Hasil Survei Aspek k3 Pada Petugas Parkir Mobil Nur Fadhilah Aswan
-
Upload
sharifah-faseha -
Category
Documents
-
view
404 -
download
22
Transcript of Hasil Survei Aspek k3 Pada Petugas Parkir Mobil Nur Fadhilah Aswan
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Hasil Survei
FAKULTAS KEDOKTERAN Agustus 2013
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PADA PETUGAS PARKIR MOBIL DI SEKITAR MTOS
Oleh :
Mohd Najmi (C11108797)
Sharifah Faseha binti Abd Halim (C11108773)
Nur Fadhilah Aswan (C11108801)
Pembimbing :
dr. Sultan Buraena, MS, SpOk
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSSAR2013
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PADA PETUGAS PARKIR MOBIL DI SEKITAR MTOS
1. Latar Belakang
Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi peningkatan produktivitas tenaga
kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk
meraih produktivitas kerja yang baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja
tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima.
Kesehatan kerja adalah ilmu dan profesi yang mempelajari keterkaitan antara
kesehatan dan pekerjaan. Kesehatan yang kurang baik akan dapat mengganggu produktivitas
pekerjaan, dan pekerjaan dapat pula menimbulkan terganggunya kesehatan. Karena peliknya
permasalahan bidang ini tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja. Bidang ini harus ditangani
oleh berbagai disiplin ilmu, seperti: higene industri, kedokteran kerja, ergonomi, sosial,
hukum, psikologi dan lain-lain.
Gangguan kesehatan dan daya kerja dikarenakan oleh berbagai faktor yang bersifat
fisik, kimiawi, biologis, fisiologis dan atau mental psikologis yang terdapat dalam
lingkungan kerja.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan mengurangkan risiko kecelakaan
kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Menurut Kamus Besar, definisi petugas parkir adalah orang yang pekerjaannya
mengatur mobil yang parkir. Profesi tukang parkir atau petugas parkir adalah profesi yang
beresiko tinggi (ketabrak mobil yang diparkirin, misalnya) dan penuh tantangan.Sebuah studi
membagikan profesi tukang parkir kepada empat, yaitu:1)Tukang Parkir Dadakan.Tukang
parkir ini menjadikan profesi nya tidak sebagai pekerjaan tetap dan dijalankan hanya pada
saat-saat tertentu mislanya aaat ada acara hiburan, konser, pasar malam,dansebagainya.Ciri-
ciri nya adalah tidak memakai seragam lengkap termasuk rompi dan topi oranye, atribut
tidak lengkap (tidak membawa peluit) dan tidak mempunyai Kartu Tanda Pengenal Tukang
Parkir.2) Tukang Parkir Tetap. Tukang parkir yang dijalankan setiap hari, setiap waktu
(sesuai jam kerja, tentu).Tidak peduli bagaimanapun keadaan, mereka tetap setia bekerja.Ciri-
cirinya adalah :memakai seragam lengkap , atribut lengkap dan memiliki id card tukang
parkir dan bersertifikat.3)Tukang Parkir Profesional.Tukang parkir ini adalah para tenaga
terampil dan terlatih. Biasanya mereka sudah melalui proses yang panjang dalam pelatihan
sebelum diterjunkan ke lapangan sebagai tukang parkir. Tukang parkir ini juga telah
melewati berbagai tes baik tertulis, psikotes maupun wawancara.Ciri-cirinya adalah
berpenampilan professional dan gaya bicara sopan dan terarah. 4) Tukang Parkir Amatir.
Jenis tukang parkir ini kurang bisa dipercaya.Sesuai dengan namanya, tukang parkir ini
belum begitu berpengalaman dan jam terbangnya pun juga masih tergolong rendah.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tujuan utama dari program kesehatan
kerja dalam upaya perlindungan terhadap tenaga kerja. Perlindungan kesehatan terhadap
pekerja antara lain dengan menghindari timbulnya penyakit akibat kerja. Dalam UU No. 13
Tahun 2003 menegaskan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui aspek K3 pada petugas parkir
mobil dengan menggunakan Walk through survey. Walk through survey atau survey jalan
sepintas merupakan teknik utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan pada
kesehatan pekerja yang terpajan. Walk Through survey adalah survei untuk mendapatkan
informasi yang relatif sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat
sehingga diperlukan upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian secara umum dan
analisa sederhana.
