Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf
-
Upload
muhammad-agus-salim -
Category
Documents
-
view
142 -
download
3
Transcript of Handoko. Shiera Relita_H2008.pdf
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR
Oleh
SHIERA RELITA HANDOKO
H24103904
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
Shiera Relita Handoko. H24103904. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan
Raya, Bogor. Di bawah bimbingan Budi Purwanto.
Informasi merupakan kebutuhan penting sebagian masyarakat modern. Peran
media massa sangat penting untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat
yang membutuhkan. Media massa dapat dibagi menjadi media elektronik dan
media cetak. Surat kabar sebagai salah satu media cetak yang dimanfaatkan
masyarakat untuk memperoleh informasi, memiliki keunggulan dapat langsung
dibaca isi beritanya (informasi) pada berbagai tempat. Menyadari bahwa surat
kabar lokal juga berperan penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, maka tahun
2005, PT Trieka Visitama menerbitkan Harian Pakuan Raya yang merupakan
satu-satunya koran independen di Bogor yang ditujukan bagi masyarakat Bogor
dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana PT Trieka Visitama
menentukan segmen pasar yang akan dibidik untuk membentuk citra perusahaan,
mengetahui penerapan bauran pemasaran perusahaan, faktor-faktor lingkungan
internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran perusahaan, dan alternatif
strategi pemasaran yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi STP
(Segmentation, Targeting and Positioning) dan bauran pemasaran PT Trieka
Visitama, mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan,
serta mendapatkan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka
Visitama dalam mengembangkan Harian Pakuan Raya.
Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Mei 2008. Dalam penelitian ini
dievaluasi visi dan misi perusahaan dengan mengidentifikasi strategi STP dan
bauran pemasaran yang diimplementasikan dalam lingkungan perusahaan, yaitu
lingkungan internal dan eksternal. Metode pada penelitian ini menggunakan
matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Faktor internal dan eksternal perusahaan
diidentifikasi dengan melakukan pembobotan pada masing-masing faktor. Dari
hasil identifikasi, didapat enam kekuatan dan lima kelemahan, serta enam peluang
dan lima ancaman. Kekuatan utama Harian Pakuan Raya adalah konsep
pemberitaannya yang konsisten dengan nilai 0,420 sedangkan kelemahannya
masyarakat belum begitu mengenal Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,244.
Peluang utama perusahaan ini adalah tingginya kebutuhan informasi lokal dan
ancaman terbesar adalah media elektronik dengan nilai 0,285. Skor total matriks
IFE sebesar 2,742 dan matriks EFE 2,632. Dalam matriks IE, posisi perusahaan
terletak pada sel V, yaitu pertahankan dan pelihara (hold and maintain), sehingga
strategi yang dapat dikembangkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan
produk. Alternatif strategi pemasaran berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman perusahaan adalah memanfaatkan besarnya pangsa pasar untuk
memperluas jaringan distribusi, memaksimalkan SDM untuk mengantisipasi
persaingan, mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha menarik
pelanggan baru. Berdasarkan hal tersebut, saran bagi perusahaan adalah
meningkatkan promosi agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal dan meningkatkan
efektifitas penjualan serta memaksimalkan SDM yang ada untuk mengurangi retur
penjualan yang masih tinggi.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SHIERA RELITA HANDOKO
H24103904
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
HARIAN PAKUAN RAYA, BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Shiera Relita Handoko
H24103904
Menyetujui, Mei 2008
Ir. Budi Purwanto, ME
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir.Jono M.Munandar,M.sc
Ketua Departemen
Tanggal ujian: 27 Mei 2008 Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Shiera Relita Handoko, dilahirkan di Reading (England)
pada tanggal 29 Juli 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Dr. Ir.
Handoko, M.Sc. dan Ir. Novia Handoko.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Albion Primary School, Australia
pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1991, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2
Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 dan
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Bogor pada tahun
2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul
”Analisis Strategi Pemasaran Harian Pakuan Raya, Bogor” dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat
sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Skripsi ini membahas mengenai pentingnya informasi dalam kehidupan
masyarakat saat ini. Media massa merupakan sarana yang menyediakan informasi.
Salah satu media massa yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi
adalah surat kabar. Surat kabar terdiri dari surat kabar nasional dan lokal. Dalam
penelitian ini, penulis memilih surat kabar lokal Bogor Harian Pakuan Raya yang
merupakan produk dari Trieka Visitama sebagai objek penelitian, karena sebagai
surat kabar independen, Harian Pakuan Raya cukup berani muncul diantara
persaingan surat kabar yang begitu ketat, sehingga peneliti tertarik untuk
menganalisis strategi pemasarannya dengan mengidentifikasi faktor lingkungan
internal dan eksternal perusahaan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini, yaitu :
1. Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi, saran dan
pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
2. Farida Ratnadewi, SE, MM dan M. Najib, S.Tp, MM selaku dosen penguji
yang telah memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak R. Arindra selaku pemimpin umum perusahaan yang telah bersedia
membantu peneliti memperoleh informasi dan data.
4. Bapak David Rizar Nugroho selaku pemimpin redaksi dan Ibu Rosa selaku
Manajer Pemasaran PT Trieka Visitama yang telah banyak membantu penulis
dalam pengumpulan data skripsi ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang selalu mendukung penulis sejak skripsi ini dibuat, yaitu :
1. Mami, dadi dan Ei tersayang atas segala dukungan yang selalu diberikan pada
penulis, semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kesempatan
untuk senantiasa membahagiakan mereka.
1. Seluruh keluarga besar Emza serta keluarga besar Soerani yang tidak dapat
disebutkan satu per satu atas segala dukungan dan doa.
2. Rhendie Arindra, atas segala bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang dan
kesetiaan yang diberikan kepada penulis. Don’t know how if i don’t have you.
3. Citra Arum Purdiarini, yang selalu ada saat penulis susah dan senang. You are
my best friend ever serta Hilman Ramadhan yang juga selalu bersedia
membantu penulis.
4. Tyas dan Yudi, yang telah membantu dalam banyak hal. Other Blehems (Nie,
Vitha, Ia, Nene, Eka, Sefi) miss you all.
5. Ikhwan dan Ajenk yang selalu memberikan keceriaan dan semangat bagi
penulis.
6. Om Eri dan Tante Popi atas dukungan dan doa-doa yang telah diberikan.
7. Teman-teman satu bimbingan, Anggie, Mimir, Kiki, Ika dan Leo atas
kerjasama selama bimbingan dan konsultasi skripsi. Don’t give up guys!
8. Gala, Notie, Dase, Andre, Betet, Oo, Kw, Acil, Nitnut, Meri, Dine, Gitri,
Mitha, Icu, Ama dan semua teman-teman Manajemen 40 dan 41.
9. Mba Odah yang selalu sabar menghadapi keinginan penulis dalam segala hal.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Bogor, Mei 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………....viii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah ..…………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 4
1.4 Kegunaan Penelitian ……………………………………………... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………….. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………. 6
2.1 Media Massa ……………………………………………………... 6
2.2 Surat Kabar ………………………………………...…………….. 6
2.3 Berita …………………………………………………………….. 9
2.4 Pemasaran Surat Kabar ………………………………………..... 10
2.5 Strategi Pemasaran Surat Kabar …………………………………10
2.6 Lingkungan Perusahaan Surat Kabar ……………………...……. 12
2.6.1 Lingkungan Internal bagi Perusahaan Surat Kabar ……...12
2.6.2 Lingkungan Eksternal bagi Surat Kabar ………………... 16
2.7 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu …………………………….18
III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………..... 21
3.1 Kerangka Pemikiran …………………………………………..... 21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ………………………………………...... 24
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data …………………………. 24
3.4.1 Analisis Lingkungan Perusahaan ……………………...... 24
3.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
(IFE-EFE) ………………………………………………. 25
3.4.3 Matriks Internal Eksternal ……………………………… 27
3.4.4 Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats (SWOT) ………………………………………... 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………… 30
4.1 Gambaran Umum Perusahaan …………………………………... 30
4.1.1 Sejarah Perusahaan ……………………………………... 30
4.1.2 Visi dan Misi Persahaan …………………………………31
4.1.3 Struktur Organisasi ……………………………………... 31
4.1.4 Lingkungan Internal Perusahaan ...................................... 34
4.1.4.1. Pemasaran .......................................................... 34
4.1.4.2 Produksi ............................................................. 40
4.1.4.3 Sumber Daya Keuangan .................................... 43
4.1.4.4 Sumber Daya Manusia ...................................... 44
4.1.5 Lingkungan Eksternal Perusahaan ……………………… 47
4.1.5.1. Lingkungan Mikro ……………………………. 47
4.1.5.2 Lingkungan Makro …………………………… 49
4.1.5.3 Lingkungan Industri ………………………….. 51
4.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan ................................. 55
4.2.1 Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan .............................. 55
4.2.2 Peluang dan Ancaman Perusahaan ................................... 58
4.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan ...................... 61
4.3.1 Analisis matriks IFE …………………………………..... 61
4.3.2 Analisis Matriks EFE ....................................................... 62
4.3.3 Analsis Matriks IE ............................................................ 63
4.3.4 Analisis SWOT ................................................................. 64
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 68
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 68
5.2 Saran ............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 70
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Perusahaan …….. 26
2. Matriks IFE …………………………………………………………… 27
3. Matriks EFE …………………………………………………………... 27
4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota ………. 35
5. Tarif Iklan Harian Pakuan Raya per Januari 2008 …………………… 38
6. Persentase Wilayah Distribusi Harian Pakuan Raya …………………. 38
7. Jumlah Agen Resmi Harian Pakuan Raya ............................................. 39
8. Pendapatan Iklan HPR tahun 2008 ........................................................ 44
9. Distribusi Tenaga Kerja pada PT Trieka Visitama …………………… 45
10. Karyawan PT Trieka Visitama berdasarkan Jabatan, Keahlian dan
Pengalaman ............................................................................................ 46
11. Pembaca Harian Pakuan Raya Berdasarkan Profesi dan Pendidikan … 48
12. Market Share Pembaca Koran di Bogor ……………………………… 55
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Pengaruh Sistem Lingkungan Perusahaan ……………………………… 12
2. Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………………. 23
3. Matriks IE ………………………………………………………………. 28
4. Matriks SWOT ......................................................................................... 29
5. Proses Produksi Harian Pakuan Raya ...................................................... 40
6. Matriks IE ................................................................................................. 64
7. Matriks SWOT .......................................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Struktur Organisasi PT Trieka Visitama ............................................... 71
2. Data Agen Harian Pakuan Raya ........................................................... 72
3. Bobot Rata-Rata Faktor Strategi Internal dan Eksternal ....................... 73
4. Rating Masing-Masing Faktor Internal dan Eksternal
Serta Rata-Rata dari Ketiga Responden ................................................ 74
5. Matriks IFE dan EFE ............................................................................. 75
6. Undang-Undang Kebebasan Pers .......................................................... 76
7. Laporan Neraca Keuangan PT Trieka Visitama .................................... 84
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang, informasi sudah merupakan kebutuhan
sebagian besar masyarakat. Peran media massa sangat penting untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.
Media massa dapat dibagi menjadi media elektronik dan media cetak yang
masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Media elektronik menggunakan peralatan elektronik seperti radio,
televisi (TV) atau media internet untuk penyampaian informasinya berupa
audio, audio-visual atau data digital. Salah satu keunggulan media
elektronik yaitu informasi dapat disampaikan kepada pengguna secara
cepat, bahkan secara langsung (real-time) sehingga pengguna dapat
mengikuti perkembangan informasi dari waktu ke waktu. Sebaliknya,
kelemahan media elektronik antara lain memerlukan peralatan yang hanya
dimiliki sebagian masyarakat seperti televisi dan komputer, serta
memerlukan sumber energi berupa listrik.
Salah satu media cetak yang dimanfaatkan masyarakat untuk
memperoleh informasi adalah surat kabar. Surat kabar adalah suatu
penerbitan yang biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut
kertas koran dan berisi mengenai berita-berita terkini dalam berbagai
topik, seperti kejadian politik, kriminalitas, tajuk rencana, olahraga dan
cuaca (http://www.wikipedia.org). Menurut Soehoet (2003), surat kabar
merupakan salah satu media komunikasi massa yang mempunyai
kemampuan untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara cepat, luas dan
simultan. Kelebihan surat kabar, pengguna dapat langsung membaca
berita (informasi) pada berbagai tempat secara langsung tanpa
memerlukan alat bantu seperti radio, televisi dan komputer; serta sumber
energi listrik yang diperlukan oleh media elektronik. Namun demikian,
dibandingkan media elektronik kecepatan penyampaian informasi melalui
surat kabar masih lebih lambat.
Sebuah surat kabar dapat dikatakan kuat jika memiliki modal dan
jangkauan investasi yang besar serta mampu menjangkau konsumen
pembaca dalam skala luas. Di antara banyak surat kabar yang beredar di
Indonesia, terdapat tiga kelompok penerbitan yang cukup kuat dan
berpengaruh pada skala nasional, yaitu Kompas, Jawa Pos dan Media
Indonesia. Fenomena yang menarik adalah bukan hanya bermunculan
surat kabar nasional tetapi juga surat kabar lokal. Surat kabar lokal lebih
ditujukan bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi mengenai
kondisi daerahnya secara lebih spesifik yang tidak terdapat pada surat
kabar nasional yang lebih menyajikan berita secara umum. Surat kabar
lokal juga menyajikan berita-berita tentang nasional namun dalam porsi
yang tidak banyak.
Menyadari bahwa surat kabar lokal juga berperan penting dan
dibutuhkan oleh masyarakat, maka hadirlah Harian Pakuan Raya yang
merupakan satu-satunya koran independen di Bogor yang ditujukan bagi
masyarakat Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur, Depok dan
Tangerang. Koran independen adalah koran yang bukan merupakan anak
dari suatu perusahaan besar (berdiri sendiri). Harian Pakuan Raya
merupakan koran lokal Bogor kedua setelah Radar Bogor yang merupakan
anak perusahaan surat kabar yang sudah ternama yaitu Jawa Pos. Dengan
konsep pendalaman berita, Harian Pakuan Raya senantiasa berusaha
memberikan berbagai informasi dan berita yang lengkap, utuh dan terarah
sesuai visi dan misi perusahaan. Harian Pakuan Raya berusaha membidik
sasaran yang jelas, yaitu Local Society dan berpijak pada nilai-nilai
profesionalisme yang tinggi (http://www.pakuanraya.com).
Kekuatan informasi, edukasi dan gaya penyajiannya mampu
menjadikan nilai tambah yang menjadi tujuan utama Harian Pakuan Raya.
Inovasi, terobosan dan konsep rubrikasi merupakan ekspresi Harian
Pakuan Raya dalam mengelola sebuah media di tengah masyarakat saat ini
yang dilanda banjir informasi. Selain edisi cetak, Harian Pakuan Raya
juga menyajikan informasi yang lengkap dalam bentuk media online atau
website, yaitu www.pakuanraya.com yang setiap hari dikunjungi oleh
lebih dari seribu pembaca. Berita yang dimuat Harian Pakuan Raya lebih
mengarah pada berita politik, bisnis, ekonomi dan olahraga.
Harian Pakuan Raya merupakan produk dari PT Trieka Visitama,
yaitu perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dan multimedia.
Selain membidangi media cetak dan media online, PT Trieka Visitama
juga membidangi media luar ruang, seperti billboard dan media publikasi
luar ruang lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
Sebagai surat kabar independen yang keberadaannya masih baru di
Bogor, sangat menarik untuk melihat sejauh mana Harian Pakuan Raya
mampu masuk dan berkembang dalam dunia persaingan industri surat
kabar di Indonesia. Mengingat banyak pesaing yang telah muncul lebih
dahulu dan berada di bawah perusahaan ternama serta telah memiliki pasar
sendiri, maka kondisi persaingan menjadi cukup tajam antar perusahaan
media cetak. Salah satu contoh surat kabar yang tidak mampu bersaing
dalam dunia industri surat kabar di Bogor adalah harian pagi Metro Bogor.
Harian pagi Metro Bogor hanya mampu bertahan selama 3 tahun (2003
sampai 2006). Kondisi tersebut membuktikan bahwa dari tahun ke tahun
tingkat persaingan dalam dunia media cetak semakin ketat. Dalam
hubungan ini, Harian Pakuan Raya akan menghadapi tantangan yang lebih
besar dalam melakukan kegiatan pemasarannya.
PT Trieka Visitama melakukan segmentasi pasar dengan membagi
pasar berdasarkan karakteristik dan kebutuhan pembaca. Segmentasi ini
dilakukan untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Setelah
melakukan segmentasi, PT Trieka Visitama melakukan targeting untuk
menentukan segmen mana yang akan dijadikan sasarannya yang
disesuaikan dengan konten berita yang dimuat dengan mengidentifikasi
segmentasi pasar terbaik. Selanjutnya, PT Trieka Visitama menetapkan
posisi pasar (positioning) agar berbeda dengan surat kabar lain sehingga
terbentuk citra Harian Pakuan Raya yang konsisten sebagai surat kabar
lokal yang layak untuk dikonsumsi masyarakat Bogor dan sekitarnya yang
relevan dengan segmen sasaran.
