Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

66
MUDAH SUKA MUDAH DUKA LBM 2 STEP 1 Sindroma depresi : suatu kumpulan gejala atau gangguan pemusatan yg ditandai hilangnya perasaan kendali dan subjektif adanya penderitaan yg berat. Gangguan suasana perasaan : keadaan dalam diri individu sebagai akibat dari yang dialaminya atau yang dipersepsinya (mood/afektif) Mood : emosi secara internal (tidak terlihat org lain hanya dirinya sendiri yang merasakan) Afek : emosi yang bisa diobservasi cth tumpul , datar, terbatas. STEP 2 1. Definisi mood dan afek ? 2. Etiologi gangguan mood afek? 3. Klasifikasi dan gejala? 4. Definisi sindroma depresi? 5. Etiologi sindroma depresi? 6. Klasifikasi dan gejala? 7. Patofisiologi? 8. Pemeriksaan status mental ? 9. Pemeriksaan penunjang? 10. Alur penegakan diagnosis? 11. Penatalaksanaan? 12. Mengapa pasien mencoba bunuh diri, pendiam, malas mengerjakan tugas, menangis sendiri (sindroma depresi)? 13. Apa hubungan lamanya keluhan dengan gejala yang dialami pasien? 14. DD? STEP 3

description

sgd

Transcript of Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Page 1: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

MUDAH SUKA MUDAH DUKA

LBM 2

STEP 1

Sindroma depresi : suatu kumpulan gejala atau gangguan pemusatan yg ditandai hilangnya perasaan kendali dan subjektif adanya penderitaan yg berat.

Gangguan suasana perasaan : keadaan dalam diri individu sebagai akibat dari yang dialaminya atau yang dipersepsinya (mood/afektif)

Mood : emosi secara internal (tidak terlihat org lain hanya dirinya sendiri yang merasakan)

Afek : emosi yang bisa diobservasi cth tumpul , datar, terbatas.

STEP 2

1. Definisi mood dan afek ?2. Etiologi gangguan mood afek?3. Klasifikasi dan gejala?4. Definisi sindroma depresi?5. Etiologi sindroma depresi?6. Klasifikasi dan gejala?7. Patofisiologi?8. Pemeriksaan status mental ?9. Pemeriksaan penunjang?10. Alur penegakan diagnosis?11. Penatalaksanaan?12. Mengapa pasien mencoba bunuh diri, pendiam, malas mengerjakan tugas, menangis sendiri

(sindroma depresi)?13. Apa hubungan lamanya keluhan dengan gejala yang dialami pasien?14. DD?

STEP 3

1. Definisi mood dan afek ?Mood : keadaan emosional yang internal yang menetap, lebih lama dari afekAfek : ekspresi eksternal sehingga bisa dinilai, lamanya fluktuatifafek datar afek tumpul : tidak sesuai dengan mood

2. Etiologi gangguan mood afek?Gangguan mood:

Page 2: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Biologis , Genetik, Psikososial Jika terjadi pada genetik dan psikososial , terjadi ketidakseimbangan neurotransmitter gg. Mood.Jika terjadi pada biologis dan psikososial , terjadi perubahan pada gen.Pada biologis dan genetik , dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap stressor.

Pada psikososial akan mempengaruhi otaknya, terjadi perubahan neurotransimitter kehilangan neuron dan kontak sinaps peningkatan gangguan mood.Aminbiogenik perubahan norepinefrin dan serotonin patofisiologi gg. Moodgg. dopamin pencetus gg. Mood meningkat manianorepiefrin reseptor adrenergik a2 - penurunan norepinefrin

3. Klasifikasi dan gejala mood afek?KlasifikasiEpisodik mania f.30.0, 30.2, 30.2Mulai adanya aktivitas yang berlebih hanya beberapa hari , jika menetap lama F.34F30.0 kekacauan pada aktivitas sosial , F 30.1 mania tanpa gejala psikotik, kurang 1 mnggu lebih berat, bicara banyak, kurang tidur, waham.F 30.2 mania dengan gejala psikotik , waham kejar ,kebesaran, halusinasi

F32.0 episodik depresi ringan 2-3 dari gejala utama depresi , sekurang-kurangnya ditambah gejala lain, 2 minggu, kekacauan sedikitF32.1 episodik depresi sedangSekurang2nya 2-3 gejala, ditambah 3-4 gejala lain, minimal 2 mnggu, keluhan nyata.F32.2 episodik depresi berat tanpa gejala psikotikGejala utama terlihat semua ditambah 4 gejala lainnyaF32.3 episodik depresi berat dengan gejala psikotikHampir sama F32.2, ditambah waham, halusinasi, stupor.

F33 depresi berulangF33.0 gangguan depresi berulang episode kini ringan Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan. Sekurang2nya 2 episode min 2 mnggu, F33.1 gangguan depresi berulang episode kini sedangEpisode sekarang memenuhi episode depresi sedang, sekurang2nya 2 episode berlangsung min 2 mnggu, F33.2 gangguan depresi berulang episode kini berat tanpa gejala psikotikMemenuhi episode depresi berat tanpa gejala psikotik , sekurang2nya 2 mnggu.F33.3 gg. Depresi berulang dengan gejala psikotikDepresi berat dengan gejala psikotik sekurang2nya 2 episode min 2 mngguF33.4 gg. Depresi berulang kini dengan remisiKriteria gg depresi berulang, sekurang2nya 2 episode dlm 2 mngguF33.8 gg. Depresi berulang lainnya

Page 3: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

F33.9 gg. Depresi berulang YTT

Gejala utama :1. Afek depresif2. Kehilangan minat dan kegembiraan 3. Berkurangnya energi yg mengakibatkan mudah lelah dan menurunya aktivitsas

Gejala lainnya

Konsentrasi perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yg suram dan pesimis, gagasan yang membahayakan diri, tidur terganggu , nafsu makan berkurang.

4. Definisi sindroma depresi?Kumpulan gejala yang ditandai dengan gejala klinik yang manifestasinya berbeda tiap individu, terganggunya fungsi luhur manusia dengan gejala penyerta akibat hormon terganggu misal hormon kortisol : gg pola tidur, makan ,sedih konsentrasi terganggu, rasa putus asa, gagasan bunuh diri.Gejala utama :4. Afek depresif5. Kehilangan minat dan kegembiraan 6. Berkurangnya energi yg mengakibatkan mudah lelah dan menurunya aktivitsas

Gejala lainnya

Konsentrasi perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yg suram dan pesimis, gagasan yang membahayakan diri, tidur terganggu , nafsu makan berkurang.

5. Etiologi sindroma depresi?Biologis, genetik, psikososialBiologis :NeurotransmitterHP axis : mengalami kerusakanJika ada stressor CRH pituitary ACTH korteks adrenal kortisol umpan balik negatif CRH turun rusak hiperkortisolismeHipocampus kerusakan ?

6. Klasifikasi dan gejala sindroma depresi?

F32.0 episodik depresi ringan

2-3 dari gejala utama depresi , sekurang-kurangnya ditambah gejala lain, 2 minggu, kekacauan sedikit

Page 4: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

F32.1 episodik depresi sedang

Sekurang2nya 2-3 gejala, ditambah 3-4 gejala lain, minimal 2 mnggu, keluhan nyata.

F32.2 episodik depresi berat tanpa gejala psikotik

Gejala utama terlihat semua ditambah 4 gejala lainnya

F32.3 episodik depresi berat dengan gejala psikotik

Hampir sama F32.2, ditambah waham, halusinasi, stupor.

Gejala utama : Afek depresif Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energi yg mengakibatkan mudah lelah dan menurunya aktivitas

Gejala lainnya

Konsentrasi perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yg suram dan pesimis, gagasan yang membahayakan diri, tidur terganggu , nafsu makan berkurang.

7. Patofisiologi?Faktor biologi:Stressor kelenjar adrenal neurotransmitter & hormon Neurotransmitter:Dopamin senangDopamin turunSerotonin turunHormon FSH LH turun, testosteron turun

8. Pemeriksaan status mental ?

Gambaran umum : postur tubuh bungkuk,gerakan spontan, sedih , memalingkan wajah dan kemunduran psikomotor

Mood afek perasaan : menarik diri dari aktivitas sosial , dan aktivitas umum

Suara : pengurangan jumlah dan volume suara , menjawab lama

Gangguan persepsi : disertai waham dan halusinasi

Pikiran : pandangan negatif terhadap dunia dan diri sendiri, cth rasa kehilangan, bunuh diri

Sensorium dan kognitif : gangguan orientasi , hendaya kognitif (pseudodemensia depresi : tidak mampu konsentrasi dan gampang lupa), penurunan energi (impuls ) ,

Pertimbangan dan tilikan : menekankan gejala , masalah dan gangguannya

Page 5: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Reabilitas : menekankan hal buruk.