2. Tujuan Survei
2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum survei ini adalah untuk mengetahui aspek Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) pada petugas parkir mobil di sekitar MTOS
2.2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas parkir mobil.
b) Untuk mengetahui tentang keluhan atau penyakit yang dialami yang berhubungan
dengan pekerjaan pada petugas parkir mobil di sekitar MTOS
c) Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat menganggu
kesehatan petugas parkir mobil di sekitar MTOS.
d) Untuk mengetahui tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas
parkir mobil di sekitar MTOS.
e) Untuk mengetahui tentang ketersediaan kotak pertolongan pertama kecelakaan
(P3K) di tempat kerja petugas parkir mobil di sekitar MTOS.
f) Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan di sekitar MTOS.
3. Tinjauan Pustaka
3.1. Faktor Hazard dan Keluhan Yang Dialami danKeluhan/ Penyakit yang Dialami
yang Berhubungan dengan Pekerjaan pada Petugas Parkir Mobil.
Bising lalu lintas merupakan bunyi yang ditimbulkan oleh lalu lintas. Tingkat
gangguan bising yang berasal dari bunyi lalu lintas dipengaruhi oleh intensitas bunyinya,
seberapa sering terjadi dalam satu satuan waktu serta frekuensi bunyi yang
dihasilkannya.Menurut penelitian Susilawati intensitas bising lalu lintas di atas 85 dB disertai
bunyi peliut berkisar 99,8-101 dB yang dibunyikan saat dengan kekuatan maksimal secara
statistik bermakna menyebabkan penurunan fungsi pendengaran pada juru parkir. Juru parkir
mempunyai risiko 7 kali lebih besar dibandingkan dengan kontrol untuk mengalami
penurunan fungsi pendengaran akibat bising.
Jika kita sering beraktivitas di bawah sinar matahari tanpa pelindung kulit, maka
paparan sinar ultraviolet dari matahari akan dapat menyebabkan kulit menjadi cepat berkerut,
dan timbul bercak-bercak hitam yang kita kenal sebagai flek hitam. Kulit jadi tidak mulus,
dan kadang-kadang muncul benjolan atau bintik-bintik kecil yang ukurannya bervariasi, serta
pori-pori kulit menjadi semakin membesar.Dalam jangka panjang, benjolan atau flek pada
kulit bisa berkembang menjadi tumor jinak atau bahkan kanker kulit.Bintik awal kanker kulit
timbul di bagian tubuh yang terbuka seperti wajah, kepala, tangan, dan bagian yang sering
terpapar sinar matahari.Karena itulah, sinar ultraviolet berbahaya bagi tubuh manusia.
Kondisi cuaca yang sangat panas dapat berdampak juga terhadap kesehatan kita.Suhu
udara yang panas ini dapat memicu berbagai penyakit.Yang paling rentan terkena adalah
bayi, balita, ibu hamil, orang tua dan orang yang memiliki penyakit kronis. Meski begitu,
tidak tertutup kemungkinan juga bagi orang yang sehat, karena siapa saja bisa terkena
banyak penyakit yang berakibat dari keadaan atau cuaca panas ini.
Lalu lintas kendaraan bermotor yang cukup padat dapat mempengaruhi kualitas udara,
kepadatan lalu lintas kendaraan tidak hanya terjadi di jalan raya tetapi juga dapat terjadi di
tempat parkir karena pengguna kendaraan bermotor yang terus meningkat yang akhirnya
mempengaruhi kualitas udara tempat parkir (Wardhana, 1995).Kemacetan lalu lintas di
tempat parkir dengan ventilasi kurang baik akan menyebabkan tingkat pencemaran udara
yang tinggi yang akan gas buang kendaraan bermotor tersebut tidak dapat bersirkulasi.Emisi
gas buang kendaraan bermotor yang semakin meningkat dapat menyebabkan gangguan
kesehatan orang yang berada dekat lokasi polutan udarakhususnya tukang/petugas parkir
yang secara terus-menerus berada di wilayah tersebut dengan memberikan efek toksik
terhadap banyak fungsi organ,terutama pada saluran penapasan. Berbagai jenis emisi
kendaraan bermotor antara lain: timbal (Pb), karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikel/debu.
