GORONG - GORONG
Click here to load reader
Transcript of GORONG - GORONG
GORONG - GORONGS
AL
UR
AN
PE
MB
AW
APerencanaan Gorong-gorong
Disusun Oleh :
• ELvira Eka Ramadhani 125060400111055
• Ardian Suwindra 125060400111068
• Aziz Rizal Prasetiyo 125060400111017
• Alvin Frinandy 125060400111029
• Widyan Mursyanto 125060407111035
• Erina Rizky P. 125060407111007
• Satriyo Ardhi S. 125060400111040
• Fariz Bayu R. 125060400111074
• Rian Apriadi 125060406111002
• Angga Agasi 115060400111055
• Rony Yuli S. 115060400111002
SUMBER JURNAL
ARAHAN SPASIAL TEKNOLOGI DRAINASE
UNTUK MEREDUKSI GENANGAN
DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI WATU BAGIAN HILIR
Diah Ayu Kusumadewi1, Ludfi Djakfar2, Moh. Bisri2
1Mahasiswa Program Magister Universitas Brawijaya Malang
2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang.
Rumusan Masalah
Bagaimana arahan spasial mengurangi genangan tanpa menghambat pembangunan di Sub DAS Watu bagian Hilir?
Bagaimana Perencanaan Gorong-gorong yang sesuai dengan standart perencanaan?
Tujuan Penelitian
tujuan dari studi ini adalah menganalisis arahan spasial teknologi drainase untuk mengurangi genangan tanpa menghambat pembangunan di Sub DAS Watu bagian Hilir.
Manfaat Penelitian
• Bagi Akademisi:
Memberi informasi tentang konsep mengurangi genangan, tanpa mengkambinghitamkan pembangunan
• Bagi masyarakat Kota Malang secara umum:
Memberi informasi dan sebagai pembuka wawasan akan pentingnya menyeimbangkan penataan ruang dan konservasi air.
Identifikasi masalahGenangan adalah peristiwa manakala kawasan dipenuhi air karena tidak ada drainase yang mematus air tersebut keluar kawasan (Sobirin,2007). Jadi, genangan berhubungan erat dengan resapan dan saluran drainase. Genangan didefinisikan sebagai sekumpulan air yang berhenti mengalir di tempat-tempat yang bukan merupakan badan air.
Banjir dan genangan yang terjadi di suatu lokasi diakibatkan antara lain oleh sebab-sebab berikut ini
Sebab pengaruh tindakan manusia:
• Perubahan tata guna lahan (land use),
• Pembuangan sampah,
• Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase,
• Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat,
• Penurunan tanah,
• Tidak berfungsinya sistem drainase lahan,
• Bendung dan bangunan air,
• Kerusakan bangunan pengendali banjir.
Sebab alami:
• Erosi dan sedimentasi,
• Curah hujan,
• Pengaruh fisiografi/geofisik sungai,
• Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai,
• Pengaruh air pasang,
• Penurunan tanah,
• Drainase lahan.
Solusi Yang ditawarkan
Pembuatan system drainasi dengan memanfaatkan gorong – gorong sebagai media mengurangi tanpa menghambat pembangunan di Sub DAS Watu bagian Hilir
Bangunan pembawa mempunyai
fungsi mernbawa / mengalirkan air dari
surnbemya menuju petak irigasi. Bangunan
pembawa meliputi saluran primer, saluran
sekunder, saluran tersier dan saluran
kwarter. Termasuk dalam bangunan
pembawa adalah talang, gorong-gorong,
siphon, tedunan dan got miring. Saluran
primer biasanya dinamakan sesuai dengan
daerah irigasi yang dilayaninya.
BANGUNAN PEMBAWA
adalah bangunan yang dipakai
untuk membawa aliran air
(saluran irigasi atau pembuang)
melewati bawah jalan air lainnya
(biasanya saluran), di
bawah jalan, atau jalan kereta
api. Gorong-gorong juga
digunakan
sebagai jembatan ukuran kecil,
digunakan untuk mengalirkan
sungai kecil atau sebagai bagian
drainase ataupun selokan jalan.
Gorong-gorong
GORONG GORONG BERDASARKAN PELETAKAN
gorong-gorong jalan harus mampu menahan berat
bebankendaraan
gorong-gorong pembuang silang, semua bentuk kebocoran harus dicegah. Untuk ini diperlukan sarana-sarana khusus
Ukuran – ukuran Standar Hanya diameter dan panjang standar saja yang mempunyai harga praktis. Diameter minimum pipa yang dipakai di saluran primer adalah 0,60 m.
Kecepatan yang dipakai di dalam perencanaan gorong-gorong bergantung pada jumlah Kriteria Perencanaan – Bangunan kehilangan energi yang ada dan geometri lubang masuk dan keluar. Untuk tujuan-tujuan perencanaan, kecepatan diambil: 1,5 m/dt untuk gorong-gorong di saluran irigasi dan 3 m/dt untuk gorong-gorong di saluran pembuang.
