar dapat mengukur konstruk yang akan diukur. Sebelum hal ini
68
dilakukan, perlu diuji terlebih dahulu apakah suatu model individual (semua item
mengukur satu hal yang sama ini) ini memang fit dengan data yang ada.
Setelah data fit dapat dilakukan analisis apakah item sesuai dengan
konstruk. Dengan berpatokan pada t-value (>1,96) dapat diketahui item yang
dianggap gugur dan item yang lolos seleksi.
2. Uji Regresi Ganda
Uji regresi ganda yang digunakan untuk menguji hipotesis. Di mana
analisis multi regresiadalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan
besarnya akibat dari lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat,
dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi (Kerlinger, 2004). Maka
dalam regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel predictor
atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih
dengan sebuah variablel terikat (Y) (Husaini Usman, 2008). Analisi regresi ganda
dalam penelitian ini diperoleh melalui program SPSS Versi 16.0.
3.8. Hasil Uji Instrumen Penelitian
3.8.1. Uji validitas
Berikut ini adalah blue print self concept dan adjustment.
69
Tabel 3.2. Blue Print Try Out Skala Self Concept
Dimensi Indikator Item
Jumlah Favourable Unfavourable
Internal
Diri identitas (Self identity) 1 6, 11 3
Diri pelaku (The behavioral self )
3, 16 15, 18 4
Diri penilai (The judging self)
13*,20, 21 12 4
Eksternal
Diri fisik 5*, 23* - 2
Diri pribadi 7* 9, 17 3
Diri sosial 19*, 22* 8, 10 4
Diri etika moral 14* 4 2
Diri keluarga 2* - 1
Total 13 10 23
*item tidak valid
CFA (confirmatory factor analysis) Skala Self Concept
Dalam analisis skala self concept penulis menggunakan sofware Lisrel
8.30. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah item-item yang disusun benar-
benar dapat mengukur konstruk yang akan diukur. Sebelum hal ini dilakukan,
perlu diuji terlebih dahulu apakah suatu model individual (semua item mengukur
satu hal yang sama ini) ini memang fit dengan data yang ada. Hasil dari analisis
tahap ini dapat terlihat pada lampiran.
70
Dari proses komputasi diketahui bahwa nilai Chi-Square (714.89) dengan
df (230). Hal ini berarti data yang ada tidak fit. Namun jika sebagian besar
kesalahan pengukuran (error) pada setiap item dibuat berkorelasi satu sama lain
model ini dapat dianggap fit dengan data, karena nilai RMSEA = 0,042 <0,05 dan
P-value = 0,05681 > 0,05.
Setelah data fit dapat dilakukan analisis apakah item sesuai dengan
konstruk. Dengan berpatokan pada t-value (>1,96) dapat diketahui item yang
dianggap gugur dan item yang lolos seleksi. Informasi nilai t-value dapat dilihat
pada tabel di bawah ini;
Tabel 3.3. t-value skala Self Concept No
Item T No
Item t 01 2.1 13 1.36 02 0.31 14 -0.35 03 -1.2 15 5.03 04 7.42 16 0.06 05 0.91 17 3.6 06 8.92 18 7.38 07 0.81 19 1.30 08 3.83 20 -2.58 09 3.93 21 2.14 10 3.66 22 -0.29 11 3.88 23 0.29 12 4.62
Dilihat dari t-value, ada 10 item yang dinyatakan gugur yaitu item
2,3,5,7,13,14,16,19,22 dan 23, karena t-value-nya < 1.96. Sisanya, yaitu 13 item
dalam skala self concept dapat mengukur atau menghasilkan informasi tentang
konstruk yang ditetapkan secara teoritis.
Tabel 3.4. Blue Print Try Out Skala Adjustment
Dimensi Indikator Item Jumlah
71
Favorable
Unfavorable
Karakteristik penyesuaian diri
yang baik
Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive emotionality)
11* 16, 20 3
Tidak terdapat mekanisme psikologis (absence of psychological mechanisms)
6 1, 12 3
Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi (absence of the sense of personal frustration)
2, 13 - 2
Pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self direction)
7, 17, 21 3 4
Kemampuan untuk belajar (ability to learn)
4, 14 8 3
Pemanfaatan pengalaman (utilization of past experience)
9, 18, 22 5, 15, 19 6
Sikap-sikap yang realistis dan objektif (realistic and objective attitude)
- 10 1
Total 12 10 22
*Item tidak valid
Analisis Faktor Konfirmatori Skala Adjustment
Untuk melakukan analisis faktor confirmatory skala adjusment ini penulis
juga menggunakan sofware Lisrel 8.30. Dari proses komputasi dapat diketahui
bahwa nilai Chi-Square (767,74) dengan df (209) dan p (0,0). Hal ini berarti data
yang ada tidak fit. Namun jika sebagian besar kesalahan pengukuran (error) pada
72
setiap item dibuat berkorelasi satu sama lain model ini dapat dianggap fit dengan
data, karena nilai RMSEA = 0,039 (<0,05) dan P-value = 0,09615 (> 0,05).
Setelah data fit dapat dilakukan analisis apakah item sesuai dengan
konstruk. Dengan berpatokan pada T-value (>1,96) dapat diketahui item yang
dianggap gugur dan item yang lolos seleksi. Informasi nilai t-value dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5. t-value No
Item t No
Item T 01 4.72 12 5.01 02 2.74 13 4.86 03 4.99 14 5.2 04 4.71 15 6.83 05 7.21 16 6.26 06 3.91 17 5.02 07 7.05 18 6.09 08 5.89 19 3.01 09 2.77 20 4.41 10 5.76 21 5.24 11 0.97 22 3.65
Dilihat dari t-value, ada satu item yang tidak valid, yaitu item nomor 11
yang memiliki t-value 0.97 (<1,96). Dengan demikian item ini dianggap tidak
dapat memberikan informasi tentang adjustmentt. Selebihnya, 21 item lain dalam
skala adjustment dapat mengukur atau menghasilkan informasi tentang konstruk
yang ditetapkan secara teoritis.
3.9. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
73
1. Tahap persiapan
• Dimulai dengan perumusan masalah yang akan diteliti.
• Menentukan variabel yang akan diteliti.
• Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat
mengenai variabel penelitian.
• Menentukan subjek penelitian.
• Persiapan alat pengumpulan data dengan menentukan dan menyusun
alat ukur atau instrument penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu berupa skala model likert yang terdiri dari skala self
concept, adjustment dan prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata
rapot siswa kelas XI SMAN Tangsel.
2. Tahap uji coba alat ukur
• Melakukan uji coba terhadap alat ukur yang telah dibuat. Uji coba
dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2010 kepada siswa-siswi kelas XI
SMAN 3 Tangsel.
• Memilih item-item dari skala yang valid dan reliabel.
• Memilih dan menyusun kembali item-item yang valid dan reliabel
untuk dijadikan alat ukur siap pakai dalam penelitian ini.
3. Tahap pelaksanaan
• Menentukan jumlah sampel penelitian.
• Melaksanakan pengambilan data penelitian pada tanggal 5 & 8
November 2010.
4. Tahap pengolahan data
74
• Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban responden.
• Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat
tabel data.
• Menganalisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis.
• Membuat kesimpulan dan laporan akhir.
75
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data yang diambil pada penelitian,
gambaran umum mengenai subjek penelitian serta hasil penelitian yang telah
dilaksanakan.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tangsel yang berlokasi di Jalan
Pendidikan Nomor 49 Ciputat-Tangerang Selatan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah keseluruhan kelas sebanyak IX
kelas yaitu dari kelas XI.1 sampai kelas XI.9. Sedangkan jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 100 siswa yang terdiri dari siswa kelas XI.1, XI.2 dan
XI.3. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 November 2010.
4.1.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 45 orang 45%
Perempuan 55 orang 55%
Jumlah 100 orang 100%
76
Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa subjek penelitian yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 45 orang (45%) dan subjek yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 55 orang (55%).
4.1.2. Subjek penelitian berdasarkan usia
Subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Subjek penelitian berdasarkan usia
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
15 Tahun 28 orang 28%
16 Tahun 70 orang 70%
17 Tahun 2 orang 2%
Jumlah 100 orang 100%
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang berusia
15 tahun berjumlah 28 orang (28%), sedangkan subjek yang berusia 16 tahun
berjumlah 70 (70%) dan subjek yang berusia 17 tahun berjumlah 2 orang (2%).
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Uji korelasi
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini menggunakan rumus korelasi pearson. Dalam penghitungannya, peneliti
dibantu dengan software SPSS 16.0. berikut ini adalah hasil perhitungannya:
77
4.3 Tabel Correlations Self Concept Adjustment Prestasi Belajar
Self Concept Pearson Correlation
1 .515** .017
Sig. (2-tailed) .000 .868
N 100 100 100
Adjustment Pearson Correlation
.515** 1 .125
Sig. (2-tailed) .000 .213
N 100 100 100
Prestasi Belajar Pearson Correlation
.017 .125 1
Sig. (2-tailed) .868 .213
N 100 100 100**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1. Hipotesis:
Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi
belajar remaja
Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar
remaja
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yaitu tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar
remaja diterima. Di mana pada kolom kelima dari tabel di atas terdapat angka
0,17 dengan nilai signifikan 0,868 > 0,05.
78
2. Hipotesis:
Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi
belajar remaja
Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar
remaja
Dari tabel correlations di atas, diketahui bahwa hipotesis nihil yaitu tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar
remaja diterima. Di mana pada kolom kelima dari baris keempat terdapat angka
0,125 dengan nilai signifikan 0,213 > 0,05.
4.2.2 Uji regresi linear
Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini adalah dengan teknik linear berganda (multiple linier regression). Prestasi
belajar sebagai kriteria, sedangkan self concept dan adjustment sebagai prediktor
yang kemudian membentuk persamaan regresi. Untuk pengolahan data dengan
teknik ini akan dibantu dengan komputerisasi software SPSS 16.0. Berikut ini
hasil pengujian masing-masing hipotesis statistik dalam penelitian ini:
Tabel 4.4. Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of The Estimate
1 .137a .019 -.001 3.56288
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept
79
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai R sebesar 0,137 menunjukkan tidak
ada korelasi antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja.
Nilai R Square sebesar 0,019 menunjukkan hanya 1,9% peran atau kontribusi self
concept dan adjustment mampu menjelaskan variabel prestasi belajar remaja.
Selebihnya prestasi belajar dapat dijelaskan dengan variabel lain yaitu selain self
concept dan adjustment.
Tabel 4.5 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.663 2 11.832 .932 .397a
Residual 1231.327 97 12.694
Total 1254.990 99
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Hipotesis:
Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment
dengan prestasi belajar remaja
Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan
prestasi belajar remaja
Pada kolom signifikan (Sig.) terdapat angka 0.397 >0,05 maka hipotesis
nihil yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan
adjustment terhadap prestasi belajar remaja diterima.