Penyakit akibat kerja akibat faktor biasanya disebabkan oleh makhluk hidup sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang terpajan.Potensi bahaya menyebabkan
reaksi alergi atau iritasi akibat bahan-bahan biologis seperti debu, dedaunan, bulu, virus,
bakteri dan sebagainya.
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan
pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama kemampuan,
kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi,
dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan menganalisis hubungan
fisik antara manusia dengan fasilitas kerja.Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk
mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian Ergonomi berguna
sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis
dan fatal.Misalnya pada petugas parker mobil, sering berdiri terlalu lama dan menggunakan
gerakan tangan yang bisa mengakibatkan otot tangan dan persendian menjadi pegal-pegal dan
kram.
Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
kondisi aspek-aspek psikologis kondisi tempat kerja yang kurang baik atau kurang
mendapatkan perhatian seperti : jam kerja yang terlalu lama dan kurang istirihat, motivasi,
temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat
kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni
dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya
stress akibat kerja.Kecelakaan juga bisa terjadi kepada petugas parkir mobil jika tidak hati-
hati dalam menjalankan tugasnya.
Jenis Bahaya(Hazard) Contoh Risiko Konsekuensi
Faktor Fisik Bising
Radiasi sinar
matahari
Suhu Panas
Gangguan
pendengaran
Kulit
Dehidrasi
Tuli
Kanker Kulit
Lemas, kelelahan
Faktor Biologis Bakteri
Jamur
Virus
Infeksi
Infeksi
Infeksi
Demam
Panu
Influenza
Faktor Kimia Asap Sakit Pernapasan ISPA
Faktor Ergonomik Berdiri terlalu
lama
Gerakan tangan
Persendian / tulang
Otot tangan
Encok, pegal-
pegal
Pegal-pegal,
keram
Faktor Psikososial Jam Kerja yang
lama / istirahat
kurang
Menjaga
kendaraan
pengunjung
Otak
Otak
Pusing, kelelahan
Stres
Kecelakaan Tertabrak
kendaraan
Cedera Luka-luka,
lumpuh, kematian
Tabel 1: Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan petugas parkir.
3.2. Alat Kerja yang Digunakan Petugas Parkir Mobil .
Peluit adalah alat kerja atau atribut yang digunakan oleh petugas parkir. Selain
komando dari petugas parkir untuk mengarahkan kendaraan dan gerakan tangan untuk
menunjuk arah yang dimaksud, peluit juga memiliki fungsi tersendiri. Tergantung dari
bagaimana petugas parkir menggunakan peluit tersebut. Ada yang menggunakannya untuk
memberitahu pengendara supaya berhenti atau sebagai pengganti suara mereka. Pengendara
umumnya langsung mengerti pesan apa yang ingin disampaikan petugas parkir. Khusus untuk
bidang ini, hanya dipakai di Indonesia saja.
3.3. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.Contohnya masker, seragam kerja lengkap, memakai tabir suria dan ear plug.
3.4. Kotak (obat) Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K)
Kotak (obat) pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib dimiliki di
setiap tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun
kecelakaan.Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian,
mencegah cacat yang lebih berat dan menunjang penyembuhan.
3.5. Upaya K3 Lainnya
Ada berbagai cara penyuluhan dan penyadaran pekerja. Bisa langsung orang ke orang,
bisa dalam kelompok. Bisa tidak langsung dengan menyusun peraturan misalnya atau
membuat kebijakan.Upaya yang paling baik ialah melakukan penyuluhan secara sistematik
artinya masuk kedalam unsur manajemen. Misalnya : penyuluhan tentang pencemaran udara
kepada petugas parkir mobil, upaya higine industri dalam menggunakan alat pelindung diri,
diberikan insentif dalam gaji, sementara jika terjadi pelanggaran insentif tidak di berikan.
4. Bahan dan Cara
4.1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1. Kamera digital, untuk mengambil gambar kegiatan
2. Check List(Lampiran), sebagai bahan untuk mengontrol tindakan yang akan
dilakukan, yaitu dengan melihat, mengecek, dan mendata berdasarkan check list.
