GLAUKOMA
-
Upload
thekada87hiromii -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of GLAUKOMA
GLAUKOMA
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN GLAUKOMA
OLEH :
KELOMPOK 2
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2008NAMA KELOMPOK 2 :
1. I GUSTI AYU PRAMITARESTHI
(0602105003)
2. KADEK TONY SUTEJA
(0602105006)
3. LUH MD. DEWI INTAN P.
(0602105009)
4. I KOMANG TARIMBAWA
(0602105011)
5. PUTU AYU LESTARINI
(0602105022)6. LUH TETIK SUSANTI
(0602105048)
7. KADEK RANI RAHAYU D.Y
(0602105054)
8. NI KADEK LANTIANI
(0602105065)
9. NI MADE ENY SARASWATI
(0602105066)10. NENI MARDALIANA
(0602105082)ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GLAUKOMAA. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh tekanan bola mata yang meningkat, ekskavasi dan atropi papil saraf optik serta kerusakan lapang pandang yang khas (Radjamin, 1984)Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebu pada pupil penderita glaucoma.(ilmu penyakit mata)
2. EpidemiolgiDi Indonesia, Glaukoma merupakan penyakit ketiga yang menyebabkan kebutaan di Indonesia dan mengenai sekitar 0,40% dari kasus penyakit mata. penyakit ini biasanya mengenai manusia dewasa di atas usia 40 tahun terutama pada usia lanjut, biasanya dalam keluarga sedarah
3. Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini disebabkan oleh:
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil)
4. Patofisiologi
5. Klasifikasi
Klasifikasi Vaughen untuk Glaukoma adalah sebagai berikut:
Glaukoma Primer
Glaucoma sudut terbuka (glaucoma simpleks)
Glaucoma sudut sempit
Glaukoma Kongenital
Primer atau infatil
Menyertai kelainan kongenital lain
Glaukoma Sekunder
Perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah
Rubeosis
Steroid dan lainnya
Glaukoma Absolut
Dari pembagian diatas dapat dikenal glaucoma dalam bentuk-bentuk:
Glaucoma sudut sempit primer dan sekunder. (dengan blokade pupil atau tanpa blokade pupil).
Glaucoma sudut terbuka primer dan sekunder.
Kelainan pertumbuhan, primer (congenital, infatil, juvenile), sekunder kelainan pertumbuhan lain pada mata.
6. Gejala klinis Peningkatan TIO mendadak. Mata terasa nyeri.
Fotophobia
Mata berair
Kehilangan penglihatan.
Tajam penglihatan berkurang.
Mata merah
7. Pemeriksaan fisik Inspeksi
Ukuran mata
Bentuk
Warna (konjungtiva, pupil, sklera, gerakan bola mata,dll)
Terdapat pus/tidak
Adanya pendarahan/tidak
Palpasi
Tekanan bola mata
Nyeri tekan
8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dan Tonometri
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan Tonometri menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap normal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25 mmHg
Funduskopi
Ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna pucat, dan terdapat perdarahan papil.
Pemeriksaan lapang pandang
Menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne atau Skotoma Busur.
9. Theraphy
Asetazolamid, Pilokarpin
Pembedahan/iridektomi.
10. Penatalaksanaan
Pemberian obat tetes mataObat tetes mata glaukoma adalah bentuk penanganan yang paling umum dan paling awal diberikan oleh dokter mata
Laser TrabeculoplastyLaser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang biasanya digunakan untuk menangani glaukoma sudut-terbuka. Ada kalanya tetap perlu melanjutkan penggunaan obat tetes mata glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.
Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)Bila obat-obatan atau prosedur laser tidak dapat mengendalikan tekanan pada mata, maka akan dilakukan tindakan operasi untuk membuat saluran baru yang akan memudahkan cairan mata keluar dari mata.B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Sistem Neurosensori
Ganggan penglihatan (kabur/tidak jelas)
Tampak lingkaran seperti pelangi
Rasa terbakar pada mata
Fotophobia
Kehilangan penglihatan perifer
Mata berair Sistem Gastrointestinal
Mual dan muntah (Glaukoma akut)2. Diagnosa
Dx.1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan saraf optikus.
Dx.2. Gangguan sensori penglihatan berhubungan dengan saraf optikus ditandai dengan penurunan lapang pandang.
Dx.3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Dx.4. Resiko cedera berhubungan dengan kebutaan.
Dx.5. Harga diri rendah
Dx.6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kebutaan.
3. Rencana Tindakan
No
Diagnosatujuankriteria hasilIntervensirasionalisasi
1agar pasien tidak merasa nyeriSetelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri yang dirasakan berkurang dengan kriteria pasien tidak meringis lagi Kaji nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi
kolaborasi pemberian analgesik untuk mengetahi tingkat nyeri
tehnik ralaksasi dapat mengurani rasa yeri
dapat mengurangi rasa nyeri
2Diharapkan dapat meminimalkan gangguan sensori penglihatanSetelah diberikan tindakan keperawatan ketajaman lapang pandang dapat dipertahankan tanpa kehilangan lebih lanjut bantu pasien untuk mengekpresikan perasaan tentang kehilangan penglihatan ajarkan pemberian tetes mata
kolaborasi: berikan obat sesai indikasi. Dapat mencegah kebutaan Mengontrol TIO, mengcegah kehilangan penglihatan lebih lanjut
Menurunkan pembentukan aquas humor tanpa mengubah ukuran pupil
3Agar pasien memahami proses penyakitnyaSetelah diberikan penjelasan pasien dapat memahmi kondisinya dan dapat melaksanakan prosedur pengobatan Tujukkan tehnik yang benar untuk pemberian tetes mata Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat
Berikan nasehat pada pasien untuk melaporkan dengan cepat nyeri mata hebat, inflamasi, peningkatan photophobia yang dirasakan Meningkatan keefektifan pengobatan Penyakit dapat dokontrol bukan diobati
Upaya tindakan perlu untuk mencegah kehilangan penglihatan lanjut atau komplikasi lain.
4. Evaluasi
Dx1: Pasien tidak merigis lagiDx2: Ketajaman penglihatan pasien kembali normalDx3: Pasien dapat memahami proses penyakitnyaDAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC
Doengoes, Marylynn E. Dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
(http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1000) Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Volume 1. Jakarta : EGCMeningkatnya/terhambatnya aquoas humor
PK Peningkatan tekanan intra okuler
Penekanan aliran darah ke retina
Penekanan saraf optik
Iskemik pada retina
Kerusakan saraf optikus
Penurunan lapang pandang
Gannguan sensori penglihatan
glaukoma
Kurang informasi
Nyeri
Kurang pengetahuan
Akut
kronis
kebutaan
Defisit perawatan diri
Harga diri rendah
Resiko cedera