PT Trieka Visitama melakukan pengendalian dan membuat variasi
dengan menggunakan empat variabel bauran pemasaran, yaitu produk
(product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place) dalam
mempengaruhi konsumen. Analisis pemasaran dimulai dengan
menganalisis faktor-faktor lingkungan yang meliputi lingkungan internal
dan eksternal dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan, peluang dan ancaman supaya perusahaan mampu berkembang
dalam dunia persaingan industri surat kabar di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana PT Trieka Visitama melakukan segmentasi dan
menentukan segmen pasar yang akan dibidik untuk membentuk citra
sebagai surat kabar lokal Bogor yang handal?
2. Bagaimana PT Trieka Visitama menerapkan bauran pemasaran
(marketing mix) berupa empat variabel : (1) produk (product), (2)
harga (price), (3) promosi (promotion), dan (4) lokasi (place)?
3. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang
mempengaruhi pemasaran Harian Pakuan Raya?
4. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Harian
Pakuan Raya agar dapat bersaing dengan surat kabar yang lain?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini disusun berdasarkan perumusan masalah di
atas sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi STP (Segmentation, Targeting and Positioning) pada
PT Trieka Visitama.
2. Mengidentifikasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Trieka
Visitama dalam upaya mengembangkan usahanya.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor lingkungan internal dan
eksternal PT Trieka Visitama.
4. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi PT Trieka
Visitama dalam mengembangkan Harian Pakuan Raya.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan berupa alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi
PT Trieka Visitama.
2. Untuk menerapkan konsep pemasaran yang diperoleh dari kuliah pada
dunia bisnis secara nyata.
3. Sebagai bahan informasi dan acuan bagi para peneliti dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas masalah strategi pemasaran media cetak
berupa surat kabar Harian Pakuan Raya yang merupakan koran lokal di
wilayah Bogor dan sekitarnya. Strategi yang dilakukan menggunakan STP
yang didukung oleh bauran pemasaran serta faktor lingkungan perusahaan
yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal.
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengidentifikasi dan
menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan PT Trieka Visitama
dalam memasarkan Harian Pakuan Raya, dengan harapan dapat
memberikan alternatif strategi pemasaran yang tepat sehingga perusahaan
dapat bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi persaingan bisnis
surat kabar yang semakin kompetitif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Media Massa
Media massa adalah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan
atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya
(Ardianto, 2004). Sedangkan menurut Moore (2004), media massa
merupakan sarana yang mengalihkan pesan-pesan yang identik kepada
jumlah besar orang yang secara fisik berpencaran. Setiap media massa
mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu yang harus diketahui
dengan baik oleh pihak yang bersangkutan (Ruslan, 1997). Hampir setiap
media massa seperti, surat kabar, tabloid atau majalah berita dan hiburan
memiliki jumlah oplah (tiras) tertentu, segmentasi pembaca yang berbeda
pada masing-masing media yang bersangkutan yaitu sebagai berikut :
1. Pembaca yang fokus, yaitu pembaca yang kritis, teliti, berpikir secara
mendalam, berpendidikan tinggi dan berwawasan luas.
2. Pembaca yang tidak fokus, yaitu pembaca yang hanya sekedar ingin
tahu berita, tidak berminat atau tidak memahami karena keterbatasan
pendidikan dan pengetahuan tentang suatu masalah yang diberitakan.
Soehoet (2003) membagi media massa kedalam dua golongan,
yaitu media massa periodik dan non periodik. Keduanya dibedakan oleh
periodisitasnya, yaitu keteraturan penyampaian isi pernyataan. Media
massa periodik terdiri dari surat kabar, majalah, televisi dan radio.
Sedangkan media massa non periodik terdiri dari spanduk, leaflet, pamflet,
poster, billboard dan papan pengumuman.
2.2. Surat Kabar
Surat kabar merupakan bagian dari media massa periodik dan
termasuk dalam kategori media cetak. Jumlah kopi surat kabar yang dijual
setiap harinya disebut oplah. Menurut Soehoet (2003), terdapat lima
syarat yang harus dipenuhi surat kabar, yaitu :
1. Publisitas, artinya isi surat kabar diperuntukkan untuk umum maka isi
berita, tajuk rencana dan yang lainnya harus mengangkat hal-hal yang
umum sehingga dapat dibaca oleh siapa saja.
2. Perioditas, suatu penerbitan disebut surat kabar jika terbitnya secara
tetap dan periodik (teratur).
3. Universalitas, surat kabar harus memuat aneka berita mengenai
kejadian-kejadian diseluruh dunia tentang segala aspek kehidupan
masyarakat.
4. Aktualitas, kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di
masyarakat kepada khalayak, isinya aktual dan belum dimuat
sebelumnya.
5. Kontinuitas, surat kabar selalu berusaha menyajikan informasi secara
lengkap dan jika berita tersebut masih ada kelanjutannya maka
perkembangannya akan terus disajikan.
Surat kabar dapat diklasifikasikan dalam lima hal (Kasali, 1992),
yaitu berdasarkan :
1. Frekuensi penerbitan
Pada umunya surat kabar dibedakan menjadi surat kabar harian dan
mingguan.
2. Ukuran
Dalam penggolongan ini terdapat dua jenis surat kabar, yaitu tabloid
dan bentuk standar. Surat kabar tabloid seperti majalah yang tidak
dijilid dan terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing
lebarnya 5 cm dan panjang 35 cm. Sedangkan surat kabar bentuk
standar ukurannya dua kali lipat dari ukuran tabloid dengan delapan
atau sembilan kolom kesamping.
3. Format isi
Dalam hal ini perlu memperhatikan rubrik-rubrik yang menjadi
kekuatan suatu media dengan tingkat popularitas tertentu yang dapat
diperbandingkan dengan rubrik sejenis pada media lainnya.
4. Sirkulasi
Merupakan kata yang digunakan untuk menjelaskan jumlah surat kabar
yang terjual dilihat dari cakupan wilayah jangkauannya.
5. Kelas sosial pembaca
Dibedakan menjadi High Brow Newspaper (Quality) dan Boulevard
Newspaper (Popular). Tipe quality adalah surat kabar yang oplahnya
relatif sedang, berpengaruh, isi beritanya berbobot dan analisanya
tinggi. Tipe koran tersebut untuk golongan masyarakat menengah ke
atas. Sedangkan tipe popular yaitu merupakan surat kabar yang
oplahnya besar, penuh sensasional dan tipe pembacanya beragam, tipe
ini untuk golongan masyarakat menengah ke bawah.
Menurut Kasali (1992), surat kabar juga mempunyai kekuatan dan
kelemahan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan surat kabar adalah :
1. Market Coverage
Surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah sesuai dengan cakupan
pasarnya, baik lokal, nasional maupun regional.
2. Conparison Shopping (Catalog)
Surat kabar sebagai referensi yang biasa dibawa konsumen untuk
memiliki barang saat belanja.
3. Positive Consumer Attitudes
Umumnya konsumen memandang surat kabar yang memuat hal-hal
aktual yang harus segera diketahui khalayak pembacanya.
4. Flexibility
Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana dalam cakupan geografis
yang akan diprioritaskan.
Sedangkan kelemahan dari surat kabar adalah :
1. Short Life Span
Surat kabar hanya berusia 24 jam dan umumnya hanya dibaca satu kali
dengan waktu yang singkat.
2. Clutter
Berita yang dipaksakan dalam surat kabar dimana tidak mempunyai
manajemen redaksi dan tata letak yang baik dapat mengacaukan daya
serap pembaca.
3. Limited Coverage of Certain Groups
Meskipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, namun beberapa
kelompok pasar tertentu tidak dapat terlayani dengan baik.
4. Products That Don't Fit
Terdapat beberapa produk yang tidak dapat diiklankan dengan baik di
surat kabar terutama untuk produk yang tidak ditujukan untuk umum
atau yang menuntut peragaan untuk merebut tingkat emosi pembaca
yang tinggi.
2.3. Berita
Berita merupakan hal penting dalam surat kabar. Assegaf dalam
Ruslan (1997) berpendapat bahwa berita adalah suatu laporan tentang
fakta atau ide terbaru yang dipilih oleh redaksi suatu harian surat kabar
atau majalah untuk siap disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca,
karena hal yang luar biasa (aneh), penting, akibat atau dampak yang
dihasilakan mencakup segi-segi ketertarikan manusia (humor, emosi,
ketegangan dan sebagainya).
Penyampaian berita dalam garis besarnya lebih menonjolkan hal-
hal yang berbau sensasional dan menarik perhatian pembaca, menonjolkan
peristiwa tertentu (event), pertentangan dan ide atau informasi terbaru.
Dalam praktiknya, pihak pers dalam fungsinya mengandung dua dimensi,
yaitu :
1. Dimensi ideal, mengarah pada buah pikiran, ide-ide dan pendapat
umum/individu.
2. Dimensi komersial, mengarah pada hal-hal ekonomi, seperti
keuntungan usaha, promosi, distribusi, persaingan, dan lain-lain.
Susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian, yaitu :
1. Headline : kepala berita atau judul berita.
2. Dateline : waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
3. Lead : teras berita.
4. News Body : isi berita.
2.4. Pemasaran Surat Kabar
Pemasaran merupakan kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis
guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan
harga, mendistribusikan serta mempromosikannya melalui proses
pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan
(Budiarto, 1993). Menurut Kotler (2000), pemasaran merupakan suatu
proses sosial dan manajerial yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Pemasaran surat kabar merupakan kegiatan perusahaan surat kabar
dalam memproduksi dan menjual produknya kepada masyarakat dengan
menggunakan strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan pemasaran surat
kabar telah berkembang begitu cepat. Hal tersebut membuat konsumen
semakin banyak pilihan dengan berbagai merek surat kabar sehingga
konsumen menjadi sangat selektif dalam memilih surat kabar terbaik
dengan memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas, harga, ketepatan
waktu penerimaan produk dan kontinuitas ketersediaan produk di pasar.
Dengan keadaan tersebut, dalam memasarkan produknya perusahaan tidak
dapat hanya memusatkan perhatiannya pada produk yang telah dihasilkan
namun juga memikirkan bagaimana cara yang harus ditempuh agar surat
kabar dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli dan
membacanya.
Pada hakikatnya, pemasaran surat kabar merupakan upaya
mencocokkan antara kemampuan yang dimiliki perusahaan dengan
kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran menjadi ujung
tombak keberhasilan dan perusahaan harus menentukan strategi pemasaran
surat kabar yang akan digunakan agar perusahaan dapat terus berkembang
dalam persaingan bisnis persuratkabaran yang begitu ketat.
2.5. Strategi Pemasaran Surat Kabar
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2006).
Strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang terpadu dan
menyeluruh yang mengaitkan kekuatan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan usaha agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi
terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
1. Strategi Tingkat Korporat (Corporate Strategy)
Menurut Andrews dalam Rangkuti (2006), strategi korporat adalah
strategi yang disusun dalam suatu bisnis, dimana perusahaan akan
bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi
competitive advantage.
2. Strategi Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units)
Strategi unit bisnis (SBU) adalah strategi yang dilakukan dalam bisnis
tertentu untuk memenangkan persaingan penangannya berbeda dengan
bisnis lain. Karakteristik SBU menurut Abell dalam Rangkuti (2006)
adalah : memiliki misi dan strategi, menghasilkan produk atau jasa
yang berkaitan dengan misi dan strategi, menghasilkan produk atau
jasa secara spesifik, bersaing dengan pesaing yang telah diketahui
dengan jelas.
Strategi pemasaran dapat diartikan sebagai logika pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat
mencapai tujuan perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2001). Strategi
pemasaran surat kabar dapat mengidentifikasikan posisi perusahaan surat
kabar saat ini dan berfungsi untuk menentukan tujuan bisnis jangka
pendek dan jangka panjang. Perencanaan pemasaran bertujuan agar
perusahaan bersifat lebih reaktif daripada proaktif. Strategi pemasaran
yang dilakukan perusahaan surat kabar digunakan untuk mengukur
bagaimana perusahaan tersebut menjalankan usahanya, dimana posisi
bisnis saat ini dan hal apa saja yang perlu dilakukan secara berbeda pada
masa yang akan datang. Perumusan strategi pemasaran surat kabar
didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor
lingkungan perusahaan surat kabar, yaitu lingkungan internal dan
eksternal perusahaan.
2.6. Lingkungan Perusahaan Surat Kabar
Lingkungan perusahaan surat kabar digunakan untuk
memformulasikan strategi bersaing dari perusahaan tersebut. Analisis
lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis
lingkungan internal dan eksternal (Rangkuti, 2006). Budiarto (1993)
menggambar bagan pengaruh sistem lingkungan perusahaan sebagai
berikut :
Gambar 1. Pengaruh sistem lingkungan perusahaan (Budiarto, 1993)
2.6.1. Lingkungan Internal bagi Perusahaan Surat Kabar
Lingkungan internal bagi perusahaan surat kabar dilakukan
untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut
dengan mengidentifikasi komponen-komponen sebagai berikut :
1. Pemasaran
a. Segmentation, Targeting dan positioning (STP)
Menurut David (2004), segmentasi pasar adalah membagi
pasar menjadi sub kelompok pelanggan berdasarkan kebutuhan
dan kebiasaan konsumen. Perusahaan surat kabar dapat
membagi pembacanya berdasarkan variabel segmentasi yang
terdiri dari segmentasi geografis, demografis, psikografis dan
Lingkungan Eksternal
Peluang dan
Ancaman
Pemasaran
Kekuatan dan
Kelemahan
Pemasaran
Tujuan atau Target
Pasar
Lingkungan Internal
Strategi Pemasaran
perilaku (Kotler, 2000). Setelah segmentasi pasar ditentukan,
langkah selanjutnya adalah melakukan targeting untuk
menetapkan segmen mana yang akan dijadikan sasarannya.
Perusahaan surat kabar dapat menentukan segmen mana saja
yang cocok untuk dibidik sesuai dengan berita yang dimuat.
Selanjutnya perusahaan harus menetapkan posisi pasar
(positioning) untuk membangun dan mengkomunikasikan
keunggulan bersaing surat kabar di pasar dalam benak
konsumen.
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2000). Bauran
pemasaran terdiri dari empat variabel, yaitu :
Produk (product)
Surat kabar merupakan produk yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan konsumen sebagai salah satu sumber
informasi. Namun surat kabar merupakan barang produksi
yang tidak dapat disimpan lama karena berita yang dimuat
dalam surat kabar selalu berubah setiap harinya sehingga
beritanya cepat basi. Topik surat kabar berupa berita
politik, ekonomi, kriminalitas, olahraga dan sebagainya.
Surat kabar terdiri dari surat kabar lokal dan nasional.
Surat kabar lokal lebih mengutamakan berita mengenai
kejadian-kejadian disuatu daerah, sedangkan surat kabar
nasional memuat berita yang lebih luas, mencakup berita
dalam dan luar negeri.
Harga (price)
Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan
sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan perusahaan,
baik menyangkut kegiatan penjualan maupun aspek
keuntungan yang ingin dicapai perusahaan. Persaingan
harga antar surat kabar kini semakin tajam karena hampir
semua surat kabar berlomba-lomba memberikan harga
termurah untuk menarik minat pembeli. Namun perlu
diperhatikan dampaknya di masa depan akan menurunnya
jumlah pembeli jika surat kabar kembali ke harga semula.
Oleh karena itu, perusahaan surat kabar harus menetapkan
biaya yang dapat dijangkau oleh pasarnya sesuai dengan
kualitas berita yang dimuat.
Distribusi (place)
Pemilihan saluran distribusi juga ikut berperan dalam
memperluas pasar sasaran atau target market surat kabar,
karena semakin luas jaringan distribusi semakin banyak
pula konsumen yang dapat diraih oleh perusahaan. Hal
yang harus diperhatikan adalah penentuan jumlah surat
kabar yang optimal untuk dikirimkan ke masing-masing
wilayah distribusi dan jumlah total surat kabar yang optimal
untuk dicetak. Distribusi surat kabar merupakan tanggung
jawab bagian sirkulasi. Distribusi ke pelanggan baik
langsung maupun tidak langsung biasanya menggunakan
tenaga agen. Komitmen dari para agen sangat dibutuhkan
karena mereka berperan dalam peningkatan oplah.
Promosi (promotion)
Promosi surat kabar dilakukan dengan
menginfomasikan kelebihan surat kabar serta membujuk
para konsumen agar memiliki perhatian, ketertarikan,
keinginan dan tindakan untuk membeli produk tersebut.
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mempromosikan surat
kabar seperti memasang spanduk atau poster, membuat
iklan pada media elektronik, membagikan koran gratis dan
komunikasi dua arah dengan masyarakat. Umar (2003)
berpendapat bahwa untuk mengkomunikasikan produk
perlu disusun suatu strategi yang dikenal sebagai bauran
promosi (promotion mix) yang terdiri dari periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan
perorangan.
