Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami...

51

Transcript of Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami...

Page 1: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit
Page 2: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Hari Kesehatan Nasional ke-52

Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain. Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban pemerintah karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.Upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian akibat PTM dan PM. Mengingat pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus menerus seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor nonpemerintah, dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan untuk mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang jatuh pada 12 November setiap tahunnya, memasuki tahun ke-52 di tahun 2016. Peringatan ke-52 HKN Tahun 2016 mengangkat tema Indonesia Cinta Sehat dengan sub tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat. Tema

ini selaras dengan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).Berbagai rangkaian telah diselenggarakan baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk menyambut HKN ke-52 tahun 2016, diawali dengan pemutaran film Nusantara Sehat dan Eagle Award, kegiatan seminar dan workshop, perlombaan, bakti sosial, upacara peringatan, ziarah dan tabur bunga di makam pahlawan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pemeriksaan deteksi dini faktor risiko kesehatan, pameran pembangunan kesehatan, hingga puncaknya adalah peluncuran GERMAS oleh Presiden RI.

Mari kita sukseskan HKN 52 Tahun 2016 dengan hidup sehat, yang dimulai dari keluarga sehat, masyarakat sehat dan Indonesia Kuat.

Sekretaris Ditjen Pelayanan KesehatanDr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp. OT (K), M.Epid, MH. Kes

SALAM REDAKSI

t SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWAB Dr. dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K),MARS(Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan)

REDAKTUR1. Dr.dr. Agus Hadian Rahim, SpOT (K), M.Epid,

MH.Kes (Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan)

2. Yuliana Sriwahyuni, SH, MH (Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas)

PENYUNTING1. dr. Yuwanda Nova, SH, MARS2. Eti Ekawati, SH, MH3. Ani Mindo Chaerani, SE

4. Auliyana Zahrawani T, SKM5. Inu Wisnujati, S.Kom6. Helly Oktaviani, SKM, MARS7. Desi Syetiani, S.Sos8. dr. Asral Hasan, MPH9. Teti Ratnawati, S.Sos, MM10. dr. Agus Kamal Purba, MPH11. Retna Pusparini , S.Kep12. Dra. Akas Yekti Angembani

GRAPHIC DESIGN1. Rohmad Fajri Susetyo, S.I.Kom2. Rachmat Fathoni, S.Sos3. Wisnu Kus Setiawan, A.Md

FOTOGRAFER 1. Ika Juniarti, S.Sos2. Dini Iswari Putri, S.I.Kom

SEKRETARIAT 1. Ahmad Rifai, SH2. Leonardo Michael Matitaputty, SH3. Diyan Sri Harnanto, SH4. Bayu Koli Nugroho, SH5. Meidina Terianawati, ST

Pembuat Artikel 1. dr. Tuti Aswani, M.Si2. dr. Tri Muhammad Hani, MARS3. drg. Nurindah K, M.Kes4. Yuni Hermawaty, M.Psi

Selamat Membaca !

1

magazine EDISI IV.pdf 1 12/19/2016 4:04:46 PM

Page 3: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

DAFTAR ISI

Puskesmas Berprestasi di Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah

04

09

LAPORAN UTAMA

Setiap tanggal 12 November 2016, Kementerian Kesehatan memperingati Hari Kesehatan Nasional.

Kabupaten Kotawaringin Barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota kabupaten ini terletak di Pangkalan Bun.

INDEPTH NEWS

PEMENANG PERTAMA PUSKESMAS TERPENCIL/SANGAT

TERPENCILPuskesmas Arut Utara,

Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

Puskesmas Arut Utara merupakan Puskesmas Terpencildengan visi menjadikan Puskesmas yang tangguh dan primadalam mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri danberkeadilandiwilayahkerja kecamatan Arut Utara,

Misi Puskesmas Arut Utara adalah (1) memberikan pelayananyang terbaik dan bermutu kepada masyarakat, (2)meningkatkan kualitas sumber daya manusia yangprofesional dan berintegritas tinggi, (2) meningkatkan upayakesehatan ber basis masyarakat, (3) melaksanakan tindakancepat dan tepat dalam penanggulangan kejadian luar biasa,(4) melaksanakan kajian terhadap pengendalian dampakfaktor resiko lingkungan kecamatan arut utara, (5) menjalinkerja sama dan meningkatkan dukungan lintas sektor danlintas program dalamupaya kesehatanmasyarakat.

Tata Nilai Puskesmas Arut Utara PRIMA: Profesional,Ramah, Inovatif, Mengutamakan Pelanggan, Akuntabel.

Upaya peningkatan Mutu: (1) perbaikan Rekam Medik, Kursitunggu khusus penderita diabilitas, lansia, ibu hamil dananak-anak, (4) kegiatan kaji banding, (5) sosialisasipenggunaanAPAR

Program Inovasi: (1) Radio Kesehatan Pangkut, mediainformasi dan kesehatan, (2) PelayananUSG pada Ibu Hamil

MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI

UKM ESENSIAL

PROMKES

UKM E

KESEHATAN IBU

N GIZI KESLING PENGENDALIAN & PEMBERANTASAN

PENYAKIT

UKM PENGEMBANGAN

LANSIA

NGAN

UKS/UKGS

UKPUKP

RAWAT JALAN/RAWAT INAP

MANAJEMEN PUSKESMASPUUSKESMASUSKES

INOVASI

RADIO KESEHATANKESEHATAN Pelayanan USG pada Ibu Hamil

02

magazine EDISI IV.pdf 2 12/19/2016 4:04:55 PM

Page 4: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Apakah Yang dimaksud dengan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga?

22

PROFILE

25

REPORTASE

BPJS Kesehatan memberikan apresiasi atau penghargaan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan pelayanan terbaik melalui kegiatan Jambore Nasional Pelayanan Primer 2016.

BPJS Kesehatan Apresiasi FKTP Terbaik: Kemenkes Akan Perkuat Akses Sampai Ke Perbatasan

32 Pada sebuah pertemuan (kopi darat) Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bogor beberapa minggu lalu banyak dari antara peserta pertemuan yang menceritakan bagaimana mereka bisa bangkit dan

pulih dari gangguan jiwa yang mereka derita.

OPINIMenderita Gangguan Kejiwaan Bukanlah Akhir Segalanya

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu agenda Nawa Cita ke-5 yaitu meningkatkan kualitas hidup

manusia Indonesia, yang selanjutnya menjadi program pembangunan kesehatan dan direncanakan pencapaiannya melalui Renstra Kemenkes tahun 2015-2019.

03

magazine EDISI IV.pdf 3 12/19/2016 4:04:56 PM

Page 5: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

INDEPTH NEWS

Kabupaten Kotawaringin Barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota kabupaten ini terletak di Pangkalan Bun. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 10.759 km² dan

berpenduduk sebanyak 286.714 jiwa. Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai 6 kecamatan, yaitu (1) Kotawaringin Lama; (2) Arut Selatan; (3) Arut Utara; (4) Kumai; (5) Pangkalan Lada; dan (6) Pangkalan Banteng

Pada Tahun 2016, Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai 5 Puskesmas yang telah terakreditasi, dari 18 puskesmas yang ada di Tahun 2016 (sesuai dengan road map, Akreditasi Puskesmas dilaksanakan untuk 6 Puskesmas). Penghargaan/prestasi yang didapat oleh Puskesmas tersebut meliputi Penghargaan FKTP Berprestasi dan FKTP Terakreditasi Paripurna, dengan rincian :

Puskesmas Berprestasi di Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah

PEMENANG PERTAMA PUSKESMAS TERPENCIL/SANGAT

TERPENCILPuskesmas Arut Utara,

Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

Puskesmas Arut Utara merupakan Puskesmas Terpencildengan visi menjadikan Puskesmas yang tangguh dan primadalam mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri danberkeadilandiwilayahkerja kecamatan Arut Utara,

Misi Puskesmas Arut Utara adalah (1) memberikan pelayananyang terbaik dan bermutu kepada masyarakat, (2)meningkatkan kualitas sumber daya manusia yangprofesional dan berintegritas tinggi, (2) meningkatkan upayakesehatan ber basis masyarakat, (3) melaksanakan tindakancepat dan tepat dalam penanggulangan kejadian luar biasa,(4) melaksanakan kajian terhadap pengendalian dampakfaktor resiko lingkungan kecamatan arut utara, (5) menjalinkerja sama dan meningkatkan dukungan lintas sektor danlintas program dalamupaya kesehatanmasyarakat.

Tata Nilai Puskesmas Arut Utara PRIMA: Profesional,Ramah, Inovatif, Mengutamakan Pelanggan, Akuntabel.

Upaya peningkatan Mutu: (1) perbaikan Rekam Medik, Kursitunggu khusus penderita diabilitas, lansia, ibu hamil dananak-anak, (4) kegiatan kaji banding, (5) sosialisasipenggunaanAPAR

Program Inovasi: (1) Radio Kesehatan Pangkut, mediainformasi dan kesehatan, (2) PelayananUSG pada Ibu Hamil

MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI

UKM ESENSIAL

PROMKES

UKM E

KESEHATAN IBU

N GIZI KESLING PENGENDALIAN & PEMBERANTASAN

PENYAKIT

UKM PENGEMBANGAN

LANSIA

NGAN

UKS/UKGS

UKPUKP

RAWAT JALAN/RAWAT INAP

MANAJEMEN PUSKESMASPUUSKESMASUSKES

INOVASI

RADIO KESEHATANKESEHATAN Pelayanan USG pada Ibu Hamil

04

magazine EDISI IV.pdf 4 12/19/2016 4:04:57 PM

Page 6: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Menurut Kabid. Dinkes Kota Waringin Barat, dr. Fachrudin, Usaha yang dilakukan oleh puskesmas tersebut sehingga mendapat prestasi/penghargaan (1) Komitmen semua pihak di Puskesmas dan dukungan dari masyarakat, komitmen dan dukungan nyata dari lintas sektor terkait dan pihak swasta. (2) Semua yang ada di dalam organisasi Puskesmas mengetahui peran dan tugasnya masing masing, serta identifikasi peran lintas sektoral. (3) Aksi nyata melaksanakan semua yang menjadi persyaratan standar pelayanan Puskesmas. Dengan memperhatikan standar yang ada (Permenkes 24 Tahun 2015 tentang Penilaian Puskesmas Berprestasi dan Standar Akreditasi Puskesmas) (4)

Pola pendampingan, komunikasi dan koordinasi, perencanaan, pengorganisasi, pelaksananaan kegiatan, monitoring serta evaluasi berkala yang dilaksanakan bersama Puskesmas dan Dinas Kesehatan. (5) Menjaga komunikasi hirarki maupun pembinaan Dinas Kesehatan dan Puskesmas. (6) Melakukan pengendalian rekaman dan dokumentasi semua kegiatan Puskesmas. (7) Mengusulkan hasil analisis kebutuhan, baik sarana prasarana dan SDM ke Dinas Kesehatan. Analisis skala kebutuhan berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat dan analisis kebutuhan pengembangan Puskesmas yang obyektif.

Dalam pencapaian prestasi puskesmas tersebut yang berperan antara lain (1) Pimpinan dan seluruh pegawai/karyawan Puskesmas (2) Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (3) Lintas Sektor di wilayah Puskesmas (4) Kepala Dinas Kesehatan, Para Kepala Bidang dan seluruh staff dinkes (kerjasama lintas program) (5) Lintas SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat (6) Mitra (Perusahaan Besar Swasta yang berada di wilayah kerja Puskesmas)Penilaian yang dilakukan dalam meraih prestasi puskesmas tersebut antara lain (1) penilaian berdasarkan pada instrumen penilaian Puskesmas Berprestasi, dan bukti telusurnya. (2) Kegiatan inovatif Puskesmas (3) Kerja sama lintas sektor dan lintas sektoral

05

magazine EDISI IV.pdf 5 12/19/2016 4:04:58 PM

Page 7: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

terkait (4) Performa dan kinerja Puskesmas (4) Penilaian komitmen dan kerjasama tim puskesmas untuk untuk perubahan puskesmas yang mengutamakan peningkatan mutu pelayanan puskesmas dan keselamatan pasien serta petugas

Banyak perubahan yang terjadi dalam hal pelayanan sebelum dan sesudah puskesmas tersebut mendapat penghargaan, antara lain (1) Perubahan dan perbaikan tata kelola manajemen pelayanan di Puskesmas. (2) Memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien dan sasaran UKM (3) Terbangunnya sistem manajemen risiko di puskesmas (4) Selalu memperhatikan keselamatan pasien, sasaran dan petugas. (5) Setiap berkegiatan selalu pimpinan, penanggung jawab upaya dan pelaksana selalu mengingatkan dokumen yang harus disiapkan dan selalu melakukan monitoring dan evaluasi.