4.2. Cara
Survei ini menggunakan cara walk through survey atau survei jalan sepintas untuk
mengetahui ada tidaknya faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor ergonomi dan faktor
psikososial. Dalam survey ini yang dilakukan adalah mengamati aspek K3 pada petugas
parker mobil, mengisi checklist, klarifikasi semua informasi yang telah diperoleh dengan
menjelaskan potensi bahaya yang ditemukan, laporan hasil pengamatan, evaluasi dan berikan
saran-saran atau rekomendasi untuk perbaikan
5. Jadwal Survei
5.1. Lokasi Survei
Lokasi survei adalah di tempat parkir mobil sekitar MTOS
5.2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan yaitu 19 Agustus 2013 sehingga 24 Agustus 2013 dengan agenda sebagai
berikut.
Tanggal Kegiatan
19 Agustus 2013
20 Agustus 2013
21 Agustus 2013
22 Agustus 2013
23 & 24 Agustus 2013
- Melapor ke bagian IKM
- Pengarahan kegiatan
- Membuat intisari tentang walk through survey
- Pembuatan Proposal
- Pelaksanaan kegiatan survei
- Pembuatan laporan hasil survei
- Presentasi laporan hasil survei
6. Hasil Survei
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
i. Kebisingan
1. Kenderaan bermotor(> 85 dB)
2. Peliut (99,8-101 dB)
ii. Paparan Sinar Matahari
ii. Suhu Panas
b. Faktor kimia
i. Asap kenderaan bermotor (gas)
c. Faktor biologi
I Bakteri (linkungan kerja)
ii. Virus (linkungan kerja)
iii. Jamur (lingkugan kerja)
d. Faktor ergonomis
i. Posisi bekerja (berdiri lama )
ii. Cara bekerja (gerakan tangan)
e. Faktor Psikososial
i. Jam kerja yang lama (kurang istirahat)
ii. Menjaga kenderaan pengunjung
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Gangguan pendengaran/tuli
ii. Kanker kulit
iii.. Lemas/kelelahan
iv. Demam/ Panu/Pilek(infeksi)
v. Sesak napas/Infeksi Saluran Pernapasan Akut
vii. Encok/pegal-pegal/kram
Vii Pusing/kelelahan
ix. Stress
x. Cedera(luka-luka, lumpuh. Kematian)
Alat kerja yang digunakan
i. Peliut
Alat pelindung diri
i.. Ear plug
1. Pemeliharaan(tersimpan rapi)
2. Dipakai selama kerja
ii. Masker
1. Diganti tiap kali kerja
2. Dipakai selama kerja
iii. Seragam kerja lengkap menutupi seluruh tubuh (rompi+topi)
1. Pemeliharaan(tersimpan rapi, dicuci)
2. Dipakai selama kerja
iv. Memakai krim tabir surya
1. Dipakai tiap kali kerja
Ketersediaan kotak(obat) P3K
Upaya lain perusahaan tentang K3(penyuluhan,Hygiene Industry)
7. Pembahasan
7.1. Hazard Lingkungan Kerja
a) Faktor Fisik:
i. Faktor Fisik Kebisingan pada Petugas Parkir Mobil
Hazard fisik kebisingan disebabkan oleh bunyi kenderaan yang berenjin lalu lintas dan
peluit yang digunakan oleh petugas parkir mobil. Dari hasil survei didapatkan petugas parkir
mobil rawan akan hazard fisik kebisingan akibat terpapar bunyi kenderaan berenjin lalu lintas
di atas 85 dB disertai bunyi peliut yang digunakan berkisar 99,8-101 dB selama waktu jam
berkerja (9-10 jam/hari).
ii. Faktor Fisik Paparan Sinar Matahari pada Petugas Parkir Mobil
Hazard fisik paparan sinar matahari dipengaruhi oleh lingkungan kerja oleh petugas
parkir mobil itu sendiri di luar. Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parkir mobil tidak
aman dari hazard fisik paparan sinar matahari karena waktu jam kerja pagi sampai sore hari
dimana terpapar sinar matahari terik pada waktu siang hingga sore.
iii. Faktor Fisik Suhu Panas pada Petugas Parkir Mobil
Hazard fisik suhu panas juga dipengaruhi oleh lingkungan kerja oleh petugas parkir
mobil itu sendiri di luar. Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parkir mobil tidak aman
dari hazard fisik suhu panas akibat cuaca yang terlalu panas dimana terpapar sinar matahari
terik selama waktu jam kerja.