2. Produksi
Kegiatan produksi dalam bisnis persuratkabaran merupakan
inti yang paling dalam, spesifik dan berbeda dengan bidang
fungsional lain karena dalam kegiatan produksi terjadi suatu
proses transfomasi nilai tambah yang mengubah input menjadi
output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
Terdapat empat tahap dalam proses produksi surat kabar, yaitu:
pertama, pengumpulan berita yaitu terjun ke lapangan,
mengadakan wawancara dan melakukan penelitian. Kedua,
perencanaan yaitu memeriksa dan membuktikan kebenaran
berita sekaligus membuat alur berita. Ketiga, penulisan yaitu
membuat berita dalam bentuk yang menarik, jelas dan padat.
Keempat, produksi yaitu memasukkan berita dalam surat kabar.
Pada dasarnya proses produksi berita terdiri dari input dan
output. Input pada proses produksi adalah bahan berita yang
direncanakan, dicari, diperoleh, kemudian diseleksi,
dikumpulkan, diolah/dilakukan editing, disusun dan dicetak.
Dan output dari proses berita adalah informasi yang telah
diolah.
3. Sumber Daya Keuangan
Analisis sumber daya keuangan perusahaan surat kabar
diperlukan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan,
baik situasi yang terjadi saat ini maupun prediksi kondisi
keuangan pada masa yang akan datang. Kondisi keuangan
biasanya digunakan sebagai ukuran posisi bersaing antar
perusahaan surat kabar dan dapat juga digunakan sebagai daya
tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia mempunyai peranan penting dalam
peningkatan kinerja bisnis perusahaan surat kabar. SDM
adalah tenaga inti kewartawanan dan manajemen yang akan
menjadi motor utama perusahaan surat kabar. Untuk
melahirkan surat kabar yang bagus, harus disiapkan SDM yang
bagus pula dengan gaji yang memadai agar produk yang
dihasilkan berkualitas dan mampu mengalahkan saingannya.
2.6.2. Lingkungan Eksternal bagi Surat Kabar
Lingkungan eksternal bagi surat kabar memberikan
kesempatan bagi perusahaan untuk mengantisipasi peluang dan
ancaman bagi perusahaan juga faktor-faktor diluar perusahaan
yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor
eksternal bagi perusahaan surat kabar terdiri dari lingkungan
mikro, lingkungan makro dan lingkungan industri.
1. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku dalam
lingkungan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam melayani pasarnya (Kotler, 2000). Faktor-
faktor yang termasuk dalam lingkungan mikro adalah pemasok,
pelanggan, pesaing dan perantara. Berdasarkan teori Kotler
tersebut, para pelaku dalam lingkungan perusahaan surat kabar
adalah sebagai berikut :
a. Pemasok : pihak yang menyediakan sumberdaya yang
dibutuhkan perusahaan surat kabar, seperti kertas dan tinta.
b. Pelanggan : perusahaan surat kabar harus berusaha
memberikan pengaruh positif dalam membangun dan
memperluas hubungan dengan pelanggan.
c. Pesaing : pihak-pihak yang menawarkan kepada pasar surat
kabar dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda dan
ini harus dihadapi oleh setiap perusahaan surat kabar.
d. Perantara : perusahaan atau orang-orang yang terlibat dalam
perusahaan untuk mempromosikan, menjual dan
mendistribusikan surat kabar kepada pembeli terakhir.
2. Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang
mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan
(Kotler, 2000).
a. Demografi, berhubungan dengan populasi karena oranglah
yang membentuk pasar, pemasar sangat tertarik pada
ukuran dan tingkat pertumbuhan penduduk dalam kota,
wilayah dan negara yang berbeda, distribusi umur dan
bauran etnis, tingkat pendidikan, pola rumah tangga serta
karakteristik dan pergerakan regional.
b. Politik/hukum, keputusan pemasar dipengaruhi kuat oleh
perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum.
Hukum dapat membatasi dan dapat pula menciptakan
peluang baru bagi perusahaan.
c. Teknologi, salah satu kekuatan paling dramatis dalam
membentuk hidup manusia. Perusahaan harus dapat
mengikuti trend dalam perkembangan teknologi.
d. Sosial budaya, terdiri dari lembaga dan kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan dan
tingkah laku yang dianut masyarakat. Pemasar harus
memperhatikan sistem sosial budaya dimana perusahaan
memasarkan produknya.
3. Lingkungan Industri
Menurut Porter (1995), industri didefinisikan sebagai
kelompok perusahaan yang menghasilkan produk yang dapat
saling menggantikan. Aspek lingkungan industri lebih
mengarah pada aspek persaingan dimana suatu perusahaan
berada. Dalam lingkungan industri ada beberapa faktor
kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup
perusahaan, yaitu ancaman pendatang baru, ancaman produk
substitusi, ancaman kekuatan tawar menawar pembeli,
ancaman kekuatan tawar menawar pemasok dan ancaman
persaingan segmen yang ketat (Porter, 1995). Berdasarkan
teori yang diungkapkan Porter, faktor kekuatan yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan surat kabar
antara lain :
a. Ancaman pendatang baru, reformasi membuat pelaku
dalam industri surat kabar bertambah dengan cepat,
sehingga akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan lama terutama berkaitan dengan perebutan
pangsa pasar.
b. Ancaman produk substitusi, merupakan produk pengganti.
Produk substitusi dari surat kabar adalah majalah, tabloid
dan media elektronik.
c. Ancaman kekuatan tawar menawar pembeli, pembeli
mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan
harga produk, serta mendesak perusahaan agar
meningkatkan mutu dan pelayanannya.
d. Ancaman kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok
dapat menggunakan kekuatan tawar menawarnya dengan
peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga
atau menurunkan kualitas produk dan jasa yang dibeli.
e. Ancaman persaingan segmen yang ketat, setiap perusahaan
surat kabar tentu ingin menjadi pemimpin dalam industri
persuratkabaran sehingga mampu memperoleh keuntungan
yang besar.
2.7. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Suhartini (2002) dalam penelitiannya mengenai upaya promosi
Surat Kabar Buena terhadap agen-agennya dalam meningkatkan oplah
penjualan. Surat kabar merupakan barang produksi yang tidak dapat
disimpan lama karena produk utamanya adalah berita yang sifatnya cepat
basi. Oleh karena itu, distribusi menjadi bagian penting dalam menunjang
keberhasilan penyaluran surat kabar agar dapat sampai ditangan pembaca
tepat waktu. Komitmen dari para agen sangat dibutuhkan karena mereka
berperan dalam peningkatan oplah. Berdasarkan dari penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa komitmen agen terhadap penerbit
dipengaruhi oleh faktor keuntungan agen, pelayanan penerbit dan
perhatian penerbit terhadap para agen.
Anam (2004) melakukan penelitian mengenai analisis strategi
pemasaran harian pagi Metro Bogor dengan menggunakan metode analisis
SWOT. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa strategi yang tepat bagi
perusahaan adalah strategi Grow and Build yang diimplikasikan dalam
strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Strategi penetrasi pasar tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan
penetrasi pasar di Kodya dan Kabupaten Bogor. Strategi pengembangan
pasar dilakukan dengan menambah agen di wilayah Kabupaten Bogor,
pengoptimalan fungsi divisi promosi dan pemasaran, serta mencari mitra
bisnis yang baru. Sedangkan strategi pengembangan produk dapat
diwujudkan dengan melakukan peningkatan mutu.
Pada tahun 2003 sampai 2004 harian pagi Metro Bogor mampu
menembus dan bersaing dengan surat kabar lain di Bogor. Bahkan tingkat
penjualan harian pagi Metro Bogor sempat mengalahkan jumlah penjualan
beberapa surat kabar lainnya. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor
yang mendukung keberhasilan harian pagi Metro Bogor, yaitu: (1)
Besarnya modal yang dimiliki PT Metro Bogor Lestari. Perusahaan
tersebut didirikan oleh tiga orang komisaris, sehingga modal yang dimiliki
cukup besar; (2) Sumberdaya manusia (tenaga kerja) yang terdapat dalam
harian Metro Bogor merupakan sumberdaya yang berkualitas dan
berpengalaman; (3) Promosi yang dilakukan harian Metro Bogor cukup
gencar. Namun, berdasarkan informasi yang didapat, harian pagi Metro
Bogor telah tutup pada tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh rusaknya
hubungan manajemen puncak yang terdapat dalam PT Metro Bogor
Lestari sehingga kondisi manajemen di bawahnya menjadi tidak teratur.
Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa perencanaan yang telah
dirumuskan tidak dapat diterapkan dengan sempurna yang pada akhirnya
perusahaan tersebut menjadi tidak mampu lagi bersaing dalam dunia
industri surat kabar di wilayah Bogor dan sekitarnya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Visi dan misi PT Trieka Visitama diimplementasikan dalam
lingkungan pemasaran, baik lingkungan internal maupun eksternal yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Lingkungan internal
yang terdapat dalam PT Trieka Visitama antara lain: (1) Pemasaran, yang
didalam terdiri dari : (a) Segmentation, Targeting dan Positioning (STP),
yang merupakan langkah awal dalam melaksanakan kegiatan
pemasarannya dan (b) Bauran Pemasaran, merupakan seperangkat alat
pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran surat kabar
secara kontinyu yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga,
distribusi dan promosi; (2) Produksi, proses produksi berita terdiri dari
input dan output. Input pada proses produksi meliputi bahan berita yang
direncanakan, dicari, diperoleh, diseleksi, dikumpulkan, editing, disusun
kemudian dicetak. Sedangkan output pada proses berita merupakan
informasi yang telah diolah; (3) Sumberdaya Keuangan, diperlukan untuk
menganalisis kinerja keuangan perusahaan saat ini dan yang akan datang;
(4) Sumberdaya Manusia, yaitu tenaga inti kewartawanan dan manajemen
yang akan menjadi motor utama perusahaan surat kabar sehingga SDM
surat kabar harus memiliki keahlian dalam bidang persurat kabaran.
Lingkungan eksternal yang terdapat dalam PT Trieka Visitama
dibedakan menjadi lingkungan mikro, makro dan industri. Lingkungan
mikro terdiri dari berbagai kekuatan yang berada pada perusahaan yang
mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan. Para pelaku
yang mempengaruhi lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan,
pesaing dan perantara. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial
(demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik/hukum dan budaya) yang
mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan.
Sedangkan lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan
yang didalamnya terdapat faktor kekuatan yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan hidup perusahaan surat kabar yaitu ancaman pendatang
baru, ancaman produk substitusi, ancaman kekuatan tawar menawar
pembeli, ancaman kekuatan tawar menawar pemasok dan ancaman
persaingan segmen.
Evaluasi terhadap lingkungan internal akan dianalisis dengan
menggunakan matriks IFE. Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan
mengetahui kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang
fungsional perusahaan. Sedangkan evaluasi terhadap lingkungan eksternal
akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Matriks EFE
diperlukan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan.
Interaksi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi operasi
bisnis PT Trieka Visitama dikombinasikan ke dalam matriks IE. Matriks
IE terdiri dari sembilan sel yang dibagi menjadi tiga bagian utama yang
memiliki dampak strategi yang berbeda, yaitu: strategi integratif, penetrasi
pasar, dan strategi divestasi. Matriks IE digunakan untuk mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada perusahaan
dengan tujuan memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih
detail dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan.
Setelah mengidentifikasi matriks IE, dapat dirumuskan matriks
SWOT yang merupakan alat bantu untuk mengembangkan strategi
berdasarkan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Perumusan alternatif strategi dari matriks SWOT terdiri dari empat
alternatif strategi, yaitu strategi S-O yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, strategi W-O
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang
eksternal, strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, dan strategi W-
T merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan
internal dan menghindari ancaman lingkungan eksternal (David, 2004).
Dari hasil olahan matriks SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi
pemasaran yang akan direkomendasikan kepada PT Trieka Visitama.
Gambaran kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
PT Trieka Visitama
Visi dan Misi
Lingkungan Pemasaran
Analisis Lingkungan Internal :
- Pemasaran : STP dan Bauran Pemasaran
- Produksi
- Sumberdaya Keuangan
- Sumberdaya Manusia
Analisis Lingkungan Eksternal :
- Lingkungan mikro
- Lingkungan makro
- Lingkungan industri
Matriks SWOT :
- Kekuatan-Peluang (S-O)
- Kelemahan-Peluang (W-O)
- Kekuatan-Ancaman (S-T)
- Kelemahan-Ancaman (W-T)
Matriks EFE :
- Peluang
- Ancaman
Matriks IFE :
- Kekuatan
- Kelemahan
Matiks IE :
- Strategi integratif
- Penetrasi pasar
- Strategi divestasi
Alternatif Strategi Pemasaran
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Harian Pakuan Raya yang
berlokasi di Ruko Warung Jambu Jalan Padjajaran No. 3 Bogor. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan selama bulan Februari sampai April 2008.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan
langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner kepada pihak-
pihak terkait pada PT Trieka Visitama. Pengisian kuesioner dilakukan
untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan bobot matriks IFE
dan EFE. Kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari
pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer pemasaran. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari studi pustaka, data dan laporan yang
diperoleh dari perusahaan.
Data-data yang digunakan bersumber dari internal dan eksternal
perusahaan. Data internal adalah data yang didapat dari dalam organisasi
berupa visi, misi, tujuan, company profile, strategi pemasaran dan
operasional PT Trieka Visitama. Sedangkan data eksternal merupakan
data yang diperoleh dari luar organisasi yang berupa kondisi persaingan
yang dihadapi PT Trieka Visitama.
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh adalah data kualitatif, yaitu data
yang tidak berbentuk angka dan dianalisis dengan menggunakan analisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Metode SWOT dianalisis
dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi
pemasaran yang disusun berdasarkan analisis lingkungan internal dan
eksternal. Alat-alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
3.4.1. Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan terdiri dari analisis lingkungan
internal dan analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan
internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan PT Trieka Visitama dengan melakukan
wawancara langsung dan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan pemasaran, produksi, sumber daya keuangan
dan SDM kepada masing-masing manajer dan staf. Sedangkan
analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor-
faktor peluang dan ancaman bagi perusahaan dengan melakukan
wawancara kepada pemimpin redaksi Harian Pakuan Raya dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
lingkungan mikro, makro dan industri PT Trieka Visitama.
3.4.2. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE)
Sebelum membuat matriks faktor strategi internal dan
eksternal, harus menentukan faktor strategi internal dan eksternal
dengan langkah-langkah berikut (Kinnear dan Taylor, 1996) :
1. Menyusun daftar faktor utama yang mempunyai dampak
penting (critical success factors) untuk aspek internal
(kekuatan dan kelemahan) dan aspek eksternal (peluang dan
ancaman) yang ditempatkan pada kolom pertama.
2. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi
faktor internal dan eksternal tersebut pada pihak manajemen
dengan menggunakan metode "Paired Comparison" (Kinnear
dan Taylor, 1996). Metode ini digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap bobot setiap faktor dengan menggunakan
skala 1, 2, 3. Adapun skala yang digunakan, yaitu :
1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator
horizontal.
2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator
horizontal.
3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator
horizontal.
Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Perusahaan
Faktor Strategi Internal/Eksternal A B C D .... Total
A
B
C
D
....
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor, 1996
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan
menggunakan rumus sebagai berukut :
Keterangan :
Xi ai = Bobot variabel ke-i
ai = n Xi = Nilai variabel ke-i
∑ i i = 1,2,3,...,n
i=1 n = Jumlah variabel
3. Menentukan rating masing-masing faktor dengan skala 1
sampai 4. Untuk matriks IFE, rating 1=sangat lemah, 2=lemah,
3=kuat, 4=sangat kuat. Dan matriks EFE, rating 1=dibawah
rata-rata, 2=rata-rata, 3=diatas rata-rata, 4=sangat bagus.
4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan
skor terbobot.
5. Menjumlahkan semua skor pembobotan secara vertikal untuk
mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Pada
matriks IFE total skor berkisar antara 1,0 s/d 4,0 dengan rata-
rata 2,5 yang menunjukkan seberapa baik perusahaan merespon
faktor-faktor strategis internal perusahaan sekarang dan yang
diharapkan. Sedangkan matriks IFE, total skor matriks EFE
juga berkisar antara 1,0 s/d 4,0 dengan rata-rata 2,5 yang
menunjukkan seberapa baik perusahaan menanggapi faktor
dalam lingkungan eksternalnya. Skor terbobot total merupakan
hasil akhir yang didapat dari kedua matriks tersebut yang
disajikan pada tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Matriks IFE
Sumber : David, 2004
Tabel 3. Matriks EFE
Sumber : David, 2004
3.4.3. Matriks Internal Eksternal (IE)
Setelah mengetahui faktor-faktor peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan perusahaan, selanjutnya data dimasukkan
ke dalam matriks internal eksternal (IE) untuk memperoleh strategi
bisnis di tingkat korporat yang lebih tinggi. Matriks ini terdiri dari
sembilan sel, dimana sumbu horizontal menunjukkan skor total
IFE dan sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE (Gambar 3).
Pada sumbu horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan
posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan
posisi internal rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00
menunjukkan posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor
1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,00-2,99 adalah sedang dan skor
3,00-4,00 adalah tinggi.