Begitu pula dengan perubahan SDM di puskesmas berprestasi sebelum dan sesudah mendapat penghargaan, antara lain (1) Perubahan mindset pola kerja di Puskesmas yang dijalani dengan pencapaian kinerja dan proses manajemen dan upaya peningkatan mutu pelayanan (POACE dan PDCA). (2) Analisis pemenuhan kebutuhan berdasarkan jenis dan tuntutan kompetensi melalui pendidikan formal, pelatihan dan orientasi bagi petugas.

Sarana prasarana di puskesmas berprestasi sebelum dan sesudah mendapat penghargaan dalam kondisi dasar sudah terjadi optimalisasi melalui upaya tata graha, dan kelengkapan yang bersifat operasional dengan modal kecil. Sedangkan upaya untuk peningkatan dalam skala besar, telah diusulkan ke Dinas Kesehatan berdasarkan analisis rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang Puskesmas.

06

magazine EDISI IV.pdf 6 12/19/2016 4:04:58 PM

Page 8: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas berprestasi kepada masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan penghargaan, antara lain komitmen yang kuat dalam pemberian pelayanan yang bermutu, selalu melakukan komunikasi, koordinasi serta kerjasama dalam setiap berkegiatan dengan tujuan peningkatan partisipasi masyarakat menuju kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Sistem rujukan yang berjalan di puskesmas berprestasi sebelum dan sesudah mendapatkan penghargaan antara lain adalah Puskesmas semakin kuat dalam pelayanan sebagai gate keeper (penapis pertama) yang baik.

Harapan Puskesmas berprestasi ke depannya untuk Kabupaten Kotawaringin Barat adalah tetap melakukan pendampingan dengan Puskesmas serta melakukan monitoring dan evaluasi pasca puskesmas berprestasi maupun akreditasi.

07

magazine EDISI IV.pdf 7 12/19/2016 4:04:59 PM

Page 9: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Dokter Layanan Primer adalah PilihanKeberadaan Dokter Layanan Primer (DLP) menjadi kontroversi di berbagai kalangan, karena adanya anggapan bahwa program pendidikan DLP bertentangan dengan undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran. Kementerian Kesehatan, dalam hal ini yang diwakili Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS menjelaskan bahwa DLP yang dicanangkan Pemerintah bertujuan untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer. Hal ini senada dengan arah pembangunan kesehatan menuju ke arah upaya kesehatan yang bersifat kuratif bergerak ke arah upaya kesehatan preventif dan promotif yang fungsinya dilaksanakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

“Berdasarkan data Susenas tahun 2010, dari seluruh penduduk diperkirakan 70% penduduk sehat dan 30% mengeluh sakit. Dari penduduk yang mengeluh sakit tersebut, 80% dilakukan pengobatan di FKTP selebihnya di tingkat rujukan. Penderita yang diobati ditingkat rujukan ada sebagian yang dikembalikan ke tingkat primer untuk perawatan rutin lanjutan,” ungkap Dirjen Pelayanan Kesehatan saat pertemuan temu media “Kupas Tuntas DLP” (31/10). Artinya, peran FKTP sangat penting karena tidak hanya harus mampu melakukan pengobatan dasar sesuai dengan kewenangannya, tetapi juga harus dapat melakukan edukasi, promosi, prevensi untuk penduduk yang sehat agar tetap sehat dan tidak menjadi sakit. Inilah juga salah satu tugas dari DLP. Sementara itu, DLP merupakan

profesi yang dapat dipilih oleh seorang dokter untuk menjadi ahli di bidang layanan primer, DLP secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran keluarga, ditunjang dengan ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mampu memimpin maupun menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer untuk memenuhi kesehatan peserta secara paripurna, terpadu, dan bermutu. Berperan sebagai penasehat, konselor dan pendididk untuk mewujudkan keluarga sehat dan sekaligus sebagai seorang manajer. “DLP harus mampu memberikan layanan komprehensif, yaitu mulai pencegahan, deteksi dini, pengobatan sampai rehabilitasi berorientasi keluarga dan masyarakat. Selalu melihat konteks yang luas, bukan hanya mengobati pasien sebagai individu. Dan yang perlu ditekankan adalah bahwa DLP merupakan pilihan dan tidak bersifat wajib,” tutup Dirjen Pelayanan Kesehatan.

08

magazine EDISI IV.pdf 8 12/19/2016 4:05:00 PM

Page 10: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

LAPORAN UTAMA

09

magazine EDISI IV.pdf 9 12/19/2016 4:05:02 PM

Page 11: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

10

magazine EDISI IV.pdf 10 12/19/2016 4:05:02 PM

Page 12: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Menurut Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014, kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular, yaitu Stroke menduduki peringkat pertama. Dengan demikian, trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup di masyarakat. Tentunya, hal ini menjadi ancaman bagi produktifitas

bangsa kita. Usia produktif yang besar dan seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan akan terancam apabila derajat kesehatannya terganggu oleh penyakit tidak menular dan perilaku hidup yang tidak sehat.

Dalam mengatasi hal ini, diperlukan upaya pendekatan promotif dan preventif yang sangat efektif untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan. Karena pada dasarnya,

HARI KESEHATAN NASIONAL 2016

Setiap tanggal 12 November 2016, Kementerian Kesehatan

memperingati Hari Kesehatan Nasional. Tahun ini, tema HKN ke-52 adalah Indonesia Cinta Sehat, dengan sub tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan kembali pesan-pesan kesehatan bahwa sehat itu harus dijaga, bergaya hidup sehat, berpartisipasi aktif dalam jaminan kesehatan nasional. Sehingga nantinya, akan terbangun kemandirian masyarakat yang sadar akan kesehatan untuk mencapai pada Indonesia kuat. Dalam upacara peringatan HKN 2016, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) menyampaikan tantangan kesehatan saat ini, bahwa Indonesia menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit-

Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat

11

magazine EDISI IV.pdf 11 12/19/2016 4:05:06 PM

Page 13: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

Dalam rangka penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, ditetapkan 12 indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga, yaitu (1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB); (2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; (3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; (4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif; (5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; (6) Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; (7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; (8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; (9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok; (10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); (11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan (12) Keluarga menggunakan jamban sehat.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan secara bertahap dengan target pada akhir tahun 2019, seluruh Puskesmas di Indonesia telah dapat

melaksanakannya. Target ini cukup berat mengingat jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak 9.601 yang tersebar di 34 Provinsi dengan kondisi geografis dan keadaan masyarakatnya berbeda-beda. Oleh karena itu, sampai dengan tahun 2018, kita akan memfokuskan pada 9 Provinsi Prioritas, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

“Atas dasar pengalaman di 9 Provinsi Prioritas tersebut, kita akan menggerakkan Provinsi lain, untuk mulai melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas wilayahnya.

pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada perilaku individu. Yang didukung dengan kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, menciptakan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.

Selain itu, pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sudah berjalan selama dua tahun ini menjelaskan bahwa biaya pelayanan kesehatan peserta JKN masih didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dengan menghabiskan anggaran 74%. Hal ini bisa membahayakan dana Jaminan Sosial Kesehatan, karena akan menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan BPJS Kesehatan.

Dalam mengurangi beban anggaran, beberapa hal yang harus kita lakukan, yaitu (1) Pelayanan kesehatan harus sebagian besar dapat diselesaikan di pelayanan kesehatan primer. (2) Menekan angka rujukan pelayanan kesehatan. (3) Menambah kapasitas SDM Kesehatan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan di pelayanan kesehatan primer, terutama terkait dengan kepastian diagnosa yang dirujuk. (4) Membuat teknologi informasi yang dapat menunjang kepastian diagnosa di layanan primer. (5) Tingkatkan kemampuan SDM Kesehatan, sarana dan prasarana penunjang, seperti laboratorium dan penunjang lain dengan support kebutuhan bahan habis pakai yang memadai. (6) Memberikan insentif yang cukup dan berkeadilan sebagai penyeimbang, agar dapat mendorong retensi tenaga kesehatan pada daerah DTPK.

Disamping itu, program prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 2015 – 2019 dilaksanakan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sekaligus sebagai tindak lanjutnya telah terbit Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan

12

magazine EDISI IV.pdf 12 12/19/2016 4:05:11 PM

Page 14: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Tentu saja hal ini tanpa menutup kesempatan bagi provinsi-provinsi di luar 9 provinsi prioritas untuk memulainya sebelum tahun 2019,” ungkap Menkes RI.

Pada kesempatan itu, Menkes RI mengingatkan peringatan HKN merupakan momen untuk berbagi tantangan dan menguatkan komitmen, meningkatkan tekad dan semangat kita semua, untuk lebih memberi makna pada masyarakat akan pentingnya kesehatan. semangat melayani, semangat menggerakkan, semangat untuk mampu menangkap aspirasi masyarakat, semangat memandirikan dan memberdayakan, dalam pencapaian derajat kesehatan harus menjadi konsep pembangunan nasional kita.

Oleh karenanya, dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional serta sejalan dengan tema Hari Kesehatan Nasional ke-52 ini, yaitu : Pertama, pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur penopang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, di samping unsur pendidikan dan ekonomi. Untuk itu sebagai investasi, orientasi pembangunan kesehatan harus lebih didorong pada aspek – aspek promotif dan preventif tanpa melupakan aspek kuratif rehabilitatif. Kedua, Kementerian Kesehatan mengapresiasi kepada beberapa Pemerintah

Kabupaten/Kota serta Provinsi yang mengalokasikan 10% dari anggaran pembangunan untuk sektor kesehatan. Ketiga, pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian dari masyarakat terkecil yang membentuk kepribadian, dari proses pembelajaran hingga menuju kemandirian. Artinya dengan keluarga sehat dapat dengan mudah menciptakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Keempat, diperlukan kerjasama baik lintas program maupun lintas sektor, akademisi, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi masyarakat dll sebagai bentuk tanggung jawab bersama akan masa depan bangsa, khususnya kualitas sumberdaya manusia yang mampu bersaing dengan bangsa lain. Kelima, mengingatkan kembali pada Gerakan Revolusi Mental di jajaran kesehatan dengan 3 nilai utama yaitu integritas, kerja keras dan gotong royong yang harus menjadi budaya kerja bangsa Indonesia. Sehingga dengan budaya kerja ini, kita dapat memberikan warna dan arah pada Pembangunan Kesehatan.

Selanjutnya, Menkes RI mencanangkan logo baru Kementerian Kesehatan yang terpilih melalui proses sayembara. Dari 1.673 peserta yang mengirimkan karya desain logo, sebanyak 340 peserta dinyatakan lulus administrasi dan terpilih 5 nominasi. Setelah melalui penjurian, terpilih logo baru Kementerian Kesehatan yang diharapkan dapat menambah warna baru, semangat baru, dan harapan baru dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Menkes RI mengajak semua pihak untuk bekerjasama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yang sedang dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.Kemenkes Gelar Kegiatan Sepeda Sehat Jakarta – Bogor 52km

Minggu pagi (06/11) bertempat di halaman kantor Kementerian Kesehatan RI diadakan Kegiatan Sepeda Sehat Jakarta – Bogor 52 KM. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2016 yang telah memasuki tahun ke -52 dan mengusung tema “Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat”

Kegiatan sepeda sehat 52 KM ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya hidup sehat melalui olahraga, namun dengan kemasan yang berbeda dan menyenangkan. Bersepeda tidak hanya merupakan sarana transportasi yang ramah lingkungan, tapi dapat dijadikan sebagai media rekreasi sekaligus olahraga.

Menkes menjelaskan bahwa kesadaran akan pentingnya berolahraga ini sejalan dengan program yang akan dicanangkan pemerintah, yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Germas menekankan pentingnya mendorong masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Gerakan ini akan dimulai dengan 3 fokus kegiatan, yaitu meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). Gerakan ini dapat dilakukan dari  diri sendiri, di lingkungan keluarga, komunitas dan juga institusi. Sepeda sehat ini merupakan kegiatan bersama karena manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga komunitas dan institusi.

Sebagai penutup, Menkes berharap semoga dengan bersepeda 52 KM ini dapat membuktikan kekuatan kita dan menambah semangat kita dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga. Menkes juga mengajak untuk membudayakan hidup sehat dari diri sendiri, keluarga, komunitas, dan institusi. Hal ini dikarenakan melakukan langkah kecil dengan mengubah pola hidup menjadi sehat,

13

magazine EDISI IV.pdf 13 12/19/2016 4:05:15 PM

Page 15: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

akan berdampak luar biasa dalam jangka panjang.

Kegiatan Sepeda Sehat Jakarta – Bogor 52 KM ini diikuti oleh sekitar 725 peserta yang berasal dari pegawai di lingkungan kantor pusat Kementerian Kesehatan, UPT Vertikal di lingkungan Kemenkes, RS Swasta, RS TNI/Polri, Komunitas, dan Mitra Kerja Kementerian Kesehatan. Peserta akan start dari Halaman Kementerian Kesehatan dan finish tepat 52 KM di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Terdiri dari tiga Etape, nantinya akan ada dua titik istirahat bagi peserta, yaitu di RS Fatmawati Jakarta, dan RS Citra Insani, Parung Bogor.