b) Faktor Kimia pada Petugas Parkir Mobil
Hazard Kimia dipengaruhi oleh kemacetan lalu lintas di tempat parkir dengan ventilasi
kurang baik akan menyebabkan tingkat pencemaran udara yang tinggi , akibat asap (gas
buang) kendaraan bermotor tersebut tidak dapat bersirkulasi. Dari hasil survei didapatkan
bahwa petugas parkir mobil sangat rawan terhadap hazard kimia gas. Hazard gas disebabkan
oleh asap (gas buang) kenderaan bermotor di tempat parkir terutama pada saat kemacetan lalu
lintas berlaku waktu jam dinas.
c) Faktor Biologi pada Petugas Parkir Mobil
Hazard biologi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan ada tidaknya bahaya infeksi
bakteri, virus, maupun jamur. Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parkir mobil di
sekitar MTOS sering mendapat infeksi bakteri dan virus disebabkan oleh lingkungan kerja
yang kotor seperti terpapar udara kotor.
d) Faktor Ergonomis pada Petugas Parkir Mobil
Hazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi petugas parkir mobil dipengaruhi oleh
gerakan-gerakan selama bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa petugas parkir mobil
rawan terhadap hazard ergonomi akibat berdiri terlalu lama dan menggunakan gerakan
tangan untuk menunjuk arah selama jam bekerja.
e) Faktor psikososial pada Petugas Parkir Mobil
Hazard psikososial dipengaruhi oleh jam kerja yang terlalu lama dan kurang istirehat,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang
tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak
harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Semua hal yang terdapat dalam hazard
psikososial petugas pekerja mobil harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam
bekerja. Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parkir mobil tidak terhindar dari hazard
psikososial karena bekerja sendiri, waktu jam kerja yang lama atau kurang istirihat dan
menjaga kendaraan pengunjung.
7.2. Keluhan/ Penyakit yang Dialami yang Berhubungan dengan Pekerjaan pada
Petugas Parkir Mobil
Dari hasil survei didapatkan petugas parkir mobil mengalami keluhan gangguan
pendengaran yaitu pendengarannya semakin berkurang sejak dia berkerja sebagai petugas
parkir di sekitar MTOS akibat kebisingan di lingkungan kerja. Selain itu, petugas ini juga
mengeluh sering rasa lemas, pusing dan kelelahan setelah lama terpapar sinar matahari terik
dan jam bekerja yang terlalu lama. Petugas ini juga mengalami gangguan muskuloskleletal
berupa pegal-pegal dan kram –kram dalam bekerja dan kadang stress karena menjaga
kenderaan yang jumlahnya terlalu banyak. Selain itu, petugas ini mengalami gangguan
pernafasan berupa batuk dan kadang-kadang sesak napas akibat banyaknya uap/gas buang
kenderaan bermotor, serta debu yang ada dari sekitar tempat dan juga sering pilek dan
demam akibat dari infeksi bakteri dan jamur yang terdapat di linkungan kerja. Pada saat ini
petugas belum pernah mendapat cedera dan kanker kulit
7.3. Alat kerja yang digunakan Petugas Parkir Mobil selama Bekerja
Alat yang digunakan pada petugas parkir mobil yaitu hanya peluit. Dari hasil survei,
peluit yang digunakan menimbulkan hazard fisik kebisingan pada pekerja harusnya bisa
diminimalisir atau dihindari.
7.4. Alat Pelindunng Diri (APD) yang digunakan Petugas Parkir Mobil selama Bekerja
Dari hasil survey didapatkan petugas parkir mobil menggunakan alat pelindung diri
yang sangat minimum dan tidak memadai saat mengerjakan pekerjaannya. Alat yang
digunakan hanya berupa seragam kerja lengkap menutupi seluruh tubuh termasuk rompi
dipakai selama bekerja tapi tidak pernah disimpan rapi dan dicuci .Alat pelindung diri yang
harusnya digunakan berupa ear plug dan masker. Petugas ini juga tidak pernah memakai krim
tabir surya tiap kali bekerja. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran akan penggunaan alat
pelindung diri masih kurang.