80
Tabel 4.4 Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 114.573 4.452 25.733 .000
Self Concept -.059 .107 -.065 -.554 .581
Adjustment .100 .073 .159 1.355 .179 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Hipotesis:
Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi
belajar remaja
Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar
remaja
Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi
belajar remaja
Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar
remaja
Pada kolom sig (kolom ke-7 dari kiri) terdapat angka 0,581 > 0.05.
Artinya hipotesis nihil pertama (Ho1) yaitu tidak ada hubungan yang signifikan
antara self concept dengan prestasi belajar diterima. Demikian juga terdapat
angka 0,179 > 0.05 yang artinya bahwa hipotesis nihil kedua (Ho2) yaitu tidak
ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja
diterima.
81
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dikemukakan pada Bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi
belajar remaja.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi
belajar remaja.
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment
dengan prestasi belajar remaja.
Hal ini menunjukkan hipotesis nihil (Ho) diterima berarti siswa SMA
Negeri I Tangsel yang memiliki self concept dan adjustment yang positif bukan
berarti akan memiliki prestasi yang tinggi.
5.2. Diskusi
Dari hasil penelitian telah didapat bahwa tidak ada hubungan positif yang
signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar. Berdasarkan
data yang diperoleh melalui tabel 4.2 terlihat R Square (R2) menunjukkan nilai
sebesar 0.019 atau 1,9%. Hal ini berarti bahwa self concept dan adjustment secara
82
bersama-sama (simultan) memberikan sumbangsih terhadap prestasi belajar hanya
1,9%. Dengan demikian, 9,1% prestasi belajar dapat dijelaskan oleh variabel
selain self concept dan adjustment.
Dalam penelitian ini, variabel predictor yang pertama yaitu self concept
tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar remaja. Hasil
penelitian ini sama halnya dengan hasil penelitian seorang mahasiswi Universitas
Indonesia yaitu Hapsari, Sintha (2001) dengan judul skripsi “Hubungan Konsep
Diri dengan Prestasi Belajar Remaja Akhir” bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar remaja akhir. Namun, hal ini
bertolak belakang dengan studi yang telah dilakukan oleh Bachman dan O’Malley
(1977), telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri
dengan keberhasilan pendidikan yaitu prestasi belajar siswa (Burns, 1993).
Begitupun dengan riset yang diadakan di Amerika, Purkey (1970), menyimpulkan
bukti-bukti riset keseluruhan dengan jelas memperlihatkan sebuah hubungan yang
positif antara konsep diri dan pencapaian prestasi belajar (Burns, 1993).
Dalam hal ini, siswa yang memiliki self concept positif tidak memberikan
pengaruh terhadap prestasi belajar. G.H. Mead (1934), menyebut konsep diri
sebagai suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan
organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman
psikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya
dan refleksi dari “dirinya sendiri” yang diterima dari orang-orang yang
berpengaruh pada dirinya. Oleh karena itu, apakah konsep diri mempengaruhi
prestasi belajar ataukah prestasi belajar yang mempengaruhi konsep diri, masih
83
sering ditanyakan. Studi-studi korelasi menunjukkan hubungan positif yang besar
antara prestasi siswa dengan hasil pengukuran konsep dirinya. Tapi data-data
demikian tidak dapat menyatakan hubungan sebab akibat.
Sama halnya variabel prediktor (independent variable) yang pertama,
prediktor kedua yaitu adjustment tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
prestasi belajar remaja. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Achyar
(2001), yang menyatakan bahwa penyesuaian diri (adjustment) berkorelasi dengan
prestasi belajar, di mana penyesuaian diri (adjustment) dapat meningkatkan efek
positif terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian Sapto Legowo
(2005), menunjukkan bahwa ada pengaruh penyesuaian diri terhadap prestasi
belajar siswa. Begitupun dengan hasil penelitian seorang mahasiswi psikologi
yaitu Susilawati (2000), dengan judul skripsi “pengaruh penyesuaian diri anak
terhadap prestasi belajar di MTS Anwarul Falah Cikarang-Bekasi” yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara penyesuaian diri
anak terhadap prestasi belajar di sekolah.
Penyesuaian diri siswa kelas XI SMA Negeri I Tangsel tidak berkorelasi
dengan prestasi belajar. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Laily Safura & Sri
Supriyantini (2006), memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar siswa
kelas I SMP Gajah Mada, Medan dengan hasil yang diperoleh menunjukkan
koefisien korelasi sebesar rxy = 0.405 dengan niali p = 0.01. (Jurnal Psikologia,
2006). Dalam hal ini sampel penelitian yang berbeda di mana sampel penelitian
yang diambil adalah siswa kelas XI. Sebaiknya mengambil sampel siswa kelas X.
84
Namun pada saat penelitian dilakukan pada tanggal 5 & 8 November raport belum
dibagikan karena pada saat tersebut SMA Negeri 1 Tangsel baru selesai ujian
tengah semester. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI dengan mengambil nilai raport semester dua kelas X.
Sedangkan sampel yang diambil dari penelitian Laily Safura & Sri Supriyantini
(2006) adalah siswa yang duduk di kelas I. hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Hartono & Sunarto (2002), mengatakan bahwa bagi siswa yang
baru memasuki sekolah lanjutan, seperti SMP atau SMA kemungkinan akan
mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan
anatara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan
ekstra kurikuler dan mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru,
teman-teman dan mata pelajarannya.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, penulis menyadari
bahwa secara keseluruhan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
keterbatasan tersebut, penulis mencoba berbagi pengalaman dan memberikan
saran sebagai pertimbangan dalam melakukan penelitian yang terkait yaitu saran
teoritis dan saran praktis. Berikut uraiannya:
85
5.3.1. Saran Teoritis
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memilih sampel yang
sesuai dengan variabel-variabel penelitian. Seperti pada variabel
adjustment sebaiknya mengambil sampel kelas X atau siswa kelas VII.
2. Untuk peneliti yang ingin meneliti judul yang sama disarankan untuk
menggunakan faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti teman bergaul, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan
metode mengajar. Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang baik.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji variabel self concept
secara spesifik, seperti konsep diri akademik.
5.3.2. Saran Praktis
Setalah diuraikan beberapa saran teoritis di atas, selanjutnya akan
disarankan kepada pihak terkait bebrapa hal berikut ini:
1. Bagi siswa walaupun hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa self
concept dan adjustment memberikan sumbangsih hanya 1,9%, namun
siswa diharapkan memiliki self concept (konsep diri) dan adjustment
(penyesuaian diri) yang positif untuk meningkatkan prestasi belajar.
Selain itu, siswa diharapkan memiliki self concept yang positif, di mana
dengan memiliki self concept yang positif siswa akan mudah
menyesuaikan diri di sekolah.
86
2. Kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian ini sebaiknya membantu
siswa membentuk self concept yang positif. Seperti, membantu siswa
merasa bangga dengan potensi yang dimiliki, mendapat dukungan dari
guru, dan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
3. Kepada lembaga yang terkait dengan penelitian ini, bahwasanya nilai
raport yang dijadikan untuk mengukur prestasi belajar siswa ternyata
tidak dapat mewakili prestasi belajar yang sesungguhnya. Oleh karena
itu hendaknya disertai dengan penilaian-penilaian prestasi belajar
lainnya sebagai tolok ukur keberhasilan belajar.
4. Bagi orangtua hendaknya membantu dan mengarahkan anak dalam
memiliki konsep diri (self concept) yang positif sehingga anak mampu
menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.
87
DAFTAR PUSTAKA
Achyar. (2002). Anak berbakat (gifted learns). [on_line].http: www.depdiknas.go.id/Pppg_tertulis/08-2001/Anak_berbakat.
Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi perkembangsan. Bandung: PT. Refika
Aditama
Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. (2004). Psikologi remaja; perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Andreas. (2007). Skripsi: Hubungan konsep diri akademik dengan prokrastinasi akademik. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta: Tidak Diterbitkan
Ardiani, Wulan. (1997). Skripsi: Kemampuan penyesuaian diri mahasiswa perantau ui yang memiliki prestasi akademis tinggi dan rendah. Fakultas Psikologi UI Depok: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Atwater, Eastwood. (1983). Psychology of adjustment. New York: Prentice-Hall.
Azwar, Saifuddin. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Burns, R.B (1993). Konsep diri; teori pengukuran, perkembangan dan perilaku. Penerj: Eddy. Jakarta: Arcan
Calhoun, James F. (1990). Psychology of adjustment and human relationships.
Amerika Serikat: Mc Graw Hill. Crow, Lester D & Crow, Alice. (1960). Readings in educational psychology.
United State of America: Littlefield, Adams & Co Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi perkembangan remaja. Ciawi - Bogor Selatan:
Ghalia Indonesia
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik; panduan bagi orang tua dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Duffy, Karen Grover & Atwater Eastwood. (2002). Psychology for living: adjustment, growth, and behavior today. New York: Prentice Hall.
88
Fitts, W.H. (1971). The self concept and self actualization. 1st ed. Los Angeles: Westrn Psychology.
Fitts, W.H. (1972). The self concept and performance. 1st ed. Los Angeles: Westrn
Psychology. Ghufron, M. Nur. & Risnawita S. Rini. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. Gunarsa, Y. Singgih & Gunarsa, S.D. (2006). Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia Gunarsa, Y. Singgih & Gunarsa, S.D. (1982). Psikologi perkembangan. Seri
Pendidikan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Haber, Audrey dan Richard P. Runyon. (1984). Psychology of adjustment. The
Dorsey press, Illinious. Hapsari, Sintha. (2001). Skripsi: Hubungan konsep diri dengan prestasi belajar
remaja akhir. UI Depok: tidak diterbitkan. Huitt, W. (2004). Self-concept and self-esteem citation: self-concept and self-
esteem. educational psychology interactive. www.chiom.valdesta.edu Hurlock, B. Elizabeth. (1980). Psikologi perkembangan; suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Hurlock, B. Elizabeth. (1973). Adolescent development; fourth edition.
International Student Edition: McGraw-Hill.
Jurnal Psikologi. (2006). Perbedaan konsep diri antara remaja akhir yang mempersepsi pola asuh orangtua authoritarian, permissive, dan authoritative. Jakarta: Universitas Indonesia Esa Unggul.
Jurnal Psikologia. (2006). Hubungan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar. vol. 2, no. 1. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Tidak Diterbitkan.
Jurnal Pendidikan. (2005). Pengaruh penyesuaian diri terhadap prestasi belajar siswa kelas unggulan di SD Sompok Semarang. Semarang: Iswara Manggala.