9. Pemeriksaan penunjang? Tes supresi dexametason tunggal Tes narkotika dan psikotropika, alkohol CT scan gangguan medis umum EEG Pemeriksaan fisik umum Positron emission tormography tumor otak

10. Alur penegakan diagnosis sindroma depresi dan bipolar? (skema) 11. Penatalaksanaan?

Nonmedikamentosa

medikamentosaMekanisme :

Menghambat neurotransmiter aminergik uptake di post sinaps sedikit Menghambat enzim mono amin oksidase meningkatkan uptake di post sinaps

meningkatkan reseptor serotonin

Antidepressan :Amytriptilin, amoxapin, centralin, fluoxetine

TCA : menghambat reuptake serotonin dan norepinefrinCth : amytriptilin, imipraminSNRI : menghambat reuptake serotonin dan norepinefrinCth : venlafaxinSSRI : menghambat reuptake serotonin scr selektifCentralinMAOI : Menghambat enzim mono amin oksidaseCth : fenelzineAminoketon : menghambat reuptake dopamin dan norepinefrinCth : bupropionTriazolpiridin: antagonis resptor 5HT (reseptor serotonin), 5HT 2a , menghampat reuptake serotoninCth : trazodoneTetrasiklik : antagonis reseptor alfa 2 adrenergik / 5HT presinaptik, Cth: mirtazapine

12. Mengapa pasien mencoba bunuh diri, pendiam, malas mengerjakan tugas, menangis sendiri (sindroma depresi)?Dopamin gg. Jalur mesolimbik –-> Dopamin disfungsi depresi Resptor dopamin tipe 1 mengalami hipoaktif depresi Kadar serotonin di LCS rendah Ambilan konsentrasi serotonin rendah

Page 6: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Jumlah norepinefrin rendah serotonin rendah13. Apa hubungan lamanya keluhan dengan gejala yang dialami pasien?

Kurang 2 mnggu gejala berat episodik depresif14. Gangguan bipolar (beda bipolar 1 dan 2) ?15. Kriteria diagnostik bipolar?16. DD?

a. Episodik depresifb. Gangguan bipolar

STEP 4

BIOLOGI GENETIK

GANGGUAN MOOD AFEK

DEPRESI DAN

MANIA

PSIKOSOSIAL

BIPOLAR

Page 7: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

STEP 7

1. Definisi mood dan afek ?

Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. Sedangkan Mood adalah keadaan emosi internal “alam perasaan” atau “suasana perasaan” yang meresap dari seseorang.

2. Etiologi gangguan mood afek?

a. Faktor Biologis

Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat

berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik ( norepinefrin dan serotonin ).

Penurunan serotonin dapat encetuskan depresi, dan pada beberapa pasien yang bunuh diri

memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta

konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit. Faktor neurokimia lain seperti

adenilate cyclase, phsphotidyl inositol, dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi

penyebab.

Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-remaja dengan

gangguan mood telah menemukan kelainan biologis.

Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan hormon

pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan dengan anak

normal dan anak dengan gangguan mental nondepresi.

• Amin biogenik. neuroutransmiter amin biogenik adalah:

norepinefrin, serotonin, dopamin, GABA dan neuroendokren.

• NOREPINEFRIN.

reseptor adrenergik-alfa2, teraktivasi => ↓ norepinefrin yg di lepaskan.

reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur jumlan

serotonin yang dilepaskan.

• SEROTONIN.

penurunan serotonin => depresi, pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit

serotonin dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin

yang rendah di trombosit,

• DOPAMIN.

Aktivitas dopamin ↓ pada depresi dan↑ pada mania. Penelitian: hubungan dopamin dan

gangguan mood.

Page 8: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

bahwa jalur dopamin mesolimbik: disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin tipe 1 (D1):

hipoaktif pada depresi.

• FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.

Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan peptida

neuroaktif (khususnya vasopresin & opiat endogen) => patofisiologi gangguan mood.

Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-messenger),

seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—juga memiliki

relevansi penyebab ggn mood

• REGULASI NEUROENDOKRIN.

Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus menerima

banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter amin biogenik.

Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon

pertumbuhan.

Kelainan neuroendakrin lainnya adalah:

↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian

tryptophan, ↓ kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), dan

↓ testosteron pada laki-laki

b. Faktor Genetika

Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari pasien gangguan

depresi berat kemungkinan 1,5 – 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama

kontrol. Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko dua kali

untuk keturunan, memiliki kedua orang tua terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko empat

kali bagi keturunan untuk terkena gangguan depresi sebelum usia 18 tahun.

c. Faktor Psikososial

Peristiwa kehidupan dan stess lingkungan, suatu pengalamn klinis yang telah lama direplikasikan

adalah bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode

pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan

untuk gangguan depresi berat.

Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan

dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 13 tahun.

Page 9: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah

kehilangan pasangan.

Bebeapa artikel teoritik mempermasalakan hubungan antara fungsi keluarga dan onset serta

perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi di dalam keluarga mungkin

mempergaruhi kecepatan pemulihan, berkurangnya gejala, dan penyesuaian pasien pasca

pemulihan.

Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.

peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH), menstimulasi

pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH => pelepasan

kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik (feed back) pada jaringan kerja

melalui sekurangnya dua mekanisme:

- mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,

beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan ↓ pelepasan ACTH;

- mekanisme umpan balik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui reseptor

hipofisis dan adrenal.

Sumber : Kaplan, Sadock, Sinopsis Psikiatri, Jilid VII, edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta,

2007.

- Regulasi neuroendokrin hipotalamus (pusat pengaturan aksis

neuroendokrin, menerima berbagai input saraf melalui neurotransmitter

amin biogenik). Disregulasi neuroendokrin yang abnormal akibat fungsi

neuron yg mengandung amin biogenik yg abnormal pula. Aksis

neuroendokrin yg utama aksis adrenal, tiroid, serta hormon

pertumbuhan. Kelainan lain berkurangnya sekresi melatonin nokturnal,

pelepasan prolaktin pd pemberian triptofan, kadar basal FSH, dan LH serta

kadar testosteron pd laki-laki.

Aksis Adrenal

Peran kortisol. 50% pasien depresi memiliki tingkat kortikal yg

meningkat. Neuron di dalam nukleus paraventrikularmelepaskan

hormon pelepas kortikotropin (CRH)merangsang hormon

adenokotikotropik (ACTH) dari hipofisis anteriordilepaskan

bersama dg β-endorfin dan β-lipotropin( disintesis dari protein

Page 10: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

sintesis asal prekursor yg sm dg ACTH) ACTH merangsang

pelepasan kortisol dr korteks adrenal. Umpan balik kortisol bekerja

melalui dua mekanisme, umpan balik cepatsensitif terhadap laju

peningkatan kortisol bekerja melalui reseptor kortisol pd

hipokampus berkurangnya pelepasan ACTH. Umpan balik

lambatsensitif terhadap konsentrasi kortisol yg cenderung

stabil bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal.

Aksis tiroid5-10% org dg depresi sering ditemukan gangguan

tiroid. 1/3 pasien dg ganggua depresif berat yg tidak memiliki aksis

tiroid normal. Ditemukan memiliki respon tirotropin dan hormon

perangsang tiroid (TSH).

Hormon pertumbuhan pasien depresi memiliki respon stimulasi

pelepasan hormon pertumbuhan tidur yg tumpul yg diinduksi

klonidin (Catapres).

a. Somatostatin menghambat asam γ-aminobutirat, ACTH,dan

TSH. Kadar somatostatin dalam cairan serebrospinal lebih

rendah pada orang dengan depresi dibandingkan dengan orang

dengan skizofrenia atau normal serta kadar yg meningkat pada

mania.

b. Prolaktin pelepasan prolaktin dari hipofisis dirangsang

serotonin dan dihambat dopamin. Tidak ditemukan kelainan

bermakna pada sekresi prolaktin basal atau sirkardian pada

depresi.