Kecepatan aliran
Konstruksi gorong-gorong
Gorong-gorong
baja
Gorong-gorong
PVC
Gorong-gorong beton
Gorong-gorong baja
• Gorong-gorong baja biasanya menggunakan Corrugated Steel Pipe, kalau
diterjemahkan secara bebas berarti Pipa Baja Bergelombang. Gorong
gorong baja ini terutama dari jenis Multi Plate Pipe telah menjadi alternative
penggantikan jembatan kayu dan box culvert beton , hal ini disebabkan gorong
– gorong baja memiliki beberapa keuntungan dibanding dengan penggunaan
kayu ataupun beton, di antara keuntungan tersebut antara lain :
• Harga murah
• Waktu pengerjaan cepat
• Instalasi yang mudah, tidak memerlukan tenaga ahli khusus
• Memiliki umur pakai yang panjang (bisa sampai 25 tahun)
• Mudah dalam pengangkutan
• Bisa dipindahkan dari satu titik ke titik lainnya apabila sudah tidak digunakan.
Gorong-gorong PVC
• Gorong-gorong PVC biasanya digunakan untuk gorong-gorong dengan ukuran kecil
Gorong-gorong beton
• Gorong-gorong beton disebut juga culvert box adalah gorong-gorong cor di pabrik (precast) ataupun dicor ditempat, dimensi tergantung kepada debit air yang akan dialirkan melalui gorong-gorong. Gorong-gorong yang dicor di pabrik dapat utuh dengan bentuk profil bulat atau persegi ataupun trapesium, ataupun modular yang terpisah atas dengan bawah.
Gorong-gorong kecil di bawah jalan
Gorong-gorong besar di Blackwater Canyon, West Virginia. Struktur ini untuk mendukung beban lintasan
Kereta api
Contoh gorong-gorong yang menuju sungai
Gorong –Gorong di Lawang Sewu
Bangunan Lawang Sewu yang dahulu disebut Wilhelminaplein adalah bekas kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS (Perusahaan kereta Api Belanda). Mulai dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada sekitar tahun 1907. Ciri khas bangunan perkantoran jaman Belanda, diawali dengan rancangan yang sangat memperhatikan kondisi lingkungan. Menyadari Kota Semarang memiliki curah hujan yang tinggi dan elevasinya pesisir datar dirancang sistem drainase untuk pembuangan air berlebih, jadi air buangan tidak dibiarkan mengalir ke sembarang tempat sehingga mengganggu sanitasi/kebersihan lingkungan. Pilihannya adalah dirancang sistem pembuangan air melalui pipa bawah tanah atau gorong-gorong untuk dibuang ke sumur resapan sehingga permukaan bangunan tidak becek dan banjir. Ruang bawah tanah inilah yang dipergunakan untuk pengaturan sistem drainase yang mengontrol suplai air buangan demi mencegah banjir. Selain itu, ruangan bawah tanah ini juga berfungsi sebagai pengatur suhu gedung Lawang Sewu.
Memasuki bagian menuju bawah tanah tempat gorong-gorong memiliki salah satu keunikan dan keunggulan rancang bangun komplek gedung megah ini adalah rancangan sanitasi dan drainase (pembuangan air berlebih) yang ditata melalui saluran air dalam tanah atau gorong-gorong.
Pada bagian ujung bawah tangga didapat bak-bak tandon pembuangan air yang semua mengalir melalui pipa pembuangan. Bergerak menjauhi tangga mengikuti lorong yang sangat panjang dengan pipa penampungan, pada beberapa bagian nampak bekas pipa pembuangan air dari wastafel di ruangan tepat diatasnya. Pada bagian kanan, terdapat bak-bak kecil penampungan air berderet yang pernah dialihfungsikan dengan sangat kejam diluar batas kemanusiaan oleh Jepang sebagai ruang tawanan. Pada bagian terjauh dari ujung tangga masuk terdapat kolam yang masih cukup menggenang dengan selang-selang terhubung dengan pompa untuk mengurangi tinggi genangan di lantai bawah tanah. Bila kini lantai sering sekali tergenang air di ruangan bawah tanah, disebabkan oleh masuknya air dari luar akibat pendangkalan sungai di luar gedung.
Penyalahgunaan gorong-gorong, sebagai tempat tinggal seorang petugas Layanan Pembersih Saluran Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta
membersihkan rumput di Kali Cideng, Kuningan bernama Abdul Malik, Jakarta Selatan. Minimnya upah buruh dan mahalnya harga sewa rumah di Jakarta membuat Abdul Malik harus tinggal di gorong-gorong air yang
tidak terpakai.
Thank You...