GREEN CONCERN - ftp.unpad.ac.id · daur ulang limbah, penggunaan bahan-bahan organik, dan edu-kasi...

1
DENGAN alasan pem- bangunan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ta- nah Bumbu dan Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), meng- usulkan pelepasan ka- wasan hutan di setiap daerah mereka untuk berbagai kepentingan. Usul itu disampaikan langsung Bupati Tanah Bumbu Mardani H Ma- ming dan Bupati Kota- baru Irhami Rijani, Rabu (7/12), di hadapan Menteri Kehutanan Zulkii Hasan, saat berkunjung ke Kalsel. Kawasan hutan yang diusulkan lepas oleh Pemkab Tanah Bumbu, antara lain cagar alam menjadi hutan produksi 94 ha, hutan lindung menjadi hutan produksi 743 ha, dan kawasan konservasi Pu- lau Burung dan Pulau Swangi seluas 1.131 ha untuk dijadikan taman wisata. Di sisi lain, Irhami berpendapat penetapan kawasan hutan oleh Menhut membuat pro- gram pembangunan ter- ganggu. Atas permintaan itu, Menteri Kehutanan akan mempertimbangkannya. Semoga saja pembangunan ekonomi yang hendak dicapai dapat disandingkan dengan pelestarian alam. (DY/M-5) SELAMA ini rehabilitasi terumbu karang dengan cara transplantasi sudah tidak asing lagi. Namun, bagaimana dengan re- habilitasi menggunakan listrik? Ya, rehabilitasi karang itulah yang sudah dilaku- kan beberapa tahun ini di pesisir Sumatra Barat (Sumbar). Di sana, tepatnya di pesisir Pulau Aua Kecil dan Pulau Aua Besar, pada dasar lautnya dipasang rak-rak atau lemari besi. Lis- trik dengan tegangan rendah yang aman bagi biota kemudian dialiri ke perangkat tersebut. Metode rehabilitasi itu sangat diharapkan berhasil karena pada 2004 saja kerusakan terumbu karang di perairan laut pesisir selatan Sumbar tersebut telah men- capai 70% dari luas 1278,18 hektare. Sekretaris Dinas Kelautan Perikanan Pesisir Selatan Yozki Wandri, Kamis (8/12), menyatakan hancurnya terumbu karang di daerah itu banyak di- sebabkan ulah manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Selain itu, bencana alam seperti banjir menyebabkan kerusakan tempat makan dan bersarangnya ikan laut tersebut. (Ant/M-5) Kotoran kemudian dicuci sampai bersih dan direbus selama 30-60 menit. Suhu perebusan dijaga di atas 100 derajat celsius agar kertas steril dan tidak bau. S UDAH hal yang lazim jika suasana kebun bi- natang dibuat sealami mungkin. Maka, ketika Bali Safari and Marine Park atau lebih dikenal Taman Safari Bali (TSB) mem- buat visi Green Safari, hal itu terasa tidak istimewa. Namun, di balik suasana asri, kebun binatang menyimpan per- soalan lingkungan. Di samping butuh air, kebun binatang juga menghasilkan limbah. Berbagai persoalan itulah yang coba diurai taman safari yang terletak di Gianyar atau sekitar 40 km dari Denpasar ini. Green Safari diartikan sebagai program daur ulang limbah, penggunaan bahan-bahan organik, dan edu- kasi lingkungan. Selasa (6/12), ketika Media Indonesia berkunjung, salah satu konsep safari ramah lingkungan yang menarik ialah daur ulang air kotor. Di TSB, seluruh air bekas kegiat- an mencuci (grey water), termasuk toilet pengunjung dan air bekas memandikan binatang, didaur ulang dan digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan menggemburkan tanah. Semua itu, seperti juga koleksi binatang yang eksotis, terbuka untuk diselami pengunjung. Di antara area pemeliharaan, TSB mendirikan aula besar yang diberi nama Education Center sebagai tempat untuk berbagi ilmu konservasi lingkungan kepada pengunjung. “Taman safari di Gianyar Bali ini memang tidak hanya bisnis, tapi juga edukasi masyarakat tentang konservasi lingkungan. Setelah itu, baru kita memikirkan apa bisa mendatangkan keun- tungan ekonomis atau tidak ka- rena lembaga konservasi seperti ini juga harus bisa menghidupi dirinya sendiri,” ujar Manajer Umum TSB Hans Manangsang. Kertas dari kotoran gajah Meski tidak melalui cara ko- mersial, keuntungan tersendiri dari safari hijau ini tampak dira- sakan TSB. Kini, beberapa suve- nir seperti notes, album, pamet, dan brosur TSB dibuat dengan mengurangi limbah kotoran he- wan, tepatnya kotoran gajah. Pada 5 November 2011, TSB telah meresmikan pabrik kertas dari kotoran ini. Safari Poo Paper Factory, yang memiliki luas 50 meter persegi, ini dapat ditemui di area Kampung Gajah yang ada di dalam Kompleks TSB. Bangunannya sengaja tidak ter- tutup tembok sehingga pengun- jung mudah mengamati proses