Sementara itu, pada lokasi etape kesatu di RSUP Fatmawati Jakarta, peserta disambut oleh Direktur Utama RSUP Fatmawati, dr. Andi Wahyuningsih Attas, Sp.An, KIC, MARS. Peserta yang memulai start position di kantor Kementerian Kesehatan Rasuna Said ini, berisitirahat selama kurang lebih 30 menit di lokasi etape I ini. Selain rehat sejenak melepas lelah, para peserta juga dihibur dengan penampilan organ tunggal yang juga dimeriahkan oleh para goweser  di RSUP Fatmawati.

Sepeda Sehat 52 KM ini diselenggarakan dalam rangka

memeriahkan Hari Kesehatan Nasional ke-52. Misi yang dibawa dalam Sepeda Sehat ini adalah untuk mengkampanyekan pentingnya pola hidup sehat dengan melakukan aktifitas fisik setiap hari dengan berolahraga minimal selama 30 menit. Bersepeda inilah yang dijadikan sebagai contohnya, karena bersepeda melibatkan hampir seluruh angota tubuh dari kaki yang mengayuh hingga mata yang waspada. Selain itu, kegiatan Sepeda Sehat ini juga mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa sepeda merupakan sarana

transportasi ramah lingkungan, media rekreasi, serta media untuk menjaga kebugaran sekaligus.

Setelah beristirahat di RSUP Fatmawati, para peserta melanjutkan perjalanan ke etape kedua, RSIA Citra Insani  Parung, yang berjarak sekitar 22 KM dari lokasi etape pertama dan nantinya akan berakhir di lokasi finish RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Peserta dilepas oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes didampingi oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS beserta jajaran pejabat Kementerian Kesehatan lainnya. Germas Wujud Indonesia SehatPelaksanaan HKN Tahun 2016 ini, sekaligus momentum untuk mencanangkan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau disingkat dengan GERMAS. Untuk itu, semarak pencanangan Germas dilakukan serentak di 10 lokasi, yaitu Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta; Kabupaten Bogor, Jawa Barat; Kabupaten Pandeglang, Banten; Kota Batam, Kepulauan Riau; Kota Jambi, Provinsi Jambi; Kota Surabaya, Jawa Timur; Kota Madiun, Jawa Timur; Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah;

14

magazine EDISI IV.pdf 14 12/19/2016 4:05:19 PM

Page 16: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

dan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Perlu diketahui bahwa, Germas adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Kegiatan Germas Hidup sehat dilakukan dengan cara antara lain : (1) Melakukan aktivitas fisik; (2) Mengonsumsi sayur dan buah; (3) Tidak merokok; (4) Tidak mengonsumsi alkohol; (5) Memeriksa kesehatan secara rutin; (6) Membersihkan lingkungan; dan (7) Menggunakan jamban. Namun, Pada tahun 2016, kita mulai secara nasional dengan melaksanakan kegiatan melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, serta memeriksa kesehatan secara rutin.

Pelaksanaan GERMAS harus dilaksanakan seluruh lapisan masyarakat, lintas kementerian dan lintas sektor baik pemerintah pusat dan daerah, swasta, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat, untuk bersama-sama

berkontribusi menciptakan gerakan masyarakat hidup sehat.

Program yang bisa menjawab

permasalahan tingginya kasus Penyakit Tidak Menular ini, perlu peran aktif masyarakat untuk berperilaku sehat, sehingga diharapkan berdampak pada kesehatan yang terjaga, terciptanya lingkungan yang bersih, sehingga jika dalam kondisi sehat, produktivitas masyarakat meningkat dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat akan berkurang.

Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sebagai Upaya Promotif Preventif Mengurangi Resiko Penyakit Tidak Menular

Saat ini kita dihadapkan pada perubahan pola penyakit dimana kasus – kasus kesakitan, kecacatan dan kematian timbul dan disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM). Kejadian ini berdampak pada hilangnya SDM dan penurunan produktivitas sehingga membawa pengaruh terhadap sosio ekonomi. Kondisi ini didukung oleh pola hidup masyarakat saat ini yang cenderung tidak aktif secara fisik, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, merokok dan mengkonsumsi alkohol. Upaya promotif dan preventif sangat dibutuhkan untuk mengurangi kasus PTM. Untuk itu perlu didukung dengan kualitas lingkungan  dan ketersediaan sarana

prasarana, regulasi untuk hidup sehat dan melibatkan secara aktif seluruh komponen masyarakat dan semua sektor agar terpatri perilaku hidup sehat. Demikian sambutan pembukaan walikota administrasi Jakarta Timur yang dibacakan oleh Plt. Asisten Kesra, Erick PZ Lumbun pada acara Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Auditorium Kantor Suku Dinas

15

magazine EDISI IV.pdf 15 12/19/2016 4:05:24 PM

Page 17: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

ada yang direncanakan. Sebagai contoh saat Car free Day sudah diselenggarakan jalan sehat, sepeda sehat namun masih jarang yang menyelenggarakan makanan sehat”, urai Ir. Rahmat Nugroho, Kasubdit Fasilitas Yankes Primer Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.

Sementara itu, Kasie Advokasi Kesehatan Dit. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Muhani, SKM, MM menambahkan tentang tiga

hal meliputi pertama, aktivitas fisik yang berdampak kepada kesehatan yaitu 30 menit setiap hari sampai kita mengeluarkan energi. Kedua, makan buah dan sayur dimana menurut aturan WHO porsi 400 gr dimana  250 gr sayur (setara dengan 2,5 gelas) dan 150 gr buah (setara dengan 3 jeruk atau 3 buah pisang/ pepaya ukuran sedang). Dan yang ketiga, cek kesehatan secara rutin paling setiap 6 bulan sekali.

Kegiatan Sosialisasi GERMAS di wilayah kota administrasi Jakarta Timur ini diselenggarakan dalam dua angkatan pagi dan siang serta diikuti oleh 145 orang yang berasal dari perwakilan Puskesmas se-Jakarta Timur, SKPD se-Jakarta Timur, TP PKK Kecamatan, Lurah, Camat Tokoh Masyarakat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Saka Bhakti Husada. Dalam kegiatan ini juga diserahkan secara simbolik alat deteksi dini penyakit tidak menular dari anggota komisi IX DPR RI  ke kota administrasi Jakarta Timur. Acara ditutup dengan penandatanganan

Kesehatan Jakarta Timur (8/11).

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Sudinkes Jakarta Timur, Dondom K Nadeak, SKM, MKM, membacakan laporan panitia bahwa kegiatan sosialisasi GERMAS ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat, khususnya terkait aktivitas fisik secara teratur dan terukur, mengkonsumsi makanan sayur dan buah serta mendeteksi dini penyakit  tidak menular agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.

H. Ahmad Zainuddin, LC, ME, Anggota komisi IX DPR RI menjelaskan bahwa Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) telah menjadi program nasional. Dengan GERMAS ini diharapkan ada elemen masyarakat dan pemerintahan proaktif melakukan budaya hidup sehat, yaitu pembiasaan olahraga, konsumsi sayur dan buah serta melakukan deteksi dini penyakit.

 “Gerakan masyarakat hidup sehat itu adalah suatu tindakan yang sistematis dan terencana artinya karena ini merupakan gerakan seluruh elemen masyarakat Indonesia maka harus dibuat yang semenarik mungkin dan dibuat memang untuk direncanakan. Tidak mungkin kita membuat suatu gerakan hanya sekedar spontanitas tetapi ada maksud dan tujuan dan

16

magazine EDISI IV.pdf 16 12/19/2016 4:05:29 PM

Page 18: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

komitmen bersama terkait GERMAS. Penerima Tanda Penghargaan Menteri Kesehatan

Pada tanggal 14 November 2016, Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan bagi Perorangan dan Institusi/Lembaga yang berprestasi di bidang Kesehatan. Tujuan pemberian penghargaan untuk memberikan pengakuan dan penghargaan kepada para pelaku pembangunan di bidang kesehatan yang memiliki jasa sangat luar biasa besar terhadap lingkungannya dan untuk meningkatkan peran serta masyarakat baik perorangan maupun institusi/lembaga dan terus berupaya mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan pembangunan kesehatan.Menkes, mengatakan masyarakat hidup sehat akan tercapai apabila komunitas terkecil dalam masyarakat melakukan berbagai upaya promotif dan preventif untuk mewujudkan warga sehat.

Berikut daftar penerima tanda penghargaan Menteri Kesehatan,

yaitu Kategori Puskesmas Perkotaan, peringkat I dimenangkan Puskesmas II Denpasar Barat, peringkat II diraih Puskesmas Mlati II Yogyakarta, peringkat III Puskesmas Kecamatan Senin Jakarta Pusat.

Kategori Puskesmas Pedesaan, peringkat I Puskesmas Melaya I Bali, peringkat II Puskesmas Sitiung I Sumatera Barat, dan peringkat III Puskesmas Talun Kenas Sumatera Utara. Kategori Puskesmas Terpencil/Sangat Terpencil, diraih peringkat I

Puskesmas Arut Utara Kalimantan Tengah, peringkat II Puskesmas Sanur Kalimantan Utara, peringkat III Puskesmas Cisewu Garut Jawa Barat.

Kategori Klinik Pratama, dimenangkan peringkat I Klinik Pegawai Kalimantan Timur, peringkat II Klinik Penta Medika Bali, dan peringkat III Klinik Aura Medika Jawa Tengah. Kategori Puskesmas Akreditasi Paripurna, yaitu peringkat I Puskesmas Pangkalan Lada Kalimantan Tengah, peringkat II Puskesmas Balongsari Surabaya Jawa Timur, dan peringkat III Puskesmas Cilandak DKI Jakarta.

Kategori Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit, peringkat I RS Santa Maria Pekanbaru Riau, peringkat II RSJ Daerah dr. R. M. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah, peringkat III RS Islam Sultan Agung Jawa Tengah.

Kategori Penerapan Manajemen Penggunaan Obat, yaitu peringkat I RS Panti Nirmala Malang Jawa Timur, peringkat II RSAU dr. Esnawan Antariksa DKI Jakarta, dan peringkat III RS Premier Bintaro Tangerang.

Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat dengan kategori Bandar Udara Internasional, yaitu peringkat I Bandar Udara Adi Sumarmo Jawa Tengah, peringkat II Bandar Udara Sultan Syarif Kasim

17

magazine EDISI IV.pdf 17 12/19/2016 4:05:35 PM

Page 19: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

II Riau, dan peringkat III Bandar Udara Soekarno Hatta Tangerang. Untuk kategori Pelabuhan Umum Utama, dimenangkan peringkat I Pelabuhan Tanjung Priok DKI Jakarta. Sementara itu, kategori pelabuhan umum pengumpul, yaitu peringkat I Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta dan peringkat II Pelabuhan Muara Baru DKI Jakarta. Kategori Pelabuhan Penyebrangan, diraih Pelabuhan Merak Cilegon Banten. Selanjutnya, kategori Pelabuhan/Terminal Khusus, dimenangkan peringkat I Pelabuhan Lagoi Kepulauan Riau, peringkat II Pelabuhan PT. Badak LNG Kalimantan Timur dan peringkat III Pelabuhan PT. KPC Sangatta Kalimantan Timur.

Penghargaan Penilaian Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), untuk kategori TOGA Perkotaan, pemenang I Kelompok Toga Kartini Provinsi Banten, pemenang II Kelompok Asuhan Mandiri Melati Provinsi Sumatera Selatan dan pemenang III Kelompok Toga Lestari Provinsi Bangka Belitung. Kategori

Toga Pedesaan, yaitu pemenang I Kelompok Toga Kenanga-Teratai Provinsi Riau, pemenang II Kelompok Toga Subur Makmur-Makmur Jaya Provinsi Lampung, dan pemenang III Kelompok Toga Margo Rosa-Suka Maju Provinsi DI Yogyakarta.

Kategori Toga Terpencil/Sangat Terpencil, dimenangkan pemenang I Kelompok Asuhan Mandiri Matahari Provinsi Maluku Utara, pemenang II Kelompok Toga Kunyit Provinsi Sulawesi Utara dan pemenang III Kelompok Asuhan Mandiri Lestari Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Penghargaan lainnya diberikan kepada Widyaiswara Kesehatan Berprestasi Tingkat Nasional, yaitu pemenang I oleh Sari Gunawan, SKM, M.SI dari Widyaiswara Muda Bapelkes Dinkes Provinsi Bengkulu; pemenang II oleh Margaretha Yuliani, SKM, MM dari Widyaiswara Madya BPFK Jakarta; dan pemenang III oleh Soemedi Hadiyanti, SKM, M.Kes dari Widyaiswara Madya Balai Latihan Nakes Provinsi Papua.