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan :
-
-
Kelemahan :
-
-
Total
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Peluang :
-
-
Ancaman :
-
-
Total
Skor Total IFE
4.0 3.0 2.0 1.0
Kuat Rata-rata Lemah
4.0
Tinggi
Skor
Total 3.0
EFE
Sedang
2.0
Rendah
1.0
Gambar 3. Matriks IE (David, 2004)
Sembilan sel tersebut dibagi menjadi tiga daerah utama
yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
1. Sel I, II dan IV disebut tumbuh dan bina. Strategi yang cocok
bagi daerah ini adalah strategi integratif.
2. Sel III, V dan VII baik untuk dikendalikan dengan pertahanan
dan pelihara. Strategi yang terbaik adalah penetrasi pasar.
3. Sel VI, VIII dan IX paling baik dikendalikan dengan strategi
panen atau divestasi.
3.4.4. Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats
(SWOT)
Matriks SWOT digunakan untuk menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Langkah-langkah matriks SWOT adalah dengan membuat :
1. daftar peluang eksternal yang tersedia dalam lingkungan
perusahaan saat ini dan yang akan datang.
2. daftar ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan saat ini dan
yang akan datang.
I
Tumbuh dan
bina
II
Tumbuh dan
bina
III
Pertahankan
dan pelihara
IV
Tumbuh dan
bina
V
Pertahankan
dan pelihara
VI
Divestasi
VII
Pertahankan
dan pelihara
VIII
Divestasi
XI
Divestasi
3. daftar bidang-bidang khusus kekuatan perusahaan saat ini dan
yang akan datang.
4. daftar kelemahan perusahaan saat ini dan akan datang.
5. sekumpulan strategi yang mungkin bagi perusahaan.
Setelah mengumpulkan semua informasi dan melakukan
analisis terhadap kondisi internal dan eksternal, selanjutnya adalah
mengembangkan alternatif strategi. Perumusan strategi dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu matriks SWOT.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi lalu disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang ada. Formulasi strategi dengan matriks
SWOT dapat menghasilkan empat kemungkinan strategi seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Matriks SWOT (Rangkuti, 2006)
IFE
EFE
Kekuatan
(S)
Kelemahan
(W)
Peluang
(O)
Strategi SO
Menciptakan strategi dengan
memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang.
Strategi WO
Strategi berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan
kelemahan.
Ancaman
(T)
Strategi ST
Strategi yang menggunakan
kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
Strategi WT
Strategi yang didasarkan pada
usaha meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Harian Pakuan Raya didirikan oleh PT Trieka Visitama pada
bulan Febuari 2005 dan terbit pertama kali pada tanggal 1 Juni 2005.
Harian Pakuan Raya diambil dari nama Kerajaan Sunda bernama
"Pakuan" yang pernah berdiri di wilayah barat pulau Jawa yang
terletak di Bogor selama abad ke-7 hingga abad ke-16. Kerajaan
Pakuan juga mencakup wilayah Sukabumi, Cianjur, Depok dan
Kabupaten Tangerang, yang merupakan wilayah edar Harian Pakuan
Raya.
Salah satu ikon Harian Pakuan Raya adalah "Ki Demang" yang
dalam kesehariannya berbicara mengenai seputar masalah sosial
yang terjadi di masyarakat. Nama tersebut dipilih sebagai ikon
karena Ki Demang merupakan nama tokoh penting dalam kehidupan
masyarakat yang memiliki kharisma yang tinggi, bijaksana dan
sangat sederhana.
PT Trieka Visitama merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang periklanan dan multimedia yang sangat memahami akan
fenomena perkembangan informasi dan pentingnya strategi
pemasaran pada kondisi masyarakat saat ini yang semakin
berkembang. PT Trieka Visitama juga membidangi media luar
ruang, seperti billboard dan media publikasi luar ruang lainnya,
selain itu juga mengakomodasikan pengembangan piranti lunak
(software development).
PT Trieka Visitama terletak di Ruko Warung Jambu Jalan
Pajajaran No. 3 Bogor. Perusahaan memilih lokasi tersebut karena
Jalan Pajajaran merupakan bisnis distrik kota Bogor dan strategis
sehingga lokasinya mudah dijangkau.
4.1.2. Visi dan Misi Persahaan
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang dituangkan dalam
bentuk visi dan misi. Sesuai dengan moto perusahaan, “vision
newspaper”, visi PT Trieka Visitama adalah menjadikan Harian
Pakuan Raya sebagai koran politik dan ekonomi daerah yang
terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang damai,
cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam
keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa. Sedangkan misi PT
Trieka Visitama adalah sebagai berikut :
Menjadikan Harian Pakuan Raya sebagai referensi terpercaya
bagi masyarakat yang peduli terhadap dinamika demokrasi dan
politik serta ekonomi daerah.
Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efektif
dan efisien, serta mampu dipertanggungjawabkan secara
profesional.
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Trieka Visitama terdiri dari perpaduan
dua bidang kegiatan, yaitu bidang redaksional dan bidang usaha.
Kedua bidang tersebut saling terkait dan terikat pada penyelesaian
pekerjaan masing-masing sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan. Bidang redaksi mengolah informasi menjadi berita.
Informasi yang diperoleh wartawan di lapangan dikelola di meja
redaksi. Bidang redaksi berada dibawah tanggung jawab pemimpin
redaksi. Bidang usaha merupakan unit penghasil. Tugas utama
bidang usaha adalah sebagai mesin uang perusahaan dari usaha
penjualan produk dan pendapatan lainnya. Bidang usaha dipimpin
oleh pemimpin perusahaan yang dibantu oleh beberapa manajer dan
staf perusahaan.
Pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan bertanggung jawab
terhadap pemimpin umum perusahaan, karena pemimpin umum yang
memegang kendali bidang redaksi dan bidang usaha, sehingga ia
berwenang mengangkat pejabat yang ditugasi melaksanakan kegiatan
kedua bidang tersebut. Struktur organisasi PT Trieka Visitama
disajikan dalam lampiran 1.
Pemimpin Umum merupakan orang pertama pada PT Trieka
Visitama. Pemimpin umum bertanggungjawab terhadap maju
mundurnya perusahaan. Ia mempunyai kekuasaan yang luas untuk
mengambil kebijakan dan menentukan arah perkembangan
perusahaan. Pemimpin umum berhak mengangkat dan
memberhentikan karyawan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
mengembangkan perusahaannya, pemimpin umum memegang
kendali pada bidang redaksi dan bidang usaha, dimana dalam setiap
bidang tersebut terdapat komponen-komponen yang memiliki tugas
dan wewenang masing-masing.
1. Pemimpin Redaksi
Pemimpin redaksi mengendalikan kegiatan keredaksian
perusahaan yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan,
pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita
utama (headline), berita pembuka halaman (opinion news),
menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya.
Pemimpin redaksi bertanggung jawab jika ada tuntutan hukum
yang disebabkan oleh isi pemberitaan pada penerbitannya. Di
bawah pemimpin redaksi terdapat bagian-bagian yang membantu
pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya, yaitu :
Sekretaris Redaksi (Sekred)
Sekretaris redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam
administrasi keredaksionalan, seperti menerima surat-surat
dari luar yang menyangkut keredaksionalan, mengirim honor
tulisan kepada penulis dari luar, membuatkan surat-surat
yang diperlukan oleh pemimpin redaksi.
Redaktur Pelaksana (Redpel)
Redaktur pelaksana memimpin pelaksanaan harian operasi
perusahaan serta memberikan penilaian dan memutuskan
layak atau tidaknya suatu berita untuk dimuat.
Koordinator Liputan (Korlip)
Korlip bertugas mengimplementasikan perencanaan liputan
yang telah dibuat redaktur pelaksana dan telah disetujui
pemimpin redaksi di lapangan. Korlip juga bertugas
memeriksa (listing) hasil liputan wartawan untuk dilaporkan
kepada redaktur pelaksana.
Redaktur
Redaktur melakukan penyuntingan berita yang akan
diturunkan dan melengkapi naskah berita yang ditulis oleh
wartawan. Redaktur dibantu oleh asisten yang disebut
subeditor.
Wartawan/Reporter
Wartawan bertugas mencari dan mengumpulkan data yang
valid untuk dijadikan berita dan mengangkat data-data yang
sudah dikumpulkan menjadi tulisan yang kemudian akan
diproses menjadi berita.
2. Pemimpin Perusahaan
Pemimpin perusahaan bertugas mengendalikan usaha untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya guna
kesejahteraan semua karyawan. Dalam operasional sehari-hari,
pemimpin perusahaan mempunyai beberapa manajer yang akan
memimpin bidang-bidang yang dibutuhkannya, yaitu sirkulasi,
iklan, keuangan, promosi dan umum.
Bagian Sirkulasi
Bagian sirkulasi menjual produk hasil penerbitannya dan
menangani perjalanan produk penerbitannya tersebut, mulai
dari keluar percetakan sampai pada konsumen.
Bagian Iklan
Bagian iklan bertugas mencari pemasang iklan yang berminat
untuk membeli spot atau ruang iklan di dalam Harian Pakuan
Raya dan memastikan jangka waktu pemasangan iklan.
Bagian Promosi
Bagian promosi bertugas menangani kegiatan promosi yang
dilakukan PT Trieka Visitama dan melakukan sosialisasi
produk kepada masyarakat Bogor dan sekitarnya.
Bagian Keuangan
Bagian keuangan bertugas mengendalikan keuangan
perusahaan, yaitu menghitung pemasukan dan pengeluaran
uang, menyimpan dan membayarkan uang, memungut dan
membayarkan pajak, membayar kebutuhan operasional
perusahaan serta mengumpulkan kekayaan perusahaan.
Bagian Umum
Bagian umum menangani dan menyediakan kebutuhan bagi
perusahaan, baik yang bersifat hardware maupun software.
Kebutuhan hardware misalnya peralatan kantor, seperti alat
angkut untuk dinas maupun operasional, mesin cetak,
komponen tinta cetak dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan
software seperti kebutuhan jumlah karyawan, peningkatan
kemampuan karyawan dan kesejahteraan karyawan. Dalam
melakukan kegiatannya, manajer umum dibantu beberapa staf
yang melaksanakan tugas-tugas perawatan dan personalia.
4.1.4. Lingkungan Internal Perusahaan
Perusahaan ditentukan oleh kemampuan mengelola faktor-faktor
yang terdapat pada lingkungan internal dan eksternal perusahaan
dalam mencapai keberhasilannya. Lingkungan internal PT Trieka
Visitama mencakup :
4.1.4.1. Pemasaran
a. Segmentation, Targeting dan Positioning
Segmentation
Berdasarkan survei Sosial Ekonomi Daerah 2006
(BPS), jumlah penduduk di wilayah Bogor sekitar
10.930.969 jiwa (27,35% dari jumlah penduduk Propinsi
Jawa Barat), dengan perincian pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota
Kab./Kota Luas
Wilayah
Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk
Jiwa/ km² Laki-laki Wanita L+P
1. Kab.Bogor 3.357,92 2.085.587 2.015.347 4.100.934 1.221
2. Kab.
Sukabumi
3.947,83 1.136.359 1.088.634 2.224.993 564
3. Kab. Cianjur 3.217,89 1.069.408 1.029.236 2.098.644 652
4. Kota Bogor 118,50 429.627 415.151 844.778 7.129
5. Kota
Sukabumi
48,00 146.496 141.264 287.760 5.995
6. Kota Depok 200,29 688.390 685.470 1.373.860 6.859
Jumlah 10.890,43 5.555.867 5.375.102 10.930.969 1.004
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kabupaten
Bogor (37,52%), sedangkan jumlah terkecil terdapat di kota
Sukabumi (2,63%). Kepadatan penduduk tertinggi di Kota
Bogor dan Kota Depok, sedangkan yang terendah di
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.
Kedudukan geografi Kota Bogor berada di tengah-
tengah wilayah Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan
Sukabumi, Cianjur, Depok dan Tangerang. Tingginya
jumlah penduduk wilayah Bogor mendorong PT Trieka
Visitama untuk tidak hanya memasarkan produknya di
Kota Bogor saja namun juga di wilayah-wilayah sekitarnya,
sehingga Harian Pakuan Raya melakukan segmentasi
dengan memilih segmen pasar yang mencakup masyarakat
yang tinggal pada wilayah edar Harian Pakuan Raya, yaitu
Bogor, Sukabumi, Cianjur, Tangerang dan Depok untuk
menentukan pasar sasarannya.
Targeting
Wilayah Bogor merupakan daerah permukiman dan
terdapat banyak perguruan tinggi sehingga sumberdaya
manusia warga Bogor sangat potensial, mulai dari
pengusaha, pakar, intelektual, aktivis LSM, politikus,
budayawan, ulama, teknokrat sampai birokrat yang
kapasitasnya bertaraf nasional, bahkan internasional. Hal
ini merupakan faktor pendukung keberadaan Harian Pakuan
Raya sebagai surat kabar yang mengedepankan
pengetahuan dan memberikan informasi yang lengkap
mengenai kondisi wilayah Bogor dan sekitarnya. Konten
berita Harian Pakuan Raya lebih mengarah pada dinamika
demokrasi, politik dan ekonomi daerah, sehingga Harian
Pakuan Raya menjadi bacaan dan referensi yang diperlukan
oleh para pengambil keputusan di lingkungan pemerintahan
daerah, para pelaku politik dan ekonomi, mahasiswa serta
PNS yang menjadi target pasar Harian Pakuan Raya.
Positioning
Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal Bogor
yang menyajikan isi berita yang berbeda dari surat kabar
lokal lain pada umumnya, berhasil membentuk citra Harian
Pakuan Raya sebagai surat kabar lokal berwawasan, sesuai
dengan motonya "vision newspaper", yang selalu
mengutamakan berita yang berhubungan dengan daerah
Bogor dan sekitarnya.
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang
saling berkaitan, yaitu produk, harga, promosi dan
distribusi. Bauran pemasaran yang diterapkan PT Trieka
Visitama adalah sebagai berikut :
Produk (product)
Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar lokal
wilayah Bogor dan sekitarnya yang dibuat sesuai dengan
selera pembaca. Konsistensi Harian Pakuan Raya sebagai
surat kabar lokal merupakan suatu kelebihan dibandingkan
surat kabar lain yang mengaku sebagai surat kabar lokal
namun berita yang dimuat lebih banyak yang berskala
nasional. Berita yang dimuat Harian Pakuan Raya lebih
mengarah pada dinamika demokrasi, politik dan ekonomi
daerah.
Kertas yang digunakan Harian Pakuan Raya adalah
kertas koran biasa yang memiliki lebar 34,7 cm dan tinggi
57,8 cm yang terdiri dari 16 halaman, 4 halaman full colour
dan 12 halaman black and white.
Harga (price)
Harga jual eceran Harian Pakuan Raya adalah Rp.
2.000,- per eksemplar. Biaya produksi Rp. 1.075,- per
eksemplar, pengecer Rp. 500,- per eksemplar dan agen Rp.
300,- per eksemplar, sehingga perusahaan hanya mendapat
keuntungan sebesar Rp. 125,- per eksemplar. Harga koran
bagi yang berlangganan Harian Pakuan Raya adalah Rp.
1.800,- per eksemplar. Perusahaan baru bisa mendapatkan
keuntungan dari penjualan Koran jika retur di bawah 20%.
Walaupun kini antar surat kabar sedang perang harga,
namun Harian Pakuan Raya tetap konsisten dengan
harganya untuk menjaga image produk dan telah memiliki
pasar sendiri. Penjualan Harian Pakuan Raya setiap harinya
sebanyak 35% dari langganan tetap dan 65% dijual melalui
agen dan pengecer dengan tingkat retur rata-rata 45%.
Jumlah retur yang masih berada di atas 20%, dapat ditutup
dengan pendapat iklan. Penjualan tertinggi Harian Pakuan
Raya terjadi pada hari Senin.
Keuntungan terbesar perusahaan berasal dari
pemasangan iklan. Tipe-tipe iklan berupa iklan baris (45%),
iklan lelang/pengumuman/instansi/ucapan (20%), iklan
display/kolom (20%), iklan advetorial (10%) dan lain-lain
(5%). Rata-rata iklan yang masuk setiap harinya sebanyak
15-20 iklan baris dan 2-5 iklan lelang, pengumuman dan
display. Tarif iklan Harian Pakuan Raya dapat dilihat pada
tabel 5 berikut.
Tabel 5. Tarif Iklan Harian Pakuan Raya per Januari 2008.
Jenis Iklan Hitam
putih/milimeter
kolom
Berwarna/milimeter
kolom
Keterangan
Display Rp. 28.500,- Halaman 1(Utama)
Display Rp. 17.500,- Rp. 22.500,- Halaman 8, 9 & 16
Kolom Rp. 13.500,- Halaman Dalam
Sosial/Obituary Rp. 10.500,- Rp. 19.500,-
Ucapan Selamat Rp. 10.500,- Rp. 19.500,-
Advertorial Rp. 12.500,- Rp. 22.500,-
Iklan Baris Rp. 9.000,- Min 3 baris, maks
7 baris
Creative Ad Rp. 12.500,- Rp. 25.000,-
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
Perusahaan menyediakan tenaga yang digunakan untuk
menarik pemasang iklan untuk memasang iklannya pada
Harian Pakuan Raya, namun ada juga pemasang iklan yang
datang langsung ke kantor Harian Pakuan Raya.
