Hand Out Meldsayetti

9
ATONIA UTERI HAND OUT Mata Kuliah : Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Kode Mata Kuliah : 305 Topik : Penanganan Atonia Uteri dengan KBI dan KBE Waktu : 30 Menit Dosen : Meldayetti Objektif Perilaku Siswa (OPS) 1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menyebutkan definisi dari Atonia uteri secara baik dan benar. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari Atonia uteri dengan secara baik dan benar sesuai dengan penjelasan yang diberikan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan dari Atonia uteri secara baik dan benar sesuai dengan penjelasan yang diberikan Meldayetti Page 1

Transcript of Hand Out Meldsayetti

Page 1: Hand Out Meldsayetti

ATONIA UTERI

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Kode Mata Kuliah : 305

Topik : Penanganan Atonia Uteri dengan KBI dan KBE

Waktu : 30 Menit

Dosen : Meldayetti

Objektif Perilaku Siswa (OPS)

1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menyebutkan definisi dari Atonia

uteri secara baik dan benar.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari Atonia uteri dengan secara baik dan

benar sesuai dengan penjelasan yang diberikan

3. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan dari Atonia uteri secara baik dan benar

sesuai dengan penjelasan yang diberikan

4. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan dari Atonia uteri secara baik dan benar

sesuai dengan penjelasan yang diberikan

Meldayetti Page 1

Referensi :

Mochtar,Rustam,2001. Sinopsis Obstetri ESG. Jakarta

Depkes, RI,2006. Asuhan Persalinan Normal. Depkes. Jakarta

JNPKKR,2007. Asuhan Persalinan Normal. Edisi Revisi, Jakarta

Page 2: Hand Out Meldsayetti

ATONIA UTERI

MATERI

1. pengertian Atonia Uteri

Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah

dilakukan pemijatan fundus uteri(plasenta telah lahir).

Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus untuk berkontraksi

dan memendek.

Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini

terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak

terkendali. (Apri, 2007).

2. Faktor Penyebab Terjadinya Atonia Uteri

Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang

disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :

1. Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya :

·    Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)

·    Kehamilan gemelli

·    Janin besar (makrosomia)

2.Kala satu atau kala 2 memanjang

3.Persalinan cepat (partus presipitatus)

4. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin

5. Infeksi intrapartum

6. Multiparitas tinggi

7. Magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada   preeklamsia atau

eklamsia

8. umur yang terlalu tua atau terlalu muda(<20 tahun dan >35 tahun)

Meldayetti Page 2

Page 3: Hand Out Meldsayetti

ATONIA UTERI

           

Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat

uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya

belum terlepas dari uterus.

3.  Manifestasi Klinis

1.      Uterus tidak berkontraksi dan lembek

2.      Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer)

4. Tanda dan gejala atonia uteri

            1. perdarahan pervaginam

                        Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa sering

terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan disebabkan tromboplastin

sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku darah

            2. konsistensi rahim lunak

                        Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan

atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya

            3. fundus uteri naik    

            4. terdapat tanda-tanda syok

                a. nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)

    b. tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg

    c. pucat

    d. keringat/ kulit terasa dingin dan lembap

    e. pernafasan cepat frekuensi30 kali/ menit atau lebih

    f. gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran

    g. urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)                       

5. diagnosis

Meldayetti Page 3

Page 4: Hand Out Meldsayetti

ATONIA UTERI

            Diagnosis ditegakan bila setelah bayi dan plasenta lahir  ternyata perdarahan masih

aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat

atau lebih dengan kontraksi yang lembek. Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri

didiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah

keluar dari pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus

diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah pengganti.

6.  Pencegahan Atonia Uteri

Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih

dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Manajemen

aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan

transfusi darah.

Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan

tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti

ergometrin.Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada

manajemen kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol

yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bonus atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam.

Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk

mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-acting

dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10

menit. Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan

oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif

dibanding oksitosin.

 

Meldayetti Page 4

Page 5: Hand Out Meldsayetti

ATONIA UTERI

Langkah-langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri (tindakan Bidan )

NO Langkah penatalaksanaan Alasan

1 Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta(maksimal 15 detik)

Masase merangsang kontraksi uterus. Saat dimasase dapat dilakukan penilaia kontraksi uterus

2 Bersihkan bekuan darah adan selaput ketuban dari vaginadan lubang servik

Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat menghalang kontraksi uterus secara baik.

3 Pastikan bahwa kantung kemih kosong,jika penuh dapat  dipalpasi, lakukan kateterisasi menggunakan teknik aseptik

Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus berkontraksi secara baik.

4 Lakukan Bimanual Internal (KBI) selama 5 menit

Kompresi bimanual internal memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah dinding uterusdan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.

5 Anjurkan keluarga untuk mulai membantu kompresi bimanual eksternal

Keluarga dapat meneruskan kompresi bimanual eksternal selama penolong melakukan langkah-langkah selanjutnya

6 Keluarkan tangan perlahan-lahan Menghindari rasa nyeri

7 Berikan ergometrin 0,2 mg IM (kontraindikasi hipertensi) atau misopostrol 600-1000 mcg

Ergometrin dan misopostrol akan bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi uterus

8 Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18 dan berikan 500cc ringer laktat + 20 unit oksitosin. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin

Jarum besar memungkinkan pemberian larutan IV secara cepat atau tranfusi darah. RL akan membantu memulihkan volume cairan yang hilang selama perdarahan.oksitosin IV akan cepat merangsang kontraksi uterus.

9 Ulangi kompresi bimanual internal KBI yang dilakukan bersama dengan ergometrin dan oksitosin atau misopostrol akan membuat uterus berkontraksi

10 Rujuk segera ! Jika uterus tidak berkontaksi selama 1 sampai 2 menit, hal ini bukan atonia sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat darurat di fasilitas yang mampu melaksanakan bedah dan tranfusi darah

11 Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI

Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah dinding uterus dan merangsang uterus berkontraksi

12 Lanjutkan infus RL +20 IU oksitosin dalam 500 cc larutan dengan laju 500 cc/ jam sehingga menghabiskan 1,5 I infus. Kemudian berikan 125 cc/jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 cc yang kedua

RL dapat membantu memulihkan volume cairan yang hilang akibat perdarahan. Oksitosin dapat merangsang uterus untuk berkontraksi.

Meldayetti Page 5

Page 6: Hand Out Meldsayetti

ATONIA UTERI

dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan

merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus

merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri

terjadi karena kegagalan mekanisme ini.

Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium

yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta.

Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tersebut tidak berkontraksi.

LATIHAN SISWA

1.  Sebutkan Pengertian dari Atonia uteri

2. Jelaskan Pencegahan Atonia uteri

3. Jelaskan mengenai gejala dan tanda Atonia uteri

4. Jelaskan langkah langkah penanganan dari Atonia uteri

Meldayetti Page 6