pembuatan kertas. Gunungan kotoran di salah satu sudut mem- berikan gambaran banyaknya limbah yang dihasilkan. Supervisor Lingkungan TSB Gusti Alit Ardana menjelaskan seekor gajah setiap hari dapat makan hingga 250 kg rumput dan menghasilkan 50 kg ko- toran. Dengan 30 koleksi gajah yang dimiliki, dapat dibayang- kan berapa limbah kotoran yang harus ditangani TSB tiap harinya. Terlebih bila ditambah dengan kotoran hewan lainnya, jelas dibutuhkan pemanfaatan yang lebih besar dari sekadar produksi kompos. Dengan adanya pabrik kertas, kotoran gajah yang total men- capai 5,5 kubik per hari bisa diproses menjadi 3.000 lembar kertas. “Kotoran dari beberapa hewan herbivora lainnya juga digunakan untuk menjadi ker- tas,” ujar Gusti. Untuk menghasilkan serat yang bagus, gajah-gajah diberi makan rumput gajah atau yang biasa disebut king grass. Rumput ini ditanam sendiri di dalam Kompleks TSB dan diberi pupuk organik untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia. Gusti mengatakan pabrik kertas se- rupa telah ada di Thailand. “Tetapi kami melakukan de- ngan teknologi yang sederhana dan ramah lingkungan. Ternya- ta, hasilnya sungguh luar biasa karena bisa menghasilkan kertas berkualitas tinggi,” ujarnya. Namun, produksi kertas saat ini belum mencapai kapasitas maksimal. Ririn Low, Kepala Pemasaran TSB, mengatakan produksi sehari kini mencapai 150 lembar kertas. Sejak hari pertama operasional, produksi kertas mendekati 6.000 lembar. Semua kertas tersebut dikirim ke Percetakan Saraswati di Ke- robokan, Denpasar. Meski tidak dijual, pengunjung dapat mem- bawa pulang secara gratis kertas yang telah diolah menjadi bebera- pa suvenir. Tentunya tidak ada yang menolaknya. Selain unik, kotoran itu telah berubah menjadi kertas yang cantik. (M-5) miweekend @mediaindonesia.com Ketika Kebun Binatang Dihadang Limbah Kotoran gajah yang berlimpah bisa didaur ulang menjadi lembaran-lembaran kertas cantik. ARNOLDUS DHAE MINGGU, 11 DESEMBER 2011 8 G REEN CONCERN MEMBERI MAKAN GAJAH: Dua wisatawan asing memberi makanan untuk gajah sumatera di Taman Safari Bali dan Marine Park, Gianyar, Bali. Seperti banyak kebun binatang lain, taman safari ini juga memiliki masalah limbah kotoran hewan. INFO HIJAU MI/DENNY SUSANTO MI/PANCA SYURKANI Hutan Lindung Diusulkan Lepas Rehabilitasi Karang dengan Listrik ANTARA/NYOMAN BUDHIANA Setelah dikumpulkan, kotoran gajah dan hewan herbivora lain dijemur selama kurang lebih dua hari atau hingga kering. 4 3 2 Proses Pembuatan Kertas dari Kotoran Gajah Setelah dicampur air, bubur pekat tersebut kemudian dicetak dan didiamkan selama 3-4 jam hingga menjadi kertas. (OL/M-5) Kertas kemudian disortir dan diblender agar seratnya lebih halus dan menyerupai bubur. Bubur kertas dapat dicampur kanji atau bubur kertas majalah bekas. 1 FOTO-FOTO: MI/ARNOLDUS DHAE Pilihlah pembersih kloset yang terbuat dari bahan biodegrable agar tidak lantas mematikan organisme baik di tanah. Info Hijau! JANGAN SEPELEKAN TOILET I STILAH ‘kamar kecil’ atau ‘belakang’ ialah bahasa yang umum bagi orang Indonesia untuk menyebut toilet. Bisa jadi istilah itu berasal dari lazimnya bentuk toilet di negara ini yang kecil dan letaknya di bagian belakang bangunan. Namun, sayangnya istilah itu juga menggambarkan bagaimana cara pandang bangsa ini terhadap tempat awal kebersihan jasmani itu. Meski penting, keberadaan toilet sering disepelekan. Jangankan di tempat-tempat umum seperti di pasar atau tempat wisata umum, di sekolah-sekolah umum saja toilet kerap begitu kotor, berbau, dan tidak berfungsi baik. Tidak mengherankan jika Indonesia merupakan salah satu negara terburuk di dunia dalam soal toilet publik. Padahal, riset telah menunjukkan toilet dapat menjadi awal penyebaran penyakit, bahkan yang mematikan. Sebaliknya, toilet yang terawat baik dapat ikut meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Bukan itu saja, di beberapa negara maju, toilet bisa menjadi daya tarik bagi turis. Toilet yang baik juga tidak berarti boros air dan energi. Sekarang ini telah banyak variasi kloset yang memiliki sistem hemat air. Di luar itu, cara-cara penghematan air dan merawat toilet tanpa merusak lingkungan juga bisa sederhana dan dilakukan setiap rumah tangga. Ingin tahu bagaimana caranya atau sejauh apa dampak toilet bagi kehidupan kita? Bergabunglah dalam diskusinya di Green Radio. (*/M-5)