Kompetisi Jurnalistik, pemenang I oleh Noor Syafaatul Udhma dengan judul “Bentuk Kader Kesehatan, Canangkan Jambanisasi Desa” dimuat pada media Jawa Pos/Radar Kudus tanggal 16 Oktober 2016; pemenang II oleh Aries Kelana dengan judul “Perbaikan Gizia Lewat Rantai” dimuat pada Majalah Gatra, Juni 2016; dan pemenang III oleh Adiansyah “Awalnya 60 Kasus DBD, Sekarang Turun Hingga Satu Kasus” dimuat media Batam Pos tanggal 13 Oktober 2016.

Selanjutnya, Anugerah Situs Sehat Inspirasi Sehat, pemenang I oleh Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, pemenang II oleh Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dan pemenang III Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Sertifikat bagi Kabupaten/Kota yang Memenuhi Syarat Eliminasi Malaria, yaitu Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh, Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Provinsi Jawa Timur, Kabupaten

18

magazine EDISI IV.pdf 18 12/19/2016 4:05:40 PM

Page 20: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Pacitan Provinsi Jawa Timur, dan Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo.

Pemenang Lomba Desain Logo Kementerian Kesehatan RI, dimenangkan oleh Kunto Baskoro dari alumni Institut Teknologi Bandung.

Pameran Pembangunan Kesehatan HKN ke-52

Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Pameran Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan pameran alat kesehatan dalam negeri yang berbentuk miniatur rumah sakit dan Puskesmas, serta dilengkapi area pameran inovasi dan area riset farmasi dengan total 125 stand pameran. Kegiatan ini adalah sebagai salah satu rangkaian Hari Kesehatan Nasional ke-52.

Pameran yang berlangsung dari 18-20 November 2016 di Jakarta International Expo Kemayoran tersebut, diikuti oleh masing-masing unit utama eselon I Kementerian

Kesehatan RI dan instansi-instansi terkait di bidang kesehatan. 

Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Kesehatan yang diwakilkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes menandatangani perjanjian kerja sama dengan Ketua Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) sebagai komitmen fasilitas kesehatan untuk menggunakan produk alat kesehatan buatan dalam negeri.

Pameran dibuka secara resmi bersama-sama antara Menteri Kesehatan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Ketua Komisi IX DPR RI. Pembukaan ditandai dengan pengguntingan pita secara simbolis dan dilanjutkan dengan kunjungan ke stand-stand peserta pameran. 

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila

Farid Moeloek, Sp.M (K) mengatakan Pameran Pembangunan Kesehatan kali ini dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan alat kesehatan yang telah mampu diproduksi dan berdaya saing sehingga dapat dimanfaatkan baik di dalam maupun luar negeri. 

“Ini sebagai upaya untuk memperkenalkan bahwa Indonesia mampu memproduksi alat kesehatan dalam negeri sehingga dapat meningkatkan penggunaan produk dalam negeri,” ujarnya pada pembukaan Pameran Pembangunan Kesehatan.

Selain itu, dalam kesempatan ini Menteri Kesehatan juga memberikan penghargaan Karya Anak Bangsa bidang Farmasi dan Alat Kesehatan kepada sembilan pelaku usaha, di antaranya Dexa Laboratories Biomoleculars Science, PT Kimia Farma, PT Duta Multi Intioptic Pratama, PT Indec Diagnostics, PT Kalgen DNA, PT Marthys Orthopaedic Indonesia, PT Sarandi Karyanugraha, PT Swayasa Prakarsa,

19

magazine EDISI IV.pdf 19 12/19/2016 4:05:46 PM

Page 21: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

dan PT Triton Manufactures.

Pameran Pembangunan Kesehatan HKN ke-52  harapannya dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan alat kesehatan yang telah mampu diproduksi  Indonesia dan mampu berdasa saing, sehingga dapat dimanfaatkan baik di dalam maupun diluar negeri. Disamping itu, pameran ini juga dapat bermanfaat sebagai ajang penyediaan informasi mengenai alat kesehatan yang dibutuhkan di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum mampu diproduksi dalam negeri, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Indonesia, tutup Menkes.

Family Gathering Hari Kesehatan Nasional

Kementerian Kesehatan gelar Family Gathering dan Jalan Kesehatan yang diikuti seluruh keluarga besar Kementerian Kesehatan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan

Nasional ke-52. Kegiatan Family Gathering dan Jalan Sehat dalam rangka HKN ke-52 berlangsung meriah di JI Expo Kemayoran Jakarta, Minggu 20 November 2016.

Kegiatan diawali dengan senam sehat bersama Menteri Kesehatan, Pejabat Eselon I dan II, seluruh pejabat struktural, kepala satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan serta seluruh keluarga besar Kementerian Kesehatan.

Acara dilanjutkan dengan Jalan sehat yang dilepas oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) di pelataran JI Expo Kemayoran. Jalan sehat diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai satuan kerja dan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan. Para peserta melewati rute yang telah ditentukan panitia serta kembali finish di depan panggung utama Familiy Gathering HKN 52 Kementerian Kesehatan. Jalan sehat

tersebut menyediakan ratusan hadiah doorprize serta sejumlah hadiah menarik lainnya.

Pada kesempatan tersebut diberikan pula berbagai penghargaan dilingkungan Kementerian Kesehatan, antara lain : perlombaan hand hygiene, dimenangkan oleh peringkat I RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, peringkat II RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, dan peringkat III RS Gatot Soebroto Jakarta. Perlombaan Futsal, dimenangkan peringkat I RSUP Fatmawati Jakarta, peringkat II RSUP Hasan Sadikin Bandung dan peringkat III RS Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta. Untuk perlombaan Tenis Meja, peringkat I RSUP Hasan Sadikin Bandung, peringkat II RS Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta, dan peringkat III RSUP dr. Cipto Mangunkusumo. Perlombaan Bulu Tangkis, diraih juara I RSUP Hasan Sadikin Bandung, juara II RSUP Fatmawati Jakarta dan juara III RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.

20

magazine EDISI IV.pdf 20 12/19/2016 4:05:52 PM

Page 22: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Perlombaan Catur, dimenangkan pemenang I RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, pemenang II RSUP Fatmawati Jakarta dan pemenang III RSUP Persahabatan Jakarta.

Lomba poco-poco, dimenangkan peringkat I Bapelkes Cilandak, peringkat II Ditjen Kesehatan Masyarakat dan peringkat III RS Pusat Otak Nasional. Lomba senam peregangan, peringkat I RS Pusat Otak Nasional Jakarta, peringkat II Ditjen Kesehatan Masyarakat dan peringkat III Ditjen Pelayanan Kesehatan. Sementara itu, lomba green hospital dimenangkan peringkat I RSUP Sardjito Yogyakarta, peringkat II RS Kanker Dharmais Jakarta dan peringkat III RSUP Fatmawati Jakarta.

Selanjutnya, penghargaan sebagai satker dengan predikat WBK dari Kementerian Kesehatan RI bersama dengan 10 satker, yaitu RS Jiwa Soerojo Magelang, RSAB Harapan Kita Jakarta, RSUP dr.

Hasan Sadikin Bandung, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, RS Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua, BTKLPP Kelas 1 Palembang, Poltekkes Yogyakarta, Balitbang P2B2 Banjarnegara, BBPK Jakarta, dan RSK dr. Sitanala Tangerang. Lomba Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dimenangkan oleh peringkat I Sekretariat Inspektorat Jenderal, peringkat II Sekretariat Badan Litbangkes dan peringkat III RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

Untuk lomba Website e-Aspirasi (Anugerah Situs Inspirasi Sehat Indonesia) tingkat Dinas Kesehatan Provinsi, dimenangkan peringkat I Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, peringkat II Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dan peringkat III Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Sementara itu, tingkat satuan kerja Kemenkes Eselon 1 dan 2, dimenangkan oleh peringkat I Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, peringkat II oleh Pusat Data dan Informasi dan peringkat III oleh Badan Litbangkes. Selain itu, diberikan penilaian Most Progressive kepada pengelola situs web Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat Jenderal.  Lomba penerbitan Majalah Internal dimenangkan oleh peringkat I RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang ‘Lentera Jiwa’, peringkat II Sekretariat Badan Litbangkes ‘Warta Litbangkes’, dan peringkat III Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan ‘Warta Yankes’. Untuk kriteria Buletin, peringkat I Pusat Data dan Informasi ‘InfoDatin’, peringkat II RSUP Hasan Sadikin Bandung, dan peringkat III Sekretariat Ditjen Kesehatan Masyarakat ‘Newsletter Kesmas’.

Sementara itu, kategori Stand Pameran Terbaik, dimenangkan peringkat I Ditjen Pelayanan Kesehatan, peringkat II RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kalbe Food, PT. Kimia Farma dan Puslitbangkes.

21

magazine EDISI IV.pdf 21 12/19/2016 4:05:56 PM

Page 23: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

PROFILE

22

magazine EDISI IV.pdf 22 12/19/2016 4:06:01 PM

Page 24: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu agenda Nawa Cita ke-5 yaitu

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, yang selanjutnya menjadi program pembangunan kesehatan dan direncanakan pencapaiannya melalui Renstra Kemenkes tahun 2015-2019. Untuk mewujudkannya dilakukan dengan pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan UKM dan UKP secara berkesinambungan dengan target keluarga berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga).Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara kerja Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, tetapi juga di luar gedung dengan mengunjungi keluarga keluarga di wilayah kerjanya. Kunjungan rumah dilakukan dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga).Kegiatan yang dilakukan saat kunjungan ke keluarga tidak hanya sekedar pendataan saja, tetapi petugas juga menyampaikan informasi kesehatan sesuai kebutuhan dari keluarga tersebut yang ada pada Paket Informasi Keluarga (Pinkesga).

Apa tujuan dari program ini?a. Meningkatkan akses keluarga

beserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.

b. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kab/kota melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan.

c. Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.

d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019.

Apa dasar hukum pelaksanaan program ini ?

a. Permenkes No. 39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

b. Kepmenkes No. HK 02.02/ Menkes/ 52/ 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Hal apa saja yang didapatkan dari program ini ?

a. Puskesmas akan mempunyai database kesehatan seluruh wilayah keluarga di wilayah kerjanya.

b. Meningkatnya akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif.

c. Mempercepat kemandirian keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

d. Mendapatkan IKS keluarga, IKS desa/ kelurahan, IKS Kecamatan, IKS Kab/ Kota, IKS Propinsi, IKS Nasional.

Pihak mana saja yang dilibatkan dalam program ini ?

a. Pemerintah pusat, daerah dan jajarannya.

b. Kementerian Kesehatan

c. Dinkes Propinsi, Kabupaten/ Kota.

d. Lintas Sektor (Bapenas, Kemen PPN, Kemendagri, Kemenpan dan RB, Kemkominfom Kemendes DTT, Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenag, BKKBN, Polri, TNI, dan jajarannya masing masing)

e. Lintas Program (Yankes, Kesmas, P2P, PPSDM)

f. UKBM

g. PKK

h. Masyarakat

Bagaimana alur sistem kerja program ini?

a. Melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).

b. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

c. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan dan menyusun rencana puskesmas oleh pimpinan puskesmas.

Apakah Yang dimaksud dengan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga?

23

magazine EDISI IV.pdf 23 12/19/2016 4:06:01 PM

Page 25: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

d. Melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif oleh pembina keluarga.

e. Melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) melalui pendekatan siklus hidup oleh tenaga kesehatan puskesmas.

f. Melaksanakan sistem informasi dan pelaporan puskesmas oleh tenaga pengelola data puskesmas.

Sejauh ini seberapa banyak fasilitas kesehatan yang telah dilibatkan dalam program ini?Target keluarga sehat pada tahun 2016 yaitu 9 propinsi 64 kab/kota, 470 puskesmas, sampai dengan bulan agustus 2016 capaiannya sebesar 8 Propinsi 28 kab/ kota, 107 puskesmas yang diperoleh dari hasil data web keluarga sehat yang ada di Pusdatin. Apa peran puskesmas dalam program ini?Pelaksana ProgramBagaimana implementasi program ini ke masyarakat?Melakukan kunjungan ke keluarga. Kegiatan yang dilakukan saat kunjungan ke keluarga tidak hanya sekedar pendataan saja, tetapi petugas juga menyampaikan informasi

kesehatan sesuai kebutuhan dari keluarga tersebut yang ada pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga).Bagaimana Tanggapan/Reaksi Masyarakat terhadap terlaksananya program ini?Berdasarkan pendataan yang dilakukan di Puskesmas Tajur halang Kabupaten Bogor,masyarakat sangat menerima dan berperan aktif dalam proses pendataan. Hal ini tidak terlepas dari perangkat desa setempat yang juga berperan aktif dalam sosialisasi. Salain itu masyarakat juga sangat senang diberikan penyuluhan mengenai kesehatan dan pemeriksaan tingkat dasar.Kapan target kesuksesan dari program ini ? Pada tahun 2019, diharapkan seluruh Puskesmas telah melaksanakan program ini.