Jurnal Psikologi. (1992). Penyesuian diri mahasiswa dalam kaitannya dengan konsep diri, pusat kendali, dan status perguruan tinggi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
89
Kerlinger, Fred. N. (2006). Asas-asas penelitian bahavioral, edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Lazarus, Richard S. (1976). Pattern of adjustment 3rd ed. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha LTD.
McDonald. (1959). Educational psychologi. Japan: Al-Mei Printing Co.
Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan bakat & kreativitas anak sekolah: petunjuk bagi guru dan orangtua. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nashar. (2004). Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Papalia, Diane. E. (2004). Human development 9th Edition. New York: McGraw-Hill.
Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Puspasari, Amaryllia. (2007). Seri membangun karakter anak dan mengukur konsep diri anak; cara praktis bagi orang tua untuk mengukur dan mengembangkan konsep diri anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Puspasari, Amaryllia (2004), Tesis: Analisis model konsep diri pelajar sekolah menengah pertama jakarta selatan dan bogor. Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Tidak Diterbitkan.
Santrock, John, W. (2003). Adolescence; perkembangan remaja. edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Sarlito, Wirawan S. (2008). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sarlito, Wirawan, S. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Schneiders, Alexander A. (1964). Personal adjustment and mental health. New York: Holt Renehart and Winston.
Sevilla, C.G, dkk. (1993). Pengantar metode penelitian, terjemahan. Depok: UI Press.
Simon & Schuster. (1989). Adjustment and behavior: apractiocal approach. New York: Prentice Hall.
90
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi belajar. (Ed Revisi 7) Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. (Edisi
Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syaodih, S. Nana. (2007). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Winkel, W. S. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT DA NI=22 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 / MO NX=22 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK ADJUSMENT FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 17 14 TD 5 3 TD 18 9 TD 18 7 TD 13 11 FR TD 13 2 TD 20 16 TD 11 6 TD 20 11 TD 21 19 TD 19 13 TD 16 14 TD 17 9 TD 12 1 FR TD 17 5 TD 13 5 TD 13 1 TD 13 4 TD 13 10 TD 21 13 TD 16 13 TD 20 12 TD 20 5 FR TD 11 10 TD 8 4 TD 15 7 TD 22 11 TD 22 6 TD 22 17 TD 21 4 TD 4 2 TD 14 7 TD 6 2 FR TD 14 3 TD 9 7 TD 12 3 TD 6 3 TD 15 1 TD 22 15 TD 22 8 TD 8 6 TD 6 4 TD 20 7 FR TD 20 17 TD 7 5 TD 9 5 TD 16 9 TD 19 12 TD 21 12 TD 12 4 TD 17 4 TD 16 7 TD 15 5 FR TD 16 15 TD 21 1 TD 13 12 TD 5 1 TD 16 6 TD 21 14 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi Degrees of Freedom = 150 Minimum Fit Function Chi-Square = 197.30 (P = 0.0058) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 173.00 (P = 0.096) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 23.00 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 59.75) Minimum Fit Function Value = 1.99 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.23 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.60) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.039 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.063) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.74 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.83 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.60 ; 4.20) ECVI for Saturated Model = 5.11 ECVI for Independence Model = 16.57 Chi-Square for Independence Model with 231 Degrees of Freedom = 1596.71 Independence AIC = 1640.71 Model AIC = 379.00 Saturated AIC = 506.00 Independence CAIC = 1720.02 Model CAIC = 750.34 Saturated CAIC = 1418.11 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.097 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.86 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.77 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.51 Normed Fit Index (NFI) = 0.88 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.57 Comparative Fit Index (CFI) = 0.97 Incremental Fit Index (IFI) = 0.97 Relative Fit Index (RFI) = 0.81 Critical N (CN) = 97.94
DATE: 11/30/2010 TIME: 20:12 L I S R E L 8.30 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\ADJUSM~1\ADJUST.LS8: ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT DA NI=22 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 / MO NX=22 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK ADJUSMENT FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 17 14 TD 5 3 TD 18 9 TD 18 7 TD 13 11 FR TD 13 2 TD 20 16 TD 11 6 TD 20 11 TD 21 19 TD 19 13 TD 16 14 TD 17 9 TD 12 1 FR TD 17 5 TD 13 5 TD 13 1 TD 13 4 TD 13 10 TD 21 13 TD 16 13 TD 20 12 TD 20 5 FR TD 11 10 TD 8 4 TD 15 7 TD 22 11 TD 22 6 TD 22 17 TD 21 4 TD 4 2 TD 14 7 TD 6 2 FR TD 14 3 TD 9 7 TD 12 3 TD 6 3 TD 15 1 TD 22 15 TD 22 8 TD 8 6 TD 6 4 TD 20 7 FR TD 20 17 TD 7 5 TD 9 5 TD 16 9 TD 19 12 TD 21 12 TD 12 4 TD 17 4 TD 16 7 TD 15 5 FR TD 16 15 TD 21 1 TD 13 12 TD 5 1 TD 16 6 TD 21 14 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Number of Input Variables 22 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 22 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 100 W_A_R_N_I_N_G: Total sample size is smaller than the number of parameters. Parameter estimates are unreliable. W_A_R_N_I_N_G: Matrix to be analyzed is not positive definite, ridge option taken with ridge constant = 0.100
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Covariance Matrix to be Analyzed ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.10 ITEM2 0.12 1.10 ITEM3 0.19 0.10 1.10 ITEM4 0.31 -0.11 0.15 1.10 ITEM5 0.23 0.26 0.65 0.25 1.10 ITEM6 0.13 0.30 -0.17 0.27 0.08 1.10 ITEM7 0.16 0.23 0.05 0.33 0.12 0.43 ITEM8 0.36 0.14 0.36 -0.03 0.43 -0.12 ITEM9 0.09 0.31 0.02 -0.14 0.20 0.09 ITEM10 0.40 0.04 0.34 0.37 0.53 0.05 ITEM11 -0.06 0.03 -0.04 -0.03 -0.02 0.44 ITEM12 0.58 0.36 0.33 0.41 0.49 0.22 ITEM13 0.00 0.49 0.15 -0.15 -0.02 0.25 ITEM14 0.17 0.05 0.33 0.18 0.25 0.11 ITEM15 0.34 0.03 0.30 0.39 0.48 0.03 ITEM16 0.27 0.11 0.21 0.29 0.35 0.31 ITEM17 0.13 -0.01 0.28 0.46 0.05 0.19 ITEM18 0.19 0.43 0.04 0.10 0.19 0.45 ITEM19 0.20 0.25 0.17 0.13 0.32 0.07 ITEM20 0.22 0.23 -0.05 0.09 0.02 0.23 ITEM21 -0.09 0.02 0.14 -0.04 0.18 0.28 ITEM22 0.03 0.06 0.13 0.11 0.29 0.42 Covariance Matrix to be Analyzed ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.10 ITEM8 0.18 1.10 ITEM9 -0.11 0.12 1.10 ITEM10 0.31 0.28 -0.02 1.10 ITEM11 0.12 -0.01 0.26 -0.25 1.10 ITEM12 0.12 0.34 0.13 0.43 -0.03 1.10 ITEM13 0.20 0.10 0.54 -0.15 0.50 0.32 ITEM14 0.35 0.28 0.06 0.12 0.18 0.14 ITEM15 0.34 0.20 0.05 0.44 -0.11 0.27 ITEM16 0.29 0.37 0.28 0.22 0.25 0.28 ITEM17 0.32 0.18 -0.17 0.19 0.10 0.07 ITEM18 0.61 0.11 0.56 0.17 0.22 0.18 ITEM19 0.11 0.21 -0.13 0.16 -0.12 0.40 ITEM20 0.39 0.34 0.07 0.10 -0.12 0.41 ITEM21 0.49 0.29 0.11 0.20 0.31 -0.07 ITEM22 0.46 -0.03 0.17 0.21 0.34 0.04 Covariance Matrix to be Analyzed ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 1.10 ITEM14 0.22 1.10 ITEM15 0.20 0.18 1.10 ITEM16 0.29 0.03 0.55 1.10 ITEM17 0.09 0.66 0.27 0.27 1.10 ITEM18 0.41 0.12 0.08 0.32 0.14 1.10 ITEM19 -0.22 0.14 0.20 0.11 0.13 -0.04 ITEM20 0.29 0.05 0.31 0.61 -0.04 0.25 ITEM21 0.14 0.40 0.24 0.26 0.33 0.37 ITEM22 0.19 0.25 0.01 0.16 0.31 0.50 Covariance Matrix to be Analyzed ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- ITEM19 1.10 ITEM20 0.08 1.10
ITEM21 -0.31 0.28 1.10 ITEM22 0.02 0.04 0.33 1.10 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Parameter Specifications LAMBDA-X ADJUSMEN -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10 ITEM11 11 ITEM12 12 ITEM13 13 ITEM14 14 ITEM15 15 ITEM16 16 ITEM17 17 ITEM18 18 ITEM19 19 ITEM20 20 ITEM21 21 ITEM22 22 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 23 ITEM2 0 24 ITEM3 0 0 25 ITEM4 0 26 0 27 ITEM5 28 0 29 0 30 ITEM6 0 31 32 33 0 34 ITEM7 0 0 0 0 35 0 ITEM8 0 0 0 37 0 38 ITEM9 0 0 0 0 40 0 ITEM10 0 0 0 0 0 0 ITEM11 0 0 0 0 0 44 ITEM12 47 0 48 49 0 0 ITEM13 51 52 0 53 54 0 ITEM14 0 0 59 0 0 0 ITEM15 62 0 0 0 63 0 ITEM16 0 0 0 0 0 66 ITEM17 0 0 0 73 74 0 ITEM18 0 0 0 0 0 0 ITEM19 0 0 0 0 0 0 ITEM20 0 0 0 0 84 0 ITEM21 91 0 0 92 0 0 ITEM22 0 0 0 0 0 98 THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 36 ITEM8 0 39 ITEM9 41 0 42 ITEM10 0 0 0 43 ITEM11 0 0 0 45 46
ITEM12 0 0 0 0 0 50 ITEM13 0 0 0 55 56 57 ITEM14 60 0 0 0 0 0 ITEM15 64 0 0 0 0 0 ITEM16 67 0 68 0 0 0 ITEM17 0 0 75 0 0 0 ITEM18 78 0 79 0 0 0 ITEM19 0 0 0 0 0 81 ITEM20 85 0 0 0 86 87 ITEM21 0 0 0 0 0 93 ITEM22 0 99 0 0 100 0 THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 58 ITEM14 0 61 ITEM15 0 0 65 ITEM16 69 70 71 72 ITEM17 0 76 0 0 77 ITEM18 0 0 0 0 0 80 ITEM19 82 0 0 0 0 0 ITEM20 0 0 0 88 89 0 ITEM21 94 95 0 0 0 0 ITEM22 0 0 101 0 102 0 THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- ITEM19 83 ITEM20 0 90 ITEM21 96 0 97 ITEM22 0 0 0 103 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Number of Iterations = 70 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X ADJUSMEN -------- ITEM1 0.53 (0.11) 4.72 ITEM2 0.29 (0.11) 2.74 ITEM3 0.40 (0.08) 4.99 ITEM4 0.53 (0.11) 4.71 ITEM5 0.67 (0.09) 7.21 ITEM6 0.33 (0.09) 3.91
