Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

12
Makna risalah Risalah dapat berarti tugas kerosulan dan ajaran dari Allah SWT atau apa yang dibawakan oleh rosul dari Allah SWT yang harus disampaikan kepada manusia. Dalam kaidah bahasa, risalah dapat diartikan berita atau pesan, misalnya, risalah Muhammad berarti ajaran yang dibawa nabi Muhammad SAW. Risalah tersebut dapat berupa prinsip hidup, Moral, Ibadah, Aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan didunia akhirat Dalam risalah yang dibawakan oleh nabi Muhammad SAW, memuat segala aspek kehiddupan manusia, sebagai penyempurna risalah yna dibawa nabi sebelumnya. Hakikat Nabi sebagai pembawa Risalah Hakikat rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para rasul yani menyampaikan. Menyeru untuk beriman kepada Allah dan keesaan-Nya. Iman kepada Allah adalah fitrah dalam diri manusia. Maka setiaap manusia mendapatkan dirinya dikuasai oleh sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akan tetapi manusia berbeda dalam menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yang menafsirkannya sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya sebagai berhala- berhala yang mereka buat dan yang lain emnafsirkannya selain itu. Maka datanglah nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini, emmbawa risalah, dan membimbing akal ke arah i’tikad adanya Allah dan keesaaan-Nya. Andaikata akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran-kebenaran ini, tidaklah tepat sasarannya dan tidak

description

tugas agama untuk presentasi

Transcript of Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

Page 1: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

Makna risalah

Risalah dapat berarti tugas kerosulan dan ajaran dari Allah SWT atau apa yang dibawakan oleh rosul dari Allah SWT yang harus disampaikan kepada manusia.

Dalam kaidah bahasa, risalah dapat diartikan berita atau pesan, misalnya, risalah Muhammad berarti ajaran yang dibawa nabi Muhammad SAW. Risalah tersebut dapat berupa prinsip hidup, Moral, Ibadah, Aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan didunia akhirat

Dalam risalah yang dibawakan oleh nabi Muhammad SAW, memuat segala aspek kehiddupan manusia, sebagai penyempurna risalah yna dibawa nabi sebelumnya.

Hakikat Nabi sebagai pembawa Risalah

Hakikat rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para

rasul yani menyampaikan. Menyeru untuk beriman kepada Allah dan

keesaan-Nya. Iman kepada Allah adalah fitrah dalam diri manusia. Maka

setiaap manusia mendapatkan dirinya dikuasai oleh sesuatu kekuatan

yang lebih tinggi dari kekuatannya, akan tetapi manusia berbeda dalam

menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yang menafsirkannya sebagai

kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya sebagai berhala-berhala

yang mereka buat dan yang lain emnafsirkannya selain itu. Maka

datanglah nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini, emmbawa

risalah, dan membimbing akal ke arah i’tikad adanya Allah dan keesaaan-

Nya.

Andaikata akal manusia bertindak sendirian dalam memahami

kebenaran-kebenaran ini, tidaklah tepat sasarannya dan tidak sampai

pada tujuannya, khususnya dalam perkataan-perkataan ghaib yang tidak

bisa dijangkau oleh akal manusia dan pengetahuan tanpa wahyu yang di

sampaikan Allah pada nabi-nabi. Dalam hal ini Allah SWT berfirman

dalam QS 21:25 yang artinya :

Page 2: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

“Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan

Kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan Melainkan

Allah (Aku), maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”

Risalah yang dibawa rasulullah bukanlah sesuatu yang baru. Dasar

aqidah yang disampaikan oleh rasulullah adalah juga aqidah yang

disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Ajaran yang disampaikan

rasulullah dapat dilihat sebagai hikmah Ilahiah untuk melakukan

pemurnian terhadap tauhid yang dari penyelewengan yang telah

dilakukan oleh umat sebelumnya. Rasulullah memperkuat kembali

keyakinan terhadap keesaan Allah (zat, sifat, af’al) yang telah tenggelam

akibat keterkungkungan akal manusia terhadap keduniaan karena dunia

menjadi tujuan akhir kehidupan. Atas dasar itu, manusia dikendalikan

oleh hawa nafsu yang berakibat kehidupan mereka mengalami

kesengsaraan. Keadilan sosial menjadi nilai kebaikan utama dalam ajaran

Islam oleh karena itu Islam dapat berkembang dengan demikian cepat

karena salah satu alasannya Islam telah tampil sebagai kekuatan

pembebas yang membebaskan umat manusia ketika itu dari perilaku

ketidakadilan.

Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul sebelumnya. Ciri-ciri khusus itu adalah :

• Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul-rasul sebelumnya. Sehingga ajaran Nabi saw. adalah ajaran yang mensejarah dan berkaitan dengan kebenaran iman dan kebenaran syariat para nabi terdahulu.

• Ajaran Muhammad bersifat universal. Allah mengutus Rasulullah saw. untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Risalah Nabi saw. cocok untuk semua kelompok manusia dan semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam karena Islam memenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam Al-Qur’an ada dialog antara wahyu dengan umat manusia, antara Rasulullah saw. dengan Allah, antara Rasulullah saw. dengan kaumnya.