Hingga saat ini bagaimana proses program ini ?Target keluarga sehat pada tahun 2016 yaitu 9 propinsi, 64 kab/ kota, 470 puskesmas, sampai dengan bulan agustus 2016 capaiannya sebesar 8 propinsi 28 kab/kota 107 puskesmasApa yang menjadi kendala berlangsungnya program ini ?

a. Dalam pendanaan melalui dan BOK tidak lancar baik untuk pelaksanaan dan pengadaan hardware

b. Pendanaan masih terbatas dan belum disebutkan secara detil dalam petunjuk teknis pemanfaatan DAK non fisik untuk dukungan kegiatan pendataan (pengadaan android, kuesioner),

sehingga beberapa daerah perlu dukungan dana dari pemerintah daerah untuk membantu pencapaian output IKS.

c. Pada beberapa daerah yang belum terfasilitasi jaringan internet yang baik, pendataan masih dilakukan secara manual.

d. Masih kurangnya pemahaman daerah terkait Program Pendekatan Keluarga.

e. Belum seluruh Dinas Kesehatan Kab/ Kota melakukan pembinaan secara optimal ke puskesmas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program ini.

Hal apa saja yang telah dilakukan Dit. PKP untuk mengatasi kendali tersebut ?

a. Sosialisasi PIS PK di 9 propinsi dan 64 kabupaten/ kota

b. Turut menyusun buku juknis penguatan manajemen puskesmas dengan pendekatan keluarga

Apa harapan pihak kemenkes terhadap pelaksanaan program ini ?Dukungan dari semua pihak yang terkait sehingga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluaga dapat dilaksanakan dengan baik demi tercapainya keluarga/ masyarakat yang sehat dan mandiri

24

magazine EDISI IV.pdf 24 12/19/2016 4:06:01 PM

Page 26: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

REPORTASE

BPJS Kesehatan Apresiasi FKTP Terbaik: Kemenkes Akan Perkuat Akses Sampai Ke

Perbatasan

BPJS Kesehatan memberikan apresiasi atau penghargaan

kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan pelayanan terbaik melalui kegiatan Jambore Nasional Pelayanan Primer 2016. Apresiasi diberikan kepada FKTP dengan angka kontak terbaik, rasio rujukan non spesialistik terbaik, peserta prolanis rutin berkunjung, dan sejumlah kategori khusus lainnya, seperti FKTP dengan inovasi terbaik, dan FKTP dengan inovasi pelayanan kesehatan di daerah terpencil.

Tidak hanya itu, ratusan peserta yang terdiri dari FKTP terpilih hasil jambore di 13 divisi regional ini juga diberikan kompetensi tambahan untuk dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan

bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) – Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Dalam keynote speech Menteri Kesehatan RI yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K), M.Epid, MH.Kes, untuk mewujudkan pemantapan layanan bagi peserta JKN-KIS dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui penerapan paradigma sehat dengan mengutamakan promotif dan preventif.

“Ada 12 indikator keluarga sehat dan untuk mewujudkannya perlu peran serta FKTP. Maka, penghargaan terhadap FKTP dengan pelayanan terbaik ini

merupakan momen strategis dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan terutama di FKTP,” ungkap Sesditjen Yankes dalam acara malam Penghargaan FKTP Terbaik, Jumat (21/10) di Jakarta.

Sesditjen Yankes kemudian menyampaikan bahwa saat ini masih ada tantangan yang dihadapi dalam implementasi JKN-KIS, diantaranya sistem rujukan yang belum berjalan dengan optimal, belum terstandarisasinya mutu pelayanan secara menyeluruh, serta belum meratanya distribusi FKTP dan SDM Kesehatan.

“Maka, Untuk mengatasi hambatan tersebut telah disusun langkah-langkah dalam penguatan layanan Kesehatan, terutama dalam

25

magazine EDISI IV.pdf 25 12/19/2016 4:06:01 PM

Page 27: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

26

magazine EDISI IV.pdf 26 12/19/2016 4:06:02 PM

Page 28: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Akses baik melalui sarana prasarana, alat kesehatan dan SDM kesehatan. Sementara dari sisi mutu, dilakukan melalui akreditasi,” tambahnya.

Sebagai upaya dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan yankes primer, Kementerian Kesehatan juga telah merumuskan beberapa regulasi. Diharapkan semua regulasi tersebut dapat di implementasikan di lapangan dengan harapan meningkatkan standar dan kualitas pelayanan di FKTP. Penguatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan diantaranya melalui Puskesmas sesuai standar Permenkes 75 Tahun 2014, Pelayanan Kesehatan Bergerak (FHC), Pelayanan Darah dalam mendukung Quickwins, FKTP Berprestasi dan Program Keluarga Sehat di Puskesmas.

“Kedepan, Kemenkes juga akan memperkuat fasilitas pelayanan

kesehatan primer di daerah-daerah perbatasan. Diharapkan nantinya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat merata dan berkualitas. Peran semua unsur dalam FKTP menjadi sangat penting untuk mewujudkan ini,” lengkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes juga menyampaikan bahwa salah satu upaya mendorong FKTP memberikan pelayanan yang terbaik yaitu dengan membentuk kemitraan strategis antara BPJS Kesehatan dengan FKTP. Penguatan pelayanan primer memang membutuhkan komitmen bersama.

“FKTP sebagai gate keeper pelayanan kesehatan berperan serta dalam menata sistem rujukan, mengoptimalkan upaya promotif preventif di tengah masyarakat, dan menggeser permintaan pelayanan kesehatan dari FKRTL ke FKTP,” ungkapnya. Mengingat

masih banyaknya penyakit yang sebetulnya dapat ditangani di FKTP. Hasil akhirnya diharapkan mutu pelayanan kesehatan di seluruh tingkat layanan dapat terlaksana dengan baik.

Penghargaan FKTP Terbaik Versi BPJS Kesehatan

Perlu diketahui, malam penghargaan pelayanan primer tahun 2016, dibagi menjadi dua judul, yaitu (1) pemberian apresiasi kepada FKTP dengan inovasi pelayanan dan FKTP Pelaksana IVA Papsmer; dan (2) pemberian penghargaan kepada FKTP Best Performance dan Klub Prolanis Best Performance.

Untuk kategori pertama, FKTP dengan inovasi pelayanan pada daerah terpencil. Apresiasi ini diberikan kepada FKTP yang terletak di daerah terpencil dan perbatasan kepulauan yang memiliki inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan, kepada (a) Puskesmas Pelangan, Kabupaten

27

magazine EDISI IV.pdf 27 12/19/2016 4:06:02 PM

Page 29: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Lombok Barat dari Kantor Cabang Mataram; (b) Puskesmas Mapitara, Kabupaten Sikka dari Kantor Cabang Maumere; dan (c) Puskesmas Rakumpit dari Kantor Cabang Palangkaraya.

Kategori Kedua, FKTP dengan inovasi melalui Poster Informasi Kesehatan yang penilaiannya diberikan atas pooling Peserta Jambore, diberikan kepada : (a) dr. Steven Alrin Monding dari Kantor Cabang Tondano, dengan tema “Lawan Diabetes”; (b) Puskesmas Rantau Pandan, dari Kantor Cabang Muara Bungo, dengan tema “Tua Boleh, Tapi Cerdik” dan (c) Puskesmas Langsa Barat, dari Kantor Cabang Langsa, dengan tema Ayo Bergabung Bersama Prolanis “Hidup Sehat, Hidup Berkualitas”.

Kategori Ketiga, FKTP Pelaksana IVA/Pap Smear dengan pemeriksaan terbanyak dan cakupan terbesar, diberikan kepada : (a) Klinik Kimia Farma Tasikmalaya dari Kantor Cabang Tasikmalaya sebagai Pelaksana Program IVA Terbanyak; (b) Laboratorium Cito Semarang dari Kantor Cabang Semarang sebagai Pelaksana Program Pap Smear Terbanyak; dan (c) dr. Ambar Retnoningsih dari Kantor Cabang Boyolali sebagai kategori cakupan terbesar.

Sedangkan penghargaan kepada

FKTP Best Performance dan Klub Prolanis Best Performance berdasarkan penilaian dari tiga indikator komitmen pelayanan di FKTP, yaitu (1) Angka Kontak; (2) Rasio Rujukan Non Spesialistik; dan (3) Rasio Peserta Prolanis Berkunjung ke FKTP.

Tahapan penilaian FKTP Best Performance dimulai dengan pemilihan FKTP Best Performance pada Jambore Tingkat Divisi Regional yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2016 yang kemudian dilanjutkan dengan penilaian di Tingkat Nasional dengan 3 faktor penilaian, yaitu (1) Data Utilization Review; (2) Hasil Survey Kepuasan Peserta Melalui Walk Trough Audit dan (3) Hasil Kunjungan Langsung ke FKTP oleh Tim Penilai.

Tim penilai melibatkan Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya, Kementerian Kesehatan RI, Organisasi Profesi (PB IDI) serta Perhimpunan Kedokteran antara lain Perkeni dan Persadia.

Penilaian masing-masing indikator komitmen pelayanan mewakili Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan dan Klinik Pertama.

Pada Jambore Nasional 2016 ini, BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada tiga Klub Prolanis Best Performance yang penilaiannya meliputi :

(1) Pelaksanaan Program; (2) Kepengurusan Klub; dan (3) Kegiatan Inovasi.

FKTP Best Performance dengan kategori Angka Kontak, diraih oleh : (1) Puskesmas Puwantu dari Kantor Cabang Kendari; (2) dr. Rudy Ridwan dari Kantor Cabang Pangkal Pinang; dan (3) Klinik Masjid Agung dari Kantor Cabang Tasikmalaya.

FKTP Best Performance dengan kategori Rujukan Kasus Non Spesialistik, diraih oleh : (1) Puskesmas Bendahara dari Kantor Cabang Langsa; (2) dr. Eddy Trisno dari Kantor Cabang Jayapura; dan (3) Klinik dr. Mustakim dari Kantor Cabang Langsa.

FKTP Best Performace dengan kategori Rasio Peserta Prolanis Berkunjung, diraih oleh : (1) Puskesmas Antang dari Kantor Cabang Makassar; (2) dr. Diana Sivora Taroreh, dari Kantor Cabang Tondano; dan (3) Klinik Fanisa dari Kantor Cabang Padang.

Sementara itu, Klub Prolanis Best Performance diraih oleh : (1) Klub Puskesmas Kecamatan Ciracas dari Kantor Cabang Jakarta Timur; (2) Klub Pratama Asri, FKTP Klinik Pratama Asri dari Kantor Cabang Banjarmasin dan (3) Klub Selaras, FKTP dr. Ani Widyastuti dari Kantor Cabang Samarinda.

28

magazine EDISI IV.pdf 28 12/19/2016 4:06:03 PM

Page 30: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Pemenang Pemanfaatan TOGA Tingkat Nasional Tahun 2016

Foto Bersama Komitmen dan Awareness Lintas Sektor

Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional

menyelenggarakan kegiatan malam penyerahan hadiah bagi pemenang Pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) tingkat Nasional Tahun 2016, Senin (14/11). Kegiatan yg diselenggarakan selama tiga hari di Solo Jawa Tengah dihadiri oleh para pemenang dan pendamping dari 12 provinsi.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Hari Kesehatan Nasional yang sebelumnya sudah dilakukan penilaian terhadap 12 provinsi yang mengikuti seleksi, yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Gorontalo, NTT, Lampung, Bangka Belitung, NTB, Riau, Sumatera Selatan, D.I. Yogyakarta,

Maluku Utara, Banten dan Sulawesi Utara.

Pemenang Pemanfaatan TOGA tingkat Nasional Tahun 2016 dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu kategori kawasan kota, kawasan desa serta kawasan daerah tertinggal dan terpencil.

Untuk kategori kawasan kota, pemenang pertama diraih oleh kelompok TOGA Kartini, Serua, kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Untuk pemenang kedua diberikan kepada kelompok asuhan mandiri melati, kelurahan Gunung Ibul, kecamatan Prabumulih Timur, kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Sedangkan pemenang ketiga diraih oleh kelompok Toga Lestari kelurahan Sungai

Daeng, kecamatan Muntok, Bangka Belitung dan pemenang harapan diraih oleh kelompok Toga Enggang Herbal, kelurahan Guntur, Bontang Kalimantan Timur.

Sementara itu pemenang pertama untuk kategori kawasan desa diraih oleh kelompok TOGA Kenanga-Teratai, desa Seresam, kecamatan Seresida, kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Pemenang kedua diraih oleh kelompok TOGA Subur Makmur - Makmur Jaya, desa Tegal Gondo, kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, dan Pemenang ketiga diraih oleh kelompok TOGA Margo Rosa-Suka Maju, desa Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman

29

magazine EDISI IV.pdf 29 12/19/2016 4:06:03 PM

Page 31: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Yogyakarta, sedangkan pemenang harapan jatuh kepada kelompok TOGA Bina Sehat, desa Bongo IV, kecamatan Paguyaman, kabupaten Boalemo, Gorontalo.