3. Klasifikasi dan gejala gangguan mood afek?

Menurut PPDGJ III:

F30: Episode Manik

Saat ini dalam keadaan mania, sebelum dan sesudahnya tidak ada

F31: gangguan afektif bipolar

Sebelumnya sudah menglami ggg afektif dulu

F32: episode depresif

Pasien menglami suasana perasaan yang sangat depresif,

kehilangan minat dan kegembiraan

Page 11: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

F33: gangguan depresif berulang

Episode berulang dari depresi, biasanya ada jeda antara 2 serangan

F34: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) menetap

Gangguan suasana perasaan yang berfluktuasi dan menetap

F38: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) lainnya

F39: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) YTT

F. 30 EPISODE MANIK

F30.0 Hipomania:

- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang

meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama

sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat

intensitas dan bertahan melebihi siklotimia (F34.00 ,serta tidak ada

halusinasi atau waham.

- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang

sesuai dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat

atau menyeluruh ,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus

ditegakkan.

F30.1 Mania tanpa gejala psikotik

- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup

berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan

dan aktivitas social yang biasa dilakukan.

- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah , sehingga terjadi

aktivitas berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan

tidur berkurang, ide-ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.

F30.2 Mania dengan gejala psikotik

- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania

tanpa gejala psikotik

- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat

berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of

persecution),iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (delusion

of persecution) .Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek

Page 12: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

tersebut (mood-congruent).

F30.8 Episode Manik Lainnya

F30.9 Episode Manik YTT

EPISODE MANIK GEJALA KHAS/MENONJOLHipomania Afek yang meninggi/berubah disertai

peningkatan aktifitas , menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut

Mania tanpa gejala psikotik Episode berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu

Cukup berat sampai mengacaukan seluruh pekerjaan atau hampir seluruh aktifitas social yang biasa dilakukan

Aktifitas yang berlebihan,percepatan & kbanyakan bicara,keb tdr yang berkurang, Ide-ide perihal kebesaran/grandiose ideas dan terlalu optimistic

Mania dengan Gejala psikotik

Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala psikotik

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaranwaham kebesaran

Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion of persecution)

Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent)

EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOKRINGAN Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala

utama depresi Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala

lainnyatdk ada yg berat diantaranyaminimal berlangsung 2 minggu

Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan kegiatan social yang biasa dilakukan

SEDANG Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (& sebaiknya 4)dari gejala lainnyaminimal berlangsung 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk

Page 13: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

meneruskan keg.sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga

BERAT tanpa Gjala Psikotik Semua 3 gjala utama depresi harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas beratberlangsung minimal 2 minggu atau < bila gjala amat berat dan beronset sangat ceoat

Sangat tdk mungkin pasient mampu meneruskan kegiatan social,pekerjaan/urusan rumah tangga kcuali pd taraf yg sangat terbatas

BERAT dengan gjala Psikotik Sama sperti pd episode depresif berat tanpa gjala psikotik tapi disertai waham, halusinasi atau stupor depresifwaham biasnyamelibatkan ide ttg dosa,kemiskinan/malapetaka yg mengancam dan pasien merasa bertanggung jwb atas itu smua.halusinasi auditorik/olfactorik berupa suara yg menghina/menuduh/bau kotoran/daging membusuk

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

F. 31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik

episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain

(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau

F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik

episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa

gejala psikotik, dan

Page 14: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif

lain(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau

F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik

episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala

psikotik.

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain

(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau

F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang

episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode

depresif ringan ataupun sedang dan

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif

hipomanik,manik,atau campuran dimasa lampau

F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif

berat tanpa gejala psikotik

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif

hipomanik,manik,atau campuran dimasa lampau.

F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala

psikotik

episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode deperesif

berat dengan gejala psikotik

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau

campuran dimasa lampau.

F31.6 Gangguan afektif bipolar episode kini campuran

episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala

manik,hipomanik,dan depresif yang tercampur atau bergantian

dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama

mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang,

dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2minggu)

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif

hipomanik,manik,atau campuran di masa lampau.

F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi

Page 15: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa

bulan terakhir ini,tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu

episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan

ditambah sekurang-kurangnya satu episode afektif lain.

F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya

F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

F. 32 EPISODE DEPRESI

F.32.0 Episode depresi ringan

F 32.1 Episode depresi sedang

F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik

Pedoman Diagnostik

Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus

berintensitas berat

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang mencolok,

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut di atas

Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut diatas

Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya sebaiknya 4 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial,

Page 16: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

maka penderita mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak

gejalanya secara rinci.

Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode gangguan depresif

berat masih dapat dibenarkan

Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,

akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan

untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu

• Sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau

rumah tangga kecuali pada tarif yang sangat terbatas.

F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK

Pedoman Diagnostik

Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas

Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,

kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan penderita merasa bertanggung

jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang

menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi

psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor

Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan

afek (mood congruent).

F32.8 Episode Depresif Lainnya

F 32.9 Episode Depresif YTT

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

F. 33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

F.33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

Pedoman Diagnostik

• Gangguan ini bersifat dengan episode berulang dari :

o Episode depresif ringan (F32.0)

o Episode depresif sedang (F32.1

o Episode depresif berat(F32.2 dan F32.3)

Page 17: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya lebih

jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar

• Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas yang

memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2) Namun kategori ini tetap harus digunakan jika

ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang

memenuhi kriteria hipomania (F30.0) segera sesudah suatu episode depresi (kadang-kadang

tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi)

• Pemulihan keadaan biasanya sempurna di antara episode, namun sebagian kecil penderita

mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada lanjut usia (untuk

keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan)

• Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan oleh

peristiwa kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial

untuk penegakkan diagnosis)

F33.0 GANGGUAN GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI RINGAN

Karakter Kelima F.33.00 = Tanpa gejala somatik

F.33.01 = Dengan gejala somatik

F33.1 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI SEDANG

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang

harus memenuhi kriteria untuk episode depresi sedang (F32.1) , dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

F33.2 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT TANPA

GEJALA PSIKOTIK

Untuk Diagnosis pasti : Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0), dan sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal

2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

Page 18: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus

memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik (F32.2 ) dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.3 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT DENGAN

GEJALA PSIKOTIK

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang

harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3) dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.4 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, KINI DALAM REMISI

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33,-) harus dipenuhi dan episode sekarang

seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresi dengan derajat keparahan

apapun atau gangguan lain apapun dalam F30 – F39. dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya

F33.9 Gangguan depresif berulang YTT

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

F. 34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) MENETAP

F34.0 Siklotimia Ciri esensial ialah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana

perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania

Page 19: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar (F31.-) atau gangguan depresi berulang (F33.-)

Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk kategori mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresi (F32.-)

Diagnosis banding : Gangguan afektif bipolar (F31.-)Gangguan depresi berulang (F33.-)

F34.1 Distimia Ciri esensial ialah afek depresi yang berlangsung sangat lama yang

tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1)

Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri (f32.) dan berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.

Diagnosis Banding : Gangguan campuran anxietas-depresi (F41.2) Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21) Skizofrenia residual (F20.5)

F34.8 Gangguan Afektif Menetap Lainnya Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah

atau berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (34.0) atau distimia (34.1), namun secara klinis bermakna.

F34.9 Gangguan Afektif Menetap YTT

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

F. 38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) LAINNYA

F38.0 Gangguan Afektif Tunggal Lainnya F38.00 = Episode afektif campuran

Episode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu yang bersifat campuran atau pergantian cepat ( biasanya dalam beberapa jam) antara gejala hipomanik, manik, dan depresif.