7.5. Kersediaan kotak(obat) P3K
Kotak (obat) pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib dimiliki di
setiap tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun
kecelakaan. Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian,
mencegah cacat yang lebih berat dan menunjang penyembuhan. Dari hasil survei didapatkan
kotak(obat) P3K tersedia di tempat kerja petugas parkir mobil.
7.6. Upaya lainnya
Dari hasil survei didapatkan petugas parkir mobil tidak pernah mendapatkan
penyuluhan maupun pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja secara resmi
seperti higiene industri dalam menggunakan alat pelindung diri. Penyuluhan akan menambah
pengetahuan petugas parker khususnya mengenai aspek k3 oleh pekerjaannya. Namun,
petugas parkir yang telah mendapatkan pengetahuan masih sangatlah kurang, sehingga masih
banyak keluhan-keluhan selama bekerja menjadi petugas parkir mobil yang sifatnya
diakibatkan oleh ketidaktahuan dan tidak terampil.
8. Penutup
A. Kesimpulan
Hazard lingkungan Kerja
a. Hazard Fisik
Hazard fisik kebisingan disebabkan oleh bunyi kenderaan yang berenjin lalu lintas
dan peliut yang digunakan oleh petugas parkir mobil.
Hazard fisik paparan sinar matahari dipengaruhi oleh lingkungan kerja oleh
petugas parkir mobil itu sendiri di luar.
Hazard fisik suhu panas juga dipengaruhi oleh lingkungan kerja oleh petugas
parkir mobil itu sendiri di luar.
Dari hasil survei didapatkan petugas parkir rawan akan hazard fisik kebisingan
akibat terpapar bunyi kenderaan berenjin lalu lintas di atas 85 dB disertai bunyi
peliut yang digunakan berkisar 99,8-101 dB selama waktu jam berkerja (9-10
jam/hari).
Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parker tidak aman dari hazard fisik
paparan sinar matahari karena waktu jam kerja pagi sampai sore hari dimana
terpapar sinar matahari terik pada waktu siang hingga sore.
Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parkir tidak aman dari hazard fisik
suhu panas akibat cuaca yang terlalu panas dimana terpapar sinar matahari terik
selama waktu jam kerja.
b. Hazard Kimia dipengaruhi oleh kemacetan lalu lintas di tempat parkir dengan
ventilasi kurang baik akan menyebabkan tingkat pencemaran udara yang tinggi ,
akibat asap kendaraan bermotor tersebut. Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas
parkir mobil sangat rawan terhadap hazard kimia gas.
c. Hazard biologi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan ada tidaknya bahaya infeksi
bakteri, virus, maupun jamur. Dari hasil survei didapatkan bahwa petugas parkir
mobil sering mendapat infeksi bakteri dan virus disebabkan oleh lingkungan kerja
yang kotor seperti terpapar udara kotor.
d. Hazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi petugas parkir mobil dipengaruhi oleh
gerakan-gerakan selama bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa petugas parkir
mobil rawan terhadap hazard ergonomi akibat berdiri terlalu lama dan menggunakan
gerakan tangan untuk menunjuk arah selama jam bekerja.
e. Hazard psikososial dipengaruhi oleh jam kerja yang terlalu lama dan kurang istirehat,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja
yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Petugas parkir mobil sering mengalami keluhan gangguan pendengaran yaitu
pendengarannya semakin berkurang akibat kebisingan di lingkungan kerja. Selain itu,
petugas ini juga mengeluh sering rasa lemas, pusing dan kelelahan setelah lama terpapar
sinar matahari terik dan jam bekerja yang terlalu lama dan mengalami gangguan
muskuloskleletal berupa encok ,pegal-pegal dan kram –kram dalam bekerja dan kadang
stress karena menjaga mobil pengunjung yang jumlahnya terlalu banyak.
Alat yang digunakan pada petugas parkir mobil yaitu hanya peliut. Dari hasil survei,
peliut yang digunakan menimbulkan hazard fisik kebisingan pada pekerja harusnya bisa
diminimalisir atau dihindari.
Petugas parkir mobil menggunakan alat pelindung diri yang sangat minimum dan tidak
memadai saat mengerjakan pekerjaannya. Alat yang digunakan hanya berupa seragam
kerja lengkap menutupi seluruh tubuh termasuk rompi dipakai selama bekerja tapi tidak
pernah disimpan rapi dan dicuci .