ITEM7 0.58 (0.08) 7.05 ITEM8 0.48 (0.08) 5.89 ITEM9 0.20 (0.07) 2.77 ITEM10 0.57 (0.10) 5.76 ITEM11 0.10 (0.10) 0.97 ITEM12 0.53 (0.11) 5.01 ITEM13 0.54 (0.11) 4.86 ITEM14 0.42 (0.08) 5.20 ITEM15 0.61 (0.09) 6.83 ITEM16 0.58 (0.09) 6.26 ITEM17 0.43 (0.09) 5.02 ITEM18 0.43 (0.07) 6.09 ITEM19 0.33 (0.11) 3.01 ITEM20 0.40 (0.09) 4.41 ITEM21 0.54 (0.10) 5.24 ITEM22 0.29 (0.08) 3.65
PHI ADJUSMEN -------- 1.00 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 0.88 (0.13) 6.58 ITEM2 - - 1.03 (0.14) 7.10 ITEM3 - - - - 0.91 (0.12) 7.70 ITEM4 - - -0.35 - - 0.97 (0.09) (0.13) -4.02 7.39 ITEM5 -0.20 - - 0.28 - - 0.69 (0.06) (0.06) (0.09) -3.32 4.34 7.66 ITEM6 - - 0.23 -0.21 0.11 - - 0.96 (0.08) (0.07) (0.07) (0.13) 2.96 -3.01 1.59 7.65 ITEM7 - - - - - - - - -0.21 - - (0.05) -3.88 ITEM8 - - - - - - -0.35 - - -0.29 (0.07) (0.08) -4.78 -3.56 ITEM9 - - - - - - - - 0.20 - - (0.05) 3.68 ITEM10 - - - - - - - - - - - - ITEM11 - - - - - - - - - - 0.33 (0.07) 4.61 ITEM12 0.28 - - 0.16 0.29 - - - - (0.08) (0.05) (0.07) 3.75 3.16 4.43 ITEM13 -0.10 0.29 - - -0.39 -0.46 - - (0.07) (0.08) (0.08) (0.06) -1.30 3.60 -4.74 -7.91 ITEM14 - - - - 0.18 - - - - - - (0.06) 3.09 ITEM15 0.12 - - - - - - 0.15 - - (0.08) (0.06) 1.52 2.57 ITEM16 - - - - - - - - - - 0.13 (0.05) 2.62
ITEM17 - - - - - - 0.14 -0.30 - - (0.06) (0.06) 2.40 -5.39 ITEM18 - - - - - - - - - - - - ITEM19 - - - - - - - - - - - - ITEM20 - - - - - - - - -0.24 - - (0.05) -4.46 ITEM21 -0.35 - - - - -0.35 - - - - (0.08) (0.07) -4.35 -4.82 ITEM22 - - - - - - - - - - 0.28 (0.08) 3.47 THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 0.77 (0.09) 8.16 ITEM8 - - 0.89 (0.11) 7.92 ITEM9 -0.23 - - 0.99 (0.08) (0.13) -2.82 7.83 ITEM10 - - - - - - 0.77 (0.11) 6.85 ITEM11 - - - - - - -0.31 1.11 (0.08) (0.14) -3.95 8.08 ITEM12 - - - - - - - - - - 0.87 (0.11) 7.85 ITEM13 - - - - - - -0.44 0.47 0.19 (0.06) (0.08) (0.07) -6.80 6.15 2.62 ITEM14 0.15 - - - - - - - - - - (0.05) 2.85 ITEM15 0.09 - - - - - - - - - - (0.05) 2.07 ITEM16 -0.10 - - 0.20 - - - - - - (0.06) (0.06) -1.55 3.27 ITEM17 - - - - -0.20 - - - - - - (0.06) -3.36 ITEM18 0.36 - - 0.42 - - - - - - (0.08) (0.08) 4.53 5.11
ITEM19 - - - - - - - - - - 0.22 (0.07) 3.06 ITEM20 0.16 - - - - - - -0.36 0.30 (0.05) (0.07) (0.05) 3.15 -5.43 5.71 ITEM21 - - - - - - - - - - -0.38 (0.08) -4.96 ITEM22 - - -0.22 - - - - 0.25 - - (0.08) (0.07) -2.73 3.51 THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 0.94 (0.11) 8.21 ITEM14 - - 0.90 (0.11) 8.05 ITEM15 - - - - 0.74 (0.09) 8.08 ITEM16 -0.19 -0.16 0.19 0.78 (0.05) (0.06) (0.05) (0.10) -3.55 -2.77 3.60 7.45 ITEM17 - - 0.41 - - - - 0.88 (0.08) (0.10) 5.42 8.42 ITEM18 - - - - - - - - - - 0.91 (0.11) 8.00 ITEM19 -0.29 - - - - - - - - - - (0.07) -3.89 ITEM20 - - - - - - 0.44 -0.15 - - (0.08) (0.06) 5.46 -2.60 ITEM21 -0.36 0.13 - - - - - - - - (0.07) (0.05) -5.23 2.41 ITEM22 - - - - -0.15 - - 0.13 - - (0.06) (0.06) -2.42 2.30 THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- ITEM19 0.99 (0.14) 6.93
ITEM20 - - 1.09 (0.12) 8.94 ITEM21 -0.44 - - 0.77 (0.09) (0.11) -4.81 6.81 ITEM22 - - - - - - 0.97 (0.13) 7.50 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.24 0.08 0.15 0.22 0.39 0.10 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.31 0.20 0.04 0.30 0.01 0.24 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.23 0.16 0.34 0.30 0.18 0.17 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- 0.10 0.13 0.27 0.08 Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 150 Minimum Fit Function Chi-Square = 197.30 (P = 0.0058) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 173.00 (P = 0.096) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 23.00 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 59.75) Minimum Fit Function Value = 1.99 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.23 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.60) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.039 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.063) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.74 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.83 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.60 ; 4.20) ECVI for Saturated Model = 5.11 ECVI for Independence Model = 16.57 Chi-Square for Independence Model with 231 Degrees of Freedom = 1596.71 Independence AIC = 1640.71 Model AIC = 379.00 Saturated AIC = 506.00 Independence CAIC = 1720.02 Model CAIC = 750.34 Saturated CAIC = 1418.11 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.097 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.86 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.77 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.51
Normed Fit Index (NFI) = 0.88 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.57 Comparative Fit Index (CFI) = 0.97 Incremental Fit Index (IFI) = 0.97 Relative Fit Index (RFI) = 0.81 Critical N (CN) = 97.94 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Modification Indices and Expected Change No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X No Non-Zero Modification Indices for PHI Modification Indices for THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 0.02 - - ITEM3 0.59 0.43 - - ITEM4 0.86 - - 0.11 - - ITEM5 - - 0.48 - - 2.06 - - ITEM6 0.11 - - - - - - 0.07 - - ITEM7 2.15 0.01 1.19 0.24 - - 0.23 ITEM8 1.41 0.14 2.31 - - 0.14 - - ITEM9 0.54 0.13 1.43 0.10 - - 0.36 ITEM10 0.68 1.28 0.06 1.01 2.65 2.30 ITEM11 0.10 0.01 2.33 1.69 0.07 - - ITEM12 - - 0.62 - - - - 0.13 0.50 ITEM13 - - - - 0.14 - - - - 0.55 ITEM14 0.31 0.03 - - 0.16 0.01 1.29 ITEM15 - - 0.72 0.59 1.37 - - 1.49 ITEM16 0.60 0.71 0.75 0.17 0.30 - - ITEM17 0.31 0.00 0.32 - - - - 1.05 ITEM18 0.34 1.73 0.22 0.06 2.03 0.49 ITEM19 0.47 0.67 0.02 0.19 0.25 0.05 ITEM20 1.19 0.55 3.04 0.79 - - 0.04 ITEM21 - - 0.61 0.02 - - 0.86 1.94 ITEM22 2.01 0.27 0.50 0.93 0.10 - - Modification Indices for THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 - - ITEM8 0.01 - - ITEM9 - - 0.13 - - ITEM10 0.27 2.29 0.08 - - ITEM11 0.07 0.08 0.19 - - - - ITEM12 1.57 0.27 0.58 1.75 0.69 - - ITEM13 0.32 3.13 2.92 - - - - - - ITEM14 - - 0.62 0.19 1.10 0.29 0.38 ITEM15 - - 0.79 0.02 0.79 1.81 1.93 ITEM16 - - 0.31 - - 0.02 3.41 0.00 ITEM17 0.63 0.03 - - 0.16 0.00 2.41 ITEM18 - - 0.21 - - 0.87 0.32 1.63 ITEM19 0.01 0.00 0.09 1.84 0.73 - - ITEM20 - - 0.11 0.02 0.29 - - - - ITEM21 0.16 0.13 0.43 0.09 1.93 - - ITEM22 1.90 - - 0.13 0.03 - - 0.03 Modification Indices for THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM13 - - ITEM14 0.05 - - ITEM15 1.81 0.59 - - ITEM16 - - - - - - - - ITEM17 0.07 - - 0.08 0.15 - - ITEM18 0.62 0.15 1.10 2.21 3.15 - - ITEM19 - - 0.00 0.58 0.77 0.10 0.30 ITEM20 0.02 0.33 0.35 - - - - 0.90 ITEM21 - - - - 0.30 4.52 0.47 0.31 ITEM22 1.28 1.25 - - 0.10 - - 2.50 Modification Indices for THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- ITEM19 - - ITEM20 0.17 - - ITEM21 - - 3.27 - - ITEM22 1.08 0.75 2.16 - - Expected Change for THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 -0.01 - - ITEM3 -0.06 -0.05 - - ITEM4 0.08 - - 0.03 - - ITEM5 - - 0.04 - - -0.10 - - ITEM6 0.02 - - - - - - -0.02 - - ITEM7 -0.08 0.01 -0.06 0.03 - - 0.02 ITEM8 0.09 0.03 0.11 - - -0.02 - - ITEM9 -0.04 0.02 -0.07 -0.02 - - -0.03 ITEM10 0.06 -0.09 -0.02 -0.07 0.08 -0.11 ITEM11 0.02 -0.01 -0.09 -0.09 0.02 - - ITEM12 - - 0.05 - - - - 0.02 0.04 ITEM13 - - - - 0.02 - - - - -0.06 ITEM14 0.03 -0.01 - - 0.03 0.01 -0.07 ITEM15 - - -0.05 0.05 0.07 - - -0.07 ITEM16 -0.05 -0.04 0.05 0.02 0.04 - - ITEM17 -0.03 0.00 0.04 - - - - 0.06 ITEM18 0.03 0.07 0.02 0.01 -0.07 0.03 ITEM19 0.06 0.07 -0.01 0.03 0.03 0.02 ITEM20 0.08 0.04 -0.11 -0.07 - - 0.01 ITEM21 - - -0.06 -0.01 - - -0.06 0.09 ITEM22 -0.11 -0.04 0.05 -0.08 0.02 - - Expected Change for THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 - - ITEM8 -0.01 - - ITEM9 - - -0.02 - - ITEM10 0.02 -0.11 0.01 - - ITEM11 0.01 -0.02 0.02 - - - - ITEM12 -0.05 0.03 -0.03 0.08 0.06 - - ITEM13 0.03 -0.12 0.08 - - - - - - ITEM14 - - 0.05 0.03 -0.06 0.03 0.03 ITEM15 - - -0.05 0.01 0.05 -0.08 -0.07 ITEM16 - - 0.03 - - -0.01 0.13 0.00 ITEM17 0.05 -0.01 - - 0.02 0.00 -0.08 ITEM18 - - 0.02 - - -0.05 -0.02 0.05 ITEM19 0.00 0.00 -0.02 -0.11 -0.06 - - ITEM20 - - 0.02 -0.01 -0.03 - - - - ITEM21 0.02 0.02 0.04 -0.02 0.09 - - ITEM22 0.07 - - 0.02 0.01 - - 0.01 Expected Change for THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18
-------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 - - ITEM14 -0.01 - - ITEM15 0.09 -0.04 - - ITEM16 - - - - - - - - ITEM17 0.01 - - 0.02 0.03 - - ITEM18 -0.03 0.02 -0.06 0.08 -0.09 - - ITEM19 - - 0.00 0.05 -0.05 0.02 -0.03 ITEM20 -0.01 -0.04 0.04 - - - - -0.05 ITEM21 - - - - 0.03 -0.12 0.05 0.03 ITEM22 -0.09 0.08 - - 0.02 - - 0.09 Expected Change for THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- ITEM19 - - ITEM20 0.03 - - ITEM21 - - 0.11 - - ITEM22 -0.07 -0.06 -0.10 - - Maximum Modification Index is 4.52 for Element (21,16) of THETA-DELTA ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADDJUSTMENT Standardized Solution LAMBDA-X ADJUSTMENT -------- ITEM1 0.53 ITEM2 0.29 ITEM3 0.40 ITEM4 0.53 ITEM5 0.67 ITEM6 0.33 ITEM7 0.58 ITEM8 0.48 ITEM9 0.20 ITEM10 0.57 ITEM11 0.10 ITEM12 0.53 ITEM13 0.54 ITEM14 0.42 ITEM15 0.61 ITEM16 0.58 ITEM17 0.43 ITEM18 0.43 ITEM19 0.33 ITEM20 0.40 ITEM21 0.54 ITEM22 0.29 PHI ADJUSTMENT -------- 1.00 The Problem used 130280 Bytes (= 0.2% of Available Workspace) Time used: 0.250 Seconds