F38.1 Gangguan Afektif Berulang Lainnya

Page 20: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

F38.10 = Gangguan depresif singkat berulangEpisode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan selama satu tahun yang lampau.Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu (yang khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna) tetapi memenuhi kriteria simtomatik untuk episode depreasif ringan, sedang, atau berat (F32.0, F32.1, F32.2)Diagnosis Banding : Distimia (F34.1)

Episode depresif berkaitan dengan menstruasi (F38.8)

F.38.8 Gangguan Afektif Lainnya YDT Merupakan kategori sisa utuk gangguan afektif yang tidak

memenuhi kriteria untuk kategori mana pun dari F.30 – F38.1

F38.9 Gangguan Afektif YTT Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir, jika tak ada istilah lain

yang dapat digunakan Termasuk : psikosis afektif YTT

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

F. 39 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) YTT

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOKRINGAN Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala

utama depresi Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala

lainnyatdk ada yg berat diantaranyaminimal berlangsung 2 minggu

Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan kegiatan social yang biasa dilakukan

SEDANG Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (& sebaiknya 4)dari gejala lainnya

Page 21: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

minimal berlangsung 2 minggu Menghadapi kesulitan nyata

untuk meneruskan keg.sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga

BERAT tanpa Gjala Psikotik Semua 3 gjala utama depresi harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas beratberlangsung minimal 2 minggu atau < bila gjala amat berat dan beronset sangat cepat

Sangat tdk mungkin pasient mampu meneruskan kegiatan social,pekerjaan/urusan rumah tangga kcuali pd taraf yg sangat terbatas

BERAT dengan gjala Psikotik Sama sperti pd episode depresif berat tanpa gjala psikotik tapi disertai waham, halusinasi atau stupor depresifwaham biasnyamelibatkan ide ttg dosa,kemiskinan/malapetaka yg mengancam dan pasien merasa bertanggung jwb atas itu smua.halusinasi auditorik/olfactorik berupa suara yg menghina/menuduh/bau kotoran/daging membusuk

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

– III, dr. Rusdi Maslim

Gejala dan Penegakan Diagnosis Depresi

Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejaa yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang (Rusdi Maslim, 2001). Sebagaimana tersebut berikut ini :

1. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat

1) Afek depresi

Page 22: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

2) Kehilangan minat dan kegembiraan

3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

2. Gejala penyerta lainnya:

1) Konsentrasi dan perhatian berkurang

2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

6) Tidur terganggu

7) Nafsu makan berkurang

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan-Sadock)

KLASIFIKASIMenurut DSM-IVa. Depresi berat (depresi unipolar)b. Ggn bipolar :

Episode mani-depresi atau mani-mani (mani unipolar atau mani murni) Episode hipomani-depresi

c. Ggn mood tambahan: Gangguan siklotimik ( siklotimia ) Gangguan distimik ( distimia ) Gangguan berhubungan dengan sindrom depresi: Gangguan depresi ringan – sedang Gangguan depresi singkat rekuren ( berat-ringan) Gangguan disforik pra menstrual Gangguan mood krn kondisi medis umum Gangguan mood akibat zat Gangguan mood yang tidak ditentukan

Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

F30 EPISODE MANIKF30.1 HipomaniaF30.2 Mania Tanpa Gejala PsikotikF30.3 Mania Dengan Gejala Psikotik

Page 23: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

F30.8 Episode Manik LainnyaF30.9 Episode Manik YTT

F31Gangguan Afektif BipolarF31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanikF31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotikF31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotikF31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedangF31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotikF31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotikF31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuranF31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisiF31.8 Gangguan afektif bipolar lainnyaF31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

F32 EPISODE DEPRESIFF32.0 Episode Depresif Ringan

.00 Tanpa Gejala Somatik

.01 Dengan Gejala SomatikF32.1 Episode Depresif Sedang

.00 Tanpa Gejala Somatik

.01 Dengan Gejala SomatikF32.2 Episode Depresif Berat Tanpa Gejala PsikotikF32.3 Episode Depresif Berat Dengan Gejala PsikotikF32.8 Episode Depresif LainnyaF32.9 Episode Depresif YTT

F33 Gangguan Depresif BerulangF33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini RinganF33.1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini SedangF33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat tanpa Gejala PsikotikF33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan gejala psikotikF33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam RemisiF33.5 Gangguan Depresif Berulang lainnyaF33.6 Gangguan Depresif Berulang YTT

F34 Gangguan Suasana Perasaan (Mood / Afektif) MenetapF34.0 SiklotimiaF34.1 Distimia

Page 24: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

F34.8 Gangguan afektif Menetap lainnyaF34.9 Gangguan afektif Menetap lainnya

F38 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Lainnya.F38.0 Gangguan Afektif Tunggal lainnyaF38.1 Gangguan Afektif Berulang LainnyaF38.8 Gangguan afektif Lainnya YDTF38.9 Gangguan Afektif YTT

Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III

Macam-macam gangguan AFEK :a. Keadaan Afek yang cenderung meninggi ( Hyperthymia ) :

Euphoria : perasaan gembira yang berlebihan Elasi : seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak berlebihan,

labil dan menjurus mudah tersinggung Eksaltasi : peninggian kehidupan afektif yang sangat menonjol disertai perbuatan

dan pikiran yang serba meninggi dan berlebihan, tidak dapat tinggal diam untuk jangka pendek

Ekstasi : seringkali berkaitan dengan hal – hal religius dan identifikasi dengan kekuatan kosmik.

b. Keadaan Afek yang cenderung merendah ( Hypothymia ) : Depresi : menggambarkan segala bentuk keadaan sedih atau murung. Biasanya

disertai hambatan di bidang aktifitas baik pikiran, perbuatan maupun perasaan. Dukacita ( Grief ) : merupakan episode kesedihan yang mendalam yang harus

dibedakan dengan depresi. Gangguan Afektif lain :

- Dysthimia : perasaan tidak menyenangkan- Poikilothymia : perasaan yang berubah-ubah

Simptomatologi FK Undip

Gangguan afektif dibedakan menurut : Episode tunggal atau multiple Tingkat keparahan gejala :

- Mania dengan gejala psikotik, mania tanpa gejala psikotik (hipomania)- Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat dengan psikotik

Dengan atau tanpa gejala somatik.

GEJALAManifestasi klinis gangguan mood

Mania: mood meluap-luap, peningkatan harga diri, gagasan meloncat-loncat (flight of ideas), gagasan kebesaran, hiperaktif, kurang tidur

Page 25: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Depresi: kurang/hilang energi dan minat, nafsu makan, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, pikiran kematian/bunuh diri

Pd gangguan mood dapat terjadi perubahan : aktivitas, kognisi dan pembicaraan. fungsi vegetatif (nafsu makan, tidur) aktivitas seksual dan irama biologis lainnya fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan

Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

a. Secara umum Manik: flight of ideas, minat berlebihan, gairah atau energi berlebihan/ hiperaktif

tidak diimbangi makan yang cukup sehingga mengalami penurunan berat badan.Cemas, ketergantungan dengan alkohol dan napza, waham dan putus asa. Waham yang sering terjadi adalah waham kebesaran, pada episode yang parah bisa mengalami episode mood yang bisa membahayakan orang lain.Berdasarkan keparahannya, ada 3: Hipomania : suka humor , bicara banyak dan sukar dihentikan, suka

bekerja tapi tingkah laku kacau. Penderita mengalami perasaan yang meningkat atau elasi, adanya keinginan untuk keluar rumah, mudah marah berlangsung selama 4 hari, sedikitnya terdapat 3 gejala: perasaan kebesaran, gangguan tidur, nada suara tinggi, menghilangnya kekacauan dalam bicara, bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau gangguan medis lain.

Mania akut : tidak ada sopan santun, cepat marah, ada waham, aktivitas meningkat dan berubah ubah.

Mania deliria : inkoherensia, waham dan halusinasi.

Depresi : kepercayaan diri berkurang, konsentrasi berkurang, pesimistik, tidak mengganggu orang di sekitarnya.Afek depresi yang dapat menyebabkan perubahan tingkat afektif keseluruhan. Disertai waham bersalah/ berdosa.

- Afek : tidak sanggup menunjukkan rasa gembira, merasa sedih dan penampakan lebih tua dari usia yang sebenarnya.

- Kognitif : merasa tidak berguna, merasa gagal.- Psikomotor : aktifitas menurun dan lambat, pembicaraan

monoton.Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan

Episode manic :

Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira, mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :

rasa percaya harga diri yang meningkat (merasa hebat/megalomania)

Page 26: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

kebutuhan akan tidur berkurang lebih banyak bicara flight of ideas (loncat gagasan) agitasi psikomotor, ingin segera memenuhi keinginannya boros, banyak belanja, banyak telepon perhatian mudah beralih banyak melakukan hal-hal yang menghibur (menari, menyanyi dll) banyak melakukan transaksi tanpa perhitungan masak yang merugikan

Kaplan & Saddock: Concise textbook of Clinical Psychiatry, second edition, Lippincott William & Wilkins, 2004.

Episode depresi :Gejala Utama :

Afek depresi Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah

( rasa lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas

Gejala Tambahan : Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurang Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri Tidur terganggu Nafsu makan menurun

Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III

4. Definisi sindroma depresi?Kumpulan gejala yang ditandai dengan gejala klinik yang manifestasinya berbeda tiap individu, terganggunya fungsi luhur manusia dengan gejala penyerta akibat hormon terganggu misal hormon kortisol : gg pola tidur, makan ,sedih konsentrasi terganggu, rasa putus asa, gagasan bunuh diri.Gejala utama :7. Afek depresif8. Kehilangan minat dan kegembiraan 9. Berkurangnya energi yg mengakibatkan mudah lelah dan menurunya aktivitsasGejala lainnyaKonsentrasi perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yg suram dan pesimis, gagasan yang membahayakan diri, tidur terganggu , nafsu makan berkurang.