• Ajaran Islam mementingkan yang mudah bagi manusia, menghilangkan yang sulit. Yang dimaksud dengan yang mudah bukan memudah-

Page 3: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

mudahkan. Melainkan kemudahan yang sesuai dengan fitrah manusia, yang sesuai dengan realisasi yang ma’ruf dan upaya untuk meninggalkan yang munkar.

Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. dan tidak dimiliki oleh para rasul sebelumnya. Rasulullah SAW tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupi huda (petunjuk) dan dienul haq (agama yang benar). Selain itu hadirnya Rasulullah saw. di tengah umat akhir zaman adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah, dan sebagai pelita yang menerangi.

Nabi Muhammad saw, diturunkan ke bumi dengan beberapa

tujuan, yang antara lain:

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum

kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di

antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak

dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan

seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan

(semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang

berpegang kepada yang batil.” (Al-Mu’min: 78)

Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi

Muhamamd saw. menjadi penghapus risalah para rasul sebelumnya. Hal

ini pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. saat Umar bin Khattab

membaca Taurat. Beliau berkata kepada Umar bahwa jika Nabi Musa a.s.

ada di antara mereka, pasti Nabi Musa akan mengikuti risalah yang

dibawa Nabi Muhammad saw.

Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi).

Risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. melengkapi risalah

yang dibawa para rasul sebelumnya dan sekaligus memansukhkan

risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad saw. sesuai dan dapat

digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari kiamat.

Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan

kenabian Nabi Musa. Bahkan, Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada

Page 4: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

umatnya akan datang seorang rasul setelahnya yang bernama Ahmad

(Nabi Muhammad saw.)

Meski kedatangan Nabi Muhammad saw. sudah dikabarkan oleh

para nabi dan rasul sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk

mendustakannya. Banyak tantangan dan usaha yang dicoba untuk

menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah swt. senantiasa

menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di antaranya

dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan

menurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali meluruskan

penyimpangan dan kejahiliyahan umat. Nabi Muhammad saw. sebagai

nabi akhir melengkapi risalah nabi-nabi sebelumnya dan dijadikan

sebagai rujukan utama bagi umat Islam.

Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)

Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang

membawa risalah Islam, kehadiran Nabi Muhammad saw. juga

diperuntukkan guna menyempurnakan risalah sebelumnya. Risalah

sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja dan

untuk saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad saw. yang diutus

untuk semua manusia dan berlaku hingga kiamat

Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta)

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya’: 107)

Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini adalah sebagai

rahmat bagi seluruh alam yang tidak saja manusia, tetapi juga alam,

hewan, pohon, dan sebagainya. Manusia, dengan kehadiran Nabi

Muhammad, mendapatkan rahmat dan kebaikan. Begitu juga manusia

kafir dan jahiliyah, mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan

demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk umat Islam,

tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalah

membawa agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia. Jadi,

ketika Islam disampaikan, akan dirasakan sesuai oleh manusia. Alam,

Page 5: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

hewan, dan tumbuhan pun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan

Islam. Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan

pemeliharaan dan penjagaan alam. Dengan demikian kestabilan

terwujud, dan alam serta isinya menjadi damai.

Risalatul Islam

Risalah Nabi Muhammad saw. adalah risalah Islam, yang

dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak,

kepribadian, dan sifat-sifat Nabi yang mulia. Inti dari risalah Nabi

Muhammad saw. adalah huda (petunjuk) dan dienul haq (agama yang

benar). Risalah membawa huda karena Islam itu sendiri sebagai panduan

bagi manusia.

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan

agama yang hak (benar) dan agar dimenangkan-Nya terhadap semua

agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (Al-Fath: 28)

Ad-Dakwah

Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah

menangkan Islam sebagai dienul haq atas agama-agama lainnya. Usaha

ini tidak akan tercapai apabila tidak dilaksanakan dakwah. Rasul dalam

menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas

umatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar

gembira ataupun kabar peringatan. Allah swt. sekali lagi menegaskan

bahwa Rasul berdakwah dengan menyeru manusia agar kembali kepada

Allah dan kemudian Rasul sebagai pelita yang menerangi. Peranan Nabi

yang digambarkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 45-46 adalah sebagai

dai. Nabi berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai

pelita yang senantiasa dijadikan rujukan bagi manusia.

Nabi Muhammad saw. telah berhasil menegakkan Islam dengan

dakwahnya selama 23 tahun. Kini risalah yang diajarkannya telah

menyingkirkan kegelapan jahiliyah yang membelenggu dunia, dan

menempatkan kita ke dalam cahaya hidayah yang terang benderang.

Page 6: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

Dengan begitu kita tahu mana jalan yang menyesatkan dan mana jalan

yang benar menuju pintu keridhaan Allah swt.