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT DA NI=23 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM 23 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 / MO NX=23 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK SELF FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 21 13 TD 22 7 TD 10 2 TD 15 5 FR TD 17 9 TD 10 9 TD 23 14 TD 20 19 TD 11 1 TD 10 7 TD 22 8 TD 22 16 TD 4 2 TD 15 6 FR TD 20 10 TD 19 7 TD 18 7 TD 20 8 TD 3 1 TD 20 4 TD 12 4 TD 23 12 TD 16 14 TD 14 2 FR TD 14 11 TD 2 1 TD 9 1 TD 21 20 TD 20 13 TD 21 19 TD 6 3 TD 12 3 TD 18 14 TD 21 14 FR TD 16 7 TD 21 5 TD 21 12 TD 20 18 TD 17 1 TD 17 14 TD 21 16 TD 21 4 TD 21 10 TD 19 1 FR TD 19 8 TD 19 13 TD 13 10 TD 16 2 TD 18 10 TD 18 2 TD 22 4 TD 16 15 TD 8 6 TD 8 1 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi DATE: 12/ 6/2010 TIME: 9:06 L I S R E L 8.30 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file F:\BISMILLAH, U'R D'NEXT\SEM TERBARU\CFA\kirim\SC\CONCEPT.LS8: ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT DA NI=23 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM 23 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 / MO NX=23 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK SELF FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 21 13 TD 22 7 TD 10 2 TD 15 5 FR TD 17 9 TD 10 9 TD 23 14 TD 20 19 TD 11 1 TD 10 7 TD 22 8 TD 22 16 TD 4 2 TD 15 6
FR TD 20 10 TD 19 7 TD 18 7 TD 20 8 TD 3 1 TD 20 4 TD 12 4 TD 23 12 TD 16 14 TD 14 2 FR TD 14 11 TD 2 1 TD 9 1 TD 21 20 TD 20 13 TD 21 19 TD 6 3 TD 12 3 TD 18 14 TD 21 14 FR TD 16 7 TD 21 5 TD 21 12 TD 20 18 TD 17 1 TD 17 14 TD 21 16 TD 21 4 TD 21 10 TD 19 1 FR TD 19 8 TD 19 13 TD 13 10 TD 16 2 TD 18 10 TD 18 2 TD 22 4 TD 16 15 TD 8 6 TD 8 1 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Number of Input Variables 23 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 23 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 100 W_A_R_N_I_N_G: Matrix to be analyzed is not positive definite, ridge option taken with ridge constant = 0.100 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Covariance Matrix ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.10 ITEM2 0.33 1.10 ITEM3 0.37 0.22 1.10 ITEM4 0.21 0.25 -0.04 1.10 ITEM5 0.06 0.01 0.15 0.17 1.10 ITEM6 0.22 0.04 0.11 0.69 0.13 1.10 ITEM7 0.20 0.09 0.13 0.08 0.31 0.06 ITEM8 -0.07 0.03 -0.06 0.20 -0.15 0.11 ITEM9 -0.17 0.07 0.11 0.32 0.03 0.23 ITEM10 0.09 0.46 0.12 0.32 0.18 0.27 ITEM11 0.44 0.07 0.15 0.27 0.19 0.40 ITEM12 0.07 0.09 0.23 0.20 0.17 0.34 ITEM13 0.29 0.02 -0.03 0.08 0.04 0.07 ITEM14 0.18 -0.32 0.17 0.04 0.23 -0.01 ITEM15 0.17 -0.12 -0.14 0.37 -0.29 0.61 ITEM16 0.11 0.31 0.21 -0.03 -0.03 0.05 ITEM17 -0.09 0.08 0.07 0.33 0.15 0.28 ITEM18 0.07 -0.23 -0.15 0.57 0.07 0.58 ITEM19 -0.02 0.10 -0.08 0.03 0.24 0.09 ITEM20 -0.01 -0.08 0.03 -0.12 -0.06 -0.28 ITEM21 0.24 -0.02 0.04 0.30 -0.09 0.18 ITEM22 0.15 0.23 0.13 -0.16 0.02 -0.11 ITEM 0.08 -0.08 0.10 0.04 0.10 -0.02 Covariance Matrix ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.10 ITEM8 0.31 1.10 ITEM9 0.08 0.40 1.10 ITEM10 0.41 0.42 0.51 1.10 ITEM11 0.28 0.24 0.15 0.23 1.10 ITEM12 0.03 0.20 0.33 0.18 0.18 1.10 ITEM13 -0.04 0.10 -0.01 -0.20 0.14 0.17 ITEM14 0.13 -0.06 -0.06 -0.04 0.22 0.12 ITEM15 0.01 0.13 0.04 0.05 0.15 0.15 ITEM16 -0.09 -0.23 -0.14 0.16 -0.06 0.16 ITEM17 -0.11 0.24 0.55 0.16 0.12 0.31 ITEM18 -0.08 0.21 0.42 0.13 0.22 0.28 ITEM19 0.38 -0.08 -0.01 0.09 0.21 0.19
ITEM20 0.15 0.18 0.08 -0.24 -0.04 -0.08 ITEM21 -0.08 0.06 0.13 -0.19 0.06 0.33 ITEM22 0.48 0.38 0.07 0.19 0.13 -0.10 ITEM 0.15 0.12 -0.09 -0.05 -0.04 0.30 Covariance Matrix ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 1.10 ITEM14 0.32 1.10 ITEM15 0.08 0.01 1.10 ITEM16 0.22 0.30 0.12 1.10 ITEM17 -0.06 0.09 0.18 -0.10 1.10 ITEM18 0.15 0.30 0.38 -0.01 0.52 1.10 ITEM19 0.19 0.16 -0.04 0.25 -0.14 0.18 ITEM20 0.43 0.31 -0.24 -0.03 0.07 0.12 ITEM21 0.59 0.40 0.02 0.27 0.03 0.17 ITEM22 0.12 -0.04 -0.11 0.21 -0.09 -0.03 ITEM 0.20 0.42 -0.04 0.15 -0.09 0.18 Covariance Matrix ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM -------- -------- -------- -------- -------- ITEM19 1.10 ITEM20 0.37 1.10 ITEM21 0.32 0.45 1.10 ITEM22 0.11 0.09 -0.04 1.10 ITEM 0.26 0.33 0.23 0.21 1.10 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Parameter Specifications LAMBDA-X SELF -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10 ITEM11 11 ITEM12 12 ITEM13 13 ITEM14 14 ITEM15 15 ITEM16 16 ITEM17 17 ITEM18 18 ITEM19 19 ITEM20 20 ITEM21 21 ITEM22 22 ITEM 23 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 24 ITEM2 25 26 ITEM3 27 0 28
ITEM4 0 29 0 30 ITEM5 0 0 0 0 31 ITEM6 0 0 32 0 0 33 ITEM7 0 0 0 0 0 0 ITEM8 35 0 0 0 0 36 ITEM9 38 0 0 0 0 0 ITEM10 0 40 0 0 0 0 ITEM11 44 0 0 0 0 0 ITEM12 0 0 46 47 0 0 ITEM13 0 0 0 0 0 0 ITEM14 0 51 0 0 0 0 ITEM15 0 0 0 0 54 55 ITEM16 0 57 0 0 0 0 ITEM17 62 0 0 0 0 0 ITEM18 0 66 0 0 0 0 ITEM19 71 0 0 0 0 0 ITEM20 0 0 0 76 0 0 ITEM21 0 0 0 83 84 0 ITEM22 0 0 0 93 0 0 ITEM 0 0 0 0 0 0 THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 34 ITEM8 0 37 ITEM9 0 0 39 ITEM10 41 0 42 43 ITEM11 0 0 0 0 45 ITEM12 0 0 0 0 0 48 ITEM13 0 0 0 49 0 0 ITEM14 0 0 0 0 52 0 ITEM15 0 0 0 0 0 0 ITEM16 58 0 0 0 0 0 ITEM17 0 0 63 0 0 0 ITEM18 67 0 0 68 0 0 ITEM19 72 73 0 0 0 0 ITEM20 0 77 0 78 0 0 ITEM21 0 0 0 85 0 86 ITEM22 94 95 0 0 0 0 ITEM 0 0 0 0 0 98 THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 50 ITEM14 0 53 ITEM15 0 0 56 ITEM16 0 59 60 61 ITEM17 0 64 0 0 65 ITEM18 0 69 0 0 0 70 ITEM19 74 0 0 0 0 0 ITEM20 79 0 0 0 0 80 ITEM21 87 88 0 89 0 0 ITEM22 0 0 0 96 0 0 ITEM 0 99 0 0 0 0 THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM -------- -------- -------- -------- -------- ITEM19 75 ITEM20 81 82 ITEM21 90 91 92 ITEM22 0 0 0 97 ITEM 0 0 0 0 100
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Number of Iterations = 20 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X SELF -------- ITEM1 0.24 (0.11) 2.10 ITEM2 0.03 (0.11) 0.31 ITEM3 -0.13 (0.11) -1.20 ITEM4 0.74 (0.10) 7.42 ITEM5 0.10 (0.11) 0.91 ITEM6 0.82 (0.09) 8.92 ITEM7 0.09 (0.11) 0.81 ITEM8 0.42 (0.11) 3.83 ITEM9 0.40 (0.10) 3.93 ITEM10 0.39 (0.11) 3.66 ITEM11 0.40 (0.10) 3.88 ITEM12 0.47 (0.10) 4.62 ITEM13 0.15 (0.11) 1.36 ITEM14 -0.04 (0.11) -0.35 ITEM15 0.50 (0.10) 5.03 ITEM16 0.01
(0.11) 0.06 ITEM17 0.38 (0.11) 3.60 ITEM18 0.72 (0.10) 7.38 ITEM19 0.15 (0.12) 1.30 ITEM20 -0.30 (0.12) -2.58 ITEM21 0.23 (0.11) 2.14 ITEM22 -0.03 (0.11) -0.29 ITEM 0.03 (0.11) 0.29 PHI SELF -------- 1.00 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.14 (0.14) 8.43 ITEM2 0.35 1.10 (0.07) (0.13) 4.98 8.30 ITEM3 0.29 - - 1.11 (0.08) (0.16) 3.78 7.18 ITEM4 - - 0.32 - - 0.62 (0.06) (0.09) 4.96 6.56 ITEM5 - - - - - - - - 1.14 (0.16) 7.19 ITEM6 - - - - 0.23 - - - - 0.42 (0.07) (0.08) 3.53 5.46 ITEM7 - - - - - - - - - - - - ITEM8 -0.21 - - - - - - - - -0.19 (0.07) (0.06)
-2.88 -3.32 ITEM9 -0.38 - - - - - - - - - - (0.08) -5.00 ITEM10 - - 0.33 - - - - - - - - (0.06) 5.16 ITEM11 0.29 - - - - - - - - - - (0.08) 3.65 ITEM12 - - - - 0.22 -0.19 - - - - (0.08) (0.07) 2.60 -2.83 ITEM13 - - - - - - - - - - - - ITEM14 - - -0.35 - - - - - - - - (0.08) -4.44 ITEM15 - - - - - - - - -0.34 0.20 (0.09) (0.07) -3.92 3.07 ITEM16 - - 0.26 - - - - - - - - (0.07) 3.61 ITEM17 -0.38 - - - - - - - - - - (0.08) -4.56 ITEM18 - - -0.25 - - - - - - - - (0.08) -3.29 ITEM19 -0.25 - - - - - - - - - - (0.07) -3.45 ITEM20 - - - - - - 0.21 - - - - (0.07) 2.97 ITEM21 - - - - - - 0.23 -0.23 - - (0.06) (0.06) 3.93 -3.79 ITEM22 - - - - - - -0.18 - - - - (0.06) -2.96 ITEM - - - - - - - - - - - - THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.23 (0.15) 8.32 ITEM8 - - 0.95 (0.13) 7.10
ITEM9 - - - - 0.92 (0.12) 7.37 ITEM10 0.35 - - 0.34 0.94 (0.07) (0.07) (0.12) 5.16 4.64 7.98 ITEM11 - - - - - - - - 0.92 (0.13) 7.08 ITEM12 - - - - - - - - - - 0.87 (0.12) 7.05 ITEM13 - - - - - - -0.26 - - - - (0.08) -3.28 ITEM14 - - - - - - - - 0.29 - - (0.07) 4.24 ITEM15 - - - - - - - - - - - - ITEM16 -0.27 - - - - - - - - - - (0.08) -3.35 ITEM17 - - - - 0.37 - - - - - - (0.09) 3.94 ITEM18 -0.27 - - - - -0.19 - - - - (0.06) (0.06) -4.24 -3.18 ITEM19 0.50 -0.23 - - - - - - - - (0.09) (0.08) 5.77 -2.84 ITEM20 - - 0.37 - - -0.30 - - - - (0.09) (0.08) 4.26 -3.82 ITEM21 - - - - - - -0.29 - - 0.06 (0.06) (0.06) -4.58 0.95 ITEM22 0.41 0.32 - - - - - - - - (0.09) (0.08) 4.59 4.12 ITEM - - - - - - - - - - 0.23 (0.09) 2.63 THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 1.08 (0.15) 7.07 ITEM14 - - 1.06 (0.13) 8.02 ITEM15 - - - - 0.82
(0.11) 7.21 ITEM16 - - 0.28 0.19 1.14 (0.08) (0.07) (0.15) 3.37 2.84 7.70 ITEM17 - - 0.16 - - - - 0.97 (0.06) (0.14) 2.53 7.02 ITEM18 - - 0.25 - - - - - - 0.60 (0.07) (0.09) 3.57 6.81 ITEM19 0.31 - - - - - - - - - - (0.09) 3.38 ITEM20 0.49 - - - - - - - - 0.36 (0.11) (0.07) 4.51 5.15 ITEM21 0.43 0.28 - - 0.25 - - - - (0.09) (0.07) (0.07) 4.71 4.09 3.65 ITEM22 - - - - - - 0.24 - - - - (0.08) 2.93 ITEM - - 0.29 - - - - - - - - (0.08) 3.59 THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM -------- -------- -------- -------- -------- ITEM19 1.23 (0.15) 7.96 ITEM20 0.43 1.11 (0.09) (0.15) 4.63 7.48 ITEM21 0.40 0.52 0.99 (0.08) (0.10) (0.11) 5.08 5.39 8.61 ITEM22 - - - - - - 1.05 (0.14) 7.53 ITEM - - - - - - - - 1.07 (0.15) 7.09 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.05 0.00 0.01 0.47 0.01 0.62 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.01 0.16 0.15 0.14 0.15 0.20