Page 27: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Depresi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, perasaan tidak

berharga, merasa kosong, putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, tidak berminat pada

ADL sampai ada ide bunuh diri. Dalam pedoman penggolongan dan diagnosa gangguan jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) disebutkan bahwa gangguan utama depresi adalah adanya gangguan suasana perasaan, kehilangan minat, menurunya kegiatan, pesimisme menghadapi massa yang akan datang. Pada kasus patologi, depresi merupakan ketidakmampuan ekstrim untuk bereaksi terhadap rangsang, disertai menurunya nilai dari delusi, tidak mampu dan putus asa

Episode depresi :Gejala Utama :

Afek depresi Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah ( rasa

lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitasGejala Tambahan :

Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurang Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri Tidur terganggu Nafsu makan menurun

Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III

5. Etiologi sindroma depresi?

The Current POD includes heredity as part of the cause of depression. Depression tends to run in families. The genes from your mother and father determine your innate vulnerability to depression. The exact mechanism by which heredity affects the incidence and severity of depression is not

Page 28: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

known. But it is known that heredity profoundly influences endocrine and brain function and both of these systems play key roles in depression. It is estimated heredity accounts for about 30 to 50% of the incidence of depression. In Figure 1, the two arrows numbered 1 show the significant influence of heredity, via the brain and endocrine system, on the susceptibility to depression. Notice in the diagram that there is an arrow going from the endocrine system to the brain and from the brain to depression. Thus, anything affecting the brain or the endocrine system will affect the incidence and severity of depression.

Heredity, to a very great extent, also determines immune system function. But, in psychiatry's Current POD, the immune system doesn't communicate with the brain or any structure influencing depression. Hence, in psychiatry's current depression models, heredity's sway over the immune system does not influence depression. In Figure 1, these relations are shown by arrow 7 going from heredity to the immune system and by arrow 8 going from the brain to the immune system. Notice that arrow 8 does not go from the immune system to the brain. In sharp contrast, the Immune-Cytokine POD incorporates the powerful control the immune system has over the brain. This is one of the key ways the Current POD profoundly differs from the Immune-Cytokine POD.

According to psychiatry's Current POD, mental stressors are involved in causing depression. Mental stressors presumably alter some of the brain's neurotransmitters (serotonin and norepinephrine) to produce depression in genetically vulnerable people. Clearly, mental stressors are not the only causes of depression, since vast number of people throughout the world are subjected to severe mental stressors without developing depression. Indeed, mental stressors may only be a minor cause of depression. In Figure 1, the role of mental stressors in altering brain function in persons genetically vulnerable to depression is shown by arrow 2.

Modern psychiatry fully admits that the etiology of depression is, for the most part, unknown. In the Current POD, the forces causing depression are mysterious, unfathomable and continue to be unknown even after a century of biomedical research. Arrow 3, pointing from unknown factors to the brain, acknowledges the Current POD's lack of insight into the etiology of depression.

There may be many reasons why the etiology of depression remains unknown after all these years. As discussed in Chapter One, we suggested that the establishment's classification of depression as a mental disease prevents progress on understanding the etiology of depression. The Current POD doesn't allow a physical stressor to be considered as a cause of depression, because depression is classified as a mental disease. Mental diseases are assumed to have mental causes, physical diseases to have physical causes. There is nothing in the Current POD that can accommodate physical stressors. In the Current POD, except for the endocrine system, the brain is cut off from the rest of the body.

In the Immune-Cytokine POD (Figure 2), a mechanism for physical stressors in the etiology of depression is easily accommodated by the immune system's link with the brain and endocrine system. The connection between the immune system and the brain puts the brain in direct contact with the rest of the body. There is nothing scientifically unusual about this. Physical stressors always activate the immune system and increase cytokine secretion. The immune system and cytokines always inform the brain and endocrine system about serious physical stressors. In the Immune-Cytokine POD, physical stressors take the place of the unknown factors in the Current POD.

Depression can be a cause of depression. It can feed upon itself. The symptoms of depression, such as fatigue, depressed mood, lack of interest and pleasure in things, irritability, social withdrawal and inability to concentrate, tend to make the quality of life worse. With these symptoms, conflicts with family, friends and coworkers will go up, while job performance and satisfaction with family and

Page 29: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

friends will go down. Some of the sad outcomes of depression are job loss, alienation from family and isolation from friends. Addictive substances become more attractive, because they make the horrible emotions of depression seem a little better for a short period. In this way depression causes psychological, social and economic stressors (i.e. mental stressors) to increase. Misery begets misery. The sixth arrow, going from depression to mental stressors, points out the phenomena of depression helping to induce more depression. A vicious, depressing cycle.

On the other hand, with the modern resources available, depression, instead of making depression worse, can also be self-correcting. If a depressed person recognizes his illness and seeks professional help, then the depression may attenuate. Psychotherapy may help by providing techniques to cope with mental stressors, thereby alleviating some depression. Antidepressants very often improve the symptoms of depression.

Summing up What does the Current POD say about the etiology of depression? Actually very little. Heredity plays a role, but the mechanism is not understood. Mental stressors probably contribute to depression, but there is general agreement that mental stressors are not the main causes of depression. This leaves unknown factors as the mysterious etiologic agents. Unfortunately, the Current POD puts severe restrictions on the unknown factors. Physical stressors are not allowed as causes of depression. The Current POD is not a helpful model. If anything, it profoundly impedes the search for the causes of depression.

(http://www.cytokines-and-depression.com/chapter2.html)

HPA AXIS!!

HPA AXIS

HPA AXIS adalah Singkatan dari HPA = Hypothalamus-Pituitary-Adrenal. Sedang pengertian AXIS adalah Sumbu / hubungan langsung.

HPA AXIS adalah bagian utama dari sistem Neuroendokrin (Saraf pada hormon) yang mengontrol reaksi terhadap Stres dan pula memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti pencernaan, sistem kekebalan tubuh ,suasana hati, emosi, seksualitas, dan penyimpanan penggunaan energi. Sumbu HPA juga terlibat dalam gangguan kecemasan, gangguan bipolar, pasca-traumatic stress disorder, depresi klinis, kelelahan dan sindrom iritasi usus besar.

Anatomi

Elemen-elemen kunci dari sumbu HPA adalah:

Paraventrikular dari hipotalamus, yang berisi neuron neuroendokrin yang mensintesis dan mengeluarkan vasopresin serta corticotropin-releasing hormon (CRH).

Secara khusus, CRH dan vasopresin merangsang sekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH). ACTH pada gilirannya bekerja pada adrenal korteks yang menghasilkan hormon glukokortikoid (terutama kortisol pada manusia) dengan stimulasi ACTH.

CRH dan vasopresin yang dilepaskan dari terminal saraf neurosecretory di eminensia median. Mereka diangkut ke hipofisis anterior melalui sistem pembuluh

Page 30: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

darah portal dari tangkai hypophyseal. Ada, CRH dan vasopresin bertindak sinergis untuk merangsang sekresi ACTH yang tersimpan dari sel corticotrope. ACTH diangkut oleh darah ke korteks adrenal kelenjar adrenal, di mana ia cepat merangsang biosintesis kortikosteroid dari kolesterol.

Kortisol memiliki efek pada banyak jaringan dalam tubuh, termasuk pada otak. Di otak, kortisol bekerja pada dua jenis reseptor – reseptor mineralokortikoid dan reseptor glukokortikoid, dan ini diungkapkan oleh berbagai jenis neuron. Salah satu target penting dari glukokortikoid adalah hippocampus, yang merupakan pusat pengendali utama dari sumbu HPA.

Fungsi

Pelepasan CRH dari hipotalamus dipengaruhi oleh stres, dengan tingkat kortisol darah dan oleh siklus tidur / bangun. Pada individu sehat, kortisol meningkat pesat setelah bangun tidur yang hingga mencapai puncaknya dalam,-

waktu 30-45 menit. Ini kemudian secara bertahap mengurangi sepanjang hari, naik lagi pada sore hari. Tingkat cortisol kemudian jatuh pada larut malam, mencapai palung selama tengah malam. Sebuah siklus normal rata kortisol sirkadian telah dikaitkan dengan sindrom kelelahan kronis, insomnia , dan kelelahan .