Sedangkan untuk kategori kawasan Daerah Tertinggal dan Terpencil, pemenang pertama diraih oleh kelompok asuhan mandiri Matahari, desa Teru-Teru, kecamatan Loloda Utara, Halmahera Utara, Maluku Utara. Pemenang kedua diberikan kepada kelompok TOGA Kunyit, desa Tolombukan, kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Sedangkan untuk Pemenang ketiga jatuh kepada kelompok asuhan mandiri Lestari, desa Sambori, kecamatan Lambitu, Bima, NTB, dan pemenang harapan jatuh kepada kelompok

TOGA Wilgas, desa Motaulun, kecamatan Malaka Barat, Malaka NTT.

Penyerahan hadiah kepada para pemenang dilakukan langsung oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Dra. Meinarwati, Apt, M.Kes dihadapan seluruh peserta. Dalam sambutannya Direktur Yankestrad yang biasa disapa Ibu Mei, mengucapkan selamat kepada para pemenang atas keberhasilan dalam memanfaatkan TOGA bagi kesehatan.

“Kepada Pemerintah Daerah, saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan yang diberikan. Saya juga berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga bermanfaat dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat” ujar Ibu Mei mengakhiri sambutannya.

Para peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di Tawangmangu. Di sana peserta dapat melihat langsung kebun dan taman obat serta pengolahan tanaman obat pasca panen.

Selain ke B2P2TOOT, para peserta juga diajak berkunjung ke pabrik jamu di daerah Wonogiri. Disini peserta diajak berkeliling pabrik dan berdiskusi dengan jajaran manajerial pabrik. Dengan adanya kegiatan ini semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan para peserta dalam membangun TOGA diwilayah masing-masing.

30

magazine EDISI IV.pdf 30 12/19/2016 4:06:05 PM

Page 32: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

EDUKASI CUCI TANGAN DAN BAKTISOSIAL RSUP DR. KARIADI UNTUK ANAK-ANAK SD

Semarang - Sabtu, 8 Oktober 2016 RSUP Dr. Kariadi

mengadakan bakti sosial berupa penyerahan bantuan pembangunan tempat cuci tangan dan kantin sehat di SDN Bandarharjo 02 Semarang.Selain itu dilakukan pula edukasi oleh tim PPI RSUP Dr. Kariadi yaitu cara atau langkah-langkah mencuci tangan yang benar memakai air dan sabun sesuai kaidah yang ditetapkan oleh WHO. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan untuk memberikan langkah nyata dalam memberikan contoh kebiasaan hidup sehat.Disambut oleh ibu walikota Semarang, Krisseptiana, S.H, M.M yang mengapresiasi RSUP Dr. Kariadi dalam membantu dan memberikan langkah nyata kepada masyarakat, bahwa kebersihan dan kesehatan masyarakat harus dimulai dari diri kita sendiri. Kebiasaan cuci tangan harus ditanamkan sejak dini, karena tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang

begitu rentan memiliki risiko menyebarkan berbagai macam bakteri di dalamnya yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Anak-anak bisa saja memegang banyak benda yang kotor setiap harinya. Rasa ingin tahunya dan sifat acuh yang dimiliki anak-anak akan membuatnya menyentuh apapun termasuk kuman penyakit.Anak sekolah asset pembangunan masa depan, perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah merupakan tempat pembelajaran, jika tidak dikelola dengan baik dapat terjadi penularan penyakit. Anak merupakan aset pembangunan masa depan dan merupakan generasi penerus bangsa, untuk itu perlu dijaga, ditingkatkan dan harus dipelihara kesehatannya. Anak usia pra sekolah dan usia sekolah sangat rawan terhadap masalah kesehatan.Menjaga kesehatan tidak

cukup sekedar memilah asupan yang masuk ke perut, tapi juga membiasakan diri menjaga kebersihan tangan untuk mencegah masuknya bibit penyakit.Kebersihan dan kesehatan, keduanya memang memiliki peran yang saling berpengaruh sekaligus melengkapi satu sama lain. Dengan menerapkan perilaku bersih, maka kesehatan pun menjadi efek positif yang dihasilkan.Melalui tema yang diusung dalam peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia ini RSUP Dr. Kariadi mengajak masyarakat untuk menjadikan cuci tangan sebagai kebiasaan rutin, dengan harapan kita harus menyadari betapa pentingnya mencuci tangan pakai sabun untuk meningkatkan derajat kesehatan dan meningkatkan produktivitas masyarakat. (SR-Humas RSUP Dr. Kariadi)

31

magazine EDISI IV.pdf 31 12/19/2016 4:06:07 PM

Page 33: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

OPINIMenderita Gangguan Kejiwaan Bukanlah Akhir SegalanyaPada sebuah pertemuan (kopi

darat) Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bogor beberapa minggu lalu banyak dari antara peserta pertemuan yang menceritakan bagaimana mereka bisa bangkit dan pulih dari gangguan jiwa yang mereka derita. Acara yang digelar secara rutin di RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor ini merupakan suatu bentuk acara kelompok swabantu masyarakat untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam hal kesehatan jiwa. Gangguan kejiwaan adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perubahan pada sikap, pikiran, perilaku dan emosi yang membuat orang yang mengalaminya menjadi terganggu dalam pekerjaan/aktivitas dan relasi sosial dengan orang lain. Gangguan kejiwaan banyak bentuknya, mulai dari yang sangat ringan seperti sulit tidur, sakit kepala, sakit perut yang disebabkan karena adanya masalah/situasi kehidupan yang sulit, sampai pada gangguan kejiwaan yang berat yang disebut skizofrenia, depresi, bipolar, dll yang biasanya ditandai dengan adanya gangguan dalam penilaian realitas dan perubahan mood yang mendadak (mood swing). Setiap gangguan / masalah kejiwaan perlu ditanggapi dengan serius dengan melakukan beberapa langkah di bawah ini :

Identifikasi stresor (pencetus) yang dialami, kadang kita tidak menyadari apa yang menyebabkan terjadinya

perubahan sikap, perasaan, perilaku dan emosi yang kita rasakan, dengan mengetahui/mengidentifikasinya maka akan lebih mudah selanjutnya kita mencari jalan keluar

Lakukan intervensi / penanganan terhadap stresor tersebut, dengan cara mencoba menyelesaikannya, meminta orang lain untuk membantu menyelesaikannya, mengalihkan perhatian kepada hal yang lain dan tidak terlalu fokus pada masalah tersebut.

Mencoba lebih santai dan rileks. Stres akan menimbulkan ketegangan pada otot di beberapa bagian tubuh dan ini yang sering menyebabkan munculnya keluhan seperti sakit kepala, sakit perut, berdebar-debar, nafas cepat dan pendek, kesemutan, dll. Relaksasi akan membantu membuat otot-otot tubuh menjadi lebih santai dan rileks sehingga keluhan-keluhan tadi bisa berkurang dan hilang.

Melakukan aktivitas yang menyenangkan. Memiliki hobi tertentu merupakan cara menghindari stres, olah raga, memasak, berkebun, dll membuat tubuh kita mengeluarkan endorfin yaitu

zat baik bagi tubuh saat kita melakukan aktivitas yang menyenangkan

Berkonsultasi pada profesional di bidang kesehatan jiwa seperti psikiater, dokter umum terlatih, perawat jiwa, psikolog, pekerja sosial yang akan memberikan terapi yang dibutuhkan apabila gangguan/masalah kejiwaan yang dihadapi sulit untuk diselesaikan.

Pada acara KPSI di atas banyak mereka yang mengalami gangguan kejiwaan seperti psikotik, skizofrenia dan bipolar sebelumnya tidak bisa berfungsi dalam pekerjaan dan aktivitas sosial. Tetapi dengan berkonsultasi rutin, minum obat teratur, dukungan keluarga dan masyarakat, sebagian besar bisa pulih, sehat, bebas dari gejala dan yang terpenting mulai produktif kembali di keluarga dan masyarakat.

Kekambuhan menjadi suatu hal yang terpenting dipahami pada mereka yang mengalami gangguan kejiwaan. Ada hal-hal tertentu yang perlu dipahami antara lain yaitu konsultasi yang rutin perlu dilakukan untuk melihat perkembangan dari gejala yang dialami meskipun keadaan sudah lebih baik/sehat. Lakukan pola hidup yang sehat seperti makan makanan yang bergizi, menghindari makanan yang mengandung banyak bumbu penyedap, pengawet dan pewarna, pola tidur yang cukup dan teratur, olah raga yang rutin, cara berpikir yang positif dan rasional, tidak terlalu tertutup bila ada masalah, dan ibadah yang teratur. Apabila hal itu dilakukan dengan baik maka kekambuhan bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti. Kota Bogor memiliki tenaga-tenaga kesehatan yang cukup terlatih dalam mendeteksi dan melakukan penanganan terhadap masalah kesehatan jiwa mulai dari

32

magazine EDISI IV.pdf 32 12/19/2016 4:06:07 PM

Page 34: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

kader sampai pada profesional seperti psikiater. Stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) juga harus dihilangkan karena mereka juga memiliki hak dan kesempatan untuk hidup yang layak setelah sehat dan pulih dari gangguan yang diderita.

Jadi, menderita gangguan kejiwaan bukanlah akhir dari segalanya. Ketekunan dan kedisiplinan dalam

Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater)

Kepala Bidang Medik RS. Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

Untuk melaksanakan Program Indonesia Sehat diperlukan

pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga diperlukan peran pemerintah sebagai regulator atau pembuat kebijakan/peraturan yang dapat memberikan acuan bagi puskesmas puskesmas sebagai

pelaksana program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Program tersebut didukung oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga. Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan untuk (1) meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan

menjalankan terapi, dukungan keluarga dan masyarakat dan semangat untuk mulai beraktivitas akan membuat masa depan bagi para ODGJ bisa tetap cerah. Salam Sehat Jiwa.

kuratif dan rehabilitatif dasar; (2) mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan; (3) mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional; dan (4) mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area prioritas yang meliputi penurunan angka kematian ibu dan bayi; penurunan prevalensi balita pendek (stunting); penanggulangan penyakit menular; dan penanggulangan penyakit tidak menular. Eempat area prioritas ini dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan kewenangannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar, pedoman, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan Kemenkes tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

33

magazine EDISI IV.pdf 33 12/19/2016 4:06:07 PM

Page 35: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Dalam rangka penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga, ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga sebagai berikut : (1) keluarga mengikuti KB; (2) Ibu bersalin di Faskes; (3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; (4) Bayi diberi ASI Ekslusif selama 6 bulan; (5) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan; (6) Penderita TB Paru berobat sesuai standar; (7) Penderita hipertensi berobat teratur; (8) Gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan; (9) Tidak ada anggota keluarga yang merokok; (10) Keluarga memakai air bersih; (11) Keluarga memiliki jamban sehat; (12) Anggota keluarga menjadi peserta JKN.

Pemerintah Daerah dapat menetapkan indikator tambahan, selain 12 indikator utama diatas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerahnya. Melalui 12 Indikator Keluarga Sehat, dilakukan penghitungan Indeks

Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Melalui nilai IKS, keluarga dapat dikategorikan kedalam 3 kategori, yaitu : keluarga sehat bila nilai IKS > 0,800, keluarga pra sehat bila nilai IKS 0,500 – 0,800 dan keluarga tidak sehat < 0,500. Selain dapat menggambarkan IKS tingkat keluarga, nilai ini juga dapat menggambarkan IKS kondisi suatu wilayah secara berjenjang, seperti IKS tingkat RT, tingkat RW, tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi dan tingkat Nasional.

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan oleh Puskesmas. Hal tersebut dilaksanakan untuk memperkuat fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Puskesmas dapat mengenali masalah-masalah kesehatan yang dihadapi setiap keluarga secara lebih menyeluruh (holistik). Individu anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan faktor-faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas.

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas dilakukan melalui kegiatan melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga; membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas; menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana Puskesmas; melaksanakan kunjungan

rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif; melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) melalui pendekatan siklus hidup; dan melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas. Kegiatan ini diintegrasikan ke dalam langkah-langkah penguatan manajemen Puskesmas.

Sementara itu, untuk pembiayaan penyelenggaraan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga dibebankan pada Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD), Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN), dan dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pembinaan dan pengawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dan mencapai tujuan program Indonesia sehat. Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui (a) advokasi dan sosialisasi; (b) pendidikan dan pelatihan; dan (c) pemantauan dan evaluasi.

Konsep Pendekatan keluarga Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pelaksanaan program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Keluarga memiliki lima fungsi, yaitu: (1) Fungsi afektif (The Affective

34

magazine EDISI IV.pdf 34 12/19/2016 4:06:07 PM

Page 36: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. (2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. (3) Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. (4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar memenuhi kebutuhan keluarga.

(5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Tugas tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah mengenal gangguan

perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya; mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat; memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit; mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya; dan mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut (1) Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya. (2) Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. (3) Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung. (4) Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga (family folder). Dengan demikian, pelaksanaan upaya Perkesmas harus diintengrasikan ke

dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau keluarga, Puskesmas tidak hanya mengandalkan UKBM yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif.