Distribusi (place)
Saluran distribusi Harian Pakuan Raya sejak edisi
perdana terbit pada bulan Juni 2005 dengan standar oplah
30.000 eksemplar, telah menyebar hampir ke seluruh
wilayah Bogor dan sekitarnya, yaitu Sukabumi, Cianjur,
Depok dan Tangerang. Seperti yang dapat dilihat pada tabel
6 persentase jumlah surat kabar yang disebar pada masing-
masing wilayah.
Tabel 6. Persentase Wilayah Distribusi Harian Pakuan Raya
Wilayah %
Kota Bogor 30
Kabupaten Bogor 25
Kabupaten dan Kota Sukabumi 15
Cianjur 10
Depok 10
Kabupaten dan Kota Tangerang 10
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
Saluran distribusi Harian Pakuan Raya adalah dari
kantor percetakan lalu disalurkan ke agen-agen resmi yang
telah terdaftar dan kemudian diteruskan kepada konsumen.
Jumlah seluruh agen resmi Harian Pakuan Raya sebanyak
35 agen yang tersebar di wilayah Bogor dan sekitarnya,
dengan perincian pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Jumlah Agen Resmi Harian Pakuan Raya
Wilayah Jumlah Agen
Kota Bogor 12
Kabupaten Bogor 10
Depok 5
Cianjur 2
Sukabumi 4
Tangerang 2
Total 35
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
Promosi (promotion)
Dalam mempromosikan Harian Pakuan Raya dilakukan
berbagai cara agar menarik perhatian konsumen untuk
membeli dan membacanya. Harian Pakuan Raya melakukan
promosi awal dengan membidik pembaca pemula yang
sesuai dengan konten berita yang dimuat, seperti
membagikan koran gratis ke perumahan-perumahan yang
cukup elit. Selanjutnya, melakukan komunikasi dua arah
dengan konsumen, yaitu dengan menanyakan pendapat dan
kritik dari masyarakat yang telah membaca Harian Pakuan
Raya. Respon masyarakat saat itu cukup baik sehingga
semakin membangkitkan semangat perusahaan untuk terus
mengembangkan usahanya. Harian Pakuan Raya juga
melakukan promosi melalui media elektronik, yaitu radio
Lesmana FM dan Megaswara serta dengan memasang
spanduk di tempat-tempat umum. Selain untuk menarik
perhatian konsumen, promosi juga dilakukan untuk
menarik pemasang iklan untuk memasangkan iklannya
pada Harian Pakuan Raya.
4.1.4.2. Produksi
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang wartawan
memerlukan tahapan kerja untuk mempermudah
pekerjaannya terutama pada proses pencarian dan
pengumpulan berita. PT Trieka Visitama melakukan
proses-proses manajemen yang didalamnya terdapat unsur
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating) dan pengontrolan (controlling).
Proses produksi Harian Pakuan Raya adalah sebagai
berikut:
Gambar 5. Proses Produksi Harian Pakuan Raya
1. Rapat Redaksi
Rapat redaksi merupakan agenda rutin dan telah
menjadi standar baku organisasi yang harus dilaksanakan
setiap hari. Rapat redaksi dilaksanakan sebelum wartawan
melakukan kegiatan reportase di lapangan. Tujuannya
adalah untuk mengarahkan agar liputan wartawan sesuai
dengan perencanaan yang dibuat oleh pemimpin redaksi.
Rapat
redaksi
Liputan
Iklan
Pengolahan
Berita
Desain Rapat
Budget
Distribusi
Cetak
2. Liputan
Setelah melakukan rapat redaksi, wartawan
menjalankan tugas liputannya. Ada wartawan yang
mendapat tugas liputan khusus dengan nara sumber yang
telah direncanakan, ada pula wartawan yang mencari
informasi terbaru dari peristiwa yang telah terjadi. Selain
itu, terdapat wartawan yang ditempatkan di tempat-tempat
khusus, seperti wartawan kriminal yang biasanya
menunggu di dinas pemakaman, rumah sakit dan kantor
polisi.
3. Pengolahan Berita
Setelah melakukan liputan, wartawan kembali ke kantor
untuk mengetik berita. Wartawan harus kembali ke kantor
sekitar pukul 15.00-16.00 kecuali ada tugas khusus atau
liputan berita besar. Hasil liputan langsung diberikan pada
Korlip untuk listing berita, lalu bahan yang diperoleh
Korlip dilaporkan ke Redaktur Pelaksana sebagai input
yang akan dibicarakan dalam rapat budget.
4. Rapat Budget
Rapat budget merupakan rapat yang dilaksanakan pada
sore hari dan dihadiri oleh unsur pimpinan Harian Pakuan
Raya, seperti wartawan, redaktur, manajer iklan, manajer
sirkulasi dan bagian-bagian lain yang terkait. Rapat ini
menentukan materi atau bahan berita yang akan diturunkan
dari hasil liputan para reporter, membahas dummy/draft per
halaman, membahas penempatan berita dan foto di halaman
muka dan halaman dalam. Selain membahas soal materi
berita, rapat ini juga membahas perencanaan materi iklan.
Iklan diperoleh dari pemasang iklan yang datang langsung
ke kantor atau dari tenaga yang telah disediakan perusahaan
untuk menarik pemasang iklan.
Dalam rapat budget masih dimungkinkan ada
pengembangan berita. Jika berita yang dipilih menjadi
berita utama (headlines) kurang nara sumber atau kurang
dalam, masih diberi kesempatan redaktur memerintahkan
reporter untuk melengkapi berita tersebut melalui
wawancara melalui telepon. Setelah halaman satu selesai,
masing-masing redaktur halaman mempresentasikan
rencana halaman yang lainnya. Setelah disetujui maka,
setiap penanggungjawab halaman diwajibkan membuat
dummy halaman yang menjadi pegangan para petugas lay
out dalam mengerjakan tugasnya.
5. Desain (lay out)
Dummy halaman diserahkan kepada petugas lay out. Di
dalam dummy tersebut jelas tergambar jenis berita dan foto
yang diinginkan serta grafis peristiwa jika dibutuhkan.
Dummy juga menggambarkan komposisi halaman. Setelah
semua naskah siap,
proses selanjutnya adalah proses mendesain halaman.
Dan terakhir yang dikerjakan oleh petugas lay out adalah
halaman satu. Dalam proses pembuatannya didampingi
oleh penanggungjawab halaman. Jika sudah selesai dan
tidak ada kesalahan lagi, proses pengontrolan selanjutnya
dilakukan redaktur bahasa, untuk memastikan tidak ada
kesalahan ketik dan nalar serta tidak melanggar Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Sebelum dicetak, setiap halaman
harus disupervisi dahulu, yang dilakukan oleh pemimpin
redaksi dan redaktur pelaksana.
6. Cetak
Setelah supervisi dilakukan, selanjutnya adalah proses
persiapan naik cetak. PT Trieka Visitama tidak memiliki
mesin cetak sendiri, maka Harian Pakuan Raya melakukan
sistem cetak jarak jauh yaitu pada perusahaan percetakan
PT Temprina Media Grafika di Bekasi. Proses percetakan
ini dinamakan sistem jarak jauh, dengan mengirim file-file
halaman melalui internet menggunakan fasilitas File
Transfer Protocol (FTP). Pengiriman ini dilakukan secara
bertahap. Halaman yang sudah selesai dan telah disupervisi
dirubah dalam bentuk file PDF dan dikirim melalui FTP.
Pihak percetakan akan menangkap file-file tersebut lalu
difilmkan. Kemudian film-film tersebut ditembakkan
dengan alat khusus ke pelat-pelat, lalu pelat-pelat tersebut
dicuci dan dipasang ke mesin cetak dan menghasilkan
Harian Pakuan Raya.
7. Distribusi
Surat kabar yang selesai cetak kemudian dikemas dan
dikirim. Dari kantor percetakan, sudah di atur ke mana arah
distribusi Harian Pakuan Raya. Yang dituju oleh kendaraan
distribusi adalah agen-agen besar. Data-data agen sudah
dipegang oleh petugas distribusi. Dari agen besar, sub-sub
agen akan mengambil jatah korannya hingga sampai pada
konsumen.
4.1.4.3. Sumber Daya Keuangan
Modal yang digunakan untuk membangun PT Trieka
Visitama berasal dari pemegang saham perusahaan.
Pemegang saham pada perusahaan ini terdiri dari empat
orang. Aset yang dimiliki perusahaan terdiri dari gedung,
kendaraan bermotor dan peralatan-peralatan kantor, seperti
komputer, meja, kursi dan alat-alat tulis. Ketersediaan
sumberdaya keuangan yang memadai merupakan faktor
pendukung bagi kelangsungan perusahaan. Modal yang
dimiliki digunakan untuk beban karyawan dan operasional,
seperti yang dapat dilihat pada neraca keuangan PT Trieka
Visitama pada lampiran 7. Selain dari modal, pendapatan
perusahaan sebagian besar berasal dari pemasangan iklan,
sedangkan dari penjualan surat kabar sendiri hanya
memperoleh keuntungan yang sangat kecil. Pendapat iklan
dapat mencapai Rp.100.000.000,- sampai Rp.250.000.000,-
per bulan, sehingga dapat menutupi kerugian retur yang
masih tinggi (45%) setiap harinya, jumlah pendapatan iklan
tahun ini, sudah mencapai Rp. 901.469.500,- seperti yang
dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Pendapatan Iklan Harian Pakuan Raya tahun 2008
Bulan Pendapatan Iklan
Januari Rp. 217.500.000,-
Februari Rp. 186.850.000,-
Maret Rp. 274.328.000,-
April Rp. 222.791.500,-
Total Rp. 901.469.500,-
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
4.1.4.4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pihak manajemen selalu melakukan evaluasi kerja
terhadap karyawan sesuai dengan sistem penilaian yang
diterapkan oleh perusahaan pada umumnya, penilaian ini
meliputi loyalitas, kedisiplinan dan ketaatan terhadap
peraturan yang berlaku di perusahaan dan pencapaian
prestasi yang menyangkut kinerja secara perseorangan
maupun kerjasama tim, manajemen akan memberikan
award terhadap karyawan yang berprestasi berupa insentif
dan program promosi jabatan yang diharapkan akan
mendorong para karyawan untuk terus meningkatkan
prestasi kerjanya, dan masing-masing berlomba untuk dapat
memberikan sumbangsih yang optimal terhadap kemajuan
perusahaan secara keseluruhan.
Jumlah karyawan PT Trieka Visitama adalah 63 orang
yang terdiri dari pekerja tetap yang diangkat dan
mendapatkan gaji secara bulanan. Jumlah karyawan PT
Trieka Visitama berdasarkan jabatan, jenis kelamin dan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Tabel 9. Distribusi Tenaga Kerja pada PT Trieka Visitama
No. Jabatan Jumlah
(orang)
Jenis
Kelamin
Pendidikan
1 Pemimpin Umum 1 L S1
2. Pemimpin Perusahaan 1 L S1
3. Pemimpin Redaksi 1 L S2
4. Redaktur Pelaksana 1 L S1
5. Sekretaris Redaksi 1 L S1
6. Koordinator Liputan 1 L S1
7. Redaktur 4 4L S1
8. Asisten Redaktur 3 3L D3 dan S1
9. Wartawan/Reporter 8 8L, 2P D3 dan S1
10. Divisi Design/Tata letak 4 4L D3 dan S1
11. Divisi Iklan/pemasaran 5 2L, 3P S1
12. Divisi Distribusi/Sirkulasi 7 7L D3 dan S1
13. Divisi Produksi 5 5L S1
14. Divisi Adm/Keuangan 3 1L,2P S1
15. Divisi Umum 3 3L S1
16. Divisi IT 2 2L S1
17. Biro Sukabumi 4 4L D3
18. Biro Cianjur 2 2L D3
19. Biro Depok/Jakarta 4 3L, 1P D3
20. Biro Tanggerang 3 3L D3
Total 63
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
Tenaga kerja PT Trieka Visitama sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang dan jenis
kelamin perempuan hanya berjumlah 8 orang. Hal ini
dikarenakan pekerjaan pada bidang media cetak
membutuhkan waktu lama dan tidak dapat diprediksi,
terkadang dalam penyelesaian pembuatan berita
memerlukan waktu hingga larut malam. Selain itu, tenaga
kerja PT Trieka Visitama merupakan tenaga kerja yang
cukup berkualitas, dapat dilihat dari pendidikan masing-
masing pekerja yang minimal lulusan perguruan tinggi.
Jabatan-jabatan pada PT Trieka Visitama di isi oleh
personel yang cakap serta profesional pada bidangnya,
dengan bekal pengalaman yang memadai dan keahlian yang
dimiliki, seperti yang dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Karyawan PT Trieka Visitama berdasarkan
Jabatan, Keahlian dan Pengalaman
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008.
Setiap karyawan memiliki jam kerja yang berbeda-beda
sesuai dengan bidangnya. Bagian iklan, promosi, keuangan
dan staf bekerja pukul 08.00-17.00, bagian produksi pukul
24.00-04.00, bagian distribusi langsung pukul 04.00-08.00,
sedangkan wartawan dan redaktur tidak memiliki jam kerja
yang tetap karena suatu kejadian dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Gaji karyawan berkisar antara
Rp.600.000,- hingga Rp.3.500.000,- sesuai jabatan masing-
masing.
JABATAN KEAHLIAN PENGALAMAN
Pimpinan Jurnalis,
Leadership
5 Tahun
Manager/Koordinator Jurnalis,
Leadership,
Kompetensi
5 Tahun
Redaktur Jurnalis,
Kompetensi
3-5 Tahun
Wartawan/Reporter Jurnalis,
Kompetensi
1-3 Tahun
Staf Administrasi
umum
1-3 Tahun
4.1.5. Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan yang akan dianalisis dalam
penelitian ini terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan industri.
Dari kedua komponen tersebut akan menghasilkan peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan.
4.1.5.1. Lingkungan Mikro
Faktor-faktor yang dianalisis dalam lingkungan mikro :
a. Pemasok
Pemasok merupakan pihak yang menyediakan
sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan, seperti kertas,
tinta dan berita. Kertas dan tinta berasal dari perusahaan
percetakan tempat Harian Pakuan Raya dicetak. PT Trieka
Visitama tidak mempunyai mesin cetak sendiri, sehingga
perusahaan tersebut mencetak produknya pada perusahaan
percetakan PT Temprina Media Grafika di Bekasi. Selain
itu terdapat pula pemasok berita, berita dapat berasal dari
hasil wawancara, suatu kejadian dan mengutip dari
referensi lain.
b. Pelanggan
PT Trieka Visitama melakukan klasifikasi pembacanya
berdasarkan usia, jenis kelamin, profesi dan pendidikan.
Berdasarkan usia, pembaca Harian Pakuan Raya sebagian
besar berusia 25-40 tahun (58 %), disusul usia 40-55 tahun
(25 %) dan di bawah 25 tahun (7 %). Berdasarkan jenis
kelamin, pembaca Harian Pakuan didominasi oleh laki-laki
(72%) dan perempuan (18%). Sedangkan berdasarkan
profesi dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11. Pembaca Harian Pakuan Raya Berdasarkan Profesi
dan Pendidikan
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pembaca
terbanyak berusia 25-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki,
dengan profesi pengusaha dan pedagang, karyawan swasta
dan PNS serta berpendidikan SMA hingga sarjana. Hal
tersebut menandakan bahwa pembaca Harian Pakuan Raya
sebagian besar adalah masyarakat dewasa dengan profesi
dan pendidikan tinggi. Pelanggan tetap Harian Pakuan Raya
meliputi rumah tangga, perusahaan dan instansi pemerintah
daerah maupun swasta. Dari total produksi Harian Pakuan
Raya, 35% merupakan pelanggan tetap.
c. Pesaing
Berdasarkan surat kabar lokal Bogor yang ada, pesaing
Harian Pakuan Raya adalah Radar Bogor yang merupakan
anak perusahaan Jawa Pos dan Jurnal Bogor yang
merupakan anak perusahaan Jurnal Nasional, yang baru
saja berdiri pada bulan November 2007. Namun Harian
Pakuan Raya memiliki keunggulan yaitu sebagai satu-
satunya koran independen yang konsisten sebagai surat
kabar lokal dengan selalu menjadikan wilayah Bogor dan
sekitarnya sebagai berita utama. Diantara surat kabar
nasional maupun lokal yang beredar di Bogor, Harian
Pakuan Raya berada pada peringkat 9 setelah Koran
Profesi Pendidikan
Pengusaha dan Pedagang 27 % SD 1%
Karyawan Swasta 23% SLTP 4%
Pegawai Negeri/PNS 20% SMA 20%
Ibu Rumah Tangga 13% Diploma 30%
Pelajar dan Mahasiswa 12% Sarjana 35%
Lain-lain 5% Pasca Sarjana 10%
Kompas, Warta Kota, Pos Kota, Radar Bogor, Suara
Pembaruan, Pikiran Rakyat, Republika dan Media
Indonesia.
d. Perantara
Dalam menjual produknya, PT Trieka Visitama
menggunakan tenaga agen sebagai perantara. Setelah
dicetak, surat kabar disebarkan kepada agen-agen pada
setiap wilayah edar untuk dijual, lalu sisa surat kabar yang
tidak terjual dan hasil penjualan disetor kembali kepada
perusahaan oleh agen. Tidak seperti surat kabar
kebanyakan, Harian Pakuan Raya tidak menggunakan jasa
pedagang asongan dalam menjual produknya. Harian
Pakuan Raya hanya dapat ditemukan pada agen-agennya
yang telah terdaftar.