Koneksi anatomis antara amigdala, hipokampus, dan hipotalamus memfasilitasi aktivasi dari sumbu HPA. Informasi sensorik tiba di aspek lateral amigdala diproses dan disampaikan ke inti pusat, yang proyek ke beberapa bagian otak yang terlibat dalam respon terhadap rasa takut. Pada hipotalamus, ketakutan-sinyal impuls mengaktifkan kedua sistem saraf simpatik dan sistem modulasi dari sumbu HPA.

Peningkatan produksi kortisol menengahi reaksi alarm stres, memfasilitasi fase adaptif dari sindrom adaptasi umum di mana reaksi alarm ditekan, memungkinkan tubuh untuk mencoba penanggulangan.

Glukokortikoid memiliki fungsi penting, termasuk modulasi reaksi stres, tetapi bila berlebihan dapat merusak. Atrofi dari hippocampus pada manusia dan hewan terkena stres berat diyakini disebabkan oleh paparan yang terlalu lama untuk konsentrasi tinggi glukokortikoid. Kekurangan dari hippocampus dapat mengurangi sumber daya memori yang tersedia untuk membantu tubuh merumuskan reaksi yang tepat terhadap stres.

Sumbu HPA terlibat dalam neurobiologi gangguan mood dan penyakit fungsional, termasuk gangguan kecemasan, gangguan bipolar, pasca-traumatic stress disorder, depresi klinis, kelelahan, sindrom kelelahan kronis dan sindrom iritasi usus besar.

Penelitian eksperimental telah menyelidiki berbagai jenis stres, dan efek mereka pada aksis HPA dalam situasi yang berbeda banyak. Stres bisa dari berbagai jenis, dalam studi eksperimental pada tikus, perbedaan sering dibuat antara “stres sosial” dan “stres fisik”, namun kedua jenis tetap mengaktifkan aksis HPA, meskipun melalui jalur yang berbeda. Beberapa neurotransmiter monoamina penting dalam mengatur sumbu HPA, terutama dopamin, serotonin dan norepinefrin (noradrenalin).

Page 31: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Poros HPA atau poros Hipotalamus-Pituitary-Adrenal, merupakan salah satu dari beberapa poros Hipotalamus Pituitary - Target Organ, berperan penting dalam mempertahankan mekanisme penyesuaian;homeostasis, mekanisme

Page 32: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

pertahanan tubuh, meningkatkan produksi hormon manakala berhadapan dengan sires psikik;fisik. Pada stres yang berulang, kegiatan poros HPA meningkat dan memicu peningkatan sekresi kortisol dari sel-sel korteks adrenal. Hal ini menyebabkan kegiatan metabolisme dan proses immunitas meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan mental berupa anxietas;depresi atau gangguan fisik seperti hipertensi, tukak lambung dan lain-lain. Kelenjar pituitari anterior melalui Adreno Cortico Tropic Horman (ACTH) mengendalikan sekresi kortisol, sedangkan sel dari Para Ventricular Nucleus (PVN) hipotalamus memproduksi corticotropin releasing factor;hormone (CRF;CRH) yang mengatur sekresi ACTH. Kesemuanya ini terkait dalam mekanisme autoregulasi. Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik dan berperan menghambat aktivasi HPA, sebaliknya Amigdala berfungsi merangsang aktivasi HPA. Sel-sel neuron Hipokampus terutama pada girus dentatus , area CA3 dan CA1 mempunyai sitat plastis dan rentan terhadap kerusakan akibat penuaan, proses stres yang berkepanjangan, serangan kejang atau pengaruh obat-obatan. Hal inl menimbulkan kegiatan Amigdala meningkat sehingga kegiatan poros HPA meningkat pula mengakibatkan terjadinya hiperkortisolemia yang ada akhirnya menimbulkan kerusakan neuron hipokampus lebih berat

http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=34819&idc=24

GLUKOKORTIKOID!!

Tingginya kadar glukokortikoid dikaitkan dengan berkurangnya neurogenesis dan mengecilnya ukuran hipokampus pada pasien dengan depresi. Selain itu, brain-derived neurotrophic factor (BDNF)—yang berperan penting dalam neurogenesis, plastisitas neuron, pertumbuhan sinaps, dan kehidupan sel—secara bermakna berkurang pada individu yang melakukan bunuh diri. Terapi antidepresan, aktivitas fisik teratur, dan electroconvulsive therapy(ECT) dapat meningkatkan BDNF secara bermakna (www.kalbemed.com/.../06_190CME- Depresi %20Mayor_Nurmiati%20A )

IRAMA SIRKADIAN!!

Gangguan irama sirkadian dapat terja-di pada depresi. Gangguan tersebut tidak saja menganggu parameter fisiologik (mi-salnya, temperatur tubuh) atau parameter biologik (misalnya, sekresi kortisol), tetapi juga mengganggu siklus tidur-bangun dan mood. Terapi yang bertujuan menormalkan kembali ritme sirkadian, secara bermakna, dapat menghilangkan gejala depresi.

Karena keanekaragaman dan kompleksnya etiopatogenesis depresi dan mekanisme kerja farmakologi antidepresan, pende-katan pengobatan depresi hendaklah ber-sifat individual. Berbedanya kondisi medis, respons terapi, dan derajat remisi yang dicapai menyebabkan strategi terapi tidak mungkin dalam bentuk tunggal. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan terapi yang baik, hendaklah digunakan kombi-nasi berbagai modalitas terapi, misalnya penggunaan psikofarmakologi, kombinasi farmakologi, strategi augmentasi, terapi cahaya, deprivasi tidur, ECT, transcranial magnetic stimulation (TMS), dan psiko-terapi (www.kalbemed.com/.../06_190CME- Depresi %20Mayor_Nurmiati%20A )

6. Klasifikasi dan gejala sindroma depresi?a. Sindroma depresi melancolic

Adanya rem disegala bidangGejalanya : trias depresi dan gejala tambahan

Page 33: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Trias depresi :1. Cara berpikir sangat lambat2. Tingkah laku yang lamban, kaang-kadang sampai stupor3. Perasaaan hati yang sedih, negativisme

Gejala tambahan :

1. Tak ada kepercayaan pada diri semdiri2. Sering takut3. Ada nafsu bunuh diri4. Kadang-kadang halusinasi5. Kadang-kadang ada waham hipocondrie, waham berdosa, waham diri miskin

Gejala jasmani : kurus, konstipasi, amenorhoe

Keadaan ini terdapat pada : depresi endogen dan melancholia

b. Sindroma depresi vegetatifBanyak didapatkan gejala-gejala vegetatif, misalnya : sering haus, banyak keringat, obstipasi, palpitasi, paraesthesi, tremor, pusing0pusing, kadang-kadang jatuh pingsanGejala psikik hanya sedikit :1. Adanya remming2. Tertawa seperlunya3. Perasaan takut4. Tidak ada waham

c. Sindroma depresi psikogenikDisebabkan oleh trauma psikik, bila trauma hilang, sindroma depresi hilangGejala-gejala :1. Kemampuan psikik berkurang2. Kelalaian psikik tak menonjol3. Psikotrauma diketahui oleh penderita, tetapi penderita tidak mengerti, mengapa

kesedihan tak dapat hilang4. Dapat ditolong dengan psiko-analisa

d. Sindroma depresi involusi Terdapat pada climacterium Adanya remming Keluhan-keluhan secara berlebihan Trias depresi

Sumber : KAPLAN

  Klasifikasi dan Gejala1)      Gangguan Depresif*  Episode Depresi :

Page 34: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

o   Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :-          Afek depresif-          Kehilangan minat dan kegembiraan-          Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. o   Gejala lainnya :-          Kosentrasi dan perhatian berkurang-          Harga diri dan kepercayaan berkurang-          Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna-          Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis-          Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.-          Tidur terganggu-          Nafsu makan berkurang*  Episode Depresif Ringano    Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang – kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.o    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2 minggu.o    Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. *  Episode Depresif Sedango    Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang – kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4 )  dari gejala lainnya.o    Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 mingguo    Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga. *  Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :o    Semua 3 gejala utama dari depresi harus adao    Ditambah sekurang – kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus berintensitas berat.o    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.o    Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, bila gejala sangat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.o    Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. *  Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :o    Memenuhi kriteria eposode depresi berato    Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuko    Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stuporo    Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek ( mood congruent ) *  Gangguan Depresif Berulang