Puskesmas akan dapat mengenali masalah-masalah kesehatan dan PHBS yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik) melalui kunjungan keluarga dirumah. Anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas. Untuk itu, diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas memiliki Tim Pembina Keluarga.

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh Puskesmas yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut (1) Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar. (2) Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) kabupaten/kota dan provinsi, melalui peningkatan

35

magazine EDISI IV.pdf 35 12/19/2016 4:06:08 PM

Page 37: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

akses dan skrining kesehatan. (3) Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN. (4) Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Keluarga sebagai Fokus Pemberdayaan Inti dari pengembangan desa dan kelurahan adalah memberdayakan keluarga-keluarga agar mampu mempraktikkan PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Penerapan PHBS dapat dipraktikan dalam segala bidang, yaitu (1) Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit serta Penyehatan Lingkungan harus mempraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan, dan lain-lain. (2) Bidang Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana harus mempraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan memantau perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar lengkap kepada bayi, menjadi aseptor keluarga berencana, dan lain-lain. (3) Bidang Gizi dan Farmasi harus mempraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum TTD selama hamil, memberi bayi ASI eksklusif, dan lain-lain. (4) Bidang Pemeliharaan Kesehatan harus mempraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan

atau memanfaatkan UKBM, memanfaatkan Puskesmas dan sarana kesehatan lain, dan lain-lain. Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Pedoman umum ini menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan keluarga melalui pengembangan PHBS tatanan rumah tangga. Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif itu tidak lain bertujuan untuk terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat. Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan UKP tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja, Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan yang dilakukan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai Kecamatan Sehat. Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan serta pembinaan desa dan kelurahan. Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan keluarga keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS), sedangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan akan menghasilkan peran serta masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu, Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain. Kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah berwawasan kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah sehat, pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang diukur dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS),

dan masyarakat sehat yang diukur dengan Indikator Masyarakat Sehat (IMS). Kesemua upaya Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada terciptanya Kecamatan Sehat.Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam Renstra disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut. Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga. Pemberian pelayanan kesehatan pada individu harus dilihat dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarganya.

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Dalam melaksanakan kedua belas indikator utama indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga, sedangkan keadaan masing masing indikator mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

Pelaksanaan pendekatan keluarga ini memiliki tiga hal yang harus diadakan atau dikembangkan, yaitu (1) Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga. (2) Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga. (3) Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.

36

magazine EDISI IV.pdf 36 12/19/2016 4:06:08 PM

Page 38: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut ; Pertama, Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan, seperti mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) dan perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembanganbalita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

Kedua, Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya, misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain. Forum komunikasi yang digunakan

untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum berikut (1) Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas; (2) Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasawisma dari PKK; (3) Kesempatan konseling di UKBM-UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain); dan (4) Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut (1) Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, Posbindu, Poskestren, PKK, dan lain-lain; (2) Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

Pendekatan Keluarga sebagai Kunci Keberhasilan Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pendekatan keluarga mutlak harus dilakukan untuk melengkapi dan memperkuat pemberdayaan masyarakat. Data Riskesdas menunjukkan hal itu. Sebagai contoh berikut ini disajikan bukti tentang pentingnya pendekatan keluarga dalam penanggulangan stunting dan pengendalian penyakit tidak menular. Pertama, Pendekatan Keluarga dalam

Penanggulangan Stunting Riskesdas tahun 2013 menemukan bahwa proporsi bayi yang lahir stunting (panjang badan <48 cm) adalah sebesar 20,2%, sementara pada kelompok balita terdapat 37,2% yang menderita stunting. Ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan dari saat lahir ke balita, terjadi pertumbuhan yang melambat, sehingga proporsi stunting justru bertambah. Penanggulangan stunting harus dilakukan deteksi dan intervensi sedini mungkin dengan melakukan pemantauan pertumbuhan secara ketat, melalui penimbangan bayi/balita di Posyandu setiap bulan. Data Riskesdas ternyata menunjukkan bahwa proporsi balita yang tidak pernah ditimbang selama 6 bulan terakhir cenderung meningkat, yaitu dari 25,5% pada tahun 2007 menjadi 34,3% pada tahun 2013. Ada sepertiga jumlah bayi balita yang tidak terpantau, jika kita hanya mengandalkan Posyandu. Oleh karena itu, mereka yang tidak datang ke Posyandu harus dikunjungi ke rumahnya. Pendekatan keluarga mutlak harus dilakukan, bila kita ingin deteksi dini stunting terlaksana dengan baik.

Kedua, Pendekatan Keluarga dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular Salah satu penyakit tidak menular yang cukup penting adalah hipertensi (tekanan darah tinggi). Prevalensi hipertensi pada orang dewasa menurut Riskesdas tahun 2013 adalah 25,8% atau sama dengan 42,1 juta jiwa. Dari sejumlah itu baru 36,8% yang telah kontak dengan petugas kesehatan, sementara sisanya sekitar 2/3 tidak tahu kalau dirinya menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa bila tidak menggunakan pendekatan keluarga, 2/3 bagian atau sekitar 28 juta penderita hipertensi tidak akan tertangani. Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa pendekatan keluarga mutlak harus dilakukan bila kita ingin pengendalian penyakit hipertensi berhasil.

37

magazine EDISI IV.pdf 37 12/19/2016 4:06:08 PM

Page 39: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

MEDIA INFOMengintip Aktivitas Nusantara Sehat Basidondo Batch 4

Sudah sebulan ini, Nusantara Sehat Basidondo melaksanakan tugas rutin di wilayahnya. Semangat pejuang kesehatan ini tidak akan pernah lelah oleh waktu, karena kesibukannya untuk memperjuangkan misi kesehatan primer yang harus menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Seperti apa, aktivitas pada bulan pertama penempatan Nusantara Sehat Basidondo, berikut penjelasannya. Penyambutan hangat dan penyerahan tim Nusantara Sehat diadakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Penyerahan tim secara simbolis dari Pembina tim NS ibu Akas Yekti Angembani dan Bapak Budi Maulana ke pihak yang mewakili Dinas Provinsi, dr. Jumriana (19/10). Keesok harinya, penyambutan dan penyerahan tim NS di tingkat Kabupaten dihadiri oleh Wakil Bupati, Kepala Dinas Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten. Dilanjutkan dengan penyambutan di Puskesmas dan lintas sektor. Penyerahan tim NS, dari Dinas Kabupaten ke Kepala Puskesmas diwakili oleh Bapak Anjasmara dari Dinas Kabupaten Toil-Toli.Tanggal 22 Oktober, atas instruksi Kepala Puskesmas, tim NS dianjurkan untuk mulai aktif bekerja pada hari senin, 24 Oktober. Sehingga hari luang sebelum aktif bekerja dimanfaatkan untuk orientasi puskesmas, seperti adaptasi, perkenalan lanjutan dengan staf puskesmas dan survey sarana dan prasarana, serta dokumentasi awal

kondisi fisik puskesmas. Pada hari pertama bekerja, tim NS melakukan kegiatan rutin posyandu di puskesmas yang diadakan 5x setiap bulan. Dengan kegiatan, yaitu melakukan kelas ibu hamil tentang tanda dan bahaya pada kehamilan, kemudian melakukan pengambilan data rumah sehat di wilayah kerja puskesmas. Diikutsertakannya tim NS dalam kegiatan pendataan tersebut, sekaligus menjadi ajang untuk survey masyarakat di wilayah kerja puskesmas bagi tim NS.Selanjutnya, tanggal 25 Oktober, tim NS melakukan pembersihan di ruangan KIA dan penataan ulang di poli gigi, laboratorium dan apotek.

Kehadiran tim NS di Puskesmas Basidondo sekaligus menambah sumber daya yang ada di Puskesmas. Minggu awal aktif di puskesmas dimanfaatkan untuk pembersihan, penataan ruangan dan pemanfaatan ruangan untuk persiapan mulai aktif bekerja. Beberapa ruangan tidak difungsikan dengan baik, karena tidak adanya tenaga seperti ruangan laboratorium. Penataan ulang ruangan dilakukan di apotek. Susunan obat dirapikan dan diatur dengan urutan abjad. Poli gigi yang awalnya tidak mempunyai ruangan memanfaatkan gudang yang awalnya hanya dipakai untuk meletakkan barang-barang yang tidak digunakan.

38

magazine EDISI IV.pdf 38 12/19/2016 4:06:08 PM

Page 40: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Kegiatan dilanjutkan tanggal 29 Oktober, tim NS melakukan sosialisasi di balai desa. Kedatangan tim NS disambut hangat dari Camat Basidondo. Sehingga pada saat salah seorang anggota DPRD Provinsi, Bpk Hasan Patongai, SH mengadakan pertemuan dengan warga, tim NS di undang langsung dan diperkenalkan dengan toga, toma dan masyarakat di kantor desa. Tim NS kembali melanjutkan kegiatan rutin di Puskesmas, seperti kegiatan lokakarya mini bulanan puskesmas, pelayanan di puskesmas yang jumlahnya makin bertambah dan kelas ibu hamil yang merupakan salah satu kegiatan rutin dilakukan oleh puskesmas. Kelas tersebut dihadiri oleh 5 – 10 orang ibu hamil dan 2 bidan. Pemateri pada kelas ibu hamil ini merupakan kolaborasi bidan dari tim NS dan bidan puskesmas (31/10).

39

magazine EDISI IV.pdf 39 12/19/2016 4:06:08 PM

Page 41: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Pada awal bulan November, tim NS melakukan survey lokasi ke desa-desa dan sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Basidondo. Dilanjutkan tanggal 2 November, persiapan kegiatan prolanis merupakan program kegiatan dari pihak BPJS untuk penanggulangan penyakit kronis. Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan dan senam. Sebelum kehadiran tim NS kegiatan ini belum pernah diaktifkan, karena terkendala sumber daya. Dengan hadirnya

tim NS kegiatan prolanis mulai dipersiapkan untuk menjadi kegiatan rutin. Persiapan dilakukan mulai dari advokasi ke pihak BPJS, latihan senam dan sosialisasi ke warga. Berlanjut aktivitas keesok harinya, tim NS melaksanakan kegiatan Senam Kesehatan Jasmani (SKJ) di Puskesmas, kegiatan senam sudah lama tidak dilaksanakan di Puskesmas dan mulai akan diaktifkan kembali dengan hadirnya tim NS. Tanggal 07 November, tim NS melakukan

40

magazine EDISI IV.pdf 40 12/19/2016 4:06:09 PM

Page 42: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

kegiatan posyandu dan pengobatan di desa Sibaluton Dusun I.Tim NS juga aktif memeriahkan peringatan Hari Kesehatan Nasional, terhitung sejak tanggal 08 sampai dengan 13 November. Kegiatan HKN tingkat Provinsi diadakan di kota Tolitoli. Berbagai rangkaian kegiatan

diadakan untuk memperingati HKN, diantaranya jalan santai, pembuatan stand pameran, pertandingan olahraga dll. Dalam pembuatan stand pameran Dinkes Kabupaten Tolitoli berkolaborasi dengan tim NS batch 4 dan batch 2.Selanjutnya, tanggal 14 November,

41

magazine EDISI IV.pdf 41 12/19/2016 4:06:09 PM

Page 43: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

tim NS melakukan pengambilan data kependudukan di kecamatan untuk keperluan laporan awal, sekaligus perkenalan tim NS dengan staf Kecamatan. Aktivitas dilanjutkan dengan melakukan survey jamban, karena kebiasaan penduduk BAB di sungai menjadi salah satu masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas Basidondo. Survey Jamban dilakukan tim NS untuk melihat kondisi perumahan warga, jamban yang dimiliki serta kendala yang dihadapi warga untuk membuat jamban. Tanggal 15 November, pengambilan data kependudukan di kantor desa dilakukan untuk melengkapi data yang belum lengkap dari kecamatan. Hari selanjutnya, tim NS melakukan kegiatan posyandu, pemeriksaan gula darah, asam urat dan pengobatan di desa Sibaluton dusun Pangadopan. Kemudian, tanggal 17 November, tim NS mengadakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SDN Basi, sekaligus dilakukan survey penanggung jawab Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk persiapan pengaktifan UKS yang selama ini belum pernah diaktifkan oleh pihak Puskesmas.Kegiatan prolanis dilanjutkan tanggal 18 November. Prolanis yaitu senam sehat dan penyuluhan tentang diabetes millitus dirangkai dengan pemeriksaan gula darah dan pengobatan di dusun 1 desa Sibaluton. Kemudian, menyusun RKA BOK tahun anggaran 2017 melibatkan tim NS dan tim puskesmas. Sampai sudah pada penghujung bulan pertama aktivitas tim NS dilakukan di Posyandu, melalui imunisasi balita, pengobatan dan pemeriksaan ibu hamil.