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.02 0.00 0.24 0.00 0.13 0.46 Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM -------- -------- -------- -------- -------- 0.02 0.08 0.05 0.00 0.00 Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 176 Minimum Fit Function Chi-Square = 263.15 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 206.64 (P = 0.057) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 30.64 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 70.64) Minimum Fit Function Value = 2.66 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.31 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.71) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.042 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.064) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.71 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 4.11 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.80 ; 4.51) ECVI for Saturated Model = 5.58 ECVI for Independence Model = 10.43 Chi-Square for Independence Model with 253 Degrees of Freedom = 986.60 Independence AIC = 1032.60 Model AIC = 406.64 Saturated AIC = 552.00 Independence CAIC = 1115.52 Model CAIC = 767.16 Saturated CAIC = 1547.03 Normed Fit Index (NFI) = 0.73 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.83 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.51 Comparative Fit Index (CFI) = 0.88 Incremental Fit Index (IFI) = 0.89 Relative Fit Index (RFI) = 0.62 Critical N (CN) = 84.73 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.099 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.85 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.76 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.54 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Modification Indices and Expected Change No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X No Non-Zero Modification Indices for PHI
Modification Indices for THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 - - - - ITEM3 - - 1.53 - - ITEM4 0.03 - - 0.31 - - ITEM5 0.02 0.29 2.08 2.00 - - ITEM6 2.58 0.02 - - 0.00 0.70 - - ITEM7 0.17 0.00 1.87 0.31 0.58 0.41 ITEM8 - - 0.02 1.54 3.23 5.14 - - ITEM9 - - 0.71 0.56 0.34 1.01 1.13 ITEM10 0.16 - - 0.28 0.30 0.76 0.00 ITEM11 - - 0.10 1.68 0.17 0.14 3.90 ITEM12 0.55 0.31 - - - - 0.74 0.01 ITEM13 1.31 0.02 0.35 0.55 0.28 0.28 ITEM14 0.76 - - 0.07 0.40 2.04 2.43 ITEM15 2.48 1.63 0.71 1.71 - - - - ITEM16 2.10 - - 1.38 0.21 0.44 0.14 ITEM17 - - 0.76 0.69 0.12 2.42 2.42 ITEM18 0.08 - - 0.24 0.02 0.06 0.28 ITEM19 - - 0.77 4.19 0.68 0.16 0.01 ITEM20 0.25 0.12 0.77 - - 0.09 0.21 ITEM21 1.33 1.19 0.11 - - - - 0.72 ITEM22 0.03 2.41 0.96 - - 0.86 3.21 ITEM 0.02 1.07 0.45 0.15 0.00 0.08 Modification Indices for THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 - - ITEM8 0.69 - - ITEM9 0.74 0.64 - - ITEM10 - - 1.61 - - - - ITEM11 0.13 1.41 0.00 0.02 - - ITEM12 0.02 0.87 1.99 1.99 0.85 - - ITEM13 0.95 0.04 0.05 - - 0.31 0.45 ITEM14 1.43 1.32 0.03 0.23 - - 1.89 ITEM15 0.14 0.23 0.02 1.19 2.01 0.02 ITEM16 - - 1.54 3.66 6.40 0.04 0.38 ITEM17 0.31 1.03 - - 1.04 0.06 0.13 ITEM18 - - 0.00 0.95 - - 0.36 1.96 ITEM19 - - - - 0.15 0.00 1.15 1.46 ITEM20 2.49 - - 0.16 - - 0.01 1.20 ITEM21 1.36 0.98 1.35 - - 0.95 - - ITEM22 - - - - 0.03 0.35 0.74 4.66 ITEM 0.01 0.03 1.10 1.39 0.27 - - Modification Indices for THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 - - ITEM14 3.20 - - ITEM15 0.74 2.09 - - ITEM16 0.55 - - - - - - ITEM17 1.19 - - 2.70 1.10 - - ITEM18 0.22 - - 0.58 1.11 3.30 - - ITEM19 - - 0.44 0.08 0.45 3.02 0.53 ITEM20 - - 0.77 0.08 0.01 2.31 - - ITEM21 - - - - 2.18 - - 0.69 1.31 ITEM22 1.70 1.40 0.03 - - 0.05 2.98 ITEM 0.02 - - 0.36 0.53 0.17 0.81 Modification Indices for THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM -------- -------- -------- -------- -------- ITEM19 - -
ITEM20 - - - - ITEM21 - - - - - - ITEM22 0.02 1.54 0.74 - - ITEM 0.46 1.52 0.03 3.84 - - Expected Change for THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 - - - - ITEM3 - - 0.09 - - ITEM4 0.01 - - -0.04 - - ITEM5 -0.01 -0.03 0.13 0.10 - - ITEM6 -0.08 0.01 - - 0.00 -0.06 - - ITEM7 -0.03 0.00 0.09 -0.04 0.05 0.03 ITEM8 - - -0.01 -0.11 -0.12 -0.18 - - ITEM9 - - 0.06 0.06 -0.03 -0.07 -0.05 ITEM10 0.03 - - 0.03 0.04 0.06 0.00 ITEM11 - - 0.02 0.12 -0.02 0.03 0.11 ITEM12 0.05 0.04 - - - - 0.07 -0.01 ITEM13 0.08 0.01 -0.05 0.05 0.05 -0.03 ITEM14 0.06 - - 0.02 0.04 0.11 -0.08 ITEM15 0.08 -0.06 -0.07 0.06 - - - - ITEM16 -0.10 - - 0.09 -0.04 -0.06 0.02 ITEM17 - - 0.06 0.07 -0.02 0.12 -0.08 ITEM18 -0.02 - - 0.04 0.01 -0.01 0.03 ITEM19 - - 0.06 -0.16 -0.05 -0.03 0.00 ITEM20 0.04 -0.02 0.07 - - 0.02 -0.03 ITEM21 0.06 -0.07 0.02 - - - - 0.04 ITEM22 0.01 0.11 0.07 - - 0.06 -0.09 ITEM 0.01 -0.07 0.06 0.02 0.00 -0.02 Expected Change for THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 - - ITEM8 0.08 - - ITEM9 0.05 0.05 - - ITEM10 - - 0.08 - - - - ITEM11 0.02 0.09 0.00 0.01 - - ITEM12 -0.01 0.07 0.09 -0.09 -0.07 - - ITEM13 -0.08 0.02 -0.02 - - -0.04 0.06 ITEM14 0.08 -0.07 0.01 -0.03 - - 0.10 ITEM15 0.02 -0.03 -0.01 -0.05 -0.08 0.01 ITEM16 - - -0.10 -0.12 0.18 0.02 0.04 ITEM17 -0.03 -0.08 - - 0.07 -0.02 0.03 ITEM18 - - 0.00 0.05 - - -0.03 -0.10 ITEM19 - - - - -0.03 0.00 0.08 0.09 ITEM20 0.13 - - 0.03 - - 0.01 -0.09 ITEM21 -0.08 0.06 0.06 - - -0.05 - - ITEM22 - - - - -0.01 0.04 0.05 -0.15 ITEM -0.01 0.01 -0.07 0.07 -0.04 - - Expected Change for THETA-DELTA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 - - ITEM14 0.12 - - ITEM15 0.06 0.08 - - ITEM16 0.05 - - - - - - ITEM17 -0.08 - - 0.10 -0.08 - - ITEM18 -0.03 - - -0.03 0.08 0.10 - - ITEM19 - - -0.04 -0.02 0.05 -0.13 0.05 ITEM20 - - 0.06 -0.02 0.01 0.10 - - ITEM21 - - - - -0.07 - - 0.05 -0.06 ITEM22 0.09 -0.07 0.01 - - 0.01 0.11 ITEM -0.01 - - -0.04 0.06 -0.04 0.05
Expected Change for THETA-DELTA ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM -------- -------- -------- -------- -------- ITEM19 - - ITEM20 - - - - ITEM21 - - - - - - ITEM22 -0.01 -0.09 0.05 - - ITEM 0.05 0.09 0.01 0.14 - - Maximum Modification Index is 6.40 for Element (16,10) of THETA-DELTA ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Standardized Solution LAMBDA-X SELF -------- ITEM1 0.24 ITEM2 0.03 ITEM3 -0.13 ITEM4 0.74 ITEM5 0.10 ITEM6 0.82 ITEM7 0.09 ITEM8 0.42 ITEM9 0.40 ITEM10 0.39 ITEM11 0.40 ITEM12 0.47 ITEM13 0.15 ITEM14 -0.04 ITEM15 0.50 ITEM16 0.01 ITEM17 0.38 ITEM18 0.72 ITEM19 0.15 ITEM20 -0.30 ITEM21 0.23 ITEM22 -0.03 ITEM 0.03 PHI SELF -------- 1.00 Time used: 0.531 Seconds Degrees of Freedom = 176 Minimum Fit Function Chi-Square = 263.15 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 206.64 (P = 0.057) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 30.64 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 70.64) Minimum Fit Function Value = 2.66 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.31 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.71) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.042 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.064) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.71 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 4.11 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.80 ; 4.51) ECVI for Saturated Model = 5.58 ECVI for Independence Model = 10.43 Chi-Square for Independence Model with 253 Degrees of Freedom = 986.60 Independence AIC = 1032.60 Model AIC = 406.64
Saturated AIC = 552.00 Independence CAIC = 1115.52 Model CAIC = 767.16 Saturated CAIC = 1547.03 Normed Fit Index (NFI) = 0.73 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.83 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.51 Comparative Fit Index (CFI) = 0.88 Incremental Fit Index (IFI) = 0.89 Relative Fit Index (RFI) = 0.62 Critical N (CN) = 84.73 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.099 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.85 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.76 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.54 DATE: 11/28/2010 TIME: 14:29 P R E L I S 2.30 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\SC\SELF.PR2: !PRELIS SYNTAX: Can be edited SY=D:\SC\SELF.PSF OU MA=KM SM=AYNI.COR XM Total Sample Size = 100 Thresholds for Ordinal Variables ITEM1 -1.227 1.036 ITEM2 -2.326 -0.126 ITEM3 -1.881 0.583 ITEM4 -2.326 -1.175 0.842 ITEM5 -1.341 1.227 ITEM6 -0.954 0.583 ITEM7 -1.405 0.553 ITEM8 -1.645 0.228 ITEM9 -1.282 0.440 ITEM10 -2.054 0.412 ITEM11 -1.751 -0.126 1.175 ITEM12 -0.583 1.036 ITEM13 -2.054 -0.100 1.555 ITEM14 -1.881 -0.553 1.881 ITEM15 -1.751 -0.412 1.405 ITEM16 -2.326 -0.954 1.645 ITEM17 -1.555 -0.253 1.175 ITEM18 -1.476 0.385 1.405 ITEM19 -1.881 0.954 1.751 ITEM20 -2.054 0.025 1.751 ITEM21 -1.645 0.412 ITEM22 -1.751 0.496 ITEM23 -1.751 -0.228 0.994
Univariate Distributions for Ordinal Variables ITEM1 Frequency Percentage Bar Chart 2 11 11.0 ������� 3 74 74.0 ����������������������������������������������� 4 15 15.0 ���������� ITEM2 Frequency Percentage Bar Chart 2 1 1.0 � 3 44 44.0 �������������������������������������� 4 55 55.0 ����������������������������������������������� ITEM3 Frequency Percentage Bar Chart 2 3 3.0 �� 3 69 69.0 ����������������������������������������������� 4 28 28.0 ������������������� ITEM4 Frequency Percentage Bar Chart 1 1 1.0 � 2 11 11.0 �������� 3 68 68.0 ����������������������������������������������� 4 20 20.0 �������������� ITEM5 Frequency Percentage Bar Chart 2 9 9.0 ����� 3 80 80.0 ����������������������������������������������� 4 11 11.0 ������ ITEM6 Frequency Percentage Bar Chart 2 17 17.0 ��������������� 3 55 55.0 ����������������������������������������������� 4 28 28.0 ������������������������ ITEM7 Frequency Percentage Bar Chart 2 8 8.0 ������ 3 63 63.0 ����������������������������������������������� 4 29 29.0 ���������������������� ITEM8 Frequency Percentage Bar Chart 2 5 5.0 ���� 3 54 54.0 ����������������������������������������������� 4 41 41.0 ������������������������������������ ITEM9 Frequency Percentage Bar Chart 2 10 10.0 �������� 3 57 57.0 ����������������������������������������������� 4 33 33.0 ��������������������������� ITEM10 Frequency Percentage Bar Chart 2 2 2.0 � 3 64 64.0 ����������������������������������������������� 4 34 34.0 ������������������������� ITEM11 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 4.0 ���� 2 41 41.0 ����������������������������������������� 3 43 43.0 ������������������������������������������� 4 12 12.0 ������������ ITEM12 Frequency Percentage Bar Chart 2 28 28.0 ����������������������� 3 57 57.0 ����������������������������������������������� 4 15 15.0 ������������ ITEM13 Frequency Percentage Bar Chart 1 2 2.0 �� 2 44 44.0 ������������������������������������������� 3 48 48.0 ����������������������������������������������� 4 6 6.0 ������ ITEM14 Frequency Percentage Bar Chart
1 3 3.0 �� 2 26 26.0 ������������������ 3 68 68.0 ����������������������������������������������� 4 3 3.0 �� ITEM15 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 4.0 ��� 2 30 30.0 ������������������������ 3 58 58.0 ����������������������������������������������� 4 8 8.0 ������ ITEM16 Frequency Percentage Bar Chart 1 1 1.0 � 2 16 16.0 ���������� 3 78 78.0 ����������������������������������������������� 4 5 5.0 ��� ITEM17 Frequency Percentage Bar Chart 1 6 6.0 ������ 2 34 34.0 ��������������������������������� 3 48 48.0 ����������������������������������������������� 4 12 12.0 ������������ ITEM18 Frequency Percentage Bar Chart 1 7 7.0 ������ 2 58 58.0 ����������������������������������������������� 3 27 27.0 ���������������������� 4 8 8.0 ������ ITEM19 Frequency Percentage Bar Chart 1 3 3.0 �� 2 80 80.0 ����������������������������������������������� 3 13 13.0 �������� 4 4 4.0 �� ITEM20 Frequency Percentage Bar Chart 1 2 2.0 �� 2 49 49.0 ����������������������������������������������� 3 45 45.0 ������������������������������������������� 4 4 4.0 ���� ITEM21 Frequency Percentage Bar Chart 1 5 5.0 ���� 2 61 61.0 ����������������������������������������������� 3 34 34.0 �������������������������� ITEM22 Frequency Percentage Bar Chart 2 4 4.0 ��� 3 65 65.0 ����������������������������������������������� 4 31 31.0 ���������������������� ITEM23 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 4.0 ���� 2 37 37.0 ������������������������������������� 3 43 43.0 ������������������������������������������� 4 16 16.0 ���������������� Correlation Matrix ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.000 ITEM2 0.334 1.000 ITEM3 0.372 0.217 1.000 ITEM4 0.215 0.245 -0.036 1.000 ITEM5 0.063 0.006 0.149 0.165 1.000 ITEM6 0.222 0.043 0.107 0.685 0.135 1.000 ITEM7 0.198 0.090 0.126 0.076 0.312 0.062 ITEM8 -0.071 0.029 -0.057 0.198 -0.148 0.106 ITEM9 -0.172 0.071 0.106 0.317 0.029 0.234 ITEM10 0.093 0.458 0.116 0.320 0.183 0.267
ITEM11 0.443 0.073 0.147 0.273 0.193 0.400 ITEM12 0.067 0.090 0.226 0.200 0.172 0.344 ITEM13 0.289 0.017 -0.033 0.083 0.045 0.074 ITEM14 0.184 -0.317 0.171 0.036 0.226 -0.009 ITEM15 0.166 -0.124 -0.136 0.368 -0.289 0.605 ITEM16 0.111 0.309 0.212 -0.030 -0.029 0.047 ITEM17 -0.085 0.075 0.068 0.335 0.150 0.278 ITEM18 0.072 -0.228 -0.154 0.571 0.068 0.579 ITEM19 -0.023 0.103 -0.080 0.026 0.242 0.092 ITEM20 -0.007 -0.081 0.027 -0.121 -0.061 -0.285 ITEM21 0.242 -0.022 0.038 0.299 -0.089 0.175 ITEM22 0.152 0.229 0.127 -0.163 0.019 -0.109 ITEM23 0.077 -0.081 0.101 0.037 0.097 -0.017 Correlation Matrix ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.000 ITEM8 0.311 1.000 ITEM9 0.081 0.398 1.000 ITEM10 0.409 0.422 0.505 1.000 ITEM11 0.277 0.244 0.147 0.234 1.000 ITEM12 0.028 0.205 0.328 0.177 0.182 1.000 ITEM13 -0.044 0.104 -0.013 -0.197 0.140 0.165 ITEM14 0.130 -0.058 -0.061 -0.041 0.219 0.121 ITEM15 0.010 0.133 0.040 0.048 0.145 0.152 ITEM16 -0.093 -0.225 -0.139 0.155 -0.057 0.162 ITEM17 -0.109 0.244 0.550 0.163 0.119 0.315 ITEM18 -0.081 0.205 0.420 0.127 0.220 0.276 ITEM19 0.383 -0.077 -0.014 0.094 0.211 0.186 ITEM20 0.147 0.179 0.083 -0.241 -0.042 -0.080 ITEM21 -0.084 0.063 0.133 -0.194 0.061 0.326 ITEM22 0.481 0.375 0.069 0.186 0.134 -0.095 ITEM23 0.150 0.125 -0.089 -0.052 -0.038 0.300 Correlation Matrix ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 1.000 ITEM14 0.316 1.000 ITEM15 0.083 0.013 1.000 ITEM16 0.223 0.304 0.124 1.000 ITEM17 -0.058 0.093 0.182 -0.103 1.000 ITEM18 0.147 0.297 0.377 -0.007 0.517 1.000 ITEM19 0.195 0.159 -0.045 0.255 -0.136 0.185 ITEM20 0.426 0.314 -0.238 -0.031 0.068 0.120 ITEM21 0.589 0.403 0.025 0.273 0.029 0.168 ITEM22 0.124 -0.036 -0.111 0.213 -0.086 -0.032 ITEM23 0.199 0.423 -0.035 0.146 -0.092 0.181 Correlation Matrix ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 -------- -------- -------- -------- -------- ITEM19 1.000 ITEM20 0.370 1.000 ITEM21 0.322 0.451 1.000 ITEM22 0.112 0.086 -0.042 1.000 ITEM23 0.259 0.331 0.225 0.212 1.000 Means ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Means ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Means ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Means ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 -------- -------- -------- -------- -------- 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Standard Deviations ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Standard Deviations ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Standard Deviations ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Standard Deviations ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 -------- -------- -------- -------- -------- 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 The Problem used 54280 Bytes (= 0.1% of available workspace)
CORRELATIONS /VARIABLES=Self Adjust Prestasi /PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations Self
Concept Adjustment Prestasi Belajar
Self Concept Pearson Correlation 1 .515** .017
Sig. (2-tailed) .000 .868
N 100 100 100
Adjustment Pearson Correlation .515** 1 .125
Sig. (2-tailed) .000 .213
N 100 100 100
Prestasi Belajar
Pearson Correlation .017 .125 1
Sig. (2-tailed) .868 .213
N 100 100 100**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
REGRESSION
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Prestasi Belajar 1.1899E2 3.56043 100
Self Concept 37.1500 3.89865 100
Adjustment 66.5300 5.68616 100
Correlations
Prestasi Belajar Self Concept Adjustment
Pearson Correlation Prestasi Belajar 1.000 .017 .125
Self Concept .017 1.000 .515
Adjustment .125 .515 1.000
Sig. (1-tailed) Prestasi Belajar . .434 .107
Self Concept .434 . .000
Adjustment .107 .000 .
N Prestasi Belajar 100 100 100
Self Concept 100 100 100
Adjustment 100 100 100
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Adjustment, Self
Concepta . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Model Summary
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig.
F Change
1 .137a .019 -.001 3.56288 .019 .932 2 97 .397
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.663 2 11.832 .932 .397a
Residual 1231.327 97 12.694
Total 1254.990 99
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 114.573 4.452 25.733 .000
Self Concept -.059 .107 -.065 -.554 .581
Adjustment .100 .073 .159 1.355 .179
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
LAMPIRAN
PRESTASI BELAJAR
127 115 117 123 121 115 132 115 115 126 117 120 126 118 118 123 118 116 122 116 118 123 114 116 121 117 120 121 120 117 118 115 116 119 118 114 119 115 116 115 117 117 116 116 121 115 115 116 115 121 117 114 116 119 115 117 117 115 121 118 121 117 119 115 115 116 114 115 117 117 118 117 116 118 121
122 120 120 123 123 121 121 124 126 124 121 120 122 123 125 122 121 120 122 121 123 120 127 121 121
ROW SKOR ADJUSTMENT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 total 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 673 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 624 2 3 3 1 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 664 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 744 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 634 3 4 2 2 3 3 4 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 604 3 4 2 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 1 2 3 3 614 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 804 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 664 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 623 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 643 2 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 633 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 614 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 684 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 634 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 3 3 643 3 2 2 2 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 624 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 664 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 684 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 714 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 1 4 4 3 714 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 663 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 644 4 3 2 3 2 2 4 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 624 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 3 2 693 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 683 4 3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 674 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 