Page 35: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

o    Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif ringan, episode depresif sedang, episode depresif berat.o    Episode masing – masing rata – rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.o    Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania. Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania segera sesudah suatu episode depresif.o    Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap terutama pada usia lanjut.o    Episode masing – masing dalam berbagai tingkat keparahan seringkali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain. *  Gangguan depresif berulang episode kini ringan :o    Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan. *  Gangguan depresif berulang episode kini sedang :o    Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif sedang. *  Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :o    Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik. *  Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :o    Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik. *  Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :o    Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun.Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2 minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.2)      Gangguan Bipolar – IGangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang – kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penmabhan energi dan aktivitas ( mania atau hipomania ), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas ( depresi ) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.Episode manik biasanya mulai dengan tiba – tiba dan beralngsung antara 2 minggu sampai 4 – 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama ( rata – rata sekitar 6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 thun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terajdi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain ( adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

Page 36: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

-  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomaniko    Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania-  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik TanpaGejala Psikotiko    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik-  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik DenganGejala Psikotiko    Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.-  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedango    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan ataupun sedang-  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratTanpa   Gejala Psikotiko    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik-  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratDengan Gejala Psikotiko    Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik -  Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campurano    Episode yang sekarang menunjukkan gejala – gejala manik, hipomani, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat ( gejala mania/hipomania dan depresi sama – sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang – kurangnya 2 minggu )Pada semua episode harus ada sekurang – kurangnya satu episode afektif lain   (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau. -  Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :o    Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurangnya 1 episode afektif dimasa lampau dan ditambah sekurangnya 1 episode lainnya. 3)      Gangguan Afektif Menetap-  Siklotimia :o    Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak episode depresi ringan dan hipomania ringan diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar atau gangguan depresif  berulang.o    Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang disebut dalam episode manik atau episode depresif. -  Distimia :o    Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan dan sedang.o    Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurangnya beberapa tahun, kadang untuk jangkla waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lanjut gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri dan berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.4)      Episode Manik

Page 37: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal ( yang pertama ), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal. -  Hipomaniao    Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas,menetap selama sekurang – kurangnya beberapa hari berturut – turut, pada suatu derajat intensitas dan yangbertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia, dan tidak disertai halusinasi atau waham.o    Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka diagnosis mania harus ditegakkan -  Mania Tanpa Gejala Psikotiko    Episode harus berlangsung sekurang – kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.o    Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide – ide perihal kebesaran/ “grandiose ideas” dan terlalu optimistik. -  Mania Dengan   Gejala Psikotiko    Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik.o    Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejar ( delusion of grandeur ), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of persecution ). Waham dan halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut ( mood congruent ).

Sumber : PPDGJ III

7. Patofisiologi sindroma depresi?

8. Pemeriksaan status mental ?Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental yang dilakukan kepada pasien dengan gejala depresi antara lain:

Biologis

Genetik

psikososial

neurotransmitter HPA AXIS

IRAMA SIRKADIAN

Page 38: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

a. Deskripsi umum Retardasi psikomotor menyeluruh, agitasi psikomotor sering ditemukan pada lanjut usia. Gejala agitasi yang paling umum adalah menggenggamkan tangan dan menarik-narik rambut. Pasien depresi sering memiliki postur membungkuk, mata kosong, pandangan putus asa dan mengalihkan pandangan.

b. Mood, afek dan perasaan Gangguan perasaan yang sering didapat adalah afek sedih, perasaan sedih atau kesepian, penarikan diri dari sosial dan penurunan aktivitas menyeluruh. Pasien juga dapat mengeluhkan perasaan letih ataupun kehilangan energi tanpa melakukan pekerjaan yang berat.

c. BicaraBanyak pasien menunjukkan penurunan kecepatan dan volume bicara serta respon yang melambat.

d. Gangguan isi pikiran Adanya waham pada pasien terdepresi menunjukkan episode berat dengan ciri psikotik. Waham sesuai mood adalah waham bersalah, memalukan, tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar dan penyakit somatik terminal sedangkan waham tidak sesuai mood adalah tidak sesuai mood terdepresi, dengan tema kebesaran.

e. Pikiran Biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan dirinya. Dapat juga terjadi pelambatan pikiran (thought blocking) dan kemiskinan isi pikiran sebanyak 10%.

f. Sensorium dan Kognisi Gangguan orientasi lebih muncul pada depresi yang berat, meliputi orientasi terhadap orang, tempat dan waktu. Gangguan daya ingat pada pasien depresi sering disebut pseudokognitif yang terjadi sekitar 50 – 70% dengan gejala gangguan kognitif, kurangnya konsentrasi dan mudah lupa. Tilikan pasien terkadang berlebihan menekankan gejala, gangguan dan masalah hidupnya. Informasi yang didapatkan terlalu menonjolkan hal yang negatif atau burukKaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara.

9. Pemeriksaan penunjang?

Dexamethasone-suppression test.

Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien

depresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggal

deksametason yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama

gangguan mood daripada episode selanjutnya.

stres episode pertama => perubahan biologi otak => perubahan neurotransmiter

dan sistem pemberi signal intraneuronal

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan-Sadock)

Page 39: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

10. Alur penegakan diagnosis sindroma depresi dan bipolar? (skema)

Anamnesis observasi pemeriksaan status mental kriteria diagnosis diagnosa terapi

a. Gejala utama

i. Afek depresif,

ii. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

iii. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah (rasa lelah yang nyata terjadi setelah melakukan pekerjaan)

dan menurunnya aktivitas

b. Gejala lainnya

i. Konsentrasi dan perhatian berkurang;

ii. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;

iii. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;

iv. Pandangan masa depan yang suram dan pesimisti;

v. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;

vi. Tidur terganggu;

vii. Nafsu makan berkurang

Penegakan diagnosis diperlukan minimal 2 minggu untuk episode

ketiga tingkat keparahannya, kategori diagnosis depresif ringan,

sedang, dan berat hanya untuk episode tunggal (yang pertama).

Episode berikutnya diklasifikasikan gangguan depresif berulang

c. Pedoman diagnostik untuk episode depresi ringan:

i. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

ii. Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya:

Page 40: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

iii. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

iv. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya

sekitar 2 minggu

v. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang

biasa dilakukan

d. Pedoman diagnostik untuk episode depresi sedang:

i. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

ii. Ditambah sekurang-kurangnya 3(dan sebaiknya 4) dari gejala

lainnya:

iii. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya

sekitar 2 minggu

iv. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan pekerjaan dan

kegiatan sosial dan urusan rumah tangga

e. Pedoman diagnostik untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik:

i. Sekurang-kurangnya harus ada 3 gejala utama depresi

ii. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa

di antaranya intensitas berat

iii. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi

psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau

atau tidak mampu untuk melapor banyak gejala secara rinci.

Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap

depresi berat masih dapat dibenarkan.

iv. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya

sekitar 2 minggu, akan tetapi jika ada gejala sangat berat dan

beronset sangat cepat, maka dapat dibenarkan untuk menegakkan

Page 41: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

v. Sangat sedikit kemungkinan pasien akan mampu meneruskan,

pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-gharinisum-7045-3-babii.pdf

Page 42: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

11. Penatalaksanaan?

Penatalaksanaan1. hospitalisasi2. terapi obat2an

untuk episode depresi berat: dapat diberikan obat antidepresan missal : amitryptilin dengan

dosis 75-150 mg/hari bila disertai gejala agitasi diberi obat antipsikotik, missal :

chlorpromazine dengan dosis 300-1500 mg / hari untuk tipe manik :

diberikan obat antipsikotik missal : haloperidol dengan dosis 15-30 mg / hari atau chlorpromazine (300-1500 mg/ hari)

3. ECTIndikasi :

Pasien tidak responsive terhadap obat Pasien tidak mau minum obat Kondisi kliniknya sedemikian parah dimana perbaikan yang cepat hanya

dengan ECT4. psikoterapi

Obat Anti – Depresi ( Thymoleptics, Psychic Energizers, Anti Depressants, Anti Depresan

Penggolongan

Page 43: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Obat Anti – Depresi Trisiklik = Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine, Opipramol

Obat Anti – Depresi Tetrasiklik = Maprotiline, Mianserin, Amoxapine Obat Anti – Depresi MAOI – Reversible (Monoamine Oxydase Inhibitor) =

Moclobemide Obat Anti – Depresi Atypical = Trazodone, Tianeptine, Miertazapine Obat Anti – Depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake nhibitor / =

Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, CitalopramMaslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke-

3

PENATALAKSANAAN DEPRESIPerlu pemeriksaan medis dan psikiatris untuk menyisihkan depresi sekunder dan berusaha untuk mengidentifikasi sindrom afektif.Selalu tanyakan tentang gambaran-gambaran vegetatif dan evaluasi potensi untuk bunuh diri.