4.1.5.2 Lingkungan Makro
a. Demografi
Bogor terdiri dari kota dan kabupaten Bogor. Menurut
hasil registrasi penduduk yang dilakukan Badan Pusat
Statistik pada akhir tahun 2006, jumlah penduduk kota
Bogor sebanyak 750.250 jiwa, yang terdiri dari 379.446
jiwa laki-laki dan 370.804 jiwa perempuan. Sedangkan
jumlah penduduk pada wilayah kabupaten Bogor sebanyak
4.215.436 jiwa, yang terdiri dari 2.163.853 jiwa laki-laki
dan 2.051.583 jiwa perempuan. Jumlah penduduk
kabupaten Bogor merupakan yang terbesar diantara
kabupaten/kota di Jawa Barat. Tingginya jumlah penduduk
Bogor merupakan peluang yang besar bagi PT Trieka
Visitama dalam memasarkan Harian Pakuan Raya sebagai
koran lokal Bogor. Berdasarkan data yang diperoleh dari
PT Trieka Visitama, jumlah pembaca dari sepuluh surat
kabar terbesar di kota Bogor hingga saat ini sebesar 36.250
pembaca, yang arinya hanya 4,83% dari jumlah penduduk
Kota Bogor.
b. Politik/Hukum
Pers yang memiliki kemerdekaan untuk mencari dan
menyampaikan informasi sangat penting untuk
mewujudkan Hak Asasi Manusia yang dijamin dengan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia, antara lain yang menyatakan bahwa setiap orang
berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi sejalan
dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hak
Asasi Manusia Pasal 19 yang berbunyi : "Setiap orang
berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan
pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan memiliki
pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima,
dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui
media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas
wilayah". Adanya pernyataan tersebut mendorong
banyaknya bisnis penerbitan yang bermunculan.
Undang-Undang mengenai kebebasan pers tercantum
dalam UU No. 40 tahun 1999 (lampiran 2). Undang-
Undang ini memiliki landasan universal Freedom of
Information dengan memberikan kebebasan menyampaikan
pendapat, membuat berita dan informasi melalui berbagai
macam media.
c. Teknologi
Kemajuan teknologi dapat mempermudah dan
mempercepat proses cetak surat kabar. Dengan adanya
mesin cetak yang sudah canggih, dapat menghasilkan
jumlah surat kabar yang besar dalam waktu yang singkat.
Untuk menghasilkan 30.000 eksemplar, hanya diperlukan
waktu setengah jam. Di samping itu, perusahaan yang tidak
memiliki mesin cetak sendiri dapat melakukan sistem cetak
jarak jauh, seperti yang dilakukan PT Trieka Visitama
yang melakukan percetakan di Bekasi. Bahan berita yang
akan dicetak dikirim melalui internet kepada perusahaan
percetakan sehingga sistem ini membantu beredarnya surat
kabar ke daerah-daerah dengan tepat waktu. Manfaat
perkembangan teknologi juga dapat dirasakan pada
penggunaan sistem LAN (Local Area Network), dimana
seluruh komputer pada PT Trieka Visitama telah online
antar bagian, sehingga mempermudah kegiatan operasional
perusahaan.
d. Sosial Budaya
Masyarakat Bogor adalah masyarakat yang religius dan
egaliter (terbuka) serta mempunyai hubungan kekerabatan
yang cukup tinggi, baik dengan sesama etnis, antar
etnis/pendatang maupun antar strata sosial-ekonomi yang
berbeda. Ini menjadi faktor utama terciptanya kedamaian di
tengah-tengah masyarakat. Pada masa stabilitas nasional
yang tidak kondusif maupun saat ini, Kota Bogor terhindar
dari kerusuhan ataupun penjarahan. Meskipun demikian
masyarakat Kota Bogor adalah masyarakat kritis dan
dinamis, sehingga dikenal juga dengan Kota Dialog.
Masyarakat yang kritis dan dinamis tentu membutuhkan
banyak informasi dalam menjalankan kegiatannya sehingga
melihat peluang tersebut, maka hadirlah Harian Pakuan
Raya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
masyarakat Bogor.
4.1.5.3. Lingkungan Industri
Dalam lingkungan industri terdapat beberapa faktor
kekuatan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup
perusahaan, yaitu (Porter, 1995) :
a. Ancaman pendatang baru.
Pendatang baru dalam bisnis surat kabar dapat muncul
kapan saja, hal ini didukung dengan adanya kebebasan pers
yang dimuat dalam Undang-Undang No. 40 tahun 1999
(lampiran 8). Undang-Undang ini memiliki landasan
universal Freedom of Information dengan memberikan
kebebasan menyampaikan pendapat, membuat berita dan
informasi melalui berbagai macam media sehingga untuk
membuat Surat Izin Usaha Penerbitan Pers menjadi mudah.
Adanya pendatang baru yang bermunculan merupakan
ancaman besar bagi Harian Pakuan Raya dalam
menjalankan bisnisnya. Pada bulan November 2007 lalu,
terbit surat kabar lokal baru yang bernama Jurnal Bogor.
Jurnal Bogor merupakan anak perusahaan dari Jurnal
Nasional. Agar dapat bersaing dan mempertahankan
pasarnya, Harian Pakuan Raya harus melakukan
diferensiasi untuk membedakan Harian Pakuan Raya
dengan surat kabar lainnya. Salah satunya, Harian Pakuan
Raya masih merupakan satu-satunya koran independen
yang dapat menyaingi para pesaingnya yang berada
dibawah perusahaan surat kabar yang telah ternama. Selain
itu, Harian Pakuan Raya tetap konsisten dengan berita
lokalnya, tidak seperti surat kabar lokal lain yang mengaku
sebagai koran lokal namun beritanya lebih mengarah pada
skala nasional.
b. Ancaman produk substitusi
Produk substitusi surat kabar merupakan produk
pengganti surat kabar berupa media cetak dan media
elektronik, seperti majalah, tabloid, televisi dan radio. Salah
satu majalah lokal baru di Bogor adalah F Magazine yang
lebih mengedepankan life style dan ditujukan kepada
generasi muda Bogor. Namun majalah bukan termasuk
ancaman besar bagi Harian Pakuan Raya, hal ini
dikarenakan majalah memiliki cakupan berita yang berbeda
dengan surat kabar.
Ancaman produk substitusi yang paling besar adalah
media elektronik, seperti televisi, radio dan internet yang
memiliki keunggulan dalam kecepatan penyampaian berita.
Media elektronik dapat menyampaikan berita langsung
ketika suatu kejadian terjadi, sedangkan surat kabar harus
menunggu hingga hari berikutnya. Agar tidak kalah
bersaing dengan media elektronik, Harian Pakuan Raya
membuat media online sehingga masyarakat juga dapat
mengakses berita melalui internet.
c. Ancaman kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli dapat mempengaruhi harga dengan
membanding-bandingkan suatu merek produk dengan
merek lainnya. Pembeli akan beralih ke merek lain jika
menurutnya suatu merek lebih mahal. Hal ini sering dialami
Harian Pakuan Raya, banyak konsumen yang tidak jadi
membeli Harian Pakuan Raya karena terdapat beberapa
merek surat kabar yang harganya lebih rendah, seperti
Harian Jurnal Bogor. Namun hal tersebut tidak membuat
Harian Pakuan Raya untuk menurunkan harganya karena
Harian Pakuan Raya telah memiliki pasar sendiri yang tetap
setia menjadi pelanggannya.
d. Ancaman kekuatan tawar menawar pemasok
Kenaikan harga kertas dapat mengakibatkan
meningkatnya biaya produksi, namun harga jual surat kabar
per eksemplarnya tidak dapat dengan mudah dinaikkan
karena akan mengakibatkan menurunnya jumlah penjualan
secara drastis. Pemasok yang cenderung tidak mau tahu
dengan kenaikan harga bahan baku, memasang kenaikan
tarif yang sulit untuk dikompromi, sehingga Harian Pakuan
Raya dituntut mampu mengantisipasi hal tersebut.
e. Ancaman persaingan segmen yang ketat
Berdasarkan segmen pasar yang dibidik, Harian Pakuan
Raya belum memiliki pesaing yang begitu ketat karena
surat kabar lain yang beredar memiliki segmen pasar yang
berbeda dengan Harian Pakuan Raya. Harian Pakuan Raya
lebih tertuju pada segmen tertentu sesuai dengan konten
berita yang dimuat sebagai koran berwawasan (vision
newspaper), sedangkan surat kabar lain yang beredar
hingga saat ini sebagian besar untuk komunitas atau
masyarakat umum (community newspaper). Namun
walaupun segmen utama yang dituju berbeda, Harian
Pakuan Raya juga memiliki beberapa kesamaan dengan
surat kabar lain yang menjadi pesaingnya, seperti Radar
Bogor yang juga memuat berita lokal Bogor dan sekitarnya.
Selain itu, surat kabar nasional juga merupakan pesaing,
seperti koran Kompas yang juga memuat berita yang
berhubungan dengan wawasan. Hal ini yang perlu
diantisipasi Harian Pakuan Raya untuk mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dan memperbanyak jumlah
kosumen.
Market share pembaca koran di kota Bogor, dihitung
dari sepuluh koran dengan penjualan tertinggi hanya
sebesar 4,83% dari jumlah penduduk kota Bogor. Market
share pembaca dari masing-masing koran harian, dapat
dilihat pada tabel 12 berikut.
Tabel 12. Market Share Pembaca Koran di Kota Bogor
No. Nama Koran Jumlah Pembaca Market Share (%)
1. Koran Kompas 6.190 17,07
2. Warta Kota 4.400 12,14
3. Pos Kota 4.230 11,67
4. Radar Bogor 3.980 10,98
5. Suara Pembaruan 3.500 9,65
6. Pikiran Rakyat 3.470 9,57
7. Republika 2.910 8,03
8. Media Indonesia 2.820 7,78
9. Harian Pakuan Raya 2.540 7,01
10. Koran Sindo 2.210 6,10
Total 36.250
Sumber : PT Trieka Visitama, 2008
4.2. Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan
Identifikasi faktor lingkungan perusahaan bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada lingkungan
perusahaan yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kegiatan perusahaan.
4.2.1. Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan
Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan internal
perusahaan diperoleh beberapa kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kekuatan PT Trieka Visitama terdiri dari :
1. Konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya sebagai surat kabar
lokal yang selalu konsisten memuat berita lokal.
Harian Pakuan Raya memiliki komitmen untuk tidak keluar
dari jalur berita yang sejak semula selalu mengedepankan berita
pada cakupan wilayah Bogor dan sekitarnya. Harian Pakuan
Raya tetap menyajikan berita dari wilayah luar Bogor, namun
proporsinya tidak banyak.
2. Tenaga kerja yang dipilih merupakan tenaga kerja yang
profesional pada bidangnya.
SDM yang terdapat pada PT Trieka Visitama merupakan
tenaga kerja yang cukup berkualitas. Seluruh tenaga kerjanya
merupakan lulusan perguruan tinggi (D3 dan S1), seperti yang
dapat dilihat pada tabel 5. SDM pada PT Trieka Visitama terdiri
dari personel yang profesional pada bidangnya, dengan bekal
pengalaman yang memadai dan keahlian yang dimiliki (tabel 6).
3. Loyalitas karyawan yang tinggi.
Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan para
karyawan yang dapat berimplikasi pada peningkatan loyalitas
karyawan. Selain suasana kerja yang sangat kondusif, perusahaan
juga peduli pada kebutuhan karyawan termasuk tunjangan
kesehatan sampai reward yang diterima karyawan sesuai dengan
performansi mereka, sehingga proses turn over yang terjadi pada
PT Trieka Visitama sangat kecil sejak perusahaan ini berdiri.
4. Hubungan kekeluargaan yang erat antar para karyawan.
Pada PT Trieka Visitama, tidak terjadi kesenjangan yang
menonjol antara karyawannya, baik antara karyawan satu dengan
yang lain maupun antara atasan dan bawahan. Cara bekerja pada
perusahaan ini tidak seperti perusahaan pada umumnya, dimana
bawahan harus selalu tunduk pada atasannya. Hubungan antar
individu para pekerja sangat dekat, sehingga tercipta suasana
kerja yang nyaman dan tidak kaku. Meskipun tidak ada jurang
pemisah, namun setiap karyawan tetap memahami kapasitasnya
masing-masing, dimana mereka pantas bertindak dan bekerja
sama dengan baik.
5. Harian Pakuan Raya merupakan salah satu surat kabar lokal yang
memiliki media online (website) di Bogor.
Tidak semua surat kabar, terutama surat kabar lokal
memiliki media online (website). Sehingga keberadaan fasilitas
media online merupakan kelebihan Harian Pakuan Raya dalam
memberikan kemudahan akses untuk memperoleh informasi bagi
pembacanya. Media online ini dikunjungi oleh lebih dari seribu
pembaca setiap harinya, dimana pengunjung terbanyak terdapat
pada hari Senin, jam 10.00 sampai 12.00 yang dapat mencapai
1.200 pembaca.
6. Jaringan distribusi Harian Pakuan Raya yang luas.
Terdapat beberapa wilayah yang menjadi jaringan distribusi
Harian Pakuan Raya, yaitu Kota Bogor (30%), Kabupaten Bogor
(25%), Kabupaten dan Kota Sukabumi (15%), Cianjur (10%),
Depok (10%), Kota dan Kabupaten Tengerang (10%).
Sedangkan kelemahan yang dimiliki PT Trieka Visitama meliputi :
1. Pertumbuhan penjualan Harian Pakuan Raya yang lambat.
Sebagai perusahaan surat kabar yang terhitung baru 3 tahun
berdiri, belum banyak pembaca yang menjadi pelanggan setia
Harian Pakuan Raya. Sehingga penjualan per hari belum sesuai
dengan target yang diharapkan dan grafik pertumbuhan penjualan
masih berjalan lambat.
2. Pendapatan iklan yang rendah.
Harian Pakuan Raya belum dapat menarik perhatian para
pemasang iklan untuk mengiklankan produknya. Hal tersebut
dikarenakan para pemasang iklan lebih memilih aman dengan
memasang iklan di surat kabar lama yang lebih dikenal
masyarakat.
3. Harian Pakuan Raya belum begitu dikenal masyarakat Bogor dan
sekitarnya.
Promosi yang masih terbatas yang dilakukan Harian
Pakuan Raya belum berhasil meningkatkan pamornya di mata
masyarakat, sehingga belum banyak orang yang mengetahui
keberadaan surat kabar ini.
4. Kapasitas produksi Harian Pakuan Raya masih kecil.
Volume produksi harian Pakuan Raya sebesar 30.000
eksemplar per harinya, masih tergolong rendah sehingga cakupan
wilayah edarnya belum merata.
5. Tidak memiliki mesin cetak sendiri.
Fasilitas operasi dan produksi yang lengkap dapat
meminimalis biaya produksi dan efisiensi waktu. PT Trieka
Visitama tidak memiliki fasilitas mesin cetak sendiri sehingga
percetakan dilakukan pada perusahaan percetakan di Bekasi,
dimana setelah bahan berita dikirimkan, tidak dapat langsung
dicetak melainkan harus mengantri dengan surat kabar lain.
Biasanya perusahaan percetakan lebih mendahulukan surat kabar
dengan jumlah oplah yang lebih besar.
4.2.2. Peluang dan Ancaman Perusahaan
Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan
diperoleh beberapa peluang dan ancaman perusahaan. Peluang yang
dimiliki PT Trieka Visitama adalah :
1. Pangsa pasar yang luas
Jumlah penduduk yang besar dalam suatu wilayah semakin
membuka peluang dalam menarik jumlah konsumen karena
penduduk yang jumlahnya tinggi mengindikasikan pangsa pasar
masih terbuka luas bagi suatu perusahaan dalam menjalankan
usahanya.
2. Kebutuhan masyarakat yang tinggi mengenai informasi lokal.
Saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi lokal
semakin tinggi, sehingga masyarakat semakin memerlukan media
yang menyediakan informasi mengenai daerahnya. Harian
Pakuan Raya sebagai salah satu media cetak yang konsisten
menyediakan informasi lokal, bermanfaat dalam menjawab
kebutuhan masyarakat tersebut.
3. Adanya kebijakan pemerintah.
Undang-Undang Kebebasan Pers yang telah ada saat ini,
semakin membuka jalan bagi badan usaha yang ingin
menggerakkan bisnisnya di bidang surat kabar. Selain itu,
Pemerintah juga semakin pro aktif dalam memberikan kebebasan
setiap perusahaan surat kabar tersebut dalam menyajikan berita
yang transparan dan sesuai fakta di lapangan.
4. Permintaan surat kabar saat ini semakin tinggi.
Seiring dengan meningkatnya minat membaca masyarakat
dari semua lapisan masyarakat, surat kabar menjadi salah satu
alternatif tepat dalam mendapatkan informasi yang akurat dan
terpercaya, sehingga permintaan surat kabar semakin meningkat
dari waktu ke waktu.
5. Adanya otonomi daerah yang mendorong banyaknya tumbuh
perusahaan surat kabar lokal.
Otonomi daerah yang banyak diberlakukan sekarang telah
mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya
masing-masing. Salah satunya melalui dukungan terhadap
perusahaan media cetak lokal, dimana perusahaan tersebut
diharapkan dapat memberi dan mengembangkan informasi
mengenai daerahnya.
6. Kepercayaan yang tinggi dari pelanggan yang memilih Harian
Pakuan Raya sebagai surat kabar andalannya.
Tingkat kepercayaan yang tinggi dari konsumen dapat
meningkatkan loyalitas terhadap produk yang dihasilkan suatu
perusahaan. Sehingga PT Trieka Visitama melalui Harian Pakuan
Raya yang telah memiliki pasar dengan tingkat kepercayaan
tinggi merupakan salah satu peluang untuk mempertahankan
usahanya.
Sedangkan Ancaman yang dihadapi Harian Pakuan Raya adalah :
1. Persaingan antar surat kabar baik lokal maupun nasional yang
semakin tajam.
Persaingan bidang usaha yang semakin tajam saat ini
semakin menuntut setiap badan usaha untuk dapat
mempertahankan eksistensinya agar tidak mudah digeser oleh
pesaing lain. Tidak terkecuali di bidang persaingan surat kabar
yang semakin meningkat. Perusahaan surat kabar harus mampu
mempersiapkan diri menghadapi persaingan dalam dunia bisnis.
2. Media elektronik dengan kecepatan informasi yang diberikan
merupakan ancaman yang besar bagi perusahaan surat kabar.
Perputaran arus informasi yang bergerak semakin cepat saat
ini membuat perusahaan surat kabar harus selalu siap meng-
update segala bentuk informasi. Walaupun media elektronik
lebih unggul dalam kecepatan penyampaian beritanya, namun
surat kabar tetap dituntut untuk menyajikan berita secara
lengkap, dimana berita yang lengkap belum tentu terdapat pada
media elektronik.
3. Harga bahan baku kertas yang semakin meningkat yang
menyebabkan harga produksi juga naik.
Naiknya harga bahan baku kertas mengakibatkan harga
produksi juga naik. Bila tidak diantisipasi dengan baik, dapat
mengganggu kestabilan usaha perusahaan tersebut.
4. Terkadang terdapat pemberitaan yang disajikan dalam surat
kabar yang tanpa sengaja menyinggung pihak-pihak tertentu.
Wartawan bahkan sering mendapat teror atau ancaman dari
pihak-pihak tersebut karena menyajikan berita yang menurutnya
tidak pantas dimuat dalam surat kabar.
5. Pelanggan yang tidak loyal terhadap Harian Pakuan Raya.
Tingkat loyalitas yang rendah dari pelanggan menyebabkan
perusahaan kehilangan pasar yang konsisten dalam membeli
produk mereka. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus,
dapat merugikan perusahaan dalam memasarkan produknya.
4.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah matrik IFE, matriks
EFE, matriks IE dan analisis SWOT. Matriks IFE diperoleh dari
pembobotan yang diberikan pada masing-masing faktor internal dan matriks
EFE dari pembobotan masing-masing faktor eksternal PT Trieka Visitama.
Pembobotan diberikan melalui kuesioner yang disebar kepada tiga orang
responden, yaitu pemimpin umum, pemimpin redaksi dan manajer
pemasaran PT Trieka Visitama. Kemudian mariks IFE dan EFE
dikombinasikan ke dalam sembilan sel matriks IE sehingga diperoleh posisi
perusahaan. Selanjutnya faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman digabungkan ke dalam matriks SWOT.
Analisis matriks IFE
Setelah memperoleh hasil identifikasi faktor internal dan
eksternal perusahaan, masing-masing faktor kemudian diberi bobot
dan rating oleh tiga responden yang terdiri dari pemimpin umum,
pemimpin redaksi dan manajer pemasaran PT Trieka Visitama.
Berdasarkan penilaian para responden terhadap faktor internal
perusahaan, terdapat enam faktor kekuatan dan lima faktor
kelemahan perusahaan. Skor total pada matriks IFE adalah 2,742
(lampiran 5) yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan
kuat, yaitu berada di atas rata-rata 2,5. Konsep pemberitaan Harian
Pakuan Raya yang konsisten merupakan faktor pertama dari
kekuatan perusahaan dengan nilai 0,420. Sebagai surat kabar lokal
Bogor, Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar yang konsisten
menyajikan berita lokal yang dibutuhkan konsumen, tidak seperti
surat kabar lokal lain yang lebih banyak menyajikan berita berskala
nasional.
Hubungan kekeluargaan yang erat merupakan kekuatan kedua
Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,340. Dalam melaksanakan
tugasnya, diantara para tenaga kerja tidak terjadi kesenjangan yang
menonjol, sehingga mereka dapat bekerja dengan santai namun tetap
fokus. Kekuatan ketiga adalah media online yang disediakan Harian
Pakuan Raya bagi pembacanya dengan nilai 0,294. Hal ini
merupakan antisipasi Harian Pakuan Raya agar tidak kalah bersaing
dengan media elektronik, sehingga dengan adanya media online
tersebut pembaca dapat mengakses berita dengan mudah.
Kelemahan Harian Pakuan Raya adalah masyarakat belum begitu
kenal Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,214. Sebagai surat kabar
yang tergolong masih baru berdiri, sehingga penjualan per harinya
belum sesuai dengan target yang diharapkan. Pendapatan iklan yang
rendah merupakan kelemahan lain yang dimiliki Harian Pakuan Raya
dengan nilai 0,202. Harian Pakuan Raya belum dapat menarik
perhatian pemasang iklan untuk mengiklankan produknya. Hal ini
dikarenakan para pemasang iklan lebih tertarik memasang iklannya
pada surat kabar yang lebih dikenal oleh masyarakat. Kapasitas
produksi yang masih kecil juga merupakan faktor kelemahan Harian
Pakuan Raya dengan nilai 0,170. Dengan kapasitas yang masih
tergolong kecil, penyebaran Harian Pakuan Raya disetiap wilayah
belum merata.
4.3.2. Analisis Matriks EFE
Analisis faktor eksternal mendefinisikan enam faktor peluang
dan lima faktor ancaman bagi perusahaan. Skor total pada matriks
EFE adalah 2,632 (lampiran 5), yang menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada
dengan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Pangsa
pasar yang luas merupakan peluang terbesar dengan nilai 0,370.
Jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor serta wilayah edar
Harian Pakuan Raya yang terus meningkat mengindikasikan pangsa
pasar masih terbuka luas bagi perusahaan untuk memasarkan
produknya.
Tingginya kebutuhan informasi lokal merupakan peluang
tertinggi Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,333. Semakin
dinamisnya kehidupan di daerah Bogor dan sekitarnya menyebakan
kebutuhan informasi lokal semakin tinggi, sehingga menjadi peluang
bagi Harian Pakuan Raya sebagai media informasi untuk
menyediakan kebutuhan tersebut. Peluang lainnya adalah permintaan
surat kabar yang tinggi dengan nilai 0,309. Seiring dengan
perkembangan zaman, manusia semikin membutuhkan informasi
dalam kehidupannya, sehingga semakin banyak bermunculan
perusahaan media massa, terutama surat kabar yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, Harian Pakuan Raya merupakan salah
satunya.
Ancaman utama yang dihadapi Harian Pakuan Raya adalah
media elektronik dengan nilai 0,288. Media elektronik merupakan
ancaman karena dapat menyajikan berita lebih cepat dibandingkan
surat kabar. Kenaikan harga bahan baku juga merupakan ancaman
bagi Harian Pakuan Raya dengan nilai 0,191. Kenaikan harga bahan
baku menyebabkan biaya produksi surat kabar juga meningkat.
Ancaman berikutnya adalah persaingan dengan surat kabar lain
dengan nilai 0,182. Banyaknya surat kabar yang muncul
mengindikasikan semakin banyak pesaing yang harus dihadapi
Harian Pakuan Raya untuk merebut hati konsumen dan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tidak beralih ke
tangan pesaing.
4.3.3. Analisis Matriks IE
Dari matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan, kemudian skor
total kedua matriks tersebut digabung pada matrik IE untuk
mengetahui posisi perusahaan dan untuk mempermudah dalam
memberikan pemilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi
perusahaan sangat penting dalam menghadapi persaingan dan
meningkatkan volume penjualan. Skor total matriks IFE adalah
2,742 dan matriks EFE adalah 2,632 sehingga jika dipetakan ke
dalam matriks IE terletak pada sel V yang berarti pada posisi
pertahankan dan pelihara seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6
berikut.
Skor Total IFE
4.0 3.0 2.0 1.0
Kuat Rata-rata Lemah
4.0
Tinggi
Skor
Total 3.0
EFE
Sedang
2.0
Rendah
1.0
Gambar 6. Matriks IE
Strategi yang dapat dikembangkan pada posisi ini adalah strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar
adalah strategi mengembangkan pasar untuk produk atau jasa yang
sudah ada melalui usaha pemasaran yang sudah ada. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih besar untuk
memperkenalkan Harian Pakuan Raya kepada masyarakat luas dan
menarik perhatian konsumen serta pemasang iklan. Sedangkan
strategi pengembangan produk adalah strategi mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa
yang sudah ada. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
menambah jumlah agen dalam penyebaran oplahnya agar penjualan
Harian Pakuan Raya merata pada setiap wilayah edar.
Analisis SWOT
Matriks SWOT bertujuan untuk mengembangkan empat
alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan perusahaan, yaitu
strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T seperti pada
Gambar 7 berikut.
I
Tumbuh dan
bina
II
Tumbuh dan
bina
III
Pertahankan
dan pelihara
IV
Tumbuh dan
bina
V
Pertahankan
dan pelihara
VI
Divestasi
VII
Pertahankan
dan pelihara
VIII
Divestasi
XI
Divestasi
Gambar 7. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
S
1. Konsep pemberitaan
yang konsisten
2. SDM yang berkualitas
3. Loyalitas karyawan tinggi
4. Hubungan kekeluargaan
yang erat
5. Media online
6. Jaringan distribusi luas
W
1. Pertumbuhan
penjualan lambat
2. Pendapatan iklan
rendah
3. Harian Pakuan Raya
belum begitu dikenal
4. Kapasitas produksi
masih kecil
5. Tidak memiliki
mesin cetak sendiri
O
1. Pangsa pasar
luas
2. Kebutuhan
informasi lokal
3. Kebijakan
pemerintah
4. Permintaan
surat kabar
tinggi
5. Otonomi
daerah
6. Kepercayaan
tinggi dari
pelanggan
Strategi S-O
1. Semakin banyak
masyarakat yang
membutuhkan informasi
lokal merupakan peluang
bagi Harian Pakuan Raya
yang selalu konsisten
menyajikan berita seputar
kejadian di daerah.
2. Pangsa pasar yang luas
dapat memperluas jaringan
distribusi Harian Pakuan
Raya.
Strategi W-O
1. Pangsa pasar yang luas
dapat membantu untuk
meningkatkan
pertumbuhan penjualan.
2. Kepercayaan yang
tinggi dari pelanggan
yang sudah ada dapat
membantu mengenalkan
Harian Pakuan Raya ke
masyarakat lain yang
belum mengetahui
keberadaan atau kualitas
isi Harian Pakuan Raya
dari mulut ke mulut.
T 1. Persaingan
dengan surat
kabar lain
2. Media
elektronik
3. Kenaikan
harga bahan
baku
4. Pemberitaan
yang
menyinggung
pihak tertentu
5. Pelanggan
yang tidak
loyal
Strategi S-T
1. Konsep pemberitaan yang
konsisten merupakan salah
satu keunggulan dalam
bersaing dengan surat kabar
lain.
2. SDM yang berkualitas
dapat membantu
mengantisipasi persaingan
3. Harian Pakuan Raya
menyediakan media online
agar dapat juga diakses pada
media elektronik.
4. SDM berkualitas yang
dimiliki perusahaan
diharapkan lebih teliti
membuat berita agar tidak
menyinggung pihak-pihak
tertentu.
Strategi W-T
1. Agar masyarakat
mengenal dan tertarik
untuk membeli, Harian
Pakuan Raya harus
meningkatkan promosi,
salah satunya dapat
dilakukan promosi
melalui media
elektronik, seperti radio,
internet atau bahkan
televisi.
2. Kapasitas produk yang
masih terbatas
dikarenakan harga bahan
baku yang meningkat,
sehingga harus solusi
untuk meningkatkan
pendapatan, seperti
menarik lebih banyak
pemasang iklan
1. Strategi S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Dengan
konsep pemberitaan Harian Pakuan Raya yang konsisten
mengenai berita lokal, mempermudah akses masyarakat yang
membutuhkan informasi seputar daerahnya. Selain itu, jumlah
penduduk Kota dan Kabupaten Bogor yang tinggi merupakan
peluang bagi Harian Pakuan Raya untuk memperluas jaringan
distribusinya karena semakin tinggi jumlah penduduk maka
pangsa pasar semakin luas.
2. Strategi S-T
Strategi S-T merupakan strategi yang mengandalkan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal perusahaan. SDM yang berkualitas di
perusahaan merupakan kekuatan yang dapat direfleksikan untuk
mengantisipasi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan
surat kabar. Selain itu, media online yang disediakan Harian
Pakuan Raya dapat menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang membutuhkan informasi yang cepat,
sehingga walaupun tidak membeli korannya, berita Harian
Pakuan tetap dapat diakses melalui media elekronik, yaitu
internet.
3. Strategi W-O
Strategi W-O merupakan strategi yang memanfaatkan peluang
yang ada untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahan yang
dimiliki perusahaan. Dengan jumlah penduduk Kota dan
kabupaten Bogor yang tinggi merupakan peluang untuk meraih
pangsa pasar yang lebih luas, sehingga Harian Pakuan Raya
harus dapat merebut hati masyarakat dan pemasang iklan agar
menambah jumlah pelanggannya dan pemasang iklan tertarik
untuk memasangkan iklannya. Selain itu, kepercayaan yang
tinggi dari pelanggan yang sudah ada dapat membantu
mengenalkan Harian Pakuan Raya ke masyarakat lain yang
belum mengetahui keberadaan atau kualitas isi Harian Pakuan
Raya dari mulut ke mulut.
4. Strategi W-T
Strategi W-T merupakan cara untuk bertahan dengan mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman. Strategi yang
dapat diterapkan yaitu melakukan promosi yang lebih gencar,
salah satunya dapat dilakukan dengan promosi melalui media
elektronik, seperti radio, internet atau bahkan televisi. Hal ini
ditujukan supaya perusahaan lebih siap menghadapi persaingan.
Selain itu, kapasitas produk yang masih terbatas dikarenakan
harga bahan baku yang terus meningkat, sehingga strategi yang
dapat diterapkan adalah meningkatkan pendapatan, contohnya
dengan cara menarik lebih banyak pemasang iklan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Harian Pakuan Raya merupakan surat kabar yang didirikan oleh PT
Trieka Visitama pada tahun 2005. Dalam melaksanakan strategi
pemasarannya, PT Trieka Visitama melakukan strategi STP
(segmentation, Targeting dan Positioning) dan strategi bauran
pemasaran, yang terdiri dari product, price, place dan promotion.
Strategi yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan. Harian Pakuan Raya sebagai vision newspaper,
bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, khususnya masyarakat Bogor
dan sekitarnya dengan menyajikan informasi mengenai pengetahuan
yang lebih mengarah kepada berita politik dan ekonomi daerah.
Jaringan distribusi Harian Pakuan Raya meliputi Kota Bogor,
Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Depok,
Kota dan Kabupaten Tengerang.
2. Dari hasil matriks IFE dan EFE, diperoleh skor total pada matriks IFE
sebesar 2,742 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan
kuat, yaitu berada di atas rata-rata 2,5. Sedangkan skor total pada
matriks EFE sebesar 2,632. Skor ini juga berada di atas rata-rata 2,5
yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang
yang ada dengan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
3. Skor total matriks IFE dan EFE kemudian dimasukkan ke dalam
matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan dan diperoleh posisi
Harian Pakuan Raya berada pada sel V yang berarti pada posisi
pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat dikembangkan pada
posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih
besar untuk memperkenalkan Harian Pakuan Raya kepada masyarakat
luas dan menarik perhatian konsumen serta pemasang iklan.
Sedangkan strategi pengembangan produk dapat difokuskan pada
efisiensi penjualan untuk menekan jumlah retur yang masih tinggi
(45%) setiap harinya.
4. Alternatif strategi yang dihasilkan dari kombinasi faktor-faktor
kekuatan, kelemahan dan ancaman perusahaan adalah : (1)
memanfaatkan pangsa pasar yang luas untuk memperluas jaringan
distribusi dan mempertahankan penyajian berita seputar kejadian
daerah agar dapat menarik lebih banyak pelanggan yang semakin
banyak membutuhkan informasi lokal, (2) memaksimalkan SDM
untuk membantu mengatasi persaingan dan mengawasi wartawan agar
lebih teliti dalam membuat berita agar tidak menyinggung pihak mana
pun, (3) mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan berusaha
menarik pelanggan baru, (4) meningkatkan kapasitas promosi agar
Harian Pakuan Raya lebih dikenal oleh masyarakat luas.
5.2. Saran
1. Agar Harian Pakuan Raya lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat
luas dan para pemasang iklan, sebaiknya dilakukan promosi yang lebih
gencar, misalnya dengan cara mengoptimalisasi tenaga kerja bagian
promosi dan pemasaran untuk merancang kegiatan promosi apa saja
yang dapat dilakukan.
2. Meningkatkan efektivitas penjualan untuk mengurangi retur yang
masih tinggi dengan memaksimalkan sumberdaya manusia yang sudah
ada untuk menyajikan berita yang lebih berkualitas dan menarik, serta
menambah jumlah agen agar penjualan Harian Pakuan Raya merata
disetiap wilayahnya, karena walaupun jaringan distribusinya sampai ke
beberapa daerah, namun Harian Pakuan Raya masih jarang terlihat
pada agen-agen koran di Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, C. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Harian Pagi Metro Bogor (Studi
Kasus pada PT Metro Bogor Lestari). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ardianto, E. 2004. Public Relations. Pustaka Bani Quraisy, Bandung.
Arindra, R. 2007. Sekapur sirih. http://www.pakuanraya.com. [16 Maret 2008]
Budiarto, T. 1993. Dasar Pemasaran. Uninersitas Gunadarma, Jakarta.
David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi kesembilan. PT Indeks,
Jakarta.
Griffin, R. W. dan R. Ebert. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Erlangga, Jakarta.
Kasali, R. 1992. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
Kinnear, T. L. Dan Taylor. 1996. Marketing Research. An Aplied Approach 5th
Edition. Mc Graw Hill, New York.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. PT Indeks, Jakarta.
Kotler, P. Dan G. Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Moore, F. 2004. Membantu Citra dengan Komunikasi (Terjemahan). PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Porter, M.E. 1995. Strategi Bersaing. Erlangga, Jakarta.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Ruslan, R. 1997. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Rajawali Pers,
Jakarta.
Soehoet, H. 2003. Media Komunikasi. Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta.
Umar, H. 2003. Management Strategic. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suhartini, T. 2002. Upaya Promosi Sebuah Perusahaan Penerbit Surat Kabar
terhadap agen-agennya dalam Meningkatkan Oplah Penjualan. Skripsi.
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Wikipedia Indonesia. 2008. Koran. http://www.wikipedia.org. [28 Februari 2008]
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Trieka Visitama
Pemimpin Umum
Pemimpin Redaksi
Pemimpin
Perusahaan
Pemegang Saham
Sekred
Redaktur Pelaksana
Redaktur
Koordinator
Liputan
Asisten Redaktur
Staf Redaksi/Reporter
Produksi
Distribusi/Sirkulasi
Design/Tata letak
Iklan
Adm / Umum
Keuangan
PR / Promosi
Lampiran 2. Data Agen Harian Pakuan Raya
No Nama Agen Alamat Kontak Person
KOTA BOGOR
1 Fauzy Agency Stasiun Bogor Fauzy 0251 - 384091
2 Asep Agency Stasiun Bogor Taufik 0251 - 344119
3 Lasihan Agency Stasiun Bogor Lasihan 0251 - 331461
4 Tjutju Agency Stasiun Bogor Yudi / Fery 0251 - 340537
5 Heri Agency Stasiun Bogor 0251-638239, 08121928845
6 Anam Agency Stasiun Bogor 081283884951
7 Tambe Agency Stasiun Bogor Tambe 0818745845
8 Join Agency Bogor Baru Joni 0251- 323863
9 Silalahi Agency Baranang Siang Silalahi 08179033307
10 Raharda Agency Sukasari Yusuf 0251-323840
11 Bogor Agency Pasar Bogor 0251-326863
12 Pelopor Agency Warung Jambu Parno 0818482212
KAB.BOGOR
1 Insan Media Gadog Robert
2 Aneka Media Ciawi Fery 0251- 241612
3 Iwan Agency Citeureup Iwan 021-87901168
4 Joshua Agency Cileungsi 021- 82498183
5 Waliman Agency Cibinong 021-87906530
6 Mahbub Jl. Raya Puncak 0251 - 7127734
7 Riva Jasa Agency Parung
Hutagalung 0251 - 616979,
085217567041
8 Ary Agency Parung Pasar Parung
9 Fifi Agency Parung Pasar Parung
10 Janer Lw. Liang 8561393382
DEPOK
1 Rahmat Agency Depok 021-92705104, 08128241641
2 Nugraha Agency Depok 021-77211502
3 Sohir Agency Depok 021 - 7750382, 08161695231
4 Sirait Agency Depok 021 - 92795546
5 Patrik Depok 081311169090
CIANJUR
1 Nanan Amin Cianjur Nanan 08886305317
2 Sub Agen Sofyan Cianjur Cipanas 0263-244611
SUKABUMI
1 Kawanua Agency Jl. Sudirman Sukabumi 0266 - 224154
2 Beben Cibadak 0266 - 226323
3 Asep Parung Kuda 0266 - 226491
4 Andri Pelabuhan Ratu 0266 - 227377
TANGGERANG
1 Saud Simarmata 81791042111
2 Nainggolan 81932152232
Lampiran 3. Bobot Rata-Rata Faktor Strategi Internal dan Eksternal
I. Bobot Faktor Strategi Internal
Faktor Strategi Internal R 1 R 2 R 3 Rata-rata
A. Konsep pemberitaan yang konsisten 0,109 0,100 0,114 0,105
B. SDM yang berkualitas 0,100 0,100 0,091 0,097
C. Loyalitas karyawan yang tinggi 0,082 0,086 0,082 0,083
D. Hubungan kekeluargaan yang erat 0,100 0,105 0,105 0,103
E. Media online Harian Pakuan Raya 0,100 0,100 0,095 0,098
F. Jaringan distribusi yang luas 0,100 0,091 0,091 0,095
G. Pertumbuhan penjualan yang lambat 0,068 0,082 0,077 0,076
H. Pendapatan iklan yang rendah 0,086 0,091 0,086 0,088
I. Belum begitu dikenal masyarakat 0,100 0,082 0,091 0,093
J. Kapasitas produksi masih kecil 0,082 0,086 0,086 0,085
K. Tidak memiliki mesin cetak sendiri 0,073 0,077 0,082 0,077
Total 1,000 1,000 1,000 1,000
II. Bobot Faktor Strategi Ekternal
Faktor Strategi Eksternal R 1 R 2 R 3 Rata-rata
A. Pangsa pasar yang luas 0.114 0,114 0,109 0,112
B. Kebutuhan informasi lokal 0,109 0,095 0,100 0,101
C. Kebijakan pemerintah 0,082 0,095 0,082 0,086
D. Permintaan surat kabar yang tinggi 0,095 0,109 0,105 0,103
E. Otonomi daerah 0,082 0,095 0,086 0,088
F. Kepercayaan tinggi dari pelanggan 0,100 0,105 0,086 0,097
G. Persaingan dengan surat kabar lain 0,086 0,068 0,082 0,079
H. Media elektronik 0,091 0,091 0,105 0,096
I. Kenaikan harga bahan baku 0,086 0,077 0,086 0,083
J. Pemberitaan yang menyinggung pihak
tertentu
0,073 0,065 0,082 0,073
K. Pelanggan yang tidak loyal 0,082 0,086 0,077 0,082
Total 1,000 1,000 1,000 1,000
Lampiran 4. Rating Masing-Masing Faktor Internal dan Eksternal dan
Rata-Rata dari Ketiga Responden
I. Rating Faktor Strategi Internal
Faktor Strategi Internal R 1 R 2 R 3 Rata-rata
A. Konsep pemberitaan yang konsisten 4 4 4 4,0
B. SDM yang berkualitas 3 3 3 3,0
C. Loyalitas karyawan yang tinggi 3 3 3 3,0
D. Hubungan kekeluargaan yang erat 3 3 4 3,3
E. Media online Harian Pakuan Raya 3 3 3 3,0
F. Jaringan distribusi yang luas 2 3 3 2,7
G. Pertumbuhan penjualan yang lambat 2 3 2 2,0
H. Pendapatan iklan yang rendah 3 2 2 2,3
I. Belum begitu dikenal masyarakat 2 2 3 2,3
J. Kapasitas produksi masih kecil 2 2 2 2,0
K. Tidak memiliki mesin cetak sendiri 2 2 2 2,0
II. Rating Faktor Strategi Eksternal
Faktor Strategi Eksternal R 1 R 2 R 3 Rata-rata
A. Pangsa pasar yang luas 3 4 3 3,3
B. Kebutuhan informasi lokal 4 3 3 3,3
C. Kebijakan pemerintah 3 2 2 2,3
D. Permintaan surat kabar yang tinggi 3 3 3 3,0
E. Otonomi daerah 2 2 2 2,0
F. Kepercayaan tinggi dari pelanggan 3 3 3 3,0
G. Persaingan dengan surat kabar lain 2 2 3 2,3
H. Media elektronik 3 3 3 3,0
I. Kenaikan harga bahan baku 2 2 3 2,3
J. Pemberitaan yang menyinggung
pihak tertentu
1 2 1 1,3
K. Pelanggan yang tidak loyal 2 2 1 1,7
Lampiran 5. Matriks IFE dan EFE
I. Matriks IFE
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan :
- Konsep pemberitaan yang konsisten 0,105 4,0 0,420
- SDM yang berkualitas 0,097 3,0 0,291
- Loyalitas karyawan yang tinggi 0,083 3,0 0,249
- Hubungan kekeluargaan yang erat 0,103 3,3 0,340
- Media online Harian Pakuan Raya 0,098 3,0 0,294
- Jaringan distribusi yang luas 0,095 2,7 0,256
Kelemahan :
- Pertumbuhan penjualan yang lambat 0,076 2,0 0,152
- Pendapatan iklan yang rendah 0,088 2,3 0,202
- Belum begitu dikenal masyarakat 0,093 2,3 0,214
- Kapasitas produksi masih kecil 0,085 2,0 0,170
- Tidak memiliki mesin cetak sendiri 0,077 2,0 0,154
Skor Total 2,742
II. Matriks EFE
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang :
- Pangsa pasar yang luas 0,112 3,3 0,370
- Kebutuhan informasi lokal 0,101 3,3 0,333
- Kebijakan pemerintah 0,086 2,3 0,198
- Permintaan surat kabar yang tinggi 0,103 3,0 0,309
- Otonomi daerah 0,088 2,0 0,176
- Kepercayaan tinggi dari pelanggan 0,097 3,0 0,291
Ancaman :
- Persaingan dengan surat kabar lain 0,079 2,3 0,182
- Media elektronik 0,096 3,0 0,288
- Kenaikan harga bahan baku 0,083 2,3 0,191
- Pemberitaan yang menyinggung
pihak tertentu
0,073 1,3 0,095
- Pelanggan yang tidak loyal 0,082 1,7 0,139
Skor Total 2,632
Lampiran 6. Undang-Undang Kebebasan Pers
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999
TENTANG PERS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat
dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga
kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapata sebagaimana tercantum
dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 harus dijamin;
b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan
hati nurani dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia
yang sangat hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran, memajukan kesejateraan umum, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa;
c. bahwa pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar
informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi,
hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan
kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan
perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari
manapun;
d. bahwa pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;
e. bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah dengan Undang-undang Nomor 21
Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
b, c, d, dan e, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers;
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-undang
Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG PERS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan:
1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
2. Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan
usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor
berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus
menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.
3. Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak, media
elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh
informasi.
4. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan
jurnalistik.
5. Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan
pers.
6. Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers
Indonesia.
7. Pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan asing.
8. Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh
materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan
teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan
atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam
pelaksanaan kegiatan jurnalistik.
9. Pembredelan atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan
dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum.
10. Hak Tolak adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak
mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang
harus dirahasiakannya.
11. Hak Jawab adalah seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang
merugikan nama baiknya.
12. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan
kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya
maupun tentang orang lain.
13. Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat
terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar
yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan.
14. Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan.
BAB II
ASAS, FUNGSI, HAK, KEWAJIBAN DAN PERANAN PERS
Pasal 2 Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Pasal 3 1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran.
3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak
mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai Hak Tolak.
Pasal 5 1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan
menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta
asas praduga tak bersalah.
2. Pers wajib melayani Hak Jawab.
3. Pers wajib melayani Hak Koreksi.
Pasal 6 Pers nasional melaksanakan peranannya sebagai berikut:
a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormat
kebhinekaan;
c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,
akurat dan benar;
d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan umum;
e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran;
BAB III
WARTAWAN
Pasal 7
1. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan.
2. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Pasal 8
Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.
BAB IV
PERUSAHAAN PERS
Pasal 9
1. Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan
pers.
2. Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.
Pasal 10 Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers
dalam bentuk kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk
kesejahteraan lainnya.
Pasal 11
Penambahan modal asing pada perusahaan pers dilakukan melalui pasar modal.
Pasal 12 Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamt dan penanggung jawab secara
terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah
nama dan alamat percetakan.
Pasal 13
Perusahaan pers dilarang memuat iklan:
a. yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu
kerukunan hidup antarumat beragama, serta bertentangan dengan rasa
kesusilaan masyarakat;
b. minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.
Pasal 14 Untuk mengembangkan pemberitaan ke dalam dan ke luar negeri, setiap warga
negara Indonesia dan negara dapat mendirikan kantor berita.
BAB V
DEWAN PERS
Pasal 15
1. Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan
kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen.
2. Dewan Pers melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;
b. melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers;
c. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;
d. memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian
pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan
pemberitaan pers;
e. mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan
pemerintah;
f. memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun
peraturan-peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas
profesi kewartawanan;
g. mendata perusahaan pers;
3. Anggota Dewan Pers terdiri dari :
a. wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan;
b. pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan
pers;
c. tokoh masyarakat, ahli di bidang pers dan atau komunikasi, dan
bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi wartawan dan
organisasi perusahaan pers;
4. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers dipilih dari dan oleh anggota.
5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu
hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya.
7. Sumber pembiayaan Dewan Pers berasal dari: organisasi pers, perusahaan
pers, dan bantuan dari negara dan bantuan lain yang tidak mengikat.
BAB VI
PERS ASING
Pasal 16
Peredaran pers asing dan pendirian perwakilan perusahaan pers asing di Indonesia
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 17
1. Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan
kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang
diperlukan.
2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:
a. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum,
dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers;
b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka
menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
1. Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan
tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan
ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00
(Lima ratus juta rupiah).
2. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2),
serta Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).
3. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus
juta rupiah).
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19 1. Dengan berlakunya undang-undang ini segala peraturan perundang-
undangan di bidang pers yang berlaku serta badan atau lembaga yang ada
tetap berlaku atau tetap menjalankan fungsinya sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undang-
undang ini.
2. Perusahaan pers yang sudah ada sebelum diundangkannya undang-undang
ini, wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan undang-undang ini dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diundangkannya undang-
undang ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Pada saat undang-undang ini mulai berlaku:
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2815) yang telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang
Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia);
2. Undang-undang Nomor 4 PNPS Tahun 1963 tentang Pengamanan
Terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu
Ketertiban Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2533), Pasal 2
ayat (3) sepanjang menyangkut ketentuan mengenai buletin-buletin, surat-
surat kabar harian, majalah-majalah, dan penerbitan-penerbitan berkala;
Dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 21
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 23 September 1999
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
BACHARUDIN JUSUF HABIBIE
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 23 September 1999
MENTERI NEGARA SEKRETARIS
NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
MULADI
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 166
Salinan sesuai dengan aslinya.
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-
undangan II
Plt
Edy Sudibyo
Lampiran 7. Laporan Neraca Keuangan PT Trieka Visitama
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Pasiva Lancar
Kas
93,685,838 Hutang-hutang
Persediaan bahan
50,585,000 Pinjaman pada Direksi/Kar
79,975,100
Piutang Pinjaman pada Mitra Kerja
Tagihan iklan-iklan
41,695,700 Pinjaman Intern kas pemilik
461,550,000
Tagihan Penjualan Koran
23,180,400
Tagihan Outdoor advertising
619,538,914 Hutang Pajak
56,321,719
JML AKTIVA LANCAR
828,685,852
Modal
Aktiva Tetap Modal disetor
2,532,493,718
Tanah/Bangunan
750,000,000 Laba ditahan
(1,512,835,796)
Peralatan/perlengkapan
703,007,500
Inventaris Kantor/lain-lain
250,000,000 Laba berjalan
608,599,781
(Akumulasi Penyusutan,
(405,588,831)
Amortisasi)
JUMLAH AKTIVA
2,126,104,521 JUMLAH PASIVA
2,226,104,522