Transcript of GREEN CONCERN - ftp.unpad.ac.id · daur ulang limbah, penggunaan bahan-bahan organik, dan edu-kasi...

Page 1: GREEN CONCERN - ftp.unpad.ac.id · daur ulang limbah, penggunaan bahan-bahan organik, dan edu-kasi lingkungan. Selasa (6/12), ketika Media Indonesia berkunjung, salah satu konsep

DENGAN alasan pem-bangunan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ta-nah Bumbu dan Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), meng-usulkan pelepasan ka-wasan hutan di setiap daerah mereka untuk berbagai kepentingan.

Usul itu disampaikan langsung Bupati Tanah Bumbu Mardani H Ma-ming dan Bupati Kota-baru Irhami Rijani, Rabu (7/12), di hadapan Menteri Kehutanan Zulkifl i Hasan, saat berkunjung ke Kalsel.

Kawasan hutan yang diusulkan lepas oleh Pemkab Tanah Bumbu, antara lain cagar alam menjadi hutan

produksi 94 ha, hutan lindung menjadi hutan produksi 743 ha, dan kawasan konservasi Pu-lau Burung dan Pulau Swangi seluas 1.131 ha untuk dijadikan taman wisata.

Di sisi lain, Irhami berpendapat penetapan kawasan hutan oleh Menhut membuat pro-gram pembangunan ter-ganggu.

Atas permintaan itu, Menteri Kehutanan akan mempertimbangkannya. Semoga saja pembangunan ekonomi yang hendak dicapai dapat disandingkan dengan pelestarian alam. (DY/M-5)

SELAMA ini rehabilitasi terumbu karang dengan cara transplantasi sudah tidak asing lagi. Namun, bagaimana dengan re-habilitasi menggunakan listrik?

Ya, rehabilitasi karang itulah yang sudah dilaku-kan beberapa tahun ini di pesisir Sumatra Barat (Sumbar).

Di sana, tepatnya di pesisir Pulau Aua Kecil dan Pulau Aua Besar, pada dasar lautnya dipasang rak-rak atau lemari besi. Lis-trik dengan tegangan rendah yang aman bagi biota kemudian dialiri ke perangkat tersebut.

Metode rehabilitasi itu sangat diharapkan berhasil

karena pada 2004 saja kerusakan terumbu karang di perairan laut pesisir selatan Sumbar tersebut telah men-capai 70% dari luas 1278,18 hektare.

Sekre tar i s Dinas Kelautan Perikanan Pesisir Selatan Yozki Wandri, Kamis (8/12), menyatakan hancurnya terumbu karang di daerah itu banyak di-sebabkan ulah manusia

yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Selain itu, bencana alam seperti banjir menyebabkan

kerusakan tempat makan dan bersarangnya ikan laut tersebut. (Ant/M-5)

Kotoran kemudian dicuci sampai bersih dan direbus selama 30-60 menit. Suhu perebusan dijaga di atas 100 derajat celsius agar kertas steril dan tidak bau.

SUDAH hal yang lazim jika suasana kebun bi-natang dibuat sealami mungkin.

Maka, ketika Bali Safari and Marine Park atau lebih dikenal Taman Safari Bali (TSB) mem-buat visi Green Safari, hal itu terasa tidak istimewa.

Namun, di balik suasana asri, kebun binatang menyimpan per-soalan lingkungan. Di samping butuh air, kebun binatang juga menghasilkan limbah.

Berbagai persoalan itulah yang coba diurai taman safari yang terletak di Gianyar atau sekitar 40 km dari Denpasar ini. Green Safari diartikan sebagai program daur ulang limbah, penggunaan bahan-bahan organik, dan edu-kasi lingkungan.

Selasa (6/12), ketika Media Indonesia berkunjung, salah satu konsep safari ramah lingkungan yang menarik ialah daur ulang air kotor.

Di TSB, seluruh air bekas kegiat-an mencuci (grey water), termasuk toilet pengunjung dan air bekas memandikan binatang, didaur ulang dan digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan menggemburkan tanah.

Semua itu, seperti juga koleksi binatang yang eksotis, terbuka untuk diselami pengunjung. Di antara area pemeliharaan, TSB mendirikan aula besar yang diberi nama Education Center sebagai tempat untuk berbagi ilmu konservasi lingkungan kepada pengunjung.

“Taman safari di Gianyar Bali ini memang tidak hanya bisnis, tapi juga edukasi masyarakat tentang konservasi lingkungan. Setelah itu, baru kita memikirkan apa bisa mendatangkan keun-

tungan ekonomis atau tidak ka-rena lembaga konservasi seperti ini juga harus bisa menghidupi dirinya sendiri,” ujar Manajer Umum TSB Hans Manangsang.

Kertas dari kotoran gajahMeski tidak melalui cara ko-

mersial, keuntungan tersendiri dari safari hijau ini tampak dira-sakan TSB. Kini, beberapa suve-nir seperti notes, album, pamfl et, dan brosur TSB dibuat dengan mengurangi limbah kotoran he-wan, tepatnya kotoran gajah.

Pada 5 November 2011, TSB telah meresmikan pabrik kertas dari kotoran ini. Safari Poo Paper Factory, yang memiliki luas 50 meter persegi, ini dapat ditemui di area Kampung Gajah yang ada di dalam Kompleks TSB.

Bangunannya sengaja tidak ter-tutup tembok sehingga pengun-jung mudah mengamati proses pembuatan kertas. Gunungan kotoran di salah satu sudut mem-berikan gambaran banyaknya limbah yang dihasilkan.

Supervisor Lingkungan TSB Gusti Alit Ardana menjelaskan seekor gajah setiap hari dapat makan hingga 250 kg rumput dan menghasilkan 50 kg ko-toran. Dengan 30 koleksi gajah yang dimiliki, dapat dibayang-kan berapa limbah kotoran yang harus ditangani TSB tiap harinya. Terlebih bila ditambah dengan kotoran hewan lainnya, jelas dibutuhkan pemanfaatan yang lebih besar dari sekadar produksi kompos.

Dengan adanya pabrik kertas,

kotoran gajah yang total men-capai 5,5 kubik per hari bisa diproses menjadi 3.000 lembar kertas. “Kotoran dari beberapa hewan herbivora lainnya juga digunakan untuk menjadi ker-tas,” ujar Gusti.

Untuk menghasilkan serat yang bagus, gajah-gajah diberi makan rumput gajah atau yang biasa disebut king grass. Rumput ini ditanam sendiri di dalam Kompleks TSB dan diberi pupuk organik untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia. Gusti mengatakan pabrik kertas se-rupa telah ada di Thailand.

“Tetapi kami melakukan de-ngan teknologi yang sederhana dan ramah lingkungan. Ternya-ta, hasilnya sungguh luar biasa karena bisa menghasilkan kertas

berkualitas tinggi,” ujarnya.Namun, produksi kertas saat

ini belum mencapai kapasitas maksimal. Ririn Low, Kepala Pemasaran TSB, mengatakan produksi sehari kini mencapai 150 lembar kertas. Sejak hari pertama operasional, produksi kertas mendekati 6.000 lembar.

Semua kertas tersebut dikirim ke Percetakan Saraswati di Ke-robokan, Denpasar. Meski tidak dijual, pengunjung dapat mem-bawa pulang secara gratis kertas yang telah diolah menjadi bebera-pa suvenir. Tentunya tidak ada yang menolaknya. Selain unik, kotoran itu telah berubah menjadi kertas yang cantik. (M-5)

[email protected]

Ketika Kebun Binatang Dihadang LimbahKotoran gajah yang berlimpah bisa didaur ulang menjadi lembaran-lembaran kertas cantik.

ARNOLDUS DHAE

MINGGU, 11 DESEMBER 20118 GREEN CONCERN

MEMBERI MAKAN GAJAH: Dua wisatawan asing memberi makanan untuk gajah sumatera di Taman Safari Bali dan Marine Park, Gianyar, Bali. Seperti banyak kebun binatang lain, taman safari ini juga memiliki masalah limbah kotoran hewan.

INFO HIJAU

MI/DENNY SUSANTO MI/PANCA SYURKANI

Hutan Lindung Diusulkan Lepas Rehabilitasi Karang dengan Listrik

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

Setelah dikumpulkan, kotoran gajah dan hewan herbivora lain dijemur selama kurang lebih dua hari atau hingga kering.

4

3

2

Proses Pembuatan Kertas dari Kotoran Gajah

Setelah dicampur air, bubur pekat tersebut kemudian dicetak dan didiamkan selama 3-4 jam hingga menjadi kertas. (OL/M-5)

Kertas kemudian disortir dan diblender agar seratnya lebih halus dan menyerupai bubur. Bubur kertas dapat dicampur kanji atau bubur kertas majalah bekas.

1

FOTO-FOTO: MI/ARNOLDUS DHAE

Pilihlah pembersih kloset yang terbuat dari bahan biodegrable agar tidak lantas mematikan organisme baik di tanah.

InfoHijau!

JANGAN SEPELEKAN TOILET

ISTILAH ‘kamar kecil’ atau ‘belakang’ ialah bahasa yang umum bagi orang Indonesia untuk menyebut toilet. Bisa

jadi istilah itu berasal dari lazimnya bentuk toilet di negara ini yang kecil dan letaknya di bagian belakang bangunan.

Namun, sayangnya istilah itu juga menggambarkan bagaimana cara pandang bangsa ini terhadap tempat awal kebersihan jasmani itu. Meski penting, keberadaan toilet sering disepelekan.

Jangankan di tempat-tempat

umum seperti di pasar atau tempat wisata umum, di sekolah-sekolah umum saja toilet kerap begitu kotor, berbau, dan tidak berfungsi baik. Tidak mengherankan jika Indonesia merupakan salah satu negara terburuk di dunia dalam soal toilet publik.

Padahal, riset telah menunjukkan toilet dapat menjadi awal penyebaran penyakit, bahkan yang mematikan. Sebaliknya, toilet yang terawat baik dapat ikut meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Bukan itu saja, di

beberapa negara maju, toilet bisa menjadi daya tarik bagi turis.

Toilet yang baik juga tidak berarti boros air dan energi. Sekarang ini telah banyak variasi kloset yang memiliki sistem hemat air. Di luar itu, cara-cara penghematan air dan merawat toilet tanpa merusak lingkungan juga bisa sederhana dan dilakukan setiap rumah tangga.

Ingin tahu bagaimana caranya atau sejauh apa dampak toilet bagi kehidupan kita? Bergabunglah dalam diskusinya di Green Radio. (*/M-5)