Penjelasan singkat aktivitas tim NS ini, memberikan gambaran bahwa menjadi tim NS adalah tugas berat, namun menjadi ringan bila terdapat kebersamaan, gotong royong dan dukungan dari Dinas Kesehatan maupun lintas sektor. Perlu diketahui, tim NS batch IV

sebanyak 297 orang tenaga Nusantara Sehat, terdiri dari 96 laki-laki dan 201 perempuan yang ditempatkan di 46 Puskesmas tersebar di 16 Provinsi 25 Kabupaten. Peserta NS batch 4 terdiri dari tenaga medis (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) dan tenaga kesehatan lainnya (Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Ahli Teknologi Laboratorium Medik,  Ahli Gizi dan Kefarmasian) yang akan mengabdi selama 2 tahun di daerah perbatasan terpencil, dan kepulauan (DPTK).

42

magazine EDISI IV.pdf 42 12/19/2016 4:06:09 PM

Page 44: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

43

magazine EDISI IV.pdf 43 12/19/2016 4:06:10 PM

Page 45: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

Saat ini pemberdayaan Puskesmas terus mengalami

peningkatan, terutama dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan

pertama dengan mengutamakan

Puskesmas bertanggung jawab atas satu wilayah administrasi pemerintahan, yakni Kecamatan atau bagian dari Kecamatan. Puskesmas memiliki dua fungsi, yaitu (1) penyelenggaraan

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat; (2)

pertama, yakni kegiatan dan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan. Fungsi UKM dan UKP harus seimbang, agar upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Upaya Kesehatan Perorangan saja dengan program JKN yang

belum cukup untuk mengangkat derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, diperlukan berbagai

Bagaimana Cara Kerja Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga?

dengan pendekatan keluarga. Yang diperkuat dengan adanya, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas

pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya. Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara

memanfaatkan data dan informasi

(Prokesga).

mengandalkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang selama ini dilakukan, melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga dalam menjangkau keluarga. Pendekatan keluarga

ada, tetapi justru memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakah masih kurang

mengenali masalah-masalah kesehatan yang dihadapi keluarga

dengan mengunjungi keluarga di rumahnya. Anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian

memanfaatkan UKBM yang ada dan pelayanan Puskesmas.

untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang sehat dan faktor-faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan petugas kesehatan Puskesmas. Pelaksanaan pendekatan keluarga di Puskesmas mencakupi langkah-langkah sebagai berikut, yaitu (a) Pendataan kesehatan keluarga menggunakan formulir Prokesga oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu Kader Kesehatan); (b) Pembuatan dan pengelolaan pangkalan data Puskesmas serta pengolahan data oleh tenaga pengelola data Puskesmas; (c)

masalah kesehatan dan penyusunan rencana puskesmas oleh Tim Manajemen Puskesmas; (d) Pelaksanaan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina Keluarga; (e) Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dan pembinaan UKBM; (f) Pelaksanaan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) oleh tenaga kesehatan Puskesmas. Dengan demikian, pelaksanaan pendekatan keluarga di Puskesmas

44

magazine EDISI IV.pdf 44 12/19/2016 4:06:10 PM

Page 46: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

akan memperkuat manajemen Puskesmas. Manajemen Puskesmas mengintegrasikan seluruh manajemen yang ada (program/pelayanan kesehatan, sumber daya, pemberdayaan masyarakat, sarana dan prasarana, sistem informasi Puskesmas dan mutu) dalam menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerjanya. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dimulai dengan integrasi ke dalam Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan. Integrasi ini dapat sendirinya akan mendorong manajemen aspek-aspek lain untuk mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan Puskesmas

tahapan, yaitu Perencanaan (P1), Penggerakan-Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3). Perencanaan (P1) adalah tahap menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang didasari oleh fakta dan data. Penggerakan-Pelaksanaan (P2) adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK dan mendorong pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala. Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3) adalah tahap memantau perkembangan

pencapaian (yang juga dilakukan melalui lokmin berkala), melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan dan menilai pencapaian kegiatan pada pertengahan dan akhir tahun. Penguatan manajemen Puskesmas melalui pendekatan keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1, tahap P2 maupun tahap P3. Perencanaan (P1) akan diperkuat dengan bertambahnya data seluruh keluarga di wilayah kerja Puskesmas yang berasal dari Prokesga. Penggerakan-Pelaksanaan (P2) akan diperkuat karena Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga-keluarga (masyarakat). Pelayanan tersebut bukan hanya

siklus hidup manusia, karena

anggota keluarga. Lokakarya mini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kegiatan-kegiatan

meningkatkan koordinasi lintas program dan kerjasama lintas sektor. Lokakarya mini dapat juga dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan-kegiatan

penilaian secara tepat. Penilaian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan

antar Puskesmas. Puskesmas Lakukan Persiapan ManajemenPelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga oleh Puskesmas akan berjalan dengan baik, bila dilaksanakan langkah-langkah

Sosialisasi; (b) Pengorganisasian; (c) Pembiayaan dan (d) Persiapan Pendataan.Sosialisasi Keberhasilan pendekatan keluarga oleh Puskesmas dalam rangka Program Indonesia Sehat memerlukan pemahaman dan komitmen yang kuat dari seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas. Puskesmas perlu melakukan sosialisasi tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga secara terencana dan tepat sasaran. Sosialisasi penguatan puskesmas dengan pendekatan keluarga dilaksanakan pada dua bagian, yaitu sosialisasi internal dan sosialisasi eksternal. Sosialisasi internal, pendekatan keluarga bukan hanya tugas pekerjaan dari para Pembina Keluarga. Masalah kesehatan yang dijumpai di keluarga, bantuan teknis profesional yang diperlukan dalam pemecahannya merupakan tanggung jawab para petugas profesional di Puskesmas, termasuk masalah-masalah kesehatan serupa

45

magazine EDISI IV.pdf 45 12/19/2016 4:06:10 PM

Page 47: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

yang ditemukan pada saat Puskesmas menyelenggarakan pengorganisasian masyarakat. Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendekatan keluarga di Puskesmas wajib mensosialisasikan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga kepada semua tenaga kesehatan di Puskesmas, termasuk yang ada

Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), bidan di desa, dll. Sosialisasi pertama dapat memanfaatkan forum lokmin bulan ke-1, sedangkan sosialisasi selanjutnya dapat menggunakan rapat-rapat khusus yang bersifat teknis. Kepala Puskesmas menjadi narasumber bagi petugas puskesmas, secara formal dan informal melalui komunikasi pribadi. Sosialisasi Eksternal, Petugas Puskesmas perlu melakukan sosialisasi tentang pendekatan keluarga kepada Camat, Ketua RT/RW, Lurah/Kepala Desa, ketua-ketua organisasi kemasyarakatan,

masyarakat agar pelaksanaan pendekatan keluarga mendapat dukungan dari masyarakat. a. Sosialisasi di Kantor

Kecamatan Camat adalah pengambil keputusan pertama yang harus menjadi sasaran sosialisasi di luar Puskesmas. Kepala Puskesmas meminta waktu khusus untuk menghadap Camat guna mensosialisasikan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga kepada Camat. Sosialisasi kepada

ceramah, tetapi lebih berupa

Puskesmas menyiapkan bahan

baik (termasuk data dan alat peraga yang diperlukan), disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh Camat.

selesai dalam sekali temu-muka, sehingga Kepala Puskesmas dapat merancang sosialisasi berkelanjutan kepada Camat.

Kepala Puskesmas mengajukan permintaan untuk diadakannya sosialisasi kepada para pejabat di kantor kecamatan, setelah dilakukan sosialisasi dan pemahaman Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga kepada Camat. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Camat dan sekaligus menjadi pembicara. Kepala Puskesmas sebagai pendamping untuk menambah informasi yang disampaikan oleh Camat.

b. Sosialisasi untuk Lintas Sektor Tingkat Kecamatan Peserta dari sosialisasi

kecamatan adalah para pejabat lintas sektor di

untuk pejabat-pejabat lintas

bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan komitmen

kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas. Sebagaimana pada sosialisasi ke pejabat-pejabat kantor kecamatan, dalam sosialisasi diupayakan agar Camatlah yang mengundang dan

membuka pertemuan, tetapi berperan sebagai

sosialisasi sampai selesai. Hal

menciptakan pemahaman bahwa pendekatan keluarga bukan hanya urusan sektor kesehatan. Sosialisasi juga berguna untuk menaikkan kredibilitas pendekatan keluarga oleh Puskesmas sebagai bagian dari arus utama (mainstream).

c. Sosialisasi untuk Unsur-Unsur Masyarakat Peserta dari sosialisasi untuk unsur-unsur masyarakat mencakup para Ketua RT/RW, Lurah/Kepala Desa, ketua-ketua organisasi

PKK dan pemuka-pemuka masyarakat. Sebagaimana pada sosialisasi untuk lintas sektor, sosialisasi pun sebaiknya Camat ikut

Sosialisasi ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman dari unsur-unsur masyarakat, sehingga muncul komitmen untuk membantu pelaksanaannya.

Pengaturan Tugas

46

magazine EDISI IV.pdf 46 12/19/2016 4:06:11 PM

Page 48: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

TerintegrasiPengaturan tugas terintegrasi dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diharapkan

kecamatan dengan kedua jenis sosialisasi tersebut. Pengaturan

formal, melainkan dapat berupa jejaring koordinasi dan kerjasama antara internal Puskesmas dengan pihak-pihak eksternal yang diharapkan mendukungnya. Pengaturan tugas yang terintegrasi dapat digambarkan secara

Pembiayaan Pelaksanaan pendekatan keluarga ini dapat dibiayai dari beberapa sumber pembiayaan, diantaranya adalah pertama, Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD). Kedua, Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN),

dana alokasi khusus, dana dari pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional, dan alokasi dana desa.

Persiapan Pendataan

kegiatan-kegiatan, sebagai berikut;

jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas berkoordinasi dengan kelurahan, kecamatan serta data kependudukan dan catatan sipil. (2) Menyiapkan instrumen pendataan. Instrumen yang perlu disiapkan dalam proses pengumpulan data kesehatan keluarga adalah (a) formulir Prokesga yang dapat berbentuk

cetak atau elektronik. Instrumen ini merupakan sarana untuk merekam dan menyimpan data-data, sebagai berikut pertama, data anggota keluarga, berupa umur, jenis kelamin, status

pendidikan dan jenis pekerjaan; kedua, data kesehatan keluarga terkait penyakit hipertensi, tuberkulosis dan gangguan jiwa; ke aanggota keluarga terkait merokok,

pertumbuhan dan perkembangan balita, memberikan ASI eksklusif, buang air besar dan penggunaan air bersih; dan keempat, data lingkungan rumah (sarana air bersih dan jamban sehat). (b) Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga) yang berupa

keluarga yang dikunjungi sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Flyer yang dimaksud

Berencana (KB), Pemeriksaan Kehamilan, Imunisasi, Asi Ekslusif, Penimbangan Balita, Tuberkulosis, Hipertensi, Kesehatan Jiwa, Bahaya Merokok, Sarana Air Bersih, Jamban Sehat dan Jaminan Kesehatan Nasional. (3) Melakukan pembagian wilayah binaan. Puskesmas harus membagi wilayah kerjanya menjadi beberapa wilayah binaan berdasarkan desa yang disesuaikan dengan luas wilayah, jumlah keluarga, jumlah tenaga

suatu wilayah binaan memiliki seorang penanggung jawab

wilayah yang disebut Pembina Keluarga.(4) Menetapkan Pembina

kesehatan Puskesmas dapat diajukan sebagai Pembina Keluarga yang bertanggung jawab mengumpulkan data kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah binaannya, melakukan koordinasi

permasalahan keluarga di wilayah binaannya, serta melakukan pemantauan kesehatan keluarga. Pembina keluarga harus memahami secara makro dan menyeluruh tentang kesehatan.

perlu dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas dapat menjalin

yang sudah berpengalaman atau dianggap mampu melakukan

menyusunnya ke dalam bentuk database keluarga, misalnya lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan. Kerjasama dapat dilakukan dengan pegawai kelurahan/desa, pengurus RT/RW atau Tim Penggerak PKK Setempat. Keuntungan dari kerjasama ini adalah terbangun rasa memiliki karena mereka (pengurus RT/RW atau TP PKK) juga bertugas melakukan pembinaan. Hal

adalah bahwa Puskesmas tetap harus melakukan bimbingan dan pemantauan selama pengumpulan data dan pembuatan database, karena tenaga pendata tersebut

47

magazine EDISI IV.pdf 47 12/19/2016 4:06:11 PM

Page 49: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

RS Marzoeki Mahdi Bogor

RSUP Fatmawati Jakarta

48

magazine EDISI IV.pdf 48 12/19/2016 4:06:12 PM

Page 50: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit

FOTO BERITA

49

magazine EDISI IV.pdf 49 12/19/2016 4:06:15 PM

Page 51: Hari Kesehatan Nasional ke-52 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 4 Tahun 2016.pdf · mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit