Hal Menghakimi

3
Hal Menghakimi (Mat 7:1-5) "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." 1. Menghakimi – cerminan merasa sikap unggul Menghakimi adalah sikap menempatkan diri diatas yang lain. Yang menghakimi adalah hakim, hakim adalah suatu posisi yang lebih tinggi dibandingkan kita, jadi jika menghakimi maka kita menempatkan diri di atas yang lain Firman Tuhan mengajarkan bahwa kita seharusnya merendahkan diri satu sama lain, bukannya memandang kita lebih tinggi daripada orang lain. Contoh adalah Tuhan Yesus sendiri (Yoh 13, Yesus membasuh kaki murid”Nya). Paulus pun mengajar agar kita rendah hati, Filipi 2:3 dan Efesus 5:21. Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa barang siapa ingin menjadi yang terbesar maka ia harus menjadi yang terkecil diantara yang lain. Ada sebuah kisah kritikus lukisan, sepasang suami istri selalu diundang dalam pameran lukisa, sang suami adalah kritikus handal yang selalu disegani (padahal dia sendiri tidak bisa melukis), dan karena terlalu sering memberi krikan matanya jadi rusak dan akhirnya perlu kacamata. Suatu hari dia diundang ke 1 pameran lukisan dan ternyata dia lupa bawa kacamata, sampai akhirnya ketika memberi kritikan harus dari dekat, akhirnya sampai di satu tempat, dia bilang : jelek sekali lukisan ini dan ternyata itu adalah cermin 2. Tidak menghakimi bukan berarti membutakan diri terhadap dosa Maksud dari perkataan Yesus “Jangan menghakimi” adalah, sikap bukan tindakan. Bukan berarti jika ada kesalahan atau dosa kita pura” tidak tahu. Ada beberapa orang yang diberi tanggung jawab untuk menegur (1 Tim 5:17) jika ada yang salah tetapi menegur dengan Kasih, bukan mengecam. Menghakimi berasal dari kata hakim, kalau dilihat tugas hakim adalah menjatuhkan hukuman atas

description

hal menghakimi

Transcript of Hal Menghakimi

Hal Menghakimi (Mat 7:1-5)"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."1. Menghakimi cerminan merasa sikap unggulMenghakimi adalah sikap menempatkan diri diatas yang lain. Yang menghakimi adalah hakim, hakim adalah suatu posisi yang lebih tinggi dibandingkan kita, jadi jika menghakimi maka kita menempatkan diri di atas yang lain Firman Tuhan mengajarkan bahwa kita seharusnya merendahkan diri satu sama lain, bukannya memandang kita lebih tinggi daripada orang lain. Contoh adalah Tuhan Yesus sendiri (Yoh 13, Yesus membasuh kaki muridNya). Paulus pun mengajar agar kita rendah hati, Filipi 2:3 dan Efesus 5:21. Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa barang siapa ingin menjadi yang terbesar maka ia harus menjadi yang terkecil diantara yang lain. Ada sebuah kisah kritikus lukisan, sepasang suami istri selalu diundang dalam pameran lukisa, sang suami adalah kritikus handal yang selalu disegani (padahal dia sendiri tidak bisa melukis), dan karena terlalu sering memberi krikan matanya jadi rusak dan akhirnya perlu kacamata. Suatu hari dia diundang ke 1 pameran lukisan dan ternyata dia lupa bawa kacamata, sampai akhirnya ketika memberi kritikan harus dari dekat, akhirnya sampai di satu tempat, dia bilang : jelek sekali lukisan ini dan ternyata itu adalah cermin2. Tidak menghakimi bukan berarti membutakan diri terhadap dosaMaksud dari perkataan Yesus Jangan menghakimi adalah, sikap bukan tindakan. Bukan berarti jika ada kesalahan atau dosa kita pura tidak tahu. Ada beberapa orang yang diberi tanggung jawab untuk menegur (1 Tim 5:17) jika ada yang salah tetapi menegur dengan Kasih, bukan mengecam. Menghakimi berasal dari kata hakim, kalau dilihat tugas hakim adalah menjatuhkan hukuman atas kesalahan yang dilakukan, jika kita menegur bukan karena ingin menjatuhkan hukuman atas orang tersebut tetapi karena ingin menyelamatkan, bahkan Tuhan Yesus pun yang disebut sebagai hakim agung berkata dalam Yoh 12:47 bahwa Yesus dating bukan untuk menghakimi dunia tetapi untuk menyelamatkan3. Tempatkan Kasih pada tempatnyaAda sebuah kisah yang menceritakan seorang wanita melihat pengerja yang sudah tunangan bergandengan tangan di tempat umum, wanita ini datang ke pemimpin Gereja untuk mengadukan hal ini, padahal wanita tersebut sudah bercerai dan tinggal bersama orang lain dengan status tidak jelas. Kisah ini sama dengan seperti melihat selumbar di mata orang lain sedangkan balok di depan mata tidak terlihat. Wanita ini berkata dengan alasan dalam hati dia mengasihi gereja.Kisah lain adalah seorang ibu yang menyayangi anaknya, suatu saat anaknya menabrak seseorang tetapi ibu ini membela anaknya dengan mengatakan anak ini tidak bersalah padahal anaknya habis pesta di rumah temannya dan minum. Ibu ini mengatakan anaknya tidak mungkin seperti itu.Lalu suami istri yang sudah menikah, jika landasan karena saling menyukai maka suatu saat akan memudar perasaan suka akan tetapi jika karena kasih maka akan terus awet. Lihat ketika orang memiliki komitmen cinta itu buta? Pria/wanita tersebut memaafkan pasangannya walaupun pasangannya melakukan kesalahan, karena mereka memiliki perasaan kasih yang besar, karena kasih tidak mencari keuntungan sendiri, kasih tidak memaksakan kehendak ke orang lain tetapi kasih akan berkata apa yang engkau inginkan? Jika mereka menikah dengan perasaan saling suka maka suatu saat akan terjadi saling menghakimi diantara mereka berdua, hal ini terjadi karena mereka mengasihi diri sendiri lebih besar (menempatkan diri sendiri benar dan orang lain salah, membela diri), padahal Firman Tuhan berkata, hai suami kasihilah istrimu seperti engkau mengasihi diri sendiri4. Efek timbal balik dari tindakan kitaTuhan Yesus tidak menghendaki manusia saling menghakimi. Mat 7, berkata "Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Dalam kisah Daud menginginkan istri dari salah satu perwiranya, Daud mengirim perwira tersebut untuk perang dan akhirnya meninggal dan Daud pun menikahi istri perwira tersebut, secara hukum manusia Daud tidak bersalah karena dia adalah raja dan memiliki hak untuk mengutus perwiranya, dan menikahi istri yang suaminya sudah meninggal pun tidak salah, tapi Tuhan melihat isi hati Daud. Lalu suatu saaat Daud dihadapkan oleh 1 masalah oleh nabi Natan. Kisah tentang seseorang yang memiliki anak domba betina, lalu lewat seorang kaya, lalu merebut anak domba betina itu, karena daud sebagai raja dan hakim pada masanya, maka nabi Natan meminta daud menyelesaikannya, lalu daud marah dan berkata orang tersebut harus mengganti 4x lipat. Ini sesuai juga selumbar mata di orang lain dilihat tapi tidak dapat melihat balok di mata sendiri. Nabi Natan lalu berkata : Engkaulah orang itu, tidak lama kemudian daud kehilangan 4 anaknyaSisi baik dari hal ini adalah, ukuran yang kita pakai untuk mengasihi orang lain akan dipakai Allah untuk mengasihi diri kita. Amin