Dari hasil survei didapatkan kotak(obat) P3K tersedia di tempat kerja petugas parkir
mobil. Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian,
mencegah cacat yang lebih berat dan menunjang penyembuhan.
Dari hasil survei didapatkan petugas parkir mobil tidak pernah mendapatkan penyuluhan
maupun pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja secara resmi seperti
higiene industri dalam menggunakan alat pelindung diri.
B. Saran
Menurut survey yang telah dilakukan di tempat kerja petugas parker mobil sekitar
MTOS, masih banyak terdapat kekurangan dalam pengetahuan mengenai keselamatan
kesehatan kerja pada petugas parker mobil. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk
meminimalisir adanya keluhan belum tersedia dengan baik dan sesuai dengan
standarnya.Perlu dilakukan juga penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja, alat
pelindung diri serta peningkatan pengetahuan pada petugas parker mobil tentang
gangguan kesehatan yang sering terjadi pada pekerja yang mereka jalani untuk
meminimalisir terjadinya keluhan-keluhan dan penyakit akibat kerja pada pekerja parker
mobil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suma’mur PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jogjakarta: sagung seto, 2009
2. Arifani N. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja. Cermin Dunia
Kedokteran. 2004;144: 24-28
3. Administrator. Hubungan Antara Lama Masa Kerja Dengan Kejadian Ginggival Lead
Line pada Tukang Parkirdi Kota Semarang. Available from: URL:
http://eprints.undip.ac.id/23817/1/Wahyu_A.pdf
4. Administrator. Kualitas Udara di Tempat Pekerja Parkir.[online].[cited on 2013].
Available from: URL: http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/410/gdlhub-gdl-s1-2011-
irvanichar-20465-fkm981-k.pdf
5. Administrator. Cuaca Panas Waspada Dehidrasi.[online].[cited on 2013]. Available
from: URL: http://www.analisadaily.net/news/2013/27695/cuaca-panas-waspada-
dehidrasi/
6. Administrator. Linkungan Hidup .[online].[cited on 2013]. Available from:
URL:http://repository.maranatha.edu/2013/3/0510174_Chapter1.pdf
LAMPIRANCHECK LIST
PENGUMPULAN DATA TENTANG ASPEK K3 PADA PETUGAS PARKIR MOBIL
DI SEKITAR MTOS
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
i. Kebisingan
1. Kenderaan bermotor (> 85 dB)
2. Peliut (99,8-101 dB)
ii. Paparan Sinar Matahari
ii. Suhu Panas
b. Faktor kimia
i. Asap kenderaan bermotor (gas)
c. Faktor biologi
I Bakteri (linkungan kerja)
ii. Virus (linkungan kerja)
iii. Jamur (lingkugan kerja)
d. Faktor ergonomis
i. Posisi bekerja (bediri lama )
ii. Cara bekerja (gerakan tangan)
e. Faktor Psikososial
i. Jam kerja yang lama (kurang istirahat)
ii. Menjaga kenderaan pengunjug
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Gangguan pendengaran/tuli
ii. Kanker kulit
iii.. Lemas/kelelahan
iv. Demam/ Panu/Pilek(infeksi)
v. Sesak napas/Infeksi Saluran Pernapasan Akut
vii. Encok/pegal-pegal/kram
Vii Pusing/kelelahan
ix. Stress
x. Cedera(luka-luka, lumpuh. Kematian)
Alat kerja yang digunakan
i. Peliut
Alat pelindung diri
i.. Ear plug
1. Pemeliharaan(tersimpan rapi)
2. Dipakai selama kerja
ii. Masker
1. Diganti tiap kali kerja
2. Dipakai selama kerja
iii. Seragam kerja lengkap menutupi seluruh tubuh (rompi+topi)
1. Pemeliharaan(tersimpan rapi, dicuci)
2. Dipakai selama kerja
iv. Memakai krim tabir surya
1. Dipakai tiap kali kerja
Ketersediaan kotak (obat) P3K
Upaya lain perusahaan tentang K3(penyuluhan,Hygiene Industry)
DOKUMENTASI HASIL SURVEI