Rawatlah pasien-pasien yang : mengalami ketidakmampuan akibat gangguan ini mempunyai lingkungan rumah yag destruktif atau dukungan lingkungan yang

terbatas berisiko bunuh diri mempunyai penyakit medik terkait yang memerlukan penatalaksanaan

Semua pasien deprsei harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa memerlukan tambahan terapi fisik.Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya.

1. Terapi Psikologik Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya

prihatin dan melontarkannya. Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-

arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak. Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur

tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya. Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda

(melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll) Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi

minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.

Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan

Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman -pengalaman sukses.

Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian -pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.

Page 44: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi mayor buat sementara.

Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme bilologik yang belum dimengerti dengan baik.

2. Terapi Fisik Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin

bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar. Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut,

meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.

Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-anti depresan yang baru juga terlihat efektif.ECT mungkin merupakan terapi terpilih :

bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan, bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut) pada beberapa depresi psikotik pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit

jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.Sumber: Buku Saku Psikiatri, David A tomb

Generic N.dagang Dosis lazim

dewasa (mg/hr)

Preparat

Litium carbonate

Carbamazepine

Valproic acid

Tegretol, Bamgotil

Depakene

400’’

Kapsul (150,300,600 mg)Tablet (300mg)Tablet lepas lambat (300,450 mg)Sirup (8 mEq/5ml)

Tablet 200 mgSirup 100 mg/5ml

Kapsul 250 mgSirup 250mg/5mlTablet lepas lambat 125,250,500 mg

Rawap InapIndikasi:

Page 45: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

- prosedur diagnostik, - risiko bunuh diri atau membunuh, - penurunan jelas kemampuan makanan atau berlindung. - gejala berkembang cepat dan - hancurnya sistem pendukung

Pasien sering tidak mau masuk rumah sakit secara sukarela perlu dibawa secara involunter/paksa. Pasien depresif berat sering tidak mampu mengambil keputusan karena pikiran

yang melambat, negatifistik, dan putus asa. Pasien manik sering memiliki tilikan terganggu, sehingga perawatan di rumah

sakit tampaknya sangat menggelikan bagi merekaTerapi Psikososial

• Tiga jenis psikoterapi jangka pendek: Terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku. bermanfaat: gangguan depresif berat.

• Psikoterapi berorientasi psikoanalitik. • Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat.• Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah

rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikas dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir altematif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru

Terapi interpersonal. memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami

sekarang, Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan awal yang

disfungsional. Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan gangguan

depresif berat dan mungkin, secara spesifik membantu menjawab masalah.Terapi berorientasi psikoanalitik. Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania. Tujuan umum,

- perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata menghilangkan gejala. - perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme mengatasi, kapasitas

berdukacita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi Terapi keluarga, indikasi - jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga - jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga.

Page 46: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Farmokologi• Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertaline)• Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline)• Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline)

Golongan “atypical” (Tradazone)Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)

Page 47: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9
Page 48: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Obat ! Ach ! sedasi! hip.ort !Kejang!g.konduksiAmitript ! ++++ ! ++++ ! +++ ! +++ ! ++++Doxepine ! +++ ! ++++ ! ++ ! +++ ! ++Imipram ! +++ ! +++ ! ++++ ! +++ ! ++++Trimipra ! ++++ ! ++++ ! +++ ! +++ ! ++++Desipram ! ++ ! ++ ! +++ ! ++ ! +++Nortripty ! +++ ! +++ ! + ! ++ ! +++Protripty ! +++ ! + ! ++ ! ++ ! ++++Amoxap ! +++ ! ++ ! + ! +++ ! ++Maprotil ! +++ ! +++ ! ++ ! ++++ ! +++Keterangan: 1=sedikit, 2=rendah, 3=sedang, 4=tyinggi.

ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT. - Elektrokonvulsif terapi dan foto terapi.- Elektro konvulsif terapi (ECT) digunakan jika

(1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi, (2) pasien tidak dapat mentoleransi farmakoterapi, atau (3) klinis sangat parah perlu perbaikan cepat.

- Fototerapi adalah pengobatan baru pada pasien ggn mood dgn pola musiman, dapat digunakan sendiri dan kombinasi.

Sumber : Farmakologi dan terapi FK UI Edisi 5. 2011. & panduan Klinis Penggunan obat Psikotropika.

I. Efek Samping 1. Antidepresan klasik (trisiklik dan tetrasiklik)

Efek jantung ; dapat menimbulkan gangguan penerusan impuls jantung dengan perubahan ECG, pada overdosis dapat terjadi aritmia berbahaya.

Efek anti kolinergik ; akibat blokade reseptor muskarin dengan menimbulkan antara lain mulut kering, obstipasi, retensi urin, tachycardia, serta gangguan potensi dan akomodasi, keringat berlebihan.

Sedasi Hipotensi ortostatis dan pusing serta mudah jatuh merupakan akibat efek

antinoradrenalin, hal ini sering terjadi pada penderita lansia, mengakibatkan gangguan fungsi seksual

Efek antiserotonin; akibat blokade reseptor 5HT postsinaptis dengan bertambahnya nafsu makan dan berat badan.

Kelainan darah; seperti agranulactose dan leucopenia, gangguan kulit Gejala penarikan; pada penghentian terapi dengan mendadak dapat timbul

antara lain gangguan lambung-usus, agitasi, sukar tidur, serta nyeri kepala dan otot.

2. Antidepresan golongan ke-2 (SSRI dan obat antidepresi atipikal)

Page 49: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

Efek seretogenik; berupa mual ,muntah, malaise umum, nyeri kepala, gangguan tidur dan nervositas, agitasi atau kegelisahan yang sementara, disfungsi seksual dengan ejakulasi dan orgasme terlambat.

Sindroma serotonin; berupa antara lain kegelisahan, demam, dan menggigil, konvulsi, dan kekakuan hebat, tremor, diare, gangguan koordinasi. Kebanyakan terjadi pada penggunaan kombinasi obat-obat generasi ke-2 bersama obat-obat klasik, MAO, litium atau triptofan, lazimnya dalam waktu beberapa jam sampai 2-3 minggu. Gejala ini dilawan dengan antagonis serotonin (metisergida, propanolol).

Efek antikolinergik, antiadrenergik, dan efek jantung sangat kurang atau sama sekali tidak ada.

3. MAO-blockers/MAOI Kardiovaskular hipotensi ortostatik; pingsan; palpitasi; takhikardia. SSP pusing; sakit kepala; hiperrefleksia; tremor; kejutan otot; mania;

hipomania; bingung; gangguan memori; gangguan tidur termasuk hipersomnia dan insomnia; lemah, ngantuk, resah, overstimulasi termasuk peningkatan gejala kecemasan, agitasi dan manic

Saluran cerna Konstipasi; gangguan salura cerna; mual; diare; nyeri abdomen.

Lain-lain Edema; mulut kering; peningkatan transaminase serum; kenaikan bobot badan; gangguan seksual; anoreksia; penglihatan kabur; impotensi; menggigil.

12. Apa hubungan lamanya keluhan dengan gejala yang dialami pasien?Semakin lama semakin berat

13. Gangguan bipolar (beda bipolar 1 dan 2) ?

Klasifikasi

Menurut American Psychiatric Association, bipolar dibagi menjadi 4 katagori:

bipolar I : ditandai dengan terjadinya satu atau lebih episode manik atau episode

campuran, dan biasanya diikuti dengan episode depresi mayor umumnya cukup

parah dan perlu perawatan di rumah sakit

bipolar II : dikarakterisir oleh satu atau lebih episode depresi mayor dan diikuti

sedikitnya satu episode hipomanik

siklotimik (cyclothymic) : ditandai dengan adanya sejumlah episode hipomanik atau

gejala depresi, tapi gejala itu belum termasuk dlm criteria manik atau depresi

mayor masih ringan tapi mungkin bisa berkembang menjadi bipolar I atau II pada

15-50% pasien

Bipolar non-spesifik : ditandai dengan tanda-tanda bipolar tapi tidak memenuhi

kriteria gangguan bipolar spesifik

Page 50: Hasil Lbm 2 Jiwa Sgd 9

14. Kriteria diagnostik bipolar?15. DD?

a) Episodik depresifb) Gangguan bipolar