713 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 644 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 704 3 3 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 694 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 613 4 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 604 4 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 614 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 674 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 633 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 2 2 3 3 663 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 624 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 753 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 4 3 1 2 4 624 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 673 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 4 3 3 563 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 4 3 3 3 3 584 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 754 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 683 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 1 4 4 4 674 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 3 4 3 3 664 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 744 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 753 1 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 3 3 544 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 674 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 714 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 4 1 3 4 4 674 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 794 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 674 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 604 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 594 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 704 3 4 3 4 2 2 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 654 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 754 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 693 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 71
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 703 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 604 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 644 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 784 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 1 3 4 1 3 3 4 3 2 663 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 684 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 723 3 4 2 2 2 3 3 4 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 603 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 703 3 3 2 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 644 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 673 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 623 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 611 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 694 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 734 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 734 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 584 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 733 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 604 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 704 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 703 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 584 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 674 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 664 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 664 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 784 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 653 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 604 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 754 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 1 4 713 2 3 2 2 4 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 4 3 1 3 4 602 4 2 2 1 4 4 3 3 1 3 4 2 1 3 2 4 2 4 4 4 594 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 63
4 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 633 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 1 2 4 4 1 4 4 684 3 3 3 1 4 3 2 2 3 4 3 3 1 3 4 2 4 2 2 3 594 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 76
Row Skor Self Concept 2 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 37 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 36 2 3 3 4 4 4 1 2 3 4 2 2 1 35 3 4 3 4 4 3 2 4 2 4 2 3 3 41 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 33 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 36 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 35 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 3 42 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 36 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 32 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 38 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 32 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 34 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 38 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 39 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 33 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 37 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 1 2 2 35 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 42 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 40 2 2 2 3 3 4 2 3 1 2 1 3 3 31 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 39 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 34 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 2 1 1 35 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 41 2 4 3 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 35 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 37 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 43 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 44 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 42 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 36 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 34 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 35 2 2 2 4 2 3 2 2 3 1 1 2 1 27 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 39 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 36 3 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 30 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 36 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 44 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 37 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 36 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 34 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 37 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 39 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 38 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 30 3 2 2 4 4 4 2 2 2 3 2 3 2 35 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 36
3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 2 43 4 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2 1 34 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 36 3 3 3 3 3 3 1 4 2 1 2 3 3 34 4 2 2 4 3 3 4 3 1 1 2 3 3 35 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 43 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 38 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 37 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 39 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 4 3 1 35 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 46 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 41 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 46 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 38 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 33 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 2 3 2 36 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 38 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 39 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 39 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 33 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 2 39 3 3 2 4 3 4 1 3 2 2 1 3 2 33 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 42 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 32 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 32 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 2 38 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 43 2 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 2 2 37 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 36 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 36 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 34 2 3 2 3 3 4 2 2 2 4 2 2 2 33 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 35 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 47 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 35 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 43 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 33 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 2 2 3 36 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 2 39 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 44 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 3 44 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 2 2 38 3 3 3 4 4 3 3 3 1 4 2 3 2 38 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 36 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 34 4 4 4 3 3 4 4 2 3 1 2 1 2 37 3 1 2 4 3 3 1 2 3 1 2 4 3 32
3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 43