Page 7: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

Kewajiban umat terhadap rosul

Beriman kepada Rasulullah saw. merupakan salah satu konsekuensi dari pemahaman bersyahadah: wa asyhadu ana muhammada ar-rasulallah, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Dan, kesaksian kita itu akan jujur dan istiqamah jika diwujudkan menjadi sikap.

Ada empat sikap yang memberi tanda bahwa syahadat kita tentang Rasulullah saw. itu jujur dan istiqamah. Keempat sikap itu adalah:

1. Membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Az-Zumar: 33)

Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm: 2-4)2. Taat kepada Rasulullah saw.

2. Taat kepada Rasulullah saw.

Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali Imran: 32)

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (An-Nisa: 59-60)

3. Menjauhi apapun yang dilarang dan tidak disukai Rasulullah saw.

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr: 7)

4. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan oleh Rasulullah saw. Sabda Nabi: “Tidak beriman di

Page 8: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

antara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang kubawa” (HR Tirmidzi)

Adapun di antara kewajiban kepada Rasulullah saw. adalah sebagai berikut:

1. Beriman kepada Rasulullah saw.

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa’: 136)

Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’raf: 158)

Allah menegaskan perintah keimanan kepada Rasulullah saw. lewat dua ayat di atas. Perintah-perintah dalam Al-Qur’an secara umum berarti suatu kewajiban. Mustahil kita dapat mengikuti Rasulullah saw. jika tidak diawali dengan beriman kepadanya terlebih dahulu.

2. Ketaatan kepada Rasulullah saw.

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (An-Nisa’: 80)

Ketaatan kepada Nabi akan membawa kepada sikap mau mengikuti beliau (ittiba’). Tidak ada ketaatan yang mutlak, kecuali dilakukan kepada manusia yang membawa kebenaran dari Allah swt. Ketaatan kepada Rasulullah saw. pada hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah. Manusia wajib taat kepada Allah, kemudian Allah menegaskan bahwa ketaatan kepada Rasul adalah sebagian dari ketaatan kepada-Nya. Maka, ketaatan kepada Rasul wajib juga untuk umat Islam dan memiliki makna yang mendalam.

3. Mengikuti Rasulullah saw

Page 9: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)

Yang kita lakukan dalam konteks beribadah, bermuamalah dan berakidah harus mengikuti Rasulullah saw., sebagaimana telah dicontohkan oleh beliau. Para ulama membuat sebuah kaidah: hal-hal yang berkaitan dengan masalah ibadah dan akidah hukum dasarnya tidak boleh, kecuali apa yang dicontohkan Rasulullah saw. dan ada dalil yang mengatakan boleh. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan muamalah (hubungan sesama umat manusia) hukum dasarnya adalah boleh, kecuali bila ada dalil yang mengatakan tidak boleh. Ittiba’ ini merupakan bagian dari rasa cinta kita kepada Rasulullah saw. Mencintai Allah tak akan mungkin terjadi kecuali kita sungguh-sungguh mencintai Rasulullah saw.

4. Bersholawat kepada Rasulullah saw.

Bila nama beliau disebut, kita wajib menyampaikan shalawat untuknya. Hal ini salah satu syarat turunnya syafaat di hari kiamat kelak.

5. Memahami bahwa Rasulullah saw. adalah Nabi penutup

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40)

Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, penutup para nabi. Tidak ada lagi nabi, rasul, dan wahyu setelahnya. Umat Islam tidak perlu terjebak akan adanya klaim dari manusia yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi. Jikapun ada, bisa dipastikan bahwa hal itu palsu. Tidak perlu diikuti bahkan harus diingkari. Akidah tentang khatmun nubuwwah (Muhammad nabi terakhir) akan membebaskan kita dari masalah teologis. Kita tidak perlu lagi mencari ajaran-ajaran kewahyuan di luar ajaran Nabi saw.

6. Membela Rasulullah saw.

Sikap cinta perlu dibuktikan dengan pembelaan kepada Rasulullah saw. Khususnya dari pihak yang ingin mendiskreditkan, memfitnah Rasulullah saw. Pembelaan kepada beliau berarti juga pembelaan kepada kebenaran dan keberlangsungan ajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan menurunkan mukzijat, memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan para malaikat kepada beliau.

Beberapa kewajiban kita kepada Rasulullah saw. dilakukan karena dalam diri beliau terdapat panutan (suri teladan) yang baik dengan pengharapan pertemuan dengan Allah dan keselamatan dari azab api neraka (Al-Ahzab: 21). Rasulullah saw. adalah tokoh yang layak diteladani berkaitan dengan masalah moralitas, ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, politik, perjuangan ekonomi, rumah tangga, bahkan

Page 10: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

peperangan. Melaksanakan kewajiban kepada Rasulullah saw. akan sempurna jika kita memahami karakteristik risalah yang dibawa beliau.Karakteristik risalah beliau di antaranya adalah:

Page 11: Hakikat Nabi Sebagai Pembawa Risalah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

AHMAD DEDAT [01]

ANGGA PREASA [02]

APRILIAN EKO P. [03]

ARINTA IGA S. [04]

ARIZA FAUZI [05]

BENY SURYANTO [08]